PROPOSAL SKRIPSI
Yayu Kartika
17416287205005
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Mengetahui
Ketua ProgramStudi,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
NIK.41620002
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat , ridho dan hidayah nya sehingga penulis dapat meyelesaikan Proposal
Penelitian ini yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran ( E-LING) Pada
Mata Pelajaran PPKn di Masa Pandemi Dalam Menumbuhkan Motivasi
Belajar Siswa ( Studi Deskriptif siswa kelas XI di SMKN 1 KARAWANG )”
merupakan sebuah penelitian untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti
proposal skripsi.
Proposal skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam
rangka memproleh gelar sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Namun penulisan ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, Oleh karena itu pada
kesemapatan ini saya ucapkan terimakasih terhadap pihak-pihak yang telah
membantu penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung semoga
kebaikan pihak-pihak yang telah membantu mendapatkan balasan yang
terbaik dari Allah Swt.
Penulis
v
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.............................................................................................................13
8
BAB I
PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
Tu naerkait dengan penelitian yang akan dilakukan, penulis
mengidentifikasi permaslahan penelitian yaitu :
1. Menurun nya minat belajar siswa
2. Rendahnya ke aktifan siswa ketika belajar langsung
3. Rendahnya motivasi belajar siswa ketika pembelajaran berlangsung
4. Terbatasnya pembelajaran komunikasi antara guru dan siswa
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna dan mendalam
maka peneliti memandang permasalahan peneliti perlu dibatasi variabelnya
dan hanya berkaitan dengan Perencanaan penerapan model pembelajaran E-
learning (E-ling) dalam mata pelajaran PPKn untuk menumbuhkan motivasi
belajar siswa di masa Pandemic. Pelaksanaan model pembelajaran E-learning
( E-ling ) dalam mata pelajaran PPKn untuk menumbuhkan motivasi belajar
siswa di masa Pandemic. Penerapan model pembelajaran E-learning ( E-ling )
untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn di
masa Pandemic. Hambatan penerapan model pembelajaran E-learning ( E-
ling ) untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn
di masa Pandemic.
1
1
D. Rumusan Masalah
Untuk menjawab permasalahan sebagaimana identifikasi diatas, maka
penulis merincinya ke dalam beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan penerapan model pembelajaran E-learning
(E-ling) dalam mata pelajaran PPKn untuk menumbuhkan motivasi
belajar siswa di masa Pandemic ?
2. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran E-learning ( E-ling )
dalam mata pelajaran PPKn untuk menumbuhkan motivasi belajar
siswa di masa Pandemic ?
3. Bagaimana hasil penerapan model pembelajaran E-learning ( E-ling )
untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran
PPKn di masa Pandemic ?
4. Apa saja hambatan penerapan model pembelajaran E-learning ( E-
ling ) untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran
PPKn di masa Pandemic ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetaui:
1. Perencanaan penerapan model pembelajaran E-learning ( E-ling ) dalam
mata pelajaran PPKn untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa di
masa Pandemic ?
2. Pelaksanaan model pembelajaran E-learning ( E-ling ) dalam mata
pelajaran PPKn untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa di masa
Pandemic ?
3. Hasil penerapan model pembelajaran E-learning ( E-ling ) untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn di
masa Pandemic ?
4. Hambatan penerapan model pembelajaran E-learning ( E-ling ) untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PPKn di
masa Pandemic ?
1
2
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan untuk menambah ilmu tentang
pengetahuan dalam menggunakan program E-learning ( E-ling ) dalam
proses pembelajaran PPKn
2. Manfaat Praktis
Manfaat bagi sekolah dengan penelitian ini menjadi bahan
pertimbangan mengambil kebijkan dalam proses pembelajaran
menggunakan program E-learning ( E-ling ) dan siswa lebih termotivasi
dalam belajar .
