Anda di halaman 1dari 22

KONSEP SASTRA INDONESIA

MAKALAH

Disusun guna untuk memenuhi tugas:


Mata Kuliah : Bahasa dan Sastra Indonesia
Dosen Pengampu : Muchamad Fauyan, M. Pd.

Disusun oleh
Kelompok 5
Urifatul Mina 2023116093
Umi Kulsuma Retno Ayu 2023116095
M. Imam Arifin 2023116096
Nur Fadhilah 2023116102

JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah swt. Atas izin-Nya makalah


yang berjudul Konsep Sastra Indonesia ini dapat diselesaikan. Salawat dan
salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad saw., sahabatnya,
keluarganya, dan umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa dan Sastra
Indonesia yang di ampuh oleh Bpk. Muchamad Fauyan, M. Pd. di IAIN
Pekalongan. Makalah ini menjelaskan tentang Konsep Sastra Indonesia. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui tentang definisi sastra, periodesasi sastra, genre
sastra, aliran-aliran sastra, unsur-unsur sastra dan aplikasi dalam kehidupan.
Penulis sudah berusaha untuk menyusun makalah ini selengkap mungkin.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen yang telah memberi
tugas ini. Penulis juga menerima saran dan kritik dari pembaca guna
penyempurnaan penulisan makalah mendatang.
Akhirnya, makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dan membantu teman-
teman untuk bisa menjadi rujukan atau bahan referensi. Amin yaa rabbal alamin.
Selamat membaca.

Pekalongan, 25 September 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karya sastra adalah suatu hasil karya yang cukup banyak terdapat di
Indonesia. Perkembangan karya sastra di Indonesia bukan hanya pada saat ini
saja, tetapi juga sudah ada sejak lama. Perkembangan ini membuat karya sastra di
Indonesia masih bertahan sampai saat ini.
Sejak belajar Bahasa Indonesia kita tentu telah mengenal tentang cerpen,
puisi, gurindam, dan masih banyak yang lainnya. Itu semua merupakan beberapa
dari banyak jenis karya sastra yang ada di Indonesia yang masing masing
memiliki fungsi tersendiri.
Banyak sekali karya sastra yang telah kita kenal pada saat ini. Karya sastra
dikarang oleh beberapa tokoh yang didalamnya terdapat amanat, nasihat, dan
pesan yang dismapaikan dalam karya sastra tersebut.
Karya sastra juga memiliki beberapa aliran yang perlu kita ketahui, untuk
kita tahu aliran manakah dalam karya sastra yang sedang kita baca. Makalah ini
menyajikan definisa sastra, periodesasi, genre, aliran-aliran, unsur pembangun
karya sastra, dan menghubungkan sastra dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi sastra?
2. Bagaimana periodesasi sastra ?
3. Apa saja genre sastra ?
4. Apa saja aliran-aliran sastra ?
5. Apa saja unsur-unsur pembangun karya sastra ?
6. Bagaimana menghubungkan sastra dengan kehidupan sehari-hari ?

C. Tujuan Makalah
1. untuk mengetahui definisi sastra
2. untuk mengetahui periodesasi sastra
3. untuk mengetahui genre sastra
4. untuk mengetahui aliran-aliran sastra
5. untuk mengetahui unsur-unsur pembangun karya sastra
6. untuk mengetahui menghubungkan sastra dengan kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sastra

Apa itu sastra ? Dalam KBBI, sastra didefinisikan sebagai bahasa (kata-
kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari.
Menurut asal-usul bahasanya, Teeuw menjelaskan bahwa istilah sastra disebut
literature (bahasa Inggris) yan berasal dari bahasa latin. Dalam bahasa Indonesia,
kata sastra berasal dari bahasa sansskerta, yakni berasal dari asal kata sas-, yang
dalam kata kerja turunannya diartikan sebagai mengarahkan, mengajar, dan
memberi petunjuk atau intruksi. Akhiran tra menunjukkan alat berdasrkan asal
kata dalam bahasa sanskerta, diartikan sebagai alat untuk mengajar, buku
petunjuk, dan buku intruksi atau pengajaran.1

