TESIS
DISUSUN OLEH:
NIM. 202010052
TESIS
Disusun Oleh :
PROGRAM STUDI S2
FAKULTAS TEKNOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
Puji dan syukur atas nikmat kesehatan dan kesempatan serta kemudahan yang diberikan
Tuhan Yang Maha Esa kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Tesis dengan judul “Analisis Pengaruh Industri Cluster Kotabaru Terhadap
Konsumsi Listrik Perkapita Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2022-2032
Menggunakan Software LEAP” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Teknik pada Program Studi Pasca Sarjana Teknik Elektro Institut Teknologi
PLN.
Penulis skripsi ini mendapat arahan dan bantuan dari berbagai sumber selama
proses penulisan untuk memastikan bahwa skripsi ini ditulis dengan benar. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setulus-tulusnya terhadap:
1. Bapak Zico Alaia Akbar Junior, S.Si., M.Sc., PhD Sebagai Ketua Program Studi
Magister Teknik Elektro, INSTITUT TEKNOLOGI PLN, atas arahan,
bimbingan dan ilmu yang dicurahkan secara tulus kepada Penulis.
2. Seluruh dosen Program Studi Magister Teknik Elektro, INSTITUT TEKNOLOGI
PLN atas arahan, bimbingan dan ilmu yang dicurahkan secara tulus kepada
penulis.
3. Bapak Hakimul Batih, ST.,MT,.PhD Selaku Dosen Pembimbing Tesis Program
Magister Teknik Elektro, INSTITUT TEKNOLOGI PLN atas arahan, bimbingan
dan waktu yang dicurahkan secara tulus kepada penulis.
4. Keluarga Besar yang telah memberikan semangat atas penulisan Tesis ini.
Semoga Proposal Tesis ini bermanfaat bagi masyarakat dalam industri cluster kotabaru
yang berpengaruh terhadap konsumsi listrik perkapitanya yang berada di Provinsi
Kalimantan Selatan Tentu saja sebagai manusia biasa banyak kekurangan dan kelemahan,
dari tesis saya ini, sehingga masukan dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan.
Semoga Allah SWT selalu memberikan bimbingan dan pertolongan kepada kita dalam
setiap langkah dan tugas kita.
Jakarta, 14 November 2022
Penulis
iii
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI CLUSTER KOTABARU
TERHADAP KONSUMSI LISTRIK PERKAPITA PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2022-2032
MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP
(Long-Range Energy Alternatives Planning System)
Abstrak
Untuk menjadi sebuah provinsi maju salah satu indikatornya adalah konsumsi
listrik perkapita. Untuk mencapainya maka diperlukan ketersediaan energi agar
mencukupi kebutuhan sektor rumah tangga, transportasi, industri maupun komersial.
Pada kondisi saat ini telah diketahui konsumsi listrik perkapita Provinsi Kalimantan
Selatan masih Rendah. Penelitan ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh industri
cluster kotabaru terhadap konsumsi listrik perkapita provinsi Kalimantan Selatan
tahun 2022-2032 menggunakan software LEAP (Long-range Energy Alternatives
Planning system) dengan mengambil kasus pada Kalimantan Selatan. Permintaan energi
listrik di Kalsel diprediksi hingga tahun 2032 dengan menggunakan data historis yang
dikumpulkan pada tahun 2012 berupa pertumbuhan penduduk, jumlah pelanggan, rasio
elektrifikasi, intensitas energi, dan profil konsumsi daya. Hasil analisis data yang
menunjukkan tahun 2022 hingga 2032 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.
Konsumsi listrik perkapita skenario BaU diproyeksikan pada tahun 2022 sebesar 907,16
kWh/kapita dan menjadi 1.508,85 kWh/kapita pada tahun 2032. Sedangkan konsumsi
listrik perkapita skenario KICB diproyeksikan pada tahun 2022 sebesar 907,16
kWh/kapita dan menjadi 2.196,10 kWh/kapita pada tahun 2032. Kemudian proyeksi
emisi CO2 yang dihasilkan pada tahun 2022 adalah 1.205,55 kton/tahun dan menjadi
4.093,41 kton/tahun pada tahun 2032.