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
sauna belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya dan pendidikan dapat di artikan sebagai
ushaa sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau kemajuan lebih
baik. Secara sederhana pendidikan merupakan proses pembeljaran bagi
peserta didik agar dapat mengerti , paham dan dapat kritis dalam berpikir .
Pendidikan berproses yang berkelanjutan dan tak pertah berkahir sehingga
dapat mengasilkan sosok manusia yang berkualitas di masa depan dan
mengerti akan nilai-nilai budaya serta Pancasila.
2. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan adalah untuk menghilangkan segala sumber
penderitaan raktar dari faktor kebodohan dan ketertinggalan serta fungsi
pendidikan Indonesia bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan yaitu secara luas untuk mencerdaskan serta
mengembangkan pola berpikir perserta didik, Hal ini dalam meningkatkan
pola pikir peserta didik dapat lebih aktif menghadapi kehidupan
bermasyarakat. Adapun beberapa sumber sumber hukum terkait tujuan
pendidikan menurut Undang-Undang No 2. (1985 ) adalah untuk
meningkatkan pola pikir dalam hidup berbangsa dan membentuk masyarakat
yang seutuhnya, yaitu meningkatkan ketakwaan, memiliki ilmu pengetahuan,
memiliki jati diri yang tauladan, jati diri yang aktif, dan bertanggungjawab
terhadap bangsa. Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional, menerangkan tujuan pendidikan yaitu untuk
16
B. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah sarana untuk melakukan sebuah proses
pembelajaran interaksi antara pendidik dan peserta didik, baik dilakukan
interaksi langsung maupun tidak langsung yaitu menggunakan beberapa media.
Banyak model pembelajaran yang bisa menunjang suatu proses pembelajaran.
Berikut ini ada pengertian model pembelajaran menurut Trianto ( 2011:
29) menyatakan bahwa model pemebelajaran adalah salah satu yang dirancang
khusus untuk meunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaraif dan pengetahuan procedural yang tektur dengan baik yang dapat di
ajarkan dengan pola pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah.
Sedangkan menurut Ngalimun (2012: 27) model pembelajaran adalah
suatu rancangan atau pola yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran
dikelas. Artinya Model pembelajaran adalah suatu rancangan yang digunakan
guru untuk melakukan pengajaran di kelas. Adanya model pembelajaran yaitu
dalam proses pebelajaran yang berkaitan dengan pengetahuan baik dari sikap
maupun keterampilan demi terciptanya suatu tujuan pembelajaran.
teknik pembelajaran yang tersedia di internet sangat lengkap maka dari itu
sangat memudahkan untuk tugas guru saat proses pembelajaran. E-learning ( E-
Ling) dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan apalagi menggunkan
media internet yang bersifat interaktif bisa mendapat sumber informasi di
penjuru dunia dan sangat memungkan media pendidikan akan lebih unggul dari
generasi sebelumnya.
Menurut Siregar dan Nara (2010: 103) Pembelajaran E-learning (E-ling)
atau electronic learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran dengan
menggunakan jasa bantuan perangkat elektronik, khususnya perangkat
komputer. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran eling perlu adanya
pembelajaran yang berkaitan erat dengan elektronik khususnya seperti computer.
2. Tujuan PPKn
20
E. Pembelajaran PPKn
22
F. Masa Pandemi
Masa Pandemi Covid-19 yaitu dimana terjadi suatu penyakit yang
23
G. Motivasi Belajar
1. Definisi Motivasi Belajar
24
Menurut Siregar dan Nara (2010: 49) Motivasi belajar berasal dari
bahasa latin ‘’mover” yang berarti menggeraakan, berdasarkan pengertian ini,
maka motivasi menjadi berkembang. Wlodkowski (1985) menjelasjakn
motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan
perilaku tertentu, dan yang memberi arah serta ketahanan (persistence) pada
tingkah laku tersebut.
