Anda di halaman 1dari 19

http://sastrawanpemula.blogspot.com/2013/05/pengertian-sastra-menurut-paraahli.

html
Pengertian Sastra Menurut Para Ahli
Pengertian Sastra Menurut Para Ahli
1.

Mursal Esten (1978 : 9)


Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai
manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan
memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).

2.

Semi (1988 : 8 )
Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia
dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.

3.

Panuti Sudjiman (1986 : 68)


Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti
keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.

4.

Ahmad Badrun (1983 : 16)


Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol
lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.

5.

Engleton (1988 : 4)
Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan
bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan,
dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.

6.

Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra
harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan.
Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.

7.

Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.

8.

Robert Scholes (1992: 1)

Tentu saja, sastra itu sebuah kata, bukan sebuah benda


9.

Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai
medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran
kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.

10. Taum (1997: 13)


Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif atau sastra adalah
penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain
http://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-dan-menurutpara-ahli/
11. S u m a r n o d a n S a i n i , s a s t r a a d a l a h u n g k a p a n p r i b a d i m a n u s i a berupa
pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan,
semangat,k e y a k i n a n , d a l a m s u a t u b e n t u k g a m b a r a n k o n g k r e t
y a n g membangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa.
12. Menurut Sumardjo dan Sumaini, definisi sastra yaitu : 1. Sastra adalah seni
bahasa.2. Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yangmendalam.3. Sastra adalah
ekspresi pikiran dalam bahasa.4. Sastra adalah inspirasi kehidupan yang dimateraikan
dalamsebuah bentuk keindahan.5. Sastra adalah semua buku yang memuat
perasaankemanusiaan yang benar dan kebenaran moral dengansentuhan kesucian,
keluasan pandangan dan bentuk yangmempesona
13. Suyitno, Sastra adalah sesuatu yang imajinatif, fiktif dan
inventif
j u g a
h a r u s
m e l a y a n i
m i s i m i s i
y a n g
d a p a t dipertanggungjawabkan.
14. Tarigan, sastra adalah merupakan obyek
bagi pengarang dalamm e n g u n g k a p k a n g e j o l a k e m o s i n y a , m i s a l n y a p e r a s a a
n s e d i h , kecewa, senang dan lain sebagainya.
15.
D a m o n o , m e n g u n g k a p k a n b a h w a s a s t r a m e n a m p i l k a
n gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah
s u a t u k e n y a t a a n s o s i a l . D a l a m p e n g e r t i a n i n i , k e h i d u p a n m e n c a k u p hubun
gan antar masyarakat, antar masyarakat dengan orang-seorang, antarmanusia,
dan antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang
http://www.scribd.com/doc/31552799/Pengertian-Sastra-Menurut-Para-Ahli
16. Menurut kaum formalisme Rusia, sastra adalah sebagai gubahan bahasa yang bermaterikan
kata-kata dan bersumber dari imajinasi atau emosi pengarang.
17.

Menurut Wellek

dan

sederetan karya seni.

Warren (1993),

sastra

adalah

suatu

kegiatan

kreatif,

18. Luxemburg, et.al (1986) . Ilmu sastra adalah ilmu yang mempelajari teks-teks sastra
secara sistematis sesuai dengan fungsinya di dalam masyarakat
19.

Lefevere (1997), sastra


dimensi

personal

dan

adalah Deskripsi pengalaman kemanusiaan yang memiliki

sosial

sekaligus

serta pengetahuan kemanusiaan yang sejajar

dengan bentuk hidup itu sendiri.


http://leksyjmbessie.blogspot.com/2011/03/pengertian-sastra-menurut-para-ahli.html
Definisi Sastra menurut Para Ahli
.
20. Coleridge ataupun Roland Barthes merupakan pendukung bahwa sastra memang tidak
lepas dari kreasi, ekspresi, otonomi, koherensi, dan sintesis, di samping makna yang tidak
terhingga
21. .. Tokoh formalis seperti Mukarovsky, EE Cummings, Sjklovski, sastra adalah karya fiksi
yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang. spontan yang mampu
mengungkapan aspek estetik baik antara aspek kebahasaan maupun aspek makna.
http://duniasastra.lecture.ub.ac.id/2012/01/konsep-dasar-sastra/
Esten, Mursal. 1978. Kesusatraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa Raya.
Semi, M. Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa Raya.
. 1988. Anatomi Sastra. Bandung: Angkasa Raya.
Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
22.
22. Teeuw mengatakan : Kata satra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahas Sansekerta
akar kata Sas-, dalam kata kerja turunan berarti mengarahkan, mengajar, memberikan
petunjuk atau instruksi. Akhiran kata tra- biasanya menunjukkan alat, suasana. Maka dari
sastra dapat berarti, alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi dan pengajaran;
misalnya silpasastra, buku arsitektur, kemasastraan, buku petunjuk mengenai seni cerita.
Awalan su- berarti baik, indah sehingga susastra dapat dibandingkan dengan berbagai
belles letter.
http://sijagokeok.blogspot.com/2012/06/dua-belas-pengertian-sastra-menurut.html
http://www.scribd.com/doc/47406750/10-PENGERTIAN-SASTRA-MENURUT-PARA-AHLI

