Anda di halaman 1dari 381

KAJIAN INTERTEKSTUAL ANTARA

NOVEL DAN FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA


KARYA HANUM SALSABIELA RAIS
DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

Oleh
Ismin Asmiarti
NIM 132110086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2017

i
ii
iii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

nama : Ismin Asmiarti;

NIM : 132110086;

program studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia;

menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

sendiri, bukan plagiat dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila terbukti atau dapat membuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil

plagiat, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh

Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Purworejo, 22 Agustus 2017

Yang membuat pernyataan,

Ismin Asmiarti

iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Allah memberikan jalan keluar

kepadanya dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Barangsiapa

yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah jadikan urusannya menjadi mudah.

Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah akan dihapuskan dosa-dosanya dan

mendapat pahala yang agung.”

(q.s Ath-Thalaq: 2, 3, 4)

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan doa, rida, dan

kasih sayang, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi;

2. guru-guru dan dosen yang telah membimbing dan mengajarkan

ilmu kepada peneliti sejak Taman Kanak-kanak hingga bangku

perkuliahan;

3. seluruh sahabat dan teman-teman yang senantiasa berbagi cerita

suka duka, memberi semangat, dukungan dan bertukar pikiran;

v
PRAKATA

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt.

yang telah melimpahkan nikmat dan kasih sayang-Nya, skripsi yang berjudul

“Kajian Intertekstualitas Antara Novel dan Film Bulan Terbelah di Langit

Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Skenario Pembelajarannya di

Sekolah” dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo. Dalam penulisan skripsi ini,

banyak kesulitan yang penulis hadapi. Namun, atas bantuan berbagai pihak,

khususnya dosen pembimbing, penulis dapat menyelesaikan rintangan tersebut.

Oleh sebab itu, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak

berikut ini.

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan

kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purworejo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menempuh pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Drs. H. Bagiya, M.Hum

selaku pembimbing II yang telah memberikan kesempatan menuntut ilmu

pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta

vi
memberikan perhatian, dorongan, motivasi, dan arahan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Hj. Kadaryati, M.Hum. selaku pembimbing I yang telah membimbing,

mengarahkan, memotivasi dengan penuh kesabaran dan tidak mengenal lelah,

serta mengoreksi skripsi ini dengan penuh ketelitian sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama kuliah di Universitas

Muhammadiyah Purworejo, serta staf TU yang telah membantu dalam urusan

perkuliahan.

6. Teman-teman dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

khususnya angkatan 2013 kelas C yang telah mewarnai hari-hari penulis

selama menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Penulis hanya dapat menguntaikan doa, semoga Allah Swt. selalu

melimpahkan pahala dan balasan yang lebih baik kepada semua pihak yang telah

memberi jasa dan bantuan yang diberikan kepada penulis. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca umumnya. Amin.

Purworejo, 22 Agustus 2017


Penulis,

Ismin Asmiarti

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
PERNYATAAN ............................................................................................... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... v
PRAKATA ...................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
ABSTRAK ....................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1


A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 7
C. Batasan Masalah ...................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 9
G. Penegasan Istilah ..................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS .................. 13


A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 13
a) Tinjauan Pustaka Buku ....................................................... 13
b) Tinjauan Pustaka Penelitian Terdahulu ............................. 16
B. Kajian Teoretis ........................................................................ 19
1. Unsur Intrinsik pada Karya Sastra ...................................... 19
2. Unsur Ekstrinsik Nilai Akidah Karya Sastra ...................... 23
3. Intertekstual ........................................................................ 27
4. Skenario Pembelajaran ....................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 42


A. Jenis Penelitian ........................................................................ 42
B. Objek Penelitian ...................................................................... 42
C. Fokus Penelitian ...................................................................... 43
D. Data dan Sumber Data ............................................................. 43
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 44
F. Instrumen Penelitin .................................................................. 45
G. Teknik Analisis Data ............................................................... 45
H. Teknik Penyajian Hasil Analisis ............................................. 47

BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA .............................. 48


A. Penyajian Data ......................................................................... 48

viii
B. Pembahasan Data ..................................................................... 62
1. Unsur Intrinsik Tema dan Fakta Novel dan Film Bulan
Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais 62
a. Unsur Intrinsik Tema dan Fakta Novel ........................ 63
b. Unsur Intrinsik Tema dan Fakta Film .......................... 141
2. Unsur Ekstrinsik Nilai Akidah Tokoh Utama Novel dan
Film Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya
Hanum Salsabiela Rais ........................................................ 195
a. Unsur Ekstrinsik Nilai Akidah Novel ........................... 196
b. Unsur Ekstrinsik Nilai Akidah Film .............................. 208
3. Intertekstual Sastra .............................................................. 215
4. Skenario Pembelajaran Novel dan Film Bulan Terbelah
di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais di
Kelas XII SMA .................................................................... 313

BAB V PENUTUP .................................................................................... 329


A. Simpulan ................................................................................. 329
B. Saran ....................................................................................... 332

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Data Unsur Instrinsik Tema dan Fakta Novel Bulan Terbelah
di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais ............................. 49

Tabel 4.2 Data Unsur Intrinsik Tema dan Fakta Film Bulan Terbelah di
Langit Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais ............................ 51

Tabel 4.3 Data Nilai Akidah Tokoh Utama Novel Bulan Terbelah di Langit
Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais ............................................. 53

Tabel 4.4 Data Nilai Akidah Tokoh Utama Film Bulan Terbelah di Langit
Amerika Sutradara Hanum Salsabiela Rais ....................................... 54

Tabel 4.5 Persamaan antara Novel dan Film Bulan Terbelah di Langit
Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais ............................................. 55

Tabel 4.6 Perbedaan antara Novel dan Film Bulan Terbelah di Langit
Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais ............................................. 55

Tabel 4.7 Persamaan Nilai Akidah Tokoh Utama antara Novel dan Film
Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais ... 56

Tabel 4.8 Perbedaan Nilai Akidah Tokoh Utama antara Novel dan Film
Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais ... 56

Tabel 4.9 Hipogram antara Novel dan Film Bulan Terbelah di Langit
Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais ............................................. 57

Tabel 4.10 Hipogram Nilai Akidah Tokoh Utama antara Novel dan Film
Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais ... 57

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 3 : Data Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum
Salsabiela Rais
Lampiran 4 : Data Film Bulan Terbelah di Langit Amerika Sutradara Hanum
Salsabiela Rais
Lampiran 5 : Sinopsis Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum
Salsabiela Rais
Lampiran 6 : Sinopsis Film Data Film Bulan Terbelah di Langit Amerika
Sutradara Hanum Salsabiela Rais
Lampiran 7 : Biografi Pengarang dan Sutradara Novel dan Film Bulan Terbelah di
Langit Amerika (Hanum Salsabiela Rais)
Lampiran 8: Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi
Lampiran 9 : Kartu Bimbingan Skripsi

xi
ABSTRAK

Asmiarti, Ismin. 2017. “Kajian Intertekstualitas antara Novel dan Film Bulan
Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Skenario
Pembelajarannya di Sekolah”. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) unsur intrinsik novel dan
film Bulan Terbelah di Langit Amerika (BTDLA) karya Hanum Salsabiela Rais,
(2) intertekstualitas sastra meliputi persamaan, perbedaan, dan hipogram yang
terdapat dalam unsur intrinsik dan ekstrinsik novel dan film BTDLA, (3) skenario
pembelajaran novel dan film BTDLA di kelas XI SMA.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
intertekstualitas. Jenis penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian: (a)
material: novel dan film BTDLA, (b) formal: unsur tema dan fakta, nilai akidah.
Fokus penelitian: tema, fakta dan nilai akidah. Sumber data adalah novel dan film
BTDLA. Instrumen penelitian penulis sendiri dan kartu pencatat data. Teknik
pengumpulan data penelitian ini teknik simak dan catat. Teknik analisis data
dengan teknik analisis isi dan teknik penyajian hasil analisis data menggunakan
metode informal.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) unsur intrinsik novel terdiri dari
(a) tema: perjuangan membela keyakinan, (b) tokoh utama: Hanum, Rangga,
tokoh tambahan: Julia, Brown, Jones, tokoh antagonis: Pria Tua, (c) alur: maju,
(d) latar tempat: museum, lorong, Baird Auditorium, latar waktu: pagi, siang,
malam, latar suasana: bahagia, sedih, haru, menegangkan, latar sosial: pertemuan
Hanum. Unsur intrinsik film terdiri dari: (a) tema: perjuangan membela
keyakinan, (b) tokoh utama: Hanum, tokoh tambahan: Julia, tokoh antagonis:
Jones, (c) alur: maju, (d) latar tempat: New York City, latar waktu: pagi, latar
suasana: bahagia, latar sosial: pertemuan Hanum, (2) intertekstualitas persamaan
unsur intrinsik: (a) tema: perjuangan membela keyakinan, terjadi ekspansi, (b)
alur: maju, terjadi modifikasi, (c) latar tempat: lorong, terjadi ekspansi, latar
waktu: pagi, terjadi konversi, latar suasana: bahagia, menegangkan, terjadi
konversi, sedih, haru, terjadi ekspansi, dan perbedaan: (a) tema: perjuangan
membela keyakinan, terjadi ekspansi, (b) tokoh tambahan terjadi ekspansi, tokoh
antagonis terjadi modifikasi, (c) latar tempat: museum, Grand Memorial, Central
Park, terjadi ekspansi, (3) intertekstualitas persamaan unsur ekstrinsik: (a) iman
kepada Allah: percaya bahwa Allah ada, memenuhi ketetapan Allah, terjadi
konversi, menyebut nama Allah, iman kepada Nabi dan Rasul, terjadi ekspansi,
perbedaan unsur ekstrinsik: (a) iman kepada Allah: memenuhi ketetapan Allah,
iman kepada kitab Allah: mengajarkan kitab Allah, terjadi ekspansi, yakin
pertolongan Allah dan mengingat Allah, iman kepada nabi dan rasul, iman kepada
qada dan qadar, terjadi konversi, (4) skenario pembelajaran terdiri dari (a) guru
menyampaikan unsur intrinsik, ekstrinsik dan intertekstualitas, (b) guru meminta
siswa menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik, (c) siswa mempresentasikan
hasil belajarnya, (d) guru memberikan tugas menganalisis intertekstualitas
persamaan dan perbedaan unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Kata kunci: intertekstualitas sastra, novel dan film, skenario pembelajaran.

xii
BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini dikemukakan latar belakang masalah, penegasan istilah,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika skripsi. Di bawah ini diuraikan pokok-pokok

pembahasan tersebut.

A. Latar Belakang

Karya sastra merupakan cerminan kehidupan manusia yang dituangkan

melalui tulisan maupun melalui lisan (langsung). Dalam hal penyajiannya, karya

sastra terdapat beberapa hal yang menjadikannya sebagai suatu hal yang

membedakan. Misalnya dalam karya sastra berupa novel, penyajian dituangkan

melalui tulisan dan karya sastra yang berupa drama dapat disajikan dengan lisan

(langsung) melalui peragaan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh yang bermain di

dalamnya. Karya sastra berupa novel dapat disajikan dengan cara yang berbeda

dan lebih menarik dengan penggunaan media audio visual didalamnya seperti

dalam film. Film dapat berupa adaptasi dari karya sastra lain seperti novel, drama,

cerpen, dan lain-lain.

Film dapat dijadikan sarana untuk menyajikan karya sastra secara berbeda

karena penyajiannya yang menggunakan gambar bergerak. Penyajian yang

berbeda ini menjadikan film sebagai salah satu karya yang menarik untuk dikaji

lebih dalam. Namun, dalam perkembangan teknologi seperti saat ini, banyaknya

industri perfilman yang mengangkat tema dari suatu karya sastra menjadikan

minat baca masyarakat terhadap karya sastra semakin berkurang, masyarakat lebih

1
2

memilih untuk menonton filmnya daripada harus membaca karya sastra yang

sebenarnya menjadi hal pokok yang mendasari pembuatan film. Sudah banyak

karya sastra berupa novel yang diadaptasi ke dalam sebuah film seperti Laskar

Pelangi, Sang Pemimpi, Sang Pencerah, Ayat-ayat Cinta, Negeri Lima Menara,

Ketika Cinta Bertasbih, Perempuan Berkalung Sorban, Perahu Kertas, 99

Cahaya di Langit Eropa, Bulan Terbelah di Langit Amerika, dan lain-lain.

Banyaknya karya sastra berupa novel yang diadaptasi ke dalam sebuah film

menjadikan minat baca terhadap karya sastra berkurang. Padahal jika dikaji lebih

dalam, banyak film yang tidak memuat semua kejadian atau peristiwa yang

terdapat di dalam novel. Hal tersebut dapat mengurangi nilai estetis suatu karya

sastra. Nilai estetika ini nantiya akan berpengaruh pada apresiasi yang dilakukan

oleh penikmat sastra terhadap suatu karya sastra. Nilai estetika karya sastra adalah

nilai keindahan atau hal-hal yang menarik dalam suatu karya sastra. Jika nilai

keindahan pada karya sastra disajikan berbeda di dalam suatu film akan

menimbulkan apresiasi yang berbeda pula oleh penikmat sastra. Menurut Effendi,

mengapresiasi sastra berarti kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-

sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan kritis, dan

kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra (Sihabudin, 2013: 3).

Penikmat sastra dapat mengapresiasi karya sastra dengan baik manakala ia

dapat menemukan keseluruhan nilai estetika yang terdapat di dalam karya sastra.

Namun, apabila menilik lebih jauh fenomena saat ini yang cenderung pada minat

baca kurang karena adanya adaptasi film dari suatu karya sastra yang dalam hal

ini adalah novel, penikmat sastra tentunya akan sulit apabila penikmat sastra
3

hanya condong pada filmnya. Sebaliknya, karya sastra yang menjadi pendahulu

film tersebut justru diabaikan, padahal jika ditelusuri lebih dalam, unsur-unsur

yang disajikan dalam sebuah film yang mengadaptasi sebuah novel itu cenderung

berbeda. Banyaknya perubahan yang dilakukan di dalam film menimbulkan

persepsi yang berbeda pada kalangan penikmat sastra. Banyak orang yang

beranggapan bahwa isi cerita di dalam film yang disajikan sudah sesuai dengan isi

cerita yang ada di dalam novel.

Dengan adanya permasalah di atas, penulis mengkaji lebih dalam film yang

diadaptasi dari sebuah novel populer karya Hanum Salsabiela Rais yang berjudul

Bulan Terbelah Di Langit Amerika dengan judul film yang sama.

Hanum Salsabiela Rais adalah putri kedua Amien Rais, lahir di Yogyakarta

pada tanggal 12 April tahun 1982. Ia pernah tinggal di Amerika selama 3,5 tahun

bersama sang suami. Mengenyam pengalaman sebagai jurnalis dan video podcast

film maker di Executive Academy Vienna, dan sebagai koresponden untuk

detik.com selama 3 tahun. Pada tahun 2013, dia terpilih menjadi duta perempuan

mewakili Indonesia untuk Youth Global Forum di Suzuka, Jepang, yang dibesut

Honda Foundation. Buku Berjalan di Atas Cahaya mendapat apresiasi Buku dan

Penulis Nonfiksi Terfavorit 2013 oleh Goodreads Indonesia. Film 99 Cahaya di

Langit Eropa 1 dan 2 yang skenario filmnya ditulis olehnya dan suami

mendapatkan apresiasi dari 1,8 juta penonton versi filmindonesia.id. Film ini juga

diputar diajang Cannes, Bethesda Washington DC, dan Melbourne Film Festival.

Karya Hanum Salsabiela Rais yang telah diterbitkan, meliputi Menapak Jejak

Amien Rais: Persembahan Seorang Putri untuk Ayah Tercinta (2010), 99 Cahaya
4

di Langit Eropa (2011), Berjalan di Atas Cahaya (2013), dan Bulan Terbelah di

Langit Amerika (2014). Selain Hanum Salsabiela Rais, penulisan novel juga

digarap oleh Rangga Almahendra yang tidak lain adalah suami dari Hanum

Salsabiela Rais sebagai penulis dua.

Pada penelitian ini penulis mengkaji film dan novel karya Hanum Salsabiela

Rais dengan judul yang sama, yakni Bulan Terbelah di Langit Amerika. Film

Bulan Terbelah di Langit Amerika dirilis pada tahun 2015 dan disutradari oleh

Hanum Salsabiela Rais yang tidak lain merupakan pengarang novelnya. Film

Bulan Terbelah di Langit Amerika diperankan oleh Abimana Aryasatya, Acha

Septriasa, Nino Fernandez dan Rianti Cartwright. Film Bulan Terbelah di Langit

Amerika ini merupakan kelanjutan dari film Hanum sebelumnya, yakni 99

Cahaya di Langit Eropa. Penggarapan film Bulan Terbelah di Langit Amerika

banyak dilakukan di New York City, dengan menghadirkan situs Gedung World

Trade Centre (WTC) pada tahun 2001 silam yang telah menjadi museum. Tokoh

utama dalam film ini bernama Hanum dan Rangga yang berperan sebagai

pasangan suami istri.

Pengarang dalam menyajikan jalan cerita pada kedua karya novel dan film

Bulan Terbelah Di Langit Amerika memiliki banyak perbedaan. Oleh karena itu,

penulis akan mengkaji kedua karya tersebut dengan kajian intertekstual sastra agar

dapat membandingkan dan menemukan unsur-unsur tertentu yang menyebabkan

perbedaan tersebut.

Kajian intertekstual dimaksudkan sebagai kajian terhadap sejumlah teks,

yang diduga mempunyai bentuk-bentuk hubungan tertentu. Misalnya, ia dilakukan


5

menemukan adanya hubungan unsur-unsur intrinsik seperti ide, gagasan,

peristiwa, plot, penokohan, (gaya) bahasa, dan lain-lain diantara teks-teks yang

dikaji (Nurgiyantoro, 2015: 76).

Dengan kajian intertekstual, diharapkan pembaca dapat memahami seperti

apa berbedaan unsur-unsur yang terdapat di dalam novel dan film Bulan Terbelah

di Langit Amerika. Terutama unsur yang berkaitan dengan tema dan fakta dalam

novel maupun film, unsur tersebut akan difokuskan pada nilai akidah.

Dalam penelitian ini, penulis membahas kajian intertekstual yang berkaitan

pada unsur dan fakta yang difokuskan pada nilai akidah yang terdapat di dalam

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

disertai dengan skenario pembelajarannya di sekolah.

Berdasarkan kurikulum 2013 pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di

kelas XII SMA bertujuan untuk mengembangkan kepekaan terhadap unsur

ekstrinsik berupa nilai-nilai dalam kehidupan melalui karya sastra. Dalam

pembelajaran sastra, peserta didik dituntut untuk aktif, kreatif, dan profesional

dalam memahami unsur-unsur pembangun dalam sebuah cerita sebagai bahan

pembelajaran. Oleh karena itu, pendidik harus mempunyai strategi-strategi

pembelajaran yang efektif dan menarik agar materi yang disampaikan menarik

dan disukai peserta didik.

Kurikulum 2013 lebih terfokus pada pendidikan karakter yang terbagi

menjadi 18 nilai-nilai. Di antara 18 nilai tersebut, religius menempati posisi

pertama dalam urutannya. Itu artinya nilai religius sangat penting dan perlu

perkembangan yang lebih melalui kurikulum tersebut. Kajian intertekstual yang


6

berkaitan dengan unsur dan fakta yang terfokus pada nilai akidah dalam novel dan

film Bulan Terbelah di Langit Amerika selanjutnya diterapkan dalam skenario

pembelajaran sastra di kelas XII SMA. Pembelajaran ini disesuaikan dengan

kurikulum 2013. Oleh karena itu, penulis menggunakan kurikulum 2013 sebagai

acuan dalam penerapan skenario pembelajaran.

Di dalam kurikulum 2013 terdapat kompetensi dasar terkait analisis film

atau drama pada jenjang kelas XII SMA pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

wajib yakni pada KD 4.5 (mengonversi teks cerita sejarah, berita, iklan,

editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel ke dalam bentuk yang lain sesuai

dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan). Dalam

menganalisis novel dan film perlu dipertimbangkan tujuan dari kajian sastra.

Kajian sastra di SMA tidak sekadar bertujuan untuk mengetahui isi dari sebuah

karya sastra, tetapi juga diharapkan dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari

siswa. Karya sastra yang dijadikan objek dalam pembelajaran sastra harus

disesuaikan dengan manfaatnya bagi peserta didik, hal ini bertujuan untuk

mencapai hasil yang baik setelah diadakannya proses pembelajaran, terutama

dalam pencapaian tujuan moralitas peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran

dengan penerapan nilai-nilai religius saat ini sangat diperlukan mengingat

kenyataan dilapangan justru pembelajaran dengan penerapan religiusitas jarang

digunakan oleh pendidik. Pembelajaran dengan menggunakan media film yang

bertemakan religius dapat dijadikan media yang menarik dalam pembelajaran,

secara tidak langsung juga dapat memberikan pembelajaran keagamaan bagi

peserta didik. Dengan demikian, pribadi dan karakter anak bangsa khususnya
7

siswa SMA dapat terjaga dengan baik. Selain itu, melalui analisis intertekstual

sastra unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai akidah pada novel dan film

tersebut, peserta didik SMA diharapkan dapat mengambil hikmah dan pelajaran

baik yang tersurat maupun tersirat di dalamnya.

Penulis menyimpulkan perlunya pengembangan pendidikan berlandaskan

agama, terutama akidah pada peserta didik yang nantinya akan memberikan

kontribusi yang besar dalam proses pendidikan. Hal inilah yang melatarbelakangi

penulis untuk menganalisis unsur tema dan fakta serta unsur ekstrinsik nilai

akidah dalam novel dan film yang berjudul Bulan Terbelah di Langit Amerika

karya Hanum Salsabiela Rais. Di samping itu, penulis juga akan memaparkan

bagaimana aplikasi bahan pembelajaran novel dan film tersebut dalam

pembelajaran di kelas XII SMA. Untuk dapat mengaplikasikan analisis nilai

akidah tersebut, penulis akan menghubungkan analisis tersebut dengan

pembelajaran di kelas XII SMA berdasarkan kurikulum 2013.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, masalah dapat

diidentifikasi sebagai berikut.

1. Kajian intertekstual antara novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika

karya Hanum Salsabiela Rais.

2. Unsur intrinsik fakta dan tema yang terdapat dalam novel dan film Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais.

3. Kurangnya minat baca masyarakat akibat banyaknya film adaptasi dari karya

sastra terutama novel.


8

4. Nilai akidah yang terdapat dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika

karya Hanum Salsabiela Rais yang dapat dijadikan sebagai contoh dalam

kehidupan sehari-hari.

5. Banyak tontonan yang kurang mendidik. Oleh sebab itu, perlu adanya

penyaringan yang dapat direalisasikan melalui nilai keagamaan, khususnya

nilai akidah melalui media film yang bertemakan religi.

6. Skenario pembelajaran film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais di SMA secara teoretis.

C. Batasan Masalah

Masalah yang terlalu luas akan mengakibatkan suatu penelitian kurang atau

tidak berhasil. Oleh karena itu, penulis memberikan batasan masalah agar

penelitian ini dapat terfokus pada masalah yang diteliti. Dengan pertimbangan hal

tersebut, penelitian ini dibatasi pada unsur intrinsik fakta dan tema dan unsur

ekstrinsik nilai akidah yang terdapat dalam novel dan film Bulan Terbelah di

Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan skenario pembelajarannya di

SMA.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang penulis rumuskan dalam

penelitian dipaparkan di bawah ini.

1. Bagaimana unsur intrinsik tema dan fakta serta unsur ekstrinsik nilai akidah

yang terdapat dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya

Hanum Salsabiela Rais?


9

2. Bagaimana intertekstual dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit

Amerika karya Hanum Salsabiela Rais?

3. Bagaimana skenario pembelajaran intertekstual sastra dalam novel dan film

Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis angkat, penulis bertujuan untuk

mendeskripsikan:

1. unsur tema dan fakta serta unsur ekstrinsik nilai akidah yang terdapat dalam

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais;

2. intertekstual sastra dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika

karya Hanum Salsabiela Rais;

3. skenario pembelajaran intertekstual sastra unsur intrinsik tema dan fakta serta

unsur ekstrinsik nilai akidah yang terdapat dalam film Bulan Terbelah di

Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais di Sekolah.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dengan judul “Kajian Intertekstual Antara Novel dan

Film Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan

Skenario Pembelajarannya di Sekolah” dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi

teoretis dan segi praktis.

1. Secara Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan,

menjadi bahan kajian, serta wawasan kepada pembaca mengenai intertekstual


10

unsur tema dan fakta yang difokuskan pada nilai akidah yang terkandung dalam

film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais serta

memberikan sumbangan dalam bidang pendidikan khususnya dalam pembelajaran

sastra di kelas XII SMA.

2. Secara Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, bagi

guru, bagi peserta didik, bagi sekolah dan bagi peneliti berikutnya.

a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan acuan dalam

melaksanakan penelitian selanjutnya atau penelitian serupa dimasa yang akan

datang.

b. Bagi pendidik, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai salah satu

alternatif pembelajaran sastra yang efektif untuk menanamkan nilai akidah

pada peserta didik.

c. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan

kepada peserta didik untuk memahami karya sastra khususnya film dan peserta

didik mampu mengaplikasikan nilai-nilai akidah tersebut dalam kehidupan.

d. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan

dalam mempersiapkan pembelajaran sastra dan memberikan kontribusi dalam

rangka meningkatkan mutu sekolah dan mengembangkan prestasi.

e. Bagi penulis berikutnya, penelitian ini diharapkan dapat membantu penulis

selanjutnya sebagai inspirasi serta dapat menambah wawasan mengenai sastra

khususnya dalam bidang akidah dalam pendidikan.


11

G. Penegasan Istilah

Penelitian ini berjudul “Kajian Intertekstual Antara Novel dan Film Bulan

Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Skenario

Pembelajarannya di Sekolah” dan agar tidak terjadi salah tafsir terhadap judul

skripsi di atas, berikut ini disampaikan penjelasan beberapa istilah pokok yang

dipakai dalam penelitian.

1. Kajian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat kata kajian memiliki arti

belajar, mempelajari, memeriksa, menyelidiki, memikirkan atau mempertimbangkan,

menguji, menelaah baik buruk suatu perkara (Sugono dkk., 2014: 604).

2. Intertekstual

Interteks berasal dari akar kata inter + teks. Prefiks „in-ter‟yang berarti (di)

antara dalam hubungan ini memiliki kesejajaran dengan prefiks „intra‟, „trans‟,

dan „para‟. Teks berasal dari kata textus (Latin), yang berarti tenunan, anyaman,

susunan, dan jalinan. Intertekstual dengan demikian didefinisikan sebagai

hubungan atau jaringan antara satu teks dengan teks-teks lain (Ratna, 2010: 211-

212).

3. Novel dan Film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Rais

Film dan novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Rais merupakan objek kajian dan bahan pembelajaran yang digunakan untuk

mengenalkan nilai akidah kepada peserta didik.


12

4. Skenario Pembelajaran

Skenario pembelajaran merupakan urutan cerita yang disusun oleh seorang

pendidik agar suatu peristiwa pembelajaran dapat terjadi sesuai dengan yang

diinginkan.

Berdasarkan penegasan istilah di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

makna judul “Kajian Intertekstual Antara Novel dan Film Bulan Terbelah di

Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais dan Skenario Pembelajarannya di

Sekolah” adalah kajian tentang perbandingan antara novel dan film yang berjudul

Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais meliputi unsur

tema dan fakta serta nilai akidah dan kesesuaian film di dalam pembelajaran di

sekolah menengah atas kelas XII SMA.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS

Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan pustaka dan kajian teoretis.

Tinjauan pustaka berisi hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan

permasalahan yang diteliti oleh penulis dan buku-buku yang relevan dengan

penelitian yang akan penulis lakukan sebagai bahan acuan agar penelitian yang

akan penulis lakukan dapat dipertanggungjawabkan kevalidannya. Kajian teoretis

berisi pendapat pakar dan uraian yang memiliki kesesuaian dengan penelitian ini

guna membantu proses pemahaman dan penjelasan tentang intertekstual sastra

dan skenario pembelajarannya di sekolah. Kajian teoretis yang terdiri dari (1)

novel; (2) film; (3) fakta; (4) tema; (5) intertekstual; (6) pembelajaran sastra; (7)

skenario pembelajaran sastra. Di bawah ini diuraikan pokok-pokok pembahasan

tersebut.

A. Tinjauan Pustaka

a) Tinjauan Pustaka Buku

Tinjauan pustaka buku berisi buku-buku yang mendukung terlaksananya

penelitian yang penulis laksanakan. Buku-buku tersebut digunakan sebagai acuan

penulis dalam melaksanakan penelitian agar penelitian yang akan penulis lakukan

dapat dipertanggungjawabkan kevalidannya. Buku-buku yang relevan dengan

penelitian yang akan penulis lakukan di antaranya adalah buku yang berkaitan

dengan intertekstual, pengajaran sastra, metode dan prosedur penelitian, dan

buku-buku yang berkaitan dengan teori-teori sastra yang relevan dengan

penelitian yang akan penulis lakukan.

13
14

Buku yang berkaitan dengan penelitian intertekstual sastra, penulis

menggunakan buku yang berjudul Sastra Bandingan Pendekatan dan Teori

Pengkajian karya Suwardi Endraswara. Buku ini penulis gunakan karena

berkaitan dengan penelitian yang akan penulis laksanakan yakni tentang

intertekstual yang dalam istilah lain dikatakan sebagai sastra bandingan.

Buku tersebut terbit pada tahun 2011 oleh penerbit Lumbung Ilmu,

Yogyakarta. Buku tersebut berisi tentang dasar pemikiran sastra bandingan,

sejarah murni dan sejarah sastra bandingan, pokok pengkajian sastra bandingan,

keterjalinan teks dan konteks dalam sastra bandingan, dan masih banyak lainnya

yang berkaitan dengan intertekstual sastra.

Dalam hal penerapan pembelajarannya yang pada penelitian ini nantinya

akan dibahas dalam skenario pembelajaran, penulis menggunakan beberapa buku

yang berkaitan dengan pembelajaran sastra yang sesuai dengan penelitian, yakni

novel dan film. Buku-buku tersebut diantaranya adalah Pengajaran Sastra yang

disusun oleh Dr. Hj. Esti Ismawati, M.Pd. yang diterbitkan oleh penerbit Ombak

pada tahun 2013. Buku tersebut berisi tentang pembelajaran sastra yang

menyangkut seluruh aspek sastra, yang meliputi teori sastra, sejarah sastra, kritik

sastra, sastra perbandingan, dan apresiasi sastra. Buku yang kedua adalah

Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru yang

disusun oleh Abdul Majid. Buku tersebut penulis gunakan sebagai acuan dalam

penyusunan perencanaan pembelajaran yang nantinya diaplikasikan pada skenario

pembelajaran di sekolah. Isi buku tersebut diantaranya adalah pengembangan

persiapan mengajar dan pengelolaan pembelajaran dan pengembangan bahan ajar.


15

Buku yang berkaitan dengan metode dan prosedur penelitian sastra

adalah buku Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&Dv yang disusun oleh Prof. Dr. Sugiyono dengan penerbit Alfabeta,

Bandung pada tahun 2015. Buku tersebut berisi tentang metode penelitian

kualitatif diantaranya adalah instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan

teknik analisis data. Buku yang kedua adalah Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik yang disusun oleh Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, terbit pada

tahun 2010 (edisi revisi) diterbitkan oleh Rineka Cipta. Isi buku tersebut tidak

jauh berbeda dari buku Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D yang disusun oleh Prof. Dr. Sugiyono yakni berisi tentang pengumpulan

data dan analisis data. Buku yang ketiga adalah Metode dan Aneka Teknik

Analisis Bahasa yang disusun oleh Sudaryanto pada tahun 2015. Isi buku tersebut

diantaranya adalah teknik metode dan teknik penyajian hasil analisis data. Teknik

penyajian hasil analisis data pada buku tersebut sesuai dengan yang digunakan

penulis pada penelitian yang akan penulis laksanakan.

Buku selanjutnya yang berkaitan teori penelitian sastra yang relevan

dengan penelitian yang akan penulis lakukan diantaranya adalah Teori Pengkajian

Fiksi karya Burhan Nurgiyantoro yang diterbitkan oleh Gadjah Mada University

Press pada tahun 2015. Buku tersebut berisi tentang hakikat fiksi, pembedaan

fiksi, unsur fiksi, dan hal-hal yang berkaitan dengan teori pengkajian fiksi. Buku

yang kedua adalah Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya

yang disusun oleh Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo pada tahun 2013. Buku ini

berisi tentang penelitian sastra, hubungan intertekstual dalam sastra Indonesia


16

serta hubungan intertekstual dan roman-roman Balai Pustaka dan Pujangga baru

yang dapat penulis gunakan sebagai acuan dalam penelitian yang akan penulis

lakukan yang berkaitan dengan intertekstual novel dan film.

b) Tinjauan Pustaka Penelitian Terdahulu

Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis untuk membandingkan

kajian terdahulu dengan kajian yang akan dilakukan peneliti sehingga diketahui

perbedaan dan persamaan yang khas antara kajian-kajian tersebut. Berdasarkan

penelusuran terhadap berbagai referensi, terdapat beberapa penelitian yang

mempunyai tema hampir sama, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Indrayanti

dalam tesisnya yang berjudul “Kajian Intertekstual dan Nilai Pendidikan Novel

Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata dan Novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad

Fuadi” pada tahun 2012 yang penulis ambil dari dokumen Universitas Negeri

Surakarta (UNS). Yang kedua penelitian yang dilakukan oleh Jayanti pada

skripsinya yang berjudul “Analisis Intertekstual Sastra Novel Sujud Cinta di

Masjid Nabawi Karya Putri Indah Wulandari dan Novel Sujud Hati di Ujung

Subuh Karya Indah El Hafiz dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA”

pada tahun 2014 yang penulis ambil dari dokumen Universitas Muhammadiyah

Purworejo (UMP). Yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni

pada skripsinya yang berjudul “Analisis Intertekstual Novel Dari Rue Saint Simon

Ke Jalan Lembang karya Nh. Dini dengan Novel Dari Parangakik Ke Kampuchea

Karya Nh. Dini dan Skenario Pembelajarannya Di SMA” pada tahun 2015

(UMP). Ketiga penelitian sebelumnya di atas penulis gunakan sebagai acuan

dalam penelitian yang akan penulis laksanakan.


17

Indrayanti (2012) dalam penelitiannya yang berbentuk tesis berjudul

“Kajian Intertekstual dan Nilai Pendidikan Novel Sang Pemimpi Karya Andrea

Hirata dan Novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad Fuadi” membahas kajian

intertekstual dan nilai pendidikan pada kedua novel tersebut. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelasakan persamaan dan perbedaan

unsur-unsur struktur novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata dan Ranah 3

Warna karya Ahmad Fuadi dengan pendekatan intertekstual. Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan studi pustaka dan tidak terikat

dengan tempat penelitian. Penelitian ini menekankan dengan catatan dengan

deskripsi kalimat yang rinci, lengkap, dan mendalam yang menggambarkan

situasi yang sebenarnya guna mendukung penyajian data.

Penelitian yang dilakukan oleh Indrayanti (2012) terhadap penelitian

yang akan penulis laksanakan memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan

terletak pada kajian penelitian yang sama-sama menggunakan kajian intertekstual.

Sedangkan perbedaannya terletak pada objek kajian, penelitian yang dilakukan

oleh Nuraeni menggunakan novel dengan novel, penelitian yang akan penulis

lakukan menggunakan novel dan film sebagai objek kajiannya. Selain itu,

perbedaan lain terletak pada penelitian yang dilakukan, Indrayanti dalam

penelitiannya menyertakan nilai pendidikan sedangkan dalam penelitian yang

akan penulis laksanakan menyertakan nilai akidah yang nantinya dapat diterapkan

dalam pembelajaran di sekolah.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Jayanti (2014) dalam skripsinya

yang berjudul “Analisis Intertekstual Sastra Novel Sujud Cinta di Masjid Nabawi
18

Karya Putri Indah Wulandari dan Novel Sujud Hati di Ujung Subuh Karya Indah

El Hafiz dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA” membahas tentang

kajian intertekstual yang terdapat dalam novel-novel tersebut.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Jayanti terhadap penelitian yang

akan penulis laksanakan memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan terletak

pada kajian penelitian yang sama-sama menggunakan kajian intertekstual,

sedangkan perbedaannya terletak pada objek kajian, penelitian Jayanti

menggunakan novel dengan novel, penelitian yang akan penulis lakukan dengan

menggunakan novel dan film sebagai objek kajiannya.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni

(2015) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Intertekstual novel Dari Rue

Saint Simon Ke Jalan Lembang karya Nh. Dini dengan novel Dari Parangakik Ke

Kampuchea karya Nh. Dini Dan Skenario Pembelajarannya Di SMA” membahas

tentang kajian intertekstual yang terdapat dalam kedua novel tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mana yang menjadi

hipogram dan teks transformasi dari novel dari Dari Rue Saint Simon ke Jalan

Lembang Karya Nh. Dini dan novel Dari Parangakik ke Kampuchea Karya Nh.

Dini beserta skenario pembelajarannya di SMA. Pendekatan yang dilakukan

dalam penelitian ini melalui pendekatan intertekstual. Teknik yang digunakan

dalam rangka untuk mengumpulkan data adalah teknik observasi. Analisis data

dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif berdasarkan metode intertekstual

atau hubungan antarteks.


19

Pada penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni terhadap penelitian yang

akan penulis laksanakan memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan terletak

pada kajian penelitian yang sama-sama menggunakan kajian intertekstual dan

penerapan pembelajarannya di SMA, sedangkan perbedaannya terletak pada objek

kajian. Jika penelitian Nuraeni menggunakan novel dengan novel, penelitian yang

akan penulis lakukan menggunakan novel dan film sebagai objek kajiannya.

B. Kajian Teoretis

Kajian teoretis dalam penelitian ini terdiri dari (1) unsur intrinsik karya

sastra; (2) unsur ekstrinsik nilai akidah karya sastra (3) intertekstual; (4) skenario

pembelajaran sastra, berikut adalah penjabarannya.

1. Unsur Intrinsik pada Karya Sastra

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu

sendiri. Unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca atau

menyimak karya sastra. Unsur intrinsik karya sastra meliputi tema dan fakta

cerita. Fakta cerita terdiri dari tiga unsur, yakni tokoh penokohan, alur, dan latar.

Penjelasan unsur intrinsik tersebut adalah sebagai berikut.

a. Tema

Sudjiman (1992: 50) berpendapat bahwa tema merupakan gagasan, ide,

atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra. Adanya tema membuat

karya lebih penting daripada sekedar bacaan hiburan. Tema adalah sesuatu yang

menjadi dasar cerita. ia selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan,

seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, maut, religius, sosial dan sebagainya.
20

Dalam hal tertentu, tema dapat disinonimkan dengan ide atau tujuan utama cerita

(Nurgiyantoro, 2015: 32).

Stanton (2012: 36) menyatakan bahwa tema merupakan ide pokok,

gagasan utama, dan atau inti (sentral) yang melekat di dalam suatu karya sastra.

Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman

manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat. Sementara

itu, nurgiyantoro (2010: 82-83) menjelaskan bahwa tema dibedakan menjadi dua

bagian, yaitu; (1) tema utama yang disebut dengan tema mayor yang artinya

makna pokok yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya ini. Tema

mayor ditentukan dengan cara menetapkan persoalan yang paling menonjol, yang

paling banyak konflik, dan waktu penceritaannya, (2) tema tambahan disebut juga

dengan tema minor. Tema minor merupakan tema yang kedua yaitu makna yang

hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu pada sebuah cerita dan dapat

diidentifikasikan sebagai makna bagian atau makna tambahan.

b. Fakta cerita

Fakta (fact) dalam sebuah cerita meliputi karakter (tokoh cerita), plot,

latar. Ketiganya merupakan unsur fiksi yang secara faktual dapat dibayangkan

peristiwanya, eksistensinya, dalam sebuah novel atau film. Oleh karena itu,

ketiganya dapat pula disebut sebagai struktur faktual (factual structure) dan

tingkatan faktual (factual level) sebuah cerita. Ketiga unsur tersebut harus

dipandang sebagai satu kesatuan dalam rangkaian keseluruhan cerita, bukan

sebagai sesuatu yang berdiri sendiri dan terpisah satu dengan yang lain

(Nurgiyantoro, 2015: 31-32).


21

Stanton menyatakan bahwa karya sastra terdiri atas unsur fakta cerita,

tema dan sarana sastra. Fakta cerita terdiri dari tiga unsur: tokoh, alur, dan latar.

Oleh karena itu, tokoh, alur, dan latar sering pula disebut sebagai fakta cerita atau

struktur faktual sebuah cerita.

1) Tokoh dan penokohan

Tokoh ialah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di

dalam berbagai peristiwa cerita. Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi

dapat juga berwujud binatang atau benda yang diinsankan (Sudjiman, 1992: 16).

Jenis tokoh dibagi atas tokoh utama dan tokoh tambahan, serta tokoh antagonis

dan protagonis. Pembagian tokoh utama dan tokoh tambahan dilihat dari segi

peranan atau tingkat pentingnya tokoh di dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro,

2012: 176).

Tokoh-tokoh itu merupakan rekaan pengarang, sehingga hanya

pengaranglah yang „mengenal‟ mereka. Maka tokoh-tokoh perlu digambarkan

ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batinnya agar wataknya juga dikenal oleh

pembaca. Yang dimaksud dengan watak ialah kualitas tokoh, kualitas nalar dan

jiwanya yang membedakan dengan tokoh lain. Penyajian watak tokoh dan

penciptaan citra tokoh ini yang disebut penokohan (Sudjiman, 1992: 23).

Penokohan erat hubungannya dengan perwatakan. Susunan tokoh (drama

personae) adalah daftar tokoh-tokoh yang berperan dalam drama itu

(Widyahening, 2012:148). Berdasarkan peranannya terhadap jalan cerita, tokoh-

tokoh dalam film tidak jauh berbeda dengan tokoh-tokoh yang terdapat dalam

karya fiksi prosa lainnya, yaitu tokoh antagonis, protagonis, dan tokoh tritagonis.
22

2) Alur

Plot merupakan jalinan cerita atau kerangka dari awal hingga akhir yang

merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yang berlawanan (Widyahenging,

2012: 144). Plot atau alur dalam film tidak jauh berbeda dengan plot dalam prosa

fiksi. Dalam drama atau film mengenal tahapan plot yang dimulai dari tahapan

permulaan, tahapan pertikaian, tahapan perumitan, tahapan puncak, peleraian, dan

tahapan akhir.

Alur atau plot adalah hubungan antarperistiwa yang dikisahkan itu

haruslah bersebab akibat, tidak hanya berurutan secara kronologis saja

(Nurgiyantoro, 2012: 112). Stanton mengemukakan bahwa alur atau plot adalah

cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan

secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya

peristiwa yang lain (Nurgiyantoro, 2012: 113).

Tahapan plot dapat dibedakan menjadi lima bagian antara lain (1) tahapan

penyituasian (tahap situation) yang merupakan tahap pembuka cerita. Dalam

tahan ini berisi pelukisan dan pengenalan situasi dan tokoh-tokoh cerita; (2) tahap

pemunculan konflik (tahap generating circumtances) yang berisi masalah-

masalah dan peristiwa-peristiwa yang memunculkan terjadinya konflik. Konflik-

konflik tersebut akan dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahapan

berikutnya; (3) tahap peningkatan konflik (tahap rising action) berisi konflik yang

telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang, peristiwa

semakin menegangkan; (4) tahap klimak (tahap climax) yang berisi konflik atau

pertentangan-pertentangan yang terjadi, yang dilakui atau ditimpakan kepada


23

tokoh cerita mencapai titik puncak; (5) tahap penyelesaian (tahap denoument)

yaitu konflik yang sudah mendapat penyelesaian. Tahap ini berisi penyelesaian

dari konflik yang sedang terjadi (Nurgiyantoro, 2012: 149-150).

3) Latar

Abrams menyatakan bahwa, latar atau setting yang disebut juga landasan

tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, suasana, dan

lingkungan sosial tempat terjadianya peristiwa-peristiwa yang diceritakan

(Nurgiyantoro, 2012: 216). Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan

jelas. Hal ini penting untu memberian kesan realitas kepada pembaca,

menciptakan suasana tertentu seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi

(Nurgiyantoro, 2012: 217).

2. Unsur Ekstrinsik Nilai Akidah Karya Sastra

Unsur ekstrinsik adalah bagian atau komponen yang terdapat dalam

sebuah karya sastra, baik berupa cerpen, novel, puisi, film, drama, dan lainnya.

Unsur ekstrinsik membentuk atau membangun sebuah karya sastra dari luar. Jadi,

unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada di luar karya sastra, namun

memiliki pengaruh terhadap karya sastra secara tidak langsung.

Dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais terdapat unsur ekstrinsik yang berkaitan dengan nilai-nilai religius

salah satunya adalah nilai akidah.

Al Munawir mengatakan bahwa secara etimologis, akidah berakar dari

kata „aqada-ya‟qidu-„aqdun-„aqadatan. „Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian

dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi „aqidah berarti keyakinan (Ilyas, 2011: 1).
24

Secara terminologis, Hasan Al Banna berpendapat bahwa akidah adalah

beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan

ketenteraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikit pun dengan

keragu-raguan. Hal tersebut disebut dengan iman (Ilyas, 2011: 1).

Allah tidak pernah mengantuk dan tidak pula tidur karena kesempurnaan-

Nya dan kekuatan-Nya dalam hidup yang berbeda dengan makhluk. Allah tidak

pernah menzalimi hamba-Nya karena keadilan sempurna yang dimiliki-Nya.

Beliaujuga tidak lalai dari segala yang dikerjakan hamba-hamba-Nya karena

pengawasan Allah yang sempurna dan teliti. Semua yang ditetapkan Allah dan

Rasul itu adalah sesuatu yang benar dan tepat serta keterangan yang paling jelas,

maka kita tidak boleh ragu sedikitpun untuk menerima serta meyakini ketetapan

Allah dan Rasul.

Ilyas (2011: 6) mengungkapkan bahwa sistematika iman yang sering dikenal

ialah arkanul iman, yaitu sebagai berikut:

1) Iman kepada Allah Swt.

Seorang muslim wajib percaya akan Allah Swt sebagai Tuhannya. Dialah

Tuhan yang sebenarnya, yang menciptakan segala sesuatu dan Dialah yang pasti

adanya (Nashir, 2011:13).

Manfaat iman kepada Allah adalah menanamkan rasa cinta dan

penghormatan hamba kepada Khaliqnya (Allah) yang keduanya memberikan

keharusan untuk mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi semua

larangan-Nya.
25

2) Iman kepada Malaikat

Malaikat merupakan hamba Allah yang dimuliakan yang tidak pernah

menentang Allah akan perintah-Nya dan mereka senantiasa mengerjakan apa yang

diperintahkan (Nashir, 2011: 15).

Manfaat iman kepada Malaikat adalah kenal dengan kebesaran Allah dan

mengetahui kekuatan serta kekuasaan-Nya, bersyukur kepada Allah atas

perlindungan dan perhatian-Nya terhadap hamba-hamba-Nya dengan menugaskan

kepada malaikat untuk menjaga dan mencatat segala amal perbuatan hamba-Nya,

serta senantiasa memperhatikan maslahat hamba-Nya (Ilyas, 2011: 92).

3) Iman kepada Kitab-kitab Allah

Manusia meyakini bahwa Allah Swt. telah menurunkan kitab-kitab suci

kepada para Rasul untuk menjadi hujjah bagi seluruh isi alam dan pegangan bagi

mereka yang mengamalkan ajaran-ajaran Allah. Kitab suci memberi petunjuk dan

pengetahuan bagi umat manusia dan untuk membenarkan kerasulan para Rasul

yang diutus oleh Allah.

Manfaat beriman kepada kitab-kitab Allah yaitu: mengenal rahmat serta

kasih sayang Allah terhadap hamba-hamba-Nya dengan menurunkan kitab

sebagai pemberi petunjuk bagi umat manusia, adanya hikmah Allah dengan

menurunkan syariat dan ajaran agama dalam kitab-kitab tersebut yang sesuai bagi

umat di zamannya, syukur atas nikmat Allah dengan diturunkan-Nya kitab suci

sebagai petunjuk dan bimbingan (Ilyas, 2011: 174).


26

4) Iman kepada Nabi dan Rasul

Manusia mempercayai bahwa Allah telah mengutus Rasul-rasul-Nya kepada

umat manusia, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat An-Nisa‟ ayat 165.

Artinya:

(mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi

peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah

diutusnya Rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Manfaat beriman kepada nabi dan rasul yaitu: mengetahui rahmat dan kasih

sayang dari Allah atas perhatian-Nya kepada makhluk-Nya dengan mengutus

rasul-rasul yang mulia guna memberikan petunjuk dan bimbingan bagi umat

manusia, bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya yang sangat besar, dan

mencintai para rasul serta memuliakan para rasul dengan menempatkan mereka

sesuai dengan kedudukan mereka sebagai utusan Allah Swt.

5) Iman kepada Hari Kiamat

Manusia beriman kepada hari akhirat yaitu hari kiamat di mana setiap

manusia dihidupkan kembali untuk hidup kekal sehingga kita harus mempercayai

hari kebangkitan kelak, yakni di kala Allah menghidupkan manusia kembali di

waktu Malaikat Israfil meniup sangkakala (terompet) yang kedua kali. Manfaat

beriman kepada hari kiamat yaitu: senantiasa menjaga diri untuk selalu taat

kepada Allah, mengharapkan pahala di hari kemudian, dan menjauhi segala

larangan karena takut akan siksaan kelak di kemudian hari.


27

6) Iman kepada Qada dan Qadar Allah

Manusia mempercayai qada dan qadar (takdir) baik buruk adalah ketentuan

Allah Swt. Iman kepada qada dan qadar merupakan bagian dari akidah orang

Islam dan tidak bermakna pemaksaan. Bagi alam yang ada ini sesuai dengan

pengetahuan dan ketentuan Allah serta hikmah-hikmah yang diterapkan-Nya.

Beriman pada qada dan qadar memiliki beberapa manfaat. Manfaat beriman

kepada qada dan qadar yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah, ketenangan

jiwa dan ketetapan hati atas apa yang terjadi ialah kehendak Allah, bersyukur saat

memperoleh nikmat dan kebahagiaan, tidak guncang di saat-saat sesuatu

keinginan tidak tercapai karena itu semua adalah qada dan qadar Allah Swt.

(Ilyas, 2011: 191).

3. Intertekstual

Prinsip intertekstual berasal dari Perancis dan bersumber pada aliran dalam

strukturalisme Perancis yang dipengaruhi oleh pemikiran filsuf Perancis, Juques

Derrida dan dikembangkanoleh Julia Kristeva. Prinsip ini berarti bahwa setiap

teks sastra dibaca dan harus dengan latar belakang teks-teks lain (Jabrohim, 2014:

172).

Penelitian intertekstual adalah bagian dari sastra perbandingan. Interteks

itu sendiri lebih sempit daripada sastra perbandingan. Munculnya studi interteks,

sebenarnya lebih banyak dipengaruhi oleh pembuatan sejarah sastra, interteks

akan menyumbangkan bahan yang luar biasa pentingnya. Maksudnya jika dalam

tradisi sastra terdapat pinjam-meminjam (gaduh) antara sastra satu dengan yang

lain, akan terlihat pengaruhnya (Endraswara, 2013: 130).


28

Menurut Frow, studi interteks didasarkan pada bebrapa asumsi kritis: (1)

konsep interteks menurut peneliti untuk memahami teks tak hanya sebagian isi,

melainkan juga aspek perbedaan dan juga sejarah teks, (2) teks tak hanya struktur

yang ada, tetapi satu sama lain juga saling membur, (3) ketidakhadiran struktur

teks dalam rentang teks yang lain namun hadir juga pada teks tertentu merupaka

proses waktu yang menetukan, (4) bentuk kehadiran struktur teks merupaka

rentangan dari yang eksplisit sampai implisit, (5) hubungan teks satu dengan yang

lain boleh dalam rentang waktu yang lama, hubungan tersebut bisa secara abstrak,

hubungan interteks juga sering terjadi penghilangan-penghilangan bagian tertentu,

(6) pengaruh mediasi dalam interteks sering mempengaruhi juga pada peng-

hilangan gaya maupun norma-norma sastra, (7) dalam melakukan identifikasi

interteks diperlukan proses interpretasi, (8) analisis interteks berbeda dengan

melakukan kritik melainkan lebih terfokus pada konsep pengaruh. Asumsi paham

interteks adalah bahwa teks sastra tidak berdiri sendiri. Teks dibangun atas teks

yang lain. Pengarang ketika mengekspresikan karyanya, telah meresepsi karya

sebelumnya (Endraswara, 2013: 131).

Menurut Julia Kristeva, munculnya interteks sebenarnya dipengaruhi oleh

hakikat teks yang di dalamnya terdapat teks lain. Hal ini mengisyaratkan bahwa

unsur teks yang masuk ke teks yang lain ini dapat hanya setitik saja. Jika

kemungkinan unsur yang masuk itu banyak, berarti telah terjadi resepsi yang

berarti. Jika dalam suatu teks terdapat berbagai teks lain berarti teks sastra tersebut

di sebut teks karnaval. Teks yang lahir kemudian hanya mosaik dari karya

sebelumnyna. Mosaik tersebut ibarat bahan yang terpecah-pecah sehingga barang


29

yang berikutnya sering harus menata ulang ke dalam karyanya. Dari ini akan

tercipta sebuah karya yang merupakan transformasi teks lain (Endraswara, 2013:

131-132).

Menurut Teeuw, kajian intertektual dimaksudkan sebagai kajian terhadap

sejumlah teks (lengkapnya: teks kesastraan) yang diduga mempunyai bentuk-

bentuk hubungan tertentu, misalnya untuk menemukan adanya hubungan unsur-

unsur intrinsik seperti ide, gagasan, peristiwa, plot, penokohan, gaya bahasa, dan

lain-lain di antara teks-teks yang dikaji. Secara lebih khusus dapat dikatakan

bahwa kajian interteks berusaha menemukan aspek-aspek tertentu yang telah ada

pada karya-karya sebelumnya pada karya yang muncul lebih kemudian. Tujuan

kajian interteks itu sendiri adalah untuk memberikan makna secara lebih penuh

terhadap karya tersebut. Penulis dan atau pemunculan sebuah karya sering ada

kaitannya dengan unsur kesejarahannya sehingga pemberian makna itu akan lebih

lengkap jika dikaitkan dengan unsur kesejarahan itu (Nurgiyantoro, 2010:50).

Luxemburg dkk. mengartikan intertekstual sebagai: menulis dan membaca

dalam suatu „interteks‟ suatu tradisi budaya, sosial, dan sastra yang tertuang

dalam teks-teks. Setiap teks sebagian bertumpu pada konvensi sastra dan bahasa

dan dipengaruhi oleh teks-teks sebelumnya. Kajian intertekstual berangkat dari

asumsi bahwa kapanpun karya ditulis, ia tidak mungkin lahir dari situasi

kekosongan budaya. Unsur budaya, termasuk semua konvensi dan tradisi di

masyarakat, dalam wujudnya yang khusus berupa teks-teks kesastraan yang ditulis

sebelumnya (Nurgiyantoro, 2010: 50).


30

Teeuw lewat Rachmat Djoko Pradopo, menjelaskan bahwa karya sastra

tidak lahir dalam kekosongan budaya. Karya sastra itu merupakan sebuah respons.

Oleh karena itu, sebuah teks tidak dapat dilepaskan sama sekali dari teks lain.

Sebuah karya sastra baru mendapatkan maknanya yang hakiki dalam kontrasnya

dengan karya sebelumnya. Teks dalam pengertian umum adalah dunia semesta

itu, bukan hanya teks tertulis atau teks lisan. Adat istiadat kebudayaan, film,

drama secara pengertian umum adalah teks. Oleh karena itu, karya sastra tidak

dapat lepas dari hal-hal yang menjadi latar penciptaan tersebut, baik secara umum

maupun khusus. Untuk dapat menemukan dan menafsirkan respon itu adalah

merupakan tugas pembaca (Jabrohim, 2014: 103).

Julia Kristeva mengemukakan bahwa tiap teks itu, termasuk teks sastra,

merupakan mosaik kutipan-kutiapn dan merupakan penyerapan serta transformasi

teks-teks lain. Secara khusus, ada teks tertentu yang menjadi latar penciptaan

sebuah karya disebut hipogram, sedangkan teks yang menyerap dan

mentransformasikan hipogram itu dapat disebut sebagai teks transformasi. Untuk

mendapatkan makna hakiki tersebut digunakan metode intertekstual, yaitu

membandingkan, menjajarkan, dan mengkontraskan sebuah teks transformasi

dengan hipogram-nya (Jabrohim, 2014: 103-104).

Menurut Endraswara (2013: 132), hipogram adalah karya sastra yang

menjadi latar kelahiran karya berikutnya, sedangkan karya berikutnya dinamakan

karya transformasi. Hipogram dan transformasi ini akan berjalan terus-menerus

sejauh proses satra itu hidup.


31

Hipogram merupakan “induk” yang akan menetaskan karya-karya baru.

Hipogram karya sastra akan meliputi:

(1) Ekspansi adalah perluasan atau pengembangan karya. Ekspansi tak sekedar

repetisi, tetapi termasuk perubahan gramatikal dan perubahan jenis kata;

(2) Konversi adalah pemutarbalikan hipogram atau matriknya. Penulis akan

memodifikasi kalimat ke dalam karya barunya;

(3) Modifikasi adalah perubahan tataran linguistik, manipulasi urutan kata dan

kalimat. Dapat saja pengarang hanya mengganti nama tokoh, padahal tema

dan jalan ceritanya sama;

(4) Eksperp adalah semacam intisari dari unsur atau episode dalam hipogram

yang disadap oleh pengarang. Eksperp biasanya lebih halus, sangat sulit

dikenali, jika peneliti belum terbiasa membandingkan karya. Prinsip dasar

intertekstual adalah karya yang hanya dapat dipahami maknanya secara utuh

dalam kaitannya dengan teks lain yang menjadi hipogram.

Menurut Junus, terdapat dua macam transformasi teks, yaitu transformasi

formal dan transformasi abstrak. Transformasi formal merupakan pemindahan

unsur-unsur karya sastra dengan jelas, sedangkan transformasi abstrak merupakan

pemindahan ide yang tidak terlalu jelas. Transformasi itu dapat berupa

pengubahan, penyesuaian, perbaikan, dan perlengkapan terhadap teks hipogram

(Faruk, 2012: 51).

Dari pernyataan-pernyataan di atas mengenai intertekstual dapat

disimpulkan bahwa kajian intertekstual memiliki prinsip memahami dan

memberikan makna karya sastra yang bersangkutan. Karya sastra itu


32

diprediksikan sebagai reaksi, penyerapan, atau transformasi dari karya-karya yang

lain. Transformasi merupakan karya yang dihasilkan dari pemahaman karya-karya

yang lain. Karya yang dijadikan sebagai latar belakang karya lain disebut sebagai

hipogram. Hipogram sendiri terdiri ekspansi, konversi, modifikasi, eksperp.

4. Skenario Pembelajaran Sastra di Kelas XII SMA

Pada bagian ini berisi pengertian pembelajaran sastra, fungsi pembelajaran

sastra, tujuan pembelajaran sastra, dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Di

bawah ini diuraikan pokok-pokok pembahasan tersebut.

a. Pengertian Pembelajaran Sastra

Pembelajaran sastra adalah pembelajaran yang menyangkut seluruh aspek

sastra, yang meliputi teori sastra, sejarah sastra, kritik sastra, sastra perbandingan,

dan apresiasi sastra (Ismawati, 2013: 1). Di antara kelima aspek tersebut, apresiasi

adalah yang paling sulit karena apresiasi sastra menekankan pembelajaran pada

aspek afektif yang berurutan dengan rasa, nurani, nilai-nilai dan seterusnya.

Apresiasi sastra sendiri mempunyai makna kegiatan menggauli, menggeluti,

memahami, dan menikmati cipta sastra hingga tumbuh pengetahuan, pengertian,

kepekaan, pemahaman, penikmatan, dan penghargaan terhadap cipta sastra

tersebut. Nurhayati mengungkapkan bahwa karya apresiasi berhubungan dengan

sikap dan nilai (Nurhayati, 2012: 2). Apresiasi sastra dalam dunia pendidikan

dibagi menjadi beberapa tingkat, yaitu sebagai berikut.

1) Tingkat menggemari

Tingkat menggemari ditandai dengan sikap adanya rasa tertarik pada buku-

buku sastra serta ingin membacanya. Buku-buku sastra yang dimaksud di sini
33

bukan hanya karya sastra seperti cerpen, novel, antologi puisi, teks drama, dan

sterusnya, melainkan buku-buku yang terkait dengan sastra seperti teori sastra,

sejarah sastra, kritik sastra, sastra perbandingan, dan seterusnya.

2) Tingkat menikmati

Tingkat menikmati ditandai dengan sikap dapat menikmati cipta sastra

karena mulai tumbuh pengertian. Contoh: menikmati pentas drama, menikmati

baca puisi, menikmati musikalisasi puisi, menikmati cerpen yang dibacanya,

menikmati novel yang dibacanya, dan seterusnya.

3) Tingkat mereaksi

Tingkat mereaksi ditandai dengan sikap mulai adanya keinginan untuk

menyatakan pendapat tentang cipta sastra yang dinikmati, misalnya berpendapat

dalam diskusi-diskusi sastra dan adanya keinginan untuk ikut berpartisipasi dalam

berbagai kegiatan sastra.

4) Tingkat mereproduksi

Tingkat mereproduksi ditandai dengan sikap mulai ikut menghasilkan cipta

sastra, baik secara profesional maupun amatir. Misalnya dapat menulis puisi,

cerpen, novel, drama, dan seterusnya.

b. Fungsi Pembelajaran Sastra

Suatu pembelajaran sastra hendaknya memiliki fungsi tertentu baik bagi

peserta didik maupun bagi lingkungan sekitar peserta didik. Demikian pula

dengan pembelajaran sastra. Pembelajaran sastra harus mempunyai fungsi

tertentu, terutama bagi peserta didik. Rahmanto (1988: 16) mengatakan bahwa

pembelajaran sastra berfungsi untuk membantu keterampilan berbahasa,


34

meningkatkan kemampuan berbudaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan

menunjang pembentukan watak.

Ismawati (2013: 30-31) mengatakan bahwa pembelajaran sastra juga

berfungsi untuk mengenalkan beragam denyut kehidupan kepada pembacanya

antara lain keindahan, cinta kasih, penderitaan, kegelisahan, harapan, tanggung

jawab pengabdian, pandangan hidup, serta keadilan sehingga dapat menyadarkan

pembaca akan manfaat pembelajaran sastra. Dari pendapat-pendapat tersebut,

dapat diketahui bahwa pembelajaran sastra berfungsi untuk mengenalkan beragam

denyut kehidupan kepada pembacanya antara lain keindahan, cinta kasih,

penderitaan, kegelisahan, harapan, tanggung jawab pengabdian, pandangan hidup,

serta keadilan sehingga dapat menyadarkan pembaca akan manfaat pembelajaran

sastra dengan mengembangkan cipta rasa, dan menunjang pembentukan watak.

c. Tujuan Pembelajaran Sastra

Ismawati (2013: 30) menyatakan bahwa secara garis besar pembelajaran

sastra dapat dipilah menjadi dua bagian yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan

jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah agar siswa mengenal cipta sastra dan

dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengannya. Di samping itu,

siswa dapat memberi tanggapan, menanyakan tentang cipta sastra yang dibacanya,

siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran sastra, mengunjungi kegiatan

sastra, dan memilih kegiatan sastra di antara kegiatan lain yang disediakan,

sedangkan tujuan pembelajaran sastra jangka panjang adalah terbentuknya sikap

positif terhadap sastra dengan ciri siswa mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap

karya sastra dan dapat membuat indah dalam setiap fase kehidupannya.
35

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Kemampuan menulis di sekolah merupakan salah satu pembelajaran yang

wajib di tempuh oleh siswa. Kemampuan menulis yang baik dapat diperoleh

dengan berlatih secara teratur. Semakin sering siswa menulis, maka hasil

tulisannya akan semakin baik dan menarik. Penelitian ini dapat digunakan sebagai

contoh penulisan tugas dalam memahami, menginterpretasi dan menganalisis

novel dan film pada kelas XII SMA. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

dipaparkan di bawah ini.

a. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti merupakan kompetensi yang berpedoman pada silabus

kurikulum 2013. Kompetensi inti bukan untuk diajarkan, tetapi untuk dibentuk

melalui berbagai tahapan proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang

relevan. Setiap mata pelajaran harus mengacu pada pencapaian dan perwujudan

kompetensi inti yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, semua mata pelajaran

yang diajarkan dan dipelajari pada setiap kelas disetiap satuan pendidikan harus

diacuhkan dan ditunjukkan pada pembentukkan kompetensi inti.

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar merupakan kompetensi yang diperinci dari kompetensi

inti. Kompetensi dasar memuat pendidikan pengetahuan dan karakter. Kompetensi

dasar yang akan diajarkan kepada peserta didik adalah KD dengan nomor 4.5

(mengonversi teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi

dalam novel ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks

baik secara lisan maupun tulisan).


36

c. Indikator

Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar secara lebih

mendetail. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang

diwujudkan dengan perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Indikator

yang ingin dicapai adalah peserta didik dapat menganalisis unsur intrinsik dan

unsur ekstrinsik novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara

Hanum Salsabiela Rais.

d. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran mengacu pada indikator yang memuat aspek

pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Peserta didik dituntut untuk mengerti

bahwa kualitas dirinya diukur dan menjadi terampil. Peserta didik diharapkan

mampu menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam novel dan film Bulan

Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais dan menerapkan

nilai akidah yang terdapat dalam novel dan film ke dalam kehidupan sehari-hari.

e. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan rincian dari materi pokok. Dalam materi

pembelajaran memuat unsur intrinsik tema dan fakta, unsur ekstrinsik nilai

akidah. Materi disampaikan kepada peserta didik secara terperinci yang sesuai

dengan indikator, yaitu tentang analisis intertekstual sastra unsur intrinsik dan

ekstrinsik nilai akidah dalam novel dan film.

Seorang pendidik hendaknya memilih materi yang sesuai dengan tujuan yang

akan dicapai. Materi pembelajaran apresiasi sastra kelas XII SMA yang digunakan

sesuai dengan perkembangan dan kemampuan peserta didik, mempunyai nilai estetik
37

dan mengandung nilai-nilai pendidikan yang berguna bagi peserta didik. Materi

pembelajaran sastra dalam silabus SMA yang digunakan sebagai materi pembelajaran

sastra kelas XII SMA adalah novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika

sutradara Hanum Salsabiela Rais dengan penjelasan mengenai unsur intrinsik tema

dan fakta cerita serta unsur ekstrinsi nilai akidah novel dan film.

Dalam materi pembelajaran sastra hendaklah seorang guru harus

memperhatikan kriteria antara lain:

1) isi pelajaran harus valid;

2) bahan pelajaran yang akan disampaikan haruslah bermanfaat dan berarti;

3) bahan yang disajikan menarik;

4) bahan ajar disesuaikan dengan umur dan kemampuan peserta didik;

5) bahan ajar disesuaikan dengan kurikulum yang ada.

Sumber belajar dapat berupa: (1) buku pelajaran yang sesuai, buku

pelajaran yang diwajibkan, dan kamus, (2) media yang digunakan dapat berupa

surat kabar, novel, majalah, film dan lain-lain, (3) media elektronik yang dapat

digunakan laptop, LCD, dan lain-lain, (4) lingkungan yang dapat digunakan alam

dan sosial budaya, (5) narasumber juga dapat digunakan sebagai sumber belajar,

(6) pengalaman serta minat dari peserta didik juga dapat digunakan sebagai

sumber belajar, jika tidak ada minat dari peserta didik kegiatan belajar mengajar

tidak akan dapat terlaksana, (7) hasil karya sastra.

f. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk meng-

implementasikan rencana yang sudah tersusun dalam bentuk kegiatan nyata


38

praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Rahmanto (1988: 17) menjelaskan

bahwa guru hendaknya selalu memberikan variasi dalam penyampaian

pembelajaran sehingga peserta didik tidak jenuh dan selalu siap menanggapi

berbagai rangsangan.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran sastra adalah kooperatif

dengan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD).

Model pembelajaran STAD merupakan salah satu strategi pembelajaran

kooperatif yang di dalamnya terdapat beberapa kelompok kecil siswa dengan

leave kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk

menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak hanya secara mekanik, siswa juga

dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis. Strategi ini

pertama kali dikembangkan oleh Robert Slavin (1995) dan rekan-rekannya di

Johns Hopkins University (Huda, 2013: 201).

g. Langkah Pembelajaran

Langkah pembelajaran adalah cara tenaga pendidik melaksanakan proses

pembelajaran. Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 sekarang ini berbasis

saintifik sehingga terinci di bawah ini.

1) Kegiatan awal

Dalam kegiatan awal seorang guru sekurang-kurangnya melakukan sebagi

berikut:

a) mengawali kegiatan dengan salam dan berdoa,

b) mengondisikan kelas dan mengetahui kesiapan siswa untuk mengikuti

pembelajaran,
39

c) pendidik memeriksa kehadiran peserta didik dengan memanggil satu persatu

nama siswa yang ada di dalam daftar presensi,

d) pendidik memberi informasi tentang kompetensi, tujuan, manfaat, langkah

pembelajaran, dan penjelasan terkait materi pembelajaran yakni unsur intrinsik

dan nilai akidah film/drama,

e) pendidik juga meminta tanggapan peserta didik terkait novel dan film,

f) peserta didik diminta untuk membentuk kelompok, satu kelompok terdiri dari

empat atau lima siswa.

2) Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti pembelajaran yang dilakukan adalah mengamati,

mempertanyakan, mengeksplorasi, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan.

Berikut di bawah ini diuraikan pokok-pokok rincian tersebut.

a) Mengamati

- Peserta didik mengamati film Bulan Terbelah di Langit Amerika yang

ditampilkan melalui LCD.

b) Mempertanyakan

- Peserta didik dan guru bertanya jawab terkaitan materi yang disampaikan.

c) Mengeksplorasi

- Peserta didik menganalisis unsur intrinsik fakta dan tema serta unsut ekstrinsik

nilai akidah dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika.

d) Mengasosiasikan

- Peserta didik mendiskusikan dan menyimpulkan unsur intrinsik fakta dan tema

serta unsur ekstrinsik nilai akidah yang terdapat dalam novel dan film.
40

e) Mengomunikasikan

- Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi mengenai unsur intrinsik fakta

dan tema serta unsur ekstrinsik nilai akidah yang terdapat dalam novel dan film

Bulan Terbelah di Langit Amerika dengan percaya diri.

- Peserta didik menanggapi presentasi teman/kelompok lain secara santun.

3) Penutup

- Siswa bersama-sama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama.

- Siswa bersama guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

h. Evaluasi

Evaluasi pada hakikatnya adalah suatu proses pengumpulan dan penggunaan

informal yang dipergunakan sebagai dasar pembuatan keputusan tentang program

pendidikan (Nurgiyantoro, 2010: 10).

Alat evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran analisis intertekstual

sastra pada unsur intrinsik dan ekstrinsik novel dan film Bulan Terbelah di Langit

Amerika meliputi aspek kognitif (pengetahuan), psikomotor (keterampilan), dan

afektif (sikap). Penilaian dalam aspek kognitif berhubungan dengan akal pikiran

dalam mengerjakan soal tes dan substansi tugas, penilaian dalam aspek

psikomotorik berupa keterampilan bahasa peserta didik, sedangkan penilaian

dalam aspek afektif berhubungan dengan penilaian sikap. Penilaian kognitif

berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran dan

kemampuan menjawab soal-soal dengan benar. Penilaian secara afektif dapat

dilihat dari berbagai tingkah laku peserta didik seperti perhatian terhadap

pelajaran, disiplin, dan hubungan sosial. Penilaian psikomotor berkaitan dengan


41

keterampilan atau kemampuan bertindak setelah menerima pengalaman belajar.

Psikomotor merupakan tahap lanjutan dari aspek afektif yang tampak pada

kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku.

i. Waktu

Waktu yang digunakan dalam pembelajaran sastra diatur sesuai dengan

keleluasaan dan kedalam materi. Dalam pembelajaran intertekstual unsur intrinsik

dan unsur ekstrinsik novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara

Hanum Salsabiela Rais mempunyai alokasi waktu 4x45 menit dibagi menjadi dua

kali pertemuan. Waktu 4x45 menit dimanfaatkan guru dalam dua kali pertemuan

sehingga guru bisa memberikan tugas tambahan di rumah.


BAB III
METODE PENELITIAN

Bab III berisi metode penelitian. Metode penelitian merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2015:

3). Metode penelitian berisi tentang jenis penelitian, objek penelitian, fokus

penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,

teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis. Adapun uraiannya sebagai

berikut.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena popularitasnya belum

lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat

postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses

penelitian lebih bersifat seni (kurang berpola), dan disebut sebagai metode

interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi

terhadap data yang ditemukan di lapanga (Sugiyono, 2015: 13-14).

B. Objek Penelitian

Arikunto (2013: 161) mengemukakan bahwa variabel adalah objek

penelitian, yaitu apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Objek

penelitian sastra adalah semua bentuk kegiatan penelitian sastra (Sangidu, 2004:

62). Objek penelitian sastra dibedakan menjadi dua macam, yaitu objek material

dan objek formal. Objek material penelitian sastra adalah semua bentuk kegiatan

42
43

penelitian sastra, sedangkan objek formalnya ditentukan oleh sudut pandang yang

dilakukan oleh masing-masing peneliti dalam penelitian sastra (Sangidu, 2004:

62). Objek material pada penelitian ini adalah novel dan film Bulan Terbelah di

Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais, sedangkan objek formalnya adalah

unsur fakta dan tema yang berkaitan dengan nilai akidah yang terdapat

dalamnovel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Rais.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah pusat dari objek penelitian itu sendiri. Sugiyono

(2015: 285-286) menyatakan bahwa fokus penelitian ini adalah batasan masalah

dalam penelitian kualitatif. Penelitian ini difokuskan pada unsur tema dan fakta

yang berkaitan dengan nilai akidah dalam novel dan film Bulan Terbelah di

Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan skenario pembelajarannya pada

kelas XI SMA.

D. Data dan Sumber Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka

(Arikunto, 2013: 161).Data merupakan semua informasi yang disediakan oleh

alam yang harus dicari dan dikumpulkan oleh peneliti sesuai dengan masalah

yang dihadapi (Sugiyono, 2010: 31). Adapun data-data yang digunakan dalam

penelitian ini berupa data lunak yang berwujud monolog, dialog, dan kutipan-

kutipan yang terdapat dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika

karya Hanum Salsabiela Rais.


44

Sumber data adalah segala sesuatu yang digunakan untuk memperoleh data

dalam penelitian (Arikunto, 2010: 172). Sumber data dalam penelitian adalah

subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2013: 172). Sumber data dalam

penelitian ini adalah novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya

Hanum Salsabiela Rais.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

(Sugiyono, 2015: 308). Kerlinger mengatakan bahwa mengobservasi adalah suatu

istilah umum yang mempunyai arti semua bentuk penerimaan data yang dilakukan

dengan cara merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya, dan mencatatnya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

simak dan teknik catat. Teknik simak adalah kegiatan menyimak secara langsung

terhadap objek yang akan diteliti untuk mendapatkan data yang diperlukan,

sedangkan teknik catat adalah mencatat data-data yang telah ditemukan ke dalam

catatan (Sudaryanto, 2015: 204).

Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam mengumpulkan data adalah

sebagai berikut:

1. membaca dan menyimak secara intensif keseluruhan novel dan film;

2. mencatat data yang berupa kutipan-kutipan, narasi dan percakapan yang

relevan dengan unsur fakta dan tema yang berkaitan dengan nilai akidah

dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais;
45

3. mengelompokkan data berdasarkan unsur fakta dan tema yang berkaitan

dengan nilai akidah dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika

karya Hanum Salsabiela Rais.

