Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL PTK

“USAHA DALAMMENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN


PRESTASI BELAJAR KELAS IV MATERI PENGARUH GLOBALISASI
MATA PELAJARAN PKN MELALUI GABUNGAN MODEL DI SDN 3
KEDUNGRANDU”

Disusun Untuk Memenuhi Ujian Mata Kuliah

Metodologi Penelitian
Dosen Pangampu:
Dr. Hj. Darmiyati, S. Pd., M. Pd

Disusun Oleh:
5E PGSD

Zira Shafira
16

1910125220010

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BANJRMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat


Allah SWT. Karena atas limpahan Karunia, Rahmat, dan Hidayah-Nya yang berupa
kesehatan, sehingga proposal yang berjudul “Usaha dalam Meningkatkan Rasa
Ingin Tahu dan Prestasi Belajar Kelas IV Materi Pengaruh Globalisasi Mata
Pelajaran PKN Melalui Gabungan Model di SDN 3 Kedungrandu” dapat selesai
tepat waktu. Proposal ini dibuat untuk memenuhi ujian akhir Mata Kuliah
Metodologi Penelitian. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Hj. Darmiyanti, S. Pd., M. Pd, dosen pengampu mata kuliah
Metodologi Penelitian
2. Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagai Tuhan Yang Maha Esa mendukung
secara rohani
3. Kedua orang tua dan saudara, sebagai pendukung dalam penulisan proposal
secara fisik dan psikis
4. Serta, teman-teman kelas 5E PGSD FKIP Universitas Lambung Mangkurat,
selalu mendukung proses pembuatan proposal

Proposal penelitian tindak kelas ini menunjukkan rasa ingin tahu pada siklus
I dapat diperoleh rata-rata sebesar 3,05 dan tergolong kriteria baik. SIlus II dapat
diperoleh rata-rata skor sebesar 3,86 tergolong kriteria sangat baik, sedangkan
prestasi belajar pada siklus I nilai rata-rata 66,36 dengan ketuntasan belajar sebesar
59,09% dengan kriteria cukup baik, sedangka pada siklus II diperoleh nilai rata-rata
75 dengan ketuntasan belajar sebesar 8-,95% dengan kriteria sangat baik.

Proposal ini disusun sebagai ujian akhir semester mata kuliah Metodologi
Penelitian. Saya berusaha menyusun proposal ini dengan segala kemampuan,
namun proposal ini kemungkinan masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi
penulisan maupun segi penyusunan.

i
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sata terima
dengan senang hati demi perbaikan proposal selanjutnya. Semoga proposal ini bisa
memberikan informasi mengenai “Usaha dalam Meningkatkan Rasa Ingin Tahu
dan Prestasi Belajar Kelas IV Materi Pengaruh Globalisasi Mata Pelajaran PKN
Melalui Gabungan Model di SDN 3 Kedungrandu” dan bermanfaat bagi para
pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan untuk membuat
makalah ini kami ucapkan terima kasih.

Banjarmasin, 01 Desember 2021

Peneliti

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................. 4
KAJIAN TEORI .................................................................................................. 4
A. Landasan Teori.......................................................................................... 4
B. Kerangka Berpikir ................................................................................... 16
C. Hipotesis Tindakan.................................................................................. 18
BAB III.............................................................................................................. 19
METODE PENELITIAN ................................................................................... 19
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 19
B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ 19
C. Setting Penelitian ................................................................................. 20
D. Faktor yang Diteliti .............................................................................. 20
E. Skenario Tindakan ............................................................................... 20
F. Data dan Cara Pengumpulan Data ........................................................ 23
G. Indikator Keberhasilan ......................................................................... 24
BAB IV ............................................................................................................. 25
PENUTUP ......................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu hal yang sanat penting dan tidak dapat
dipisahkan dari setiap kehidupan manusia, karena Pendidikan menjadikan
manusia yang lebih berkualitas, berdaya guna, dan berkarakter. Tujuan
Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menyatakan bahwa
“Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik menjadi menusia yang beriman dan bertakwa, muliah, sehat, kreatif,
berilmu, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis. Pendidikan
tidak terlepas daru adanya bergbagai komponen utama seperti kurikulum,
tenaga pendidik atau guru, peserta didik, metode, model, startegi, saran,
prasarana, hingga media pembelajaran. Semua komponen tersebut harys
saling mendukung untuk mendukung keberhasilan setiap proses
pembelaajran dalam menciptakan mutu Pendidikan.
Pembelajaran di Sekolah Dasar terdiri dari beberapa mata pelajaran
yang digabungkan menjadi satu. Dengan begitu, seorang guru harus berpikir
kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan namun
materi pembelajaran tetap tersampaikan dengan baik. Namun, khusus pada
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih mengunakan metdode
pembelajaran lama dan kurang melibatkan peserta didik dalam proses
belajarnya, sehingga menyebabkan rasa keingintahuan anak berkurang dan
target pembelajaran tidak tercapai maksimal.
Berdasarkan hasil observasi di kelas, rasa ingin tahu anak mash
cukup kurang dalam pembelajaran yang berdampak pada tidak bisa
menjawab pertanyaan. Terutama untuk materi globalisasi PKn peserta didik
cenderung tidak bersemangat dalam memperhatikan guru dan ditambah
jarangnya ada interaksi timbal balik dalam proses pembelajaran yang
berdampak pada ketidaktahuan peserta didik terkait materi yang dibahas.

