Di Susun Oleh :
1910013411206
Dosen Pembimbing :
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami ucapkan atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga peneliti
dan lancar sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Selanjutnya Sholawat beserta salam tidak lupa
diucapkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang menjadi suri teladan dalam setiap sikap dan tindakan
Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas, Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Bung Hatta. Peneliti menyadari bahwa keberhasilan dalam
penyusunan proposal ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Dalam penulisan proposal ini, peneliti menyadari masih banyak ketidaksempurnaan dalam
pembahasan ini. oleh karena itu peneliti membutuhkan kritik dan saran untuk mengembangkan
Penulis
i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. IDENTIFIKASI MASALAH..........................................................................................3
C. PEMBATASAN MASALAH.........................................................................................3
D. RUMUSAN MASALAH................................................................................................3
E. TUJUAN PENELITIAN.................................................................................................4
F. MANFAAT PENELITIAN.............................................................................................4
A. KAJIAN TEORI.............................................................................................................6
B. PENELITIAN YANG RELEVAN...............................................................................11
C. KERANGKA KONSEPTUAL.....................................................................................14
D. HIPOTESIS TINDAKAN.............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai dengan sudut pandang dari Aristoteles mengenai pendidikan, yaitu Pendidikan
merupakan salah satu fungsi dari sebuah Negara untuk mencapai tujuannya. Pendidikan merupakan
tujuan dari sebuah Negara tersebut, yang mana tujuan dilakukannya pendidikan ialah jalan yang
harus ditempuh oleh generasi penerus bangsa untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi
tantangan masa depan agar bisa mendapatkan kehidupan yang layak serta pekerjaan yang layak.
semua harus di persiapkan sejak dari jenjang pendidikan dasar bahkan sejak dini. Semua hal yang
berkaitan dengan tujuan Negara harus di atur oleh Undang-Undang. Menurut Undang-Undang No.
20 Tahun 2003, Pendidikan merupakan sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan.
Pendidikan tidak mungkin terjadi antara satu pihak saja, banyak pihak yang dapat berperan
penting dalam pendidikan, yaitu orang tua, masyarakat sosial, dan guru di sekolah sebagai
supplement tambahan bagi siswa. Menurut Siagian, 2006: 273 : Pendidikan adalah keseluruhan
proses teknik dan metode belajar mengajar dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari
seseorang kepada orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Menurut Rocky Gerung : Pendidikan adalah perang terhadap kedunguan. Dari sudut pandang
ini dapat di pahami bahwa, tujuan utama pendidikan adalah untuk meningkatkan segala aspek yang
ada didalam diri manusia. Jika aspek yang menjadi titik fokus tidak terjadi peningkatan, maka harus
ada inovatif baru yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga kedunguan yang
1
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah seorang Guru kelas IV di
SDN 32 Gurun Panjang-Pesisir Selatan. Peneliti mendapatkan informasi bahwa sulitnya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dikelas tersebut. Dari 15 Siswa di kelas IV hanya 3 orang siswa
yang benar-benar paham dengan materi pembelajaran yang disampaikan, sedangkan 12 siswa
lainnya hanya saling mencontek satu sama lain. Guru kelas terkait sudah mencobakan berbagai
macam metode pembelajaran, tetapi hasil belajar tetap hanya 3 orang siswa itu yang mencapai
KKM. Sedangkan yang lainnya tidak mencapai KKM. Jika di persentasekan hanya 20% siswa yang
memiliki nilai diatas KKM, sedangkan 80% siswa memiliki nilai dibawah dan bahkan bisa
dikatakan jauh dibawah KKM. Guru hanya mengganti metode pembelajaran dari metode ceramah
Yang mana dapat di simpulkan bahwasanya siswa sangat sulit untuk memahami konsep dari materi
sehingga berdampak pada hasil belajar siswa, dikarenakan siswa tidak memaknai dengan sungguh-
sungguh materi yang di sampaikan guru, apakah terlalu berbelit-belit dalam menjelaskan atau justru
terlalu banyak ceramah dalam pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti
menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples untuk memberikan pengalaman baru
bagi siswa agar dapat memahami konsep materi lebih dalam dengan mudah.
Examples non examples adalah taktik yang digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang ada,
dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai konsep yang ada.
