Tokoh-Tokoh Kritikus
Jika dicermati tokoh-tokoh kritikus mulai bermunculan pada tahun 1966
hingga 1980 dimuat pada majalah minggu pagi. Para kritikus berperan dan turut
menyiarkan karya-karya kritik sastra Indonesia. Pada tahun 1970an, muncul beberapa
kritikus di antaranya:
1. Arsyastyani (No.3, 26 April 1970)
2. Bang Azis (N0.6, 7 Juni 1970)
3. Zappa Group (N0. 3, 24 April 1977)
4. Pappi Eska (N0.3, 20 April 1980)
5. M. Sutrisno (No. 27, 5 oktober 1980)
6. Yuliani Sudarman (No. 34, 23 November 1980)
7. Yudiono KS dan tuti (No 28, 12 oktober 1980)
8. Bambang widiatmoko
9. Heru kesawa murti
10. Korrie Layvan Rampan
(No. 36, 30 november 1980) dan masih banyak lagi.
Kemudian Tokoh-tokoh kritikus di majalah harian kedaulatan rakyat antara lain:
1. linus suryadi (16 mei 1978)
2. Suluk Awang uwang kunto wijoyo (19 februari 1976) dan masih banyak lagi
Sementara itu, kritikus majalah Basis dekade 1970-an yang berasal dari kalangan
akademis antara lain:
1. Bakri Sumanto (oktober 1974, maret 1975
2. Teeuww (Mei 1978, juni 1978)
3. Dick Hartoko (Desember 1973, mei 1978)
4. Andre Hardjana (1971)
5. Sapardi Djoko Damono (Maret 1980 serta masih banyak lagi.
Kritikus pada majalah masa kini diantaranya slamet riyadi (1974), Ragil Suwarno P.
(1979), Yunus Syamsu Budhi (1979, Ajie SM (1979) dan lain-lain.
Kritikus pada majalah semangat diantaranya mayon sutrisno (1976), Julius Poer
(1971, Bakdi sumanto (1971), jakob sumardjo (1975) dllnya.
Munculnya tokoh-tokoh kritikus dari majalah minggu pagi. Kedaulatan rakyat, masa
kini dan semangat. Para kritikus yang bermunculan pada majalah suara
muhammadiyah, diantaranya:
1. Muhammad diponegoro (juli 1980)
2. A. Hanafi M.A (Juni 1968)
3. T. Loekman (No.3 dan 4 Tahun ke 56)
4. S. Tirto Admodjo (1973) dan lain-lainnya.
Sebagian besar pula, kritikus menjadi pelopor adalah mereka yang bergabung
dalam PSK (Persada Studi Klub), diantaranya umbu landu paranggi, imam
budisantoso dllnya. Demikianlah beberapa tokoh kritikus yang mengembangkan
dunia kritik sastra Indonesia. Nama-nama besar seperti teew, umar kayam, sapardi
djoko damono, emha ainun najib pada decade selanjutnya (1980an-1990). Bahkan
sebagian besar kritikus adalah juga sebagai pengarang sehingga tidak ada batasan
antara kritikus dan pengarang.
Landasan dasar, pokok pikirano dan uraian tentang metode ganzhelt ini adalah
tidak mengenal konsepsi-konsepsi aphori yang diperguanakan untuk menganalisis
suatu cipta sastra. Menganalisis ganzelt menggunakan posisi penanaman karya
sebagai langkah awal kritik kemudian menentikan titik-titik yang berhubungan.
Metode Analitik
Metode analitik menganalisis cipta sastra bagian demi bagian. Sebuah puisi di
analisis mulai dari kata ,frase, larik, dan bait. (Dalam prosa mulai di analisis tema,
plot, perwatakan, setting, dan gaya bahasa).jadi menganalisis unsur-unsur musikal,
korespondensi, dan gaya yang digunakan pengarang.
Metode analitik atau di sebut juga metode bedah karya sastra, mengutamakan
bagian-bagian dulu dan barulah penghayatan totalitas