1
Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya suatu solusi untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, seperti menerapkan model gabungan
dari Problem Based Learning, Cooperative Script, dan Talking Stick.
Mengigat model PBL untuk merangsang anak berpikir kritis. Menurut
Salvin dalam Shoimin (2014: 49), dilanjutkan dengan adanya kaitan fakta
dan konsep dari sebelumnya kemudian interaksi lebih antara guru dan
peserta didik dengan Cooperative Script. Terakhir menggunakan Talking
Stick sebagai wadah permainan menghibur peserta didik.
Materi pengaruh globalisasi di kelas IV dalam pembelajaran
tentunya akan lebih berbeda dan menarik dari biasanya. Materi
pembelajaran tersebut merupakan materi yang pasti, namun masih banyak
peserta didik yang tidak tahu dan sulit menangkap materi yang guru ajarkan.
Oleh sebab itu, dengan adanya gabungan model pembelajaran, diharapkan
peserta didik lebih memahami materi dengan cara yang berbeda dan
menyenangkan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan model gabungan dari Problem Based Learning,


Cooperative Script, dan Talking Stick dalam meningkatkan rasa ingin
tahu peserta didik pada mata pelajaran PKn materi pengaruh globalisasi
di kelas IV SDN 3 Kedungrandu?
2. Bagaimana penggunaan model gabungan dari Problem Based Learning,
Cooperative Script, dan Talking Stick dapat meningkatkan prestasi
belajar peserta didik pada mata pelajaran PKn materi pengaruh
globalisasi di kelas IV SDN 3 Kedungrandu?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Tujuan umum proposal PTK ini adalah mengetahui, memperbaiki, dan
meningkatkan mutu pembelajaran PKN, serta membantu para guru atau
tenaga pendidik dalam memeceahkan pembelaajran di sekolah terkait
materi tersebut.

2
2. Tujuan Khusus
a. Untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada mata pelajaran PKn
materi pengaruh globalisasi di kelas IV SDN 3 Kedungrandu.
b. Untuk meningkatkan prestasi dan pemahaman siswa pada mata
pelajaran PKn materi pengaruh globalisasi di kelas IV SDN 3
Kedungrandu

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari proposal penelitian ini, yaitu:


1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahu peserta
didik pada mata pelajaran PKn di kelas IV di sekolah tujuan maupun
lainnya, selain itu diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan bagi semua orang khususnya di dalam bidang pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
1) Meningkatkan rasa ingin tahupeserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
2) Meningkatkan prestasi belajar peserta didik khususnya materi
pengaruh globalisasi.
3) Menambah motivasi belaajr dengan teknik pembelaajran yang
berbeda, inovatid, dan bervariasi.
b. Bagi Guru
1) Memberi wawasan dan pengalaman pada guru dengan memilih
teknik pembelajaran yang lebihberbeda, inovatif, dan bervariasi
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Karakteristik Peserta Didik Kelas IV SD


Menurut Piaget dalam Suyono dan Hariyanto (2011: 83-85),
menyatakan bahwa perkembangan belajar terdiri dari empat tahap,
antara lain:
a) Tahan Sensorimotor (usia 0-2 tahun)
Pada tahap ini anak sudah dapat memahami lingkungannya dengan
jalan melihat, meraba, memegang, mengecap, mencium,
mendengarkan dan menggerakkan anggota tubuh. Selain itu, anak
mulai memahami bahwa perilaku tertentu menimbulkan akibat
tertentu pula bagi dirinya.
b) Tahap Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
Di tahap ini anak memiliki kecenderungan untuk menggunakan
pemahamannya dalam memahami sesuatu namun belum dapat
menyadari bahwa orang lain dapat berpendapat berbeda dengannya.
Pada tahap ini juga terjadi perkembangan bahasa dan anak telah
mampu mengingat banyak hal tentang lingkungannya.
c) Tahap Operasional Konkrit (usia 7-11 tahun)
Tahap ini anak sudah dapat menggunakan logika dan penalarannya
tetapi belum menyadari jika telah melakukan kesalahan, mereka
juga telah mampu mengklasifikasikan, mengelompokkan, dan
pengaturan masalah (ordering problems) tetapi belum bisa
menyerap seluruh substansi yang ada didalamnya.
d) Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas)
Mulai tahap ini anak sudah dapat berpikir abstrak. Mereka sudah
mampu mengembangkan hukum-hukum yang berlaku secara umum
dan pertimbangan ilmiah. Mereka juga mampu menyusun hipotesa
serta menarik generalisasi secara mendasar sehingga mampu

4
memecahkan masalah dengan beberapa alternatif. Anak berusia 6 –
12 termasuk dalam masa kanak-kanak akhir (late childhood) yang
mempunyai karakteristik cenderung melibatkan diri untuk
berinteraksi dengan teman sebayanya daripada bermain di rumah
dan memiliki dorongan mental untuk memasuki dunia konsep,
logika, simbol, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa anak sekolah
dasar kelas IV berada ada tahap operasional konkrit, karena anak usia
tersebut berusia anatara 9-11 tahun. Anak pada tahap operasional
konkrit sudah dapat menggunaan logika dan penalarannya serta mampu
mengklasifikasikan, mengelompokkan, dan pengaturan masalah. Anak
pada usia tersebut juga cenderung melibatkan diri untuk berinteraksi
dengan teman sebayanya daripada bermain di rumah.

