Anda di halaman 1dari 2

Nama : Asrilyanto Djafar

NIM : 311420050
Kelas : 2B
UAS : Sejarah Sastra
Dospem : Dr. Ellyana Hinta, M.Hum

1. Apa manfaat mempelajari sejarah sastra? Jelaskan menurut pendapat anda!


2. Dalam sejarah sastra terdapat pembabakan waktu berdasarkan beberapa
pakar sastra. Jelaskan ciri setiap periode sastra itu menurut pandangan anda!
3. Bagaimana pendapat anda tentang Angkatan kontemporer, dan bagaimana
keberadaan para pengarang yang berkiprah pada angkatan ini. Berilah ulasan
masing-masing dengan menyebutkan para pengarang yang populer dalam
bidangnya.
4. Keterkaitan antara teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra, sangatlah
dibutuhkan dalam mempelajari ilmu sastra. Jelaskan ketiga bidang ini sesuai
pendapat masing-maaing!

Jawab:
1. Menurut saya, manfaat yang saya peroleh dalam mempelajari sejarah sastra
yakni sebagai media rekreatif dan inspiratif. Belajar sejarah sastra sangat
bermanfaat bagi saya, karena dengan belajar ilmu sejarah sastra ini saya bisa
mengetahui peristiwa yang terjadi di mas lampau mengenai sastra dan
tentunya bisa saya manfaatkan sebagai edukatif dan pembelajaran
khususnya sebagai sumber inspirasi saya, seperti karya seni, novel, puisi,
cerpen dan lain sebagainya.

2. Yang saya ketahui dalam sejarah sastra terdapat pembabakan waktu


berdasarkan beberapa pakar sastra, ciri-ciri setiap periode tersebut menurut
pandangan saya antara lain: sejarah melayu lama, sastra indonesia modern
(angkatan 20 angkatan 33 atau pujangga baru angkatan 45 angkatan 66)
sebelum tahun 20-an antara tahun 20-an hingga tahun 1933 tahun 1933
hinga mei 1942 mei 1942 hingga kini.
Berdasarkan dari periodisasi tersebut, sebenarnya tidak ada perbedaan yang
prinsipil antara periodisasi yang satu dan yang lain. ksemuanya memulai
perkembangan sastra Indonesia Modern sejak tahun 20-an. Kesemuanya
menempatkan tahun '30, tahun '45 dan tahun '66 sebagai tonggak-tonggak
penting dalam perkembangan sastra. Perbedaan hanya berkisar pada masalah
istilah dan masalah peranan tahun 1942 dan tahun 1950 di dalam
perkembangan Sastra Indonesia. dan Pembinaan Bahasa, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
3. Menurut saya, angkatan kontemporer adalah angkatan yang terjadi pada
angkatan tahun ’45, karena angkatan tersebut dianggap sebagai embrio
kontemporer dengan alasan lahirnya proklamasi dan penggunaan bahasa
Indonesia serta nasionalisme (Budi Darma dalam Purba, Sastra Indonesia
Kontemporer 2010:5). Sejak 1970-an Sastra Indonesia Kontemporer
mengalami perkembangan, perkembangan itu dilatarbelakangi oleh adanya
suatu pergeseran nilai kehidupan secara menyeluruh, hal ini ditandai oleh
semangat moderen. Di samping itu semangat kontemporer juga lebih dijiwai
oleh persoalan kehidupan. Tokoh-tokoh yang termasuk pada tokoh
sastrawan kontemporer yaitu Chairil Anwar, Toto Sudarto Bachtiar, Sitor
Situmorang, Taufik Ismail, Gunawan Mohammad, Soebagio Sastrowardjojo
dan Sutardji Calzoum Bachri.

4. Pada hakikatnya, teori sastra membahas secara rinci aspek-aspek yang


terdapat di dalam karya sastra baik konvensi bahasa yang meliputi makna,
gaya,struktur, pilihan kata, maupun konvensi sastra yang meliputi tema,
tokoh, penokohan, alur, latar, dan lainnya yang membangun keutuhan
sebuah karya sastra. Sedangkan di sisi lain, kritik sastra merupakan ilmu
sastra yang mengkaji, menelaah, mengulas, memberi pertimbangan, serta
memberikan penilaian tentang keunggulan dan kelemahan atau kekurangan
karya sastra. Sasaran kerja kritikus sastra adalah penulis karya sastra dan
sekaligus pembaca karya sastra. Untuk memberikan pertimbangan atas karya
sastra kritikus sastra bekerja sesuai dengan konvensi bahasa dan konvensi
sastra yang melingkupi karya sastra. Demikian juga terjadi hubungan antara
teori sastra dengan sejarah sastra. Sejarah sastra adalah bagian dari ilmu
sastra yang mempelajari perkembangan sastra dari waktu ke waktu, periode
ke periode sebagai bagian dari pemahaman terhadap budaya bangsa.
Perkembangan sejarah sastra suatu bangsa, suatu daerah, suatu kebudayaan,
diperoleh dari penelitian karya sastra yang dihasilkan para peneliti sastra
yang menunjukkan terjadinya perbedaan-perbedaan atau persamaan-
persamaan karya sastra pada periode-periode tertentu. Secara keseluruhan
dalam pengkajian karya sastra, antara teori sastra, sejarah sastra dan kritik
sastra terjalin keterkaitan.

Anda mungkin juga menyukai