Anda di halaman 1dari 43

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DISIPLIN DENGAN HASIL

BELAJAR PKN SISWA KELAS X DI MA AL – IDRUS


RANGKASBITUNG KAB. LEBAK TAHUN 2021/2022

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Rangka Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan

Oleh:
Nama : ISTIPA’IYAH
Program Studi : PPKN
NPM : 166110173

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP ARRAHMANIYAH DEPOK
2022
LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA SEMINAR PROPOSAL
SKRIPSI

Dosen Pembimbing,

Drs. Asep Sukmana, M.M

Nama Tanda Tangan Tanggal

……………………………………. ………………………. ………………….


………………………
Nama Tanda Tangan Tanggal

……………………………………. ………………………. ……………………


………………………
Nama Tanda Tangan Tanggal

……………………………………. ………………………. ……………………


………………………

Tanggal Lulus :
Nama : ISTIPA’IYAH
NPM : 166110173
Judul : Hubungan Antara Sikap Disiplin Dengan Hasil Belajar Pkn
Siswa Kelas X Di Ma Al – Idrus Rangkasbitung Kab. Lebak
Tahun 2021/2022

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan

atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusunan

proposal skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Sikap Disiplin Dengan Hasil

Belajar Pkn Siswa Kelas X Di MA Al – Idrus Rangkasbitung Kab. Lebak Tahun

2021/2022” ini dapat di selesaikan guna memenuhi salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan pendidikan pada jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah

Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Arrahmaniyah Depok.

Banyak hambatan yang dihadapi dalam penulisan, namun berkat kehendak-

Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusuanan proposal skripsi ini. Oleh

karena itu dengan penuh kerendahan hati, pada kesempatan ini patutlah kiranya

penulis mengucapkan terimkasih kepada:

1. Bapak Drs. H. Memed Karmedi, M.M., selaku Ketua STKIP Arrahmaniyah

Depok.

2. Bapak Dr. Ahmad Drajat, M.M., selaku Ketua Jurusan Pendidikan PKn STKIP

Arrahmaniyah Depok.

3. Bapak Drs. Asep Sukmana, M.M., sebagai pembimbing yang telah membimbing

dan mengarahkan penulis dalam penyusunan proposal skripsi ini.

4. Kepada Segenap dosen pengajar STKIP Arrahmaniyah Depok atas ilmu,

pendidikan dan pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis selama duduk

di bangku kuliah.

iii
5. Orang tua, suami, anak-anak dan semua keluarga yang senantiasa memberikan

kasih sayang serta dukungan kepada penulis.

6. Kawan-kawan seperjuangan STKIP Arrahmaniyah Depok yang tak bisa di

sebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat, motivasi, dukungan

dalam menyelesaikan proposal ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, mengingat

keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan, sehingga segala kritik dan saran yang

bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan dimasa yang

akan datang. Akhir kata, penulis mengharapkan proposal skripsi ini dapat

memberikan manfaat dan semoga Allah SWT memberi lindungan bagi kita semua.

Aamiin.

Depok, Juni 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...........................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1
B. Identifikasi Masalah..........................................................................................7
C. Pembatasan Masalah.........................................................................................8
D. Perumusan Masalah...........................................................................................8
E. Manfaat Penelitian.............................................................................................8
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................10
A. Landasan Teori................................................................................................10
1. Hasil Belajar PKn......................................................................................10
2. Sikap Disiplin................................................Error! Bookmark not defined.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................................31
A. Tujuan Penelitian...........................................................................................31
B. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................................31
C. Metode Penelitian..........................................................................................31
D. Variabel Penelitian.........................................................................................31
E. Populasi dan Sampel......................................................................................32
F. Instrumen Penelitian.......................................................................................34
G. Teknik Analisa Data......................................................................................40
H. Hipotesis Statistika Penelitian........................................................................42
DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Instrumen Sikap Disiplin Siswa..................................... 36

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Instrumen Hasil Belajar PKn Siswa............................... 39

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pembangunan suatu negara ditentukan dari kualitas

pendidikan suatu individu. Kualitas pendidikan menjadi salah satu tolak ukur

dari suatu individu atau suatu negara, karena dengan pendidikan dapat

menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas, handal, kreatif, dan

inovatif, yang dilakukan melalui kegiatan proses pendidikan, serta dengan

pendidikan yang baik suatu individu atau suatu negara dapat mengembangkan

potensi diri, mewujudukan kehidupan yang lebih baik untuk mencapai

kesejahteraan hidup serta berpartisipasi secara lebih aktif dalam proses

pembangunan negara. Sebagaimana sesuai dengan yang terkadung dalam

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang menyatakan bahwa

“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggungjawab.”

Dari fungsi pendidikan tersebut bahwa pendidikan mempersiapkan seorang

siswa untuk hidup dengan baik dalam kehidupannya. Oleh karena itu

1
2

diperlukannya suatu wadah/tempat untuk keberlangsungan pendidikan tersebut

yang mana biasa di kenal dengan sekolah. Sekolah merupakan lembaga formal

yang secara khusus dibentuk untuk melakukakn kegiatan pendidikan bagi

masyarakat. Dalam meningkatan kualitas pendidikan menjadi tanggungjawab

semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan terutama guru disekolah

yang merupakan ujung tombak bagi pendidikan dasar dalam mempersiapkan

siswa yang cerdas dan berkarakter.

Untuk mewujudkan siswa yang cerdas dan berkarakter diperlukannya ilmu-

ilmu pengetahuan yang perlu di berikan/disampaikan kepada siswa, yang mana

biasanya diberikan dalam berbagai bentuk mata pelajaran, salah satunya mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Tujuan dari mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) yaitu untuk mengembangkan wawasan dan kesadaran

bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air, wawasan nusantara, serta

ketahanan nasional dalam diri para calon generasi penerus bangsa. Kemudian

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia Indonesia yang berbudi luhur, mandiri, profesional,

tanggungjawab, tangguh, maju, sehat jasmani dan rohani serta produktif. Oleh

karena itu, melalui pendidikan kewarganegaraan diharapkan warga negara

Indonesia mampu menganalisa, memahami dan menjawab hambatan-hambatan

yang dihadapi masyarakat, bangsa dan negara.

Peran seorang guru sangatlah penting dalam upaya meningkatkan kualitas

pendidikan terutama dalam proses kegiatan belajar mengajar, karena tugas


3

mengajar bagi guru bukanlah suatu pekerjaan yang mudah karena berhadapan

langsung dengan sekelompok siswa yang memiliki beranekaragam

latarbelakang, serta guru juga harus dituntut untuk lebih kreatif dalam mengajar

serta mendidik siswa. Oleh karena itu, guru perlu menerapkan sistem mengajar

dan mendidik yang baik agar siswa mendapatkan hasil belajar yang baik.