2. Rasa Ingin Tahu


Rasa ingin tahu tentunya dimiliki oleh semua orang di dunia, di
mana rasa ingin tahu merupakan sikap dalam berusaha untuk
mengetahui sesuatu hal secara positif maupun negatif. Samani, dkk
(2012: 104). Rasa ingin tahu (curiosity) adalah sebuah keinginan dalam
menganalisis dan mencari pemahaman mengenai rahasia alam.
Sedangkan menurut Mustari (2014: 85-86) rasa ingin tahu (kuriositas)
adalah suatu emosi yang berhubungan dengan perilaku menggali atau
menelaah secara ilmiah seperti mengeskplorasi, investigasi, maupun
belajar. Rasa ingin tahu tidak hanya dimiliki oleh manusia, namun juga
pada binatang yang berdasarkan pengalaman masing-masing. Istilah
tersebut digunakan untuk menunjukkan perilaku itu sendiri yang
disebabkan oleh emosi ingin tahu, dengan alasan emosi tersbeut
mewakili kehendak untuk mengetahui hal-hal baru sebagai pengetahuan
maupun wawasan.
Menurut Mujtahidin (2017: 59) memaparkan tentang nilai karakter
rasa ingin tahu adalah sikap dan Tindakan yang selalu berusaha untuk
memahami lebih komprehensif dan meluas dari sesuatu yang dpelajari,

5
didengar, dan dilihat. Sedangkan menurut Hadi, dkk (2010: 3) rasa ingin
tahu merupakan suatu keinginan atau hasrat dalam lebih memilih suatu
hal yang sebelumnya kurang maupun tidak diketahui. Rasa ingin tahu
biasanya berkembang saat melihat keadaan prbadi atau sekitar yang
lebih menarik.
Sifat dari rasa ingin tahu diberikan ciri dengan rasa kagum, heran,
serta emosi rasa ingin tahu itu sendiri terhadap suatu hal atau kejadian
yang terjadi di lingkungan. Seperti pendapat Nasution dalam (Hadi dan
Permata, 2010: 3), rasa ingin tahu merupakan ungkapan pengalaman
yang telah disediakan oleh lingkungan. Oleh sebab itu, untuk rasa ingin
tahu yang besar kita harus tertarik dahulu tentang hal apa saja yang ada
di lingkungan sekitar yang belum diketahui. Menurut Hadi dan Permata
(2010: 6) menjabarkan jenis-jenis rasa ingin tahu, sebagai berikut:
a) Rasa ingin tahu yang Negatif
Merupakan rasa ingin tahu pada suatu hal yang sifatnya kurang atau
tidak baik, buruk serta negatif.
b) Rasa ingin tahu yang Positif
Merupakan rasa ingn tahu yang diarahkan ke hal yang postif agar
dapat berguna bagi diri sendiri. Agar menjadi positif, rasa ingin tahu
dapat diarahkan pada kegiatan yang lebih mengembangkan potensi
diri serta bersama lingkungan orang-orang yang baik.
Rasa ingin tahu pada umumnya selalu melekat pada diri setiap orang
sejak dini, dengan sifat bingung dan kagum dari suatu peristiwa. Oleh
sebab itu, mengetahui sesuatu hal adalah kepuasan batin tersendiri dari
ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang. Cara pemenuhan kebutuhan
rasa ingin tahu bisa dengan cara belajar, misalnya pada peserta didik
belaajr di ruang kelas dengan memberikan beberapa pertanyaan
langsung pada gurunya. Kemudian jawaban dari guru dapat ditemukan
peserta didik dari sebuah pengamatan, mendengarkan atau praktik (Arta
Panca, 2018: 11).

6
Berdasarkan pengertian rasa ingin tahu di atas, dapat disimpulkan
bahwa rasa ingin tahu adalah suatau kegiatan atau emosi yang dimiliki
oleh seseorang untuk memahami keinginan akan suatu hal atau peristiwa
yang dilihat, didengar, dan dipelaajri. Emosi akan mendorong untuk
mencari jawaban dari berbagai permasalahan yang hadir di pikiran.

3. Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar adalah suatu tanda maupun simbol yang
diberikan pada sesesorang yang telah mencapai hasil memuaskan pada
sebuah kegiatan atau periode tertentu pada saat itu. Menurut KBBI V
kata “prestasi” adalah suatu hasil yang telah dicapai, dilakukan, maupun
dikerjakan dan sedangkan kata “belajar” adalah kegiatan usaha
memperoleh kepandaian atau ilmu. Jadi, prestasi belajar bisa disebut
penguasaan pengtahuan maupu keterampilan yang dikembangkan
melalui pelajaran dan lazimnya ditunjukkan melalui tes oleh guru
maupun dosen.
Sedangkan belajar adalah suaatu proses memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Selain itu,
belaajr juga sebagai suatu cara untuk memperoleh pengetahuan maupun
keterampilan memlalui interkasi. Belajar pada dasarnya adalah hasil
dari proses interaksi individu dengan lingkungan sekitar (Arta Panca,
2018: 12).
Adapun beberapa fungsi utama dari prestasi belajar menurut Arifin
(2009: 12-13), yaitu:
a) Prestasi belajar sebagai petunjuk kualitas maupun kuantitas
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik.
b) Prestas belajar sebagai simbol kepuasan keinginan ras aingn tahu.
c) Pretasi belajar sebagai sumber informasi dalam perubahan
Pendidikan. Karena prestasi belaajr sebbagai pendorong peserta
didik dalam meluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d) Prestasi belaajr sebagai symbol intern da ekstern dari suatau
Lembaga Pendidikan. Indikator intern adalah tingkat produktivitas

7
suatau lembaga Pendidikan, sedangkan indicator ekstern adalah
tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan tingkat kesuksesan
peserta didik di masyarakat.
e) Prestasi belajar dapat mejadi penanda daya serap (kecerdasan)
peseerta didik.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar sangat penting bagi peserta didik agar dapat mengetahui
seluas mana hasil dari usaha peserta didik melakukan proses
pembelaajran di sekolah. Prestasi tidak akan dihasilkan selama orang
tersebut tidak melalukan kegiatan pembelajaran.

4. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)


a) Pengertian Mata Pelajaran PKn
Mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang lebih menekankan
pada pembentukan penafsiran kewarganegaraan bagi peserta didik.
Menurut Susanto (2013: 225-226) bahwa PKn merupakan pelajaran
yang diguankan sebagai sarana untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berdasarkan pada
budaya bangsa Indonesia. Berdasarkan nilai luhur dan moral, maka
diharapkan dapat dilaksanakan dalam wujud perilaku kehidupan
peserta didik sehari-hari, baik individu, masyarakat, ataupun
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai bekal hubungan
anta warga negara yang dapat diharapkan oleh abngsa dan negara.
Pembelajaran PKn disebut sebagai pendidikan karakter bagi peserta
didik, sebagai halnya peserta didik menjadi pribadi yang bermoral.
Menurut Mujtahidin (2017: 3) memaparkan bahwa mata pelajaran
PKn adalah mata pelajaran yang menekankan pada pembentukan
pemahaman kewarganegaraan bagi peserta didik, melewati
Pendidikan nilai dan morak yang beryujuan membentuk sikap,
karakter, serta kepribadian peserta didik agar menjadi warga negara
yang baik dan pintar.

8
b) Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran PKn
Menurut Mutjahidin (2017: 3), mata pelajaran PKn memiliki fungs
sebagai salah satu pelajaran pendidikan nilai dan karakter di sekolah.
Mata pelajaran PKn memiliki focus pada pembentuka karakter
warga negara yang paham dan mampu melaksanakan hak-hak serta
kewajibannya untuk menjadi warga negara yang cerdas, kreatif,
maupun berkarakter sesuai dengan sila-sila Pancasila dan UUD
1945.
Fungsi mata pelajaran PKn adalah sebagai Pendidikan karakter, di
mana sekolah membentuk peserta didik agar menjadi generasi yang
berkarakter sebagai warga negara Indonesia. Karakter yang
dimaksud adalah karakter yang berlandasakan nilai-nilai Pancasila.
Tujuan PKn sangat besar, penting, dan harus diperhatikan. Emnurut
Mujtahidin (2017: 6) menjelaskan beberapa tujuan khusus PKn,
yaitu:
1) Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam meanggapi isu
kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab serta
bertindak secara cerdas dalam kegiatan masyarakat, bangsa,
negara dan anti korupsi.
3) Berkembang secara positif dan demokratid untuk membentuk
diri bersadarkan karakter masyarakat Indonesia.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pembicaraan
dunia secara lengsung atau tidak langsung dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

5. Materi Pengaruh Globalisasi


Materi globalisasi meliputi beberapa hal seperti, pengertian, dampak
(postif dan negatif), sikap terhadap globalisasi, kebudayaan Indonesia.
Globalisasi adalah suatu proses menyatukan seluruh warga dunia dan
menyeluruh menjadi sebuah kelompok masyarakat. Dengan adanya
globalisasi megakibatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi

9
dan komunikasi secara pesat yang menjadikan kemudahan kegiatan
hidup sehari-hari. Glbalisasi memiliki dampak postif maupun negative.
Berikut ini dampak postifnya, yaitu:
a) Mudahnya mendpatkan berita atau infromasi apapun.
b) Komunikasi berkembang pesat dan mudah dijalani.
c) Mudah untuk melakukan perjalanan dengan bermacam-macam
transportasi darat, laut dan udara.
Sedangkan dampak negatifnya, yaitu:
a) Munculnya gaya hidup yang menimpang dari norma-norma.
b) Adanya makanan cepat saji (fast food).
c) Munculnya trend pakaian yang telalu terbuka atau kurang sopan.
d) Menyikapi globalisasi sangat peting dilakukan untuk terhindar dari
pengaruh negatif, agar tidak terpengaruh budaya asing.
Menurut Umar (2006: 62) memaparkan cara menyikapi globalisasi
dari sikap postif yaitu, mencintai produk ataupun kebudayaan negara
sendiri, sedangkan sikap negatifnya yaitu, dengan menjauhi serta
memilih kebiasaan-kebiasaaan buruk. Dengan kata lain, cara menyikapi
globalisasi tergantung pada diri kita masing-masing, bijak tidaknya
menggunakan sesuatu.

6. Gabungan Model Pembelajaran


a) Problem Based Learning
Menurut Syamsiara, dkk (2016), Problem Based Learning (PBL)
adalah sebuah kurikulum yang merencanakan pembelajaran untuk
mencapai suatu tujuan instuksional. PBL merupakan model
pembelajaran yang menginisiasi siswa dengan menghadirkan
sebuah masalah agar diselesaikan oleh siswa. Selama proses
pemecahan masalah, siswa membangun pengetahuan serta
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan
keterampilan self-regulated learner.

10
Berikut ini sintaks atau Langkah-langkah dalam penerapan model
problem based learning:
1) Melakukan orientasi masalah kepada peserta didik
Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
logistik(bahan dan alat) apa yang dibutuhkan bagi penyelesaian
masalah, sertamemotivasi peserta didik untuk terlibat dalam
pemecahan masalah yang dipilih.
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Pendidik membantu peserta didik untuk mendefinisikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3) Membimbing kelompok investigasi
Pendidik mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai,melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Pendidik membantu peserta didikdalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai dengan tugas yang diberikan,
seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pendidik membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap hasil penyelidikannya, serta proses-proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kelebihan dan kelemahan PBL menurut Noly, dkk (2018) antara
lain sebagai berikut:
1) Kelebihan
• Peserta didik akan terbiasa menghadapi masalah dan
merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah, tidak
hanya terkait dengan pembelajaran dalam kelas, tetapi
juga dalam kehidupan sehari-hari.

