Anda di halaman 1dari 57

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ( E-LING ) PADA MATA

PELAJARAN PPKn DI MASA PANDEMI DALAM


MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan


Negeri 1 Karawang)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Buana Perjuangan


Karawang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan

Yayu Kartika
17416287205005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2021
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini, Pembimbing proposal penelitian menyatakan bahwa


mahasiswa: Nama : Yayu Kartika
NIM :17416287205005
Program Studi :Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Telah menyelesaikan penulisan proposal
penelitian dengan judul:
“Penerapan Model Pembelajaran ( E-LING) Pada Mata Pelajaran PPKn di
Masa Pandemi Dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa ( Studi
Deskriptif siswa kelas XI di SMKN 1 KARAWANG )”

Dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Yudi Firmansyah, S.Pd., M.Pd. Nadya Putri Saylendra, S.Pd.,


M.Pd
NIK. 416200064 NIK.416200058

Mengetahui
Ketua ProgramStudi,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Yogi Nugraha, S.Pd., M.Pd.


iii

NIK.41620002
iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat , ridho dan hidayah nya sehingga penulis dapat meyelesaikan Proposal
Penelitian ini yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran ( E-LING) Pada
Mata Pelajaran PPKn di Masa Pandemi Dalam Menumbuhkan Motivasi
Belajar Siswa ( Studi Deskriptif siswa kelas XI di SMKN 1 KARAWANG )”
merupakan sebuah penelitian untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti
proposal skripsi.
Proposal skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam
rangka memproleh gelar sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Namun penulisan ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, Oleh karena itu pada
kesemapatan ini saya ucapkan terimakasih terhadap pihak-pihak yang telah
membantu penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung semoga
kebaikan pihak-pihak yang telah membantu mendapatkan balasan yang
terbaik dari Allah Swt.

Karawang, 28 Januari 2021

Penulis
v

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN...............................Error! Bookmark not


defined.
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Identifikasi Masalah..................................................................................3
C. Batasan Masalah........................................................................................3
D. Rumusan Masalah.....................................................................................3
E. Tujuan Penelitian.......................................................................................4
F. Manfaat Penelitian.....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5
A. Pendidikan ..............................................................................................15
B. Model Pembelajaran ..............................................................................16
C. Model Pembelajaran E-learning..............................................................16
D. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan..........................................19
E. Pembelajaran PPKN................................................................................22
F. Masa Pandemi.........................................................................................23
G. Motivasi Belajar......................................................................................24
H. Penelitian yang relevan...........................................................................26
I. Kerangka berpikir....................................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................4
A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................14
B. Desain dan Metode Penelitian.................................................................14
C. Subjek Penelitian.....................................................................................15
D. Teknik Pengumpulan Data......................................................................15
vi

E. Teknis Analisis Data...............................................................................17


DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
vi
i

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.............................................................................................................13
8

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan peran penting bagi setiap orang dalam
menghadapi tantangan yang akan datang di masa depan dengan segala
persaingan. Pendidikan merupakan kedewasaan peserta didik agar dapat
mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam
menjalani kehidupan. Oleh karena itu pendidikan juga dapat jadi penentu
nilai dan kualitas hidup individu, Dilihat dari berapa besar peran
pendidikan dalam kehidupan, Ada baiknya pendidikan di negara ini dapat
lebih di kembangkan secara maksimal dan memberikan berbaggai
manfaat pada setiap individu.
Sebagaimana di kemukakan dalam Undang-Undang No.20 Tahun
2003 tentang System Pendidikan Nasional, dalam pasal 3 tujuan akhir
dari penyelenggaraan pendidikan nasional pada dasarnya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Untuk mencapai tujuan pendidika
diperlukan suatu proses pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas.
Untuk menciptakan pendidikan dan proses pembelajaran yang
berkualitas melihat saat ini teknologi pendidikan sangat berkembang. Hal
ini bisa jadi upaya guru menjadikan teknologi pendidikan sebagai strategi
mengembangkan suatu proses pembelajar. Pada perkembangan saat ini
menuntut di dalam sebuah dunia pendidikan harus mengubah konsep
dalam berpikir. Oleh sebab itu, Media Pembelajaran merupakan
komponen besar dalam dalam faktor pendukung pembelajaran sebagai
sarana atau alat bantu untuk seorang guru dalam proses pembelajaran
untuk penyampaian materi kepada peserta didik. Adanya kemajuan
teknologi dalam membantu proses pemebalajaran memberikan dampak
juga untuk pemilihan dan penggunaaan media pembelajaran yang di
sediakan sekolah dan digunakan oleh guru dalam penyampaian materi.
9

Termasuk dalam pemebelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan yang sudah terencana yaitu untuk mewujudkan
pembentukan diri dalam suatu proses pembelajaran agar lebih aktif potensi
dirinya untuk memiliki pengetahuan. Maka dari itu pemilihan model
pembelajaran dalam Pendididkan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
tidak hanya saja menggunakan metode ceramah harus lebih bisa memilih
metode pembelajaran yang bisa menumbuhkan Motivasi belajar siswa saat
proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegraaan.
Melihat saat ini di Indonesia sedang dihadapi permasalahan yaitu
Pandemi Covid-19 dimana masyarakat di himbau harus di rumah saja.
permasahan ini tidak hanya mempengaruhi sector ekonomi dan social saja
akan tetapi di dalam dunia pendidikan merasakan dampak dari pandemic
covid-19 ini, melihat permasalahan yang terjadi pemerintah memberikan
kebijakan untuk pendidikan yang semula proses pembelajaran dilalukan
dengan tatap muka sekarang beralih proses pembelajaran non tatap muka.
Saat ini pembelajaran non tatap muka dikenal Daring atau E-
learning (E-LING) dimana proses pemebelajaran Daring ini menafaatkan
jaringan internet, berlakukan proses pembelajaran daring yang dikeluarkan
kebijakan pemerintah yang mengharuskan pembelajaran dilakukan dirumah
saja, akan tetapi proses pembelajaran Daring atau Elearning ( E-LING)
salah satu upaya untuk tetap mewujudkan tujuan pendidikan Indonesia
walaupun ditengah Pandemi covid-19 ini. Sistem pembelajaran daring
merupakan penerapan dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, dan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 109 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh.
Pemanfaatan Media pjembelajaran dan Metode pembelajaran secara
online ini harus digunakan dengan secara maksimal oleh guru sampai bisa
menumbuhkan motivasi dalam belajar , Pelaksanaan pembelajaran daring di
masa pandemic belum ditentukan kapan berakhir penerapan pembelajaran
1
0

menggunakan metode E-learning ( E-LING ) ini. Berdasarkan dari latar


belakang masalah di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
seberapa besar hasil penerapan model pembelajaran penulis tertarik untuk
menulis skripsi dengan judul:
”Penerapan Model Pembelajaran ( E-LING) Pada Mata Pelajaran
PPKn di Masa Pandemi Dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
(Studi Deskriptif siswa kelas XI di SMKN 1 KARAWANG).

B. Identifikasi Masalah
Tu naerkait dengan penelitian yang akan dilakukan, penulis
mengidentifikasi permaslahan penelitian yaitu :
1. Menurun nya minat belajar siswa
2. Rendahnya ke aktifan siswa ketika belajar langsung
3. Rendahnya motivasi belajar siswa ketika pembelajaran berlangsung
4. Terbatasnya pembelajaran komunikasi antara guru dan siswa

C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna dan mendalam
maka peneliti memandang permasalahan peneliti perlu dibatasi variabelnya
dan hanya berkaitan dengan Perencanaan penerapan model pembelajaran E-
learning (E-ling) dalam mata pelajaran PPKn untuk menumbuhkan motivasi
belajar siswa di masa Pandemic. Pelaksanaan model pembelajaran E-learning
( E-ling ) dalam mata pelajaran PPKn untuk menumbuhkan motivasi belajar
siswa di masa Pandemic. Penerapan model pembelajaran E-learning ( E-ling )
untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn di
masa Pandemic. Hambatan penerapan model pembelajaran E-learning ( E-
ling ) untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn
di masa Pandemic.
1
1

D. Rumusan Masalah
Untuk menjawab permasalahan sebagaimana identifikasi diatas, maka
penulis merincinya ke dalam beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan penerapan model pembelajaran E-learning
(E-ling) dalam mata pelajaran PPKn untuk menumbuhkan motivasi
belajar siswa di masa Pandemic ?
2. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran E-learning ( E-ling )
dalam mata pelajaran PPKn untuk menumbuhkan motivasi belajar
siswa di masa Pandemic ?
3. Bagaimana hasil penerapan model pembelajaran E-learning ( E-ling )
untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran
PPKn di masa Pandemic ?
4. Apa saja hambatan penerapan model pembelajaran E-learning ( E-
ling ) untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran
PPKn di masa Pandemic ?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetaui:
1. Perencanaan penerapan model pembelajaran E-learning ( E-ling ) dalam
mata pelajaran PPKn untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa di
masa Pandemic ?
2. Pelaksanaan model pembelajaran E-learning ( E-ling ) dalam mata
pelajaran PPKn untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa di masa
Pandemic ?
3. Hasil penerapan model pembelajaran E-learning ( E-ling ) untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn di
masa Pandemic ?
4. Hambatan penerapan model pembelajaran E-learning ( E-ling ) untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn di
masa Pandemic ?
1
2

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan untuk menambah ilmu tentang
pengetahuan dalam menggunakan program E-learning ( E-ling ) dalam
proses pembelajaran PPKn
2. Manfaat Praktis
Manfaat bagi sekolah dengan penelitian ini menjadi bahan
pertimbangan mengambil kebijkan dalam proses pembelajaran
menggunakan program E-learning ( E-ling ) dan siswa lebih termotivasi
dalam belajar .
15

