Anda di halaman 1dari 66

BAB II

GAMBARAN UMUM DAN KONDISI DAERAH

2.1 Aspek Geografi dan Demografi


2.1.1 Kondisi Geografi

Kabupaten Minahasa Utara merupakan salah satu kabupaten di


Provinsi Sulawesi Utara yang terletak di antara 0025’ – 1059’ Lintang Utara
dan 124020’ – 1250 59’ Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut
Sulawesi dan Kabupaten Kepulauan Sitaro, sebelah barat berbatasan dengan
Laut Sulawesi dan Kota Manado, sebelah timur berbatasan dengan Laut
Maluku dan Kota Bitung, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten
Minahasa. Kabupaten Minahasa Utara merupakan kabupaten hasil
pemekaran dari Kabupaten Minahasa, terbentuk berdasarkan Undang -
Undang No. 33 tahun 2003 dan diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004,
dengan Airmadidi sebagai ibukota kabupaten. Luas wilayah Kabupaten
Minahasa Utara adalah sekitar 1.059.244 km2 dengan garis pantai sepanjang
292,20 km, memiliki pulau sebanyak 46 buah dan 1 pulau terluar yaitu Pulau
Mantehage.

Keadaan topografi wilayah sebagian besar merupakan dataran dan


perbukitan pada ketinggian di sekitar 0 – 650 meter tinggi dari permukaan
laut, kecuali wilayah sekitar pegunungan terutama Gunung Klabat yang
mencapai sekitar 1.995 meter tinggi dari permukaan laut.

Karakter topografi hampir sama untuk semua wilayah kecamatan,


yaitu dikategorikan datar, landai dan bergelombang. Wilayah dengan
kemiringan tanah antara 0 – 30 adalah sekitar 30,49 persen, antara 30 – 150
adalah sekitar 43,42 persen, antara 150 – 45 adalah sekitar 19,66 persen,
dan sisanya yaitu kemiringan lebih dari 450 adalah sekitar 6,43 persen.
Kedalaman efektif tanah rata-rata 0 – 3 m, PH tanah rata-rata 6,0 sampai
8,0 dengan tekstur tanah yang bervariasi dari liat (alluvial), liat berpasir
(latosol), liat berlempung (meditrean) dan lempung berpasir (regosol).

II-1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
PETA KABUPATEN MINAHASA UTARA

II-1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
PETA POLA RUANG KABUPATEN MINAHASA UTARA

II-1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Tipe iklim di daerah ini adalah type A (iklim basah), dengan musim
kemarau pada bulan Mei – Oktober dan iklim hujan pada bulan-bulan
November – April. Curah hujan maksimum pada bulan Desember – Maret
yang sering dibarengi dengan angin kencang sehingga sering mengakibatkan
banjir dan gelombang laut maksimum. Secara umum suhu udara harian
rata-rata di Kabupaten Minahasa Utara bervariasi mulai 25,5°C sampai
27,8°C, pada pagi hari suhu udara minimum berkisar antara 20,8°C sampai
22,8°C, sedangkan pada siang hari suhu udara maksimum terkadang
mencapai lebih dari 34,6°C. Kondisi semacam ini umumnya berlangsung
antara bulan Agustus dan November. Dari gambaran topografi dan iklim ini,
menunjukan kondisi daerah di mana sebagian besar wilayah merupakan
wilayah yang subur dan potensial untuk dimanfaatkan bagi pengembangan
pertanian pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan secara
keseluruhan bagi kepentingan masyarakat dan pembangunan.

Namun, masalah erosi tanah yang merupakan salah satu persoalan


lingkungan, perlu menjadi perhatian untuk penanggulangannya. Terdapat
sekitar 65.000 ha wilayah di luar kawasan hutan yang mengalami erosi
ringan (lebih kecil 14 mm/tahun). Selain itu, terdapat sekitar 8.000 ha yang
mengalami erosi sedang (antara 14 s/d 60 mm/tahun). Di lokasi Gunung
Klabat, Gunung Saoan dan Gunung Wiau, juga terdapat sekitar 16.000 ha
yang mengalami erosi berat (lebih besar dari 60 mm/tahun) di lokasi Gunung
Saoan, Gunung Wiau, Gunung Lembean Utara, dan di Pulau Bangka.

Kawasan wilayah rawan bencana yang berpotensi tinggi mengalami


bencana alam diwilayah Kabupaten Minahasa Utara meliputi :

1. Kawasan rawan bencana pada jalur sesar; Kawasan rawan bencana


jalur sesar dan amblesan adalah berada di sepanjang garis sesar
Manado-Kema dan garis sesar Likupang – G.Tayapu/G.Werot dengan
luas keseluruhan kurang lebih 1.985,70 Ha ;
2. Kawasan rawan gerakan tanah/longsor; Kawasan rawan gerakan
tanah/longsor yang dimaksud adalah kawasan yang berbentuk lereng
yang rawan terhadap perpindahan material berupa batuan, bahan
rombakan, tanah atau material campuran, lahan yang memiliki
kemiringan lereng 40 % sangat berpotensi untuk terjadinya longsor.
Kawasan rawan longsor di Kabupaten Minahasa Utara tersebar di
Kecamatan Likupang Selatan, Kecamatan Kema, dan Kecamatan
Airmadidi.

II-2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
3. Kawasan rawan gelombang pasang/tsunami, adalah kawasan di pesisir
pantai yang mengalami hempasan gelombang laut yang besar dan
kawasan ini berada di Pulau Mantehage dan sekitarnya , Pulau Naen
dan sekitarnya , Pulau Talise dan sekitarnya, Pulau Gangga dan
sekitarnya, Pulau Bangka dan sekitarnya, Pesisir Pantai Kecamatan
Wori, Kecamatan Likupang Barat, Kecamatan Likupang Timur dan
Kecamatan Kema. Luas keseluruhan kawasan rawan gelombang
pasang/tsunami kurang lebih 2.339 Ha ;
4. Kawasan rawan banjir tersebar di dataran rendah di muara sungai di
Kecamatan Likupang Timur, Kecamatan Wori, Kecamatan Dimembe,
Kecamatan Talawaan, Kecamatan Airmadidi dan Kecamatan Kema
dengan luas keseluruhan diperkirakan 1.582 Ha.
Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah dapat diidentifikasikan
wilayah yang memilki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan
budidaya seperti Kawasan Peruntukan Hutan Produksi, Kawasan Peruntukan
Hutan Rakyat, Kawasan Peruntukan Pertanian, Kawasan Peruntukan
Perikanan, Kawasan Peruntukan Pertambangan, Kawasan Peruntukan
Permukiman, Kawasan Peruntukan Industri, Kawasan Peruntukan Pariwisata,
dan Kawasan Peruntukkan lainnya (Kawasan Tempat Ibadah, Kawasan
Pendidikan, Kawasan Pertahanan Keamanan dan Kawasan Peruntukan
Perdagangan dan Jasa) dengan berpedoman pada pada rencana tata ruang
wilayah Kabupaten Minahasa Utara.
Potensi Kawasan Peruntukan Hutan Produksi yaitu Hutan Produksi
Terbatas Gunung Wiau kurang lebih 3.336,27 Ha, Hutan Produksi Terbatas
Gunung Saoan kurang lebih 4.734,95 Ha, Hutan Produksi Terbatas Pulau
Talise kurang lebih 106,76 Ha, Hutan Produksi Terbatas Pulau Bangka
kurang lebih 1.506,64 Ha dengan luas keseluruhan kurang lebih 9.684,62
Ha. Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat adalah kawasan di luar kawasan
hutan yang yang memiliki tingkat kelerengan lebih dari 30% yang sudah
tidak sesuai untuk pengembangan kegiatan budidaya pertanian dan
perkebunan dan dapat dikembangkan oleh masyarakat untuk budidaya
tanaman/vegetasi hutan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Kawasan
Peruntukan Hutan Rakyat ini tersebar di Kecamatan Airmadidi, Kecamatan
Kalawat, Kecamatan Wori, Kecamatan Dimembe, Kecamatan Likupang Barat,
Kecamatan Likupang Timur, Kecamatan Kauditan dan Kecamatan Kema
dengan luas keseluruhan kurang lebih 4.027,60 Ha.

II-3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Kawasan pertanian tanaman pangan adalah kawasan yang secara
teknis sesuai dan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya tanaman
pangan lahan basah yang didukung prasarana irigasi, tersebar di Kecamatan
Airmadidi, Kecamatan Kalawat, Kecamatan Wori, Kecamatan Dimembe,
Kecamatan Talawaan, Kecamatan Kauditan dan Kecamatan Kema dengan
luas keseluruhan kurang lebih 3.716,50 Ha.

Kawasan pertanian hortikultura adalah kawasan yang secara teknis


dapat dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya tanaman pangan hortikultura,
tersebar di seluruh wilayah kecamatan dengan luas keseluruhan kurang lebih
27.721,62 Ha, dengan komoditas unggulan Pisang Barangan, komoditi
andalan adalah Nenas, Mangga damar Merah, Rambutan dan Pepaya,
sedangkan komoditi potensi adalah Durian dan Manggis. Kawasan
perkebunan adalah kawasan yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan budidaya perkebunan, tersebar di seluruh wilayah kecamatan
dengan luas keseluruhan kurang lebih 54.222,94 Ha, dengan komoditas
unggulan Kelapa, Pala, Kakao dan Jambu Mente.

Kawasan peternakan adalah kawasan yang secara teknis dapat di


manfaatkan untuk pengembangan kegiatan peternakan dengan
meminimalisir dampak pencemaran, yaitu minimal 500 meter dari lokasi
pemukiman terdekat, tersebar di seluruh wilayah kecamatan dengan luas
keseluruhan sama dengan kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering
yaitu kurang lebih 27.721,62 Ha, dengan komoditas unggulan Sapi, Babi,
Ayam dan Itik.

Kawasan peruntukkan perikanan adalah kawasan yang secara teknis


dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kegiatan :

a. perikanan darat;
b. perikanan air payau;
c. perikanan air laut; dan
d. budidaya perikanan.
Kawasan perikanan darat sebagaimana yang dimaksud adalah
kawasan yang secara teknis sesuai untuk pengembangan budidaya
perikanan air tawar disawah, kolam dan perairan yang tersebar dikecamatan
Dimembe, Kecamatan Talawaan dengan luas keseluruhan kurang lebih
2.549,56 Ha.

II-4 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Kawasan perikanan air payau adalah kawasan yang secara teknis
sesuai untuk pengembangan budidaya perikanan air payau di tambak
sepanjang pantai yang tersebar di Kecamatan Kema, Kecamatan Wori dan
Kecamatan Likupang Timur dengan luas keseluruhan kurang lebih 117,12 Ha.

Kawasan perikanan laut adalah kawasan yang secara teknis seusia


untuk pengembangan kegiatan budidaya perikanan laut maupun untuk
kegiatan perikanan tangkap jalur IA. Pengelolaan laut untuk kegiatan
penangkapan ikan wilayah kurang dari 4 mil di wilayah laut Kecamatan Wori,
Likupang Barat, Likupang Timur dan Kema.