iv
ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF KOTABARU CLUSTER
INDUSTRY ON ELECTRICITY CONSUMPTION PER CAPITA IN
SOUTH KALIMANTAN PROVINCE IN 2022-2032 USING LEAP
SOFTWARE (Long-Range Energy Alternatives Planning System)
Abstract
v
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...................................................... ii
2.2.3 Kondisi Sistem Tenaga Listrik Provinsi Kalimantan Selatan Saat Ini. ......... 13
vi
Hal
3.5. Hipotesis.............................................................................................................. 27
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI
Hal
Gambar 2. 1 Tampilan layer LEAP ................................................................................ 12
Gambar 2. 2 Peta Pengembangan Sistem Tenaga Listrik Provinsi Kalimantan Selatan 14
Gambar 2. 3 Perbandingan hasil proyeksi kebutuhan tenaga listrik ............................... 15
Gambar 2. 4 Pembagian Sumber Daya Batubara Indonesia Berdasarkan Nilai Kalor ... 21
Gambar 3. 1 LEAP Versi 2020.1.0.80…………………………………………….........24
Gambar 3. 2 Metode dan Alur Penelitian........................................................................ 26
Gambar 4. 1 Peta Provinsi Kalimantan Selatan…………………………………………28
Gambar 4. 2 Pertumbuhan PDRB Beberapa Lapangan Usaha Triwulan I-2021(Persen)
......................................................................................................................................... 30
Gambar 4. 3 Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persen) ............. 30
Gambar 4. 4 Peta Pelanggan Potensial ............................................................................ 31
Gambar 4. 5 Model LEAP .............................................................................................. 32
Gambar 4. 6 Proyeksi Konsumsi Energi Listrik Kalimantan Selatan menggunakan
aplikasi LEAP ................................................................................................................. 34
Gambar 4. 7 Grafik Perbandingan Konsumsi Listrik Per Kapita BaU, KICB & RUKN
......................................................................................................................................... 36
viii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2. 1 Penelitian Mengenai Forecasting Energi ......................................................... 8
Tabel 2. 2 Realisasi Penjualan Tenaga Listrik (GWh) .................................................... 15
Tabel 2. 3 Realisasi Jumlah Pelanggan (Ribu)................................................................ 15
Tabel 2. 4 NCV dan Faktor Emisi Batubara Nasional .................................................... 21
Tabel 4. 1 Daftar calon pelanggan Industri Kawasan Industri Cluster Kotabaru ........... 31
Tabel 4. 2 Proyeksi Jumlah Pelanggan Energi Listrik Kalimantan Selatan .................... 33
Tabel 4. 3 Proyeksi Konsumsi Energi Listrik Kalimantan Selatan ................................. 34
Tabel 4. 4 Proyeksi Konsumsi Listrik Perkapita BaU,KICB & RUKN ......................... 35
Tabel 4. 5 Data Pembangkit ............................................................................................ 37
Tabel 4. 6 Tabel Perhitungan Emisi CO2 ........................................................................ 38
Tabel 4. 7 Table Faktor Emisi PLTU di Indonesia ......................................................... 39
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Rekapitulasi Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Provinsi Kalimantan
Selatan ............................................................................................................................. 41
Lampiran 2. Prakiraan Kebutuha dan Penyedian Tenaga Listrik Provinsi Kalimantan
Selatan ............................................................................................................................. 42
Lampiran 3. Daftar calon pelanggan Industri Kawasan Industri Cluster Kotabaru ........ 43
x
BAB I
PENDAHULUAN
3
Permintaan energi inilah yang menentukan berapa banyak pembangkit
listrik yang dibutuhkan untuk dapat berproduksi. Salah satu tujuan KEN adalah
untuk meningkatkan konsumsi energi per kapita negara dari tingkat saat ini, yang
diperkirakan mencapai 2.500 kWh/kapita pada tahun 2025 dan 7.000 kWh/kapita
pada tahun 2050. Hal ini menunjukkan bahwa ke depan, listrik akan berperan
sebagai bagian yang semakin penting dalam bauran energi final di berbagai industri
pengguna energi.
4
1.4. Manfaat Penelitian
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Komponen “ketersediaan energi” tidak akan menjadi masalah besar bagi
calon ibu kota di Kalimantan karena banyaknya pasokan sumber energi baik yang
tidak terbarukan (fosil) maupun terbarukan di provinsi ini. Meskipun kehadiran
IKN telah meningkatkan permintaan energi di Kalimantan secara signifikan,
rencana penyediaan energi di masa depan perlu mempertimbangkan berbagai
faktor. Kebutuhan energi Kalimantan akan meningkat dengan kualitas (keandalan)
sistem pasokan energi negara (untuk memenuhi kriteria IKN). Infrastruktur energi
di Kalimantan, baik antar provinsi maupun di dalam provinsi, diharapkan perlu
ditingkatkan ke standar yang sama dengan yang telah ditetapkan untuk melayani
pasar di luar Kalimantan.
7
atau lokasi dengan menggunakan LEAP.
Menurut Rudolf Leonard (2009) dari model permintaan listrik sektor rumah
tangga tahun 1986 sampai tahun 2007, variabel Y (pendapatan nasional perkapita),
variabel P (harga jual listrik rata-rata rumah tangga) dan variabel RE (rasio
elektrifikasi) mempengaruhi besarnya konsumsi listrik rumah tangga. Harga jual
listrik rata-rata sektor rumah tangga dan rasio elektrifikasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap permintaan listrik rumah tangga, sedangkan pendapatan
perkapita berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap permintaan listrik
rumah tangga. Harga jual listrik bernilai positif karena ditetapkan atau diregulasi
oleh pemerintah dan tidak dibiarkan pada mekanisme pasar.