http://t0n9sampah.blogspot.com/2012/08/dua-belas-pengertian-sastramenurut.html
23.

. 23Achdiati Ikram adalah sebuah sarana untuk mengenal tata nilai, sikap hidup,
serta alam pikiran suatu bangsa atau kelompok manusia[1], yang dengan
keanekaragaman menjadikan air jernih bagi para peneliti bahasa dan sastra;
sebagai telaga yang tak pernah kering.
24.
Wolfgang Von Goethe, yang menyebutkan barat dan timur adalah sama.
Pengertian sastra tersebut di atas telah mewakili kekokohan kedudukan sastra
sebagai sebuah kreasi. Dan kreasi itu juga bias muncul dari adat beserta nilai-nilai
yang bergulir dalam kehidupan sehari-hari suatu masyarakat.
http://stiebanten.blogspot.com/2011/10/sastra-menurut-ahli-bedah-sastra.html
25. JURNAL ILMU SASTRA DAN BUDAYA

Sastra adalah ejnis kesenian yang merupakan hasil kristalisasi nilai - nilai yang diseakati untuk terus
menerus dibongkar dan dikembangkan dalam suatu masyarakat
26.

PUTU WIJAYA
Sastra adalah jembatan ajaib yang menghubungkan manusia dengan manusia tanpa perlu melalui
petugas pabean, apalagi harus menunjukkan paspor

http://female.store.co.id/pengertian_definisi_sastra_info2126.html
11. Menurut B. Simorangkir, periodisasi sastra Indonesia dibedakan menjadi 4 yaitu (1)
Sastra lama.purba, (2) Sastra pengaruh Hindu dan Arab, (3) Sastra Indonesia baru,
dan (4) Sastra mutakhir. Sastra Indonesia baru masih bias dirinci menjadi (a) Sastra
jaman Abdullah, (b) Balai Pustaka, dan (c) Pujangga Baru
12. Menurut Sabarudin Ahmad, periodisasi sastra Indonesia hanya dibedakan menjadi
2. yaitu sastra lama dan (2) sastra baru. Sastra lama mencakup (a. dinamisme, (b)
Hinduisme, (c) Islamisme. Sedangkan sastra Indonesia baru dibedakan menjadi (a)
Sastra jaman Abdullah, (b) Balai Pustaka, (c) Pujangga Baru, dan (c) Sastra
angkatan 45.
13. Menurut JS. Badudu, Sastra Indonesia juga dibedakan menjadi 2, yaitu (1) Sastra
Melayu, dan (2) Sastra Indonesia. Sastra melayu menurut Badudu dibedakan
menjadi 3 (a) Purba, (b) Hindu/Islam, (c) Abdullah. Sedangkan sastra Indonesia Baru
dibedakan menjadi (a) Balai Pustaka, (b) Pujangga Baru, (c) Angk. 45, dan (d)
sesudah Angk. 45.
14. Menurut Usman Effendi, sastra Indonesia dibedakan menjadi 3 yakni (1) sastra
lama (. 1920), (2) Sastra Indonesia Baru ( 1920 1945), dan (3) Sastra Indonesia
Modern (1945 ..)