Indikator yang dijadikan tolak ukur keberhasilan siswa dan bukti

bermutunya pendidikan dalam pembelajaran di sekolah adalah hasil belajar

yang diperoleh siswa pada setiap mata pelajaran setelah mengikuti proses

belajar (Andriani & Rasto, 2019). Permendikbud Tahun 2016 No.23 tarkait

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa, menyebutkan bahwa standar

keberhasilan siswa dikatakan baik jika setiap siswa telah mencapai KKM yang

sudah ditetapkan oleh sekolah.

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh melalui sebuah kegiatan

belajar mata pelajaran tertentu secara mandiri untuk mengetahui seberapa jauh

tujuan pembelajaran telah tercapai. Hasil belajar materi PKn adalah hasil yang

diperoleh melalui sebuah kegiatan belajar materi PKn secara mandiri untuk

mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai. Dalam

kenyataannya tidak mudah bagi siswa memperoleh hasil belajar materi PKn

yang memuaskan seperti yang diharapkan.

Hasil belajar pada umunya berkenaan dengan aspek pengetahuan yang

meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Kata hasil banyak digunakan

dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan
4

pendidikan, khususnya pembelajaran”. Menurut Djamarah (2004:21) “Hasil

belajar adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid

yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada

mereka dan nilai-nilai yang terdapat di dalam kurikulum.

Menurut Sardiman (2007:19), “proses belajar pada prinsipnya bertumpu

pada struktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip,

sehingga membentuk satu kesatuan”. Dewasa ini cenderung dilupakan bahwa

hakikat pendidikan adalah hasil belajar siswa dan bukanlah mengajarnya guru,

sehingga diperlukan tindakan, sikap dan motivasi yang timbul sendiri dari siswa

dalam belajar. Setiap siswa tentunya mempunyai sikap yang sangat mungkin

berbeda dengan teman sekelasnya terhadap pembelajaran. Sikap siswa

merupakan kecenderungan bertingkah laku siswa terhadap pembelajaran. Sikap

siswa terhadap pembelajaran yang positif mempengaruhi cara belajar sehingga

dimungkinkan siswa akan lebih giat belajar dan pada akhirnya kemungkinan

hasil yang didapat juga lebih baik

Pencapaian tujuan pada pengajaran dapat diukur dari tinggi atau rendahnya

hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Oleh karena itu proses pembelajaran

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena tinggi atau

rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa tersebut akan memberikan andil

dalam menggapai kesuksesannya di masa yang akan datang. Pencapaian hasil

belajar yang baik maka akan mempermudah siswa untuk pencapaian tujuannya

hidupnya tersebut.
5

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam

menggapai hasil belajarnya, antara lain faktor internal dan eksternal. Adapun

faktor internal atau dapat disebut juga faktor yang murni berasal dari dalam diri

siswa yaitu terdiri dari motivasi diri, bakat, minat, kecerdasan, disiplin diri,

kemandirian, kreatif dan inovatif. Sedangkan faktor eksternal atau faktor yang

berasal dari luar diri siswa yaitu terdiri dari lingkungan sekolah, guru,

lingkungan alam, ekonomi, kondisi sosial dan lain sebagainya. Sehingga faktor-

faktor tersebutlah yang dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya hasil belajar

yang dicapai oleh siswa.

Dari beberapa faktor diatas yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya

hasil belajar PKn siswa salah satunya yaitu sikap disiplin diri siswa. Disiplin

merupakan suatu sikap atau perilaku sosial yang bertanggungjawab serta fungsi

kemandirian yang optimal didalam suatu hubungan sosial yang berkembang

atas dasar kemampuan mengendalikan, memotivasi dan kebebasan diri.

Untuk membentuk sikap disiplin dalam diri siswa selain kesadaran dari diri

sendiri, faktor eksternal pun dapat mempengaruhinya seperti faktor lingkungan

baik keluarga, masyarakat, kelompok maupun sekolah; faktor fasilitas yang

dimiliki baik fasilitas rumah maupun belajar. Siswa yang memiliki tingkat

kedisiplinan yang tinggi, akan bersedia memenuhi dan melaksanakan peraturan-

peraturan serta larangan-larangan yang dibuat untuknya tanpa paksaan sehingga

disiplin menjadi kesadaran dalam diri siswa dan menjadi suatu kebiasaan yang

baik bagi dirinya.


6

Tingkat kedisiplinan setiap siswa yang satu dengan yang lainnya tentunya

berbeda karena setiap siswa memiliki keberanekaragam karakter, dan faktor-

faktor ekternal yang berbeda pula, sehingga bepengaruh pula terhadap tingkat

pencapaian hasil belajar setiap siswa. Namun hal tersebut bisa diatasi jika

dilakukan dengan baik dan konsisten.

Pada observasi di MA Al – Idrus Rangkasbitung Kab. Lebak Kelas X yang

berjumlah 76 orang, dinilai masih rendahnya tingkat kedisiplinan belajar siswa,

yang mana dapat dilihat dari masih mengabaikan tanggungjawabnya sebagai

pelajar yang ditunjukkan dalam sikap dan tindakannya seperti tidak menaati

peraturan sekolah, tidak rajin dan tidak teratur dalam belajar, tidak mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru, datang terlambat ke sekolah bahkan masih ada

beberapa yang tidak mengikuti upacara bendera setiap hari senin. Hal tersebut

menunjukkan bahwa masih rendahnya tingkat kedisiplinan siswa kelas X pada

MA Al – Idrus Rangkasbitung Kab. Lebak, sehingga tingkat hasil belajar

siswapun masih rendah.

Disiplin belajar merupakan sikap yang menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil belajar, hal ini didukung oleh pendapat Ahmadi dan

Supriyono (2004: 138) dalam Faujiah (2017) yang menyatakan bahwa, hasil

belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang

mempengaruhinya, yaitu: Faktor dari dalam diri individu (faktor internal),

Faktor dari luar diri individu (faktor eksternal). Dari pendapat Ahmadi dan

Supriyono dalam Faujiah (2017) tersebut dapat diketahui bahwa disiplin belajar
7

merupakan komponen sikap termasuk domain afektif yang berpengaruh

terhadap hasil belajar yang berasal dari dalam diri individu.

Dari paparan diatas, maka penulis menyimpulkan untuk menelusuri dan

mengkaji melalui penelitian dengan judul “Hubungan Antara Sikap Disiplin

Dengan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas X Di MA Al – Idrus

Rangkasbitung Kab. Lebak Tahun 2021/2022”.