Kawasan budidaya perikanan yang dimaksud didukung oleh Loka


Budidaya Air tawar di Desa Tatelu Kecamatan Dimembe dan Balai Benih Ikan
Pantai di Desa Likupang II Kecamatan Likupang Timur. Pengembangan
budidaya tawar yaitu di Kecamatan Kema, Kecamatan Kauditan, Kecamatan
Airmadidi, Kecamatan Kalawat, Kecamatan Dimembe, Kecamatan Talawaan,
dan Kecamatan Likupang Selatan. Kawasan perikanan sentra pengolahan
sebagaimana sesuai untuk pengembangan pengolahan hasil perikanan yang
tersebar di Kecamatan Kema, Kecamatan Airmadidi, Kecamatan Kalawat,
Kecamatan Likupang Barat dan Kecamatan Wori.

Kawasan pertambangan yang berpotensi di wilayah Kabupaten


Minahasa Utara yaitu kawasan yang secara teknis-geologis memiliki potensi
deposit bahan tambang, atau area kontrak karya pertambangan/kuasa
pertambangan/izin pertambangan daerah/tambang rakyat baik yang sudah
di lakukan kegiatan pertambangan ataupun belum, yang berada di luar
kawasan lindung, tersebar di wilayah Kecamatan Likupang Barat, Kecamatan
Likupang Timur, Kecamatan Likupang Selatan, Kecamatan Wori, Kecamatan
Kema, Kecamatan Dimembe dan Kecamatan Talawaan.

Potensi Kawasan peruntukan permukiman adalah kawasan yang


secara teknis dapat dimanfaatkan untuk pengembangan permukiman yang
aman dari bahaya bencana alam, sehat, dengan luas keseluruhan kurang
lebih 5.141,78 hektar yang terdiri dari : Permukiman perkotaan meliputi
permukiman yang terbentuk kawasan perkotaan yang tersebar di seluruh
wilayah Kabupaten, yaitu : Permukiman perdesaan meliputi pemukiman
yang terbentuk kawasan perdesaan yang tersebar di seluruh wilayah
Kabupaten, permukiman baru skala besar dikembangkan di Kecamatan
Talawaan, Kecamatan Kalawat, Kecamatan Airmadidi dan Kecamatan
Kauditan.
II-5 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Kawasan peruntukan industri di wilayah Kabupaten Minahasa Utara
adalah kawasan yang diperuntukan pengembangannya bagi pemusatan
kegiatan industri pengolahan hasil pertanian maupun industri manufaktur
yang terdiri atas:

a. Kawasan Peruntukan Industri besar meliputi Kauditan-Bitung-Kema di


Kecamatan Kauditan dan Kecamatan Kema dan Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) Bitung yang mencakup Kecamatan Kauditan dan
Kecamatan Kema.
b. Kawasan Peruntukan Industri Sedang di Kecamatan Likupang Barat.
c. Kawasan Peruntukan Industri Kecil dan Ringan tersebar diseluruh
Kabupaten.
d. Kawasan Pergudangan terbatas dan terkendali terletak di Kecamatan
Kalawat dan di kawasan yang diperuntukkan untuk kegiatan industri.

Potensi Kawasan pariwisata di wilayah Kabupaten Minahasa utara


yaitu kawasan yang memiliki potensi objek dan daya tarik wisata alam,
wisata budaya, wisata agro dan wisata lainnya baik yang sudah berkembang
maupun yang belum berkembang. Potensi dan objek wisata alam antara
lain: di Pulau Bangka, Pulau Sahaung, Pantai Surabaya, Pantai Kalinaun di
Kecamatan Likupang Timur, Pantai Makalisung, Pantai Batu Nona, Danau
Tasik Oki di Kacamatan Kema, Arung Jeram Sungai Tondano, Pemandian Air
Panas Tanggari, Gunung Klabat di Kecamatan Airmadidi, Air Terjun Tunan di
Kecamatan Talawaan, Danau Zepper di Kecamatan Kauditan, Pulau Naen dan
Pulau Mentehage di Kecamatan Wori. Potensi dan Objek Wisata Budaya
antara lain : Taman Purbakala di Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi,
Taman Waruga di Kelurahan Airmadidi Bawah Kecamatan Airmadidi, Mata Air
Tumatenden di Kelurahan Airmadidi Bawah Kecamatan Airmadidi, Goa
Jepang di Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi, Waruga di Desa Kokoleh
Satu Kecamatan Likupang Selatan, Penjara Tua di Desa Kema Dua
Kecamatan Kema. Potensi dan objek wisata agro antara lain : kebun kelapa
hibrida di Kecamatan Wori dan Kecamatan Likupang Barat, kebun rambutan
di Kecamatan Dimembe dan Kecamatan Talawaan, kolam ikan mas dan nila
di Kecamatan Dimembe. Potensi dan objek wisata lainnya antara lain :
Gangga Island Resort di Kecamatan Likupang Barat, Pulisan Jungle Resort di
Desa Pulisan Kecamatan Likupang Timur, Kima Bajo Resort di Desa Kima
Bajo di Kecamatan Wori, penangkaran satwa langka di Desa Pimpim
Kecamatan Kema.

II-6 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Potensi perdagangan dan jasa di wilayah Kabupaten Minahasa Utara
yaitu kawasan yang dapat memfasilitasi kegiatan transaksi perdagangan dan
jasa antar masyarakat yang membutuhkan (sisi permintaan) dan masyarakat
yang menjual jasa (sisi penawaran). Kawasan perdagangan dan jasa
menyerap tenaga kerja di perkotaan dan memberikan kontribusi yang
dominan terhadap PDRB yaitu di sepanjang kawasan perkotaan Manado –
Bitung.

Dari sisi perwilayahan, letak Kabupaten Minahasa Utara sangat


strategis, karena berada di antara 2 kota utama yang pertumbuhannya
cepat, yaitu Kota Manado dan Kota Bitung, dan di antara 2 pintu gerbang
utama lokal, nusantara, dan internasional, yaitu Pelabuhan Bitung dan
Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi. Dimana Kabupaten Minahasa
Utara masuk dalam koridor cepat tumbuh Manado-Bitung yang merupakan
Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang terdiri dari Kecamatan Kalawat,
Kecamatan Airmadidi, Kecamatan Kauditan dan Kecamatan Kema. Adanya
rencana pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung dan Pembangunan Jalur
Kereta Api Pulau Sulawesi, memperkuat posisi strategis Kabupaten Minahasa
Utara terhadap perkembangan ekonomi dan rencana pengembangan
metropolitan BIMINDO. Hal ini perlu dikelola secara baik agar dapat
memberikan dampak positif bagi percepatan pembangunan di Kabupaten
Minahasa Utara dengan tetap memperhatikan aspek pembangunan
berkelanjutan.

2.1.2 Kondisi Demografi

Kabupaten Minahasa Utara pada tahun 2010 memiliki 10 (sepuluh)


kecamatan dengan jumlah penduduk sesuai hasil sensus penduduk tahun
2010 sebanyak 188.467 jiwa terdiri dari laki-laki berjumlah 95.879 jiwa
(50,87%) dan perempuan berjumlah 92.588 jiwa (49,13%), dengan tingkat
kepadatan pendudk 178/km². Persebaran penduduk terbanyak di Kecamatan
Kalawat yaitu 26.624 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk 682,12/km²
sedangkan yang paling sedikit di Kecamatan Likupang Selatan yaitu 5.107
jiwa namun menduduki peringkat kedua tingkat kepadatan penduduk
432,03/km², sedangkan Kecamatan Likupang Timur dengan jumlah
penduduk sebanyak 16.503 jiwa dengan tingkat kepadatan yang paling
rendah sebesar 56,74 per km². Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut

II-7 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Tabel II-1
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan Tahun 2010
Menurut Kecamatan
Kabupaten Minahasa Utara
Jumlah Penduduk Tingkat
Kepadatan
No. Kecamatan Luas (Km²) Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk per
KM²

1 2 3 4 5 6 7=6/3
1. Kema 78,755 7.695 7.285 14.980 190,21
2. Kauditan 108,202 11.825 11.733 23.585 217,98
3. Airmadidi 86.660 13.480 13.112 26.592 306,85
4. Kalawat 39,031 13.391 13.233 26.624 682,12
5. Dimembe 166,433 11.508 11.105 22.613 135,87
6. Talawaan 82,508 8.981 8.505 17.486 211,93
7. Wori 90,704 9.163 8.803 17.966 198,07
8. Likupang Barat 104,289 8.761 8.250 17.011 163,11
9. Likupang Timur 290,841 8.462 8.077 16.503 56,74
10. Likupang Selatan 11,821 2.622 2.485 5.107 432,03
Jumlah 1,059,244 95.879 92.588 188.467 177,93

Sumber : Hasil Olah Cepat Sensus Penduduk 2010. BPS

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Minahasa Utara 5 (lima)


tahun terakhir rata-rata sebesar 2,41% dan yang paling menonjol pada
tahun 2010 sebesar 6,79 %, sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar II -1
195,000
Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2005 - 2010
190,000
185,000
180,000
175,000
170,000
165,000
160,000
155,000
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Jumlah Penduduk 167,512 170,340 172,690 174,455 176,480 188,467

Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2011

Tabel II-2
Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2006 – 2010 per kecamatan
Jumlah Penduduk
No. Kecamatan 2006 2007 2008 2009 2010

1. Kema 13.167 13.499 13.637 13.795 14.980


2. Kauditan 21.836 22.111 22.337 22.596 23.585
3. Airmadidi 23.592 24.050 24.296 24.578 26.592
4. Kalawat 21.811 22.381 22.610 22.873 26.624

II-8 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
5. Dimembe 21.136 21.508 21.728 21.980 22.613
6. Talawaan 12.472 12.556 12.684 12.831 17.486
7. Wori 18.139 18.169 18.355 18.568 17.966
8. Likupang Barat 16.932 16.952 17.125 17.324 17.011
9. Likupang Timur 21.255 21.464 21.683 21.935 16.503
10. Likupang Selatan - - - - 5.107

Jumlah 170.340 172.690 174.455 176.480 188.467

Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2011


Pertumbuhan penduduk rata-rata selang 5 (lima) tahun terakhir di
Kecamatan Talawaan sebesar 10,05 % dengan kepadatan penduduk
211,93/km², sedangkan terkecil di Kecamatan Dimembe sebesar 1,75 %,
dengan kepadatan penduduk 135,87/km²

Gambar II-2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2009


12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
Laki-laki
2,000
0 Perempuan
0-4 Tahun
5-9 Tahun
10-14 Tahun
15-19 Tahun
20-24 Tahun
25-29 Tahun
30-34 Tahun
35-39 Tahun
40-44 Tahun
45-49 Tahun
50-54 Tahun
55-59 Tahun
60-64 Tahun
65-69 Tahun
70-74 Tahun
75+

Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2009

Dilihat dari struktur umur dan jenis kelamin masyarakat Kabupaten


Minahasa Utara, kelompok umur 5-9 tahun merupakan kelompok yang
terbesar, diikuti oleh kelompok umur 10-14 tahun. Umur 50-54 tahun
hampir seimbang antara laki-laki dan perempuan, Pada kisaran umur 25-29
tahun, jumlah penduduk laki-laki berkurang dibandingkan dengan
perempuan dan pada kisaran umur 65-69 jumlah penduduk perempuan lebih
banyak dibandingkan laki-laki.

