SKRIPSI
Oleh
Siti Nurrohmah
132110107
i
ii
iii
PERNYATAAN
menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri,
bukan plagiat dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat
atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode ilmiah.
Siti Nurrohmah
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang
kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu me-nyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
PERSEMBAHAN
Hadiah untuk:
v
PRAKATA
“Analisis Sosiologi Sastra Novel Hujan Karya Tere Liye dan Rencana
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
Muhammadiyah Purworejo;
ini;
4. Prof. Dr. H. Sukirno, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan Nurul Setyorini,
vi
dan memotivasi dengan penuh keikhlasan, kesabaran, dan ketulusan, serta
Purworejo;
amal kebaikan yang telah diberikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Penulis,
Siti Nurrohmah
vii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................... iii
PERNYATAAN............................................................................................... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
PRAKATA ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
ABSTRAK ....................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 8
C. Batasan Masalah ....................................................................... 10
D. Rumusan Masalah .................................................................... 10
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 10
F. Kegunaan Penelitian ................................................................. 11
G. Penegasan Istilah ...................................................................... 13
H. Sistematika Skripsi ................................................................... 14
viii
H. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ....................................... 58
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Unsur Intrinsik Novel Hujan Karya Tere Liye ................................ 60
Tabel 4.2 Aspek-Aspek Sosiologi Sastra Novel Hujan Karya Tere Liye ........ 64
Tabel 4.3 Hubungan Antaraspek Sosiologi Sastra Novel Hujan
Karya Tere Liye ............................................................................... 65
Tabel 4.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Hujan Karya Tere Liye 66
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 3 : Kartu Pencatat Data Kutipan Unsur Intrinsik, Aspek Sosiologi
Sastra, dan Hubungan Antaraspek Sosiologi Sastra novel Hujan
Karya Tere Liye
Lampiran 4 : Sinopsis novel Hujan karya Tere Liye
Lampiran 5 : Biografi Pengarang
Lampiran 6 : Kartu Bimbingan
xi
ABSTRAK
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
kan bahwa karya sastra merupakan sebuah karya yang pada hakikatnya
cipta berdasarkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau karangan
dalam teks. Karangan berbentuk teks dapat berupa karya sastra. Faruk
(2016: 47) mengungkapkan bahwa karya sastra adalah karya yang fiktif dan
1
2
sastra.
tertentu sebagai bentuk, isi, teknik, dan persoalannya. Genre suatu karya
sastra dapat dibedakan menjadi dua, yaitu genre sastra fiksi dan non fiksi.
Genre sastra fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyaran pada
kebenaran yang benar-benar terjadi. Salah satu contoh dari prosa fiksi
adalah novel. Novel adalah sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya
menghilangkan dua unsur pokok. Kedua unsur pokok dalam novel terdiri
atas isi dan manfaat. Unsur isi dalam karya sastra novel dapat terlihat dari
karya novel dari luar, sedangkan unsur intrinsik adalah unsur yang
dari peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang, dan gaya
memiliki gambaran yang nyata tentang kondisi sosial yang ada disekitarnya.
Pengarang adalah manusia biasa yang melahirkan karya tidak sekadar untuk
terjadi maupun yang akan terjadi dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena
itu, pengarang merupakan bagian dari anggota masyarakat yang terikat oleh
sistem sosial.
keseharian kehidupan.
umum, tetapi juga objek yang diteliti bersifat khusus yaitu kehidupan
kenyataan, tetapi terdapat juga dalam karya sastra berbentuk tokoh cerita,
didalamnya.
sebuah proses yang dilakukan sebagai proses belajar dengan media karya
Penulis memilih novel Hujan karya Tere Liye tahun 2016 sebagai
objek penelitian karena menarik dan menyajikan berbagai aspek sosial dan
dunia pada masa depan, adalah pada tahun 2042 yang sudah sangat maju.
Saat itu pertumbuhan penduduk bumi sudah tidak dapat dibendung lagi,
didunia.
ribuan gas sulfur dioksida. Hal itu dilakukan untuk mengatasi musim dingin
super dahsyat yang pernah ada yaitu gempa bumi berkekuatan 10 SR.
Tokoh utama lail yang waktu itu masih berusia 13 tahun mendadak sebatang
kara. Kedua orang tuanya meninggal dalam kejadian yang tak terlupakan
oleh dunia, sejak saat itu kisahnya dimulai. Ia bertemu dengan Esok, Laki-
laki yang menyelamatkannya dari bencana gempa bumi. Sejak hari malang
harinya dengan baik ditengah keributan dunia yang tidak pernah usai pasca
bencana gunung meletus. Lail saat itu adalah seorang pasien perempuan
yang satu minggu lagi tepat berusia 21 tahun di tahun 2050, Ia memodifikasi
Oleh karena itu, setiap penikmat sastra yang membaca novel ini
dan terperinci.
pendidikan. Hal itu menjadi aspek sosial novel Hujan karya Tere Liye yang
proses pembelajaran di sekolah untuk siswa kelas XII. Siswa dapat meneliti
novel. Hal itu berkenaan dengan amanat yang bisa diambil oleh siswa.
novel dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas XII SMA. Penelitian ini
diberi judul “Analisis Sosiologi Sastra Novel Hujan karya Tere Liye dan
terhadap novel Hujan karya Tere Liye dengan alasan berikut ini.
SMA.
2. Novel Hujan karya Tere Liye sangat baik untuk dibaca dan sangat
menarik untuk bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XII. Selain itu,
novel Hujan karya Tere Liye dapat memberikan motivasi kepada siswa
3. Novel Hujan karya Tere Liye memiliki pesan moral dan amanat yang
baik dan berguna bagi peserta didik bahwa kita sebagai manusia harus
dari keputusan yang kita ambil dan masih banyak lagi amanat yang
B. Identifikasi Masalah
diidentifikasi adalah:
9
1. novel Hujan karya Tere Liye sangat baik untuk dibaca dan sangat
menarik untuk bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XII. Selain itu,
novel Hujan karya Tere Liye dapat memberikan motivasi kepada siswa
2. novel Hujan karya Tere Liye memiliki pesan moral dan amanat yang
baik dan berguna bagi siswa, bahwa kita sebagai manusia harus saling
kita ambil;
manusia;
SMA.
10
C. Batasan Masalah
penelitian ini agar lebih intensif serta efisian dengan tujuan yang ingin
Tere Liye.
D. Rumusan Masalah
Liye?
E. Tujuan Penelitian
tujuan penelitian novel Hujan karya Tere Liye ini antara lain untuk
mendeskripsikan:
1. unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Hujan karya Tere Liye;
11
2. uspek-aspek sosial yang terdapat dalam novel Hujan karya Tere Liye;
F. Kegunaan Penelitian
Selain tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, penulis juga
1. Segi teoretis
sebagai berikut:
2. Segi praktis
1) Bagi Siswa
2) Bagi Guru
3) Bagi Sekolah
G. Penegasan Istilah
makna agar diperoleh gambaran mengenai batasan judul penelitian ini dan
judul “Analisis Sosiologi Sastra Novel Hujan Karya Tere Liye dan Rencana
1. Sosiologi Sastra
novel.
14
H. Sistematika Skripsi
data, teknik analisis data, teknik penyajian data dan validitas data.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS
Pada bab ini disajikan mengenai kajian pustaka dan kajian teoretis.
Kajian pustaka terdiri atas kajian buku dan kajian penelitian yang relevan untuk
beberapa pengertian teori yang mendukung penelitian ini antara lain: (1) pe-
ngertian novel, (2) struktur karya sastra, (3) sosiologi sastra, (4) aspek-aspek
A. Kajian Pustaka
16
17
fiksi, dan sosiologi sastra. Selain itu, dalam buku Teori Fiksi (Stanton,
2012) dibahas mengenai karya sastra fiksi meliputi sarana sastra, fakta
cerita, novel, dan tipe fiksi. Buku berjudul Teori Pengkajian Fiksi
oleh peneliti terdahulu antara lain Dwi Ratnasari (2015), Sigit Prasetyo
Soemardjo” membahas unsur intrinsik novel yang meliputi (1) tema, (2)
18
tokoh dan penokohan, (3) alur, (4) latar, dan (5) sudut pandang.
kekerabatan, (2) aspek moral, (3) aspek cinta kasih, (4) aspek
novel yang berjudul Hujan karya Tere Liye sebagai bahan penelitian,
Sosiologi Sastra dalam novel Negeri Di Ujung Tanduk Karya Tere Liye
pembelajarannya di SMA.
penulis memilih novel Hujan karya Tere Liye sebagai bahan penelitian,
Talk and Write (TTW), dan (3) kurikulum yang digunakan oleh
novel tersebut.
B. Kajian Teoretis
1. Pengertian Novel
dan lebih dari satu peristiwa yang saling berhubungan. Henry Guntur
panjang tertentu, yang isinya antara lain: melukiskan para tokoh, gerak
sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tetapi tidak terlalu
panjang, juga tidak terlalu pendek. Dari segi panjang cerita, novel dapat
manusia (dalam jangka yang lebih panjang). Itu artinya peristiwa yang
novel. Dengan kata lain novel terangkai tidak hanya oleh satu peristiwa
membangun karya sastra dari dalam maupun dari luar. Unsur karya
a. Tema
sentral, atau dasar cerita. Tema menurut Ginanjar (2012: 10) sering
berpusat dari satu tema. Pengertian tema itu tercakup persoalan dan
mendasari pada sebuah cerita. Oleh karena itu, gagasan utama dari
lain, tema merupakan gagasan ide pokok atau inti masalah yang
lain.
karya ini. Oleh karena itu, tema mayor ditentukan dengan cara
tema cerita tidak selalu mudah karena banyak pula yang bersifat
maupun yang buruk. Baik buruk suatu karya tidak ditentukan oleh
tokoh dalam cerita rekaan dikenal dua jenis tokoh yaitu tokoh
tokoh sentral.
langsung.
watak tokoh itu (Ginanjar, 2012: 15). Keadaan lahir tokoh cerita
Keadaan batin tokoh cerita seperti sikap yang dapat dirasakan oleh
tokoh lain. Oleh karena itu, tokoh dan penokohan adalah cara
tidak akan berjalan tanpa adanya pemain atau tokoh dalam sebuah
karya sastra.
cerita yang lain, watak tokoh itu (Ginanjar, 2012: 5). Keadaan lahir
tokoh cerita seperti sikap yang dapat dirasakan oleh tokoh lain.
28
c. Alur
tahap berikutnya.
cerita diakhiri.
utama. Pada tahap ini, pembaca juga dapat mengetahui akhir dari
sebagai berikut.
31
terjadinya peristiwa.
tahap tengah atau atau tahap akhir cerita, baru kemudian tahap
c) Alur campuran
tokoh.
akal.
yaitu para tokoh yang lain yang sejalan dengan tokoh utama. Pada
berharga.
33
d. Latar
1) Latar tempat
2) Latar waktu
3) Latar sosial
Oleh karena itu, latar sosial dalam cerita akan mudah dipahami
dalam cerita.
lingkungan.
sebagai berikut.
seorang tokoh.
36
e. Sudut Pandang
berikut:
penonjolan.
38
cerita dengan menyebut nama atau kata gantinya “ia, dia, dan
nya.
pengalamannya.
pandang campuran.
3. Sosiologi Sastra
kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari akar kata sosio
Oleh karena itu, sosiologi sastra adalah sastra yang objektif dan ilmiah
a. Kekerabatan
dua bahasa atau lebih yang diturunkan dari sumber yang sama (Tim
anggota keluarga.
karena perkawinan.
43
b. Perekonomian
konsumsi. Oleh karena itu, ilmu yang mempelajari tentang uang juga
bidang. Bidang pertama adalah bidang tata buku atau lebih dikenal
c. Pendidikan
masyarakat.
lomba dan memotivasi diri agar lebih baik dalam segala aspek
nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, dan benar indah untuk kehidupan
d. Cinta Kasih
berarti perasaan yang tumbuh secara tulus dari hati manusia kepada
sayang adalah suatu kosa kata yang sangat indah maknanya. Kata itu
orang tua kepada anaknya. Makna ini akan semakin menarik dikaji
ditunjukan pada orang atau obyek yang khusus. Dalam penelitian ini,
aspek cinta kasih tergambar dari perasaan yang ada antar tokoh
dalam novel.
e. Moralitas
nilai tentang cara individu harus hidup dengan baik sebagai manusia
(Budiyono, 2010: 2). Sistem nilai ini ada dalam ajaran berbentuk
47
1) Sikap Baik
2) Keadilan
3) Ketuhanan
yang dipandang sebagai baik atau buruk, benar atau salah, tepat atau
sesuai dengan silabus kurikulum 2013 kelas XII semester genap. Melalui
a. Kompetensi Inti
b. Kompetensi Dasar
sastra terdiri dari unsur intrinsik novel Hujan karya Tere Liye dan
c. Indikator
d. Tujuan Pembelajaran
Liye.
e. Alokasi Waktu
f. Materi Pembelajaran
g. Model Pembelajaran
pendidik.
Liye.
h. Sumber Belajar
cetak (teks), media elektronik atau cetak, alam sekitar, dan sumber
lain novel Hujan karya Tere Liye, buku teks kurikulum 2013 kelas
i. Langkah Pembelajaran
pembelajaran.
j. Evaluasi
nilaian yang dilakukan penulis kepada siswa dengan tes tertulis dan
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian ini karena menguraikan kata bukan angka. Di bawah ini dipaparkan
data dan sumber data, objek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen,
A. Sumber Data
(Arikunto, 2013: 172). Sumber data penelitian ini adalah novel Hujan
karya Tere Liye. Novel ini merupakan cetakan pertama yang diterbitkan
B. Objek Penelitian
dalam penelitian ini adalah sosiologi sastra dari novel Hujan karya Tere
54
55
C. Fokus Penelitian
karya Tere Liye, (2) Aspek-Aspek Sosiologi sastra novel Hujan karya
Tere Liye, (3) hubungan antaraspek sosiologi sastra novel Hujan karya
kepustakaan yang berkaitan dengan kajian teoretis dan referensi lain yang
1. membaca keseluruhan novel Hujan karya Tere Liye dengan kritis dan
teliti,
Tere Liye,
E. Instrumen Penelitian
hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
adalah peneliti dengan dibantu catatan dan alat tulis. Catatan dan alat
tulis adalah tempat dan alat mencatat data yang diperoleh oleh siswa
menangkap pesan karya sastra. Tujuan dari analisis isi adalah membuat
57
dapat digunakan dengan meneliti isi dalam novel Hujan karya Tere Liye
dari segi sosiologi sastra, yaitu aspek pendidikan, moral, cinta kasih
dengan menemukan unsur intrinsik dalam novel Hujan karya Tere Liye.
latar, alur, tema, dan sudut pandang. Setelah itu, siswa menganalisis
paragraf.
data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan
triangulasi. Salah satu cara uji validitas hasil penelitian adalah dengan
triangulasi teori.
sosiologi sastra yang ditulis oleh beberapa tokoh dalam mengkaji novel
aspek sosiologi sastra novel Hujan karya Tere Liye, disajikan secara
59
BAB IV
PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL
PENELITIAN
Bab IV disajikan dua hal paparan pokok, yakni (1) penyajian data dan
(2) pembahasan data. Penyajian data berisi data yang disajikan dalam penelitian,
sedangkan pembahasan data berisi pembahasan terhadap data yang diteliti oleh
penulis.
A. Penyajian Data
Tere Liye melalui sosiologi sastra, terlebih dahulu penulis menyajikan data.
Unsur intrinsik novel Hujan karya Tere Liye antara lain meliputi
tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, dan sudut pandang. Data unsur
Tabel 4.1
Kajian Unsur Intrinsik Novel Hujan Karya Tere Liye
1 Tema
60
61
2) Jalanan Kota 11
7) Pengungsian Nomor 2 43
3) Malam 49
4) Satu tahun 72
3) Kejutan 314
kekerabatan, (2) perekonomian, (3) pendidikan, (4) cinta kasih, dan (5)
moralitas. Data aspek sosial tersebut disajikan dalam bentuk tabel 4.2 di
bawah ini.
64
Tabel 4.2
Aspek-aspek sosial novel Hujan karya Tere Liye
149
Tabel 4.3
Hubungan antaraspek sosial novel Hujan karya Tere Liye
Tabel 4.4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi Sastra Novel Hujan Karya
Tere Liye
No Komponen Deskripsi
A Kompetensi inti Aspek sosiologi sastra novel Hujan karya Tere Liye
B Kompetensi dasar 3.9 Menganalisis isi dan kebahasaan novel
C Indikator 1) Menganalisis unsur intrinsik novel Hujan
karya Tere Liye
2) Menganalisis sosiologi sastra novel Hujan
karya Tere Liye.