11
• Memupuk solidaritas social dengan terbiasa berdiskusi
dengan teman-teman sekelompok kemudian berdiskusi
dengan teman-teman sekelasnya.
• Makin mengakrabkan pendidik dengan peserta didik.
• Membiasakan peserta didik dalam menerapkan metode
eksperimen.
2) Kelemahan
• Tidak banyak pendidik yang mampu mengantarkan
peserta didik kepada pemecahan masalah.
• Seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang
panjang.
• Aktivitas peserta didik yang dilaksanakan di luar kelas
sulit dipantau oleh pendidik
b) Cooperative Script
Model Pembelajaran Cooperative Script mengandung pengertian
sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam kerja ata membantu
diantara sesame dalam struktur kerja sama yang teratur dalam
kelompok yang terdiri dari dua orang dimana berberhasilan kerja
sangat dipengaruhi keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu
sendiri (Arta Panca, 2018: 22-23).
Kerjasama anatar peserta didik sangat dibutuhkan dalam
pembelajaran menggunakan model Cooperative Script. Menurut
Suyanto (2009: 75) menjelaskan bahwa Cooperative Script
merupakan metode belaajr peserta didik bekerja berpasangan dan
bergantian secara lisan mengingktisarkan bagian-bagian dari materi
yang dipelajari. Jadi, model Cooperative Script merupakan model
pembelajaran yang memerlukan Kerjasama peserta didik secara
berpasangan dan bergantian menjabarkan atau membacakan
ringaksan materi yang telah dibuat oleh siswa serta berusaha
memecahkan suatu masalah yang telah disajikan.

12
Model Cooperative Script memiliki beberapa langkah penerapannya
menurut Suyanto (2009: 117), yaitu:
1) Guru membagi peserta didik secara berpasangan
2) Guru membagikan wacana atau materi tiap siswa untuk dibaca
dan diringkas.
3) Guru dan peserta didik menetapan siapa yang pertama berperan
sebagai pembicara dan pendengar
4) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mugkin.
5) Pendengar mengoreksi dan menunjukkan ideo pokok dan
mengahapal materi.
6) Bertukar pernan, sebaliknya.
7) Membuat kesimpulan.
Menurut Shoimin (2014: 51) menyebutkan beberapa kelebihan
maupaun kelemahan dari model Cooperative Script, yaitu:
1) Kelebihan
• Melatih pendengaran, ketelitian, dan kecermatan
• Setiap peserta didik mendapatkan peran.
• Melatih menyampaikan kesalahan orang lain
2) Kelemahan
• Hanya dapat diguankan untuk mata pelajaran tertentu.
• Hanya dilakukan oleh dua orang.
c) Talking Stick
Metode Talking Stick adalah proses pembelajaran dengan bantuan
tongkat yang berfungsi sebagai alat untuk menentukan siswa yang
akan menjawab pertanyaan. Pembelajaran dengan metode Talking
Stick bertujuan untuk mendorong siswa agar berani mengemukakan
pendapat. Metode pembelajaran Talking Stick dalam proses belajar
mengajar di kelas berorientasi pada terciptanya kondisi belajar
melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada
siswa yang lainnya. Tongkat digulirkan dengan diiringi musik. Pada
saat musik berhenti maka siswa yang sedang memegang tongkat

13
itulah yang memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan
tersebut (Huda, 2017: 48).
Model talking stick merupakan salah satu model yang menekankan
pada keterlibatan peserta didik pada proses belajar mengajar, untuk
berani mengemukakan pendapat. Langkah-langkah model
pembelajaran Talking Stick adalah:
1) Guru menyiapkan tongkat dan kartu.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
3) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,
kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
membaca dan mempelajari materi lebih lanjut.
4) Setelah peserta didik selesai membaca materi/buku pelajaran
dan mempelajarinya kemudian peserta didik menutup bukunya
dan mempersiapkan diri menjawab pertanyaan dari guru.
5) Guru mengambil tongkat dan menyalakan musik kemudian
peserta didik memulai menggilir tongkat dari peserta didik satu
ke peserta didik yang lainnya.
6) Guru mematikan musik, dan peserta didik yang memegang
tongkat dia yang harus mencabut nomor yang berisi pertanyaan
kemudian peserta didik harus menjawab, demikian seterusnya
sampai sebagian besar mendapat bagian untuk menjawab setiap
pertanyaan dari guru.
7) Guru memberikan kesimpulan.
Kelebihan dan kelemahan model talking stick menurut Safitri, dkk
(2018: 135)
1) Kelebihan
• melatih konsentrasi dan kesiapan peserta didik.
• Melatih daya ingat peserta didik.
• Meningkatkan kreativitas peserta didik secara
fisik,mental, intelektual, dan Emosional.
• Melatih peserta didik berlatih berbicara didepan peserta
didik yang lain.

14
• Membantu peserta didik untuk giat belajar.
• Dapat mengukur tingkat pemahaman peserta didik secara
langsung dan secara Individu.
• Terwujudnya pembelajaran yang menyenangkan karena
ada unsur bermain.
2) Kelemahan
Jika guru tidak mengendalikan kondisi kelas, maka suasana
kelas akan ribut.