Gambar II-3 .
Persentasi Penduduk 15 tahun keatas menurut jenis kegiatan
60
50
40
30
20
10
0
Mengurus Pengangguran
Bersekolah Bekerja
Rumah Tangga Terbuka
Persentasi Penduduk 15 tahun
25.84 7.73 8.55 54
keatas menurut jenis kegiatan

Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2010

II-9 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran terhadap


kualitas sumberdaya manusia. Pengukuran nilai IPM didasarkan pada tiga
komponen yaitu : (a) Hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur
dengan harapan hidup pada saat kelahiran, (b) Pengetahuan yang diukur
dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa (bobotnya dua pertiga)
dan kombinasi pendidikan dasar, menengah, atas gross enrollment ratio
(bobot satu per tiga), (c) standard kehidupan yang layak diukur dengan GDP
perkapita gross domestic product dalam paritas kekuatan beli atau
purchasing power parity (dollar US). Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara
terus berupaya meningkatkan pembangunan disegala sektor, termasuk
pembangunan sumberdaya manusia. Ini tercermin dari nilai IPM yang terus
mengalami peningkatan, bahkan Nilai IPM Kabupaten Minahasa Utara
menempati peringkat ke 56 Tingkat Nasional dan peringkat ke-3 Tingkat
Provinsi Sulawesi Utara.
Berdasarkan Komponen penyusunan IPM, angka harapan hidup rata-
rata masyarakat Kabupaten Minahasa Utara pada tahun 2008 adalah 75.33
tahun, angka melek huruf rata-rata adalah 99.68%, angka rata-rata lama
sekolah adalah 9.07 tahun dan pengeluaran perkapita rata-rata adalah
Rp. 622.710 secara keseluruhan, IPM Minahasa Utara pada tahun 2008
adalah 75.16.

Tabel II-3
Komponen Penyusun IPM Minahasa Utara per tahun

Tahun 2006 2007 2008


Komponen
Angka Harapan Hidup 71.8 75.35 72.2
Angka Melek Huruf 99.7 99.68 99.68
Rata-rata lama sekolah 9.07 9.07 9.07
Pengeluran per kapita (OOO rp) 611.30 617.82 622.71
IPM 74.2 76.06 75.16
Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, Tahun 2008

2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi.

1. Pertumbuhan PDRB.

Kondisi perekonomian daerah dapat digambarkan dengan nilai


pertambahan barang dan jasa di suatu daerah yang ditunjukkan dari
perhitungan PDRB. Sementara itu pertumbuhan ekonomi dapat dihitung

II-10 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
menggunakan pertumbuhan nilai PDRB atas dasar harga konstan. Kabupaten
Minahasa Utara tahun 2005, nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000
sebesar Rp. 997.712.28,-. Tahun 2006 sebesar 1,036,632.29,-. Tahun 2007
1.094,809.40,-, Tahun 2008 1.162,576.55 dan Tahun 2009 sebesar 1,242
trilyun rupiah menurut harga konstan. Dengan berbagai kebijakan dan
program yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara
serta iklim investasi yang semakin membaik, pertumbuhan ekonomi selama
kurun waktu Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2010 menunjukkan adanya
kenaikan yang signifikan. Pertumbuhan ekonomi Tahun 2005 sebesar 4,7%,
berturut-turut naik pada tahun 2006 menjadi 4,90%, pada Tahun 2007
sebesar 5,61%, pada Tahun 2008 sebesar 6,19% serta pada Tahun 2009
sebesar 6,68%.

Tabel II-4
Nilai dan kontribusi Sektor Dalam PDRB tahun 2006 – 2010
Atas Dasar Harga Konstan
2006 2007 2008 2009 2010*
No Sektor
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
1. Pertanian 307,568.19 29,67 320,340.38 29,26 337,221.66 29,01 352,006.28 28,34 352,066.28 28,34

2. Pertambangan 130,766.73 12,61 138,191.39 12,62 147,456.64 12,68 158,706.54 12,77 158,706.54 12,77

3. Industri 65,215.30 6,29 66,813.08 6,10 68,274.54 5,87 71,142.07 5,73 71,142.07 5,73
pengolahan
4. Listrik gas dan air 6,619.65 0,63 6,826.68 0,62 6,974.28 0,60 7,333.30 0,59 7,333.30 0,59
Bersih
5. Bangunan 210,024.32 20,26 229,822.92 20.99 252,133.04 21,68 281.380.47 22,65 281.380.47 22,65
/Konstruksi

6. Perdagangan,Hotel
& Restauran 126,701.90 12,23 134,510.54 12,29 142,142.53 12,24 152,651.71 12,29 152,651.71 12,29
7. Pengangkutan
&Komunikasi 58,536.65 5,64 61,975,39 5,66 65,869.23 5,67 69,948.19 5,63 69,948.19 5,63
8. Keuangan, Sewa
&jasa perusahaan 25,819.07 2,50 27,058,46 2,47 28,536.53 2,45 30,051.58 2,42 30,051.58 2,42
9. jasa-jasa 105,470,47 10,17 109,270.56 9,99 113,978.10 9,80 119,080.59 9,58 119,080.59 9,59
Total PDRB 1,036,632.28 100 1,094,809.40 100 1,162.576.65 100 1,242,360,72 100 1,242,360,72 100
* Angka Sementara
Sumber :BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2009

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu


indikator penting untuk mengatahui kondisi ekonomi suatu daerah /
wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh nilai usaha dalam sutu wilayah atau merupakan jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
Penyajian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dihitung berdasarkan
atas harga Konstan (ADHK) , kinerja sektor-sektor atas dasar konstan
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, tahun 2006 sebesar
Rp. 1.036,632.28,- , tahun 2007 sebesar Rp.1.094,809.40,- , tahun 2008
sebesar 1,162.576.65,- dan tahun 2009 sebesar Rp. 1.242.362.72,-
II-11 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa Utara tidak
terlepas dari pertumbuhan kinerja sektor yang dominan, yakni sektor
pertanian, sektor bangunan, sektor perdagangan hotel/restauran dan sektor
pertambangan diikuti oleh sektor –sektor lainnya.

Tabel II-5
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2006-2010
Atas Dasar harga Berlaku (ADHB)

No Sektor 2006 2007 2008 2009 2010*


Rp. % Rp % Rp % Rp % Rp %
1 Pertanian 412,543.39% 26,61 449,513.08 25,61 489,901.78 24,09 554,352.21 23,80 554,352.21 23,80
2 pertambangan 134,507.22 8,68 161,152.24 9,18 229,189.40 11,27 256,893.81 11,03 256,893.81 11,03
3 Industri pengolahan 128,843.10 8,31 146,543.22 8,35 173,630.64 8,54 194,293.54 8,34 194,293.54 8,34
4 Listrik gas dan air 11,226.36 0,72 12,463.46 0,71 13,824.07 0,68 14,729.95 0,63 14,729.95 0,63
Bersih
5 Bangunan 343.613.52 22,17 390,226.54 22,23 442,487.52 21,75 530,824.26 22,79 530,824.26 22,79
/Konstruksi
6 Perdagangan,Hotel 198,361.91 12,80 224.376.57 12,78 255,515.67 12,56 290,547.25 12,48 290,547.25 12,48
& Restauran
7 Pengangkutan 124,401.77 8,02 150,905.91 8,60 183,241.54 9,01 197,766.50 8,50 197,766.50 8,50
&Komunikasi
8 Keuangan, Sewa 32,186.44 2,08 34,750.32 1,98 37,536.50 1,85 41,434.32 1,78 41,434.32 1,78
&jasa perusahaan
9 jasa-jasa 164,529.06 10,61 185,253.10 10,56 208,664.88 10,25 248,142.29 10,65 248,142.29 10,65

Total PDRB 1,550,212.67 100 1.755,184.44 100 2,033,992.00 100 2,328,984.14 100 2,328,984.14 100
* Angka Sementara
Sumber :BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2009

Kinerja nilai dan kontribusi sektor-sektor dalam PDRB atas dasar harga
berlaku (ADHB) dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan dimana
pada tahun 2006 sebesar Rp. 1.550.212.67,- , pada tahun 2007 sebesar
RP. 1.755.184.44,- , tahun 2008 sebesar Rp. 2.033.992.00,- dan pada
tahun 2009 sebesar 2.328.984.14,- perkembangan 5 (lima ) tahun kinerja
sektor-sektor atas dasar harga berlaku (ADHB) mengalami peningkatan, dan
menunjukan kinerja yang cukup baik dengan sektor pertanian masih
memegang peranan yang sangat dominan dalam kontribusi sektor.

Gambar II-4. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Minahasa Utara


Tahun 2001 s/d 2009
12
10
8
6
4
2
0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Primer 4.09 3.79 2.1 6.64 4.08 2.45 4.6 5.7 5.9
Sekunder 4.47 3.68 6.52 4.72 5.2 4.75 7.64 7.88 9.86
Tersier 2.31 3.31 7.03 5.68 5.14 5.21 5.21 5.32 5.28
P. Ekonomi 3.66 3.62 4.72 5.83 4.7 3.9 5.61 6.19 6.86

Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2010

II-12 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Dengan berbagai kebijakan dan program yang telah dilaksanakan
Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara serta iklim investasi yang semakin
membaik, pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu tahun 2005 sampai
dengan tahun 2010 menunjukkan adanya kenaikan yang menggembirakan.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2006 sebesar 4,90%, dan pada tahun
2007 naik sebesar 5,61%, dan berturut-turut naik pada tahun 2008
sebesar 6,19% serta pada tahun 2009 sebesar 6,86%. Adapun kontribusi
terbesar bagi pembentukan PDRB Kabupaten Minahasa Utara masih
bersumber sektor pertanian, pertambangan dan penggalian ( sektor Primer),
sektor industri pengolahan, listrik, gas & air bersih, bangunan (sektor
sekunder) , sektor perdagangan , hotel dan restauran, pengangkutan &
komunikasi, Keuangan dan persewaan dan jasa perusahaan , serta jasa- jasa
lainnya ( sektor tersier)

Berdasarkan hasil evaluasi perkembangan ekonomi makro Kabupaten


Minahasa Utara pada tahun - tahun sebelumnya serta dengan
memperhatikan kebijakan fiskal dan investasi, tingkat inflasi, sistem
kelembagaan disegala bidang (ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya)
serta faktor-faktor lainnya yang berdampak terhadap ekonomi makro, maka
diharapkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa Utara pada
Tahun 2011 akan lebih besar dari tahun sebelumnya (2010) yang besarnya
7,2%. Nilai PDRB Tahun 2011 juga diharapkan akan lebih besar dari tahun
sebelumnya, dimana pada Tahun 2009, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
sebesar 2,328 trilyun rupiah dan Atas Dasar Harga Konstan sebesar 1,242
trilyun rupiah dengan menekan tingkat inflasi dari tahun sebelumnya yang
hingga akhir tahun diperkirakan rata-rata sebesar 9,38%.