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
sauna belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya dan pendidikan dapat di artikan sebagai
ushaa sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau kemajuan lebih
baik. Secara sederhana pendidikan merupakan proses pembeljaran bagi
peserta didik agar dapat mengerti , paham dan dapat kritis dalam berpikir .
Pendidikan berproses yang berkelanjutan dan tak pertah berkahir sehingga
dapat mengasilkan sosok manusia yang berkualitas di masa depan dan
mengerti akan nilai-nilai budaya serta Pancasila.
2. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan adalah untuk menghilangkan segala sumber
penderitaan raktar dari faktor kebodohan dan ketertinggalan serta fungsi
pendidikan Indonesia bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan yaitu secara luas untuk mencerdaskan serta
mengembangkan pola berpikir perserta didik, Hal ini dalam meningkatkan
pola pikir peserta didik dapat lebih aktif menghadapi kehidupan
bermasyarakat. Adapun beberapa sumber sumber hukum terkait tujuan
pendidikan menurut Undang-Undang No 2. (1985 ) adalah untuk
meningkatkan pola pikir dalam hidup berbangsa dan membentuk masyarakat
yang seutuhnya, yaitu meningkatkan ketakwaan, memiliki ilmu pengetahuan,
memiliki jati diri yang tauladan, jati diri yang aktif, dan bertanggungjawab
terhadap bangsa. Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional, menerangkan tujuan pendidikan yaitu untuk
16

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman


dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika serta norma, memiliki
ilmu pengetahuan, efektif dan efisien, dalam menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

B. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah sarana untuk melakukan sebuah proses
pembelajaran interaksi antara pendidik dan peserta didik, baik dilakukan
interaksi langsung maupun tidak langsung yaitu menggunakan beberapa media.
Banyak model pembelajaran yang bisa menunjang suatu proses pembelajaran.
Berikut ini ada pengertian model pembelajaran menurut Trianto ( 2011:
29) menyatakan bahwa model pemebelajaran adalah salah satu yang dirancang
khusus untuk meunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaraif dan pengetahuan procedural yang tektur dengan baik yang dapat di
ajarkan dengan pola pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah.
Sedangkan menurut Ngalimun (2012: 27) model pembelajaran adalah
suatu rancangan atau pola yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran
dikelas. Artinya Model pembelajaran adalah suatu rancangan yang digunakan
guru untuk melakukan pengajaran di kelas. Adanya model pembelajaran yaitu
dalam proses pebelajaran yang berkaitan dengan pengetahuan baik dari sikap
maupun keterampilan demi terciptanya suatu tujuan pembelajaran.

C. Model Pembelajaran E-Learning (E-LING)


1. Definisi E-Learning
Dalam era global seperti sekarang ini setuju atau tidak harus
berhubungan dengan teknologi khususnya teknologi informasi. Tanpa kita sadari
teknologi tersebut telah mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari, Oleh karena
itu, Salah satu kemajuan teknologi dalam pendidikan adalah model inovasi e-
learning.
Pemanfaatan E-learning ( E-ling ) tidak terlepas dari jasa internet karena
17

teknik pembelajaran yang tersedia di internet sangat lengkap maka dari itu
sangat memudahkan untuk tugas guru saat proses pembelajaran. E-learning ( E-
Ling) dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan apalagi menggunkan
media internet yang bersifat interaktif bisa mendapat sumber informasi di
penjuru dunia dan sangat memungkan media pendidikan akan lebih unggul dari
generasi sebelumnya.
Menurut Siregar dan Nara (2010: 103) Pembelajaran E-learning (E-ling)
atau electronic learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran dengan
menggunakan jasa bantuan perangkat elektronik, khususnya perangkat
komputer. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran eling perlu adanya
pembelajaran yang berkaitan erat dengan elektronik khususnya seperti computer.

Menurut Soekartawi dalam Siregar dan Nara (2010: 104), dalam


perkembanganya komputer dipakai sebagai alat bantu pembelajaran,
karena itu dikenal dengan istilah computer based learning (CBL) atau
computer assited learning (CAL). Ketika pertama-tama komputer mulai
diperkenalkan, khususnya dipembelajaran, maka ia menjadi populer
dikalangan anak didik. Bisa dimengerti sebagai variasi teknik mengajar
bisa dikelompokan menjadi dua, yaitu tecnhology-based learning, dan
tecnhology-based web-learning.

Soekartawi (2004) mecatat bahwa jumlah manfaat dan kelebihan


pendekatan e-learning yang dapat diraskan oleh para pembelajar, naun sejumlah
kelemahan juga ditemukan antara lain:
a. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan dengan siswa itu
sendiri
b. Adanya kecenderungan mengutamakan aspek bisnis dan mengabaikan aspek
sosial
c. Proses pemebelajaran lebih cenderung ke arah pelatihan
d. Siswa yang tidak mempunyai motivasi yang tinggi cenderung gagal
e. Tidak semua tempat dan siswa memiliki internet
Menurut Yuhetty dalam Siregar dan Nara (2010: 104). Berdasarkan penelitian
18

dan pengalaman yang telah dilakukan dibanyak negara maju, pendayagunaan


program pembelajara e-ling untuk pendidikan bisa dilakukan dalam tiga,
program-program internet tersebut, yaitu sebagai berikut.
a. Web course. Penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran dimana
seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dan ujian
sepenuhnya disampaikan melalui intenet. Hubungan atau komunikasi antara
guru dan siswa dapat dilakukan setiap saat (baik secara asynchronous). Proses
pembelajaran sepenuhnya dilakukan melalui penggunaan internet seperti e-
mail,chatrooms,bulletin board dan online conference.
b. Web centric. Sebagaian besar bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan,
latihan disampaikan memlalui internet, sedangkan ujian dan sebagaian
konsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka. Persentase tatap
muka tetap lebih kecil dibandingkan persentase proses belajar melalui
internet.

c. Web enhanced course. Pemanfaatan internet menunjang peningkatan kualitas


pembelajaran dikelas. Web enhanced course dikenal juga dengan nama web
lite course karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka dikelas .
2. Kelebihan dan Kekurangan E-learning ( E-ling )
a. Kelebihan E-learning (E-Ling)
Menurut Tambunan (2012: 17) kelebihan model pembelajaran e-
learning ialah sebagai berikut :
1) Adanya fasilitas yang disebut E-Moderating yang dimana pengajar
dan siswa dapat saling berkomunikasi dengan mudah dan cepat.
2) Bahan-bahan pembelajaran dapat di riview kapanpun dimanapun
selama ada akses internet.
3) Bahan pembelajaran yang sudah terjadwalkan dengan baik melalui
internet bisa diakses kapanpun jika diperlukan.
4) Dapat berdiskusi kapapun melalui forum antara pengajar dan siswa.
5) Siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran
Sedangkan Kelebihan model pembelajaran e-learning menurut
Siregar dan Nara (2010: 105) ialah :
19

1) Memperoleh sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum.


2) Menyelenggarakan diskusi antara guru dan siswa, siswa dengan
siswa lain melalui form diskusi
3) Menerima atau mengirim informasi melalui milis
4) Mendownload materi pelajaran yang diperlukan
5) Mengakses sumber belajar dimana saja dan kapan saja.
b. Kekurangan E-learning (E-ling)
Menurut Tambunan (2012: 17) kekurangan model pembelajaran e-
learning ialah sebagai berikut :
1) Interaksi secara langsung antara pengajar dan siswa akan berkurang.
2) Proses pembelajaran akan cenderung mengarah kepada pelatihan
bukan mengarah pada pendidikan.
3) Siswa tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi akan mengalami
kegagalan saat pembelajaran.

D. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)


1. Pengertian Pedidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Pengertian Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan menurut Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah adalah mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga
negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan
oleh Pancasila dan UUD 1945.
Kemudian menurut Azis Wahab (Cholisin, 2000:18) menyatakan bahwa
PPKn ialah media pengajaran yang meng-Indonesiakan para siswa secara
sadar, cerdas, dan penuh tanggung jawab. Karena itu, program PPKn
memuat konsep-konsep umum ketatanegaraan, politik dan hukum negara,
serta teori umum yang lain yang cocok dengan target tersebut.

2. Tujuan PPKn
20

Tujuan dari Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan diatur dalam


Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Tujuannya adalah agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
serta anti-korupsi.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut Pendidikan Kewarganegaraan
memiliki komponen-komponen yaitu pengetahuan kewarganegaraan
(civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skill), dan
karakter kewarganegaraan (civic disposition) yang masing-masing
memiliki unsur. Unsur-unsur dari ketiga komponen tersebut dapat dilihat
dalam Berdasarkan pemaparan di atas dapat dikemukakan tujuan
Pendidikan Kewaranegaran dapat diartikan sebagai mata pelajaran yang
fokus pada pembentukan warga negara yang memiliki keterampilan
intelektual, ketrampilan berpartisipasi dalam setiap kegiatan
kewarganegaraan dan memiliki karakter kewarganegaraan yang kuat
sehingga menjadikan warga negara yang cerdas dan berkarakter.

3. Ruang Lingkup PPKn


21

Ruang lingkup Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan diatur


dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Ruang Lingkup mata pelajaran PKn
untuk pendidikan dasar dan menengah secara umum meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,
sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
partisipasi dalam pembelaan negara, 14 sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan
peradilan internasional.
c. Hak Asasi Manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional
HAM, pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan warga negara, meliputi hidup gotong royong, harga diri
sebagai masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,
persamaan kedudukan warga negara.
e. Konstitusi negara, meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.
f. Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan
sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

E. Pembelajaran PPKn
22

Menurut Pasal 1 ayat 19 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.


