Anda di halaman 1dari 28

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV

DENGAN PENERAPAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES

SDN 32 GURUN PANJANG KECAMATAN BAYANG

KABUPATEN PESISIR SELATAN

Di Susun Oleh :

Putri Permata Bunda

1910013411206

Dosen Pembimbing :

Dra. Zulfa Amrina, M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BUNG HATTA

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur

kami ucapkan atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga peneliti

bisa menyelesaikan proposal yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWAKELAS IV DENGAN PENERAPAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES SDN 32

GURUN PANJANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN” dengan baik

dan lancar sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Selanjutnya Sholawat beserta salam tidak lupa

diucapkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang menjadi suri teladan dalam setiap sikap dan tindakan

sebagai seorang muslim yang baik dan benar.

Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas, Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, Universitas Bung Hatta. Peneliti menyadari bahwa keberhasilan dalam

penyusunan proposal ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

pihak yang sudah terlibat dalam penulisan proposal ini.

Dalam penulisan proposal ini, peneliti menyadari masih banyak ketidaksempurnaan dalam

pembahasan ini. oleh karena itu peneliti membutuhkan kritik dan saran untuk mengembangkan

proposal ini agar dapat bermanfaat bagi pembaca.

Padang, 03 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. IDENTIFIKASI MASALAH..........................................................................................3
C. PEMBATASAN MASALAH.........................................................................................3
D. RUMUSAN MASALAH................................................................................................3
E. TUJUAN PENELITIAN.................................................................................................4
F. MANFAAT PENELITIAN.............................................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................................6

A. KAJIAN TEORI.............................................................................................................6
B. PENELITIAN YANG RELEVAN...............................................................................11
C. KERANGKA KONSEPTUAL.....................................................................................14
D. HIPOTESIS TINDAKAN.............................................................................................15

BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................................16

A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN..............................................................16


B. SETTING PENELITIAN..............................................................................................17
C. SUBJEK PENELITIAN................................................................................................17
D. PROSEDUR PENELITIAN.........................................................................................17
E. INDIKATOR KEBERHASILAN.................................................................................22
F. INSTRUMEN PENELITIAN.......................................................................................22
G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA............................................................................22
H. TEKNIK ANALISIS DATA........................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan sudut pandang dari Aristoteles mengenai pendidikan, yaitu Pendidikan

merupakan salah satu fungsi dari sebuah Negara untuk mencapai tujuannya. Pendidikan merupakan

tujuan dari sebuah Negara tersebut, yang mana tujuan dilakukannya pendidikan ialah jalan yang

harus ditempuh oleh generasi penerus bangsa untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi

tantangan masa depan agar bisa mendapatkan kehidupan yang layak serta pekerjaan yang layak.

semua harus di persiapkan sejak dari jenjang pendidikan dasar bahkan sejak dini. Semua hal yang

berkaitan dengan tujuan Negara harus di atur oleh Undang-Undang. Menurut Undang-Undang No.

20 Tahun 2003, Pendidikan merupakan sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan.

Pendidikan tidak mungkin terjadi antara satu pihak saja, banyak pihak yang dapat berperan

penting dalam pendidikan, yaitu orang tua, masyarakat sosial, dan guru di sekolah sebagai

supplement tambahan bagi siswa. Menurut Siagian, 2006: 273 : Pendidikan adalah keseluruhan

proses teknik dan metode belajar mengajar dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari

seseorang kepada orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Menurut Rocky Gerung : Pendidikan adalah perang terhadap kedunguan. Dari sudut pandang

ini dapat di pahami bahwa, tujuan utama pendidikan adalah untuk meningkatkan segala aspek yang

ada didalam diri manusia. Jika aspek yang menjadi titik fokus tidak terjadi peningkatan, maka harus

ada inovatif baru yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga kedunguan yang

awalnya bersarang bisa berubah menjadi manusia yang bisa berdialeg.