Dilihat dari struktur ekonomi maka perekonomian di Kabupaten


Minahasa Utara pada Tahun 2009 pada sektor pertanian masih memegang
peranan terbesar dalam memberikan kontribusi guna pertumbuhan ekonomi
di Kabupaten Minahasa Utara, yaitu sebesar 23,80%, kemudian diikuti oleh
sektor bangunan sebesar 22,79%, sektor pertambangan dan penggalian,
perdagangan hotel dan restoran masing-masing memberikan peranan tidak
lebih 13%, sektor industri, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor listrik, gas dan air
serta sektor jasa – jasa peranannya masing-masing masih dibawah 10%.

II-13 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Gambar II-5. Struktur Ekonomi Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2009 ( % )

1.78
10.65
8.49 23.8

12.48 11.03

22.79 8.34
0.63

Pertanian Pertambangan Industri


Listrik Bangunan Perdagangan
Angkutan &Komunikasi Keuangan Jasa
Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2010

1. Laju Inflasi

Inflasi Kabupaten Minahasa Utara berpatokan pada inflasi Kota


Manado, karena Kota Manado sebagai Ibukota Provinsi yang merupakan
sebagai pusat Perdagangan dan Jasa dan merupakan salah satu dari 48 kota
yang dijadikan dasar pengukuran tingkat inflasi di Indonesia. Tingkat Inflasi
Tahun 2005 sebesar 18,72%, Tahun 2006 sebesar 5,04%, Tahun 2007
meningkat menjadi 10,71%, Tahun 2009 sebesar 2,31% dan tingkat inflasi
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2010 sebesar 6,28%. Inflasi dipengaruhi
oleh Indeks Harga Konsumen (IHK) terutama pada bulan Desember
perkembangan harga berbagai komoditas secara umum menunjukan adanya
kenaikan yaitu beberapa komoditas yang mengalami kenaikan yaitu :
kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok, tembakau dan
sandang. Inflasi selama tahun kalender selama Januari sampai Desember
2010 mencapai 6,28%.
Tabel II-6
Inflasi Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2006 s/d 2009

Uraian (n-5) (n-4) (n-3) (n-2) (n-1)* Rata-rata


pertumbuhan
2006 2007 2008 2009 2010
Inflasi 5,09 10,13 9,71 6,31 6,28 - 1,28

Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2010

2. PDRB Perkapita

Seiring dengan semakin meningkatnya perekonomian Kabupaten


Minahasa Utara yang tercermin dengan meningkatnya PDRB baik atas dasar
harga berlaku maupun atas dasar harga konstan, maka PDRB perkapita
Kabupaten Minahasa Utara selalu mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Tahun 2008 PDRB perkapita masing-masing penduduk Kabupaten

II-14 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Minahasa Utara sebesar 11,65 juta rupiah per tahun menurut harga berlaku
dan 6,66 juta rupiah menurut harga konstan dan tahun 2009 PDRB perkapita
masing-masing penduduk Kabupaten Minahasa Utara sebesar 13,19 juta
rupiah per tahun menurut harga berlaku dan sekitar 7,04 juta rupiah
menurut harga konstan.

Gambar II-6 PDRB Perkapita Kabupaten Minahasa Utara


Tahun 2000 s/d 2009

14.00
13.00
12.00
11.00
Jutaan Rupiah

10.00
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 ADHB
ADHB 5.50 5.90 6.5 7.2 7.6 8.3 9.2 10.16 11.65 13.19 ADHK
ADHK 5.50 5.50 5.6 5.8 5.7 5.9 6.1 6.34 6.66 7.04

Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2010

3. Ketimpangan Kemakmuran

Indeks Gini

Pembangunan sebagai suatu proses dalam meningkatkan kehidupan


ekonomi, politik, budaya, infrastruktur masyarakat, dll. Pembangunan harus
diukur agar dapat mengevaluasi kegiatan. Mengukur pembangunan dapat
dilakukan dengan mengukur kekayaan rata – rata, pemerataan, kualitas
kehidupan, kerusakan lingkungan dan keadilan sosial dan kesinambungan.

Ketimpangan kemakmuran merupakan salah satu alat evaluasi


mengukur pembangunan khususnya terhadap pemerataan. Koefisien Gini
merupakan salah satu indikator mengukur ketimpangan atau distribusi
pendapatan antar golongan masyarakat ( size distribution ). Indeks ini
diturunkan dari kurva Lorenz, yakni kurva yang memotret distribusi
pendapatan antar kelompok masyarakat. Perhitungan dengan cara
matematis dan Perhitungan Indeks Gini diukur dengan angka antara 0
sampai dengan 1 seperti disajikan pada tabel dibawah ini :

II-15 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Tabel II-7
Perhitungan Indeks Gini
Angka Tingkat Ketimpangan

1 Maksimal

0.51-1 Tinggi

0.4-0.5 Sedang

0.1-0.39 Kecil

0 Tidak Ada

Sumber : Bappelitbang Kabupaten Minahasa Utara, 2011

4. Ketimpangan Regional

Indeks Ketimpangan Regional ( Indeks Ketimpangan Wiliamson)

Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Regional

Sjafrizal (2008) ketimpangan pembangunan ekonomi regional merupakan


aspek yang umum terjadi di suatu daerah. Ketimpangan ini pada dasarnya
disebabkan adanya perbedaan kandungan sumberdaya alam, dan perbedaan
kondisi demografi yang terdapat pada masing – masing wilayah. Akibat dari
perbedaan ini, kemampuan suatu daerah dalam mendorong pembangunan
ekonomi juga menjadi berbeda.

Terjadinya ketimpangan antar wilayah ini membawa implikasi terhadap


tingkat kesejahteraan masyarakat antar wilayah. Karena itu, aspek
ketimpangan pembangunan antar wilayah ini juga mempunyai implikasi pula
terhadap formulasi kebijakan pembangunan wilayah yang dilakukan oleh
pemerintah daerah.

Disparitas atau biasa disebut dengan ketimpangan dalam suatu wilayah


dapat ditunjukkan dengan disparitas antar pusat kota (pusat kegiatan dalam
wilayah) dan desa hinterland-nya, yang lebih dikenal dengan disparitas desa-
kota. Disparitas ini dapat digambarkan sebagai transmisi spasial impuls-
impuls yang lemah dari pusat ke hinterland-nya (Stohr, 1980).

Perbedaan-perbedaan antar kabupaten dan kota dalam tingkatan


kehidupan pada suatu skala wilayah merupakan fenomena lain yang akan
menunjukkan perlunya aplikasi kebijakan-kebijakan regional secara spesifik.
Dalam kondisi dimana indeks yang menyatakan tingkatan kehidupan tidak

II-16 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
lengkap membuat penjelasan terhadap unit-unit sub kawasan, maka harus
menggunakan pendapatan perkapita dengan catatan bahwa kecenderungan
distribusi pendapatan perkapita akan terkonsentrasi pada daerah yang dekat
dengan sumber-sumber modal ataupun pusat administrasi seperti ibukota
daerah atau kota.

Disparitas ekonomi wilayah dapat diekspresikan oleh hubungan antara


kapasitas ekonomi suatu wilayah dengan ukuran penduduk yang berada di
dalamnya. Indikator-indikator yang dinyatakan dengan hubungan per kapita
dan kepadatan penduduk, diekspresikan dalam penentuan tipologi wilayah
yang membaginya ke dalam empat bagian besar yaitu : (1) wilayah inti; (2)
wilayah periferi aktif; (3) wilayah periferi aktif dan wilayah periferi netral
(Stohr, 1980); (4) tipe wilayah ini memiliki karakteristik yang berbeda dalam
aspek ekonomi, sosial dan politik. Perbedaan karakteristik ini disebabkan
oleh spread effect dan backwash effect yang menghasilkan transfer-transfer
yang berbeda terhdap determinan-determinan pembangunan wilayah (sosial,
ekonomi dan politik). Siebert (1969) dan Stohr (1980) menyatakan bahwa
jika determinan-determina itu bergerak dengan baik maka tidak akan terjadi
disparitas spasial dalam pembangunan.

Secara teoritis permasalahan ketimpangan pembagunan antar wilayah


mula-mula dimunculkan oleh Douglas C. North dalam analisanya tentang
teori pertumbuhan Neo-Klasik, dalam teori tersebut dimunculkan sebuah
prediksi tentang hubungan antara tingkat pembangunan ekonomi nasional
suatu Negara dengan ketimpangan pembangunan antar wilayah.

Ukuran dalam ketimpangan pembangunan antar wilayah yang mula-mula


ditemukan adalah Williamson Index yang digunakan dalam studinya pada
tahun 1966 secara ilmu statistic, indeks ini sebenarnya adalah coefficient of
variation yang lazim digunakan untuk mengukur suatu perbedaan.

Istilah Williamson Index muncul sebagai penghargaan kepada Jeffrey G.


Williamson yang mula-mula menggunakan teknik ini untuk mengukur
ketimpangan pembangunan antar wilayah, walaupun index ini mempunyai
beberapa kelemahan yaitu antara lain sensitif terhadap definisi wilayah yang
digunakan dalam perhitungan, namun demikian index ini cukup lazim
digunakan untuk mengukur ketimpangan pembangunan antar wilayah.

Dalam proses pengukurannya William Index mengunakan Produk


Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita sebagai data dasar, formulasi
Indeks Williamson ini dapat juga digunakan untuk menggambarkan

II-17 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
ketimpangan kabupaten/kota, yang dihitung dengan formulasi sebagai
berikut:

√∑ ̅
̅

Iw = Indeks Williamson

yi = PDRB perkapita di Kab/Kota


y = PDRB perkapita rata-rata di Provinsi Sulut
fi = Jumlah penduduk di Kab/Kota i
n = Jumlah penduduk di Prov. Sulut
Indeks Williamson besarnya antara nol dan satu. Semakin kecil angka
yang dihasilkan menunjukkan ketimpangan yang semakin kecil pula atau
dapat dikatakan semakin merata. Tetapi jika angka mendekati satu maka
ketimpangan semakin lebar.