20 Tahun 2003 dalam Nurmalawati (2019: 11) mata pelajaran PPKn ditata ulang
dengan rincian sebagai berikut :
1. Mengubah nama mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
menajdi Pendikakan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
2. Menempatkan mata pelajaran PPKn sebagai bagian utuh dari kelompok
mata pelajaran yang memiliki misi pengokohan kebangsaan.
3. Mengorganisasikan SK-KD dan indikator PPKn secara nasional dengan
memperkuat nilai dan moral Pancasila; nilai dan norma UUD NRI Tahun
1945; nilai dan semangat Bhineka Tunggal Ika; serta wawasan dan
komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Memantapkan pengembangan peserta didik dalam dimensin: (a)
pengetahuan kewarganegaraan; (b) sikap kewarganegaraan; (c) keterampilan
kewarganegaraan; (d) keteguhan kewarganegaraan; (e)komitmen
kewarganegaraan; dan (f) kompetensi kewarganegaraan.
5. Mengembangkan dan menerapkan berbagai model pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik PPKn yang berorientasi pada pengembangan
karakter peserta didik sebagai warganegara yang cerdas dan baik secara
utuh. Mengembangkan dan menerapkan berbagai model penilian proses
pembelajararan dan hasil belajar PPKn .
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PPKn merupakan mata pelajaran
yang sangat perlu mengorganisasikan SK-KD, memantapkan pengempangan
pada siswa, serta harus mampu pula mengembangkan model pembelajaran.

F. Masa Pandemi
Masa Pandemi Covid-19 yaitu dimana terjadi suatu penyakit yang
23

menyerang banyak korban serempak diberbagai negara, Sementara dalam kasus


ini Covid-19 menurut badan kesehatan WHO menetapkan seluruh dunia
berpontensi terkena infeksi penyakit Covid-19. Direktut WHO Tedros Adhanom
Ghebreyesus saat itu mnyebutkan bahwa penyakit itu tidak lagi sekedar krisis
kesehatan public, melainkan krisis yang menyentuh seluruh aspek kemanusian.
Karena itu setiap individu harus ikut menghentikan penyebaran virus ini,
pandemic ini terjadi diberbagai belahan dunia dan periode waktu tertentu selalu
menimbukan korban jiwa yang besar. Oleh karena itu kita harus ekstra waspada
dan tidak boleh menggap remeh pandemic ini.
Menurut Ayuni (2021: 1) Pandemi covid-19 sangat berpengaruh besar
akan kegiatan belajar mengajar, hal ini disebabkan karena saat ini
memberikan dampak dalam bidang apapun termasuk pendidikan. Salah
satu contohnya dalam bidang pendidikan anak usia dini yang
mengharuskan guru untuk melakukan pembelajaran daring. Hal tersebut
sangat dipengaruhi oleh fasilitas yang kurang memadai dari pihak guru
dan orangtua dan masih adanya anggapan bahwa pembelajaran daring ini
sulit dilakukan.
Menurut Wardani dan Ayriza (2021: 1). Pandemic covid-19 merupakan hal
yang sangat memberikan banyak pengaruh, tentunya dalam dunia
pendidikan. Karena dengan adanya kebijakan pemerintah untuk belajar
dirumah secara daring, maka peran yang biasanya dilaksanakan oleh
satuan pendidikan, sekarang telah berganti fungsi di satuan keluarga.
Artinya saat ini rumah menjadi pusat kegiatan bagi semua anggota
keluarga.
Berdasarkan pernyataan diatas, hal tersebut bisa jadi berdampak positif,
karena pusat kegiatan kembali keasalnya, yaitu rumah. Akan tetapi jika semua
kegiatan hanya dilakukan dirumah saja, hal juga akan bisa menimbulkan
Psikosomatis, yaitu gangguan fisik yang disebabkan oleh faktor kejiwaan dan
tumpukan emosi yang dapat menimbulkan guncangan dalam diri seseorang
dimasyarakat, seperti kecemasan, stress, lingkungan sosial yang banyak
mempengaruhi pikiran negatif, seperti karena berita hoax dan lain sebagainnya.

G. Motivasi Belajar
1. Definisi Motivasi Belajar
24

Menurut Siregar dan Nara (2010: 49) Motivasi belajar berasal dari
bahasa latin ‘’mover” yang berarti menggeraakan, berdasarkan pengertian ini,
maka motivasi menjadi berkembang. Wlodkowski (1985) menjelasjakn
motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan
perilaku tertentu, dan yang memberi arah serta ketahanan (persistence) pada
tingkah laku tersebut.
Pengertian ini jelas bernafaskan behaviorisme. Sedangkan Imron (1996)
mejelaskan, bahwa motivasi berasal dari bahasa inggris motivation, yang
berarti dorongan pengalasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate
yang berarti mendorong, menyebabkan, dan merangsang. Motive sendiri
berarti alasan, sebab daya penggerak (Echols,1984 dalam Imron,1996). Motif
adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan
(Surabaya,1984).
Menurut Wina Sanjaya (2010: 249) mengatakan bahwa proses
pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat
penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh
kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi
untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengarahkan segala
kemampuannya. Dalam proses pembelajaran tradisional yang menggunakan
pendekatan ekspositori kadang-kadang unsur motivasi terlupakan oleh guru.
Guru seakan-akan memaksakan siswa menerima materi yang
disampaikannya.
Keadaan ini tidak menguntungkan karena siswa tidak dapat belajar
secara optimal yang tentunya pencapaian hasil belajar juga tidak optimal.
Pandangan moderen tentang proses pembelajaran menempatkan motivasi
sebagai salah satu aspek penting dalam membangkitkan motivasi belajar
siswa. Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri
seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna
mencapai tujuan.
Menurut Mc Donald dalam Kompri (2016:229) motivasi adalah suatu
25

perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya


afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan demikian
munculnya motivasi ditandai dengan adanya perubahan energi dalam diri
seseorang yang dapat disadari atau tidak.
Menurut Woodwort (1995) dalam Wina Sanjaya (2010:250) bahwa suatu
motive adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian motivasi adalah
dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada
pencapaian suatu tujuan tertentu. Perilaku atau tindakan yang ditunjukkan
seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantung dari
motive yang dimiliknya.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arden (1957) dalam Wina Sanjaya
(2010:250) bahwa kuat lemahnya atau semangat tidaknya usaha yang
dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan akan ditentukan oleh kuat
lemahnya motive yang dimiliki orang tersebut.
Kata motif diartikan sebagai daya penggerak dari dalam subjek untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal

dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak

yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama

bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak.

Mc.Donald menyatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam

diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Miru, 2009). Motivasi ditandai

dengan munculnya perasaan dan afeksi seseorang, artinya motivasi relevan

dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat

menentukan tingkah laku manusia. Karena motivasi merupakan respon dari

suatu aksi, motivasi akan terangsang dengan adanya tujuan (Purwanto R. ,

2011). Perlunya motivasi dalam kegiatan pembelajaran untuk mendorong

kemauan dan daya penggerak pada siswa akan kebutuhan belajar. Dengan
26

adanya motivasi siswa akan mampu mengikuti kegiatan pembelajaran dari

awal. Sehingga apa yang sudah dipelajari oleh siswa akan lebih mudah

diserap dan dipelajari.

2. Indikator Motivasi Belajar


Schwtzgebel dan kalb menjelaskan yang dikutip oleh Setyowati (2007),
Bahwa seseorang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dapat dilihat
dari indikator-indikator sebagai begrikut:
a. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas
hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib, kebutuhan.
b. Memilih tujuan yang ralistis, tetapi menentang dari tujuan yang terlalu
mudah dicapai atau terlalu besar resikonya.
c. Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik
dengan segara dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil
pekerjaannya.
d. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.
e. Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang
lebih baik.
f. Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status atau keuntungan
lainnya, ia akan mencarinya apabila hal-hal tersebut merupakan lambang
prestasi atau suatu ukuran keberhasilan.

H. Penelitian yang Relevan


1. Hasil Penelitian Nita N. Nurmalawati (2019). Yang berjudul “Penerapan
Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Dalam
Pembelajaran PPKn”. Penelitian ini menunjukan bahwa untuk mengetahui
hasil dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Studen
Team Achievemnt Division (STAD) dalam pembelajaran PPKn, ketika
setelah diteliti, ternyata membawa pengaruh yang cukup besar, ketika proses
kegiatan belajar mengajar pun dengan diteapkannya model ini dapat berjalan
dengan sangat baik di kelas IX SMPN 2 Telukjambe Timur. Hal tersebut
27