1
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah seorang Guru kelas IV di

SDN 32 Gurun Panjang-Pesisir Selatan. Peneliti mendapatkan informasi bahwa sulitnya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dikelas tersebut. Dari 15 Siswa di kelas IV hanya 3 orang siswa

yang benar-benar paham dengan materi pembelajaran yang disampaikan, sedangkan 12 siswa

lainnya hanya saling mencontek satu sama lain. Guru kelas terkait sudah mencobakan berbagai

macam metode pembelajaran, tetapi hasil belajar tetap hanya 3 orang siswa itu yang mencapai

KKM. Sedangkan yang lainnya tidak mencapai KKM. Jika di persentasekan hanya 20% siswa yang

memiliki nilai diatas KKM, sedangkan 80% siswa memiliki nilai dibawah dan bahkan bisa

dikatakan jauh dibawah KKM. Guru hanya mengganti metode pembelajaran dari metode ceramah

ke metode diskusi tanpa mengganti model pembelajaran yang di terapkan.

Berdasarkan permasalah di atas, diperlukan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Yang mana dapat di simpulkan bahwasanya siswa sangat sulit untuk memahami konsep dari materi

sehingga berdampak pada hasil belajar siswa, dikarenakan siswa tidak memaknai dengan sungguh-

sungguh materi yang di sampaikan guru, apakah terlalu berbelit-belit dalam menjelaskan atau justru

terlalu banyak ceramah dalam pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti

menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples untuk memberikan pengalaman baru

bagi siswa agar dapat memahami konsep materi lebih dalam dengan mudah.

Examples non examples adalah taktik yang digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.

Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang ada,

dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai konsep yang ada.

Menurut Komalasari, 2010 : 61, Examples non examples merupakan model pembelajaran yang

membelajarkan murid terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya melalui analisis contoh-contoh

berupa gambar-gambar, foto, dan kasus yang bermuatan masalah. Murid diarahkan untuk

mengidentifikasi masalah, mencari alternative pemecahan masalah, dan menentukan cara

pemecahan masalah yang paling efektif, serta melakukan tindakan lanjut.


2
Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh suatu materi yang sedang

dibahas. Sedangkan non examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari

suatu materi yang sedang dibahas.

Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap examples non examples, diharapkan akan dapat

mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada, serta bisa

meningkatkan prestasi belajar dan mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru

dengan lebih baik lagi dari sebelumnya.

B. Identifikasi Masalah

1. Kurangnya inovasi baru dari guru dalam merancang pembelajaran yang menyenangkan.

2. Banyak siswa yang sulit dalam memahami materi meskipun sudah disajikan sedemikian rupa.

3. Banyaknya siswa yang memiliki hasil belajar tidak mencapai KKM karena tidak memahami

materi pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas IV SDN 32 Gurun Panjang-Pesisir Selatan.

2. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini hanya tentang Hasil Belajar siswa.

3. Media yang digunakan dalam penerapan model pembelajaran Examples Non Examples yaitu

gambar-gambar kasus yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang di cetak sebanyak

siswa di dalam kelas.

D. Rumusan Masalah

Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 32 Gurun Panjang- Pesisir Selatan

dengan di terapkannya model pembelajaran Examples Non Examples?

3
E. Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 32 Gurun Panjang-Pesisir Selatan deng

menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples.

2. Meningkatkan kreativitas dan Inovasi dalam belajar siswa kelas IV SDN 32 Gurun Panjang-

Pesisir Selatan.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples akan

memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami dan mengingat materi pelajaran. Siswa

akan lebih tertarik, kreatif, dan fokus dalam mengikuti pembelajaran, sehingga diharapkan

dengan diterapkannya model Pembelajaran Examples Non Examoles hasil belajar siswa akan

meningkat.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru untuk menerapkan

model pembelajaran Examoles Non Examples dalam pembelajaran, sehingga diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi sekolah untuk mengoptimalkan

penerapan model pembelajaran Examples Non Examples dalam pembelajaran, sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dan mutu sekolah.

4
4. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan manfaat berupa pengetahuan dan pengalaman baru bagi

peneliti, selain itu juga bisa memahami bagaimana menghadapi keadaan dan situasi belajar

mengajar di kelas.