Yus Rusyana mengemukakan bahwa sastra adalah bentuk kegiatan kreatif


manusia yang mempergunakan bahasa sebagai mediumnya. Batasan itu berada
dalam suatu cahaya pemikiran yang sama dengan Wellek dan Austin yang
menyebutkan bahwa sastra adalah suatu kegiatan kreatif, suatu karya seni.
Sedangkan Jakob sumardjo dan Saini KM mendefinisikan sastra: ungkapan
pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat,
keyakinan dalam suatu bentuk gambararan kongkret yang membangkitkan pesona
dengan alat bahasa.2

sastra merupakan karangan faktual imajinatif yang bersifat menyenangkan


dan bermanfaat yang disusun pengarang dengan menggunakan bahasa sebagai
media utamanya. Berdasarkan pengertian ini, sastra tetap merupakan karya yang
dilandasi oleh data-data faktual yang berasal dari hidup dan kehidupan manusia
sehingga sastra tetap merupakan sesuatu yang bermanfaat karena akan

1
Yusi Rusdiana, Bahasa dan Sastra Indonesia SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011),
hlm. 5.3.
2
Suroto Ulfah, Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia, ( Jakarta : Erlangga,
2000), hlm. 57.
memberikan sejumlah pengalaman bagi pemmbacanya tentang memaknai hidup
dan kehidupan.3

Sastra senantiasa dibangun oleh empat komponen utama penciptaan yakni


pengarang sebagai penulis, bahasa sebagsai media utamanya, isi karya sebagai
muatannya, dan unsur sastra sebagai strukturnya. Hakikatnya pembelajaran sastra
ialah memperkenalkan kepada siswa nilai-nilai yang dikandung karya sastra dan
mengajak siswa ikut menghayati pengalaman-pengalaman yang disajikan itu.
Secara khusu, pembelajaran sastra bertujuan mengembangkan kepada siswa
terhadap nila-nilai indrawi, nilai akali, nilai afektif, nilai keagamaan dan nilai
sosial.

B. Periodesasi Sastra

Kesastraan Indonesia lahir melalui proses yang panjang. Dalam


perkembangannya, tidak terlepas dari pengaruh sastra lain, baik dari sastra asing
maupun dari ssatra daerah. Kondisi sosial politik sosial masyarakat yang dinamis
juga mewarnai pembentukan karakteristiknya. Pengaruh itu tampak pada
penentuan genre, ragam bahasa, tema, amanat, dan sebagainya yang
memperlihatkan karakteristik tertentu selaras dengan keadaan yang sedang
menjadi trend di masyarakat. Adanya karakteristik yang menandai karya sastra
pada masa-masa tertentu itu mendorong beberapa ahli sastra untuk memetakan
dan mengklasifikasikan tahap-tahap perkembangan sastra Indonesia, mulai dari
masa pembentukannya hingga masa pertumbuhannya yang terakhir. Pemetaan itu
menghasilkan periodisasi atau pembabakan waktu perkembangan sastra
Indonesia..

Berikut ini adalah salah satu periodisasi perjalanan kesusastraan yang


cakupannya paling luas.
1. Masa Kelahiran
Periode awal 1920 (angkatan pujangga lama)

3
Yunus Abidin, Pembelajaran Bahasa Berbass PenddikN karakter, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2012), hlm. 208.
Periode 1920 1933 (angkatan balai pustaka)
Periode 1933 1942 (angkatan pujangga baru)
Periode 1942 -1945 (angkatan pendudukan Jepang)
2. Masa Perkembangan
Periode 1945 1953 (angkatan 45/ kemerdekaan)
Periode 1953 -1961
Periode 1961 1966
Periode 1966 sekarang4
1) Angkatan balai pustaka (periode 1920 1933)
Angkatan balai pustaka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit
sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman,
novel, cerita pendek, drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan syair,
pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa itu.

Balai Pustaka didirikan untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul
dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti
kehidupan pernyaian(cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar).5

Sebelum tahun 1920, di daerah-daerah sudah terbit Koran lokal yang


memuat tulisan orang-orang pribumi yang mengenyam pendidikan. Tulisan itu
umumnya berisi penerangan kepada rakyat tentang kedudukan dirinya sebagai
bangsa yang dijajah. Selain itu, sudah ditulis juga buku-buku roman, baik dalam
bahasa Jawa maupun bahasa Melayu.