Menurut Komalasari, 2010 : 61, Examples non examples merupakan model pembelajaran yang
membelajarkan murid terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya melalui analisis contoh-contoh
berupa gambar-gambar, foto, dan kasus yang bermuatan masalah. Murid diarahkan untuk
dibahas. Sedangkan non examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari
Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap examples non examples, diharapkan akan dapat
mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada, serta bisa
meningkatkan prestasi belajar dan mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
B. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya inovasi baru dari guru dalam merancang pembelajaran yang menyenangkan.
2. Banyak siswa yang sulit dalam memahami materi meskipun sudah disajikan sedemikian rupa.
3. Banyaknya siswa yang memiliki hasil belajar tidak mencapai KKM karena tidak memahami
materi pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas IV SDN 32 Gurun Panjang-Pesisir Selatan.
2. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini hanya tentang Hasil Belajar siswa.
3. Media yang digunakan dalam penerapan model pembelajaran Examples Non Examples yaitu
gambar-gambar kasus yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang di cetak sebanyak
D. Rumusan Masalah
Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 32 Gurun Panjang- Pesisir Selatan
3
E. Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 32 Gurun Panjang-Pesisir Selatan deng
2. Meningkatkan kreativitas dan Inovasi dalam belajar siswa kelas IV SDN 32 Gurun Panjang-
Pesisir Selatan.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami dan mengingat materi pelajaran. Siswa
akan lebih tertarik, kreatif, dan fokus dalam mengikuti pembelajaran, sehingga diharapkan
dengan diterapkannya model Pembelajaran Examples Non Examoles hasil belajar siswa akan
meningkat.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru untuk menerapkan
model pembelajaran Examoles Non Examples dalam pembelajaran, sehingga diharapkan dapat
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi sekolah untuk mengoptimalkan
penerapan model pembelajaran Examples Non Examples dalam pembelajaran, sehingga dapat
4
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan manfaat berupa pengetahuan dan pengalaman baru bagi
peneliti, selain itu juga bisa memahami bagaimana menghadapi keadaan dan situasi belajar
mengajar di kelas.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi oleh pengamat dunia pendidikan tentang
bagaimana pendidikan saat sekarang ini, sehingga bisa memberikan titik terang bahkan sekedar
gambaran kasar yang harus dilakukan untuk pendidikan yang lebih baik kedepannya.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
Example Non Example adalah model pembelajaran yang membelajarkan siswa terhadap
permasalahan yang ada disekitarnya melalui contoh-contoh berupa gambar, foto, dan kasus
yang bermuatan masalah. Konsep model pembelajaran ini pada umumnya dipelajari dalam
dua cara. Paling banyak konsep yang dipelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga
Menurut Aris Shoimin : 2016, Pembelajaran Kooperatif dengan model Example non
examples dapat memberi ruang serta kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok
untuk berinteraksi secara langsung dan bertatap muka dalam memberi serta mendapatkan
Menurut Kurniasih dan Sani (2015), examples non examples adalah model pembelajaran
yang dirancang agar siswa memiliki kemampuan dalam menganalisis gambar dan
Dapat dikatakan bahwa gambar adalah media pembelajaran utama dalam teknik
pembelajaran ini. Menurut Joyce, Weil, dan Calhoun (2016) model pembelajaran example
Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis
gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam
6
gambar. Dengan kata lain, metode ini menekankan pada konteks analisis siswa dan dapat
pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan gambar atau ilustrasi lain yang dapat
sesuatu yang terkandung dalam contoh (example) yang diberikan untuk mempelajari dan
melalui proyektor.
7
c. Kelebihan
1) Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas
2) Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka
untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example dan
non example.
3) Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengekplorasi karakteristik dari suatu
terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konseo yang tekah
d. Kekurangan
2. Hasil Belajar
a. Definisi Belajar
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Artinya belajar selalu menekankan pada proses sehingga seseorang dapat
merasakan adanya perubahan perilaku. Belajar juga berarti tidak hanya dikelas saja melainkan
8
sesuatu yang mengakibatkan perubahan perilaku. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan.