15. Menurut HB Jassin, periodisasi Sastra Indonesia juga dibedakan menjadi 2, yakni
(1) Sastra Melayu atau sering disebut dengan sastra lama, dan (2) Sastra Indonesia
modern. Jassin tidak merinci sastra melayu atau sastra lama. Jassin justru merinci
sastra Indonesia modern menjadi 4 bagian (a) Balai pustaka, (b) Pujangga Baru, (c)
Angkatan 45, dan (d) Angkatan 66.
16. Lain Lagi dengan Nugroho Noto Susanto. Nugroho membedakan sastra Indonesia
menjadi 2, yakni (1) sastra Melayu atau sastra lama, dan (2) sastra Indonesia
modern. Sastra Indonesia modern oleh Nugroho dibedakan menjadi 2 yaitu (a) masa
kebangkitan, dan (b) masa perkembangan. Masa kebangkitan masih dirinci menjadi
3 (i) periode 20, (ii) periode 33, dan (iii) periode 42. Sedangkan masa
perkembangan dibedakan menjadi 2, yaitu (i) periode 45 dan (ii) periode 50
17. Ajib Rosidi membedakan periodisasi sastra Indonesia juga menjadi 2, yaitu (1)
Masa kelahiran dan (2) masa perkembangan. Masa kelahiran dirinci menjadi 3 yaitu
(a) awal abad XX s/d 1933, (b) 1933-1942, dan (c) 1942 1945. Sedangkan masa
perkembangan dibedakan juga menjadi 3, yaitu (a) 1945 1953, (b) 1953 1960,
dan (c) 1960 .
Sumber :raisyaandhira

https://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-danmenurut-para-ahli/

Sastra Dalam Pengertian Umum


Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta Sastra, yang berarti
teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar Sas yang berarti instruksi
atau ajaran dan Tra yang berarti alat atau sarana. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa
digunakan untuk merujuk kepada kesusastraan atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti
atau keindahan tertentu.
Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu
sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental
nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai
orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan
(sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang
dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.

Sastra dibagi menjadi 2 yaitu Prosa dan Puisi, Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat
sedangkan Puisi adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan tertentu. Contoh
karya Sastra Puisi yaitu Puisi, Pantun, dan Syair sedangkan contoh karya sastra Prosa yaitu
Novel, Cerita/Cerpen, dan Drama.
Pengertian Sastra Menurut Para Ahli
Mursal Esten (1978 : 9)
Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai
manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki
efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
Semi (1988 : 8 )
Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan
kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Panuti Sudjiman (1986 : 68)
Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti
keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
Ahmad Badrun (1983 : 16)
Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain
sebagai alai, dan bersifat imajinatif.
Eagleton (1988 : 4)
Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk
bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan,
dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus
merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena
itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
Aristoteles

Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
Robert Scholes (1992: 1)
Tentu saja, sastra itu sebuah kata, bukan sebuah benda
Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai
medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan,
dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.
Taum (1997: 13)
Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif atau sastra adalah penggunaan
bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain
http://sastranikychoysynyster.blogspot.com/2013/03/pengertian-sastra-menurut-para-ahli.html
1.

Mursal Esten (1978 : 9)


Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan
imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui
bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan
manusia (kemanusiaan).

2.

Semi (1988 : 8 )
Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya
adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai
mediumnya.

3.

Panuti Sudjiman (1986 : 68)


Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri
keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan
ungkapanya.

4.

Ahmad Badrun (1983 : 16)


Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis
simbol-simbol lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.

5.

Engleton (1988 : 4)
Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang
mencatatkan bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa

yang
dipadatkan,
didalamkan,
diterbalikkan, dijadikan ganjil.

dibelitkan,

dipanjangtipiskan

dan

6.

Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis).
Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan
sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin
rendah dan jauh dari dunia ide.

7.

Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan
filsafat.

8.

Robert Scholes (1992: 1)


Tentu saja, sastra itu sebuah kata, bukan sebuah benda

9.

Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan
bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra
menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu
kenyataan social.

10. Taum (1997: 13)


Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif atau sastra
adalah penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan halhal lain
http://yudhias.hol.es/2013/09/sastra-dalam-pengertian-umum/
SASTRA DALAM PENGERTIAN UMUM
Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta Sastra, yang berarti
teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar Sas yang berarti instruksi
atau ajaran dan Tra yang berarti alat atau sarana. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa
digunakan untuk merujuk kepada kesusastraan atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti
atau keindahan tertentu.
Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu
sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental
nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai
orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan
(sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang

dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.