8
Lanjutan Tabel 2.1
2 Manjang, Arief, Optimalisasi Penggunaan Pergeseran menuju
& Energi Terbarukan Lokal ketergantungan pada sumber
Kitta (2013) Sebagai Energi energi terbarukan untuk
Primer Pembangkit memenuhi kebutuhan energi
Tenaga Listrik Di listrik berbasis jaringan untuk
Sulawesi Selatan masyarakat pedesaan mandiri
Berbasis Skenario
Energi Mix Nasional
3 Huang, Bor, & The long-term Konsumsi energi di Taiwan:
Peng forecast of Taiwan’s keuntungan dan kekurangan
(2011) energy supply and mengingat lingkungan setempat
demand: LEAP
model application
9
6 Rudolf Leonard Analisis dan proyeksi Tarif elektrifikasi dan harga listrik
(2009) permintaan listrik sektor rumah tangga berpengaruh positif
rumah tangga tahun 2008- dan substansial terhadap konsumsi
2012 di Indonesia listrik di rumah, sedangkan
pendapatan per kapita
berpengaruh positif namun tidak
signifikan.
7 Soetjipto Prakiraan kebutuhan Peramalan kebutuhan listrik dapat
Soewono, John energi listrik wilayah menggunakan alat analisis,
Pantouw, jawa-bali tahun 2017-2036 ekonometrika, dan kecenderungan
Septianissa dengan gabungan metode pendekatan sektoral.
Azzahra (2017) analitis, ekonometri,dan
kecenderungan
8 Heny Tri Analisis perencanaan Penggunaan rumah tangga masih
Rahayu, Ikhwan energi listrik provinsi diharapkan untuk
Syahtaria, lampung dengna memperhitungkan sebagian besar
Nugroho Adi menggunakan pemodelan konsumsi energi listrik di masa
Sasongko (2021) LEAP (Long Range depan. Sementara pengguna
Energy Alternative rumahan menyumbang sebagian
Planning) besar penggunaan energi di
Provinsi Lampung, bisnis
mendorong ekspansi yang cepat di
kawasan ini.
9 Teuku Bahran Konsumsi Energi Listrik, Rumah tangga ditemukan sebagai
Basyiran (2014) Pertumbuhan Ekonomi konsumen listrik terbesar, dengan
dan Penduduk terhadap sebagian besar energi digunakan
Emisi Gas Rumah Kaca untuk memenuhi kebutuhan dasar
Pembangkit Listrik di daripada penggunaan industri atau
Indonesia komersial (secara ekonomi).
10
10 Alan Hofni Putra Proyeksi Permintaan Meningkatnya kebutuhan tenaga
Bonay, Ahmad Suplai Energi Listrik listrik di semua segmen pasar
Agus Setiawan, Tahun 2018-2038 di dipengaruhi oleh tren demografi
Rachmawan Provinsi Papua dan ekonomi.
Budiarto (2019)
11 Yorim A. Masus, Analisis Kebutuhan Energi Kebutuhan listrik Universitas
Ben V. Tarigan, di Universitas Nusa Nusa Cendana dan bahan bakar
Jefri S. Bale ( Cendana Tahun 2018- minyak (BBM) yang digunakan
2019) 2050 Menggunakan untuk transportasi meningkat
Perangkat Lunak Long- setiap tahunnya karena
range Energy Alternative bertambahnya jumlah mahasiswa
Planning system (LEAP) dan pola penggunaan energi yang
terkait.
12 Budi, R. F., & Perhitungan Faktor Emisi Data faktor emisi PLTU Batubara
Suparman. CO2 PLTU Batubara Dan dan PLTN ini sangat membantu
(2013) PLTN untuk menghitung emisi CO2
dalam sebuah perencanaan sistem
kelistrikan opsi nuklir.
11
2.2.2 Perkiraan Kebutuhan Energi Menggunakan Software
Kuantitas energi yang digunakan per aktivitas dan jumlah total energi yang
dikonsumsi digunakan untuk memperkirakan kebutuhan energi (intensitas
penggunaan energi). Studi ini menggunakan sistem Perencanaan Alternatif Energi
Jangka Panjang (LEAP) untuk memberikan proyeksi atau estimasi konsumsi energi
jangka panjang. Tellus Institute of Boston, Massachusetts (USA), bekerja sama
dengan Stockholm Environment Institute (SEI), membuat program LEAP.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Indonesia menerbitkan
buku Prediksi Energi Indonesia pada tahun 2002 dengan bantuan Pusat Informasi
Energi (PIE) dan Yayasan Pertambangan dan Energi. Buku ini memanfaatkan
perangkat lunak Long-Term Energy Outlook and Planning (LEAP) untuk
memprediksi kebutuhan dan pasokan energi di Indonesia dari tahun 2000 hingga
2010. (Heaps & Lazarus, 2000).