B. Identifikasi Masalah

Dari pembahasan diatas, masalah-masalah yang muncul dapat di

identifikasikan sebagai berikut:

1. Mengapa setiap siswa memiliki tingkat disiplin yang berbeda?

2. Apakah sikap disiplin siswa kelas X di MA Al – Idrus Rangkasbitung Kab.

Lebak dalam mengikuti pembelajaran PKn baik?

3. Apakah hasil belajar siswa kelas X di MA Al – Idrus Rangkasbitung Kab.

Lebak pada mata pelajaran PKn meningkat?

4. Apakah ada cara dalam meningkatkan sikap disiplin dan hasil belajar siswa

kelas X di MA Al – Idrus Rangkasbitung Kab. Lebak pada mata pelajaran

PKn?

5. Apakah ada hubungannya sikap disiplin dengan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran PKn kelas X di MA Al-Idrus Rangkasbitung Kab. Lebak?


8

C. Pembatasan Masalah

Dari paparan identifikasi diatas penulis membatasi masalah yang akan

ditelaah yaitu hanya berfokus pada “Hubungan Antara Sikap Disiplin Dengan

Hasil Belajar PKn Siswa Kelas X Di Ma Al – Idrus Rangkasbitung Kab. Lebak

Tahun 2021/2022”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka masalah

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut, “Apakah terdapat hubungan

antara sikap disiplin dengan hasil belajar PKn siswa kelas X di MA Al-Idrus

Rangkasbitung Kab. Lebak Tahun 2021/2022?

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yang diharapkan dapat berguna untuk aspek-

aspek positif yaitu :

1. Bagi Peneliti, penelitian ini dimaksudkan untuk menambah ilmu tentang

hubungan antara sikap disiplin dengan hasil belajar siswa mata pelajaran

PKn.

2. Bagi Sekolah, khususnya sekolah yang menjadi objek penelitian ini

berguna sebagai bahan masukan mengenai masalah dalam sikap disiplin

siswa serta hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn.


9

3. Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi motivasi,

sumbangan pemikiran, penambah pengetahuan, keterampilan sebaagi guru

yang profesional.

4. Bagi STKIP Arrahmaniyah Depok, sebagai lembaga pendidikan yang

mendorong penulis mengadakan penelitian ini, semoga berguna untuk

masukan dan bahan kajian dalam pengembangan keilmuan dan penambah

koleksi perpustakaan.
BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Landasan Teori

1. Hasil Belajar PKn

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah


melakukan proses pembelajaran yang ditunjukan dengan perubahan pola
pikir dan tingkah laku dalam diri siswa yang mencangkup 3 aspek yaitu
aspek kognitif (pemahaman), afektif (sikap) serta psikomotorik
(keterampilan proses)yang berasal dari hasil pengalaman dan interaksinya
terhadap lingkungan yang dilakukan secara sadar.
Ada beberapa pandangan para ahli mengenai hasil belajar. Sujana
dalam Iskandar (2011) mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah suatu
akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu
berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan,
maupun tes perbuatan.”1 Kemudian menurut Oemar Hamalik
mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar
akan menjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari
tidak tau menjadi tau, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.” 2 Hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
pengajaran dari puncak proses belajar. Berdasarkan definisi hasil belajar di

1
Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Gaung Persada, 2011), h. 128.
2
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Rosdakarya, 2005), h. 22.

10
11

atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan


tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar yang mencakup
bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar dapat diketahui
dengan melakukan penilaian-penilaian tertentu yang menunjukkan sejauh
mana kriteria-kriteria penilaian telah tercapai. Penilaian ini dilakukan
dengan memberikan tes. Sehingga tu
Telah diuraikan bahwa belajar ditandai dengan adanya perubahan
dalam diri seseorang akibat dari pengalaman dan latihan. Jadi hasil belajar
atau bentuk perubahan tingkah laku dalam PKn diharapkan mengarah pada
tiga aspek yaitu: Pertama, aspek kognitif, aspek ini meliputi perubahan-
perubahan dari segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan
keterampilan/kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan
pengetahuan tersebut. Kedua, aspek afektif, pada aspek ini ditandai dengan
perubahan-perubahan dari segi sikap mental, perasaan dan kesadaran. Dan
ketiga, aspek psikomotorik, yaitu ditandai dengan adanya perubahan dalam
bentuk tindakan motorik.
Dengan adanya hasil belajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh
siswa dapat menangkap, memahami, memiliki materi pelajaran tertentu.
Atas dasar itu pendidik dapat menentukan strategi belajar mengajar yang
lebih baik. Hasil belajar ini pada akhlirnya difungsikan dan ditunjukan
untuk keperluan berikut ini :
a. Untuk seleksi, hasil dari belajar seringkali digunakan sebagai dasar
untuk menentukan siswa-siswa yang paling cocok untuk jenis jabatan
atau jenis pendidikan tertentu.
b. Untuk kenaikan kelas, untuk menentukan apakah seseorang siswa
dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau tidak, memerlukan
informasi yang dapat mendukung keputusan yang dibuat guru.
12

c. Untuk penempatan, agar siswa dapat berkembang sesuai dengan


tingkat kemampuan dan potensi yang mereka miliki, maka perlu
dipikirkan ketepatan penempatan siswa pada kelompok yang sesuai.
Hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu:
1. Ranah Kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Segala upaya yang menyangkup aktivitas otak adalah termasuk ranah
kognitif. Ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir yaitu:
knowledge (pengetahuan/hafalan/ingatan), compherehension
(pemahaman), application (penerapan), analysis (analisis), syntetis
(sintetis), evaluation (penilaian).
2. Ranah afektif adalah ranah yang berkenaan dengan sikap seseorang dapat
diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan
kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif akan nampak pada murid
dalam berbagai tingkahlaku seperti: perhatiannya terhadap pelajaran,
disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasan
belajar dan hubungan sosial.
3. Ranah psikomotorik, hasil belajar psikomotor dikemukakan oleh
simpson. Hasil belajar ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill), dan
kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:
gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar),
keterampilan pada gerakgerak sadar, kemampuan perceptual, termasuk di
dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motorik dan lain-
laian, kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan
ketetapan, gerakan-gerakan skill, mulai keterampilan sederhana sampai
pada keterampilan yang komplek, kemampuan yang berkenaan dengan
komunikasi nondecursive, seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