Tabel II-8
Indikator untuk menghitung Indeks Wiliamson
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2006-2009
̅ x fi/n
Tahun yi fi yi-y ̅ fi/n

2006 6.085.665 170,340 926,426 858,265,956,966 0.079 67,663,727,158

2007 6.339.738 17,269 202,955.08 41,190,763,249 0,009 350,165,966

2008 6.664.048 174,455 956,325 914,558,388,387 0,079 72,259,246,619

2009 7.039.668 17,648 440,578.33 194,109,267,803 0,009 1,654,879,537

Sumber : Bappelitbang Kabupaten Minahasa Utara, 2011

Selain Indeks Williamson dalam mengukur ketimpangan yang terjadi


antar kab/kota bisa juga menggunakan Analisis Klassen Typology, yang
digunakan untuk menggambarkan kesenjangan klasifikasi tiap
kabupaten/kota yang ada. Menurut Sjafrizal (1997) analisis ini didasarkan
pada dua indikator utama yaitu rata-rata pertumbuhan ekonomi dan rata-
rata pendapatan per kapita suatu daerah. Analisis ini membagi empat
klasifikasi daerah yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda
yaitu:

II-18 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
a) Kuadran I yaitu daerah maju dan cepat tumbuh (high growth and
high income) merupakan daerah yang mempunyai tingkat
pertumbuhan ekonomi (Rij) dan pendapatan per kapita (Yij) yang
lebih tinggi dibanding rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi (Rj)
dan pendapatan per kapita Provinsi (Yj).
b) Kuadran II yaitu daerah maju tapi tertekan (low growth but high
income) merupakan daerah yang memiliki pertumbuhan ekonominya
lebih rendah tapi pendapatan per kapita lebih tinggi dibanding rata-
rata Provinsi.
c) Kuadran III yaitu daerah berkembang pesat (high growth but low
income) merupakan daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang
lebih tinggi tapi pendapatan per kapitanya lebih rendah dibanding
rata-rata Provinsi.
d) Kuadran IV yaitu daerah relative tertinggal (low growth and low
income) merupakan daerah pertumbuhan ekonomi maupun
pendapatan perkapitanya lebih rendah dibanding Provinsi.

Gambar II-7
Klasifikasi Kabupaten Minahasa Utara menurut Klassen Typology

Y Yij > Yj Yij < Yj

Rij > Rj (I) (III)

Rij < Rj (II) (IV)

Kabupaten Minahasa Utara

Sumber : Bappelitbang Kabupaten Minahasa Utara, 2011

Kabupaten Minahasa Utara berada pada posisi dimana baik Pertumbuhan


Ekonomi Kabupaten Minahasa Utara maupun Pedapatan Per Kapita
Kabupaten Minahasa Utara kedua nilai indikator tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan nilai di tingkat provinsi. Dengan kondisi tersebut,
Kabupaten Minahasa berada pada lasifikasi berdasarkan Klassen Typology
pada Kuadran keempat, sebagai daerah yang relative tertinggal (low growth
and low income).

II-19 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam meningkatkan


kualitas Sumberdaya Manusia (SDM). Kabupaten Minahasa Utara pada Tahun
2010 memiliki sekolah sebanyak 419 sekolah dari beberapa tingkatan
dengan 1.742 ruang kelas/belajar, diminati 43.385 murid yang dibimbing
oleh 2.275 guru.
Untuk tingkat sekolah TK memiliki 126 sekolah, dengan 6.612 murid,
68 guru dan 122 ruang kelas. SD/MI memiliki 191 sekolah, dengan 23.372
murid, 1.301 guru dan 1.146 ruang kelas/belajar. SMP/ MTs memiliki 74
sekolah, dengan 8.527 murid, 645 guru dan 312 ruang kelas/belajar.
SMA/SMK/MA memiliki 28 sekolah, dengan 4.874 murid, 261 guru dan 162
ruang kelas/belajar hal ini dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel II-9
Jumlah Sekolah, Murid, Guru, Ruang Kelas
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Ruang
No. Tingkat Sekolah
Sekolah Murid Guru Kelas/Belajar

1. TK 126 6.612 68 122

2. SD/MI 191 23.372 1.301 1.146

3. SMP/MTs 74 8.527 645 312

4. SMA/SMK/MA 28 4.874 261 162


Jumlah 419 43.385 2.275 1.742
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, 2010

Data diatas sudah termasuk sekolah bertaraf internasional yaitu


Manado International School (MIS) untuk tingkat pendidikan sekolah dasar,
sekolah menengah tingkat pertama dan sekolah menengah tingkat atas yang
terletak di Kecamatan Kalawat.

Untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi maka di


Kabupaten Minahasa Utara memilki 3 (tiga) Perguruan Tinggi yaitu
Universitas Klabat (UNKLAB), Akademi Keperawatan dan Sekolah Tinggi
Alkitab.

II-20 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Tabel II-10.
Data APK dan APM Tahun 2009-2010
Tahun 2009 Tahun 2010
No. Sekolah
APK APM APK APM

1. SD/MI/SDLB 105,24 82,09 105,29 82,51

2. SMP/MTs/SMPLB 70,53 49,16 70,54 49,57

3. SMA/SMK/MA/SMALB 49,31 27,21 50,94 28,01


Sumber data : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, 2010

Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)


Kabupaten Minahasa Utara terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun di setiap tingkat pendidikan. Untuk tingkat sekolah dasar Angka
Partisipasi Kasar (APK) diatas 100 %. Hal ini disebabkan masih terdapat
anak berusia diatas 12 tahun yang masih disekolah dasar.

Penurunan APK dan APM dari setiap tingkat pendidikan karena putus
sekolah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kondisi ekonomi
masyarakat yang terbatas.

Gambar II-8
Angka Melek Huruf
99.72
99.7
99.68
99.66
2006 2007 2008
AMH 99.7 99.68 99.68

Sumber data :BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2009

Angka melek Huruf Kabupaten Minahasa Utara tahun 2010 sebesar


99,76%, mengalami peningkatan di bandingkan tahun 2009 yaitu sebesar
99,70%. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel II-11
PERKEMBANGAN ANGKA MELEK HURUF TAHUN 2006 s.d 2010
KABUPATEN MINAHASA UTARA

NO. URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010


1. Jumlah penduduk usia 120.679 122.320 123.570 125.046 133.602
15 tahun yang bisa
membaca dan menulis
2. Jumlah penduduk usia 121.043 122.713 123.967 125.422 133.924
15 tahun keatas
3. Angka Melek huruf 99.70 99.68 99.68 99,70 99,76
Sumber : Bappelitbang Kabupaten Minahasa Utara, 2011

II-21 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Angka Melek Huruf tertinggi terdapat di Kecamatan Airmadidi sebesar
99,95%, diikuti oleh Kecamatan Kalawat sebesar 99,91%. Sedangkan Angka
Melek Huruf terendah terdapat di Kecamatan Likupang Barat sebesar
99,41%. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel II-12
ANGKA MELEK HURUF TAHUN 2010
Menurut Kecamatan

No. Kecamatan Jumlah penduduk Jumlah Angka Melek


usia diatas 15 tahun penduduk huruf
yang bisa membaca usia 15 tahun
dan menulis ke atas
1. Kema 10.625 10.645 99,81
2. Kauditan 16.738 16.760 99,87
3. Airmadidi 18.886 18.896 99,95
4. Kalawat 18.901 18.918 99,91
5. Dimembe 16.042 16.069 99,83
6. Talawaan 12.398 12.426 99,77
7. Wori 12.693 12.767 99,42
8. Likupang Barat 12.016 12.087 99,41
9. Likupang Timur 11.687 11.727 99,66
10. Likupang Selatan 3.616 3.629 99,64
Jumlah 133.602 133.924 99.76
Sumber : Bappelitbang Kabupaten Minahasa Utara, 2011

a. Angka Partisipasi Murni (APM)

Tabel II-13
Angka Partisipasi Murni Tahun 2010
Kabupaten Minahasa Utara
Uraian Umur Jumlah
No. 7-12 13-15 16-18
1. Banyaknya murid 18.316 5.992 2.699 27.007

2. Banyaknya penduduk 22.197 12.087 9.633 43.917

APM 82,52 49,57 28,02 61,50

Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2010


Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang pendidikan untuk usia 7-12
tahun sebesar 82,52, untuk usia 13-15 tahun sebesar 49,57, sedangkan
usia 16-18 tahun sebesar 28,02. Dengan demikian secara keseluruhan APM
tahun 2010 Kabupaten Minahasa Utara sebesar 61,50.

II-22 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
b. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Tabel II-14
Angka Partisipasi Kasar Tahun 2010
Kabupaten Minahasa Utara
Jenjang Jumlah
No. Uraian pendidikan
SD SLTP SLTA
1. Banyaknya murid 23.372 8.527 4.874 36.773
2. Banyaknya penduduk 22.197 12.087 9.633 43.917
7-18 tahun
3. APK 105,29 70,55 50,60 83,73

Sumber : BPS Kabupaten Minahasa Utara, 2010

Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang pendidikan sekolah dasar


sebesar 105,29, untuk tingkat sekolah lanjutan tingkat pertama sebesar
70,55 sedangkan sekolah lanjutan tingkat atas 50,60 secara keseluruhan
APK tahun 2010 Kabupaten Minahasa Utara sebesar 83,73.

c. Angka Pendidikan yang ditamatkan

Pada tahun 2010, jumlah siswa yang ditamatkan untuk tingkat


sekolah dasar sebanyak 4.326 lulusan, sekolah lanjutan tingkat pertama
sebanyak 1.774 lulusan dan untuk sekolah lanjutan tingkat atas sebanyak
1.072 lulusan serta sekolah lanjutan tingkat atas (kejuruan) sebanyak 301
lulusan. Secara keseluruhan jumlah siswa yang ditamatkan sebanyak 7.473
lulusan dan angka pendidikan yang ditamatkan untuk tahun 2010 sebesar
4,00 lulusan.

2. Kesehatan

Dalam bidang kesehatan secara umum dapat digambarkan bahwa


penyebaran sarana pelayanan kesehatan Puskesmas dan Rumah sakit serta
sarana kesehatan lainya termasuk sarana penunjang upaya kesehatan relatif
merata. Tahun 2010, sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Minahasa
Utara terdiri dari 1 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Maria Walanda
Maramis di Kelurahan Saronsong I Kecamatan Airmadidi, 2 Rumah Sakit
Umum Swasta (RSU Hermana di Lembean Kecamatan Kauditan dan RSU
Tonsea di Kelurahan Airmadidi Kecamatan Airmadidi), 10 Pusat Kesehatan
Masyarakat, 30 Pos Bersalin Desa (Polindes), 42 Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes), 33 Puskesmas pembantu (Pustu) dan 162 posyandu aktif,
didukung oleh 100 desa siaga dan ditunjang dengan 11 unit puskesmas

II-23 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
keliling darat kendaran bermotor roda 4 dan 41 unit kendaraan bermotor
roda 2 serta 4 unit Speedboat puskesmas keliling (Pusling) laut untuk
pelayanan kesehatan di wilayah kepulauan/pesisir.

Kinerja pembangunan kesehatan digambarkan berdasarkan situasi


derajat kesehatan kabupaten yang diukur dengan 3 jenis indikator
pencapaian utama yaitu : angka kematian, angka kesakitan dan status gizi.