5. Bagi Pengamat Dunia Pendidikan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi oleh pengamat dunia pendidikan tentang

bagaimana pendidikan saat sekarang ini, sehingga bisa memberikan titik terang bahkan sekedar

gambaran kasar yang harus dilakukan untuk pendidikan yang lebih baik kedepannya.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Example Non Examples

a. Definisi Example Non Examples

Example Non Example adalah model pembelajaran yang membelajarkan siswa terhadap

permasalahan yang ada disekitarnya melalui contoh-contoh berupa gambar, foto, dan kasus

yang bermuatan masalah. Konsep model pembelajaran ini pada umumnya dipelajari dalam

dua cara. Paling banyak konsep yang dipelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga

melalui definisi konsep sendiri.

Menurut Aris Shoimin : 2016, Pembelajaran Kooperatif dengan model Example non

examples dapat memberi ruang serta kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok

untuk berinteraksi secara langsung dan bertatap muka dalam memberi serta mendapatkan

informasi. Kegiatan tatap muka mempunyai manfaat kepada masing-masing anggota

didalam kelompok, serta mampu saling melengkapi kekurangan.

Menurut Kurniasih dan Sani (2015), examples non examples adalah model pembelajaran

yang dirancang agar siswa memiliki kemampuan dalam menganalisis gambar dan

memberikan deskripsi mengenai apa yang ada di dalam gambar.

Dapat dikatakan bahwa gambar adalah media pembelajaran utama dalam teknik

pembelajaran ini. Menurut Joyce, Weil, dan Calhoun (2016) model pembelajaran example

non example atau juga biasa disebut example non example merupakan model pembelajaran

yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.

Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis

gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam
6
gambar. Dengan kata lain, metode ini menekankan pada konteks analisis siswa dan dapat

mengajarkan definisi konsep. Example non example adalah strategi (taktik) yang dapat

digunakan untuk mengajarkan definisi konsep (Hamdayama : 2014).

Dapat disimpulkan bahwa example non example adalah model atau metode

pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan gambar atau ilustrasi lain yang dapat

memancing daya kritis siswa untuk menganalisis, mendeskripsikan, hingga menyimpulkan

sesuatu yang terkandung dalam contoh (example) yang diberikan untuk mempelajari dan

menguasai konsep-konsep materi yang sedang dibawakan.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Example Non Examples

Menurut Huda (2015), Langkah-langkah model pembelajaran Example Non Examples

adalah sebagai berikut :

1) Guru menulis topic pembelajaran.

2) Guru menulis tujuan pembelajaran.

3) Guru membagi peserta didik dalam kelompok.

4) Guru menempelkan gambar dipapan tulis atau menayangkan media pembelajaran

melalui proyektor.

5) Guru meminta kepada masing-masing kelompok untuk membuat rangkuman tentang

macam-macam gambar yang di tampilkan oleh guru.

6) Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil rangkumannya,

sementara kelompok lain sebagai penyangga dan penanya.

7) Peserta didik melakukan diskusi.

8) Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi

7
c. Kelebihan

1) Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas

pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.

2) Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka

untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example dan

non example.

3) Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengekplorasi karakteristik dari suatu

konsep denfan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih

terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konseo yang tekah

dipaparkan pada bagian example.

4) Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar

5) Siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat

6) Siswa memahami konsep yang merupakan hasil belajar

d. Kekurangan

1) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar

2) Memakan waktu yang banyak

2. Hasil Belajar

a. Definisi Belajar

Belajar menurut (Slameto 2010:2) dapat didefinisikan sebagai berikut:Belajar ialah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Artinya belajar selalu menekankan pada proses sehingga seseorang dapat

merasakan adanya perubahan perilaku. Belajar juga berarti tidak hanya dikelas saja melainkan
8
sesuatu yang mengakibatkan perubahan perilaku. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang

pendidikan.

Menurut Crow (Dalam Sagala, 2012: 13) mengemukakan belajar adalah upaya untuk

memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap. Belajar dikatakan berhasil

manakala sesorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya, maka belajar

seperti ini disebut “Rote Learning” kemudian, jika yang telah dipelajari itu mampu disampaikan

dan diekspresikan dalam bahasa sendiri, maka disebut “Over Learning”.