b. Indikator Hasil Belajar


13

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap


ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses
belajar siswa. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang dalam
menguasai ilmu pelajaran PKn dapat dilihat melalui prestasinya. Peserta
didik akan dikatakan berhasil apabila prestasinya baik dan sebaliknya, ia
tidak berhasil jika prestasinya rendah.
Pada tingkat yang sangat umum sekali, hasil belajar dapat
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
a. Keefektifan (effectiveness)
Keefektifan pembelajran biasanya diukur dengan tingkat
pencapaian si pelajar. Ada 4 aspek penting yang dapat dipakai untuk
mempreskripsikan keefektifan belajar yaitu: 1) kecermatan penguasaan
perilaku yang dipelajari atau sering disebut dengan “tingkat
kesalahan”, 2) kecepatan unjuk kerja, 3) tingkat ahli belajar, dan 4)
tingkat retensi dari apa yang dipelajari.
b. Efesiensi (efficiency)
Efesien pembelajran biasanya diukur dengan rasio antara
keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai si belejar dan jumlah biaya
pembelajaran yang digunakan.
c. Daya Tarik (appeal).
Daya tarik pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati
kecenderungan siswa untuk tetap belajar. Daya tarik pembelajran erat
sekali dengan daya tarik bidang studi, dimana kualitas pembelajaran
biasanya akan mempengaruhi keduanya.3

Sebagai indikator hasil belajar, perubahan pada tiga ranah tersebut


di rumuskan dalam tujuan pengajaran. Dengan demikian hasil belajar
dibuktikan dengan nilai baik dalam bentuk pengetahuan, sikap, maupun
keterampilan yang menjadi ketentuan suatu proses pembelajaran dianggap
berhasil apabila daya serap tinggi baik secara perorangan maupun
kelompok dalam pembelajaran telah mencapai tujuan. Jadi ada dua
indikator keberhasilan belajar yaitu:
a. Daya serap tinggi baik perorangan maupun secara kelompok

3
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2010), 42.
14

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau indikator telah


tercapai secara perorangan atau kelompok.
Suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah daya serap
tinggi baik secara perorangan maupun kelompok dan perilaku yang
digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai.4
Bukti bahwa seorang telah belajar ialah terjadinya perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur
subjektif dan unsur motoris. Unsure subjektif adalah unsur rohaniah
sedangkan unsur motoris adalah unsure jasmaniah. Bahwa seseorang
sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikap dalam rohaniah
tidak bisa kita lihat.
Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar
akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun
aspek-aspek tersebut adalah Pengetahuan, Pengertian, Kebiasaan,
Keterampilan, Apresiasi, Emosional, Hubungan sosial, Jasmani, Etis atau
budi pekerti dan Sikap.5

Hasil belajar yang dicapai dalam proses pembelajaran merupakan


ukuran hasil upaya yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
dengan segala faktor yang terkait. Tingkatan keberhasilan belajar dapat
dikatagorikan sebagai berikut:
a. Istimewa/maksimal bila semua bahan pelajaran dikuasai 100%
b. Baik sekali/ optimal bila sebagian besar materi dikuasai antara 76-
99%
c. Baik/ minimal, bila bahan dikuasai hanya 60-75%
d. Kurang, bila bahan yang dikuasai kurang dari 60%.6

c. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Hasil Belajar

4
Syaiful Bahri Djamaroh Dan Arwan Zain, “Strategi Belajar Mengajar”, Jakarta:Rineka Cipta, 2002,
Hlm 120 .
5
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara : 2004), HLm 30 12
6
Oemar Hamlik, Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi. Hlm 117
15

Dalam belajar ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian


hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya
akan tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja.
Menurut Slameto ”faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor
ekstern”.7
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama,
yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri
siswa, terutama kamampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa
besar sekali pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar siswa yang
dicapai.
Di samping faktor kemampuan yang dimiliki oleh siswa, juga ada
faktor lain seperti motivasi belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor
fisik dan psikis. Adapun pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal
yang logis dan wajar, sebab hakekat perbuatan belajar adalah perubahan
tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya, siswa harus
merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Ia harus
mengerahkan segala daya dan upaya untuk mencapainya.
Hasil belajar yang dapat diraih masih juga bergantung dari
lingkungan, artinya ada faktor-faktor yang berada di luar dirinya yang
dapat menentukan dan mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah
satu lingkungan pelajaran yang dominan mempengaruhi hasil belajar
siswa di sekolah adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud dengan
kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau pun efektif tidaknya
proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh sebab
itu, hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan
kualitas pengajaran.

7
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Cet. III; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995),
h. 54.
16

Dengan demikian dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang


merupakan kesulitan belajar yang dialami peserta didik perlu adanya
bantuan dan bimbingan guna meningkatkan hasil belajar siswa dan
terhindar dari kesulitan belajar yang dialami siswa dan akhirnya dapat
dicapai hasil belajar yang optimal.

2. Sikap Disiplin
a. Pengertian Sikap Disiplin
Istilah disiplin berasal dari bahasa latin“discipline” yang berarti
latihan atau pendidikan kesopanan kerohanian serta pengembangan tabiat.
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang
dipercaya merupakan tanggung jawabnya.8

Disiplin adalah rasa taat dan patuh terhadap nilai yang dipercaya dan
menjadi tanggung jawabnya. Dengan kata lain disiplin adalah patuh
terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan dan pengendalian.
Sedangkan pendisiplinan adalah sebuah usaha yang dilaksanakan untuk
menanamkan nilai atau pemaksaan supaya subjek mentaati sebuah
peraturan.
Disiplin adalah perilaku seseorang sesuai dengan norma-norma atau
aturan yang berlaku di sekelilingnya yang muncul dari kesadaran dirinya
maupun karena adanya sanksi atau hukuman.9
Disiplin diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang
untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku
tertentu, walaupun orang tersebut lebih senang melakukan hal yang lain.
Proses belajar disiplin sangat penting dalam menunjang keberhasilan
siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa dapat
meningkatkan kualitas dalam kegiatan pembelajaran dan dapat memahami
materi yang disampaikan oleh guru. Disiplin memerlukan proses
8
Drs. Suharsono dan Drs. Ana Retno Ningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang : CV Widya
Karya, 2010)
9
Faujiah., Hubungan antara Disiplin Belajar Dengan Hasil Belajar PKn Pada Siswa kelas V SDN
Moncobalang II Kec. Barombong Kab. Gowa, 2017
17

pendidikan dan pelatihan yang memadai. Untuk itu guru memerlukan


pemahaman tentang landasan ilmu kependidikan dan keguruan, sebab
dewasa ini terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin dalam
melaksanakan proses pendidikan, baik yang dilakukan peserta didik
maupun oleh para pendidik. 10