Untuk membendung bangkitnya kesadaran nasional yang dapat menyulut


pemberontakan, pemerintah belanda tahun 1917 mendirikan Komisi Bacaan
Rakyat atau Balai Pustaka. Melalui badan ini, pemerintah Belanda memeriksa
roman-roman yang akan diterbitkan. Selain itu, Balai Pustaka juga mmencetak
cerita rakyat, buku terjemahan dan juga buku karangan baru. Salah satu roman
terjemahan yang diterbitkan adalah Si Jamin dan Si Johan oleh Merari Siregar
tahun 1918. Roman berbahasa Indonesia yang pertama dioterbitkan adalah Azab

4
Suryanto Alex, Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta:esis,2006), hlm.148-149.
5
Wikipedia Bahasa Indonesia, http://wikipedia.com
dan Sengsara Seorang Anak Gadis karya Merari Siregar (1920) dan kemudian
roman Siti Nurbaya karya Marah Rusli (1922).

Selain ketiga tokoh diatas, tokoh-tokoh Balai Pustaka lainnya dan contoh
karyanya adalah sebagai berikut:
a.) Moh.Kasim dengan karya Muda Teruna (1920) yang begenre roman.
b.) Abdul Ager dan Nursinah Iskandar dengan karya Cinta yang Membawa
Maut (1926) yang bergenre roman
c.) Kejora dengan karyanya Karam dalam Gelombang Percintaan (1926) yang
bergenre roman
d.) Adi Negoro dengan karya Asmara Jaya (1927) yang bergenre roman
e.) Nur Sultan Iskandar, Salah Pilih (1928) roman
f.) Tulis Sutan Sati, Sengsara Membawa Nikmat (1928) roman
g.) Abdul Muis, Salah Asuhan (1928) roman
h.) Sutan Takdir Alisyahbana, Tak Putus Dirundung Malang (1929) roman
i.) Suman H.S., Kasih Tak Terlerai (1929) roman
j.) Mohammad Yamin, Tanah Air (1922) puisi
k.) Sanusi Pane, Pancaran Cinta (1926) prosa liris
l.) Rustam Effendi, Bebasari (1924) drama

Roman yang terbit pada angkatan Balai Pustaka memiliki cirii-ciri sebagai
berikut:

a.) Berisi kritikan terhadap adat yang dinilai sudah tidak relevan dengan zaman.
b.) bertema: Kawin Paksa, pertentangan pandangan antara kaum tua dan kaum
muda, dan pengaruh pertemuan budaya Eropa terhadap pergaulan pemuda
pribumi.
c.) Gaya bahasa dan komposisi cerita menyerupai hikayat-hikayat lama.
d.) Melalui tokoh utama, pengarang sering menyampaikan nasihat panjang-
panjang.
e.) Sebelum menuju akhir cerita, tokoh mengalami petualangan atau
berkelana/merantau.6

C. Genre Sastra

istilah genre berasal dari bahasa prancis yang berarti jenis jadi genre sastra
adalah jenis karya sastra.ungkapan manusia dalam bentuk bahasa yang baik dan
mengesan kan itu,memiliki berbagai bentuk (genre) tiap tiap genre memiliki
syarat dan ciri khas sendiri.ciri tersebut tidak mudah untuk di bedakan nya.namun
terdapat dasar yang membedakan satu sama lain. Berikut genre sastra umum:

1. Sastra Nonimajinatif

Sastra nomimajinatif adalah karya sasrta yang menggungkap kan


pengalaman manusia dengan menggunakan bahasa yang mengesankan.dalam
karya ini pengalaman manusia yang diungkapkan berdasarkan data yang benar di
kemas sedemikian rupa sehingga menarik.namun demikian,cerita yang di tuturkan
tidak akan lari dari data sebenarnya.hal ini dapat di lihat dalam biografi ,sejarah
.yang tergolong pada karya sastra jenis ini sebagai berikut:

a) Esai
Esai merupakan karanngan pendek tentang sesuatu menurut pandangan
pribadi penulisnya esay pada dasarnya adalah ungkapan pribadi penulis tentang
suatu masalah.biasanya esay mengambarkan pribadi penulisnya.
b) Kritik sastra
Kritik sastra sebenarnya esay juga, hanya pada kritik ditekankan pada
penilaian terhadap suatu karya.ciri pokok kritik sastra adalah :
Menilai karya sastra
Mencari kelemahan dalam karya sastra
Memuji
Membandingkan karya yang satu dengan karya yang lain yang sejenis.
c) Biografi dan otobiografi