Angka kematian bayi di Kabupaten Minahasa Utara cenderung


menurun sebagai dampak dari hasil pelaksanaan pembangunan disegala
bidang termasuk pemerataan pelayanan kesehatan sampai ke desa, serta
ditunjang dengan program penempatan tenaga medis, Paramedis khususnya
bidan sampai ke wilayah terpencil. Di mana proporsi kematian bayi di
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2009 adalah sebanyak 12/3094 menurun
dibandingkan dengan tahun 2008 sebanyak 32/3990. Sedangkan proporsi
kematian ibu di Tahun 2009 yaitu 7/3865 kelahiran hidup (0,23%) sedikit
mengalami peningkatan dibandingkan dengan Tahun 2008 yaitu 4/3990
(0,10%).
Tabel II-15.
Angka Kematian Ibu dan Bayi
Proporsi Kematian
Tahun Proporsi Kematian Ibu
Bayi

2006 35/3155 = 1,10 7/3155 = 0,22

2007 25/3020 = 0,82 4/3020 = 0,13

2008 32/3990 = 0,80 4/3990 = 0,10

2009 12/3094 = 0,38 7/3865 = 0,18

2010 14/2865 = 0,49 3/2846 = 0,10

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2011

Tabel II-16
Data Perkembangan Proporsi Kematian Bayi, Angka Kematian
Bayi dan Angka Kelangsungan Hidup Bayi sejak Tahun 2006 s.d 2010
Tahun Proporsi Angka kematian Angka Kelangsungan
Kematian Bayi Bayi Hidup Bayi

2006 1,10 11 989


2007 0,82 8 992
2008 0,80 8 992
2009 0,83 4 996
2010 0,49 5 995
Sumber : Bappelitbang Kab. Minahasa Utara, 2011

II-24 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Tabel II-17
Angka Kematian dan Angka Kelangsungan Hidup Bayi

Tahun Proporsi Kematian Bayi Angka Kelangsungan Hidup Bayi *)

2006 35/3155 = 1,11 989

2007 25/3020 = 0,83 992

2008 32/3990 = 0,80 992

2009 12/3094 = 0,39 996

2010 14/2865 = 0,49 995

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara, 2011


*) data olahan

Angka Kelangsungan Hidup Bayi Kabupaten Minahasa Utara selang 5


(lima) tahun terakhir tertinggi pada tahun 2009 sebesar 996, sedangkan
terendah pada tahun 2006 sebesar 989.

b. Angka Usia Harapan Hidup :

Tabel II-18

Angka Harapan Hidup


Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009

AHH 71,60 71,80 72,10 72,20 72,40

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2011

Angka Harapan Hidup adalah perkiraan banyak tahun yang dapat


ditempuh oleh seseorang selama hidup (selama rata-rata). Indikator ini
sering digunakan untuk evaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan penduduk.

Angka Harapan Hidup dihitung menggunakan pendekatan tidak


langsung. Ada 2 jenis data yaitu anak lahir hidup dan anak masih hidup.
Besarnya nilai maksimum dan nilai minimum untuk masing-masing
komponen ini merupakan nilai besaran yang telah disepakati oleh semua
negara (195 negara). Pada komponen untuk Angka harapan Hidup tertinggi
batas atas untuk perhitungan indeks dipakai 85 tahun dan terendah 25
tahun.

II-25 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
c. Persentasi Balita Gizi Buruk

Status Gizi Balita dari hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) untuk
tahun 2010 yang diperoleh dari laporan 10 Kecamatan dapat dilihat pada
tabel berikut :

Tabel II-19
Status Gizi Balita Kabupaten Minahasa Utara Menurut Kecamatan
Tahun 2010

No Kecamatan Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih

1 Likupang Timur - 58 1297 78


2 Likubang Selatan - 9 431 -
3 Dimembe - 35 1771 14
4 Talawaan - 19 1471 4
5 Wori 2 79 1575 6
6 Kema - 39 1242 8
7 Kauditan - 66 2373 5
8 Airmadidi - 15 1588 0
9 Kolongan - 56 1781 67
10 Likupang Barat - 129 1338 26

Kabupaten 2 505 14867 208


Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2011

Dari data di atas dapat dilihat bahwa status gizi Balita pada tahun 2010
menunjukkan peningkatan. Balita dengan gizi buruk berjumlah 2 orang atau
0,01 % dari balita yang ada lebih kecil dibanding dengan tahun 2009 yang
mencapai 0,02%. Persentase Balita Gizi Buruk dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Tabel II-20
Persentase Balita Gizi Buruk
Tahun 2005-2010
Tahun Jumlah Balita Jumlah Balita Persentase
Gizi Buruk (Jiwa)
1 2 3 4=2/3
2005 18 13.771 0,13
2006 14 14.633 0,10
2007 8 15.278 0,05
2008 4 15.188 0,03
2009 3 15.606 0,02
2010 2 15.582 0,01
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2011

II-26 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
d. Penyakit-penyakit yang menonjol di Kabupaten Minahasa Utara

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada Tahun 2010 ada 10


besar penyakit yang menonjol di Kabupaten Minahasa Utara yang di
dominasi oleh penderita ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan) sebanyak 49.655
kasus dan diikuti oleh Hipertensi sebesar 14.949 dan Penyakit pada sistem
jaringan otot dan jaringan pengikat 8.115.

Diikuti penyakit Gastritis 7.383, kemudian penyakit kulit dan jaringan


subkutan 6.187 kasus, penyakit infeksi pada usus berjumlah 2.889 kasus,
diikuti penyakit pada saluran pernapasan bagian bawah berjumlah 2.383
kasus, penyakit rongga mulut 2.330 kasus, kecelakaan dan rudapaksa
berjumlah 2.158 kasus dan yang paling sedikit adalah penyakit mata
berjumlah 1.612 kasus. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel II-21.
10 Besar Penyakit Menonjol di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2010
No. Jenis Penyakit Jumlah

1. Penyakit infeksi saluran pernapasan bagian atas 49.655


2. Hipertensi 14.949
3. Penyakit pada sistem jaringan otot dan jaringan 8.115
4. Penyakit kulit dan jaringan subkutan 6.187
pengikat ppengikatPenyakit kulit dan jaringan subkutan
5. Gastritis 7.383
6. Penyakit infeksi pada usus 2.889
7. Penyakit rongga mulut 2.330
8. Penyakit pada saluran pernapasan bagian bawah 2.383
9. Kecelakaan dan Rudapaksa 2.158
10. Penyakit mata 1.612
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2011

Sedangkan angka kesakitan penyakit menular pada Tahun 2010


diantaranya TB Paru ditemukan 399 penderita dengan BTA(+) atau Angka
Penemuan Kasus Baru mencapai 100% melampaui target nasional yaitu
70%. Kemudian DBD (Demam Berdarah Dengue) 137 kasus tanpa ada kasus
kematian (Case Fatality Rate), Pneumonia pada Balita ada 65 kasus tapi
semuanya dapat tertangani dan tidak terdapat kasus kematian. Penyakit
Diare sebesar 2.972 kasus sedangkan Malaria ada 40 desa yang endemis
malaria. Ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

II-27 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Tabel II-22
Angka Kesakitan Penyakit Menular
Tahun 2010
No. Jenis Penyakit Jumlah Kasus
1. TB Paru 399
2. DBD (Demam Berdarah Dengue) 137
3. Pnemonia Balita 65
4. Diare 2.972
5. Malaria 40
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2010

Jumlah kasus HIV untuk tahun 2006-2009 terus mengalami kenaikan di


mana pada tahun 2006 ada 6 kasus, sedangkan pada tahun 2009 menjadi 16 kasus
tapi tidak terdapat kasus kematian. Dan untuk penyakit AIDS juga mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun di mana pada tahun 2008 berjumlah 19 kasus dan
tahun 2009 ada 32 kasus, dan dalam kasus ini ada 5 kasus yang mengalami
kematian.

Masalah yang menonjol yaitu masih ada stigma atau ketakutan


masyarakat maupun pemerintah terhadap orang dengan HIV AIDS (ODHA)
sehingga identitas penderita harus disembunyikan akibatnya penanganan
kurang maksimal. Upaya yang dilakukan sampai saat ini adalah dengan
melakukan penyuluhan HIV/AIDS di 10 kecamatan yang ada di Kabupaten
Minahasa Utara. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel II-23
Data Jumlah Kasus HIV/AIDS
Tahun 2009
Jumlah Kasus Kematian
No. Kasus
2006 2007 2008 2009 2006 2007 2008 2009

1. HIV 6 12 14 16 0 0 0 0

2. AIDS 7 4 19 32 0 4 0 5

Jumlah 13 16 33 48 0 4 0 5

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2010

Data kasus penyalagunaan narkoba di Kabupaten Minahasa Utara pada


tahun 2010 dapat kita lihat pada tabel II-24 di mana kasus penyalagunaan
narkoba ada 5 narapidana, pengguna yang direhabilitasi di UPT Lido Bogor
berjumlah 1 kasus, korban penyalagunaan narkoba ada 36 kasus sedangkan
penderita AIDS karena narkoba suntik ada 7 kasus.

II-28 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Disamping itu, ada pula penyalagunaan Lem Ehabon 50 kasus, sedangkan
kasus yang paling banyak di Kabupaten Minahasa Utara adalah minuman keras
dengan jumlah 841 kasus.

Tabel II-24.
DATA KASUS PENYALAHGUNAAN NARKOBA
DI KAB. MINAHASA UTARA

No. Uraian Jumlah

A. Narkotika dan Psikotropika

1. Narapidana Kasus Penyalagunaan Narkoba 5

2. Pengguna yang direhabilitasi di UPT Lido Bogor 1

3. Korban Penyalahgunaan Narkoba 36

4. Penderita AIDS karena Narkoba Suntik 7

B. Zat Adiktif Lainnya

1. Penyalahgunaan Lem Ehabon 50

2. Minuman Keras 841

Jumlah 940
Sumber : Badan Narkoba Kab. Minahasa Utara, 2010

3. Kemiskinan

Di Kabupaten Minahasa Utara pada Tahun 2008 Rumah Tangga Miskin


(RTM) adalah 12.994 RTM, pada Tahun 2009 menjadi 11.122 RTM atau turun
14,41 %, sedangkan pada Tahun 2010 menjadi 6.645 RTM atau turun
sebesar 40.25 %. sebagian besar RTM di Kecamatan Likupang Barat dengan
1.247 RTM dan Jumlah RTM paling kecil berada Kecamatan Likupang Selatan
dengan 245 RTM. Lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel II-25.
Data Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2010
Rumah Tangga Miskin
No. Kecamatan
2008 2009 2010

1. Kema 1.009 907 622


2. Kauditan 1.259 1.079 641
3. Airmadidi 1.185 991 378
4. Kalawat 974 906 507
5. Dimembe 1.038 990 804
6. Talawaan 921 389 358

II-29 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
7. Wori 489 1.968 693
8. Likupang Barat 1.824 1.668 1.247
9. Likupang Timur 1.827 1.800 1.150
10. Likupang Selatan 468 424 245
Jumlah 12.994 11.122 6.645
Sumber : - BPS,2008
- Bappenas, 2009
- Simpadu PNPM Mandiri, 2010

4. Kepemilikan Tanah
Luas potensial lahan yang ada di Kabupaten Minahasa Utara seluas
75.422,4 Ha. Kepemilikan tanah ini mencakup kepemilikan akan tempat
tinggal, perkebunan. Sedangkan lahan bersertifikat di Kabupaten Minahasa
Utara sampai dengan tahun 2010 adalah 126,997 Km² (12.699,70 Ha) atau
16% dari luas wilayah Kabupaten Minahasa Utara sebesar 1.059,24 Km²
(105.924,4 Ha).