Masalah perilaku tak berdisiplin disebabkan oleh faktor internal dan


eksternal. Faktor internal adalah yang bersumber dari dalam diri anak
sendiri, misalnya kebutuhan tak terpuaskan, kurang cerdas, kurang kuat
ingatan, atau karena energi yang berlebihan. Faktor eksternal adalah yang
bersumber pada pengaruh-pengaruh luar seperti pelajaran yang sulit
dipahami, sikap guru yang menekan, sikap yang tidak adil, bahasa guru
kurang dipahami atau sulit ditangkap, alat belajar yang kurang lengkap.11

Disiplin yang dikaitkan dengan belajar dapat diartikan dengan


disiplin belajar. Disiplin belajar merupakan bentuk sikap maupun perilaku
yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Disiplin belajar siswa adalah
perilaku siswa yang mengarah kepada ketertiban, keteraturan penggunaan
waktu, kegiatan belajar terjadwal secara teratur untuk mencapai
keberhasilan belajar.12

Disiplin belajar dapat diartikan sebagai pengendalian diri pada siswa


terhadap bentuk aturan-aturan yang telah ditetapkan baik tertulis maupun
tidak tertulis yang telah diterapkan pada dirinya sebagai bentuk kesadaran
akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelajar.
Disiplin belajar mencakup disiplin waktu dan disiplin perbuatan atau
perilaku. Kedua disiplin tersebut saling mempengaruhi disiplin waktu tanpa
adanya disiplin perbuatan tidak memiliki arti, dan sebaliknya apabila
disiplin perbuatan tanpa disiplin waktu juga tidak ada artinya. Belajar tidak
hanya dapat dilakukan di sekolah yang dibimbing oleh guru, siswa dituntut
untuk belajar di rumah sebagai bentuk pengulangan kembali pada materi
yang telah smempersiapkan materi untuk hari berikutnya, sehingga saat
pelajaran siap dan bila kurang paham dapat ditanyakan kepada guru.
10
Daryanto, Belajar dan Mengajar, (Bandung: Yrama Widya, 2010), hlm. 213
11
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), hlm. 108
12
Faujiah., Hubungan antara Disiplin Belajar Dengan Hasil Belajar PKn Pada Siswa kelas V SDN
Moncobalang II Kec. Barombong Kab. Gowa, 2017
18

Demikian juga disiplin belajar merupakan bentuk pengendalian diri


terhadap bentuk aturan secara tertulis maupun tidak tertulis yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan oleh siswa sebagai bentuk sadar akan tugas
dan tanggung jawab sebagai pelajar, baik disiplin belajar disekolah ataupun
dirumah.
Seorang siswa yang memliki disiplin belajar yang baik akan
mempunyai kecakapan mengenai cara belajar. Hal ini sangat diperlukan
guna tercapainya hasil belajar yang baik, sebab berhasil tidaknya siswa
dalam usahanya pada dasarnya tergantung pada bagaimana ia melakukan
cara-cara belajar yang baik.
kedisiplinan belajar sangatlah penting bagi siswa berkaitan dengaan
pembelajarannya, karena:
1. Suasana proses pembelajaran di sekolah bagi anak akan terasa kondusif
dan anak akan lebih memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru,
sehingga memperoleh hasil yang baik
2. Anak dapat melatih diri menjadi pribadi yang tertib dan patuh terhadap
peraturan
3. Anak dapat memahami tentang baik dan buruknya tentang larangan-
larangan, sehingga menumbuhkan kesadaran dalam dirinya untuk
senantiasa berkelakuan baik tanpa merasa terancam karena hukuman
4. Disiplin akan membawa anak menuju kesuksesan dalam memperoleh
hasil yang baik, terutama dalam belajar.

b. Kriteria Disiplin Belajar


Adapun Siswa yang mempunyai disiplin belajar memiliki kriteria
seperti yang dikemukakan Prijodarminto (2004: 86) dalam Faujiah (2017)
adalah sebagai berikut:
a. Memiliki nilai-nilai ketaatan yang berarti individu memiliki kepatuhan
terhadap peraturan yang ada di lingkungannya.
19

b. Memiliki nilai-nilai keteraturan yang berarti individu mempunyai


kebiasaan melakukan kegiatan dengan teratur dan tersusun rapi.
c. Memiliki pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku,
norma kriteria dan standar yang berlaku di masyarakat.13
Sedangkan menurut Sofchah Sulistiyowati (2001: 101) dalam Faujiah
(2017) siswa yang disiplin dalam belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mengarahkan energi untuk belajar secara kontinyu
b. Melakukan belajar dengan kesungguhan dan tidak membiarkan waktu
luang.
c. Patuh terhadap rambu-rambu yang diberikan guru dalam belajar.
d. Patuh dan ta’at terhadap tata tertib belajar di sekolah.
e. Menunjukkan sikap antusias dalam belajar.
f. Mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas dengan gairah dan partisifatif
g. Menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru dengan baik.
h. Tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh guru berkenaan dengan
kegiatan belajar seperti mencontek, membolos, berkelahi, membuat
gaduh di kelas.14

c. Fungsi Disiplin Belajar


Menurut Tu’u (Sofyan, 2013) fungsi disiplin dalam belajar sebagai
berikut:
a. Menata kehidupan bersama
Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia tidak akan bisa hidup
tanpa bantuan orang lain. Dalam memenuhi kebutuhannya seringkali
terjadi benturan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan

13
Faujiah., Hubungan antara Disiplin Belajar Dengan Hasil Belajar PKn Pada Siswa kelas V SDN
Moncobalang II Kec. Barombong Kab. Gowa, 2017
14
Faujiah., Hubungan antara Disiplin Belajar Dengan Hasil Belajar PKn Pada Siswa kelas V SDN
Moncobalang II Kec. Barombong Kab. Gowa, 2017
20

kelompok karena ego yang ada dalam diri, disinilah fungsi disiplin
dalam kehidupan kelompok masyarakat agar tetap teratur.
b. Membangun kepribadian
Kepribadian merupakan keseluruhan sifat dan tingkah laku yang
khas dan berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya.
Lingkungan yang berdisiplin baik sangat berpengaruh terhadap
kepribadian seseorang.
c. Melatih kepribadian yang baik
Kepribadian seseorang tidak terjadi secara instan, melainkan
terbentuk dari pola hidup sehari-hari dan kebiasaan yang dilakukan.
Oleh karena itu kehidupan yang terbiasa dengan kebiasaan hidup
disiplin dapat melatih dan membentuk kepribadian seseorang ke arah
positif.