12
energi selama periode waktu tertentu dengan spesifikasi pengguna.
- Area: ruang lingkup sistem yang diselidiki (misalnya negara atau wilayah).
- Current Accounts: Data mengenai tahun awal (base year) dari periode review.
- Tree: representasi grafis dari hierarki model, mirip dengan tampilan Windows
Explorer. Variabel pendorong, permintaan, transformasi, dan sumber daya adalah
empat simpul utama pohon. Cabang tambahan dapat dipisahkan dari masing-
masing cabang utama (cabang pembantu).
2.2.3 Kondisi Sistem Tenaga Listrik Provinsi Kalimantan Selatan Saat Ini.
13
2) 2x100 MW dievakuasi pada 2019, difungsikannya transmisi 150 kV Barikin
Kayutangi berpotensi mengurangi beban pada seksi Transmisi 150 kV Barikin
Cempaka. Gambar 2.1 menggambarkan keadaan eksisting dan rencana perluasan
jaringan listrik terhubung Kalimantan Selatan.
14
Tabel 2. 2 Realisasi Penjualan Tenaga Listrik (GWh)
15
2.2.4 Metode Pendekatan Perencanaan Energi
EC i 1 QiIi
i n
(1)
Ada pula pelayanan energi bagi setiap sektor klien bisa diungkapkan
melalui rumusan yaitu [1], [2], [3]:
16
a). Sektor rumah tangga
CFH gE
NCH (t ) NCH (t 1)1
100 (2)
Yang berarti NCH(t) ialah total pengguna sektor rumah tangga periode t,
NCH(t-1) yakni total pengguna sektor rumah tangga periode sebelumnya, CFH
ialah faktor kapasitas pengguna sektor rumah tangga (yakni perbandingan
pertumbuhan pengguna rumah tangga kepada pertumbuhan pengguna rumah
tangga sebagai referensinya(, sementara gE ialah perkembangan pengguna sektor
rumah tangga dengan menyeluruh/
eH gE
ECH ( t ) ECH ( t 1)1
100
IEH (t ) NCH (t ) NCH (t 1) (3)
17
CFB gB
NCB (t ) NCB (t 1)1
100 (4)
Yang berarti NCB(t) ialah total pelanggan sektor perbisnisan periode t,
NCB(t-1) ialah total pengguna sektor bisnis periode sebelumnya, CFB ialah faktor
kapasitas pengguna sektor bisnis (yakni perbandingan perkembangan pengguna
bisnis kepada perkembangan pengguna rumah tangga untuk referensinya), dan gB
ialah perkembangan pengguna sektor bisnis menyeluruh.
eB gB
ECB (t ) ECB (t 1)1
100 (5)
Yang berarti ECB(t) ialah pengonsumsian energi sektor bisnis periode t, ECB(t-1)
adalah konsumsi energi listrik sektor bisnis tahun sebelumnya, eB adalah elastisitas
konsumsi energi sektor bisnis tahun sebelumnya (yaitu rasio pertumbuhan
permintaan energi sektor bisnis terhadap pertumbuhan ekonomi total), gB adalah
pertumbuhan pelanggan sektor bisnis total.
CFI gI
NCI (t ) NCI (t 1)1
100 (6)
18
eI gI
ECI (t ) ECI (t 1)1
100 (7)
CFP gP
NCP (t ) NCP (t 1)1
100 (8)
yang berarti NCP(t) ialah total pengguna sektor masyarakat di periode t NCP(t-1)
ialah total pengguna sektor masyarakat pada periode sebelumnya, CFP ialah faktor
kapasitas pengguna sektor publik (yakni perbandingan perkembangan pengguna
publik kepada perkembangan pengguna rumah tangga yang merupakan rujukan),
serta gP yaitu perkembangan pengguna sektor publik dengan menyeluruh.
eP gP
ECP (t ) ECP (t 1)1
100 (9)
yang berarti ECP(t) ialah pengonsumsian energi sektor masyarakat periode t,
ECP(t-1) ialah pengonsumsian energi listrik sektor masyarakat periode
sebelumnya, eP ialah elastisitas pengonsumsian energi sektor masyarakat periode
sebelumnya (yakni perbandingan perkembangan demand untuk energi sektor
publik kepada perkembangan perekonomian keseluruhan), gP ialah perkembangan
konsumen sektor masyarakat/publik dengan menyeluruh.