6
Ibid., hal. 150.
Biografi adalah cerita hidup seorang yang di tulis oaleh orang lain.penulis
biografi mengumpulkan data dari berbagai sumber,kemudian di susun dalam
bentuk cerita yang kronologi.
d) Otobiografi
Otobiografi adalah biografi seseorang yang di tulis sendiri oleh
tokohnya.kadang kadang di tulis oleh orang lain,tetapi sumbernya berdasarkan
penuturan langsung dari tokohnya.
e) Memoar
Memoar adalah seorang tokoh yang di tulis tokohnya sendiri pada masa
tertentu (yang berkesan)
f) Catatan harian
Catatan harian yang di tulis seorang sering bernilai sastra,karena di tulis
secara spontan,jujur,sehingga menghasilkan ungkapan ungkapan yang asli dan
jernih.
g) Sejarah
Buku sejarah di Indonesia pada umumnya di tulis secara sastra .buku
sejarah baru di tulis berdasarkan kumpulan data data tanpa pengambaran situasi
keadaan pada saat itu dengan hidup dan mengesan kan.

2. Sastra Imajinatif

Jika dalam nonimajinatif mengungkapkan pengalaman manusia secara


menarik berdasarkan data atau fakta,maka sastra imajinatif membebaskan
penulisnya dari segala tuntutan data.penulis sastra imajinatif bebas mengolah
bahan apa saja,tidak terikat pada kenyataan yang sudah terjadi,tetapi
mengungkapkan suatu yang mungkin terjadi atau bahkan tidak mungkin
terjadi.meskipun demikian,kisah- kisah yang disajikan dalam karya ini tak kalah
penting nya dengan sastra nonimatis.dalam sastra imajinasi pembaca di ajak untuk
memberikan arti makna terhadap peristiwa peristiwa itu.

Bentuk-bentuk sastra imajinasi


A. Prosa narasi (fiksi)
Cerita rekaan (buatan) di tulis tidak berdasarkan kejadian
sebenarnya.dalam hal ini pengarang bebas dari ikatan data.namun
demikian,bukan berarti tidak menggunakan data sama sekali,hanya saja
kejadian yang sebenarnya telah diubah oleh pengarang dalam makna
tertentu berdasarkan imajinasinya (daya cipta )
B. Drama
Berbeda dengan bentuk lain,drama di tulis pengarang bukan untuk
dibaca,tetapi untuk di pertunjukan.drama memiliki plot dan karakter serta
pendayagunaan bahasa seperti hal nya fiksi.selain itu drama baru lengkap
fungsinya kalau dipertunjukan oleh para aktor.semua peristiwa atau
kejadian dalam drama hanya dapat di sampaikan oleh pengarang dapat
langsung di terima oleh seluruh indra penonton nya.
C. Puisi
Banyak orang menganggap bahwa membaca puisi lebih sulit dari
membaca karya- karya fiksi.karena cara dan bahasa yang di gunakan
karena cara dan bahasa yang di gunakan perang dalam puisi lebih rumit
dan tidak secara langsung dapat di pahami.kerumitan ini,di sebabkan
pengarangnya tidak hanya sekedar memberi keterangan,penjelasan kepada
pembaca,tatapi juga harus memiliki bunyi bahasanya,kata kata atau
diksi,irama kalimat nya serta gambaran yang di wujudkan dari bahasa
yang di gunakan.bahasa dalam puisi harus mempunyai kekuatan dan
mengandung makna yang dalam.7

D. Aliran-aliran Sastra

Aliran-aliran dalam kesastraan memiliki kesamaan dengan aliran-aliran


dalam kesenian yang lain, misalnya dalam seni lukis, seni drama, bahkan dalam
dunia filsafat kehidupan sosial. Aliran dalam kesustraan berhubungan erat dengan
pandangan hidup dan kejiwaan pengarang dan penyair, serta biasanya
terekspresikan dalam karya-karya mereka. Artinya kita memasukan sastrawan

7
Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm.
25.
atau sastrawati kedalam aliran tertentu, hendaknya berdasarkan buah cipta
mereka.

Dengan demikian, seorang pengarang bisa dimasukkan ke dalam beberapa


aliran, sementara itu, sebuah novel, cerpen, puisi atau teks drama bisa dijadikan
beberapa contoh yang menunjukan bahwa seorang pengarang menganut beberapa
aliran. Dalam karya satra dikenal beberapa aliran berikut.