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2012

menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.

Dari berbagai pendapat pengertian pembelajaran di atas, maka dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru

dapat mengajar dan siswa dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara

sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan

yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar.

b. Definisi Hasil Belajar

Menurut (Sudjana, 2012: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2012: 125)

mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan

perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Sehubungan

dengan pendapat itu, maka (Wahidmurni, dkk. 2013: 18) menjelaskan bahwa sesorang dapat

dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam

9
dirinya. Perubahan perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpikirnya,

keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek.

Selanjutnya, menurut (Hamalik, 2012: 155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar

yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan

sungguh-sungguh. Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa

yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan

tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik

dibandingkan dengan sebelumnya.

Berdasarkan konsep di atas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan sebagai

perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi

tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan

nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya

peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

c. Prinsip-prinsip Hasil Belajar

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan

klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom (dalam Catharina Tri Ani 2012:7-12)

secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu:

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan ke mampuan intelektual seseorang.

Hasil belajar kognitif melibatkan siswa kedalam proses berpikir seperti

menginggat, memahami, menerapkan, menganalisa sintesis dan evaluasi.

2) Ranah Afektif

Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan

sikap, nilai perasaan dan emosi. Tingkatan-tingkatannya aspek ini dimulai dari
10
yang sederhana sampai kepada tingkatan yang kompleks, yaitu penerimaan,

penanggapan penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi nilai.

3) Ranah Psikomotor

Ranah Psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang menyangkut

gerakangerakan otot. Tingkatan-tingkatan aspek ini, yaitu gerakan refleks

keterampilan pada gerak dasar kemampuan perseptual, kemampuan dibidang

pisik, gerakan gerakan skil mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada

keterampilan yang kompleks dan kemampuan yang berkenaan dengan non

discursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretative.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

1. Ferdinant Alexander dan Fenni Regina Pono (2019) “PENERAPAN METODE

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA”. Penelitian ini didasarkan atas

beberapa permasalahan belajar siswa, di antaranya ; perhatian siswa terhadap proses

pembelajaran sangat rendah, pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah masih

mendominasi, sehingga siswa tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai

dengan perkembangan kognitifnya, di mana siswa seharusnya telah memiliki kemampuan

menkonstruksi konsep dan menyelesaikan masalah yang diberikan. Permasalahan-

permasalahan di atas berdampak kepada aktivitas proses pembelajaran yang tidak

menyenangkan serta hasil belajar siswa yang terlihat buruk. Data statistik menunjukkan

bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM berada di bawah angka 31%. Rendahnya jumlah

siswa yang mengalami ketuntasan belajar menunjukkan bahwa pengusaan materi oleh siswa

belum maksimal. Hingga dilakukan penelitian ini dengan maksud untuk membangun
11
imajinasi dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam belajar dengan harapan hasil belajar

pada ranah kognitif akan meningkat.

2. Tazminar (2015) “MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR

SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON

EXAMPLES”. Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya aktivitas belajar siswa yang

berimbas pada hasil belajar siswa yang rendah, penulis merasakan pembelajaran siswa

dikelas lebih mementingkan hasil belajar yang ditandai dari tuntutan kepala sekolah

pencapaia hasil UN yang maksimal yang dilakukan dengan drill pengerjaan soal, hal ini

mengakibatkan siswa sejak dikelas IV telah memfokuskan belajar menjawab soal, sehingga

mengakibatkan aktivitas belajar rendah. Penelitian bertujuan meningkatkan aktivitas belajar

dan hasil belajar siswa. Perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran yaitu cara dalam

mengajarkan siswa agar lebih aktif. Bila siswa aktif membangun sendiri pengetahuan di

dalam memorinya serta mampu menemukan sendiri atau menerapkan ide-ide mereka sendiri

maka potensi yang pada diri mereka pun akan ikut berkembang. Dan perbaikan yang dapat

dilakukan dalam mengajarkan siswa lebih aktif oleh guru ialah dengan menggunakan model

pembelajaran Examples Non Examples.

