Anda di halaman 1dari 4

Nama: Shaza Zahra Hanifah

Prodi: Sastra Indonesia


Kelas: 1 SI 1

Tugas 1:
Menuliskan:
 Rangkuman Teori Sastra, Kritik Sastra, dan Sejarah Sastra
 Contoh Teori Sastra, Kritik Sastra, dan Sejarah Sastra

o Rangkuman Teori Sastra


Teori sastra adalah teori yang mengkaji prinsip-prinsip, hokum, kategori, kriteria karya sastra
yang membedakannya dengan karya yang bukan karya sastra. Teori adalah sistem yang
menerapkan pola pengaturan hubungan antara gejala-gejala yang diamati. Sebuah teori dapat
diedukasi secara logis dan diverifikasi atau dibantah kesahihannya.
Menurut Abrams, empat komponen utama yang sekaligus merupakan sudut pandang
mempelajari karya sastra, yaitu: Universe (realitas), Work (karya sastra), Artist (pencipta karya),
Audience (pembaca). Dalam kajian karya sastra, empat pendekatan ini merupakan pendekatan
yang mendasar.
Di sisi lain, bagi Rahman Selden, karya sastra memuat pesan, hubungan, kode yang disampaikan
pengirimnya (pengarangnya).

 Contoh Teori Sastra


Tidak seperti beberapa novel laris Tere Liye lainnya, kali ini Tere Liye menuliskan “Kau,
Aku, dan Sepucuk Angpau Merah” dengan banyak menekankan nuansa romansa sebagai
pengkiat pembaca. Pada novelnya ini, pembaca disuguhkan oleh begitu banyak
peristiwa-peristiwa berkausalitas yang membuat pembaca berpikir dan seolah bermain
teka-teki dengan alurnya. Beberapa amanat yang begitu menonjol dan tersurat secara
gamblang dalam novel ini adalah tentang perjuangan cinta dan kasih keluarga.
Pada kutipan tersebut, saya mencontohkan penggunaan teori sastra dengan pendekatan
pragmatik, yaitu penekanan pada aspek pembaca sebagai penikmat karya sastra.

o Rangkuman Kritik Sastra


Kritik sastra adalah pertimbangan keunggulan dan kelemahan karya sastra, serta hasil usaha
pembaca dalam menemukan nilai hakiki karya sastra. Kata kritik pernah dianggap terlalu keras
dan menghakimi sehingga banyak kata lain yang biasa menggantikan istilah kritik sastra, seperti
telaah sastra, kajian sastra, analisis sastra dan penelitian sastra. Kritik sastra dibutuhkan untuk
memberikan masukan kepada penulis tentang keunggulan dan kelemahan karyanya sehingga
penulis dapat menghasilkan karya yang lebih baik dari sebelumnya.
Kritik sastra membutuhkan beberapa kriteria yang digunakan agar hasil dari kritikan tersebut
merupakan penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan dan bukan hanya bersifat pendapat
pribadi.
Untuk membuat suatu kritik sastra yang baik, diperlukan kemampuan mengapresiasi sastra,
pengalaman yang banyak dalam menalaah, menganalisis, mengulas karya sastra, penguasaan dan
pengalman yang cukup dalam kehidupan yang bersifat nonliterer, serta tentunya penguasaan
tentang teori sastra.

 Contoh Kritik Sastra


Puisi “Bunga dan Tembok” kaya Wiji Thukul ditulis dengan bahasa yang sederhana dapat
dengan mudah dipahami oleh banyak orang. Oleh karena itu pembaca dapat dengan
mudah menangkap nilai yang ingin dikomunikasikannya, yakni nilai-nilai
kemanusiaan. Namun, puisi-puisinya merupakan monumen yang mengusik ingatan kita
akan sebuah masa silam yang kelam dan akibatnya masih kita rasakan hingga kini.
Pada kutipan tersebut, penulis mencontohkan penggunaan kritik sastra dengan pendekatan
mimetik, yaitu pengkajian karya sastra yang memahami hubungan karya sastra dengan realita
kehidupan.

o Rangkuman Sejarah Sastra


Sejarah sastra adalah ilmu sastra yang mempelajari perkembangan sastra dari masa ke masa baik
sastra daerah, sastra nasional, maupun sastra mancanegara. Sejarah sastra perlu dipelajari untuk
mengetahui perkembangan perkembangan budaya daerah, atau bangsa yang terdapat di dalam
karya sastra. Sejarah sastra bagian dari ilmu sastra yang di dalamnya dipelajari ciri-ciri karya
sastra oada masa tertentu, para sastrawan yang mengisi arena sastra, puncak-puncak karya sastra
yang menghiasi dunia sastra, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di seputar masalah sastra.
Kegiatan yang mencakup kegiatan sejarah sastra yaitu mendokumentasikan karya sastra
berdasarkan ciri, kategori, keragaman genre, keragaman tema, peristiwa budaya, beserta para
pengarangnya pada setiap masa atau periode sastra.
Menurut Teeuw, pengkajian sejarah sastra hendaklah bertolak dari berbagai cara yang dapat
membantu peneliti dalm meneliti sejarah sastra sehingga menghasilkan sejarah sastra yang daoat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Todorov mengemukakan bahwa tugas sejara satra adalah
meneliti keragaman setiap kategori sastra, meneliti segala jenis sastra baik diakronis maupun
sinkronis, serta menentukan kaidah keragaman peralihan sastra dari suatu masa ke masa.

 Contoh Sejarah Sastra


Sebelum bahasa tertentu diakui tentunya sudah ada sebelum dan juga digunakan orang.
Demikian pula bahasa Indonesia, sebelum ada bahasa Indonesia, sudah ada bahasa
Melayu sebelumnya diangkat menjadi bahasa Indonesia. Berdasarkan pemikiran
tersebut Ayip melihatnya dari sudut rasa kebangsaan yang tercermin dan tertanam
dalam karya-karyanya yang ada pada saat itu. Rasa kebangsaan pada karya sastra,
sebagai tanda kelahiran kesusastraan Indonesia.
Daftar Pustaka

 http://livinginbluesky.blogspot.com/2017/05/kritik-sastra-puisi-bunga-dan-tembok.html
 http://verni-ruing.blogspot.com/2010/03/sejarah-sastra.html

Anda mungkin juga menyukai