d. Pemaksaan
Kedisiplinan dapat lebih baik jika timbul karena adanya kesadaran
diri, tetapi disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan
tekanan dari luar. Misalnya, ketika seorang siswa yang kurang disiplin
masuk ke satu sekolah yang berdisiplin baik, maka ia terpaksa harus
menaati dan mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut.
e. Hukuman
Hukuman berperan sangat penting karena dapat memberi motivasi
dan kekuatan bagi siswa untuk mematuhi tata tertib dan peraturan-
peraturan yang ada di rumah, sekolah, dan masyarakat. Walaupun
sebenarnya peraturan yang dibuat demi kebaikan siswa, tetap dirasakan
tanpa adanya hukuman sangat diragukan siswa akan mematuhi
peraturan yang sudah ditentukan.
f. Menciptakan lingkungan yang kondusif
21

Disiplin di sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses


kegiatan pendidikan berjalan lancar. Dengan adanya peraturan yang
dibuat dan diterapkan, sangat memungkinkan terciptanya lingkungan
belajar yang aman, nyaman, dan teratur.15
Sehingga dapat disimpulkan bahwa disiplin dalam belajar itu
berfungsi sebagai suatu penata perilaku dan melatih kepribadian yang baik
dalam menciptakan lingkungan yang kondusif, sehingga dapat membangun
kepribadian yang terbiasa tertib dan belajar.

d. Indikator Disiplin Belajar


Menurut Wibowo (2012:100) indikator dalam disiplin belajar yaitu:
1. Datang tepat waktu.
2. Membiasakan mengikuti aturan.
3. Tertib berpakaian.
4. Mempergunakan fasilitas dengan baik.16
Kemudian menurut Moenir (2010) indikator-indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur tingkat disiplin belajar siswa adalah sebagai
berikut:
a. Disiplin waktu, meliputi:
1. Tepat waktu dalam belajar, mencakup datang dan pulang sekolah
tepat waktu, mulai dan selesai belajar di sekolah tepat waktu, dan
mulai dan selesai belajar di rumah.
2. Tidak keluar dan membolos saat pelajaran berlangsung.
3. Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditetapkan

15
Sofyan., Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi
Pustakarya. 2013
16
Wibowo., Manajemen Kinerja (Edisi Ke 3). Jakarta : Rajawali Pers. 2012
22

b. Disiplin perbuatan, meliputi:


1. Patuh dan tidak menentang peraturan yang ada di sekolah maupun di
luar sekolah.
2. Tidak malas belajar.
3. Tidak menyuruh orang lain bekerja demi dirinya.
4. Tidak suka berbohong, memfitnah atau menghasut.
5. Tingkah laku yang menyenangkan, mencakup tidak menyontek, tidak
membuat keributan dan tidak mengganggu orang lain yang sedang
belajar.17
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa indikator yang akan digunakan dalam
penyusunan instrumen disiplin dalam belajar yaitu:
1. Tepat waktu ke sekolah.
2. Belajar tepat waktu di sekolah.
3. Tepat waktu mengerjakan tugas.
4. Tepat waktu belajar di rumah.

e. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Belajar


Menurut Sofyan (2013:167) tinggi rendahnya tingkat kedisiplinan
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupun
dari luar.18 Adapun faktor-faktor tersebut yaitu:
a) Anak itu sendiri, dimana dalam menanamkan sikap kedisiplinan harus
memperhatikan pribadi individu siswa, karena pemahaman terhadap
individu anak secara cermat dan tepat akan berpengaruh terhadap
keberhasilan penanaman kedisiplinan.

17
Moenir., Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. 2010
18
Sofyan., Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi
Pustakarya. 2013
23

b) Sikap pendidik, keberhasilan dalam menanamkan kedisiplinan pada


anak juga dipengaruhi oleh sikap pendidik, sikap pendidik yang baik
dan penuh kasih sayang akan mempengaruhi siswa untuk disiplin,
karena siswa biasanya lebih patuh kepada pendidik yang bersikap baik.
c) Lingkungan, situasi dan kondisi lingkungan terkhususnya lingkungan
sekolah anak, akan sangat mempengaruhi kedisiplinan. Lingkungan ini
meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat baik lingkungan
teknis (fasilitas) maupun sosiokultural (budaya).
d) Faktor tujuan, yang dimaksud tujuan disini adalah tujuan penanaman
kedisiplinan.
Sedangkan menurut Daryanto (2013:50) faktor yang dapat
mempengaruhi kedisiplinan antara lain:
a. Pola asuh dan control yang dilakukan oleh orang tua (orang dewasa)
terhadap perilaku
Pola asuh orang tua mempengaruhi cara anak berfikir, berperasaan,
dan bertindak. Tentunya orang tua juga mengajarkan dan mendidik
anaknya untuk memahami dan mematuhi aturan. Anak yang tidak
dikenalkan pada peraturan akan berperilaku tidak beraturan.
b. Pemahaman tentang diri dan motivasi
Pemahaman terhadap diri sendiri, apa yang diinginkan dan apa yang
harus dilakukan untuk hidup terasa lebih nyaman, menyenangkan, sehat
dan sukses, akan memotivasi siswa untuk membuat perencanaan hidup
dan mematuhi perencanaan yang dibuat atas kemauan dan kesadaran
dirinya sendiri.
c. Hubungan sosial dan pengaruhnya terhadap individu
Hubungan sosial antara individu maupun lembaga sosial akan
memaksa individu untuk memahami dan menaati aturan yang telah
ditetapkan dalam lingkungan sosial tersebut, karena itu merupakan
24

bentuk penyesuaian diri agar dapat diterima secara sosial dalam


lingkungan tersebut.19
Kedisiplinan yang dimiliki seseorang terutama siswa sangatlah
berbeda- beda. Ada siswa yang memiliki kedisiplinan yang tinggi dan
sebaliknya ada pula siswa yang memiliki kedisiplinan yang rendah.
Sehingga dapat disimpulkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
disiplin belajar yaitu:
a) Individu itu sendiri dan lingkungannya.
b) Pola asuh dan control yang dilakukan oleh orang tua (pendidik).
c) Pemahaman tentang diri dan motivasi
d) Hubungan sosial dan pengaruhnya terhadap individu.

B. Kerangka Berpikir

Disiplin merupakan suatu sikap atau perilaku sosial yang

bertanggungjawab serta fungsi kemandirian yang optimal didalam suatu

hubungan sosial yang berkembang atas dasar kemampuan mengendalikan,

memotivasi dan kebebasan diri. Ketika seorang siswa memiliki sikap disiplin

yang baik dan tinggi dalam mengikuti pelajaran PKn, hal tersebut dikarenakan

adanya sesuatu yang ingin dicapai yaitu hasil belajar yang lebih baik dengan

sikap disiplin belajar tersebut.