3. Amalia Risqi Puspitaningtyas (2020) “PENGGUNAAN METODE EXAMPLE NON

EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA”.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang di lakukan pada saat

pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung di SDN 3 Agel kecamatan Jangkar, menurut

guru beberapa permasalahan yang muncul misalnya pada pembelajaran materi pokok Cerita

Pendek adalah siswa sulit memahami dan sering keliru dalam merangkai kalimat untuk

dijadikan sebuah cerita yang termasuk dalam materi pokok Cerita Pendek. Rendahnya hasil
12
belajar peserta didik dilihat dari data nilai hasil ulangan harian yang diperoleh peserta

didik siswa yang telah tuntas mencapai 68% sedangkan yang belum tuntas 32% siswa.

Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan siswa menyebutkan bahwa siswa merasa

agak jenuh dengan metode yang diterapkan oleh guru. Berdasarkan permasalahan diatas,

penulis mencoba menerapkan sebuah model pembelajaran pada yaitu Motode Pembelajaran

Example Non Example, Model pembelajaran ini dipilih karena metode pembelajaran ini

merupakan metode belajar yang menyenangkan dengan menggunakan media-media atau

non media sebagai contoh.Penerapan model Example Non Example terdapat beberapa

komponen yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, yang berdampak pada

meningkatnya hasil belajar siswa.

4. Zaid Zainal, dkk (2020) “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

EXAMPLE NON EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS II SDN 79 PAREPARE”. Beberapa masalah dalam

pembelajaran, antara lain bahwa peserta didik atau siswa sulit untuk memahami isi mata

pelajaran, dan mengaplikasikan apa yang dipelajari. Begitu juga dalam pembelajaran

Matematika sebagai salah satu bidang studi yang pada umumnya cenderung terkait dengan

aritmatika atau berhitung hal ini menyebabkan siswa kurang tertarik apabila mata pelajaran

matematika diajarkan dengan strategi pembelajaran yang menekankan pada aktivitas guru,

bukan pada aktivitas siswa akibatnya pemahaman siswa terhadap materi akan kurang

sehingga mereka sering melupakan materi pelajaran yang telah dijelaskan oleh guru. Hal

tersebut juga berdampak jelas pada hasil belajar siswa yang menjadi tidak bagus. Adapun

upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut adalah menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Example Non Example.

13
5. Feri Poko (2017) “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON

EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS”. Berdasarkan observasi

hasil tes formatif, yakni dari 33 siswa yang memperoleh nilai tuntas atau nilai ≥ KKM (65)

hanya 16 orang atau tingkat tuntas klasikal hanya 48%. Dengan demikian pembelajaran

pada kompetensi dasar tersebut tidak berhasil karena pembelajaran dikatakan berhasil jika

kriteria keberhasilan mencapai ≥ 60%. Dari perolehan nilai tersebut menunjukkan bahwa

penguasaan materi belum tuntas. Hal ini, dikarenakan, perhatian siswa terhadap materi yang

disampaikan guru masih kurang, dimana guru jarang menggunakan media yang menarik

sehingga siswa di kelas IV SD Negeri 4 Kaliuntu cepat bosan, partisipasi siswa dalam

proses pembelajaran masih kurang. masih banyak siswa yang berbicara sendiri dengan

temannya saat berlangsungnya proses pembelajaran Berdasarkan temuan masalah tersebut,

maka perlu diberikan suatu usaha penanganan masalah. Penanganan yang dilakukan yaitu

dengan menggunakan model pembelajaran inovatif examples non examples. Peneliti

menggunakan model examples non examples dengan alasan, model ini dapat melibatkan

siswa untuk dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

C. Kerangka Konseptual

Penerapan Model Pembelajaran Example Non Examples dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas IV SDN. 32 Gurun Panjang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Model

Pembelajaran Example Non Example adalah adalah model atau metode pembelajaran yang

dilaksanakan dengan menggunakan gambar atau ilustrasi lain yang dapat memancing daya kritis

siswa untuk menganalisis, mendeskripsikan, hingga menyimpulkan sesuatu yang terkandung dalam

contoh (example) yang diberikan untuk mempelajari dan menguasai konsep-konsep materi yang

sedang dibawakan.