Pengertian ini jelas bernafaskan behaviorisme. Sedangkan Imron (1996)
mejelaskan, bahwa motivasi berasal dari bahasa inggris motivation, yang
berarti dorongan pengalasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate
yang berarti mendorong, menyebabkan, dan merangsang. Motive sendiri
berarti alasan, sebab daya penggerak (Echols,1984 dalam Imron,1996). Motif
adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan
(Surabaya,1984).
Menurut Wina Sanjaya (2010: 249) mengatakan bahwa proses
pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat
penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh
kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi
untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengarahkan segala
kemampuannya. Dalam proses pembelajaran tradisional yang menggunakan
pendekatan ekspositori kadang-kadang unsur motivasi terlupakan oleh guru.
Guru seakan-akan memaksakan siswa menerima materi yang
disampaikannya.
Keadaan ini tidak menguntungkan karena siswa tidak dapat belajar
secara optimal yang tentunya pencapaian hasil belajar juga tidak optimal.
Pandangan moderen tentang proses pembelajaran menempatkan motivasi
sebagai salah satu aspek penting dalam membangkitkan motivasi belajar
siswa. Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri
seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna
mencapai tujuan.
Menurut Mc Donald dalam Kompri (2016:229) motivasi adalah suatu
25
dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak
yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama
kemauan dan daya penggerak pada siswa akan kebutuhan belajar. Dengan
26
awal. Sehingga apa yang sudah dipelajari oleh siswa akan lebih mudah
dapat dilihat dari comtohnya dalam hal perencanaan, ketika guru akan
memamparkan materi kepada siswa dan proses kegiatan belajar mengajar
berlamgsung, guru akan memparkan materi kepada siswa dan proses
kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru tidak terlalu kesulitan dalam
mengelola kelas, sehingga dalam pelaksanaannya pun berlangsung sangat
kondusif, komunikasi guru dan siswa berjalan dengan baik, siswa yang pasif
berubah menjadi aktif, bahkan siswa saling berlomba mengeluarkan
pendapat satu sama lain, sehingga di dapat hasil pembelajaran yang baik,
kreatif serta menyenangkan.
2. Hasil Penelitian Lusiana Rahmatiani (2012). Yang berjudul “Pengaruh
Pembelajaran Kooperatif Metode Student Team Achievemnt Division
(STAD) dengan Peningkatan Pemahaman pada Mata pelajaran PKn di
SMAN 1 Cisarua. Penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajarn
koopratif tipe student achievement division memberi pengaruh yang cukup
besar terhadap peningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn di
SMAN 1 Cisarua, hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yang
diperoleh pada nilai pre-test 1809 dan ketika siswa telah menggunakan
metode STAD yaitu post-test dengan jumlah nilai 2026 dari 24 siswa pada
saat test, serta sebelum diterapkannya metode STAD 58% memproleh nilai
dibawah KKM (78), sedangkan ketika diterapkannya metode STAD pada
mata pelajaran PKn, yang memperoleh nilai dibawah KKM berkurang
sebanyak 29%.
3. Hasil Penelitian Erwin Susanto (2015). Yang berjudul Pengaruh
pembelajaran, Habituasi dan Ekstrakulikuler Terhadap Pengembangan Civic
Disposition Siswa SMA Negeri se-Kota Bandar Lampung. Penelitian ini
menunjukan bahwa pembelajaran PKn berpengaruh positif signifikan
terhadap pengembangan civic dispositions siswa SMA Negri se-Kota Bandar
Lampung. Ekstrakulikuler berpengaruh positif signifikan terhadap
pengembangan civic dispositions siswa SMA Negeri se-Kota Bandar
Lampung. Kegiatan ekstrakulikuler yang dilakukan siswa bertujuan agar
siswa dapat mengembangkan kepribadian dan kemapuan siswa berbagai
28
bidang akademik.