1. Realisme,adalah aliran yang melukiskan suatu keadaan atau kenyataan secara


sesungguhnya. Para tokoh aliran ini berpendapat bahwa tujuan seni adalah
untuk menggambarkan kehidupan dengan kejujuran yang sempurna dan
subjektif. Pengarang realis melukiskan orang-orangnya dengan perasaan-
perasaan dan pikiran-pikirannya sampai sekecil-kecilnya, dengan tidak
memihak memberi simpati atau antipati. Pengarang sendiri berada di luar, ia
sebagai penonton yang objektif. Kenyataan-kenyataan itu tidak boleh
ditafsirkan secara berlebihan seperti kaum romantik. Itu sebabnya karya-karya
realis banyak yang berkisar pada golongan masyarakat bawah seperti kaum
tani, buruh, gelandangan, pelacur dan sebagainya.
Berikut adala contoh karya sastra yang beraliran reaslime: novelFatimah
karya Titie Said, Rindu Ibu Adalah Rinduku karya Motinggo Boesye Bilik-
bilik Muhammad karya A.R.Baswedan, scenario Arie Anggara karya
Arswendo Atmowiloto, novel biografis Pangeran Dari Seberang karya
N.H.Dini tentang Amir Hamzah dan masih banyak lagi karya sastra lainnya.
2. Naturalisme, Karya naturalisme sebenarnya merupakan lanjutan dari realisme.
Jika realisme menyajikan kejadian yang nyata daam kehidupan sehari-hari,
naturalisme cenderung melukiskan kenyataan tampa memilih dan
memilahnya. Persamaan dengan realisme adalah sama-sama melukiskan
realitas dengan terperinci dan teliti namun perbedaannya pada seleksi materi.
Kumpulan sanjak F.Rahardi, Catatan Harian Seorang Koruptor dan
Sumpah WTS, berapa sanjak Rendra Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota
Jakarta, Rick dari Corrona, Sajak Gadis dan Majikan, adalah beberapa
contoh dari aliran naturalisme.
3. Ekspresionisme, aliran kesusasteraan ekspresionisme merupakan gambaran
dunia batin, imaji tentang sesuatu yang dipikirkan. Dalam ekspresionisme ini,
pengarang menyatakan sikap jiwanya, emosinya, tanggapan subyektifnya
tentang masalah manusia, ketuhanan, kemanusiaan. Dalam sajak, misalnya,
penyair tidak mengungkapkan kisah, tetapi ia langsung berteriak, menyatakan
curahan hatinya.
4. Determinisme, merupakan aliran kesusasteraan yang menekankan pada takdir.
Dalam determinisme ini, Takdir ditentukan oleh unsur-unsur biologis dan
lingkungan bukan oleh sesuatu yang gaib seperti, Tuhan, Dewa-dewi.
Penganut aliran determinisme berangkat dari paham materialisme dan tidak
percaya bahwa tuhanlah yang menakdirkan demikian. Akan tetapi, takdir itu
diakibatkan oleh sifat biolgis dari orangtua dan linkungan keadaan
masyarakat. TokohYah dalamBelen ggu, Atheis,Neraka Dunia, Katak Hendak
Menjadi Lembu dan Pada Sebuah Kapal adalah beberapa contoh
determinisme.
5. Impresionisme adalah pelahiran kembali kesan kesan sang penyair atau
pengarang terhadap sesuatu yang dilihatnya. Pengarang takkan melukiskan
sampai mendetail, sampai yang sekecil-kecilnya seperti dalam aliran realisme
atau naturalisme.
6. Surealisme, Aliran ini terlalu mengagungkan kebebasan kreatif dan
berimajinasi sehingga hasil yang dicapai menjadi antilogika dan antirealitas.
Bisa jadi apa yang terungkap itu pada mulanya dari kenyataan sekitar, tetapi
karena desain imajinasinya sudah demikian sarat, kuat dan jauh, ia terasa
ekstrim dan radikal.
Surrealism merupakan gerakan sastra dikalangan pengarang dan pelukis di
Perancis dimulai sekitar tahun 1920-an. Gerakan ini menghendaki adanya
kebebasan dalam kreativitas artistic, mengungkapkan bawah sadar dengan