14
Berdasarkan teori diatas maka kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan seperi

bagan berikut.

Pembalajaran dengan Metode Konvensional

Hasil belajar belum optimal

Siswa Pembelajaran dengan Model Example Non Example Guru

Hasil belajar meningkat

D. Hipotesis Tindakan

Sesuai dengan teori dan kerangka konseptual yang telah disampaiakan, maka dirumuskan

hipotesis yang akan diuji kebenarannya adalah sebagai berikut : “melalui Penerapan Model

Pembelajaran Example Non Examples dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa Kelas IV SDN. 32

Gurun Panjang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan”

15
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto

dan Dadang Iskandar (2015) mengatakan: Tujuan PTK adalah untuk menyelesaikan masalah

melalui suatu perbuatan nyata, bukan hanya mencermati fenomena yang bersangkutan. Definisi di

atas dapat dipahami bahwa PTK merupakan penelitian tindakan yang dilakukan atas dasar

persoalan pembelajaran yang muncul di kelas guna meningkatkan proses pembelajaran sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan Kuantitatif, metode penelitian kuantitatif

menurut Sugiyono (2018, hlm. 14) adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme (mengandalkan empirisme) yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara acak (random), pengumpulan

data menggunakan instrumen penelitian objektif, dan analisis data bersifat jumlah atau banyaknya

(kuantitatif) atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan secara kolaboratif yang artinya peneliti

melakukan penelitian dengan cara berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru kelas Kelas IV

SDN. 32 Gurun Panjang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Peneliti dan guru selain

berperan sebagai pelaksana tindakan, juga berperan melakukan pengamatan terhadap proses

tindakan.

16
B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di SDN. 32 Gurun Panjang. Lokasi Penelitian di Kelas

IV SDN. 32 Gurun Panjang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Padang-Sumatra

Barat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2021/2022 di Kelas IV SDN.

32 Gurun Panjang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Padang-Sumatra Barat.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas IV SDN. 32 Gurun Panjang Kecamatan Bayang

Kabupaten Pesisir Selatan yang berjumlah 15 orang yaitu terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 7 siswa

perempuan. Subjek penelitian ditentukan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan guru kelas.

Hal tersebut dikarenakan Siswa Kelas IV SDN. 32 Gurun Panjang Kecamatan Bayang Kabupaten

Pesisir Selatan mengalami permasalahan hasil belajar dalam pembelajaran, terutama dalam

memahami pembelajaran.

D. Prosedur Penelitian

1. Perencanaan Tindakan

Sebelum melaksanakan PTK, peneliti hendaknya mempersiapkan terlebih dahulu konsepnya

dengan membuat perencanaan dalam bentuk tulisan. Menurut Arikunto dalam Iskandar Dadang

dan Narsim (2015: hlm.23) ada beberapa langkah yang dilakukan dalam kegiatan ini, yakni

membuat skenario pembelajaran, membuat lembaran observasi, mendesain alat evaluasi.


17
Adapun langkah-langkah yang harus dilaksanakan pada tahap perencanaannya yaitu sebagai

berikut:

a. Meminta izin kepada pihak sekolah yaitu kepala sekolah dan guru IV SDN. 32 Gurun

Panjang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

b. Pengkajian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran

yang selanjutnya ditunjukan secara bersama-sama dalam bentuk Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran.

c. Merumuskan masalah yang dihadapi siswa sebagai langkah awal untuk mencari solusi,

sediakan sumber-sumber pasti dalam pembuatan perencanaan penggunaan metode,

model, media dan alat evaluasi yang efektif.

d. Merancang dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagi pedoman

pelaksanaan pembelajaran.

e. Menyiapkan bahan dan media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan

disampaikan.

f. Merancang instrument penelitian menganalisa kegiatan guru, kegiatan siswa, dan hasil

belajar siswa dan kerja sama siswa yaitu :

1) Lembar Observasi

2) Lembar Tes (free test dan post test)

3) Dokumentasi

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan pelaksanaan skenario pembelajaran yang telah dibuat.

peneliti yang akan melakukan tindakan harus memahami secara mendalam tentang skenario

18
pembelajaran yang telah dibuatnya. Arikunto dalam Iskandar Dadang dan Narsim (2015: hlm.