7. Implementasi Gabungan Model Pembelajaran


Proposal penelitian melakuan inovasi dalam pembelajaran PKn dengan
menggunakan gabungan model Problem Based Learning, Cooperative
Script, dan Talking Stick. Adapun Langkah-langkah yang dilakukan
pada proses pembelaajran mengunakan ketiga model tersebut , yaitu:
a) Guru menjelaskan pada peserta didik mengenai materi pengaruh
globalisasi di lingkungan, dampak positif dan negatif globalisasi,
dan sikap yang baik dalam menghadapi pengaruh globalisasi di
lingkungan.
b) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya
seputar materi yang telah guru sampaikan.
c) Guru memberikan penguatan dan klasifikasi atas pengetahuan awal
terhadap pengalaman para peserta didik yang berhubungan denga
manteri yang diajarkan.
d) Kemudian guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
sesuai dengan jumlah orang di dalam kelas yang terdiri dari 2 peserta
didik dalam satu kelompok. Guru menyiapkan tongkat.
e) Guru memberikan kartu atau script yang berisi materi dan boleh
ditambah materi berdasarkan pencarian, kemudian materi akan
diajarkan pada masing-masing kelompok.
f) Dalam berkelompok, satu peserta didik berperan sebagai pembaca
kertas dan satu peserta didik sebagai pendengar dan peringkan,
kemudian lakukan kegiatan tersebut secara bergantian.

15
g) Apabila sudah selesai, guru meinta semua kelompok berdiskusi
untuk memahami dan meringkas materi yang sudah didapatkan
sebelumnya dan menuliskannya atau menghapalkan.
h) Semua peserta didik dimita untuk berdiri atau duduk secara
melingkar, guru menyiapkan tongkat dan musik. Tongkat akan
diputar searah jarum jam dan musik akan diputar, apabila musik
terhenti, berart orang yang memegang tongkat harus memaparkan
hasil diskusinya.
i) Beberapa kali seperti itu, hingga semua materi tentang globalisasi
lengkap dan benar.
j) Setelah diskusi selesai, guru dan peserta didik melakukan refleksi
dan evaluasi bersama, serta menyimpulkan materi pembelajaran
bersama.

B. Kerangka Berpikir

Rasa ingin tahu peserta didik kelas IV SDN 3 Kedungrandu dalam


kegiatan pembelaajran PKn masih kurang, sehingga dalam pembelaajran
prestasi belaajr peserta didik tergolong rendah. Peserta didik masih belum
bersamangat dalam proses pembelaajran PKn di kelas, semangat dan
keteratikan peserta didik masih rendah untuk mengikuti pembelaajran yang
bersifat mengingat atau hapalan seperti PKn. Peserta didik lebih
mebergantung pada guru dalam mendapatkan informasi, karena peserta
didik tidak mau memperoleh informasi pelajaran dari berbagai sumber
seperti buku. Pada proses pemebalajaran juga, peserta didik cenderung tidak
ada keinginan untuk bertanya pada guru terkait materi yang diajarkan.
Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti melakukan perubahan dengan
menerapkan gabungan model pembelajaran Problem Based Learning,
Cooperative Script, dan Talking Stick merupakan model yang sesuai dengan
kondisi maupun keadaan peserta didik serta mengingat materi yang
dipelaajri adalah pengaruh globalisasi kelas IV. Gabungan ketiga model
pembelajaran tersebut ada suatau kesepakatan atau interkasi guru dengan
peserta didik, dilanjutkan berpikir kritis dalam memecahkan permasalahan
dalam pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dan pengawas untuk

16
mengarahkan serta mebantu peserta didik. Namun, peserta didik lebih
banyak berperan, bertindak, dan berpikir dalam memahami maupun
memecahkan masalah ditambah ada rasa kerjasama antara peserta didik.
Setelahnya peserta didik dapat merangkum atau meringkas hasil pemikiran
dan pengamatannya serta penyampaian materi dengan model yang
menyenangkan benyayi.
Peneliti telah melakukan Tindakan dua kali pada siklsu 1 dan siklus
2, yang diawali dengan perencanaan (Planning), tindakan (Action),
observasi (Observation), dan refleksi (Reflection) dengan menerapkan
gabungan model Problem Based Learning, Cooperative Script, dan Talking
Stick yang menuntut peserta didik untuk lebih berpikir kritis da aktif dalam
proses pemebalajaran. Peserta didik mampu merespon pertanyaan dan
bertanya pada guru terkait materi pembelajaran yang belum diketahui atau
belum dipahami. Keinginan peserta didik dalam mengetahui suatu
infromasi dari berbagai hal dapat meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik
dalam mata pelaajaran PKn materi pengaruh globalisasi, sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas IV SDN 3 Kedungrandu.
Simpulan mengenai hal tersebut, yaitu kondisi awal proses
pembelajaran masih belum menetapkan model dan ditemukan
permasalahan yaitu ras aingin tahu dan prestasi belaajr peserta didik kelas
IV pada mata pelajaran PKN di SDN 3 Kedungrandu masih tergolong
rendah, kemudian dilakukakn Tindakan dengan gabungan model Problem
Based Learning, Cooperative Script, dan Talking Stick. Diharapkan dengan
gabungan model tersebut, peserta didk lebih aktif dalam kegiatan
pemebelaajran, sehingga mau berpikir kritis dan bertanya terkait materi
yang diajarkan serta merespon pertanyaan dari guru.

17
C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikri di atas, maka dapat dirumuskan hipotesisi


Tindakan untuk penelitian tersebut, yaitu:
1. Melalui penggunaan gabungan model Problem Based Learning,
Cooperative Script, dan Talking Stick dapat menigkatkan rasa ingin tahu
peserta didik pada mata pelajaran PKn materi pengaruh globalisasi kelas
IV SDN 3 Kedungrandu.
2. Melalui penggunaan gabungan model Problem Based Learning,
Cooperative Script, dan Talking Stick dapat meningkatkan prestasi
belajar peserta didik pada mata pelajaran PKn materi pengaruh
globalisasi kelas IV SDN 3 Kedungrandu.