4. Hasil Penelitian Desta Putra Wijaya (2015). Yang berjudul Implementasi
E-learning di SMPN 10 Yogyakarta. Penelitian ini menunjukan bahwa (1)
kebijakan melatarbelakangi E-learning berhasil dari kebijakan Renstra
Tahun 2005-2009, Renstra Tahun 2010-2014, Rencana pembangunan jangka
panjang (RPJP) Tahun 2005-2025 DEPDIKNAS, Serta Penerapan
Kurikulum 2013. (2) Pelaksanaan E-learning dari segi Sumber Daya
Manusia (SDM) masih minim penggunaan pembelajaran e-learning,
pembelajaran dari segi Materi/Bahan Ajar segi Infakstruktur sudah baik
dilihat dari segi hardware dan software yang dimiliki sekolah. (2)
Pelaksanaan implementasi e-learning belum berjalan baik karena masih
terhambat permasalahan yang berarti sehingga implementasi tersebut maih
terkendala. (4). Faktor pendorong Implementasi e-learning : motivasi dalam
penggunaan dan pengaplikasian internet sangat besar, baik dari kepala
sekolah, guru, maupun siswa, sarana prasana yang dimiliki sudah cukup
untuk penerapan e-learning. Faktor Penghambat: terbatasnya kemampuan
guru dalam mengaplikasikan pembelajaran e-learning disekolah. Sebelum
adanya website e-learning, dan kesadaran semua pihak dalam pentingnya
pembelajaran e-learning dalam menunjukan pendidikan di sekolah masih
sedikit.
I. Kerangka Berpikir
Pembelajaran PPKn biasanya dilakukan dengan metode ceramah, tanya
jawab, dan penugasan baik secara individu maupun kelompok. Pembelajaran
PPKn tersebut dicap oleh peserta didik pembelajaran yang bersifat
membosankan, tidak menarik, dan menyebabkan siswa mengantuk, tidak
berminat untuk aktif dalam proses pembelajaran. Siswa menjadi pasif, malas
bertanya, malas mengerjakan tugas, dan malas mendengarkan penjelsan guru.
Penugasan untuk dikerjakan dirumah banyak yang tidak diselesaikan sendiri.
Selama proses pembelajaran siswa lebih banyak pasif, kondisi tersebut
menunjukan siswa kurang minat dalam mengikuti pembelajaran PPKn. Oleh
29
GURU PPKn
Pembelajaran PPKn
Merujuk pada tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya guru
PPKn sebagai teacher center peserta didik ketika kegiatan pembelajaran PPKn
berlangsung, diharapkan mampu mengubah rendahnya motivasi belajar pada siswa,
menjadi meningkat dengan diterapkannya model pembelajaran e-learning.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
SMKN 1 Karawang.
C. Subjek Penelitian
Subjek dan objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan
tujuan tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif.
Maka subjek penelitian yang akan diteliti oleh peneliti yakni :
1. 10 orang siswa kelas XI SMKN 1 Karawang
2. 10 0rang guru PPKn
3. 1 orang Wakasek Kurukulum SMKN 1 Karawang
Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini ialah mengenai model
pembelajaran E-LING pada mata pelajaran PPKn di Masa Pandemi dalam
menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa kelas XI di SMKN 1 Karawang.
D. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini, diliakukan disaat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Pada saat wawancara, penelitian sudah melakukan analisis terhadap jawaban
yang diwawancarai.
Miles and huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga data nya sudah jenuh. Aktivitas dalam
analisis data, yaitu data reduaction, data display, dan conclusion drawing
(verification).
1. Data Collection (Pengumpulan Data)
Dalam dalam ini penelitian kualitatif pengumpulan data dengan
observasi, wawancara, mendalam, dan dokumentasi atau gabungan
kegiatan nya (triangulasi).
Pengumpulan data dilakukan berhari-hari, mungkin berbulan,
sehingga data yang diperoleh akan banyak, Pada tahap awal peneliti
melakukan penjajahan secar umum terhadap situasi sosial/obyek yang
diteliti semua yang dilihat dan di dengar direkam semua. Dengan
33
demikian peneliti akan memproleh data yang sangat banyak dan sangat
bervariasi.
2. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan, keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi.
Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat
mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli.
Melalui diskusi iti, maka wawasan peneliti akan berkembang,
sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan
pengembangan teori yang signifikan
3. Data Display (Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan “the
most frequent form of display data for qualitative research data in the
past has been narrative tex”. Yang paling sering digunakan dalam
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif.
2. Display data
Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah
tersusun secara terperinci untuk memberikan gambaran penelitian
secara utuh. Data yang terkumpul secara terperinci dan menyeluruh
selanjutnya dicari pola hubungannya untuk mengambil kesimpulan
yang tepat. Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk uraian
atau laporan sesuai dengan hasil penelitian diperoleh.
3. Kesimpulan (verifikasi)
Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian
untuk memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses
pengolahan data dimulai dengan penataan data lapangan (data
mentah), kemudian direduksi dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi
data. Demikian prosedur pengolahan data dan yang dilakukan penulis
dalam melakukan penelitian ini, dengan tahap-tahap ini diharapkan
peneliti yang dilakukan penulis dapat memperoleh data yang
memenuhi kriteria keabsahan suatu penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
a. Visi:
Terwujudnya Lembaga Pendidikan dan Pelatihan bertaraf Internasional yang
menghasilkan lulusan kreatif, inovatif dan profesional serta berdaya
saing tinggi berlandaskan iman dan taqwa.
b. Misi :
1. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015;
2. Melaksanakan proses pembelajaran berkarakter, berbasis teks,
teknologi informasi dan komunikasi berwawasan lingkungan dan
berkeunggulan local serta menjadi SMK Rujukan ditingkat Provinsi
dan Nasional;
3. Menerapkan pendidikan dan pelatihan dengan sistem Production
Base Training (PBT) yang memiliki daya jual;
4. Menerapkan pendidikan dan pelatihan berbasis teaching factory
bekerjasama dengan DU/DI;
5. Melaksanakan pembelajaran bahasa asing yang berkualitas untuk
menghadapi era globalisasi;
6. Melaksanakan pembelajaran jarak jauh yang berkualitas untuk
menghadapi era globalisasi;
7. Meningkatkan kerjasama industry/ instansi melalui nota
kesepahaman;
8. Meningkatkan proses sertifikasi kompetensi siswa di TUK yang
sudah terlisensi;
9. Melaksanakan peningkatan SDM dengan mengikuti sertifikasi
kompetensi teknis sesuai kompetensi yang diampunya;
10. Meningkatkan prestasi siswa dibidang akademis melalui LKS dan
Olimpiade ditingkat Provinsi dan Nasional serta Internasional.
11. Meningkatkan prestasi siswa dibidang akademis melalui program
peningkatan nilai UN secara berkelanjutan;
12. Kompetensi keahlian menghasilkan karya kreatif dan inovatif.
e. Jumlah Siswa
Tabel 1.1
Keterangan:
L : Laki-Laki P : Perempuan
Jenis
No Kelamin Jumlah
1 Guru 129
2 Pegawai 41
Total 170
Tabel 1.2
2. Jumlah Tata Usaha (TU) Penjaga Sekolah
Jenis
No Kelamin Jumlah
1 Laki - Laki 32
2 Perempuan 9
Total 41
3. Daftar Nama Guru SMK Negeri 1 Karawang
Siregar & Nara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia
Sumber Jurnal
Emda Amna. (2017). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran. Aceh:
FTK. Vol 5. Hal 175
Sidik Zafar. (2018). Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui kemampuan
komunikasi interpersonal guru. Bandung: Pendidikan Manajemen. Vol 3.
Hal 193.
Wardani & Ayriza. (2021). Analisis Kendala Orang Tua dalam Mendampingi Anak
Belajar di Rumah Pada Masa Pandemi Covid-19. Yogyakarta: Pendidikan
BK. Vol 5. Hal-1
Sumber Skripsi :
Sumber Thesis