Menurut Crow (Dalam Sagala, 2012: 13) mengemukakan belajar adalah upaya untuk
manakala sesorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya, maka belajar
seperti ini disebut “Rote Learning” kemudian, jika yang telah dipelajari itu mampu disampaikan
menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
Dari berbagai pendapat pengertian pembelajaran di atas, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru
dapat mengajar dan siswa dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara
sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
Menurut (Sudjana, 2012: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2012: 125)
mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan
perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Sehubungan
dengan pendapat itu, maka (Wahidmurni, dkk. 2013: 18) menjelaskan bahwa sesorang dapat
dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam
9
dirinya. Perubahan perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpikirnya,
Selanjutnya, menurut (Hamalik, 2012: 155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar
yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan
sungguh-sungguh. Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa
yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan
tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi
tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan
nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom (dalam Catharina Tri Ani 2012:7-12)
1) Ranah Kognitif
2) Ranah Afektif
sikap, nilai perasaan dan emosi. Tingkatan-tingkatannya aspek ini dimulai dari
10
yang sederhana sampai kepada tingkatan yang kompleks, yaitu penerimaan,
3) Ranah Psikomotor
pisik, gerakan gerakan skil mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada
Penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:
mendominasi, sehingga siswa tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai
menyenangkan serta hasil belajar siswa yang terlihat buruk. Data statistik menunjukkan
bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM berada di bawah angka 31%. Rendahnya jumlah
siswa yang mengalami ketuntasan belajar menunjukkan bahwa pengusaan materi oleh siswa
belum maksimal. Hingga dilakukan penelitian ini dengan maksud untuk membangun
11
imajinasi dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam belajar dengan harapan hasil belajar
berimbas pada hasil belajar siswa yang rendah, penulis merasakan pembelajaran siswa
dikelas lebih mementingkan hasil belajar yang ditandai dari tuntutan kepala sekolah
pencapaia hasil UN yang maksimal yang dilakukan dengan drill pengerjaan soal, hal ini
mengakibatkan siswa sejak dikelas IV telah memfokuskan belajar menjawab soal, sehingga
dan hasil belajar siswa. Perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran yaitu cara dalam
mengajarkan siswa agar lebih aktif. Bila siswa aktif membangun sendiri pengetahuan di
dalam memorinya serta mampu menemukan sendiri atau menerapkan ide-ide mereka sendiri
maka potensi yang pada diri mereka pun akan ikut berkembang. Dan perbaikan yang dapat
dilakukan dalam mengajarkan siswa lebih aktif oleh guru ialah dengan menggunakan model
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang di lakukan pada saat
guru beberapa permasalahan yang muncul misalnya pada pembelajaran materi pokok Cerita
Pendek adalah siswa sulit memahami dan sering keliru dalam merangkai kalimat untuk
dijadikan sebuah cerita yang termasuk dalam materi pokok Cerita Pendek. Rendahnya hasil
12
belajar peserta didik dilihat dari data nilai hasil ulangan harian yang diperoleh peserta
didik siswa yang telah tuntas mencapai 68% sedangkan yang belum tuntas 32% siswa.
Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan siswa menyebutkan bahwa siswa merasa
agak jenuh dengan metode yang diterapkan oleh guru. Berdasarkan permasalahan diatas,
penulis mencoba menerapkan sebuah model pembelajaran pada yaitu Motode Pembelajaran
Example Non Example, Model pembelajaran ini dipilih karena metode pembelajaran ini
non media sebagai contoh.Penerapan model Example Non Example terdapat beberapa
komponen yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, yang berdampak pada
pembelajaran, antara lain bahwa peserta didik atau siswa sulit untuk memahami isi mata
pelajaran, dan mengaplikasikan apa yang dipelajari. Begitu juga dalam pembelajaran
Matematika sebagai salah satu bidang studi yang pada umumnya cenderung terkait dengan
aritmatika atau berhitung hal ini menyebabkan siswa kurang tertarik apabila mata pelajaran
matematika diajarkan dengan strategi pembelajaran yang menekankan pada aktivitas guru,
bukan pada aktivitas siswa akibatnya pemahaman siswa terhadap materi akan kurang
sehingga mereka sering melupakan materi pelajaran yang telah dijelaskan oleh guru. Hal
tersebut juga berdampak jelas pada hasil belajar siswa yang menjadi tidak bagus. Adapun
upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut adalah menerapkan model
13
5. Feri Poko (2017) “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON
hasil tes formatif, yakni dari 33 siswa yang memperoleh nilai tuntas atau nilai ≥ KKM (65)
hanya 16 orang atau tingkat tuntas klasikal hanya 48%. Dengan demikian pembelajaran
pada kompetensi dasar tersebut tidak berhasil karena pembelajaran dikatakan berhasil jika
kriteria keberhasilan mencapai ≥ 60%. Dari perolehan nilai tersebut menunjukkan bahwa
penguasaan materi belum tuntas. Hal ini, dikarenakan, perhatian siswa terhadap materi yang
disampaikan guru masih kurang, dimana guru jarang menggunakan media yang menarik
sehingga siswa di kelas IV SD Negeri 4 Kaliuntu cepat bosan, partisipasi siswa dalam
proses pembelajaran masih kurang. masih banyak siswa yang berbicara sendiri dengan
maka perlu diberikan suatu usaha penanganan masalah. Penanganan yang dilakukan yaitu
menggunakan model examples non examples dengan alasan, model ini dapat melibatkan
C. Kerangka Konseptual
Penerapan Model Pembelajaran Example Non Examples dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV SDN. 32 Gurun Panjang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Model
Pembelajaran Example Non Example adalah adalah model atau metode pembelajaran yang
dilaksanakan dengan menggunakan gambar atau ilustrasi lain yang dapat memancing daya kritis
siswa untuk menganalisis, mendeskripsikan, hingga menyimpulkan sesuatu yang terkandung dalam
contoh (example) yang diberikan untuk mempelajari dan menguasai konsep-konsep materi yang
sedang dibawakan.