Agar siswa mendapatkan hasil belajar yang baik khususnya dalam mata

pelajaran PKn, maka siswa tersebut harus memiliki sikap disiplin yang tinggi

dan konsisten dalam mengikuti pembelajaran PKn baik di kelas maupun diluar

kelas, karena dengan sikap disiplin siswa dalam belajar dapat meningkatkan
19
Daryanto., Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya. 2013
25

kekreatifan, kecerdasan, ketaatan, dan semangat dalam belajar. Dengan cara

selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, mentaati peraturan

sekolah dan tidak terlambat datang ke kelas, hal tersebut mencerminkan

seorang siswa tersebut telah memiliki sikap disiplin. Sehingga hal tersebut

berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Oleh karena itu, tinggi

rendahnya sikap disiplin siswa dalam mengikuti pembelajaran mata pelajaran

PKn dapat berpengaruh pula terhadap tinggi rendahnya pencapaian hasil belajar

siswa pada mata pelajaran PKn.

Sehingga sikap disiplin siswa dalam belajar mempunyai hubungan secara

positif dengan pencapaian tujuan belajar siswa. Dengan sikap disiplin siswa

yang tinggi dalam belajar, diharapkan siswa dapat mencapai hasil belajar yang

baik terutama dalam mata pelajaran PKn. Oleh karena itu dapat disimpulkan

terdapat hubungan yang positif antara sikap disiplin siswa dengan hasil belajar

PKn siswa kelas X MA Al – Idrus Rangkasbitung Kab. Lebak Tahun

2021/2022.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Terdapat hubungan

yang positif antara sikap disiplin siswa dengan hasil belajar PKn siswa kelas X

MA Al – Idrus Rangkasbitung Kab. Lebak Tahun 2021/2022.”


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan teori, mengetahui dan

memperoleh data empirik mengenai tingkat dan kekuatan hubungan antara

sikap disiplin dengan hasil belajar PKn siswa kelas X di MA Al-Idrus

Rangkasbitung Kab. Lebak Tahun 2021/2022.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Idrus Rangkasbitung

Kabupaten Lebak

2. Waktu : Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 April 2022 s/d 2

Juni 2022

C. Metode Penelitian

Berdasarkan variabel yang diteliti, masalah yang dirumuskan dan

hipotesis yang diajukan, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif

kuantitatif jenis korelasional.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari:

26
27

1. Variabel bebas (X) : Sikap Disiplin Siswa

2. Varibel terikat (Y) : Hasil Belajar PKn Siswa

Konstelasi Masalah

X Y

Keterangan :

X : Sikap Disiplin Siswa

Y : Hasil Belajar PKn Siswa

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Corper, dkk (2003) dalam Sugiyono (2018:136) “Populasi

adalah keseluruhan elemen yang akan dijadikan wilayah generalisasi.

Elemen populasi adalah keseluruhan subyek yang akan diukur, yang

merupakan unit yang diteliti”. Sedangkan menurut Kurniawan (2012)

dalam Sudaryono (2017:166) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Siswa kelas

X di MA Al-Idrus Rangkasbitung Tahun Pelajaran 2021/2022 berjumlah

76 orang.
28

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2018:137) “Sampel adalah sebagian jumlah

populasi dengan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”.Sampel yang

digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan rumus slovin, yang

artinya menggunakan seluruh data dari populasi menjadi sampel.

Berdasarkan jumlah keseluruhan siswa MA Al – Idrus Rangkasbitung

Kab. Lebak kelas X yang berjumlah 76 orang, maka kelayakan sampel

yang digunakan adalah:

Jumlah kelayakan sampel penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini dapat dicari dengan menggunakan rumus slovin yang

dikemukakan oleh Husein Umar (2003:108) dalam Windy (2019) yaitu:

N
n= 1+ Ne
2

Dimana :

n = Banyaknya sampel

N = Ukuran populasi

1 = Konstanta

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir, misalnya 10% (0.1).

Jadi dapat dihitung sampel yang akan digunakan pada penelitian

ini yaitu sebagai berikut :


29

N
n= 1+ Ne
2

76 76
n = 1+ 76(0 , 1)2 => n= 1+ 76(0 , 01)

76
n = 1, 76 => n=43

Berdasarkan perhitungan tersebut penulis memutuskan untuk memakai

jumlah responden sebanyak 43 responden.

F. Instrumen Penelitian

1. Variabel Sikap Disiplin Siswa

a. Definisi Konseptual

Disiplin merupakan suatu sikap moral siswa yang terbentuk melalui

proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,

kepatuhan, keteraturan dan ketertiban berdasarkan acuan nilai moral.

Siswa yang memiliki disiplin akan menunjukkan ketaatan, dan

keteraturan terhadap perannya sebagai seorang pelajar yaitu belajar

secara terarah dan teratur. Ketika seorang siswa memiliki sikap disiplin

yang baik dan tinggi dalam mengikuti pelajaran PKn, hal tersebut

dikarenakan adanya sesuatu yang ingin dicapai yaitu hasil belajar yang

lebih baik dengan sikap disiplin belajar tersebut.

b. Definisi Operasional
30

Disiplin siswa adalah skor yang diperoleh dari kuisioner

berdasarkan indikator sebagai berikut:

1. Mentaati tata tertib atau peraturan sekolah

2. Datang tepat waktu

3. Memperhatikan pelajaran atau penjelasan guru

4. Rajin mengerjakan tugas dan belajar

c. Kisi-kisi Instrumen

Berdasarkan definisi konseptual dan definisi operasional diatas,

maka berikut adalah kisi-kisi instrumen:

Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen
Sikap Disiplin Siswa

No Indikator Nomor Pertanyaan + - Jumlah


Mentaati tata tertbit atau
1 1,2,3,4 5,6,7 4 3 7
peraturan sekolah
2 Datang Tepat Waktu 8,9 10,11,12 2 3 5
Memperhatikan pelajaran 13,14,15,16,
3 20,21,22 7 3 10
atau penjelasan guru 17,18,19
Rajin mengerjakan tugas 27,28,29,
4 23,24,25,26 4 4 8
dan belajar 30
Jumlah Pertanyaan 30

d. Kalibrasi

1. Validitas
31

Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah hasil

jawaban dari kuesioner oleh responden benar-benar cocok untuk

digunakan dalam penelitian. Dalam mengukur validitas dapat

menggunakan rumus korelasi product moment.