Sastra dibagi menjadi 2 yaitu Prosa dan Puisi, Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat
sedangkan Puisi adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan tertentu. Contoh
karya Sastra Puisi yaitu Puisi, Pantun, dan Syair sedangkan contoh karya sastra Prosa yaitu
Novel, Cerita/Cerpen, dan Drama.
Pengertian Sastra Menurut Para Ahli
Mursal Esten (1978 : 9)
Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai
manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki
efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
Semi (1988 : 8 )
Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan
kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Panuti Sudjiman (1986 : 68)
Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti
keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
Ahmad Badrun (1983 : 16)
Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain
sebagai alai, dan bersifat imajinatif.
Engleton (1988 : 4)
Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk
bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan,
dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus
merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena
itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
Robert Scholes (1992: 1)
Tentu saja, sastra itu sebuah kata, bukan sebuah benda
Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai
medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan,
dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.
Taum (1997: 13)
Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif atau sastra adalah penggunaan
bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain
FUNGSI SASTRA

Fungsi sastra harus sesuai dengan sifatnya yakni menyenangkan dan bermanfaat. Kesenangan
yang tentunya berbeda dengan kesenangan yang disuguhkan oleh karya seni lainnya.
Kesenangan yang lebih tinggi, yaitu kontemplasi yang tidak mencari keuntungan. Dan juga
memberikan manfaat keseriusan. Keseriusan yang menyenangkan, estetis dan keseriusan
persepsi. Sehingga ini berarti karya sastra tidak hanya memberikan hiburan kepada peminatnya
tetapi juga tidak melupakan keseriusan pembuatnya.
Selain menampilkan unsur keindahan, hiburan dan keseriusan, karya sastra juga cenderung
membuktikan memiliki unsur pengetahuan. Contohnya puisi, keseriusan puisi terletak pada segi
pengetahuan yang disampaikannya. Jadi puisi dianggap sejenis pengetahuan. Seperti yang
dikatakan oleh filosof terkenal Aristoteles bahwa puisi lebih filosofis dari sejarah karena sejarah
berkaitan dengan hal-hal yang telah terjadi, sedangkan puisi berkaitan dengan hal-hal yang bisa
terjadi, yaitu hal-hal yang umum dan yang mungkin.
Lain lagi dengan novel. Para novelis dapat mengajarkan lebih banyak tentang sifat-sifat manusia
daripada psikolog. Karena novelis mampu mengungkapkan kehidupan batin tokoh-tokoh pada
novel yang ditulisnya. Sehingga ada yang berpendapat bahwa novel-novel bisa dijadikan sumber
bagi para psikolog atau menjadi kasus sejarah yang dapat memberikan ilustrasi dan contoh.
Bahkan bisa dikatakan bahwa novelis menciptakan dunia yang mengandung nilai kebenaran dan
pengetahuan sistematis yang dapat dibuktikan.
Fungsi sastra, menurut sejumlah teoretikus, adalah untuk membebaskan pembaca dan penulisnya
dari tekanan emosi. Mengekspesikan emosi berarti melepaskan diri dari emosi itu. Contohnya
ketika penonton drama dan pembaca novel yang bisa mengalami perasaan lega dalam artian bisa
melepaskan emosinya. Namun hal ini masih dipertanyakan karena banyak novel yang ditulis atas
dasar curahan emosi penulisnya sehingga pembaca pun bisa merasakan emosi yang menekan
penulisnya.
Jadi, pertanyaan mengenai apa fungsi sastra sebenarnya belum dapat dijelaskan dengan tepat
karena yang bisa merasakan fungsi sastra adalah si pembaca itu sendiri. Apakah ia mendapatkan
pengetahua.
RUANG LINGKUP SASTRA
A. Pengertian Teori Sastra
Secara umum, yang dimaksudkan dengan teori adalah suatu sistem ilmiahatau pengetahuan
sistematik yang menetapkan pola pengaturan hubungan antaragejala-gejala yang diamati. Teori
berisi konsep atau uraian tentang hukum-hukumumum suatu objek ilmu pengetahuan dari sudut
pandang tertentu. Suatu teoridapat dideduksi secara logis dan dicek kebenarannya atau dibantah
kesahihannyapada objek atau gejala yang diamati tersebut.
Menurut Rene Wellek dan Austin (1993: 37-46) dalam wilayah sastraperlu terlebih dahulu ditarik
perbedaan antara sastra di satu pihak dengan teorisastra, kritik sastra, dan sejarah sastra di pihak
lain. Sastra adalah suatu kegiatankreatif. Sedangkan teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra
merupakan cabangilmu sastra. Teori sastra adalah studi prinsip, kategori, kriteria yang dapat
diacudan dijadikan titik tolak dalam telaah di bidang sastra. Sedangkan studi terhadapkarya