19
2.2.5 Penghitungan Emisi CO2
Budi, R. F., & Suparman. (2013) Dalam perhitungan faktor emisi CO2
pembangkit listrik diperlukan data jumlah emisi CO2 suatu pembangkit. Seperti
diketahui terdapat dua macam cara perhitungan jumlah emisi CO2, yaitu:
perhitungan berdasarkan reaksi stoikhiometri dan neraca massa suatu proses. Cara
ke dua dilakukan berdasarkan faktor yang sudah terdokumentasi dan faktor ini
merupakan rasio yang digunakan untuk menghubungkan emisi terhadap
pengukuran aktivitas suatu sumber emisi. Metode perhitungan yang digunakan
adalah metode neraca sistem. Rumus perhitungan emisi CO2 menggunakan skema
neraca massa, seperti persamaan berikut :
Emisi CO2 = laju bahan bakar x % C bahan bakar x 44/12 x waktu operasi...…...(1)
Laju bahan bakar = Energi bahan bakar /(Net calorivic value x waktu operasi)..(2)
Sedangkan energi bahan bakar diperoleh berdasarkan perhitungan dengan
persamaan berikut:
20
menjadi 4 macam, yaitu antrasit (kalori sangat tinggi), bituminous (kalori tinggi),
sub-bituminous (kalori sedang), lignit (kalori rendah)seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.4
Pada Gambar 2.3 terlihat bahwa sebagian besar (62%) batubara Indonesia
memiliki kalori sedang, sedangkan 13% berkalori tinggi, dan jenis tersebut
digunakan untuk ekspor dan untuk proses industri seperti baja dan semen. Untuk
proses pembangkitan energi listrik menggunakan batubara berkalori sedang dan
rendah.
Tabel 2.4 menunjukkan nilai net calorivic value (NCV) dan %C yang
terkandung dalam batubara berkalori sedang dan rendah di Indonesia. Berdasarkan
data nilai jumlah emisi CO2 tersebut dapat dihitung faktor emisi pembangkit.
21
Perhitungan faktor emisi pembangkit dilakukan dengan menggunakan persamaan
6. Faktor emisi berbanding lurus dengan emisi CO2 yang dihasilkan dan berbanding
terbalik dengan energi yang dibangkitkan.
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Berikut data yang diperlukan sebagai input analisis pengaruh industri cluster
kotabaru terhadap konsumsi listrik perkapita provinsi Kalimantan Selatan :
Data Ekonomi
Pertumbuhan PDRB
Data Kependudukan
Jumlah penduduk
Pertumbuhan penduduk
23
3.2 Alat Penelitian
Laptop
a. Studi literature
24
b. Pengumpulan Data
Informasi dihimpun dari berbagai sumber, antara lain Badan Pusat Statistik
(BPS), Ditjen Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, PT. PLN (Persero), dan lain-lain. Untuk penelitian ini, mengandalkan
data yang dikumpulkan sebelumnya, yang dikenal sebagai data sekunder.
c. Pengolahan data
1. Pengelompokan data
25
3. Pemodelan dan perbandingan berbagai scenario
1. Tahap Penelitian
2. Instrumen Penelitian
Instrumen riset yang dipergunakan pada riset ini ialah LEAP (Low
Emissions Analysis Platform) versi 2020.1.0.80 untuk mengetahui prakiraan
konsumsi listrik perkapita sampai 2032
3.5. Hipotesis
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Geografis
28
Kabupaten Kotabaru dengan luas 13.044,5 km2 merupakan wilayah terluas
di Provinsi Kalimantan Selatan, sedangkan Kota Banjarmasin dengan luas 72 km2
merupakan yang terkecil. Provinsi Kalimantan Selatan meliputi wilayah geografis
sebagai berikut:
Sebelah Utara : Provinsi Kalimantan Timur
Sebelah Selatan : Laut Jawa
Sebelah Barat : Provinsi Kalimantan Tengah
Sebelah Timur : Selat Makasar
Dataran rendah dan dataran tinggi merupakan dua unsur fisik utama
Kalimantan Selatan. Karena sebagian besar dataran rendah adalah lahan gambut
atau rawa, mereka adalah rumah bagi berbagai makhluk air tawar. Pemerintah telah
menyisihkan beberapa ketinggian yang lebih tinggi untuk melestarikan vegetasi
tropis alami mereka.
Produsen mikro dan kecil mendominasi sektor industri Kalimantan Selatan,
diikuti produsen besar dan menengah.
Populasi penduduk Kalimantan Selatan tahun 2019 sebanyak 4,24 Juta jiwa
, sedangkan pada saat Covid-19 di tahun 2020 jumlah penduduk mengalami
penurunan yang berangka sebanyak 4,07 Juta Jiwa, kemudian di tahun 2021 jumlah
penduduk mengalami kenaikan sebanyak 4,12 Juta Jiwa. Semakin meningkatnya
pertumbuhan ekonomi maka makin berkembang pula fasilitas publik. Hal ini
berdampak pada semakin padatnya jumlah penduduk terutama di daerah perkotaan.