14
Berdasarkan teori diatas maka kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan seperi
bagan berikut.
D. Hipotesis Tindakan
Sesuai dengan teori dan kerangka konseptual yang telah disampaiakan, maka dirumuskan
hipotesis yang akan diuji kebenarannya adalah sebagai berikut : “melalui Penerapan Model
Pembelajaran Example Non Examples dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa Kelas IV SDN. 32
15
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto
dan Dadang Iskandar (2015) mengatakan: Tujuan PTK adalah untuk menyelesaikan masalah
melalui suatu perbuatan nyata, bukan hanya mencermati fenomena yang bersangkutan. Definisi di
atas dapat dipahami bahwa PTK merupakan penelitian tindakan yang dilakukan atas dasar
persoalan pembelajaran yang muncul di kelas guna meningkatkan proses pembelajaran sehingga
menurut Sugiyono (2018, hlm. 14) adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme (mengandalkan empirisme) yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara acak (random), pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian objektif, dan analisis data bersifat jumlah atau banyaknya
(kuantitatif) atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan secara kolaboratif yang artinya peneliti
melakukan penelitian dengan cara berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru kelas Kelas IV
SDN. 32 Gurun Panjang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Peneliti dan guru selain
berperan sebagai pelaksana tindakan, juga berperan melakukan pengamatan terhadap proses
tindakan.
16
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di SDN. 32 Gurun Panjang. Lokasi Penelitian di Kelas
Barat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2021/2022 di Kelas IV SDN.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas IV SDN. 32 Gurun Panjang Kecamatan Bayang
Kabupaten Pesisir Selatan yang berjumlah 15 orang yaitu terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 7 siswa
perempuan. Subjek penelitian ditentukan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan guru kelas.
Hal tersebut dikarenakan Siswa Kelas IV SDN. 32 Gurun Panjang Kecamatan Bayang Kabupaten
Pesisir Selatan mengalami permasalahan hasil belajar dalam pembelajaran, terutama dalam
memahami pembelajaran.
D. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan Tindakan
dengan membuat perencanaan dalam bentuk tulisan. Menurut Arikunto dalam Iskandar Dadang
dan Narsim (2015: hlm.23) ada beberapa langkah yang dilakukan dalam kegiatan ini, yakni
berikut:
a. Meminta izin kepada pihak sekolah yaitu kepala sekolah dan guru IV SDN. 32 Gurun
Pembelajaran.
c. Merumuskan masalah yang dihadapi siswa sebagai langkah awal untuk mencari solusi,
pelaksanaan pembelajaran.
e. Menyiapkan bahan dan media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan
disampaikan.
f. Merancang instrument penelitian menganalisa kegiatan guru, kegiatan siswa, dan hasil
1) Lembar Observasi
3) Dokumentasi
2. Pelaksanaan Tindakan
peneliti yang akan melakukan tindakan harus memahami secara mendalam tentang skenario
18
pembelajaran yang telah dibuatnya. Arikunto dalam Iskandar Dadang dan Narsim (2015: hlm.
47) memaparkan secra rinci hal-hal yang harus diperhatikan guru antara lain:
(b) apakah proses tindakan yang dilakukan pada siswa cukup lancar,
mengenakan tindakan di kelas. Pelaksanaan tindakan berdasarkan rencana yang tertuang dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya. Jika perencanaan
nya sudah matang, maka proses tindakan semata-mata merupakan pelaksanaan perencanaan
itu. Pelaksanaan tindakan boleh jadi berubah atau dimodifikasi disesuaikan dengan kondisi
a. Kegiatan Awal
kepercayaam masing-masing.