dapat dilihat dari comtohnya dalam hal perencanaan, ketika guru akan
memamparkan materi kepada siswa dan proses kegiatan belajar mengajar
berlamgsung, guru akan memparkan materi kepada siswa dan proses
kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru tidak terlalu kesulitan dalam
mengelola kelas, sehingga dalam pelaksanaannya pun berlangsung sangat
kondusif, komunikasi guru dan siswa berjalan dengan baik, siswa yang pasif
berubah menjadi aktif, bahkan siswa saling berlomba mengeluarkan
pendapat satu sama lain, sehingga di dapat hasil pembelajaran yang baik,
kreatif serta menyenangkan.
2. Hasil Penelitian Lusiana Rahmatiani (2012). Yang berjudul “Pengaruh
Pembelajaran Kooperatif Metode Student Team Achievemnt Division
(STAD) dengan Peningkatan Pemahaman pada Mata pelajaran PKn di
SMAN 1 Cisarua. Penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajarn
koopratif tipe student achievement division memberi pengaruh yang cukup
besar terhadap peningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn di
SMAN 1 Cisarua, hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yang
diperoleh pada nilai pre-test 1809 dan ketika siswa telah menggunakan
metode STAD yaitu post-test dengan jumlah nilai 2026 dari 24 siswa pada
saat test, serta sebelum diterapkannya metode STAD 58% memproleh nilai
dibawah KKM (78), sedangkan ketika diterapkannya metode STAD pada
mata pelajaran PKn, yang memperoleh nilai dibawah KKM berkurang
sebanyak 29%.
3. Hasil Penelitian Erwin Susanto (2015). Yang berjudul Pengaruh
pembelajaran, Habituasi dan Ekstrakulikuler Terhadap Pengembangan Civic
Disposition Siswa SMA Negeri se-Kota Bandar Lampung. Penelitian ini
menunjukan bahwa pembelajaran PKn berpengaruh positif signifikan
terhadap pengembangan civic dispositions siswa SMA Negri se-Kota Bandar
Lampung. Ekstrakulikuler berpengaruh positif signifikan terhadap
pengembangan civic dispositions siswa SMA Negeri se-Kota Bandar
Lampung. Kegiatan ekstrakulikuler yang dilakukan siswa bertujuan agar
siswa dapat mengembangkan kepribadian dan kemapuan siswa berbagai
28

bidang akademik.
4. Hasil Penelitian Desta Putra Wijaya (2015). Yang berjudul Implementasi
E-learning di SMPN 10 Yogyakarta. Penelitian ini menunjukan bahwa (1)
kebijakan melatarbelakangi E-learning berhasil dari kebijakan Renstra
Tahun 2005-2009, Renstra Tahun 2010-2014, Rencana pembangunan jangka
panjang (RPJP) Tahun 2005-2025 DEPDIKNAS, Serta Penerapan
Kurikulum 2013. (2) Pelaksanaan E-learning dari segi Sumber Daya
Manusia (SDM) masih minim penggunaan pembelajaran e-learning,
pembelajaran dari segi Materi/Bahan Ajar segi Infakstruktur sudah baik
dilihat dari segi hardware dan software yang dimiliki sekolah. (2)
Pelaksanaan implementasi e-learning belum berjalan baik karena masih
terhambat permasalahan yang berarti sehingga implementasi tersebut maih
terkendala. (4). Faktor pendorong Implementasi e-learning : motivasi dalam
penggunaan dan pengaplikasian internet sangat besar, baik dari kepala
sekolah, guru, maupun siswa, sarana prasana yang dimiliki sudah cukup
untuk penerapan e-learning. Faktor Penghambat: terbatasnya kemampuan
guru dalam mengaplikasikan pembelajaran e-learning disekolah. Sebelum
adanya website e-learning, dan kesadaran semua pihak dalam pentingnya
pembelajaran e-learning dalam menunjukan pendidikan di sekolah masih
sedikit.

I. Kerangka Berpikir
Pembelajaran PPKn biasanya dilakukan dengan metode ceramah, tanya
jawab, dan penugasan baik secara individu maupun kelompok. Pembelajaran
PPKn tersebut dicap oleh peserta didik pembelajaran yang bersifat
membosankan, tidak menarik, dan menyebabkan siswa mengantuk, tidak
berminat untuk aktif dalam proses pembelajaran. Siswa menjadi pasif, malas
bertanya, malas mengerjakan tugas, dan malas mendengarkan penjelsan guru.
Penugasan untuk dikerjakan dirumah banyak yang tidak diselesaikan sendiri.
Selama proses pembelajaran siswa lebih banyak pasif, kondisi tersebut
menunjukan siswa kurang minat dalam mengikuti pembelajaran PPKn. Oleh
29

karena itu diperlukan perubahan prosespembelajaran untuk lebih meningkatan


minat siswa dan mengurangi keengganan siswa dalam belajar PPKn.
Pembelajaran PPKn dapat dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif . Proses ini lebih menyenangkan dan lebih menarik
minat siswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran, saling mengajarkan
pasangan kelompok menentukan nilai kelompok. Siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran, mendiskusikan materi dengan pasangan, berlatih mengerjakan
soal, dan membuat laporan.
` Pada akhirnya hal tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar PPKn.
Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka berpikir dalam penelitian tindakan
kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Rendahnya Motivasi Belajar siswa

GURU PPKn

Penerapan E-learning (E-ling)

Pembelajaran PPKn

Motivasi Belajar Siswa

Merujuk pada tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya guru
PPKn sebagai teacher center peserta didik ketika kegiatan pembelajaran PPKn
berlangsung, diharapkan mampu mengubah rendahnya motivasi belajar pada siswa,
menjadi meningkat dengan diterapkannya model pembelajaran e-learning.
30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif sedangkan jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini studi
deskriptif.
Pendekatan kualitatif menurut Sugiyono (2018: 318) ialah data diperoleh
dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
bermacam-macam (triangulasi), dan dan dilakukan secara terus menurus
sampai datanya jenuh.
Sedangkan jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi deskriptif. Hal tersebut karena penelitian ini bersifat analisis deskriptif
yakni berupa kata-kata tertulis atau lisan dari pelaku yang di amati terutama
terkait dengan pelaksanaan Model Pembelajaran (E-ling) Pada Mata
Pelajaran PPKn di Masa Pandemi dalam menumbuhkan Motivasi belajar
siswa.
Dalam hal analisis dan kualititif, Bodgan menyatakan bahwa Analisis
data adalah proses mencari dan menyusun cara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat
mudah dipahami, dan temuanya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke
31

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana


yang penting dan yang akan dipejari, dan membuat kesimpulan yang dapat
diceritakan kepada orang lain.
Pendekatan kualitatif bersifat induktif, yang suatu analisi berdasarkan
data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.
Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjtnya
dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat
disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data
yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi,
ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi
teori.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dapat dikemukakan disini bahwa,
analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan, data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit , melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Sehubungan dengan hal tersebut penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana perencanaan strip hasil model pembelajaran E-LING
pada Mata pelajaran PPKn di Masa Pandemi dalam menumbuhkan Motivasi
Belajar Siswa kelas XI di SMKN 1 Karawang.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Karawang,
berlokasi di Jl. Pangkal Perjuangan, RT.05/RW.04, Tanjungpura, Kec.
Karawang Barat, Jawa Barat 41316.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan pada tanggal 1 Febuari sampai dengan 5
April bersama siswa-siswi kelas XI SMKN 1 Karawang, serta guru
32

SMKN 1 Karawang.

C. Subjek Penelitian
Subjek dan objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan
tujuan tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif.
Maka subjek penelitian yang akan diteliti oleh peneliti yakni :
1. 10 orang siswa kelas XI SMKN 1 Karawang
2. 10 0rang guru PPKn
3. 1 orang Wakasek Kurukulum SMKN 1 Karawang
Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini ialah mengenai model
pembelajaran E-LING pada mata pelajaran PPKn di Masa Pandemi dalam
menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa kelas XI di SMKN 1 Karawang.

D. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini, diliakukan disaat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Pada saat wawancara, penelitian sudah melakukan analisis terhadap jawaban
yang diwawancarai.
Miles and huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga data nya sudah jenuh. Aktivitas dalam
analisis data, yaitu data reduaction, data display, dan conclusion drawing
(verification).
1. Data Collection (Pengumpulan Data)
Dalam dalam ini penelitian kualitatif pengumpulan data dengan
observasi, wawancara, mendalam, dan dokumentasi atau gabungan
kegiatan nya (triangulasi).
Pengumpulan data dilakukan berhari-hari, mungkin berbulan,
sehingga data yang diperoleh akan banyak, Pada tahap awal peneliti
melakukan penjajahan secar umum terhadap situasi sosial/obyek yang
diteliti semua yang dilihat dan di dengar direkam semua. Dengan
33

demikian peneliti akan memproleh data yang sangat banyak dan sangat
bervariasi.
2. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan, keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi.
Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat
mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli.
Melalui diskusi iti, maka wawasan peneliti akan berkembang,
sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan
pengembangan teori yang signifikan
3. Data Display (Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan “the
most frequent form of display data for qualitative research data in the
past has been narrative tex”. Yang paling sering digunakan dalam
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif.

E. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2012: 63) menyatakan bahwa secara umum
terdapat 4 macam teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara,
dokumentasi, dan triangulasi. Pada penelitian kali ini, peneliti
menggunakan teknik triangulasi data yaitu dengan menggabungkan 3
teknik pengumpulan data (observasi, wawancara dan dokumentasi).
1. Observasi
Pada penelitian ini, teknik observasi yang digunakan adalah
observasi terus terang atau tersamar. Menurut Sugiyono (2012: 66)
peneliti dalam pengumpulan data menyatakan terus terang kepada
sumber data, bahwa peneliti sedang melakukan penelitian. Sehingga
sejak awal subjek yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir
34

tentang aktivitas peneliti.


Adapun indikator yang diamati dari setiap proses observasi yang
dilakukan di SMKN 1 Karawang, yaitu mengenai “Penerapan Model
Pembelajaran (E-LING) Pada Mata Pelajaran PPKn di Masa
Pandemi
35

Dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa di SMKN 1


Karawang. Melalui Proses pembelajaran dapat dilihat respon peserta
terdidik terhahap penerapan model pembelajaran ( E-ling ) saat
proses pembelajaran.
2. Wawancara
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam
berupa wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur
menurut Sugiyono (2012: 73-74) di dalam pelaksanaannya lebih
bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari
waancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka , dimana pihak yang di ajak wawancara yaitu kepada guru
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Smkn
1 Karawang.
3. Dokumentasi
Dokumtasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Hasil penelitian juga akan semakin jelas
apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni
yang telah ada. Untuk menunjang pengumpulan data dokumentasi,
subjek menggunakan alat bantu berupa kamera untuk memudahkan
peneliti dalam mengumpulkan beberapa dokumentasi , dan
mengumpulkan beberapa data baik secara dokumen tertulis atau
tidak turtulis berupa gambar yang berada di SMKN 1 Karawang.
4. Triangulasi
Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan
informasi atau data dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian
kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan
dokumentasi. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal
dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa
menggunakan metode wawancara dan obervasi atau pengamatan
36

untuk mengecek kebenarannya.