PDB Kalimantan Selatan pada kuartal pertama 2021 adalah Rp 44,59 triliun,
atau $31,9 miliar pada nilai konstan 2010. PDRB Kalsel menyusut 1,25 persen
pada triwulan I 2021 dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-
y). Secara produksi, Lapangan Usaha Jasa Korporasi mengalami penyusutan
sebesar 4,95 persen sehingga menjadi sektor yang mengalami penurunan terbesar.
Penurunan pengeluaran Komponen Ekspor sebesar 14,05% merupakan kunci
realisasi tujuan ini. Sementara itu, PDRB Kalsel menyusut 3,55 persen pada
29
triwulan I 2021 dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Dari sisi produksi,
Lapangan Usaha Konstruksi menyusut sebesar 9,22 persen, terbesar dibandingkan
Lapangan Usaha manapun. Di sisi lain, komponen belanja konsumsi pemerintah
mencapai 37,11 persen dari total belanja.
Laju pertumbuhan tahunan ekonomi Kalsel melambat 1,25 persen pada
triwulan I 2021 dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Corporate Service
mengalami penurunan persentase terbesar, yakni 4,95 persen, diikuti oleh Quarry
Mining sebesar 4,91 persen dan Industri Perhotelan dan Jasa Makanan sebesar 4,71
persen. Namun, masih ada sejumlah industri yang menunjukkan tanda-tanda
ekspansi. Industri informasi dan komunikasi, misalnya, tumbuh sebesar 7,09
persen. Industri layanan kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh pada tingkat 6,90
persen. Pada Triwulan I Tahun 2021, penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar
di Kalsel adalah Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi (0,30%), bidang
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (0,21%), serta
Bidang Jasa Kesehatan dan Sosial. Sektor kegiatan (0,13%). Sementara itu,
perekonomian Kalsel mengalami penurunan 1,89 poin persentase akibat
perlambatan di "bidang usaha lain".
30
4.1.4 Peta Pelanggan Potensial
Pada gambar tersebut dapat dilihat perkembangan potensial pelanggan dalam segi
industri sangat berpengaruh pada perkembangan konsumsi listrik perkapita dimana dapat
dilihat pada gambar 4.4
DAYA( MVA)
NO PELANGGAN POTENSIAL UP3 BIDANG USAHA TARIF JENIS STATUS RENCANA NYALA
POTENSI SPJBTL
1 PT SEBUKU IRON LATERITIC ORES (SILO) KOTABARU SMELTER BIJIH BESI LI4 75,00 75,00 CAPTIVE SPJBTL APRIL 2022
2 PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA (ITP) KOTABARU PABRIK SEMEN I4 55,00 55,00 CAPTIVE SPJBTL APRIL 2022
3 PT SUMBER DAYA ENERGI (SDE) KOTABARU TAMBANG BATUBARA LI4 30,00 13,85 NON CAPTIVE SPJBTL DES 2023
4 PT PELSART TAMBANG KENCANA (PTK) KOTABARU TAMBANG EMAS LB3 18,58 NON CAPTIVE MOU DES 2023
5 PT SMART AGRIBUSINESS FOOD (SMART) KOTABARU KELAPA SAWIT LB3 20,00 CAPTIVE MOU OKT 2022
6 KAWASAN INDUSTRI SIIP KOTABARU KAWASAN INDUSTRI LI4 310,00 NON CAPTIVE MOU START 2025
508,58 143,85
31
4.1.5 Model LEAP
Asumsi Kunci
Rumah
Bisnis Industri Publik
Tangga
Proyeksi
Hasil Akhir
Konsumsi Listrik
Per Kapita
32
4.2 Proyeksi Jumlah Pelanggan Energi Listrik
Kelompok Pelanggan
No Tahun
Rumah
Indus tri Bis nis Publik Jumlah
Tangga
1 2022 1.320,52 0,78 70,48 55,63 1.447,41
2 2023 1.397,12 0,81 77,58 61,78 1.537,28