19
b. Kegiatan Inti
6) Siswa diminta untuk lebih kritis dalam menelaah gambar yang menjadi
c. Kegiatan Penutup
1) Guru bertanya kepada siswa tentang pengalaman baru yang dirasakan dengan
bersama-sama.
Tahap ini Peneliti mengamati, mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang telah
terjadi selama tindakan berlangsung dengan maksud untuk mengetahui kesesuaian antara
observasi/ penilaian yang telah disusun. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif
Peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario dalam RPP yang telah dibuat.
Penelitan melibatkan aktivitas dan kreativitas setiap siswa dalam menerapkan model
pembelajaran Example Non Example. Peneliti dalam penelitian ini selain bertindak sebagai
Observasi selama proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti,guru dan satu mahasiswa
kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dengan rencana pelaksanaan yang telah disusun.
Setelah pelaksanaan tindakan, siswa mengisi angket terkait pelaksanaan pembelajaran siswa
untuk mengetahui prosentase pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
penerapan model pembelajaran Example Non Example di Kelas IV SDN. 32 Gurun Panjang
Tahap ini peneliti dan guru mendiskusikan dan mengevaluasi hasil pengamatan yang
telah dilakukan. Kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus terdahulu dapat dijadikan
dasar dalam penyusunan rencana tindakan pada siklus berikutnya, sehingga siklus selanjutnya
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil data yang diperoleh pada saat observasi. Data hasil
tes, observasi, data angket penilaian pelaksanaan pembelajaran dianalisis untuk mengetahui
21
persentase hasil belajar siswa. Peneliti dan pengamat melakukan diskusi mengenai hasil
tindakan dan hal-hal yang perlu untuk diperbaiki. Refleksi juga menjadi dasar untuk
menentukan apakah perlu diadakan siklus kembali atau tidak. Jika pada hasil refleksi
E. Indikator Keberhasilan
1. hasil belajar siswa Kelas IV SDN. 32 Gurun Panjang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan
data dalam penelitian. Salah satu tujuan dibuatnya instrumen adalah untuk memperoleh data dan
informasi lengkap mengenai hal-hal yang ingin dikaji. Instrumen yang digunakan yaitu lembar
observasi, lembar penilaian, dan catatan lapangan. Selain itu, dokumentasi yang berupa foto-foto
dilapangan juga diikutsertakan agar data yang diperoleh lebih akurat dalam penilaian peningkatan
hasil belajar siswa kelas IV SDN. 32 Gurun Panjang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti unuk
memperoleh data. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh data
22
1. Observasi
terhadap sasaran pengukuran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan
sebelumnya (Pardjono, 2007: 43). Observasi yang dilakukan adalah observasi sistematis,
observasi dilakukan oleh peneliti, guru dan satu mahasiswa yang berperan sebagai
2. Tes
Tes menurut Purwanto (2010: 56) merupakan alat ukur pengumpulan data yang
mendorong peserta memberikan penampilan maksimal. Tes dalam penelitian ini digunakan
untuk mengetahuai hasil belajar siswa secara kognitif dalam mengikuti pembelajaran yang
nantinya akan digunakan sebagai patokan untuk mengetahui keberhasilan penerapan metode
mind mapping dalam pembelajaran terutama yang bersifat hafalan. Tes digunakan dalam
Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan
dengan cara mengitung rata-rata hasil belajar siswa dan di lakukan perbandingan dengan hasil
belajar sebelumnya, apakah terjadi peningkatan atau tidak. Dan apakah model pembelajaran yang di
Berdasarkan instrument penelitian, maka teknik analisis data penelitian sebagai berikut :
23
Data rata-rata tes hasil belajar siswa :
X=
∑X
n
Keterangan :
X = Nilai Rata-rata
24
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, Ferdinant, Pono, Fenni Regina. 2019. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe
Examples Non Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa. Jurnal Ilmiah
Adnyani, IAKM, Wibawa, I M C. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non
Example Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ipa Siswa. Mimbar Pgsd. 1-11
Puspitaningtyas, Amalia Risqi. 2020. Penggunaan Metode Example Non Example Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal IKA PGSD (Ikatan Alumni PGSD)
Poko, Feri. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Example Non Examples Untuk Meningkatkan Hasil
Suryana, Putri Suyani Nurdin Hanifah Dede Tatang. 2017. penerapan model pembelajaran examples no
examplespada materi tokoh-tokoh sejarah untuk meningkatakan hasil belajar siswa kelas v SDN
Zainal, Zaid, Maryam, St. 2020. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non
Example Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II SDN 79 Parepare.