18
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan
proses pengamatan reflektif terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru itu sendiri untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Pendapat Hopkins dalam Arikunto (2009: 8) menyatakan PTK
adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh
pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-
tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman
terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya yang dilakukan
pendidik dalam dalam rangka memperbaiki praktek pembelajaran di kelas.
Perbaikan tersebut terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau
situasi pembelajaran. Selain itu, PTK sangatlah perlu dilaksanakan oleh
pendidik dalam rangka menngkatkan mutu pedidikan dan meminimalisir
masalah yang muncul pada saat praktek pembelajaran (Widyaningrum,
2013: 60).

B. Subjek dan Objek Penelitian


Pada penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian
adalah siswa kelas IV semester I SDN 3 Kedungrandu, Banyumas tahun
ajaran 2017/2018. Total jumlah siswa kelas IV semester I SDN 3
Kedungrandu, Banyumas tahun pelajaran 2017/2018 adalah 25 siswa yang
terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Sedangkan yang
menjadi objek penelitiannya adalah meningkatkan rasa ingin tahu dan
prestasi belajar PKN pokok bahasan pengaruh globalisasi melalui gabugan
model Problem Based Learning, Cooperative Script, dan Talking Stick.

19
C. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Kedungrandu, Banyumas
tahun ajaran 2017/2018, yang beralamat di Jawa Tengah Kabupaten
Banyumas, Kecamatan Patikraja, Desa Kedungrandu. Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2018. Jadwal pelaksanaan penelitian
menyesuaikan dengan jadwal pembelajaran PKn di SDN 3 Kedungrandu,
dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan guru kelas IV semester I tahun
pelajaran 2017/2018 untuk mata pelajaran PKn.

D. Faktor yang Diteliti


Beberapa faktor penelitian yan dijadikan titik fokus unuk menjawab
permasalahan, yaitu:
1. Faktor Inpit: Peserta kelas IV Semester 1 SDN 3 Kedungrandu,
Banyumas tahun pelajaran 2017/2018.
2. Faktor Proses: Model gabungan Problem Based Learning, Cooperative
Script, dan Talking Stick.
3. Faktor Output: Peningkatan pemahaman siswa pada materi pengaruh
globalisasi.

E. Skenario Tindakan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan model Kurt Lewin. Model tersebut dapat dilakukan
dua siklus atau seterusnya. Apabila siklus pertama tidak berhasil, maka
penelitian bisa diulang kembali untuk memperbaiki siklus selanjutnya.
Siklus dilakukan sampai tujuan penelitian dapat tercapai. Setiap siklus
model Kurt Lewin terdapat empat komponen, yaitu: perencanaan, pelaksaan
atau tindakan, pengamatan dan yang terakhir adalah refleksi.
1. Pra Siklus
Pada tahap ini, penelitian masih meliputi identifikasi masalah dengan
melakukan observasi atau pengamatan sebagai berikut:
a. Melakukan pengamatan terhadap proses berlangsungnya kegiatan
pembelajaran di kelas.

20
b. Melakukan pengamatan terhadap karakteristik siswa kelas IV
semester I SDN 3 Kedungrandu, Banyumas tahun pelajaran
2017/2018.
c. Melakukan wawancara terhadap wali kelas ataupun guru pengajar
mata pelajaran matematika siswa kelas IV semester I SDN 3
Kedungrandu, Banyumas tahun pelajaran 2017/2018.
2. Siklus I
a. Perencanaan
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2018. Pada tahap
perencaan ini, peneliti haruslah membuat perencanaan sebelum
melakukan penelitian, seperti:
1) Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
2) Mempersiapkan instrument untuk menganalisis data
b. Tindakan
Pada tahap ini, peneliti mengimplementasikan RPP yang telah
dibuat pada mata pelajaran PKn materi pengaruh globalisasi
menggunakan gabungan model Problem Based Learning,
Cooperative Script, dan Talking Stick pada siswa kelas IV semester
I SDN 3 Kedungrandu, Banyumas tahun pelajaran 2017/2018.
c. Observasi
Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi terhadap penerapan
gabungan model Problem Based Learning, Cooperative Script, dan
Talking Stick pada siswa kelas IV semester I SDN 3 Kedungrandu,
Banyumas tahun pelajaran 2017/2018 yang telah dilakukan.
Observasi tersebut dilakukan untuk mengetahui perkembangan yang
terjadi pada peserta didik setelah pembelajaran.
d. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti akan melakukan refleksi, yaitu:
1) Mencatat hasil observasi yang telah dilakukan.
2) Mengevaluasi hasil observasi tersebut.
3) Menganalisis hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

21
4) Mencatat kelemahan dan kekurangan pada siklus I untuk
dijadikan sebagai bahan penyusunan tahap rancangan pada
siklus II, hingga tujuan penelitian tercapai.
3. Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2018. Pada siklus II ini,
peneliti melakukan tahapan yang sama seperti pada siklus I, tapi dengan
perbaikan kekurangan yang telah dilakukan pada siklus I.
a. Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti merencakan kembali RPP dengan
mengembangkan solusi permasalahan atau kendala pada siklus I.
b. Tindakan
Pada tahap ini, peneliti mengimplementasikan RPP yang telah
dibuat kembali.
c. Observasi
Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi kembali seperti yang
dilakukan pada siklus I.
d. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti melakukan refleksi pada kedua siklus yang
telah dilakukan. Serta melakukan evaluasi dan menyimpulkan
bersama guru yang bersangkutan mengenai pelaksanaan peneleitian.
Apakah tujuan dari penelitian ini sudah terpenuhi atau masih belum.
Apabila tujuan masih belum tercapai, maka dilakukan siklus II dan
seterusnya sampai tujuan penelitian tersebut tercapai.