47) memaparkan secra rinci hal-hal yang harus diperhatikan guru antara lain:

(a) apakah ada kesesuaian antara pelaksaan dengan perencanaan,

(b) apakah proses tindakan yang dilakukan pada siswa cukup lancar,

(c) bagaimanakah situasi proses tindakan,

(d) apakah siswa-siswa melaksanakan dengan bersemangat dan

(e) bagaimanakah hasil keseluruhan dari tindakan itu.

Pelaksanaan tindakan (acting) yang merupakan implementasi isi rancangan, yaitu

mengenakan tindakan di kelas. Pelaksanaan tindakan berdasarkan rencana yang tertuang dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya. Jika perencanaan

nya sudah matang, maka proses tindakan semata-mata merupakan pelaksanaan perencanaan

itu. Pelaksanaan tindakan boleh jadi berubah atau dimodifikasi disesuaikan dengan kondisi

kelas. Tindakan yang dapat dilakukan oleh guru adalah :

a. Kegiatan Awal

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa sesuai

kepercayaam masing-masing.

2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Example Non Example.

3) Guru menyampaikan indicator yang harus dicapai dalam pembelajaran

berdasarkan kompetensi dasar.

19
b. Kegiatan Inti

1) Guru membimbing siswa mengamati benda-benda yang ada disekitarnya

yang berkaitan dengan pembelajaran.

2) Guru memberi rangsangan kepada peserta didik berupa pertanyaan dan

beberapa gambar untuk meningkatkan keaktifan peserta didik.

3) Guru membentuk kelompok siswa dan membahas gambar yang di berikan

yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

4) Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menampilkan

hasil diskusi mereka di depan kelas dengan penuh percaya diri.

5) Guru memberikan penguatan penjelasan terhadap hasil diskusi siswa.

6) Siswa diminta untuk lebih kritis dalam menelaah gambar yang menjadi

contoh dalam pembelajaran.

7) Siswa diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapat kembali

dengan konsep baru yang mereka pahami.

c. Kegiatan Penutup

1) Guru bertanya kepada siswa tentang pengalaman baru yang dirasakan dengan

menggunakan model pembelajaran Example Nin Example.

2) Guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan dan di sempurna secara

bersama-sama.

3) Guru menutup pembelajaran dengan mengajak siswa mengucapkan rasa

syukur atas ilmu yang di dapatkan hari ini.


20
3. Observasi Tindakan

Tahap ini Peneliti mengamati, mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang telah

terjadi selama tindakan berlangsung dengan maksud untuk mengetahui kesesuaian antara

rencana dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan format

observasi/ penilaian yang telah disusun. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif

maupun data kualitatif.

Peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario dalam RPP yang telah dibuat.

Penelitan melibatkan aktivitas dan kreativitas setiap siswa dalam menerapkan model

pembelajaran Example Non Example. Peneliti dalam penelitian ini selain bertindak sebagai

pengamat, sekaligus bertindak sebagai pelaksana tindakan bersama guru.

Observasi selama proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti,guru dan satu mahasiswa

dengan menggunakan pedoman observasi. Observasi juga dilakukan untuk mengamati

kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dengan rencana pelaksanaan yang telah disusun.

Setelah pelaksanaan tindakan, siswa mengisi angket terkait pelaksanaan pembelajaran siswa

untuk mengetahui prosentase pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan

penerapan model pembelajaran Example Non Example di Kelas IV SDN. 32 Gurun Panjang

Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

4. Analisis dan Refleksi

Tahap ini peneliti dan guru mendiskusikan dan mengevaluasi hasil pengamatan yang

telah dilakukan. Kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus terdahulu dapat dijadikan

dasar dalam penyusunan rencana tindakan pada siklus berikutnya, sehingga siklus selanjutnya

akan menjadi lebih baik daripada siklus sebelumnya.