3 2024 1.478,15 0,85 85,38 68,62 1.633,00
4 2025 1.563,89 0,88 93,98 76,21 1.734,96
5 2026 1.654,60 0,92 103,43 84,65 1.843,60
6 2027 1.750,57 0,96 113,84 94,01 1.959,39
7 2028 1.852,11 1,00 125,30 104,42 2.082,83
8 2029 1.959,54 1,05 137,91 115,97 2.214,47
9 2030 2.073,19 1,09 151,79 128,81 2.354,88
10 2031 2.193,45 1,14 167,07 143,06 2.504,71
11 2032 2.320,67 1,19 183,88 158,89 2.664,63
33
Gambar 4. 6 Proyeksi Konsumsi Energi Listrik Kalimantan Selatan menggunakan
aplikasi LEAP
Kelompok Pelanggan
No Tahun
Rumah
Indus tri Bis nis Publik Jumlah
Tangga
1 2022 1.921,98 447,51 589,26 303,22 3.261,97
2 2023 2.036,04 462,65 651,10 339,60 3.489,40
3 2024 2.156,72 478,44 719,17 380,02 3.734,35
4 2025 2.284,41 494,91 794,10 424,90 3.998,32
5 2026 2.419,50 512,09 876,57 474,76 4.282,92
6 2027 2.562,43 530,01 967,34 530,14 4.589,93
7 2028 2.713,66 548,71 1067,25 591,66 4.921,27
8 2029 2.873,65 568,21 1177,22 659,98 5.279,06
9 2030 3.042,93 588,56 1298,26 735,87 5.665,62
10 2031 3.222,03 609,78 1431,48 820,16 6.083,46
11 2032 3.411,53 631,92 1578,12 913,78 6.535,35
34
4.4 Proyeksi Konsumsi Listrik Perkapita
Konsumsi
Konsumsi Konsumsi Konsumsi Konsumsi Konsumsi
Jumlah Energi
Energi Energi Listrik Per Listrik Per Listrik Per
Penduduk Listrik
Tahun Listrik PLN Listrik I4 Kapita BaU Kapita KICB Kapita RUKN
Captive
35
2.500,00
2.000,00
1.500,00
1.000,00
500,00
-
2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032
Konsumsi Listrik Per Kapita BaU Konsumsi Listrik Per Kapita KICB
Konsumsi Listrik Per Kapita RUKN
Gambar 4. 7 Grafik Perbandingan Konsumsi Listrik Per Kapita BaU, KICB & RUKN
36
PLTU
Parameter Satuan Asam-
Asam
Kapasitas MWe 260
Jam Operasi Jam 7008
Faktor Kapasitas % 80
Efesiensi Termal % 33
MWyr 208
Produksi Listrik per Tahun
GWh 1822,08
MWyr 630,30
Energi Bahan Bakar GWh 5521,45
Tjoule/kTon 18,70
NCV
kWh/kg 5,19
Laju Bahan Bakar ton/tahun 1062868,79
Emisi CO2 kTon 1996,92
Faktor Emisi CO2 kg/kwh 1,10
Data PLTU Batubara yang digunakan dalam penelitian ini adalah PLTU Asam-
Asam 4 x 65 MW. Berdasarkan data tersebut dapat dihitung energi listrik yang
dibangkitkan dan konsumsi batubaranya. Berlokasi di desa Asri Mulia, kecamatan
Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. PLTU Asam Asam menjadi
pemasok utama sistem kelistrikan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dengan
kapasitas total 260 MW.
Menggunakan data efisiensi termal dan produksi energi listrik dapat dihitung
jumlah energi bahan bakar yang dibutuhkan untuk membangkitkan energi listrik tersebut
(persamaan 3). Energi bahan bakar yang dibutuhkan berbanding lurus dengan produksi
listrik dan berbanding terbalik dengan efisiensi termal. Semakin besar efisiensi termal,
semakin kecil energi bahan bakarnya karena kemampuan teknologi untuk mengubah
energi termal ke energi listrik semakin meningkat. Efisiensi termal sangat ditentukan oleh
jenis turbin yang dipakai dan teknologi yang dipakai dalam pembangkit listrik tersebut.
Dengan kata lain bahwa besar kecilnya faktor emisi ditentukan oleh efisiensi
termalnya.