22
F. Data dan Cara Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai beriut:
a. Siswa
Untuk mendapatkan data tentang pemahaman siswa kelas IV-B pada
mata pelajaran PKn materi pengaruh globalisasi selama proses
pembelajaran.
b. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan penelitian yang
mengimplementasikan gabungan model pembelajaran Problem
Based Learning, Cooperative Script, dan Talking Stick dan
peningkatan pemahaman siswa pada materi pengaruh globalisasi
selama proses pembelajaran.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data merupakan usaha untuk memperoleh data
yang diperlukan dalam penelitian secara valid dan reliabel. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa
observasi dan tes.
a. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2012: 199), observasi adalah
pengamatan yang meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap
sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra secara
langsung. Dalam penelitian ini obervasi dimaksudkan untuk
mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
matematika realistik dan mengamati kegiatan guru dalam
melakukan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
pembelajaran matematika realistik yang telah dirumuskan
sebelumnya.

23
b. Test
Menurut Suharsimi Arikunto (2012: 193), test adalah serentetan
pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Penelitian ini
menggunakan test dalam mengukur prestasi siswa. Test diberikan
pada pra siklus dan setiap akhir siklus untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar setelah mendapat tindakan.

G. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila:
1. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila persentase aktivitas
siswa minimal 80%.
2. Nilai test rata-rata siswa minimal 65.
3. 80% siswa dari jumlah seluruh siswa mendapat nilai evaluasi di atas
KKM yaitu 65.
4. Indikator aktivitas guru sangat baik.
5. Indikator aktivitas siswa sangat aktif

24
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Rasa ingin tahu adalah suatau kegiatan atau emosi yang dimiliki oleh
seseorang untuk memahami keinginan akan suatu hal atau peristiwa yang
dilihat, didengar, dan dipelaajri. Sedangkan prestasi belajar sangat penting
bagi peserta didik agar dapat mengetahui seluas mana hasil dari usaha
peserta didik melakukan proses pembelaajran di sekolah.
Materi globalisasi meliputi beberapa hal seperti, pengertian, dampak
(postidf dan negatif), sikap terhadap globalisasi, kebudayaan Indonesia.
Globalisasi adalah suatu proses menyatukan seluruh warga dunia dan
menyeluruh menjadi sebuah kelompok masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi di kelas, rasa ingin tahu anak mash
cukup kurang dalam pembelajaran yang berdampak pada tidak bisa
menjawab pertanyaan. Terutama untuk materi globalisasi PKn peserta didik
cenderung tidak bersemangat dalam memperhatikan guru dan ditambah
jarangnya ada interaksi timbal balik dalam proses pembelajaran yang
berdampak pada ketidaktahuan peserta didik terkait materi yang dibahas.
Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya suatu solusi untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, seperti menerapkan model gabungan
dari Problem Based Learning, Cooperative Script, dan Talking Stick.
Mengigat model PBL untuk merangsang anak berpikir kritis. Menurut
Salvin dalam Shoimin (2014: 49), dilanjutkan dengan adanya kaitan fakta
dan konsep dari sebelumnya kemudian interaksi lebih antara guru dan
peserta didik dengan Cooperative Script. Terakhir menggunakan Talking
Stick sebagai wadah permainan menghibur peserta didik.

25
B. Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal PTK ini jauh dari
sempurna. Maka dari itu saya membutuhkan saran/kritikan agar bisa
menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik lagi dalam karya-karya
berikutnya. Semoga banyak hal positif yang dapat di ambil oleh pembaca
dari makalah ini. Demikian proposal PTK yang berjudul ‘Usaha dalam
Meningkatkan Rasa Ingin Tahu dan Prestasi Belajar Kelas IV Materi
Pengaruh Globalisasi Mata Pelajaran PKN Melalui Gabungan Model di
SDN 3 Kedungrandu’ ini saya tulis dengan harapan dapat bermanfaat bagi
pembaca. Bila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini saya mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hariyanto, M. S. (2012). Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Huda, F. (2017). Penerapan Model Pembelaajran Talking Stick untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Pokok Bahasan Pancasila. Jurnal PTK dan
Pendidikan, 3 (2), 48.

Ikra Safitri, d. (2018). Pengaruh Penerapan Model Talking Stick dengan Bantuan
Media Choose Number terhadap HAsil Belaajr Biologi. Jurnal Biotek, 6 (1),
135.

Mujtahidin. (2017). Civic Education di Sekolah. Surabaya: Pustaka Radja.

Mustari, M. (2014). Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.

Nasional, D. P. (2016). Kamus Besar Bahasa Indoensia Edisi-5. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

Noly Shodiyah, d. (2018). Model Problem Based Learning (PBL) dalam Melatih
Scientific Reasoning Siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 3 (1).

Permata, S. h. (2010). Kamu Bisa jadi Ilmuan. Jakarta: Nobel.

Rimanika, A. P. (2018). UPAYA MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN


PRESTASI BELAAJR SISWA KELAS IV MATERI PENGARUH
GLOBALISASI MATA PELAJARAN PKN MELALUI MODEL
COOPERATIVE SCRIPT. Skripsi Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

27
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.

Suyanto. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana


Pustaka.

Syamsiara Nur, d. (2016). Efektfifitas Model Problem Based Learning (PBL)


terhadap Hasil Belajar mahasiswa Prodi Bilogi Universitas Sulawesi Barat.
Jurnal Saintifik, 2 (2).

Widyaningrum, R. (2013). PENINGKATAN RASA INGIN TAHU DAN


PRESTASI BELAJAR IPA MATERI GAYA MELALUI METODE
EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 1 CILONGOK. Skripsi
Universitas Muhammadiyah Puwokerto.

28

Anda mungkin juga menyukai