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil data yang diperoleh pada saat observasi. Data hasil

tes, observasi, data angket penilaian pelaksanaan pembelajaran dianalisis untuk mengetahui
21
persentase hasil belajar siswa. Peneliti dan pengamat melakukan diskusi mengenai hasil

tindakan dan hal-hal yang perlu untuk diperbaiki. Refleksi juga menjadi dasar untuk

menentukan apakah perlu diadakan siklus kembali atau tidak. Jika pada hasil refleksi

menunjukan tercapainya indikator keberhasilan yang telah ditentukan, maka penelitian

dihentikan. Namun apabila sebaliknya, makapenelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya.

E. Indikator Keberhasilan

1. hasil belajar siswa Kelas IV SDN. 32 Gurun Panjang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir

Selatan meningkat (70%)

2. Keaktifan siswa meningkat (80%)

3. Pemahaman siswa meningkat (75%)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan

data dalam penelitian. Salah satu tujuan dibuatnya instrumen adalah untuk memperoleh data dan

informasi lengkap mengenai hal-hal yang ingin dikaji. Instrumen yang digunakan yaitu lembar

observasi, lembar penilaian, dan catatan lapangan. Selain itu, dokumentasi yang berupa foto-foto

dilapangan juga diikutsertakan agar data yang diperoleh lebih akurat dalam penilaian peningkatan

hasil belajar siswa kelas IV SDN. 32 Gurun Panjang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti unuk

memperoleh data. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh data

adalah sebagai berikut.

22
1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

terhadap sasaran pengukuran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan

sebelumnya (Pardjono, 2007: 43). Observasi yang dilakukan adalah observasi sistematis,

dimana pengamat menggunakan pedoman sebagai instrumen untuk menggambarkan proses

pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Example Non Example. Pelaksanaan

observasi dilakukan oleh peneliti, guru dan satu mahasiswa yang berperan sebagai

pengamat. Observasi yang dilakukan yaitu pengamatan pelaksanaan pembelajaran.

2. Tes

Tes menurut Purwanto (2010: 56) merupakan alat ukur pengumpulan data yang

mendorong peserta memberikan penampilan maksimal. Tes dalam penelitian ini digunakan

untuk mengetahuai hasil belajar siswa secara kognitif dalam mengikuti pembelajaran yang

nantinya akan digunakan sebagai patokan untuk mengetahui keberhasilan penerapan metode

mind mapping dalam pembelajaran terutama yang bersifat hafalan. Tes digunakan dalam

akhir siklus pembelajaran.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan

dengan cara mengitung rata-rata hasil belajar siswa dan di lakukan perbandingan dengan hasil

belajar sebelumnya, apakah terjadi peningkatan atau tidak. Dan apakah model pembelajaran yang di

terapkan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Berdasarkan instrument penelitian, maka teknik analisis data penelitian sebagai berikut :

23
Data rata-rata tes hasil belajar siswa :

X=
∑X
n

Keterangan :

X = Nilai Rata-rata

∑ X = Jumlah Nilai Seluruh Siswa


n = Jumlah Siswa

24
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, Ferdinant, Pono, Fenni Regina. 2019. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe

Examples Non Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa. Jurnal Ilmiah

Religiosity Entity Humanity (JIREH). 2(1), 110-126.

Adnyani, IAKM, Wibawa, I M C. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non

Example Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ipa Siswa. Mimbar Pgsd. 1-11

Puspitaningtyas, Amalia Risqi. 2020. Penggunaan Metode Example Non Example Untuk

Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal IKA PGSD (Ikatan Alumni PGSD)

UNARS. 8(2), 270.

Poko, Feri. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Example Non Examples Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Ips. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. 1(1), 9-14.

Suryana, Putri Suyani Nurdin Hanifah Dede Tatang. 2017. penerapan model pembelajaran examples no

examplespada materi tokoh-tokoh sejarah untuk meningkatakan hasil belajar siswa kelas v SDN

Gunungsari. Jurnal Pena Ilmiah. 2(1), 2021-2030.

Zainal, Zaid, Maryam, St. 2020. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non

Example Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II SDN 79 Parepare.

Journal of Mathematics Education and Science. 5(2), 1-7.

Anda mungkin juga menyukai