F. Teknis Analisis Data


Dalam penelitian kualitatif data diproleh dari berbagai sumber,
dengan menggunakan teknik pengumpualan data yang bermacam-
macam (Triangulasi), dana dilakukan secara terus menerus samapai data
nya jenuh. Dalam Hal ini analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan
bahwa :
‘’Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lain, sehingga dapat mudah di pahami dan temuannya dapat di
informasikan kepada orang lain.’’
Analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian,
karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh
peneliti. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui
hasil observasi, wawancara, studi literatur dan dokumentasi dilapangan
untuk selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga
kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi Miles dan Huberman
(1992) dalam Sugiyono (2015.246). Analisis data kualitatif merupakan
upaya yang berlanjut, berulang dan menerus, Masalah reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan merupakan rangkaian
kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Secara umum teknik
Analisis data dalam penelitian ini mencakup 3 tahap menurut
Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2015.247)
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk
mereduksi dan merangkum hasil-hasil penelitian dengan
menitikberatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti.
Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap
37

data yang telah terkumpul sehingga data yang direduksi memberikan


gambaran lebih rinci.

2. Display data
Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah
tersusun secara terperinci untuk memberikan gambaran penelitian
secara utuh. Data yang terkumpul secara terperinci dan menyeluruh
selanjutnya dicari pola hubungannya untuk mengambil kesimpulan
yang tepat. Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk uraian
atau laporan sesuai dengan hasil penelitian diperoleh.
3. Kesimpulan (verifikasi)
Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian
untuk memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses
pengolahan data dimulai dengan penataan data lapangan (data
mentah), kemudian direduksi dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi
data. Demikian prosedur pengolahan data dan yang dilakukan penulis
dalam melakukan penelitian ini, dengan tahap-tahap ini diharapkan
peneliti yang dilakukan penulis dapat memperoleh data yang
memenuhi kriteria keabsahan suatu penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Paparan Tempat Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMKN 1 Karawang


SMK Negeri 1 Karawang (STM Negeri 1 Karawang) didirikan pada tanggal03
Agustus 1965 berdasarkan SK.Pendirian No.92/DIRPT/BI/65 yang ditandatangani oleh
Menteri Pendidikan Nasional. SMK Negeri 1 Karawang menjadi salah satu SMK
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) Indonesia Vocational Education
Strengthening (INVEST) dengan dasar Surat Keputusan Direktur Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor :
10/C/KEP/MN/2009 tentang Penetapan 90 (Sembilan Puluh) SMK sebagai Target dan
Sasaran Pengembangan SMK-SBI Melalui Proyek Indonesia Vocational Education
Strengthening (INVEST).
Visi dan Misi SMK Negeri 1 Karawang

a. Visi:
Terwujudnya Lembaga Pendidikan dan Pelatihan bertaraf Internasional yang
menghasilkan lulusan kreatif, inovatif dan profesional serta berdaya
saing tinggi berlandaskan iman dan taqwa.
b. Misi :
1. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015;
2. Melaksanakan proses pembelajaran berkarakter, berbasis teks,
teknologi informasi dan komunikasi berwawasan lingkungan dan
berkeunggulan local serta menjadi SMK Rujukan ditingkat Provinsi
dan Nasional;
3. Menerapkan pendidikan dan pelatihan dengan sistem Production
Base Training (PBT) yang memiliki daya jual;
4. Menerapkan pendidikan dan pelatihan berbasis teaching factory
bekerjasama dengan DU/DI;
5. Melaksanakan pembelajaran bahasa asing yang berkualitas untuk
menghadapi era globalisasi;
6. Melaksanakan pembelajaran jarak jauh yang berkualitas untuk
menghadapi era globalisasi;
7. Meningkatkan kerjasama industry/ instansi melalui nota
kesepahaman;
8. Meningkatkan proses sertifikasi kompetensi siswa di TUK yang
sudah terlisensi;
9. Melaksanakan peningkatan SDM dengan mengikuti sertifikasi
kompetensi teknis sesuai kompetensi yang diampunya;
10. Meningkatkan prestasi siswa dibidang akademis melalui LKS dan
Olimpiade ditingkat Provinsi dan Nasional serta Internasional.
11. Meningkatkan prestasi siswa dibidang akademis melalui program
peningkatan nilai UN secara berkelanjutan;
12. Kompetensi keahlian menghasilkan karya kreatif dan inovatif.

c. Keadaan Fisik SMK Negeri 1 Karawang


Secara umum, SMK Negeri 1 Karawang memiliki gedung sekolah
permanen. Fasilitas yang dimiliki SMK Negeri 1 Karawang dapat dikatakan
baik dan layak untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Adapun
fasilitas atau sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri 1 Karawang
adalah sebagai berikut:
a. Ruang Kelas
Ruang kelas yang ada di layak digunakan untuk kegiatan Belajar
Mengajar ( KBM) bagi siswa maupun guru . Adanya fasilitas yang
menunjang kegiatan kegiatan belajar mengajar seperti meja, kursi , papan
tulis, penghapus, LCD / Proyektor, alat kebersihan , tempat sampah ,
dan meja kursi guru berada didepan kelas dan tertata dengan rapih. SMK
Negeri 1 Karawang memiliki beberapa kelas yang digunakan untuk
proses belajar mengajar , jumlah yang disediakan berjumlah 73 ruangan
kelas. Dengan pembagian sebagai berikut :
1. Kelas X ada 24 ruangan kelas dengan rincian kelas X DPIB 1,2
dan 3, kelas X RPL 3 Kelas, kelas X TBSM 2 Kelas, Kelas X TEI
3 Kelas, Kelas X TITL 2 Kelas, Kelas X TKJ 3 Kelas, Kelas X
TFLM 1 kelas , Kelas X TKRO 2 kelas, Kelas X TP 2 kelas,
Kelas X TPGM 1 kelas, dan Kelas X TPL 2 kelas.
2. Kelas XI ada 24 ruang kelas dengan rincian kelas XI DPIB 2
kelas, kelas XI RPL 2 kelas, kelas XI TBSM 2 kelas, XI TEI 2
kelas, Kelas XI TITL 3 kelas, Kelas X TKJ 3 kelas, Kelas XI
TFLM 2 kelas, Kelas XI TKRO 2 kelas, Kelas XI TP 3 kelas,
Kelas XI TPGM 1 kelas, dan Kelas X1 TPL 2 kelas.
3. Kelas XII ada 24 ruang kelas dengan rincian kelas XII DPIB 2
kelas, kelas XII RPL 2 kelas, kelas XI TBSM 2 kelas, XII TEI 3
kelas, Kelas XII TITL 2 kelas, Kelas XII TKJ 3 kelas, Kelas XII
TFLM 1 kelas, Kelas XII TKRO 2 kelas, Kelas XII TP 3 kelas,
Kelas XII TPGM 2 kelas, dan Kelas X1I TPL 2 kelas.
4. Kelas XIII TPLM 1 Kelas.
b. Ruang Kepala Sekolah
Ruang ini digunakan untuk konsultasi antara Kepala Sekolah
dengan guru dan karyawan, serta digunakan untuk menerima tamu.
c. Ruang Guru
Untuk menunjang kenyamanan dalam bekerja secara propesional,
guru-guru yang ada di SMK Negeri 1 Karawang mendapatkan tempat
yang cukup nyaman untuk bekerja setiap guru memiliki meja & kursi
sendiri.
d. Ruang BK
Ruangan ini Merupakan salah satu wadah yang digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah pribadi, menggali potensi yang ada
dan dapat dikembangkan oleh peserta didik.
e. Ruang TU
Ruangan ini terletak disamping ruang kepala sekolah, merupakan
ruang kerja TU berfungsi sebagai pusat administrasi sekolah. Sebagai
ruang administrasi sekolah luasnya memadai dan fasilitas yang tedapat
pada ruang TU meliputi. Printer , rak , meja & kursi.
f. Ruang Perpustakaan
Ruangan ini bareda disebelah selatan berdekatan dengan ruang
UKS SMK Negeri 1 Karawang ruangan perpustakan ini memiliki banyak
rak untuk menyimpan buku-buku pembelajaran yang ada diperpustakaan.
Ruangan yang nyaman untuk siswa belajar di perpustakaan sekolah,
buku-buku yang ada diperpustakaan bukan hanya buku tentang pelajaran
saja tetapi ada juga novel.
g. Ruang UKS
Ruangan ini berada berdekatan dengan ruang perpustakaan SMK Negeri 1
Karawang luas. Bermanfaat apabila ada siswa yang sakit.
h. Ruang Laboratorium Komputer
Komputer dalam ruangan ini cukup banyak sehingga
memudahkan siswa saat KBM berjalan.
i. Masjid
Tempat ibadah di SMK Negeri 1 Karawang menyediakan 1
tempat ibadah (Mesjid) untuk umum, laki-laki dan untuk perempuan.
j. Koperasi
Koperasi ini terletak disebelah ruang Kesiswaan. Koperasi siswa
ini menyediakan berbagai perlengkapan sekolah serta makanan ringan.
k. Kantin
SMK Negeri 1 Karawang yang berada di pojok sebelah Barat
memiliki banyak sekali kantin.
l. Kamar Mandi
SMK Negeri 1 Karawang memiliki banyak kamar mandi.
m. Tempat Parkir
Terdapat beberapa tempat parkir SMK Negeri 1 Karawang, yaitu
tempat parkir kendaraan guru dan tempat parker siswa.
n. Lapangan Sekolah
SMK Negeri 1 Karawang memiliki Lapangan yang luas dan multi
fungsi bisa digunakan untuk Upacara, Bermain Basket, volly, futsal dll.
d. Keadaan Siswa
Siswa SMK Negeri 1 Karawang berasal dari berbagai kalangan
masyarakat, baik yang berasal dari Kabupaten Karawang, maupun dari luar
Kabupaten Karawang.