5. Kriminalitas
Dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban, Kepolisian
Resort Minahasa Utara terus melakukan pengamanan di seluruh wilayah
Kabupaten Minahasa Utara, Hal ini dilakukan agar supaya masyarakat dan
para pelaku usaha merasa adanya kenyamanan dalam berinvestasi. Data
dari Kepolisian Resort Minahasa Utara, tindak kriminal yang terjadi selang
tahun 2010 sebanyak 1.233 kasus dan yang tertangani sebanyak 816 kasus.
Untuk 417 kasus masih dalam proses penanganan. Ini berarti angka
kriminalitas di Kabupaten Minahasa Utara adalah 0,44.

2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga


1. Grup Kesenian
Kabupaten Minahasa Utara memiliki keanekaragaman senibudaya.
Hal ini di buktikan dengan banyaknya organisasi atau grup kesenian yang
dibentuk oleh masyarakat seperti dalam tabel II-26 dibawah ini.
Tabel II-26.
Data Organisasi di Bidang Kebudayaan
Kesenian yang
No. Nama Alamat ditekuni Karya

1. Jams Sunda Lembean Seni Musik Pencipta Lagu


2. J.R.I Sajow Kalawat Seni Musik Arranger
3. Ferro Kuron Maumbi Seni Musik Arranger
4. Tommy Ransun Maumbi Seni Musik Arranger
5. Ludy Wulur Lembean Seni Musik Arranger
6. Ronny Palar Kalawat Seni Tari Koreografer

II-30 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
7. Jein Waturandang Lembean Seni Teater Sutradara
8. Roi Kairupan Maumbi Seni Teater Sutradara
9. Jemmy Kawengian Warisa Seni Tari Koreografer
10. Josep Weku Kuwil Seni Tari Pelatih Maengket
11. John Samuel Likupang Seni Rupa Pelukis
12. Yessy Rangkang Karegesan Seni Tari Pemimpin
Kabasaran
13. Eres Pinontoan Kaasar Seni Tari Pelatih Lili Royor
14. Dra.Meike Ares, MAP Karegesan Seni Musik Pelatih Kolintang
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2010.

Tabel II-27
Desa Organisasi di Bidang Kebudayaan
No. NAMA ORGANISASI PIMPINAN
1. Asosiasi Musik Kolintang (ASIK) Drs. Sompie S.F Singal, MBA
2. Perhimpunan Maengket Masamper (PMM) Ny. Kumentas – Kalesaran

3. Lembaga Kebudayaan Nasional Kab. Wenny Moningka, BA


Minahasa Utara
4. Himpunan Seniman Minahasa Utara Dra. Jeane Waturandang
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2010.

Tabel II-28.
Data Sanggar / Group Seni
NO SANGGAR J.A JENIS KESENIAN ALAMAT
/GROUP SENI
1. Warukapas 40 Musik Bambu Klarinet Warukapas Kec. Dimembe

2. Kadoodan 9 Musik Kolintang Lembean Kec. Kauditan

3. Manguni 9 Musik Kolintang Kuwil Kec Kalawat

4. Maesan 9 Musik Kolintang Kuwil Kec Kalawat

5. Tareuman 9 Musik Kolintang Treman Kec. Kauditan

6. Minut Jaya 9 Musik Kolintang Sawngan Kec. Airmadidi

7. Tumaluntung 9 Musik Kolintang Tumaluntung Kec. Kauditan

8. Tanggari Jaya 9 Musik Kolintang Tanggari Kec. Airmadidi

9. Suwaan 9 Musik Kolintang Suwaan Kec. Kalawat

10. Kalabat 9 Musik Kolintang Klabat Kec. Dimembe

11. Talawaan 9 Musik Kolintang Talawaan Kec. Talawaan


12. Tatelu 9 Musik Kolintang Tatelu Kec. Dimembe
13. Maumbi 9 Musik Kolintang Maumbi Kec. Kalawat
14. Disparbud 9 Musik Kolintang Disbudpar Minahasa Utara
15. Harapan Jaya 40 Musik Bia Batu Kec. Likupang Selatan

16. Pulisan 20 Musik Bambu Tada Pulisan Kec. Likupang Timur

Tim Kesenian Tari Tradisional


17. 27 Disbudpar Minahasa Utara
Disbudpar (Maengket)

II-31 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Tari Tradisional
18. Kendis Ni Rendem 27 Kuwil Kec. Kalawat
(Maengket)

Tari Tradisional
19. Manguni Kuwil 27 Kuwil Kec. Kalawat
(Maengket)

Tari Tradisional
20. Waleo 27 Waleo Kec. Kema
(Maengket)
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2010.

Tabel II-29
OBJEK WISATA
No. Kecamatan Wisata Alam Wisata Budaya Lainnya
1. Kema Pantai Firdaus Penjara Tua
Pantai Makalisung Waruga Tontalete
Pantai Batu Nona
Air Terjun Paseki
2. Kauditan Danau Seper Waruga Treman
Waruga Kaasar
Waruga Tumaluntung
Waruga Karegesan
Waruga Kaima
3. Airmadidi Gunung Klabat Waruga Sawangan Kompleks kaki dian
Air “Tuang” Air “Tumatenden” Wisata Kuliner
Air “Tumaraktak” Waruga Airmadidi DAS Tondano
Permandian Air Panas Waruga Wabua Ure Kompleks PLTA Tanggari
Waruga Rap-rap
Goa Jepang Sawangan
Velbox Airmadidi
4. Dimembe Gereja Tua Matungkas Perkebunan Pepaya
Waruga Laikit Budidaya Ikan Air tawar
Waruga Tatelu
Waruga Matungkas
5. Kalawat Permadian Air Panas Waruga Maumbi Lembah Doa
Makam Maria Walanda Pacuan Roda Sapi
Maramis Wisata Kuliner
6. Talawaan Air Terjun Tunan Agro Techno Park
Perkebunan Pepaya
Budidaya ikan Air Tawar
7. Likupang Timur Pantai Surabaya Waruga Kokoleh
Pantai Kalinaun Waruga Likupang I
Pantai Pulisan Waruga Likupang II
Pantai Sampiran
Pulau Bangka
Pulau Sahaung
Pulau Pal Pulisan
Air Terjun
8. Likupang Barat Pulau Gangga
Pulau Talise
Pulau Lihaga
Pulau Tindila
Pantai Batu Line
Pantai Patuku
9. Wori Pulau Nain
Pulau Mantehage
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2011

II-32 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Tabel II-30

Jumlah Hotel/Penginapan Menurut Kecamatan


Tahun 2011

Hotel/
Kecamatan Penginapan Kamar Tempat Tidur
No.

(1) (2) (3) (4) (5)


1 Kema - - -
2 Kauditan - - -

3 Airmadidi 1. Riverpark Hotel 6 6


2. Jean's House Hotel 5 5

4 Kalawat 1. Hotel Pevilly 16 16


2. Hotel Chandra Lestari 9 9
3. Hotel Transito 10 10
4. Hotel Sutan Raja 115 115
5 Dimembe - - -

6 Talawaan

7 Wori 1. Kima Bajo Resort 32 32


2 Cocotinos Resort 22 22

8 Likupang Barat 1. Gangga Island Resort 30 30

9 Likupang Timur 1 Pulisan Jungle Beach 6 6


2 Mimpi Indah Resort 5 5
3 Murex 5 5
4 Blue Bay Hotel 5 5
5 Kalinaun Resort 3 3

10
Likupang Selatan
Jumlah / Total 14 269 269
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2011

Tabel II-31
Jumlah Rumah Makan Menurut Kecamatan
Tahun 2010
Kecamatan Rumah Makan Klasifikasi
NO
Sub District Restaurant Classification
(1) (2) (3) (4)
1 Kema - -
2 Kauditan 1 RM. Owen
3 Airmadidi 1 Pertigaan Jaga
2 Sukur Jaya
3 Pisces
4 Pongkor
6 Maimo
7 Mie Topan
8 Berkat
9 Armando
10 Sederhana
11 Karunia
12 Krisna
13 Swadaya
14 Pondok Berkat
15 Kios Kita

II-33 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
16 Berkat
17 Malabar
18 Forminut
19 Gracia
20 Sailor
4 Kalawat 1 Chandra Lestari
2 Klabat
3 Keyko
4 Pondok Kelapa
5 Café Bali
6 Mataram
7 Jimbani
8 Selera Minahasa

5 Dimembe 1 Kios Mutiara -


2 Elfi
3 Seven Day
6 Talawaan -
7 Wori 1.
Kima Bajo Restoran
2.
Cocotinos Restoran
8 Likupang Barat 1.
Gangga Island Restoran
9 Likupang Timur -
10 Likupang Selatan -
Jumlah / Total 37
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2011

2.3 Aspek Pelayanan Umum

2.3.1 Fokus Pelayanan Dasar

1. Pendidikan

Sarana pendidikan di Kabupaten Minahasa Utara tersebar di berbagai


wilayah Kecamatan yang ada. Sarana pendidikan tersebut terdiri dari
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas,
baik yang berupa sekolah yang berstatus sebagai sekolah negeri ataupun
swasta.

Tabel II-32
Jumlah Sarana Pendidikan
SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA Jumlah
Kecamatan
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta SD SMP SMA
Airmadidi 12 9 3 3 2 4 21 6 6
Kauditan 10 14 3 4 1 2 24 7 3
Dimembe 11 11 2 3 1 1 22 5 2
Wori 14 8 6 5 1 1 22 11 2
Likupang
13 8 6 6 1 2 21 12 3
Timur
Likupang
13 12 7 6 - 3 25 13 3
Barat
Kema 11 5 3 4 - 3 16 7 3
Kalawat 10 4 3 2 1 3 14 5 4
Talawaan 9 9 3 2 - 1 18 5 1
Likupang
4 4 2 1 - 1 8 3 1
Selatan
Jumlah 107 84 38 36 7 21 191 74 28
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, 2010

II-34 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Tabel II-33
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Tahun 2006 s.d 2010
Kabupaten Minahasa Utara

No. JENJANG 2006 2007 2008 2009 2010


PENDIDIKAN

1. SD/MI
1.1 Jumlah murid usia 17.171 17.456 17.745 18.026 18.316
7-12 tahun
1.2 Jumlah penduduk 21.347 21.564 21.779 21.980 22.197
kelompok usia 7-12
tahun
1.3 APS SD/MI 804,38 809,50 814,78 820,11 825,16
2. SMP/MTs
2.1 Jumlah murid usia 5.552 5.664 5.773 5.884 5.992
13-15 tahun
2.2 Jumlah penduduk 11.619 11.738 11.856 11.968 12.087
kelompok usia 13-15
tahun
2.3 APS SMP/MTs 477,84 482,54 486,93 491,64 495,74
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Tahun 2011.

Angka Partisipasi Sekolah (APS) sejak tahun 2006 s/d 2010 secara
umum mengalami kenaikan. Untuk APS SD/MI mengalami kenaikan rata-
rata sebesar 0,64% sedangkan untuk APS SMP/MTs mengalami kenaikan
rata-rata 0,92 %.