konkret disebut kritik sastra dan sejarah sastra. Ketiganya berkaitan eratsekali. Tidak mungkin
kita menyusun teori sastra tanpa kritik sastra dan teorisastra, kritik sastra tanpa teori sastra dan
sejarah sastra (Wellek & Warren, 1993:39).
Jan van Luxemburg dkk. (1986) menggunakan istilah ilmu sastra denganpengertian yang mirip
dengan pandangan Wellek & Warren mengenai teori sastra.Menurut mereka, ilmu sastra adalah
ilmu yang mempelajari teks-teks sastra secarasistematis sesuai dengan fungsinya di dalam
masyarakat. Tugas ilmu sastra adalahmeneliti dan merumuskan sastra secara umum dan
sistematis. Teori sastramerumuskan kaidah-kaidah dan konvensi-konvensi kesusastraan umum.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup sastra (literature) adalah kreativitas penciptaan, sedangkanruang lingkup studi
sastra (literary studies) adalah ilmu dengan sastra sebagaiobjeknya. Sastra, dengan demikian
berfokus pada kreativitas, sedangkan studisastra berfokus pada ilmu. Pertanggungjawaban studi
sastra adalah logika ilmiah.
Karena ruang lingkup sastra adalah kreativitas penciptaan, maka karya sastra(puisi, drama,
novel, cerpen) adalah sastra. Namun, karena kritik sastra jugamerupakan kreativitas dalam
menanggapi karya sastra dan masalah kreativitaspenciptaan lain dalam sastra, maka kritik sastra
dalam bentuk esai tidak lainadalah sastra juga. Kritik sastra yang benar bukanlah kritik sastra
yang asalasalan,tetapi berlandaskan pada logika yang dapat dipertanggungjawabkan.
Apakah dasar kritik sastra hanya akal sehat semata atau teori sastratertentu bukan masalah,
selama logika dalam kritik sastra itu memenuhi criterialogika dalam arti yang sebenarnya.
Logika sebagai sebuah ilmu, sementara ituadalah metode dan prinsip untuk membedakan antara
pemikiran yang baik (benar)dan pemikiran yang jelek (tidak benar). Makna sastra dan studi
sastra dengandemikian dapat bertumpang-tindih.
C. Cabang Studi Sastra
Dalam studi sastra ada tiga cabang, yaitu teori sastra, kritik sastra, dansejarah sastra. Teori sastra
adalah kaidah-kaidah untuk diterapkan dalam analisiskarya sastra. Kritik sastra adalah penerapan
kaidah-kaidah tertentu dalam analisiskarya sastra. Sejarah sastra adalah sejarah perkembangan
sastra. Tiga cabangtersebut saling terkait dan semuanya bersumber pada sastra, khususnya
karyasastra sendiri.
Karya sastra adalah (karya) seni. Karena itu, tiga cabang studi sastra itubersifat seni pula. Teori
sastra adalah teori yang mengenai karya sastra yangbersifat seni sastra. Kritik sastra adalah kritik
terhadap karya sastra yang bersifatseni sastra. Sejarah sastra adalah sejarah sastra yang bersifat
seni sastra pula.Sementara itu, teori sastra kadang-kadang pula dinamakan critical theory
karenauntuk melakukan kritik sastra dengan menerapkan teori sastra, seseorang dituntutuntuk
mempunyai kemampuan untuk berpikir kritis.
Kecuali tiga genre yang sudah disebutkan tadi, studi sastra juga memilikilima cabang sastra,
yaitu :
Sastra umum
Sastra nasional