imaji-imaji tanpa adanya urutan atau koherensi.
Karya sastra yang beralirkan surrealism seperti sanjak-sanjak Rendra
Khotbah , Nyanyian Angsa , Mencari Bapa , cerpen-cerpen Danarto
Godlob , Kecubung Pengasihan , Rintik , Sanu, Infinita Kembar
karya Moetenggo Boesye.8
7. Romantisme adalah aliran kesenian kesusasteraan yang mengutamakan
perasaan. Oleh karena itu, romantisme bisa dikatakan aliran yang
mementingkan penggunaan bahasa yang indah.dan bisa mengharukan.
8. Idealisme merupakan cabang dari aliran romantik. Rahasia alam semesta dan
misteri kehidupan , dalam realisme dan naturalisme mengandalkan pada
realitas. Sebaliknya, idealisme menekankan pada ide atau cita-cita. Aliran
idealisme adalah aliran romantik yang mendasarkan citanya pada cita-cita si
peniulis atau pada pengarangnya semata. Pengarang idealisme memandang
jauh ke masa yang akan datang, dengan segala kemungkinannya yang sangat
diharapkan akan terjadi. Pada dasarnya, idealisme ini mirip ramalan.
Pengarang mirip tukang ramal yang menujumkan sesuatu, dan sesuatu itu
adalah ide atau cita-citanya sendiri.
9. Didakitisme, merupakan salah satu bentuk sastra bertendens, yaitu karya sastra
yang ditulis dengan maksud tertentu. Yang diutamakan dalam aliran ini adalah
bagaimana pengarang menyakinkan pembacanya sehingga pembaca itu
mampu mengambil teladan dan makna dari karya sastra itu. Pada zaman
Angkatan Balai Pustaka para pengarang menyajikan bentuk karangan yang
menentang adat dan tradisi.9
D. Unsur-unsur Pembangun Karya Sastra
Materi unsur-unsur pembangunan karya sastra merupakan salah satu
materi yang sangat berguna bagi kita karena di dalamnya membicarakan tentang
struktur karya sastra sebagai sebuah karya fisik yang tentu saja terdiri atas
bebera hal yang harus saling berkaitan. Struktur pembangunan karya fisik tersebut
terdiri atas (1) struktur luar atau yang dikenal dengan ekstrinsik, dan (2) struktur
dalam atau yang lebihh populer disebut sebagai struktur instrinsik. Berikut
penjelasan dua unsur tersebnut:
1. Unsur Intriksik
8
http://Danriris.BahasaIndonesia.Blogspot.co.id
9
Partini Pradotokusumo Sardjon, Pengkajian Sastra, ( Jakarta : Gramedia, 2005),
hlm.119.
Unsur intriksik suatu karya sastra berarti unsur pembangun yang berasal
dari dalam karya sastra. Unsur intrinsik pembangun karya sastra terdiri dari :
tema, alur/ plot, latar/ setting, gaya bahasa, tokoh dan penokohan, sudut pandang
pengarang atau point of view.
Agar lebih jelas, berikut keterangan mengenai unsur intrinsik dalam karya sastra :
1. TEMA
Suatu karya sastra selalu disajikan dengan tema khusus. Tema merupakan
gagasan utama yang mendasari suatu cerita atau pokok masalah yang menjadi
jiwa dari karya sastra tersebut. Tema karya sastra misalnya tema : remaja,
romance, perjuangan, pahlawan, kemerdekaan, kritik sosial, budaya dan lainnya.
2. ALUR/ PLOT,
Alur atau plot adalah rangkaian kejadian yang membentuk suatu cerita.
Suatu karya sastra tentu terdiri dari rangkaian-rangkaian peristiwa. Alur plot ini
umumny terdiri dari :
a) Pengenalan atau pemaparan
b) Konflik
c) Penggawatan atau perumitan
d) Klimaks
e) Penyelesaian
Jenis-jenis alur ada beberapa macam yakni :
a) Alur maju : yakni alurnya menceritakan peristiwa dengan cara
beruturan waktunya. Jadi, ceritanya runtut berdasarkan kronologi
waktu.
b) Alur mundur (flashback) : yakni ketika dalam cerita tersebut terdapat