e. Jumlah Siswa

Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Tota
Tingkat Pendidikan L P
l
Tingkat 10 569 291 860
Tingkat 11 613 229 842
Tingkat 12 590 237 827
Tingkat 13 30 5 35
1.80 2.56
Total 2 762 4

Tabel 1.1
Keterangan:
L : Laki-Laki P : Perempuan

1. Jumlah Guru dan Pegawai

Jenis
No Kelamin Jumlah
1 Guru 129
2 Pegawai 41
Total 170

Tabel 1.2
2. Jumlah Tata Usaha (TU) Penjaga Sekolah

Jenis
No Kelamin Jumlah
1 Laki - Laki 32
2 Perempuan 9
Total 41
3. Daftar Nama Guru SMK Negeri 1 Karawang

NO NAMA GURU MAPEL


Drs. Maman Kosman, Pendidikan Agama Islam dan Budi
001
M.M. Pekerti
Pendidikan Agama Islam dan Budi
002 Dra. Hj. Marpuah
Pekerti
Mochamad Nuryanto, Pendidikan Agama Islam dan Budi
003
S.Pd.I. Pekerti
Asep Saeful Rohman, Pendidikan Agama Islam dan Budi
004
S.Ag, M.Pd Pekerti
Maolana Nopiansyah, Pendidikan Agama Islam dan Budi
005
S.Ud, M.Pd Pekerti
Pendidikan Agama Islam dan Budi
006 Laela Apri Liani, S.Pd.I.
Pekerti
Pend. Pancasila dan
007 Supartika, S.Pd
Kewarganegaraan
Pend. Pancasila dan
008 Dedeh, S.Pd
Kewarganegaraan
Pend. Pancasila dan
009 Dewi Lestari Nengsih, S.IP Kewarganegaraan & Sejarah
Indonesia
Pend. Pancasila dan
010 Vanny Tri Oktaviani, S.Pd
Kewarganegaraan
Tessa Putri Chandra Pend. Pancasila dan
011
Julianti, S.Pd Kewarganegaraan
Drs. Agus Rukmawan,
012 Bahasa Indonesia
S.IP., M.M.
Drs. Deden Hamdani,
013 Bahasa Indonesia
M.M.
014 Rika Nurlaela, SS Bahasa Indonesia
Fanny Sopia Rahayu, S.Pd,
015 Bahasa Indonesia
M.Pd
016 Utha Aprilelia DAC, S.Pd Bahasa Indonesia
017 Tita Nuraprianti, S.Pd Bahasa Indonesia
018 Amad, S.Pd Bahasa Indonesia
019 Siti Nurjanah, S.Pd. Bahasa Indonesia
Wienike Dinar P, S.Pd,
020 Bahasa Indonesia
M.Pd
Cosmas Marojahan
021 Matematika
Sitanggang, S.Pd., M.M.
022
Heni Handayani H, S.Pd. Matematika

023 Bambang Herwiyanto, S.Pd, Matematika dan Fisika


M.Pd
024
Angga Trianggoro, S.Pd Matematika
Febrela Nusvia, S.Pd,
Matematika
025 M.Pd
026 Nurhanan Afifah, S.Pd Matematika
Rini Anggraeni, S.Pd,
027 Matematika & Fisika
M.Pd
Drs. Encep Pranseda,
028 M.Pd. Sejarah Indonesia
029 Suhartini, S.Pd. Sejarah Indonesia
030 Eka Merdekawati, S.Pd. B. Inggris
Agus Widodo, S.S., M.Pd. B. Inggris
031
032 Azis Muslim, S.Pd B. Inggris
033 Abdul Muis, S.Pd B. Inggris
034 Rini Nurmalasari, S.Pd B. Inggris
Zian Muzakkiyah Kosman,
035 B. Inggris
S.Pd, M.Pd
Tita Monica Timor, S.Pd.
036 B. Inggris
Ferawati Rosinta Indah,
B. Inggris & Simkomdig
037 S.Pd, M.Pd
038 Seni Budaya
Andriyanti, S.Pd
039 Seni Budaya
Muhammad Busron, S.Pd
040 Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Hj. Diah Handayani, S.Pd.
041 Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Alfian Rasyid, S.Sos, M.Pd
042 Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Fitri Ayunda, S.Pd
043 Pend. Jasmani, Olah Raga &
Drs. Bahrudin, M.M. Kesehatan
Pend. Jasmani, Olah Raga &
044
Alia Maedina, S.Pd., M.Pd. Kesehatan
Pend. Jasmani, Olah Raga &
045
Abdul Azizil Hakim, S.Pd Kesehatan
Pend. Jasmani, Olah Raga &
046
Darwis Prasetyo, S.Pd Kesehatan
047 PJOK & PKK
Asep Tatang, S.Pd
048 Ida Farida Artati Fisika
049 Hy. Bara Tulastiana Fisika
050 Fisika & TEI
Abdul Hapid, S.P.
Mila Karuniawati, S.Si Fisika & Bahasa Sunda
051
052 Kimia
Drs. Kusmaya Permana
053 Kimia
Faridawaty Saragih, S.Si.

054 Prapti Suharyanti, S.Pd., Kimia


M.Pd.
Sumarsono, ST Kimia & PLH
055
056 Rita Rosita, S.Pd., M.Pd. Bahasa Sunda
057 PLH
Hassuna Widya Diniati, S.Pd
Wiwiek Williya, S.Kom,
058 Peminatan RPL & Simkomdig
M.Kom
059 Abdul Hamid, S.Pd Bahasa Jerman
060 Dra. Endang Dwi Winarti Bimbingan & Konseling

061 Ayu Lea Lailatussa'diyah, Bimbingan & Konseling


S.Pd.
062 Bimbingan & Konseling
Raden Dewi Noviyanti, S.Pd
063 Bimbingan & Konseling
Dede Badru Zaman, S.Sos
064 Bimbingan & Konseling
Arfiansyah, S.Pd.
065 Putri Mardhatila, S.Psi. Bimbingan & Konseling
066 Drs. Lalu Mugni Peminatan DPIB
067 Lili Candra S.Pd Peminatan DPIB
068 Riki Verdian, S T. Peminatan DPIB
069 Rangga Adlan, S.Pd Peminatan DPIB
070 Nuri Hastuti Nuryani, S.Pd Peminatan DPIB
Ika Sherlyta Rohmawati,
071 Peminatan DPIB
S.Pd
Muhammad Fauzi Efendie,
072 Peminatan DPIB
S.Pd
073 Drs. H. Trisdonardi Peminatan TITL
074 Drs. Wiyono, M.T. Peminatan TITL
Dendi Bagus Wicaksana,
075 Peminatan TITL
S.S.T.
Mugi Widodo, S.Pd.,
076 Peminatan TITL
M.Pd.
077 Peminatan TITL
Ikeu Susana, S.Pd., M.Pd.
078 Peminatan TITL
Dede Supriatna, S.Pd
079 Peminatan TP
Drs. Abdul Hamid
080 Caska, S.Pd. Peminatan TP
081 Risin, S.Pd. Peminatan TP
082 Hj. Diah Gustanti, S.T. Peminatan TP
083 Ade Carman, S.Pd. Peminatan TP
084 Risnaldi, S.Pd Peminatan TP
085 Didik Triwahyanto, S.T. Peminatan TP
086 Roi Supriadi, S.Pd., M.T. Peminatan TPL
087 Dewi Yuningsih, S.Pd. Peminatan TPL
088 Yayus, ST Peminatan TPL
Mohamad Jaenus Solihin,
089 Peminatan TPL
ST
090 Candri Abdul Azis, ST Peminatan TPL
091 Dafik Derajat, S.Pd., M.T. Peminatan TPGM
092 Ach. Bazi, S.Pd. Peminatan TPGM
093 Ade Agung Pristopo, S.Pd Peminatan TPGM
Slamet Raharjo, S.Pd.,
094 Peminatan TFLM
M.T.
Syarif Hidayatullah,S.Pd,
095 Peminatan TFLM
M.Pd
096 Roban, ST Peminatan TFLM
Muhammad Fawzi, S.Pd
097 Peminatan TFLM

098 Peminatan TKRO


Pono Siswanto, S.Pd,. M.Pd.
099 Arif Wahyu Nugraha, S.Pd., Peminatan TKRO
M.T.
100 Peminatan TKRO
Aditya Rahmat Wijaya, S.Pd
101 Peminatan TKRO
Ridwan Yulianto, S.Pd
102 Peminatan TKRO
Adi Putro, S.Pd
103 Peminatan TKRO
Andri Wibowo, ST

104 H. Ujang Komarudin, S.Pd., Peminatan TBSM


M.M.
105 Peminatan TBSM
Sigit Nur Atmadi, S.Pd.
106 Peminatan TBSM
Heri Murwanto, S.Pd
107 Peminatan TBSM
Sunandar,ST
108 Peminatan TBSM
Didin Syamsudin, S.Pd
109 Peminatan TBSM
Hadi Hafizudin, A.Md
100 Peminatan TEI
Sugeng, S.Pd., M.Pd.
111 Husain Choiri, S.Pd.T. Peminatan TEI
112 Ayung Suryana, S.Pd Peminatan TEI
113 Azis Syahrial, S.Pd Peminatan TEI
114 Deni Kurniawan, S.Pd Peminatan TEI
115 Maria Bestarina L, S.T. Peminatan TEI
Dedi Suandi Setiawan,
116 Peminatan RPL
S.Pd., M.Pd.
117 Yusuf Effendy,ST Peminatan RPL
Dhian Nur Rahayu, ST,
118 Peminatan RPL
M.Kom
Eko Sigit Atmaja, S.Kom,
119 Peminatan RPL
MM
120 Redi Suhendri, S.Kom Peminatan RPL
121 Guru PNS Baru Peminatan RPL
122 Uma Pahrevi, S.Pd., M.Pd. Peminatan TKJ
Ahmad Bustomi Sahrul,
123 Peminatan TKJ
S.Pd.
Ahmad Sanusi, S.Sos.I.,
124 Peminatan TKJ
S.Kom.
Bimuka Jati Andromeda,
125 Peminatan TKJ
S.Pd.
Dadan Ramdana, S.Pd.,
126 Peminatan TKJ & Simkomdig
S.Kom.
127 Amo Sisdianto, S.Kom Peminatan TKJ & Simkomdig
128 Ahmad Jumadi,S.Kom Peminatan TKJ & Simkomdig
Indria Listiani Ningrum,
129 Peminatan TKJ
S.T.

4. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Karawang

STRUKTUR MANAJEMEN SEKOLAH

SUSUNAN STAF PIMPINAN


TAHUN PELAJARAN 2020/2021
 
Kepala Sekolah :  Drs. MAKMUR, M.T.
Wakil Manajemen Mutu :  Pono Siswanto, S.Pd, M.Pd
Wakasek Bidang Kurikulum :  Dafik Derajat, S.Pd., M.T.
Wakasek Bidang Kesiswaan :  Alia Maedina, S.Pd., M.Pd.
Wakasek Bidang Sarana dan Prasarana :  Abdul Hapid, S.P.
Wakasek Bidang Hubungan Industri :  H. Chaerudin, S.Pd., M.M.
Sekretaris dan Hubungan Masyarakat :  Drs. Lalu Mugni
Koordinator Tata Usaha :  Saman, S.Pd.I.
Bendahara Sekolah :  Sugeng, S.Pd.,M.Pd.
     
Ketua Paket Keahlian TGB :  Dra. Hj. Jeni Sarohjini
Kepala Bengkel TGB :  Riki Verdian, S.T.
     
Ketua Paket Keahlian TIPTL : Dendi Bagus Wicaksana, S.ST.
Kepala Bengkel TIPTL : Mugi Widodo, S.Pd.
     
Ketua Paket Keahlian TEI :  Husain Choiri, S.Pd.T.
Kepala Bengkel TEI :  Deni Kurniawan, S.Pd.
     
Ketua Paket Keahlian TP :  Caska, S.Pd.
Kepala Bengkel TP :  Risnaldi, S.Pd.
     
Ketua Paket Keahlian TFLM :  H. Slamet Raharjo, S.Pd, M.T
Kepala Bengkel TFLM :  Syarif Hidayatullah, S.Pd,MM
     
Ketua Paket Keahlian TPGM :  Ach.Bazi, S.Pd
Kepala Bengkel TPGM :  Ade Agung Pristopo, S.Pd
     
Ketua Paket Keahlian TPL :  Roi Supriadi, S.Pd., M.T.
Kepala Bengkel TPL :  Dewi Yuningsih, S.Pd.
     
 Arif Wahyu Nugraha,
Ketua Paket Keahlian TKR :
S.Pd.,M.T.
Kepala Bengkel TKR :  Adi Putro, S.Pd
     
 Drs. H. Ujang Komarudin,
Ketua Paket Keahlian TSM :
M.M.
Kepala Bengkel TSM :  Sigit Nuratmadi, S.Pd.
     
Ketua Paket Keahlian TKJ :  Uma Pahrevi, S.Pd., M.Pd.
Kepala Bengkel TKJ :  Ahmad Bustomi Sahrul, S.Pd.
     
 
Dedi Suandi Setiawan, S.Pd.,
Ketua Paket Keahlian RPL :
M.Pd.
Kepala Bengkel RPL :  Eko Sigit Atmaja, S.Kom.
     
 Tjetjep Rony Budiman, S.Pd.,
Ketua ICT Center :
M.T.
 
Staf Wakil Manajemen Mutu    
- Sekretaris WMM :  Dadan Ramdana, S.Pd., S.Kom.
- Seksi Dokumen Manajemen Mutu : 1. Drs. Wiyono, M.T
    2. Aditya Rachmat Wijaya, S.Pd
Staf Wakasek Bidang Kurikulum    
- Seksi Program dan PKG :  1.H. Rusmadi, S.Pd.
     2. Hj. Diah Gustanti, S.T.
- Seksi Monitoring dan Evaluasi :  Prapti Suharyanti, S.Pd.
- Seksi Peminatan Akademik dan Pembina
Karya
Bambang Herwiyanto, S.Pd.,
Ilmiah Siswa  :
M.Pd.
- Seksi Penilaian dan Data Siswa :  Amo Sisdianto, S.Kom.
- Kepala Perpustakaan :  Drs. Encep Pranseda, M.Pd.
- Kepala Laboratorium Fisika :  Hy. Sinta Bara Tulastiana
- Kepala Laoratorium Kimia :  Faridawaty Saragih, S.Si
- Kepala Smart Lab :  Eka Merdekawati, S.Pd.
- Kepala Laboratorium Bahasa :  Rika Nurlaela Ningrum, S.S.
     
Staf Wakasek Bidang Kesiswaan    
- Seksi Pembina Disiplin Siswa dan Ikatan  1. Bimuka Jati Andromeda,
Alumni : S.Pd.
- Seksi Pembina OSIS dan MPK :  1. Drs. Deden Hamdani, M.M.
     2.  Amad, S.Pd. 
- Seksi Pembina Ektrakurikuler :  Drs. Bahrudin, M.M.
- Seksi Pembinaan Mental dan Karakter :  Muhammad Nuryanto, S.Pd.I.
- Seksi Pembina Pramuka  :  1. Leli Suherli, S.Pd., M.Pd.
     2. Suhartini, S.Pd.
     
- Seksi Koordinator BP/BK :  Dra. Endang Dwi Winarti
- BP/BK KK TP, TFLM dan TPGM :  Ayu Lea Lailatussa'diyah, S.Pd
- BP/BK KK TKRO dan TEI :  Raden Dewi Noviyanti, S.Pd
- BP/BK KK TKJ dan TBSM :  Dede Badru Zaman, S.Sos
- BP/BK KK TITL dan TPL :  Arfian Syah, S.Pd
- BP/BK KK DPIB dan RPL :  Putri Mardatila, S.Psi
     
Staf Wakasek Bidang Sarana dan Prasarana    
- Seksi Pengadaan :  Ayung Suryana, S.Pd.
- Seksi Lingkungan Hidup :  Ade Carman, S.Pd.
- Seksi Maintenance & Repair :  Azis Syahrial Saepudin, S.Pd
     
Staf Wakasek Bidang Hubungan Industri    
- Seksi Prakerin :  Risin, S.Pd.
- Seksi Kerjasama :  Heni Handayani, S.Pd
- Seksi BKK :  Winda, S.Kom
     
Staf ICT Center :  1. Ahmad Jumadi, S.Kom.
     2. Yusuf Efendy, S.T.

B. Deskripsi Hasil Wawancara


Berkaitan dengan hasil penerapan di atas maka di dapat hasil wawancara
dari beberapa sumber , yang pertama dari wakasek kurikulum Diah Gustanti (
DG ), kedua dari expertjudgment Dewi Lestari Nengsih ( DLN ) , Ketiga dari
siswa Irpan Maulana ( IM ). Dengan demikian Penerapan Model
Pembelajaran E-ling Pada Mata Pelajaran PPKn di Masa Pandemi Dalam
Menumbuhkan Motivasi Belajar berdasarkan wawancara ialah sebagai
berikut :
1. Bagaimana perencanaan penerapan model pembelajaran E-learning (E-
ling) dalam mata pelajaran PPKn untuk menumbuhkan motivasi belajar
siswa di masa Pandemic ?
Untuk mendapat informasi mengenai Penerapan Model Pembelajaran E-
ling Pada Mata Pelajaran PPKn di Masa Pandemi Dalam Menumbuhkan
Motivasi Belajar, Peneliti menelaah wawancara hasilnya adalah sebagai
berikut :
Menurut DG model pembajaran elearning ini sangat sesuai jika
diterapkan dengan konsep pembalajaran daring, tentunnya dengan
diterapkannya model ini pemebalajaran secara daring tetap sesuai dengan
kurikulum 2013, meski dalam perencanaannya sedikit sulit, karena dalam
perencanaanya, guru harus mempersiapkan aplikasi-aplikasi tertentu
seperti jika ingin bertatap muka secara langsung guru harus menggunakan
aplikasi google meet maupun zoom, sedangkan sebelum persiapan zoom,
maka guru harus mempersiapkan dan memberi kabar kepada siswanya
melalui whatsapp terlebih dahulu, jadi ada tahapan-tahapan tertentu selain
dari perangkat pembelajaran ketika menggunakan model pembelajaran e-
learning ini.
Menurut DLN ketika dengan diterapkan nya model ini sangat sesuai
dengan pembelajaran daring atau pembelajaran secara online dimana
meskipun pembelajaran nya di laksanakan terbatas karna tidak langsung
bertatap muka ( online ) namun dengan model pembelajaran ini kegiatan
belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dalam hal perencanaan
menurut DLN, yang harus dipersiapkan ketika mulai pembelajaran
tentunya ialah harus membuat perangkat pembelajaran seperti
mempersiapkan silabus , prota, promes, kkm ,rpp
Menurut Siswa IM pembelajaran elearning ini sanagat mendukung
pemeblajaran secara daring karena konsep pembelajaran elearning
tentunya bertujuan untuk pembelajaran yang di susun dengan
menggunakan sistem elektronik sehingga mampu mendukung proses
pemeblajaran dalam perencanaannya ketika guru menggunakan model ini
guru tidak banyak memamparkan materi karena keterbatasan waktu
melainkan hanya menyampaikan point-point saja dan sebelum
pembelajaran di mulai terlihat guru tidak langsung memberi penjelasan
materi melainkan lebih motivasi terlebih dahulu agar pembelajaran agar
ketika berlangsung nya proses pembelajaran tidak membosankan.