Faktor
Produksi Listrik Energi Bahan Laju Bahan Emisi
Parameter NCV Emisi
per Tahun Bakar Bakar CO2
CO2
(Tjoule (kWh/
Satuan (MWyr) (GWh) (MWyr) (GWh) (ton/tahun) (kTon) (kg/kwh)
/kTon) kg)
PLTU Asam 208 1.822,08 630,30 5.521,45 18,70 5,1949 1.062.868,79 1.996,92 1,10
2022 125,57 1.100,00 380,52 3.333,33 18,70 5,1949 641.659,90 1.205,55 1,10
2023 166,48 1.458,37 504,49 4.419,31 18,70 5,1949 850.708,03 1.598,31 1,10
2024 262,56 2.300,00 795,63 6.969,70 18,70 5,1949 1.341.652,51 2.520,70 1,10
2025 313,93 2.750,00 951,29 8.333,33 18,70 5,1949 1.604.149,74 3.013,88 1,10
2026 426,37 3.735,01 1.292,03 11.318,22 18,70 5,1949 2.178.734,01 4.093,41 1,10
2027 426,37 3.735,01 1.292,03 11.318,22 18,70 5,1949 2.178.734,01 4.093,41 1,10
2028 426,37 3.735,01 1.292,03 11.318,22 18,70 5,1949 2.178.734,01 4.093,41 1,10
2029 426,37 3.735,01 1.292,03 11.318,22 18,70 5,1949 2.178.734,01 4.093,41 1,10
2030 426,37 3.735,01 1.292,03 11.318,22 18,70 5,1949 2.178.734,01 4.093,41 1,10
2031 426,37 3.735,01 1.292,03 11.318,22 18,70 5,1949 2.178.734,01 4.093,41 1,10
2032 426,37 3.735,01 1.292,03 11.318,22 18,70 5,1949 2.178.734,01 4.093,41 1,10
38
Tabel 4. 7 Table Faktor Emisi PLTU di Indonesia
Batubara 1,140
Gas Alam 0,678
PLTU
HSD 1,053
MFO 0,876
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil temuan berikut diambil dari data yang dianalisis menggunakan program
LEAP untuk memproyeksikan pertumbuhan konsumsi listrik perkapita Kalimantan
Selatan dari tahun 2022 hingga 2032 memberikan beberapa kesimpulan. Konsumsi listrik
perkapita akan lebih cepat tumbuh jika ada penambahan pelanggan industri cluster
kotabaru. Konsumsi listrik perkapita skenario BaU diproyeksikan pada tahun 2022
sebesar 907,16 kWh/kapita dan menjadi 1.508,85 kWh/kapita pada tahun 2032.
Sedangkan konsumsi listrik perkapita skenario KICB diproyeksikan pada tahun 2022
sebesar 907,16 kWh/kapita dan menjadi 2.196,10 kWh/kapita pada tahun 2032.
Kemudian proyeksi emisi CO2 yang dihasilkan oleh industri cluster kotabaru jika
menggunakan PLTU Batubara pada tahun 2022 adalah 1.205,55 kton/tahun dan menjadi
4.093,41 kton/tahun pada tahun 2032.
5.2 Saran
1. Untuk bisa meningkatkan konsumsi listrik perkapita lebih besar maka dibutuhkan
lebih banyak pelanggan industri di provinsi kalimantan selatan.
2. Agar emisi yang dihasilkan oleh industri cluster kotabaru dapat berkurang dapat di
usulkan untuk membangun pembangkit EBT atau PLTN.
40
DAFTAR PUSTAKA
Bonay, A. H., Setiawan, A. A., & Budiarto, R. (November 2019). Proyeksi Permintaan
Suplai Energi Listrik Tahun 2018-2038 di Provinsi Papua. Prosiding Nasional
Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi XIV Tahun 2019 (ReTII), 220~227.
Budi & Suparman (2013), Perhitungan Faktor Emisi CO2 Pltu Batubara Dan PLTN,
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 15 No. 1.
Karney, M. &. (May 2014). Long-term scenario alternatives and their implications: LEAP
model application of Panama׳s electricity sector. Elsevier Journal, 146-157.
Leonard, R. (2009). Analisis dan proyeksi permintaan listrik sektor rumah tangga tahun
2008–2012 di Indonesia. Department of Economic Science.
Masus, Y. A., Tarigan, B. V., & Bale, J. S. (April 2019). Analisis Kebutuhan Energi di
Universitas Nusa Cendana Tahun 2018-2050 Menggunakan Perangkat Lunak
Long-range Energy Alternative Planning system (LEAP). Jurnal Teknik Mesin
Undana, Vol. 06, No. 01.
Nugroho, H. (Maret 2020). Pemindahan Ibu Kota Baru Negara Kesatuan Republik
Indonesia ke Kalimantan Timur: Strategi Pemenuhan Kebutuhan dan Konsumsi
Energi. Bappenas Working Papers, Volume III No. 1.
Pohekar, K. &. (September 2014). Electricity demand and supply scenarios for
Maharashtra (India) for 2030: An application of long range energy alternatives
planning. Elsevier Journal , 1-13 Volume 72.
Rahayu, H. T., Syahtaria, I., & Sasongko, N. A. (2021). ANALISIS PERENCANAAN
ENERGI LISTRIK PROVINSI LAMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN
PEMODELAN LEAP (LONG-RANGE ENERGY ALTERNATIVE
PLANNING). Jurnal Ketahanan Energi, Volume 7 Nomor 1.
Y Huang, Y. B. (November 2011). The long-term forecast of Taiwan's energy supply and
demand: LEAP model application. Elsevier Journal, Volume 39, Issue 11.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Rekapitulasi Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Provinsi Kalimantan
Selatan
41
Lampiran 2. Prakiraan Kebutuhan dan Penyedian Tenaga Listrik Provinsi Kalimantan
Selatan
42
Lampiran 3. Daftar calon pelanggan Industri Kawasan Industri Cluster Kotabaru
43
44
45