penyelaan urutan secara kronologis dengan peristiwa yang telah terjadi
sebelumnya.
3. LATAR/ SETTING,
Latar atau seting merupakan waktu dan tempat terjadinya suatu peristiwa
yang ada di dalam cerita. Latar atau seting dapat berupa latar waktu dan latar
tempat. Misalnya saja untuk latar waktu : sebulan yang lalu, setahun yang akan
datang, zaman purba, saat ini. Contoh latar tempat misalnya : di toko, di Kota
Bandung, di kolam renang, di teras rumah dan sebagainya.
4. GAYA BAHASA,
Gaya bahasa adalah cara pemakaian bahasa yang khas dari seorang
pengarang. Karena khas, maka gaya ini antara satu pengarang dengan yang
lainnya akan berbeda atau tidak ada yang sama. Ada pengarang yang
menggunakan gaya bahasa gaul, gaya bahasa dengan selingan humor, gaya bahasa
yang serius, gaya bahasa yang formal, gaya bahasa filsuf dan lainnya.
5. TOKOH DAN PENOKOHAN
Tokoh merupakan pelaku dalam cerita. Di dalam suatu cerita maka akan
terdiri dari para tokoh yang berperan dalam cerita tersebut. Terdapat tokoh utama
dan ada pula tokoh tambahan atau sampingan.
Sedangkan penokohan disebut juga sebagai perwatakan. Artinya,
bagaimana penyajian watak tokoh dalam cerita tersebut. Misalnnya wataknya
jujur, dermawan, judes, pelit dan lainnya.
Tokoh dan penokohan ini pun dapat dibagi ke dalam tiga kelompok yakni :
a) Tokoh protagonist : tokoh protagonist merupakan tokoh utama atau
tokoh sentral dalam cerita. Biasanya, tokoh ini menggambarkan
perilaku yang positif.
b) Tokoh antagonis : tokoh antagonis adalah tokoh yang selalu menentang
atau berlawanan dengan tokoh protagonist. Umumnya, tokoh antagonis
digambarkan dengan watak yang buruk, meski tidak selalu antagonis
memiliki watak negatif.
c) Tokoh tritagonis : tokoh tritagonis adalah tokoh penengah atau
pelengkap yang sering muncul untuk menengahi konflik antara tokoh
protagonist dan antagonis.
6. SUDUT PANDANG PENGARANG ATAU POINT OF
VIEW.
Sudut pandang pengarang atau poing of view ini menunjukkan posisi
pengarang terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerita.
Ada beberapa macam sudut pandang pengarang, meliputi :
a) Sudut pandang orang pertama
b) Pada sudut pandang orang pertama, cirinya pengarang menggunakan
orang pertama sebagai tokoh utamanya dengan penuturan lewat tokoh
dengan kata aku, saya, atau kami.
c) Sudut pandang pengarang orang ketiga
d) Pada sudut pandang pengarang orang ketiga, pengarang menggunakan
orang ketiga sebagai tokoh utamanya yang ditandai dengan penggunaan
kata dia atau mereka.
e) Sudut pandang pengarang serba tahu
f) Pada sudut pandang pengarang serba tahu, pengarang menuturkan
segalanya, pengarang serba tahu segala peristiwa yang telah, sedang
dan akan dialami oleh tokoh dalam cerita tersebut.10
2. Unsur Ekstrinsik
Yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra dari luar. Faktor
ekstrinsik adalah segala faktor luar yang melatarbelakangi penciptaan karya
sastra. Ia merupakan milik subjektif pengarang yang bisa berupa kondisi social,
motivasi, tendensi yang mendorong dan mempegaruhi kepengarangan seseorang.
Faktor-faktor ekstrinsik itu dapat meliputi:
1) tradisi dan nilai-nilai,
2) struktur kehidupan sosial,
3) keyakinan dan pandangan hidup,
4) suasana politik,
5) lingkungan hidup,
6) agama, dan sebagainya.
Nyoman Thusthi Eddy ( 1991: 69) menyatakan faktor-faktor seperti:
1) sejarah
2) sosiologi
3) psikologi
4) politik, ekonomi, dan ideology.