Rumus Korelasi Product Moment adalah:

( ∑ x 2 ) ( ∑ y )−( ∑ x )( ∑ xy )
a=
n ( ∑ x )−¿ ¿
2

Keterangan :

a : Koefisien korelasi product moment

∑x : Jumlah total skor dalam variabel X

∑y : Jumlah total skor dalam variabel Y

∑xy : Jumlah hasil skor X dan Y

∑ x 2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam variabel X

∑ y 2 : Jumalah skor yang di kuadratkan dalam variabel Y

n : Jumlah sampel

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa instrumen yang

digunakan dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari

waktu ke waktu. Menurut Saifuddin (2012:110) dalam Windy (2019)

menyatakan bahwa syarat kualifikasi suatu instrument pengukur

adalah konsisten, keajegan, atau tidak berubah-ubah. Instrumen yang

diuji reliabilitasnya adalah instrument yang dibuat oleh peneliti.


32

Dalam hal ini instrumen tersebut adalah instrumen komponen

konteks, masukan, proses dan hasil.

Reliabilitas ditentukan atas dasar proporsi varian total yang

merupakan varian total sebenarnya. Makin besar proporsi tersebut

berarti makin tinggi reliabilitasnya. Untuk menguji reliabilitas

instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini digunakan

rumus koefisien alpha karena skor pada butir-butir instrumen

merupakan skor bertingkat yaitu antara 1 sampai 4 atau 1 sampai 5.

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:164) dalam Windy (2019),

Instrumen yang berbentuk multiple choice (pilihan ganda) maupun

skala bertingkat maka reabilitasnya dihitung dengan menggunakan

rumus Alpha Cronbach.

2. Variabel Hasil Belajar PKn

a. Definisi Konseptual

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui

proses belajar mengajar yang mencakup bidang kognitif, afektif dan

psikomotorik. Hasil belajar dapat diketahui dengan melakukan penilaian-

penilaian tertentu yang menunjukkan sejauh mana kriteria-kriteria

penilaian telah tercapai. Setelah siswa mengalami pembelajaran disekolah

khususnya pada mata pelajaran PKn, diharapkan siswa mampu

mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk


33

sikap dan perilaku sebagai warga negara yang baik dan memiliki rasa

nasionalisme yang teguh sebagai wujud cinta tanah air.

b. Definisi Operasional

Hasil belajar siswa mata pelajaran PKn adalah skor pemahaman dan

penguasaan pembelajaran yang diperoleh siswa yang diukur dengan tes

hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda dengan lima alternative jawaban

pada sub tema:

1. Dasar negara dan konstitusi

2. Substansi konstitusi negara

3. Pembukaan UUD 1945 NKRI

4. Perkembangan konstitusi Indonesia

c. Kisi-kisi Instrumen

Berdasarkan definisi konseptual dan definisi operasional diatas,

maka berikut adalah kisi-kisi instrumen:

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen
Hasil Belajar PKn
Aspek Yang Diukur
Variabel Sub Konsep/ Indikator Jumlah
C1 C2 C3
Dasar Negara dan Konstitusi 2 2 1 5
Hasil Substansi Konstitusi Negara 2 2 1 5
Belajar Pembukaan UUD 1945 NKRI 2 2 1 5
PKn Perkembangan konstitusi
2 2 1 5
Indonesia
Total 8 8 4 20
34

d. Kalibrasi

1. Validitas

Validitas yang digunakan adalah validitas empirik, yaitu validitas

yang diperoleh berdasarkan hasil uji coba di lapangan. Perhitungan

validitas menggunakan formula Point Biserial yang secara prinsip

merupakan korelasi antara skor butir instrument dengan konsistensi

keseluruhan skor butir instrument.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrument

tersebut layak untuk digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan

data. Uji reliabilitas yang digunakan adalah reliabilitas butir instrument

dengan menggunakan formula Kudher Richarson (KR-20).

G. Teknik Analisa Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil angket

dengan lima skala likert perilaku disiplin, sedangkan untuk variabel gotong

royong diperoleh melalui tes hasil belajar pilihan ganda dengan lima

alternatif jawaban.

2. Teknik Analisa Data

Analisis data dilakukan dengan dua cara, yaitu : analisis deskriptif dan

analisis inferensial.
35

a. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data skor

kuisioner sikap disiplin siswa dengan prestasi belajar mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan di kelas X di MA Al – Idrus

Rangkasbitung Kab. Lebak, berupa mean, median, modus, standar

deviasi, distribusi frekuensi dan histogram.

∑X
1. Mean dengan rumus, X =
n

1
2. Median dengan rumus, Me = b + 2−fb
fm
𝑏1
3. Modus dengan rumus, 𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑝 ( 𝑏1 + 𝑏2 )
𝑏2
4. Standar deviasi dengan rumus, S = √ n ∑ X 2−¿¿ ¿
b. Analisis inferensial

Analisis inferensial digunakan dalam menguji hipotesis penelitian

dengan menggunakan teknik regresi dan korelasi sederhana dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menguji persyaratan analisis statistik parametrik berupa:

a. Uji normalitas menggunakan uji Liliefors

b. Uji homogenitas variabel Y atas X menggunakan statistic

barlette

c. Uji linieritas regresi sederhana menggunakan metode kuadrat

terkecil Y^ = a + bX,
36

2. Untuk menguji signifikasi menggunakan uji F

3. Untuk menghitung koefisien korelasi sederhana menggunakan uji r

dan signifikasinya menggunakan uji t.

H. Hipotesis Statistika Penelitian

H0= ρxy =0

Ha= ρxy >0

Kriteria pengujian:

H0 diterima jika rhitung > rtabel pada taraf nyata (0,05) dengan dk N-2.

Ha diterima jika rhitung < rtabel pada taraf nyata (0,05) dengan dk N-2.
DAFTAR PUSTAKA

Aan Windy sari Setiawati, 2019. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja
Manajerial Di Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak 2014-2018. Lebak.

Daryanto, 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya

Daryanto. 2013. Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya.

Faujiah, 2017. Hubungan antara Disiplin Belajar Dengan Prestasi Belajar PKn
Pada Siswa kelas V SDN Moncobalang II Kec. Barombong Kab. Gowa.

Hamalik, Oemar. 2014. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru
Algensindo.

Kholisna dan Sri Widayati, 2018. Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Terhadap
Prestasi Belajar PPKN Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 13
Wonosegoro.

Moenir. 2010. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Rosyadah. 2013. Hubungan Antara Motivasi Mengikuti Pembelajaran PKN Dengan


Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1 SAJIRA. Depok : STKIP
Arrahmaniyah Depok
.
Sofyan, A. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013.
Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Sugiyono., 2018. Metode Penelitian Bisnis. Edisi 3. Bandung: Alfabeta.

Suharsono dan Ana Retno Ningsih, 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Semarang : CV Widya Karya.

Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja (Edisi Ke 3). Jakarta : Rajawali Pers.

26

Anda mungkin juga menyukai