F. Instrumen Penelitian

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan,

sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji

hipotesis diperoleh melalui instrumen. Sugiyono (2015: 148) dalam bukunya Metode

Penelitian Pendidikan menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Menurut Arikunto (2013: 203), instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu kartu

pencatat data beserta dengan alat tulis yang berguna untuk mencatat data hasil

pengematan novel dan film. Kartu data ini berisi kata-kata yang merupakan

kutipan-kutipan novel dan film yang berkaitan dengan pembahasa.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif

dengan teknik analisis isi (content analysis). Miles dan Huberman mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh
46

(Sugiyono, 2015: 337). Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

analisis isi, yaitu membahas dan mengkaji isi novel dan film Bulan Terbelah di

Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais, melalui analisis unsur tema dan

fakta yang berkaitan dengan nilai akidah menggunakan kajian intertekstualitas.

Bagan aktivitas dalam analisis data yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan sebagai berikut.

Koleksi Data Penyajian Data


(Data Collection) (Data Display)

Reduksi Data
(Data Reduction)

Penarikan Kesimpulan
(Conclution Drawing
and Veriviying)

1. Reduksi data

Pada bagian ini, langkah yang dilakukan meliputi membaca dan menyimak

novel dan film dilanjutkan mencatat data yang diperoleh dalam bentuk uraian

secara rinci. Data yang diambil berupa kata, kalimat, ungkapan yang terdapat

dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Rais yang mengungkapkan informasi tentang unsur tema dan fakta yang berkaitan

dengan nilai akidah. Informasi-informasi yang mengacu pada permasalahan itulah

yang menjadi data penelitian ini.

2. Penyajian data

Data yang telah terkumpul dikelompokkan dalam beberapa bagian sesuai

dengan jenis permasalahannya (agar mudah untuk dianalisis). Langkah ini telah
47

memasuki analisis data yang kemudian dijabarkan untuk menemukan unsur tema

dan fakta yang berkaitan dengan nilai akidah di dalam novel dan film Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais.

3. Penarikan kesimpulan

Pada tahap ini penelitian telah memasuki tahap pembuatan simpulan dari

data yang telah diperoleh sejak awal penelitian. Simpulan ini masih bersifat

sementara maka akan tetap diverifikasi (diteliti kembali tentang kebenaran

laporan) selama penelitian berlangsung. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini,

yaitu data yang diperoleh dan telah dianalisis dari novel dan film Bulan Terbelah

di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais akan disimpulkan terkait analisis

unsur tema dan fakta yang berkaitan dengan nilai akidah.

Tiga komponen tersebut terjadi secara bersama-sama. Ketiganya dilakukan

secara terus menerus, baik sebelum, pada waktu, maupun sesudah pelaksanaan

pengumpulan data.

H. Teknik Penyajian Hasil Analisis

Teknik penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik penyajian informal. Teknik penyajian informal adalah perumusan

dengan kata-kata biasa (Sudaryanto, 2015: 241). Oleh karena itu, teknik penyajian

hasil analisis data berupa unsur tema dan fakta yang berkaitan dengan nilai akidah

dalam penelitian ini yang berupa analisis intertekstualitas novel dan film Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan skenario

pelaksanaan pembelajaran sastra di kelas XII SMA dipaparkan secara verbal

dengan kata-kata dan bahasa lugas tanpa menggunakan tanda dan lambang.
BAB IV
PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA
HASIL PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai penyajian data dan pembahasan data hasil

penelitian yang terdiri dari unsur intrinsik yang meliputi tema dan fakta cerita,

unsur ekstrinsik berupa nilai akidah novel dan film, intertekstualitas sastra, dan

skenario pembelajaran di Kelas XII SMA.

A. Penyajian Data

Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika dan film dengan judul yang sama

yakni Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais yang

digunakan sebagai objek penelitian, merupakan suatu karya yang terbit pada tahun

yang berbeda. Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terbit pada tahun 2014,

sedangkan filmnya pertama kali tayang pada tahun 2015 yang disutradarai oleh

Hanum Salsabiela Rais yang tidak lain adalah pengarang novel tersebut. Alasan

pemilihan kedua karya novel dan film tersebut karena kedua karya tersebut

menunjukkan adanya prinsip intertekstualitas yang mencakup unsur intrinsik tema

dan fakta dan unsur ekstrinsik nilai akidah yang penulis fokuskan pada tokoh

utama di dalam kedua karya novel dan film tersebut.

Sebelum melakukan analisis intertekstualitas sastra, terlebih dahulu penulis

sajikan data-data unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik yang

berkaitan dengan tema dan fakta. Unsur fakta meliputi karakter (tokoh cerita),

alur/plot, dan latar. Sedangkan unsur ekstrinsik berupa nilai akidah yang terdapat

di dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

48
49

Salsabiela Rais, serta perbandingan dari kedua unsur tersebut. Novel dan film

yang berjudul Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais,

yang selanjutnya akan penulis singkat menjadi novel BTDLA dan film BTDLA

karya Hanum Salsabiela Rais.

1. Unsur Intrinsik Tema dan Fakta Novel dan Film Bulan Terbelah di

Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais

Penulis menganalisis novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika

karya Hanum Salsabiela Rais yang berkaitan dengan unsur intrinsik tema dan

fakta yang meliputi karakter (tokoh cerita), plot, dan latar. Hal tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.1
Data Unsur Intrinsik Tema dan Fakta Novel
Bulan Terbelah di Langit Amerika
Karya Hanum Salsabiela Rais

No. Tema dan Fakta cerita Penyajian Data


1. Tema mayor:
Perjuangan seorang perempuan bernama 45, 92, 103, 104, 105
Hanum untuk membela agamanya, yakni
agama Islam.
Tema minor:
a. Masalah perlakuan masyarakat Barat 77, 87, 97, 98, 127, 128,
terhadap muslim 147
b. Masalah perpisahan 104, 105, 106, 108, 109,
110, 111
c. Masalah pertemuan 94, 96, 97, 125-126,
155, 176, 177, 229
2. Tokoh dan penokohan
a. Tokoh Utama atau Tokoh Protagonis
1) Hanum
a) Berpendirian kuat 71, 86-87, 89, 93, 140
b) Pemarah 69, 78, 79
c) Baik Hati 37, 41-42, 89, 139, 153,
176, 178
d) Penyayang 63, 164, 250, 251-252
50

2) Rangga
a) Penyabar 58, 79, 146, 147
b) Penyayang 36, 54, 89, 91
c) Baik hati 99, 100-101, 197
b. Tokoh Tambahan
1) Azima/Julia Collins
a) Ramah 85, 120
b) Baik hati 123, 124, 161
2) Phillipus Brown
a) Dermawan 31, 197, 205
b) Baik hati 194, 195, 196, 197-198,
199, 273
3) Michael Jones
a) Pendendam 96, 97, 225
b) Penyayang 96, 97, 221
c. Tokoh Antagonis
1) Pria Tua
a) Suka menjelekkan agama 147, 148
orang lain
3. Alur: maju
a. Tahap penyituasian 20, 33, 46
b. Tahap pemunculan konflik 92, 94
c. Tahap peningkatan konflik 97, 98, 99
d. Tahap klimaks 103, 104
e. Tahap penyelesaian 316, 317, 323
4. Latar
a. Latar tempat:
1) Museum 82, 83
2) Bangku panjang Grand Memorial 89
3) Di sebuah lorong kecil 108
4) Kursi panjang Central Park 134
5) Undakan Jefferson Memorial 170
6) Baird Auditorium 272
a. Latar waktu
1) Pagi 84, 309
2) Siang 86, 109
3) Malam 21, 71
b. Latar suasana
1) Bahagia 318, 323
2) Sedih 76, 95, 109
3) Haru 250, 299, 317
4) Menegangkan 103, 104
c. Latar sosial: kisah seorang perempuan 120, 226, 229
yang rela berkorban demi membela
keyakinannya. Banyak kejadian yang
51

dialaminya melalui orang-orang baru


yang ia temui di Amerika, tempat ia
memperjuangkan keadilan muslim di
dunia.

Tabel 4.2
Data Unsur Intrinsik Tema dan Fakta Film
Bulan Terbelah di Langit Amerika
Sutradara Hanum Salsabiela Rais

No. Tema dan Fakta Cerita Waktu Adegan


1. Tema mayor:
Perjuangan seorang perempuan bernama 00:05:41, 00:09:00,
Hanum untuk membela agamanya, yakni 00:46:56, 00:39:55,
agama Islam. 00:59:58
Tema minor:
a. Masalah perlakuan masyarakat barat 00:07:04, 00:09:05,
terhadap muslim dan agama Islam 00:17:35, 00:32:59,
setelah tragedi WTC 00:33:46, 00:48:25
b. Masalah perpisahan Hanum dengan 00:57:17, 01:00:30,
Rangga 01:01:30, 01:08:08,
01:13:52
c. Masalah pertemuan Hanum dengan 00:32:59, 00:38:08,
keluarga korban tragedi WTC 00:40:51, 00:58:25
2. Tokoh dan penokohan
a. Tokoh Utama atau Tokoh Protagonis
1) Hanum
a) Berpendirian kuat 00:40:50, 00:56:48,
00:57:16
b) Pemarah 00:20:44, 00:31:17,
00:53:15, 00:56:42
c) Baik hati 00:37:38, 00:39:49,
00:47:41
2) Rangga
a) Penyabar 00:20:49, 00:13:41,
00:22:28
b) Penyayang 00:12:33, 00:15:15
b. Tokoh Tambahan
1) Azima/Julia Collins
a) Tegas 00:25:03, 00:38:09
b) Baik hati 00:33:17, 01:05:00
2) Stefan Rudolfsky
a) Tidak setia 00:44:49, 01:07:02
52

b) Baik hati 00:19:17, 01:00:32


3) Jasmine
a) Baik hati 00:25:20, 00:27:05
4) Phillipus Brown
a) Dermawan 00:09:30, 01:20:52
b) Baik hati 00:24:09, 01:15:36
c. Tokoh Antagonis
1) Michael Jones
a) Pendendam 00:31:41, 00:58:24,
00:59:58
3. Alur: maju
a. Tahap penyituasian 00:07:24, 00:08:20
b. Tahap pemunculan konflik 00:56:41, 00:57:01
c. Tahap peningkatan konflik 01:01:17
d. Tahap klimaks 01:30:56
e. Tahap penyelesaian 01:30:46, 01:33:34
4. Latar
a. Latar tempat:
1) Kantor Berita Huete ist 00:07:24
Wunderbar, Wina
2) Universitas Islam dan bisnis, Wina 00:09:16
3) Ground Zero 00:31:41
4) Rumah Julia Collins 00:33:32
5) Sebuah gang di Ground Zero 01:01:44
b. Latar waktu
1) Pagi 00:58:05
2) Siang 00:28:31
3) Malam 00:21:40, 01:19:51
c. Latar suasana
1) Bahagia 00:12:32, 01:34:03
2) Sedih 01:14:03, 01:22:02
3) Haru 01:32:12
4) Menegangkan 01:00:59
d. Latar sosial: kisah seorang perempuan 00:05:41, 00:09:00,
yang rela berkorban demi membela 00:46:56, 00:59:58
keyakinannya. Banyak kejadian yang
dialaminya melalui orang-orang baru
yang ia temui di Amerika, tempat ia
memperjuangkan keadilan muslim di
dunia.
53

2. Nilai Akidah pada Novel dan Film Bulan Terbelah di Langit Amerika

Karya Hanum Salsabiela Rais

Penelitian yang akan penulis laksanakan adalah kajian intertekstualitas

novel dan film yang terfokus pada nilai akidah tokoh utama pada kedua karya

tersebut. Nilai akidah yang akan penulis analisis adalah nilai akidah yang terdapat

dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela

Rais yang meliputi, Iman kepada Allah, Iman kepada kitab Allah, Iman kepada

Nabi dan Rasul, dan Iman kepada qada dan qadar. Data mengenai analisis nilai

akidah novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela

Rais disajikan dalam tabel 4.3 dan 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.3
Data Nilai Akidah Tokoh Utama Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika
Karya Hanum Salsabiela Rais

No. Nilai Akidah Novel Data


1. Nilai akidah
a. Iman kepada Allah Swt
1) Percaya bahwa Allah itu ada 50, 81
2) Menyebut nama Allah 105, 108, 109
3) Memenuhi ketetapan Allah 54, 99
4) Yakin akan pertolongan Allah 117, 182
5) Mengingat Allah 81, 116
b. Iman kepada kitab Allah 77, 147
c. Iman kepada Nabi dan Rasul 206, 207
d. Iman kepada qada dan qadar 60, 116, 251
54

Tabel 4.4
Data Nilai Akidah Tokoh Utama Film Bulan Terbelah di Langit Amerika
Sutradara Hanum Salsabiela Rais

No. Nilai Akidah Film Waktu Adegan


1. Nilai akidah
a. Iman kepada Allah Swt
1) Percaya bahwa Allah itu ada 00:53:31
2) Memenuhi ketetapan Allah 00:25:59, 00:34:42
3) Mengingat Allah 00:47:57
b. Iman kepada kitab Allah 00:37:36, 00:40:13,
00:58:42
c. Iman kepada Nabi dan Rasul 00:34:47, 01:00:01

3. Intertekstualitas Novel dan Film Bulan Terbelah di Langit Amerika

Karya Hanum Salsabiela Rais

Data hasil penelitian intertekstualitas sastra yang berupa persamaan dan

perbedaan antara novel dan film, persamaan dan perbedaan nilai akidah antara

novel dan film, hipogram novel dan film, serta hipogram nilai akidah antara novel

dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais akan

penulis sajikan dalam bentuk tabel. Data hasil penelitian intertekstualitas

persamaan dan perbedaan antara novel dan film akan penulis sajikan dalam

bentuk tabel dengan nomor 4.5 dan 4.6. Data hasil penelitian intertekstualitas

persamaan dan perbedaan nilai akidah akan penulis sajikan dalam bentuk tabel

dengan nomor 4.7 dan 4.8. Data hasil penelitian intertekstual hipogran novel dan

film, serta nilai akidah novel dan film akan penulis sajikan dalam bentuk tabel

dengan nomor 4.9 dan 4.10. Data hasil penelitian intertekstualitas kedua karya

tersebut penulis sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.


55

Tabel 4.5
Persamaan antara Novel dan Film
Bulan Terbelah di Langit Amerika
Karya Hanum Salsabiela Rais

Persamaan Unsur Data


No.
Intrinsik Novel BTDLA Film BTDLA
1. Tema 104-105, 124, 181 01:01:15, 01:05:06,
00:47:09
2. Tokoh dan Penokohan 20, 46 00:11:31, 00:08:52
Tokoh Utama
3. Alur
a. Tahap penyituasian 46 00:08:40
b. Tahap pemunculan 92 00:57:51
konflik
c. Tahap peningkatan 99 01:00:14
konflik
d. Tahap klimaks 104-105 01:01:20
e. Tahap penyelesaian 317, 323 01:31:52, 01:33:36
4. Latar
a. Latar tempat 108 01:01:44
b. Latar waktu 84 00:59:31
c. Latar suasana
1) Bahagia 323 01:34:03
2) Sedih 105 01:02:02
3) Haru 317 01:31:52
4) Menegangkan 104 01:01:20

Tabel 4.6
Perbedaan antara Novel dan Film
Bulan Terbelah di Langit Amerika
Karya Hanum Salsabiela Rais

Data
No. Perbedaan Unsur Intrinsik
Novel BTDLA Film BTDLA
1. Tema: 116, 118 01:03:48,01:04:53
2. Penokohan Tokoh Tambahan 00:19:17, 00:44:49
Tokoh Antagonis 147 00:59:29

3. Latar
a. Latar tempat: 82, 89, 134, 170 -
b. Latar waktu
1) Siang 86 00:28:20
2) Malam 21, 271 00:21:40, 01:19:51
c. Latar sosial 139, 229 00:38:16, 00:58:31
56

Tabel 4.7
Persamaan Nilai Akidah antara Novel dan Film
Bulan Terbelah di Langit Amerika
Karya Hanum Salsabiela Rais

Data
No. Nilai Akidah
Novel BTDLA Film BTDLA
1. Nilai akidah
a. Iman kepada Allah Swt
1) Percaya bahwa Allah itu 45, 322 00:41:52,
ada 00:53:51
2) Menyebut nama Allah 105, 111 00:20:40,
00:27:04
3) Memenuhi ketetapan Allah 99 00:34:43
b. Iman kepada Nabi dan Rasul 20, 206 00:10:30,
01:00:00,

Tabel 4.8
Perbedaan Nilai Akidah antara Novel dan Film
Bulan Terbelah di Langit Amerika
Karya Hanum Salsabiela Rais

Data
No. Nilai Akidah
Novel BTDLA Film BTDLA
1. Nilai akidah
a. Iman kepada Allah Swt
1) Memenuhi ketetapan Allah 181-182 00:34:06
2) Yakin akan pertolongan 117, 182 00:20:50,
Allah 00:49:50
3) Mengingat Allah 108, 114 00:27:04,
00:17:23
b. Iman kepada kitab Allah 77, 147 00:58:42,
1) Mengajarkan Alquran dan 00:37:34
membela Alquran.
c. Iman kepada Nabi dan Rasul 71, 120 00:20:49,
00:34:46
d. Iman kepada qada dan qadar 60, 116
57

Tabel 4.9
Hipogram antara Novel dan Film
Bulan Terbelah di Langit Amerika
Karya Hanum Salsabiela Rais

Data
No. Hipogram
Novel BTDLA Film BTDLA
1. Ekspansi 206, 108 01:00:00, 01:01:44
2. Konversi 44, 54 00:07:24, 00:09:19
3. Modifikasi 181, 323 00:46:49, 01:33:36
4. Eksperp 317 01:30:48

Tabel 4.10
Hipogram Nilai Akidah Novel dan Film
Bulan Terbelah di Langit Amerika
Karya Hanum Salsabiela Rais

Data
No. Hipogram
Novel BTDLA Film BTDLA
1. Ekspansi
1) Iman kepada Allah 181-182 00:33:06
2) Iman kepada kitab 77 00:58:42
Allah
2. Konversi
1) Iman kepada Allah 46, 99 00:08:53, 00:34:21
2) Iman kepada Nabi 120 00:34:47
dan Rasul

4. Skenario Pembelajaran Novel dan Film Bulan Terbelah di Langit

Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais di Kelas XI SMA

Untuk mengimplementasikan hasil analisis intertekstualitas sastra berupa

persamaan dan perbedaan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai akidah novel

dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais, penulis

memilih kelas XII semester 2 pada kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar

(KD) yang ada, yakni KI 1 dan KD 4.5 pada kurikulum 2013.


58

Berikut ini disajikan data sebagai acuan pembahasan mengenai skenario

pembelajaran novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais, yang meliputi: (a) kompetensi inti (KI), (b) kompetensi dasar

(KD), (c) indikator, (d) tujuan pembelajaran, (e) alokasi waktu, (f) materi

pembelajaran, (g) metode pembelajaran, (h) langkah pembelajaran, (i) sumber

belajar, dan (j) evaluasi.

a. Kompetensi Inti

Kompetensi inti yang ingin dicapai dalam pembelajaran sastra, khususnya

membandingkan novel dan film di kelas XII SMA terdapat dalam silabus kelas

XII SMA semester genap pada KI 1 yang berbunyi menghayati dan mengamalkan

ajaran agama yang dianutnya. Penulis menerapkan KI 1 sebagai bagian dari

pembelajaran karena dalam membandingkan kedua karya sastra tersebut, penulis

mengaplikasikan unsur ekstrinsik nilai akidah pada novel dan film. Dengan

adanya kompetensi inti tersebut diharapkan peserta didik mampu membandingkan

unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai akidah yang terdapat dalam film Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari.

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar yang mengacu pada hasil penelitian yang penulis

laksanakan yaitu pada KD 4.5 (mengonversi teks cerita sejarah, berita, iklan,

editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel ke dalam bentuk yang lain sesuai

dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan).

Berdasarkan kompetensi dasar 4.5 penulis menggunakan teks cerita fiksi


59

berupa novel yang dikonversikan ke dalam karya lain, yaitu berupa film.

Selanjutnya, peserta didik dapat menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi

pada kedua karya novel dan film dengan menggunakan analisis intertekstual.

c. Indikator

Indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran

unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai akidah novel dan film Bulan Terbelah di

Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais adalah sebagai berikut:

1) mengidentifikasi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai akidah dalam novel

dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais,

2) mengonversi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai akidah dalam novel

dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais,

3) menganalisis intertekstual unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai akidah

dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais.

d. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais adalah sebagai berikut:

1) peserta didik mampu mengidentifikasi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik

nilai akidah dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya

Hanum Salsabiela Rais,

2) peserta didik mampu mengonversi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai

akidah dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais,
60

3) peserta didik mampu menganalisis intertekstual unsur intrinsik dan unsur

ekstrinsik nilai akidah dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit

Amerika karya Hanum Salsabiela Rais.

e. Alokasi Waktu

Alokasi waktu untuk pembelajaran intertekstualitas sastra nilai akidah

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

dengan metode pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran STAD dapat

disesuaikan dalam dua pertemuan dengan empat jam pelajaran (4x 45 menit).

f. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran intertekstualitas sastra unsur intrinsik dan unsur

ekstrinsik nilai akidah dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika

karya Hanum Salsabiela Rais disesuaikan dengan indikator yang terdapat dalam

RPP. Materi pembelajaran tersebut disajikan seperti di bawah ini.

1) Identifikasi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai akidah dalam novel dan

film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais.

2) Analisis unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai akidah yang terkandung

dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais.

3) Intertekstual sastra unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai akidah yang

terdapat dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya

Hanum Salsabiela Rais.


61

g. Metode Pembelajaran

Pembelajaran intertekstualitas sastra, khususnya novel dan film di kelas XI

SMA menggunakan metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

dengan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD).

h. Langkah Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran intertekstual pada novel dan film di kelas

XII SMA dengan model pembelajaran STAD dengan sistematika yang terbagi

menjadi dua kali pertemuan. Aktivitas pada pertemuan pertama meliputi kegiatan

mengamati, menanya, mengumpulkan informasi. Adapun aktivitas pada

pertemuan kedua meliputi kegiatan mengasosiasi dan mengomunikasikan.

i. Sumber Belajar

Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran sastra adalah novel

dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan

buku siswa Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik kelas XII untuk

SMA/MA/SMK, Kemdikbud serta buku-buku referensi yang sesuai dengan materi

yang akan diajarkan.

j. Evaluasi

Alat evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran analisis intertekstualitas

sastra pada unsur intrinsik dan ekstrinsik novel dan film Bulan Terbelah di Langit

Amerika meliputi aspek kognitif (pengetahuan), psikomotor (keterampilan), dan

afektif (sikap). Penilaian dalam aspek kognitif berhubungan dengan akal pikiran

dalam mengerjakan soal tes dan substansi tugas, penilaian dalam aspek

psikomotorik berupa keterampilan bahasa peserta didik, sedangkan penilaian


62

dalam aspek afektif berhubungan dengan penilaian sikap. Penilaian kognitif

berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran dan

kemampuan menjawab soal-soal dengan benar. Penilaian secara afektif dapat

dilihat dari berbagai tingkah laku peserta didik seperti perhatian terhadap

pelajaran, disiplin, dan hubungan social. Penilaian psikomotor berkaitan dengan

keterampilan atau kemampuan bertindak setelah menerima pengalaman belajar.

Psikomotor merupakan tahap lanjutan dari aspek afektif yang tampak pada

kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku.

B. Pembahasan Data

Dalam bab pembahasan data ini, penulis menyajian pembahasan data yang

berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan. Pembahasan data tersebut

meliputi unsur intrinsik tema dan fakta novel dan film Bulan Terbelah di Langit

Amerikai karya Hanum Salsabiela Rais, unsur ekstrinsik nilai akidah novel dan

film tersebut, intertekstual sastra kedua karya novel dan film tersebut, serta

skenario pembelajarannya di kelas XII SMA. Di bawah ini uraian pembahasan

data yang sesuai dengan penelitian yang penulis lakukan tersebut.

1. Unsur Intrinsik Tema dan Fakta Novel dan Film Bulan Terbelah di

Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais

Unsur intrinsik yang penulis ambil dalam penelitian ini meliputi unsur tema

dan fakta cerita yang terdapat dalam kedua karya novel dan film Bulan Terbelah

di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais. Unsur-unsur tersebut meliputi,

tema, tokoh dan penokohan, alur, dan latar. Berikut ini penulis uraikan terlebih
63

dahulu unsur intrinsik tema dan fakta yang terdapat dalam novel Bulan Terbelah

di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais.

a. Unsur Intrinsik Tema dan Fakta Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika

Karya Hanum Salsabiela Rais

Unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Bulan Terbelah di Langit

Amerika karya Hanum Salsabiela Rais meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur,

dan latar. Tema dalam novel dibagi menjadi dua bagian, yakni tema mayor, dan

tema minor. Berikut ini merupakan uraian unsur intrinsik tema dan fakta yang

terdapat dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika.

1) Tema

Tema adalah ide pokok atau pikiran utama yang menjadi tujuan dan dasar

pengembangan permasalahan oleh seorang pengarang dalam karyanya. Tema

dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu tema mayor dan tema minor. Tema

mayor merupakan makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan umum

karya sastra. Tema mayor ditentukan dengan cara menentukan persoalan yang

paling menonjol dalam cerita. Tema minor adalah makna yang hanya terdapat

pada bagian-bagian tertentu cerita atau dapat diidentifikasikan sebagai makna

tambahan. Di bawah ini disajikan pembahasan data mengenai tema dalam novel

Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais.

a) Tema Mayor

Tema mayor yang terdapat dalam novel ini adalah perjuangan tokoh utama

seorang wanita bernama Hanum dalam membela agamanya, yakni agama Islam.
64

b) Tema Minor

Tema yang hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu cerita

diidentifikasikan sebagai makna bagian atau makna tambahan. Makna tambahan

ini yang biasa disebut dengan tema minor. Dalam novel Bulan Terbelah di Langit

Amerika karya Hanum Salsabiela Rais terdapat tema minor yang meliputi,

masalah perlakuan masyarakat Barat terhadap muslim, masalah perpisahan, dan

masalah pertemuan. Di bawah ini akan disajikan pembahasan mengenai tema

minor tersebut.

(a) Masalah perlakuan masyarakat Barat terhadap muslim

Hari kedua Hanum mencari narasumbernya di Amerika untuk memenuhi

tugas yang diberikan Gerturd tak kunjung menemukan titik terang.

Kedatangannya ke Masjid Aqsa sia-sia karena masjid tersebut telah ditutup.

Keadaan masjid yang memprihatinkan akibat biaya sewa tanah yang setiap tahun

bertambah membuat Hanum semakin nelangsa. Umat muslim di belahan dunia

Barat kesulitan mencari dana untuk memperpanjang sewa tanah masjid karena

setiap tahun tuan tanah menaikkan harga sewa hingga dua kali lipat. Berikut bukti

kutipan yang terdapat novel.

“Sudah empat kali dalam setahun kami kewalahan mencari dana besar
karena tuan tanahnya menaikkannya setiap tiga bulan. Bayangkan, dari 4
ribu dolar menjadi 8 ribu dolar, kemudian menjadi 10 ribu dolar perbulan,
dan terakhir kami tak sanggup lagi hingga disegel seperti ini. Imam masjid
akhirnya sadar, ini pengusiran secara halus. Doakan kami mencari tempat
lain. Oya, kalian mencari siapa?”
(77)

Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa perlakuan tuan tanah

yang mengusir halus jamaah masjid dengan menaikkan biaya sewa tiap bulan
65

cukup memberikan gambaran bahwa umat muslim dan Islam dipandang sebelah

mata oleh masyarakat barat. Hanum sadar, bahwa tidak hanya di Wina, tempat

tinggalnya dulu bersama Rangga, yang diperlakukan seperti itu, di negara besar

seperti Amerika pun, umat muslim dan agama Islam masih diperlakukan dengan

semena-mena oleh masyarakatnya.

Hanum dan Rangga berkunjung ke museum untuk menemukan

narasumber barunya. Ia bertemu dengan seorang wanita penjaga museum dan

menanyakan pembangunan masjid yang akan dilaksanakan di area Ground Zero.

Umat muslim berencana membangun masjid di dekat bekas menara kembar,

namun, hal tersebut ditentang oleh masyarakat. Berikut ini kutipan yang terdapat

dalam novel.

“Yang ini, yang paling dekat,” perempuan itu menunjuk coretan denah
masjid yang disebut Ground Zero Mosque.”...sedang diprotes. Karena
menurut orang-orang di sini, dibangun terlalu dekat dengan menara
kembar. Tapi aku dengar, bangunan ini sesungguhnya bukan hanya
masjid, melainkan semaca instuisi perdamaian yang difasilitasi pada
muslim.”
(87)

Kutipan di atas menunjukkan bahwa masyarakat tidak menyukai dengan

rencana pembangunan masjid di area Ground Zero karena terlalu dekat dengan

bekas menara kembar. Runtuhnya menara kembar dianggap masyarakat karena

ulah teroris yang menurut mereka adalah muslim, sehingga mereka menentang

dengan keras pembangunan masjid tersebut.

Gerakan demo penolakan pembangunan masjid di area Ground Zero

berakhir ricuh karena adanya salah satu demonstran yang membawa poster

provokatif. Ia membawa poster besar dengan gambar seorang pria perserban dan
66

berjenggot yang disilang dengan spidol merah dan terdapat tulisan NO MORE

MOHAMMED VICTIMS. Ada seorang polisi yang diketahui bernama Mohammed

dikecam oleh pendemo yang membawa poster tersebut. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan berikut ini.

“Hey! Your name is also Mohammed, Officer! Are you a muslim? You
don‟t belong to the United States of America! Go away! Pergilah kembali
ke negaramu Arab sana! Kau membuat ulah saja di sini. Lihat berapa
banyak orang yang kaubuat mati!”
(98)

Dari kutipan di atas dapat diketahui ada seorang pria yang membawa

poster gambar ilustrasi Nabi Muhammad mengusir seorang polisi yang diketahui

bernama Mohammed karena ia seorang muslim. Hal tersebut membuktikan bahwa

betapa bencinya masyarakat barat terhadap muslim dan agama Islam. Sejak

tragedi 11 September, agama Islam dipandang sebagai agama yang kejam.

Berbagai peristiwa yang berkaitan dengan muslim dan agama Islam selalu

dikaitkan dengan kekejaman.

Hanum dan Julia bertemu ketika Hanum mendapat musibah setelah

kericuhan di Ground Zero. Ia kehilangan kontak dengan Rangga dan bertemu

dengan Julia yang kemudian meminta Hanum untuk menginap di rumahnya.

Melihat keadaan Hanum yang sangat memprihatinkan membuat Julia bersimpati

dan menawarkan bantuan bermalam di tempatnya. Mereka pulang dengan

menggunakan kereta. Di dalam kereta terdapat kejadian kurang menyenangkan

yang dialami pasangan muslim. Pasangan muslim tersebut menjadi bahan ejekkan

oleh para berandal. Di bawah ini merupakan bukti kutipan yang terdapat dalam

novel.
67

“Salah seorang berandal itu kemudian menunjuk-nujuk sepasang


penumpang. Semua orang menoleh pada pasangan itu; pria berjenggot
panjang dengan gamis ala Pakistan Shalwar Kameez yang bersama—
kurasa—istrinya, yang berkerudung dan bercadar. Serentak orang-orang
saling bisik dengan mata merabai pasangan suami-istri ini. Entah apa yang
mereka bisikkan. Yang jelas sesuatu yang tak nyaman bagi sepasang
suami-istri ini karena mereka mendadak kadi bahan tontonan. “Hey man,
do you think that Ninja is really a female?” si berandal putih bertanya
nakal pada berandal hitam. Mengumpat perempuan bercadar sebagai ninja
yang bisa saja bukan perempuan. “No...no.... I think they are
twins...hahahaha.” Si berandal hitam yang tampak lebih mabuk menjawab
dengan kengawuran. Tiga pria tadi sontak tertawa-tawa mengekeh tak
keruan. Menyisakan seluruh penumpang terdiam.”
(127)

Dari kutipan di atas dapat diketahui muslim dijadikan bahan ejekkan dan

sama sekali tidak dihargai oleh masyarakat barat. Mereka menganggap

penampilan umat muslim adalah lelucon yang pantas untuk diolok-olok. Pasangan

suami-istri muslim itu tidak menghiraukan perlakuan berandal-berandal yang

mengolok-olok mereka, mereka justru mendoakan berandal tersebut setelah

mereka turun dari kereta.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa keberadaan umat

muslim dan agama Islam di Amerika setelah tragedi 11 September dipandang

buruk oleh masyarakatnya. Biaya sewa masjid yang setiap bulan dinaikkan

berlipat-lipat, yang dimaksudkan untuk mengusir para jemaah, gerakan protes

pembangunan masjid yang sebenarnya ditujukan untuk perdamaian antara muslim

dan nonmuslim, perlakuan buruk masyarakat yang mengolok-olok cara berbusana

umat muslim dan penganiayaan terhadap muslim membuktikan bahwa umat

muslim dan agama Islam tidak diterima dengan baik oleh masyarakat Amerika.
68

(b) Masalah Perpisahan

Hanum dan Rangga berpisah setelah Hanum memutuskan untuk datang ke

lokasi demo tanpa ditemani Rangga. Ia tidak tega melihat suaminya mengikutinya

sambil membawa koper dan barang-barang mereka. Hanum meminta Rangga

menunggunya di bangku panjang sekitar Grand Memorial.

Perpisahan Rangga dan Hanum benar-benar terjadi ketika demonstrasi

tersebut berakhir dengan kericuhan. Hanum berusaha melarikan diri dari

kekisruhan yang terjadi di Ground Zero. Ia berusaha menyelamatkan diri

meskipun pada akhirnya dirinya tidak dapat berbuat apa-apa karena ia tidak dapat

menghubungi Rangga dan ia terjebak oleh segerombolan manusia yang melarikan

diri dari kekacauan. Berikut ini kutipan yang terdapat dalam novel.

“Mas Rangga, Hanum terjebak kerusuhan. Hanum takut, Mas! Mas! Mas!
Kamu dengar aku? Mas, aku takut...semua jalan ditutup, Mas! Bagaimana
denganmu? Halo.... Ketemu di Penn-Station! Halo... kau mendengarku?
Mas, Hanum takut sekali!” teriakku dengan gugusan kecemasan.”
(104)

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Hanum terjebak dikerusuhan

demonstrasi yang terjadi di Ground Zero hingga ia tak dapat mengubungi

suaminya, Rangga. Hanum sangat takut karena saat itu ia tidak bersama Rangga.

Hanum mengatakan pada Rangga untuk bertemu di Penn-Station karena

keadaannya tidak memungkinkan untuk menemuinya saat itu juga. Hanum tetap

berusaha menyelamatkan diri dari kericuhan tersebut, namun gagal. Ia terjatuh

dan handphone-nya mati karena terinjak-injak. Saat itulah Hanum benar-benar

terpisah dari Rangga.


69

Rangga masih setia menunggu Hanum di bangku panjang Grand

Memorial. Hingga akhirnya ia diusir dengan paksa oleh polisi karena akan

berbahaya jika ia masih bertahan di tempat tersebut. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan berikut ini.

“Polisi-polisi ini tak mau tahu bahwa aku baru saja kehilangan istriku dan
kemungkinan besar dia terintangi barikade palang-palang di seberang
Grand Memorial.”
(106)

Dari kutipan di atas dapat diketahui Rangga dipaksa pergi dari Grand

Memorial. Ia mengkhawatirkan istrinya yang saat itu pasti sedang terjebak

berikade palang seberang Grand Memorial. Rangga berhasil menerima telepon

Hanum, tetapi tidak dapat mendengarnya dengan jelas. Yang ia dengar hanya kata

“Penn-Station” yang ia artikan bahwa Hanum ingin ia pergi ke Penn-Station

terlebih dahulu. Dalam kekhawatirannya terhadap Hanum, Rangga memutuskan

mengikuti kata-kata Hanum untuk pergi terlebih dahulu ke Penn-Station. Ia yakin

Hanum akan berhasil menyusulnya.

Hanum berhasil menyelamatkan diri dari kekisruhan yang terjadi, namun,

ia tersesat di sebuah lorong kecil penuh dengan deretan bak sampah. Ia tak tahu

sedang berada di mana. Dalam keadaannya yang memprihatinkan tersebut, tiba-

tiba perut Hanum sakit, tidak hanya perutnya yang sakit, tubuhnya pun dipenuhi

dengan luka-luka. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Perutku tiba-tiba sakit setengah mati. Aku meringkukkan tubuh untuk


menahan perutu yang tiba-tiba melilit. Ini kesakitan yang betubi. Aku
mengelap lututku yang berdarah. Jalanan berlubang tadi telah merobek
sedikit celana panjangku dan menyayat kulit lututku selebar 2 sentimeter.
Syal yang melingkar di leher kucopot cepat dan kujadikan penahan darah
yang mengalir. Kini lengkaplah sudah cobaan ini. Ya Allah, belum pernah
70

aku menerima ujian di negeri orang seberat ini. Aku bisa menerima
seberuntun ini, asalkan ada Rangga disisiku.”
(108)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa keadaan Hanum yang sangat

memprihatinkan akibat kekacauan yang terjadi di Ground Zero. Tubuhnya

dipenuhi luka dan rasa sakit di perutnya menjadi pelengkap penderitaan Hanum.

Perpisahannya dengan Rangga membuktikan bahwa ia bukanlah wanita kuat yang

dapat menerima keadaan sulit sendirian. Ia membutuhkan Rangga disisinya.

Rangga berangkat terlebih dulu menuju Penn-Station. Pukul 14.50 ia tiba

di Penn-Station. Sesampainya di sana, Rangga mencoba menghubungi Hanum.

Berkali-kali Rangga menghubungi Hanum tapi tak kunjung mendapat respon.

Kekhawatirannya akan keadaan Hanum semakin bertambah. Ia bertekad untuk

membatalkan semua agendanya apabila Hanum tak juga nampak. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sudah dua puluh kali aku mencoba menelepon istriku. Dan bunyi tut
panjang pertanda telepon itu tidak akan dijawab dalam waktu yang lama,
membuatku keder. Sekarang ini detik-detik takdir yang sedang mencari
jalannya. Kini aku hanya berusaha realistis. Sepuluh menit dari sekarang,
begitu bus siap berangkat, aku baru akan masuk. Jika perempuan separuh
jiwaku itu tidak juga nampak, aku akan membatalkan semua rencanaku.
Aku harus ke kantor polisi.”
(110)

Dari kutipan di atas dapat diketahui betapa khawatirnya Rangga dengan

keadaan Hanum. Is berusaha menghubungi Hanum hingga dua puluh kali, namun,

hasilnya nihil. Istrinya tersebut tidak menjawab. Hal tersebut terjadi karena

handphone Hanum rusak akibat terinjak-injak demonstran yang melarikan diri.

Rangga memutuskan untuk membatalkan rencananya dan ke kantor polisi apabila

istrinya itu tak kunjung datang. Ia sungguh berharap Hanum baik-baik saja.
71

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpisahan

Hanum dan Rangga berawal dari keputusan Hanum untuk meminta Rangga

menunggunya di Grand Memorial. Keputusan yang ia buat telah memisahkannya

dengan Rangga dalam keadaan yang tidak ia inginkan. Keadaan yang

membuatnya menderita tanpa suami di sisinya. Rangga yang kehilangan istrinya

pun merasakan hal yang sama. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan Hanum.

(c) Masalah Pertemuan

Selama Hanum berada di Amerika, Hanum bertemu dengan beberapa

keluarga korban tragedi WTC. Pertemuannya dengan keluarga korban

membuatnya tau seperti apa penderitaan yang mereka alami. Penderitaan yang

membuat mereka membenci Islam bagi keluarga non muslim, dan penderitaan

yang membuat mereka merasakan diskriminasi sekaligus kehilangan orang

tercinta bagi keluarga yang beragama Islam.

Hanum bertemu dengan Michael Jones, seorang pemimpin gerakan protes

pembangunan masjid sekaligus keluarga korban non muslim. Cukup sulit baginya

untuk menemui dan berbicara langsung pada Jones. Hingga akhirnya Hanum

meneriakkan pertanyaan yang mampu mengalihkan perhatian Jones. Berikut bukti

yang terdapat pada kutipan novel.

“Sir, do you think the world whould be better without Islam?” teriakku
sedikit melengking. Pria berwajah gahar itu akhirnya menoleh padaku
yang terus mengejarnya. Dia menatapku sebentar lalu menyeringai seraya
menyodorkan tangannya. Aku terengah-engah sambil mendengarkan nama
itu. “Hi, I‟m Michael Jones.”
(94)

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Hanum berhasil mengalihkan

perhatian Jones dengan pertanyaan yang menjadi topik artikelnya. Pertanyaan


72

yang membuat seorang Michael Jones akhirnya menyetujui untuk menjadi

narasumber Hanum.

Hanum dan Jones duduk di trotoar di dekat Monumen Peringatan. Mereka

memulai wawancara dengan diliputi kenangan masa lalu Jones dan Anna. Anna

adalah istri Jones yang tewas akibat tragedi pengeboman di WTC, ia bekerja

sebagai asisten Phillipus Brown yang juga merupakan sahabat Jones. Jones

menunjukkan foto Anna pada Hanum. Berikut kutipan yang menjadi bukti

kejadian tersebut.

“Kaulihat ini siapa?” tanya Jones padaku. Dia tak ingin menjawab
langsung pertanyaanku barusan. Dia menunjuk foto perempuan manis
bergelung rambut indah yang sedari tadi didekapnya. Aku mengangguk.
“Mendiang istrimu, ya? Boleh aku foto? Sekaligus dengan engkau yang
membawa fotonya?”
Jones tak keberatan. Dirinya langsung berpose dengan gambar tragedi.”
(96)

Dari kutipan di atas dapat diketahui Jones menunjukkan foto mendiang

istrinya, Anna pada Hanum. Jones merasa sangat kehilangan atas kepergian

istrinya, sehingga ia terus mendekap foto istrinya tersebut. Jones sangatlah

mencintai Anna, hingga ia berpikir, jika ia tidak membuat gerakan protes

pembangunan masjid, ia akan merasa berdosa pada Anna.

Selain bertemu dengan Michael Jones yang merupakan keluarga korban

non muslim, Hanum juga bertemu dengan Julia Collins. Julia Collins merupakan

keluarga korban muslim, ia kehilangan suaminya, Abe, yang meninggal dalam

tragedi tersebut. Sebelumnya Julia adalah seorang penganut agama kristen,

bahkan ayahnya adalah seorang pendeta, namun, ia memutuskan menjadi mualaf

dan menjadi istri Abe. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.
73

“Hanum, aku ini mualaf. Abe, suamiku, meninggal dalam tragedi itu,”
bisik Julia tiba-tiba kepadaku.
Aku terbelalak mendengar pengakuan Julia. Aku menoleh padanya,
tersadar dari keasyikanku mengamati tingkah laku orang-orang di subway
ini. bukan pernyataan “mualaf” yang mengagetkanku. Tapi pernyataan
bahwa suaminya tewas dalam tragedi itu. Secepatnya otakku langsung
berpikir, Julia Collins harus kujadikan narasumber. Ya, aku merasa,
intuisiku mengatakan demikian. Intuisi yang telah lama kutunggu-tunggu.”
(125-126)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Julia Collins merupakan

mualaf yang akhirnya menikah dengan seorang pria muslim bernama Ibrahim

Hussein atau Abe. Ia kehilangan suaminya dalam tragedi 11 September lalu.

Kejadian itu mengubah kehidupan Julia. Diskriminasi terhadap wanita muslim

tampak jelas di lingkungannya.

Julia Collins memiliki nama muslim, yakni Azima Hussein. Hanum lebih

nyaman memanggilnya dengan Azima, namun, jika berada di depan Nyonya

Collins, ibu Azima, Hanum memanggilnya Julia. Nyonya Collins belum dapat

menerima Julia sebagai muslim. Ia tidak menyukai seorang muslim, karena ia

menganggap kematian suaminya, dan perginya Azima disebabkan oleh Abe, suami

Azima yang seorang muslim. Pernikahan Azima dan Abe tidak pernah mendapat

restu dari Ibunya. Oleh karena itu, Julia memilih untuk melepas hijabnya dan

menggantinya dengan rambut palsu hanya karena tidak ingin menyakiti ibunya pada

sisa hidupnya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Berbeda keyakinan dengan orang yang paling berkorban dalam hidup. Lalu
ditekan dari segala arah oleh sosial yang kalut karena 11 September,
tentulah tak mudah untuk Azima lalui selama bertahun-tahun.
Menyembunyikan identitas kemuslimannya demi ibu tercinta yang sudah
sakit-sakitan, yang kontrak kehidupannya sudah di ambang batas, hanya
karena tidak ingin menyakiti ibunya pada sisa hidupnya. Apakah itu salah?
sulit membayangkan menjadi seorang Azima Hussein di hadapanku ini.”
(155)
74

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum memikirkan betapa

sulitnya hidup Azima setelah tragedi 11 September terjadi. Ia harus menghadapi

tekanan sosial yang mendiskriminasi umat muslim sejak tragedi itu terjadi. Ia juga

tak ingin menyakiti ibunya yang sudah sakit-sakitan. Ia terpaksa menyembunyi-

kan identitas kemuslimannya untuk mencegah hal-hal tersebut terjadi. Azima

merupakan sosok yang kuat.

Hanum kembali menemui Jones untuk mengembalikan foto istrinya yang

ikut terbawa oleh Hanum ketika kekacauan demo terjadi. Mereka janji bertemu di

tempat kerja Jones. Selain memberikan foto Anna, Hanum dan Jones melanjutkan

wawancara yang sempat tertunda.

„Would the world be better without Islam?‟, „Akankah dunia lebih baik

tanpa Islam?‟. Pertanyaan itu diajukan kembali oleh Hanum. Hanum tak

menyangka Jones akan menjawab pertanyaannya dengan jawaban „tidak‟ dengan

alasan dirinyalah yang membuat Jones menjawab „tidak‟. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Aku, hm, ingin menjawab ya. Coba kau hitung berapa kali sudah bom
bertebaran di seluruh dunia sejak 9/11. Dan selalu saja kata „muslim‟
bertebaran pada saat yang sama.” Jones mengangguk berkali-kali. Tapi
jelaslah aku tak mengerti mengapa dia menggunakan kata “ingin”. Dia
melihatku dengan mata yang luruh. Air mataku menggenang. Menahan
napat yang kustop beberapa saat, kecuali aku ingin dia tahu bahwa aku
sedang menahan sakit.
“Tapi aku tidak tega ketika aku menemukan seorang reporter muslim yang
begitu menyenangkan diajak ngobrol. Masih bisa mengerti ketika aku
mengkritik orang-orang muslim saudaranya yang jahat-jahat itu. Dan kau,
bisa menangis mendengar kisahku,” Jones menepuk pundakku. Aku tahu
dia tidak enak hati padaku.”
(229)
75

Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui jawaban Jones untuk

pertanyaan Hanum „Akankah dunia lebih baik tanpa Islam?‟ dijawabnya „tidak‟

karena ia bertemu dengan Hanum. Hanum membuatnya luruh atas segala

kecamannya terhadap muslim. Sifat Hanum yang mengerti keadaan Jones, dan

mau menerima kritikan atas muslim-muslim yang dianggapnya kejam membuat

Jones tak tega untuk menjawab „ya‟.

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa Hanum bertemu

dengan keluarga korban tragedi 11 September, yakni Michael Jones dan Julia

Collins atau Azima Hussein. Pertemuannya dengan kedua nama keluarga korban

tragedi membuatnya tahu betul seperti apa penderitaan yang mereka alami.

Penderitaan keluarga non muslim yang kehilangan keluarganya dan sejak saat itu

membenci muslim dan agama Islam. Penderitaan keluarga muslim yang

kehilangan keluargnya sekaligus menerima kecaman dan hinaan lingkungan sosial

sejak tragedi itu.

Berdasarkan masalah-masalah di atas, disimpulkan bahwa tema yang

terkandung dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais ini adalah rangkaian perjuangan tokoh utama selama di Amerika

untuk membela keyakinannya, yakni agama Islam dan untuk membersihkan nama

baik Islam. Banyaknya cobaan yang dialami Hanum membuktikan betapa

beratnya pengorbanan Hanum untuk meneguhkan bahwa Islam merupakan agama

rahmatan lil alamiin. Pengorbanan dan perjuangan Hanum tidaklah sia-sia karena

semuanya terbayarkan dengan keindahan. Semua usahanya tidaklah sia-sia karena

Allah senantiasa membantu dan menyertai di dalam setiap langkahnya.


76

2) Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika

karya Hanum Salsabiela Rais terdiri atas tokoh utama, tokoh tambahan, tokoh

protagonis dan tokoh antagonis.

a) Tokoh Utama atau Tokoh Protagonis

(1) Hanum

Hanum merupakan tokoh utama dalam novel Bulan Terbelah di Langit

Amerika karya Hanum Salsabiela Rais. Ia seorang perempuan yang memiliki sifat

berpendirian kuat, pemarah, baik hati, dan penyayang.

(a) Berpendirian kuat

Hanum merupakan seorang perempuan yang berpendirian kuat. Setiap dia

menginginkan sesuatu, ia berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya. Bahkan

jika ada yang berani melarangnya, ia tidak akan goyah dan tetap pada

pendiriannya.

Hanum berusaha mencari narasumber lain selain yang diberikan Gerturd

padanya. Ia tidak percaya pada narasumber yang direkomendasikan Gerturd untuk

artikelnya karena ia sudah mencoba menghubungi salah satu narasumber tersebut,

namun tidak juga mendapat balasan dari yang bersangkutan. Oleh sebab itu, ia

menyimpulkan akan mencari narasumbernya sendiri, meskipun Rangga,

suaminya, sudah memberikan arahan lebih baik ia mengikuti perintah Gerturd.

Berikut ini kutipan yang terdapat dalam novel.

“Jelaslah itu susah. Ya. Lagi-lagi mengapa Hanum tidak beringsut dari
kekokohannya tidak menggunakan data Gerturd? Jika hanya karena dia tak
percaya pada hasil riset Gerturd, karena Gerturd bukanlah seorang muslim
dan cenderung mencari narasumber yang tidak tepat sasaran, Hanum
77

sudah terlalu berprasangka. Dirinya hanya mengontak satu narasumber


yang diberikan Gerturd dan tidak menerima balasan apa pun. Itu cukup
membuatnya sudah tidak percaya lagi dan mulai dengan manuver mencari
narasumber sendiri tanpa petunjuk yang jelas.”
(71)

Dari kutipan di atas, dapat diketahui sifat Hanum yang berpendirian kuat

untuk mencari narasumbernya sendiri tanpa memedulikan data-data yang

diberikan Gerturd. Suaminya, Rangga sudah berusaha untuk memberikan saran

kepada Hanum agar mencoba menghubungi narasumber lain yang diberikan

Gerturd tetapi Hanum menolaknya. Ia berusaha keras mencari narasumbernya

sendiri. Hingga pada titik tertentu ia merasa kalut dengan pendiriannya tersebut,

namun Hanum cukup kuat hingga ia menemukan narasumber yang ia inginkan.

Meskipun sebenarnya narasumber yang ditemukan sendiri oleh Hanum adalah

narasumber yang juga terdapat dalam data yang diberikan Gerturd padanya.

Rangga dan Hanum masih berusaha mencari narasumber yang tepat sesuai

dengan keinginan Hanum. Kali ini mereka mencari narasumbernya di museum. Ia

berharap dapat menemukan seorang yang cocok dan tepat.

Ada satu nama yang dapat menjadi pengharapan Rangga agar Hanum

menyudahi pencariannya, „Imam Abdul Rauf‟. Ia merupakan salah satu tokoh

agama. Kali ini pun Hanum masih ragu dengan nama tersebut karena nama itu

terdapat dalam daftar yang diberikan Gerturd, ia ingin mencari narasumber selain

yang ada pada daftar sekaligus narasumber yang dapat menjawab „tidak‟ untuk

topik artikelnya. Berikut ini kutipan yang menjadi bukti kejadian tersebut.

“Jujur, nama Imam Abdul Rauf memang ada di daftar Gerturd. Tapi,
entahlah, aku tak yakin nama itu bereaksi positif dengan gelombang-
gelombang elektromagnet kecocokan intuisiku. Seorang imam masjid
pastilah pastilah berkata yang baik-baik dan tak mungkin memokokkan
78

Islam. Aku juga tidak tertarik pada nama pendeta yang diajukan Gerturd
yang tidak menyukai Islam. Pastilah dia akan berkata hal-hal negatif. Aku
memerlukan seseorang, yang berpengaruh, yang bukan muslim, namun ia
tak setuju bahwa dunia akan lebih baik tanpa Islam. Aku memerlukan
seseorang, yang lantang berkata Islam bukanlah jawaban atas mengapa
tragedi itu terjadi. Atau semacam itulah....”
(86-87)

Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui Hanum masih

mempertahankan diri untuk tidak menggunakan narasumber yang ada di daftar

Gerturd. Ia masih berusaha mencari narasumber lain yang menurutnya paling

tepat untuk tema artikel yang akan ia buat. Ia tidak mau mendapatkan narasumber

yang sudah pasti menjawab „ya‟ jika ia seorang non muslim, dan menjawab

„tidak‟ jika ia adalah seorang muslim.

Hanum meminta Rangga untuk menunggunya di bangku panjang sekitar

Grand Memorial. Meskipun demikian, Rangga tetap merasa cemas akan

keputusan istrinya tersebut. Ia menanyai Hanum apakah ia yakin dengan

keputusannya. Hanum menjawab dengan mantap, bahwa ia akan pergi meliput

acara peringatan 11 September sendiri. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel

di bawah ini.

“Suara Rangga menyiratkan kecemasan ketika aku memutuskan mencari


narasumberku sekarang, sendirian di arena Ground Zero. “Kau yakin,
Say?” pandang Rangga berlabuh di mataku. Sinar matahari mulai sedikit
memberi kehangatan bagi dinginnya pagi yang mencekam. Tapi, Rangga
kini tetap merasa tercekam oleh keputusanku. Aku mengangguk mantap.
Aku memintanya menunggu saja di bangku panjang sekitar Grand
Memorial.”
(89)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum memutuskan untuk

pergi mencari narasumbernya sendiri. Ia tak tega melihat suaminya mengikutinya

dengan membawa koper dan barang-barang mereka jika harus menemaninya


79

mencari narasumbernya, lagi. Beberapa saat Rangga meragukan keputusan

Hanum, namun Hanum tetap yakin akan keputusannya untuk pergi sendiri. Ia

meyakinkan Rangga bahwa ia akan baik-baik saja.

Hanum masih berada di Ground Zero, namun, ia tak kunjung mendapatkan

narasumbernya. Waktunya tidak banyak hingga waktu pertemuannya dengan

Rangga. Mereka harus berangkat ke DC setelah Hanum mendapatkan narasumber,

tetapi sampai saat waktu yang ditentukan hampir tiba, Hanum tak kunjung

menemukan narasumber yang sesuai untuknya.

Waktu Hanum tidak banyak lagi, tetapi ia bertekad untuk mendapatkan

narasumber saat itu juga. Jika ia mendapatkan narasumber dan waktunya tidak

cukup, ia bersikukuh melakukan wawancara melalui telepon sesampainya ia di

Washington DC. Hal tersebut terdapat pada kutipan novel di bawah ini.

“Kuedarkan pandangku ke seluruh areal Ground Zero. Aku harus


mendaparkan setidaknya seorang narasumber hari ini. jika memang harus
ditindaklanjuti, kupikir—seperti kata Rangga tadi malam—bisa melalui
telepon saat aku berada di Washington DC.”
(93)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum bersikukuh

mendapatkan narasumbernya saat ia berada di Ground Zero. Meskipun waktunya

tak banyak, ia tetap akan berusaha mencarinya, setidaknya ia mendapatkan satu

narasumber yang cocok dan ia bisa menindaklanjutinya via telepon setibanya di

DC, seperti kata Rangga. Hal demikian menjadi jalan keluar satu-satunya Hanum

karena waktu yang tersisa tidak banyak. Ia harus menemui Rangga dua jam lagi

jika tak ingin tertinggal bus dari Penn-Station di Madison Square Garden ke

Washington DC.
80

Pertemuannya dengan Julia Collins membuat Hanum menemukan titik

terang dalam mencari narasumber untuk bahan artikelnya. Julia Collins

merupakan seorang mualaf yang ditinggal suaminya tewas dalam tragedi 11

September. Setelah Hanum mengetahui bahwa suami Julia meninggal dalam

tragedi tersebut, ia memutuskan untuk menjadikannya narasumber.

Julia menolak menjadi narasumber Hanum dengan alasan ia bukanlah

muslim sejati, ia akan membantu Hanum mencari narasumber lain. Banyak teman

muslimnya yang juga kehilangan keluarga dalam peristiwa tersebut. Penolakan

Julia membuat Hanum lebih giat memintanya menjadi narasumber. Ia berusaha

semaksimal mungkin membujuk Julia agar mau menjadi narasumbernya. Di

bawah ini bukti yang menunjukkan kejadian tersebut.

“Kau tau, Julia, bertemu denganmu seolah suatu oasis bagiku. Apalagi kau
kurator yang berpengetahuan banyak. Ceritamu tentang para penjelajah
muslim yang mungkin menemukan Amerika jauh sebelum Columbus, para
navigator muslim Melungeon yang membangin koloni di sini sebelum
orang-orang Eropa datang, adalah bukti bahwa tanpa Islam, dunia tidak
akan menemukan Amerika. Dan sekarang kau tak mau menjadi
narasumberku, tanpa alasan jelas? Hanya karena menganggap mualaf tak
layak melakukannya? Kau telah menampar diriku, Julia.”
(140)

Dari kutipan di atas dapat diketahui usaha Hanum dalam membujuk Julia

agar ia mau menjadi narasumbernya. Hanum merasa tertampar atas alasan Julia

yang mengatakan bahwa ia bukanlah muslim sejati karena Hanum berkaca pada

dirinya sendiri, dirinya yang belum berhijab. Bujukkan Hanum tersebut

membuahkan hasil. Julia menerima tawaran untuk menjadi narasumber Hanum,

namun dengan satu syarat. Ia tidak mau menggunakan nama Julia dalam

wawancaranya, tapi menggunakan nama muslimnya, Azima Hussein. Mengetahui


81

nama muslim Julia, Hanum hampir tak mempercayainya, karena nama tersebut

tercantum dalam daftar koresponden yang diberikan Gerturd.

Dari beberapa kutipan novel di atas, dapat disimpulkan bahwa Hanum

merupakan tokoh yang berpendirian kuat karena ia selalu mengusahakan apa yang

menjadi keinginannya tanpa menghiraukan perkataan orang lain, termasuk

suaminya sendiri.

(b) Pemarah

Hanum merupakan sosok yang pemarah. Terutama saat dia bersama

dengan suaminya, Rangga. Bahkan Hanum tak segan-segan menyalahkan Rangga

apabila terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya.

Hari pertama Hanum dan Rangga berada di Amerika, Hanum memutuskan

langsung mencari narasumber untuk bahan artikelnya. Hanum tidak dapat

menikmati perjalanannya apabila masih ada beban tugas yang harus ia selesaikan.

Seperti saat Rangga mendapatinya yang sedang duduk di bangku trotoar dengan

sorot mata yang penuh dengan beban. Melihat Hanum dengan kondisi seperti itu,

Rangga mencoba memberinya solusi untuk meringankannya, namun solusinya

justru membuat dirinya memperoleh omelan Hanum. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan novel di bawah ini.

“Daripada tertekan begitu, buat wawancara saja sama polisi-polisi itu.


Wawancara tentang antisipasi keamanan jelang 11 September atau....”
“Mas! Jangan melantur! Aku harus mencari narasumber yang pasti. Yang
berkarakter. Keluarga korban 11 September. Dari sisi muslim dan
nonmuslim. Bukan wawancara dengan orang yang jelas-jelas tidak mau
diwawancara!”
Nada suara Hanum kurasakan meninggi.”
(69)
82

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum marah terhadap Rangga

karena solusi yang ia berikan sama sekali tidak membantu. Bahkan Hanum

memotong berkataan Rangga sebelum ia menyelesaikannya. Rangga merasakan

kemarahan Hanum karena nada suaranya yang terdengar meninggi. Ia tersadar

bahwa mewawancarai anggota polisi atau militer selalu menjadi momok Hanum

ketika harus menggali informasi kasus yang melibatkan institusi kepolisian atau

TNI.

Hanum dan Rangga mengunjungi Masjid Aqsa, tetapi masjid tersebut

ternyata sudah ditutup karena tidak dapat membayar uang sewa bulanan. Hanum

mengguncang-guncang gembok yang mengunci pintu masjid. Melihat hal

demikian, Hanum nampak kesal dan menyalahkan Rangga, suaminya. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Oh, aku melihat wajah Hanum semakin tak berselera dengan New York
dan segala kementokan ini. Air mukanya meluruh. Seolah harapannya
diempaskan ke bumi tanpa ampun. Dia melirikku. Kesal.”
(78)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum kesal terhadap Rangga.

Ia marah kepada Rangga karena idenya mengunjungi masjid tersebut dihari ke

dua di Amerika tidak membuahkan hasil.

Hanum masih kesal terhadap Rangga. Kemarahannya memuncak ketika

mereka sudah pergi dari masjid Aqsa. Hanum menyalahkan Rangga karena dihari

pertama mereka ke New York, Rangga justru mengajaknya jalan-jalan, sedangkan

hari pencariannya di hari ke dua tidak membuahkan hasil. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan novel di bawah ini.


83

“Ini semua karena Mas Rangga!”


“Say...kok gitu sih,” jawabku lirih.
“Jelas gitu! Kalau Mas Rangga tidak mengajak jalan-jalan seharian
kemarin, kita bisa ke Harlem. Kita bisa tahu masjid itu sudah tutup. Kita
punya banyak waktu mencari alternatif.”
“Kan tadi juga sudah dibilangin, masih ada acara Ground Zero yang bisa
mempertemukan kita dengan kemungkinan....”
“Kemungkinan apa? Aku tidak membeli teori probabilitas sekarang ini,
Mas!” mata Hanum mulai menitikkan air mata.”
(79)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum marah kepada Rangga

karena dihari pertama mereka di Amerika ia lebih mementingkan jalan-jalan

daripada membantunya mencari narasumber. Rangga berusaha menenangkan

istrinya dengan memintanya untuk menghubungi kembali narasumber dari

Gerturd, namun Hanum masih bersikukuh dengan pendiriannya mencari

narasumbernya sendiri.

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan sifat pemarah Hanum

muncul ketika ia menghadapi situasi sulit. Sifat pemarahnya muncul ketika ia

bersama dengan suaminya. Banyaknya kesulitan yang sebenarnya dibuat sendiri

oleh Hanum membuat emosinya tidak dapat terkontrol.

(c) Baik hati

Hanum bekerja sebagai penulis berita di sebuah kantor berita Huete ist

Wunderbar di Wina. Ia selalu melakukan pekerjaan dengan baik sehingga disukai

oleh atasannya, Gerturd Robinson. Gerturd, kadang memberikan tugas yang sulit

bagi Hanum. Ia memberikan tugas sulit karena tahu betul bahwa Hanum akan

mengerjakan tugasnya dengan baik.

Sejak Gerturd menyukai hasil pekerjaan Hanum, ia tidak hanya

menjadikan Hanum sebagai karyawan, tetapi juga sahabat. Hanum sebagai


84

karyawan pun selalu berusaha mematuhi tugas-tugas yang diberikan atasannya

tersebut. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Sebagai karyawan, aku mencoba patuh memenuhi permintaannya,


meskipun terkadang sering membuat tersedak. Hatiku sendiri sudah luluh
padanya. Sejak dia merasa cocok dengan tulisan-tulisanku tentang profil
tokoh, Gerturd tak hanya menjadikanku karyawan, tapi juga sahabatnya.
Yang membuatku menerima Gerturd bagaimanapun dia, adalah kata-kata
Fatma Pasha dulu.”
(37)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa kebaikan hati Hanum muncul

ketika ia dihadapkan dengan pekerjaan di kantor. Sebagai karyawan ia selalu

mencoba memenuhi tugas atasannya, meskipun kadang menyulitkan dirinya

sendiri. Atas kinerja bagusnya sebagai karyawan ia bahkan dianggap sahabat oleh

atasannya. Mengetahui hal tersebut, Hanum berusaha menerima keadaan Gerturd

bagaimanapun dirinya, karena ia pun sahabatnya.

Gerturd yang menganggap Hanum sahabatnya sering menceritakan

kesulitan-kesulitannya. Hanum pun mau mendengarkan kesulitan-kesulitan

Gerturd dan berusaha untuk memberinya solusi.

Suatu hari Gerturd bercerita tentang ibunya yang selalu membicarakan

kematian dan kedamaian kepada Hanum. Gerturd merasa kesulitan menghadapi

ibunya, ia meminta Hanum untuk memberi saran agar ibunya tidak lagi

membicarakan kematian dan kedamaian. Dengan sukarela, Hanum memberikan

solusi yang menurutnya paling tepat untuk ibu Gerturd. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan novel di bawah ini.

“Katakan padanya, setiap hari dia harus tidur lebih awal. Lalu saat
sepertiga malam, dia harus bangun. Minta dirinya mencuci muka. Lalu
membuka tirai jendela kamarnya dan pandanglah malam yang penuh
bintang dengan sorot bulan. Tundukkan kepalanya, resapi apa kesalahan
85

yang telah dia lakukan dalam hidupnya, dan katakan, „Ampunilah aku,
Tuhan, atas segala perjalanan hidup yang tak mensyukuri perintah-Mu.
Masukkan aku ke dalam surga-Mu jika Engkau menghendakiku kelak.”
(41-42)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum dengan tulus menolong

permasalahan Gerturd atas ibunya dengan memberikan solusi yang menurutnya

terbaik. Perbedaan keyakinan tidak membuat Hanum menolak untuk membantu

Gerturd, ia bahkan menyelipkan ajaran agama Islam dalam solusinya yakni

„bangun pada sepertiga malam‟. Hingga akhirnya ketika Hanum di Amerika untuk

menjalankan tugasnya, ia menerima telepon dari Gerturd yang mengatakan bahwa

ibunya telah meninggal dalam keadaan damai atas saran yang diberikannya.

Gerturd berterima kasih pada Hanum karena ia menganggap bahwa Hanum telah

mengantarkan ibunya dalam kedamaian. Meskipun bukan dengan cara yang

dilakukan agamanya sendiri.

Bawaan Hanum dan Rangga cukup banyak sehingga menyulitkan apabila

dibawa kemana-mana. Oleh karena itu, Hanum meminta Rangga untuk

menunggunya di bangku panjang sekitar Grand Memorial. Tidak tega melihat

suami yang dicintainya berjalan mengikutinya sambil membawa barang bawaan

mereka yang lumayan banyak. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di

bawah ini.

“Aku mengangguk mantap. Aku memintanya menunggu saja di bangku


panjang sekitar Grand Memorial. Menjaga dua koper kecil dan dua ransel
dalam keadaan dingin dan semrawut area Ground Zero, membuatku tak
tega melihatnya. Apabila ia harus membawa laptop besar yang selalu
digopoh untuk memoles presentasinya. Kejadian tadi malam sudah cukup
menguji betapa suamiku sangat perhatian padaku. Aku tak ingin
melihatnya menggeret, menggendong beban-beban bawaan itu ke mana-
mana di belakangku.”
(89)
86

Dari kutipan di atas dapat diketahui kebaikan hati Hanum ketika meminta

Rangga untuk menunggu dirinya karena keadaan yang buruk di Ground Zero.

Hanum tidak tega melihat suaminya harus membawa barang-barang mereka dan

mengikuti di belakangnya.

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa Hanum sebagai

seorang karyawan memiliki sifat baik hati. Kebaikan hatinya sebagai seorang

karyawan nampak ketika ia memenuhi semua tugas-tugas sulit yang diberikan

oleh atasannya.

(d) Penyayang

Tiga hari lagi prosesi peringatan 11 September akan diselenggarakan. Oleh

karena itu, Hanum dan Rangga memutuskan untuk berangkat ke New York

secepatnya. Hanum tidak ingin kehilangan momen itu, karena ia dan Rangga

penasaran seperti apa Ground Zero itu.

Perjalanan Hanum dan Rangga dari London-New York memerlukan waktu

tempuh selama delapan jam. Selama dalam perjalanan, Rangga mendapatkan ide

untuk membantu Hanum menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan dapat

menikmati waktu liburan mereka lebih lama. Mengetahui ide Rangga tersebut,

Hanum yang sedang menggeluti kertas-kertas pekerjaannya mencium pipi Rangga

tanda setuju. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Hanum mengangguk pelan, setuju dengan tawaran ini lalu mencium


pipiku. Seterusnya, dia kembali sibuk mencoreti beberapa fail penting
sebagai pendukung wawancara dengan spidol warna-warninya.”
(63)
87

Dari kutipan di atas dapat diketahui sifat penyayang Hanum ketika ia

menanggapi perkataan Rangga dengan sebuah ciuman. Sebuah ciuman yang

menggantikan kata setujunya.

Perpisahannya dengan Rangga telah menyadarkan Hanum betapa

berharganya keberadaan Rangga disampingnya. Ia mengkhawatirkan keadaan

suami tercintanya.

Hanum bertemu dengan Azima dan mengetahui nasib rumah tangganya

dengan Abe. Ia dipisahkan dari Abe sejak tragedi 11 September lalu. Mengetahui

kisah Abe dan Azima menjadikan Hanum memikirkan kembali perpisahannya

dengan Rangga yang menyakitkan. Ia dapat merasakan kesedihan Azima yang

telah kehilangan suaminya untuk selama-lamanya, sedangkan dirinya yang hanya

dipisahkan waktu sudah mengkhawatirkan keadaan Rangga. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan novel di bawah ini.

“Sekilas aku bisa merasakan perasaan Azima. Kejadian demi kejadian


yang menyebabkanku dan Rangga akhirnya terpisah, telah membuat
pikirku berkelana, pastilah Rangga tengah mengkhawatirkan keadaanku.
Sebagaimana aku khawatir memikirkan dirinya kini.”
(164)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum sangat menyayangi

Rangga, ia mengkhawatirkan keadaanya selama mereka terpisah. Perpisahan

Azima dan Abe membuatnya paham betul seperti apa kesedihan Azima, sama

seperti kesedihan Hanum saat terpisah dari Rangga.

Setelah sekian lama dipisahkan oleh jarak dan waktu, Hanum dan Rangga

akhirnya dapat bertemu. Pertemuan yang mengharukan dan penuh dengan emosi.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.


88

“Aku memeluk Rangga seerat-eratnya saat dia membalikkan badan. Ada


kekuatan yang berlebihan darinya ketika melepas cengkraman tanganku.
Reaksinya seperti sedang melayani lawan tangguh. Aku terkekeh dalam
hati. Satu detik itu kami saling pangdang. Dan aku sudah tak sadar kapan
dia benar-benar memelukku. Ya, inilah reuni kerinduran tak terperi dari
suami-istri yang baru saja dipisahkan puluhan jam lebih oleh Sanga Maha
Penebar Rindu Tak Terelakkan!”
(250)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum memiliki sifat

penyayang. Ia sangat menyayangi suaminya hingga ketika mereka bertemu

Hanum memeluknya dengan sangat erat hingga membuat Rangga kewalahan.

Kasih sayang dari seorang istri kepada suami yang sekian lama tak bertemu.

Dari perpisahannya dengan Rangga, Hanum mendapatkan hikmah bahwa

Tuhan mempertemukannya dengan orang-orang yang kehilangan orang yang

dicintainya agar ia dapat belajar dari mereka. Belajar seperti apa menghargai

pasangan dan menjaga pernikahan mereka. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di

bawah ini.

“Dalam pelukan beberapa detik ini, aku sadar pula, ada waktu saat
suamiku yang sangat kucintai ini, juga harus berpisah dariku selamanya.
Ataukah aku yang lebih dulu memisahkan diri, jika Allah Swt.
menghendakinya? Menganggap esok atau beberapa menit lagi, waktu itu
bisa saja tiba, membuatku mematri diri untuk menggunakan waktu yang
tersisa dengan sebaik-baiknya, menjaga pelaminan ini hingga jiwa raga
berpulang pada-Nya.”
(251-252)

Dari kutipan di atas dapat diketahui sifat penyayang Hanum muncul ketika

perpisahan yang membuatnya menderita dengan suaminya berakhir. Perpisahan

membuatnya sadar bahwa waktu kebersamaan merupakan sesuatu yang sangat

dibutuhkannya. Ia bahkan berjanji akan menjaga pernikahannya dengan Rangga

sebelum perpisahan yang benar-benar dikehendaki Allah tiba.


89

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Hanum merupakan

tokoh yang memiliki sifat penyayang. Sifat penyayangnya sering ditujukan

kepada suaminya. Perpisahannya telah membuatnya sadar betapa ia sangat

menyayangi suaminya.

(2) Rangga

Rangga merupakan tokoh utama dalam novel Bulan Terbelah di Langit

Amerika karya Hanum Salsabiela Rais. Ia memiliki sifat penyabar, penyayang,

dan baik hati.

(a) Penyabar

Hanum dan Rangga sama-sama memiliki sesuatu yang akan disampaikan.

Mereka membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan tugas mereka yang

diharuskan dikerjakan di Amerika. Rangga meminta Hanum untuk mengutarakan

keluh kesahnya terlebih dahulu sebelum ia memberikan kejutan untuknya. Ia

dengan sabar dan tenang mendengarkan keluh kesah Hanum tentang

pekerjaannya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Biasanya aku meminta istriku mengutarakan dulu apa yang ingin dia
katakan. Selama ini, makan siang Saturday Freeday selalu didominasi
keluh kesah istriku setelah bekerja sepekan kemarin. Aku sudah
canangkan hati, setelah istriku menyampaikan semua keluh kesahnya, aku
akan menutup makan siang romantis ini dengan mawar dan berita kejutan:
Amerika. Ya, aku ingin mempertahankan julukan sebagai pria yang penuh
kejutan. Tapi baiklah, kali ini aku menukar giliran sesuai permintaannya.”
(58)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga merupakan orang yang

sabar. Ia membiarkan Hanum menyampaikan keluh kesahnya terlebih dahulu dan

dengan sabar mendengarkannya. Rangga sengaja membiarkan Hanum menyampai-


90

kan keluh kesahnya terlebih dahulu karena ia ingin memberikan kejutan spesial

untuk istrinya itu.

Hanum dengan lantang menyalahkan Rangga karena ia tidak dapat

narasumber sesuai keinginannya. Hanum berpikir ini kesalahan Rangga karena

Rangga lebih mementingkan agenda jalan-jalan daripada membantunya mencari

narasumber. Dengan segala tuduhan Hanum terhadapnya, Rangga bersikap tenang

dan sabar. Ia tidak membalas amarah Hanum dengan amarah juga. Rangga sadar

istrinya itu sedang dalam keadaan panik. Dengan tenang Rangga memberikan

solusi untuk Hanum. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Ada baiknya kamu hubungi lagi beberapa nama dari Gerturd. Masih ada
waktu. Kita cari bersama-sama orang itu. Kemarinkan kamu sudah
menghubungi yang pria itu, kalau belum ada jawaban, coba yang lain.
bukankah Gerturd memberikanmu beberapa opsi....”
(79)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga adalah sosok yang

penyabar. Ia tidak membalas emosi Hanum dengan emosinya pula. Justru ia

berusaha memberikan solusi yang terbaik menurutnya agar istrinya tersebut tidak

larut dalam kekalutannya. Tapi Hanum bukanlah wanita yang mau mendengarkan

nasehat suaminya, belum selesai Rangga berbicara, Hanum sudah memotongnya

dengan rentetan kata-kata penuh amarahnya. Saat itulah Rangga sadar bahwa

istrinya tersebut sudah benar-benar tertekan. Dan kembali lagi Rangga

menenangkan istrinya.

Rangga bertemu dengan seorang pria tua saat berada di bus. Pria itu

banyak mengkritik muslim dan agama Islam dengan kata-kata kasarnya. Selain

mengkritik muslim, ia juga mengkritik para pendatang yang menurutnya para


91

pendatang itu hanya bisa membuat onar di Amerika. Rangga yang mendengar

perkataan pria tersebut menyabarkan diri untuk tidak emosi. Ia menimpali

perkataan pria tersebut dengan tenang meskipun sebenarnya dalam hatinya,

banyak sekali kata-kata yang siap untuk membalas perkataan pria tua tersebut,

namun ia tetap sabar. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Sungguh sebenarnya aku ingin mengatakannya, dirinya pun keturunana


pendatang. Tak sadarkah bapak ini, bahwa Amerika serikat adalah melting
pot aneka ragam pendatang dari berbagai penjuru dunia?”
(146)

Dari kutipan di atas dapat diketahui Rangga menahan diri untuk tidak

membalas perkataan pria tua itu. Meskipun sebenarnya ia paham betul siapan pria

tua itu, seorang yang sebenarnya juga pendatang di Amerika. Akan tetapi pria tua

itu terlampau membenci para pendatang dan umat muslim, sehingga ia

mengatakan hal-hal buruk.

Pria tua yang ditemui Rangga terus menerus membicarakan hal yang

membuat hati Rangga memanas. Ia menuduh Alquran lah yang menyebabkan

peperangan terjadi. Mendengar perkataan pria tua itu, Rangga berusaha untuk

tidak meluapkan emosinya karena ia sedang berada di depan umum. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Ada gelembung-gelembung protes yang ingin keluar dari dalam


kerongkonganku dan sudah mencapai laring. Tapi tertahan sementara oleh
sikap gamangku. Aku tak ingin orang-orang ini melihatku sebagai orang
asing, dari Indonesia, bersitegang dengan orang lokal.”
(147)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga menahan diri untuk

tidak menimpali perkataan keterlalu Pria Tua itu. Sesungguhnya, banyak kata-kata

balasan yang ingin ia sampaikan untuk menjawab kesalahpahaman Pria Tua itu
92

terhadap Alquran, namun, ia tak menyampaikannya karena ia tak mau dipandang

negatif oleh orang-orang yang berada di sekelilingnya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Rangga

merupakan tokoh yang memiliki sifat penyabar. Hal tersebut terbukti dari

sikapnya yang pandai menahan diri ketika ada perkataan atau perbuatan orang-

orang yang membuatnya merasa tak nyaman, bahkan ketika ada orang yang

menjelekkan agamanya, ia masih berusaha tenang agar tidak menimbulkan

masalah yang lebih besar.

(b) Penyayang

Rangga merupakan suami yang selalu memberikan banyak kejutan untuk

istrinya. Ia ingin menobatkan diri sebagai pria yang penuh kejutan karena selalu

berhasil memberi kejutan spesial untuk Hanum. Seperti saat ia melakukan

kesalahan yang membuat Hanum kecewa, ia akan memberikan kejutan agar

istrinya itu tidak marah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Ya, tentu saja kartu namaku, tak akan disimpannya baik-baik. Yang jelas,
dia membalasku dengan memberikan kartu namanya. Ini adalah kejutan
kecil untuk Hanum nanti, yang sudah kukecewakan seharian ini tanpa
tanggapan.”
(36)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga merupakan sosok yang

penyayang karena mau memberikan hadiah kejutan kecil untuk Hanum sebagai

bentuk permintaan maafnya karena ia telah mengecewakan Hanum seharian

dengan tidak membalas pesan dan tidak mengangat teleponnya.

Hanum dan Rangga memiliki hari spesial untuk mereka berdua. Hari

tersebut diberi nama Saturday Freeday, karena di hari tersebut Hanum dan
93

Rangga menghabiskan waktu hanya berdua. Mereka melakukan hal-hal yang

menyenangkan, seperti belanja kebutuhan, membersihkan rumah, hingga makan

malam spesial. Pada acara makan malam itu, Rangga sering memberi Hanum

sekuntum bunga mawar sebagai tanda sayangnya pada Hanum. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Sebuah prosesi khusus yang kuciptakan adalah prosesi penyerahan


mawar segar dariku padanya. Terkadang jika aku tak sempat
membelikannya yang segar, mawar plastik pun Hanum terima. Sebagai,
suami aku bahagia jika dapat mendengarkan apa saja yang ingin dia
ceritakan. Termasuk waktu dia bimbang akan penugasan Gerturd ke
parade nude mass ala Spencer Tunik yang menghebohkan dan aku
terpaksa harus berpura-pura bersandiwara di hadapan Gerturd bahwa aku
ini pria pencemburu berat.”
(54)

Dari kutipan di atas dapat diketahui sifat penyayang Rangga. Ia selalu

membelikan sekuntum mawar untuk istrinya setiap kali mereka mengadakan acara

rutinan Saturday Freeday. Bantuan Rangga untuk Hanum ketika mendapatkan

kesulitan dalam pekerjaannya juga sebagai wujud kasih sayangnya kepada istri

tercinta.

Rangga kembali membantu Hanum untuk mencari narasumber. Kali ini

mereka mencari narasumber di Ground Zero, lokasi demonstrasi penolakan

pembangunan dilaksanakan. Sebelum mencari narasumber Hanum, Rangga

memberikan perhatiannya kepada Hanum yang selama ini dipenuhi kekalutan

karena tak kunjung menemukan narasumbernya. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan novel di bawah ini.

“Rangga memegang kedua tanganku penuh makna. Mengaliri situasi


dengan energi positif adalah cara terbaik dalam kondisi tidak pasti seperti
ini. Kutatah kata-kata “pasti bisa, pasti dapat, pasti ketemu” dalam pikiran”
(89)
94

Dari kutipan di atas dapat diketahui sifat penyayang Rangga muncul ketika

ia menenangkan istrinya dengan cara menggenggam tangan Hanum untuk

mengalirkan energi positif. Hal itu dilakukan Rangga sebelum Hanum pergi

mencari narasumbernya kembali di Ground Zero. Ia berharap istrinya tidak terlalu

tegang karena belum mendapatkan narasumber yang sesuai dengannya.

Rangga mengijinkan Hanum untuk mencari narasumbernya sendirian,

setelah Hanum memastikan dirinya akan tetap aman. Meskipun demikian, Rangga

masih merasa was-was karena Hanum merupakan orang yang tak mudah

menghafal jalan dan mudah tersesat. Tetapi ia tidak bisa menghalanginya karena

keputusan Hanum sudah bulat. Rangga hanya ingin memastikan istrinya selamat

dengan memberikannya telepon genggam, kamera digital dan dompet. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Rangga menepuk bahuku.


“Aku tunggu di sini. Jangan lupa, nanti sebelum pukul 15.00 kita sudah
harus tiba di Penn-Station. Jadi, cepatlah.”
Rangga mencium keningku. Menyerahkan telepon genggam kamera
digital kecilku sekaligus perekam, dan dompetku.”
(91)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga seorang yang

penyayang terbukti dari dirinya memberikan kecupan di kening Hanum sebelum

ia pergi. Rangga juga memberikan barang-barang yang kemungkinan dibutuhkan

Hanum. Tak lupa, ia mengingatkan Hanum tentang waktu keberangkatan mereka

agar ia tidak terlambat.

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa Rangga

merupakan tokoh yang memiliki sifat penyayang. Sifat penyayangnya sering


95

ditujukkan di hadapan istrinya. Sifat penyayang yang hanya dimiliki oleh seorang

suami untuk istri tercintanya.

(c) Baik hati

Selama di Amerika, Rangga mencari makanan halal dan dia menemukan

penjual hotdog halal. Penjual hotdog merupakan seorang muslim, mengetahui hal

demikian, Rangga membeli hotdog-nya dan membayar dengan uang lebih sebagai

bentuk penghargaannya karena telah menjual makanan halal. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan novel di bawah ini.

“Aku menyalami seorang Timur Tengah penjual gyro-kebab-hotdog


dengan erat, memberinya beberapa dolar, menghargai usahanya berjualan
hotdog halal. Dia kemudian ikut-ikutan duduk di depan mejaku. Kututup
segera laptopku, menunda koreaksi paper presentasiku. Entah mengapa
dia begitu semangat mendekatiku. Mungkin karena belum ada pembeli
hotdog di kedainya pagi ini. Atau mungkin karena beberapa dolarku
untuknya barusan.”
(99)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga memiliki sifat baik

hati. Ia mau memberikan bonus untuk penjual hotdog sebagai bentuk penghargaan

untuknya karena telah menjual makanan halal di Amerika, yang notabenenya

berpenduduk non muslim.

Rangga berbincang-bincang dengan penjual hotdog halal yang ternyata

berasal dari Suriah. Ia kagum dengan Indonesia yang penduduknya damai dan

makmur. Ia membandingkan dengan negaranya yang selalu perang. Seperti

kejadian 11 September lalu yang menjadikan muslim sebagai tersangka, pria

penjual hotdog berpendapat seharusnya pesawat itu ditabrakkan pada kapal induk

yang mengepung bangsanya, agar negaranya dapat membalas dendam kepada

negara yang menyerang negaranya. Tetapi Rangga tidak sependapat dengan


96

penjual hotdog. Rangga merupakan seorang yang tidak menyukai aksi balas

dendam. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Aku hanya tersenyum. Jauh di lubuk hatiku, aku tak menyetujui apa pun
yang namanya aksi balas dendam. Tapi aku tahu benar, Souleyman hanya
bercanda terlalu jauh. Dia sesungguhnya menyesalkan betapa cetek cara
berpikir orang-orang yang menyerang Amerika sekejam itu.”
(100-101)

Dari kutipan di atas dapat diketahui Rangga merupakan orang yang baik

hati karena ia tidak suka segala bentuk aksi balas dendam. Balas dendam

menurutnya tidak menyelesaikan masalah tetapi justru menambah masalah,

namun, ia tetap tersenyum menghadapi guyonan Souleyman yang sedikit terlalu

jauh.

Rangga bertemu dengan Phillipus Brown ketika ia sedang menunggu

Hanum. Ia berbincang-bincang dengan Brown membicaranya banyak hal. Rangga

juga menanyakan alasan apa membuat dirinya menjadi seorang filantropi. Brown

tidak menjawab pertanyaan Rangga secara langsung. Ia justru bercerita tentang

penderitaan masyarakat Afrika yang berebut makanan basi dengan lalat, mereka

tidak mendapatkan makanan layak. Brown membandingkan kehidupan

masyarakat di Afrika dengan kehidupan kucingnya di rumah yang diberinya

makan-makanan mahal. Mendengar cerita Brown, Rangga menjadi enggan untuk

makan, menurutnya makanan itu lebih layak diberikan untuk orang-orang Afrika

yang menderita. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Aku menyandarkan badanku di kursi restoran hotel yang empuk. Rasanya


aku tak bernafsu lagi menghabiskan roti beroleskan mentega dan madu.
Rasanya roti yang kusantap ini lebih berguna bagi orang-orang Afrika
sana. Phillip membaca kegelisahanku.”
(197)
97

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga merupakan orang yang

baik hati karena ia berpikir makanan yang ia makan akan lebih berguna untuk

masyarakat Afrika yang menderitaan karena krisisnya bahan makanan. Sehingga

ia tidak jadi untuk memakan makanannya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Rangga merupakan

tokoh yang memiliki sifat baik hati. Sifat baik hatinya ditunjukkan kepada semua

orang dan semua kalangan, baik itu orang muslim ataupun nonmuslim.

b) Tokoh Tambahan

(1) Azima Hussein atau Julia Collins

Julia Collins yang mempunyai nama Islam Azima Hussein merupakan

tokoh tambahan dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais. Ia memiliki sifat ramah dan baik hati.

a. Ramah

Hanum dan Rangga mengunjungi sebuah museum untuk mencari narasumber

yang cocok menurut Hanum. Mereka bertemu dengan Julia Collins. Julia merupakan

seorang perempuan yang bekerja sebagai penjaga museum. Museum tersebut berisi

tentang kejadian-kejadian yang menimpa gedung WTC pada tanggal 11 September

2001. Sebagai pekerja museum, Julia menyapa para pengunjung dengan ramah dan

ceria. Begitupun dengan Rangga dan Hanum, ia menyapa mereka dengan ramah. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Hi, morning! Please come ini!”


Dia baru beranjak dari duduknya ketika aku dan Rangga memasuki entrace
museum. Dia tersenyum manis pada kami, mengayunkan tangannya
mempersilakan tamu. Lalu dia duduk lagi menggeluti kertas-kertas.”
(85)
98

Dari kutipan di atas dapat diketahui Julia merupakan sosok yang ramah

kepada orang, terutama pengunjung museum tempat ia bekerja. Sebagai pekerja

museum, ia memang dituntut untuk selalu ramah kepada setiap pengunjung, tak

terkecuali Rangga dan Hanum.

Hanum kembali bertemu dengan Julia ketika ia mendapat musibah akibat

kericuhan demonstrasi di Ground Zero. Mereka bertemu di sebuah masjid tempat

Hanum tertidur. Seperti ketika di museum, Julia menyapa Hanum dengan hangat

dan ramah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Assalamu‟alaikum. My name is Julia Collins. Call me Julia. Where‟s


your friend?”
Perempuan itu menyalamiku. Dengan sigap dia membuka plastik yang dia
bawa dan mengeluarkan gulungan perban putih. Dia tidak peduli dengan
kebengonganku yang begitu jelas. Aku mengenali wajahnya. Senyumnya
begitu tulus. Setulus dia menyalamiku di Museum Serangan 11 September
di Ground Zero pagi-pagi tadi. Perempuan yang aku temui di museum tadi
ternyata bernama Julia Collins.”
(120)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Julia merupakan orang yang

ramah. Keramahannya bukan hanya sebagai penjaga museum tetapi diluar

pekerjaannya ia juga ramah terhadap siapa pun. Termasuk pada orang yang belum

terlalu ia kenal seperti Hanum.

Dari beberapa kutipan novel di atas dapat disimpulkan bahwa Julia Collins

atau Azima Hussein merupakan tokoh yang memiliki sifat ramah. Keramahannya

ditujukkan kepada siapa pun, tidak hanya dengan orang yang ia kenal tetapi juga

kepada orang yang belum terlalu dikenalnya.


99

b. Baik hati

Julia Collins telah menyelamatkan Hanum dari penderitaan yang ia alami

setelah ia terpisah dari Rangga. Julia membersihkan luka-luka yang ada ditubuh

Hanum dengan lembut. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Dia membersihkan luka di lututku dengan saksama. Aku hanya bisa


menjerit-jerit ketika kapas beralkohol dia tekan tepat di inti luka sayatan.
Malulah aku jia dia tahu, aku ini dokter gigi yang pensiun dini karena
takut melihat darah.”
(123)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Julia merupakan orang yang

baik hati karena mau membantu Hanum membersihkan luka Hanum yang

diperoleh dari akibat kericuhan yang terjadi di Ground Zero. Selain membantu

Hanum membersihkan lukanya, Julia juga mengatakan kata-kata yang

menenangkan Hanum. Ia berbicara tentang imunitas tubuh yang dijaga oleh

prajurit yang ditugaskan oleh Allah untuk menjaga sistem tubuh dari anasir jahat.

Hanum berniat untuk bermalam di masjid yang ia gunakan untuk

berlindung dari penderitaannya selama terpisah dari Rangga, namun, Julia

melarangnya dengan keras. Alasannya karena Hanum adalah seorang perempuan.

Kemudian Julia menawarkan tempat tinggal pada Hanum. Ia meminta Hanum

untuk bermalam di rumahnya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah

ini.

“Kau tidak boleh tidur di masjid ini karena ka perempuan, Hanum.


Jawabannya adalah tidak. Nah, sebagai gantinya, kau harus bermalam di
rumahku. Kita bisa berangkat setelah ini, namun, sebelumnya kita jemput
anakku dulu, ya. Kau masih kuat berjalan, kan?”
(124)
100

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Azima adalah sosok yang baik

hati karena menawarkan Hanum untuk tinggal sementara di rumahnya. Ia dengan

senang hati membantu Hanum yang sedang dalam kesusahan karena ia menjadi

salah satu korban kerusuhan di Ground Zero. Meskipun ada sedikit rasa penasaran

terhadap perempuan yang menolongnya tersebut Hanum tetap menerima tawaran

Azima. Saat ini Azima lah tempat bergantung bagi Hanum.

Hanum dan Azima telah tiba di rumah Azima. Ia diterima dengan baik

oleh keluarga Azima. Keluarga Azima terdiri dari seorang anak dan seorang ibu

yang sudah sakit-sakitan. Azima memberikan sesuatu yang mungkin dibutuhkan

Hanum. Ia memperlakukan Hanum seperti orang yang sudah lama ia kenal. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Azima menyiapkan sebuah kamar untukku, tepatnya kamar Sarah yang


dipinjamkan untukku, sementara Sarah tidur bersama ibunya malam ini.
Azima juga memberiku baju ganti dan handuk seta pil pengurang rasa
sakit.”
(161)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Azima merupakan sosok yang

baik hati. Bahkan ia menyiapkan barang-barang yang dibutuhkan Hanum. Dari

mulai tempat tidur, baju ganti, hingga obat-obatan. Azima sama sekali tidak

menganggap Hanum sebagai orang asing. Ia memperlakukan Hanum dengan

sangat baik.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Azima Hussein

atau Julia Collins merupakan tokoh memiliki sifat baik hati. Hal tersebut dapat

diketahui dari caranya dalam memperlakukan orang lain. Kebaikan hatinya ia


101

tunjukkan kepada siapa pun, kepada orang yang ia kenal maupun orang yang

belum ia kenal.

(2) Phillipus Brown

Phillipus Brown merupakan tokoh tambahan dalam novel Bulan Terbelah

di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais. Ia memiliki sifat dermawan dan

baik hati.

1. Dermawan

Phillipus Brown merupakan seorang jutawan baru Amerika Serikat. Ia tak

sungkan memberikan bantuan beasiswa kepada anak-anak di Irak dan negara-

negara korban perang. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Brown, jutawan baru Amerika Serikat berharap beasiswa ini bisa


membantu 10.000 anak di Afganistan dan Irak. Kedatangannya ke Wina,
Australia kemarin untuk berbicara di markas PBB atas undangan United
Nations Women‟s Guild (UNWG), sebelum dia terbang kembali ke New
York sore ini.”
(31)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Phillipus Brown merupakan

sosok yang dermawan. Ia mendonasikan kekayaannya untuk 10.000 anak-anak di

Afganistan dan Irak. Ia menjadi dermawan semata-mata sebagai bentuk

penghayatan terdalamnya akan tragedi 11 September yang telah merenggut nyawa

teman-teman terbaikknya.

Rangga bertemu dengan Phillipus Brown ketika dirinya sedang menunggu

Hanum. Ia sempat menyanyakan apa alasannya untuk menjadi filantropi. Brown

tidak secara langsung menjawab pertanyaan Rangga. Ia justru berkisah tentang

ketimpangan dunia. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.
102

“Mr. Mahendra, banyak orang memiliki alasan berbeda-beda mengapa


dirinya ingin berbagi kekayaan dengan sesama. Sebagian besar, jika
mereka orang dermawan, dan merasa kekayaan mereka berlimpah ruah—
istilahnya mau membeli galaksi dan bintang pun dia bisa kalau mau—hati
mereka akan meleleh ketika melihat dunia ini penuh ketimpangan di sana-
sini,” sahut Phillip sambil menggiring pandangnya ke arah orang-orang
perlente yang memilih banyak sekali makanan untuk diletakkan di piring.”
(197)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Phillipus Brown merupakan

seorang dermawan ketika ia menceritakan kekayaannya. Ia berpendapat jika orang

kaya, dan dia menjadi dermawan, ia akan merasa sedih ketika melihat dunia

dipenuhi dengan orang-orang yang menderita karena kekurangan materi. Sehingga

akan dengan sendirinya ia mendonasikan kekayaan pada mereka, agar dunia tak

lagi mengalami ketimpangan.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Phillipus Brown

merupakan tokoh yang memiliki sifat dermawan. Ia banyak mendonasikan

kekayaannya kepada anak-anak dan masyarakat di negara-negara korban perang

dan negara miskin. Kedermawanannya semata-mata untuk menjadikan dunia lebih

seimbang dan tidak mengalami ketimpangan sosial.

2. Baik hati

Rangga bertemu dengan Phillipus Brown ketika ia sedang menunggu

Hanum. Ia mengajak Brown untuk berkenalan. Sebagai seorang yang terkenal,

Brown termasuk orang yang ramah karena mau diajak berkenalan oleh Rangga.

Brown bahkan meminta Ranggga untuk duduk di dekatnya. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan novel di bawah ini.

“Please sit down, Mr. Mahendra. Nice to have company. Just call me
Phillip.”
Apa? Dia tidak menolakku?
103

Aku tersenyum kecil mendengar dia menyebutku Mahendra saja.


Pengucapannya tak fasih sehingga terdengar lucu. Yang jelas dia terlihat
tulus menyuruhku duduk di dekatnya, bahkan menganggapku kawan.”
(194)

Dari kutipan di atas, dapat diketahui bahwa Phillipus Brown merupakan

sosok yang baik hati. Ia menyambut Rangga dengan baik meskipun mereka belum

saling mengenal. Bahkan Brown meminta Rangga untuk duduk di dekatnya.

Brown mengajak Rangga untuk berbincang-bincang layaknya seorang teman.

Rangga dan Brown banyak berbincang-bincang mengenai Indonesia.

Brown bercerita pernah mengunjungi Indonesia bersama istrinya. Di tengah

perbincangan mereka, tiba-tiba Brown menatap Rangga dan mengoleskan

mentega serta madu ke rotinya dan disodorkan pada Rangga. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan novel di bawah ini.

“Phillip menghentikan gigitan rotinya. Dia kemudia menatapku sesaat.


Lalu cepat-cepat ia mengoleskan mentega dan madu ke rotinya, lalu
disodorkannya padaku.”
(195)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Phillipus Brown merupakan

tokoh yang baik hati karena mau memberikan sebagian rotinya kepada Rangga. Ia

sempat beberapa kali menyodorkan rotinya dan menawarkan kepada Rangga

karena Rangga tak kunjung memakannya.

Brown bercerita tentang penderitaan masyarakat di negara-negara yang

sering mengalami peperangan. Penderitaan yang dialami anak-anak di Palestina

yang rela melepas impian mereka karena mereka terpaksa harus ikut andil dalam

peperangan. Brown juga bercerita bahwa ia telah mengadopsi anak dari

Afganistan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.


104

“Di Palestina, jutaan anak bercita-cita tinggi, tapi terpenggal sedini waktu.
Mereka terpaksa dipersenjatai tanpa tahu cara menggunakannya, ketika
melihat negarinya tak lelah berperang dan berjibaku dengan Israel. Dan
aku sudah empat tahun ini mengadopsi seorang anak dari Afganistan. Dia
akan memiliki masa depan yang lebih cerah dibandingkan kawan-
kawannya di Kabul.” Brown kembali berhenti berbicara. Dia
memandangku yang masih termangu dengan semua fakta yang menggugah
perasaan. Tapi aku belum tahu apa maksudnya menceritakan ini semua
padaku.”
(197-198)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Phillipus Brown merupakan

orang yang memiliki sifat baik hati. Hal tersebut terbukti dari hatinya yang

tergerak ketika mengetahui anak-anak di Palestina harus memupus harapan dan

cita-cita mereka karena harus ikut serta dalam peperangan. Brown juga

mengadopsi seorang anak perempuan dari Afganistan agar dia memiliki masa

depan yang lebih cerah bersamanya.

Rangga menanyakan kepada Brown apa alasannya sehingga ia menjadi

filantropi. Brown tidak menjawab pertanyaan Rangga secara langsung, ia

menceritakan tentang penderitaan orang-orang diujung dunia yang berbeda.

Hingga akhirnya ia menyampaikan alasannya menjadi filantropi karena ia

berutang budi kepada seseorang yang telah menyelamatkan jiwanya. Rasa

berutang budinya tersebut yang mendorongnya untuk menjadi filantropi. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Mr. Mahendra, aku punya alasan tersendiri mengapa aku menjadi


filantropi. Aku berutang budi pada seseorang yang telah menyelamatkan
jiwaku. Mengajariku ikhlas dan berbuat baik tanpa pamrih,” Phillip
menerawang ke langit-langi restoran.”
(199)

Dari kutipan novel di atas dapat diketahui bahwa Phillipus Brown

merupakan orang yang baik hati, hal tersebut dapat dilihat dari alasannya untuk
105

menjadi seorang filantropi. Ia merasa telah berutang budi kepada seseorang yang

telah menyelamatkan jiwanya sehingga ia ingin membalas kebaikannya itu

dengan menjadi seseorang yang mau membantu sesama dengan menggunakan

kekayaannya. Membalas kebaikan orang lain dengan kebaikan pula merupakan

salah satu yang hanya bisa dilakukan oleh orang yang mempunyai hati yang baik.

Hanum, Sarah, Azima dan Nyonya Collins memenuhi undangan untuk

menghadiri acara CNN TV Heroes di Baird Auditorium. Mereka bertemu dengan

Layla, yang ternyata adalah anak asuh Phillipus Brown. Ia menyelamatkan masa kecil

Layla dari kekalutan perang. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Layla. From New York too. Ayahku, Phillipus Brown, ke sini untuk
memberi pidato pembukaan penganugerahan CNN TV Heroes.”
Kini semua jelas. Anak itu adalah anak asuh Brown yang tadi malam
diceritakan Rangga sebagai anak yang diselamatkan masa kecilnya oleh
Brown dari kekalutan perang.”
(273)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum bertemu dengan anak

asuh Brown dalam acara CNN TV Heroes. Anak tersebut bernama Layla, ia

adalah anak yang diselamatkan Brown dari peperangan yang terjadi di negaranya,

Afganistan. Ia juga turut hadir dalam acara CNN TV Heroes untuk menemani

ayah angkatnya. Brown menjadi salah satu kandidat Heroes karena ia telah

banyak membantu banyak anak-anak dan masyarakat yang menderita.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Phillipus Brown

merupakan salah satu tokoh yang memiliki sifat baik hati. Sifat baik hatinya

ditunjukkan ketika ia mau membantu anak-anak dan masyarakat korban perang. Ia

bahkan mengadopsi seorang anak perempuan yang berasal dari Afganistan. Ia

ingin anak tersebut memiliki masa depan yang cerah bersama dengan dia.
106

(3) Michael Jones

Michael Jones merupakan tokoh tambahan dalam novel Bulan Terbelah di

Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais. Ia memiliki sifat pendendam dan

penyayang.

1. Pendendam

Michael Jones merupakan salah satu keluarga korban tragedi 11

September. Ia kehilangan istrinya dalam tragedi tersebut. Istrinya bekerja di WTC

sebagai asisten. Meninggalnya istri tercinta membuat Jones membenci muslim

dan agama Islam. Ia menganggap para muslimlah yang menyebabkan istrinya

meninggal, sehingga ia ingin membalas dendam pada umat muslim dengan

menjadi pimpinan gerakan protes pembangunan masjid. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan novel di bawah ini.

“Perempuan yang paling kusayangi tewas bersama dengan hancurnya


gedung itu. Dia bekerja disalah satu lantai di WTC Utara. Aku tak tahu
harus ke mana mukaku diarahkan jika aku tak memprotes pembangunan
masjid ini. orang-orang itu telah membunuh istriku dengan keji!”
(96)

Dari kutipan di atas dapat diketahu sifat pendendam Michael Jones. Ia

kehilangan istrinya dalam tragedi 11 September, ia yakin bahwa penyebab ia

kehilangan istri tercintanya adalah perbuatan seorang muslim. Ia ingin membalas

dendam atas kematian istrinya dengan melakukan gerakan protes pembangunan

masjid yang berada di dekat bekas bangunan menara kembar.

Michael Jones tetap kukuh untuk membalas dendam kepada umat muslim.

Ia ingin umat muslim membayar perbuatan mereka, bukan malah mendirikan

masjid yang justru menambah kemarahan masyarakat Amerika. Aksi balas


107

dendamnya ia lakukan dengan menjadi pemimpin gerakan protes pembangunan

masjid, ia bahkan akan merasa berdosa apabila ia tidak membuat gerakan protes

tersebut. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Ya, saudara-saudara seiman mereka yang telah merenggut orang yang sangat
kucintai. Aku orang yang berdosa jika tak membuat gerakan protes ini.”
(97)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Jones merupakan sosok yang

memiliki sifat pendendam, hal itu terlihat dari tekad bulatnya dalam

menyelenggarakan aksi protes pembangunan masjid. Bahkan ia berpikir, bahwa ia

akan berdosa apabila tidak membuat gerakan protes tersebut.

Hanum bertanya kepada Jones tentang perbuatannya yang memimpin

gerakan protes pembangunan masjid. Hanum menanyakan apakah Anna akan

senang jika suami tercintanya melakukan hal tersebut. Pertanyaan Hanum tersebut

dijawab oleh Jones dengan penuh emosi. Ia masih belum rela istrinya meninggal

karena ulah para muslim. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Aku ini kepala keamanan. Perasaanku juga seperti perasaan pria pada
umumnya. Aku mencintai istriku, Anna. Dan telah berjanji akan
membahagiakannya. Tapi semua sirna karena para lalim itu. Siang dan
malam aku hanya merenung, mencoba meninabobokan perasaanku yang
berkecamuk. Sejak 11 September, hatiku tidak bisa bergerak pada
perempuan mana pun. Aku tidak tahu harus marah pada siapa. Hingga
akhirnya aku mendengar pembangunan Masjid Ground Zero yang begitu
dekat dengan kompleks tragedi itu terjadi. Sekarang jika kau diriku, lalu
kau memiliki banyak kawan yang punya pengalaman sama denganmu, apa
yang kau lakukan? Apa kau tidak membenci orang-orang muslim itu?
Agama macam apa yang menyuruh umatnya menabrakkan diri ke gedung
penuh manusia hidup?”
(225)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Jones sangat membenci para

muslim. Ia tak rela istrinya meninggal ditangan para muslim yang dianggapnya telah
108

menjadi penyebab kejadian tragis tersebut terjadi. Ia ingin para muslim tau

kemarahannya atas perbuatan mereka yang telah merenggut nyawa istri tercintanya.

Dari beberapa kutipan novel di atas dapat disimpulkan bahwa Michael Jones

merupakan salah satu tokoh yang memiliki sifat pendendam. Sifat pendendamnya

ditujukkan pada para muslim yang dianggapnya sebagai penyebab ia kehilangan istri

tercintanya dalam kejadian nahas 11 September lalu.

2. Penyayang

Joanna Jones adalah istri Michael Jones yang meninggal karena tragedi 11

September 2001 di WTC. Michael Jones merasa kehilangan atas kepergian Anna. Ia

sangat mencintai istrinya tersebut. Hal tersebut dapat diketahui pada kutipan novel di

bawah ini.

“Perempuan yang paling kusayangi tewas bersama hancurnya gedung itu.


Dia bekerja di salah satu lantai di WTC Utara. Aku tak tahu harus ke mana
mukaku diarahkan jika aku tak memprotes pembangunan masjid ini.
Orang-orang itu telah membunuh istriku dengan keji.”
(96)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Michael Jones memiliki sifat

penyayang, ia bahkan rela menjadi salah satu bagian dari gerakan aksi protes

pembangunan masjid demi istrinya yang meninggal akibat ulah teroris yang

menurutnya adalah orang muslim. Ia sangat menyayangi istrinya hingga suatu

ketika ia berpikir untuk bunuh diri agar dapat bertemu dengan istrinya kembali.

Itulah bentuk kasih sayang Jones terhadap istrinya, Anna.

Sebelum kejadian nahas 11 September 2001 terjadi, Jones dan Anna

membicarakan masa depan mereka. Jones berjanji kepada Anna bahwa ia akan

menggenggam tangan istri tercintanya itu untuk selamanya. Ia menjanjikan hidup


109

yang bahagia kepada Anna. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah

ini.

“Selasa pagi itu, Anna masih membelaiku, menciumku, mengatakan


tentang masa depan yang begitu dia minati untuk dia jalano bersamaku.
Lalu kutaruh tanganku di kedua pipinya dan mengatakan, hari ini dan
seterusnya aku akan menggandeng tangannya menghadapi dunia bersama-
sama. Memiliki anak yang mencintai kami sama besarnya, yang kelak
menggantikan hidup kami di dunia.”
(221)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Michael Jones merupakan

tokoh yang memiliki sifat penyayang. Ia sangat menyayangi istrinya, ia bahkan

menjanjikan masa depan yang indah kepada istri dan anak-anak mereka kelak.

Jones ingin memiliki masa depan yang indah bersama keluarga kecilnya kelak,

namun, istri yang dicintainya telah tiada. Kenangan selasa pagi yang indah itu

menjadi kenangan terakhir baginya. Kenangan bersama istri tercinta.

Dari beberapa kutipan di atas dapat diketahui bahwa Michael Jones

merupakan salah satu tokoh yang memiliki sifat penyayang. Sifat penyayangnya

ditunjukkan untuk istri tercintanya yang telah tiada. Ia masih tetap mencintai

istrinya dan tak dapat berpaling dari wanita lain, meskipun istrinya telah

meninggal dalam tragedi nahas itu.

c) Tokoh Antagonis

(1) Pria tua

Pria Tua merupakan tokoh antagonis yang terdapat dalam novel Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais. Sebagai tokoh

antagonis, ia memiliki sifat suka menjelekkan agama orang lain.


110

1. Suka menjelekkan agama orang lain

Rangga bertemu dengan seorang Pria Tua ketika bus yang ia tumpangi

menuju Washington DC mengalami beberapa kendala. Pria Tua tersebut terlihat

akrab dengan Rangga, tetapi dibalik keakraban mereka terdapat situasi yang

memanas karena Pria Tua yang dianggap ramah oleh Rangga justru sebaliknya.

Pria Tua tersebut dengan percaya diri menjelek-jelekkan Alquran di depan

Rangga. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan novel di bawah ini.

“Itu terlalu konvensional. Kita memerlukan cara yang efektif. Alquran-mu


juga mengajarkan teori ini. Ehm, perang, perang, dan perang.”
(147)

Dari kutipan di atas dapat diketahui sifat suka menjelekkan agama orang

lain yang dimiliki Pria Tua tersebut. Ia menjelekkan agama Islam dengan

menggunakan Alquran sebagai alat untuk menjelekkan Islam. Ia menganggap

Alquran merupakan salah satu cara efektif untuk mengurangi laju pertumbuhan

penduduk karena menurutnya Alquran mengajarkan perang yang mengakibatkan

jatuhnya banyak korban jiwa. Mendengar hal demikian, Rangga sebagai muslim

marah besar dengan Pria Tua tersebut. Ia membentak Pria Tersebut tersebut

dengan sengit. Rangga sakit hati atas ucapannya yang sangat menganggap rendah

Alquran.

Pertemuan Rangga dengan Pria Tua membuat dirinya merasa tidak

nyaman. Pria Tua itu tak henti-hentinya membicarakan hal-hal yang buruk tentang

muslim dan Alquran. Kali ini ia membicarakan umat muslim yang dianggapnya

memiliki pemikiran cetek. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Terkadang aku ingin berterima kasih kepada semua muslim yang cetek
pikiran iru. Kau tahu tragedi Pearl Harbor?” Tiba-tiba pria itu
111

mengalihkan pembicaraan. Entahlah apa yang kini menjadi maksud


pembicaraannya.”
(148)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Pria Tua yang ditemua Rangga

di bus sangat suka menjelekkan agama Islam dan umat muslim. Kali ini ia

mengatakan bahwa umat muslim itu mempunyai pemikiran yang cetek. Ia

menganggap bahwa umat muslim merupakan umat yang mudah menciptakan

peperangan. Seperti peristiwa nahas 11 September, menurutnya umat muslimlah

yang bertanggung jawab atas tragedi tersebut.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Pria Tua sebagai

tokoh protagonis memiliki sifat yang suka menjelekkan agama orang lain. Ia

menjelekkan kitab suci agama lain, dan juga menjelekkan umat penganut agama

lain, terutama agama Islam.

3) Alur

Alur yang digunakan dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya

Hanum Salsabiela Rais adalah alur maju (progresif). Pada alur ini, penceritaan

dimulai dari tahap penyituasian, tahap pemunculan konflik, tahap peningkatan

konflik, tahap klimak, dan tahap penyelesaian. Adapun tahapan alur maju novel

Bulan Terbelah di Langit Amerika sebagai berikut.

(1) Tahap Penyituasian (Situation)

Pada tahap ini menceritakan seorang perempuan bernama Hanum sedang

menunggu kepulangan suaminya dari perkuliahan. Suaminya, Rangga, sedang

menempuh pendidikan S-3 di Wina. Sampai pukul 21.00 Rangga belum juga

pulang. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.


112

“Aku memandang keluar jendela apartemen. Matahari awal musim gugur


masih menumpahkan sinarnya, meskipun waktu sudah hampir
menunjukkan pukul 21.00. Hingga selarut ini Rangga belum juga pulang
dari kampus. Kelumrahan yang terjadi memasuki tahun kedua masa studi
S-3-nya di Wina.”
(20)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga dan Hanum merupakan

pasangan muda yang ditinggal di Wina. Hanum mengikuti suaminya, di Wina

karena studi S-3 Rangga yang ia tempuh di Wina. Saat ini Rangga telah memasuki

kuliah semester akhir, sehingga ia dikejar banyak tugas yang mengharuskannya

tinggal lebih lama di kampus. Bahkan hingga hampir pukul 21.00 Rangga belum

juga pulang.

Tugas Rangga salah satunya adalah membuat paper yang nantinya akan

dipresentasikannya di tiga negara yang berbeda. Rangga menemukan bahan yang

cocok untuk paper-nya kali ini. Ia akan membuat paper tentang jutawan Amerika

Serikat, Phillipus Brown. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Ssst, guys! Aku dapat ide untuk paper-ku yang kedua. Tentang jutawan
Phillipus Brown ini.” Selama mengamati debat kusir tak sehat tadi, aku
membenamkan diriku dalam penelusuran tentang Phillipus Brown, sang
jutawan AS yang berkacamata ini. Sungguh, sebenarnya aku sudah lama
memikirkan konsep ini. Hanya belum menemukan contoh yang pas.”
(33)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa tugas paper Rangga yang akan

ia presentasikan di negara ke dua yakni Amerika Serikat adalah paper tentang

jutawan Phillipus Brown. Phillipus Brown merupakan jutawan sekaligus

dermawan yang rela memberikan sebagian hartanya untuk membantu masyarakat

korban perang di negara-negara Timur Tengah.


113

Hanum pun mendapat tugas berat dari atasannya yang bernama Gerturd. Ia

bekerja di salah satu perusahaan majalah bernama Heute ist Wunderbar yang saat

ini terancam bubar. Ia diminta menuliskan artikel yang berkaitan dengan tragedi

11 September 2001 di WTC. Tema artikel yang harus Hanum buat adalah Would

the world be better without Islam? (Akankah dunia lebih baik tanpa Islam?)

artikel tersebut diharapkan dapat menyelamatkan Heute ist Wunderbar dari

pembubaran perusahaan tersebut. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di

bawah ini.

“Kau tahu, sebentar lagi dunia akan memperingati tragedi 9/11. Dewan
direksi memintaku membuat ulasan tentang itu. Seandainya Islam tak ada,
tragedi itu pasti juga tidak pernah terjadi. Kau tahu juga kan bom di
London, bom Bali di negerimu, dan banyak lagi. Semua pelakunya muslim
yang mengaku jihadis. Tenggat artikelnya mungkin seminggu setelah
peringatan 9/11.”
(46)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum ditugaskan atasannya

untuk membuat artikel yang berkaitan dengan tragedi 9/11. Ia sempat menolak

tugas yang diberikan atasannya tersebut, hingga akhirnya ia sadar bahwa ini

bukanlah sekedar tugas dari atasannya untuk menyelamatkan perusahaan, tetapi

tugas yang diamanahkan padanya untuk menyelamatkan Islam di mata dunia.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tahap peyituasian

pada novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terjadi ketika Hanum dan Rangga

mendapat tugas yang mengharuskan mereka pergi ke Amerika. Tugas-tugas

tersebutlah yang nantinya akan menuntun Hanum dan Rangga ke dalam

perjalanan yang penuh dengan kejutan.


114

(2) Tahap Pemunculan Konflik (Generating Circumstances)

Pada tahap ini mengkisahkan perjalanan Hanum ketika berada di Amerika

untuk menyelesaikan tugasnya membuat artikel yang berkaitan dengan tragedi

9/11 dan tugas utamanya untuk merubah pandangan dunia tentang Islam. Hanum

berada di Ground Zero ketika aksi penolakan pembangunan masjid dilaksanakan.

Ia melihat seorang pria bertubuh besar dengan brewok lebat menjadi pemimpin

aksi protes tersebut. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Aku melihat pria bertubuh besar dengan brewok lebat menjadi pemimpin
aksi protes. Pria setengah baya berambut keriting itu tampak paling
bersemangat dibandingkan yang lain. Di pundaknya menggantung
pelantang suara. Suaranya tak berkurang kuatnya meski raut mukanya
sudah banyak berkeriput. Dia berkali-kali berteriak, “Save the soul of
ourlober, leave the soul of harted. No mosques in Ground Zero! Now and
forever.”
(92)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum bertemu dengan

seorang pria pemimpin aksi protes pembangunan masjid di area Ground Zero. Pria

tersebut bernama Michael Jones, istrinya meninggal saat tragedi 9/11, karena

itulah ia yang paling bersemangat menentang pembangunan masjid tersebut. Ia

merasa harus membalaskan dendam Anna pada Muslim yang telah membuatnya

meninggal. Hanum berpikir sosok Michael Jones-lah yang cocok dijadikan

narasumber untuk bahan artikelnya.

Setelah Hanum berpikir bahwa Jones-lah yang pantas menjadi

narasumbernya, ia berkali-kali memanggil Jones agar mau menoleh padanya,

tetapi ia gagal. Beberapa kali dicobanya, ia berhasil membujuk Jones untuk

menjadi narasumbernya dengan meneriakkan tema artikelnya „Akankah dunia

akan lebih baik tanpa Islam?” yang kemudian menarik perhatiannya hingga
115

akhirnya ia mau menjadi narasumbernya. Hal tersebut terdapat pada kutipan novel

di bawah ini.

“Sir, do you tink the world be better without Islam?” teriakku sedikit
melengking. Pria perwajah gahar itu akhirnya menoleh padaku yang terus
mengejarnya. Dia menatapku sebentar lalu menyeringai seraya
menyodorkan tangannya. Aku terengah-engah sambil mendengarkan
namanya. “Hi, I‟m Michael Jones.”
(94)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum berhasil membujuk

Michael Jones sebagai narasumber pentingnya untuk menulis artikel besar

tersebut. Jones mengisahkan kejadian tragis yang menimpa istrinya tersebut. Ia

menunjukkan foto istrinya yang bernama Joanna Jones pada Hanum. Hanum

memandang lekat-lekat foto terakhir Anna saat ia berasa di WTC saat itu. Jones

mengatakan bahwa muslimlah yang telah membuat ia kehilangan istrinya. Bahkan

ia merasa berdosa apabila tidak membuat gerakan protes pembangunan masjid

tersebut.

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tahap pemunculan

konflik dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terjadi ketika Hanum

bertemu dengan Jones. Pertemuannya dengan Jones membawa Hanum ke dalam

sebuah masalah yang serius, masalah yang tak pernah ia duga sebelumnya.

(3) Tahap Peningkatan Konflik (Rising Action)

Pada tahap ini diceritakan saat Hanum dan Jones membicarakan kisah

Anna dan tiba-tiba ia melihat salah satu demonstran membawa satu poster yang

sangat mencolok. Isi poster tersebut membuat Hanum terpaku pada kerumunan

pendemo. Demikian dengan Jones, ia tampak gelisah mengetahui isi poster

tersebut.
116

“Hey, Hanum! Mengapa engkau diam saja?” seru Jones tiba-tiba padaku.
Mataku tiba-tiba terpaku pada kerumunan pendemo yang mengacung-
acungkan puluhan poster keberatan pembangunan masjid di Ground Zero.
Dan, oh, ada poster yang terlalu mencolok. Gambar pria berserban,
berjenggot, dengan pedang disebelah kanannya. Jones membaca
kegelisahan yang menggurat di wajahku. Jones menoleh ke kerumunan
poster-poster itu. Dia juga tak kalah gelisah melihatnya.”
(97)

Dari kutipan novel di atas dapat diketahui bahwa sesuatu yang tidak

diinginkan akan terjadi pada gerakan protes pembangunan masjid. Salah satu

demonstran memicu kepanikan pihak-pihak lain karena ia membawa poster yang

berisi gambar ilustrasi Nabi Muhammad saw disertai tulisan yang provokatif.

Jones sebagai pemimpin gerakan protes tampak panik dan gelisah

begitupun dengan Hanum. Orang-orang dan polisi keamanan dengan panik

meminta pria itu menurunkan posternya. Hal tersebut dilakukan karena ketika itu

sedang dalam masa berkabung memperingati tragedi 9/11 delapan tahun yang

lalu. Hal tersebut terdapat pada kutipan novel di bawah ini.

“Please lower your poster! Lower the poster! Your provocation won‟t do
good here. Everybody is in deep mourning. Put it down! Tolong turunkan
posternya! Turunkan posternya! Gambar itu terlalu provokatif. Semua
sedang berkabung. Turunkan!”
Dua polisi muda meminta seorang pendemo menurunkan posternya. Poster
pria beserban dan berjenggot membawa pedang itu disilang-silang dengan
spidol merah, lalu dia tulis huruf berangkai besar-besar: NO MORE
MOHAMMED VICTIMS. Benar sekali, pria yang sedang mabuk itu
membuat karikatur Nabi Muhammad.”
(98)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa polisi meminta pemuda yang

membawa poster untuk menurunkan poster provokatif yang ia bawa. Ia tak ingin

suasana berkabung berubah menjadi suasana kacau akibat perbuatan pemuda

mabuk pembawa poster itu.


117

Meskipun sudah diperingatkan, pemabuk tersebut tidak menggubrisnya.

Bukannya diturunkan, ia malah semakin mengangkat tinggi-tinggi poster tersebut.

Ia bahkan memukulkan poster yang ia bawa pada polisi yang bernama

Mohammed. Dengan sigap Jones mendekati pria mabuk itu agar tidak terjadi

kericuhan yang semakin parah.Hal tersebut terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Dan, hal terakhir yang kulihat di sana adalah pemabuk itu memukulkan
posternya yang berbingkai kayu itu ke kepala polisi yang terdeteksi
bernama Mohammed. “Sialan! Aku sudah menghalau pria mabuk itu
untuk masuk dalam rombongan. Bagaimana mungkin dia bisa lolos. Dia
pencari gara-gara!” bergegas Jones meninggalkanku.”
(98)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa pria mabuk pembawa poster

melakukan perbuatan yang buruk terhadap polisi yang bernama Mohammed, ia

memukulkan poster yang ia bawa pada polisi tersebut karena ia berpikir polisi

tersebut adalah seorang muslim, terlihat dari namanya. Jones berusaha

menghalangi perbuatan pemabuk pembawa poster tersebut. Ia memaki diri

sendiri, karena sebelumnya ia sudah menghalau pemabuk tersebut tetapi gagal.

Jones berlari ke arah pemabuk itu. Ia meninggalkan Hanum yang saat itu

sedang membawa foto istrinya. Hanum memanggil Jones untuk mengembalikan

foto tetapi ia gagal karena Jones sudah berlari menjauh dan suasana sudah

memburuk. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Mr. Jones, tunggu! Ini foto istrimu!” seruku kembali sambil memandangi
foto Anna yang masih tertahan di tanganku. Namun Jones tak acuh padaku
lagi. Dalam beberapa detik Jones sudah melesat kembali ke arena demo.
Dalam beberapa detik pula demonstrasi itu berubah kacau. Kekacauan
yang mengepungku.”
(99)
118

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum berusaha

mengembalikan foto istri Jones sebelum ia pergi, tetapi ia gagal karena Jones

sudah berlanjur pergi untuk mengondisikan demo yang ia pimpin. Jones gagal

menghalau pemabuk yang membawa poster provokatif tersebut karena beberapa

detik setelah ia pergi, kekacauan tak dapat dihindari, kekacauan yang mengepung

Hanum.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tahap pemunculan

konflik dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terjadi ketika ada seorang

pemuda mabuk yang membawa poster provokatif bergambar pria berserban dan

berjenggot membawa pedang yang disilang dengan menggunakan spidol warna

merah. Gambar tersebut merupakan karikatur Nabi Muhammad.

(4) Tahap Klimak (Climax)

Tahap klimak terjadi ketika Hanum menjadi salah satu korban kericuhan

demonstrasi gerakan protes pembangunan masjid akibat tingkah laku pria mabuk

yang membawa poster provokatif. Hanum terjebak dalam situasi kacau tersebut.

Ia bahkan terkena lemparan kaleng minuman ketika akan melarikan diri. Hal

tersebut terdapat pada kutipan novel di bawah ini.

“Lempar lagi.... Lempar lagi! Polisi semua brengsek! Kejar dia!” Suara-
suara pendemo yang saling kejar dengan polisi bersahut-sahutan. Bukk!
Tiba-tiba aku merasakan sebuah kaleng minuman mendarat di
punggungku, menghantam keras tanpa ampun. Entah dari mana kaleng
alkohol itu terbang. Aku baru saja menerobos jalanan di Ground Zero yang
kini diwarnai baku lempar poster-poster yang terbuat dari bingkai kayu.
Ground Zero yang beberapa saat lalu begitu hening berubah total menjadi
kekisruhan. Orang-orang sipil pembawa bunga sekejap berteriak-teriak
meminta tolong.”
(103)
119

Dari kutipan di atas dapat diketahui kekacauan yang terjadi di Ground

Zero. Kekacauan yang membuat Hanum terjebak di dalamnya. Hanum mendapat

lemparan kaleng minuman beralkohol di punggungnya. Ia tak tahu dari mana

kaleng tersebut berasal. Ia berusaha menerobos kerumunan demonstran yang

sudah diwarnai baku lempar poster-poster yang terbuat dari kayu. Keheningan

yang tiba-tiba berubah menjadi kacau itu membuat semua orang panik, termasuk

masyarakat sipil yang saat itu mengikuti peringatan tragedi 11 September di

Ground Zero, dalam sekejap mereka berteriak memilukan meminta tolong.

Tidak hanya masyarakat sipil yang berteriak minta tolong, Hanum pun

berusaha menghubungi Rangga berharap Rangga dapat menolongnya saat ini,

namun nahas, yang terdengar hanya bunyi tidak jelas. Hanum tidak dapat berbuat

apa-apa lagi tanpa suaminya tersebut. Dalam hitungan detik, Hanum diserang

gerombolan orang yang berlari ke arahnya. Seluruh tubuhnya bergetar karena

ketakutan dan kepanikan. Hal tersebut terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Tiba-tiba segerombolan orang berlari ke arahku. Gerombolan


demonstrasi yang melarikan diri dari kejaran polisi. Tanganku bergetar.
Tubuhku hampir terhuyung karena lelah luar biasa berlari dan mencari
arah. Tubuh-tubuh pria besar peserta demo itu sekarang seperti gelombang
pasang yang siap mengempas. Aku merasakan nadiku berpulsa ratusan
kali. Aku berbalik arah dengan telepon genggam yang masih kunyalakan.”
(104)

Dari kutipan di atas dapat diketahui ketakutan Hanum ketika ia terserang

segerombolan peserta demonstrasi yang melarikan diri dari kejaran polisi. Hanum

terjebak di dalamnya. Ia sangat ketakutan hingga tangannya bergetar dan

tubuhnya terhuyung karena mencari celah untuk melarikan diri dari serangan

gerombolan demonstran tersebut. Dalam keadaan panik dan ketakutannya, Hanum


120

masih berharap Rangga dapat mengetahui situasinya dengan telepon yang masih

ia nyalakan.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tahap klimak

dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terjadi ketika Hanum terjebak

dalam kericuhan yang terjadi di Ground Zero. Kericuhan yang membuatnya

terpisah dari Rangga. Kericuhan itu pula yang mengawali cobaan-cobaan lain

yang dialaminya di Amerika.

(5) Tahap Penyelesaian (Denouement)

Pada tahap ini, Hanum sudah mulai mengerti apa yang sebenarnya terjadi

pada 11 September 2001 di WTC setelah mendengar pidato Phillipus Brown pada

acara CNN TV Heroes di Baird Auditorium. Phillipus Brown, salah satu kandidat

heroes sekaligus kawan Ibrahim Hussein menyampaikan pidatonya. Ia

mengisahkan kejadian yang sebenarnya terjadi antara dirinya, Abe, dan Joanna.

Dalam kisahnya, Abe-lah yang menolongnya hingga ia dapat menjadi seorang

yang dermawan seperti saat ini. Phillipus Brown merasa bersalah atas

perbuatannya yang tidak menepati janji untuk menyusul Abe, hingga akhirnya

Abe meninggal dalam tragedi tersebut. Sebelum meninggal, Abe menitipkan

sesuatu pada Brown agar diberikan kepada istrinya, Azima, karena hari itu adalah

hari ulang tahun pernikahan mereka. Dalam pidatonya, ia memanggil Azima dan

keluarganya untuk naik ke panggung. Phillipus Brown ingin menyerahkan sesuatu

yang berharga itu pada Azima dengan disaksikan oleh keluarganya. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan novel sebagai berikut.

“Ladies and gantleman, saya ingin mengundang Nyonya Azima, Sarah


Hussein, dan Nyonya Collinsworth. Untuk naik ke panggung. Dan juga
121

anak saya, Layla Brown. Perkenankanlah saya menyerahkan Rima


Ariadaeus untuk mereka. Inilah bukti kekuasaan Tuhan. Mempertemukan
saya dengan keluarga orang yang telah menjadi pahlawan saya. Inilah saat
yang paling mengharukan itu. “Nyonya Azima, saya ingin menyerahkan
cincin ini kepada Anda. Cincin berlian perlambang cinta dan kemuliaan
suami Anda.”
(316-317)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Abe menitipkan sebuah cincin

berlian kepada Brown untuk diserahkan kepada Azima, istrinya. Cincin berlian itu

sebagai hadian ulang tahun penikahan mereka. Hanum menyadari maksud

perkatakan Abe pada rekaman yang waktu lalu ia dengarkan adalah sebuah cincin.

Abe tak pernah lupa pada hari ulang tahun pernikanan mereka. Dia sungguh

mencintai Azima dan keluarganya. Setelah menerima cincin yang bertuliskan

“Azima-Ibrahim 11 September 2nd Anniversary” dari Brown, meledaklah tangis

Azima dan keluarganya. Nyonya Collins sadar bahwa putrinya hidup bahagia

dengan suaminya, Abe. Kemudian Nyonya Collins mengeluarkan syal di leher

dari tas tentengnya. Nyonya Collins mengerudungan syal tersebut ke atas kepada

Azima, yang artinya ia sudah merestui Azima sebagai seorang muslim.

Sejak mengantarkan Hanum, dan keluarga Azima memasuki Baird

Auditorium, Rangga meminta izin pada Hanum untuk ke toilet. Beberapa saat

setelah acara dimulai Rangga tak kunjung kembali, bahkan ketika acaranya

selesai. Inilah kejutan spesial yang diberikannya pada Hanum. Bahkan Rangga

menghubungi atasan Hanum, Gerturd untuk melihat acara CNN TV Heroes,

sehingga Gerturd dengan gembira menghubungi Hanum dan memuji

kegigihannya untuk menyelesaikan tugasnya. Meskipun demikian, Hanum tetap

kesal pada Rangga karena ia tidak ada disampingnya ketika momen penting itu
122

terjadi, padahal sebenarnya Rangga berada di sisi yang berbeda dari Hanum, ia

mengawasi gerak-gerik istrinya dari jauh. Setelah acara usai, Rangga menemui

Hanum dan memeluknya dengan erat. Hanum merasa kesal tetapi juga bersyukur

atas apa yang dilakukan suaminya untuk dirinya. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan novel di bawah ini.

“Rangga menggenggam tanganku. Kami saling pandang dalam pelukan.


Aku tahu kami sedang berpikir hal yang sama. Dengan mukjizat-Nya,
Tuhan telah begitu percaya pada kami untuk menjadi bagian dari skenario
indah-Nya hari ini. Perpisahan kami telah menyeruakkan agenda Tuhan
yang paling besar. Bukan hanya mengingatkanku pada arti kebersamaan.
Tuhan tahu benar kami berdua berpisah untuk menjalankan misi-Nya. Ya,
ini adalah kejutan yang terindah. Tak hanya bermakna bagi kami berdua.
Tapi juga bagi dunia.”
(323)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga memberikan kejutan

yang sangat spesial untuk Hanum. Kejutan yang membuat mereka memahami arti

kebersamaan. Perpisahan mereka membawakan dampak besar bagi hubungan

mereka. Tidak hanya berdampak pada hubungan Hanum dan Rangga, tetapi juga

berdampak pada berubahnya pandangan dunia tentang Islam. Islam yang mereka

kenal sebagai agama yang keji, kejam, dan tak berperikemanusiaan ternyata

memberikan kedamaian dan menyatuan umat dari seluruh penjuru dunia. Misi

Hanum dan Rangga di Amerika telah selesai dan berakhir dengan indah. Hanum

dapat menjawab “Tidak” pada artikel yang akan ia buat yang bertemakan “Would

the world be better without Islam?”, “Akankah dunia lebih baik tanpa Islam?”.

Islam adalah agama yang membawa kedamaian bagi seluruh umat di dunia.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tahap penyelesaian

dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terjadi ketika Phillipus Brown
123

menyerahkan cincin berlian titipan Abe pada Azima. Cincin berlian sebagai

hadiah terakhir ulang tahun pernikahan ke dua mereka. Selain itu, Brown juga

menyatakan bahwa ia dan keluarga Azima mulai saat itu telah menjadi keluarga.

Selain itu, pertemuan kembali Hanum dan Rangga ketika acara CNN TV Heroes

berakhir juga menjadi tahap akhir dari novel Bulan Terbelah di Langit Amerika.

Mereka bersyukur telah menjadi saksi kebenaran peristiwa yang membuat nama

baik agama Islam dan muslim dipandang buruk di mata dunia. Kejadian demi

kejadian yang dialami Hanum di Amerika mampu membuatnya menjawab

“TIDAK” dengan lantang terhadap pertanyaan “Would the world be better without

Islam?”, “Akankah dunia lebih baik tanpa Islam?”. Dunia akan lebih baik dengan

adanya Islam, karena Islam merupakan agama rahmatan lil alamiin.

4) Latar

(1) Latar tempat

Latar tempat pada novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais terjadi di museum Memorial Ground Zero, bangku panjang Grand

Memorial, lorong kecil, kursi panjang Central Park, undakan Jefferson Memorial,

dan Baird Auditorium.

b) Museum Memorial Ground Zero

Pengarang menunjuk Museum Memorial Ground Zero sebagai tempat

Hanum mencari narasumber untuk bahan artikelnya. Hawa dingin di museum

membuat Hanum mengentakkan kaki dan mengusap tangannya. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.


124

“Lima menit aku dan Rangga berdiri di depan pintu museum itu. Aku
mengentak-entakkan kaki dan mengusap-usap tangan untuk mengimbangi
angin dingin pada pagi hari yang sunyi.”
(82)

Pengarang menjelaskan latar peristiwa di atas terjadi di sebuah museum.

Latar tempat museum tidak dijelaskan secara detail karena dalam kutipan di atas

hanya dikatakan bahwa Hanum dan Rangga sedang berdiri di depan pintu sebuah

museum.

Ada beberapa deskripsi yang menunjukkan Hanum dan Rangga sedang

berada di sebuah museum, tepatnya museum Memorial Ground Zero. Hanum

merasa frustasi ketika tak kunjung mendapatkan narasumber yang ia inginkan di

museum. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Tapi kali ini aku seperti dibutakan. Tak ada intuisi apa pun yang
mengatakan orang-orang yang akan kutemui di Memorial Ground Zero
cocok dengan kemauanku. Aku butuh tangan Tuhan Yang Maha
Menuntun kepada narasumber yang tepat.”
(83)

Dari kutipan di atas dapat diketahui Hanum mengunjungi Museum

Memorial Ground Zero untuk mencari narasumbernya sebagai bahan artikel yang

ditugaskan padanya. Meskipun sebenarnya ia tidak cukup yakin apakah ada orang

yang akan ia temui yang sesuai dengan keinginannya, namun Hanum tetap berdoa

kepada Tuhan agar ia diberikan pertolongan.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pengarang tidak

mendeskripsikan secara jelas penampakan museum. Pengarang hanya menyatakan

bahwa tokoh Hanum dan Rangga mendatangi museum untuk mencari narasumber

yang sesuai dengan keinginan Hanum.


125

c) Bangku panjang Grand Memorial

Pengarang menunjuk sebuah bangku panjang di Grand Memorial sebagai

tempat Rangga menunggu Hanum yang akan pergi mencari narasumber diacara

demo penolakan pembangunan masjid sekaligus acara peringatan tragedi 11

September. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Aku mengangguk mantap. Aku memintanya menunggu saja di bangku


panjang sekitar Grand Memorial. Menjaga dua koper kecil dan dua ransel
dalam keadaan dingin dan semrawut area Ground Zero, membuatku tak
tega melihatnya.”
(89)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengarang menyatakan dengan

jelas latar tempat yang merujuk pada bangku panjang di sekitar Grand Memorial.

Latar tempat yang ditujuk oleh pengarang sebagai tempat Rangga menunggu

Hanum selama ia menyelesaikan liputannya di Ground Zero.

d) Lorong Kecil

Lorong kecil merupakan tempat Hanum melarikan diri dari segerombolan

orang menyerbunya akibat kekacauan yang terjadi di Ground Zero. Di lorong

kecil itu pula Hanum kehilangan arah. Ia tak tahu sedang berada di mana saat itu.

Keadaan lorong yang kumuh membuatnya merasa jijik. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan novel di bawah ini.

“Di sebuah lorong kecil penuh dengan deretan bak sampah besar aku
terduduk lesu. Kakiku masih bergetar meski kerusuhan di luar lorong ini
sudah terjadi 20 menit lalu. Aku tak tahu persis di manakah aku berada
saat ini. Aku memekik ketika melihat rombongan tikus dan anak-
beranaknya melewatiku dengan angkuh. Seperti mengatakan aku sedang
memasuki teritori mereka. Kecoak-kecoak beterbangan di dinding beton
dan ingin menghinggapiku karena aku melihat mereka dengan jijik.”
(108)
126

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengarang menjelaskan secara

detail keadaan lorong kecil. Sebuah lorong kecil yang berada di kawasan Ground

Zero digambarkan sebagai tempat yang kumuh dan menjijikkan. Pengarang

mendeskripsikan keadaan lorong sebagai tempat kumuh dengan adanya deretan

bak sampah besar, adanya gerombolan tikus, serta kecoak-kecoak yang

beterbangan.

e) Kursi Panjang Central Park

Kursi panjang Central Park merupakan tempat duduk Hanum dan Azima

setelah pertemuan kedua mereka. Azima mendapati Hanum dalam keadaan

mengenaskan setelah kekacauan yang terjadi di Ground Zero. Azima memutuskan

untuk mengajak Hanum bermalam di rumahnya, tapi sebelumnya Azima dan

Hanum menunggu putri Azima, Sarah, di Central Park. Hal tersebut terdapat pada

kutipan novel di bawah ini.

“Kami duduk di kursi panjang di luar Central Park menghadap Columbus


Circle. Patung itu masih saja berdiri jumawa. Orang-orang berlalu-lalang
melewati kami. Ada yang berlari sore, berjalan-jalan sambil mendorong
kereta bayi, sekadar memadu kasih dengan pasangan, hingga berkejaran
dengan anjing kesayangan.”
(134)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengarang mendeskripsikan

latar tempat cukup jelas. Latar tempat yang menjadi lokasi Hanum duduk bersama

dengan Azima. Tempat tersebut berada di Central Park tepatnya di kursi panjang

di luar Central Park, kursi tersebut menghadap pada patung Columbus Circle.

f) Undakan Jefferson Memorial

Undakan Jefferson Memorial merupakan tempat Rangga menunggu

Hanum setelah ia meninggalkannya menuju Union Station DC atas permintaan


127

Hanum. Rangga tidak tahu kejadian tragis yang menimpa istrinya itu. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Masih beberapa jam lagi, bus terakhir yang mengangkut Hanum dari
New York seharusnya akan tiba di Union Station DC. Aku putuskan
menunggu sambil duduk-duduk di undakan Jefferson Memorial.
Menikmati pemandangan yang terhampar di depan mata.”
(170)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengarang tidak

mendeskripsikan latar tempat dengan jelas. Pengarang hanya menyebutkan nama

tempat sebagai lokasi Rangga menunggu Hanum, yakni di undakan Jefferson

Memorial.

g) Baird Auditorium

Baird Auditorium merupakan tempat untuk acara CNN TV Heroes yang

nantinya akan menjadikan tempat tersebut sebagai tempat untuk mengungkapkan apa

yang sebenarnya terjadi pada kejadian 11 September 2001. Kejadian tragis yang

menimpa Ibrahim Hussein, Phillipus Brown, dan Joanna Jones yang akan dikisahkan

oleh Phillipus Brown, satu-satu yang selamat dari ketiga orang tersebut. Hanum

berpikir bahwa Baird Auditorium tidak cukup luas untuk acara berperingkat dunia

seperti CNN TV Heroes. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Baird Auditorium tak terlalu luas untuk sebuah acara berperingkat dunia.
Aku bisa meniliknya dari luar sebelum melewati detektor metal. Aku
terkecoh dengan monitor display TV plasma yang digelar di depan pintu
masuk Baird Auditorium, yang membuat auditorium itu tiga kali lebih
besar daripada aslinya.”
(272)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengarang mendeskripsikan latar

tempat dengan cukup jelas. Latar tempat yang bernama Baird Auditorium

merupakan tempat yang tidak cukup besar yang memiliki detektor metal, selain itu
128

juga terdapat monitor display TV plasma yang digelar di depan pintu masuk Baird

Auditorium, yang membuat auditorium itu tiga kali lebih besar daripada aslinya.

(1) Latar Waktu

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Rais terdapat latar waktu. Latar waktu dalam novel tersebut meliputi latar waktu

pagi hari, latar waktu siang hari, dan latar waktu malam hari.

a) Pagi

Latar waktu dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais terjadi pada pagi hari. Setelah hanum membaca koran pagi yang

kemudian ia memutuskan untuk pergi ke acara peringatan di Memorial Park. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Aku harus pergi ke acara peringatan di Memorial Park siang ini. Koran
pagi melansir, akan ada 1.000 orang mengenang tragedi 9/11 di sana.
Lebih mudah mencari keluarga korban nonmuslim di sana nanti. Dari
sekian ribu orang yang tumpas pada hari pilu itu, keyakinanku mengatakan
harus ada setidaknya satu yang bisa kudapatkan sebagai narasumber.”
(84)

Berdasarkan kutipan tersebut dapat diketahui bahwa latar waktu terjadi

pada pagi hari yang ditandai Hanum telah membaca koran pagi dan akan

menghadiri acara peringatan 9/11 di Memorial Park pada siang harinya.

Pengarang memang tidak menjelaskan secara detail mengenai latar waktu yang

menunjukkan pagi hari, tetapi dari kutipan dapat diketahui bahwa waktu

menunjukkan pagi hari ketika Hanum membaca koran pagi.

Saat acara CNN TV Heroes ditayangkan secara live, Gerturd yang saat itu

berada di Wina juga turut menyaksikan acara tersebut. Latar waktu di Wina saat

itu pagi hari, Gerturd harus bangun pagi karena pesan Rangga yang memintanya
129

untuk menonton CNN TV Heroes. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah

ini.

“Wahnsihn, Hanum! Gila! Kau membuat berita gila! Aku mendapatkan


pesan pendek dari suamimu. Aku diminta menonton CNN TV pagi-pagi
buta begini di sini! Kukira ada bom lagi! Suara perempuan yang sangat
kukenal itu menyambar begitu saja. Siapa lagi kalau bukan Gerturd
Robinson.”
(309)

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa Gerturd menonton acara CNN TV

pada pagi hari, setelah mendapat pesan dari Rangga, suami Hanum. Latar waktu

pagi hari ditunjukkan secara jelas oleh pengarang. Dalam kutipan, pengarang

langsung menyebutkan bahwa situasi saat itu menunjukkan pagi hari.

b) Siang

Latar waktu pada novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais terjadi pada siang hari ketika Hanum dan Rangga mengunjungi

Museum Ground Zero untuk mencari narasumber. Ia menemui wanita penjaga

museum dan menanyakan sesuatu kepadanya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

di bawah ini.

“Kami dari Indonesia. Wartawan yang akan meliput aksi peringatan 9-11
siang ini.Oh ya, kau tahu katanya ada masjid di dekat sini. Benar?”
tanyaku berharap sekenanya. Sekenanya aku menganggap mana mungkin
perempuan bule pirang itu tahu.”
(86)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengarang cukup jelas

menunjukkan latar waktu terjadi pada siang hari. Pengarang langsung

menunjukkan pada kutipan bahwa Hanum dan Rangga berada di museum pada

siang hari, tepatnya pada pelaksaan aksi peringatan akan diselenggarakan.


130

c) Malam

Latar waktu pada novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais terjadi pada malam hari ketika Gerturd menghubungi Hanum

untuk datang ke kantor besok pagi. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di

bawah ini.

“Maaf meneleponmu malam-malam. Besok kau harus masuk kantor pagi-


pagi...,” suaranya kini sedikit bergetar. Ada harap besar padaku.”
(21)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengarang mengungkapkan

secara jelas latar waktu yang terjadi dalam peristiwa menunjukkan waktu malam

hari. Latar waktu malam hari ketika Gerturd meminta Hanum untuk datang ke

kantor esok paginya.

d) Latar Suasana

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Rais terdapat latar suasana. Latar suasana dalam novel tersebut menunjukkan latar

suasana bahagia, latar suasana sedih, latar suasana haru, dan latar suasana

menegangkan.

a) Bahagia

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Rais terdapat latas suasana bahagia. Momen bahagia tercipta ketika kebenaran

yang terjadi pada tragedi yang menimpa Abe, suami Azima, terungkap oleh

Phillipus Brown. Dalam kebahagiaan itu, Brown mengatakan kepada Sarah untuk

bersekolah ke mana pun ia mau, seperti yang diinginkan ayahnya, Abe. Brown

memeluk Azima dengan erat dan menepuk-nepuk punggung Azima. Brown


131

mengatakan bahwa mulai saat ini dia dan Azima telah menjadi keluarga,

begitupun dengan Sarah dan Nyonya Collins. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

di bawah ini.

“Ada jeda waktu di sana. Lalu Sarah mengangguk mantap. Seketika tepuk
tangan hadirin membahana dalam ruang. Tepuk tangan itu terus berlanjut
saat Phillipus memeluk Azima dengan erat dan menepuk-nepuk
punggungnya. Lalu masih dengan wireless yang terus merekam apa yang
dia ucapkan, dia berkata lirih, “You are my sister from now on. Sarah is
my niece. Layla is her cousin. And Mrs. Collins is my parent. I pledge to
protect you as so much as I love mu own family.”
(318)

Dari kutipan di atas dapat diketahui momen bahagia terjadi ketika

Phillipus memeluk Azima dengan erat dan mengatakan bahwa saat ini dirinya dan

Azima merupakan keluarga, begitupun dengan Saran, Nyonya Collins dan Layla

yang menjadi bagian dari keluarga barunya.

Suasana bahagia juga menyelimuti pasangan Hanum dan Rangga. Setelah

berpisah selama acara CNN TV Heroes tersebut akhirnya Rangga dan Hanum

bertemu. Hanum memeluk erat Rangga, ia sangat menyukai kejutan spesial yang

diberikan suaminya itu. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Aku urungkan niatku memukul dirinya. Kudekap Rangga seerat aku


mendekap Azima tadi malam. Kuraih tangan Rangga yang melingkar di
leherku. Begitu hangat. Aku tak ingin kehilangan suamiku lagi. Aku tak
ingin kami “terbelah” lagi. Rangga mengenggam tanganku. Kami saling
pandang dalam pelukan. Aku tahu kami sedang berpikir tentang hal yang
sama.”
(323)

Dari kutipan di atas dapat diketahui momen bahagia Rangga dan Hanum

adalah ketika mereka bertemu setelah acara CNN TV Heroes berakhir. Hanum

yang tak pernah menyangka suaminya akan memberikan kejutan spesial tersebut

memeluk Rangga dengan erat. Mereka tidak ingin terpisahkan lagi.


132

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pada novel Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais terdapat latar suasana

bahagia. Susana bahagia yang membuat jalan cerita lebih hidup dan menarik.

b) Sedih

Latar suasana novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais adalah suasana sedih. Suasana sedih terjadi ketika Hanum

berusaha mencari narasumber di Masjid Aqsa tetapi tidak menemukan sesuatu

yang ia cari. Tidak ada siapapun yang cocok untuk dijadikannya narasumber. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Wajah Hanum mendadak getun, kecewa. Rasanya seperti mencencang


air. Usaha yang sia-sia setelah sedemikian rupa; harapannya bergantung
pada Masjid Aqsa.”
(76)

Dari kutipan di atas dapat diketahui suasana sedih terjadi ketika Hanum

tidak juga menemukan narasumbernya di Masjid Aqsa. Dengan wajah kecewanya

ia merasa usahanya telah gagal ketika mendapati Masjid Aqsa telah dalam

keadaan ditutup.

Suasana sedih juga menyelimuti keluarga korban tragedi 9/11. Michael

Jones, istrinya meninggal dunia dalam tragedi tersebut. Menjadi pemimpin

gerakan protes pembangunan masjid. Hanum berhasil membujuknya untuk

menjadi narasumbernya. Kesedihan kembali mencuat ketika Jones menceritakan

kisah istrinya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Nama istriku terpahat di sana selamanya.” Mata Jones berkaca-kaca,


menerawang jauh ke Monumen Peringatan. Napasnya naik turun tak
beraturan, pertanda dia dalam kecamuk emosi.”
(95)
133

Dalam kutipan di atas dapat diketahui bahwa suasana sedih terjadi ketika

Jones teingat akan istrinya yang sudah meninggal di WTC akibat tragedi 11

September. Nama istri Jones terpahat di Monumen Peringatan sebagai tanda

bahwa ia menjadi salah satu korban yang meninggal dunia akibat kejadian nahas

tersebut. Mata Jones berkaca-kaca ketika mengingat hal itu. Ia sakit hati kepada

muslim yang telah membuatnya terpisah dengan istrinya untuk selamanya.

Dari beberapa kutipan novel di atas dapat disimpulkan bahwa pada novel

Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais terdapat latar

suasana sedih. Latar suasana sedih pada novel ditujukkan melalui cobaan yang

menimpa tokoh dan perpisahan yang terjadi antar tokoh.

c) Haru

Latar suasana novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais adalah suasana haru. Suasana haru terjadi ketika Hanum dan

Rangga dipertemukan kembali setelah dua hari mereka dipisahkan dalam keadaan

yang memprihatinkan. Hanum memeluk Rangga dengan erat dan bersyukur

karena Allah telah mempertemukannya kembali dengan suami tercinta. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Aku memeluk Rangga seerat-eratnya saat dia membalikkan badan. Ada


kekuatan yang berlebihan darinya ketika melepas cengkeraman tanganku.
Reaksinya seperti sedang melayani lawan tangguh. Aku terkekeh dalam
hati. Satu detik itu kami saling pandang. Dan aku sudah tak sadar kapan
dia benar-benar memelukku. Ya, inilah reuni kerinduan tak terperi dari
suami-istri yang baru saja dipisahkan puluhan jam lebih oleh Sang Maha
Penebar Rindu Tak Terelakkan.”
(250)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa suasana haru terjadi ketika

Hanum dan Rangga dipertemukan kembali oleh Allah setelah dua hari terpisah.
134

Meskipun Hanum mengalami kejadian yang mengerikan selama dua hari tanpa

suaminya tersebut, ia tetap bersyukur kepada Allah karena telah mempertemukan-

nya kembali dengan suaminya.

Suasana haru juga terjadi ketika Phillipus Brown memberikan sebuah

cincin berlian yang dititipkan Abe kepadanya untuk diberikan kepada Azima, istri

Abe. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Inilah saat yang paling mengharukan itu. “Nyonya Azima, saya ingin
menyerahkan cincin ini kepada Anda. Cincin berlian perlambang cinta dan
kemuliaan suami Anda.”
(317)

Dari kutipan novel di atas dapat diketahui bahwa suasana haru terjadi

ketika Phillipus Brown menyerahkan cincin berlian yang dititipkan Abe padanya

ketika tragedi 11 September terjadi. Cincin berlian tersebut sebagai hadian ulang

tahun pernikahan Azima dan Abe yang ke-2.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pada novel Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais terdapat latar suasana

haru. Latar suasana haru ditunjukkan melalui pertemuan kembali yang dialami

antartokoh. Selain itu, latar suasana haru juga ditunjukkan ketika sebuah

kebenaran yang terungkap menjadi sebuah kebahagiaan.

d) Menegangkan

Latar suasana novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais adalah menegangkan. Suasana menegangkan terjadi ketika Hanum

terjebak dalam kekacauan aksi protes pembangunan masjid. Hanum berlari untuk

menghindari kekacauan yang sedang terjadi. Hingga akhirnya segerombolan

orang berlari ke arahnya seakan ia menjadi sasaran penyerangan orang-orang


135

tersebut. Saat itulah Hanum merasakan ketegangan yang luar biasa. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Tiba-tiba segerombolan orang berlari ke arahku. Gerombolan


demonstrasi yang melarikan diri dari kejaran polisi. Tanganku bergetar.
Tubuhku hampir terhuyung karena lelah luar biasa berlari dan mencari
arah. Tubuh-tubuh pria besar peserta demo itu sekarang seperti gelombang
pasang yang siap mengempas. Aku merasakan nadiku berpulsa ratusan
kali. Aku berbalik arah dengan telepon genggam yang masih kunyalakan.”
(104)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa suasana menegangkan terjadi

ketika kekacauan aksi penolakan pembangunan masjid terjadi. Hanum berusaha

mengindari kekacauan tersebut dengan berlari tak tentu arah, namun siapa yang

mengira justru dia diserbu segerombolan orang yang berlari ke arahnya. Hanum

merasakan ketegangan yang luar biasa atas kejadian tersebut.

e) Latar Sosial

Latar sosial dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais adalah kisah seorang perempuan yang rela berkorban demi

membela keyakinannya. Banyak kejadian yang dialaminya melalui orang-orang

baru yang ia temui di Amerika, tempat ia memperjuangkan keadilan muslim di

dunia.

Hanum bertemu dengan Azima untuk kedua kalinya ketika ia mendapat

kesulitan akibat kericuhan aksi protes pembangunan masjid di Ground Zero.

Kericuhan itu membuat Hanum mendapatkan beberapa luka di tubuhnya, namun

ia bertemu dengan Azima atau Julia Collins, Azima membantu Hanum membalut

lukanya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.


136

“Perempuan itu menyalamiku. Dengan sigap dia membuka plastik yang


dia bawa dan mengeluarkan gulungan perban putih. Dia tidak peduli
dengan kebengonganku yang begitu jelas. Aku mengenali wajahnya.”
(120)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum bertemu dengan Azima

ketika ia menjadi salah satu korban kericuhan aksi gerakan protes pembangunan

masjid. Kebaikan Azima ditunjukkan untuk menolong Hanum yang sedang dalam

kesusahan karena luka-luka yang ada ditubuhnya.

Tidak hanya bertemu dengan Azima atau Julia Collins. Hanum juga

bertemu dengan salah satu keluarga korban tragedi 11 September lainnya, yakni

Michael Jones. Hanum dan Jones berbicara dengan akrab sebagai seorang

narasumber dan wartawan, tetapi pembicaraan mereka menjadi canggung ketika

Hanum mengatakan pada Jones bahwa ia merupakan seorang muslim. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Jones menaikkan alis matanya. Dia menunggu apa yang ingin dia
katakan. “Muslim,” akhirnya kata itu terucap. Jones melihat tetes air mata
jatuh menggenang di atas cangkir kopiku. Dengan matanya yang masih
berkaca-kaca, kulihat Jones membuang wajahnya dariku.”
(226)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Jones tidak terlalu suka dengan

kenyataan bahwa Hanum merupakan seorang muslim. Ketidaksukaan Jones

ditunjukkan melalui perlakuannya terhadap Hanum, Jones membuang wajahnya

dari Hanum.

Setelah Jones mengetahui bahwa Hanum merupakan seorang muslim,

mereka melanjutkan wawancara dengan hati berkecamuk. Hanum kembali

mengulang pertanyaan „Akankah dunia lebih baik tanpa Islam?‟. Jones menjawab
137

pertanyaan Hanum, tetapi jawaban Jones membuat Hanum bingung. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Aku, hm, ingin menjawab ya. Coba kau hitung berapa kali sudah bom
bertebaran di seluruh dunia sejak 9/11. Dan selalu saja kata „muslim‟
bertebaran pada saat yang sama.” Jones membungkuk berkali-kali. Tapi
jelaslah aku tak mengerti mengapa ia menggunakan kata “ingin”. Dia
melihatku dengan mata luruh. Air mataku menggenang. Menahan napas
yang kustop beberapa saat, kecuali aku ingin dia tahu bahwa aku sedang
menahan sakit.”
(229)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Jones menjawab „tidak‟ untuk

pertanyaan Hanum. Meskipun Jones tidak menjawab pertanyaan Hanum secara

langsung, tetapi dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Jones menjawab

„tidak‟ untuk pertanyaan „Akankah dunia lebih baik tanpa Islam?‟.

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa latar sosial terjadi ketika

Hanum bertemu dengan orang-orang yang menjadi narasumbernya sekaligus guru

kehidupannya, Azima dan Jones. Azima yang berstatus muslim mengajarkannya

arti ketegaran dalam menghadapi cobaan. Jones yang berstatus non muslim

mengajarkannya arti kesedihan dan kepedihan karena kehilangan. Pertemuannya

dengan kedua narasumbernya di Amerika tersebut membuatnya lebih percaya diri

menjadi muslim, karena sebenarnya tidak semua masyarakat di dunia

menganggap bahwa Islam adalah agama yang mengerikan. Bahkan Michael Jones

yang awalnya sangat membenci muslim, ia tidak bisa menjawab „ya‟ atas

pertanyaan Hanum, „Akankah dunia lebih baik tanpa Islam?‟ Jones menjawabnya

tidak. Hanum dapat mengembalikan kepercayaan diri muslim di seluruh dunia

melalui pengorbanan yang ia alami dan pertemuannya dengan orang-orang yang

luar biasa di Amerika.


138

5) Hubungan Fakta Cerita Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya

Hanum Salsabiela Rais

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat unsur fakta cerita

yang meliputi, tokoh dan penokohan, alur, dan latar. Ketiga unsur tersebut saling

terhubung sehingga membentuk satu kesatuan.

Unsur tokoh dan penokohan tokoh utama dalam novel memiliki hubungan

terhadap alur dan latar cerita. Tokoh utama Hanum memiliki sifat berpendirian

kuat. Salah satu kejadian yang membuktikan bahwa Hanum memiliki sifat

berpendirian kuat terdapat dalam kutipan novel berikut ini.

“Jelaslah itu susah. Ya. Lagi-lagi mengapa Hanum tidak beringsut dari
kekokohannya tidak menggunakan data Gerturd? Jika hanya karena dia tak
percaya pada hasil riset Gerturd, karena Gerturd bukanlah seorang muslim
dan cenderung mencari narasumber yang tidak tepat sasaran, Hanum
sudah terlalu berprasangka. Dirinya hanya mengontak satu narasumber
yang diberikan Gerturd dan tidak menerima balasan apa pun. Itu cukup
membuatnya sudah tidak percaya lagi dan mulai dengan manuver mencari
narasumber sendiri tanpa petunjuk yang jelas.”
(71)

Kutipan di atas menunjukkan sifat berpendirian kuat Hanum. Sifat tersebut

ditunjukkan melalui keputusannya untuk mencari narasumbernya sendiri tanpa

menggunakan data koresponden yang sudah diberikan Gerturd. Sifat Hanum

tersebut justru menimbulkan kesulitan untuk dirinya sendiri. Ia semakin sulit

mencari narasumber yang sesuai dengan keinginannya.

Tokoh Hanum yang memiliki sifat berpendirian kuat yang ditunjukkan

melalui kutipan di atas menimbulkan kesulitan untuk dirinya sendiri. Kesulitan

yang dialami Hanum karena sifatnya tersebut menjadi penyebab tahap

peningkatan konflik pada alur. Pada tahap peningkatan konflik, Hanum berhasil
139

menemukan narasumber yang sesuai dengannya, tetapi ia justru terjebak dalam

kekacauan demonstrasi ketika ia mewawancarai narasumbernya itu. Berikut ini

kutipan yang menunjuk pada tahap peningkatan konflik tersebut.

“Mr. Jones, tunggu! Ini foto istrimu!” seruku kembali sambil memandangi
foto Anna yang masih tertahan di tanganku. Namun Jones tak acuh padaku
lagi. Dalam beberapa detik Jones sudah melesat kembali ke arena demo.
Dalam beberapa detik pula demonstrasi itu berubah kacau. Kekacauan
yang mengepungku.”
(99)

Kutipan di atas menunjukkan kekacauan yang terjadi ketika Hanum

berhasil menemukan narasumbernya. Sifat berpendirian kuat Hanum

membuahkan hasil, yaitu ia bertemu dengan Jones yang menurutnya cocok untuk

dijadikan narasumber, tetapi disisi lain, sifatnya tersebut justru menyulitkan

keadaannya sendiri. Ia akhirnya terkepung kekacauan yang terjadi di Ground

Zero. Seandainya ia menuruti saran suaminya untuk menwawancarai narasumber

yang direkomendasikan Gerturd, belum tentu ia akan mengalami kejadian

tersebut.

Alur pada tahap peningkatan konflik tersebut dapat terhubung dengan latar

tempat terjadinya peristiwa dalam cerita, yaitu latar tempat lorong kecil di area

Ground Zero. Tahap peningkatan konflik yang ceritakan melalui tokoh Hanum

tersebut terjadi di Ground Zero, salah satu latar tempat yang terdapat dalam cerita.

Kekacauan yang terjadi di Ground Zero membuat Hanum berusaha melarikan diri

dari tempat tersebut. Ia menemukan sebuah lorong kecil di area Ground Zero yang

menurutnya cocok untuk tempat berlindungnya. Berikut kutipan yang menunjuk

pada latar tempat tersebut.


140

“Di sebuah lorong kecil penuh dengan deretan bak sampah besar aku
terduduk lesu. Kakiku masih bergetar meski kerusuhan di luar lorong ini
sudah terjadi 20 menit lalu. Aku tak tahu persis di manakah aku berada
saat ini. Aku memekik ketika melihat rombongan tikus dan anak-
beranaknya melewatiku dengan angkuh. Seperti mengatakan aku sedang
memasuki teritori mereka. Kecoak-kecoak beterbangan di dinding beton
dan ingin menghinggapiku karena aku melihat mereka dengan jijik.”
(108)

Berdasarkan kutipan di atas, dapat diketahui bahwa tahap peningkatan

konflik pada alur berhubungan dengan latar tempat terjadinya peristiwa. Latar

tempat tersebut terdapat pada sebuah lorong kecil. Lorong kecil tersebut berada di

area Ground Zero, tempat yang digunakan untuk melakukan demo penolakan

pembangunan masjid. Di tempat itulah Hanum berusaha untuk menyelamatkan

diri dari kekacauan demo tersebut.

Dari beberapa kutipan dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

fakta cerita dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais memiliki hubungan satu sama lain yang menyebabkan unsur

tersebut menjadi suatu satu kesatuan. Sifat berpendirian kuat Hanum yang

menginginkan narasumber sesuai keinginannya tanpa mempertimbangkan data

yang diberikan Gerturd menuntunnya kedalam permasalahan. Permasalahan yang

menyulitkan dirinya sendiri, yaitu kekacauan yang terjadi ketika demo penolakan

masjid terjadi. Kekacauan tersebut terjadi di Ground Zero yang menjadi latar

tempat dalam cerita. Dari kekacauan itu pula Hanum berusaha menyelamatkan

diri, hingga akhirnya ia menemukan sebuah lorong kecil di Ground Zero sebagai

tempat untuk menyelamatkan diri dari kekacauan tersebut.


141

b. Unsur Intrinsik Tema dan Fakta Film Bulan Terbelah di Langit Amerika

Karya Hanum Salsabiela Rais

Unsur intrinsik yang terdapat dalam film Bulan Terbelah di Langit

Amerika karya Hanum Salsabiela Rais meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur,

dan latar. Tema dalam novel dibagi menjadi dua bagian, yakni tema mayor, dan

tema minor. Berikut ini merupakan uraian unsur intrinsik tema dan fakta yang

terdapat dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika.

1) Tema

Tema adalah ide pokok atau pikiran utama yang menjadi tujuan dan dasar

pengembangan permasalahan oleh seorang pengarang dalam karyanya. Tema

dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu tema mayor dan tema minor. Tema

mayor merupakan makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan umum

karya sastra. Tema mayor ditentukan dengan cara menentukan persoalan yang

paling menonjol dalam cerita. Tema minor adalah makna yang hanya terdapat

pada bagian-bagian tertentu cerita atau dapat diidentifikasikan sebagai makna

tambahan. Di bawah ini disajikan pembahasan data mengenai tema dalam film

Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais.

a) Tema Mayor

Tema mayor yang terdapat dalam film ini adalah perjuangan tokoh utama

seorang wanita bernama Hanum dalam membela agamanya, yakni agama Islam.

b) Tema Minor

Tema yang hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu cerita

diidentifikasikan sebagai makna bagian atau makna tambahan. Makna tambahan


142

ini yang biasa disebut dengan tema minor. Dalam film Bulan Terbelah di Langit

Amerika karya Hanum Salsabiela Rais terdapat tema minor yang meliputi,

masalah perlakuan masyarakat Barat terhadap muslim, masalah perpisahan, dan

masalah pertemuan. Di bawah ini akan disajikan pembahasan mengenai tema

minor tersebut.

(a) Masalah perlakuan masyarakat Barat terhadap muslim

Sarah Hussein merupakan anak dari salah satu keluarga muslim korban

tragedi 11 September 2001 lalu. Ayahnya yang bernama Ibrahim Hussein dituduh

sebagai tersangka dalam kejadian nahas tersebut. Ia dianggap sebagai teroris.

Sejak saat itu, perlakuan masyarakat sangat berbeda terhadap keluarga Sarah.

Tetangga dan teman-temannya menganggap ayahnya merupakan sosok yang

menakutkan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog film di bawah ini.

“Dia ayah yang baik dan perhatian. Tetapi teman dan tetangga saya
menganggap berbeda. Mereka hanya menanganggap Ayah sosok yang
menakutkan. Ayah dituduh terlibat dalam tragedi 9/11. Mereka bilang
Alquran buku yang dibacanya setiap hari menjadi penyebab kekacauan
dunia.”
(00:07:04)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa masyarakat memandang sosok

Ibrahim Hussein sebagai sosok yang menakutkan. Mereka menuduh Ibrahim

sebagai teroris yang meledakkan gedung WTC dan mengakibatkan banyak orang

kehilangan keluarga tercinta mereka. Sejak saat itu, Sarah dan keluarganya

dianggap sebagai keluarga teroris dan masyarakat mulai membenci muslim.

Hanum diminta membuat artikel tentang tragedi 11 September oleh

atasannya. Ia diberikan beberapa file penting untuk membantu Hanum dalam

liputannya. Atasan Hanum yang bernama Gerturd ikut menyalahkan muslim


143

sebagai penyebab kejadian tragis itu terjadi, ia tidak mau menerima pembelaan

Hanum yang menyatakan bahwa muslim pun menjadi korban akibat peristiwa itu.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

“Gerturd, sejak tragedi itu, dunia muslim terpinggirkan diusir dari


kehidupan sosial mereka. Karena keyakinan mereka, hidup mereka
dipersulit banyak orang. Maksudmu itu memang bagus. Tapi faktanya,
Hanum teroris itu adalah Muslim.”
(00:09:05)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Gerturd yang merupakan

seorang nonmuslim ikut menyalahkan muslim atas kejadian 11 September di

WTC. Hanum berusaha membela bahwa muslim pun menjadi korban atas

peristiwa tersebut. Mereka menjadi masyarakat terasingkan dan kehidupan mereka

dipersulit banyak orang.

Setibanya Hanum dan Rangga di New York, mereka langsung

mengunjungi Monumen Kesedihan. Monumen Kesedihan merupakan tempat yang

disediakan untuk mengenang para korban 11 September. Di monumen tersebut

terpahat nama-nama yang menjadi korban. Kedatangan Hanum dan Rangga di

Monumen Kesedihan mengundang reaksi negatif dari pengunjung lain, mereka

memandang Hanum dengan tatapan penuh kebencian karena Hanum mengenakan

hijab yang menjadi ciri khas wanita muslim. Hanum merasa tidak enak dan

mengajak Rangga untuk pergi dari Monumen Kesedihan. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan dialog di bawah ini.

Hanum : “Ini, Mas. Monumen Kesedihan. Tempat banyak jatuhnya


korban akibat tragedi kemanusiaan.”
Rangga : “Terlalu banyak korbannya. Num, di antaranya ada yang
Muslim.”
Hanum : “Aku tidak enak dilihatin orang.”
Rangga : “Jalan saja.”
144

Hanum : “Ayo.”
(00:17:35)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum merasa tidak nyaman

dengan pandangan orang yang memandangnya dengan pandangan penuh dengan

kebencian karena ia seorang muslim. Seorang wanita dengan rambut keriting

memandang Hanum dengan tatapan penuh kebencian dan ia juga sempat

mengatakan beberapa kata-kata hujatan kepada Hanum.

Hanum berusaha mencari rumah salah satu keluarga korban tragedi 11

September yang bernama Julia Collins atau Azima Hussein. Ia menghampiri salah

satu rumah yang menurutnya adalah rumah Julia, namun ternyata rumah tersebut

adalah rumah Billy, keluarga nonmuslim yang menjadi korban tragedi 11

September. Billy meluapkan kekesalaannya terhadap muslim kepada Hanum

karena mengetahui Hanum mengenakan hijab. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan dialog di bawah ini.

Hanum : “Hai, saya Hanum, reporter dari Wina. Saya ingin


mewawancarai Sarah Collins dan ibunya mengenai peringatan
tragedi 9/11.”
Billy : “Salah rumah. Rumahnya di sebelah.”
Hanum : “Baiklah, terima kasih. Maaf”
Billy : “Apa ini yang diajarkan Alquran? Katakan padaku, Hanum.
Apakah Alquran mengajarkan membunuh orang yang berbeda
dari kalian? Apa kau diajarkan untuk membunuh putraku dan
ribuan orang di tragedi itu?”
(00:32:59)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa perlakuan masyarakat Barat

terhadap muslim sejak tragedi 11 September sangatlah buruk. Mereka bahkan

menuduh Alquran sebagai kitab yang mengajarkan kejahatan.


145

Julia menyelamatkan Hanum dari kemarahan Billy. Ia mengajak Hanum

untuk ke rumahnya. Dan menceritakan kejadian yang menimpa Billy sampai

membuatnya membenci muslim. Julia juga menceritakan diskriminasi yang terjadi

di lingkungannya terhadap muslim. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di

bawah ini.

Julia “Silakan duduk. Aku Julia.”


:
Hanum “Aku Hanum.”
:
Julia “Kamu tidak apa-apa?”
:
Hanum “Ya, aku tidak apa-apa.”
:
Julia “Yang kamu alami tadi adalah bentuk diskriminasi pada wanita
:
berhijab. Tapi tidak semuanya begitu. Tidak semua orang seperti
itu.”
Hanum : “Ya. Makanya tadi aku sedikit bingung kenapa dia begitu marah
sama aku.”
Julia : “Itu Billy Hartman. Dia hidup sendiri. Setiap melihat perempuan
pakai hijab seperti kamu dia akan teringat keluarganya yang
meninggal di WTC.”
(00:33:46)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa ada sebagian masyarakat Barat

yang melakukan tindakan diskriminasi terhadap wanita berhijab. Tak terkecuali

Billy Hartman, yang membenci muslim sejak tragedi 11 September yang

menewaskan keluarganya.

Hanum berjalan menuju rumah Stefan. Ia merasa wawancaranya dengan

Julia Collins sudah cukup. Dalam perjalanan pulang, kaki Hanum tersandung, ia

ditolong oleh seorang biarawati. Mereka berjalan bersama-sama, tetapi ada

gerombolan preman yang mengolok-olok mereka. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan dialog di bawah ini.

Preman 1 : “Lihat penguin dan gadis dengan handuk itu?”


Preman 2 : “Apa maksudmu? Dia berwarna hitam putih dari ujung kepala
sampai kaki. Dia mirip pinguin. Gadis berhanduk itu,
146

memakai handuk di kepalanya. Lihat ini. Hei Kepala Handuk.


Bukankah kamu seharusnya mengebom sesuatu?”
Biarawati : “Tunggu. Bukankah kalian anak muda seharusnya di suatu
tempat? Ini tengah hari, bukankah seharusnya kalian di sekolah?”
Preman 3 : “Maksudku....”
Biarawati : “Hei! Sentuh dia lagi, kupukul kalian dengan payung ini!
Aku tidak main-main!”
(00:48:25)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa keberadaan muslim dipandang

sebagai suatu hal yang buruk bagi sebagian masyarakat Barat. Sejak tragedi 11

September 2001, muslim menjadi kaum yang dipandang negatif, sehingga sering

mendapat perlakuan yang buruk.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa perlakuan

masyarakat Barat sejak tragedi 11 September 2001 terhadap umat muslim

sangatlah buruk. Mereka dengan terang-terangan menuduh Alquran sebagai kitab

yang mengajarkan kejahatan dan peperangan. Selain itu, diskriminasi terhadap

wanita berhijab juga menjadi salah satu penyebab umat muslim di Amerika

mendapat perlakuan tidak baik.

(b) Masalah Perpisahan

Sebuah pertengkaran terjadi antara Hanum dan Rangga. Mereka berdebat

untuk mengikuti agenda masing-masing. Rangga yang sejak awal berjanji untuk

menemani Hanum mencari narasumbernya di Ground Zero mengubah jadwalnya

karena ia juga harus bertemu dengan Phillipus Brown. Akhirnya Hanum

memutuskan untuk pergi sendiri ke Ground Zero. Rangga melarang Hanum

karena ia khawatir sesuatu yang buruk terjadi pada Hanum, tetapi Hanum tetap

kukuh dan memutuskan perpisahannya dengan Rangga. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan dialog di bawah ini.


147

Rangga : “Hanum sayang. Say, dengarkan aku. Dengarkan aku sebentar.


Aku suami kamu. Bisa dengar tidak?”
Hanum : “Apa? Apa?”
Rangga : “Ikut aku sebentar, nanti aku antar kamu.”
Hanum : “Aku tau, tapi aku tidak ada waktu, Mas. Sekarang begini,
kamu urus urusan kamu, aku urus urusan aku.”
Rangga : “Kamu keras kepala.”
Hanum : “Kita pisah di sini! Itu, „kan, mau kamu?”
(00:57:17)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum memutuskan untuk

berpisah dengan Rangga agar mereka dapat menyelesaikan tugas mereka masing-

masing tanpa membutuhkan banyak waktu. Rangga tidak menyetujui keputusan

Hanum, tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa karena Hanum sudah terlanjur pergi

meninggalkannya. Kejadian tersebut menjadi awal mula perpisahan mereka.

Rangga mengetahui bahwa demo penolakan pembangunan masjid di

Ground Zero berakhir ricuh. Ia panik dengan keadaan Hanum, sehingga ia

meminta Stefan untuk menghadiri konferensi Phillipus Brown menggantikannya.

Dan ia mencari Hanum. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Rangga : “Demonya ricuh. Aku harus mencari Hanum. Kamu yang


merekam. Kita bagi tugas. Kamu rekam, aku cari Hanum.”
Stefan : “Tunggu. Kalau aku yang merekam yang kasih wawancara
siapa?”
Rangga : “Tolong aku kali ini saja. Aku harus mencari istriku. Pak
tolong berhenti di sini.”
Stefan : “Ini bukan bagi tugas namanya.”
Rangga : “Tolong aku. Nanti istriku kenapa-kenapa. Kamu bisa tolong
aku kali ini saja? Ya?”
Stefan : “Oke, oke.”
(01:00:30)

Dari kutipan di atas dapat diketahui kepanikan Rangga atas keadaan

Hanum setelah mengetahui keadaan di Ground Zero menjadi ricuh. Ia tau betul

istrinya tidak terlalu paham jalanan di New York, hal itulah yang membuat
148

kekhawatiran Rangga semakin bertambah. Ia mencari Hanum dengan gelisah, ia

takut istrinya mendapat kejadian buruk.

Aksi protes pembangunan masjid di Ground Zero yang dihadiri Hanum

berakhir ricuh. Hanum yang sedang berada di lokasi tersebut menjadi salah satu

korban. Ia terjatuh karena terdorong oleh gerombolan orang yang berlari

menyelamatkan diri. Kemudian ia berlari menjauh dari tempat tersebut. Beberapa

detik kemudia ia sadar bahwa ia tersesat. Ia mengambil handphone-nya, tetapi

handphone-nya mati karena terinjak-injak. Ia tak dapat mengubungi Rangga.

Rangga masih berusaha keras menjadi keberadaan Hanum setelah ia bertemu

dengan Stefan. Ia menghubungi handphone Hanum tetapi tidak dapat tersambung.

Kekhawatiran Rangga semakin bertambah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

dialog di bawah ini.

Stefan : “Bagaimana? Sudah ada kabar?”


Rangga : “Tidak bisa dihubungi. Aku khawatir.”
Stefan : “Tidak usah khawatir. Namanya juga Hanum, Ya, „kan? Dia
pasti bisa jaga diri. Sekarang pasti lagi sama narasumbernya.”
(01:08:08)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga sangat khawatir dengan

keadaan Hanum. Ia terus menghubungi Hanum untuk memastikan bahwa ia baik-

baik saja. Meskipun Stefan sudah meyakinkan Rangga bahwa Hanum pasti baik-

baik saja, Rangga tetap menghubungi istrinya tersebut.

Hanum bertemu dengan Julia saat ia melarika diri dari kericuhan yang

terjadi di Ground Zero. Julia meminta Hanum untuk bermalam di rumahnya. Julia

kemudian menanyakan apakah Rangga sudah menguhubunginya atau belum.


149

Mendengar perkataan Julia, Hanum justru teringat pertengkaran mereka sebelum

berpisah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Julia : “Suami kamu sudah telepon?”


Hanum : “Aku sedang tidak mau membahas dia. Tadi kami bertengkar
sebelum aku bertemu Jones. Lagipula, handphone-ku rusak.”
Julia : “Hanum. Kadang kita baru sadar siapa orang yang paling
mencintai kita setelah orang itu sudah tidak ada. Setelah
semuanya hilang. Berpisah untuk selamanya. Aku sudah belajar
memaafkan Ibrahim. Apa pun yang telah dia lakukan. Kita tidak
pernah tahu kapan maut menjemput pasangan kita, Hanum.
Cukup terjadi sama aku dan Abe saja. Jangan sama yang lain.
Ini. Telepon suami kamu. Pakai telepon aku. Percayalah.”
(01:13:52)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum sedang bertengkar

dengan suaminya sebelum mereka berpisah. Ia tidak ingin menghubungi

suaminya, namun, Julia tetap membujuk Hanum. Akhirnya Hanum mau

menghubungi suaminya dengan menggunakan handphone Julia.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa perpisahan Hanum

dan Rangga berawal dari pertengkaran yang terjadi di antara mereka.

Perpisahannya dengan Rangga tak membuat emosi Hanum surut setelah mereka

bertengkar, namun akhirnya ia sadar bahwa ia membutuhkan Rangga di sisinya.

(c) Masalah Pertemuan

Salah satu alasan kedatangan Hanum ke New York adalah untuk menemui

narasumbernya yang keluarganya menjadi korban dalam tragedi 11 September

2001 di WTC. Ia menemui Julia Collins, tetapi nahas, ia salah alamat dan

mendapat rentetan hujatan dari tetangga Julia yang juga memiliki anggota

keluarga yang meninggal dalam tragedi nahas itu. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan dialog di bawah ini.


150

Billy : “Salah rumah. Rumahnya di sebelah.”


Hanum : “Baiklah, terima kasih. Maaf”
Billy : “Apa ini yang diajarkan Alquran? Katakan padaku, Hanum.
Apakah Alquran mengajarkan membunuh orang yang berbeda
dari kalian? Apa kau diajarkan untuk membunuh putraku dan
ribuan orang di tragedi itu?”
(00:32:59)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum bertemu dengan Billy

setelah ia salah mendatangi rumah Julia. Billy merupakan salah satu keluarga

korban tragedi WTC. Sejak saat itu, ia membenci para muslim, tak terkecuali

Hanum, karena ia mengenakan hijab.

Mengetahui ada sesama muslim yang dihujat di depannya, Julia Collins

menyelamatkan Hanum dari kemarahan Billy. Ia mengajak Hanum ke rumahnya.

Tetapi, setelah Julia mengetahui bahwa Hanum adalah seorang reporter yang

pernah ia tolak untuk wawancara, Julia mengusir Hanum dengan paksa. Ia tidak

suka cara Hanum untuk dapat mewawancarainya. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan dialog di bawah ini.

Julia : “Kamu wartawan yang waktu itu telepon ke sini?”


Hanum : “Ya, saya....”
Julia : “Jadi, kamu ke sini, kamu mencari alamat rumah kami?”
Hanum : “Saya memang mencari alamat untuk....”
Julia : “Baik, saya melarang kamu mendekati saya dan keluarga saya
untuk wawancara.”
Hanum : “Julia....”
Julia : “Dan jangan lagi mencoba berbohong dan menipu untuk mencari
alamat ini.”
Hanum : “Julia....”
Julia : “Anda tahu jalan keluarnya!”
Hanum : “Saya prihatin atas apa yang kamu alami. Saya ingin menulis
artikel tentang kamu.”
Julia : “Saya tidak percaya sama media. Kalian hanya peduli pada
wawancara. Kalian tidak peduli sama orang yang kalian
wawancara. Pergi sekarang!”
(00:38:08)
151

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa pertemuan Hanum dengan Julia

tidak berjalan mulus. Setelah mengetahui bahwa Hanum datang untuk mencari

alamatnya dengan berbohong kepada operator museum, Julia marah besar dan

meminta Hanum untuk pergi dari rumahnya. Ia tidak mau diwawancara oleh

media karena media tidak pernah mau mengerti kondisi narasumber yang mereka

wawancarai.

Meskipun telah diusir dengan paksa, Hanum tetap berusaha untuk

mendapatkan hati Julia. Ia menceritakan semua yang ia alami mengenai tugas

yang diberikan oleh atasannya tersebut. Hanum berharap Julia memahami

ketulusan hatinya untuk mewawancarainya sebagai sesama muslim. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Hanum : “Julia! Julia. Seorang teroris tidak akan menyayangi


keluarganya. Teroris tidak akan meninggalkan putrinya dengan
Alquran. Bosku menyuruhku menulis artikel “Akankah dunia
lebih baik tanpa Islam?” Dia memintaku mewawancarai kamu
dan Sarah. Dia justru ingin kamu sebagai Muslim menjawab
“ya”. Islam, agama yang berarti kedamaian, justru membuat
hidupmu berantakan. Bahkan suamimu dianggap teroris. Kamu
kehilangan kepercayaan sebagai Muslim. Kamu melepas
hijabmu dan mengganti namamu dari Azima Hussein. Jika kamu
tidak membuka pintu ini pupus sudah harapanku untuk
menjawabnya “Tidak”. Baiklah, mungkin memang kita yang
tidak bisa membela keyakinan kita.”
(00:40:51)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum berusaha keras untuk

membujuk Julia agar ia mau diwawancarai. Wawancara yang menurutnya sangat

penting untuk mengembalikan nama baik Islam di mata dunia. Hanum dengan

tulus turut prihatin atas kejadian yang menimpa suami dan keluarganya. Ia ingin

Julia sebagai muslim tidak justru membiarkan perlakuan masyarakat terhadapnya,


152

ia harus berteriak dengan lantang bahwa muslim dan agama Islam bukan lah

agama yang seperti masyarakat Barat tuduhkan. Dengan usaha Hanum tersebut,

akhirnya Julia mau diwawancara dan ia menceritakan secara detail seperti apa

penderitaannya sebagai muslim setelah tragedi nahas itu terjadi, dan memberikan

Hanum rekaman terakhir suaminya pada detik-detik gedung tertabrak pesawat.

Setelah Hanum berhasil mewawancarai Julia, ia berniat untuk mengambil

mapnya yang hilang di taksi. Ia menemui seorang pria bernama Michael Jones.

Ternyata ia juga merupakan salah satu keluarga korban tragedi 11 September.

Saat ditemui Hanum ia sedang memimpin gerakan protes pembangunan masjid.

Seketika itu Hanum berpikir untuk mewawancarainya. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan dialog di bawah ini.

Jones : “Kamu wartawan yang menulis artikel “Akankah dunia lebih


baik tanpa Islam?”
Hanum : “Benar. Saya kemari untuk mengambilnya. Saya membutuhkan
itu, tolonglah.”
Jones : “Ambil ini. Saya harus pergi.”
Hanum : “Bolehkan saya mewawancaraimu sebentar saja?”
Jones : “Dengar, tulis saja sebagai korban 9/11, ya, dunia lebih baik
tanpa Islam.”
Hanum : “Pak, jangan biarkan kebencian mencegahmu untuk berlaku
adil. Berlakulah yang adil. Karena itu mendekati kebajikan. Al
Maidah, ayat 8.”
Jones : “Apa yang kamu bicarakan?”
Hanum : “Alquran mengajari kita untuk berlaku adil. Bahkan kepada
mereka yang bukan penganutnya.”
Jones : “Dengar,jangan menceramahi saya, Ny. Hanum. Paham? Muslim
menyebar pembunuhan dan kehancuran di seluruh dunia! Mereka
membuat hidup saya sia-sia. Mereka merenggut istriku, Anna!
Kamu bisa menulis itu di artikelmu. Anggap saja itu sebagai
bayaran karena mengembalikan dokumenmu. Selamat tinggal.”
(00:58:25)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum bertemu dengan

Michael Jones. Jones menjadi salah satu keluarga korban tragedi 11 September
153

setelah istrinya tewas dalam kejadian nahas tersebut. Mulai saat itu ia membenci

muslim dan agama Islam. Ia juga dengan mantap menjawab “ya” untuk

pertanyaan yang Hanum ajukan.

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa pertemuan Hanum

dengan beberapa keluarga korban tragedi 11 September tidaklah berjalan dengan

lancar. Ia harus berusaha dengan keras untuk menjadikan mereka narasumbernya.

Dengan perjuangannya itu, Hanum berhasil mendapatkan sesuatu seperti yang ia

inginkan.

Berdasarnya masalah-masalah yang terdapat dalam film Bulan Terbelah di

Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais di atas, dapat disimpulkan bahwa

tema yang terdapat dalam film tersebut adalah perjuangan tokoh utama yang

bernama Hanum dalam membela agama Islam. Perjuangan yang disertai

pengorbanan yang dialami Hanum merupakan bentuk kecintaan dan kesetiaannya

sebagai muslim terhadap agamanya.

2) Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika

karya Hanum Salsabiela Rais terdiri atas tokoh utama atau tokoh protagonis,

tokoh tambahan, dan tokoh antagonis.

a) Tokoh Utama atau Tokoh Protagonis

1. Hanum

Hanum merupakan tokoh utama yang terdapat dalam film Bulan Terbelah di

Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais. Hanum memiliki sifat berpendirian

kuat, pemarah, dan baik hati. Berikut uraian sifat yang dimiliki tokoh Hanum.
154

a. Berpendirian Kuat

Julia Collins merupakan calon narasumber Hanum. Ia mendatangi rumah

Julia Collins untuk mendapat informasi darinya terkait tragedi 9/11. Julia yang

merasa tertipu oleh Hanum karena Hanum mendapatkan alamatnya dengan licik

mengusir Hanum dengan kasar. Ia tidak mau membicarakan tragedi yang

membuatnya kehilangan suaminya. Meskipun telah diusir, Hanum tetap berusaha

untuk membujuk Julia agar mau diwawancarainya. Ia bersikukuh untuk

menjadikan Julia narasumbernya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di

bawah ini.

Hanum : “Julia. Teroris tidak akan menyayangi keluarganya. Teroris


tidak akan meninggalkan putrinya dengan Alquran. Bosku
menyuruhku menulis artikel, “Akankah dunia lebih baik tanpa
Islam?” Dia memintaku mewawancarai kamu dan Sarah. Dia
justru ingin kamu sebagai muslim menjawab “ya”. Islam,
agama yang berarti kedamaian justru membuat hidupmu
berantakan. Bahkan suamimu dianggap teroris. Hingga kau
kehilangan kepercayaan sebagai muslim. Kamu melepas
hijabmu, dan mengganti namamu dari Azima Hussein. Jika kau
tidak membuka pintu ini pupus sudah harapanku untuk
menjawabnya “Tidak”.
(00:40:50)

Dari kutipan di atas, dapat diketahui bahwa Hanum berusaha keras untuk

menjadikan Julia sebagai narasumbernya. Ia berpikir Julia adalah narasumber

yang sangat cocok untuk artikelnya. Untuk itu ia meyakinkan Julia untuk menjadi

narasumbernya. Berkat kegigihannya, Julia akhirnya mau menjadi narasumber

Hanum.

Sebelum Hanum menemui Michael Jones untuk mengambil mapnya

sekaligus meliput aksi penolakan pembangunan masjid, Hanum dan Rangga

sempat bersitegang. Hanum tetap kukuh dengan pendiriannya untuk meliput aksi
155

tersebut sendiri, ia meminta Rangga untuk menyelesaikan tugasnya sementara ia

meliput, sedangkan Rangga meminta Hanum untuk ikut dengannya sebentar

kemudian ia akan menemani Hanum ke Ground Zero, namun Hanum tidak

mengindahkan perkataan Rangga. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di

bawah ini.

Hanum : “Sudahlah, Mas. Kalau tidak bisa menolong aku, tidak apa-
apa.”
Rangga : “Dengarkan aku dulu.”
Hanum : “Dengarkan apa?”
Rangga : “Aku antar kamu dulu. Nanti kamu tersasar di negara orang.”
Hanum : “Aku ada kerjaan, Mas. Kamu jangan egois begitu!”
Rangga : “Kenapa aku yang egois? Kamu yang tidak mau dengarkan
aku. Kamu tanggung jawab aku. Kalau sampai ada apa-apa
sama kamu, aku yang repot.”
Hanum : “Kamu suruh aku ikut acara kamu? Bagaimana dengan waktu
aku? Kamu tidak memikirkan aku sama sekali!
(00:56:48)

Dari kutipan di atas, dapat diketahui bahwa Hanum dan Rangga bertengkar

sebelum mereka memutuskan untuk menyelesaikan tugas masing-masing. Hanum

yang merasa akan kekurangan waktu menolak permintaan Rangga untuk ikut

dengannya terlebih dahulu. Ia tetap ingin menyelesaikan tugasnya sendiri.

Rangga tidak setuju dengan pendapat Hanum untuk pergi sendiri, ia tetap

membujuk Hanum untuk ikut dengannya terlebih dahulu. Hanum yang dari awal

memang keras kepala tetap memilih untuk menyelesaikan tugasnya tanpa Rangga.

Hingga akhirnya Hanum memutuskan untuk berpisah dengan Rangga. Ia ingin

mereka menyelesaian tugas masing-masing sendiri-sendiri. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan dialog di bawah ini.

Rangga : “Hanum sayang. Say, dengarkan aku. Dengarkan aku sebentar.


Aku suami kamu. Bisa dengar tidak?”
Hanum : “Apa? Apa?”
156

Rangga : “Ikut aku sebentar, nanti aku antar kamu.”


Hanum : “Aku tau, tapi aku tidak ada waktu, Mas. Sekarang begini, kamu
urus urusan kamu, aku urus urusan aku.”
Rangga : “Kamu keras kepala.”
Hanum : “Kita pisah di sini! Itu, „kan, mau kamu?”
(00:57:16)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa sifat berpendirian kuat Hanum

muncul ketika ia menolak dengan keras permintaan Rangga untuk ikut dengannya

bertemu dengan Phillipus Brown. Meskipun Rangga telah membujuk istrinya

dengan sekuat tenaga, tetap saja Hanum pergi sendiri ke Ground Zero untuk

meliput sekaligus mengambil mapnya dari Michael Jones.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Hanum memiliki

sifat berpendirian kuat. Ia bersikukuh untuk melakukan sesuatu yang sudah

menjadi keputusannya tanpa mempertimbangkan akibat-akibat yang mungkin

dapat terjadi padanya. Ia akan melakukan segala cara agar keinginannya dapat

terwujud, sekalipun itu bertentangan dengan orang lain.

b. Pemarah

Hanum dan Rangga sampai di Amerika dengan selamat. Mereka menginap

di rumah Stefan selama mereka di Amerika. Sesampainya di rumah Stefan,

mereka beristirahat sejenak. Belum sempat Rangga istrirahat, Hanum menanyakan

map yang tadinya dipegang Rangga. Ternyata Rangga pun lupa diletakkan di

mana. Hanum kecewa dengan suaminya yang ia anggap tidak bertanggung jawab

atas mapnya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Hanum : “Mas, di mana map kuning aku yang kamu pegang di taksi?”
Rangga : “Ketinggalan, ya?”
Hanum : “Astagfirullahaladzim, Mas. Mas, tidak boleh ketinggalan, Mas.
Itu map Cuma satu dikasih sama Gerturd dan itu tanggung
jawab aku.”
157

Rangga : “Tenang. Sabar.”


Hanum : “Mas, semua data alamat korespondenku ada di sana. Aku tidak
bisa hubungi orang kalau begini.”
Rangga : “Ya, tunggu. Sabar. Aku lagi berpikir. Sebentar.”
Hanum : “Kami dikasih tanggung jawab satu saja tidak bisa sih.”
(00:20:44)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum marah terhadap Rangga

karena ia menghilangkan map pentingnya. Hanum terlanjur marah kepada Rangga

sehingga ia menyalahkan Rangga dan tidak mau mendengarkan kata Rangga.

Hanum mendapatkan alamat Julia Collins, calon narasumbernya. Ia

mendapatkan alamat tersebut berkat bantuan Jasmine. Hanum berjalan sendiri di

tengah kota New York untuk mencari alamat tersebut. Ia menghubungi Rangga

untuk meminta Rangga menemaninya, tetapi Rangga tidak bisa karena ia harus

bertemu dengan Phillipus Brown. Mendengar penolakan Rangga, Hanum nampak

kesal. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Hanum : “Mas Rangga, aku sudah dapat alamat rumah Julia. Kamu di
mana sekarang? Kamu bisa menemani aku tidak?”
Rangga : “Aku lagi repot, Sayang. Tidak bisa menemani kamu. Maaf,
ya?”
Hanum : “Ya sudahlah, aku bisa sendiri kok!”
(00:31:17)

Dari kutipan di atas dapat diketahui sifat pemarah Hanum terjadi saat ia

meminta bantuan Rangga untuk menemaninya ke rumah Julia Collins tetapi

Rangga tidak bisa. Mendengar jawaban Rangga yang tidak bisa memenuhi

permintaannya Hanum kesal dan menutup handphone-nya dengan kasar. Hanum

tidak mendengarkan alasan Rangga bahwa ia sedang sibuk, ia harus menemui

Phillipus Brown untuk menyelesaikan tugas yang diberikan Reinhard sekaligus

untuk menyelesaikan paper-nya.


158

Hanum masih marah terhadap Rangga karena sudah menghilangkan

mapnya. Rangga berusaha meminta maaf kepada Hanum, namun Hanum

nampaknya masih kesal terhadapnya. Kekesalan Hanum bertambah ketika Rangga

tidak mau menemaninya untuk mencari alamat narasumbernya. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Rangga : “Tidak dingin, Say? Aku minta maad sudah menghilangkan map
kamu.”
Hanum : “Kamu ke New York buat apa sih? Kamu memikirkan diri kamu
sendiri, ya?”
Rangga : “Bukan begitu.”
Hanum : “Kamu tidak tahu dari tadi aku ngapain saja, ke mana, sama
siapa? Tahu tidak? Aku tadi diganggu orang. Kamu lihat Julia
Collins dan anaknya. Mungkin aku adalah salah satu orang yang
bisa bantu dia mengembalikan kepercayaan dia sebagai
Muslim.”
Rangga : “Kamu terlalu keras sama diri kamu.”
Hanum : “Terlalu keras apa?”
Rangga : “Lebih santai sedikit bisa, „kan?”
Hanum : “Aku ke sini santai? Tidak pernah aku bilang begitu ke kamu.
Aku ke sini buat kerja. Aku ditugaskan untuk menunjukkan
bahwa Islam adalah Rahmatan lil alamin. Ini soal keyakinan
kita, Mas. Berat tugas aku, Mas. Harus membuat artikel yang
tendensius. Bukan main-main. Kalau kamu dari awal bisa bantu,
ya bantu. Jangan bilang “ya” saja.”
(00:53:15)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum marah terhadap Rangga

karena ia tidak mau membantunya sama sekali. Sikap Rangga yang terkesan

menyepelekan tugas Hanum membuat Hanum semakin kesal terhadapnya.

Perkataan Rangga yang dari awal bisa bantu ternyata tidak dapat dipenuhinya

karena dirinya juga ada tugas yang harus diselesaikan, tetapi Hanum tidak mau

tahu tetang tugas Rangga.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Hanum merupakan

tokoh yang memiliki sifat pemarah. Ia akan marah ketika ia dikecewakan dan
159

ketika harapannya tidak terpenuhi. Tidak segan-segan ia akan meluapkan

kekesalannya dihadapan orang yang membuatnya marah.

c. Baik Hati

Hanum bertemu dengan Sarah ketika ia berencana mewawancarai Julia

Collins. Sarah merupakan anak perempuan Julia Collins. Ia ditinggal ayahnya saat

tragedi nahas itu terjadi. Dengan penuh simpati Hanum menghampiri Sarah. Ia

menggenggam tangan Sarah dan meyakinkannya bahwa ayah telah meninggalkan

keajaiban terbesar dari Tuhan dan ia merupakan sosok yang benar-benar baik

untuknya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Sarah : “Ternyata Alquran tidak memberi keajaiban apa pun tentang


Ayah.”
Hanum : “Tidak, Sarah. Kamu harus tetap percaya. Ayahmu telah
meninggalkan keajaiban terbesar dari Tuhan untukmu.”
(00:37:38)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum memiliki sifat baik hati.

Sarah kecewa kepada Alquran yang tidak dapat memberikan keajaiban untuk

ayahnya, tetapi Hanum meyakinkan Sarah bahwa ayahnya telah meninggalkan

keajaiban terbesar dari Tuhan. Hanum menggenggap tangan Sarah dengan erat,

agar ia tidak merasa tertekan dengan keadaannya.

Billy mengembalikan kue pemberian Sarah karena kebenciannya terhadap

muslim. Melihat hal tersebut Hanum mengambil kembali kue yang sudah berada

di tangan Julia untuk diberikan kepada Billy. Hanum ingin Billy mengubah

pandangannya terhadap muslim. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di

bawah ini.

Hanum : “Kue ini memang tidak bisa mengembalikan anak atau istrimu.
Tapi aku tahu yang Julia inginkan. Yaitu agar kau dan dia
160

menjadi tetangga yang baik, yang saling menjaga. Itulah yang


diajarkan Alquran kepada kami. Untuk bersikap ramah dan baik
hati kepada orang lain.”
(00:39:49)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum membantu Julia agar

kuenya mau diterima kembali oleh Billy. Ia ingin Julia dan Billy menjadi tetangga

yang baik tanpa mempedulikan keyakinan mereka yang berbeda. Atas perbuatan

Hanum tersebut akhirnya Billy mau menerima kembali kue pemberian Julia.

Julia mau menerima Hanum untuk melakukan wawancara padanya. Ia

menceritakan segala penderitaannya ketika kehilangan suami dan perlakuan buruk

tetangga di lingkungannya karena keyakinannya. Hanum yang mendengar kisah

Julia merasa prihatin, ia menggenggam tangan Julia dengan erat. Ia ingin

kebanggaaan terhadap agama Islam hadir pada setiap umat muslim, tidak hanya

Azima, tetapi muslim diseluruh dunia. Hal tersebut terdapat dalam kutipan film di

bawah ini.

Hanum : “Seharusnya kebanggaan ber-Islam hadir di setiap hati seorang


Muslim. Azima dan mungkin jutaan Muslim di luar sana
kehilangan karena segelintir manusia yang membajak nama
Islam. Islam telah sempurna, namun manusia tidak akan pernah
sempurna.”
(00:47:41)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum ingin umat muslim

memiliki kebanggan terhadap agama Islam. Kepercayaan diri setiap muslim telah

hilang sejak tragedi nahas 11 September 2001. Ia mendengar cerita Julia dengan

seksama, ia dapat merasakan penderitaan yang dialami Julia, Hanum

menenangkan Julia dengan mengenggam tangannya dengan erat.


161

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Hanum memiliki

sifat baik hati. Sifat baik hatinya muncul ketika ia mendapati orang lain sedang

merasakan penderitaan. Ia akan melakukan sesuatu yang akan membuat orang

tersebut merasa lebih baik.

2. Rangga

Rangga merupakan tokoh utama dalam film Bulan Terbelah di Langit

Amerika karya Hanum Salsabiela Rais. Ia memiliki sifat penyabar dan penyayang.

Berikut uraian mengenai sifat tokoh Rangga.

a. Penyabar

Hanum dan Rangga sampai di Amerika dengan selamat. Stefan yang

merupakan teman Rangga berjanji akan menjemput mereka di bandara. Tetapi

sesampainya mereka di bandara, Hanum dan Rangga tidak melihat keberadaan

Stefan. Hanum menanyakan terus menerus keberadaan Stefan kepada Rangga.

Rangga dengan menimpali rentetan pertanyaan Hanum dengan sabar. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Hanum : “Bagaimana, Mas? Stefan jadi jemput, „kan?”


Rangga : “Ya, ini coba aku telepon.”
Hanum : “Di mana? Kok tidak kelihatan?”
Rangga : “Ya, sabar. Ini kita cari.”
(00:13:41)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga memiliki sifat

penyabar. Sifat penyabarnya muncul ketika ia dan Hanum sudah tiba di bandara

tetapi tak kunjung menemukan Stefan. Hanum menanyakan keberadaan Stefan

dengan buru-buru, Rangga hanya menimpali pertanyaan Hanum dengan

kesabarannya. Akhirnya mereka memutuskan untuk naik taksi.


162

Map Hanum yang berisi data-data narasumber yang akan ia gunakan

selama di Amerika tertinggal di taksi yang mereka tumpangi. Hanum dan Rangga

baru menyadari jika mereka kehilangan map ketika sudah sampai di rumah Stefan.

Hanum dengan panik mencari mapnya dan menyalahkan Rangga. Sedangkan

Rangga meskipun panik, ia tetap tenang menghadapi situasi tersebut. Ia meminta

Hanum untuk sabar agar ia bisa berpikir bagaimana untuk menemukan mapnya.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Hanum : “Itu map Cuma satu dikasih sama Gerturd dan itu tanggung
jawab aku.”
Rangga : “Tenang. Sabar.”
Hanum : “Mas, semua data alamat korespondenku ada di sana. Aku tidak
bisa hubungi orang kalau begini.”
Rangga : “Ya, tunggu. Sabar. Aku lagi berpikir. Sebentar.”
Hanum : “Kami dikasih tanggung jawab satu aja tidak bisa sih.”
(00:20:49)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa sifat penyabar Rangga muncul

ketika Hanum panik kehilangan map yang berisi data-data alamat korespondennya

yang diberikan Gerturd. Sebelumnya map tersebut dipegang Rangga ketika di

taksi. Rangga dengan tenang menghadapi kepanikan Hanum. Ia meminta Hanum

untuk bersabat dan tenang agar ia dapat berpikir bagaimana mencari mapnya yang

hilang. Akhirnya ia menemukan kartu nama Chris, sopir taksi yang mereka

tumpangi.

Rangga berjanji untuk menemukan map Hanum secepatnya. Ia berusaha

menghubungi Chris, sopir taksi yang membawa mereka dari bandara. Ia berhasil

membujuk Chris untuk bertemu dengannya esok pagi. Tetapi tiba-tiba Stefan

mengatakan bahwa mereka harus bertemu dengan Phillipus Brown. Mendengar

hal tersebut, Hanum nampak kesal dan menuntut Rangga tetap mencarikan
163

mapnya. Rangga dengan sabar memberitahu rencananya esok pagi agar keinginan

Hanum terpenuhi sekaligus ia dapat menemui Philipus Brown. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Stefan : “Jangan lupa. Besok jam 10 pagi.”


Rangga : “Oke, kamu bantu aku urus, ya? Besok jam 10 pagi. Siap.”
Stefan : “Sudah?”
Rangga : “Ya, sudah. Kamu yang urus, ya? Sekalian....”
Hanum : “Pokoknya harus ketemu.”
Rangga : “Sebelum berangkat, aku telepon dulu, aku cek lokasinya. Setelah
ketemu Janet jam 10, aku datangi Chris, urus map kamu.”
(00:22:28)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum sedikit kesal ketika

mendengar pernyataan Stefan yang mengharuskan mereka bertemu dengan

Phillipus Brown, padahal Rangga sudah berjanji untuk mencarikan mapnya.

Melihat sikap Hanum, Rangga dengan sabar memberitahukan rencananya untuk

mencari mapnya setelah bertemu dengan Janet, sekretaris Phillipus Brown.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Rangga memiliki

sifat penyabar. Ia selalu menghadapi permasalahan dengan tenang, tidak dengan

emosi dan terburu-buru. Ia ingin permasalahan yang timbul dapat terselesaikan

dengan benar.

b. Penyayang

Rangga berjanji untuk menemani Hanum menyelesaikan tugasnya di New

York. Bersamaan dengan janjinya, Rangga pun ditugaskan dosennya membujuk

jutawan asal Amerika bernama Phillipus Brown agar mau mengisi kuliah umum

di kampusnya. Tugas yang diberikan oleh dosennya belum disampaikan kepada

Hanum. Ia berencana memberikan kejutan untuk Hanum. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan dialog di bawah ini.


164

Hanum : “Tiket-tiket! Mas, ada yang disembunyikan dari aku, ya? Mau
jalan-jalan ke mana kamu? Kamu mau liburan sendiri. Kamu
jahat, Mas. Sudah buat aku suudzon sama Prof. Reinhard. Kamu
jadi ikut aku ke New York, „kan?”
Rangga : “Ya.”
Hanum : “Begitu dong.”
Rangga : “Aku akan menemani kamu ke New York.”
(00:12:33)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga memberikan kejutan

kepada Hanum. Awalnya ia berkata bahwa ia tidak dapat menemani Hanum ke

New York karena ada tugas yang harus diselesaikannya. Hingga akhirnya tiket

yang disembunyikannya terjatuh dan diketahui oleh Hanum. Kemudian Rangga

memeluk Hanum dan mengatakan bahwa ia akan menemani Hanum

menyelesaikan tugasnya di New York.

Sesampainya Hanum dan Rangga di New York, mereka memutuskan

untuk jalan-jalan terlebih dahulu. Rangga ingin mengajak Hanum ke tempat yang

romantis. Tetapi Hanum justru ingin mengunjungi tempat yang penuh dengan

kesedihan. Rangga hanya bisa menuruti keinginan Hanum. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan dialog di bawah ini.

Rangga : “Pak, sebelum kita sampai, bisa bawa kami ketempat romantis?”
Chris : “Aku tau tempat bagus yang bisa kalian kunjungi. Tempatnya
sangat romantis. Cocok untuk kalian. Taman bunga di Central
Park.”
Hanum : “Jangan. Jangan. Bisa bawa kami ke Ground Zero? Bisa antar
kami ke sana?”
Chris : “Ke sana? Itu bukan tempat romantis. Ground Zero? Itu tempat
tragis.”
Hanum : “Ya.”
(00:15:15)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga memiliki sifat

penyayang karena berencana mengajak istrinya ke tempat yang romantis.


165

Meskipun begitu, tampaknya Hanum tidak menyetujuinya dan memilih

mengunjungi tempat yang tragis, Ground Zero.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Rangga

merupakan tokoh yang memiliki sifat penyayang. Ia suka memberikan kejutan

kepada istrinya, dan suka mengajak istrinya ke tempat-tempat romantis.

c) Tokoh Tambahan

1. Azima Hussein/ Julia Collins

Azima Hussein atau Julia Collins merupakan tokoh tambahan dalam film

Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais. Julia Collins

memiliki sifat tegas dan baik hati. Sifat-sifat tersebut terdapat dalam uraian

sebagai berikut.

a. Tegas

Julia Collins merupakan narasumber pertama Hanum ketika ia tiba di New

York. Ia berusaha menghubungi Julia untuk wawancara tetapi selalu ditolaknya.

Julia tidak menerima wawancara dari media. Bahkan Hanum sudah berkali-kali

mencoba tetapi tetap gagal karena ketegasan Julia yang tidak ingin diwawancara.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Hanum : “Halo. Saya reporter dari Wina, ingin mewawancarai Julia


Collins.”
Julia : “Dengar. Saya tidak tertarik diwawancara! Tolong jauhi saya
dan putri saya!”
Hanum : “Maaf. Saya... Saya hanya ingin...”
(BTDLA, 00:25:03)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Julia merupakan sosok yang

tegas. Sekali dia tidak ingin diwawancara, seterusnya ia tidak akan melakukan

wawancara. Ia bahkan meminta Hanum untuk menjauhinya dan putrinya. Ia


166

beranggapan bahwa media hanya ingin mengambil keuntungan darinya, tanpa

mempertimbangkan perasaannya.

Hanum berhasil mendapatkan alamat rumah Julia Collins setelah mendapat

bantuan dari Jasmine. Ia mengunjungi rumah Julia, namun ia diusir dengan paksa

oleh Julia. Julia sangat marah karena Hanum telah berbohong hanya untuk

mendapatkan alamat rumahnya. Sekali lagi Julia menolak dengan tegas untuk

diwawancara. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Julia : “Kamu wartawan yang waktu itu telepon ke sini?”


Hanum : “Ya, saya....”
Julia : “Jadi, kamu ke sini, kamu mencari alamat rumah kami?”
Hanum : “Saya memang mencari alamat untuk....”
Julia : “Baik, saya melarang kamu mendekati saya dan keluarga saya
untuk wawancara.”
Hanum : “Julia....”
Julia : “Dan jangan lagi mencoba berbohong dan menipu untuk
mencari alamat ini.”
Hanum : “Julia....”
Julia : “Anda tahu jalan keluarnya!”
Hanum : “Saya prihatin atas apa yang kamu alami. Saya ingin menulis
artikel tentang kamu.”
Julia : “Saya tidak percaya sama media. Kalian hanya peduli pada
wawancara. Kalian tidak peduli sama orang yang kalian
wawancara. Pergi sekarang!”
(00:38:09)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Julia menolak dengan tegas

untuk diwawancarai oleh Hanum. Ia berpikir bahwa media hanya mau mencari

keuntungan dari orang yang diwawancara, tidak peduli dengan perasaan orang

tersebut. Hingga akhirnya Julia mengusir Hanum dengan paksa.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Julia merupakan

sosok yang memiliki sifat tegas. Jika ada seseorang yang mengganggu

kehidupannya dan keluarganya, tidak segan Julia akan menunjukkan


167

ketidaksukaannya terhadap orang tersebut. Sifat tegasnya nampak ketika ia

mengatakan sesuatu yang sudah menjadi keputusannya, ia akan mempertahankan

perkataannya tersebut.

b. Baik Hati

Dalam usahanya mencari alamat Julia Collins, mendapat hujatan dari

seorang pria bernama Billy Hartman. Ia merupakan tetangga Julia dan juga

menjadi salah satu keluarga korban tragedi 11 September. Melihat Hanum yang

mendapat kemarahan dari Billy, Julia menghampirinya dan mengajak Hanum ke

rumahnya agar ia selamat dari kemarahan Billy. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan dialog di bawah ini.

Julia “Tidak apa-apa. Kemari. Silakan duduk. Aku Julia.”


:
Hanum “Aku Hanum.”
:
Julia “Kamu tidak apa-apa?”
:
Hanum “Ya, aku tidak apa-apa.”
:
Julia “Yang kamu alami tadi adalah bentuk diskriminasi pada wanita
:
berhijab. Tapi tidak semuanya begitu. Tidak semua orang seperti
itu.”
Hanum : “Ya. Makanya tadi aku sedikit bingung kenapa dia begitu marah
sama aku.”
Julia : “Itu Billy Hartman. Dia hidup sendiri. Setiap melihat perempuan
pakai hijab seperti kamu dia akan teringat keluarganya yang
meninggal di WTC.”
(00:33:17)

Dari kutipan di atas dapat diketahui sifat baik hati Julia ketika ia mau

menolong Hanum dari amukan Billy yang sangat membenci muslim karena ia

kehilangan keluarganya pada tragedi 11 September. Ia melihat Hanum yang

mengenakan Hijab dan meluapkan kekecewaannya kepada Hanum. Kemudian

Julia datang dan meminta Hanum untuk ke rumahnya untuk menenangkan diri.
168

Ternyata sifat Billy tersebut merupakan bentuk diskriminasi di daerahnya.

Meskipun Hanum sempat kaget, ia bersyukur ada Julia yang menolongnya.

Julia muncul ketika ia menemukan Hanum yang tersesat setelah kericuhan

yang terjadi di area demonstrasi penolakan pembangunan masjid di Ground Zero.

Julia khawatir akan kondisi Hanum dan memintanya untuk ke rumahnya dan

membersihkan lukanya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Sarah : “Hanum?”
Julia : “Aku melihat kamu di TV. Kamu tidak apa-apa? Aku khawatir.
Ayo kita pulang ke rumah dulu.”
(01:04:54)

Dari kutipan di atas dapat diketahui kekhawatiran Julia terhadap Hanum.

Ia mengetahui gerakan protes itu berakhir dengan kericuhan tersebut melalui

televisi. Kebetulan ketika itu, ia dan Sarah yang sedang berjalan-jalan, kemudian

mereka bertemu dengan Hanum, dipeluknya Hanum dan Julia memintanya untuk

datang ke rumahnya.

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa Julia Collins

merupakan sosok yang memiliki sifat baik hati. Ia mau membantu orang lain

dengan tulus, bahkan kepada seseorang yang belum terlalu dikenal pun, ia tetap

menunjukkan kebaikan hatinya.

2. Stefan Rudolfsky

Stefan Rudolfsky merupakan tokoh tambahan dalam film Bulan Terbelah

di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais, ia merupakan sahabat

Rangga. Stefan memiliki sifat tidak setia dan baik hati. Berikut uraian sifat Stefan

Rudolfsky.
169

a. Tidak Setia

Stefan dan Jasmine sudah menjalin hubungan selama dua tahun. Selama

itu pula Jasmine setia menunggu Stefan menikahinya. Sebaliknya, Stefan tidak

menginginkan pernikahan dalam hubungan mereka. Bahkan ketika mereka

mendapat undangan pernikahan, ia tampak cuek. Hal tersebut terdapat pada

kutipan dialog di bawah ini.

Jasmine : “Ini. Undangan pernikahan Yusuf dan Naomi.”


Stefan : “Yusuf dan Naomi? Bukannya mereka baru kenal setengan
tahun yang lalu?”
Jasmine : “Ya.”
Stefan : “Kasihan amat, ya?”
Jasmine : “Kok kasihan? Kadang kamu tahu setelah saatnya tiba.”
Stefan : “Untung kita tidak perlu berurusan sama masalah begini, ya,
Sayang?”
(00:44:49)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Jasmine berusaha membujuk

Stefan untuk menikahinya dengan menunjukkan undangan pernikahan teman

mereka, Yusuf dan Naomi. Tetapi tanggapan Stefan tidak sesuai keinginan

Jasmine, Stefan justru menganggap negatif pernikahan Yusuf dan Naomi.

Jasmine mulai tidak mempedulikan Stefan sejak ia merasa tak dihargai

ketika meminta Stefan menikahinya. Stefan yang merasa tak dipedulikan oleh

Jasmine bercerita kepada Rangga. Rangga secara tidak langsung menasehati

temannya itu agar mau menjalin komitmen dengan Jasmine, tetapi Stefan terus

menyangkal perkataan Rangga. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di

bawah ini.

Stefan : “Hei, Rangga. Kita itu sama. Jasmine saja sudah seharian tidak
membalas pesan aku.”
Rangga : “Serupa tapi tidak sama. Ada laki-laki yang menjaga komitmen,
ada laki-laki yang takut komitmen.”
170

Stefan : “Maksud kamu aku?”


Rangga : “Aku tidak bilang kamu, lho.”
Stefan : “Aku bilang, ya? Perempuan itu di mana-mana sama. Tidak
pernah puas dengan apa yang sudah ada. Selalu menuntut laki-
laki untuk melakukan hal yang drastis. Seperti menikah. Coba si
Jasmine itu semalaman tidak merengek minta menikah. Aku
bisa tidur dengan nyenyak. Tidak ketiduran seperti tadi pagi.”
Rangga : “Mungkin karena mereka berpikir kita mampu.”
Stefan : “Aku tidak mampu.”
Rangga : “Atau tidak mau. Itu dua hal yang berbeda.”
(01:07:02)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Stefan bukan tipe pria yang

setia. Dengan menyanggah perkataan Rangga, secara tidak langsung ia tidak mau

menikahi Jasmine. Ia menganggap bahwa semua perempuan itu sama, yang hanya

menginginkan sesuatu yang lebih dari seorang pria. Pada kenyataannya,

perempuan hanya menginginkan kepastian dari pria, tak terkecuali Jasmine.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Stefan merupakan

tokoh yang memiliki sifat tidak setia. Ia tidak mau menjalin komitmen dengan

perempuan karena ia masih ingin menikmati kehidupannya sebagai pria muda.

b. Baik Hati

Selama Hanum dan Rangga di New York, Stefan menyuruh mereka

tinggal di rumahnya. Stefan berencana menjemput Rangga dan Hanum di bandara,

namun batal karena ia bangun kesiangan. Sesampainya Rangga dan Hanum di

rumahnya, Stefan menyapa mereka dengan hangat. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan dialog di bawah ini.

Stefan : “Sial! Jam berapa ini?”


Jasmine : “Masih ada waktu untuk berubah pikiran untuk tidak tinggal di
kebun binatang.”
Stefan : “Sial. Pukul berapa ini? Rangga. Hei! Hanum. Hei! Apa
kabar?”
Hanum : “Baik. Apa kabar?”
171

Stefan : “Maaf sekali tidak menjemput kalian dari bandara, ya?”


(00:19:17)

Dari kutipan di atas dapat diketahui sifat baik Stefan karena ia

mengizinkan Rangga dan Hanum tinggal sementara di rumahnya selama mereka

berada di New York. Stefan terlambat menjemput Hanum dan Rangga dari

bandara karena bangun kesiangan akibat pesta semalam. Ia meminta maaf kepada

Hanum dan Rangga dengan tulus akibat kecerobohannya tersebut.

Stefan dan Rangga sedang dalam perjalanan untuk menghadiri konferensi

Phillipus Brown. Tiba-tiba terdengar berita bahwa aksi demo di Ground Zero

berakhir ricuh. Seketika itu Rangga khawatir dengan kondisi Hanum. Ia meminta

Stefan untuk menggantikannya menemui Phillipus Brown sekaligus merekam dan

melakukan wawancara untuknya. Meskipun dengan sedikit berat hati Stefan mau

membantu Rangga menyelesaikan tugasnya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

dialog di bawah ini.

Rangga : “Demonya ricuh. Aku harus mencari Hanum. Kamu yang


merekam. Kita bagi tugas. Kamu rekam, aku cari Hanum.”
Stefan : “Tunggu. Kalau aku yang merekam yang kasih wawancara
siapa?”
Rangga : “Tolong aku kali ini saja. Aku harus mencari istriku. Pak tolong
berhenti di sini.”
Stefan : “Ini bukan bagi tugas namanya.”
Rangga : “Tolong aku. Nanti istriku kenapa-kenapa. Kamu bisa tolong
aku kali ini saja? Ya?”
Stefan : “Oke, oke.”
(01:00:32)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Stefan mau membantu Rangga

yang sedang panik dengan keadaan istrinya. Ia mau menggantikan Rangga untuk

menghadiri konferensi Brown, sekaligus merekam dan mewawancarainya. Ia

sadar bahwa sahabatnya itu sedang sangat mengkhawatirkan keadaan istrinya.


172

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Stefan merupakan

tokoh yang memiliki sifat baik hati. Ia mau menolong sahabatnya ketika sedang

dalam kesulitan. Meskipun kadang ia terkesan tidak peduli dan cuek, tetapi

sebenarnya ia merupakan sosok yang baik hati.

3. Jasmine

Jamine merupakan tokoh tambahan dalam film Bulan Terbelah di Langit

Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais. Ia merupakan kekasih Stefan yang

memiliki sifat baik hati.

a. Baik Hati

Hanum dan Jasmine bekerja sama untuk mendapatkan alamat Julia

Collins. Beberapa kali Hanum mencoba tetap gagal. Di tengah kebingungannya,

Jasmine mengambilkan makanan halal untuk Hanum agar ia makan terlebih

dahulu, setelah itu mereka dapat mencari solusinya bersama-sama. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Jasmine : “Sudah. Sekarang mendingan makan saja dulu. Ini halal.


Jangan khawatir. Stefan bilang kamu tidak boleh makan daging
babi.”
(00:25:20)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Jasmine memberikan makanan

halal kepada Hanum. Karena Stefan mengatakan bahwa Hanum tidak memakan

daging babi, maka ia menyediakan persediaan makanan halal agar Hanum dan

Rangga dapat memakannya.

Jasmine membantu Hanum untuk mendapatkan alamat Julia Collins

meskipun dengan cara berbohong kepada operator museum tempat Julia bekerja.

Kebaikan hati Jasmine diterima dengan baik oleh Hanum. Hanum mengucapkan
173

banyak-banyak terimakasih kepada Jasmine. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

dialog di bawah ini.

Hanum : “Alhamdulillah. Astaga, kau berhasil. Aku tidak tahu harus


bilang apa, tapi terima kasih.”
Jasmine : “Sedikit kebohongan kecil untuk kebaikan yang besar, ya, kan?”
Hanum : “Baiklah, terima kasih banyak.”
(00:27:05)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Jasmine merupakan sosok yang

baik hati karena ia mau membantu Hanum untuk mendapatkan alamat rumah Julia

Collins, meskipun dengan cara berbohong. Ia menganggap bahwa kebohongan

kecil tidak sebanding apabila dilakukan untuk kebaikan yang besar.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Jasmine

merupakan wanita yang memiliki sifat baik hati. Ia dengan tulus mau membantu

orang lain yang sedang dalam kesusahan, sekalipun ia harus berbohong.

4. Phillipus Brown

Phillipus Brown merupakan tokoh tambahan dalam film Bulan Terbelah di

Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais. Ia memiliki sifat dermawan dan

baik hati. Berikut merupakan uraian sifat Phillipus Brown.

a. Dermawan

Phillipus Brown merupakan miliarder yang terkenal angkuh, namun

berubah menjadi seorang yang dermawan setelah tragedi 11 September di WTC.

Ia merupakan salah satu korban yang selamat atas peristiwa tersebut. Tidak ada

yang tahu mengapa ia dapat berubah, karena ia tertutup pada media. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Rangga : “Ada banyak miliarder di luar sana. Kenapa dia?”


174

Reinhard : “Dia berbeda. Bagi saya dia kapitalis serakah yang berubah
menjadi dermawan. Tapi tidak ada yang tahu titik baliknya.”
Rangga : “Sungguh?”
Reinhard : “Dia salah satu miliarder paling misterius di dunia. Dia nyaris
tidak terlihat. Tidak ada liputan media, wawancara, tidak ada
jejak apa pun.”
(00:09:30)

Dari kutipan di atas dapat diketahui sifat dermawan Phillipus Brown.

Sebelumnya Phillipus Brown merupakan miliarder serakah yang menghalalkan

segala cara untuk mendapatkan yang dia inginkan, sekarang berubah menjadi

dermawan, tidak ada satu pun yang mengetahui titik baliknya berubah, karena ia

sangat tertutup pada media.

Julia dan Hanum sedang menyaksikan acara CNN TV Heroes. Acara

tersebut dihadiri oleh Phillipus Brown. Ia menjadi salah satu kandidat heroes

karena telah banyak membantu masyarakat yang kesusahan. Julia bercerita kepada

Hanum bahwa dahulu Phillipus Brown dikenal sebagai pengusaha yang

menghalalkan segala cara untuk mencapai yang dia inginkan, namun, kini ia

berubah menjadi seorang yang dermawan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

dialog di bawah ini.

Julia : “Kamu tahu, Hanum? Orang ini sangat berubah. Dulu dia dikenal
sebagai pengusaha yang menghalalkan segala cara untuk
mendapatkan yang dia inginkan. Sekarang justru sebaliknya. Dia
sangat dermawan.”
(01:20:52)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Phillipus Brown merupakan

orang yang dermawan. Meskipun dahulu ia merupakan sosok yang serakah,

namun, kini ia berubah menjadi sosok yang mau membantu orang lain dengan

kekayaannya.
175

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa Phillipus Brown

merupakan seorang yang memiliki sifat dermawan. Ia banyak membantu

masyarakat yang kekurangan dengan kekayaan materi yang ia miliki.

b. Baik Hati

Phillipus Brown sangat mencintai dunia Islam. Bentuk kecintaan terhadap

Islam terbukti dari ia mau memberikan bantuan pendidikan kepada anak-anak di

Afrika dan Timur Tengah. Ia juga mengadopsi seorang anak perempuan dari Afrika

setelah tragedi WTC. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Stefan : “Banyak artikel yang saya baca mengenai Phillipus Brown itu
ternyata dia sangat suka dengan Islam dan dia tertarik dengan
dunia Islam. Sampai-sampai dia mengadopsi anak perempuan
dari Afrika setelah tragedi WTC. Ya, setelah tragedi WTC juga
dia banyak memberi bantuan pendidikan kepada anak-anak di
Afrika dan Timur Tengah. Kenapa senyum?”
Rangga : “Menarik.”
Stefan : “Di saat dunia Barat menghancurkan satu demi satu kota di
Timur Tengah justru ia menghamburkan semua uang yang dia
punya di sana.”
(00:24:09)

Dari kutipan di atas dapat diketahui sifat baik hati Phillipus Brown ketika

Stefan mengatakan bahwa ia mencintai dunia Islam hingga ia mau mengadopsi

anak perempuan dari Afrika. Selain itu, Brown juga banyak memberikan bantuan

berupa pendidikan kepada anak-anak di Afrika dan Timur Tengah.

Brown memberikan beberapa lembar foto anak-anak yang kesusahan

kepada anak angkatnya yang bernama Layla. Ia bercerita bahwa di negara asal

anak-anak tersebut mereka mengalami banyak penderitaan. Mereka adalah anak-

anak dari Suriah, yang ditolong oleh Brown. Berkat pertolongannya itu pula ia

mendapat penghargaan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.
176

Brown : “Lihat, Sayang. Mereka adalah putra dan putri yang


membutuhkan bantuan Ayah. Beberapa dari mereka tidak punya
rumah, tidak punya makanan. Lihat bocah kecil itu? Dia tidak
punya cukup air untuk mandi, menggosok gigi.”
Layla : “Apa mereka dari Afrika seperti aku?”
Brown : “Bukan, Sayang. Mereka dari Timur Tengah. Dari negara yang
bernama Suriah. Ayah akan diberi penghargaan karena telah
menolong mereka.”
(01:15:36)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Phillipus Brown merupakan

sosok yang baik hati karena ia mau membagi kekayaannya dengan anak-anak yang

berada di Suriah. Anak-anak yang menderita karena kondisi negaranya. Phillipus

Brown mendapat penghargaan atas aksinya dalam membantu anak-anak tersebut.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Phillipus Brown

merupakan tokoh yang memiliki sifat baik hati. Kebaikan hatinya nampak ketika

ia mau mengadopsi seorang anak perempuan yang menderita. Ia juga mau

membantu anak-anak yang kekurangan dari segi materi.

d) Tokoh Antagonis

1. Michael Jones

Michael Jones merupakan tokoh antagonis yang terdapat dalam film Bulan

Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais. Sebagai tokoh

antagonis, ia memiliki sifat pendendam. Berikut uraian sifat pendendam yang

dimiliki oleh Michael Jones.

a. Pendendam

Michael Jones merupakan salah satu keluarga korban tragedi 11

September 2001. Istriya yang bernama Joanna Jones atau Anna, meninggal bunuh

diri ketika tragedi itu terjadi. Ia memilih bunuh diri karena sudah tidak kuat
177

dengan penyakitnya yang kambuh pada saat tragedi. Michael Jones tidak pernah

tahu bahwa istrinya meninggal karena bunuh diri, yang ia tahu, istrinya meninggal

murni karena kejadian tersebut. Oleh karena itu, ia sangat membenci Islam dan

muslim. Bahkan ia menjadi pemimpin gerakan protes pembangunan masjid di

Ground Zero. Ia dendam dengan muslim dan Islam karena telah memisahkannya

dengan istrinya tercinta. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Pria : “Hentikan pembangunan masjid. Ya. Ini. Bergabunglah besok.


Kami akan demo di Ground Zero. Mereka ingin membangun
masjid di sana.”
Rangga : “Michael Jones?”
Pria : “Ya, dia pemimpin kami. Dia kehilangan istrinya pada tragedi
9/11. Pukul 08.00 besok. Di Ground Zero.”
(00:31:41)

Dari kutipan diatas dapat diketahui bahwa akan diadakan demonstrasi

untuk menjegah pembangunan masjid di Ground Zero. Aksi protes tersebut

dipimpin oleh Michael Jones, ia kehilangan istrinya pada tragedi 11 September

2001 yang menjadikannya membenci muslim. Kebenciannya ditunjukkan melalui

aksi protes tersebut.

Hanum menghampiri Jones untuk mengambil mapnya sekaligus

mewawancarai Jones. Belum sempat Hanum mengajukan pertanyaan, Jones sudah

menghujam Hanum dengan rentetan kata-kata mewakili jawabannya. Rupanya ia

sudah membaca isi map Hanum dan mengetahui pertanyaan yang akan Hanum

ajukan dari map tersebut. Ia menjawab „ya dunia akan lebih baik tanpa Islam‟

dengan mantap. Hanum sempat menyangkal jawaban Jones, tetapi karena

kebenciannya terhadap muslim sudah tak terbendung, ia mengelak semua

sanggahan Hanum. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.
178

Hanum : “Bolehkah saya mewawancaraimu sebentar saja?”


Jones : “Dengar, tulis saja sebagai suami korban 9/11, ya, dunia lebih
baik tanpa Islam.”
Hanum : “Pak, jangan biarkan kebencian mencegahmu untuk berlaku adil.
Berlakulah yang adil. Karena itu mendekati kebajikan. Al
Maidah, ayat 8.”
Jones : “Apa yang kamu bicarakan?”
Hanum : “Alquran mengajari kita untuk berlaku adil. Bahkan kepada
mereka yang bukan penganutnya.”
Jones : “Dengar, jangan menceramahi saya, Ny. Hanum. Paham?
Muslim menyebar pembunuhan dan kehancuran di seluruh dunia!
Mereka membuat hidup saya sia-sia. Mereka merenggut istriku,
Anna! Kamu bisa menulis itu di artikelmu. Anggap saja itu
sebagai bayaran karena mengembalikan dokumenmu. Selamat
tinggal.”
(00:58:24)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Jones memiliki dendam

terhadap umat muslim. Dia menganggap kejadian tragis yang menimpa istrinya

itu sepenuhnya merupakan tanggungjawab muslim. Bahkan sanggahan Hanum

mengenai pernyataannya tak menyurutkan amarahnya terhadap umat muslim.

Michael Jones melakukan sesi wawancara dengan media. Ia menyatakan

bahwa pembangunan masjid merupakan bentuk penghinaan umat muslim

terhadap Amerika, sehingga layak untuk ditentang. Selain itu, ia menyatakan

keberatannya atas pernyataan Hanum yang menyatakan bahwa Islam merupakan

agama cinta damai. Ia ingin Hanum membuktikan pernyataannya bahwa Islam

cinta damai. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Jones : “Masjid adalah bentuk penghinaan bagi Amerika. Muslim


bertanggung jawab atas kematian ribuan orang. Termasuk istri
saya, yang bekerja dan tewas di Word Trade Center.”
Hanum : “Bagaimana Anda menyimpulkan bahwa semua muslim di dunia
bertanggung jawab atas tragedi 9/11 itu? kami kaum yang cinta
damai.”
Jones : “Cinta damai?”
Hanum : “Ya.”
Jones : “Buktikan kalau masih ada Muslim yang baik di dunia ini. Ayo.”
179

Hanum : “Jika Islam tidak mengajarkan hal yang baik, lalu kenapa ada
patung Nabi Muhammad di Mahkamah Agung AS sebagai
pencurah keadilan tertinggi.”
(00:59:58)

Dari kutipan di atas dapat diketahui sifat pendendam Jones. Ia bahkan

menganggap bahwa pembangunan masjid di Ground Zero merupakan bentuk

penghinaan bagi Amerika. Ia masih belum bisa menerima kepergian Anna.

Mendengar pernyataan Jones, dengan lantang Hanum membela keyakinannya. Ia

menjawab pertanyaan Jones hingga membuatnya tak dapat berkata-kata lagi.

Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bawah Michael Jones

merupakan tokoh yang memiliki sifat pendendam. Ia tidak dapat menerima

kenyataan sebenarnya yang menimpa hidupnya. Yang ia pikirkan hanya

menyalahkan orang lain atas keterpurukan yang dia alami.

3) Alur

Alur yang digunakan dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika

sutradara Hanum Salsabiela Rais adalah alur maju (progresif). Adapun tahapan

alur maju sebagai berikut.

1. Tahap Penyituasian (Situation)

Pada tahap ini diceritakan Gerturd sedang memberikan informasi tentang

seorang anak perempuan bernama Sarah Collins yang mengirim email dan video

pada media. Ia merupakan anak dari terduga teroris yang meledakkan gedung

WTC. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Gerturd : “Sarah Collins. Gadis yang mengirim email dan video ke


berbagai media. Ayahnya dianggap teroris dan terlibat dalam
serangan di WTC. Di mana sebelum serangan itu dia melakukan
panggilan dengan orang asing di Kabul, Afghanistan.
Pembahasan di telepon itu adalah tentang paket bom. Rumor
180

mengatakan, runtuhnya WTC tidak hanya karena pesawat


menabraknya. Melainkan karena ledakan dari bawah.”
(BTDLA,00:07:24)

Dari kutipan di atas dapat diketahui tahap penyituasian terjadi ketika

Gerturd memberikan informasi yang nantinya akan diberikan kepada Hanum

sebagai tugas untuk bahan artikel selanjutnya, artikel tersebut berkaitan dengan

tragedi 9/11.

Hanum diberikan tugas oleh atasannya untuk menulis artikel yang

berkaitan dengan tragedi 11 September 2001. Tema artikel tersebut adalah

“Akankah dunia akan lebih baik tanpa Islam?” Hanum diberi tugas tersebut

karena sebentar lagi akan diadakan peringatan tragedi 11 September. Ia diminta

untuk mewawancarai Sarah dan Julia Collins. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

di bawah ini.

Gerturd : “Peringatan tragedi itu sedang akan dilaksanakan. Gadis kecil ini
mencari jawaban apakah Islam menyebabkan tragedi 9/11. Aku
ingin kau mengatur wawancara dengan dia dan ibunya. Ini semua
dokumen tentang keluarganya. Jangan sampai hilang! Aku tidak
punya salinannya. Jadi, ini tugasmu. Tulislah artikel “Apakah
dunia akan lebih baik tanpa Islam? Jawabannya tergantung dari
pandangan Julia dan Sarah Collins.”
(BTDLA,00:08:20)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum diminta Gerturd untuk

menulis artikel yang berkaitan dengan tragedi 11 Semtember. Bagi Hanum, itu

bukan hanya sekedar tugas yang diberikan untuk menulis artikel, tetapi juga

tugasnya untuk mengubah pandangan dunia tentang agama Islam.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tahap penyituasian

yang terdapat dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum

Salsabiela Rais terjadi ketika Hanum mendapat tugas dari atasannya untuk
181

menulis artikel yang bertemakan “Akankah dunia lebih baik tanpa Islam” tugas

tersebut bukan hanya untuk kepentingan pekerjaannya, tetapi juga kepentingan

keyakinannya, agama Islam.

2. Tahap Pemunculan Konflik (Generating Circumstances)

Pada tahap pemunculan konflik terjadi ketika Hanum dan Rangga berbeda

pendapat mengenai agenda mereka masing-masing. Rangga dan Stefan berencana

menemui Phillipus Brown, sedangkan Hanum berencana menemui Michael Jones

untuk mengambil map sekaligus mewawancarainya. Rangga meminta Hanum

untuk ikut dengannya sebentar menemui Phillipus Brown karena ia khawatir

istrinya salah jalan, sedangkan Hanum tidak sependapat dengan Rangga karena ia

harus buru-buru menemui Michael Jones. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

dialog di bawah ini.

Hanum “Sudahlah, Mas. Kalau tidak bisa menolong aku, tidak apa-apa.”
:
Rangga “Dengarkan aku dulu.”
:
Hanum “Dengarkan apa?”
:
Rangga “Aku antar kamu dulu. Nanti kamu tersasar di negara orang.”
:
Hanum “Aku ada kerjaan, Mas. Kamu jangan egois begitu!”
:
Rangga “Kenapa aku yang egois? Kamu yang tidak mau dengarkan aku.
:
Kamu tanggung jawab aku. Kalau sampai ada apa-apa sama
kamu, aku yang repot.”
Hanum : “Kamu suruh aku ikut acara kamu? Bagaimana dengan waktu
aku? Kamu tidak memikirkan aku sama sekali!
(00:56:41)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum sudah mulai emosi atas

sikap suaminya. Rangga gagal membujuk Hanum untuk ikut bersamanya karena

Hanum juga memiliki jadwal sendiri. Ia harus menemui Michael Jones

secepatnya.
182

Rangga tidak sependapat dengan Hanum. Sekali lagi ia membujuk Hanum

untuk ikut dengannya. Bujukan Rangga justru membuat Hanum semakin kesal.

Hingga ia memutuskan berpisah dengan Rangga untuk menyelesaikan tugas

masing-masing. Hal tersebut terdapat pada kutipan dialog di bawah ini.

Rangga : “Hanum sayang. Say, dengarkan aku. Dengarkan aku sebentar.


Aku suami kamu. Bisa dengar tidak?”
Hanum : “Apa? Apa?”
Rangga : “Ikut aku sebentar, nanti aku antar kamu.”
Hanum : “Aku tau, tapi aku tidak ada waktu, Mas. Sekarang begini, kamu
urus urusan kamu, aku urus urusan aku.”
Rangga : “Kamu keras kepala.”
Hanum : “Kita pisah di sini! Itu, „kan, mau kamu?”
(00:57:01)

Dari kutipan di atas dapat diketahui tahap pemunculan konflik terjadi

ketika Hanum dan Rangga berbeda pendapat mengenai agenda masing-masing.

Dengan emosi yang meluap, Hanum meminta Rangga untuk tidak usah

menemaninya menemui Michael Jones. Ia memutuskan untuk berpisah dengan

Rangga.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tahap pemunculan

konflik yang terdapat dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara

Hanum Salsabiela Rais terjadi ketika Hanum dan Rangga bertengkar masalah

jadwal agenda masing-masing. Salah satu dari mereka tidak ada yang mau

mengalah, hingga akhirnya Hanum memutuskan untuk berpisah dengan Rangga

agar mereka dapat menyelesaikan urusan masing-masing.

3. Tahap Peningkatan Konflik (Rising Action)

Tahap peningkatan konflik terjadi ketika Hanum turut hadir dalam aksi

penolakan pembangunan masjid di Ground Zero yang dipimpin oleh Michael


183

Jones. Aksi protes tersebut berakhir ricuh. Hanum ikut menjadi korban kericuhan

aksi tersebut. Ketika ia berlari untuk menghindari kericuhan, ia terjebak oleh

segerombolan orang yang berlari kearahnya. Hanum terjatuh, handphone-nya mati

karena terinjak-injak. Ia tak dapat menghubungi Rangga lagi. Perpisahannya

dengan Rangga benar-benar terjadi.

Rangga dan Stefan sedang berada di taksi menuju tempat pertemuannya

dengan Phillipus Brown. Di dalam taksi, Rangga mendengar berita aksi penolakan

pembangunan masjid berakhir ricuh. Rangga panik menyadari saat itu Hanum

berada di sana untuk menemui Michael Jones. Ia menitipkan tugasnya pada Stefan

untuk berbagi tugas. Ia mencari Hanum, Stefan menemui Phillipus Brown.

Dengan kekhawatirannya, Rangga mencari-cari Hanum. Ia berusaha menghubungi

Hanum tetapi tidak bisa karena handphone Hanum mati akibat terinjak-injak

dikericuhan tersebut.

4. Tahap Klimak (Climax)

Tahap klimaks terjadi ketika Phillipus Brown menceritakan kejadian yang

sebenarnya antara dirinya, Ibrahim Hussein, dan Joanna Jones ketika tragedi

nahas itu terjadi. Joanna meninggal karena bunuh diri ketika penyakit asmanya

kambuh dan dia tidak kuat menghadapi kejadian tragis tersebut. Ia memutuskan

untuk melompat dari gedung untuk mengakhiri hidupnya, bukan murni akibat

musibah tersebut, seperti yang diduga Michael Jones.

Ibrahim Hussein meninggal karena ia bersikeras kembali ke lantai atas

untuk menolong seseorang yang meminta tolong dilantai tersebut. Brown sudah

berusaha untuk mencegahnya tetapi Ibrahim Hussein tidak mau mendengar-


184

kannya. Sebelum meninggalkan Brown, Ibrahim Hussein menitipkan sesuatu

kepadanya. Sebuah cincin untuk istrinya, Julia atau Azima, sebagai kado ulang

tahun pernikahan mereka yang ke-dua.

5. Tahap Penyelesaian (Denouement)

Tahap penyelesaian terjadi ketika Phillipus Brown meminta Julia naik ke

panggung dan memberikan cincin berlian yang dititipkan Ibrahim Hussein

padanya. Azima menerima cincin pemberian suaminya tersebut dengan air mata

yang mengalir. Terjawab sudah rasa penasaran Azima mengenai perkataan Abe

yang terekam, bahwa ia akan memberikan sesuatu padanya. Sesuatu tersebut

adalah sebuah cincin berlian hadiah ulang tahun pernikahan mereka yang ke-dua.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Brown : “Saya dengar Ny. Julia Collins ada di sini bersama putrinya?
Mohon maju ke depan. Ny. Hussein, suatu kehormatan Anda telah
datang dan bertemu Anda. Sarah, ayahmu adalah pria yang luar
biasa yang telah menyelamatkan hidup saya. Ny. Hussein, suami
Anda adalah pria yang luar biasa. Saya tidak menyangka kita
akhirnya bertemu. Hussein meminta saya menyerahkan ini andai
dia tidak selamat.”
(01:30:46)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa tahap penyelesaian terjadi

ketika Phillipus Brown meminta Julia dan Sarah untuk maju ke panggung yang

sama dengannya. Phillipus Brown menyerahkan cincin berlian yang dititipkan

Abe padanya sebagai hadiah ulang tahun pernikahan untuk Julia. Kemudian

Brown menyatakan bahwa mulai saat itu, keluarganya dan keluarga Azima

merupakan satu keluarga.

Hanum dan Rangga saling bertemu setelah dipisahkan akibat pertengkaran

mereka. Hanum dan Rangga menyadari kesalahan masing-masing. Mereka adalah


185

pasangan yang saling membutuhkan satu sama lain. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan dialog di bawah ini.

Hanum dan Rangga : “Maafkan aku.”


Hanum : “Mas... aku butuh kamu.”
Rangga : “Aku yang butuh kamu.”
Hanum : “Aku kehilangan kamu dan aku tidak ingin
kejadian kemarin yang merupakan mimpi buruk
aku terulang lagi sama kita. Jangan terbelah lagi,
ya, Mas?”
Rangga : “Tidak akan pernah terbelah lagi.”
(01:33:34)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum dan Rangga kembali

dipertemukan setelah acara CNN TV Heroes selesai. Rangga menghampiri Hanum.

Mereka sadar bahwa perpisahan mereka adalah hal yang buruk dan tidak ingin

terulang kembali. Mereka saling meminta maaf dan menggenggam tangan masing-

masing. Mereka tidak ingin terbelah untuk kedua kalinya, karena mereka saling

membutuhkan.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tahap penyelesaian

yang terdapat dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum

Salsabiela Rais terjadi ketika Phillipus Brown menyerahkan sebuah cincin yang

dititipkan Abe kepada Azima. Cincin tersebut merupakan hadiah pernikahan mereka.

Mulai saat itu pula Brown menyatakan bahwa mereka telah menjadi keluarga. Hanum

dan Rangga yang sebelumnya terpisahkan jarak dan waktu kembali dipertemukan.

Mereka saling meminta maaf dan tidak ingin sesuatu yang buruk kembali terjadi pada

hubungan mereka, karena mereka sadar, bahwa mereka saling membutuhkan.


186

4) Latar

1. Latar Tempat

Latar tempat pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais terjadi di latar tempat, kantor berita Huete ist Wunderbar, Wina,

Universitas Islam dan bisnis, Wina, Ground Zero, rumah Julia Collins, dan gang di

Ground Zero.

a) Kantor Berita Huete ist Wunderbar, Wina

Latar tempat pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais terjadi di kantor berita Huete ist Wunderbar, Wina. Latar tempat

tersebut dijelaskan melalui keterangan yang tertera pada saat film ditampilkan.

Kantor tersebut adalah tempat Hanum bekerja sebagai penulis berita. Di kantor itu

pula Gerturd memberikan tugas pada Hanum untuk pergi ke Amerika guna menulis

artikel yang berkaitan dengan tragedi 11 September 2001. Di Kantor berita itu ada

atasan yakni Gerturd, bawahan yaitu Hanum, dan berkas-berkas yang menandakan

bahwa tempat tersebut adalah sebuah kantor.

b) Universitas Islam dan Bisnis, Wina

Latar tempat pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika terjadi di

universitas Islam dan bisnis di Wina. Keterangan yang menandakan tempat tersebut

ada dalam tayangan film. Universitas Islam dan bisnis adalah tempat Rangga

melanjutkan studi S3-nya di Wina. Di tempat tersebut pula Rangga ditugaskan oleh

Reinhard, dosennya, untuk mewawancarai Phillipus Brown sekaligus memintanya

untuk mengisi kuliah umum di kampusnya.


187

c) Ground Zero

Latar tempat pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika terjadi di Ground

Zero. Ground Zero adalah lokasi diadakannya gerakan aksi penolakan pembangunan

masjid. Latar tempat disebutkan dengan jelas ketika seorang pria menyebarkan brosur

demonstrasi itu kepada pejalan kaki di New York. Termasuk Rangga dan Stefan yang

saat itu melewati pria tersebut. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Pria : “Hentikan pembangunan masjid. Ya. Ini. Bergabunglah besok.


Kami akan demo di Ground Zero. Mereka ingin membangun
masjid di sana.”
Rangga : “Michael Jones?”
Pria : “Ya, dia pemimpin kami. Dia kehilangan istrinya pada tragedi
9/11. Pukul 08.00 besok. Di Ground Zero.”
(00:31:41)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa latar tempat berada di Ground

Zero. Pria penyebar brosur dengan jelas menyebut Ground Zero sebagai lokasi

demo penolakan pembangunan masjid. Di Ground Zero itu pula Hanum bertemu

dengan Michael Jones setelah mendapatkan informasi dari suaminya bahwa

mapnya ada di Michael Jones.

d) Rumah Julia Collins

Latar tempat pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika terjadi di rumah

Julia Collins. Saat itu Hanum menjadi korban kemarahan Billy, tetangga Julia,

yang sangat benci dengan muslim. Alasan dia marah dengan Hanum karena ia

mengenakan hijab. Julia mengajak Hanum ke rumahnya agar tidak menjadi

sasaran amuk Billy. Latar tempat rumah Julia digambarkan dengan sangat jelas, di

sana ada sofa, meja makan, kursi, televisi, kulkas, dan lain sebagainya. Di rumah
188

itu pula muncul tokoh Sarah, anak Julia Collins. Hal tersebut membuktikan bahwa

tempat tersebut adalah rumah Julia Collins.

e) Sebuah Gang di Ground Zero

Latar tempat pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika terjadi di sebuah

gang di Ground Zero. Di tempat tersebut Hanum menyelamatkan diri dari

kericuhan yang terjadi di Ground Zero akibat aksi penolakan pembangunan

masjid. Tempat tersebut merupakan sebuah gang/lorong ditunjukkan dengan

adanya dua bangunan tinggi yang mengapitnya. Ada beberapa mobil terparkir

berderet di sana. Gang tersebut berada di daerah Ground Zero. Aksi penolakan

pembangunan masjid terjadi di Ground Zero. Saat itu aksi berakhir dengan

kekacauan, sehingga Hanum menyelamatkan diri dari kericuhan aksi tersebut

dengan berlari di sebuah gang tersebut, namun nahas, dia tertabrak segerombolan

demostran yang juga melarikan diri dari kericuhan.

2. Latar Waktu

Latar waktu yang digunakan dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika

karya Hanum Salsabiela Rais adalah pagi hari, siang hari, dan malam hari. Berikut

uraian mengenai latar waktu yang terdapat dalam film BTDLA.

a) Pagi

Latar waktu pagi hari diperlihatkan ketika Hanum dan Michael Jones

bertemu di lokasi demo penolakan pembangunan masjid. Latar waktu pagi hari

ditunjukkan pada adegan sebelumnya ketika seorang pria menyebarkan brosur dan

mengatakan bahwa demo diadakan pukul 08.00 pagi. Oleh karena itu, ketika
189

Hanum menemui Michael Jones di lokasi demo menunjukkan pagi hari ketika

Jones sedang akan diwawancarai oleh media terkait demonstrasi yang ia pimpin.

b) Siang

Latar waktu siang hari ditunjukkan ketika Rangga dan Stefan akan

menemui Phillipus Brown. Menunjukkan siang hari ketika Janet menyapa

Phillipus Brown yang hendak pergi dengan ucapan selamat siang. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Brown : “Tolong atur itu untuk hari selasa.”


Janet : “Baik. Selamat siang, Pak.”
(00:28:31)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa latar waktu terjadi di siang hari.

Hal tersebut ditunjukkan ketika Janet mengiringi kepergian Phillipus Brown

dengan mengucapkan selamat siang. Siang itu Rangga dan Stefan gagal menemui

Phillipus Brown karena kecerobohan Rangga.

c) Malam

Latar waktu malam hari ditunjukkan ketika Hanum dan Rangga duduk

berdampingan dengan kecemasan masing-masing karena map Hanum hilang.

Latar waktu malam hari ditunjukkan dengan adanya tayangan sebuah kapal besar

berlayar di tengah kegelapan. Selain itu, gedung-gedung pencakar langit sudah

menampakkan lampu-lampunya untuk menerangi malam.

3. Latar Suasana

Latar suasana yang digunakan dalam film Bulan Terbelah di Langit

Amerika karya Hanum Salsabiela Rais adalah latar suasana bahagia, sedih, haru,

dan menegangkan. Berikut uraian tentang latar suasana tersebut.


190

a) Bahagia

Latar suasana bahagia dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika

terjadi ketika Hanum menemukan tiket ke New York yang disimpan Rangga.

Sebelumnya Rangga sempat berbohong bahwa ia tidak dapat menemani Hanum

ke New York. Ternyata ia memberi kejutan pada Hanum bahwa ia juga

ditugaskan dosennya untuk pergi ke New York, sehingga ia dapat menemani

Hanum sekaligus menyelesaikan tugasnya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

dialog di bawah ini.

Hanum : “Tiket-tiket! Mas, ada yang disembunyikan dari aku, ya? Mau
jalan-jalan ke mana kamu? Kamu mau liburan sendiri? Kamu
jahat, Mas. Sudah buat aku suudzon sama Prof. Reinhard. Kamu
jadi ikut aku ke New York, „kan?”
Rangga : “Ya.”
Hanum : “Begitu dong.”
Rangga : “Aku akan menemani kamu ke New York.”
(00:12:32)

Dari kutipan di atas dapat diketahui lata suasana bahagia ketika Hanum

mendapatkan tiket “Wina-New York” yang disembunyikan Rangga untuk

memberinya kejutan. Rangga memeluk Hanum dan mengatakan akan

menemaninya ke New York. Mereka berdua bahagia karena bisa bersama-sama ke

New York untuk menyelesaikan misinya masing-masing.

b) Sedih

Latar suasana sedih dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika terjadi

ketika Hanum berpisah dari Rangga dan ia harus tinggal di rumah Julia. Rasa

sedih itu muncul ketika ia menyadari perpisahan mereka diawali dengan

pertengkaran. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.


191

Hanum : “Tadi kami bertengkar sebelum aku bertemu Jones. Lagipula,


handphone-ku rusak.”
Julia : “Hanum. Kadang kita baru sadar siapa orang yang paling
mencintai kita setelah orang itu tidak ada. Setelah semuanya
hilang. Berpisah untuk selamanya. Aku sudah belajar memaafkan
Ibrahim. Apa pun yang telah dia lakukan. Kita tidak pernah tahu
kapan maut menjemput pasangan kita, Hanum. Cukup terjadi
sama aku dan Abe saja. Jangan sama yang lain. Ini. Telepon
suami kamu. Pakai telepon aku. Percayalah.”
Hanum : “Terima kasih, Azima.”
(01:14:03)

Dari kutipan di atas dapat diketahui kesedihan Hanum ketika berpisah dari

Rangga. Meskipun mereka berpisah karena pertengkaran, Hanum tetap merasakan

kesedihan. Ia tidak dapat menghubungi suaminya karena handphone-nya rusak.

Wajahnya menunjukkan kesedihan yang mendalam. Hingga akhirnya Julia

meminjamkan teleponnya pada Hanum agar ia dapat menghubungi suaminya.

c) Haru

Latar suasana haru dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika terjadi

ketika Phillipus Brown menyerahkan cincin berlian yang dititipkan Abe untuk

istrinya, Azima, sebagai hadiah ulang tahun pernikahan mereka yang ke-dua.

Azima menangis ketika menerima cincin tersebut. Menangis bukan karena sedih,

melainkan bahagia karena rasa penasarannya tentang perkataan Abe yang

mengatakan akan memberikan sesuatu padanya sudah terjawab. Sesuatu tersebut

adalah sebuah cincin hadiah ulang tahun pernikahan untuk Azima.

d) Menegangkan

Latar suasana menegangkan dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika

terjadi ketika terjadi kericuhan aksi penolakan pembangunan masjid. Hanum

terjebak dalam kericuhan ketika segerombolan demonstran berlari ke arahnya


192

dengan meneriakkan “Polisi!”. Hanum tertabrak gerombolan demonstran tersebut

hingga terjatuh. Wajahnya menunjukkan ketegangan yang luar biasa. Michael

Jones yang memimpin gerakan protes tersebut juga menjadi korban, ia tertabrak

demonstran dan kepalanya terbentur dinding, hingga ia mengerang kesakitan dan

rubuh seketika.

4. Latar Sosial

Latar sosial dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika terjadi ketika

Hanum bertemu dengan orang-orang yang merupakan keluarga korban meninggal

pada tragedi 11 September di New York.

Ia bertemu dengan Julia Collins atau Azima yang suaminya menjadi

korban sekaligus tertuduh sebagai teroris penyebab gedung WTC meledak.

Bertemu dengan Azima memberikan pengalaman yang berharga bagi Hanum.

Pengalaman sebagai seorang wanita yang harus menghargai suami, dan

pengalaman sebagai muslim yang harus tetap kuat menghadapi diskriminasi

lingkungan meskipun ia tidak melakukan kesalahan apapun.

Pertemuannya dengan Michael Jones juga memberikan pengalaman

berharga baginya. Pengalaman untuk tidak memiliki sifat pendendam. Pengalaman

untuk membela keyakinan meskipun dengan pengorbanan yang harus dilakukan.

5) Hubungan Fakta Cerita Film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya

Hanum Salsabiela Rais

Fakta cerita dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika meliputi tokoh

dan penokohan, alur, dan latar. Ketiga unsur fakta cerita tersebut saling

berhubungan membentuk satu kesatuan.


193

Dalam film diceritakan bahwa tokoh utama Hanum memiliki sifat

pemarah. Sifat pemarahnya tersebut ditunjukkan ketika Rangga secara tidak

sengaja meninggalkan map Hanum di taksi. Map tersebut berisi data-data penting

calon narasumbernya. Hanum tidak dapat menahan rasa kesalnya terhadap

Rangga. Berikut ini kutipan dialog yang menunjukkan sifat pemarah Hanum.

Hanum : “Astagfirullahaladzim, Mas. Mas, tidak boleh ketinggalan, Mas.


Itu map Cuma satu dikasih sama Gerturd dan itu tanggung
jawab aku.”
Rangga : “Tenang. Sabar.”
Hanum : “Mas, semua data alamat korespondenku ada di sana. Aku tidak
bisa hubungi orang kalau begini.”
Rangga : “Ya, tunggu. Sabar. Aku lagi berpikir. Sebentar.”
Hanum : “Kamu dikasih tanggung jawab satu saja tidak bisa sih.”
Rangga : “Ini kartu nama Chris. Sebentar, ya? Sabar.”
(00:20:50)
Berdasarkan kutipan di atas, dapat diketahui sifat pemarah Hanum. Hanum

merasa kesal terhadap Rangga karena telah menghilangkan mapnya. Sifat

pemarah Hanum tersebut berhubungan dengan alur cerita, yaitu pada tahap

pemunculan konflik.

Rangga berhasil menghubungi sopir taksi yang bernama Chris tersebut.

Chris mengatakan bahwa map tersebut dibawa oleh Michael Jones. Selah Rangga

mengetahui keberadaan map tersebut ia mencari tahu tentang Jones. Ternyata

Michael Jones salah satu keluarga korban tragedi WTC. Jones akan mengadakan

gerakan demo pembangunan masjid di Ground Zero. Rangga berpikir bahwa

Jones pantas untuk dijadikan sebagai narasumber Hanum. Ia memberitahukan

kabar tersebut kepada Hanum. Hanum ingin Rangga menemaninya ke Ground

Zero untuk mengambilnya, tetapi Rangga tidak bisa karena ia pun harus

menyelesaikan tugasnya, yaitu menemui Brown untuk wawancara. Hal tersebut


194

membuat Hanum marah kepada Rangga. Berikut ini kutipan dialog yang

membuktikan kemarahan Hanum terhadap Rangga.

Rangga : “Hanum sayang. Say, dengarkan aku. Dengarkan aku sebentar.


Aku suami kamu. Bisa dengar tidak?”
Hanum : “Apa? Apa?”
Rangga : “Ikut aku sebentar, nanti aku antar kamu.”
Hanum : “Aku tau, tapi aku tidak ada waktu, Mas. Sekarang begini,
kamu urus urusan kamu, aku urus urusan aku.”
Rangga : “Kamu keras kepala.”
Hanum : “Kita pisah di sini! Itu, „kan, mau kamu?”
(00:57:17)

Kutipan di atas menunjukan kemarahan Hanum kepada Rangga yang tidak

mau bisa menemaninya menemui Jones. Sifat pemarah Hanum tersebut menjadi

tahap pemunculan konflik dalam film. Hanum dan Rangga akhirnya berpisah

untuk melakukan tugasnya masing-masing. Hanum bertekad menemui Michael

Jones di Ground Zero, tempat diadakannya gerakan protes pembangunan masjid.

Dari tahap peningkatan konflik tersebut terdapat hubungan dengan latar

tempat terjadinya peristiwa dalam film. Setelah Hanum dan Rangga berpisah,

Hanum menemui Jones di Ground Zero untuk mengambil mapnya. Jones menjadi

pemimpin demo penolakan pembangunan masjid yang diadakan di Ground Zero.

Hanum mengetahui Jones berada di Ground Zero dari Rangga. Sebelumnya

Rangga mendapat selebaran gerakan demo tersebut dari seorang pria yang diduga

anak buah Jones. Berikut kutipan yang menunjuk pada latar tempat Ground Zero.

Pria : “Hentikan pembangunan masjid. Ya. Ini. Bergabunglah besok.


Kami akan demo di Ground Zero. Mereka ingin membangun
masjid di sana.”
Rangga : “Michael Jones?”
Pria : “Ya, dia pemimpin kami. Dia kehilangan istrinya pada tragedi
9/11. Pukul 08.00 besok. Di Ground Zero.”
(00:31:41)
195

Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa tahap peningkatan

konflik dan latar tempat pada film saling berhubungan. Setelah Hanum dan

Rangga bertengkar, Hanum memutuskan untuk pergi ke Ground Zero menemui

Jones seorang diri, dan Rangga menemui Brown untuk wawancara. Hanum

mengetahui keberadaan Jones dari suaminya yang mendapat info bahwa Jones

adalah pemimpin demo penolakan pembangunan masjid di Ground Zero.

Dari kutipan dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa unsur fakta

cerita dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika memiliki hubungan yang

saling melengkapi sehingga dapat menjadi satu kesatuan. Sifat tokoh utama

Hanum pemarah ketika mengetahui mapnya secara tidak sengaja ditinggal Rangga

menjadi salah satu sebab yang menimbulkan munculnya alur pada tahap

pemunculan konflik. Tahap pemunculan konflik terjadi ketika Hanum berencana

untuk mengambil mapnya dan meminta Rangga menemaninya, tetapi Rangga

tidak bisa. Hal tersebut membuat Hanum marah terhadap Rangga. Meskipun

dalam keadaan marah, Hanum tetap menemui Jones yang saat itu berada di

Ground Zero untuk melakukan demo penolakan pembangunan masjid. Hal

tersebut menunjukkan bahwa tahap pemunculan konflik berhubungan dengan latar

tempat Ground Zero yang menjadi tempat terjadinya suatu peristiwa dalam film

tersebut.

2. Unsur Ekstrinsik Nilai Akidah Tokoh Utama Novel dan Film Bulan

Terbelah di Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais

Dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat unsur

ekstrinsik menunjuk pada nilai religius, yaitu nilai akidah. Nilai akidah tersebut
196

ditunjukkan melalui sikap tokoh utama dalam kedua karya novel dan film. Nilai

akidah yang terdapat dalam novel dan film tersebut meliputi, iman kepada Allah,

iman kepada kitab Allah, iman kepada nabi dan rasul, dan iman kepada qada dan

qadar.

a) Unsur Ekstrinsik Nilai Akidah Tokoh Utama Novel Bulan Terbelah di

Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais

Nilai akidah yang terdapat dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika

karya Hanum Salsabiela Rais meliputi, iman kepada Allah, iman kepada kitab

Allah, iman kepada nabi dan rasul, dan iman kepada qada dan qadar. Berikut

uraian mengenai nilai akidah yang terdapat dalam novel tersebut.

(1) Iman Kepada Allah Swt.

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Rais terdapat nilai akidah iman kepada Allah Swt. Nilai akidah iman kepada Allah

Swt meliputi, percaya bahwa Allah itu ada, menyebut nama Allah, memenuhi

ketetapan Allah, yakin akan pertolongan Allah, dan mengingat Allah. Berikut

Uraian nilai akidah iman kepada Allah Swt tersebut.

(a) Percaya bahwa Allah itu ada

Nilai akidah percaya bahwa Allah itu ada dalam novel tersebut

ditunjukkan ketika Hanum mendapat tugas untuk menulis artikel yang berkaitan

dengan peristiwa 11 September. Dalam peristiwa tersebut menuduh muslim

sebagai pelaku pengeboman. Hanum menerima tugas tersebut dengan yakin,

karena itu bukan hanya tugas biasa, melainkan tugas berat untuk mengembalikan

nama baik Islam di mata dunia. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.
197

“Ya Tuhan, ganjarlah aku dengan kekuatan untuk melaksanakan tugas


berat ini. Mudah-mudahan Engkau melihat misi yang lebih besar di
baliknya, meluruskan pikiran negatif orang-orang Barat terhadap Islam.”
(50)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum menunjukkan sikap

percaya bahwa Allah itu ada dengan berdoa kepada Allah agar ia diberikan

kekuatan untuk menjalankan tugas beratnya. Tugas berat untuk meluruskan

pikiran negatif orang-orang Barat terhadap Islam.

Sikap percaya bahwa Allah itu ada ditunjukkan oleh tokoh Rangga. Dalam

perjalanannya menemani Hanum mencari narasumber, Hanum dan Rangga

sempat bertengkar kecil di sebuah bus. Tiba-tiba bus tersebut mengerem dengan

tajam, hampir menabrak pejalan kaki. Kejadian itu menyadarkan Rangga bahwa

mereka sedang diperingatkan oleh Allah atas pertengkaran yang terjadi. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Tiba-tiba aku merasa Tuhan sedang memperingatkan kami karena


pertengkaran ini. Tiba-tiba saja juga, aku merasa malaikat tengah
mengintai kami berdua.”
(81)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga percaya bahwa Allah

itu ada karena kejadian yang menimpanya dan Hanum. Ia merasa Tuhan sedang

memperingatkan dirinya dan Hanum karena telah memulai pertengkaran.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam novel Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais terdapat sikap percaya

bahwa Allah itu ada yang ditunjukkan melalui sikap tokoh utama, Hanum dan

Rangga. Sikap percaya bahwa Allah itu ada ditunjukkan dengan berdoa, dan

firasat bahwa Allah sedang memperingatkan hambanya.


198

(b) Menyebut nama Allah

Dalam novel terdapat nilai akidah iman kepada Allah yang berkaitan

dengan menyebut nama Allah. Tokoh utama dalam novel yang bernama Hanum

menyebut nama Allah ketika ia mendapat musibah. Dengan pasrah Hanum

berharap Allah memberikan jalan yang terbaik padanya. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Ya Allah...mungkinkah engkau mengirim Rangga sekarang ini? Ke


tempat tak terdeteksi ini? Mungkinkah engkau tuntun Rangga ke jalan
berlorong gelap pengap ini untuk menjemput istrinya?”
(108)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum menyebut nama Allah

ketika ia sedang dalam kesulitan. Ia kehilangan arah akibat melarikan diri dari

kericuhan aksi demonstrasi. Ia berharap Allah mengirimkan Rangga untuk

dirinya.

Dalam keterpurukan Hanum, ia pasrah kepada Allah atas apa yang

menimpanya. Ia merasa lemah tak berdaya karena tak bisa membantu Gerturd

yang telah membelanya dengan semua agenda kantor. Hanum terjebak dalam

keegosiannya sendiri. Sekali lagi ia menyebut nama Allah untuk meratapi

kesalahannya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Ya Allah, akhirnya aku hanya perempuan. Akhirnya aku hanyalah


kelemahan. Aku tidak pernah merasa selembek ini sebelumnya.”
(109)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum menyebut nama Allah

karena ketidak berdayaannya dalam menghadapi situasi. Ia merasa lemah atas

segala peristiwa yang dialaminya. Meskipun demikian, ia masih menyebut nama

Allah untuk meringankan keadaannya.


199

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai akidah yang

berkaitan dengan menyebut nama Allah terdapat dalam novel Bulan Terbelah di

Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais. Tokoh utama beberapa kali

menyebutkan nama Allah ketika ia sedang dalam keadaan sulit dan menderita.

(c) Memenuhi ketetapan Allah

Iman kepada Allah yang berkaitan dengan memenuhi ketetapan Allah

terdapat dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Rais. Saat Rangga berada di Wina, ia mencari makanan halal yang bisa ia makan.

Ia menemukan sebuah kedai penyedia makanan halal yang menjadi pilihannya.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Sebuah kedai kecil penyedia makanan halal Yunani kali ini menjadi
pilihanku. Letaknya terpencil di wilayah hiruk-pikuk Zentrum
Stephanplatz, Malioboro-nyaWina.”
(54)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa nilai akidah yang berkaitan

dengan memenuhi ketetapan Allah dilakukan oleh Rangga. Ketetapan Allah yang

menganjurkan umatnya memakan makanan halal telah dilaksanakan oleh tokoh

utama dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Rais, yakni Rangga.

Rangga sedang menunggu Hanum yang sedang meliput acara demo

penolakan pembangunan masjid di Ground Zero. Saat itu Rangga mencari

makanan halal yang bisa ia makan. Ia menemukan seorang Timur Tengah penjual

hotdog, kemudia Rangga membelinya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel

di bawah ini.
200

“Aku menyalami seorang Timur Tengah penjual gyro-kebab-hotdog


dengan erat, memberinya beberapa dolar, menghargai usahanya berjualan
hotdog halal. Dia kemudian ikut-ikutan duduk di depan mejaku. Kututup
segera laptopku, menunda koreaksi paper presentasiku. Entah mengapa
dia begitu semangat mendekatiku. Mungkin karena belum ada pembeli
hotdog di kedainya pagi ini. Atau mungkin karena beberapa dolarku
untuknya barusan.”
(99)

Dari kutipan di atas dapat diketahui nilai akidah memenuhi ketetapan

Allah dilakukan oleh tokoh utama Rangga dengan hanya memakan makanan

halal. Ia juga memberikan beberapa bonus untuk penjual yang mau menjual

makanan halal di New York yang notabenenya merupakan negara mayoritas

nonmuslim.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam novel Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais terdapat nilai akidah

memenuhi ketetapan Allah berupa memakan makanan halal yang sesuai dengan

syariat Islam. Di negara-negara Barat seperti Wina dan New York jarang

ditemukan makanan halal, tetapi tokoh utama tetap memenuhi ketetapan Allah

dengan mencari makanan halal.

(d) Yakin akan pertolongan Allah

Nilai akidah yakin akan pertolongan Allah dilakukan oleh Hanum. Saat itu

ia sedang dalam perjalanan mencari tahu posisinya berada di mana, karena

memang ia kesusahan mencari arah sehingga ia kesulitan ketika harus berpisah

dari Rangga. Dalam kesulitannya itu, Hanum berharap akan pertolongan Allah.

Dan keyakinannya atas pertolongan Allah langsung mendapat jawaban tak

terduga. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.


201

“Harapan itu memang selalu benar adanya. Sebuah jalan yang ditunjukkan
Allah dengan cara yang tak terduga. Tak perlu strategi yang bermaklumat.
Tapi dia datang dengan dahsyat.”
(117)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum yakin akan pertolongan

Allah. Doanya agar diberikan pertolongan oleh Allah langsung dijawab dengan

coretan yang ia dapatkan dari wanita penjaga museum. Coretan yang bergambar

denah menuju ke masjid.

Keadaan Hanum yang masih belum berhijab membuatnya ternohok atas

apa yang dilakukan Azima. Ia tetap bisa mempertahankan hijabnya dengan cara

yang berbeda. Meskipun demikian, Hanum tetap yakin bahwa Allah akan segera

menolongnya, memberinya hidayah untuk segera menutup auratnya. Seperti yang

dilakukan Azima. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Aku kembali melihat diriku sendiri yang masih belum berhijab.


Kenyataan Azima mempertahankan hijabnya dengan cara tak
terbayangkan ini, membuatku ternohok ucapan Ayse, anak Fatma, pada
suatu kali. Ketika ia bertanya mengapa aku belum berhijab. Aku hanya
bisa berdeham keras, nyaris tak tahu jawaban apa yang harus kuberikan.
Oh Rabbi, mungkinkah ini bagian dari bulir-bulir hidayah-Mu padaku?”
(182)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa nilai akidah yakin akan

pertolongan Allah ditunjukkan melalui tokoh utama yang belum mengenakan

hijab. Hanum yakin bahwa Allah akan memberinya hidayah suatu hari hingga ia

dengan mantap mengenakan hijab untuk menutup auratnya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam novel Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais terdapat nilai akidah

yakin akan pertolongan Allah. Nilai akidah tersebut ditunjukkan melalui tokoh

utama Hanum.
202

(e) Mengingat Allah

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Rais terdapat nilai akidah mengingat Allah yang ditunjukkan melalui tokoh

Rangga. Ketika itu, Rangga dan Hanum sedang berada disebuah bus, mereka

terlibat pertengkaran kecil. Ditengah pertengkarannya, bus mendadak mengerem

dengan tajam, hampir menabrak seseorang. Seketika itu Rangga mengingat Allah.

Ia menganggap bahwa kejadian tersebut merupakan teguran untuknya dan

Hanum. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Tiba-tiba aku merasa Tuhan sedang memperingatkan kami karena


pertengkaran ini. Tiba-tiba saja juga, aku merasa malaikat tengah
mengintai kami berdua.”
(81)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa nilai akidah mengingat Allah

terjadi ketika Hanum dan Rangga mengalami kejadian buruk saat sedang berada

di bus. Bus yang mereka tumpangi hampir menabrak pejalan kaki. Rangga merasa

ditegur oleh Allah karena pertengkarannya dengan Hanum.

Hanum menyesal dengan apa yang telah ia ucapkan kepada Rangga.

Malam hari sebelum mereka berpisah, Hanum mengatakan kepada Rangga bahwa

mereka berpisah di New York. Perkataan Hanum terjawab sudah, karena ia dan

Rangga benar-benar terpisah. Saat perpisahan itulah Hanum ingat kepada Allah, ia

tidak benar-benar mengatakan perkataan tersebut dan menyesalinya. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Ya Allah, Ya Tuhan, atas segala malaikat-malaikat di atas sana.... Aku


tidak benar-benar mengucapkannya. Aku benar-benar tidak
menginginkannya.... Mengapa Engkau kabulkan semua ini?”
(116)
203

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum menyesali

perkataannya terhadap Rangga. Ia ingat Allah ketika ia mendapat musibah tanpa

suaminya, saat itu pula ia sadar bahwa Allah telah mengabulkan perkataannya.

Akhirnya ia menyesali dengan apa yang ia katakan.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam novel Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais terdapat nilai akidah

yang berkaitan dengan mengingat Allah. Hal tersebut ditunjukkan ketika tokoh

utama mengalami kesulitan dalam hidupnya.

(2) Iman Kepada Kitab Allah Swt

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Rais terdapat nilai akidah yang berkaitan dengan iman kepada Allah Swt. Nilai

akidah iman kepada kitab Allah ditunjukkan ketika tokoh utama Hanum dan

Rangga mengajarkan Alquran saat mereka berada di Wina. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan novel di bawah ini.

“Persoalan klise, pikirku. Masjid di Wina, tempat aku dan Hanum biasa
mengajar Alquran juga dirundung masalah yang sama. Tak sanggup
membayar tunggakan sewa yang semakin melejit harganya.”
(77)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa nilai akidah iman kepada Allan

ditunjukkan melalui tokoh Hanum dan Rangga. Mereka mau mengajarkan

Alquran ketika mereka berada di Wina. Mengajarkan Alquran merupakan salah

satu perbuatan iman kepada kitab Allah karena seorang muslim mau membantu

muslim lain untuk dapat membaca kitab Allah. Itu berarti ia mengakui adanya

kitab yang diturunkan oleh Allah.


204

Rangga dengan lantang menyanggah pernyataan seorang pria yang

mengatakan bahwa Alquran merupakan kitab yang mengajarkan peperangan.

Rangga mengatakan kepada pria tersebut bahwa pernyataannya itu salah besar. Ia

tidak rela kitab junjungannya dianggap penyebar keburukan. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan novel di bawah ini.

“Itu terlalu konvensional. Kita memerlukan cara yang efektif. Alquran-mu


juga mengajarkan teori ini. Ehm, perang, perang, dan perang.”
“Kamu salah, Pak!”
Aku tak percaya hampir membentak peria tua itu. Aku tak menyadari
diriku seketika bangkit dari duduk. Kepal tanganu kusembunyikan.
“Bukan demikian menginterpretasikannya. Kamu salah besar!” teriakku
lantang.”
(147)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa sikap iman kepad kitab Allah

ditunjukkan oleh Rangga. Ia membela Alquran dari seseorang yang menjelekkan-

nya. Ia tidak terima dengan pernyataan orang tersebut yang menyatakan bahwa

Alquran merupakan kitab yang mengajarkan peperangan.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam novel Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais terdapat nilai akidah

iman kepada kitab Allah. Nilai akidah iman kepada kitab Allah ditunjukkan

melalui tokoh utama yang mau mengajarkan Alquran kepada muslim lain, dan

membela Alquran dari orang yang berusaha menjelek-jelekkan Alquran. Hal

tersebut merupakan bentuk iman kepada kitab Allah.

(3) Iman Kepada Nabi dan Rasul

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Rais terdapat nilai akidah iman kepada nabi dan rasul. Nilai akidah iman kepada

nabi dan rasul ditunjukkan melalui tokoh utama novel, yakni Hanum. Saat itu ia
205

sedang membuka manuskrip yang diberikan Azima. Hanum terbelalak kaget

melihat patung Nabi Muhammad yang diletakkan di gedung pengadilan

Mahkamah Agung Amerika Serikat. Ia tidak rela nabi junjungannya dibuatkan

sebuah patung karena tidak ada satu pun yang mengetahui sosok Nabi

Muhammad. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Mataku membelalak tak percaya membaca manuskrip Azima. Ini benar-


benar penghinaan! “Apa?! Ini adalah penggambaran vulgar Nabi
Muhammad di atas gedung pengadilan Mahkamah Agung Amerika
Serikat!” Aku mendelik tak terima karena junjunganku, Nabi Muhammad
saw., dibuatkan patung relief neoklasik pada dinding Supreme Court atau
Mahkamah Agung Amerika Serikat.”
(206)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum tidak terima nabi

junjungannya dibuatkan sebuah patung relief. Meskipun itu menunjukkan

keadilan dari sang nabi, ia tetap menganggap itu sebagai bentuk penghinaan.

Sikap tidak rela Hanum inilah yang menunjukkan adanya nilai akidah iman

kepada nabi dan rasul.

Hanum protes kepada Azima atas perbuatan Weinman yang telah

membuat patung relief Nabi Muhammad. Tidak ada seorang pun yang mengetahui

seperti apa sosok Nabi Muhammad, sehingga tidak etis apabila ada seseorang

yang membuat sesuatu berwujud Nabu Muhammad. Hanum bahkan tidak rela

Nabi junjungannya disandingkan dengan tokoh-tokoh yang menurutnya tidak

sederajat dengan Nabi Muhammad. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di

bawah ini.

“Azima, nabi utusan Tuhan tetap tidak bisa dipadankan dengan tokoh-
tokoh lain yang mungkin tidak....” sanggahku. Kali ini turbulensi emosiku
sedikit berkurang karena judul yang diberikan Weinman. Tapi....”
(207)
206

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum memprotes pembuatan

patung relief dengan sosok Nabi Muhammad. Apalagi patung tersebut

disandingkan dengan para tokoh yang menurutnya tidak dapat disejajarkan

dengan Nabi Muhammad. Menurutnya itu suatu bentuk penghinaan.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam novel Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais terdapat nilai akidah

terdapat nilai akidah iman kepada nabi dan rasul. Nilai akidah iman kepada nabi

dan rasul ditunjukkan melalui sikap tokoh utama yang merasa tidak rela dan tak

terima apabila Nabi junjungannya, yakni Nabi Muhammad dibuatkan sebuah

patung relief, ia menolak dan memprotes perbuatan seseorang yang membuatnya.

Tidak ada seorang pun yang tau sosok Nabi Muhammad, dan tidak ada seorang

pun yang dianggap pantas disejajarkan dengannya.

(4) Iman Kepada Qada dan Qadar

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Rais terdapat nilai akidah yang berkaitan dengan iman kepada qada dan qadar.

Nilai akidah tersebut ditunjukkan ketika Rangga menyadari bahwa tidak ada yang

namanya kebetulan karena Allah telah mengatur segala hal yang harus dijalani

dan dialami oleh umatnya. Allah telah menentukan qada dan qadar bagi seluruh

umatnya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Aku yakin semua ini adalah grand design Allah. Tidak mudah
memahami jalan takdir, karena takdir tak akan berjalan dengan arahan
navigasi manusia. GPS Tuhanlah penentunya. Jalan yang akhirnya
mempertemukan aku dan Hanum dalam suatu kebetulan, duduk bersama
dalam tubuh di burung besi perkasa yang dengan tenang melewati badai di
bawah sana, menuju satu tujuan.”
(60)
207

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga yakin akan takdir

Allah, takdir yang membawanya kedalam satu kesatuan dengan istrinya.

Meskipun takdir tidak mudah untuk dipahami, Rangga tetap bersyukur atas

ketentuan yang diberikan Allah padanya dan istrinya, sehingga mereka dapat

bersama-sama menjalankan misi ditempat yang sama, di belahan bumi yang sama,

Amerika.

Hanum merasa menyesal telah mengatakan berpisah kepada Rangga. Ia tak

meyangka bahwa Allah benar-benar memisahkan mereka dalam keadaan

memprihatinkan. Meskipun demikian, Hanum tidak pernah menyalahkan takdir

yang telah diberikan Allah untuknya, ia menerima dengan lapang dada cobaan

yang diterimanya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sebuah harapan kecil masih tetap menyembul dalam keteguhan tak


berpaling dari Allah. Di antara tangisan yang tak berguna ini, aku tak
boleh menunjukkan kekesalanku pada takdir. Aku harus menerimanya
dengan lapang.”
(116)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum menerima dengan

lapang takdir dan ketentuan yang diberikan Allah padanya. Meskipun saat itu ia

menyesali perkataannya, tetapi ia tau bahwa Allah sedang mengujinya. Menguji

keimanannya dengan berpisah dari Rangga.

Perpisahan Hanum dan Rangga berujung dengan pertemuan. Suasana haru

menyelimuti pertemuan mereka. Hanum sadar bahwa ia tidak boleh

mempermainkan takdir Allah, namun, karena takdir itu pula ia memperoleh

banyak makna dari perpisahannya dengan Rangga. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan novel di bawah ini.


208

“Detik itu aku membatin: Tuhan, jangan pisahkan kami lagi. Aku tak mau
bergurau dengan-Mu lagi.
Ditakdirkan Allah Swt. berpisah dua malam, dengan cara paksa. Dua
malam. Namun serasa bertahun-tahun. Hanya dua malam, tapi aku tahu itu
telah membuka makna yang tak terkiaskan bagi kami.”
(251)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum mengambil hal positif

atas takdir yang diberikan Allah. Takdir yang memisahkannya dengan sang suami.

Saat itu pula Hanum tidak ingin dipisahkan kembali dengan Rangga, ia tak mau

bermain-main dengan perkataannya lagi.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam novel Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais terdapat nilai akidah

iman kepada qada dan qadar. Nilai akidah iman kepada qada dan qadar

ditunjukkan melalui sikap tokoh utama dalam menghadapi setiap permasalahan.

Mereka mau menerima takdir mereka dengan lapang karena mereka yakin bahwa

takdir Allah akan membawa mereka pada kebahagiaan.

b) Unsur Ekstrinsik Nilai Akidah Tokoh Utama Film Bulan Terbelah di

Langit Amerika Karya Hanum Salsabiela Rais

Nilai akidah yang terdapat dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika

sutradara Hanum Salsabiela Rais meliputi, iman kepada Allah, iman kepada kitab

Allah, dan iman kepada nabi dan rasul. Berikut uraian mengenai nilai akidah yang

terdapat dalam novel tersebut.

(1) Iman Kepada Allah Swt

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela

Rais terdapat nilai akidah iman kepada Allah Swt. Nilai akidah iman kepada Allah
209

Swt meliputi, percaya bahwa Allah itu ada, memenuhi ketetapan Allah, dan

mengingat Allah. Berikut Uraian nilai akidah iman kepada Allah Swt tersebut.

(a) Percaya bahwa Allah itu ada

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela

Rais terdapat nilai akidah berupa percaya bahwa Allah itu ada. Nilai akidah

tersebut ditunjukkan melalui tokoh utama Hanum dan Rangga. Hanum dan

Rangga sedang membicarakan masalah yang ada di antara mereka. Hanum yang

berusaha sangat keras untuk membela keyakinannya merasa tidak dipedulikan

oleh Rangga. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Hanum : “Aku tadi diganggu orang. Kamu lihat Julia Collins dan anaknya.
Mungkin aku adalah salah satu orang yang bisa bantu dia
mengembalikan kepercayaan dia sebagai Muslim.”
Rangga : “Kamu terlalu keras sama diri kamu.”
Hanum : “Terlalu keras apa?”
Rangga : “Lebih santai sedikit bisa, „kan?”
Hanum : “Aku ke sini santai? Tidak pernah aku bilang begitu ke kamu.
Aku ke sini buat kerja. Aku ditugaskan untuk menunjukkan
bahwa Islam adalah Rahmatan lil alamin. Ini soal keyakinan kita,
Mas. Berat tugas aku, Mas. Harus membuat artikel yang
tendensius. Bukan main-main. Kalau kamu dari awal bisa bantu,
ya bantu. Jangan bilang “ya” saja.”
(00:53:31)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum berusaha untuk

membela keyakinannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa ia mengakui bahwa

Allah itu ada. Hanum ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa agama

Islam merupakan agama rahmatan lil alamin.

(b) Memenuhi ketetapan Allah

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela

Rais terdapat nilai akidah memenuhi ketetapan Allah berupa memakan makanan
210

halal. Ketika itu Hanum sedang mencari alamat rumah narasumbernya kemudia

Jasmine memberikan sekotak makanan halal. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

dialog di bawah ini.

Jasmine : “Sudah. Sekarang mendingan makan saja dulu. Ini hala. Jangan
khawatir. Stefan bilang kamu tidak boleh makan daging babi.”
(00:25:59)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum tidak memakan daging

babi karena dalam Islam diajarkan bahwa setiap muslim dilarang memakan

makanan haram. Hanum sebagai muslim sangat teliti memilah makanannya

karena ia hidup di lingkungan yang mayoritas nonmuslim.

Rangga dan Stefan sedang berjalan di tengah kota New York. Stefan

menawarkan makanan halal kepada Rangga. Makanan tersebut ialah hotdog yang

tidak mengandung daging babi, sehingga aman dimakan oleh Rangga. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Stefan : “Teman, di sini kamu bisa mendapatkan hotdog yang halal.”


Rangga : “Halal, ya? Assalamualaikum.”
(00:34:42)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga memilih makanan halal

yang berada di New York untuk ia makan. Sebuah kedai hotdog halal terdapat ditepi

jalan kota New York, di situlah Rangga dan Stefan memakan hotdog halal mereka.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam film Bulan

Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais terdapat nilai akidah

berupa memenuhi ketetapan Allah dengan memakan makanan halal. Hanum dan

Rangga telah membuktika bahwa mereka tetap dapat memakan makanan halal

meskipun hidup di dunia Barat yang notabene masyaraktnya mayoritas nonmuslim.


211

(c) Mengingat Allah

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela

Rais terdapat nilai akidah berupa mengingat Allah. Nilai akidah tersebut

ditunjukkan ketika Hanum mendengar Julia menceritakan kisah pedihnya ketika

menghadapi masyarakat yang menolak keyakinannya. Hanum merasa tidak

seharusnya muslim kehilangan kebanggan mereka terhadap agama yang mereka

yakini. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog dibawah ini.

Hanum : “Seharusnya kebanggaan ber-Islam hadir di setiap hati seorang


Muslim. Azima dan mungkin jutaan Muslim di luar sana kehilangan
karena segelintir manusia yang membajak nama Islam. Islam telah
sempurna, namun manusia tidak akan pernah sempurna.”
(00:47:41)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum mengingat Allah ketika

mendengar kisah pedih Julia. Ia berharap kebanggaan ber-Islam hadir disetiap hati

seorang muslim. Ia bertekad atas izin Allah, akan mengembalikan kebanggan seluruh

muslim dengan membuktikan bahwa Islam tidak bersalah atas tragedi nahas tersebut.

(2) Iman Kepada Kitab Allah Swt

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela

Rais terdapat nilai akidah berupan iman kepada kitab Allah Swt. Nilai akidah

tersebut ditunjukkan ketika Hanum dan Sarah saling berhadapan membicarakan

Alquran yang ditinggalkan Abe untuk putrinya tersebut. Sarah berpikir bahwa

Alquran tidak memberikan keajaiban untuk ayahnya. Mendengar hal demikian,

Hanum meyakinkan kepada Sarah bahwa Alquran yang ditinggalkan ayahnya

merupakan keajaiban terbesar dari Tuhan untuknya. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan dialog di bawah ini.


212

Sarah : “Ternyata Alquran tidak memberi keajaiban apa pun tentang


Ayah.”
Hanum : “Tidak, Sarah. Kamu harus tetap percaya. Ayahmu telah
meninggalkan keajaiban terbesar dari Tuhan untukmu.”
(00:37:36)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum menunjukkan sikap

iman kepada kitab Allah dengan meyakinkan kepada Sarah bahwa Alquran yang

ditinggalkan oleh ayahnya merupakan suatu keajaiban terbesar yang diberikan

oleh Allah. Hanum tak ingin Sarah berpikiran buruk tentang Alquran hanya

karena peristiwa yang menimpanya.

Hanum mengembalikan kembali kepada Billy kue pemberian Julia. Ia

mengatakan kepada Billy kebaikan-kebaikan yang diajarkan melalui Alquran.

Sebelumnya Billy pernah menghujat Hanum dengan menjelek-jelekkan Alquran,

dan kini Hanum berusaha memutarbalikkan anggapan Billy yang salah. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Hanum : “Kue ini memang tidak bisa mengembalikan anak atau istrimu.
Tapi aku tahu yang Julia inginkan. Yaitu agar kau dan dia
menjadi tetangga yang baik, yang saling menjaga. Itulah yang
diajarkan Alquran kepada kami. Untuk bersikap ramah dan baik
hati kepada orang lain.”
(00:40:13)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum memiliki sikap yang

menunjukkan iman kepada kitab Allah, yakni mengajarkan kepada orang lain

bahwa Alquran merupakan kitab yang mengajarkan kebaikan kepada muslim dan

orang lain. Hanum ingin Billy mengubah pandangannya tentang Alquran dan

agama Islam.

Hanum bertemu dengan Michael Jones karena ingin mengambil map

sekaligus mewawancarainya. Belum sempat Hanum menanyakan sesuatu, Jones


213

sudah mengatakan dengan lantang bahwa dunia akan lebih baik tanpa Islam.

Hanum tidak setuju dengan pernyataan Jones, ia berharap Jones tidak hanya

melihat permasalahan dari satu sisi. Kemudian Hanum menyampaikan salah satu

ayat dalam Alquran. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Jones : “Dengar, tulis saja sebagai suami korban 9/11, ya, dunia lebih
baik tanpa Islam.”
Hanum : “Pak, jangan biarkan kebencian mencegahmu untuk berlaku adil.
Berlakulah yang adil. Karena itu mendekati kebajikan. Al
Maidah, ayat 8.”
Jones : “Apa yang kamu bicarakan?”
Hanum : “Alquran mengajari kita untuk berlaku adil. Bahkan kepada
mereka yang bukan penganutnya.”
(00:58:42)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum memberi tahu kepada

Jones mengenai ayat Alquran agar ia dapat berlaku adil. Hanum tidak setuju saat

Jones mengatakan bahwa dunia lebih baik tanpa Islam. Ia ingin Jones tau bahwa

Alquran, pedoman umat muslim, mengajarkan hal-hal kebaikan, salah satunya

berbuat adil kepada siapapun. Sikap Hanum tersebut merupakan salah satu sikap

yang menunjukkan iman kepada kitab Allah.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam film Bulan

Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais terdapat nilai akidah

berupa iman kepada kitab Allah. Nilai akidah tersebut ditunjukkan melalui sikap

tokoh utama Hanum ketika menghadapi keluarga korban tragedi 11 September.

Hanum mengajarkan kepada mereka bahwa Alquran merupakan kitab yang

mengajarkan kebaikan bagi siapapun. Hal tersebut ia lakukan agar semua orang

pengubah pandangan buruk mereka tentang Alquran.


214

(3) Iman Kepada Nabi dan Rasul

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela

Rais terdapat nilai akidah berupan iman kepada nabi dan rasul. Nilai akidah

tersebut ditunjukkan ketika Rangga dan Stefan mengunjungi kedai hotdog halal.

Rangga mengucapkan salam dan dibalas oleh penjual hotdog yang merupakan

seorang muslim. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Stefan : “Teman, di sini kamu bisa mendapatkan hotdog yang halal.”


Rangga : “Halal, ya? Assalamualikum.”
Penjual : “Waalaikumsalam.”
(00:34:47)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga menunjukkan sikap

iman kepada nabi dan rasul. Rasulullah Saw. senantiasa mengucapkan salam saat

bertemu dengan sesama muslim. Salam adalah doa keselamatan yang hanya

diperuntukan untuk umat Islam. Oleh karena itu, sikap yang ditunjukkan Rangga

dengan mengucapkan salam merupakan salah satu bentuk iman kepada nabi dan

rasul.

Hanum membuktikan kepada Jones bahwa umat muslim merupakan umat

yang baik dengan mengatakan bahwa jika Islam bukan agama yang cinta damai

mengapa di gedung mahkamah agung Amerika Serikat terdapat patung Nabi

Muhammad? Jones tidak dapat menjawab pernyataan Hanum itu. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Jones : “Buktikan kalau masih ada Muslim yang baik di dunia ini. Ayo.”
Hanum : “Jika Islam tidak mengajarkan hal baik, lalu kenapa ada patung
Nabi Muhammad di Mahkamah Agung AS sebagai pencurah
keadilan tertinggi?”
(01:00:01)
215

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum menunjukkan keadilan

Nabi Muhammad sebagai bukti untuk Jones yang meragukan akan keadilan dan

kebaikan umat muslim. Sikap Hanum tersebut menunjukkan sikap iman kepada

nabi dan rasul karena sudah membela muslim dengan menunjukkan keadilan dan

kebaikan yang ditunjukkan melalui Nabi Muhammad.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam film Bulan

Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais terdapat nilai akidah

berupan iman kepada nabi dan rasul. Nilai akidah tersebut ditunjukkan melalui

tokoh utama Hanum dan Rangga. Nilai akidah iman kepada nabi dan rasul

dilakukan dengan mengucapkan salam dan membela kebaikan yang dimiliki

muslim dan Nabi Muhammad.

3. Intertekstual Sastra Novel dan Film Bulan Terbelah di Langit Amerika

karya Hanum Salsabiela Rais

Kajian intertekstual merupakan kajian terhadap sejumlah teks, yang diduga

mempunyai bentuk-bentuk hubungan tertentu, misalnya untuk menemukan

adanya hubungan unsur-unsur intrinsik berupa fakta dan tema seperti tema, tokoh

dan penokohan, alur, latar dan lain-lain di antara teks-teks yang dikaji. Tidak

hanya unsur-unsur intrinsik, kajian intertekstual juga dapat digunakan untuk

mengkaji adanya hubungan unsur ekstrinsik di antara teks-teks yang dikaji.

Berikut ini penjabaran terkait hubungan intertekstualitas yang terdapat dalam

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais.
216

a. Persamaan dan Perbedaan Unsur Intrinsik antara Novel dan Film Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

Dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan

tersebut meliputi unsur fakta dan tema yang terdapat dalam kedua karya novel dan

film. Berikut uraian persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam kedua karya

novel dan film tersebut.

a) Persamaan Unsur Intrinsik antara Novel dan Film Bulan Terbelah di

Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

Novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Rais memiliki persamaan pada beberapa aspek. Aspek tersebut meliputi tema,

penokohan tokoh utama, alur, dan latar. Berikut rincian persamaan antara kedua

karya tersebut.

a. Tema

Tema yang diangkat dalam kedua karya film dan novel mempunyai

persamaan, yaitu sebuah perjuangan tokoh utama dalam membela keyakinannya.

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika mempunyai tema perjuangan

Hanum dalam membela dan membersihkan nama baik Islam di mata dunia.

Hanum menghadapi berbagai masalah dalam perjuangannya tersebut. Dari mulai

pertemuannya dengan keluarga korban tragedi 9/11, hingga perpisahannya dengan

Rangga.

Hanum menghadapi cobaan yang memprihatinkan ketika ia berpisah

dengan Rangga. Aksi demo yang ia hadiri tidak berjalan dengan lancar tetapi
217

justru berakhir dengan kericuhan. Hanum menjadi salah satu korban dalam

kericuhan itu. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Tiba-tiba segerombolan orang berlari ke arahku. Gerombolan demonstran


yang melarikan diri dari kejaran polisi. Tanganku bergetar. Tubuhku
hampir terhuyung karena lelah luar biasa berladi dan mencari arah. Bruk!
Aku merasakan kakuku terganjal kabel besar yang melintang di jalan.
Detik itu aku ganya mengingat lututku terseret aspal saat mencoba
manahan beban badanku yang limbung.”
(104-105)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa perpisahan Hanum dengan

Rangga di Ground Zero membuatnya terperangkap dalam kekacauan demonstrasi.

Satu-satunya handphone yang dapat digunakan untuk menghubungi Rangga mati

karena terinjak-injak. Akhirnya Hanum tersesat tanpa tau arah di kota tersebut.

Hanum bertemu dengan Julia ketika ia sedang dalam kondisi

memprihatinkan. Ia kehilangan suami sekaligus menjadi salah satu korban

kericuhan demonstrasi. Julia meminta Hanum untuk bermalam di rumahnya

karena kondisinya yang membuatnya tak tega melihat Hanum yang sendirian

dengan luka yang ia peroleh dari kericuhan yang terjadi di Ground Zero. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan novel dibawah ini.

“Kau tidak boleh tidur di masjid ini karena kau perempuan Hanum.
Jawabannya adalah tidak. Nah, sebagai gantinya kau harus bermalam di
rumahku”
(124)

Dari kutipan di atas dapat diketahui pertemuan Hanum dengan Julia sangat

membantu Hanum. Tawaran Julia sangat berarti bagi Hanum, mengingat saat itu

ia tersesat dan tidak bersama dengan Rangga. Ia memutuskan untuk bermalam di

rumah Julia untuk sementara waktu.


218

Sejak Julia mau menjadi narasumber Hanum, Ia menceritakan segala

kejadian dalam hidupnya, termasuk keputusannya melepas hijab dan

menggantinya dengan rambut palsu. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di

bawah ini.

“Wig? Rambut palsu? “Hanum, inilah caraku menenggang perasaan ibuku


sekaligus Tuhan. Aku ingin menjadi muslimah sejati, sekaligus ingin
selamat dari cemoohan sosial. Dan hijabku telah kuganti dengan rambut
palsu ini....”
(181)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa pertemuan Hanum dengan Julia

menjadikan ia tahu bahwa sebenarnya Julia tidak benar-benar melepaskan

hijabnya. Mengetahui hal tersebut, Hanum merasa bahwa Julia benar-benar

mengajarkannya betapa pentingnya agama Islam baginya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tema yang terdapat

dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais adalah

perjuangan tokoh utama dalam menghadapi cobaan ketika dalam misi membela dan

mengembalikan nama baik Islam dari pandangan buruk masyarakat Barat.

Perjalanan Hanum dalam memperjuangkan agama Islam sekaligus

mengembalikan nama baik Islam tidak semudah yang di bayangkan. Banyak

permasalahan-permasalahan yang harus dihadapinya. Begitu juga dalam film

Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais. Dalam

perjalanan Hanum membela keyakinannya juga menghadapi berbagai per-

masalahan yang sama dengan permasalah yang terjadi dalam novelnya, yakni

permasalahan pertemuannya dengan keluarga korban tragedi 9/11, hingga

perpisahannya dengan Rangga.


219

Hanum memutuskan berpisah dengan Rangga karena ia tidak punya

banyak waktu untuk bertemu Jones dalam acara demo penolakan pembangunan

masjid di Ground Zero. Namun, nahas, demo yang dihadiri Hanum berakhir

dengan kericuhan. Hanum berusaha melarikan diri dari kekacauan tersebut, tetapi

gagal karena gerombolan pendemo berlari ke arahnya dan menabrak tubuhnya.

Hanum terjatuh dengan keras, ia meringis kesakitan karena tangannya tergores

aspal jalanan. Ia berlari kembali untuk menyelamatkan diri, tetapi justru ia

tersesat. Ia tak tahu sedang berada di mana, handphone-nya pun mati karena

terinjak-injak. Ia tidak bisa menghubungi Rangga (01:01:15).

Hanum bertemu dengan Julia Collins saat ia tersesat. Saat itu Hanum sedang

duduk disebuah bangku panjang sambil menangis meratapi kondisinya yang

memprihatinkan. Tak lama kemudian Julia dan Sarah lewat dan memanggil Hanum

Julia mengetahui keadaan Hanum dari siaran di televisi. Ia mengajak Hanum untuk

ke rumahnya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Sarah : “Hanum.”
Julia : “Aku melihat kamu di TV. Kamu tidak apa-apa? Aku khawatir.
Ayo kita pulang ke rumah dulu.”
(01:05:06)

Dari kutipan dialog di atas dapat diketahui bahwa Julia mengajak Hanum

untuk ke rumahnya karena kondisi Hanum yang mengkhawatirkan. Hanum

menyetujui Julia untuk ke rumahnya, sampai di rumah Sarah membantu Hanum

membersihkan dan mengobati lukanya.

Julia Collins memutuskan untuk mau menjadi narasumber Hanum dan

mau di wawancarai tentang suamiya dan tragedi 9/11. Julia menceritakan

segalanya kepada Hanum, termasuk keputusannya untuk melepas hijab dan


220

menggantinya dengan rambut palsu. Keputusannya itu ia ambil karena ia tak

sanggup mengatasi tekanan sosial yang diterimanya sebagai muslim sejak tragedi

9/11. Mengetahui hal tersebut, Hanum memahami perasaan Julia. Perasaan

kehilangan kebanggan terhadap muslim yang membuatnya memutuskan untuk

melepaskan hijabnya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Julia : “Lihat? Aku tidak pernah benar-benar melepaskannya. Aku cinta


Islam. Tapi aku kehilangan kebanggaan.”
(00:47:09)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Julia kehilangan

kebanggaannya sebagai muslim akibat tragedi 9/11. Hingga akhirnya ia

memutuskan untuk menanggalkan hijab dan menggantinya dengan rambut palsu,

untuk menghindari diskriminasi yang terjadi di lingkungannya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tema yang terdapat

dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais

adalah perjuangan tokoh utama bernama Hanum untuk membela dan

mengembalikan keyakinanya. Ia mengalami banyak permasalahan yang

membuatnya memahami seperti apa kehidupan muslim di belahan dunia Barat.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kedua karya novel dan

film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais memiliki

persamaan tema. Persamaan tema dapat dilihat melalui permasalahan-

permasalahan yang timbul dan dialami tokoh utama. Pada novel diceritakan

Hanum menghadapi banyak cobaan untuk memperjuangkan agama Islam,

demikian pula pada film yang mengisahkan tokoh Hanum yang rela berjuang

untuk mengembalikan nama baik Islam di mata dunia.


221

Permasalahan-permasalahan yang diceritakan pada kedua karya novel dan

film memiliki perbedaan dalam segi pengembangan cerita dan jenis kata yang

digunakan. Meskipun ditemukan perbedaan tersebut, tetapi pada dasarnya kedua

karya memiliki tema yang sama. Terjadinya pengembangan cerita dan perubahan

penggunaan jenis kata tersebut menjadikan kedua karya film dan novel ini

memiliki hubungan intertekstual secara ekspansi. Hubungan intertekstual secara

ekspansi tersebut memiliki fungsi untuk menegaskan bahwa pengarang

memberikan tema yang sama pada kedua karya novel dan film tersebut.

b. Penokohan Tokoh Utama

Penokohan tokoh utama dalam kedua karya novel dan film Bulan Terbelah

di Langit Amerika memiliki kesamaan, yaitu diperankan oleh tokoh utama pria

dan wanita yang sama bernama Rangga dan Hanum. Tokoh utama kedua karya

novel dan film tersebut memiliki tokoh utama pria dan wanita yang bernama

Rangga dan Hanum yang merupakan pasangan suami istri. Berikut ini kutipan

yang menunjukkan hal tersebut.

“Suamiku Rangga semakin sibuk bergulat dengan pekerjaannya di kampus


sebagai asisten dosen sekaligus mahasiswa S-3. Dia membelit diri dengan
banyak tugas yang menyita waktu sebagai penerima beasiswa pemerintah
Austria.”
(20)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga merupakan tokoh

utama yang sedang menjalankan studi S-3-nya di Wina. Kutipan di atas

menunjukkan Hanum sebagai tokoh utama yang sedang menunggu Rangga,

suaminya pulang dari kesibukannya di kampus.


222

Tokoh utama wanita bernama Hanum yang ditunjukkan melalui ucapan

tokoh lain, yakni tokoh yang berperan sebagai atasan Hanum bernama Gerturd.

Ia menugaskan Hanum untuk membuat artikel yang bertemakan „Akankah dunia

lebih baik tanpa Islam?‟ tetapi Hanum menolak tugas tersebut karena ia tak mau

membuat artikel yang memfitnah agamanya. Ia tak setuju dengan Gerturd yang

mengatakan bahwa kenyataannya teroris adalah seorang muslim. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Gerturd, aku hanya mau bilang, motif para muslim yang mengaku
jihadis dengan melakukan teror itu jika dirunut-runut adalah masalah
ekonomi. Jangan kau salahkan Islam. Tidak ada kaitan sama sekali.”
(46)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa yang sedang menyampaikan

pendapatnya adalah tokoh utama Hanum. Ia membela agamanya di hadapan

Gerturd yang sebelumnya menuduh muslim sebagai penyebab banyaknya tragedi

nahas yang terjadi melalui pengeboman.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh utama dalam

novel Bulan Terbelah di Langit Amerika adalah Hanum dan Rangga. Hal tersebut

dapat diketahui dari pernyataan-pernyataan tokoh yang terdapat dalam novel.

Penokohan tokoh utama dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika

tidak jauh berbeda dengan penokohan tokoh utama dalam novel Bulan Terbelah

di Langit Amerika. Dalam film juga mengambil tokoh utama pria dan wanita.

Tokoh utama tersebut juga memiliki nama yang sama dengan yang terdapat dalam

novel, yaitu Rangga dan Hanum. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di

bawah ini.
223

Hanum : “Mas. Sudah minta izin sama Prof. Reinhard untuk menemani
aku seminggu ke New York? Kenapa?”
Rangga : “Kebetulan aku dikasih tugas sama dia, dan waktunya bersamaan
sama tugas kamu.”
Hanum : “Yang bener kamu. Terus aku bagaimana?”
Rangga : “Kamu pasti bisa sendiri.”
(00:11:31)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga merupakan tokoh

utama pria dalam film tersebut. Hanum meminta Rangga untuk menemaninya ke

New York karena tugas yang diberikan Gerturd mengharuskannya pergi ke New

York. Tetapi Rangga menolaknya karena ia juga ada tugas dari Prof. Reinhard.

Penolakan Rangga tersebut hanya untuk menggoda Hanum. Akhirnya mereka

dapat bersama-sama pergi ke New York.

Sebagai tokoh utama, Hanum mendapatkan tugas untuk membuat artikel

yang berkaitan dengan tragedi 9/11 dengan tema „Akankah dunia lebih baik tanpa

Islam?‟. Hanum menyanggupi tugas tersebut tetapi disertai dengan pernyataan

bahwa muslim juga menjadi korban dalam tragedi nahas itu. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan dialog di bawah ini.

Hanum : “Gerturd. Sejak tragedi itu, dunia muslim terpinggirkan dan


diusir dari kehidupan sosial mereka. Karena keyakinan mereka,
hidup mereka dipersulit banyak orang.”
Gerturd : “Maksudmu itu memang bagus. Tapi faktanya, Hanum teroris itu
adalah Muslim.”
(00:08:52)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum merupakan tokoh

utama. Ia diberikan tugas oleh Gerturd untuk menulis artikel tentang tragedi 9/11.

Awal mula pemberian tugas tersebut lah yang membawa Hanum ke dalam

berbagai peristiwa di New York.


224

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh utama dalam

film Bulan Terbelah di Langit Amerika adalah Rangga dan Hanum. Tokoh utama

tersebut dapat diketahui dari dialog tokoh yang bersangkutan dan dialog tokoh

lain.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kedua karya novel

dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika memiliki persamaan pada penokohan

tokoh utama, yaitu pria dan wanita bernama Rangga dan Hanum. Hanya saja,

dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat pengembangan tokoh

utama. Dalam film lebih menonjolkan tokoh utama Hanum dalam setiap peristiwa

yang diceritakan, sedangkan dalam novel, pengarang memberikan porsi cerita

yang sama pada kedua tokoh utama. Meskipun demikian, dalam kedua karya

tersebut tetap memiliki persamaan tokoh utama yakni Rangga dan Hanum.

Dengan adanya persamaan tokoh utama dalam kedua karya novel dan film,

sehingga dapat dikatakan kedua karya tersebut memiliki hubungan intertekstual

secara ekspansi. Hubungan intertekstual seacara ekspansi berfungsi sebagai

memperjelas penokohan tokoh utama pada film.

c. Alur

Alur yang digunakan dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit

Amerika karya Hanum Salsabiela Rais adalah sama-sama menggunakan alur maju

(progresif), karena peristiwa-peristiwa yang dikisahkan dalam novel dan film

bersifat kronologis. Berikut uraian mengenai tahapan alur dari kedua karya novel

dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika.


225

1. Tahap Penyituasian (Situation)

Tahap penyituasian dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika

diawali dengan penugasan Hanum untuk menulis artikel yang berkaitan dengan

tragedi 9/11 dengan tema „Akankah dunia lebih baik tanpa Islam‟. Dalam

menyelesaikan tugasnya tersebut, Hanum harus pergi ke Amerika. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Kau tau, sebentar lagi dunia akan memperingati tragedi 9/11. Dewan
redaksi memintaku membuat ulasan tentang itu. Seandainya Islam tak ada,
tragedi itu pasti tidak pernah terjadi.”
(46)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa tahap penyituasian berawal dari

Hanum ditugaskan untuk membuat artikel yang berkaitan dengan tragedi 9/11.

Gerturd meminta Hanum untuk terjun langsung ke Amerika untuk mendapatkan

beberapa wawancara dengan narasumber yang sudah direkomendasikan oleh

Gerturd.

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika tahap penyituasian

dikisahkan sama dengan tahap penyituasian yang terdapat dalam novel, yakni

ketika Hanum ditugaskan oleh atasannya yang bernama Gerturd untuk membuat

artikel yang berkaitan dengan tragedi 9/11. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

dialog di bawah ini.

Gerturd : “Jadi, ini tugasmu. Tulislah artikel „Apakah dunia lebih baik
tanpa Islam?‟ jawabannya tergantung dari pandangan Julia dan
Sarah Collins.”
(00:08:40)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa tahap penyituasian yang

terdapat dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika juga terjadi ketika Hanum
226

ditugaskan untuk menulis artikel yang berkaitan dengan tragedi 9/11 dengan tema

Apakah dunia lebih baik tanpa Islam?‟. Gerturd meminta Hanum untuk pergi

langsung ke Amerika untuk menyelesaikan tugasnya tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kedua karya novel

dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika memiliki persamaan pada tahap

penyituasian. Tahap penyituasian dalam kedua karya novel dan film tersebut

memiliki persamaan dan hal cerita yang disajikan, yaitu Hanum diberikan tugas

oleh Gerturd untuk menulis artikel yang bertemakan „Akankah dunia lebih baik

tanpa Islam? Meskipun adanya pengembangan yang terjadi pada perubahan

kalimat tetapi pada dasarnya tahap penyituasian dalam kedua karya tersebut sama.

Dengan adanya persamaan tahap penyituasian dalam kedua karya novel dan film

tersebut, sehingga dapat dikatakan kedua karya tersebut memiliki hubungan

intertekstual secara ekspansi. Hubungan tersebut berfungsi untuk menjelaskan

bahwa pada film, pengarang lebih menonjolkan kisah yang dialami korban tragedi

WTC.

2. Tahap Pemunculan Konflik (Generating Circumstance)

Tahap pemunculan konflik yang terjadi pada novel Bulan Terbelah di

Langit Amerika terjadi ketika Hanum hadir untuk meliput sekaligus mencari

narasumber dalam acara demo penolakan pembangunan masjid di Ground Zero.

Hanum bertemu dengan pemimpin demonstrasi yang bernama Michael Jones. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Aku melihat pria bertubuh besar dengan brewok menjadi pemimpin aksi
protes. Pria setengah baya berambut keriting itu tampak paling
bersemangat dibandingkan yang lain.”
(92)
227

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum bertemu dengan

seorang pria yang memimpin gerakan protes pembangunan masjid di Ground

Zero. Diketahui bahwa nama pria itu adalah Michael Jones. Ia kehilangan istrinya

dalam tragedi nahas tersebut. Oleh karena itu, ia ingin membalas dendam dengan

membuat gerakan aksi penolakan pembangunan masjid.

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika memiliki tahap pemunculan

konflik yang sama dengan yang dikisahkan di dalam novel. Tahap pemunculan

konflik dalam film terjadi ketika Hanum bertemu dengan Michael Jones untuk

mengambil map sekaligus mewawancarai Jones. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan dialog di bawah ini.

Jones : “Pastikan suara kalian terdengar.”


Hanum : “Pak, Maaf.”
Jones : “Teruskan!”
Hanum : “Saya yakin itu milik saya.”
Jones : “Saya menemukannya di taksi.”
Hanum : “Ya, saya meninggalkannya di taksi.”
Jones : “Tapi bagaimana kamu tahu ini ada pada saya? Kamu wartawan
itu? Kamu wartawan yang menulis artikel “Akankah dunia lebih
baik tanpa Islam?”
Hanum : “Benar. Saya kemari untuk mengambilnya. Saya membutuhkan
itu, tolonglah.”
Pria : “Mike. Para wartawan sudah menunggumu untuk wawancara.
Cepat.”
Jones : “Ambil ini. Saya harus pergi.”
Hanum : “Bolehkah saya mewawancaraimu sebentar saja?”
Jones : “Dengar, tulis saja sebagai suami korban 9/11, ya, dunia lebih
baik tanpa Islam.”
(00:57:51)

Dari kutipan di atas dapat diketahui tahap pemunculan konflik dalam film

Bulan Terbelah di Langit Amerika terjadi ketika Hanum bertemu dengan Jones

untuk mengambil mapnya sekaligus mewawancarainya. Hanum membujuk Jones

untuk mau diwawancarai sebentar saja. Belum sempat Hanum menyampaikan


228

pertanyaan, Jones sudah menjawab dengan mantap bahwa ia setuju apabila dunia

lebih baik tanpa Islam.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kedua karya novel

dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika memiliki persamaan pada tahap

pemunculan konflik. Dalam kedua karya novel dan film tersebut sama-sama

menceritakan pertemuan Hanum dengan Jones. Pertemuan Hanum dan Jones sama-

sama terjadi ketika ada gerakan demo penolakan pembangunan masjid di Ground

Zero. Hanum berusaha untuk mewawancarai Jones, karena ia pun termasuk

keluarga korban tragedi WTC. Dalam film, penulis memodifikasi kalimat yang

terdapat dalam dialog menjadi lebih dramatis. Dengan adanya persamaan tahap

pemunculan konflik dalam kedua karya novel dan film tersebut, dapat disimpulkan

bahwa kedua karya tersebut memiliki hubungan intertekstual secara konversi.

Hubungan konversi terjadi untuk memunculkan kesan dramatis pada film.

3. Tahap Peningkatan Konflik (Rising Action)

Tahap peningkatan konflik yang terjadi dalam novel Bulan Terbelah di

Langit Amerika terjadi ketika Hanum sedang dalam proses mewawancarai

Michael Jones. Tiba-tiba kerusuhan terjadi lantaran ada pendemo yang membawa

posterprovokatif. Oleh karena itu, Jones langsung pergi meninggalkan Hanum.

Dalam hitungan detik Hanum terkepung oleh kekacauan yang terjadi. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Mr. Jones, tunggu! Ini foto istrimu!” seruku kembali sambil memandangi
foto Anna yang masih tertahan ditanganku. Namun Jones tak acuh padaku
lagi. Dalam beberapa detik Jones sudah melesat kembali ke arena demo.
Dalam beberapa detik pula demonstrasi itu berubah kacau. Kekacauan
yang mengepungku.”
(99)
229

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa tahap peningkatan konflik yang

terdapat dalam novel terjadi ketika Hanum berusaha mengembalikan foto Anna

kepada Jones. Tetapi ia justru terkepung oleh demonstran yang melarikan diri dari

kekacauan tersebut.

Tahap peningkatan konflik yang terdapat dalam film Bulan Terbelah di

Langit Amerika sama dengan peristiwa yang diceritakan dalam novel, yakni

ketika gerakan demonstrasi berakhir dengan kacau. Rangga yang saat itu sedang

berada ditaksi mendengar berita bahwa demonstrasi di Ground Zero berakhir

dengan ricuh. Seketika itu ia mengingat Hanum. Rangga khawatir dengan keadaan

Hanum saat itu. Ia dengan tergesa-gesa meminta bantuan Stefan untuk

menggantikannya menemui Phillipus Brown, sedangkan ia akan mencari Hanum.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Rangga : “Demonya ricuh. Aku harus mencari Hanum. Kamu yang


merekam. Kita bagi tugas. Kamu rekam, aku cari Hanum.”
Stefan : “Tunggu. Kalau aku yang merekam yang kasih wawancara siapa?”
Rangga : “Tolong aku kali ini saja. Aku harus mencari istriku. Pak tolong
berhenti di sini.”
Stefan : “Ini bukan bagi tugas namanya.”
Rangga : “Tolong aku. Nanti istriku kenapa-kenapa. Kamu bisa tolong aku
kali ini saja? Ya?”
Stefan : “Oke, oke.”
(01:00:14)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa tahap peningkatan konflik

dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika terjadi ketika kericuhan

demonstrasi penolakan pembangunan masjid terjadi. Saat itu Rangga mendengar

berita di radio dan mengkhawatirkan keadaan Hanum. Ia meminta bantuan Stefan

untuk menggantikannya menemui Phillipus Brown.


230

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kedua karya novel

dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika memiliki persamaan cerita pada tahap

peningkatan konflik, tetapi dalam penyajiannya terdapat pergantian tokoh. Dalam

novel dikisahkan tahap peningkatan konflik berfokus pada tokoh utama wanita,

sedangkan dalam film, peningkatan konflik berfokus pada tokoh utama pria.

Tetapi pada dasarnya, tahap peningkatan konflik kedua karya novel dan film

tersebut memiliki kisah dan cerita yang sama. Dengan adanya persamaan tahap

peningkatan konflik dalam kedua karya novel dan film tersebut, sehingga dapat

disimpulkan bahwa kedua karya tersebut memiliki hubungan intertekstual secara

modifikasi. Hubungan intertekstual modifikasi berfungsi untuk mendramatisir

kisah yang disajikan pada film.

4. Tahap Klimaks (Climax)

Tahap klimaks yang terdapat dalam novel Bulan Terbelah di Langit

Amerika ditunjukkan melalui permasalahan yang dihadapi tokoh utama, yaitu

ketika Hanum terjebak dalam gerombolan pendemo yang melarikan diri dari

kerusuhan. Dalam menghadapi situasi yang sangat jarang dihadapinya tersebut,

Hanum merasa jantungnya berdegup lebih kencang. Tangannya bergetar. Hingga

akhirnya ia terjatuh. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Tiba-tiba segerombolan orang berlari ke arahku. Gerombolan demonstran


yang melarikan diri dari kejaran polisi. Tanganku bergetar. Tubuhku
hampir terhuyung karena lelah luar biasa berlari dan mencari arah. Bruk!
Aku merasakan kakiku terganjal kabel besar yang melintang di jalan.
Detik itu aku hanya mengingat lututku terseret aspal saat mencoba
manahan beban badanku yang limbung.”
(104-105)
231

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa tahap klimaks yang terjadi

dalam novel ditunjukkan ketika Hanum terjebak dalam gerombolan demonstran

yang berlari ke arahnya. Gerombolan demonstran yang melarikan diri dari kejaran

polisi menabraknya hingga Hanum terjatuh. Seketika itu handphone.

Tahap klimaks yang terjadi dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika

sama dengan cerita yang dikisahkan dalam novel. Tahap klimaks dalam film

terjadi ketika Hanum terjebak gerombolan pendemo. Gerombolan pendemo yang

menyelamatkan diri dari kekacauan tiba-tiba berlari kearahnya. Hanum limbung

hingga akhirnya ia terjatuh. Tangannya terkena aspal dan berkas-berkas mapnya

berhamburan. Hanum dengan gontai berusaha bangkit dan berlari menyelamatkan

diri dari tempat tersebut, namun ia justru tersesat. Selain itu, handphone-nya mati

karena terinjak-injak pendemo yang menabraknya (01:01:20).

Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kedua karya novel dan

film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais memiliki

persamaan pada tahap klimaks melalui penggambaran cerita. Tetapi dalam

penyajiannya terdapat pemutarbalikkan cerita. Dalam novel, tahap peningkatan

konflik dapat diketahui dengan jelas melalui keterangan kejadian yang

disampaikan pengarang. Sedangkan dalam film, tahap peningkatan konflik tidak

disertai dengan dialog antar tokoh maupun keterangan pada tampilan film, tetapi

penonton diajak menyimpulkan sendiri cerita yang sedang berlangsung, sehingga

menjadikan cerita tersebut termasuk ke dalam tahap klimaks. Dengan adanya

persamaan tahap klimaks dalam kedua karya novel dan film tersebut, sehingga

dapat disimpulkan bahwa kedua karya tersebut memiliki hubungan intertekstual


232

secara konversi. Hubungan konversi pada tahap ini memiliki fungsi sebagai

penjelas dari cerita yang disajikan dalam novel, yaitu ketika Hanum mengalami

kejadian buruk saat melakukan wawancara dengan Jones.

5. Tahap Penyelesaian (Denouement)

Tahap penyelesaian yang terdapat dalam novel Bulan Terbelah di Langit

Amerika terjadi ketika Phillipus Brown memberika sebuah cincin berlian kepada

Azima Hussein. Cincin berlian tersebut merupakan titipan terakhir Ibrahim

Hussein melalui Phillipus Brown untuk Azima sebagai hadiah ulang tahun

pernikahan mereka. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Inilah saat yang paling mengharukan itu.


“Nyonya Azima, saya ingin menyerahkan cincin ini kepada Anda. Cincin
berlian berlambang cinta dan kemuliaan suami Anda.”
Cincin berlian. Rekaman yang kudengar tentang Ibrahim yang tak lupa
akan hari spesial itu. Rekaman yang mengabadikan kata terakhirnya
tentang kejutan spesial untuk Azima. Ya, Abe tak pernah lupa. Dia tak
pernah lupa akan hari ulang tahun perkawinannya pada hari nahas itu.”
(317)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa tahap penyelesaian terjadi

ketika Azima menerima cincin berlian yang diserahkan Phillipus Brown. Cincin

berlian pemberian Ibrahim Hussein melalui Brown sebagai hadiah ulang tahun

pernikahan mereka. Azima tak pernah menyangka Abe mengingat hari spesial

tersebut.

Tahap penyelesaian juga terdapat dalam kisah Rangga dan Hanum yang

kembali dipertemukan setelah perpisahan mereka. Selama acara CNN TV Heroes,

Rangga meninggalkan Hanum bersama dengan keluarga Azima. Ia sama sekali

tidak ikut duduk di samping Hanum menyaksikan keharuan yang terjadi pada

keluarga Azima dan istrinya itu. Setelah acara selesai, Rangga menghampiri
233

Hanum dan menggenggam erat tangan istrinya. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan novel di bawah ini.

“Rangga menggenggam tanganku. Kami saling pandang dalam pelukan.


Aku tahu kami sedang berpikir tentang hal yang sama. Dengan mukjizat-
Nya, Tuhan telah begitu percaya kepada kami untuk menjadi bagian dari
skenario indah-Nya hari ini. Perpisahan kami telah menyeruakkan agenda
Tuhan yang lebih besar. Bukan hanya mengingatkanku pada arti
kebersamaan. Tuhan tahu benar kami berdua berpisah untuk menjalankan
misi-Nya.”
(323)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa tahap penyelesaian juga terjadi

pada tokoh utama Hanum dan Rangga. Mereka kembali dipertemukan setelah

sekian lama terpisah. Mereka menyadari bahwa dibalik perpisahan mereka, Tuhan

telah merencanakan sesuatu yang lebih besar untuk mereka, sesuatu yang

mengajarkan mereka arti kebersamaan dan sesuatu yang diperjuangkan untuk

memenuhi misi Tuhan di belahan dunia Barat.

Tahap penyelesaian yang terdapat dalam film Bulan Terbelah di Langit

Amerika memiliki persamaan dalam segi cerita dengan novelnya. Tahap

penyelesaian sama-sama diceritakan ketika Azima menerima cincin dari Ibrahim

Hussein melalui Phillipus Brown. Dengan berurai air mata, Azima menerima

cincin yang diberikan Brown. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah

ini.

Brown : “Hussein meminta saya menyerahkan ini andai dia tidak


selamat.”
(01:31:52)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Phillipus Brown menyerahkan

cincin berlian yang dititipkan Abe untuk diserahkan kepada Azima. Azima

menerima cincin tersebut dengan air mata yang berurai. Ia ingat perkataan Abe
234

pada hari ulang tahun Sarah, bahwa ia juga akan memberikan hadiah kepada

dirinya. Hadiah tersebut adalah sebuah cincin berlian sebagai kado pernikahan

kedua mereka.

Tahap penyelesaian pada film juga terjadi ketika Hanum dan Rangga

kembali dipertemukan setelah sekian lama terpisah. Mereka mengakui bahwa

mereka merasa saling membutuhkan. Keduanya sama-sama meminta maaf atas

perbuatan buruk mereka yang mengakibatkan perpisahan di antara mereka.

Akhirnya mereka saling mengenggam tangan dan tak ingin terpisahkan lagi. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Hanum dan Rangga : “Maafkan aku.”


Hanum : “Mas... aku butuh kamu.”
Rangga : “Aku yang butuh kamu.”
Hanum : “Aku kehilangan kamu dan aku tidak ingin kejadian
kemarin yang merupakan mimpi buruk aku terulang
lagi sama kita. Jangan terbelah lagi, ya, Mas?”
Rangga : “Tidak akan pernah terbelah lagi.”
(01:33:36)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa tahap penyelesaian terjadi

ketika Hanum dan Rangga kembali dipertemukan dan saling memaafkan. Mereka

sadar bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lain. Hanum dan Rangga

saling berpegangan tangan, mereka tidak ingin terpisah untuk kesekian kalinya

lagi.

Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam kedua karya

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

memiliki persamaan pada tahap penyelesaian. Persamaan dalam tahap

penyelesaian tersebut ditandai dengan kejadian yang disajikan dalam kedua karya

novel dan film tersebut. Dalam penyajian cerita terdapat beberapa perubahan jenis
235

kata yang digunakan. Pada film disajikan kata-kata yang lebih dramatis. Tetapi

dalam segi kisah yang disajikan dalam tahap penyelesaian tetap sama, yaitu

ditampilkan ketika Julia menerima cincin dari Brown, dan ketika Hanum bertemu

dengan Rangga setelah acara CNN TV Heroes. Dengan adanya persamaan tahap

penyelesaian dalam kedua karya novel dan film tersebut, dapat disimpulkan

bahwa kedua karya tersebut memiliki hubungan intertekstualitas secara ekspansi.

Hubungan tersebut berfungsi untuk menjelaskan kisah yang disajikan pada tahap

penyelesaian pada kedua karya novel dan film. Pengarang lebih menggali sisi

dramatis pada karya transformasinya.

d. Latar

Latar yang digunakan dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit

Amerika karya Hanum Salsabiela Rais memiliki persamaan. Latar yang memiliki

persamaan di antaranya adalah latar tempat, latar waktu, latar suasana, dan latar

sosial. Berikut uraian mengenai latar yang memiliki persamaan pada kedua karya

novel dan film tersebut.

1) Latar Tempat

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat latar tempat yang

menunjukkan sebuah lorong kecil. Latar tempat lorong kecil merupakan lokasi

yang menceritakan keberadaan Hanum saat menyelamatkan diri dari kekacauan

demonstrasi. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Di sebuah lorong kecil penuh dengan deretan bak sampah besar aku
terduduk lesu. Kakiku masih bergetar meski kerusuhan di luar lorong ini
sudah terjadi 20 menit lalu. Aku tak tahu persis di manakah aku berada
saat ini. Aku memekik ketika melihat rombongan tikus dan anak-
beranaknya melewatiku dengan angkuh. Seperti mengatakan aku sedang
236

memasuki teritori mereka. Kecoak-kecoak beterbangan di dinding beton


dan ingin menghinggapiku karena aku melihat mereka dengan jijik.”
(108)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengarang menjelaskan secara

detail keadaan lorong yang digunakan Hanum sebagai tempat menyelamatkan

diri. Sebuah lorong kecil yang berada di kawasan Ground Zero digambarkan

sebagai tempat yang kumuh dan menjijikkan. Pengarang mendeskripsikan

keadaan lorong sebagai tempat kumuh dengan adanya deretan bak sampah besar,

adanya gerombolan tikus, serta kecoak-kecoak yang beterbangan.

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika juga terdapat latar tempat

yang sama dengan yang terdapat dalam novel, sebuah lorong/gang. Di tempat itu

pula Hanum berusaha menyelamatkan diri dari kekacauan demonstrasi. Tempat

tersebut merupakan sebuah gang/lorong yang ditunjukkan melalui adanya dua

bangunan tinggi yang mengapitnya. Ada beberapa mobil terparkir berderet di

sana. Gang tersebut berada di daerah Ground Zero (01:01:44).

Dari beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kedua karya novel

dan film memiliki persamaan latar tempat. Latar tempat kejadian sama-sama

berada di sebuah gang/lorong. Pada novel, deskripsi tempat yang menunjukkan itu

adalah sebuah lorong sangat detail, sedangkan pada film terdapat pengembangan

pada penyajian latar tempatnya yaitu pada sebuah gang yang diapit oleh dinding

gedung yang tinggi. Meskipun demikian, latar tempat pada kedua karya tetap

menunjukkan persamaan, yaitu pada sebuah gang/lorong. Dengan adanya

persamaan latar tempat yang terdapat dalam kedua karya novel dan film, maka

dapat disimpulkan bahwa kedua karya memiliki hubungan intertekstualitas secara


237

ekspansi. Hubungan ekspansi berfungsi sebagai penjelas dalam wujud visual latar

tempat yang terdapat dalam novel.

2) Latar Waktu

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika menunjukkan adanya latar

waktu pagi hari. Latar pagi hari pada novel ditunjukkan ketika Hanum membaca

koran pagi yang memberitakan bahwa akan ada acara peringatan 9/11 di

Memorial Park. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Aku harus pergi ke acara peringatan di Memorial Park siang ini. Koran
pagi melansir, akan ada 1.000 orang mengenang tragedi 9/11 di sana.
Lebih mudah mencari keluarga korban nonmuslim di sana nanti. Dari
sekian ribu orang yang tumpas pada hari pilu itu, keyakinanku mengatakan
harus ada setidaknya satu yang bisa kudapatkan sebagai narasumber.”
(84)

Berdasarkan kutipan tersebut dapat diketahui bahwa latar waktu terjadi

pada pagi hari yang ditandai ketika Hanum telah membaca koran pagi dan akan

menghadiri acara peringatan 9/11 di Memorial Park pada siang harinya.

Pengarang tidak menjelaskan secara detail mengenai latar waktu yang

menunjukkan pagi hari, tetapi dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa waktu

menunjukkan pagi hari ketika Hanum membaca koran pagi.

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika juga menunjukkan adanya

latar waktu pagi hari. Latar waktu pagi hari ditunjukkan melalui gerakan aksi

penolakan pembangunan masjid. Aksi tersebut diketahui dilakukan pada pagi hari

ketika pada hari sebelumnya ada seorang pria yang membagikan selebaran

demonstrasi penolakan pembangunan masjid. Dalam selebarannya dituliskan aksi

tersebut diadakan pukul 08:00 pagi di Ground Zero. Pada tayangan selanjutnya
238

ditayangkan demonstrasi penolakan pembangunan masjid yang berarti

demonstrasi tersebut terjadi pada pagi hari pukul 08:00 (00:59:31).

Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam kedua karya

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat persamaan latar waktu,

yakni latar waktu pagi hari. Ada pemutarbalikkan dari segi cerita yang disajikan,

dalam novel dijelaskan secara langsung bahwa terdapat kejadian yang terjadi pada

pagi hari, sedangkan dalam film tidak dijelaskan secara langsung bahwa kejadia

tersebut terjadi pada pagi hari, keterangan yang menunjukkan pagi hari justru

diperoleh dari dialog yang disampaikan oleh tokoh lain pada waktu yang berbeda.

Meskipun demikian, kedua karya novel dan film tersebut tetap memiliki

persamaan latar waktu pagi hari. Dengan adanya persamaan latar waktu yang

terdapat dalam kedua karya novel dan film tersebut serta terdapat

pemutarbalikkan cerita yang disajikan, sehingga dapat diketahui bahwa kedua

karya memiliki hubungan intertekstualitas secara konversi. Fungsi hubungan

konversi yaitu untuk menunjukkan bahwa pengarang memberikan latar waktu

pagi hari yang sama pada kedua karyanya, pada karya hipogram dan karya

transformasinya.

3) Latar Suasana

Dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika memiliki

persamaan latar suasana. Persamaan latar suasana dalam kedua karya tersebut

meliputi persamaan latar suasana bahagia, susana sedih, suasana haru, dan

suasana menegangkan. Berikut uraian persamaan latar suasana yang terdapat

dalam kedua karya novel dan film tersebut.


239

(a) Bahagia

Latar suasana bahagia yang terdapat dalam novel Bulan Terbelah di

Langit Amerika terjadi ketika Hanum dan Rangga kembali dipertemukan melalui

acara CNN TV Heroes yang dihadiri keduanya. Diakhir acara Rangga menemui

Hanum dan menggenggam tangan istrinya itu. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan novel di bawah ini.

“Rangga menggenggam tanganku. Kami saling pandang dalam pelukan.


Aku tahu kami sedang berpikir hal yang sama. Dengan mukjizat-Nya,
Tuhan telah begitu percaya pada kami untuk menjadi bagian dari skenario
indah-Nya hari ini. Perpisahan kami telah menyeruakkan agenda Tuhan
yang paling besar. Bukan hanya mengingatkanku pada arti kebersamaan.
Tuhan tahu benar kami berdua berpisah untuk menjalankan misi-Nya. Ya,
ini adalah kejutan yang terindah. Tak hanya bermakna bagi kami berdua.
Tapi juga bagi dunia.”
(323)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa dalam novel terdapat latas

suasana bahagia. Latar suasana bahagia terjadi ketika Rangga dan Hanum

dipertemukan kembali di acara CNN TV Heroes. Rangga menghampiri Hanum

dan menggenggam erat tangan istrinya itu. Hanum dengan bahagia menyambut

tangan Rangga dan mereka saling berpelukan.

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat latar suasana

bahagia. Latar suasana bahagia dalam film tak jauh berbeda dengan yang

diceritakan dalam novel. Susana bahagia ditunjukkan ketika Hanum dan Rangga

bertemu setelah acara CNN TV Heroes selesai. Rangga menghampiri Hanum dan

menggenggam erat tangan istrinya it. Begitupun dengan Hanum, ia membalas

genggaman tangan Rangga. Mereka saling meminta maaf atas pertengkaran yang

membuat mereka terpisah. Dan mereka mengungkapkan bahwa mereka saling


240

membutuhkan satu sama lain. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah

ini.

Hanum dan Rangga : “Maafkan aku.”


Hanum : “Mas... aku butuh kamu.”
Rangga : “Aku yang butuh kamu.”
Hanum : “Aku kehilangan kamu dan aku tidak ingin kejadian
kemarin yang merupakan mimpi buruk aku terulang
lagi sama kita. Jangan terbelah lagi, ya, Mas?”
Rangga : “Tidak akan pernah terbelah lagi.”
(01:34:03)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa dalam film terdapat latar

suasana bahagia yang ditandai dengan pertemuan Hanum dan Rangga. Hanum

dan Rangga bertemu setelah acara CNN TV Heroes berakhir. Mereka saling

meminta maaf dan menyadari bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lain.

Hanum dan Rangga berpegangan tangan dengan erat dan menyatakan bahwa

mereka tidak akan terpisah lagi.

Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam kedua karya

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika memiliki persamaan latar

suasana bahagia. Kedua karya tersebut memiliki cerita yang sama yang

menunjukkan cerita tersebut merupakan latar suasana bahagia, yaitu ketika

Hanum dan Rangga dipertemukan kembali setelah sekian lama dipisahkan oleh

jarak dan waktu. Dalam film tersebut pengarang memodifikasi kalimat menjadi

lebih dramatis, tetapi tidak mengurangi persamaan latar suasana bahagia yang

terdapat dalam karya keduanya. Dengan adanya persamaan latar suasana bahagia

dalam kedua karya novel dan film tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa

kedua karya tersebut memiliki hubungan intertekstualitas konversi. Hubungan


241

konversi pada kedua karya berfungsi untuk menunjukkan bahwa pada karya

transformasinya, pengarang menyisipkan kata-kata yang lebih dramatis.

(b) Sedih

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat latar suasana

sedih. Latar suasana sedih dalam novel tersebut terjadi ketika Hanum menghadapi

gerombolan orang yang menabraknya. Ia terjatuh dan handphone-nya mati karena

terinjak-injak oleh gerombolan orang tersebut. Ia tidak dapat menghubungi

Rangga untuk menyampaikan keadaannya yang sangat menyedihkan itu. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Telepon genggamku terpelanting jauh dan tamatlah riwayatnya. Ratusan


pasang kaki manusia beramai-ramai menginjak telepon genggam
kesayanganku tanpa ampun.”
(105)

Dari kutipan di atas dapat diketahui latar suasana sedih terjadi pada

Hanum ketika handphone terjatuh dan terinjak-injak oleh gerombolan orang yang

menabraknya. Ia berlari mengindari keadaan kacau tersebut, tetapi ia justru

tersesat entah di mana. Handphone-nya mati, sehingga ia tidak dapat

menghubungi Rangga.

Dalam film Bulan Terbelah di Amerika latar suasana sedih diceritakan

sama dengan yang terdapat dalam novel. Suasana sedih diceritakan ketika Hanum

mengetahui bahwa handphone-nya mati karena terinjak-injak oleh gerombolan

pendemo yang menabraknya. Ia tersesat dan tak dapat menghubungi Rangga.

Hingga akhirnya, dengan pasrah Hanum berjalan gontai meninggalkan tempat

tersebut dan duduk di sebuah bangku panjang (01:02:02).


242

Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam kedua karya

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika memiliki persamaan latar

suasana sedih. Latar suasana sedih pada kedua karya tersebut diceritakan melalui

peristiwa sama yang dialami tokoh utama, yaitu ketika Hanum mengalami

kejadian buruk ketika meliput acara demo di Ground Zero, Hanum terjatuh dan

handphone-nya mati, sehingga ia tak dapat mengubungi Rangga. Dalam

penyajiannya, pengarang memberikan perubahan pada film. Perubahan yang

ditunjukkan oleh pengarang berkaitan dengan detail kejadian yang tampilkan.

Dalam novel, pengarang mengisahkan secara rinci kejadian-kejadian buruk yang

menimpa Hanum saat dan setelah kericuhan di Ground Zero, sedangkan dalam

film, pengarang lebih menonjolkan kejadian buruk yang dialami setelah kericuhan

itu terjadi, seperti saat Hanum tersesat, dan dia mengingat kembali

pertengkarannya dengan Rangga sebelum berpisah. Meskipun demikian, dapat

diketahui bahwa dalam kedua karya novel dan film tersebut tetap memiliki

persamaan latar suasana sedih. Dengan adanya persamaan latar suasana pada

kedua karya tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua karya memiliki

hubungan intertekstual secara ekspansi. Fungsi hubungan ekspansi pada kedua

karya yaitu untuk menjelaskan latar suasana sedih yang terdapat pada karya

transformasi.

(c) Haru

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat latar suasana

haru. Latar suasana haru dalam novel tersebut terjadi ketika Phillipus Brown

memberikan sebuah cincin berlian yang dititipkan Ibrahim Hussein untuk


243

diberikan kepada Azima. Cincin berlian itu merupakan hadiah ulang tahun

pernikahan Azima dan Abe. Azima menerima cincin berlian yang diberikan

Phillipus Brown dengan berurai air mata, ia tak menyangka Abe akan

memberikan hadiah ulang tahun pernikahan dengan cara yang tak pernah ia duga.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Inilah saat yang paling mengharukan itu. “Nyonya Azima, saya ingin
menyerahkan cincin ini kepada Anda. Cincin berlian perlambang cinta dan
kemuliaan suami Anda.”
(317)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa dalam novel terdapat latar

suasana haru yang terjadi ketika Phillipus Brown menyerahkan cincin berilan

yang dititipkan Ibrahim Hussein untuk Azima. Cincin berlian tersebut sebagai

hadiah pernikahan mereka. Azima menerima cincin tersebut dengan berurai air

mata. Ia tak menyangka Abe mengingat ulang tahun pernikahan mereka.

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat latar suasana haru

dengan cerita sama dengan yang terdapat dalam novel. Yaitu ketika Brown

meminta Azima untuk naik ke panggung yang sama dengannya dan menyerahkan

cincin berilan kepada Azima. Cincin berlian tersebut merupakan hadiah ulang

tahun dari Ibrahim Hussein yang dititipkan melalui Phillipus Brown. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Brown : “Saya dengar Ny. Julia Collins ada di sini bersama putrinya?
Mohon maju ke depan. Ny. Hussein, suatu kehormatan Anda telah
datang dan bertemu Anda. Sarah, ayahmu adalah pria yang luar
biasa yang telah menyelamatkan hidup saya. Ny. Hussein, suami
Anda adalah pria yang luar biasa. Saya tidak menyangka kita
akhirnya bertemu. Hussein meminta saya menyerahkan ini andai
dia tidak selamat.”
(01:31:52)
244

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa suasana haru terjadi ketika

Azima di minta untuk naik ke panggung yang sama dengan Brown. Brown

menyerahkan cincin berlian yang dititipkan Ibrahim Hussein untuk diberikan

kepada Azima sebagai hadiah ulang tahun pernikahan mereka. Aziman menerima

cincin berlian itu dengan berurai air mata, ia tak menyangka Ibrahim ingat dengan

hari ulang tahun pernikahan mereka.

Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam kedua karya

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika memiliki persamaan latar

suasanan haru. Latar suasana haru pada kedua karya tersebut menceritakan

peristiwa yang sama, yaitu ketika Phillipus Brown menyerahkan cincin yang

dititipkan Abe kepada Julia. Dalam film terdapat pengembangan cerita sehingga

tampak lebih dramatis. Dengan adanya persamaan latar suasana haru pada kedua

karya novel dan film, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua karya tersebut

memiliki hubungan intertekstualitas secara ekspansi. Hubungan ekspansi tersebut

berfungsi untuk menjelaskan suasana haru yang terdapat pada karya

transformasinya.

(d) Menegangkan

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat latar suasana

menegangkan. Latar suasana menegangkan terjadi ketika Hanum terjebak dalam

kerusuhan. Ia terkepung gerombolan orang yang berlari ke arahnya. Keadaannya

tersebut membuat ketegangan dalam diri Hanum. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan di bawah ini.

“Tiba-tiba segerombolan orang berlari ke arahku. Gerombolan


demonstrasi yang melarikan diri dari kejaran polisi. Tanganku bergetar.
245

Tubuhku hampir terhuyung karena lelah luar biasa berlari dan mencari
arah. Tubuh-tubuh pria besar peserta demo itu sekarang seperti gelombang
pasang yang siap mengempas. Aku merasakan nadiku berpulsa ratusan
kali. Aku berbalik arah dengan telepon genggam yang masih kunyalakan.”
(104)

Dari kutipan di atas dapat diketahui ketegangan yang melingkupi diri

Hanum. Ia tak kuasa bergerak karena gerombolan pria dengan tubuh

mengepungnya. Ia berusaha dengan susah payah mencari jalan keluar agar

terlepas dari kepungan itu. Dengan handphone yang masih menyala, ia berharap

Rangga tahu ketegangan yang sedang melingkupinya.

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat latar suasana

menegangkan sama dengan yang diceritakan dalam novel. Suasana menegangkan

terjadi ketika Hanum tertabrak gerombolan orang yang berlari ke arahnya. Dengan

panik Hanum berusaha melarikan diri dari gerombolan orang yang menabraknya,

tetapi ia justru terjatuh dan berkas-berkas yang ada di dalam map berhamburan. Ia

tak kuasa menghindarkan tangannya dari aspal jalanan, hingga akhirnya

tangannya terluka. Dengan lunglai Hanum meninggalkan tempat tersebut setelah

gerombolan orang yang menabraknya pergi (01:01:20).

Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui pada kedua karya novel dan

film Bulan Terbelah di Langit Amerika memiliki persamaan latar suasana

menegangkan. Cerita yang disajikan dalam suasana menegangkan pun memiliki

persamaan. Persamaan tersebut terletak pada kejadian buruk yang menimpa

Hanum, yaitu ketika ia terjebak dalam kericuhan demonstrasi yang terjadi di

Ground Zero. Dengan adanya persamaan latar suasana menegangkan yang

terdapat dalam kedua karya novel dan film tersebut, dapat disimpulkan bahwa
246

kedua karya memiliki hubungan intertekstualitas secara konversi. Hubungan

konversi pada kedua karya tersebut ditunjukkan melalui peristiwa yang

digambarkan pada film, pengarang memodifikasi penyajian cerita pada film.

Pemodifikasian tersebut terletak pada ketegangan yang dialami Hanum pada film

yang tergambar dengan jelas, sehingga penonton dapat melihat adegan dramatis

yang dialami Hanum. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

hubungan konversi kedua karya tersebut berfungsi untuk mendramatisir susana

menegangkan pada kedua karya.

b) Perbedaan Unsur Intrinsik antara Novel dan Film Bulan Terbelah di

Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

Novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Rais memiliki perbedaan pada beberapa aspek. Aspek tersebut meliputi tema,

penokohan tokoh tambahan dan tokoh antagonis, dan latar. Berikut rincian

persamaan antara kedua karya tersebut.

(1) Tema

Tema dalam kedua karya novel dan film Bulan Terbelah di Langit

Amerika karya Hanum Salsabiela Rais memiliki perbedaan pada kejadian dalam

cerita yang disajikan. Pada novel tersebut, pendeskripsian perjuangan Hanum

dalam membela dan mengubah pandangan dunia terhadap Islam nampak jelas dan

lebih ditonjolkan, sedangkan dalam film tersebut, pendeskripsian perjuangan

Hanum dalam membela keyakinannya tidak terlalu ditonjolkan. Dalam novel,

permasalahan-permasalahan yang timbul cukup kompleks dan dramatis. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.


247

“Tiba-tiba sebuah bus mendecit keras, ketika mendadak mengerem persis


di hadapanku. Aku hampir saja tertabrak. Sopir bus itu mengata-ngataiku
dengan kata-kata buruk. Ya, aku benar-benar merasa buruk rupa sekaligus
secara psikologis. Dan detik itulah aku mengingat kata-kataku tadi malam,
kata-kata yang menantang takdirku. “KITA BERPISAH DI NEW YORK,
MAS!”
(116)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum mengalami kejadian

tragis setelah ia menjadi korban kekacauan di Ground Zero. Ia hampir tetabrak,

saat itu pula ia teringat kata-katanya terhadap Rangga. Kata-kata yang dikabulkan

oleh Allah, sebuah perpisahan.

Dalam novel juga diceritakan dengan jelas penderitaan yang dialami

Hanum setelah kekacauan demonstrasi tersebut. Hanum menemukan masjid dan

tertidur di sana. Penampilannya seperti gelandangan buruk rupa. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Mataku mengerjap-ngerjap. Seseorang menggoyang-goyang tubuhku


dengan keras dan semakin keras. Mengapa ada orang yang begitu tega
membangunkanku dengan cara tak berperasaan ini? Tak terlihatkah
olehnya, aku sudah seperti gelandangan jalanan yang butuh uluran tangan?
Tak dapatkah dia menyaksikan lututku terluka cukup serius tanpa
rekayasa? Atau mungkin itu sama sekali tak bermakna, karena dia bisa
membaca keadaanku yang sedang tak suci, dan dia tak memperbolehkanku
masuk masjid ini?”
(118)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa kondisi Hanum sangat

memprihatikan. Pengarang secara detail mendeskripsikan kondisi mengenaskan

Hanum. Penderitaan yang dialaminya tanpa suami dan di negara orang. Yang ia

butuhkan saat itu hanya belas kasih orang lain yang mau menolongnya dalam

kondisinya yang sedang memprihatinkan itu.


248

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pengarang

menyajikan secara jelas dan kompleks permasalahan-permasalahan yang

dihadapai tokoh utama. Pengarang lebih memfokuskan detail peristiwa tragis yang

dialami tokoh sehingga terlihat jelas pendramaan dalam novel.

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika permasalahan-

permasalahan yang ditampilkan cukup sederhana dan simpel. Pengarang hanya

memfokuskan pada jalannya cerita yang disajikan. Seperti saat Hanum menjadi

korban kericuhan demonstrasi, pada film hanya ditampilkan kondisi Hanum yang

sakit pada bagian tangan dan handphone-nya yang sudah mati. Kemudian Hanum

tersesat dan tak tau arah harus ke mana. Ia naik kereta dan ingat pertengakarannya

dengan Rangga sebelum mereka terpisah (01:03:48).

Pada tayangan berikutnya, diceritakan Hanum tersesat dan dia sedang

duduk di sebuah bangku panjang sambil menangis. Kondisi yang dialami Hanum

pada saat itu tidak cukup memprihatinkan seperti yang terdapat dalam novel.

Kemudian Hanum ditemukan oleh Sarah dan Julia dan mereka meminta Hanum

untuk ke rumahnya. Luka yang dialami Hanum hanya tampak pada siku tangan

yang saat itu sedang diobati Sarah (01:04:53).

Dari beberapa penjelasan di atas terdapat perbedaan peristiwa yang

disajikan dalam kedua karya novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika.

Dalam novel, pengarang mendeskripsikan permasalahan-permasalahan yang

muncul secara jelas dan kompleks sehingga kesan perjuangan tokoh utama pun

tampak semakin nyata. Sedangkan dalam film, pengarang tidak terlalu

memfokuskan permasalahan yang terjadi pada tokoh utama. Pengarang hanya


249

fokus pada alur cerita, sehingga pengorbanan tokoh utama tidak terlalu

ditonjolkan. Adanya perbedaan tema yang berkaitan dengan cerita yang terjadi

pada kedua karya novel dan film tersebut merupakan wujud dari pengembangan

karya sastra, sehingga kedua karya tersebut memiliki hubungan intertekstual

sastra secara ekspansi. Hubungan tersebut berfungsi sebagai penjelas pada karya

transformasi pada tema yang disajikan pada kedua karya novel dan film tersebut.

(2) Penokohan Tokoh Tambahan

Dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat

perbedaan penokohan tokoh tambahan. Perbedaan tersebut bersifat pengembangan

karena pada film tokoh tambahan bertambah dua tokoh. Dua tokoh tambahan

yang terdapat dalam film yaitu Stefan Rudolfsky dan Jasmine. Keduanya

merupakan pasangan kekasih. Peran Stefan dalam film adalah sahabat Rangga.

Selama Rangga dan Hanum berada di Amerika, di rumah Stefanlah mereka

tinggal. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Jasmine : “Maaf, seharusnya Stefan menjemput kalian dari bandara. Tapi


dia ke pesta semalam.”
Rangga : “Tidak apa-apa.”
Jasmine : “Kamu tahu Stefan.”
Hanum : “Tidak apa-apa. Terima kasih.”
Stefan : “Sial! Jam berapa ini?”
Jasmine : “Masih ada waktu untuk berubah pikiran untuk tidak tinggal di
kebun binatang.”
Stefan : “Sial. Pukul berapa ini? Rangga. Hei! Hanum. Hei! Apa kabar?”
Hanum : “Baik. Apa kabar?”
Stefan : “Maaf sekali tidak menjemput kalian dari bandara, ya?”
(00:19:17)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa dalam film terdapat tokoh

Stefan. Ia merupakan sahabat Rangga. Selama Rangga dan Hanum di Amerika di

rumah Stefanlah mereka tinggal sementara. Saat itu Stefan berjanji menjemput
250

Hanum dan Rangga di bandara tetapi ia jusru bangun terlambat, hingga Hanum

dan Rangga sudah sampai di rumahnya.

Tokoh Stefan dan Jasmine merupakan berperan sebagai sepasang kekasih

dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika. Jasmine ingin segera menikah

dengan Stefan, tetapi Stefan merasa belum siap untuk menikahinya. Bahkan

ketika Jasmine menunjukkan sebuah undangan pernikahan temannya, Stefan

justru mengasiani kedua temannya itu karena harus menikah. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan dialog di bawah ini.

Jasmine : “Ini. Undangan pernikahan Yusuf dan Naomi.”


Stefan : “Yusuf dan Naomi? Bukannya mereka baru kenal setengah
tahun yang lalu?”
Jasmine : “Ya.”
Stefan : “Kasihan amat, ya?”
Jasmine : “Kok kasihan? Kadang kamu tahu setelah saatnya tiba.”
Stefan : “Untung kita tidak perlu berurusan sama masalah begini, ya,
Sayang?”
(00:44:49)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Jasmine dan Rangga

merupakan pasangan kekasih yang terdapat dalam film Bulan Terbelah di Langit

Amerika. Jasmine ingin Rangga segera menikahinya, tetapi Rangga belum siap

untuk menikah. Usaha Jasmine dengan memperlihatkan undangan pernikahan

temannya pun gagal.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam film Bulan

Terbelah di Langit Amerika terdapat penambahan tokoh tambahan, yaitu Stefan

Rudolfsky dan Jasmine. Mereka merupakan pasangan dalam film. Stefan berperan

sebagai sahabat Rangga yang membantu Rangga selama mereka di Amerika. Dari

kutipan di atas nampak jelas bahwa sifat yang diberikan pengarang pada tokoh
251

Stefan ini adalah sifat yang tidak setia, karena secara tidak langsung ia tidak

menginginkan adanya pernikahan antara dirinya dan Jasmine, padahal Jasmine

berharap Stefan akan menikahinya. Dengan adanya perbedaan penokohan tokoh

tambahan dalam film, dapat di ketahui bahwa dalam karya tersebut terdapat

pengembangan karya, sehingga kedua karya novel dan film tersebut memiliki

hubungan intertekstual secara ekspansi. Hubungan ekspansi pada kedua karya

tersebut berfungsi untuk mengembangkan karya transformasi sehingga karya

tersebut menjadi lebih bervariasi dari karya sebelumnya.

(3) Penokohan Tokoh Antagonis

Dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat

perbedaan penokohan tokoh antagonis. Perbedaan penokohan tokoh antagonis

terletak pada nama dan karakter tokoh. Dalam novel, tokoh antagonis diperankan

oleh seorang Pria Tua yang ditemui Rangga di dalam bus. Pria Tua itu suka

menjelek-jelekkan orang lain serta membenci orang tanpa alasan yang jelas. Ia

bahkan mengungkit kitab agama Islam. Pria Tua itu menuduh Alquran sebagai

kitab yang mengajarkan peperangan kepada muslim. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan di bawah ini.

“Harus ada cara untuk mengurangi jumlah penduduk dunia di negara-


negara itu, Anak Muda,” potong Pak Tua itu memotong segala perlawanan
yang terjadi di otakku terhadap cara berpikirnya. “Maksudmu, program
pembatasan kelahiran? Tanyaku baik-baik. “Itu terlalu konvensional. Kita
memerlukan cara yang efektif. Alquran-mu juga mengajarkan teori ini.
Ehm, perang, perang, dan perang.”
(147)

Dari kutipan di atas dapat diketahui tokoh antagonis yang terdapat dalam

novel tersebut adalah seorang Pria Tua yang suka menjelek-jelekkan agama orang
252

lain. Ia bahkan tak segan menuduh Alquran sebagai kitab yang mengajarkan

peperangan di hadapan penganutnya. Rangga emosi mendengar tuduhan Pria Tua

itu, tetapi ia masih dapat menahannya, karena ia tak mau dipandang buruk oleh

orang-orang yang berada di bus yang sama dengannya.

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika tokoh antagonis diperankan

oleh seorang pria bernama Michael Jones. Ia merupakan seorang yang memiliki

disifat pendendam. Ia kehilangan istrinya yang bernama Anna dalam peristiwa

9/11. Sehingga ia ingin membalas dendam terhadap umat muslim dengan

membuat gerakan demo penolakan pembangunan masjid di Ground Zero. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Media : “Tuan Michael Jones. Apa yang Anda proteskan hari ini?”
Jones : “Masjid adalah bentuk penghinaan bagi Amerika. Muslim
bertanggung jawab atas kematian ribuan orang. Termasuk istri
saya, yang bekerja dan tewas di World Trade Center.”
(00:59:29)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Michael Jones merupakan

tokoh antagonis yang terdapat dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika.

Michael Jones memiliki sifat pendendam. Ia berusaha menggagalkan usaha umat

Islam untuk membangun masjid. Menurutnya pembangunan masjid merupakan

penghinaan bagi Amerika, karena muslim yang bertanggung jawab pada tragedi

9/11 yang menjadikannya kehilangan istri tercinta.

Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam kedua karya

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat perbedaan pada nama

dan penokohan tokoh antagonis. Dalam novel, tokoh antagonis tidak disebutkan

nama melainkan hanya disebut sebagai Pria Tua. Pria Tua ini memiliki sifat suka
253

menjelekkan agama orang lain. Dalam film, tokoh antagonis bernama Michael

Jones. Michael Jones memiliki sifat pendendam. Perbedaan yang terjadi pada

penokohan tokoh antagonis disebabkan adanya perubahan tokoh dan penokohan

yang disajikan oleh pengarang, sehingga dalam kedua karya novel dan film

tersebut memiliki hubungan intertekstual secara modifikasi. Hubungan modifikasi

ini terletak pada penggantian nama dan karakter tokoh antagonis, pengarang

memberikan tokoh dan karakter yang berbeda pada kedua karyanya tetapi sama-

sama memiliki peran tokoh antagonis, sehingga hubungan modifikasi pada kedua

karya berfungsi untuk pembeda karya hipogram terhadap karya transformasinya.

(4) Latar

Latar yang digunakan dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika

karya Hanum Salsabiela Rais memiliki perbedaan. Latar yang memiliki perbedaan di

antaranya adalah latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Berikut uraian mengenai

latar yang memiliki persamaan pada kedua karya novel dan film tersebut.

(a) Latar Tempat

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat beberapa tempat

yang tidak terdapat dalam film. Beberapa tempat yang tidak terdapat dalam film,

yaitu museum, bangku panjang Grand Memorial, kursi panjang central park, dan

undakan Jefferson memorial. Lokasi-lokasi tersebut terdapat dalam kutipan novel

di bawah ini.

“Lima menit aku dan Rangga berdiri di depan pintu museum itu. Aku
mengentak-entakkan kaki dan mengusap-usap tangan untuk mengimbangi
angin dingin pada pagi hari yang sunyi.”
(82)
254

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa dalam novel terdapat latar

tempat museum. Pengarang tidak menceritakan secara detail untuk menunjukkan

bahwa tempat tersebut adalah sebuah museum, tetapi pengarang menunjukkan

langsung melalui cerita bahwa tempat tersebut adalah sebuah museum.

Hanum meminta Rangga untuk menunggunya di bangku panjang Grand

Memorial selama dia meliput sekaligus mencari narasumber di Ground Zero. Ia

tak tega melihat Rangga mengikutinya sambil membawa barang bawaan yang

cukup banyak. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Aku mengangguk mantap. Aku memintanya menunggu saja di bangku


panjang sekitar Grand Memorial. Menjaga dua koper kecil dan dua ransel
dalam keadaan dingin dan semrawut area Ground Zero, membuatku tak
tega melihatnya.”
(89)

Dari kutipan di atas dapat diketahu bahwa latar tempat yang terjadi dalam

cerita adalah bangku panjang di Grand Memorial. Pengarang tidak mendeskripsi-

kan latar tempat tersebut dengan detail dan jelas. Tetapi pengarang langsung

menyajikan secara langsung latar tempat tersebut ke dalam cerita.

Latar tempat yang terdapat dalam novel berikutnya adalah di Central Park,

tepatnya di kursi panjang Central Park. Saat itu, Hanum dan Julia sedang

menunggu anak Julia yang bernama Sarah. Sarah sedang bermain di Central Park

bersama teman-temannya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Kami duduk di kursi panjang di luar Central Park menghadap Columbus


Circle. Patung itu masih saja berdiri jumawa. Orang-orang berlalu-lalang
melewati kami.”
(134)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa latar tempat yang terdapat

dalam novel berada di kursi panjang di Central Park. Pengarang sedikit


255

menjelaskan deskripsi latar tempat, yakni kursi tersebut menghadap patung

Columbus Circle yang merupakan orang pertama penemu benua Amerika.

Undakan Jefferson Memorial merupakan tempat Rangga menunggu

Hanum. Tempat tersebut berada di kompleks National Mall, kompleks yang luas

dengan banyak ikon sejarah Amerika. Ia masih setia menunggu Hanum meskipun

harus menunggu beberapa jam lagi. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di

bawah ini.

“Masih beberapa jam lagi, bus terakhir yang mengangkut Hanum dari
New York seharusnya akan tiba di Union Station DC. Aku putuskan
menunggu sambil duduk-duduk di undakan Jefferson Memorial.
Menikmati pemandangan yang terhampar di depan mata. Inilah kompleks
Nation Mall yang terlihat dari bus tadi. Kompleks yang luas dengan
banyak ikon sejarah Amerika.”
(170)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengarang tidak

mendeskripsikan latar tempat secara lengkap. Pengarang hanya menjelaskan

bahwa undakan Jefferson Memorial terletak di kompleks National Mall yang

merupakan tempat banyaknya ikon sejarah Amerika.

Adanya perbedaan pada kedua karya novel dan film tersebut menunjukkan

bahwa kedua karya memiliki hubungan intertekstual secara modifikasi. Hubungan

tersebut terletak pada nama-nama tempat yang tergambar pada kedua karya

memiliki perbedaan. Pengarang menggambarkan kejadian pada kedua karya

terjadi pada latar tempat dan nama tempat yang berbeda, sehingga hubungan

modifikasi pada kedua karya berfungsi untuk memvariasikan latar tempat pada

kedua karya agar lebih banyak dan beragam.


256

(b) Latar Waktu

Latar waktu yang terdapat dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit

Amerika memiliki perbedaan yang dari segi cerita yang disajikan. Latar waktu

yang berbeda tersebut meliputi latar waktu siang dan malam hari. Berikut uraian

perbedaan latar waktu dari segi cerita dalam kedua karya novel dan film tersebut.

a) Siang

Latar waktu siang hari terdapat dalam novel Bulan Terbelah di Langit

Amerika. Waktu siang hari ditunjukkan ketika Hanum dan Rangga akan meliput

acara peringatan 9/11. Hanum menanyakan kepada wanita penjaga museum

tentang masjid yang berada di area museum. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

di bawah ini.

“Kami dari Indonesia. Wartawan yang mau meliput aksi peringatan 9-11
siang ini. Oh ya, kau tahu katanya adal masjid di dekat sini. Benar?”
(86)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa latar waktu yang terdapat

dalam novel adalah siang hari. Hal tersebut ditunjukkan melalui dialog yang

menyatakan „siang ini‟. Kata „siang ini‟ menunjuk pada waktu Hanum

menyatakan bahwa ia dan Rangga merupakan wartawan yang akan meliput aksi

peringatan 9/11 yang dilakukan pada siang hari.

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat latar waktu yang

sama dengan novel, yakni latar waktu siang hari. Tetapi cerita yang disampaikan

berbeda. Dalam film diceritakan saat Rangga akan menemui Phillipus Brown

bersama dengan Stefan. Saat itu Phillipus Brown akan pergi karena harus

mengikuti pertemuan selanjutnya. Suasana yang menunjukkan siang hari dapat


257

diketahui dari ucapan asisten Brown yang bernama Janet. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan dialog di bawah ini.

Brown : “Tolong atur itu untuk hari Selasa.”


Janet : “Baik. Selamat siang, Pak.”
(00:28:20)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa latar waktu siang hari terdapat

dalam film. Latar tersebut ditunjukkan pengarang melalui dialog antartokoh, yaitu

Phillipus Brown dan Janet. Janet mengucapkan selamat siang kepada Brown

sebelum Brown pergi. Saat itulah Rangga yang berniat menemui Brown siang itu

gagal.

Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kedua karya novel dan

film memiliki perbedaan latar waktu siang hari. Dalam kedua karya menunjukkan

adanya pemutarbalikkan cerita yang ditunjukkan melalui segi penyajian cerita

serta tokoh yang terdapat dalam cerita. Pada film, tokoh yang mneyatakan bahwa

kejadian tersebut terjadi pada siang hari adalah Hanum, sedangkan dalam film,

adalah Janet. Dengan adanya perbedaan yang terjadi dalam kedua karya novel dan

film tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam kedua karya memiliki hubungan

intertekstualitas secara konversi. Hubungan konversi tersebut berfungsi untuk

memperjelas karya transformasi dari segi latar waktu siang hari yang ditunjukkan

melalui dialog antartokoh.

b) Malam

Dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat latar

waktu malam hari. Latar waktu malam hari yang diceritakan dalam novel dan film

memiliki perbedaan. Pada novel, latar waktu malam hari terjadi ketika Gerturd
258

menelepon Hanum untuk memberikan informasi penting bahwa esok hari ia harus

berangkat ke kantor. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Maaf, meneleponmu malam-malam. Besok kau harus masuk kantor pagi-


pagi...,” suaranya kini sedikit bergetar. Ada harap besar padaku.”
(21)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa latar waktu dalam novel terjadi

pada malam hari. Pengarang tidak menjelaskan secara rinci suasana malam saat

cerita disajikan, tetapi pengarang langsung menjelaskan latar waktu melalui dialog

tokoh.

Latar waktu malam hari dalam novel juga terjadi ketika Hanum dan

keluarga Azima bertemu untuk menghadiri acara CNN TV Heroes di Baird

Auditorium. Latar waktu malam hari dapat diketahui dari percakapan Hanum dan

Azima sebelum acara di mulai. Hanum memaksa Azima untuk menghadiri acara

tersebut. Awalnya Azima tidak ingin ikut karena ibunya tidak terbiasa keluar

malam, tetapi karena bujukan Hanum akhirnya ia dan keluarganya tetap

berangkat. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Mereka tak sedikitpun menyadari kedatanganku yang sedari tadi berada


di samping mereka. Merekalah tiga tamu, para penyelamatku di New
York. Merekalah yang membuatku ada sekarang ini, di ibu kota Amerika
Serikat.”
(271)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum dan Azima bertemu

untuk menghadiri acara CNN TV Heroes. Latar waktu malam hari ditunjukkan

pengarang melalui dialog antartokoh sebelum pertemuan itu terjadi, yaitu ketika

Hanum membujuk Azima untuk hadir dalam acara tersebut sebagai ucapan terima

kasihnya karena sudah dibantu selama ia mengalami kesusahan di New York.


259

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam novel Bulan

Terbelah di Langit Amerika terdapat latar waktu malam hari. Latar waktu malam

hari tidak dideskripsikan secara detail oleh pengarang. Pengarang menunjukkan

waktu malam hari melalui dialog antartokoh yang terdapat dalam cerita.

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika juga terdapat latar waktu

malam hari. Latar waktu malam hari ditunjukkan secara langsung, yaitu pada

tayangan film ditampilkan suasana malam hari yang tampak gelap, hanya

diterangi cahaya lampu dari gedung-gedung pencakar langit di New York. Dalam

tayangan film juga ditampilkan bentangan sungai dengan warna air yang pekat

karena tak ada cahaya mata hari. Langit malam tampak bersih tanpa adanya

bintang-bintang. Yang nampak berkilauan hanya lampu-lampu di pinggiran

sungai, jembatan, dan dari gedung-gedung yang berdiri megah (00:21:40).

Latar waktu malam hari dalam film juga juga ditunjukkan ketika acara

CNN TV Heroes berlangsung. Dalam acara tersebut, Phillipus Brown membuka

pidatonya dan mengucapkan selamat malam pada seluruh hadiri. Ucapan Phillipus

Brown tersebut menunjukkan latar waktu malam hari. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan dialog di bawah ini.

Brown : “Terima kasih, hadirin sekalian. Saya merasa terhormat bisa


berada di sini malam ini. Saya selalu bertanya pada diri saya
apakah saya layak menerima penghargaan ini?”
(01:19:52)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa latar waktu malam hari terdapat

dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika. Latar tempat tersebut disajikan

secara langsung oleh pengarang melalui dialog tokoh, yaitu tokoh Phillipus

Brown yang saat itu sedang melakukan pidato untuk acara CNN TV Heroes.
260

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam film Bulan

Terbelah di Langit Amerika terdapat latar waktu malam hari. Latar waktu malam

hari ditampilkan secara langsung yang menampilkan suasana malam hari dan

ditunjukkan melalui dialog tokoh.

Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam novel dan film

Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais memiliki

perbedaan cerita dalam penyajian latar waktu malam hari. Cerita yang disajikan

kedua karya tersebut memiliki perbedaan yang mencolok. Pada novel, pengarang

menceritakan latar waktu malam hari secara langsung melalui percakapan tokoh

Gerturd, dan percaapan tokoh Hanum dengan Julia sebelum acara CNN TV Heroes

dimulai, sedangkan dalam film, penonton disajikan pemandangan malam hari,

sehingga penonton mengetahui bahwa itu menunjukkan waktu malam hari.

Perbedaan dari kedua karya tersebut terjadi karena pengarang memodifikasi cerita

yang terjadi dalam film, pemodifikasian tersebut terletak pada penyajian cerita yang

disajian oleh pengarang. Dengan adanya perbedaan tersebut, sehingga kedua karya

novel dan film tersebut memiliki hubungan intertekstualitas secara konversi.

Hubungan konversi pada kedua karya berfungsi untuk menjelaskan pada karya

transformasinya, bahwa pada karya tersebut juga memiliki latar waktu malam hari.

(c) Latar Sosial

Dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais memiliki perbedaan pada latar sosial. Perbedaan latar sosial ini

ditunjukkan melalui jalan cerita yang disajikan oleh pengarang. Dalam novel

diceritakan Hanum bertemu dengan Julia Collins secara tidak sengaja ketika ia
261

menjadi korban kekacauan di Ground Zero. Saat itulah Hanum mengetahui masa

lalu kelam Julia. Hanum berpikir bahwa Julia sangat cocok jika dijadikan

narasumber olehnya. Tetapi Julia menolak lantaran ia bukanlah seorang muslim

sejati. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Terima kasih, Hanum. Tapi tidak. Mungkin besok kau bisa kukenalkan
pada teman-temanku yang lain di masjid. Keluarga beberapa kawan juga
tewas dalam tragedi itu, dan mereka muslim sejati.” Aku sungguh kecewa
Julia menolakku. Bagaimanapun, aku hanya ingin berterima kasih padanya
karena telah membantuku. Wujudnya, dengan menjadikannya
narasumberku.”
(139)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa pertemuannya dengan Julia

tidak menjamin dirinya diterima untuk melakukan wawancara. Julia menolak

untuk diwawancarai, ia justru merekomendasikan teman-temannya yang sesama

muslim. Meskipun demikian, Hanum tetap berusaha untuk membujuk Julia agar ia

mau menjadi narasumbernya.

Latar sosial dalam novel juga ditunjukkan melalui pertemuan Hanum

dengan Michael Jones. Jones merupakan salah satu keluarga korban tragedi 9/11.

Hanum berhasil membujuk Jones untuk menjadi narasumbernya. Ia mengajukan

pertanyaan yang sama dengan tema artikel yang dia buat, yaitu „Akankah dunia

lebih baik tanpa Islam?‟ jawaban Jones sedikit membingungkan Hanum. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Aku, hm, ingin menjawab ya. Coba kau hitung berapa kali sudah bom
bertebaran di seluruh dunia sejak 9/11. Dan selalu saja kata „muslim‟
bertebaran pada saat yang sama.” Jones mengangguk berkali-kali. Tapi
jelaslah aku tak mengerti mengapa dia menggunakan kata “ingin”. Dia
melihatku dengan mata yang luruh. Air mataku menggenang. Menahan
napas yang kustop beberapa saat, kecuali aku ingin dia tahu bahwa aku
sedang menahan sakit.
262

“Tapi aku tidak tega ketika aku menemukan seorang reporter muslim yang
begitu menyenangkan diajak ngobrol. Masih bisa mengerti ketika aku
mengkritik orang-orang muslim saudaranya yang jahat-jahat itu. Dan kau,
bisa menangis mendengar kisahku,” Jones menepuk pundakku. Aku tahu
dia tidak enak hati padaku.”
(229)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum bertemu dengan Jones

dan berhasil mewawancarainya. Jones menjawab pertanyaan Hanum secara tidak

langsung. Hal tersebut membuat Hanum sedikit bingung. Tetapi dalam kutipan di

atas dapat diketahui bahwa secara tidak langsung, Jones menjawab „tidak‟ dengan

Hanum sebagai alasannya menjawab „tidak‟.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam novel Bulan

Terbelah di Langit Amerika terdapat latar sosial. Latar sosial tersebut ditunjukkan

melalui pertemuan Hanum dengan beberapa keluarga korban tragedi 9/11.

Pertemuannya dengan beberapa keluarga korban tersebut dijadikan Hanum

sebagai pengalaman berharga.

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat latar sosial yang

berbeda dari segi penceritaannya dari novel. Pengarang banyak memodifikasi

cerita pada film tersebut. Dalam pertemuan Hanum dengan Julia, diceritakan Julia

dengan kasar meminta Hanum diusir dari rumahnya karena ia tidak mau

diwawancarai media. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Julia : “Jadi, kamu ke sini, kamu mencari alamat rumah kami?”


Hanum : “Saya memang mencari alamat untuk....”
Julia : “Baik, saya melarang kamu mendekati saya dan keluarga saya
untuk wawancara.”
Hanum : “Julia....”
Julia : “Dan jangan lagi mencoba berbohong dan menipu untuk mencari
alamat ini.”
Hanum : “Julia....”
Julia : “Anda tahu jalan keluarnya!”
263

Hanum : “Saya prihatin atas apa yang kamu alami. Saya ingin menulis
artikel tentang kamu.”
Julia : “Saya tidak percaya sama media. Kalian hanya peduli pada
wawancara. Kalian tidak peduli sama orang yang kalian
wawancara. Pergi sekarang!”
(00:38:16)

Dari kutipan di atas dapat diketahui Julia dengan keras mengusir Hanum

dari rumahnya. Ia menolak untuk di wawancarai karena ia tidak percaya pada

media. Meskipun Hanum sudah menyatakan keprihatinannya atas peristiwa yang

menimpa Julia dan keluarganya, Julia tetap mengusir Hanum. Ia mengatakan

dengan tegas bahwa ia tak mau diwawancarai.

Latar sosial dalam film juga ditunjukkan melalui pertemuan Hanum dengan

Michael Jones. Pertemuan Hanum diawali dari niatnya untuk mengambil mapnya

yang dibawa oleh Jones sekaligus memintanya untuk menjadi narasumbernya.

Belum sempat Hanum mengajukan pertanyaannya, Jones sudah menjawab „ya‟

dengan mantap. Jawabannya tersebut mengaju pada tema artikel „Akankah dunia

lebih baik tanpa Islam?‟. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Hanum : “Bolehkah saya mewawancaraimu sebentar saja?”


Jones : “Dengar, tulis saja sebagai suami korban 9/11, ya, dunia lebih
baik tanpa Islam.”
Hanum : “Pak, jangan biarkan kebencian mencegahmu untuk berlaku
adil. Berlakulah yang adil. Karena itu mendekati kebajikan. Al
Maidah, ayat 8.”
Jones : “Apa yang kamu bicarakan?”
Hanum : “Alquran mengajari kita untuk berlaku adil. Bahkan kepada
mereka yang bukan penganutnya.”
Jones : “Dengar, jangan menceramahi saya, Ny. Hanum. Paham?
Muslim menyebar pembunuhan dan kehancuran di seluruh
dunia! Mereka membuat hidup saya sia-sia. Mereka merenggut
istriku, Anna! Kamu bisa menulis itu di artikelmu. Anggap saja
itu sebagai bayaran karena mengembalikan dokumenmu.
Selamat tinggal.”
(00:58:31)
264

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum berhasil mewawancari

Jones. Tetapi Hanum tidak setuju dengan jawaban Jones, karena ia menganggap

jawaban Jones tersebut dipengaruhi oleh kebenciannya terhadap muslim.

Meskipun demikian, Jones tetap berpegang teguh pada jawabannya, bahwa dunia

lebih baik tanpa Islam.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam film Bulan

Terbelah di Langit Amerika terdapat latar sosial. Latas sosial tersebut ditunjukkan

melalui pertemuan Hanum dengan beberapa keluarga korban tragedi 9/11. Tetapi

dalam film diceritakan bahwa pertemuannya tersebut tidak berjalan dengan baik

seperti pertemuan Hanum dengan narasumber yang terdapat dalam novel.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam kedua karya

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika memiliki perbedaan pada latar

sosial. Perbedaan latar sosial yang terjadi dalam kedua karya tersebut dapat

diketahui dari cerita yang disajikan oleh pengarang. Pengarang mengembangkan

karyanya dalam film agar terlihat lebih menarik dengan memberikan

permasalahan yang lebih kompleks. Dengan adanya perbedaan latar sosial yang

ditunjukkan melalui jalan cerita pada kedua karya novel dan film tersebut, maka

dapat disimpulkan bahwa kedua karya tersebut memiliki hubungan

intertekstualitas secara ekspansi. Hubungan secara ekspansi tersebut berfungsi

untuk memperjelas latar sosial yang terjadi pada kedua karya novel dan film

tersebut.
265

c) Persamaan dan Perbedaan Unsur Ekstrinsik Nilai Akidah Tokoh Utama

antara Novel dan Film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais

Dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan

tersebut berupa nilai akidah yang terdapat dalam kedua karya tersebut meliputi

iman kepada Allah, iman kepada kitab Allah, iman kepada Nabi dan Rasul, iman

kepada hari akhir, dan iman kepada qada dan qadar. Berikut uraian persamaan dan

perbedaan nilai akidah yang terdapat dalam kedua karya novel dan film tersebut.

(1) Persamaan Unsur Ekstrinsik Nilai Akidah Tokoh Utama antara Novel

dan Film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

Dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais memiliki persamaan nilai akidah. Persamaan nilai akidah yang

terdapat dalam kedua karya novel dan film tersebut meliputi, iman kepada Allah,

dan iman kepada Nabi dan Rasul. Berikut uraian persamaan nilai akidah antara

novel dan film tersebut.

(a) Iman kepada Allah

Dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais memiliki persamaan nilai akidah berupan iman kepada Allah.

Persamaan nilai akidah iman kepada Allah dalam kedua karya tersebut meliputi

percaya bahwa Allah itu ada, menyebut nama Allah, dan memenuhi ketetapan

Allah. Berikut uraian persamaan nilai akidah iman kepada Allah yang terdapat

dalam novel dan film tersebut.


266

a) Percaya bahwa Allah itu ada

Dalam nove Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat nilai akidah iman

kepada Allah. Nilai akidah iman kepada Allah ditunjukkan dengan sikap percaya

bahwa Allah itu ada. Dalam novel, nilai akidah tersebut ditunjukkan ketika

Hanum menerima tugas yang diberikan Gerturd tentang membuat artikel yang

bertemakan „Akankah dunia lebih baik tanpa Islam?‟ Hanum bertekad untuk

membela keyakinannya karena ia percaya bahwa Allah ada dan sebagai seorang

muslim haruslah kita membela keyakinan kita. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan novel di bawah ini.

“Hatiku bergemuruh. Kerongkonganku tersekat. Mataku sempat mendelik.


Akan halnya Gerturd sendiri, wajah pasinya tadi pagi sudah berubah
seperti orang yang hendak diinjeksi mati. Dia berusaha mengantisipasi apa
reaksiku. Kini aku tau yang dimaksud Gerturd dengan “emergency”. Ini
bukan masalah ibunya. Bukan masalah redaksi yang memintanya
membuat berita gila. Bukan pula masalah perusahaan ini yang bangkrut.
Ini masalahku membela keyakinanku.”
(45)

Dari kutipan di atas dapat diketahui nilai akidah percaya bahwa Allah itu

ada melalui sikap Hanum. Hanum percaya bahwa Allah yang menjadi Tuhannya

sangat pantas untuk dibela melalui keyakinannya. Ia bertekad untuk mengubah

pandangan buruk agama Islam di mata masyarakat Barat setelah tragedi 9/11.

Sikap tokoh utama yang mencerminkan nilai akidah percaya bahwa Allah

itu ada terjadi ketika Hanum mengagumi sosok Ibrahim Hussein. Sosok yang

menjadi fitnah sekaligus penyelamat umat muslim di belahan dunia Barat. Ia

merupakan seorang terduga teroris yang meledakan gedung WTC, dan ia juga lah

yang menyelamatkan umat Islam dari pandangan buruk masyarakat melalui

seorang Phillipus Brown. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.
267

“Ibrahim Hussein, aku tak pernah mengenalmu di dunia fana ini. tapi aku
merasa engkau berada dekat dengan kami semua. Engkau diciptakan
Tuhan untuk menunjukkan dunia ini lebih indah dengan kehadiran Islam
yang rahmatan lil alamiin. Rahmat bagi seluruh alam. Saat Tuhan merasa
cukup sudah tugasmu untuk itu, delapan tahun lalu, Dia memanggilmu
dengan cara yang luar
biasa. Untuk menggugah dunia, bahwa seperti dirimulah seorang jihadis
sejati.”
(322)

Dari kutipan di atas dapat diketahui sikap percaya bahwa Allah itu ada

melalui tokoh Hanum. Ia mengakui bahwa Islam merupakan agama rahmatan lil

alamin, rahmat bagi seluruh alam, sehingga secara langsung ia percaya bahwa

Allah itu ada karena adanya agama Islam.

Dari beberapa kutipan di atas dapat diketahui bahwa nilai akidah iman

kepada Allah yang ditunjukkan melalui sikap percaya bahwa Allah itu ada

terdapat dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika. Sikap percaya bahwa

Allah itu ada ditunjukkan melalui sikap tokoh utama wanita.

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika juga terdapat nilai akidah

iman kepada Allah yang berkaitan dengan percaya bahwa Allah itu ada. Nilai

akidah tersebut ditunjukkan melalui sikap tokoh utama untuk membela

keyakinannya dengan menjawab „tidak‟ untuk tema artikel „Akankah dunia lebih

baik tanpa Islam?‟. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Hanum : “Julia! Julia. Seorang teroris tidak akan menyayangi keluarganya.


Teroris tidak akan meninggalkan putrinya dengan Alquran.
Bosku menyuruhku menulis artikel “Akankah dunia lebih baik
tanpa Islam?” Dia memintaku mewawancarai kamu dan Sarah.
Dia justru ingin kamu sebagai Muslim menjawab “ya”. Islam,
agama yang berarti kedamaian, justru membuat hidupmu
berantakan. Bahkan suamimu dianggap teroris. Kamu kehilangan
kepercayaan sebagai Muslim. Kamu melepas hijabmu dan
mengganti namamu dari Azima Hussein. Jika kamu tidak
membuka pintu ini pupus sudah harapanku untuk menjawabnya
268

“Tidak”. Baiklah, mungkin memang kita yang tidak bisa


membela keyakinan kita.”
(00:41:52)

Dari kutipan di atas dapat diketahui sikap percaya bahwa Allah itu ada

ditunjukkan melalui sikap Hanum. Ia percaya bahwa Allah itu ada, sehingga ia

bertekad untuk membela keyakinannya dengan menjawab „Tidak‟ untuk tema

artikel „Akankah dunia lebih baik tanpa Islam?‟. Ia berharap Julia memiliki tekad

yang sama dengannya untuk membela keyakinannya.

Sikap Hanum yang menunjukkan ia percaya bahwa Allah itu ada kembali

ditunjukkan melalui tekadnya untuk membela keyakinannya. Ia berkata kepada

Rangga bahwa ia berusaha untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Islam

merupakan agama yang rahmatan lil alamin. Perkataan Hanum dipicu dari sikap

Rangga yang terkesan menyepelekan usahanya. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan dialog di bawah ini.

Rangga : “Kamu terlalu keras sama diri kamu.”


Hanum : “Terlalu keras apa?”
Rangga : “Lebih santai sedikit bisa, „kan?”
Hanum : “Aku ke sini santai? Tidak pernah aku bilang begitu ke kamu.
Aku ke sini buat kerja. Aku ditugaskan untuk menunjukkan
bahwa Islam adalah Rahmatan lil alamin. Ini soal keyakinan kita,
Mas. Berat tugas aku, Mas. Harus membuat artikel yang
tendensius. Bukan main-main. Kalau kamu dari awal bisa bantu,
ya bantu. Jangan bilang “ya” saja.”
(00:53:51)

Dari kutipan di atas dapat diketahui sikap percaya bahwa Allah itu ada

ditunjukkan melalui sikap Hanum dengan tekadnya untuk menunjukkan bahwa

Islam merupakan agama rahmatan lil alamin. Agama Islam merupakan agama

yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Hanum ingin menunjukkan hal tersebut

kepada dunia agar pandangan buruk mereka tentang Islam hilang.


269

Dari beberapa kutipan di atas dapat diketahui bahwa nilai akidah iman

kepada Allah yang berkaitan dengan percaya bahwa Allah itu ada terdapat dalam

film Bulan Terbelah di Langit Amerika. Nilai akidah tersebut ditunjukkan melalui

sikap tokoh utama dalam membela keyakinannya. Dengan tekad membela

keyakinannya itulah yang menunjukkan sikap bahwa Allah itu ada.

Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam kedua karya

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

memiliki persamaan nilai akidah. Persamaan tersebut ditunjukkan pengarang

melalui sikap yang mencerminkan percaya bahwa Allah itu ada. Ada perubahan

dalam film karena pengarang memodifikasi kalimat yang disajikan, tetapi dalam

hal cerminan nilai akidah percaya bahwa Allah itu ada tetap memiliki persamaan.

Dengan adanya persamaan nilai akidah percaya bahwa Allah itu ada, sehingga

kedua karya novel dan film tersebut memiliki hubungan intertekstualitas secara

konversi. Hubungan konversi pada kedua karya berfungsi sebagai penjelas bahwa

tokoh utama pada karya transformasi pun memiliki sikap percaya bahwa Allah itu

ada.

b) Menyebut nama Allah

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat nilai akidah yang

berkaitan dengan menyebut nama Allah. Nilai akidah tersebut ditunjukkan ketika

Hanum sedang dalam situasi sulit, yaitu ketika ia terjebak dalam kekacauan

demonstrasi di Ground Zero. Hanum menyebut nama Allah ketika menyadari

situasinya yang memprihatinkan itu. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di

bawah ini.
270

“Astaghfirullah. Bagaimana bisa semua kejadian ini seperti berlomba-


lomba menyudutkan keadaanku sekarang?”
(105)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum menyebut nama Allah

ketika ia menghadapi situasi kacau. Kekacauan yang terjadi di Ground Zero

membuatnya mengalami cobaan yang berat. Tanpa suami, tersesat, dan kelelahan.

Meskipun demikian, ia tetap berusaha untuk menyelamatkan diri.

Nilai akidah menyebut nama Allah kembali ditunjukkan oleh sikap

Hanum. Hanum bersyukur kepada Allah karena ada seseorang yang dikirim Allah

untuk menolongnya di dalam situasi memprihatinkan yang dialaminya. Seorang

pria meminjamkan telepon genggam kepada Hanum, sehingga ia dapat

menghubungi Rangga. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Entah siapa yang membisikkan hatinya. Dia melihatku dengan keibaan


yang dalam. Mendadak dia menyodorkan telepon genggamnya untukku.
Thank God.”
(111)

Dari kutipan di atas dapat diketahui Hanum menyebut nama Allah dengan

menggunakan bahasa Inggris. Ia bersyukur karena telah diberikan pertolongan

oleh Allah melalui seorang pria yang bersedia meminjamkan telepon

gengganmnya. Dengan telepon genggam itu, Hanum dapat menghubungi Rangga

tentang keadaannya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat diketahui bahwa dalam novel Bulan

Terbelah di Langit Amerika terdapat nilai akidah yang berkaitan dengan menyebut

nama Allah. Nilai akidah tersebut ditunjukkan oleh pengarang melalui sikap tokoh

utama.
271

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat nilai akidah yang

berkaitan dengan menyebut nama Allah. Nilai akidah tersebut ditunjukkan melalui

sikap tokoh dalam menghadapi situasinya. Hanum menyebut nama Allah ketika

menghadapi situasi sulit karena ia kehilangan mapnya. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di dialog di bawah ini.

Hanum : “Astagfirullahaladzim, Mas. Mas, tidak boleh ketinggalan, Mas.


Itu map Cuma satu dikasih sama Gerturd dan itu tanggung jawab
aku.”
Rangga : “Tenang. Sabar.”
(00:20:40)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum beristighfar menyebut

nama Allah ketika ia kehilangan map yang berisi berkas-berkas penting untuk

wawancaranya. Rangga dengan tenang meminta istrinya agar bersabar.

Hanum bersyukur karena ia berhasil mendapatkan alamat Julia Collins atas

bantuan Jasmine. Sikap bersyukur Hanum tersebut ditunjukkan dengan mengucap

Alhamdulillah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Hanum : “Alhamdulillah. Astaga, kau berhasil. Aku tidak tahu harus


bilang apa, tapi terima kasih.”
Jasmine : “Sedikit kebohongan kecil untuk kebaikan yang besar, ya, kan?”
Hanum : “Baiklah, terima kasih banyak.”
(00:27:04)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum menyebut nama Allah

ketika ia bersyukur karena telah mendapatkan alamat Julia Collins atas bantuan

Jasmine. Hanum bersyukur dengan mengucapkan hamdalah yang berarti ia telah

menyebut nama Allah.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam film Bulan

Terbelah di Langit Amerika terdapat nilai akidah menyebut nama Allah. Nilai
272

akidah tersebut ditunjukkan melalui sikap-sikap tokoh utama ketika menghadapi

situasi.

Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam kedua karya

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

mimiliki persamaan nilai akidah menyebut nama Allah. Nilai akidah tersebut

ditunjukkan secara langsung oleh pengarang melalui sikap tokoh utama dalam

menghadapi situasi. Dari segi penyajiannya, pengarang pengembangkan penyajian

cerita melalui perubahan kalimat yang digunakan. Tetapi yang berkaitan dengan

sikap nilai akidah tetap memiliki persamaan. Dengan adanya persamaan yang

terdapat dalam kedua karya novel dan film tersebut, sehingga dapat disimpulkan

bahwa kedua karya tersebut memiliki hubungan intertekstual secara ekspansi.

Hubungan ekspansi tersebut berfungsi untuk memperjelas karya transformasi dari

segi nilai akidah yang mencerminkan sikap iman kepada Allah yaitu menyebut

nama Allah.

c) Memenuhi ketetapan Allah

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat nilai akidah yang

berkaitan dengan memenuhi ketetapan Allah. Nilai akidah tersebut ditunjukkan

melalui sikap tokoh utama. Tokoh Rangga sebagai seorang muslim ia memenuhi

ketetapan Allah dengan tidak memakan makanan haram. Saat berada di Amerika

yang mayoritas penduduknya nonmuslim, Rangga tetap mencari makanan halal.

Ia menemukan penjual hotdog halal dan membelinya. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan di bawah ini.


273

“Aku menyalami seorang Timur Tengah penjual gyro-kebab-hotdog


dengan erat, memberinya beberapa dolar, menghargai usahanya berjualan
hotdog halal.”
(99)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa sebagai seorang muslim

Rangga memenuhi ketetapan Allah untuk memakan makanan halal dan

menghindari makanan haram. Keberadaa Rangga di Amerika yang mayoritas

berpenduduk nonmuslim membuatnya harus mencari makanan halal untuk

dimakan. Hingga akhirnya ia menemukan kedai hotdog halal dan membelinya.

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika tokoh utama Rangga

menunjukkan sikap memenuhi ketetapan Allah. Ia membeli hotdog halal untuk di

makan setelah mengetahui bahwa di sana ada sebuah kedai hotdog. Penjual

hotdog halal tersebut merupakan seorang muslim, itulah mengapa ia menjual

hotdog tanpa mengandung daging anjing. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

dialog di bawah ini.

Stefan : “Teman, di sini kamu bisa mendapatkan hotdog yang halal.”


Rangga : “Halal, ya? Assalamualaikum.”
Penjual : “Waalaikumsalam.”
(00:34:43)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga menunjukkan sikap

memenuhi ketetapan Allah dengan memilih makanan halal yang berada di New

York untuk ia makan. Sebuah kedai hotdog halal terdapat ditepi jalan kota New

York, di situlah Rangga dan Stefan memakan hotdog halal mereka.

Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam kedua karya

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika memiliki persamaan nilai

akidah. Persamaan nilai akidah tersebut berkaitan dengan sikap memenuhi


274

ketetapan Allah dengan memakan makanan halal. Pengarang memodifikasi

kalimat yang disajikan dalam film, tetapi tak mengubah persamaan dari nilai

akidah yang berkaitan dengan memenui ketetapan Allah tersebut. Dengan adanya

persamaan nilai akidah dalam kedua karya novel dan film, maka dapat

disimpulkan bahwa kedua karya tersebut memiliki hubungan intertekstual secara

konversi. Hubungan konversi berfungsi sebagai penjelas karya transformasi

melalui nilai akidah yang ditunjukkan oleh tokoh utama.

(b) Iman Kepada Nabi dan Rasul

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat nilai akidah iman

kepada Nabi dan Rasul. Nilai akidah iman kepada Nabi dan Rasul yang terdapat

dalam novel ditunjukkan melalui tokoh Rangga. Rangga diceritakan sedang

mencari ilmu dengan melanjutkan studi S-3-nya di Wina. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Aku memandang keluar jendela apartemen. Matahari awal musim gugur


masih menumpahkan sisa sinarnya, meskipun waktu menunjukkan hampir
pukul 21:00. Hingga selarut ini, Rangga belum juga pulang dari kampus.
Kelumrahan yang terjadi memasuki tahun kedua masa studi S-3-nya di
Wina.”
(20)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga merupakan tokoh yang

giat dalam mencari ilmu sesuai dengan perintah Nabi. Ia bahkan sampai pukul

21:00 belum juga pulang dari kampusnya. Rangga sedang menempuh studi S-3-

nya di Wina.

Dalam novel juga ditunjukkan nilai akidah iman kepada Nabi dan Rasul

melalui sikap Hanum. Sikap iman kepada Nabi dan Rasul ditunjukkan Hanum
275

ketika ia melihat patung Nabi Muhammad. Ia tidak rela Nabi junjungannya

dibuatkan patung. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Mataku membelalak tak percaya membaca manuskrip Asima. Ini benar-


benar penghinaan! “Apa?! Ini adalah penggambaran vulgar Nabi
Muhammad di atas gedung pengadilan Mahkamah Agung Amerika
Serikat!” Aku mendelik tak terima karena junjunganku, Nabi Muhammad
saw., dibuatkan patung relief neoklasik pada dinding Supreme Court atau
Mahkamah Agung Amerika Serikat.”
(206)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum memiliki sikap

membela Nabi Muhammad ketika ia melihat gambar Nabi Muhammad. Tidak ada

seorang pun yang mengetahui secara langsung fisik Nabi Muhammad, sehingga

menurut Hanum penggambaran Nabi Muhammad tersebut merupakan

penghinaan.

Dalam film Bulan terbelah di Langit Amerika terdapat nilai akidah iman

kepada Nabi dan Rasul. Nilai akidah tersebut sama dengan yang terdapat dalam

novel. Pada film diceritakan Rangga sedang menempuh studi di Universitas Islam

dan Bisnis di Wina. Ia menempuh pendidikan S-3 untuk mendapat gelar doktor.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Rangga : “Kenapa kamu tidak telepon dia saja?”


Reinhard : “Aku tidak menerima tanggapan. Untungnya aku gagal.
Sekarang terserah kamu. Aku tahu kamu mengejar pencalonan
untuk gelar doktor. Dan setiap calon diminta melakukan tugas
wawancara seperti ini. Ingat, jika kamu gagal, semua penelitian
kamu akan ditangguhkan.”
(00:10:30)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga sedang menempuh

pendidikan untuk meraih gelar doktor. Sebagai seorang mahasiswa S-3, Rangga
276

ditugaskan untuk melakukan wawancara dengan Phillipus Brown. Jika ia tak mau

melakukan wawancara tersebut, maka penelitiannya akan ditangguhkan.

Sikap membela Nabi Muhammad ditunjukkan oleh Hanum ketika ia

menyanggah pernyataan Jones yang menyatakan bahwa tidak ada muslim yang

baik di dunia. Hanum memberikan bukti kepada Jones tentang patung Nabi

Muhammad yang terdapat di gedung mahkamah agung Amerika Serikat. Ia

menunjukkan pada Jones bahwa Nabi Muhammad adalah simbol keadilan bagi

umat muslim, hingga ia dibuatkan patung di gedung MA Amerika Serikat. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Jones : “Masjid adalah bentuk penghinaan bagi Amerika. Muslim


bertanggung jawab atas kematian ribuan orang. Termasuk istri
saya, yang bekerja dan tewas di Word Trade Center.”
Hanum : “Bagaimana Anda menyimpulkan bahwa semua muslim di dunia
bertanggung jawab atas tragedi 9/11 itu? kami kaum yang cinta
damai.”
Jones : “Cinta damai?”
Hanum : “Ya.”
Jones : “Buktikan kalau masih ada Muslim yang baik di dunia ini. Ayo.”
Hanum : “Jika Islam tidak mengajarkan hal yang baik, lalu kenapa ada
patung Nabi Muhammad di Mahkamah Agung AS sebagai
pencurah keadilan tertinggi.”
(01:00:00)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum menyanggah

pernyataan Jones yang menyatakan bahwa tidak ada muslim yang baik. Hanum

menyangkal pernyataan Jones dengan menggunakan bukti adanya patung Nabi

Muhammad yang berada di gedung MA Amerika Serikat. Dengan adanya patung

tersebut membuktikan bahwa pernyataan Jones salah besar.

Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kedua karya novel dan

film memiliki persamaan nilai akidah iman kepada Nabi dan Rasul. Nilai akidah
277

iman kepada Nabi dan Rasul ditunjukkan oleh pengarang melalui tokoh utama,

yaitu mencari ilmu dan sikap membela Nabi dan Rasul. Ada perluasan atau

pengembangan karya yang ditunjukkan melalui dialog pada film. Dengan adanya

persamaan nilai akidah iman kepada Nabi dan Rasul, sehingga dapat disimpulkan

bahwa kedua karya novel dan film tersebut memiliki hubungan intertekstual

secara ekspansi. Hubungan ekspansi berfungsi untuk mengembangkan karya

transformasi agar penyajian ceritanya lebih luas.

(2) Perbedaan Nilai Akidah Tokoh Utama antara Novel dan Film Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

Dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat

perbedaan nilai akidah tokoh utama. Perbedaan nilai akidah tersebut meliputi,

iman kepada Allah, iman kepada kitab Allah, iman kepada Nabi dan Rasul, iman

kepada hari akhir, dan iman kepada qada dan qadar. Berikut uraian perbedaan

nilai akidah pada kedua karya novel dan film.

(a) Iman kepada Allah

Nilai akidah iman kepada Allah yang terdapat dalam kedua karya novel

dan film memiliki perbedaan. Perbedaan nilai akidah tersebut meliputi memenuhi

ketetapan Allah, yakin akan pertolongan Allah dan mengingat Allah. berikut

uraian perbedaan nilai akidah iman kepada Allah yang terdapat dalam novel dan

film.

a) Memenuhi Ketetapan Allah

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat nilai akidah

memenuhi ketetapan Allah. Nilai akidah tersebut ditunjukkan melalui toko


278

Hanum. Ketetapan Allah dalam hal ini yang dibahas mengenai kewajiban seorang

perempuan muslim untuk menutup auratnya atau berhijab. Dalam novel,

dikisahkan tokoh Hanum belum mengenakan hijab. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan di bawah ini.

“Ya, aku sekarang paham mengapa dirinya berpakaian seperti itu. Aku
kembali melihat diriku sendiri yang masih belum berhijab, kenyataan
Azima yang mempertahankan hijabnya dengan cara tak terbayangkan ini,
membuatku ternohok ucapan Ayse, ana Fatma,
pada suatu kali. Ketika dirinya bertanya mengapa aku belum berhijab.”
(181-182)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa tokoh Hanum di dalam novel

belum mengenakan hijab. Ia belum dapat memenuhi ketetapan Allah untuk

menutup aurat sebagai seorang muslimah. Pertemuannya dengan Azima

mengingatkannya akan hal tersebut, sehingga ia berpikir bahwa pertemuannya

dengan Azima merupakan hidayah dari Allah untuk semakin menguatkan

imannya.

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat nilai akidah

memenuhi ketetapan Allah melalui tokoh Hanum. Tokoh Hanum dalam film

sudah memenuhi ketetapan Allah menutup aurat, dengan mengenakan hijab dan

pakaian tertutup. Tetapi dengan keadaannya yang berhijab tersebut ia memperoleh

perlakuan buruk ketika berada di Amerika. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

dialog di bawah ini.

Julia : “Yang kamu alami tadi adalah bentuk diskriminasi pada wanita
berhijab. Tapi tidak semuanya begitu. Tidak semua orang seperti
itu.”
Hanum : “Ya. Makanya tadi aku sedikit bingung kenapa dia begitu marah
sama aku.”
279

Julia : “Itu Billy Hartman. Dia hidup sendiri. Setiap melihat perempuan
pakai hijab seperti kamu dia akan teringat keluarganya yang
meninggal di WTC.”
(00:34:06)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa tokoh utama dalam film Bulan

Terbelah di Langit Amerika sudah memenuhi ketetapan Allah untuk menutup

auratnya. Dalam film, tokoh Hanum sudah mengenakan hijab dan pakaian

tertutup. Dengan penampilannya yang berhijab itu, membuat Hanum mendapat

perlakuan buruk dari sebagian masyarakat di Amerika.

Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam kedua karya

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika memiliki perbedaan nilai

akidah. Perbedaan nilai akidah tersebut berkaitan dengan memenuhi ketentuan

Allah menutup aurat bagi seorang muslimah. Dalam novel, tokoh utama belum

memenuhi ketetapan Allah, karena ia belum memakai hijab. Sedangkan dalam

film, tokoh utama sudah memenuhi ketetapan Allah dengan berhijab. Dengan

adanya pengembangan karya tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kedua

karya novel dan film memiliki hubungan intertekstual secara ekspansi. Hubungan

ekspansi tersebut berfungsi untuk memperjelas pada karya transformasi,

pengarang lebih menonjolan nilai akidah pada tokoh utama.

b) Yakin akan Pertolongan Allah

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat nilai akidah yakin

akan pertolongan Allah. Nilai akidah tersebut ditunjukkan melalui sikap Hanum.

Saat itu, Hanum sedang dalam keadaan memprihatinkan karena tersesat dan tak

tau tujuan. Tetapi Hanum yakin bahwa Allah pasti akan menolongnya. Hingga
280

akhirnya ia menemukan coretan denah masjid yang tadi ia peroleh dari penjaga

museum. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sebuah kertas kucal dengan coretan tak berarti. Harapan itu memang
selalu adanya. Sebuah jalan yang ditunjukkan Allah dengan cara yang tak
terduga. Tak perlu strategi yang bermaklumat. Tapi dia datang dengan
dahsyat. Kucermati coretan itu: denah menuju masjid pemberian
perempuan di Museum 9/11”
(117)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum yakin akan pertolongan

Allah sehingga mendapatkan jalan keluar untuk permasalahannya. Masjid menjadi

tempat tujuan Hanum dalam kondisinya yang memprihatinkan tersebut. Ia yakin,

disetiap cobaan selalu ada harapan. Dan harapan itu datangnya dari Allah.

Dalam novel diceritakan Hanum merupakan seorang perempuan muslim

yang belum mengenakan hijab. Selama perjalananya di Amerika ia bertemu

dengan Azima yang memiliki kehidupan seorang muslim dengan cara yang

berbeda. Azima mengganti hijabnya dengan sebuah rambut palsu untuk menutupi

auratnya untuk menjaga perasaan ibunya dan menghindari diskriminasi wanita

berhijab di lingkungannya. Cara Azima itu membuat Hanum tertegun, ia

bercermin pada dirinya yang belum mengenakan hijab. Ia teringat dengan

pertanyaan Ayse yang menanyakan mengapa Hanum tak mengenakan hijab.

Pertemuannya dengan kedua orang yang menjadi inspirasinya itu diyakininya

sebagai hidayah bahwa Allah telah mengirimkan mereka untuk menolongnya agar

segera tersadar dari kekurangannya sebagai seorang muslimah. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Aku kembali melihat diriku sendiri yang masih belum berhijab.


Kenyataan Azima mempertahankan hijabnya dengan cara tak
terbayangkan ini, membuatku ternohok ucapan Ayse, anak Fatma, pada
281

suatu kali. Ketika ia bertanya mengapa aku belum berhijab. Aku hanya
bisa berdeham keras, nyaris tak tahu jawaban apa yang harus kuberikan.
Oh Rabbi, mungkinkah ini bagian dari bulir-bulir hidayah-Mu padaku?”
(182)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum yakin akan pertolongan

Allah untuk menyadarkannya agar menutup aurat dan menjadi muslimah sejati.

Pertolongan Allah melalui dua orang yang menginspirasi dalam hidupnya.

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat nilai akidah yakin

akan pertolongan Allah. Nilai akidah tersebut ditunjukkan melalui Rangga. Saat

itu Hanum kebingungan mencari mapnya yang berisi berkas-berkas penting. Ia

menyalahkan Rangga karena menghilangkan map berharganya tersebut. Rangga

dengan tenang meminta Hanum agar sabar. Ia yakin akan ada jalan keluar untuk

menemukan mapnya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

Hanum : “Astagfirullahaladzim, Mas. Mas, tidak boleh ketinggalan, Mas.


Itu map Cuma satu dikasih sama Gerturd dan itu tanggung
jawab aku.”
Rangga : “Tenang. Sabar.”
Hanum : “Mas, semua data alamat korespondenku ada di sana. Aku tidak
bisa hubungi orang kalau begini.”
Rangga : “Ya, tunggu. Sabar. Aku lagi berpikir. Sebentar.”
Hanum : “Kami dikasih tanggung jawab satu saja tidak bisa sih.”
Rangga : “Ini kartu nama Chris. Sebentar, ya? Sabar.”
(00:20:50)

Dari kutipan di atas dapat diketahui Rangga tetap tenang menghadapi

kepanikan Hanum. Ia meminta Hanum untuk bersabar, sedangkan dia akan

mencari jalan keluarnya. Hingga akhirnya ia menemukan kartu nama Chris, supir

taksi yang mereka tumpangi, kemudian Rangga menghubungi Chris untuk

memastikan map Hanum aman. Sikap Rangga tersebut menunjukkan

keyakinannya akan pertolongan Allah melalui kesabaran.


282

Rangga melacak keberadaan map Hanum dengan keyakinan bahwa ia akan

menemukannya. Hingga akhirnya ia berhasil mendapatkan informasi map

tersebut. Keyakinannya membuahkan hasil, sehingga ia dapat mengatakan kepada

Hanum bahwa mapnya dalam keadaan aman. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

dialog di bawah ini.

Rangga : “Say. Map kamu yang hilang.... Duduk dulu, dengar. Tapi sudah aku
lacak. “Bergabunglah Bersama Michael Jones.” Sama orang ini.”
Hanum : “Siapa dia?”
Rangga : “Michael Jones.”
(00:49:50)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga sudah mendapatkan

informasi tentang map Hanum. Berkat kesabaran dan keyakinannya ia mengetahui

map tersebut berada pada siapa. Rangga pun mengatakan akan menemani Hanum

untuk mengambil map tersebut.

Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kedua karya novel dan

film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais memiliki

perbedaan nilai akidah. Perbedaan nilai akidah tersebut berkaitan dengan

keyakinan akan pertolongan Allah. Pengarang memodifikasi nilai akidah tersebut,

sehingga menjadi berbeda antara karya keduanya. Dalam novel, pengarang

memfokuskan nilai akidah pada tokoh utama perempuan. Sedangkan pada film,

pengarang memfokuskan nilai akidah pada tokoh utama pria. Dengan adanya

perbedaan nilai akidah pada kedua karya novel dan film tersebut, sehingga dapat

diketahui bahwa kedua karya memiliki hubungan intertekstual secara konversi.

Hubungan konversi pada kedua karya berfungsi untuk memberikan variasi pada

karya transformasinya.
283

c) Mengingat Allah

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat nilai akidah yang

berkaitan dengan mengingat Allah. Nilai akidah tersebut ditunjukkan ketika

Hanum dalam keadaan menyedihkan. Ia terjebak dalam kericuhan demonstrasi

dan melarikan diri di sebuah lorong kecil penuh dengan bak sampah. Saat itulah

Hanum mengingat Allah, ia berpikir bahwa Allah akan mengirim Rangga untuk

melepaskannya dari keadaannya yang menyedihkan itu. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Ya Allah...mungkinkah engkau mengirim Rangga sekarang ini? Ke


tempat tak terdeteksi ini? Mungkinkah engkau tuntun Rangga ke jalan
berlorong gelap pengap ini untuk menjemput istrinya?”
(108)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa dalam keadaanya yang

menyedihkan itu, ia mengingat Allah dan berharap Allah akan mengirimkan

Rangga. Ia berharap Rangga datang untuk menyelamatkannya dari penderitaan

yang melingkupinya.

Penderitaan Hanum semakin bertambah. Ia tersesat di sebuah tempat yang

bahkan ia tak tahu di mana berada. Sekali lagi Hanum kembali mengingat Allah.

Ia Allah menganugerahinya kesabaran untuk menghadapi ketidakmampuannya

memahami jalan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Ya Allah, anugerahi aku dengan kesabaran menghadapi ketidak -


mampuanku yang satu ini: memahami jalanan.”
(114)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum kembali mengingat

Allah ketika ia tersesat. Ia tidak mempu memahami jalanan. Itulah alasan Rangga

sebelumnya tak pernah setuju dengan keputusan Hanum untuk berpisah darinya.
284

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat nilai akidah yang

berkaitan dengan mengingat Allah. Nilai akidah tersebut ditunjukkan melalui

tokoh Hanum. Saat itu, Hanum yang dibantu oleh Jasmine berhasil mendapat

alamat rumah Julia Collins. Ia mengucap syukur kepada Allah karena telah

membantunya melalui Jasmine. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di

bawah ini.

Hanum : “Alhamdulillah. Astaga, kau berhasil. Aku tidak tahu harus


bilang apa, tapi terima kasih.”
Jasmine : “Sedikit kebohongan kecil untuk kebaikan yang besar, ya, kan?”
Hanum : “Baiklah, terima kasih banyak.”
(00:27:04)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum mengingat Allah

dengan mengucapkan syukur. Ucapan syukur tersebut ia ucapkan setelah ia

berhasil mendapatkan alamat rumah Julia Collins berkat bantuan Jasmine.

Sesampainya Hanum Rangga di Amerika, mereka tidak langsung menuju

rumah Stefan. Mereka mengunjungi monumen kesedihan di Ground Zero. Ketika

mereka melihat monumen tersebut, Hanum dan Rangga seketika tertunduk,

mereka ingat Allah. Kehendak Allah-lah yang menjadikan peristiwa 9/11 terjadi.

Dalam monumen tersebut juga terukir nama seorang muslim, yaitu “Mohammed”

(00:17:23).

Beberapa kutipan di atas dapat diketahui perbedaan nilai akidah kedua

karya novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Rais. Perbedaan nilai akidah tersebut terletak pada jalan cerita yang telah

dimodifikasi oleh pengarang. Dalam novel, pengarang menyajikan nilai akidah

secara langsung, sedangkan dalam film, pengarang menyampaikan nilai akidah


285

secara tidak langsung. Dengan adanya perbedaan nilai akidah antara novel dan

film tersebut, maka dapat diketahui bahwa kedua karya memiliki hubungan

intertekstual konversi. Hubungan konversi pada kedua karya berfungsi sebagai

penjelas, bahwa pada karya transformasi pun pengarang menyisipkan nilai akidah

meskipun pada penyajiannya tidak diceritakan secara langsung.

(b) Iman kepada Kitab Allah

Dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat

perbedaan nilai akidah. Perbedaan nilai akidah terjadi pada sikap mengajarkan dan

membela Alquran. Berikut uraian perbedaan nilai akidah dalam mengajarkan dan

membela Alquran pada kedua karya novel dan film.

a) Mengajarkan dan Membela Alquran

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat nilai akidah

mengajarkan dan membela Alquran. Nilai akidah tersebut ditunjukkan melalui tokoh

Hanum dan Rangga. Saat mereka berada di Wina, mereka menjadi relawan untuk

mengajarkan Alquran kepada muslim yang berada di Wina. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Persoalan klise, pikirku. Masjid di Wina, tempat aku dan Hanum biasa
mengajar Alquran juga dirundung masalah yang sama. Tak sanggup
membayar tunggakan sewa yang semakin melejit harganya.”
(77)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum dan Rangga

sebelumnya telah mengajar Alquran di Wina. Dalam Islam, mengajarkan Alquran

kepada orang lain merupakan salah satu bentuk yang menunjukkan seorang yang

beriman, yaitu iman kepada kitab Allah.


286

Sikap membela Alquran ditunjukkan oleh Rangga. Saat itu ia sedang

bersama dengan seorang Pria Tua. Pria Tua tersebut menjelekkan Alquran dengan

mengatakan bahwa Alquran merupakan kitab muslim yang mengajarkan

peperangan. Mendengar hal itu, Rangga menyampaikan ketidak setujuannya. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Itu terlalu konvensional. Kita memerlukan cara yang efektif. Alquran-mu


juga mengajarkan teori ini. Ehm, perang, perang, dan perang.”
“Kamu salah, Pak!”
Aku tak percaya hampir membentak peria tua itu. Aku tak menyadari diriku
seketika bangkit dari duduk. Kepal tanganu kusembunyikan.
“Bukan demikian menginterpretasikannya. Kamu salah besar!” teriakku
lantang.”
(147)

Dari kutipan di atas dapat diketahui sikap Rangga yang membela Alquran.

Sikapnya tersebut menunjukkan bahwa sebagai orang muslim tidak rela apabila

kitab junjungannya dipandang buruk oleh orang lain. Sikapnya yang membela

Alquran menunjukkan bahwa Rangga adalah seorang yang beriman, khususnya

iman kepada kitab Allah.

Secara tidak langsung, Hanum mengajarkan ayat Alquran kepada Michael

Jones ketika Jones menjawab bahwa dunia akan lebih baik tanpa Islam. Hanum

mengatakan kepada Jones tentang ayat pada surat Al Maidah ayat 8, yang

berkaitan dengan keadilan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah

ini.

Hanum : “Bolehkan saya mewawancaraimu sebentar saja?”


Jones : “Dengar, tulis saja sebagai korban 9/11, ya, dunia lebih baik
tanpa Islam.”
Hanum : “Pak, jangan biarkan kebencian mencegahmu untuk berlaku adil.
Berlakulah yang adil. Karena itu mendekati kebajikan. Al
Maidah, ayat 8.”
Jones : “Apa yang kamu bicarakan?”
287

Hanum : “Alquran mengajari kita untuk berlaku adil. Bahkan kepada


mereka yang bukan penganutnya.”
(00:58:42)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa secara tidak langsung Hanum

mengajarkan kepada Jones isi surat Al Maidah ayat 8. Isi surat tersebut berkaitan

dengan kebaikan dan keadilan. Hal itu dilakukan Hanum karena ia tidak setuju

dengan jawaban Jones atas tema artikelnya, karena ia menganggap kebencian

Joneslah yang mempengaruhinya untuk menjawab demikian.

Hanum bertemu dengan Sarah ketika ia berkunjung ke rumahnya untuk

melakukan wawancara. Sarah menceritakan kejadian yang menimpanya pada

tragedi 9/11. Ia mengatakan bahwa Alquran tidak pernah memberi keajaiban

kepada ayahnya, hingga banyak orang yang menuduh ayahnya sebagai teroris.

Hanum menggenggam tangan Sarah dan mengatakan bahwa anggapannya tentang

Alquran salah. Alquran merupakan keajaiban terbesar yang ditinggalkan ayahnya

dari Tuhan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Sarah : “Ternyata Alquran tidak memberi keajaiban apa pun tentang


Ayah.”
Hanum : “Tidak, Sarah. Kamu harus tetap percaya. Ayahmu telah
meninggalkan keajaiban terbesar dari Tuhan untukmu.”
(00:37:34)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum memiliki sikap

membela kitab Allah dengan tidak menyetujui anggapan Sarah yang menyatakan

Alquran tidak memberikan keajaiban untuk Ayahnya. Ia meyakinkan pada Sarah

bahwa justru Alquran yang ditinggalkan ayahnya untuknya itulah yang

merupakan keajaiban. Keajaiban terbesar dari Tuhan untuknya.


288

Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pada novel dan film

Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais memiliki

perbedaan nilai akidah dari segi cerita yang disajikan. Perbedaan tersebut

merupakan bentuk pengembangan yang dilakukan oleh pengarang. Dengan

adanya perbedaan pada kedua karya novel dan film tersebut, sehingga dapat

diketahui bahwa kedua karya memiliki hubungan intertekstual secara ekspansi.

Hubungan tersebut berfungsi untuk mengembangkan karya transformasi agar

penyajiannya lebih luas.

(c) Iman kepada Nabi dan Rasul

Dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat

perbedaan nilai akidah iman kepada Nabi dan Rasul. Perbedaan nilai akidah

tersebut ditunjukkan melalui tokoh utama. Dalam novel, disajikan nilai akidah

iman kepada Nabi dan Rasul dengan sikap tidak bersu‟udzan. Sikap tersebut

ditunjukkan oleh Rangga ketika menemani Hanum mencari narasumber. Hanum

yang su‟udzon dengan narasumber pilihan Gerturd akhirnya tak kunjung

menemukan narasumbernya. Sedangkan Rangga tidak berpikir buruk tentang

narasumber yang diberikan Gerturd hanya karena ia nonmuslim. Hal tersebut

terdapat pada kutipan di bawah ini.

“Jelaslah itu susah. Ya. Lagi-lagi mengapa Hanum tidak beringsut dari
kekokohannya tidak menggunakan data Gerturd? Jika hanya karena dia tak
percaya pada hasil riset Gerturd, karena Gerturd bukanlah seorang muslim
dan cenderung mencari narasumber yang tidak tepat sasaran, Hanum
sudah terlalu berprasangka. Dirinya hanya mengontak satu narasumber
yang diberikan Gerturd dan tidak menerima balasan apa pun. Itu cukup
membuatnya sudah tidak percaya lagi dan mulai dengan manuver mencari
narasumber sendiri tanpa petunjuk yang jelas.”
(71)
289

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga tidak su‟udzon

terhadap Gerturd hanya karena ia seorang nonmuslim. Rangga berpikir, pasti

Gerturd sudah menyiapkan narasumber yang memang cocok untuk tema

artikelnya, tetapi karena Hanum sudah berprangsangka terlebih dahulu, maka ia

tak kunjung mendapat narasumber. Sikap Rangga tersebut merupakan salah satu

sikap yang menunjukkan iman kepada Nabi dan Rasul.

Salah satu sikap yang menunjukkan iman kepada Nabi dan Rasul ialah

mengucapkan salam. Dalam novel, tokoh Azima mengucapkan salam kepada

Hanum ketika mereka bertemu untuk kedua kalinya. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan di bawah ini.

“Assalamu‟alaikum. My name is Julia Collins. Call me Julia. Where‟s


your friend?”
Perempuan itu menyalamiku. Dengan sigap dia membuka plastik yang dia
bawa dan mengeluarkan gulungan perban putih. Dia tidak peduli dengan
kebengonganku yang begitu jelas. Aku mengenali wajahnya. Senyumnya
begitu tulus. Setulus dia menyalamiku di Museum Serangan 11 September
di Ground Zero pagi-pagi tadi. Perempuan yang aku temui di museum tadi
ternyata bernama Julia Collins.”
(120)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Julia merupakan sosok yang

ramah. Ia mengucapkan salam saat bertemu dengan Hanum. Dengan telaten dia

membantu Hanum mengobati lukanya. Hanum tidak dapat menjawab salam

tersebut karena ia terhanyut dalam keterpakuannya ketika bertemu dengan Julia

untuk yang kedua kalinya.

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat nilai akidah iman

kepada Nabi dan Rasul. Nilai akidah tersebut ditunjukkan melalui sikap Rangga
290

yang tidak su‟udzon terhadap situasi yang dialaminya. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan di bawah ini.

Rangga : “Ketinggalan, ya?”


Hanum : “Astagfirullahaladzim, Mas. Mas, tidak boleh ketinggalan, Mas.
Itu map Cuma satu dikasih sama Gerturd dan itu tanggung
jawab aku.”
Rangga : “Tenang. Sabar.”
Hanum : “Mas, semua data alamat korespondenku ada di sana. Aku tidak
bisa hubungi orang kalau begini.”
Rangga : “Ya, tunggu. Sabar. Aku lagi berpikir. Sebentar.”
(00:20:49)

Dari kutipan di atas dapat diketahui sikap tidak su‟udzon Rangga terhadap

situasi yang terjadi. Ia bersikap tenang ketika Hanum kehilangan mapnya. Ia tidak

berpikiran buruk dengan berpikir mungkin map itu akan terbuang, dan

sebagainya. Rangga tetap tenang dan mencari solusi untuk permasalahan istrinya

itu.

Rangga menunjukkan sikap sebagai seorang muslim dengan mengucapkan

salam kepada muslim lain, yaitu penjual hotdog halal. Penjual hotdog itu berasal

dari Suriah. Sikap Rangga yang mengucapkan salam mencerminkan sikap iman

kepada Nabi dan Rasul. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Stefan : “Teman, di sini kamu bisa mendapatkan hotdog yang halal.”


Rangga : “Halal, ya? Assalamualaikum.”
Penjual : “Waalaikumsalam.”
(00:34:46)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga memiliki sikap yang

mencerminkan iman kepada Nabi dan Rasul. Sikap tersebut ditunjukkan melalui

interaksinya dengan penjual hotdog halal. Rangga mengucapkan salam karena tau

bahwa pejual tersebut merupakan seorang muslim.


291

Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam kedua karya

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

terdapat perbedaan nilai akidah melalui cerita yang disajikan. Dalam film,

pengarang memodifikasi kalimat yang diucapkan antartokoh dan jalannya cerita.

Dengan adanya perbedaan penceritaan nilai akidah yang terdapat dalam kedua

karya tersebut, sehingga dapat diketahui bahwa kedua karya novel dan film

memiliki hubungan intertekstual secara konversi. Hubungan konversi berfungsi

untuk menjelaskan nilai akidah yang terdapat pada kedua karya novel dan film

tersebut.

(d) Iman kepada Qada dan Qadar

Dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais terdapat perbedaan yang mencolok dari keduanya. Perbedaan

tersebut terletak pada nilai akidah iman kepada qada dan qadar. Dalam novel,

pengarang mencantumkan nilai akidah tersebut, sedangkan dalam film, tidak

ditemukan adanya nilai akidah iman kepada qada dan qadar. Dalam novel, nilai

akidah iman kepada qada dan qadar ditunjukkan melalui tokoh Rangga. Rangga

yakin bahwa agendanya dengan Hanum murni karena takdir Allah. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Aku yakin semua ini adalah grand design Allah. Tidak mudah
memahami jalan takdir, karena takdir tak akan berjalan dengan arahan
navigasi manusia. GPS Tuhanlah penentunya. Jalan yang akhirnya
mempertemukan aku dan Hanum dalam suatu kebetulan, duduk bersama
dalam tubuh di burung besi perkasa yang dengan tenang melewati badai di
bawah sana, menuju satu tujuan.”
(60)
292

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga percaya pada takdir

Allah yang mempertemukannya dengan Hanum untuk menyelesaikan misi mereka

bersama-sama di Amerika. Sikap yang ditunjukkan Rangga tersebut menunjukkan

sikap iman kepada qada dan qadar karena ia percaya pada takdir Allah.

Hanum meratapi nasibnya yang sungguh malang. Ia harus berpisah dari

Rangga dan tersesat di negara orang. Tetapi ia tetap memiliki harapan untuk tetap

yakin bahwa Allah pasti akan menolongnya. Ia tidak menyalahkan takdir Allah

atas nasibnya yang malang itu. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sebuah harapan kecil masih tetap menyembul dalam keteguhan tak


berpaling dari Allah. Di antara tangisan yang tak berguna ini, aku tak
boleh menunjukkan kekesalanku pada takdir. Aku harus menerimanya
dengan lapang.”
(116)

Dari kutipan di atas dapat diketahui sikap Hanum yang tidak menyalahkan

takdir Allah atas keadaan memprihatinkan yang sedang dialaminya. Ia berlapang

dada dengan apa yang terjadi padanya. Sikap Hanum tersebut menunjukkan sikap

iman kepada qada dan qadar.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pada kedua karya

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat perbedaan nilai akidah

iman kepada qada dan qadar. Perbedaan tersebut terletak pada penyajian nilai

akidah oleh pengarang. Dalam novel, pengarang menyajikan nilai akidah iman

kepada qada dan qadar. Sedangkan dalam film, pengarang memodifikasinya dengan

tidak menyantumkan nilai akidah iman kepada qada dan qadar. Dengan adanya

perbedaan nilai akidah pada kedua karya novel dan film, sehingga dapat diketahui

bahwa kedua karya tersebut memiliki hubungan intertekstual secara konversi.


293

Hubungan konversi pada kedua karya tersebut berfungsi untuk menjelaskan nilai

akidah iman kepada qada dan qadar pada kedua karya novel dan film tersebut.

d) Hipogram

Hipogram merupakan teks yang menjadi latar lahirnya karya berikutnya,

sedangkan teks yang menyerap dan mentransformasikan hipogram itu disebut

sebagai teks transformasi. Dalam penelitian yang penulis lakukan, terdapat dua

hipogram. Yang pertama hipogram antara novel dan film Bulan Terbelah di

Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais, dan yang kedua hipogram yang

memfokuskan penelitian nilai akidah antara novel dan film tersebut. Berikut ini

uraian mengenai hipogran antara novel dan film serta hipogram yang

memfokuskan pada nilai akidah yang terdapat dalam novel dan film Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais.

(1) Hipogram Unsur Intrinsik antara Novel dan Film Bulan Terbelah di

Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

Hipogram merupakan teks yang menjadi latar lahirnya karya berikutnya,

sedangkan teks yang menyerap dan mentransformasikan hipogram disebut sebagai

teks transformasi.

Dalam penelitian yang penulis lakukan, novel Bulan Terbelah di Langit

Amerika karya Hanum Salsabiela Rais menjadi teks hipogramnya karena terbit

terlebih dahulu pada tahun 2014, sedangkan karya yang menjadi transformasinya

yaitu film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais,

film tersebut dirilis pada tahun 2015. Berdasarkan tahun penerbitannya, dapat

diketahui bahwa novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela
294

Rais merupakan hipogram dari film dengan judul yang sama, yaitu Bulan

Terbelah di Langit Amerika dengan sutradara yang sama pula, yaitu Hanum

Salsabiela Rais. Film Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum

Salsabiela Rais merupakan karya transformasi dari novel Bulan Terbelah di

Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais.

Apabila dilihat dari pendeskripsian di atas, kedua karya novel dan film

memiliki banyak persamaan. Persamaan-persamaan yang terdapat di antara kedua

karya novel dan film ini menunjukkan adanya hubungan intertekstualitas.

Selanjutnya, perbedaan-perbedaan yang terdapat di dalamnya menunjukkan

bahwa pada karya sastra sesudahnya terdapat pengembangan yang sifatnya

berupan kreatifitas pengarang dari karya sastra sebelumnya. Oleh karena itu, tidak

ada karya sastra satu dengan karya sastra lainnya yang memiliki persamaan,

karena pada setiap karya sastra terdapat perbedaan tergantung pada daya

kreativitas pengarangnya.

Hipogram jenis ekspansi atau pengembangan karya sastra yang terdapat

dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

dapat diketahui melalui tema dan latar tempat cerita. Dalam artian, meskipun

dalam kedua karya memiliki tema atau latar yang sama, tetapi terdapat perbedaan

cerita yang disajikan oleh pengarang. Dalam novel Bulan Terbelah di Langit

Amerika karya Hanum Salsabiela Rais tokoh Hanum diceritakan tidak rela

apabila Nabi Muhammad dibuatkan patung. Menurutnya hal tersebut merupakan

sebuah penghinaan terhadap nabi junjungannya itu. Sikap Hanum tersebut

merupakan wujud kecintaannya terhadap Islam melalui sikap membela Nabi


295

Muhammad yang merupakan Nabi seluruh umat Islam, sedangkan dalam film

Bulan Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais, sikap

membela Hanum diungkapkan bukan dengan mengecam pembuatan patung Nabi

Muhammad, tetapi dengan menjadikan patung Nabi Muhammad yang berada di

gedung MA Amerika Serikat sebagai simbol kebaikan umat muslim. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan sebagai berikut.

“Mataku membelalak tak percaya membaca manuskrip Asima. Ini benar-


benar penghinaan! “Apa?! Ini adalah penggambaran vulgar Nabi
Muhammad di atas gedung pengadilan Mahkamah Agung Amerika
Serikat!” Aku mendelik tak terima karena junjunganku, Nabi Muhammad
saw., dibuatkan patung relief neoklasik pada dinding Supreme Court atau
Mahkamah Agung Amerika Serikat.”
(206)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum tidak terima Nabi

junjungannya dijadikan patung dan disejajarkan dengan para tokoh dunia. Berbeda

dengan sikap Hanum yang terdapat dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika

sutradara Hanum Salsabiela Rais, Hanum justru bangga karena ia menganggap

bahwa patung Nabi Muhammad tersebut sebagai simbol kebaikan dan keadilan

umat muslim di dunia. Hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut.

Jones : “Masjid adalah bentuk penghinaan bagi Amerika. Muslim


bertanggung jawab atas kematian ribuan orang. Termasuk istri
saya, yang bekerja dan tewas di Word Trade Center.”
Hanum : “Bagaimana Anda menyimpulkan bahwa semua muslim di dunia
bertanggung jawab atas tragedi 9/11 itu? kami kaum yang cinta
damai.”
Jones : “Cinta damai?”
Hanum : “Ya.”
Jones : “Buktikan kalau masih ada Muslim yang baik di dunia ini. Ayo.”
Hanum : “Jika Islam tidak mengajarkan hal yang baik, lalu kenapa ada
patung Nabi Muhammad di Mahkamah Agung AS sebagai
pencurah keadilan tertinggi.”
(01:00:00)
296

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum merasa bangga

terhadap patung Nabi Muhammad yang didirikan di gedung mahkamah agung

Amerika Serikat. Menurutnya patung tersebut merupakan simbol kebaikan umat

muslim. Kedua karya novel dan film tersebut merupakan karya sastra yang

menceritakan perjuangan Hanum dalam membela keyakinannya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tema yang terdapat

dalam kedua karya novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya

Hanum Salsabiela Rais memiliki hubungan intertekstualitas secara ekspansi.

Hubungan intertekstualitas secara ekspansi tersebut terjadi karena pengarang

melakukan pengembangan karya melalui kalimat dan sikap Hanum dalam

membela Nabi Muhammad.

Ekspansi selanjutnya terdapat pada latar tempat antara kedua karya novel

dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais. Latar

tempat dalam novel ditunjukkan ketika Hanum berusaha menyelamatkan diri dari

kekacauan demonstrasi di Ground Zero di sebuah gang/lorong. Latar tempat

lorong ditunjukkan melalui kalimat serta pendeskripsian yang dijelaskan oleh

pengarang dalam novel. Hal tersebut terdapat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Di sebuah lorong kecil penuh dengan deretan bak sampah besar aku
terduduk lesu. Kakiku masih bergetar meski kerusuhan di luar lorong ini
sudah terjadi 20 menit lalu. Aku tak tahu persis di manakah aku berada
saat ini. Aku memekik ketika melihat rombongan tikus dan anak-
beranaknya melewatiku dengan angkuh. Seperti mengatakan aku sedang
memasuki teritori mereka. Kecoak-kecoak beterbangan di dinding beton
dan ingin menghinggapiku karena aku melihat mereka dengan jijik.”
(108)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengarang mendeskripsikan

secara jelas yang menunjukkan bahwa latar tempat tersebut merupakan sebuah
297

lorong. Sebuah lorong kecil yang penuh dengan deretan bak sampah besar,

gerombolan tikus, serta kecoak-kecoak beterbangan yang menandakan latar

tempat tersebut adalah sebuah lorong kecil yang kumuh.

Di dalam film, pengarang juga menyertakan latar tempat sebuah lorong.

Latar tempat tersebut juga digunakan Hanum untuk menyelamatkan diri dari

kekacauan demonstrasi. Tetapi latar tempat lorong pada film digambarkan jauh

berbeda dari yang terdapat dalam novel. Pengarang mendeskripsikan latar tempat

sebuah gang yang terdapat dalam film melalui tampilan dalam film. Dalam film

ditampilkan sebuah gang/lorong yang ditunjukkan dengan adanya dua bangunan

tinggi yang mengapitnya. Ada beberapa mobil terparkir berderet di sana. Gang

tersebut berada di daerah Ground Zero. Gang atau lorong yang terdapat di dalam

film lebih bersih dan luas, dari pada yang digambarkan dalam novel (00:01:44).

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kedua karya

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

dalam kaitannya dengan latar tempat memiliki hubungan intertekstualitas secara

ekspansi. Hubungan intertekstualitas secara ekspansi terjadi karena dalam

mentransformasikan novel ke dalam film, pengarang melakukan pengembangan

karya sastra dengan mengubah kondisi latar tempat terjadinya cerita.

Jenis hipogram selanjutnya adalah konversi. Konversi adalah

pemutarbalikkan hipogram atau matriknya. Dalam hal ini, penulis memodifikasi

kalimat atau adegan ke dalam karya terbarunya. Konversi dari novel Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan film Bulan

Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais terdapat pada


298

bagian alur penyituasian. Pada novel, alur penyituasian diceritakan saat Hanum

mendapat tugas untuk membuat artikel yang berkaitan dengan tragedi 9/11. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut.

“Aku memintamu menulis artikel yang...yang akan mengubah dunia.”


“Mengubah dunia?” jawabku, keheranan akan kata-katanya yang terdengar
terlalu utopis.
“Dewan redaksi ingin Heute ist Wunderbar menulis artikel perdana dalam
format full service-nya dengan topik: “Would the world be better without
Islam?”, „Akankah dunia lebih baik tanpa Islam?‟”
(44)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum ditugaskan oleh atasannya

untuk membuat artikel tentang tragedi 9/11 di WTC degan tema „Akankah dunia

lebih baik tanpa Islam?‟. Dalam kutipan di atas dapat diketahui bahwa Gerturd sedikit

berbelit-belit tentang tugas yang akan diberikan pada Hanum.

Dalam film ditampilkan alur penyituasian dengan situasi yang sama dengan

yang terdapat dalam novel di atas. Di awali dengan atasan Hanum yang memberikan

tugas padanya untuk membuat artikel dengan tema yang sama pula dengan yang

terdapat dalam novel, tetapi dalam penyampaiannya, atasan Hanum lebih to the poin,

tidak berbelit-belit. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog sebagai berikut.

Gerturd : “Peringatan tragedi itu sedang akan dilaksanakan. Gadis kecil ini
mencari jawaban apakah Islam menyebabkan tragedi 9/11. Aku
ingin kau mengatur wawancara dengan dia dan ibunya. Ini semua
dokumen tentang keluarganya. Jangan sampai hilang! Aku tidak
punya salinannya. Jadi, ini tugasmu. Tulislah artikel “Apakah
dunia akan lebih baik tanpa Islam? Jawabannya tergantung dari
pandangan Julia dan Sarah Collins.”
(00:07:24)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Gerturd menyampaikan tugas

yang diberikan kepada Hanum secara langsung, tanpa berbelit-belit. Sehingga

Hanum tidak kebingungan untuk mencerna pembicaraan atasannya itu.


299

Dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika Rangga pun diberikan

tugas oleh profesornya untuk pergi ke Amerika. Ia ditugaskan untuk menghadiri

konferensi tentang strategi bisnis dalam lingkungan yang tidak pasti. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan berikut.

“Bulan depan kau berangkat ke DC, Rangga,” ujar Reinhard, mantap


setelah kujelaskan ide penelitianku.
“Tapi penelitianku ini belum matang, baru sebatas ide.”
“Karena itulah kau harus berangkat ke Washington DC. Strategic
Management Society akan mengadakan konferensi tentang strategi bisnis
dalam lingkungan yang tidak pasti, Strategy in an Unicertain World. Kau
akan banyak masukan dari situ.”
(54)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa dalam novel, Rangga

ditugaskan untuk berangkat ke DC guna mengikuti sebuah konferensi tentang

strategi bisnis dalam lingkungan yang tidak pasti. Selain untuk tugas menghadiri

konferensi tersebut, kehadirannya juga dapat membantunya mengembangkan ide

untuk penelitiannya.

Alur penyituasian yang terdapat dalam film memiliki perbedaan dari yang

terdapat dalam novel. Dalam film diceritakan Rangga ditugaskan profesornya

berangkat ke DC untuk meminta Phillipus Brown mengisi kuliah terbuka di

kampusnya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut.

Reinhard : “Kedua, kamu harus meyakinkan dia untuk datang ke Wina


juga untuk memberi kuliah umum di sini.”
Rangga : “Membawa dia ke Wina.”
Rangga : “Kenapa kamu tidak telepon dia saja?”
Reinhard : “Aku tidak menerima tanggapan. Untungnya aku gagal.
Sekarang terserah kamu. Aku tahu kamu mengejar pencalonan
untuk gelar doktor. Dan setiap calon diminta melakukan tugas
wawancara seperti ini. Ingat, jika kamu gagal, semua penelitian
kamu akan ditangguhkan.”
Rangga : “Begini, Pak. Aku harus mengambil cuti karena istriku....
300

Reinhard : “Ini tiket dan dokumen perjalananmu. Kamu mungkin ingin


memeriksanya.”
Rangga : “New York?”
(00:09:19)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa kepergian Rangga ke New

York karena ditugaskan oleh profesornya untuk melakukan wawancara dan

membujuk Phillipus Brown mengisi kuliah umum di kampusnya. Rangga

diwajibkan menjalankan tugas tersebut demi meraih kelar doktornya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kedua karya

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

memiliki hubungan intertekstualitas secara konversi. Hubungan tersebut terjadi

karena pengarang memodifikasi kalimat dan adegan yang terdapat dalam film

yang menjadikan kedua karya tampak berbeda meskipun dalam kutipan-kutipan

tersebut sama-sama berfungsi sebagai alur penyituasian dalam cerita.

Jenis hipogram selanjutnya adalah modifikasi. Modifikasi adalah

perubahan tataran linguistik, manipulasi urutan kata, kalimat atau adegan. Dalam

memanipulasi urutan kata, kalimat maupun adegan, pengarang dapat mengganti

nama tokoh, tetapi dengan tema dan jalan cerita tetap sama. Modifikasi dari novel

Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan film Bulan

Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais terdapat pada

bagian penokohan tokoh tambahan dan alur penyelesaian. Dalam novel,

diceritakan tokoh Julia Collins menggunakan rambut palsu untuk menggantikan

hijabnya dengan alasan menjaga hati ibunya, tetapi tetap mengikuti ketetapan

Allah dengan menutup aurat. Meskipun dengan cara yang berbeda. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan sebagai berikut.


301

“Wig? Rambut palsu? “Hanum, inilah caraku menenggang perasaan ibuku


sekaligus Tuhan. Aku ingin menjadi muslimah sejati, sekaligus ingin
selamat dari cemoohan sosial. Dan hijabku telah kuganti dengan rambut
palsu ini....”
(181)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Julia menggunakan rambut

palsu untuk menutup auratnya menggantikan hijab. Ia tetap ingin memenuhi

ketetapan Allah sekaligus menjaga perasaan ibunya dengan menggunakan rambut

palsu tersebut.

Dalam film juga ditunjukkan penokohan tokoh Julia yang mengenakan

rambut palsu dengan alasan untuk menghindari diskriminasi terhadap wanita

berhijab. Selain itu, alasan ia mengganti hijabnya karena ia merasa kehilangan

kebanggan sebagai seorang muslim setelah tragedi 9/11. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan dialog di bawah ini.

Hanum : “Julia, boleh aku tahu? Kapan terakhir kali kamu menggunakan
hijab?”
Julia : “Lihat? Aku tidak pernah benar-benar melepaskannya. Aku cinta
Islam. Tapi aku kehilangan kebanggaan.”
(00:46:49)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa alasan Julia Collins melepas

hijabnya karena ia sudah kehilangan kebanggannya sebagai seorang muslim.

Kebanggannya sebagai seorang muslim pupus setelah tragedi 9/11, tragedi yang

juga telah merenggut nyawa suaminya.

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kedua karya novel dan film

tersebut memiliki hubungan intertekstualitas secara modifikasi. Hubungan

intertekstualitas secara modifikasi terjadi karena dalam film, pengarang mengubah


302

kalimat yang diucapkan oleh Julia. Pengarang memberikan nuansa yang berbeda

untuk cerita yang disajikan.

Modifikasi selanjutnya terdapat pada alur penyelesaian antara kedua karya

novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais.

Dalam novel, alur penyituasian ditunjukkan ketika Hanum dan Rangga bertemu

setelah acara CNN TV Heroes. Pertemuan mereka dikisahkan dengan kalimat-

kalimat menyentuh. Hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut.

“Rangga menggenggam tanganku. Kami saling pandang dalam pelukan.


Aku tahu kami sedang berpikir hal yang sama. Dengan mukjizat-Nya,
Tuhan telah begitu percaya pada kami untuk menjadi bagian dari skenario
indah-Nya hari ini. Perpisahan kami telah menyeruakkan agenda Tuhan
yang paling besar. Bukan hanya mengingatkanku pada arti kebersamaan.
Tuhan tahu benar kami berdua berpisah untuk menjalankan misi-Nya. Ya,
ini adalah kejutan yang terindah. Tak hanya bermakna bagi kami berdua.
Tapi juga bagi dunia.”
(323)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum dan Rangga bertemu

setelah perpisahan yang mereka alami. Hanum dan Rangga saling menyadari

dengan perpisahan mereka yang menyedihkan tersebut telah mengajarkan mereka

arti kebersamaan. Dalam kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengarang

menyajikan alur penyelesaian dengan memfokuskan pada perpisahan mereka yang

menyeruakkan agenda Tuhan.

Dalam film, alur penyelesaian juga ditunjukkan ketika Hanum dan Rangga

kembali dipertemukan setelah perpisahan panjang mereka. Mereka saling

memaafkan dan saling menyadari bahwa mereka saling membutuhkan satu sama

lain. Dalam menyajikan cerita, pengarang lebih mendramatisir dialog-dialog yang

diucapkan antartokoh. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.
303

Hanum dan Rangga : “Maafkan aku.”


Hanum : “Mas... aku butuh kamu.”
Rangga : “Aku yang butuh kamu.”
Hanum : “Aku kehilangan kamu dan aku tidak ingin kejadian kemarin
yang merupakan mimpi buruk aku terulang lagi sama kita.
Jangan terbelah lagi, ya, Mas?”
Rangga : “Tidak akan pernah terbelah lagi.”
(01:33:36)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum dan Rangga saling

menyadari bahwa mereka saling membutuhkan. Mereka pun saling meminta maaf

dan memaafkan. Mereka mengenggam tangan satu sama lain dengan erat dan

mereka tak ingin dipisahkan kembali.

Beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kedua novel dan

film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

menunjukkan adanya hubungan intertekstualitas secara modifikasi. Hubungan

intertekstualitas modifikasi dapat diketahui dari cara pengarang mengubah

penyajian kalimat dalam dialog yang terdapat dalam film. Pada dialog film,

pengarang memfokuskan pada kalimat mengenai cinta kasih, sedangkan pada

novel pengarang memfokuskan kalimat yang terkesan religius.

Jenis hipogram selanjutnya adalah eksperp. Eksperp adalah intisari dari

unsur atau episode dalam hipogram yang disadap oleh pengarang. Eksperp

biasanya lebih halus dan sulit dikenali. Dalam novel dan film Bulan Terbelah di

Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais terdapat hubungan intertekstualitas

secara eksperp yang mengacu pada latar suasana haru. Latar suasana haru dalam

novel ditunjukkan ketika Azima menerima sebuah cincin berial dari Phillipus

Brown. Cincin berlian tersebut merupakan hadiah ulang tahun pernikahan dari
304

Ibrahim Hussein yang dititipkan Brown untuk diserahkan kepada Azima. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut.

“Inilah saat yang paling mengharukan itu. “Nyonya Azima, saya ingin
menyerahkan cincin ini kepada Anda. Cincin berlian perlambang cinta dan
kemuliaan suami Anda.”
(317)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa latar suasana haru terdapat

dalam novel ketika Azima menerima cincin dari Phillipus Brown. Cincin berlian

pemberian Ibrahim Hussein untuk Azima sebagai hadiah ulang tahun pernikahan

mereka yang kedua.

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika juga terdapat latar suasana

haru yang menyajikan kisah yang sama dengan yang terdapat dalam novel. Latar

suasana haru tersebut terjadi ketika Phillipus Brown menyerahkan cincin berlian

yang dititipkan Ibrahim untuk diberikan kepada Azima sebagai hadiah ulang tahun

pernikahan mereka. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog di bawah ini.

Brown : “Ny. Hussein, suatu kehormatan Anda telah datang dan bertemu
Anda. Sarah, ayahmu adalah pria yang luar biasa yang telah
menyelamatkan hidup saya. Ny. Hussein, suami Anda adalah pria
yang luar biasa. Saya tidak menyangka kita akhirnya bertemu.
Hussein meminta saya menyerahkan ini andai dia tidak selamat.”
(01:30:48)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa latar suasana haru pada film

terjadi saat Brown menyerahkan cincin berlian kepada Azima. Azima menerima

cincin tersebut dengan air mata yang berurai. Phillipus Brown menguak kebenaran

yang terjadi atas tuduhan tak berdasar yang diberikan masyarakat oleh Ibrahim

Hussein, melalui cincin berlian yang membawa kebenaran atas tragedi nahas itu.
305

Beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kedua karya novel

dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

memiliki hubungan intertekstualitas secara eksperp. Hubungan intertekstualitas

secara eksperp ditunjukkan melalui latar suasana yang terdapat dalam kedua karya

tersebut. Pengarang menyadap unsur suasana haru yang terdapat dalam novel

yang kemudian disajikan pula dalam film. Unsur latar suasana haru yang disadap

pengarang menunjukkan bahwa kedua karya memiliki hubungan intertekstualitas

secara eksperp.

(2) Hipogram Unsur Ekstrinsik Nilai Akidah Tokoh Utama antara Novel dan

Film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

Hipogram merupakan teks yang menjadi latar lahirnya karya berikutnya,

sedangkan teks yang menyerap dan mentransformasikan hipogram disebut sebagai

teks transformasi.

Dalam penelitian yang penulis lakukan, penulis memfokuskan kajian

intertekstualitas dengan pendekatan religius. Pendekatan religius yang digunakan

penulis dalam penelitiannya terfokus pada nilai akidah tokoh utama yang terdapat

dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais.

Dalam pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa novel Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais menjadi teks

hipogramnya, sedangkan karya yang menjadi transformasinya yaitu film Bulan

Terbelah di Langit Amerika sutradara Hanum Salsabiela Rais. Oleh karena itu,

penulis mengkaji nilai akidah tokoh utama menggunakan novel sebagai teks

hipogramnya dan film sebagai karya transformasinya.


306

Kedua karya novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika tidak

terlalu memiliki banyak persamaan nilai akidah. Meskipun demikian, persamaan

yang terdapat di antara kedua karya novel dan film ini menunjukkan adanya

hubungan intertekstualitas. Selanjutnya, perbedaan yang terdapat di dalamnya

menunjukkan bahwa pada karya sesudahnya terdapat pengembangan nilai akidah

yang sifatnya berupa kreativitas pengarang dari karya sebelumnya.

Hipogram jenis ekspansi atau pengembangan nilai akidah yang terdapat

dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais

dapat diketahui melalui nilai akidah iman kepada Allah dan iman kepada kitab

Allah. Dalam kedua karya novel dan film memiliki nilai akidah iman kepada

Allah yang ditunjukkan melalui sikap tokoh utama. Dalam novel, tokoh Hanum

diceritakan sebagai seorang muslim yang belum mengenakan hijab. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Ya, aku sekarang paham mengapa dirinya berpakaian seperti itu. Aku
kembali melihat diriku sendiri yang masih belum berhijab, kenyataan
Azima yang mempertahankan hijabnya dengan cara tak terbayangkan ini,
membuatku ternohok ucapan Ayse, ana Fatma, pada suatu kali. Ketika
dirinya bertanya mengapa aku belum berhijab.”
(181-182)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa tokoh utama dalam novel

belum mengenakan hijab. Alasan Hanum belum berhijab karena ia ingin

memenuhi ketetapan Allah itu tulus dari hati dan dirinya sendiri. Bukan karena

adanya paksaan atau pengaruh orang lain. Ia ingin menemukan momen yang

tepat, sehingga ia dapat memantapkan diri berhijab karena keinginannya sendiri.


307

Berbeda dengan yang terdapat dalam novel, tokoh Hanum yang terdapat

dalam film sudah mengenakan hijab. Ia menunjukkan keimanannya kepada Allah

dengan menutup aurat. Hal tersebut terdapat dalam kutipan dialog sebagai berikut.

Julia : “Kamu tidak apa-apa?”


Hanum : “Ya, aku tidak apa-apa.”
Julia : “Yang kamu alami tadi adalah bentuk diskriminasi pada wanita
berhijab. Tapi tidak semuanya begitu. Tidak semua orang seperti
itu.”
Hanum : “Ya. Makanya tadi aku sedikit bingung kenapa dia begitu marah
sama aku.”
Julia : “Itu Billy Hartman. Dia hidup sendiri. Setiap melihat perempuan
pakai hijab seperti kamu dia akan teringat keluarganya yang
meninggal di WTC.”
(00:33:06)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa tokoh Hanum dalam film Bulan

Terbelah di Langit Amerika menunjukkan bahwa ia beriman kepada Allah.

Keimanannya ditunjukkan melalui sikap memenuhi ketetapan Allah yang salah

satunya adalah menutup aurat bagi seorang muslimah.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bawah hipogram jenis

ekspansi terdapat dalam kedua karya novel dan film Bulan Terbelah di Langit

Amerika melalui nilai akidah yang disajikan dalam kedua karya tersebut. Nilai

akidah yang dikembangkan adalah nilai akidah iman kepada Allah.

Hipogram jenis ekspansi lainnya yang terdapat dalam novel dan film

adalah nilai akidah iman kepada kitab Allah yang ditunjukkan melalui tokoh

utama. Dalam novel, pengarang menjelaskan bahwa tokoh Hanum dan Rangga

sebelum ke Amerika, mereka pernah mengajarkan Alquran di Wina. Mengajarkan

Alquran merupakan salah satu sikap iman kepada kitab Allah. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan sebagai berikut.


308

“Masjid di Wina, tempat aku dan Hanum biasa mengajar Alquran juga
dirundung masalah yang sama. Tak sanggup membayar tunggakan sewa
yang semakin melejit harganya.”
(77)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum dan Rangga pernah

mengajarkan Alquran ketika mereka tinggal di Wina. Sikap mengajarkan Alquran

merupakan salah satu sikap yang menunjukkan iman kepada kitab Allah. Karena

dalam Islam, setiap muslim dianjurkan mengajarkan Alquran kepada muslim

lainnya.

Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika dapat diketahui bahwa

Hanum secara tidak langsung telah mengajarkan ayat Alquran kepada Jones. Saat

itu Jones menuduh umat muslim tidak ada yang baik. Sehingga Hanum

menyebutkan ayat Alquran, yakni ayat 8 surat Al Maidah. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

Jones : “Dengar, tulis saja sebagai korban 9/11, ya, dunia lebih baik
tanpa Islam.”
Hanum : “Pak, jangan biarkan kebencian mencegahmu untuk berlaku adil.
Berlakulah yang adil. Karena itu mendekati kebajikan. Al
Maidah, ayat 8.”
Jones : “Apa yang kamu bicarakan?”
Hanum : “Alquran mengajari kita untuk berlaku adil. Bahkan kepada
mereka yang bukan penganutnya.”
Jones : “Dengar, jangan menceramahi saya, Ny. Hanum. Paham?
Muslim menyebar pembunuhan dan kehancuran di seluruh dunia!
Mereka membuat hidup saya sia-sia. Mereka merenggut istriku,
Anna! Kamu bisa menulis itu di artikelmu. Anggap saja itu
sebagai bayaran karena mengembalikan dokumenmu. Selamat
tinggal.”
(00:58:42)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum secara tidak langsung

mengajari Michael Jones tentang ayat Alquran. Ayat Alquran yang digunakan

Hanum untuk mematahkan pernyataan Jones adalah ayat 8 dari surat Al Maidah.
309

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa jenis hipogram

ekspansi terdapat dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya

Hanum Salsabiela Rais. Pengembangan yang terjadi terdapat pada nilai akidah

iman kepada kitab Allah. Pengarang mengembangkan nilai akidah iman kepada

kitab Allah melalui sikap mengajarkan Alquran yang dilakukan Hanum terhadap

Jones. Dalam novel diceritakan bahwa Hanum dan Rangga mengajarkan Alquran

ketika mereka tinggal di Wina, sedangkan dalam film, tokoh Hanum diceritakan

mengajarkan Alquran secara tidak langsung saat berada di Amerika.

Hipogram jenis selanjutnya adalah konversi. Hipogram jenis konversi

terdapat dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais melalui nilai akidah iman kepada Allah. Nilai akidah iman kepada

Allah ditunjukkan melalui sikap membela agama Islam. Sikap tersebut

ditunjukkan ketika Hanum mendapat tugas membuat artikel tenang tragedi 9/11

oleh Gerturd. Gerturd menganggap muslimlah penyebab terjadinya beberapa

peristiwa pengeboman yang terjadi di dunia. Hanum tidak menyetujui anggapan

Gerturd dengan membela umat muslim. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di

bawah ini.

“Gerturd, aku hanya mau bilang, motif para muslim yang mengaku jihadis
dengan melakukan teror itu jika dirunut-runut adalah masalah ekonomi.
Jangan kau salahkan Islam. Tidak ada kaitan sama sekali.”
(46)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum menunjukkan

keimanannya terhadap Allah melalui sikap membela agama Islam yang ia

lakukan. Ia tidak sependapat dengan Gerturd yang menganggap muslim lah yang
310

bertanggung jawab dalam kasus pengeboman. Menurut Hanum motif para jihadis

yang melakukan teror hanya masalah ekonomi tidak ada kaitannya dengan Islam.

Nilai akidah iman kepada Allah yang terdapat dalam film tertunjukkan saat

Gerturd memberika tugas kepada Hanum untuk membuat artikel tentang tragedi

9/11. Ketika Hanum melihat berkas yang diberikan oleh Gerturd, ia langsung

membela umat muslim yang menurutnya juga menjadi korban. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

Gerturd : “Jadi, ini tugasmu. Tulislah artikel “Apakah dunia akan lebih
baik tanpa Islam? Jawabannya tergantung dari pandangan Julia
dan Sarah Collins”.
Hanum : “Gerturd. Sejak tragedi itu, dunia muslim terpinggirkan dan
diusir dari kehidupan sosial mereka. Karena keyakinan mereka,
hidup mereka dipersulit banyak orang.”
Gerturd : “Maksudmu itu memang bagus. Tapi faktanya, Hanum teroris itu
adalah Muslim.”
(00:08:53)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Hanum memiliki sikap

membela keyakinannya dengan mengatakan bahwa sejak tragedi itu, muslim juga

menjadi korban. Hidup muslim dipersulit banyak orang dan mereka terkucilkan.

Sikap Hanum tersebut menunjukkan bahwa ia iman kepada Allah.

Nilai akidah iman kepada Allah lainnya terdapat dalam novel yang

dilakukan oleh Rangga melalui sikap memenui ketetapan Allah. Rangga

menunjukkan sikap tersebut dengan tidak memakan makanan haram. Selama ia

berada di Amerika ia mencari makanan halal untuk dimakan. Hingga ia

menemukan sebuah penjual hotdog halal. hal tersebut terdapat dalam kutipan di

bawah ini.
311

“Aku menyalami seorang Timur Tengah penjual gyro-kebab-hotdog


dengan erat, memberinya beberapa dolar, menghargai usahanya berjualan
hotdog halal.”
(99)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga memakan makanan

halal ketika ia di Amerika yang kebanyakan penduduknya nonmuslim. Sebagai

muslim, ia tetap menunjukkan sikap iman kepada Allah dengan tidak memakan

makanan haram.

Dalam film terdapat peristiwa nilai akidah iman kepada Allah yang

ditunjukkan sama dengan yang terdapat dalam novel, yaitu ketika Rangga

ditunjukkan kedai hotdog halal oleh Stefan dan membelinya. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

Stefan : “Teman, di sini kamu bisa mendapatkan hotdog yang halal.”


Rangga : “Halal, ya? Assalamualikum.”
Penjual: “Waalaikumsalam.”
(00:34:21)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa nilai akidah iman kepada Allah

ditunjukkan ketika Rangga membeli sebuah hotdog halal bersama dengan Stefan.

Sikapnya memilih makanan halal selama di Amerika menunjukkan bahwa ia

memiliki keimanan terhadap Allah. Sikap iman kepada Allah yang terdapat pada

film ini berbeda dengan yang terdapat dalam novel. Dalam film, pengarang

memodifikasi kalimat dan adegan yang ditampilkan. Penambahan tokoh Stefan

pada bagian tersebut menandakan adanya modifikasi adegan yang dilakukan oleh

pengarang.

Beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kedua karya novel

dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat nilai akidah yang memiliki
312

hubungan intertekstualitas secara konversi. Pengarang dalam mentransformasikan

teks novel ke dalam film melakukan beberapa modifikasi sehingga terdapat

perbedaan dari kedua karya tersebut. Pemodifikasian dilakukan oleh pengarang

dengan menambahkan tokoh tambahan pada film.

Dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika juga terdapat

nilai akidah iman kepada Nabi dan Rasul yang memiliki hubungan

intertekstualitas secara konversi. Nilai akidah iman kepada Nabi dan Rasul dalam

novel ditunjukkan melalui sikap mengucapkan salam dengan sesama muslim. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut.

“Assalamu‟alaikum. My name is Julia Collins. Call me Julia. Where‟s


your friend?”
Perempuan itu menyalamiku. Dengan sigap dia membuka plastik yang dia
bawa dan mengeluarkan gulungan perban putih. Dia tidak peduli dengan
kebengonganku yang begitu jelas.”
(120)

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa sikap iman kepada Nabi dan

Rasul ditunjukkan melalui tokoh Julia Collins. Sikapnya yang mengucapkan

salam kepada Hanum merupakan salah satu sikap yang menunjukkan nilai akidah

tersebut.

Dalam film juga disajikan nilai akidah iman kepada Nabi dan Rasul yang

ditunjukkan melalui sikap mengucapkan salam. Hal itu dilakukan oleh Rangga

terhadap seorang penjual hodtog halal di Amerika. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan sebagai berikut.

Rangga : “Halal, ya? Assalamualikum.”


Penjual : “Waalaikumsalam.”
(00:34:47)
313

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Rangga mengucapkan salam

dan menyalami penjual hotdog halal tersebut karena ia tahu bahwa penjual

tersebut juga seorang muslim. Sebagai seorang muslim, penjual tersebut

membalas salam dari Rangga. Nilai akidah dalam film ini memiliki perbedaan

dengan nilai akidah yang terdapat dalam novel. Dalam film disajikan nilai akidah

iman kepada Allah melalui tokoh utama Rangga, sedangkan dalam novel

diceritakan melalui tokoh tambahan Julia Collins.

Beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kedua karya

novel dan film BuLan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rasi

terdapat nilai akidah yang memiliki hubungab intertekstualitas secara konversi.

Nilai akidah tersebut ditunjukkan melalui sikap iman kepada Nabi dan Rasul.

Pengarang memodifikasi adegan dan kalimat yang terdapat dalam film. Dalam

novel, diceritakan yang menunjukkan sikap iman kepada Nabi dan Rasul adalah

tokoh tambahan sedangkan dalam film, pengarang menggunakan tokoh utama

sebagai karakter yang menunjukkan sikap iman kepada Nabi dan Rasul.

4. Skenario Pembelajaran Novel dan Film Bulan Terbelah di Langit Amerika

Karya Hanum Salsabiela Rais di Kelas XII SMA

a. Pembelajaran Sastra

Pembelajaran sastra novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika

karya Hanum Salsabiela Rais sama dengan pembelajaran jenis prosa lain, yaitu

menemukan unsur intrinsik Dalam hal ini penulis memfokuskan pada unsur

intrinsik berupa tema dan fakta pada novel dan film. Dalam pembelajaran, penulis

menambahkan unsur ekstrinsik nilai akidah novel dan film Bulan Terbelah di
314

Langit Amerika. Sehingga dalam hal ini, pembelajaran diterapkan menggunakan

dua unsur karya sastra, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik novel dan film

dengan analisis intertestualitas sastra.

Untuk mengimplementasikan hasil analisis intertekstualitas sastra berupa

persamaan dan perbedaan unsur intrinsik tema dan fakta serta unsur ekstrinsi nilai

akidah pada novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais di kelas XII SMA semester 2 sebagai targetnya.

b. Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya

Hanum Salsabiela Rais bertujuan untuk melatih siswa menemukan unsur intrinsik

berupa tema dan fakta serta menemukan unsur ekstrinsik nilai akidah. Apabila

siswa sudah dapat menemukan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik tersebut,

diharapkan siswa dapat menganalisis unsur-unsur tersebut dengan kajian

intertekstual sastra.

Berdasarkan kurikulum 2013 pembelajaran sastra novel dan film kelas XII

SMA semester 2 terdapat pada nomor KI dan KD sebagai berikut.

a) Kompetensi Inti (KI)

Kompetensi inti yang ingin dicapai dalam pembelajaran sastra, khususnya

membandingkan novel dan film di kelas XII SMA terdapat dalam silabus kelas XII

SMA semester genap pada kompetensi inti (KI) nomor 1 (satu) yang berbunyi

menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


315

b) Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi dasar yang mengacu pada hasil penelitian yang penulis

laksanakan yaitu pada kompetensi dasar (KD) dengan nomor 4.5 (mengonversi teks

cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel ke dalam

bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun

tulisan). Dalam pembelajarannya, penulis menyesuaikan dengan penelitian yang

penulis lakukan, yakni menggunakan teks novel dan film.

c) Indikator

Indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran

unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai akidah novel dan film Bulan Terbelah di

Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais adalah sebagai berikut:

(a) mengidentifikasi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai akidah dalam novel

dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais,

(b) mengonversi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai akidah dalam novel dan

film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais,

(c) menganalisis intertekstual sastra unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai

akidah dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais.

d) Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais adalah sebagai berikut:


316

(a) peserta didik mampu mengidentifikasi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik

nilai akidah dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya

Hanum Salsabiela Rais,

(b) peserta didik mampu mengonversi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai

akidah dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais,

(c) peserta didik mampu menganalisis intertekstual sastra unsur intrinsik dan

unsur ekstrinsik nilai akidah dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit

Amerika karya Hanum Salsabiela Rais.

c. Alokasi Waktu

Setiap pertemuan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan silabus. Waktu

yang digunakan untuk pembelajaran sastra yakni 4x45 menit (2x pertemuan).

d. Materi Pembelajaran Sastra

Novel dan film dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra. Dalam

hal ini penulis menggunakan novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya

Hanum Salsabiela Rais sebagai bahan pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan

kompetensi dasar dan indikator, penulis menggunakan teks novel dan film sebagai

bahan ajar, sedangkan untuk membandingkannya penulis menggunakan unsur

intrinsik tema dan fakta serta unsur ekstrinsik nilai akidah yang terdapat dalam novel

dan film tersebut. Oleh karena itu, materi pembelajaran yang akan penulis sajikan

yaitu, unsur intrinsik tema dan fakta, serta unsur ekstrinsik nilai akidah pada novel

dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais. Berikut

Uraian materi pembelajaran tersebut.


317

1) Unsur intrinsik

a) Tema

Tema adalah suatu ide atau gagasan yang menjadi dasar cerita yang

berperas sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan suatu karya fiksi

yang diciptakannya.

b) Tokoh dan penokohan

Tokoh dan penokohan merupakan unsur penting dalam suatu cerita. Istilah

“tokoh” merupakan orang yang berperan dalam suatu cerita (pelaku cerita),

sedangkan istilah “penokohan” menunjukkan penempatan tokoh-tokoh tertentu

dengan sifat atau watak tertentu dalam suatu cerita.

c) Alur

Alur merupakan jalannya peristiwa atau tahapan peristiwa-peristiwa yang

menyebabkan hubungan sebab akibat pada suatu cerita. Tahapan peristiwa dalam

alur meliputi tahap penyituasian, tahap pemunculan konflik, tahap peningkatan

konflik, tahap klimaks, dan tahap penyelesaian.

d) Latar

Latar merupakan tahapan tumpu pada suatu cerita yang menyaran pada

pengertian tempat, waktu, suasana, dan sosial terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan pada novel dan film. Latar dibagi menjadi empat yaitu, latar tempat,

latar waktu, latar suasana, dan latar sosial. Latar tempat menyaran pada lokasi

terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar waktu

berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar suasana berhubungan dengan kondisi
318

atau keadaan tokoh yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar sosial

berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial tokoh cerita dengan masyarakat

disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

2) Unsur Ekstrinsik

a) Nilai Akidah

Nilai akidah yang terdapat pada novel dan film Bulan Terbelah di Langit

Amerika karya Hanum Salsabiela Rais yaitu, iman kepada Allah, iman kepada

kitab Allah, iman kepada Nabi dan Rasul, dan iman kepada qada dan qadar.

Pemilihan novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais sebagai materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas XI

SMA dapat dilihar dari segi bahasa dan segi psikologis.

(a) Segi Bahasa

Novel dan film sebagai bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di

kelas XII SMA sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa.

Dari segi bahasa, novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum

Salsabiela Rais menggunakan bahasa Indonesia, tetapi sebagian kecil juga

menggunakan bahasa Arab, dan bahasa Inggris. Bahasa Arab yang digunakan

dalam novel dan film untuk mempertegas nilai keagamaan yang ada dalam novel.

Bahasa Arab yang digunakan dalam novel dan film seperti Assalamu‟alaikum,

Waalaikumsalam, Allah, Alquran, Alhamdulillah, dan Astaghfirullah.

Bahasa Inggris yang dipakai dalam novel mudah dipahami karena

pengarang secara tidak langsung menyisipkan terjemahan bahasa Indonesia di

dalamnya. Sedangkan dalam film, percakapan berbahasa Inggris lebih


319

mendominasi tetapi pengarang menyisipkan subtitle bahasa Indonesia agar

penonton lebih mudah memahami percakapan.

Penggunaan bahasa Arab dan bahasa Inggris tidak mengurangi nilai sastra

yang terdapat dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika tersebut

karena masing-masing bahasa adalah bahasa yang mudah dipahami karena

pengarang menyisipkan terjemahan bahasa Indonesia di dalamnya.

(b) Segi Psikologis

Novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela

Rais sebagai bahan pembelajaran sastra mengandung masalah-masalah kehidupan.

Melalui novel dan film tersebut, siswa dapat dirangsang untuk menemukan

persoalan hidup dan mencari penyelesaian tentang masalah kehidupan seperti

yang terdapat dalam novel.

e. Metode Pembelajaran

Dalam pembelajaran sastra, siswa diajak untuk dapat mengapresiasi sastra

selama kegiatan mengajar. Di dalam proses belajar mengajar apresiasi sastra

banyak metode yang dapat digunakan, salah satunya dengan metode kooperatif

(kooperative learning). Banyak model-model pembelajaran yang terdapat dalam

metode kooperatif, salah satunya adalah model pembelajaran Student Teams

Achievement Divisions (STAD). Dalam skripsi ini penulis memaparkan metode

kooperatif dengan model pembelajaran STAD dalam pembeljaran novel dan film

Bulan Terbelah di Langit Amerika kelas XI SMA.

Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu

pembelajaran kooperatif yang di dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan


320

level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk

mneyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak hanya secara akademik, siswa juga

dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis.

Dalam model pembelajaran STAD. Siswa diminta untuk membentuk

kelompok-kelompok heterogen yang masing-masing terdiri dari 4-5 anggota.

Setelah pengelompokkan dilakukan, ada empat langkah-langkah yang harus

dilakukan, yakni pengajaran, tim studi, tes, dan rekognisi. Berikut uraian langkah

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD.

1) Pengajaran

Pada tahap pengajaran, guru menyajikan materi unsur intrinsik tema dan

fakta serta materi unsur ekstrinsik nilai akidah pada novel dan film Bulan

Terbelah di Langit Amerika. Dalam menyajikan materi, guru dapat menggunakan

format ceramah-diskusi.

Guru menyampaikan materi yang berkaitan dengan unsur intrinsik dan

unsur ekstrinsik novel dan film, serta materi intertekstualitas sastra. Dalam

menyampaikan materi guru dapat menggunakan format ceramah-diskusi, dalam

hal ini guru menyampaikan materi dan siswa mendengarkan materi yang

disampaikan dengan baik. Apabila ada siswa yang tidak dapat memahami materi

dapat ditanyakan langsung kepada guru, dan guru menjawab pertanyaan siswa.

2) Tim Studi

Guru memberikan lembar kerja berupa perintah untuk mengerjakan soal

yang berkaitan dengan materi yang sudah disampaikan. Kemudian, para anggota
321

kelompok yang sudah terbentuk bekerja secara kooperatif untuk menyelesaikan

lembar kerja dan lembar jawaban yang telah disediakan oleh guru.

Sebelum menyampaikan materi, guru meminta siswa untuk membentuk

kelompok secara heterogen yang terdiri dari empat sampai lima anggota.

Kemudian guru memberikan lembar tugas berupa soal-soal yang berkaitan dengan

materi yang sudah disampaikan di awal. Lalu, setiap kelompok yang sudah

terbentuk menyelesaikan tugas secara kooperatif pada lembar jawab yang sudah

disediakan oleh guru. Skor yang diperoleh pada hasil tugas ini akan dijadikan skor

kelompok.

3) Tes

Setelah siswa menyelesaikan tugas bersama kelompoknya masing-masing,

guru memberikan tugas kembali, tetapi secara individu. Tugas individu ini

memiliki soal yang berbeda dengan soal tugas kelompok, tetapi masih mencakup

materi yang sudah disampaikan. Kemudian guru men-score kuis tersebut dan

mencatat pemerolehan hasilnya saat itu. Hasil dari tes individu akan

diakumulasikan untuk skor tim mereka.

4) Rekognisi

Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok dan tugas individunya, guru

mengakumulasi perolehan skor setiap kelompok berdasarkan nilai yang diperoleh

secara kelompok dan individu. Kemudian guru memberikan penghargaan kepada

setiap tim bergantung pada nilai skor rata-rata tim. Penghargaan dengan skor

tertinggi mendapat julukan tim super (Super Team), tertinggi kedua tim hebat

(Great Team), dan tertinggi ketiga tim baik (Good Team).


322

f. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan ke-I

1) Pendahuluan (alokasi waktu 15 menit)

a) Pendidik mengucapkan salam dan mengajak peserta didik untuk berdoa

bersama dengan harapan diberi kelancaran dan ilmu yang bermanfaat.

b) Pendidik mengkondisikan kelas dan mengamati kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran.

c) Pendidik memeriksa kehadiran peserta didik dengan memanggil satu persatu

nama siswa yang ada di dalam daftar presensi.

d) Pendidik memberi informasi tentang kompetensi, tujuan, manfaat, langkah

pembelajaran, dan penjelasan terkait materi pembelajaran yakni unsur

intrinsik tema dan fakta serta unsur ekstrinsik nilai akidah novel dan film.

Setelah semua peserta didik memahami rencana pembelajaran yang akan

dilakukan, peserta didik diminta untuk membentuk kelompok heterogen, satu

kelompok terdiri dari empat atau lima siswa.

2) Kegiatan inti (alokasi waktu 60 menit)

a) Pendidik meminta peserta didik untuk berkumpul dengan kelompok yang

sudah dibentuk.

b) Pendidik menyampaikan materi pembelajaran unsur intrinsik dan ekstrinsik

yang terdapat dalam novel dan film.

c) Pendidik memberikan lembar kerja berupa perintah untuk mengerjakan soal

yang berkaitan dengan materi yang sudah disampaikan. Kemudian, para

anggota kelompok yang sudah terbentuk bekerja secara kooperatif untuk


323

menyelesaikan lembar kerja dan lembar jawaban yang telah disediakan oleh

guru.

d) Pendidik meminta setiap siswa secara individu menyelesaikan kuis yang

berkaitan dengan materi pembelajaran yang sudah disampaikan. Pendidik

men-score kuis tersebut dan mencatat pemerolehan hasilnya saat itu. Hasil

dari tes individu akan diakumulasikan untuk skor tim mereka.

e) Pendidik memberikan penghargaan kepada setiap tim bergantung pada nilai

skor rata-rata tim. Penghargaan dengan skor tertinggi mendapat julukan tim

super (Super Team), tertinggi kedua tim hebat (Great Team), dan tertinggi

ketiga tim baik (Good Team).

3) Penutup (alokasi waktu 15 menit)

a) Pendidik menanyakan kesulitan atau masalah yang dihadapi peserta didik

dalam pembelajaran hari itu.

b) Pendidik bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

c) Pendidik memberi pekerjaan rumah kepada peserta didik untuk membaca dan

menyaksikan novel dan film berjudul Bulan Terbelah di Langit Amerika

secara utuh dilanjutkan mencari unsur intrinsik tema dan fakta serta unsur

ekstrinsi nilai akidah kemudian dianalisis menggunakan analisis

intertekstualitas sastra.

d) Pendidik menutup pembelajaran dengan doa dan salam.


324

Pertemuan ke-II

a) Pendahuluan (alokasi waktu 15 menit)

(a) Pendidik mengucapkan salam dan mengajak peserta didik untuk berdoa

bersama dengan harapan diberi kelancaran dan ilmu yang bermanfaat.

(b) Pendidik mengkondisikan kelas dan mengamati kesiapan siswa untuk

mengikuti pembelajaran.

(c) Pendidik memeriksa kehadiran peserta didik dengan memanggil satu persatu

nama siswa yang ada di dalam daftar presensi.

(d) Pendidik memberi informasi tentang kompetensi, tujuan, manfaat, langkah

pembelajaran, dan penjelasan terkait materi pembelajaran yakni unsur

intrinsik tema dan fakta serta unsur ekstrinsik nilai akidah novel dan film.

Setelah semua peserta didik memahami rencana pembelajaran yang akan

dilakukan, peserta didik diminta untuk berkumpul dengan kelompok yang

sama dengan pertemuan sebelumnya.

b) Kegiatan inti (alokasi waktu 65 menit)

(a) Pendidik membuka sesi tanya jawab terkait kesulitan-kesulitan yang dijumpai

siswa pada saat menemukan dan menganalisis unsur intrinsik dan unsur

ekstrinsik yang ada di dalam novel dan film.

(b) Pendidik mempersilakan peserta didik untuk melanjutkan aktivitas

menganalisis data yang telah dikumpulkan dari novel dan film Bulan Terbelah

di Langit Amerika.

(c) Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

masing-masing di depan kelas dengan dipandu oleh moderator yang sudah


325

ditentukan. Peserta didik lain diminta untuk menanggapi presentasi dari

kelompok yang sedang melakukan presentasi, baik berupa pertanyaan maupun

pernyataan.

c) Penutup (alokasi waktu 10 menit)

(a) Pendidik meminta salah satu peserta didik untuk menyimpulkan hasil

pembelajaran analisis novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya

Hanum Salsabiela Rais.

(b) Pendidik memberikan soal individu kepada peserta didik yang dikerjakan

secara mandiri di rumah.

(c) Pendidik menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

g. Sumber Belajar

Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran sastra adalah novel

dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika dan buku-buku referensi yang sesuai

dengan materi yang akan diajarkan. Buku-buku yang disarankan sebagai berikut.

1) Buku paket Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik SMA/MA/SMK/

MAK kelas XII semester 2.

2) Buku referensi mengenai unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik karya sastra fiksi

berjudul Teori Pengkajian Fiksi karya Burhan Nugiyantoro.

h. Evaluasi

Alat evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran analisis intertekstualitas

sastra pada unsur intrinsik dan ekstrinsik novel dan film Bulan Terbelah di Langit

Amerika meliputi aspek kognitif (pengetahuan), psikomotor (keterampilan), dan

afektif (sikap). Penilaian dalam aspek kognitif berhubungan dengan akal pikiran
326

dalam mengerjakan soal tes dan substansi tugas, penilaian dalam aspek

psikomotorik berupa keterampilan bahasa peserta didik, sedangkan penilaian

dalam aspek afektif berhubungan dengan penilaian sikap. Penilaian kognitif

berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran dan

kemampuan menjawab soal-soal dengan benar. Penilaian secara afektif dapat

dilihat dari berbagai tingkah laku peserta didik seperti perhatian terhadap

pelajaran, disiplin, dan hubungan social. Penilaian psikomotor berkaitan dengan

keterampilan atau kemampuan bertindak setelah menerima pengalaman belajar.

Psikomotor merupakan tahap lanjutan dari aspek afektif yang tampak pada

kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku.

Evaluasi dapat dilakukan dengan (1) teknik penilaian tes dan penilaian

proses, (2) bentuk instrument dalam penilaian berupa penilaian sikap/kinerja dan

tes tertulis. Tes ada dua, yaitu tes lisan dan tes tertulis. Berikut beberapa contoh

soal evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran intertekstualitas sastra novel

dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais.

a) Aspek kognitif

(a) Sebut dan jelaskan unsur intrinsik tema dan fakta serta unsur ekstrinsik yang

terdapat dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya

Hanum Salsabiela Rais!

(b) Sebut dan jelaskan hubungan intertekstualitas sastra novel dan film Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais!


327

a) Evaluasi aspek afektif berupa nilai sikap yang dicapai peserta didik selama

proses pembelajaran. Berikut ini merupakan contoh table evaluasi pencapaian

sikap.

Pencapaian Karakter
No. Nama Siswa Jumlah
1 2 3 4 5
1.
2.
3.

Catatan:

a) Tanggung jawab

b) Disiplin

c) Proaktif

d) Jujur

e) Santun

b) Evaluasi aspek psikomotor berupa unjuk kerja dalam bentuk keterampilan

lisan untuk menyampaikan hasil analisis intertekstualitas novel dan film Bulan

Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais. Berikut contoh

tabel evaluasi aspek psikomotor.

Aspek yang dinilai


No. Nama Siswa Jumlah
1 2 3
1.
2.
3.
dst.
Catatan:

a) Unsur intrinsik dan ekstrinsik sesuai dengan isi

b) Analisis sesuai dengan intertekstualitas sastra

c) Pemilihan kata atau diksi yang digunakan


328

Berikut tabel pedoman penskoran untuk evaluasi kognitif, afektif,

dan psikomotor.

Jenis Penilaian Petunjuk Penskoran Skor


Kognitif Sangat bagus/tepat 4
Bagus/tepat 3
Sedang 2
Kurang bagus 1
Afektif Sangat bagus/tepat 4
Bagus/tepat 3
Sedang 2
Kurang bagus 1
Psikomotor Sangat bagus/tepat 4
Bagus/tepat 3
Sedang 2
Kurang bagus 1

Nilai perolehan
Nilai Akhir = x 10
Skor maksimal

Kognitif afektif psikomotor


= x 10
4

(2 x 4) (5 x 4) (3 x 4)
= x 10
4

40
= x 10
4

= 100
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan Dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Endraswara, Suwardi. 2011. Sastra Bandingan Pendekatan dan Teori Pengkajian.


Yogyakarta: Lumbung Ilmu.

___________. 2013. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS.

Faruk. 2012. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu


Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ilyas, Yunahar. 2011. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: Pustaka pelajar Offset.

Indrayanti. 2012. “Kajian Intertekstual dan Nilai Pendidikan Novel Sang Pemimpi
Karya Andrea Hirata dan Novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad Fuadi”.
Universitas Negeri Surakarta.

Ismawati, Esti. 2013. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Ombak.

Jabrohim. 2014. Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jayanti, Anggi Dwi. 2014. “Analisis Intertekstualitas Sastra Novel Sujud Cinta Di
Masjid Nabawi Karya Putri Indah Wulandari dan Novel Sujud Hati Di
Ujung Subuh Karya Indah El-Hafidz dan Skenario Pembelajarannya Di
Kelas XI SMA”. Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Nuraeni. 2015. “Analisis Intertekstual Novel Dari Rue Saint Simon Ke Jalan
Lembang karya Nh. Dini dengan Novel Dari Parangakik Ke Kampuchea
Karya Nh. Dini dan Skenario Pembelajarannya Di SMA”. Universitas
Muhammadiyah Purworejo.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis


Kompetensi. Yogyakarta: IKAPI.
Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Nurhayati. 2012. Teori Sastra. Surakarta: Cakrawala Media.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2013. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan
Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Ratna, Ny. K. 2010. Sastra dan Cultural Studies: Representasi Fiksi dan Fakta.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sangidu. 2004. Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, Teknik, dan


Kiat.Yogyakarta: Unit Penerbitan Sastra Asia Barat, Universitas Gadjah
Mada.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.

Sudjiman, Panuti. 1992. Memahami Cerita Rekaan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugono, dkk. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Suseno, dan U‟um Qomariyah. 2010. Hubungan Intertekstual Antara Film dan
Novel Ayat-ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy. Universitas
Negeri Semarang. Vol 6, No 2, http://journal.unnes.ac.id, 03 Desember
2013 pukul 08.53 WIB.

Trianton, Teguh. 2013. Film sebagai Media Belajar. Yogyakarta: Graha Ilmu.
LAMPIRAN
Lampiran 1
SILABUS BAHASA INDONESIA
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Kelas : XII
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagaipermasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitifberdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Materi Alokasi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Pembelajaran Waktu
4.5 Mengonversi teks Mengonversi Mengamati Sikap :
cerita sejarah, berita, teks cerita fiksi Membaca dan Observasi 4 JP Buku Siswa
iklan, editorial/opini, menyaksikan kembali Perilaku “Bahasa
dan cerita fiksi dalam dua karya novel dan bersyukur,tanggung Indonesia:
novel ke dalam bentuk film untuk memahami jawab, responsif, dan Ekspresi Diri
yang lain sesuai unsur yang santun dalam dan
dengan struktur dan membangun novel dan berbahasa Akademik”,
kaidah teks baik film beserta isinya. Pengetahuan: Kelas XII
secara lisan maupun Menanya: Tes tertulis/ lisan/ untuk
tulisan Menanya tentang penugasan tentang SMA/MA/SM
K/MAK,
Materi Alokasi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Pembelajaran Waktu
unsur yang Kemampuan Kemdikbud
membangun dua karya memahami perubadan- Lingkungan
novel dan film perubahan unsur yang Media cetak
Menanya tentang membangun dua karya Media
perubahan struktur dua novel dan film elektronik
karya novel dan film Kemampuan
Mengumpulkan informasi memahami isi novel
Berdiskusi atau dan film
menjawab pertanyaan
isi dua karya novel dan Keterampilan:
film Unjuk kerja
Berdiskusi tentang cara Kemampuan
mengonversi unsur menyampaikan hasil
yang membangun dan pemahaman tentang
isi kedua karya novel perbedaan unsur yang
dan film membangun dua karya
Menalar/Mengasosiasi novel dan film
Mengidentifikasi Kemampuan
data/informasi untuk menjelaskan isi novel
menyimpulkan isi dan dan film
struktur yang Kemampuan
membangun dua karya menjelaskan
novel dan film perbedaan isi novel
untuk mempertajam dan film
pemahaman
Materi Alokasi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Pembelajaran Waktu
Mengidentifikasi
perbedaan isi dua karya
novel dan film
Mengomunikasikan
Menyampaikan hasil
diskusi tentang
perubahan-perubahan
unsur yang
membangun dua karya
novel dan film
secara lisan
Menanggapi saran dari
teman/guru untuk
perbaikan
Menyampaikan hasil
telaah terhadap isi dua
karya novel dan film

Purworejo, Agustus 2017

Guru Mata Pelajaran

Ismin Asmiarti
NIM 132110086
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Jenjang Sekolah : SMA
Materi Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XII
Materi Pokok : Novel dan film
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
4.5 Mengonversi teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita
fiksi dalam novel ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan
kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan
Indikator:
4) mengidentifikasi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai akidah dalam
novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum
Salsabiela Rais,
5) mengonversi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai akidah dalam
novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum
Salsabiela Rais,
6) menganalisis intertekstual unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik nilai
akidah dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya
Hanum Salsabiela Rais.
C. Materi Pembelajaran
1. Novel dan film
2. Unsur intrinsik dan ekstrinsik
3. Intertekstual
D. Metode Pembelajaran
1. Metode : kooperatif
2. Model : Student Teams Achievement Divisions STAD
E. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat
a) LCD
b) Proyektor
2. Sumber Belajar
a) Buku paket Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik
SMA/MA/SMK/MAK kelas XII.
b) Buku-buku referensi mengenai unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik
karya sastra fiksi berjudul Pengkajian Fiksi karya Burhan Nugiyantoro.
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan 1. Pendidik mengucapkan salam dan 15 menit
mengajak peserta didik untuk berdoa
bersama dengan harapan diberi kelancaran
dan ilmu yang bermanfaat.
2. Pendidik mengkondisikan kelas dan
mengamati kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran.
3. Pendidik memeriksa kehadiran peserta
didik dengan memanggil satu persatu nama
siswa yang ada di dalam daftar presensi.
4. Pendidik memberi informasi tentang
kompetensi, tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan penjelasan terkait materi
pembelajaran yakni unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik nilai akidah novel dan film.
5. Pendidik juga meminta tanggapan peserta
didik terkait novel dan film.
6. Peserta didik diminta untuk membentuk
kelompok, satu kelompok terdiri dari empat
atau lima siswa.
Kegiatan Inti Mengamati 60 menit
1. Pendidik meminta peserta didik untuk
berkumpul dengan kelompok yang sudah
dibentuk.
2. Pendidik menyampaikan materi
pembelajaran unsur intrinsik dan ekstrinsik
yang terdapat dalam novel dan film.
3. Membaca dan menyaksikan kembali dua
karya novel dan film untuk memahami
unsur yang membangun novel dan film
beserta isinya.
4. Pendidik memberikan lembar kerja berupa
perintah untuk mengerjakan soal yang
berkaitan dengan materi yang sudah
disampaikan. Kemudian, para anggota
kelompok yang sudah terbentuk bekerja
secara kooperatif untuk menyelesaikan
lembar kerja dan lembar jawaban yang
telah disediakan oleh pendidik.
Menanya
1. Pendidik memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya terkait materi
yang belum dipahami.
2. Pendidik menyanyakan kepada peserta didik
tentang unsur yang membangun dua karya
novel dan film.
3. Pendidik menanyakan kepada peserta didik
tentang perubahan struktur dua karya novel
dan film.
Mengumpulkan Informasi
Pendidik dan peserta didik berdiskusi atau
menjawab pertanyaan isi dua karya novel
dan film.
Pendidik dan peserta didik berdiskusi
tentang cara mengonversi unsur yang mem-
bangun dan isi kedua karya novel dan film.
Pendidik meminta peserta didik untuk
memahami isi dan mengumpulkan
informasi terkait perubahan-perubahan
unsur intrinsik tema dan fakta serta unsur
ekstrinsik nilai akidah novel dan film secara
berkelompok dan mempersilakan peserta
didik untuk menyaksikan cuplikan film
berjudul Bulan Terbelah di Langit Amerika
yang diputar di depan kelas.
Penutup 1. Pendidik menanyakan kesulitan atau 15 menit
masalah yang dihadapi peserta didik dalam
pembelajaran hari itu.
2. Pendidik bersama-sama dengan peserta
didik menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
3. Pendidik memberi pekerjaan rumah kepada
peserta didik untuk membaca dan
menyaksikan novel dan film berjudul Bulan
Terbelah di Langit Amerika secara utuh
dilanjutkan mencari unsur intrinsik tema
dan fakta serta unsur ekstrinsi nilai akidah
kemudian dianalisis menggunakan analisis
intertekstualitas sastra.
4. Pendidik menutup pembelajaran dengan
doa dan salam.

Pertemuan Kedua
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan 1. Pendidik mengucapkan salam dan 15 menit
mengajak peserta didik untuk berdoa
bersama dengan harapan diberi kelancaran
dan ilmu yang bermanfaat.
2. Pendidik mengkondisikan kelas dan
mengamati kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran.
3. Pendidik memeriksa kehadiran peserta
didik dengan memanggil satu persatu nama
siswa yang ada di dalam daftar presensi.
4. Pendidik memberi informasi tentang
kompetensi, tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan penjelasan terkait materi
pembelajaran yakni unsur intrinsik tema
dan fakta serta unsur ekstrinsik nilai akidah
novel dan film.
5. Pendidik juga meminta tanggapan peserta
didik terkait dengan novel dan film yang
sudah dibaca dan disaksikan.
6. Peserta didik diminta untuk berkumpul
dengan kelompok yang sama dengan
pertemuan sebelumnya
Kegiatan Inti Mengasosiasi 60 menit
1. Pendidik mempersilakan peserta didik
untuk melanjutkan aktivitas menganalisis
data yang telah dikumpulkan dari novel dan
film Bulan Terbelah di Langit Amerika.
2. Peserta didik mengidentifikasi data/
informasi untuk menyimpulkan isi dan
struktur yang membangun dua karya novel
dan film untuk mempertajam pemahaman
3. Peserta didik mengidentifikasi perbedaan
unsur pembangun yang terdapat pada dua
karya novel dan film
Mengomunikasikan
1. Setiap kelompok diminta untuk mem-
presentasikan hasil diskusi kelompoknya
masing-masing di depan kelas dengan
dipandu oleh moderator yang sudah
ditentukan.
2. Peserta didik lain diminta untuk
menanggapi presentasi dari kelompok yang
sedang melakukan presentasi, baik berupa
pertanyaan maupun pernyataan.
Penutup 1. Pendidik meminta salah satu peserta didik 10 menit
untuk menyimpulkan hasil pembelajaran
analisis intertekstualitas sastra novel dan
film Bulan Terbelah di Langit Amerika
karya Hanum Salsabiela Rais.
2. Pendidik memberikan soal individu kepada
peserta didik yang dikerjakan secara
mandiri di rumah.
3. Pendidik dan peserta didik mengakhiri
pembelajaran dengan doa dan salam.

G. Evaluasi
a. Teknik penilaian : Tes tertulis, praktik, penugasan
b. Bentuk instrument : Soal objektif, subjektif, tugas rumah
Jenis tagihan:
a. Tugas individu
b. Tugas kelompok
Skor Penilaian
a. Penilaian Kognitif
No. Aspek yang Dinilai Skor

1. Menganalisis unsur intrinsik novel dan film Bulan


Terbelah di Langit Amerika.
2. Menganalisis intertekstual sastra novel dan film Bulan
Terbelah di Langit Amerika.

b. Penilaian Psikomotor
No. Aspek yang Dinilai Skor

1. Menyampaikan hasil analisis unsur intrinsik dalam forum


presentasi kelas
2. Menyampaikan hasil analisis intertekstualitas secara lisan.

Skor: 4 = sangat tepat 2 = kurang tepat


3 = tepat 1 = tidak tepat
c. Aspek Afektif
Indikator Sikap

Kedisiplinan

Kerja sama
Ketekunan

Tanggung
Kerajinan

jawab
No.
Nama Siswa

Keterangan : 1 = sangat kurang 4 = baik


2 = kurang 5 = amat baik
3 = cukup

Purworejo, Agustus 2017

Guru Mata Pelajaran

Ismin Asmiarti
NIM 132110086
1. Evaluasi proses
Baca dan saksikan novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya
Hanum Salsabiela Rais!
2. Evaluasi hasil
a) Tes objektif
1. Siapakah tokoh utama dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika
karya Hanum Salsabiela Rais ....
c. Hanum dan Rangga
d. Stefan dan Jasmine
e. Julia dan Sarah
f. Phillipus Brown
g. Michael Jones
2. Alur apa yang digunakan dalam novel dan film Bulan Terbelah di
Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais ....
a. Campuran
b. Maju
c. Mundur
d. Maju dan mundur
e. Acak
c) Siapakah yang berperan sebagai tokoh antagonis dalam film Bulan
Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais ....
a. Hanum
b. Rangga
c. Jasmine
d. Stefan
e. Michael Jones
d) Di manakah latar tempat terjadinya peristiwa dalam novel Bulan
Terbelah di Langit Amerika ....
a. Turki
b. Malaysia
c. New York
d. Beijing
e. Indonesia
e) Di bawah ini jenis hipogram yang terdapat dalam hubungan analisis
intertekstualitas sastra novel dan film Bulan Terbelah di Langit
Amerika, kecuali ....
a. Ekspansi
b. Eksperp
c. Modifikasi
d. Personifikasi
e. Konversi
b) Tes subjektif
1. Jelaskan tema yang terdapat dalam film Bulan Terbelah di Langit
Amerika karya Hanum Salsabiela Rais!
2. Bagaimanakah alur yang disajikan dalam novel dan film Bulan Terbelah
di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais? Jelaskan!
3. Jelaskan hubungan intertekstualitas sastra penokohan tokoh tambahan
yang terdapat dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika
karya Hanum Salsabiela Rais!
Kunci Jawab:
a) Tes objektif
1. A
2. B
3. E
4. C
5. D
b) Tes subjektif
1. Tema pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum
Salsabiela Rais terbagi menjadi dua, yaitu tema minor dan tema mayor.
Tema minor yang terdapat pada film meliputi, masalah perlakuan
masyarakat Barat terhadap muslim, masalah perpisahan Hanum dengan
Rangga, dan masalah pertemuan Hanum dengan keluarga korban
tragedi 9/11. Tema mayor yang terdapat dalam film yaitu pengorbanan
seorang perempuan yang merupakan tokoh utama bernama Hanum
dalam membela dan memperjuangkan keyakinannya, agama Islam.
Tema mayor diperoleh dari simpulan tema minor.
2. Alur yang terdapat dalam novel dan film Bulan Terbelah di Langit
Amerika karya Hanum Salsabiela Rais adalah alur progresif atau alur
maju. Alur maju pada film karena peristiwa yang terjadi dalam film
terjadi secara bertahap. Tahapan alur yang terdapat dalam film yaitu,
tahap penyituasian, tahap pemunculan konflik, tahap peningkatan
konflik, tahap klimaks, dan tahap penyelesaian.
3. Intertekstualitas sastra penokohan tokoh tambahan pada kedua karya
novel dan film Bulan Terbelah di Langit Amerika terjadi pada jumlah
dan nama tokoh. Pada film terdapat tokoh tambahan bernama Stefan
dan Jasmine, sedangkan dalam novel tidak ada tokoh tambahan
tersebut. Dengan adanya perbedaan tokoh tambahan pada film,
pengarang melakukan pengembangan karya sastra. Sehingga kedua
karya memiliki hubungan intertekstualitas sastra penokohan tokoh
tambahan secara ekspansi.
Lampiran 3
Data unsur intrinsik tema dan fakta novel Bulan Terbelah di Langit Amerika:

Unsur
Penyajian Data
Intrinsik
Tema “Sudah empat kali dalam setahun kami kewalahan 77, 104, 94
mencari dana besar karena tuan tanahnya
menaikkannya setiap tiga bulan. Bayangkan, dari 4
ribu dolar menjadi 8 ribu dolar, kemudian menjadi 10
ribu dolar perbulan, dan terakhir kami tak sanggup
lagi hingga disegel seperti ini. Imam masjid akhirnya
sadar, ini pengusiran secara halus. Doakan kami
mencari tempat lain. Oya, kalian mencari siapa?”
(BTDLAL:77)

“Mas Rangga, Hanum terjebak kerusuhan. Hanum


takut, Mas! Mas! Mas! Kamu dengar aku? Mas, aku
takut...semua jalan ditutup, Mas! Bagaimana
denganmu? Halo.... Ketemu di Penn-Station! Halo...
kau mendengarku? Mas, Hanum takut sekali!”
teriakku dengan gugusan kecemasan.”
(BTDLA:104)

“Sir, do you think the world whould be better without


Islam?” teriakku sedikit melengking. Pria berwajah
gahar itu akhirnya menoleh padaku yang terus
mengejarnya. Dia menatapku sebentar lalu
menyeringai seraya menyodorkan tangannya. Aku
terengah-engah sambil mendengarkan nama itu. “Hi,
I‟m Michael Jones.”
(BTDLA:94)
Tokoh dan “Jelaslah itu susah. Ya. Lagi-lagi mengapa Hanum 71, 69
Penokohan tidak beringsut dari kekokohannya tidak
menggunakan data Gerturd? Jika hanya karena dia
tak percaya pada hasil riset Gerturd, karena Gerturd
bukanlah seorang muslim dan cenderung mencari
narasumber yang tidak tepat sasaran, Hanum sudah
terlalu berprasangka. Dirinya hanya mengontak satu
narasumber yang diberikan Gerturd dan tidak
menerima balasan apa pun. Itu cukup membuatnya
sudah tidak percaya lagi dan mulai dengan manuver
mencari narasumber sendiri tanpa petunjuk yang
jelas.”
(BTDLA:71)

“Daripada tertekan begitu, buat wawancara saja sama


polisi-polisi itu. Wawancara tentang antisipasi
keamanan jelang 11 September atau....”
“Mas! Jangan melantur! Aku harus mencari
narasumber yang pasti. Yang berkarakter. Keluarga
korban 11 September. Dari sisi muslim dan
nonmuslim. Bukan wawancara dengan orang yang
jelas-jelas tidak mau diwawancara!”
Nada suara Hanum kurasakan meninggi.”
(BTDLA:69)
Alur “Aku memandang keluar jendela apartemen. Matahari 20, 33, 46,
awal musim gugur masih menumpahkan sinarnya, 92, 97, 103,
meskipun waktu sudah hampir menunjukkan pukul 316-317
21.00. Hingga selarut ini Rangga belum juga pulang
dari kampus. Kelumrahan yang terjadi memasuki
tahun kedua masa studi S-3-nya di Wina.”
(BTDLA:20)

“Ssst, guys! Aku dapat ide untuk paper-ku yang


kedua. Tentang jutawan Phillipus Brown ini.”
Selama mengamati debat kusir tak sehat tadi, aku
membenamkan diriku dalam penelusuran tentang
Phillipus Brown, sang jutawan AS yang berkacamata
ini. Sungguh, sebenarnya aku sudah lama
memikirkan konsep ini. Hanya belum menemukan
contoh yang pas.”
(BTDLA:33)

“Kau tahu, sebentar lagi dunia akan memperingati


tragedi 9/11. Dewan direksi memintaku membuat
ulasan tentang itu. Seandainya Islam tak ada, tragedi
itu pasti juga tidak pernah terjadi. Kau tahu juga kan
bom di London, bom Bali di negerimu, dan banyak
lagi. Semua pelakunya muslim yang mengaku
jihadis. Tenggat artikelnya mungkin seminggu
setelah peringatan 9/11.”
(BTDLA:46)

“Aku melihat pria bertubuh besar dengan brewok


lebat menjadi pemimpin aksi protes. Pria setengah
baya berambut keriting itu tampak paling
bersemangat dibandingkan yang lain. Di pundaknya
menggantung pelantang suara. Suaranya tak
berkurang kuatnya meski raut mukanya sudah
banyak berkeriput. Dia berkali-kali berteriak, “Save
the soul of ourlober, leave the soul of harted. No
mosques in Ground Zero! Now and forever.”
(BTDLA:92)
“Hey, Hanum! Mengapa engkau diam saja?” seru
Jones tiba-tiba padaku. Mataku tiba-tiba terpaku pada
kerumunan pendemo yang mengacung-acungkan
puluhan poster keberatan pembangunan masjid di
Ground Zero. Dan, oh, ada poster yang terlalu
mencolok. Gambar pria berserban, berjenggot,
dengan pedang disebelah kanannya. Jones membaca
kegelisahan yang menggurat di wajahku. Jones
menoleh ke kerumunan poster-poster itu. Dia juga
tak kalah gelisah melihatnya.”
(BTDLA:97)

“Lempar lagi.... Lempar lagi! Polisi semua brengsek!


Kejar dia!” Suara-suara pendemo yang saling kejar
dengan polisi bersahut-sahutan. Bukk! Tiba-tiba aku
merasakan sebuah kaleng minuman mendarat di
punggungku, menghantam keras tanpa ampun. Entah
dari mana kaleng alkohol itu terbang. Aku baru saja
menerobos jalanan di Ground Zero yang kini
diwarnai baku lempar poster-poster yang terbuat dari
bingkai kayu. Ground Zero yang beberapa saat lalu
begitu hening berubah total menjadi kekisruhan.
Orang-orang sipil pembawa bunga sekejap berteriak-
teriak meminta tolong.”
(BTDLA:103)

“Ladies and gantleman, saya ingin mengundang


Nyonya Azima, Sarah Hussein, dan Nyonya
Collinsworth. Untuk naik ke panggung. Dan juga
anak saya, Layla Brown. Perkenankanlah saya
menyerahkan Rima Ariadaeus untuk mereka. Inilah
bukti kekuasaan Tuhan. Mempertemukan saya
dengan keluarga orang yang telah menjadi pahlawan
saya. Inilah saat yang paling mengharukan itu.
“Nyonya Azima, saya ingin menyerahkan cincin ini
kepada Anda. Cincin berlian perlambang cinta dan
kemuliaan suami Anda.”
(BTDLA: 316-317)
Latar “Lima menit aku dan Rangga berdiri di depan pintu 82, 84, 120,
museum itu. Aku mengentak-entakkan kaki dan 318
mengusap-usap tangan untuk mengimbangi angin
dingin pada pagi hari yang sunyi.”
(BTDLA:82)

“Aku harus pergi ke acara peringatan di Memorial


Park siang ini. Koran pagi melansir, akan ada 1.000
orang mengenang tragedi 9/11 di sana. Lebih mudah
mencari keluarga korban nonmuslim di sana nanti.
Dari sekian ribu orang yang tumpas pada hari pilu
itu, keyakinanku mengatakan harus ada setidaknya
satu yang bisa kudapatkan sebagai narasumber.”
(BTDLA:84)

“Ada jeda waktu di sana. Lalu Sarah mengangguk


mantap. Seketika tepuk tangan hadirin membahana
dalam ruang. Tepuk tangan itu terus berlanjut saat
Phillipus memeluk Azima dengan erat dan menepuk-
nepuk punggungnya. Lalu masih dengan wireless
yang terus merekam apa yang dia ucapkan, dia
berkata lirih, “You are my sister from now on. Sarah
is my niece. Layla is her cousin. And Mrs. Collins is
my parent. I pledge to protect you as so much as I
love mu own family.”
(BTDLA:318)

“Perempuan itu menyalamiku. Dengan sigap dia


membuka plastik yang dia bawa dan mengeluarkan
gulungan perban putih. Dia tidak peduli dengan
kebengonganku yang begitu jelas. Aku mengenali
wajahnya.”
(BTDLA:120)
Lampiran 4
Data unsur intrinsik tema dan fakta film Bulan Terbelah di Langit Amerika:

Unsur
Penyajian Data
Intrinsik
Tema Hanum : “Ini, Mas. Monumen Kesedihan. Tempat 00:17:35,
banyak jatuhnya korban akibat tragedi 00:57:17,
kemanusiaan.” 00:32:59
Rangga : “Terlalu banyak korbannya. Num, di
antaranya ada yang Muslim.”
Hanum : “Aku tidak enak dilihatin orang.”
Rangga : “Jalan saja.”
Hanum : “Ayo.”
(BTDLA, 00:17:35)

Rangga : “Hanum sayang. Say, dengarkan aku.


Dengarkan aku sebentar. Aku suami
kamu. Bisa dengar tidak?”
Hanum : “Apa? Apa?”
Rangga : “Ikut aku sebentar, nanti aku antar
kamu.”
Hanum : “Aku tau, tapi aku tidak ada waktu, Mas.
Sekarang begini, kamu urus urusan
kamu, aku urus urusan aku.”
Rangga : “Kamu keras kepala.”
Hanum : “Kita pisah di sini! Itu, „kan, mau
kamu?”
(BTDLA,00:57:17)

Billy : “Salah rumah. Rumahnya di sebelah.”


Hanum : “Baiklah, terima kasih. Maaf”
Billy : “Apa ini yang diajarkan Al Quran?
Katakan padaku, Hanum. Apakah Al
Quran mengajarkan membunuh orang
yang berbeda dari kalian? Apa kau
diajarkan untuk membunuh putraku dan
ribuan orang di tragedi itu?”
(BTDLA, 00:32:59)

Tokoh dan Hanum : “Julia. Teroris tidak akan menyayangi 00:40:50,


Penokohan keluarganya. Teroris tidak akan 00:13:41,
meninggalkan putrinya dengan Al-quran. 00:12:33
Bosku menyuruhku menulis artikel,
“Akankah dunia lebih baik tanpa Islam?”
Dia memintaku mewawancarai kamu dan
Sarah. Dia justru ingin kamu sebagai
muslim menjawab “ya”. Islam, agama
yang berarti kedamaian justru membuat
hidupmu berantakan. Bahkan suamimu
dianggap teroris. Hingga kau kehilangan
kepercayaan sebagai muslim. Kamu
melepas hijabmu, dan mengganti
namamu dari Azima Hussein. Jika kau
tidak membuka pintu ini pupus sudah
harapanku untuk menjawabnya “Tidak”.
(BTDLA, 00:40:50)

Hanum : “Bagaimana, Mas? Stefan jadi jemput,


„kan?”
Rangga : “Ya, ini coba aku telepon.”
Hanum : “Di mana? Kok tidak kelihatan?”
Rangga : “Ya, sabar. Ini kita cari.”
(BTDLA, 00:13:41)

Hanum : “Tiket-tiket! Mas, ada yang


disembunyikan dari aku, ya? Mau jalan-
jalan ke mana kamu? Kamu mau liburan
sendiri. Kamu jahat, Mas. Sudah buat
aku suudzon sama Prof. Reinhard. Kamu
jadi ikut aku ke New York, „kan?”
Rangga : “Ya.”
Hanum : “Begitu dong.”
Rangga : “Aku akan menemani kamu ke New
York.”
(BTDLA, 00:12:33)
Alur Gerturd : “Sarah Collins. Gadis yang mengirim 00:07:24,
email dan video ke berbagai media. 00:56:41,
Ayahnya dianggap teroris dan terlibat 01:30:46,
dalam serangan di WTC. Di mana 01:33:34
sebelum serangan itu dia melakukan
panggilan dengan orang asing di Kabul,
Afghanistan. Pembahasan di telepon itu
adalah tentang paket bom. Rumor
mengatakan, runtuhnya WTC tidak hanya
karena pesawat menabraknya. Melainkan
karena ledakan dari bawah.”
(BTDLA,00:07:24)

Hanum : “Sudahlah, Mas. Kalau tidak bisa


menolong aku, tidak apa-apa.”
Rangga : “Dengarkan aku dulu.”
Hanum : “Dengarkan apa?”
Rangga : “Aku antar kamu dulu. Nanti kamu
tersasar di negara orang.”
Hanum : “Aku ada kerjaan, Mas. Kamu jangan
egois begitu!”
Rangga : “Kenapa aku yang egois? Kamu yang
tidak mau dengarkan aku. Kamu tanggung
jawab aku. Kalau sampai ada apa-apa
sama kamu, aku yang repot.”
Hanum : “Kamu suruh aku ikut acara kamu?
Bagaimana dengan waktu aku? Kamu
tidak memikirkan aku sama sekali!
(BTDLA,00:56:41)

Brown : “Saya dengar Ny. Julia Collins ada di sini


bersama putrinya? Mohon maju ke depan.
Ny. Hussein, suatu kehormatan Anda
telah datang dan bertemu Anda. Sarah,
ayahmu adalah pria yang luar biasa yang
telah menyelamatkan hidup saya. Ny.
Hussein, suami Anda adalah pria yang
luar biasa. Saya tidak menyangka kita
akhirnya bertemu. Hussein meminta saya
menyerahkan ini andai dia tidak selamat.”
(BTDLA,01:30:46)

Hanum dan Rangga : “Maafkan aku.”


Hanum : “Mas... aku butuh kamu.”
Rangga : “Aku yang butuh kamu.”
Hanum : “Aku kehilangan kamu dan aku
tidak ingin kejadian kemarin
yang merupakan mimpi buruk
aku terulang lagi sama kita.
Jangan terbelah lagi, ya, Mas?”
Rangga : “Tidak akan pernah terbelah
lagi.”
(BTDLA,01:33:34)

Latar “Latar tempat pada film Bulan Terbelah di Langit 00:07:24,


Amerika karya Hanum Salsabiela Rais terjadi di 00:58:05,
kantor berita Huete ist Wunderbar, Wina. Latar 00:12:32,
tempat tersebut dijelaskan melalui keterangan yang 00:05:41,
tertera pada saat film ditampilkan. Kantor tersebut 00:09:00,
adalah tempat Hanum bekerja sebagai penulis berita.
Di kantor itu pula Gerturd memberikan tugas pada
Hanum untuk pergi ke Amerika guna menulis artikel
yang berkaitan dengan tragedi 11 September 2001.
Di Kantor berita itu ada atasan yakni Gerturd,
bawahan yaitu Hanum, dan berkas-berkas yang
menandakan bahwa tempat tersebut adalah sebuah
kantor.” (BTDLA, 00:07:24)

“Latar waktu pagi hari diperlihatkan ketika Hanum


dan Michael Jones bertemu di lokasi demo penolakan
pembangunan masjid. Latar waktu pagi hari
ditunjukkan pada adegan sebelumnya ketika seorang
pria menyebarkan brosur dan mengatakan bahwa
demo diadakan pukul 08.00 pagi. Oleh karena itu,
ketika Hanum menemui Michael Jones di lokasi
demo menunjukkan pagi hari ketika Jones sedang
akan diwawancarai oleh media terkait demonstrasi
yang ia pimpin.” (BTDLA, 00:58:05)
Hanum : “Tiket-tiket! Mas, ada yang
disembunyikan dari aku, ya? Mau jalan-
jalan ke mana kamu? Kamu mau liburan
sendiri? Kamu jahat, Mas. Sudah buat aku
suudzon sama Prof. Reinhard. Kamu jadi
ikut aku ke New York, „kan?”
Rangga : “Ya.”
Hanum : “Begitu dong.”
Rangga : “Aku akan menemani kamu ke New
York.”
(BTLDA,00:12:32)

“Ia bertemu dengan Julia Collins atau Azima yang


suaminya menjadi korban sekaligus tertuduh sebagai
teroris penyebab gedung WTC meledak. Bertemu
dengan Azima memberikan pengalaman yang
berharga bagi Hanum. Pengalaman sebagai seorang
wanita yang harus menghargai suami, dan
pengalaman sebagai muslim yang harus tetap kuat
menghadapi diskriminasi lingkungan meskipun ia
tidak melakukan kesalahan apapun.”

“Pertemuannya dengan Michael Jones juga


memberikan pengalaman berharga baginya.
Pengalaman untuk tidak memiliki sifat pendendam.
Pengalaman untuk membela keyakinan meskipun
dengan pengorbanan yang harus dilakukan.”
Lampiran 5
SINOPSIS NOVEL
BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA
KARYA HANUM SALSABIELA RAIS

Hanum adalah seorang perempuan yang bekerja sebagai reporter di sebuah


perusahaan berita bernama Huete ist Wunderbar. Ia tinggal di Wina bersama
suaminya yang bernama Rangga. Saat ini suaminya sedang menempuh pendidikan
S-3 di sebuah universitas di Wina. Mereka selalu menghabiskan waktu luang
bersama ditengah kesibukan masing-masing. Hanum disibukkan dengan tugas
liputannya, dan Rangga disibukkan dengan tugas-tugas kuliah dan pekerjaannya
sebagai asisten dosen.
Suatu hari Hanum ditugaskan oleh atasannya yang bernama Gerturd
Robinson untuk membuat artikel yang berkaitan dengan tragedi 11 September
2001 di WTC. Sebuah tragedi pengeboman yang menewaskan banyak korban
jiwa. Muslim menjadi satu-satunya tersangka dalam peristiwa tersebut. Sejak saat
itu, masyarakat Barat memandang bahwa Islam adalah agama yang kejam.
Sehingga, masyarakat Barat selalu memperlakukan muslim dengan buruk. Hanum
sempat menolak untuk membuat artikel tersebut. Penolakannya dilakukan karena
ia tak mau membuat artikel yang memfitnah keyakinannya sendiri. Padahal,
dalam memberikan tugas tersebut, Gerturd justru memberi kesempatan Hanum
sebagai seorang muslim untuk membuktikan kepada dunia bahwa Islam tidak
bersalah dalam peristiwa nahas tersebut. Menyadari hal itu, Hanum menerima
tugas yang diberikan Gerturd untuknya. Ia bertekad akan membela keyakinannya
dan mengembalikan nama baik Islam. Tema artikel yang harus Hanum buat
adalah „Akankah dunia lebih baik tanpa Islam?‟. Gerturd meminta Hanum pergi
ke Amerika untuk menyelesaikan tugasnya tersebut, karena ia harus menemui
beberapa narasumber keluarga korban tragedi untuk diwawancarai.
Tidak hanya Hanum, Rangga juga diberikan tugas oleh dosennya untuk
menghadiri konferensi di Amerika. Selain itu, Rangga ditugaskan untuk menemui
Phillipus Brown dan mewawancarainya sekaligus memintanya untuk datang ke
Wina mengisi kuliah umum di kampusnya. Sebelumnya Rangga tak yakin dengan
tugasnya itu, karena tugasnya berhubungan dengan penelitiannya yang belum
selesai, tetapi dosennya yang bernama Reinhard tetap meminta Rangga untuk
pergi ke Amerika guna menyelesaikan tugasnya tersebut.
Seperti biasa, setiap hari libur Hanum dan Rangga selalu menghabiskan
waktu bersama. Mereka saling bercerita tentang pekerjaan dan tugas masing-
masing, menyampaikan keluh kesah dan sebagainya. Pertemuan kali ini tampak
berbeda dari biasanya, karena Rangga dan Hanum ingin menyampaikan sesuatu
yang sangat penting bagi mereka berdua. Rangga meminta Hanum untuk
menyampaikan hal yang ingin dikatakan padanya. Hanum sedikit ragu untuk
mengatakannya, tetapi ia tetap harus menyampaikannya kepada Rangga, karena
Rangga suaminya. Hanum mengatakan kepada Rangga bahwa ia diminta oleh
Gerturd untuk pergi ke Amerika. Kepergiannya tersebut dalam rangka
menyelesaikan tugasnya membuat artikel tentang tragedy 11 September 2001 di
WTC. Mendengar hal itu Rangga terkejut, ia tak menyangka apa yang dialaminya,
sama dengan Hanum. Mereka sama-sama ditugasnya untuk pergi ke Amerika
tetapi dalam misi yang berbeda.
Hanum dan Rangga tiba di Amerika dengan selamat. Sesampainya mereka
di Amerika, Hanum langsung mengajak Rangga untuk mencari tempat yang
kemungkinan dapat mempertemukannya dengan narasumber yang sesuai
dengannya. Hanum merasa tidak yakin dengan file-file yang diberikan Gerturd,
sehingga ia lebih memilih mencari narasumbernya sendiri. Pencariannya tidak
semudah yang dibayangkan Hanum. Beberapa tempat yang dikunjunginya tak
juga menemukan seorang narasumber. Hingga akhirnya Rangga dan Hanum
memutuskan untuk pergi ke Grand Memorial, sebuah museum untuk mengenang
peristiwa 11 September. Di sana ia bertemu dengan seorang perempuan petugas
museum bernama Julia Collins. Pertemuannya dengan Julia sedikit memberinya
gambaran ke mana ia harus pergi. Hanum akan pergi ke Ground Zero, tempat
diadakannya peringatan 11 September. Ia yakin ia akan menemukan seorang
narasumber yang cocok untuknya.
Pada hari peringatan 11 September, Hanum dan Rangga pergi ke Ground
Zero. Hanum meminta Rangga untuk menunggunnya di bangku panjang Grand
Memorial. Ia yakin, ia akan baik-baik saja tanpa Rangga dan akan menemukan
narasumbernya. Benar saja, Hanum bertemu dengan Michael Jones. Jones adalah
pemimpin gerakan protes pembangunan masjid di Ground Zero yang secara
kebetulan aksi tersebut dilaksanakan bersamaan dengan peringatan tragedy 11
September. Dengan susah payah Hanum meminta Jones untuk menjadi
narasumbernya. Perjuangannya berhasil, Jones mau menjadi narasumber untuk
bahan artikel Hanum. Jones bercerita bahwa istrinya yang bernama Anna tewas
dalam peristiwa nahas itu. Kepergian istrinya membuat Jones membenci Islam
dan umat muslim, itulah mengapa ia membuat gerakan protes tersebut. Belum
selesai Hanum mewawancarai Jones, dari kejauhan terlihat seorang pemuda
membawa poster bergambar karikatur Nabi Muhammad. Poster tersebut memicu
kericuhan. Jones yang mengetahui hal tersebut langsung berlari meninggalkan
Hanum yang masih menggenggam foto Anna. Hanum berteriak memanggil Jones
untuk mengembalikan foto itu, tetapi Jones sudah berlari menjauh. Dalam
hitungan detik, Hanum terjebak dalam kericuhan demonstrasi itu. Orang-orang
berteriak meminta pertolongan. Hanum berlari sekuat tenaga untuk menghindar
dari kericuhan. Kepanikan menyelimuti Hanum, ia berusaha menghubungi
Rangga, tetapi ia tak bisa mendengar apapun, hanya suara tak jelas yang
terdengar. Sebuah botol minuman keras yang masih terisi setengah melayang
hingga mengenai punggung Hanum. Ia meringis kesakitan. Tiba-tiba dalam
keadaannya itu, segerombolan orang berlari ke arahnya dan menabrak tubuhnya
tanpa ampun. Hanum terjatuh, handphone-nya masih dalam keadaan terhubung
dengan Rangga tetapi ia tak dapat mendengar suara Rangga. Hanum berteriak
ketakutan dan meminta pertolongan Rangga, ia berharap Rangga mendengar
dengan jelas jerit penderitaannya itu. Kepanikan yang melingkupi diri Hanum
membuatnya menjatuhnya handphone-nya, seketika handphone-nya terinjak-injak
oleh demonstran dan mati.
Rangga menerima panggilan Hanum tetapi tidak dapat mendengar
suaranya dengan jelas. Yang didengarnya hanya kata “Penn-Station”. Rangga
menyimpulkan bahwa Hanum ingin dia pergi ke Penn-Station terlebih dahulu,
tetapi Rangga tetap setia menunggu Hanum di Grand Memorial. Tiba-tiba seorang
polisi meminta Rangga untuk pergi karena sedang ada kericuhan. Mengetahui hal
itu, Rangga panik dengan keadaan istrinya, ia berlari mencari jalan keluar untuk
menemukan Hanum, tetapi nihil. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk
mengikuti kata Hanum, bahwa ia akan pergi ke Penn-Station terlebih dahulu.
Setelah kekacauan yang terjadi di Ground Zero, Hanum terpisah dari
Rangga. Ia tersesat tak tau keberadaannya saat itu di mana. Tubuhnya yang penuh
dengan luka cukup membuatnya seperti seorang gelandangan. Hanum berusaha
mencari pinjaman handphone untuk menghubungi Rangga dan mengatakan
kepadanya bahwa ia baik-baik saja, meskipun sebenarnya tidak demikian.
Beruntung, Hanum mendapatkan pinjaman handphone dari seorang pria tua. Ia
segera menghubungi Rangga dan memintanya untuk pergi ke DC terlebih dahulu
karena ia akan menyusul. Rencana Hanum tidak berjalan dengan lancar, ia justru
semakin tersesat. Ia salah menaiki bus, sehingga membuatnya semakin jauh ke
Penn-Station. Hanum pasrah dengan keadaannya itu, ia berusaha tabah dan ikhlas
menghadapi cobaan yang kini ia hadapi.
Hanum bertemu dengan Julia Collins untuk kedua kalinya ketika Julia
membantunya mengobati luka-luka ditubuhnya akibat kekacauan demo. Julia
menawarkan Hanum untuk bermalam di rumahnya. Hanum menerima tawaran
Julia dengan penuh rasa syukur, karena ia memang tak memiliki arah tujuan. Julia
menceritakan kisah hidupnya kepada Hanum. Ia bercerita bahwa ia adalah seorang
mualaf, dan suaminya yang bernama Abe meninggal pada tragedi 11 September.
Mendengar cerita Julia, Hanum memutuskan untuk menjadikan Julia sebagai
narasumbernya. Julia menolak untuk menjadi narasumber Hanum, tetapi Hanum
berusaha keras untuk membujuknya, hingga akhirnya Julia setuju melakukan
wawancara.
Hanum bertemu kembali dengan Rangga setelah sekian lama terpisah.
Mereka saling berpelukan mencurahkan rindu. Rangga sangat berterima kasih
kepada Julia yang sudah membantu Hanum selama mereka terpisah. Sebagai
ucapan terima kasihnya Rangga memberi Julia tiket untuk menghadiri acara CNN
TV Heroes yang diadakan di Baird Auditorium. Julia sempat menolak dengan alas
an ibunya tak suka bepergian malam hari, tetapi Hanum kembali meyakinkan
bahwa Nyonya Collins dan Sarah pasti menyukainya. Julia menyetujui
permintaan Hanum dan akan membawa serta keluarganya ke acara tersebut.
Rangga dan Hanum bertemu dengan keluarga Julia di tempat acara CNN
TV Heroes berlangsung. Sebelum acara dimulai, Rangga berkata kepada Hanum
bahwa ia akan ke toilet sebentar. Hanum dan keluarga Julia memasuki auditorium
tanpa Rangga. Mereka duduk di anjungan dua, tempat para keluarga kandidat
heroes berada. Acara tersebut sudah dimulai, tetapi Rangga tak kunjung
menampakkan batang hidungnya. Hal tersebut membuat Hanum kesal, tetapi
seketika ia tak hiraukan Rangga lagi karena kini ia terfokus pada sosok yang
berdiri di panggung. Phillipus Brown, jutawan Amerika yang pernah diceritakan
Rangga. Ia akan menyampaikan pidatonya untuk membuka acara tersebut. Dalam
pidatonya, Brown bercerita suatu hal yang membuat Hanum tercengang. Tragedi
11 September 2001. Pada tragedi tersebut, Brown menjadi satu-satunya orang
yang selamat. Ia menceritakan dua temannya yang sangat berharga baginya tewas
dalam tragedy tersebut. Kedua teman Brown bernama Joanna Jones dan Ibrahim
Hussein. Hanum terkejut mendengar nama yang disebutkan Brown. Tak
terkecuali Julia. Nama suaminya, Ibrahim Hussein atau Abe disebut oleh Brown.
Brown bercerita bahwa Ibrahim Hussein adalah sosok penyelamat baginya, karena
ia telah menyelamatkannya dari maut saat peristiwa nahas itu terjadi.
Selama ini Brown ternyata mencari keluarga Ibrahim Hussein yang tak
lain adalah Julia dan Sarah. Mengetahui Julia dan Sarah berada di Baird
Auditorium, Brown meminta mereka untuk naik ke panggung yang sama
dengannya. Brown mengeluarkan sebuah kotak kecil, kotak tersebut berisi cincin
berlian. Cincin berlian tersebut dititipkan oleh Abe kepada Brown untuk
diserahkan kepada Julia sebagai hadiah ulang tahun pernikahannya dengan Julia.
Julia menangis menerima cincin tersebut, ia tak menyangka Abe ingat dengan
ulang tahun pernikahan mereka.
Phillipus Brown melanjutkan pidatonya, ia mengatakan bahwa peristiwa
nahas itu terjadi bukan karena muslim. Justru seorang muslimlah yang
menyelamatkannya dari maut. Brown menjawab “tidak” dengan lantang untuk
pertanyaan yang diajukan Rangga tempo hari „Akankah dunia lebih baik tanpa
Islam?‟. Mendengar hal tersebut, Hanum tersentak. Ia tak menyangka suaminya
telah memberikan kejutan yang berharga untuknya. Oleh karena itu, saat mereka
bertemu kembali setelah acara usai, Hanum memukul dada Rangga karena
perbuatannya yang tak terduga itu. Ia sangat senang dengan akhir perjalanan
mereka di Amerika. Hanum dan Rangga menyadari bahwa perjalanannya di
Amerika bukan semata-mata untuk menyelesaikan misi dari atasan mereka, tetapi
juga misi besar yang diberikan Allah kepada mereka. Misi untuk menyelamatkan
nama baik Islam dan muslim di mata dunia.
Lampiran 6
SINOPSIS FILM
BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA
SUTRADARA HANUM SALSABIELA RAIS

Hanum merupakan seorang perempuan muslim yang bekerja sebagai


reporter di sebuah kantor berita di Wina. Suatu hari, sebuah video muncul dan
mengejutkan media. Sebuah video yang menampilkan sosok Sarah. Sarah adalah
anak dari terduga teroris yang mengebom gedung WTC. Ia membuat video yang
kemudian dikirimkan kepada media. Sarah berharap ada orang yang mengungkap
keberadaan dan kebenaran di balik insiden yang menimpa ayahnya. Ayahnya
bernama Ibrahim Hussein atau Abe.
Kemunculan video Sarah membuat Hanum mendapatkan tugas baru. Ia
ditugaskan untuk membuat artikel yang berkaitan dengan tragedy 11 September
tersebut. Atasannya yang bernama Gerturd meminta Hanum untuk mewawancarai
Sarah dan Julia Collins guna menggali informasi tentang kejadian nahas itu. Tema
artikel yang harus Hanum adalah „Akankah dunia lebih baik tanpa Islam?‟.
Jawaban Julia dan Sarah akan menjadi jawaban tema artikel itu pula. Hanum
diminta untuk pergi langsung ke New York agar dapat bertemu dengan Julia
Collins dan beberapa keluarga korban tragedi 11 September.
Rangga merupakan suami Hanum yang sedang melanjutkan studi S-3-nya
di Wina. Ia ditugaskan oleh dosennya untuk menemui Phillipus Brown, seorang
jutawan Amerika. Selain itu, Rangga pun ditugaskan untuk membujuk Brown
agar mau mengisi kuliah terbuka di kampusnya. Meskipun tugas tersebut
memberatkannya, tetapi Rangga mau tidak mau harus melaksanakannya karena
itu berkaitan dengan peraihan gelar doktornya.
Hanum dan Rangga berangkat ke New York dengan membawa misi
masing-masing. Selama di New York, Hanum dan Rangga tinggal di tempat
Stefan, sahabat Rangga. Kedatangannya di Amerika disambut dengan masalah
yang dihadapi Hanum. Map berisi koresponden Hanum tertinggal di taksi yang
mereka tumpangi ketika tiba di bandara. Hanum marah besar terhadap Rangga
karena Rangga lah yang terakhir memegang map tersebut. Rangga berusaha
menenangkan istrinya itu dengan menelepon Chris, sopir taksi yang
ditumpanginya. Akhirnya ia mengetahui map tersebut berada pada Michael Jones.
Michael Jones adalah salah satu keluarga korban tragedy 11 September. Istrinya
yang bernama Joanna Jones pada peristiwa itu. Hanum segera mengambil map
yang diketahui berada pada Jones. Saat itu Jones sedang memimpin gerakan
protes pembangunan masjid di Ground Zero. Hanum mengambil mapnya
sekaligus meminta Jones untuk menjadi narasumbernya. Jones setuju dengan
wawancara yang ditawarkan Hanum. Belum sempat Hanum mengajukan
pertanyaan, Jones yang sudah tahu tema artikel langsung menjawa “Ya” dengan
mantap. Ia berpendapat bahwa dunia akan lebih baik tanpa Islam, karena Islam
telah membuatnya kehilangan istri tercintanya. Hanum berusaha meminta Jones
untuk memikirkan kembali jawabannya, tetapi Jones tetap kukuh bahwa dunia
lebih baik tanpa Islam.
Demonstrasi yang dipimpin Jones berakhir dengan ricuh. Hanum yang saat
itu berada di lokasi demo panik menyelamatkan diri. Tiba-tiba segerombolan
pendemo berlari ke arahnya dan menabraknya. Hanum terjatuh, tangannya
tersaruk jalanan, ia meringis kesakitan. Ia berusaha bangkit dan meninggalkan
tempat tersebut. Hanum menyadari bahwa handphone-nya telah mati karena
terinjak-injak, ia tak dapat menghubungi Rangga. Ia tersesat entah di mana,
hingga akhirnya ia bertemu dengan Julia dan Sarah. Julia yang sebelumnya telah
diwawancarai oleh Hanum mengetahui keadaan Hanum setelah melihat acara TV
yang menayangkan kekacauan di Ground Zero. Ia meminta Hanum untuk
bermalam di rumahnya. Sesampainya di rumah, Sarah membantu Hanum
mengobati lukanya.
Hanum dan Julia melihat acara CNN TV Heroes dirumah Julia. Julia
mengatakan bahwa Phillipus Brown adalah seorang jutawan yang berubah total
setelah tragedi 11 September. Mereka menyimak pidato yang disampaikan Brown
di acara tersebut. Tanpa di duga, Brown menyebutkan nama Ibrahim Hussein.
Julia terkejut mengetahui nama suaminya disebut oleh Brown. Brown
mengisahkan bahwa Ibrahim Hussein telah menyelamatkannya dari maut saat
tragedi 11 September lalu. Seketika itu Hanum mengajak Julia dan Sarah untuk
datang ke acara tersebut. Sesampainya di lokasi acara CNN TV Heroes, Julia dan
Hanum mengetahui kejadian yang sebenarnya dalam tragedy tersebut. Ibrahim
Hussein yang selama ini dianggap sebagai teroris dan tersangka dalam tragedi
tersebut terbukti tidak bersalah karena perkataan yang diucapkan Phillipus Brown
dalam pidatonya. Brown menjawab dengan lantang bahwa dunia akan lebih baik
dengan adanya Islam, karena Islam itu indah. Islam adalah agama rahmatan lil
alamin. Kemudian Brown yang mengetahui Julia dan Sarah hadir, meminta
mereka untuk naik ke panggung yang sama dengannya. Di sana Brown
menyerahkan sebuah cincin berlian. Cincin yang dititipkan Abe untuk diberikan
kepada Julia sebagai kado pernikahan mereka. Julia menerima cincin dengan
berurai air mata. Ia tak menyangka suaminya ingat ulang tahun pernikahan
mereka dan memberikan hadiah spesial dengan cara yang spesial pula.
Hanum dan Rangga kembali dipertemukan setelah acara CNN TV Heroes
berakhir. Mereka saling meminta maaf, dan saling mengungkapkan bahwa mereka
membutuhkan satu sama lain. Perpisahan telah mengajarkan mereka arti
kebersamaan. Kebersamaan yang menyatukan mereka. Hanum dan Rangga saling
menggenggam tangan dengan erat. Mereka tak ingin terbelah untuk yang kedua
kalinya.
Lampiran 7
BIOGRAFI HANUM SALSABIELA RAIS

Hanum Salsabiela Rais adalah putrid dari pasangan Muhammad Amien


Rais dan Kusnasriyati Sri Rahayu. Hanum lahir di kota Yogyakarta pada tanggal
12 April tahun 1982. Hanum menempuh pendidikan dasar Muhammadiyah di
Yogyakarta. Setelah Hanum menyelesaikan pendidikan dasarnya, ia pun
melanjutkan kuliah di FKG UGM. Hanum mendapat gelar sebagai dokter gigi dari
FKG UGM. Hanum mengawali karir sebagai jurnalis dan presenter di TRANS
TV. Ia sangat menekuni pekerjaannya tersebut.
Pada tahun 2010, Hanum menerbitkan buku pertamanya, Menapak Jejak
Amien Rais: Persembahan Seorang Putri untuk Ayah Tercinta. Sebuah novel
biografi tentang kepemimpinan, keluarga dan mutiara hidup. Kemudian pada
tahun 2013, Hanum menerbitkan buku 99 Cahaya di Langit Eropa: Perjalanan
Menapak Jejak Islam di Eropa. Buku ini adalah novel sejarah Islam di Eropa yang
berbeda dengan karya-karya lain tentang pertemuan dan perbenturan Islam dengan
Eropa. Pada tahun 2014, Hanum menerbitkan novel yang berjudul Bulan
Terbelah di Langit Amerika. Novel tersebut merupakan kelanjutan novel
sebelumnya, yakni 99 Cahaya di Langit Eropa. Novel Bulan Terbelah di Langit
Amerika merupakan novel yang menceritakan sebuah perjuangan untuk membela
agama Islam dari pandangan buruk masyarakat Barat. Kemudian pada tahun 2015,
novel Bulan Terbelah di Langit Amerika dijadikan sebuah film yang mempunyai
tema dan jalan cerita yang sama. Film tersebut disutradarai oleh Hanum sendiri.
Lampiran 8
Lampiran 9

Anda mungkin juga menyukai