3) Menimbang aspek sosiologi sastra novel
Hujan karya Tere Liye dikehidupannya.
D Tujuan Pembelajaran 1) Siswa mampu menganalisis unsur intrinsik
novel Hujan karya Tere Liye.
2) Siswa mampu menganalisis sosiologi sastra
novel Hujan karya Tere Liye
3) Siswa mampu menimbang dan
mengaplikasikan aspek sosiologi sastra novel
Hujan karya Tere Liye dikehidupannya.
E Alokasi Waktu 4 x 45 menit (2x Pertemuan)
F Materi Pembelajaran 1. Novel Hujan karya Tere Liye
1.1 Unsur Intrinsik
1.2 Aspek-aspek sosiologi sastra
G Model Pembelajaran Model Think, Talk, and Write (TTW)
H Sumber Belajar 1) Buku Pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII
2) Buku pelengkap (Penunjang) materi sosiologi
sastra novel
3) Novel Hujan Karya Tere Liye
i Langkah Pembelajaran 1) Pendahuluan (10 menit)
Think
a) Guru sudah memberi waktu siswa untuk
membaca novel dirumah
b) Guru menyampaikan sedikit materi
sosiologi sastra
c) Guru memberikan soal mengenai
sosiologi sastra.
2) Kegiatan Inti (75 menit)
Talk
a) Guru mempersilahkan siswa untuk
membentuk kelompok diskusi
67
B. Pembahasan Data
yang telah diperoleh yaitu unsur intrinsik, aspek sosial, hubungan antaraspek
karya Tere Liye yang meliputi: (1) tema, (2) tokoh dan penokohan, (3)
a. Tema
cerita. Tema suatu cerita menjadi lebih kuat jika terdapat berbagai
tema mayor dan tema minor. Di bawah ini disajikan pembahasan data
mengenai tema dalam novel Hujan karya Tere Liye sebagai berikut.
1) Tema Mayor
mayor yang terdapat dalam novel ini adalah politik negara karena
baik.
bertemu dengan Esok yang suatu hari nanti akan menjadi laki-laki
“Itu tidak cukup. Dan bagi mereka tidak akan pernah adil.
Siapa pula yang akan senang tinggal di kota yang selalu
mengalami musim dingin? Tidak pernah merasakan
hangatnya cahaya matahari. Ilmuan memproyeksikan iklim
dunia tetap akan seperti ini hingga lima puluh tahun ke
depan. Itu lebih dari satu generasi jika penduduk mereka bisa
menunggu dan bertahan, jika tidak, negara-negara itu akan
hilang dari atas peta. Penduduknya punah, atau minimal
penduduknya melakukan migrasi besar-besaran antarnegara.
Apa yang terjadi jika sebuah negara kehilangan semua
penduduknya? Tidak ada lagi otoritas negara-negara di
kawasan subtropis. Pemimpin negara mereka sejak awal
sudah menginginkan intervensi lapisan stratosfer,
melenyapkan miliaran ton emisi gas sulfur dioksida. KTT itu
hanya basa-basi, mereka tidak pernah bicara soal ilmu
pengetahuan, pendekatan teknologi. Permasalahan ini sudah
tentang politik kawasan”.(122)
Breaking news
Koalisi negara-negara subtropis secara resmi menerbangkan
delapan pesawat ulang-alik ke angkasa, melepas anti gas
sulfur dioksida di lapisan stratosfer.
70
dingin ini akan tetap seperti ini hingga lima puluh tahun kedepan.
lain. KTT hanya untuk kedok semata, mereka tidak pernah berbicara
tersebut tidak langsung terlihat, tetapi setelah tiga bulan baru terlihat
Breaking news
Salju itu tidak hanya turun dikota mereka, tapi hampir
diseluruh kota negara tropis. Malam itu kerubutan melanda
dunia. Terutama bagi penentang intervensi lapisan stratosfer.
Kecemasan atas pengiriman delapan pesawat ulang-alik itu
terbukti sudah.
71
Dampak buruk bagi negara tropis sudah terjadi dan hal itu
Tiga bulan setelah anti gas sulfur dioksida dilepaskan, suhu udara di
angkasa.
Tanah tidak dapat ditanami karena salju turun terus menerus hewan
pesawat ulang alik ke angkasa. Hal itu tampak pada kutipan dibawah
ini.
Breaking news
Pemimpin negri memutuskan mengirim dua belas pesawat
ulang-alik ke lapisan stratosfer. Seluruh penduduk kota
menari-nari riang mendengar pengumuman itu. Seluruh
negri malam itu tertawa senang, mengadakan perayaan,
hanya untuk menyadari setahun kemudian, mereka memang
persis seperti virus. Mereka sedang merusak diri sendiri,
saling menghancurkan dan menuju kepunahan.
(219)
yang ada dalam pikiran mereka adalah saat ini tidak ada salju lagi
muka bumi. Hujan tidak akan turun lagi, kekeringan ada dimana-
mengangkat tema yang jarang terjadi atau belum pernah terjadi pada
2) Tema Minor
tambahan. Dalam novel Hujan karya Tere Liye memiliki tema minor
a) Persahabatan
dalam kereta bawah tanah. Saat itu Lail telah kehilangan ayah dan
b) Cinta
terjadi antara tokoh utama Lail dan tokoh Esok. Karena jarak dan
Namun, tanpa diduga hari bahagia itu justru membuat Lail sedih.
Esok terlihat lebih akrab dengan Claudia Putri Wali Kota. Lail
keceriaan.
Makan siang itu hampir usai, tapi Lail sudah tidak tahan
lagi. dia berkata pelan kepada istri Wali kota, minta izin
meninggalkan restoran.
“Ada apa, Lail ?” istri wali kota langsung bangkit dari
kursinya. “kepalaku sakit,” Lail berkata Pelan.
“Aduh, kamu terlihat pucat.” Istri Wali Kota mengaktifkan
layar di lengannya, bersiap memanggil bantuan.(245)
Esok, tidak sopan jika orang yang sedang dirayakan malah ikut
81
ingatan.
bahwa kisah cinta Lail dan Esok berjalan dengan sempurna. Lail
c) Melupakan Hujan
saat hujan turun. Oleh karena itu, Lail ingin melupakan hujan.
Lail terisak di atas sofa hijau. Dia tahu nasihat itu. Maryam
pernah membahasnya. Tapi bagaimana dia akan menerima
semua kenangan menyakitkan itu?“Lail menyeka pipinya.
Dia tahu, seluruh kenangan itu seharusnya indah. Hidupnya
dipenuhi hal-hal menakjubkan. Tapi kenapa saat diingat
terasa menyakitkan? Membuatnya sesat. Nasihat-nasihat itu
mudah dikatakan, tapi berat di jalani.(308)
dan sabar.
d) Perpisahan
dahulu.
membawa Lail bertemu dengan Esok. Saat itu Esok adalah orang
sesosok lelaki yang sangat dia rindukan. Hal itu terbukti dari
laki yang sangat penting dalam hidupnya selama tiga tahun itu
e) Hujan
Tere Liye dialami oleh tokoh utama Lail. Lail adalah gadis
lembut itu. Lail tidak pernah mengira justru saat hujan turun
lorong kereta bawah tanah yang baru saja dialami, yaitu hujan
saksi bisu betapa Lail menangis saat harus berpisah dengan Esok.
ketika gerimis mulai turun, Esok dan Lail pulang ke stadion. Lail
91
tidak akan tinggal di panti bersama Lail. Hal ini juga menjadi
selamanya, saat Lail bertemu dengan Esok, ketika Lail jatuh cinta
tersebut.
bahwa tema yang terdapat dalam novel Hujan karya Tere Liye
pada tokoh utama, tetapi juga pada tokoh-tokoh yang lain. Di bawah
1) Tokoh
berikut.
novel Hujan karya Tere Liye adalah Lail. Lail adalah gadis
enam belas tahun. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.
94
Lail, Ibu Esok, Ibu Suri, Wali kota dan istri wali kota, dan
tambahan.
Liye antara lain Lail, Esok, Maryam, Ibu Esok, Ibu Suri, Ibu
tokoh protagonis.
istri wali kota. Hal ini dapat diketahui melalui kutipan berikut.
Wali Kota sebagai tokoh antagonis. Wali kota dan Istri wali
Lail.
2) Penokohan
a) Lail
banjir.
bergurau.
dipegang dan diinjak ibunya luruh, juga yang diinjak kaki Lail.
ibunya.
bawah ini.
berharap akan ada keajaiban sehingga ibu Esok bisa selamat dari
buruk itu. Kejadian sedih yang dialami Lail terlihat pada kutipan
di bawah ini.
yang dilakukan.
ini.
dan penyabar.
di bawah ini.
a) Tokoh Maryam
bawah ini.
humor.
relawan.
anak yang baik. Kebaikan Maryam yang lain juga dapat terlihat
terjatuh. Anak tangga yang dipegang ibu dan yang diinjak Lail
lebih dulu gugur. Ibu ikut terjatuh bersama guguran tanah. Ibu
bahaya apapun.
c) Ibu Esok
duduk dikursi roda. Selain itu, Ibu Esok juga merupakan seorang
sangat telaten dan penuh kasih sayang dan terlihat sekali bahwa
bawah ini.
112
menerima keadaan.
d) Ibu Suri
disiplin. Ibu Suri adalah seorang ibu yang berusia lima puluh
kan bahwa Ibu Suri terkadang juga suka bergurau dengan anak-
114
sungguh ingin selalu bersama Esok. Wali kota dan Istri Wali
mengetahui hal itu. Wali Kota dan Istri Wali Kota telah
Kota dan Istri Wali Kota juga memiliki watak yang pamrih dan
egois. Perannya dalam novel Hujan karya Tere Liye ini adalah
f) Claudia
cantik dan ramah. Selain itu, Claudia adalah gadis yang baik. Ia
dirumahnya.
Esok dengan tulus dan ikhlas, padahal ibu Esok bukan orang
g) Elijah
berfungsi efektif.
c. Latar
dalam karya sastra yang membangun latar cerita. Unsur latar dalam
novel Hujan karya Tere Liye dibagi ke dalam tiga bagian, yakni latar
tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar dalam novel tersebut ada
121
yang dihadirkan secara utuh dan jelas, tetapi ada juga yang dihadirkan
secara tidak utuh dan tidak jelas. Penggambaran latar dalam suatu
1) Latar Tempat
karya Tere Liye. Namun, tidak semua latar tempat oleh penulis di
b) Jalanan kota
jalanan kota karena sekolah dan tempat ibu bekerja satu arah.
Lail dan Ibunya sedang berada di dekat kereta api bawah tanah.
kereta api karena tidak macet. Salah satu tokoh tambahan yang
kereta api.
127
jalan)
namanya saja.
e) Taman kota, kolam air mancur central park, dan rumah Lail.
keadaan dan suasana ketika Lail dan Esok berada di taman kota,
yaitu dua ratus meter dari lubang tangga darurat kereta bawah
taman kota karena itu adalah tempat favorite mereka. Lail dan
tangga darurat bawah tanah, Lail dan Esok biasa mengenang Ibu
dirumah. Rumah itu ternyata sudah rusak dan ayah tidak berada
disana.
kota. Tempat itu adalah tempat favorit Lail sebelum dan sesudah
Maryam saat liburan. Toko kue itu milik Ibu Esok. Ibu Esok
keadaan toko kue ibu Esok dengan jelas dan utuh bahwa di sana
seadanya.
bersih, dan segala keperluan gempa bumi. Lail dan Esok berada
i) Panti Sosial
j) Sekolah keperawatan
selamanya.
Univeritas ibu kota dan restoran tidak secara jelas dan utuh.
2) Latar Waktu
dalam novel Hujan karya Tere Liye adalah Pagi, Siang, Sore,
tidak dapat lepas dari perjalanan waktu yang dapat berupa jam,
dalam menghadirkan latar waktu yang berupa pagi hari yaitu pukul
pagi hari pukul 07.30 WIB. Pada pukul 07.30 dalam kutipan
berangkat.
waktu yang berupa pagi hari tidak secara utuh dan jelas. Pengarang
waktu malam ketika Lail tertidur, sore hari Esok menjenguk ibunya
di rumah sakit dan pada siang hari bus melintas di depan panti
sosial. Novel Hujan karya Tere Liye juga menggunakan latar waktu
dalam novel Hujan karya Tere Liye dikuasai oleh pengarang. Hal
2) Latar Sosial
Latar sosial dalam novel Hujan karya Tere Liye juga ada
berikut.
kota.
b) Kehidupan Relawan
penghargaan.
142
orang terdekat.
latar sosial kehidupan Wali Kota secara tidak jelas dan tidak
iklim dunia.
d. Alur
secara jelas dalam beberapa peristiwa mulai dari bab 1 sampai 31.
1) Tahap penyituasian
tersebut.
ingatannya dengan mengikuti terapi saraf. Pada tahap awal ini alur
bumi dahyat pada tahun 2042, delapan tahun yang lalu. Pada saat
Hal itu menyebabkan kerusakan kota dan sampai saat ini belum
“21 Mei 2042”, Elijah berkata Takzim. Itu hari yang tidak
bisa kita lupakan”.
Itu benar. Semua penduduk bumi ingat sekali kejadian
itu.”Usiaku empat puluh dua saat kejadian itu. Aku sedang
bekerja di salah satu rumah sakit di ibu kota, sift pagi. Aku
mengurus pasien senior, jadwal periksa reguler”. Elijah
148
4) Tahap Klimaks
klimaks dalam novel Hujan karya Tere Liye ini memaparkan ketika
“tidak akan ada jalan keluar lagi. kita tidak bisa menyedot
miliaran gas yang telah tercampur di langit, lantas
membuangnya ke planet mars. Kita harus membayar mahal
atas egoisme masing-masing. Iklim panas ekstrem cepat
atau lambat akan tiba di kota ini. Memanggang seluruh
kehidupan.”(269)
5) Tahap Penyelesaian
tahun dan akan kembali lagi ke bumi, setelah iklim kembali pulih
kepentingan individu.
ekstrem bersama-sama.
lalunya agar bando logam itu dapat berfungsi dengan baik dan
akurat.
alur campuran.
novel Hujan karya Tere Liye tidak terlepas dari adanya peristiwa
a) Tegangan (suspens)
Tere Liye ini terjadi ketika di awal cerita Lail datang ke ruangan
kelak akan sangat berarti bagi hidup Lail. Hal tersebut dapat
tiket pesawat luar angkasa itu untuk Lail. Lail sangat berharap
dan Claudia. Claudia bisa merawat Ibu Esok dengan baik. Lail
c) Kejutan (Surpise)
Atas nasihat baik dari Elijah, Lail memilih untuk memeluk erat-
melupakan.
e. Sudut Pandang
Tere Liye adalah sudut pandang persona ketiga “dia” serba tahu.
Dalam sudut pandang ini, cerita dikisahkan dari sudut pandang “dia” ,
menceritakan apa saja dalam lingkup waktu dan tempat cerita atau
berpindah-pindah dari tokoh “dia” yang satu ke tokoh “dia” yang lain.
tambahan.
lain: (a) kekerabatan, (b) perekonomian, (c) pendidikan, (d) moral, (e)
cinta kasih.
a. Aspek kekerabatan
yang terjalin antara tokoh utama dengan tokoh yang lain yang terdapat
terjalin antara Lail dan keluarga Esok, Lail dan Maryam, Lail dan
tulus. Karena hubungan baik itu, Lail selalu mengunjungi toko kue
milik Ibu Esok dan membantunya. Hal itu terlihat pada kutipan di
bawah ini.
Esok seperti kakaknya sendiri karena Lail anak yatim piatu. Sudah tidak
juga ditunjukkan oleh kedekatan Lail dengan keluarga Wali kota yaitu
keluarga angkat Esok. Hal tersebut terlihat dari kutipan di bawah ini.
Lail dan Maryam duduk satu meja dengan keluarga Wali Kota.
Ratusan undangan yang lain juga sudah duduk di bangku
masing-masing.(266)
kekerabatan yang terjalin dengan baik. Kedekatan antara Lail dan Esok
membuat keluarga angkat Esok juga memiliki sikap yang baik terhadap
Lail. Istri Wali kota dan Putri Wali kota juga sering mengajak Lail
juga ditunjukkan oleh Lail dan keluarga Panti Sosial. Hal tersebut
Jika tetap tidak ada kabar dari Esok, maka salah satu pilihan
terbaik bagi Lail adalah membantu Ibu Suri di Panti Sosial.
Ada banyak hal yang bisa dikerjakan di sana.(232)
“Baru lima menit. Ibu tidak akan lama.” Ibu suri mengeluarkan
amplop dari sakunya. “minggu depan panti sosial mengadakan
acara makan malam untuk donatur. Kalian berdua diundang”.
“Donatur?” Lail dan Maryam tidak mengerti. Mereka tidak
pernah menjadi donatur.
“setahun lalu kalian berdua memberikan seluruh uang dari
penghargaan Organisasi Relawan. Itu tidak sedikit, Lail,
Maryam. Terus terang, karena itulah ibu terpaksa datang untuk
menyerahkan undangan ini secara personal”.(257)
sangat dekat, Lail juga diundang makan malam oleh keluarga panti
sosial sebagai donatur. Padahal Lail memberikan uang itu ikhlas, bukan
membutuhkan.
163
kekerabatan.
b. Aspek Perekonomian
Relawan. Setiap kali ada bantuan datang, mereka saling berebut untuk
berakhir dan musim semi segera tiba. Kondisi buruk di kota mereka
akan segera diatasi. Hal tersebut terlihat pada kutipan di bawah ini.
karena sudah tidak ada lagi awan. Tidak akan ada hujan. Mereka akan
segera menghadapi musim panas ekstrem dan itu artinya, mereka akan
menghadapi masalah yang lebih serius lagi. Hal tersebut terlihat pada
musim dingin ekstrem dan esok musim panas ekstrem. Oleh karena itu,
bawah ini.
perekonomian menengah dialami oleh tokoh Lail dan Maryam. Lail dan
Ibu Esok, Ibu Esok adalah seorang pedagang kue. Hal tersebut terlihat
“Besok toko ini ditutup, ibu tidak punya lagi bahan-bahan untuk
membuat kue.” Wajah ibu Esok terlihat lesu. Kesenangan
sepanjang hari menguap dengan cepat.(204)
Keluarga ibu tidak kaya, maka mimpi itu tidak pernah terwujud.
Tapi takdir berkata lain, justru salju itu yang datang ke
sini.(297)
bawah ini.
makan dua kali dalam sehari. Jika keadaan tidak pulih seperti semula,
c. Aspek Pendidikan
medis yang semakin canggih. Bangku kuliah adalah salah satu tempat
negri. Selain itu, Lail juga mendapatkan pendidikan non formal ketika
memasak.
pulang sekolah setiap hari selama satu minggu. Karena ia ingin menjadi
menjadi perawat.
171
positif pula bagi para siswa. Pendidikan formal yang ditempuh dalam
oleh para tokoh dalam novel Hujan karya Tere Liye ini adalah
relawan.
d. Aspek Moralitas
Moral adalah ajaran baik dan buruk yang diterima oleh orang
pertama mereka. Pada saat itu hujan dan angin yang kencang membuat
anggota relawan untuk penduduk panti sosial, karena Lail tahu mereka
dengan jumlah yang sangat banyak, padahal itu merupakan hadiah dari
memberikan uang itu kepada Panti sosial karena lebih bermanfaat untuk
penghuni panti. Selain itu, moral yang kurang baik juga ditunjukkan
kerusuhan dimana-mana.
permasalahan. Jika ingin unjuk rasa juga dengan cara baik-baik. Tidak
perasaan cinta dan kasih sayang yang tumbuh dalam diri tokoh.
Tere Liye digambarkan pada kasih sayang dan perasaan cinta yang
ditunjukkan oleh tokoh Lail kepada Esok. Pada awalnya Lail hanya
Lail mengerti perasaannya, dia tidak mau dianggap sebagai adik, dia
dia memilih menunggu. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini.
Lail selalu merindukan Esok. Namun, serindu apapun Lail, Lail tetap
175
bencana gunung meletus. Esok yang dulu selalu menjaga Lail selama
Lail sebagai adik saja. Esok juga mencintai Lail. Esok membuktikan
cinta dan kasih sayangnya dengan cara menikahi Lail. Hal itu terlihat
tetapi dipilih. Lail memang sangat menyayangi Esok, tetapi dia tidak
memberi semangat dan motivasi untuk yang terakhir kali, agar Lail
kasih sayang Lail dan ibunya sangatlah tulus. Lail ingin selalu
melindungi ibunya dari segala hal yang membuat ibunya sakit. Lail
yang baik juga selalu ada disaat susah maupun senang. Maryam
saat Lail sudah tidak bisa maju lagi di kubangan lumpur. Itu adalah
wujud rasa sayang Maryam kepada Lail. Tidak hanya itu saja, ketika
berisi pakaiannya dan Lail. Maryam hanya jengkel. Namun, dia tetap
peduli dengan sahabatnya. Hal itu terlihat dari kutipan di bawah ini.
178
seseorang yang kita sayangi dengan tulus dan ikhlas. Kasih sayang
Lail juga dekat dengan Ibu Esok. Kedekatan itu membuat Lail
mengunjungi toko kue milik ibu Esok dan membantu ibu Esok
membuat kue. Ibu Esok juga memiliki rasa kasih sayang terhadap
kabar Ibu Esok. Ibu Esok sangat senang dengan kedatangan Lail. Ibu
Esok sudah memikirkan Lail sejak satu minggu yang lalu. Itu
Lail adalah anak yatim piatu yang tinggal di panti sosial sejak
anak-anak yang lain, karena setiap hari tinggal di lokasi yang sama,
bagi Lail. Lail cemas dan sedih ketika panti sosial kekurangan bahan
pangan, kelaparan.
“Jika situasi terus sama, satu bulan lagi mereka akan makan
sekali dalam sehari. Kami sudah membagi porsi makanan
sekecil mungkin agar semua bisa makan”.
Lail dan Maryam menatap sedih anak-anak di ruang makan.
Isi mangkuk mereka sedikit sekali, hanya air kaldu dan
potongan kentang atau jagung. Tidak ada sayur, apa lagi
daging. Di asrama sekolah keperawatan situasinya masih
lebih baik, Lail dan Maryam masih mendapat makan yang
cukup.(215)
uang untuk anak-anak di panti sosial. Itu semua karena wujud rasa
yang dilakukan Lail dengan Ibu Esok. Lail selalu membantu ibu
positif.
hubungan antara lain: (1) aspek perekonomian dengan moralitas, (2) aspek
moralitas.
182
hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai moral yang ada dimasyarakat.
Seharusnya jika ingin unjuk rasa bisa melakukan hal positif tidak harus
yang lain. Kerabat adalah kelompok yang paling dekat dengan individu
yang ada di dunia ini. Karena kedekatan diantara dua keluarga akan
membentuk sebuah rasa yaitu cinta kasih. Mereka memiliki akal untuk
berpikir dan perasaan serta budi pekerti. Setiap orang pasti memiliki
rasa cinta kasih yang menimbulkan rasa sayang. Oleh karena itu,
kedekatan Lail dengan keluarga Esok. Esok adalah sahabat Lail sejak
kecil. Lail tidak memiliki keluarga, ia adalah yatim piatu sejak hari
seorang ibu. Ibu Esok sangat baik terhadap Lail. Lailpun menyayangi
Ibu Esok dengan tulus. Hampir setiap liburan Lail mengunjungi toko
memiliki rasa sayang kepada Ibu Esok. Ia senang membantu Ibu Esok
teman. Kedekatan dia antara kita dan saudara kita akan mempengaruhi
mengerti menjadi mengerti, dari yang salah menjadi benar, dan dari
186
sastra dalam kehidupan nyata akan berpengaruh positif pada kepekaan dan
a. Kompetensi Inti
b. Kompetensi Dasar
c. Indikator
keterampilan. Dalam hal ini, indikator yang ingin dicapai antara lain
1) Unsur intrinsik (Tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, dan sudut
pandang)
188
d. Tujuan Pembelajaran
mengerti unsur pembangun sastra dari sisi dalam (intrinsik) dan fakta
cerita novel Hujan karya Tere Liye. Apabila siswa telah mengetahui
e. Alokasi Waktu
f. Materi Pembelajaran
sastra digunakan novel Hujan karya Tere Liye. Isi dari novel tersebut
1) Segi Bahasa
2) Segi Psikologi
g. Model Pemebelajaran
a. Think
materi unsur intrinsik sosiologi sastra novel Hujan karya Tere Liye.
b. Talk
c. Write
h. Sumber Belajar
c) Buku Pelengkap
i. Langkah Pembelajaran
proses pembelajaran.
1) Kegiatan Pendahuluan
2) Kegiatan Inti
untuk berdiskusi
193
kelas.
3) Kegiatan Penutup
j. Evaluasi
proses pembelajaran.
esai dan lisan. Hal itu karena tes esai digunakan untuk menilai
194
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi uraian singkat hasil
analisis data dari penelitian ini, sedangkan saran berisi masukan penulis yang
A. SIMPULAN
a. Tema dalam novel Hujan karya Tere Liye terbagi menjadi dua, yakni
tema mayor dan tema minor. Tema mayor dalam novel ini, yaitu
b. Tokoh dan penokohan. Tokoh utama dalam novel Hujan karya Tere
Ibu Lail, Ibu Esok, Ibu Suri, Wali Kota dan Istri Wali Kota, Claudia,
c. Alur cerita dalam novel Hujan karya Tere Liye adalah alur campuran
195
196
d. Latar cerita dalam novel Hujan karya Tere Liye meliputi latar tempat,
waktu dan keadaan sosial. Secara garis besar latar tempat berada di
Indonesia. Latar waktu dalam novel ini melukiskan waktu pagi, siang,
novel.
e. Sudut pandang yang digunakan dalam novel Hujan karya Tere Liye
yaitu sudut pandang persona ketiaga “dia” serba tahu karena pengarang
bersifat fisik ataupun sesuatu yang hanya terjadi dalam hati serta
197
bebas.
2. Aspek sosiologi sastra yang terdapat di dalam novel Hujan karya Tere
Liye terdiri atas (1) aspek kekerabatan terdiri atas: Kekerabatan yang
terjalin antara Lail dengan keluarga Esok, kekerabatan yang terjalin antara
Lail dengan keluarga Wali Kota, dan kekerabatan yang terjalin antara Lail
pendidikan terdiri atas: pendidikan Lail dan Maryam yang di peroleh dari
pendidikan Esok yang diperoleh dari bangku sekolah dan perkuliahan; (4)
aspek moralitas meliputi: perbuatan baik yang dicerminkan oleh tokoh Lail
dan Maryam, perbuatan buruk yang dicerminkan oleh penduduk kota; (5)
aspek cinta kasih terdiri atas: cinta kasih antara Lail dengan Esok, cinta
kasih antara tokoh Lail dengan ibunya, cinta kasih antara Lail dan
sahabatnya Maryam, cinta kasih antara Lail dengan Ibu Esok, dan cinta
3. Hubungan antaraspek sosiologi sastra novel Hujan karya Tere Liye antara
aspek kekerabatan dengan cinta kasih, dan (3) hubungan aspek pendidikan
dengan moralitas.
Tere Liye di kelas XII SMA dilakukan dengan menyusun RPP sesuai
menemukan: (1) aspek sosiologi sastra novel Hujan yang meliputi: (a)
untuk membantu orang lain; (c) pendidikan, pendidikan formal dan non
formal sangatlah penting bagi peserta didik, selain untuk masa depannya
tetapi juga untuk menumbuhkan karakter yang baik; (d) cinta kasih, kasih
sayang yang selalu tercurah untuk keluarga, sahabat, dan orang-orang yang
199
dengan norma dan peraturan yang berlaku, dan hubungan antaraspek sosial
hubungan aspek kekerabatan dengan cinta kasih, dan (c) hubungan aspek
B. SARAN
mengkaji dan meneliti lebih dalam lagi dari perkembangan sastra yang
2. Bagi Pendidik
yang baik.
3. Bagi Siswa
yarakat.
4. Bagi Pembaca
mengenai aspek sosiologi sastra dalam novel. Selain itu, novel Hujan
200
201
202
Nasution, Wahidah. 2016. “Kajian Sosiologi Sastra Novel Dua Ibu Karya
Arswendo Atmowiloto”: Suatu Tinjauan Sastra. Banda Aceh:
Jurnal Sastra Indonesia dan Daerah. Vol 04 Nomor 01 Tahun
2016. Hal 14-26. Http://metamorfosa.stkipgetsempena.ac.id.
Diakses pada 26 Maret Pukul 10.00 WIB.
A. Kompetensi Inti
A. Kompetensi Dasar
B. Indikator
Dalam hal ini, indikator yang ingin dicapai antara lain siswa dapat
mengidentifikasi:
4) Menemukan unsur intrinsik (tema, alur, latar, tokoh dan penokohan,
dan sudut pandang)
5) Menguraikan aspek-aspek sosial (Kekerabatan, perekonomian,
pendidikan, moralitas, dan cinta kasih)
6) Menguraikan hubungan antar aspek sosial (Kekerabatan dengan cinta
kasih, perekonomian dengan moralitas, dan pendidikan dengan
moralitas).
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : TTW (Think, Talk, dan Write)
3. Metode : Tanya jawab, ceramah, diskusi, dan penugasan.
1. Media
a. Novel Hujan karya Tere Liye
b. Beragam contoh analisis sosiologi sastra dalam novel
2. Alat/Bahan
a. LCD
b. Catatan kecil dan Alat tulis
3. Sumber Belajar
a. Buku cetak Pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII semester 2
b. Buku pendukung materi sosiologi sastra
G. Langkah Pembelajaran
Mempertanyakan
1. Peserta didik mempertahankan hal yang
kurang jelas mengenai tugas membaca
novel dan soal secara responsif dengn
bahasa yang santun.
2. Siswa membuat pernyataan yang
berhubungan dengan unsur intrinsik
dengan penuh tanggung jawab.
Mengomunikasikan
1. Peserta didik menuliskan laporan kerja
kelompok tentang unsur intrinsik dalam
novel.
2. Peserta didik membacakan hasil kerja
kelompok di depan kelas dan peserta didik
lain memberikan tanggapan dengan
santun
Penutup 1. Peserta didik bersama guru 15 menit
menyimpulkan pembelajaran.
2. Guru memberikan sedikit gambaran
tentang pembelajaran yang akan
dilakukan pada pertemuan berikutnya
Pertemuan kedua
Mempertanyakan
1. Peserta didik mempertanyakan
mengenai aspek-aspek sosiologi sastra
yang belum ia mengerti dengan bahasa
yang santun
2. Siswa membuat catatan yang
berhubungan dengan aspek-aspek sosial
dengan penuh tanggung jawab.
Mengeksplorasi
1. Peserta didik mencari data yang
diperlukan untuk meneliti aspek-aspek
sosial yang ditemukan dalam novel.
Mengasosiasikan
1. Dengan anggota kelompoknya, peserta
didik mengolah data yang telah
diperoleh dari unsur intrinsik dan aspek
sosial novel
2. Bersama anggota kelompoknya, peserta
didik membuat/ menulis laporan
berdasarkan data yang telah diperoleh.
Mengomunikasikan
1. Peserta didik mempresentasikan
laporan yang telah dibuat dengan
penuh rasa percaya diri dan
211
tanggung jawab.
2. Peserta didik/kelompok lain
memberikan tanggapan secara
santun.
Penutup 1. Guru bersama peserta didik 15 Menit
menyimpulkan hasil pembelajaran dan
mengumpulkan tugas mengenai laporan
pengamatan unsur intrinsik dan aspek-
aspek sosial yang ada dalam novel Hujan
karya Tere Liye
Keterangan
1 =kurang
2 =sedang
3 =baik
4 =sangat baik
213
2 Inisiatif
3 Kedisiplinan
4 Tanggung jawab
Keterangan
1 : sangat kurang
2 : kurang
3 : cukup
4 : baik
5 : sangat baik
Nilai= jumlah skor x 4
2. Tes Tertulis
Contoh soal
5) Bacalah novel Hujan karya Tere Liye!
6) Setelah selesai membaca, dapatkah kamu menemukan unsur intrinsik
(unsur pembangun novel dari dalam)? Jelaskan!
7) Dapatkah kamu menemukan aspek-aspek sosial yang terdapat dalam
novel tersebut ? aspek apa saja? Jelaskan!
8) Menurutmu adakah hubungan antaraspek sosial yang sudah kamu
temukan? Sebutkan!
214
3. Ujian Praktik
No Aspek dan kriteria skor
1 Ketepatan dalam menuliskan unsur intrinsik dan aspek
sosiologi sastra novel Hujan karya Tere Liye
a. Mengklasifikasikan dengan tepat 3
b. Mengklasifikasikan kurang tepat 2
c. Mengklasifikasikan tidak tepat 1
2 Ketepatan menyusun kalimat dalam membuat laporan
a. Susunan kalimat tepat 3
b. Susunan kalimat kurang tepat 2
c. Susunan kalimat tidak tepat 1
3 Mekanik
a. Menguasai aspek-aspek sosiologi sastra novel Hujan 3,2,1
karya Tere Lie dan dapat menilai baik buruk
b. Dapat memetik amanat atau pesan yang disampaikan
oleh pengarang melalui novel 3,2,1
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
dan musim dingin berkepanjangan berakhir. Tapi di belahan bumi tropis, intervensi itu membuat cuaca
tidak terkendali. Di kota tempat tinggal Lail dan ibu kota, suhu rata-rata masih bertahan di angka lima
hingga sepuluh derajat celcius. Tapi ditempat-tempat lain, suhu turun drastis hingga minus empat
derajat. Salju tebal turun.
Dua hari menyusul salju turun, para pemimpin dunia bergegas kembali duduk bersama. KTT Perubahan 155
Iklim Dunia dilanjutkan. Sayangnya kali ini tanpa kehadiran negara-negara subtropis karena mereka
telah menarik diri dari pertemuan apapun.
“Bagaimana kalau kota ini juga mengalami musim dingin ekstrem?” Penduduk membahas itu di bus
kota, trem, halte, di mana pun. Semua orang terlihat cemas.
Setahun terakhir, separuh lebih negara-negara tropis ikut meluncurkan pesawat ulang-alik , melepas 198-199
jutaan ton anti gas sulfur dioksida. Semua pembicaraan tingkat tinggi antar pemimpin dunia sia-sia.
Tidak ada lagi pembicaraan. Setiap negara hanya memikirkan kondisi penduduknya, mengambil jalan
pintas agar suhu kembali pulih seperti sedia kala.
Situasi dunia setahun terakhir kacau-balau. Setiap kali ada negara yang mengintervensi lapisan statosfer, 199
imbasnya pindah ke negara lain. Pemimpin dunia saling menuding, saling menyalahkan. Suhu udara di
kota Lail masih stabil, hanya salju yang menjadi masalah. Sekarang hampir setiap malam salju turun.
Dulu itu menjadi pemandangan yang indah, sekarang berubah menyebalkan. Pergerakan pen-duduk
terganggu, transportasi umum terbatas. Dengan salju tebal, berangkat ke kantor atau berangkat sekolah
tidak mudah. Belum lagi lahan pertanian tidak bisa ditanami, hewan ternak mati. Wali kota bekerja
semakin keras mencari solusi. Ini krisis baru yang lebih rumit di banding bencana gempa bumi dulu.
Breaking news 219
Pemimpin negri memutuskan mengirim dua belas pesawat ulang-alik ke lapisan stratosfer. Seluruh
penduduk kota menari-nari riang mendengar pengumuman itu. Seluruh negri malam itu tertawa senang,
mengadakan perayaan, hanya untuk menyadari setahun kemudian, mereka memang persis seperti virus.
Mereka sedang merusak diri sendiri, saling menghancurkan dan menuju kepunahan.
217
Fenomena itu terjadi di seluruh dunia. Dari utara hingga selatan, dari barat hingga timur, semua 261
penduduk melaporkan mereka tidak pernah melihat awan lagi di langit.
Breaking news
Awan telah hilang dari muka bumi!
b. Tema minor
1) Persahabatan
“Mereka tidak banyak bicara, terus berjalan. Esok dengan sabar membantu Lail melewati hambatan di 37
jalan, memegangi tangannya saat memanjat reruntuhan, menjaganya dan memastikan Lail baik-baik
saja”.
Beberapa jam lalu, Lail tidak mengenal esok. Anak laki-laki usia lima belas tahun itu bukan siapa- 39
siapanya. Tapi detik itu, sambil mengepalkan jemarinya, menatap esok yang memeriksa khawatir seluruh
sudut toko, Lail sungguh berdoa semoga ibu Esok selamat.
Di tempat pengungsian, Lail hampir tidak punya teman akrab kecuali Esok. Dia mengenal banyak anak- 78
anak disana, tapi tidak ada yang dekat. Pagi ini dia punya teman sekamar, namanya Maryam. Anak
perempuan yang selalu semangat dengan suara melengking khasnya. Anak perempuan dengan rambut
kribo.
2) Cinta
“Kamu sepertinya sudah tahu aku akan wisuda ?”Lail mengangguk “dari ibumu”. “Apakah kamu mau 243
datang ke ibu kota, Lail? Aku akan senang jika kamu mau menghadirinya.” Esok tersenyum. Itu tawaran
yang ditunggu-tunggu Lail sejak tiga bulan yang lalu. jika saja Maryam tidak tidur di ranjang sebrang,
Lail sudah bersorak kencang. Tawaran itu sekaligus menyiram seluruh proses menunggunya. Malam-
malam susah tidur, pikiran-pikiran buruk semuanya berguguran. “kamu mau datang Lail?”
Lail mengangguk kuat-kuat, lihatlah matanya bahkan berair.“kamu menangis Lail? Ada apa? Esok
bertanya. Lail mengangguk kemudian tertawa pelan.
“aku senang mendengar kamu akan wisuda Esok. Hanya itu.”
Acara wisuda berjalan lancar. Esok terlihat di depan sana mengenakan toga, menerima tabung ijazah, 244
218
serta ucapan selamat dari pihak universitas. Esok bergabung dengan mereka setelah acara selesai,
undangan masih ramai di sekitar. “Selamat Esok kamu membuat bangga empat kakakmu.” Ibunya
mencium dahi Esok. “Aku tahau dia akan selalu membuat bangga siapapun.” Wali Kota tertawa,
menepuk pundak Esok. Saat itulah Lail merasakan sesuatu yang baru di hatinya. Perasaan yang berbeda.
Yang tidak pernah dia rasakan. Cemburu. Lihatlah Esok lebih banyak menghabiskan waktu bersama
keluarga angkatnya. Juga menyapa teman-teman sekampusnya. Dan yang membuat Lail semakin
cemburu, Esok lebih sering berbicara dengan Claudia. Berfoto bersama Claudia. Berguarau dengan
Claudia. Tertawa mereka terlihat sangat akrab. Sementara Lail lebih banyak menghabiskan waktu
dengan mendorong kursi roda ibu Esok, berdiri menonton seluruh keceriaan.
Makan siang itu hampir usai, tapi Lail sudah tidak tahan lagi. dia berkata pelan kepada istri Wali kota, 245
minta izin meninggalkan restoran.
“Ada apa, Lail ?” istri wali kota langsung bangkit dari kursinya. “kepalaku sakit,” Lail berkata Pelan.
“Aduh, kamu terlihat pucat.” Istri Wali Kota mengaktifkan layar di lengannya, bersiap memanggil
bantuan.
Di meja makan, Claudia duduk disebelah Esok, sedangkan Lail jauh diseberangnya. Sepanjang makan 245
siang Lail hanya menatap Claudia yang banyak bicara, tertawa akrab dengan Esok. Ini berbeda
dibandingkan saat Lail naik sepeda merah, mengelilingi kota bersama Esok. Seluruh perhatian Esok
menjadi miliknya. Sekarang Lail menjadi orang asing di meja itu. Tidak ada yang mengajaknya bicara.
Cemburu. Ternyata kata itu sangat menyakitkan.
Maryam menepuk dahi, tidak percaya melihat Lail tiba-tiba berseru marah. “Dia memang tidak 247
menyapamu, Lail. Tapi dalam banyak hal, kebersamaan tidak hanya sapa-menyapa. Jika kamu bersedia
memperhatikan wajahnya sekali saja saat melihatmu, saat melirikmu, kamu akan tahu, esok ingin sekali
bicara banyak denganmu”“tapi kenapa dia tidak bicara?” Lail memotong.“Karena dia tidak bisa
melakukannya,” Maryam menjawab gemas.
“Lail aku mohon apakah kamu masih mengingatku?” Esok mengguncang lengan Lail. Lail tiba-tiba 314
tersenyum. “Aku yang memberikan topi biru itu kepadamu, Esok.”
Maryam menatap tidak percaya. Bukankah...? Bagaimana caranya Lail mengingat Esok? Apakah mesin
modifikasi ingatan itu rusak? Apa yang terjadi?
219
Elijah mengangkat tabletnya, menunjukkan peta saraf milik Lail.Di detik terakhir, sebelum mesin itu
bekerja, Lail memutuskan memeluk erat semua kenangan itu.
Apapun yang terjadi, Lail akan memeluknya erat-erat, karena itulah hidupnya. Seluruh benang merah
berubah menjadi benang biru seketika. Mesin modifikasi ingatan tidak pernah keliru.
Satu bulan kemudian Esok dan Lail menikah, di tengah terik matahari. Esok menggenggam erat jemari 317
Lail, berbisik, kita akan melewati musim panas bersama-sama. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu
lagi”. Lail mengangguk. Wajahnya terlihat sangat bahagia.
3) Melupakan Kenangan
Gadis di atas sofa hijau mengangguk, perlahan-lahan meraih sehelai tisu, menyeka hidungnya yang 9
berair. Satu menit lengang. “Apa yang hendak kamu lupakan, Lail?” Elijah kembali bertanya, pertanyaan
pertama. Lail, gadis di atas sofa hijau kali ini bisa menjawabnya, meski dengan suara serak. “Aku ingin
melupakan hujan”
Lail menunduk. Sejak tadi dia hanya mengaduk makanannya, hanya satu dua sendok masuk ke 47
mulutnya. Dia kehilangan selera makan.
Ibunya meninggal di lorong kereta bawah tanah, dan sekarang apa yang akan dia lakukan tanpa
ayahnya? Mata Lail berkaca-kaca. Butir air menggenang di sudutnya, membesar, lantas jatuh mengalir
di pipi. Lail selalu suka hujan. Dalam hidupnya, seluruh kejadian sedih, seluruh kejadian bahagia dan
seluruh kejadian penting terjadi saat hujan. Pagi ini dia tahu ayahnya telah pergi selama-lamanya ketika
hujan abu turun membungkus kota. Bukan hujan air, tapi tetap saja esensinya hujan.
Bagaimana dia akan menghapus semua kenangan buruk ini?
Elijah diam sejenak, mendongak. “Ratusan orang pernah berada di ruangan ini. Meminta agar semua 308
kenangan mereka dihapus. Tetapi sesungguhnya, bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi
menerima. Barang siapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan. Tapi jika dia tidak bisa
menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan.”Lail terisak di atas sofa hijau. Dia tahu nasihat itu.
Maryam pernah membahasnya. Tapi bagaimana dia akan menerima semua kenangan menyakitkan itu?
“Lail menyeka pipinya. Dia tahu, seluruh kenangan itu seharusnya indah. Hidupnya dipenuhi hal-hal
menakjubkan. Tapi kenapa saat diingat terasa menyakitkan? Membuatnya sesat. Nasihat-nasihat itu
mudah dikatakan, tapi berat di jalani.
220
4) Perpisahan
“Cepat, Lail!” ibunya berseru panik. 28-29
Lail sudah sejak tadi berusaha tiba di atas sana secepat mungkin. Tinggal setengah meter lagi, dia sudah
dekat sekali dengan permukaan. Tapi gerakan tanah runtuh tiba lebih cepat. Anak tangga yang diinjak
dan dipegang ibunya luruh, juga yang diinjak kaki Lail. Tubuh Lail menggantung dengan dua tangan
berpegangan dengan anak tangga terakhir.
“Ibu!” Lail berteriak, menatap ngeri kebawah.
“Jangan berhenti, Lail!” ibunya yang telah kehilangan pegangan berteriak untuk yang terakhir kalinya,
balas mendongak menatap Lail. Tubuh ibunya telah jatuh bersama guguran tanah, terseret ke dalam
lorong kereta yang ambruk 40 meter ke bawah sana. Gelap.
“Ibuu!” Lail justru melepaskan salah satu tangannya dari anak tangga. Dia kalap hendak meraih ibunya,
kehilangan keseimbangan, membuat pegangan satunya ikut terlepas.
Sebelum Lail benar-benar ikut jatuh, satu tangan meraih tas punggungnya dari atas lebih dulu. Anak
laki-laki usia lima belas tahun yang tiba duluan berhasil menyambarnya.
“Naik!” anak laki-laki itu berteriak.
“Lepaskan aku!” Lail balas berseru.
“Naik! Semua lantai akan jatuh.” Anak laki-laki itu memaksa, menarik paksa tubuh Lail keluar dan
berhasil.
Lail meronta. Dia hendak menolong ibunya. Anak laki-laki itu lebih dulu cekatan menyeret tubuh Lail,
menariknya lari melintasi lantai ruangan, menendang pintu, persis sebelum lantai ruangan itu ikut
runtuh. Mereka berhasil lompat menyelamatkan diri.
“Berapa lama kamu akan kuliah disana?” Lail bertanya. “Tiga tahun.” Tiga tahun? Itu tidak sebentar. 97-98
Seperti ada beban berat menimpa dada Lail. “Mungkin aku bisa pulang setiap libur panjang. Tapi pasti
akan banyak proyek penelitian. Profesor universitas bahkan sudah meminta kami menyiapkan proyek
pertama bersamaan dengan surat pemberitahuan yang kami terima. Mereka tidak mau menunggu.”
Lail tersenyum. “kita mungkin tetap bisa bercakap-cakap lewat telepon”. “iya, kita bisa melakukannya”
Esok berkata pelan. Lail mendongak, menatap gedung bertingkat yang sedang di bangun di dekat kolam
air mancur. Dia sebenarnya mendongak untuk mencegah Esok melihat matanya yang berkaca-kaca.
221
Mereka memang bisa berkomunikasi lewat telepon, tapi itu tidak bisa menggantikan duduk di depan
kolam air mancur, atau bersepeda mengelilingi kota, bergurau, tertawa. Termasuk kebersamaan paling
penting. Berdiri di depan lubang tangga darurat kereta bawah tanah.
5) Hujan
Gerimis. Lail lebih tertarik memikirkan gerimis di jalanan tadi. Jika diperbolehkan, dia ingin bermain 29
disana sejak pagi ini, berlari sambil merentangkan kedua tangan di perempatan jalan, mendongak
membiarkan wajah dan rambutnya basah oleh air lembut. Lail selalu suka bermain hujan. Tapi ibunya
pasti tidak sependapat, sekolah lebih penting.
Hujan gerimis membungkus kota. Lail tersengal, duduk di atas trotoal. Wajahnya pucat. Dia baru saja 29
melewati kengerian yang tidak pernah bisa dibayangkan sebelumnya. “Ibu...” Lail mendesis. “Ibu...”
Tapi saat Lail berdiri tegak, menyeka wajah yang kotor dan basah oleh air hujan, melihat sekitar,
menatap kota, kengerian yang lebih besar terhampar di depan mereka.
Mereka pulang ke stadion saat gerimis mulai turun. Esok mengayuh sepedanya dengan cepat, melesat 75
dijalanan aspal. Di jok belakang, Lail berpegangan erat. Matanya berair. Sejak tadi dia menahan tangis.
Dia berusaha ikut senang mendengar kabar itu. Sudah setahun dia tinggal bersama Esok. Semua
penghuni pengungsian bahkan hafal; dimana ada Esok berarti ada Lail dan sebaliknya, jika ada Lail
berarti ada Esok bersamanya.Hujan turun menderas. Lail akhirnya menangis tanpa diketahui siapapun.
Pernah mereka berdua sedang menunggu bus kota di halte, gerimis turun. 200-201
“kamu suka hujan, Lail?” Maryam tiba-tiba bertanya, mengusir rasa bosan karena bus datang terlambat,
jadwalnya kacau karena sebagian kota tertutup salju, sebagian lagi malah turun hujan.
Lail mengangguk. Dia selalu suka hujan.
“Apakah kejadian penting dalam hidupmu terjadi saat hujan?”
Lail mengangguk. Belum mengerti arah percakapan.
“kalau begitu, itu kabar buruk bagimu, Lail”
“kabar buruk?” Lail menatap wajah jerawatan Maryam yang terlihat mulai menyebalkan.
“iya kabar buruk. Jangan pernah jatuh cinta saat hujan, Lail karena ketika besok lusa kamu patah hati,
setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu. Masuk akal, bukan?
“Nah, bukankah kamu jatuh cinta pada Soke Bahtera saat gerimis? Waktu-waktu terbaikmu bersamanya
222
juga saat hujan, kan? Kabar buruk bagimu jika Soke Bahtera ternyata mencintai Claudia. Aku tidak bisa
membayangkan betapa sakitnya kamu setiap kali hujan turun.” Maryam nyengir lebat, sama sekali tidak
merasa berdosa.
pekerjaan besar, melibatkan banyak pasukan marinir. Truk-truk membawa seluruh penduduk. Dua kota
itu secara resmi ditutup dari aktivitas apapun, menjadi kota mati seperti ratusan yang lain.Dua hari
setelah kejadian itu, Lail dan Maryam kembali ke kota mereka. Melupakannya. Tetapi cerita heroik saat
mereka berlarian sepanjang malam sejauh lima puluh kilometer menjadi materi dalam pelatihan dasar
relawan tahun-tahun berikutnya. Dikenang oleh banyak orang.
“Aku menghabiskan puluhan tahun mengabdi untuk kota kita. Tidak masalah namaku tidak termasuk 289-290
dalam daftar penumpang. Jika aku memiliki tiket itu, aku bahkan bersedia memberikannya ke orang lain.
Termasuk istriku. Dia bahkan bersumpah tidak akan menerima tiket itu. Dia akan memprioritaskan orang
lain. Sayangnya, namanya juga tidak ada”. Wali kota terdiam lagi suaranya serak. “Tapi...” Wali kota
mengusap pelipis, “Esok memiliki dua tiket”.
Mata Lail membesar? Esok? Dua tiket?
“satu tiket dia peroleh atas jasa-jasanya membangun kapal itu, dan dia memang harus berangkat, karena
hanya dia yang bisa menangani jika kapal mengalami masalah di angkasa sana. Satu tiket lagi dia
peroleh dari mesin pencacah. Nama Esok keluar. Dia belum memberi tahu siapapun soal tiket itu. Aku
tahu karena aku punya akses melihat daftar nama”. Lail meremas jemarinya. Dia juga baru tahu dari
Wali kota. “Lail izinkan orang tua ini memohon kepadamu.” Wali kota memegang tangan Lail, wajah
pahlawan kota itu terlihat lebih tua daripada usianya, matanya berkaca-kaca.
“Aku tahu, Esok akan menggunakan satu tiket lagi untukmu. Dia sangat menyayangimu, Lail. Tapi
izinkan orang tua ini memohon, bisakah kamu meminta Esok agar memberikan tiket itu kepada Claudia,
anak semata wayangku? Aku, istriku, kami tidak akan sanggup menyaksikan Claudia harus tinggal di
permukaan bumi, menunggu musim panas membunuh semua orang. Hanya Claudia satu-satunya putri
yang kami miliki. Satu-satunya harta paling berharga.”
DUA puluh empat jam sebelum kapal itu berangkat, Lail akhirnya mendapatkan berita. Berita yang 302
membuat dirinya tergugu. Bukan dari Esok, melainkan dari Wali kota yang datang bersama istrinya,
menemui Lail di apartemen. Mereka memperoleh alamat apartemen Lail dan Maryam dari asrama
sekolah. “sungguh terima kasih, Lail. Kami tidak bisa membalasnya dengan apapun.” Istri Wali kota
memeluknya erat.
Lail terdiam mencoba tersenyum. Claudia resmi sudah memperoleh tiket itu. Pagi tadi Wali kota dan
224
istrinya menghantar Claudia ke stasiun kereta, menuju ibu kota. “kamu sungguh baik hati telah
memberikan tiket itu kepada Claudia, Nak. Terima kasih telah membujuk Esok melakukannya”. Istri
Wali kota terisak. Tetapi Lail tidak melakukan apapun. Bahkan Lail tidak sepatahpun bicara dengan
Esok sejak wisuda. Lima hari terakhir dia hanya menunggu, dan tetap menunggu kabar dari Esok.
Tokoh utama Lail dan penokohannya
“Kamu merayakan ulang tahun ke-21 minggu depan. Kamu yatim piatu, tinggal di apartemen bersama 6
seorang teman, dan menyelesaikan pendidikan level 4. Kamu juga memegang Lisensi Kelas A Sistem
Kesehatan,” Elijah berkata, sambil jemari tangannya mengetuk lincah layar tablet di hadapannya.
Tulisan-tulisan serta gambar di layar hanya setipis kertas HVS itu bergerak. “Ah, kamu juga seorang
perawat yang bertugas di rumah sakit kota”. Elijah diam sejenak, berhenti menggerakkan tulisan di
layar, membaca lamat-lamat. “ini mengagumkan. Kamu punya banyak sekali catatan pelayanan sosial
sejak usia enam belas tahun, termasuk sebulan di tugaskan si sektor satu. Astaga, itu sektor paling
menyedihkan. Bagaimana kondisi sektor itu?”
Lail dan Maryam yang ditandu pergi ke lereng bukit saling tatap. Tertawa. Mereka telah berhasil 151
memperingatkan kota di hilir sungai tepat waktu, terlambat lima belas menit, tidak terbayangkan
akibatnya.Beberapa minggu kemudian, ribuan penduduk yang selamat dipindahkan ke kota lain. Itu
pekerjaan besar, melibatkan banyak pasukan marinir. Truk-truk membawa seluruh penduduk. Dua kota
itu secara resmi ditutup dari aktivitas apapun, menjadi kota mati seperti ratusan yang lain.
Dua hari setelah kejadian itu, Lail dan Maryam kembali ke kota mereka. Melupakannya. Tetapi cerita
heroik saat mereka berlarian sepanjang malam sejauh lima puluh kilometer menjadi materi dalam
pelatihan dasar relawan tahun-tahun berikutnya. Dikenang oleh banyak orang.
Lail mungkin tidak menyadarinya, tapi berteman dengan Maryam yang memiliki selera humor, meski 89
kadang berlebihan membuatnya lebih riang. Apalagi setelah sekian lama tidak bertemu Esok, Lail
terlihat sangat senang.
Lail menggeleng, menyeka ujung matanya. Dia tidak mau kemana-mana. Dia ingin menemani ibunya 54
yang berada di bawah sana. Lagi pula hujan akan turun. Dia selalu suka hujan, bermain di bawah
tetesnya.
225
Beberapa jam lalu, Lail tidak mengenal Esok. Anak laki-laki usia lima belas tahun itu bukan siapa 39
siapanya. Tapi detik itu sambil mengepalkan jemarinya, menatap Esok yang memeriksa khawatir seluruh
sudut toko, Lail sungguh berdoa semoga ibu Esok selamat. Semoga masih ada keajaiban tersisa.
Ibunya meninggal di lorong kereta bawah tanah, dan sekarang apa yang akan dia lakukan tanpa 47
ayahnya? Mata Lail berkaca-kaca. Butir air menggenang disudutnya, membesar, lantas jatuh mengalir di
pipi. Lail selalu suka hujan. Dalam hidupnya, seluruh kejadian sedih, seluruh kejadian bahagia, dan
seluruh kejadian penting terjadi saat hujan. Pagi ini dia tahu ayahnya telah pergi untuk selama-lamanya
ketika hujan abu turun membungkus kota. Bukan hujan air tapi tetap saja esensinya hujan.
Lail meronta, ia hendak menolong ibunya. Anak laki-laki itu lebih dulu cekatan menyeret tubuh Lail, 29
menariknya lari melintasi lantai ruangan, menendang pintu, persis sebelum lantai ruangan itu ikut
runtuh. Mereka berhasil lompat menyelamatkan diri.
a. Tokoh Tambahan dan Penokohannya
1) Tokoh Esok
Esok adalah anak bungsu dari lima bersaudara (dua diantaranya kembar). Empat kakaknya laki-laki dan 36
dia sehari-hari terbiasa menghadapi sibling rivalry, membuatnya matang lebih cepat. Ayahnya
meninggal saat Esok masih dua tahun. Sejak saat itu mereka lima bersaudara harus mandiri. Ibunya
sibuk bekerja, membuat toko kue dirumah tempat yang mereka tuju satu jam kemudian.
Mereka tidak banyak bicara, terus berjalan. Esok dengan sabar membantu Lail melewati hambatan di 37
jalan, memegangi tangannya saat memanjat reruntuhan, menjaganya, dan memastikan Lail baik-baik
saja.
Empat belas hari mengenal Esok, Lail mulai tahu betapa pandainya Esok. Anak laki-laki itu genius. 66-67
Seperti keberhasilan menyedot air bersih dari dalam tanah, itu atas ide brilian Esok. Petugas sudah
menyerah juga marinir mereka tidak punya mesin pompa besar yang cukup untuk menarik air sedalam
itu. Esok mengususlkan agar mereka menyusun belasan pompa kecil secara paralel. Tidak ada yang
mengerti penjelasan Esok, hingga dia menyusunnya dengan cermat, menghubungkan lima belas pompa
air sedemikian rupa dan air berhasil disedot.
226
Lail tidak terlalu Familier dengan teknologi. Dia lebih suka cara biasa. Esok yang sangat menyukainya. 96
Esok yang tenggelam dalam berbagai proyek mesin. Ia amat genius.
2) Tokoh Maryam
Ditempat pengungsian Lail hampir tidak mempunyai teman akrab kecuali Esok. Dia mengenal banyak 78
anak-anak disana, tapi tidak ada yang dekat. Pagi ini dia punya teman sekamar, namanya Maryam. Anak
perempuan yang selalu semangat dengan suara melengking khasnya. Anak perempuan dengan rambut
kribo.
“Ini situasi khusus,” Maryam menjawab cepat. “kami berdua bosan hanya mengikuti kursus memasak di 110
panti sosial, menghias kue-kue. Bosan tidak melakukan apapun. Sementara orang lain membantu
banyak. Kami bosan hanya menjadi remaja biasa-biasa saja. Kami memang tidak genius, tidak bisa
membuat mesin roket, atau memiliki bakat hebat, tapi kami ingin membantu. Itu situasi yang amat
sangat khusus”.
Maryam tidak akan membiarkan teman terbaiknya tidak pernah menerima penjelasan. Biarkan dia yang 309
memintanya kepada Esok, sebelum lima belas menit lagi kapal itu berangkat. Sebelum Esok
meninggalkan permukaan bumi. Kenapa Esok memilih Claudia? Kenapa dia sama sekali tidak
menelepon Lail?”
3) Ibu Lail
“ibu!” Lail berteriak, menatap ngeri ke bawah.“jangan berhenti, Lail! Ibunya telah kehilangan pegangan 28
anak tangga berteriak untuk terakhir kalinya, balas mendongak menatap Lail. Tubuh ibunya telah jatuh
bersama guguran tanah, terseret kedalam lorong kereta yang ambruk empat puluh meter kebawah sana.
Gelap.
4) Ibu Esok
Lail mengangguk, balas menyapa. Dia sejak tadi memperhatikan lamat-lamat ibu Esok. Usianya sekitar 58
45 tahun, rambutnya beruban. Wajahnya lebih tua daripada usianya, mungkin karena dia harus mengurus
kelima anaknya sendirian. Tatapan Lail terhenti saat tiba di kaki ibu Esok. Dua kaki itu diamputasi
hingga paha. Lail menelan ludah, dia tidak tahu soal itu.
Sore itu Lail dan Maryam menghabiskan waktu membuat kue bersama ibu Esok. Meski awalnya 161
227
Maryam terlihat enggan, tapi menyaksikan ibu Esok yang telaten, penuh kasih sayang, menyiapkan
bahan-bahan dari atas kursi rodanya, membuat adonan, terlihat sekali amat mencintai kue, tanpa
menyadarinya, Maryam mulai ikut membantu. Sambil bercakap-cakap, mereka tertawa mendengar
gurauan ibu Esok.
“Orang tua ini sudah cukup melihat banyak hal, Lail. Gempa bumi, musim dingin. Salju... salju itu, tidak 297
terbayangkan akan turun di kota kita.” Ibu Esok tertawa getir.”Saat masih kecil, ibu selalu bermimpi
pergi ke negara-negara jauh untuk melihat salju. Keluarga ibu tidak kaya, maka mimpi itu tidak pernah
terwujud. Tapi takdir berkata lain, justru salju itu yang datang kesini.
“Esok sudah bilang dia punya dua tiket, Lail. Satu untuknya, satu lagi berhak dia gunakan untuk siapa
saja yang dia pilih. Esok tidak bilang lewat telepon semalam akan mengajak siapa. Tapi orang tua seperti
ibu tidak dibutuhkan di atas kapal itu. Hanya akan menjadi beban, merepotkan. Kalaupun Esok
memberikan tiket itu kepada ibu, ibu akan menolaknya.”
5) Ibu Suri
Setiap lantai panti sosial memiliki dua petugas pengasuh yang bergantian mengurusi anak-anak. Ke dua 80
belas petugas itu di pimpin satu orang, superintendent seorang ibu berusia lima puluh tahun. Tubuhnya
besar, wjahnya galak, sangat disiplin. Lail dan teman-teman selantai memanggilnya “ibu Suri”. Tidak
seperti di tenda pengungsian, di panti sosial ada banyak jadwal dan peraturan yang harus dipatuhi.
Jangan coba-coba melanggar, atau bersiaplah menerima jenis hukuman memalukan. Kantor para
pengasuh dan ibu Suri ada di lantai satu.
Meski galak dan sangat disiplin, Ibu Suri memberikan izin kepada Lail untuk untuk menghantar Esok 101
pada hari keberangkatannya ke Ibu kota. Itu izin yang tidak mudah di dapat.
Wajah pucat Lail berangsur memerah. Maryam menepuk dahi, berseru. Dia sudah menduga Ibu Suri 157
sengaja mengerjai mereka. Ibu Suri terkekeh, membuat tubuh besarnya berguncang-guncang.
6) Wali Kota dan Istri Wali Kota
Bukan Wali kotanya. Wali kota adalah pahlawan. Berkat dialah masa darurat bisa di lewati dengan baik, 100
juga bangkit kembalinya kehidupan kota. Semua karena kerja keras Wali kota.
228
“Aku menghabiskan puluhan tahun mengabdi untuk kota kita. Tidak masalah namaku tidak termasuk 289-290
dalam daftar penumpang. Jika aku memiliki tiket itu, aku bahkan bersedia memberikannya ke orang lain.
Termasuk istriku. Dia bahkan bersumpah tidak akan menerima tiket itu. Dia akan memprioritaskan
orang lain. Sayangnya, namanya juga tidak ada”. Wali kota terdiam lagi suaranya serak. “Tapi...” Wali
kota mengusap pelipis, “Esok memiliki dua tiket”.
Mata Lail membesar? Esok? Dua tiket?
“satu tiket dia peroleh atas jasa-jasanya membangun kapal itu, dan dia memang harus berangkat, karena
hanya dia yang bisa menangani jika kapal mengalami masalah di angkasa sana. Satu tiket lagi dia
peroleh dari mesin pencacah. Nama Esok keluar. Dia belum memberi tahu siapapun soal tiket itu. Aku
tahu karena aku punya akses melihat daftar nama”. Lail meremas jemarinya. Dia juga baru tahu dari
Wali kota. “Lail izinkan orang tua ini memohon kepadamu.” Wali kota memegang tangan Lail, wajah
pahlawan kota itu terlihat lebih tua daripada usianya, matanya berkaca-kaca.
“Aku tahu, Esok akan menggunakan satu tiket lagi untukmu. Dia sangat menyayangimu, Lail. Tapi
izinkan orang tua ini memohon, bisakah kamu meminta Esok agar memberikan tiket itu kepada Claudia,
anak semata wayangku? Aku, istriku, kami tidak akan sanggup menyaksikan Claudia harus tinggal di
permukaan bumi, menunggu musim panas membunuh semua orang. Hanya Claudia satu-satunya putri
yang kami miliki. Satu-satunya harta paling berharga.” (289-290)
DUA puluh empat jam sebelum kapal itu berangkat, Lail akhirnya mendapatkan berita. Berita yang 302
membuat dirinya tergugu. Bukan dari Esok, melainkan dari Wali kota yang datang bersama istrinya,
menemui Lail di apartemen. Mereka memperoleh alamat apartemen Lail dan Maryam dari asrama
sekolah. “sungguh terima kasih, Lail. Kami tidak bisa membalasnya dengan apapun.” Istri Wali kota
memeluknya erat.
Lail terdiam mencoba tersenyum. Claudia resmi sudah memperoleh tiket itu. Pagi tadi Wali kota dan
istrinya menghantar Claudia ke stasiun kereta, menuju ibu kota. “kamu sungguh baik hati telah
memberikan tiket itu kepada Claudia, Nak. Terima kasih telah membujuk Esok melakukannya”. Istri
Wali kota terisak. Tetapi Lail tidak melakukan apapun. Bahkan Lail tidak sepatahpun bicara dengan
Esok sejak wisuda. Lima hari terakhir dia hanya menunggu, dan tetap menunggu kabar dari Esok.
229
7) Claudia
Dan terakhir, Lail juga bersalaman dengan putri Wali kota yang mengenakan gaun indah. remaja itu 99
sepantaran dengannya, terlihat sangat cantik. Matanya biru, hidungnya mancung, lesung pipinya
menawan, seperti putri dalam cerita dongeng. Dia juga menyapa Lail dengan ramah.
“Ayolah, Lail, kamu tidak pernah mau berkunjung ke rumahku dua tahun ini. Jika bukan kejutan seperti 186
ini, kamu tidak bersedia, kan? Ibu Esok juga ikut makan siang di rumah, menutup sebentar toko kuenya.
Please”. Claudia tersenyum membujuk.
“Tidak, Maryam. Claudia naik kapal itu bersama ibuku. Claudia bisa merawat ibuku di atas sana. 310
8) Elijah
Elijah menghela napas. Cerita ini membuatnya penasaran. Sebagai paramedis senior, dia telah 100
menangani ratusan pasien. Dia sudah mendengarkan banyak cerita sebelum melakukan operasi dengan
teknologi paling canggih dalam sejarah medis. Cerita-cerita itu digunakan untuk memetakan saraf otak
secara akurat, di luar itu tidak penting baginya. Elijah hanya fasilitator, perantara agar bando logam di
kepala bekerja efektif. Dia tidak boleh melibatkan emosinya saat mendengar cerita. Tapi yang satu ini
berbeda membuatnya penasaran.
Elijah menghembuskan napas. “Baik. Tapi izinkan aku menyampaikan ini, Lail. Anggap saja aku ibumu. 308
Seorang ibu yang akan memberikan nasihat terakhir kali.”
3. Latar
a. Latar Tempat
1) Ruang Terapi
Ruangan 4 X 4 m² dengan lantai pualam tanpa cacat itu lengang. 19
Elijah memperhatikan layar tablet di depannya yang berkedip-kedip. Tanda bahwa pemindai berbentuk
bando perak di kepala Lail bekerja dengan baik sejak dia mulai bercerita. Pemindai itu mulai
memetakkan saraf otak pasien yang duduk di sofa hijau. Benang-benang berwarna merah, kuning dan
biru di layar tablet mulai terbentuk, menunjukkan memori aktif.
230
2) Jalanan Kota
“Kita sudah terlambat. Aduh, kenapa kota ini tiba-tiba ramai sekali,” Ibunya mengeluh, berusaha 11
menerobos kepadatan perempatan.
Pukul 07.30 jalanan kota memang ramai oleh para pekerja yang berangkat. Pegawai kantor pemerintah,
pemilik toko, semua memulai aktivitas. Puluhan pejalan kaki menunggu lampu merah berganti hijau,
lantas serempak menyebrang. Ini hari pertama Lail masuk sekolah setelah liburan panjang. Itu juga yang
membuat jalanan kota terlihat padat-anak sekolah. Lail berangkat bersama Ibunya. Kantor ibunya satu
arah.
3) Stasiun Kereta Api dan Kereta Bawah Tanah
“Rapikan dasimu, Lail”. Wanita berusia 35 tahun itu menoleh lagi ke anaknya. Mereka sudah tiba di 12
peron kereta, berdiri di antara kerumunan yang mengantre di garis hijau.
Ibu Lail beranjak ke kotak mesin minuman di dekat stasiun kereta bawah tanah. Karena masih 13
mengenakan satu headset, dia juga mendengar percakapan Lail dan suaminya. Sesekali dia ikut bicara,
menyela percakapan Lail, ikut tertawa, sambil mengetuk tombol kotak mesin minuman, memilih dua
gelas cokelat, dia mendekatkan layar sentuh di lengannya ke sensor digital. Terdengar suara mendesing
pelan. Proses pembayaran telah selesai dilakukan. Dua gelas cokelat hangat keluar dari lubang mesin.
Cukup dengan layar yang ditanam di lengannya, dia tidak perlu membawa dompet ke manapun.
Tiba di rel kereta, Lail menatap nanar sekitar, lorong lembab. Dua belas kapsul kereta teronggok seperti 23
kaleng rongsokan. Ada dua petugan di rangkaian kereta bawah tanah. Mereka segera memimpin
evakuasi penumpang menuju tangga darurat terdekat yang terdapat setiap jarak 1.200 meter lorong
kereta. Tangga darurat itu menghubungkan lorong bawah tanah dengan permukaan kota.(23)
Besoknya Lail mengantar Esok di stasiun kereta cepat, sambil membawa ransel besar. 134
Lail dan Maryam tiba di stasiun kota pukul satu malam, menumpang taksi menuju apartemen. Lelah 295
sehabis menempuh perjalanan panjang, mereka langsung merebahkan diri di atas ranjang, tertidur.
Claudia resmi sudah memperoleh tiket itu. Pagi tadi Wali kota dan istrinya mengantar Claudia ke stasiun 302
231
kota itu, kakek-nenek dan saudara kedua orang tuanya tinggal di kota lain, dan dia tidak tahu kabar
mereka.
6) Toko Kue Ibu Esok
Rak-rak toko terbalik. Kue kering berserakan di lantai. Plafon toko runtuh dibeberapa bagian, membuat 39
lantai semakin berantakan. Tepung terigu tumpah. Esok berseru memanggil ibunya. Matanya awas
memeriksa. Ini jam buka toko. Ibunya pasti ada di dalam toko.
“Ini bukan toko kue biasa, Maryam. Ayo masuk.” “Apanya yang bukan? Ini toko kue. Aku bosan 160
menghias kue. Aku sudah putus hubungan dengan kue.” Lail tertawa. “ siapa yang menyuruhmu
menghias kue? Kita mengunjungi kenalan lama. Kamu akan senang berkenalan dengannya. Seseorang
yang sangat mencintai kue sepanjang usianya.
Persis pada bulan ketiga, Lail dan Maryam kembali mengunjungi toko kue, menumpang bus kota rute 226
12, turun di halte terdekat, melintasi jalan kuliner yang kembali hidup. Toko-toko makanan di buka
penuh. Dapur-dapur mengepulkan asap. Aroma lezat menyergap hidung. Pengunjung berlalu-lalang,
juga yang duduk di bangku-bangku teras toko, menyantap sarapan lezat. Matahari bersinar. Langit
terlihat biru sejauh mata memandang.
7) Rumah Sakit Darurat
Malam pertama, Lail dan Esok menginap di rumah sakit yang merawat Ibu Esok. Lebih tepatnya itu 42
rumah sakit darurat. Bangunannya hancur separuh, tapi rumah sakit itu masih bisa beroperasi. Dokter
menggunakan peralatan medis yang tersisa, juga obat-obatan. Tenda-tenda besar didirikan marinir di
halaman rumah sakit dua jam setelah gempa. Pasukan militer itu mengagumkan. Mereka juga kehilangan
keluarga, kerabat, dan rumah, tapi dari barak militer mereka menyebar ke seluruh kota, bekerja cekatan
membantu apa saja sepanjang sore. Prioritas pertama adalah membantu rumah sakit.
8) Pengungsian Nomor Dua
Esok harinya, lokasi pengungsian diumumkan Wali kota-yang juga selamat dari gempa bumi. Ada 43
delapan lokasi di seluruh kota. Salah satu yang paling dekat dari rumah sakit adalah stadion sepak bola,
pengungsian nomor 2. Stadion besar itu runtuh dua pertiga, tapi yang diperlukan adalah lapangan
233
luasnya. Di sana marinir membangun puluhan tenda raksasa. Juga dibangun dapur umum, instalasi air
bersih, dan apapun yang bisa di sediakan untuk keperluan gempa bumi.
9) Panti Sosial
Dua minggu kemudian, giliran Lail berkemas-kemas pindah ke panti sosial bersama sisa penghuni. 76
Belasan bus dan truk militer mengangkut penduduk serta barang-barang. Saat bus dan truk itu pergi,
resmi sudah delapan tempat pengungsian ditutup. Waktu tiga belas bulan berlalu tanpa terasa. Masa-
masa sulit itu telah lewat. Beberapa penduduk menangis terharu menatap terakhir kali stadion. Besok
lusa, bangunan stadion itu akan direnovasi, kembali megah seperti sedia kala, juga tempat pengungsian
lain. Century Mall dan WaterBoom kembali beroperasi penuh. Penghuni delapan pengungsian
dipindahkan ke panti sosial besar yang telah di bangun pemerintah.
Anak-anak di panti tidak bekerja seperti saat mereka di tenda pengungsian. Tapi bukan berarti sisa sore 83
bisa diisi dengan bersantai. Pengasuh setiap lantai menyusun jadwal aktivitas sore yang bisa mereka
pilih. Mulai dari keterampilan, pengembangan bakat, hingga belajar bercocok tanam, mengutak-atik
mesin, bertukang dan sebagainya. Lail dan Maryam memilih aktivitas yang sama, kursus memasak.
Mereka tertawa senang saat tahu pilihan mereka sama. Aktivitas itu dilakukan hingga menjelang malam.
10) Sekolah Keperawatan
Hari itu, resmi sudah Lail dan Maryam tinggal di asrama sekolah keperawatan. 189
11) Universitas Ibu Kota dan Restoran
Setiba di Universitas Ibu Kota, Wali kota, Istrinya, Claudia, dan Ibu Esok sudah menunggu lebih dulu di 243
halaman aula tempat wisuda berlangsung. “Lail, kemari”.
Istri Wali kota melambai saat pertama kali melihat Lail dan Maryam mendekat. Dia memeluk Lail erat.
“Saatnya makan siang. Ayo, Lail, Maryam, kita menuju restoran, merayakan kelulusan Esok”. Wali kota 245
melihat layar kecil di pergelangan tangan. Itu seharusnya menjadi makan siang yang menyenangkan.
Restoran terbaik ibu kota, dengan chef tersohor. Keluarga Wali kota sudah memesan satu meja besar.
Makanannya Lezat, pemandangannya menakjubkan, hamparan taman Golden Ring, kincir raksasa,
sungai jernih, dan langit biru. Tetapi bagi Lail dia sama sekali tidak menikmati hidangan.
234
b. Latar Waktu
Pukul 07.30 jalanan kota memang ramai oleh para pekerja yang berangkat. Pegawai kantor pemerintah, 11
pemilik toko, semua memulai aktivitas. Puluhan pejalan kaki menunggu lampu merah berganti hijau,
lantas serempak menyebrang.
“Selamat pagi, Lail”. Lail menoleh. Itu suara Esok. Dia mulai hafal suara serak itu. 44
Sore tadi, Esok sempat menjenguk ibunya dirumah sakit. Ibunya masih belum siuman. Sementara Lail 48
hanya melamun di tenda. Dia tetap tidak selera makan, tidak semangat melakukan apapun. Piring berisi
jatah makan malamnya teronggok tanpa disentuh.
SATU tahun berlalu sejak bencana letusan gunung skala 8 VEI. Tenda pengungsian di stadion berkurang 72
penghuninya.
Satu bulan kemudian, Esok dan Lail menikah, di tengah terik matahari. 317
Latar Sosial
b.
1) Kehidupan Sosial Perawat
Lail dan Maryam bertugas di rumah sakit darurat lokasi pengungsian. Mereka tidak lagi membantu 286
perawat, merekalah perawatnya-sekaligus relawan. Mereka memperhatikan anak-anak kecil yang kurus,
orang tua yang sakit. Tenda rumah sakit darurat terasa pengap. Seragam mereka basah oleh keringat.
2) Kehidupan Sosial Relawan
Selama tiga hari Lail dan Maryam mengikuti ujian akhir pelatihan dasar bersama puluhan kandidat 119
relawan lain. Malam ini adalah tes paling sulit. Mereka harus membawa tas ransel melewati berbagai
rintangan hingga tiba di perkampungan penduduk. Mulai dari berlari naik-turun tanjakan sejauh sepuluh
kilometer, melewati reruntuhan bangunan, merayap diseutas tali, mendaki bukit terjal, dan terakhir
kubangan lumpur sepanjang lima puluh meter. Itu hanya kubangan buatan, hujan juga dari hidran
raksasa dan petir dari nyala lampu. Tapi dinginnya malamdan kesulitan yang muncul bukan artificial.
235
Ujian itu dilakukan dilapangan luas pinggir kota, yang disulap menjadi medan latihan Organisasi
relawan. Mereka lulus.
Lail dan Maryam menerima penugasan kedua dari Organisasi Relawan saat liburan antarsemester. Tidak 114
lama, hanya enam hari, mereka dikirim ke salah satu daerah kategori Sektor 2. Tapi meski singkat, itu
enam hari yang mengagumkan. Mereka berdua benar-benar menemukan definisi seorang relawan. Siap
berkorban demi kepentingan orang lain. Siap mengutamakan keselamatan orang banyak.
3) Kehidupan Sosial Ilmuwan
Dia sepertinya mulai paham benang merah seluruh cerita. Kenapa cerita pasien di hadapannya justru 177-178
berpusat pada pusatan masalah dunia. Kenapa memori personal yang dia ceritakan bersinggungan
dengan isu besar. Nama Soke Bahtera menjadi penjelasan terbaiknya. Soke Bahtera dikenal sebagai
penemu banyak teknologi canggih beberapa tahun terakhir, terutama mesin terbang.
Itu benar, selain soal dia memang tidak berani menyapa lebih dulu, situasi ini menjadi lebih rumit karena 179
Esok yang dia temui setahun lalu saat liburan bukan lagi Esok yang dulu menemaninya di tenda
pengungsian. Universitas terbaik itu memberikan kesempatan besar bagi Esok melakukan banyak hal.
Esok menemukan tempat paling mendukung untuk mengembangkan diri. Dengan bakat hebatnya, Esok
seperti ulat yang bermetamorfosis menjdi kupu-kupu.Tahun pertama di sana, Esok mematenkan belasan
teknologi baru. Liputan tentang penemuannya ada di mana-mana, termasuk yang paling menarik adalah
mesin roket paling efisian. Berita tentang Esok ada di televisi, cover majalah digital. Wajahnya ada di
dinding gedung, bus kota, dan halte. Lail tidak berani menelpin Esok. Siapa dia bagi Esok sekarang? Dia
hanya gadis kecil yang beberapa tahun lalu diselamatkan Esok.
4) Kehidupan Sosial Paramedis
Namaku Elijah”. Paramedis senior itu tersenyum, memulai percakapan. “Namamu Lail bukan?” 5
Elijah bertanya tidak sabaran. Dia telah melupakan yang hanya fasilitator, perantara bagi bando logam. 253
Dia menunggu kelanjutan cerita.
236
Bukan wali kotanya. Wali kota adalah pahlawan. Berkat dialah masa darurat bisa dilewati dengan baik, 100
juga bangkit kembalinya kehidupan kota. Semua karena kerja keras Wali kota.
Ini kali kedua Lail bertemu dengan Wali kot. Wajah wali kota terlihat lelah. 187
“aku tidak bisa menjemput karena sepanjang pagi rapat lewat video conference, membahas KTT
Perubahan iklim dunia, konferensi itu menghabiskan banyak waktu, perdebatan panjang, semua keras
kepala..Ah kalian kemari untuk makan siang. Mari lupakan KTT menyebalkan itu.
12) Alur
a. Tahap Penyituasian
Elijah tersenyum setelah melihat bando itu terpasang baik di kepala. “Ini fase terakhir, sekaligus paling 7
penting, sebelum kamu masuk ke ruang operasi. Di fase ini kami membutuhkan peta saraf otakmu,
melalui cerita yang kamu sampaikan”. Elijah diam sebentar memastikan gadis dihadapannya mencerna
kalimatnya dengan baik.
“Aku tahu ini tidak mudah. Tapi kami membutuhkan presisi informasi. Karena kamu seorang perawat,
juga memiliki pendidikan tinggi, kamu pasti amat paham. Operasi yang akan dilakukan membutuhkan
peta seluruh saraf otak yang sangat akurat. Pemindai yang kamu kenakan akan membantu menentukan
bagian mana saja yang menyimpan memori di kepala, lantas merekonstruksi peta digital empat dimensi.
Tidak ada toleransi atas kesalahan dalam operasi. Kita tidak ingin ada memori indah yang ikut terhapus,
bukan?” Elijah mencoba bergurau. Sejak gadis dihadapannya masuk ke dalam ruangan lima belas menit
lalu, sama seperti pasien lain, seluruh kesedihan itu terlihat pekat di wajahnya.
“Sekali kamu masuk ke ruangan ini, proses ini tidak bisa dihentikan. Seluruh cerita harus disampaikan 7-8
hingga selesai, atau peta digital itu dibuat dari awal lagi. kamu harus bercerita dengan detail, Lail.
Pemindai akan mencatat reaksi saraf otak saat kamu mulai bercerita. Tidak mengapa jika kamu harus
berhenti, menangis atau berteriak marah. Kami membutuhkan semuanya. Tidak mudah menceritakannya
kembali, tapi kamu harus melakukannya. Agar tetap fokus, aku akan membantu dengan pertanyaan-
237
pertanyaan. Aku fasilitator, penghubung antara pasien dan bando perak. Kamu sudah siap ?
“Apa yang hendak kamu lupakan, Lail?” Elijah kembali bertanya, pertanyaan pertama.Lail gadis di atas 9
sofa hijau kali ini bisa menjawabnya, meski dengan suara serak.“Aku ingin melupakan hujan”.
b. Tahap Peminculan Konflik
“21 Mei 2042”, Elijah berkata Takzim. Itu hari yang tidak bisa kita lupakan”. Itu benar. Semua 19
penduduk bumi ingat sekali kejadian itu.”Usiaku empat puluh dua saat kejadian itu. Aku sedang bekerja
di salah satu rumah sakit di ibu kota, sift pagi. Aku mengurus pasien senior, jadwal periksa reguler”.
Elijah tersenyum, mencoba kembali bercakap-cakap, memberi jeda cerita. “itu hari yang sangat
mengerikan. Kejadian itu sudah berlalu delapan tahun, dan kita masih terus berusaha mengatasi akibat
buruknya”.
Menyusul letusan gunung kemarin pagi, miliaran emisi gas sulfur dioksida yang sama juga memenuhi 49
lapisan stratosfer. Gas itu sepertinya mulai bekerja, membuat penduduk kota tidur meringkuk
kedinginan. Penghuni tenda pengungsian amat beruntung. Tidak semua penduduk bumi punya tempat
bermalam yang baik setelah gunung meletus. Jutaan penduduk meninggal karena suhu dingin.
b. Tahap Peningkatan Konflik
“Saya sudah menduganya, bahkan sejak KTT omong kososng ini di mulai,” narasumber yang 121-122
mengenakan jas rapi menjawab dengan intonasi tidak peduli. “Negara-negara subtropis sudah tiga tahun
mengalami musim dingin ekstrem. Suhu di tempat kita hanya berkisar delapan hungga sepuluh derajat
Celcius. Itu masih terhitung hangat. Di negara mereka, suhu jatuh hingga minus lima derajat. Sepanjang
tahun, sepanjang bulan, setiap hari, 24 jam nonstop. Tiga tahun terakhir mereka mengalami krisis
pangan serius. Tidak ada gandum atau jagung yang tumbuh di atas salju. Tidak ada hewan ternak yang
dapat dipelihara. Produksi susu, keju, semua terhenti total. Penduduk mereka kelaparan”.
Tapi bukankah negara-negara tropis sepakat mengirim bantuan?” pembawa acara memotong kalimat
narasumber. “ratusan ribu ton makanan dikirim dari negara-negara pertanian ysng telah pulih. Komitmen
itu telah dilakukan tiga tahun terakhir”.
238
“itu tidak cukup. Dan bagi mereka tidak akan pernah adil. Siapa pula yang akan senang tinggal di kota
yang selalu mengalami musim dingin? Tidak pernah merasakan hangatnya cahaya matahari. Ilmuan
memproyeksikan iklim dunia tetap akan seperti ini hingga lima puluh tahun ke depan. Itu lebih dari satu
generasi jika penduduk mereka bisa menunggu dan bertahan, jika tidak, negara-negara itu akan hilang
dari atas peta. Penduduknya punah, atau minimal penduduknya melakukan migrasi besar-besaran
antarnegara. Apa yang terjadi jika sebuah negara kehilangan semua penduduknya? Tidak ada lagi
otoritas negara-negara di kawasan subtropis. Pemimpin negara mereka sejak awal sudah menginginkan
intervensi lapisan stratosfer, melenyapkan miliaran ton emisi gas sulfur dioksida. KTT itu hanya basa-
basi, mereka tidak pernah bicara soal ilmu pengetahuan, pendekatan teknologi. Permasalahan ini sudah
tentang politik kawasan”.
(121-122)
d. Tahap Klimaks (Konflik Memuncak)
Breaking news awan telah hilang dari muka bumi!. Sekembali di asrama di toko kue, saat melintasi ruang 261-262
bersama, langkah Lail dan Maryam terhenti. Teman-teman mereka sedang menonton siaran televisi
dengan wajah cemas.
“Pemirsa tidak akan senang mendengarnya” narasumber menjawab datar.
“kami tahu itu, tapi kami sudah mengundang belasan ahli dua minggu terakhir, mereka tidak bisa
menjelaskan dengan baik. Hanya memberikan spekulasi. Mungkin anda bisa memberi tahu kami apa
yang sebenarnya terjadi?”
“Awal kepunahan manusia”, Narasumber menjawab dingin.
“tidak akan ada jalan keluar lagi. kita tidak bisa menyedot miliaran gas yang telah tercampur di langit, 269
lantas membuangnya ke planet mars. Kita harus membayar mahal atas egoisme masing-masing. Iklim
panas ekstrem cepat atau lambat akan tiba di kota ini. Memanggang seluruh kehidupan.”
e. Tahap Penyelesaian
Di detik terakhir, sebelum operasi bekerja, Lail memutuskan memeluk erat semua kenangan itu. 314-315
Apapun yang terjadi Lail akan memeluknya erat-erat, karena itulah hidupnya. Seluruh benang merah
239
1. Tegangan
“21 Mei 2042”, Elijah berkata Takzim. Itu hari yang tidak bisa kita lupakan”. 19
Itu benar. Semua penduduk bumi ingat sekali kejadian itu.”Usiaku empat puluh dua saat kejadian itu.
Aku sedang bekerja di salah satu rumah sakit di ibu kota, sift pagi. Aku mengurus pasien senior,
jadwal periksa reguler”. Elijah tersenyum, mencoba kembali bercakap-cakap, memberi jeda cerita.
240
“itu hari yang sangat mengerikan. Kejadian itu sudah berlalu delapan tahun, dan kita masih terus
berusaha mengatasi akibat buruknya”.
Gadis di atas sofa hijau mengangguk, perlahan-lahan meraih sehelai tisu, menyeka hidungnya yang 9
berair.
Satu menit lengang.
“Apa yang hendak kamu lupakan, Lail?” Elijah kembali bertanya, pertanyaan pertama. Lail gadis
di atas sofa hijau kali ini bisa menjawabnya, meski dengan suara serak.
“Aku ingin melupakan hujan”.
Sebelum Lail benar-benar jatuh, satu tangan meraih tas punggungnya dari atas lebih dulu. Anak 29
laki-laki usia lima belas tahun yang tiba duluan berhasil menyambarnya.
2) Daya duga bayang
“Sungguh terima kasih, Lail. Kami tidak bisa membalasnya dengan apapun.” Istri Wali Kota 302
memeluknya erat. Lail terdiam mencoba tersenyum.
Claudia resmi sudah memperoleh tiket itu. Pagi tadi wali kota dan istrinya mengantar Claudia ke
stasiun kereta, menuju ibu kota. “Kamu sungguh baik hati telah memberikan tiket itu kepada
Claudia, Nak. Terima kasih telah membujuk Esok melakukannya.” Istri Wali Kota terisak.
3) Kejutan
Pukul tujuh, Esok tiba di Pusat Terapi Saraf, memaksa masuk ke dalam ruangan tempat Lail 314
berada. Tabung mesin menolaknya. Di belakangnya Maryam mengusap wajah, terlihat cemas.
Semua ini sungguh di luar dugaannya. Bagaimana jadinya, jika Lail keluar dari pintu ruangan itu
sama sekali tidak mengingat Esok? Bagaimana mungkin akhir ceritanya demikian setelah semua
pengorbanan yang dilakukan Lail dan Esok ?
Namun, apa lagi yang akan diharapkan Esok? Jika semua benang merah itu telah dihapus dari
memori Lail, gadis itu sama sekali tidak mengenali Esok. Sempurna terhapus.
13) a. Sudut Pandang
Sudut Pandang Orang Ke Tiga Serba Tahu
241
Hujan gerimis membungkus kota. Lail tersengal, duduk di atas trotoar. Wajahnya pucat. Dia baru saja 29
melewati kengerian yang tak pernah bisa dia bayangkan sebelumnya. “ibu...”, Lail mendesis. “ibu...”
tapi saat Lail berdiri tegak, menyeka wajah yang kotor dan basah oleh air hujan, melihat sekitar, menatap
kota, kengerian yang lebih besar terhampar di depan mereka.
Mereka berangkat ke kampus naik taksi. Kali ini Maryam tidak berani membahas tentang terbang. Dia 241
memilih memperhatikan langit biru tanpa awan.
266 Lail dan Maryam duduk satu meja dengan keluarga Wali Kota. Ratusan undangan yang lain
juga sudah duduk di bangku masing-masing.
232 Jika tetap tidak ada kabar dari Esok, maka salah satu pilihan terbaik bagi Lail adalah
membantu Ibu Suri di Panti Sosial. Ada banyak hal yang bisa dikerjakan di sana.
257 “Baru lima menit. Ibu tidak akan lama.” Ibu suri mengeluarkan amplop dari sakunya. “minggu
depan panti sosial mengadakan acara makan malam untuk donatur. Kalian berdua diundang”.
“Donatur?” Lail dan Maryam tidak mengerti. Mereka tidak pernah menjadi donatur.
“setahun lalu kalian berdua memberikan seluruh uang dari penghargaan Organisasi Relawan.
Itu tidak sedikit, Lail, Maryam. Terus terang, karena itulah ibu terpaksa datang untuk
menyerahkan undangan ini secara personal”.
2 Perekonomian 109 Markas Organisasi Relawan adalah salah satu lembaga penting di kota. Dua tahun setelah
bencana gunung meletus, secara umum kondisi dunia masih buruk. Hanya kota-kota tertentu
yang pulih dengan cepat, seperti kota tempat Lail tinggal, juga ibu kota. Di luar itu kota-kota
yang terisolasi, kota-kota dipesisir pantai, desa-desa di pedalaman, kondisi mereka
memprihatinkan-sebagian bahkan semakin buruk. Kelaparan dimana-mana, kemiskinan,
wabah penyakit, kriminalitas, belum lagi masalah cuaca dingin.
121-122 “Saya sudah menduganya, bahkan sejak KTT omong kososng ini dimulai”, narasumber yang
mengenakan dasi rapi menjawab dengan intonasi tidak peduli. “Negara-negara subtropis
sudah tiga tahun mengalami musim dingin estrem. Suhu di tempat kita hanya berkisar sepuluh
hingga delapan celcius. Itu masih terhitung hangat. Di negara mereka, suhu jatuh hingga
minus lima derajat. Sepanjang tahun, sepanjang bulan, setiap hari, 24 jam nonstop. Tiga tahun
terakhir mereka mengalami krisis pangan serius. Tidak ada gandum atau jagung yang tumbuh
di atas salju. Tidak ada hewan ternak yang bisa dipelihara. Produksi susu, keju semua terhenti
total. Penduduk mereka kelaparan”.
243
144-145 Bangunan kota hanya tersisa sepuluh persen, sisanya reuntuhan. Jalanan masih hancur tanpa
perbaikan tiga tahun berakhir sejak gempa bumi. Pemerintah kota sudah menyerah. Mereka
tidak punya anggaran, tidak punya tenaga, hanya mengandalkan bantuan dari luar. Sebagian
besar penduduk yang lebih beruntung, memiliki tabungan atau kerabat, pindah kekota lain.
Sisanya yang tidak memiliki harta benda bertahan hidup dipengungsian. Anak-anak yatim-
piatu, orang tua jompo, penyandang cacat mereka sangat tergantung bantuan relawan.
202 “Terigu, gandum, gula, semakin sulit diperoleh. Apa lagi telur. Mendapatkan beberapa butir
saja sangat sulit”. Ibu Esok menghela napas. Wajahnya tempak sedih. Lail mengangguk. Krisis
bahan pangan semakin serius melanda kota mereka. Toko kue ini adalah segalanya bagi ibu
Esok. Wajah murung itu mengingatan Lail saat dulu pertama kali bertemu dengannya di tenda
pengungsian.
208 Infrastruktur kota hancur, jalanan rusak, jaringan komunikasi terbatas, kadang sinyalnya ada,
lebih sering hilang. Tambahkan setahun terakhir, sejak salju turun, benar-benar tidak ada yang
tersisa. Padang rumput berganti padang salju. Tidak ada yang tumbuh di atasnya, apa lagi
hewan ternak. Kondisi penduduk kota buruk. Kelaparan, wabah penyakit, sudah bertahun-
tahun mereka bertahan hidup dengan sumber daya seadanya. Penduduk berlarian, berebut di
sekitar truk militer yang membagikan makanan. Bahan pangan sangat langka, bahkan untuk
kota di Sektor 6 sekalipun.
225 Kabar baik bertambah-tambah ketika stok bahan pangan lebih cepat tersedia, tidak harus
menunggu pertanian normal. Negara-negara subtropis, dengan konstelasi politik dunia telah
berubah, akhirnya mengirimkan ratusan kapal mereka ke negara-negara yang masih
memerlukan wktu untuk pulih. Marinir dan relawan membantu mendistribusikan berkarung-
karung gandum, jagung, dan beras keseluruh negri. Para pedagang yang selama ini menyimpan
bahan pangan untuk kepentingan sendiri juga melepas dagangannya. Toko-toko bahan pangan
kembali dibuka, juga toko-toko makanan.
244
268-269 Langit masih terus membiru. Suhu udara bertambah panas. Pengumuman resmi akhirnya
dilakukan oleh pemerintah di berbagai belahan dunia. Para peneliti telah mengonfirmasi,
intervensi atas emisi gas sulfur dioksida telah mengubah lapisan troposfer dan stratosfer bumi.
Awan tidak bisa terbentuk secara alami, senyawa gas sulfur dioksida dan anti gas yang
dilepaskan telah mencegah proses pembentukan awan. Kabar buruknya, bukan hanya hujan
tidak akan turun, suhu udara diproyeksikan akan meningkat signifikan beberapa tahun ke
depan, musim panas ekstrem mulai terjadi di negara-negara subtropis, kekeringan bukan satu-
satunya masalah serius, melainkan cuaca panas, yang dengan cepat menyebar kenegara-negara
tropis. Tidak ada yang bisa memastikan hingga kapan kondisi tersebut akan berakhir.
232 Lail tidak tertarik menghabiskan waktu berlibur. Dia tetap ingin tinggal di kota ini karena
masih berharap Esok akan memberitahunya soal wisuda itu pada hari-hari terakhir. Lail punya
tabungan meski sedikit, Organisasi Relawan memberikan saku bagi relawan. Jika Esok
menginginkan Lail datang, Lail bisa pergi ke Ibu Kota, menghadiri acara wisuda.
239 “Kamu bisa meminjam uangku Lail, kita patungan, “Maryam menawarkan. “Aku tidak perlu
gaun. Kamu yang harus cantik di depan Soke Bahtera. Aku hanya dayang-dayang berambut
kribo. Lail melotot, bukan karena godaan Maryam-dia mulai terbiasa-tapi karena
menghabiskan uang sebanyak itu demi sepotong gaun yang dipakai beberapa jam.
204 “Besok toko ini ditutup, ibu tidak punya lagi bahan-bahan untuk membuat kue.” Wajah ibu
Esok terlihat lesu. Kesenangan sepanjang hari menguap dengan cepat.
297 Keluarga ibu tidak kaya, maka mimpi itu tidak pernah terwujud. Tapi takdir berkata lain,
justru salju itu yang datang ke sini.
Pendidikan 96 Esok diterima di universitas terbaik ibu kota. Kabar baik itu disampaikan Esok dijadwal
berikutnya.
116 Jadwal Lail dan Maryam berubah. Setelah pulang sekolah, mereka langsung menuju markas
Organisasi Relawan, mengikuti pelatihan, baru pulang hampir pukul enam sore. Tidak setiap
hari, hanya tiga hari selama seminggu, sisanya Ibu Suri memberikan waktu bebas.
194 Profesor menunjuk hologram di depan kelas. “perhatikan ke depan. Dari sudut pandang
245
depresi, memori manusia pada dasarnya bisa disederhanakan menjadi tiga bagian. Yang
pertama adalah memori menyenangkan, yang kedua adalah memori netral, dan yang terakhir
adalah memori menyakitkan. Sesekali kita bisa memetakan seluruh jenis memori itu, maka
tidak sulit membayangkan secara teoritis, kita bisa menghapus ingatan yang menyakitkan.
Kehilangan, kegagalan, dan sebagainya adalah memori yang menyakitkan. Sekali bisa dihapus
dari memori, maka sumber depresi bisa dihilangkan.”
“apakah alatnya sudah berhasil diciptakan?” salah seorang mahasiswa bertanya.
“kalau alat itu sudah ditemukan, saya akan membawanya di hadapan kalian.” Profesor
melambaikan tangan. “tapi hanya soal waktu. Satu-dua tahun lagi. kemajuan medis akan
membuat kita selangkah lebih dekat. Modifikasi ingatan adalah terapi paling menjanjikan.
Kita tidak perlu obat, tidak perlu pendekatan psikologis, tidak perlu semua itu. Cukup dengan
memetakan saraf pasien, lantas tekan tombol hapus, memori menyakitkan itu terhapus.
Simsalabim, penderita depresi bisa kembali hidup senormal sebelumnya. Dia akan lupa pernah
mengalami kesedihan begitu mendalam. Menakjubkan, bukan? Dan tidak hanya bagi
penderita depresi, modifikasi ingatan juga bisa digunakan siapapun yang sekedar tidak mau
mengingat sesuatu. Kita bisa memperbaiki kualitas hidup seseorang
4 Moralitas 151 Lail dan Maryam yang ditandu pergi ke lereng bukit saling tatap. Tertawa. Mereka telah
berhasil memperingatkan kota dihilir sungai tepat waktu. Terlambat lima belas menit, tidak
terbayangkan.