Sastra regional
Sastra dunia
Sastra bandingan
Lima pembagian studi sastra di atas mencakupi tiga cabang studi sastra,yakni teori sastra, kritik
sastra, dan sejarah sastra. Setiap macam studi sastra yanglima tersebut dengan demikian dapat
dikaji dengan teori sastra, kritik sastra, dansejarah sastra. Atau dengan kata lain, teori sastra,
kritik sastra, dan sejarah sastra dapat diterapkan pada sastra umum, sastra nasional, sastra
regional, sastra dunia,dan sastra bandingan.
Sastra Umum
Sastra pada umumnya tidak dikaitkan dengan bangsa, negara, atau wilayahgeografi tertentu.
Karena tidak terkait dengan bagsa, negara, atau wilayahgeografi tertentu, sastra umum berkaitan
dengan gerakan-gerakaninternasional, sebagai mana misalnya poetics dan teori sastra. Poeetics
Aristoteles dan teori sastra strukturalisme, misalnya, menyebar ke seluruh dunia dan
diaplikasikan juga di seluruh dunia. Sastra umum, dengan demikian, kadang-kadang juga
dinamakan sastra universal, yaitu sastra yang nilai-nilainya ada dan dapat diterapkan di seluruh
dunia. Sastra umum, sekali lagi, juga dapat bermakna poetics dan teori sastra.
Makna teori sastra sudah jelas, yaitu kaidah-kaidah untuk diterapkan dalam karya sastra. Poetics
atau puitika adalah ilmu mengenai:
1) Keberhasilan sastrawan dalammenciptakan karya sastra. Sastrawan yang mampu menulis
karya sastra yang baik memiliki kemampuanpuitik yang tinggi, sedangkan yang tidak mampu
menulis karya sastrayang baik, kemampuan puitikanya rendah.
2) Keberhasilan pembaca dalam menghayati karya sastra. Pembaca yangmampu menghayati
karya sastra dengan baik adalah pembaca yangkemampuan puitikanya tinggi , sebaliknya, yang
tidak mampumenghayati karya sastra yang baik adalah pembaca yang kemampuanpuitikanya
rendah.
Sastra Nasional
Yaitu sastra bangsa atau negara tertentu, misalnya sastra Indonesia, sastraArab, sastra Inggris,
sastra Cina, sastra Perancis, dan lain-lain. Tempatseorang sastrawan dalam konteks sastra
nasional pada umumnya tidakditentukan oleh bahasa karya sastra sang sastrawan, tetapi
olehkewarganegaraannya. Sastrawan Singapura yang menulis dalam bahasaInggris adalah
sastrawan nasional Singapura, dan sastrawan Indoa yangmenulis dalam bahasa Inggris adalah
juga sastrawan sastra India.
Sementara itu, sastrawan berkebangsaan Amerika yang menulis dalambahasa Yiddish, seperti
Isaac Bashevis Singer, juga dianggap sastrawansastra Amerika.
Sastra Regional
Sastra dari kawasan geofrafi tertentu yang mencakup beberapa negara,baik yang
mempergunakan bahasa yang sama maupun yang mempergunakan bahasa yang berbeda, seperti
sastra ASEAN (sastra negara-negara anggota ASEAN), sastra nusantara (sastra berbahasa
melayu, Indonesia, Malaysia, Singapura), sastra Arab (yang mencakupi negara-negara di
kawasan teluk dan timur tengah).
Sastra Dunia

Sastra yang reputasi pada sastrawannya dan karya-karyanya diakui secara internasional. Sebuah
karya sastra dapat dianggap sebagai karya sastra besar dan diakui secara internasional manakala
karya sastra itu ditulis dengan bahasa yang baik, dan dengan matlamat untuk menaikkan harkat
dan derajat manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Pemikiran mengenai sastra dunia
sangat mempengaruhi konsep sastra bandingan, khususnya pada tahap-tahap awal.
Istilah sastra dunia awalnya dipakai oleh Johann Wolgang von Goethe (1749-1832), seorang
sastrawan dan pemikir Jerman. Dia sangat menguasai karya-karya besar sastra dalam bahasa
aslinya, khususnya bahasa Inggris, Perancis, dan Itali. Perhatiannya kepada dunia Timur juga
sangat besar, antara lain pada dunia Islam dan Cina.
Sastra Bandingan
Sastra bandingan pada awalnya datang dari studi bandingan ilmupengetahuan, kemudian diikuti
oleh lahirnya studi bandingan agama.Setelah studi bandingan agama lahir, lahir pulalah sastra
bandingan.
Karena itu, sastra bandingan relatif masih muda, sebelum abad kesembilanbelas, tam tampak
adanya sastra bandingan.Istilah sastra bandingan pertama kali muncul di Eropa ketika batas
berbagai negara di Eropa mengalami perubahan, dan karena itu menimbulkan pemikiran
mengenai kebudayaan nasional dan sastra nasional. Apalagi, pada waktu itu perhatian orangorang Eropa terhadap Amerika mencapai tahap-tahap yang penting. Masalah kebudayaan
nasional, jati diri bangsa, dan sastra nasional juga muncul di negara-negara bekas jajahan.
Sementara itu, untuk memahami diri sendiri seseorang perlu menengok ke luar dan
membandingkan dirinya dengan keadaan di luar dirinya. Karena itu, tumbuhlag sastra bandingan
yang membandingkan karya-karya bekas jajahan dengan bekas penjajah dan juga antara sesame
negara yang pernah dijajah
Pengertian dan Definisi Bahasa Menurut Para Ahli
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh
masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu
seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana
komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi bahasa menurut para ahli:
a. BILLADAMS Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah
konteks inter-subjektif
b. WITTGENSTEIN
Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan
memiliki bentuk dan struktur yang logis

