Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rayhan Ananda Resky

NIM : 11200210000062

Kelas / Mata Kuliah : 8 B / Sastra Indonesia

1. 1 Pengertian Sejarah Sastra

sebelum masuk ke dalam pemahaman terhadap sejarah sastra, maka harus paham
terlebih dahulu tentang sejarah itu sendiri, hakikat sejarah dan berbagai macam hal tentang
sejarah. Menurut KBBI, sejarah merupakan kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi
pada masa lampau. Oleh karena itu, fungsi utama dari sebuah sejarah adalah untuk
menampilkan dan menggambarkan kejadian serta peristiwa yang sudah lampau. Hal yang
perlu dipahami bahwasannya sejarah bersifat fleksibel, yang artinya sejarah dapat berbede-
beda tergantung siapa dan apa yang ingin dicapai dari penceritaan tentang sejarah itu sendiri.
Sejarah juga tidaklah tunggal, artinya sejarah memiliki berbagai macam versinya. Semakin
banyak variabel terkait sejarah tersebut, semakin banyak pula variasi yang dihasilkan
terhadap sejarah tersebut.

berdasarkan pemaparan singkat mengenai sejarah, berikut adalah beberapa penjelasan


dari para ahli mengenai sejarah sastra:

1. Menurut Luxemberg dalam Pengantar ilmu sastra mengutarakan bahwa sejarah


sastra merupakan ilmu yang membahas periode-periode kesusastraaan, aliran-aliran, jenis-
jenis, pengarang-pengarang dan reaksi pembaca

2. Menurut Zulfanur Z.F. dam Sayuti kurnia, sejarah sastra ialah ilmu yang
mempelajari perkembangan sejarah suatu bangsa daerah, kebudayaan, jenis karya sastra dan
lain-lain.

maka dapat disimpulkan bahwasannya sejarah sastra merupakan pengetahuan yang


mencangkup uraian deskriptif tentang fungsi sastra dalam masyarakat, riwayat para
sastrawan, riwayat pendidikan sastra, sejarah munculnya genre-genre sastra, kritik,
perbandingan gaya, dan perkembangan kesusastraan.

1. 2 Fungsi Sejarah Sastra


secara garis besar, fungsi sejarah sastra dapat dibagi menjadi 2, yaitu umum dan
khusus. Secara umum, sejarah sastra dapat digunakan untuk penelitian terhadap budaya,
sedangkan secara khusus, sejarah sastra dapat digunakan untuk penelitian terhadap karya
sastra. Budaya dan karya sastra memiliki kaitan erat, karena dipercaya bahwa sebuah budaya
khususnya pada bidang sosial politik merupakan bahan tulisan ataupun latar belakang dari
penulisan karya sastra.

Dengan demikian untuk mempelajari dan menyelidiki sastra Indonesia kita harus
paham sejarah sastra Indonesia mulai awal kelahiran sampai sekarang yang berupa tokoh dan
penokohan serta berbagai peristiwa serta persoalan yang terdapat di dalamnya. Melalui
sejarah sastra para pengarang dapat melihat jelas dan menghayati karya-karya pengarang
sebelumnya baik sifat-sifat maupun coraknya sehingga dapat menciptakan karya sastra baru
dengan melanjutkan atau menyimpangi konvensi-konvensi karya sebelumnya.

1. 3 Kedudukan Dan Cakupan Sejarah Sastra

Sejarah sastra bagian dari ilmu sastra. Ilmu sastra adalah ilmu yangmempelajari
tentang sastra dengan berbagai permasalahannya. Di dalamnya tercakup teori sastra, sejarah
sastra, dan kritik sastra. Ketiga bagian ilmu sastra tersebut saling berkaitan.

Sejarah sastra bagaikan peta yang memandu kita menjelajahi dunia sastra. Ia mencatat
perjalanan karya sastra dari masa ke masa, menonjolkan karya-karya puncak, dan menandai
ciri khas setiap periodenya. Tanpa sejarah sastra, kritik sastra bagaikan nakhoda tanpa
kompas, mudah tersesat dalam lautan karya sastra.Sejarah sastra erat kaitannya dengan teori
sastra dan kritik sastra. Teori sastra membantu memahami karya sastra, sedangkan kritik
sastra menilai kualitasnya. Ketiganya bagaikan kaki tripod yang menopang studi sastra yang
kokoh.

Sejarah sastra tak hanya mencatat karya sastra nasional, tetapi juga sastra daerah dan
budaya lain. Ia menyelidiki asal-usul karya, pengaruh budaya, dan perkembangan genre
sastra. Sejarah sastra tak luput dari kisah para penulis. Perjalanan kreatif mereka, karya-karya
mereka, dan pengaruh mereka pada dunia sastra menjadi bagian penting dalam memahami
evolusi sastra.

Sejarah sastra tak hanya menengok masa lampau, tetapi juga menjangkau
pembelajaran sastra di masa kini. Bagaimana sastra diajarkan di sekolah, kurikulum yang
digunakan, dan kompetensi guru, semua menjadi bagian dari sejarah sastra yang terus
berkembang. Mempelajari sejarah sastra berarti menyelami kekayaan budaya dan pemikiran
manusia. Ia membuka jendela untuk memahami identitas bangsa, nilai-nilai luhur, dan
perjalanan peradaban melalui lensa karya sastra.

1. 4 Pandangan-Pandangan Dalam Penulisan Karya Sastra

Sejarah sastra Indonesia dapat ditulis dari berbagai perspektif, seperti perkembangan
stilistik, tematik, ketokohan, atau konteks sosial, untuk memberikan makna yang relevan
dengan permasalahan masyarakat. Kajian sastra dapat melibatkan persoalan proses kreatif,
distribusi, publikasi karya, dan tanggapan pembaca, seperti dalam kasus novel Siti Nurbaya
karya Marah Rusli yang memiliki dampak signifikan dalam sejarah sastra Indonesia.

Pengajaran sastra juga merupakan aspek penting dalam sejarah sastra, menunjukkan
bahwa sastra terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Menulis
sejarah sastra berdasarkan karya-karya di koran dan majalah kesusastraan zaman kolonial
merupakan tantangan bagi pemerhati sastra, baik dari kalangan akademisi maupun non-
akademisi.

1. 5 Problematika Penulisan Sejarah Sastra

Penulisan sejarah sastra Indonesia memerlukan beragam perspektif untuk memberikan


gambaran yang komprehensif. Berbagai pendapat dari pakar sastra dapat mempengaruhi
pandangan terhadap perkembangan kesusastraan Indonesia.Kesulitan dalam menulis sejarah
sastra Indonesia meliputi kompleksitas definisi sastra Indonesia, perbedaan pandangan
terhadap peristiwa penting dalam sejarah sastra, seperti kontroversi seputar Lembaga
Kebudayaan Rakyat (Lekra), dan jumlah besar karya sastra yang ada.

Sastra Indonesia memiliki banyak objek karya, termasuk novel, cerpen, drama, puisi,
dan jenis sastra lainnya. Data menunjukkan jumlah penulis dan karya sastra yang terus
berkembang dari tahun ke tahun. Perkembangan jenis-jenis sastra di Indonesia mengalami
evolusi yang berbeda-beda, dengan novel dimulai pada tahun 1920-an, puisi pada tahun
1928-an, dan cerpen semakin populer pada tahun 1950-an meskipun sudah muncul
sebelumnya di media massa. Sastra juga melibatkan berbagai aspek seperti pengarang,
penerbit, pembaca, pengajaran, apresiasi, esai, dan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai