SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syrat guna Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
NURWAHIDAH
K. 10533 6573 10
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh- sungguh (urusan yang (ain).
(AC-Insyirah, Q_.S,94: 6-7)
Persembahan :
Kedua orang tuaku
Keluarga besarku
Teman-teman konversi Pendidikan
Bahasa Indonesia Angkatan 2010
Almamaterku
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
segala berkah dan rahmat yang dicurahkan kepada penulis hingga dapat
menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang diharapkan. Shalawat dan
salam senantiasa terkirim untuk Nabi Muhammad SAW dan doa keselamatan untuk
(membaca) Anak Didik melalui Metode Suku Kata Kelompok B2 Taman Kanank-
salah satu persyaratan akademik, guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
dana dan tenaga. Namun, alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT dan doa bantuan,
petunjuk, dan bimbingan dari berbagai pihak, rintangan dan hambatan dapat
S.Pd., M. Hum selaku Pembimbing I dan Dra. Hj. Rahmiah B., M.Si. sebagai
viii
Teristimewa kepada Ayahanda, Ibunda, saudara tercinta serta teman
support kepada penulis, selama penulis menempuh pendidikan baik dalam suka
maupun duka.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak
Dr. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum, selaku Dekan FKIP, Dra Munirah, M.Pd. selaku
Ketua Jurusan dan para dosen jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
konversi 2010 kelas B atas segala dorongan, saran, dan bantuan yang telah
Muhtar, Syamsuriani, serta pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu
persatu.
perbaikan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa pun.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya dan melindungi kita
semua. Amin
Penulis
ix
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv
MOTO ................................................................................................. vi
x
9
B. Pembahasan ................................................................................ 64
A. Simpulan ...................................................................................... 68
B. Saran ........................................................................................... 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang RI no. 20 tahun 2003
usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
dan Negara.
berpikir di masa anak sangat pesat. Salah satu perkembangan yang paling pesat
komunikasinya adalah bahasa. Penguasaan bahasa secara baik di masa usia dini
akan membekali anak untuk dapat terampil berbahasa di kemudian hari. Potensi
1
2
yang dimiliki anak perlu dikembangkan secara baik melalui stimulus yang aktif
dari berbagai pihak. Keterlibatan dan peran orang di sekitar anak dapat
membantu anak mengusai bahasa secara lebih maksimal. Dalam hal ini, gum
yang dilakukan secara terus menems yang ada dalam kehidupan sehari-hari
memandang anak periode usia 4-6 tahun sebagai Fase Sense of Initiative. Pada
kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat, didengar dan
dirasakan. Jika anak tidak mendapat hambatan dari lingkungannya, maka anak
akan mampu mengembangkan prakarsa dan daya kreatifnya dan hal-hal yang
bisa membaca dan menulis, anak perlu mengenal beberapa kata dan beranjak
kosakata. Anak dapat belajar bahasa melalaui membaca buku cerita dengan
nyaring. Hal ini dilakukan untuk mengajarkan anak tentang bunyi bahasa.
peranan yang penting, karena berkaitan dengan otak, sesuai dengan penelitian
Bloom bahwa sampai usia 4 tahun otak manusia berfungsi 50%, sampai usia 8
tahun otak manusia berfungsi 80 %, jadi sejak usia 8 tahun kecerdasan manusia
hanya bertambah 20%. Dengan demikian perlu perhatian yang lebih pada usia
seorang guru harus lebih kreatif atau pintar dalam menentukan metode dan
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Gowa?”
Metode ini digunakan karena dengan metode suku kata maka guru
membaca.
3) Menjalin hubungan kerja sama dengan guru lain di sekolah tersebut dalam
(membaca) anak.
tindakan pada setiap siklus dikatakan berhasil apabila telah > 85 % siswa
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
wawasan dan juga ilmu bagi penulis sendiri khususnya bagaimana cara
b. Manfaat Praktis
1) Bagi anak
2) Bagi Guru
berbahasa.
7
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
secara tems menerus yang ada dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga
1) Anak sudah mampu menyusun balok secara urut dan benar, 2) Pada
siklus I rata- rata kemampuan kognitif anak sebesar 58,5%%, pada siklus II
7
8
2. Kemampuan Kognitif
perkembangan pikiran. Pikiran anak Anda adalah bagian dari otaknya yang
pengetahuan itu bukanlah salinan dari obyek dan juga bukan berbentuk
tinjauan biologi dan antara fikiran dan objeknya menurut tinjauan kognitif,
aspek perkembangan kognitif. Kognitif lebih bersifat pasif atau statis yang
perwujudan dari daya atau potensi tersebut yang berupa aktivitas atau
yang sedikit banyak melibatkan pikiran atau berpikir. Oleh karena itu,
secara umum kata kognisi bisa dianggap bersinonim dengan kata berpikir
secara bergantian sesuai konteks kalimatnya dan pendapat para ahli yang
kognitif yang dibawa sejak lahir atau merupakan faktor keturunan yang
antara lain:
speed)(Rini, 2012)
1) JeanPiaget
2) Jerome Bruner
terhadap stimulus.
kecakapan
kognitif
3) Vygotsky
diskursus.
perilaku mereka.
b. Definisi Kognitif
dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori
menilai siswa dan sebagainya. Akan tetapi apa arti kognitif yang
sebenarnya?
pengertian angka, dan pemahaman angka dari 1 - 20, dan belum pada
pengenalan serta pemahaman angka yang lebih besar dari itu. Semua
2007:91)
awal kanak-kanak atau early childhood. Pada masa ini, intelektual anak
aspek, yaitu:
1) Berpikir Simbolik
2) Berpikir Egosentris
benar atau tidak benar, setuju atau tidak setuju berdasarkan sudut
pandang sendiri. Oleh karena itu anak belum dapat meletakkan cara
3) Berpikir Intuitif
melakukannya.
1) Berpikir lancar
2) Berpikir luwes
berbeda-beda.
3) Berpikir orisional
(Rini, 2011).
sebagai berikut:
3) Operasional Konkret
air dengan jumlah yang sama maka anak akan cenderung menebak
isi gelas yang pendek, karena anak hanya mampu melihat pada
kuantitas atau volume yang sama pada gelas yang pendek tetapi
besar.
4) Operasional formal.
sebagai berikut:
sebagai berikut:
meraup biji-bijian.
geometri.
berikut:
perkembangan anak.
menerima penjelasan.
belajar.
tersebut yaitu:
tahun)
bahasa.
26
untuk 286.
sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai
belajar dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya belajar hal
yang lain, “menim” dan “menguasai hasil yang telah didapatkan merupakan
cara belajar bahasa awal. Bayi bersuara “mmm mmm”, ibunya tersenyum,
dan memperjelas. Belajar bahasa yang sebenarnya bam dilakukan oleh anak
berusia 6-7 tahun, di saat anak mulai bersekolah. Jadi perkembangan bahasa
cara lisan, tertulis. Maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan
2012).
menyampaikan ide dan gagasannya dengan berbahasa dan menangkap ide dan
gagasan orang lain melalui bahasa. Menyampaikan dan mengambil makna ide
yang diperolehnya. Akibat lebih lanjut adalah bahwa hasil proses berpikir
suku kata, kemudian suku- suku kata itu di rangkai menjadi kata yang
(2011: 58) metode suku kata adalah “ suatu metode mengajar dengan
menggunakan suku kata atau metode phonic. Dalam blog, Pakde Sofa
(2011) membagi metode ini menjadi ada dua macam, yaitu metode kupas
rangkai suku kata dan metode kata lembaga. Kedua metode ini dalam
Misalnya:
bu - ku
29
b-u-k-u
bu-ku
Misainya: buku
bu-ku
b-u-k-u
bu – ku
buku
kesulitan belajar yang cepat bosan, sehingg metode suku kata ini dapat
kesulitan belajar.
dengan lafal dan intonasi yang jelas, benar dan wajar, serta lancar
batasan tesebut maka jelas tujuan yang ingin dicapai dalam merancang
suku kata.
Buku
Bu-Ku
B-U-K-U
Bu-Ku
Buku
Vokal U
Konsonan : B/K
32
lagi TULIS
tu - lis
T-u-l-i-s
tu-lis
tulis
Vokal :I
Konsonan : T/L/S
Dari kata BUKU dan TULIS dapat digabungkan menjadi kata BUKU
TULIS
buku tulis
bu-ku tu-lis
b-u-k-u t - u - l - i - s
bu-ku tu-lis
buku tulis
Dari kata BUKU TULIS anak dapat membuat kata baru, seperti:
1. siku
2. bulu
3. saku
4. tas
5. bisa
6. kusut
7. bisu
33
8. tuli
9. kubu
10. kutu
11. itu
12. kukuu
13. kiki
saya
sa-ya
s-a-y-a
sa-ya
saya
vokal : a
bu - ku - tu - lis sa-ya
bu - ku tu - lis sa-ya
Kata :
Kuku, Kubu, Kutu, Kiki, Kita, Kata, Kulit, Kuya, Kaya, Bisa, Bisu, Basi,
Buta, Buka, Busa, Buaya, Lusi, Lika, Luki, Liku, Siku, Saku, Satu, Sisi,
Dari kata BUKU TULIS SAYA anak dapat membuat kalimat baru, seperti:
2. satu tas
3. kulit lusi
C. Kerangka Pikir
penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis
bisa membaca dan menulis, anak perlu mengenal beberapa kata dan beranjak
kosakata. Anak dapat belajar bahasa melalaui membaca buku cerita dengan
nyaring. Hal ini dilakukan untuk mengajarkan anak tentang bunyi bahasa.
Lisan Tertulis
Membaca
Siklus
Siklus N
Analisis
Temuan
36
D. Hipotesis Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dalam bentuk kegiatan bersiklus yang terdiri dari empat tahap yaitu
1. Lokasi Penelitian
Kabupaten Gowa
2. Subjek Penelitian
Binaan PKK Kabupaten Gowa dengan jumlah siswa 33 orang terdiri dari 19
orang anak laki-laki dan 14 orang anak perempuan pada tahun ajaran
2012/2013.
C. Fokus Penelitian
Fokus suatu penelitian adalah hal atau unsur yang diteliti berdasarkan
tujuan penelitian. Adapun fokus yang diamati dalam penelitian ini adalah
subjek penelitian ini yaitu adalah anak kelompok B2 TK. Melati Binaan PKK
37
38
selama proses pembelajaran seperti, kehadiran anak didik, yang aktif bertanya
dan menjawab pertanyaan teman atau guru. Adapun fokus hasil yaitu dengan
diadakan tindakan.
D. Prosedur Penelitian
yang direncanakan akan diterapakan dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus.
yang telah dibuat dalam faktor-faktor yang diselidiki. Berikut adalah gambaran
Kania, 2008)
1. Siklus I
dalam pembelajaran.
aktivitas siswa
4) dalam pembelajaran.
pembelajaran.
dalam pembelajaran.
c. Tahap Observasi
dibutuhkan.
d. Tahap Refleksi
siklus I. Jika pencapaian nilai siswa yang belum mencapai hasil yang
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
pembelajaran.
pelaksanaan
2) pembelajaran.
lebih efektif.
pembelajaran.
c. Tahap Observasi
d. Tahap Refleksi
cara melihat prestasi atau nilai siswa. Kemudian hasil analisis pada
Binaan PKK Kabupaten Gowa dengan jumlah anak didik 33 orang, sedangkan
mengamati kegiatan aktivitas anak didik. Hasil ujian anak didik diperiksa
sendiri oleh guru sesuai dengan kriteria yang ditetapkan pada analisis data.
dengan data yang lain tetapi dilakukan dengan bersama-sama atau secara
bolak-balik dan saling mengisi agar analisis data dapat terlaksana dengan
disesuaikan dengan metode analisis. Yaitu dengan memberi nilai pada aspek
lafal dan intonasi yang jelas, benar dan wajar, serta lancar dalam membaca dan
44
G. Indikator Keberhasilan
Untuk menentukan berhasil tidaknya PTK ini perlu dibuat target atau
sasaran yang dicapai, PTK ini berhasil apabila mencapat target atau lebih.
1. Ketuntasan Individu
minimal 65% materi pelajaran atau minimal nilai 6,5, nilai dibawah 6,5
2. Ketuntasan Klasikal
nilai 7,5 atau 75. Ketuntasan Klasikal dapat dihitung dengan rumus berikut.
Ketuntasan Siswa
Ketuntasan Individu = x 100%
Jumlah Siswa
34) yakni:
No Nilai Kategori
2. 75-84 Baik
3. 60-74 Cukup
4 40-59 Kurang
5. 0- 39 Gagal
BAB IV
A. Hasil Penelitian
a. Perencanaan
membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama dan
46
47
refleksi.
b. Pelaksanaan
pada tanggal 10 Maret 2013 dan kegiatan refleksi pada tanggal Maret
metode Suku Kata dibagi tiga kali kegiatan, yaitu kegiatan awal,
1) Kegiatan awal
2) Kegiatan inti
dengan bantuan alat peraga kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata,
dan kartu kalimat sederhana agar bisa membedakan suku kata awal
di papan tulis yang diikuti oleh semua siswa, seperti “ ini mama, ini
iman, disertai dengan penggunaan kartu huruf, suku kata, dan kata.
dengan benar dan diikuti oleh semua siswa, baik secara individual
3) Kegiatan akhir.
c. Observasi
kata-kata yang mempunyai suku kata awal sama dan suku kata akhir
setelah proses pembelajaran. Akan tetapi pada kegiatan awal, guru tidak
4) Anak didik yang dapat menyebutkan kata yang suku kata awalnya
51
sama (ba) Siswa 20 orang atau sebanyak 60,61 %, dan tidak aktif
sebanyak 13 orang , 39 %.
5) Anak didik yang dapat menyebutkan kata yang suku kata awal
sama (ka) dan suku kata akhirnya sama (li) sebanyak 21 orang atau
berikut,
Kabupaten Gowa adalah dari 61,36 skor ideal yang mungkin dicapai
adalah 100. Sedangkan secara individual skor yang dicapai Anak pada
penerapan ini tersebar dengan s dan skor tertinggi 80 dan skor terendah
52
30 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai 100 dan skor terendah yang
rata-rata tersebut berada pada interval 65-79 yang berarti cukup. Hal ini
53
Gowa sebagian besar kategori cukup, akan tetapi masih terdapat anak
dalam kategori tidak tuntas dan 63,63% atau 21 orang termasuk dalam
d. Refleksi
sebagai berilkut:
a. Perencanaan
kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama dan suku kata
b. Pelaksanaan
tanggal 22 Mei 2013 dan kegiatan refleksi pada tanggal 25 Mei 2013.
metode Suku Kata, dibagi tiga kali kegiatan, yaitu kegiatan awal,
1) Kegiatan awal
2) Kegiatan inti
melafalkan huruf, suku kata, dan rangkaian huruf dalam kata dengan
bantuan alat peraga kartu huruf, kartu suku kata,dan kartu kata.
menyebutkan suku kata secara utuh di papan tulis yang diikuti oleh
dengan benar dan diikuti oleh semua siswa, baik secara individual
3) Kegiatan akhir
a. Observasi
kata awal yang sama dan suku kata akhir yang sama. Kegiatan
individu.
9,09 %.
awal sama (ka) dan suku kata akhirnya sama (li) sebanyak 29
12,12%.
60
tersebar dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah 60 dari skor
dengan bantuan alat peraga kartu huruf dan kartu suku kata.
Kemampuan
Interval Membaca Frekuensi Persentase
sebagai berikut:
b. Refleksi
B. Pembahasan
merupakan dasar bagi anak untuk mengenal membaca permulaan. Pada tahap
sama melafalkan huruf yang hampir sama dan merangkai huruf dalam suku
kata. Oleh karena itu, guru harus kreatif dan melakukan inovasi pembelajaran
merangkai huruf serta menyebut suku kata anak Taman Kanak-Kanak dapat
meningkat.
sebagai media agar dapat memudahkan siswa dalam mengenal dan mengenal,
suku kata awal yang sama dan suku kata akhir yang sama, pada hasil tes siklus I
yaitu dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 61,36% walaupun masih
tetapi masih terdapat pula sebagian siswa yang rendah kemampuannya dalam
membaca permulaan.
Hasil tes pada siklus II, kemampuan membaca permulaan pada anak
mengalami peningkatan dari segi kualitatif dan kuantitatif. Nilai rata-rata yang
diperoleh sebesar 81,84% yang berarti berada di atas standar KKM sebesar 65,
66
dan berada pada kategori tinggi. Hal ini berarti secara kualitatif dan kuantitatif,
jika dibanding dengan tindakan atau tes pertama. Demikian pula teijadi
menjadi kategori tinggi pada siklus kedua. Jadi metode Suku Kata sangat baik
atau efektif digunakan oleh guru dalam mengajar anak Taman Kanak-Kanak
membaca permulaan.
agar siswa dapat belajar siswa dengan baik, metode mengajar harus diusahakan
mempengaruhi aktifitas belajar siswa. Hal ini menunjukkan kualitas proses dan
mempunyai suku kata awal yang sama dan suku kata akhir yang sama
kompetensi dapat lebih baik atau meningkat jika dalam kegiatan membaca
permulaan digunakan metode yang tepat dan didukung oleh alat peraga kartu
huruf. Jika anak didik diajar dengan menggunakan metode Suku Kata dengan
didukung kartu huruf dan gambar, maka anak memilki peluang yang lebih besar
kata dan merangkai huruf dalam suku kata atau membaca permulaan sebagai
bekal bagi anak dalam membaca lanjut. Dalam hal penggunaan metode Suku
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Kanak Kelompok B 2 Melati Binaan PKK Kabupaten Gowa anak, hal ini
terlihat dari hasil belajar anak pada mata pelajaran pengembangan bahasa di
Gowa melalui penerapan metode Suku Kata adalah 61,36% dan pada siklus II
meniingkat dengan nilai rata-rata adalah 81.21%. Hal ini menunjukkan bahwa
B. Saran
68
69
bosan.
3. Bagi peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Musta’in, Nurani. 2004. Anak Islam Suka Membaca. Solo: Pustaka Amanah
Pujiati, Maya. Cara Kreatif Mengajar Anak Balita Membaca. Sumedang: Dunia
Parenting
Sofa, Pakde. 2011. Metode Suku-Kata Metode Suku Kalimat-dan Metode, (online)
tersedia:http://massofa.wordpress.com/2008/06/29/metode-suku-kata-
metode-suku-kalimat-dan-metode-ikp/ diakses 10 Februari 2013.
- Berbicara lancar dengan menggunakan kalimat yang II. Kegiatan inti (60 (Menit)
sederhana - Menyusun/membuat urutan huruf abjad (a-z) (pt. menyebutkan Kreatif Kartu suku kata
(B.IV.A.2.2) huruf a-z) Berwarna
- Berbicara lancar dengan menggunakan kalimat 3-4 suku kata
- Membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata mengikuti ibu guru missal: Dua mata saya”
awal sama dan suku kata akhir sama - Menyebutkan suku kata awal yang sama missal. Ba-ca. ba-ju dan
suku kata akhir yang sama missal: la-ri, ta-ri
(K.II.A.3.4) III. Istirahat (30 Menit) Peduli
Memuji hasil karya teman - Mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan
(E.V.9.2) - Main bebas
Sosial//Cinta Anak/Guru
IV. Kegiatan Akhir (30 Menit) damai (Penghargaan bintang)
- Memuji hasil karya teman
- Berdoa untuk pulang dan pemberian nasihat kepada anak (pesan
moral)
Tinggimae, 01 April 2013
Diketahui:
Ka. TK. Melati Binaan PKK Kab. Gowa Guru Kelompok B2
Diketahui:
Ka. TK. Melati Binaan PKK Kab. Gowa Guru Kelompok B2
Tengah pada tahun 1992 dan pada tahun yang sama, SLTP
Negeri 1 Lappadata Sinjai Tengah kabupaten Sinjai dan Tamat pada tahun 1994.
Pada tahun 1994 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Sinjai Timur
Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak (D.II PGTK) dana selesai pada tahun 2002.
dengan memilih jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia program Strata 1
(S.l) pada akhir perkuliahan, penulis berhasil menyusun sebuah skripsi yang
Didik melalui Metode Suku Kata Kelompok B2 di Taman Kanak- Kanak Melati