c. FERDINANDDESAUSSURE
Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial
merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain
d. PLATO
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama
benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus
udara lewat mulut
e. BLOCH&TRAGER
Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu
kelompok sosial bekerja sama.
f. CARROL
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang
sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu
oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda,
peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia
g. SUDARYONO
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga
ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya
kesalahpahaman.
h. SAUSSURE
Bahasa adalah objek dari semiologi
i. Mc.CARTHY
Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir
j. WILLIAMHAVILAND
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan
arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu
Bila dilihat dari beberapa definisi dan pengertian mengenai bahasa menurut beberapa ahli diatas,
kita bisa melihat bahwa terdapat perbedaan definisi tentang bahasa dimana definisi dari setiap
ahli tergantung dengan apa yang ingin ditekankan oleh setiap tersebut. Namun meskipun terdapat
perbedaan, nampaknya disepakati bersama bahwa bahasa adalah alat komunikasi. Dan sebagai
alat komunikasi , bahasa mempunyai fungsi-fungsi dan ragam-ragam tertentu.
(indahf/Carapedia)

Pencarian Terbaru (100)


Pengertian bahasa. Definisi bahasa. Pengertian bahasa menurut para ahli. Arti bahasa. Pengertian
berbicara menurut para ahli. Pengertian bahasa indonesia menurut para ahli. Bahasa adalah.
Pengertian menulis menurut para ahli. Definisi bahasa menurut para ahli. Pengertian berbicara.
Pengertian bahasa daerah. Pengertian integrasi. Pengertian peranan menurut para ahli. Bahasa
menurut para ahli.
Definisi berbicara. Pengertian sarana. Defenisi bahasa. Definisi berbicara menurut para ahli.
Pengertian bahasa menurut beberapa ahli. Definisi integrasi. Pengertian berbahasa.
Berbicara menurut para ahli. Pengertian peran menurut para ahli. Pengertian bahasa menurut ahli
bahasa. Pengertian bahasa sunda. Pengertian bahasa menurut ahli. Arti bahasa menurut para ahli.
Devinisi bahasa.
Perbedaan definisi dan pengertian. Definisi menulis menurut para ahli. Pengertian bahasa
indonesia menurut ahli. Definisi bahasa daerah. Defenisi bahasa menurut para ahli. Definisi
peranan menurut para ahli. Pengertian bahasa daerah menurut para ahli.
Arti integrasi. Ragam bahasa menurut para ahli. Pengertian berbicara menurut para ahli bahasa.
Ciri ciri bahasa menurut para ahli. Perbedaan pengertian dan definisi. Definisi peran menurut
para ahli. Definisi bahasa menurut beberapa ahli.
Pengertian sarana menurut para ahli. Pengertian menulis menurut para ahli bahasa. Pengertian
bicara. Pengertian dari bahasa. Arti peranan menurut para ahli. Bahasa menurut ahli. Pengertian
berbicara menurut ahli.
Penertian bahasa. Pengertian integrasi menurut para ahli. Pengertian ragam bahasa menurut para
ahli. Pengertian bahasa menurut pakar. Pegertian bahasa. Pengertian integrasi sosial menurut
para ahli. Pengertian peranan menurut ahli.
Pengertian lingkungan bahasa. Definisi tentang bahasa. Arti dari bahasa. Lingkungan menurut
ahli. Pengertian bahasa adalah. Definisi bahasa menurut ahli bahasa. Pengertian sarana
komunikasi.
Definisi integrasi sosial. Pengertian tentang bahasa. Pengrtian bahasa. Pengertian bahasa
menurut para pakar. Pengertian bahsa. Definisi sarana. Pengertian berbicara menurut beberapa
ahli.
Pengertian bahasa menurut kbbi. Definisi bahasa menurut pakar. Apa pengertian bahasa. Definisi
bahasa menurut ahli. Pengertian bicara menurut para ahli. Pengertian menulis menurut beberapa
ahli. Pengertian sistem sosial indonesia menurut para ahli.
Defenisi berbicara. Maksud ahli bahasa. Pengartian bahasa. Integrasi sosial menurut para ahli.
Perkembangan bahasa menurut para ahli. Pengertian integrasi sosial. Pengetian bahasa.
Pengertian sistem bahasa. Bahasa sebagai sarana komunikasi. Pengertian kesehatan lingkungan
menurut para ahli. Integrasi definisi. Fungsi bahasa indonesia menurut para ahli. Bahasa
menurut. Bahasa menurut para ahli bahasa.
Definisi bahasa sunda. Devenisi bahasa. Pengertian menulis menurut para pakar. Arti berbicara.
Hakikat bahasa menurut para ahli. Menulis menurut para ahli. Pengertian variasi bahasa menurut
para ahli.
Definisi bahasa dari beberapa ahli. Pengertian daerah menurut ahli.

Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesi


FUNGSI BAHASA INDONESIA
Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara
khusus.
Dalam literatur bahasa, dirumuskannya fungsi bahasa secara umum bagi setiap orang adalah
1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.
Mampu mengungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat
menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2
unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:
* Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.
* Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
2. Sebagai alat komunikasi.
Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan
masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca
atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif
karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra
berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal.
Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan dan tulis),
sedangkan berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka
symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan
kedalam bahasa manusia.
3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan
tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non
standar pada saat berbicara dengan teman- teman dan menggunakan bahasa standar pada saat
berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa
memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.
4. Sebagai alat kontrol Sosial.
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat
diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku- buku pelajaran, ceramah agama,
orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang
menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan
adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif
untuk meredakan rasa marah kita.
Fungsi bahasa secara khusus :
1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk
sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
2. Mewujudkan Seni (Sastra).

Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair,
puisi, p rosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna
yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui
makna yang ingin disampaikan.
3. Mempelajari bahasa- bahasa kuno.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa
lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang
akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu
hal. Misalnya untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah
kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
4. Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran yang sudah
diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu
didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya
demi kebaikan manusia itu sendiri.
KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting yang tercantum didalam :
1. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
2. Undang- Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan lambing Negara, serta Lagu
Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
Maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai :
1. Bahasa Nasional
Kedudukannya berada diatas bahasa- bahasa daerah. Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa
Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa
dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
Lambang kebanggaan Nasional.
Sebagai lambang kebanggaan Nasional bahasa Indonesia memancarkan nilai- nilai sosial budaya
luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus
bangga, menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan terhadap bahasa
Indonesia, harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus
bangga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.
Lambang Identitas Nasional.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa Indonesia.
Berarti bahasa Indonesia akan dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku,
dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita
tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran
bangsa Indonesia yang sebenarnya.
Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan
bahasanya.

Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial
budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan
rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi
hidupnya, karena mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi dijajah oleh masyarakat
suku lain. Karena dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia,
identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masingmasing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun.
Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
Alat penghubung antarbudaya antardaerah.
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa
Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah,
segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, dan kemanan mudah diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi
antarmanusia meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila
pengetahuan seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.
2. Bahasa Negara (Bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada
tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa
negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai :
Bahasa resmi kenegaraan.
Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah digunakannya bahasa
Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia
digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan.
Bahasa pengantar resmi dilembaga-lembaga pendidikan.
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari
taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan belajar
mengajar, materi pelajaran ynag berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia.
Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing. Apabila hal ini
dilakukan, sangat membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu
pengetahuan dan teknolologi (iptek).
Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan informasi
kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem
administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu
tersebut agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh
masyarakat.
Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta
teknologi modern.
Kebudayaan nasional yang beragam yang berasal dari masyarakat Indonesia yang beragam pula.
Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern agar jangkauan pemakaiannya lebih luas,

penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalahmajalah ilmiah maupun media cetak lain, hendaknya menggunakan bahasa Indonesia.
Pelaksanaan ini mempunyai hubungan timbal-balik dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yang
dirintis lewat lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di perguruan tinggi.
.
Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI
A. Tujuan
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan
maupun tulis
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai
tujuan
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi
pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual
manusia Indonesia.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa
dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Mendengarkan
2. Berbicara
3. Membaca
4. Menulis.

Anda mungkin juga menyukai