Beberapa minggu kemudian, ribuan penduduk yang selamat dipindahkan ke kota lain. Itu
pekerjaan besar, melibatkan pasukan marinir. Truk-truk membawa seluruh penduduk. Dua
kota itu secara resmi ditutup dari aktivitas apapun, menjadi kota mati seperti ratusan yang lain.
189 “kami punya sesuatu untuk panti”. Maryam mengeluarkan amplop dari saku. “ini apa?” Ibu
Suri membuka amplop. Itu cek digital, berbentuk kartu pas biasa, tapi berisi saldo uang.
Tinggal dibawa ke bank, ke ATM, atau mesin EDC. Saldo uangnya bisa ditransfer atau
digunakan untuk membayar sesuatu.
“Hadiah yang kami terima di ibu kota” Lail menjawab, “untuk panti sosial”. ibu Suri menatap
Lail tidak percaya. Ini banyak sekali, Lail. Bahkan bisa kamu gunakan untuk membangun
246
rumahmu”. “aku tidak mau membangun rumah itu. Hanya mengembalikan kenangan lama”.
Lail menggeleng. “uang ini jauh lebih berguna bagi panti sosial. Kita taidak tahu apa yang
akan terjadi satu-dua tahun ke depan bisa saja kota kita mengalami musim dingin ekstrem.
Uang ini bisa digunakan untuk membeli selimut, makanan, apa saja untuk keperluan penghuni
panti”.
218 Penduduk mengamuk di lokasi pembagian makanan. Marinir tidak mampu
mengendalikannya. Kepulan asap membumbung dari berbagai penjuru kota, menghentikan
trem, membakar benda-benda di jalanan. Para pekerja menyatakan mogok masal, yang diikuti
hampir seluruh warga kota. Tuntutan mereka sama: segera intervensi lapisan stratosver. Kota
lumpuh total. Kantor-kantor yang tersisa segera ditutup saat kerusuhan besar terjadi. Hanya
bangunan vital seperti rumah sakit yang tetap beroperasi, dijaga penuh marinir.
5 Cinta Kasih 213 Dan dalam kisah mereka berdua, di tengah teknologi komunikasi menakjubkan saat itu, hanya
tiga kali mereka bercakap-cakap lewat telepon. Satu untuk malam itu; yang kedua, setahun
kemudian saat Esok menyelesaikan kuliahnya; dan yang terakhir, dipenghujung kisah ini.
Tiga-tiganya Esok yang menelepon, karena serindu apapun Lail, dia tetap tidak berani
melakukannya. Sesuatu yang tidak pernah bisa dimengerti Maryam, yang bertahun-tahun
menjadi teman sekamar Lail.
213 Dan dalam kisah mereka berdua, di tengah teknologi komunikasi menakjubkan saat itu, hanya
tiga kali mereka bercakap-cakap lewat telepon. Satu untuk malam itu; yang kedua, setahun
kemudian saat Esok menyelesaikan kuliahnya; dan yang terakhir, dipenghujung kisah ini.
Tiga-tiganya Esok yang menelepon, karena serindu apapun Lail, dia tetap tidak berani
melakukannya. Sesuatu yang tidak pernah bisa dimengerti Maryam, yang bertahun-tahun
menjadi teman sekamar Lail.
317 Satu bulan kemudian, Esok dan Lail menikah, ditengah terik matahari. Esok menggenggam
Erat jemari Lail, berbisik, “kita akan melewati musim panas bersama-sama. Aku tidak akan
pernah meninggalkanmu lagi”. Lail mengangguk. Wajahnya terlihat sangat bahagia.
247
27 “kamu baik-baik saja, Lail?” ibunya bertanya dari bawah. lima menit berlalu, mereka sudah
setengah jalan naik ke permukaan.
29 “Ibu!” Lail berteriak, menatap ngeri ke bawah. “jangan berhenti, Lail!” Ibunya yang telah
kehilangan pegangan anak tangga berteriak untuk terakhir kalinya, balas mendongak menatap
Lail. Tubuh ibunya telah jatuh bersama guguran tanah, terseret kedalam lorong kereta yang
ambruk empat puluh meter ke bawah sana. Gelap.
“Ibuuu!” Lail justru melepaskan salah satu tangannya dari anak tangga. Dia kalap hendak
meraih ibunya, kehilangan keseimbangan, membuat pegangan satunya ikut terlepas.
118-119 “Ayo, Lail! Sedikit lagi!” Maryam menarik teman baiknya. Lail mengangguk. Dengan
bantuan Maryam dia bisa kembali maju. Lima belas menit akhirnya mereka tiba di
rerumputan. Lail meletakkan ransel, terduduk kelelahan. Merek saling tatap tertawa. Mereka
berhasil melewati kubangan lumpur. Perkampungan penduduk sudah dekat. Mereka bisa
menghantar peralatan medis dan obat-obatan dilokasi bencana.
134 Maryam jengkel. Tadi siang saat semua relawan berkemas meninggalkan pusat latihan, dia
ditinggal sendirian, bingung mencari Lail. Belum lagi harus membereskan barang-barang Lail,
menggendong dua ransel besar berisi pakaiannya dan pakaian Lail. Dia hampir ditinggal bus
yang menghantar relawan ke tempat tinggal masing-masing. Lail sudah melangkah keluar
meninggalkan Maryam. “kamu pergi dengan anak laki-laki yang memakai sepeda merah itu,
kan? Yang membuatmu dulu hujan-hujanan? Ayo mengaku.” Lail berjalan santai di Lorong
lantai dua, tidak menjawab. Maryam berseru jengkel “Lail kamu kemana saja tadi?” tapi
hanya itu yang Maryam lakukan. Dia teman yang baik.
149 Lima puluh kilometer, malam hari, hujan badai, suhu lima derajat Celcius. Itu kombinasi yang
menyulitkan. Dua teman baik itu bahu-membahu melintasi jalanan berlumpur. Naik turun.
Berkelok-kelok. Sesekali petir menyambar membuat terang, memberitahu bahwa mereka
berada di tengah hutan lebat.
239 Mereka berdua sempat mengunjungi beberapa butik, mencari gaun yang akan dipakai besok.
Lail menggeleng, harganya sangat mahal.
“kamu bisa meminjam uangku, Lail. Kita patungan,” Maryam menawarkan.
248
b Aspek Kekerabatan 161 Sore itu Lail dan Maryam menghabiskan waktu membuat kue bersama ibu Esok. Meski
dengan Cinta Kasih awalnya Maryam terlihat enggan, tapi menyaksikan ibu esok yang telaten, penuh kasih
sayang, menyiapkan bahan-bahan dari atas kursi rodanya, membuat adonan, terlihat sekali
amat mencintai kue, tanpa menyadarinya, Maryam mulai ikut membantu. Sambil
bercakap-cakap mereka tertawa mendengar gurauan ibu Esok.
200 Setahun terakhir, Lail rutin mengunjungi toko kue. Setiap bulan, saat hari libur, Lail
menemani Ibu Esok, membantunya membuat kue pesanan dan melayani pengunjung yang
hendak membeli kue. Maryam selalu ikut. Dia juga senang menghabiskan waktu disana.
c Hubungan Aspek 144 Lail dan Maryam menerima penugasan kedua dari organisasi relawan saat liburan
pendidikan dengan antarsemester. Tidak lama, hanya enam hari, mereka dikirim kesuatu daerah kategori
Moralitas Sektor 2. Tapi meski singkat, itu enam hari yang mengagumkan. Mereka berdua benar-
benar menemukan definisi seorang relawan. Siap berkorban demi kepentingan orang lain.
Siap mengutamakan keselamatan orang banyak.
209 Lail menggeleng. Terisak. Bagaimana dia akan baik-baik saja, salah satu pasien yang
sedang dia rawat, anak laki-laki usia enam tahun, meninggal dihadapannya. Lail sudah
berusaha semampu mungkin menolongnya, melakukan semua prosedur gawat darurat.
Anak itu menderita paru-paru basah. Tubuhnya kurus kering. Anak itu menatap Lail
terakhir kali sebelum pergi selama-lamanya.
250
Lampiran 4
Berawal dari pertemuan Lail dengan Elijah disebuah ruang terapi. Ruang
sebelumnya. Lail menemui Elijah hanya untuk satu tujuan yaitu ingin menghapus
ingatannya tentang hujan. Terapi ini dinamakan terapi modifikasi ingatan. Elijah
adalah seorang paramedis senior. Tugasnya adalah sebagai perantara, agar bando
logam yang dikenakan Lail berjalan dengan baik. Terapi ini membutuhkan
seluruh cerita masa lalu Lail baik kenangan buruk dan kenangan bahagia.
Lail sangat ingin melupakan hujan, baginya hujan selalu turun dimasa
tergelapnya. Beberapa menit kemudian Lail menjalani terapi. Cerita ini berawal
dari, delapan tahun yang lalu, 21 mei 2042. Bayi ke sepuluh miliar lahir ke dunia.
Saat itu pertamabahan penduduk bumi tidak dapat lagi dibendung, ketika dunia
ditambah kerisis air yang mencekik, tiba-tiba alam menyediakan solusi sendiri.
material vulkanik setingi 80 kilometer yang menghancurkan apa saja yang dalam
radius ribuan kilometer. Suara letusan terdengar sampe jarak 10.000 kilometer.
Letusan itu tak disangka berhasil mengurangi jumlah penduduk di dunia dalam
Lail yang waktu itu masih berusia 13 tahun, mendadak sebatang kara.
Kedua orang tuanya meninggal dalam kejadian yang tak terlupakan oleh dunia.
Takdir membawa Lail bertemu dengan Esok. Laki-laki yang menyelamatkan dari
251
reruntuhan tangga kereta api bawah tanah. Esok masih berusia 15 tahun saat itu.
Esok sudah lama kehilangan ayahnya, dan setelah bencana itu, Esok pun
kehilangan ke-4 kakanya. Sementara ibu Esok mengalami luka yang cukup parah,
sehingga kedua kakinya harus diamputasi. Esok adalah anak yang genius dan
baik. Ia dan Lail berteman sangat dekat semenjak kejadian itu, Esok pun menjadi
sosok kakak untuk Lail, yang kelak ia akan menjadi sosok yang sangat berharga
bagi Lail.
tertarik melihat bakat Ilmuwan yang dimiliki Esok, Padahal usianya masih sangat
kecil. Akhirnya, Esok akan diadopsi oleh Wali Kota, hal itu membuat Lail sedih.
Mereka harus berpisah, entah kapan akan bertemu lagi. Sementara Lail masuk
kepanti sosil, tempat penampungan anak-anak seusianya. Di panti sosil inilah Lail
bertemu dengan Mariyam, gadis kecil yang akan menjadi sahabat baik Lail.
Esok harus melanjutkan pendidikan di Universitas Ibu Kota. Hanya satu atau dua
tahun sekali Esok menemui Lail. Tepatnya ketika Lail dan Maryam mendapatkan
14.000 penduduk kota dari bahaya jebolnya bendungan. Lail dan Maryam
berjuang dengan berlari dari kota atas sejauh 50 kilometer di malam hari,
melewati hujan badai, dengan suhu dibawah 5 derajat celcius. Saat itu Usia
mereka baru 18 tahun. Lail dan Maryam mendapat penghargaan pada acara
252
gubernur.
Lail sangat bahagia ketika melihat Esok datang menemui dirinya. Lail
sudah lama tidak bertemu Esok. Selalu gelisah memikirkan Esok dan menunggu
kabar dari Esok. Hari itu, Ia bertemu dengan Esok. Ada banyak hal yang
bumi berubah drastis. Selama enam tahun lebih mengalami musim dingin ekstrem
atau volcanik winter. Musim dingin ekstrem ini menyebabkan banyak sekali
negara membentuk KTT Perubahan Iklim Dunia. Konferensi itu di hadiri oleh
datang, berupa musim panas yang terus menerus. Tidak ada awan, bisa dipastikan
tidak akan turun hujan. Hujan hilang dari muka bumi. Sementara musim panas
akan terus meningkat, akan mencapai suhu yang paling mematikan yang bisa
Dua tahun kemudian, Lail dan Maryam Wisuda. Lail tidak mengundang
Esok. Tetapi, Esok datang dan mengajak Lail jalan-jalan usai wisuda. Esok
menceritakan sesuatu kepada Lail tentang proyek rahasinya. Esok sebagai tokoh
yang genius beberapa tahun terakhir selalu sibuk dengan mega proyek kapal
Proyek rahasia yang membuat ia terpaksa jarang menemui Lail. Untuk membuat
Ada 4 kapal yang dibuat dinegara yang berbeda, salah satunya ditempat
Lail dan Esok tinggal. Tetapi hanya 10.000 orang dimasing-masing kapal yang
dipilih secara acak diseluruh dunia. Esok mendapatkan satu tiket karena jasanya
turut membuat kapal antariksa. Saat pemilihan penumpang secara acak, Esok juga
mendapatkan satu tiket lagi. Jadi Esok memiliki dua tiket untuk masuk ke dalam
kapal antariksa yang akan menjadi tempat pengungsian dan keluar dari bumi
sepengetahuan Lail Esok memberikan satu tiket itu untuk Claudia putri Wali Kota
cantik yang selalu membuat Lail terbakar cemburu. Lail sangat kecewa kepada
Esok karena Esok lebih memilih Claudia. Lail beranggapan bahwa Esok hanya
Esok memang memberikan tiket itu untuk Claudia dan satu tiket lagi untuk
Ibunya, ia belum sempat memberitaukan kabar ini kepada Lail karena Esok harus
mengkloning seluruh ingatannya untuk mesin kapal antariksa. Setelah Esok tiba di
254
kota tempat tinggal Lail, Esok kaget mendengar keputusannya. Atas nasihat dari
paramedis senior yang bernama Elijah, Lail memutuskan untuk menerima seluruh
kenangan itu. Dan seketika kenangan buruk itu berubah menjadi indah. Akhirnya
Esok dan Lail menikah satu bulan setelah kapal antariksa itu berangkat. Mereka
BIOGRAFI PENGARANG
seoang penulis tanah air yang produktif dan berbakat. Nama pena Tere Liye
sendiri diambil dari bahasa India dan memiliki arti untukmu. Sebelum nama pena
Tere Liye terkenal, ia menggunakan nama pena Darwis Darwis. Dan sampai
sekarang masyarakat umum dapat berkomunikasi dengan Tere Liye melalui media
Meskipun Tere Liye bisa dianggap salah satu penulis yang telah banyak
menyalurkan karya-karya best seller. Tapi biodata atau biografi Tere Liye yang
bisa ditemukan sangat sedikit bahkan hampir tidak ada informasi mengenai
cara yang ia pilih, hanya berusaha memberikan karya terbaik dengan tulus dan
sederhana. Tere Liye lahir dan tumbuh dewasa di pedalaman Sumatera Selatan. Ia
256
lahir pada tanggal 21 Mei 1979. Tere Liye menikah dengan Rizki Amelia dan
dikaruniai seorang putra bernama Abdullah Pasai dan seorang putri bernama
Faizah Askia.
Ia berasal dari keluarga sederhana yang orang tuanya berprofesi sebagai petani
biasa. Anak ke enam dari tujuh bersaudara ini sampai saat ini telah menghasilkan
14 karya. Bahkan beberapa diantaranya telah diangkat ke layar lebar. Tere Liye
jurusan Ekonomi. Berikut adalah karya-karya yang sudah diterbitkan: (1) Hafalan
Shalat Delisa (Penerbit Republika, 2005), (2) Moga Bunda disayang Allah
2005), (4) The Gogons Series: James and Incridble Incodens (Gramedia Pustaka
Umum, 2006), (5) Cintaku Antara Jakarta dan Kuala Lumpur (Penerbit AddPrint,
257
2009), (7) Sang Penandai (Penerbit Serambi, 2007), (8) Bidadari-bidadari Surga
(Republika, 2008), (9) Senja Bersama Rosie (Grafindo, 2008), (10) Burlian
(Republika, 2010), (11) Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
(Gramedia Pustaka Umum, 2010), (12) Pukat (Republika, 2010), (13) Eliana,
(Gramedia Pustaka Umum, 2012), (14) Bumi (Gramedia Pustaka Utama, 2014)
dan agama Islam. Penyampaiannya yang unik serta sederhana menjadi nilai lebih
lembaran demi lembaran novelnya, kita serasa melihat didepan mata apa yang
diceritakan oleh Tere Liye. Uniknya kita tidak akan merasa seperti sedang digurui
meskipun dari tulisan-tulisannya itu tersimpan pesan moral, sosial dan pendidikan