10
Yusi Rusdiana, op. cit., hlm. 5.17-5.24.
Sejalan dengan dua pendapat di atas, Wellek & Warren ( dalam Waluyo,
1994:64) menyatakan:
1) biografi pengarang
2) psikologi ( proses kreatif )
3) sosiologis (kemasyarakatan) social budaya masyarakat, dan
4) filosofis ( aliran filsafat pengarang ) termasuk pada struktur ekstrinsik karya
sastra. Termasuk ke dalam faktor sosiologis, aspek-aspek seperti profesi/ institusi,
problem hubungan social, adat-istiadat, dan antarhubungan masyarakat,
hubungan historis, hubungan sastra dengan faktor sosial, yakni menganggap
sastra sebagai dokumen sosial.

E. Menghubungkan Sastra dengan Kehidupan Sehari-hari


Karya-karya sastra dibicarakan berdasarkan norma-norma yang sudah ada
dan suatu bicara tentang isi lebih banyak dibicarakan nilai-nilai susila ataupun
nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam karya tersebut. Membicarakan
sejauhmana karya satra bisa menjadi cermin kehidupan, karya tersebut memilki
efek tertentu (kesenangan, pendidikan, politik dan lain-lain). Karya tersebut
menjadi tempat pencurahan ide, visi, dan pertanyaan jiwa pengarangnya. Sastra
dijadikan sebagai media untuk menyampaikan ide-ide, pemikiran-pemikiran, dan
pendangan-pandangan sehubungan misi yang diemban: medidik rakyat.
Misi mendidik rakyat dan menjadikan sastra sebagai media
penyampaian ide-ide seperti itu mewarnai karya-karya sastra dari Angkatan Balai
Pustaka (Angkatan 20-an) dan Ankatan Pujangga Baru. Dengan pemahaman
terhadap perkembangan tersebut, kritik sastra tidak saja mampu memberikan
penghargaan dan pemikiran, tetapi juga bisa menjelaskan karya-karya tersebut
kepada masyarakatnya. Ia bisa menjelaskan konvensi-konvensi dan penolakan
terhadap konvensi-konvensi didalam sebuah dan sejumlah karya sastra. 11

11
Hasa Alwi dan dendi Sugono, Telaah Bahasa dan Sastra, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2002), hlm. 201.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. sastra merupakan karangan faktual imajinatif yang bersifat menyenangkan
dan bermanfaat yang disusun pengarang dengan menggunakan bahasa
sebagai media utamanya.
2. periodisasi perjalanan kesusastraan yang cakupannya paling luas.
A. Masa Kelahiran
Periode awal 1920 (angkatan pujangga lama)
Periode 1920 1933 (angkatan balai pustaka)
Periode 1933 1942 (angkatan pujangga baru)
Periode 1942 -1945 (angkatan pendudukan Jepang)
B. Masa Perkembangan
Periode 1945 1953 (angkatan 45/ kemerdekaan)
Periode 1953 -1961
Periode 1961 1966
Periode 1966 sekarang
3. istilah genre berasal dari bahasa prancis yang berarti jenis jadi genre sastra
adalah jenis karya sastra. Genre sastra umum: 1. Sastra Nonimajinatif 2.
Sastra Imajinatif.
4. Aliran-aliran dalam kesastraan memiliki kesamaan dengan aliran-aliran
dalam kesenian yang lain, misalnya dalam seni lukis, seni drama, bahkan
dalam dunia filsafat kehidupan sosial. Dalam karya satra dikenal beberapa
aliran berikut. 1.) Realisme 2.) Naturalisme 3.) Ekspresionisme 4.)
Determinisme 5.) Impresionisme 6.) Surealisme 7.) Romantisme 8.)
Idealisme 9.) DidakItisme.
5. Materi unsur-unsur pembangunan karya sastra merupakan salah satu
materi yang membicarakan tentang struktur karya sastra sebagai sebuah
karya fisik yang tentu saja terdiri atas bebera hal yang harus saling
berkaitan. Struktur pembangunan karya fisik tersebut terdiri atas (1)
struktur luar atau yang dikenal dengan ekstrinsik, dan (2) struktur dalam
atau yang lebihh populer disebut sebagai struktur instrinsik.
6. Kehidupan sehari-hari adalah modal seorang sastrawan atau sastrawati
untuk membuat karyanya.

C. Saran
Semoga makalah ini dapat membantu pembaca dalam mempelajari karya
sastra. Para pembaca diharapkan agar dapat lebih memahami tentang
perkembangan karya sastra untuk saat ini dan diharapkan agar dapat
mengembangkan karya sastra secara lebih baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbass PenddikN karakter.


Bandung: PT Refika Aditama.
Alex, Suryanto. 2006. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: esis.
Rusdiana, Yusi. 2011. Bahasa dan Sastra Indonesia SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Sardjon Pradotokusumo, Partini. 2005. Pengkajian Sastra. Jakarta : Gramedia.
Sugono, dendi dan Alwi, Hasa. 2002. Telaah Bahasa dan Sastra. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Ulfah, Suroto. 2000. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta :
Erlangga.
Zulela. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Wikipedia Bahasa Indonesia, http://wikipedia.com

http://Danriris.BahasaIndonesia.Blogspot.co.id

Anda mungkin juga menyukai