2. Pelaksanaan model pembelajaran E-learning ( E-ling ) dalam mata


pelajaran PPKn untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa di masa
Pandemic ?
Untuk mendapat informasi mengenai pelaksaan Penerapan Model
Pembelajaran E-ling Pada Mata Pelajaran PPKn di Masa Pandemi Dalam
Menumbuhkan Motivasi Belajar, peneliti menelaah wawancara hasilnya
adalah sebagai berikut :
Menurut DG ketika pelaksanaan Penerapan Model Pembelajaran E-ling
Pada Mata Pelajaran PPKn di Masa Pandemi Dalam Menumbuhkan
Motivasi Belajar , dalam pelaksanaan nya model pemeblajarann e-learning
dapat meningkatkan daya serap siswa atas materi yang di jelaskan serta
mampu meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa serta mampu
meningkatkan kemampuan dalam menam[ilkan perangkat teknologi
informasi serta ketika pembelajaran di mulai pelsanaannya jauh lebih
ringkas artinya tidak banyak formalitas kelas , namun langsung pada
pokok bahasan mata pelajaran sesuai kebutuhan serta bahan ajarnya
bersifat mandiri sehingga dapat di akses oleh siswa maupun guru kapan
saja dan dimana saja
Menurut DLN , dalam pelaksananya model pembelajaran e-learning tentu
saja di laksanakan secara jarak jauh dan online tanpa harus bertatap muka
langsung antara guru dan siswa, pun dalam tahapan proses pembelajaran
nya pun mampu menggabungkan antara pembelajaran teknologi dan
informasi sebagai media yang digunakan proses belajar mengajar dalam
berbentuk digital serta model pembelajaran e-learning mampu mengatasi
kendala waktu dan tempat, jadi selagi mendapat koneksi internet yang
baik maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan
baik pula.
Menurut siswa IM, pelaksanaan model pembelajaran elearning mampu
memudahkan siswa dan guru untuk saling berinteraksi secara langsung
dengan jarak jauh, dan ketika proses pembelajaran, dalam pelaksanaan nya
tentunya materi pembelajaranpun dibuat lebih ringkas, serta pembelajaran
elearningpun mampu meningkat kemampuan siswa dalam menampilkan
informasi dengan perangkat teknologi.
3 Hasil penerapan model pembelajaran E-learning ( E-ling ) untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn di
masa Pandemic ?
Menurut DG, ketika guru menerapkan model pembelajaran e-
learning ketika proses pembelajaran, tentunya sangat ada perbedaan,
selain mampu melatih siswa akan teknologi informasi, juga mampu
meningkatkan motivasi belajar pada siswa, hal ini dapat dibuktikan
dengan kemampuan siswa dalam ketanggapan memahami materi, serta
aktif ketika guru memberikan pertanyaan yang berkenaan dengan materi
via zoom.
Menurut DLN, hasil diterapkannya model pembelajaran e-
learning, sangatlah berpengaruh besar terhadap proses keberlangsungan
kegiatan belajar mengajar, karena dalam pelaksanaannya siswa dituntut
untuk ikut andil dalam pembelajaran, jadi ketika materi dipaparkan siswa
dituntut aktif bertanya, dan wawasan yang didapat siswapun menjadi luas
bahkan bertambah, selain motivasi belajar pada siswa nya meningkat,
juga mampu melatih mental siswa, karena nilai plus dengan model
pembelajaran e-learning siswa memiliki mental berani karena sudah
mampu mengemukakan pendapat via zoom, mampu berkomunikasi
dengan baik bersama guru.
Menurut siswa IM, hasil yang didapat dengan diterapkannya
model pembelajaran e-learning ini, mampu meningkatkan motivasi
belajar siswa, hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya komunikasi
yang baik antara siswa dan guru ketika dilaksanakannya pembelajaran
via zoom, meskipun via zoom adanya keterbatasan waktu, namun dengan
waktu yang singkat mampu membuat siswa motivasinya meningkat,
karena terbukti dari banyaknya siswa yang pasif, melalui model
pembelajaran elearning via aplikasi zoom, banyak membuat siswa
mampu dan berani untuk mengemukakan pendapatnya saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung, juga hasil dengan diterapkannya model
pembelajaran elearning sangat memberikan manfaat yang baik, karena
siswa selain bertambahnya wawasan, meningkatnya mental dan motivasi,
juga mampu membuat siswa terlatih akan media teknologi dan informasi,
sehingga tidak hanya guru yang update, siswapun update akan teknologi
dan informasi.
4 Hambatan penerapan model pembelajaran E-learning ( E-ling ) untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn di
masa Pandemic ?
Menurut DG, hambatan yang dihadapi ketika guru menerapkan
model pembelajaran e-learning ialah tidak semua siswa memiliki fasilitas
komputer, laptop, tablet atau smartphone, juga hambatan lainnya ialah
memiliki kendala dalam jaringan yang belum merata, terutama didaerah
pedesaan. Juga hambatan dengan diterapkannya model pembelajaran e-
learning mempersulit siswa dan guru untuk bertatap muka secara
langsung.
Menurut DLN, hambatan yang dihadapi ketika guru menerapkan
model pembelajaran e-learning ialah kurang interaksi tatap muka secara
langsung anatara guru dan siswa, serta pembelajaran dengan model
pembelajaran ini ialah mampu mengubah peran guru dari yang semula
menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut untuk
menguasai teknik pembelajaran dengan menggunakan ICT (Information
Communication Technology). Selain itu, guru dituntut lebih kreatif agar
meningkatkan motivasi belajar pada siswa, juga hambatan lainnya ialah
sering adanya kendala dari jaringan internet, dan terbatasnya interaksi
secara langsung antara guru dan siswa.
Menurut IM, hambatan yang dihadapi ketika diterapkannya model
pembelajaran e-learning ialah terbatasnya proses interaksi antara guru
dan siswa, terbatasnya interaksi antara siswa dan teman sebayanya,
waktu saling berkomunikasi antar guru dan siswa sangat terbatas, serta
siswa dituntut untuk memiliki kuota jika ingin proses kegiatan belajar
mengajar berlangsung dan siswapun dituntut untuk selalu standby
handphone, sedangkan komunikasi secara langsung dengan teman sebaya
sangatlah terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku

Siregar & Nara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Sumber Jurnal

Muchtarom, Rusnaini, dkk. (2017). Ananlisis Penerapan Media Pembelajaran Berbasis


Internet Melalui Pemanfaatan Smartphone Dalam Pembelajaran Pendidikan
Pacancasila dan Kerwarganegaraan ( PPKn). PPKn: Sukoharjo. Vol 2. Hal
53-54.

Tambunan Hamonangan. (2012). Model Pembelajaran Berbasis E-Learning Suatu


Tawaran Pembelajaran Masa Kini dan Masa Yang Akan Datang. Medan:
Fakultas Teknik. Vol 1. Hal-3.

Emda Amna. (2017). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran. Aceh:
FTK. Vol 5. Hal 175

Sidik Zafar. (2018). Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui kemampuan
komunikasi interpersonal guru. Bandung: Pendidikan Manajemen. Vol 3.
Hal 193.

Setyowati. (2007). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar.


Semarang:Pend.Administrasi. Vol 5. Hal 14-16

Ayuni. (2021). Kesiapan Guru TK Menghadapi Pembelajaran Daring Masa Pandemi


Covid-19. Yogyakarta: PAUD. Vol 5. Hal-1

Wardani & Ayriza. (2021). Analisis Kendala Orang Tua dalam Mendampingi Anak
Belajar di Rumah Pada Masa Pandemi Covid-19. Yogyakarta: Pendidikan
BK. Vol 5. Hal-1

Sumber Skripsi :

Mega Berliana Yolandasari B. Mega (2020). Efektivitas Pembelajaran Daring


Pembelajaran Daring Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas II A
MI Unggul Miftahul Huda Tumang Boyolali. Boyolali : PGMI.

Nurmalawati N. Nita. (2019). Penerapan Model Kooperatif Tipe Student Team


Achievement Division (STAD) dalam Pembelajaran PPKn. Karawang:
PPKn

Rahmatiani Lusiana. (2012). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Metode Student Team


Achievement Division (STAD) dengan Peningkatan Pemahaman Siswa pada
Mata Pelajaran Pkn. Cimahi: PPKn

Wijaya P. Desta. (2015). Implementasi E-learning di SMPN 10 Yogyakarta.


Yogyakarta: Pendidikan Filsafat

Sumber Thesis

Susanto Erwin. (2015). Pengaruh Pembelajaran, Habituasi dan Ekstrakulikuler


Terhadap Pengembangan Civic Deposition Siswa SMA Negeri se-Kota
Bandar Lampung. Bandung: Pendidikan Kewarganegaraan
1

Anda mungkin juga menyukai