Tabel II-34
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2010
Menurut Kecamatan
Kabupaten Minahasa

SD/MI SMP/MTs
Jumlah Jumlah APS Jumlah Jumlah APS
No. Kecamatan murid usia penduduk Murid usia penduduk
7-12 tahun usia 7-12 13-15 tahun usia 13-15
tahun tahun
1. Kema 1.649 1.998 825,33 439 885 496,05
2. Kauditan 2.493 3.021 825,22 754 1.520 496,05
3. Airmadidi 2.552 3.092 825,36 1.168 2.355 495,97
4. Kalawat 2.171 2.631 825,16 705 1.422 495,78
5. Dimembe 2.399 2.907 825,25 610 1.230 495,93
6. Talawaan 1.238 1.502 824,23 295 597 494,14
7. Wori 1.771 2.147 824,87 611 1.232 495,94
8. Likupang 1.742 2.112 824,81 629 1.268 496,06
Barat

II-35 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
9. Likupang 1.774 2.149 825,50 578 1.165 496,14
Timur
10. Likupang 527 638 826,02 203 413 491,53
Selatan
Jumlah 18.316 22.197 825,16 5.992 12.087 495,74
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2010

Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2010 untuk tingkat SD/MI


sebesar 825,16 sedangkan untuk tingkat SMP/MTs sebesar 495,74. Angka
Partisipasi Sekolah (APS) untuk tingkat SD/MI tertinggi di Kecamatan
Likupang Selatan sebesar 826,02 dan terendah di Kecamatan Talawaan
824,23, sedangkan untuk tingkat SMP/MTs tertinggi di Kecamatan Likupang
Timur sebesar 496,14 dan terendah di Kecamatan Likupang Selatan sebesar
491,53.

a. Ketersediaan Sekolah/Penduduk usia Sekolah

Tabel II-35
Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah
Tahun 2006 s.d 2010
Kabupaten Minahasa Utara

No. Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010

1. SD/MI
1.1 Jumlah Gedung Sekolah 188 189 190 191 191

1.2 Jumlah Penduduk kelompok usia 7-12 21.347 21.564 21.779 21.980 22.197
tahun
1.3 Rasio 8,81 8,76 8,72 8,69 8,60
2. SMP/MTs
2.1 Jumlah Gedung Sekolah 62 67 70 74 74
2.2 Jumlah penduduk kelompok usia 13- 11.619 11.738 11.856 11.968 12.087
15 tahun
2.3 Rasio 5,34 5,71 5,90 6,18 6,12
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2010

Jumlah gedung sekolah untuk tingkat SD/MI dari tahun ke tahun ada
penambahan, namun rasio ketersediaan sekolah mengalami penurunan,
namun untuk tingkat SMP/MTs Jumlah gedung sekolah ada peningkatan dari
tahun ke tahun dan rasio ketersediaan sekolah mengalami kenaikan rata-
rata sebesar 0,29 %.

II-36 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Tabel II-36
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2010
Menurut Kecamatan
Kabupaten Minahasa Utara

SD/MI SMP/MTs

Jumlah Jumlah Rasio Jumlah Jumlah Rasio


No. Kecamatan
Gedung Penduduk Gedung Penduduk
Sekolah Usia 7-12 Sekolah Usia 13-15
tahun tahun
1. Kema 16 1.998 8,01 7 885 7,91
2. Kauditan 24 3.021 7,94 7 1.520 4,61
3. Airmadidi 21 3.092 6,79 6 2.355 2,55
4. Kalawat 14 2.631 5,32 5 1.422 3,52
5. Dimembe 22 2.907 7,57 5 1.230 4,07
6. Talawaan 18 1.502 11,98 5 597 8,38
7. Wori 22 2.147 10,25 11 1.232 8,93
8. Likupang Barat 25 2.112 11,84 13 1.268 10,25
9. Likupang Timur 21 2.149 9,77 12 1.165 10,30
10. Likupang Selatan 8 638 12,54 3 413 7,26
Jumlah 191 22.197 8,60 74 12.087 6,12
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, 2010

Rasio ketersediaan sekolah dan penduduk usia sekolah tahun 2010


menurut tingkat pendidikan masing-masing SD/MI sebesar 8,60 %,
sedangkan untuk tingkat SMP/MTs sebesar 6,12 %.

Rasio ketersediaan sekolah menurut kecamatan terhadap penduduk usia


sekolah tingkat SD/MI tertinggi di Kecamatan Likupang Selatan sebesar
12,54 % dan terendah Kecamatan Kalawat sebesar 5,32 %, sedangkan
untuk tingkat SMP/MTs tertinggi di Kecamatan Likupang Timur sebesar 10,30
dan terendah di Kecamatan Airmadidi sebesar 2,55 %.

b. Rasio Guru/Murid

Tabel II-37
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar
Tahun 2006 s.d 2010
Kabupaten Minahasa Utara

No. Jenjang 2006 2007 2008 2009 2010


Pendidikan
1. SD/MI
1.1 Jumlah Guru 1.160 1.182 1.196 1.202 1.301
1.2 Jumlah Murid 22.414 22.652 22.891 23.132 23.372

II-37 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
1.3 Rasio 51,75 52,18 52,25 51,96 55,66
2 SMP/MTs
2.1 Jumlah Guru 603 620 627 634 645
2.2 Jumlah Murid 8.177 8.264 8.354 8.442 8.527
2.3 Rasio 73,74 75,02 75,05 75,10 75,64
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, 2010

Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar sejak Tahun 2006 s.d
2010 mengalami kenaikan baik untuk tingkat SD/MI maupun tingkat
SMP/MTs. Rasio untuk tingkat SD/MI mengalami kenaikan rata-rata 0,27%,
sedangkan untuk tingkat SMP/MTs mengalami kenaikan rata-rata sebesar
0,26%.
Tabel II-38
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar
Menurut Kecamatan Tahun 2010
Kabupaten Minahasa Utara
No. Kecamatan SD/MI SMP/MTs
Jumlah Jumlah Rasio Jumlah Jumlah Rasio
Guru Murid Guru Murid
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Kema 86 2.095 41,05 44 625 70,40
2. Kauditan 135 3.170 42,59 77 1.073 71,76
3. Airmadidi 150 3.246 46,21 110 1.660 66,27
4. Kalawat 113 2.857 39,55 68 1.003 67,80
5. Dimembe 203 3.049 66,58 54 867 62,28
6. Talawaan 130 1.567 82,96 43 421 102,14
7. Wori 123 2.251 54,64 71 870 81,61
8. Likupang Barat 113 2.214 51,04 59 896 65,85
9. Likupang Timur 189 2.254 83,85 79 823 95,99
10. Likupang 57 669 85,20 40 289 138,41
Selatan
Jumlah 1.301 23.372 55,66 645 8.527 75,64
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, 2010

Rasio jumlah guru dan murid jenjang pendidikan dasar tahun 2010
untuk tingkat SD/MI sebesar 55,66 %, sedangkan untuk tingkat SMP/MTs
sebesar 75,64 %.

Rasio jumlah guru untuk tingkat SD/MI menurut kecamatan yang


tertinggi berada di kecamatan Likupang Selatan sebesar 85,20 % terendah
di Kecamatan Kalawat sebesar 39,55 %, sedangkan SMP/MTs tertinggi di
Kecamatan Likupang Selatan sebesar 138,41 % dan terendah di Kecamatan
Dimembe sebesar 62,28 %.

II-38 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
c. Pendidikan Menengah
1. Angka Partisipasi Sekolah :
Tabel II-39
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah
Tahun 2006 s.d 2010
Kabupaten Minahasa Utara

No. JENJANG 2006 2007 2008 2009 2010


PENDIDIKAN

SMA/SMK
1. Jumlah murid usia 2.297 2.421 2.601 2.661 2.699
16-18 tahun

2. Jumlah penduduk 8.828 9.116 9.482 9.521 9.633


Kelompok usia
16-18 tahun

3. APS SMA/SMK 260,19 265,58 274,31 279,49 280,18


Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Tahun 2011.

Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) tingkat menengah


sejak tahun 2006 sampai dengan 2010, meningkat dari 260,19 tahun 2006
menjadi 280,18 pada tahun 2010, kenaikan rata-rata sebesar 0,27 %.
Tabel II-40
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2010
Menurut Kecamatan
Kabupaten Minahasa Utara
No. Kecamatan SMA/SMK/MA
Jumlah Murid Jumlah Penduduk APS
Usia 16-18 Usia 16-18 Tahun
Tahun
104 582 178,69
1. Kema

2. Kauditan 321 1.459 220,01


3. Airmadidi 1.322 1.632 810,04
4. Kalawat 123 1.203 102,24
5. Dimembe 141 1.206 116,91
6. Talawaan 16 596 26,84
7. Likupang Selatan 35 432 81,01
8. Likupang Timur 269 979 274,77
9. Likupang Barat 220 902 243,90
10. Wori 148 642 230,52
Jumlah 2.699 9.633 280,18
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga,2010

Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2010 untuk tingkat


SMA/SMK/MA sebesar 280, Angka Partisipasi Sekolah (APS) tertinggi di
Kecamatan Airmadidi sebesar 810,04 dan terendah di Kecamatan Talawaan
26,84.

II-39 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
1. Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap Penduduk Usia Sekolah

Tabel II-41
Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah
Tahun 2006 s.d 2010

No. Jenjang 2006 2007 2008 2009 2010


Pendidikan
1. SMA/SMK/MA
1.1 Jumlah Gedung 26 26 26 28 28
Sekolah
1.2 Jumlah 8.828 9.116 9.482 9.521 9.633
Penduduk
kelompok usia
16-18 tahun
1.3 Rasio 29,45 28,52 27,42 29,41 29,07
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2010

Tabel II-42
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2010
Menurut Kecamatan
Kabupaten Minahasa Utara

No. Kecamatan SMA/SMK/MA


Jumlah Gedung Jumlah Penduduk Rasio
Sekolah Usia 16-18 tahun
1. Kema 3 582 51,55
2. Kauditan 3 1.459 20,56
3. Airmadidi 6 1.632 36,76
4. Kalawat 4 1.203 33,25
5. Dimembe 2 1.206 16,58
6. Talawaan 1 596 16,78
7. Wori 2 642 31,15
8. Likupang Barat 3 902 33,26
9. Likupang Timur 3 979 30,64
10. Likupang Selatan 1 432 23,15
Jumlah 28 9.633 29,07
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, 2010

2. Rasio Guru terhadap Murid


Tabel II-43
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah
Jenjang
No. 2006 2007 2008 2009 2010
Pendidikan
1. SMA/SMK
1.1 Jumlah Guru 227 231 239 250 261

1.2 Jumlah Murid 4.258 4.415 4.565 4.717 4.874

1.3 Rasio 53,31 52,32 52,35 53,00 53,55

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga,2010

II-40 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
2. Kesehatan
a. Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) per satuan balita

Dalam upaya memberikan pelayanan Kesehatan Terpadu kepada


masyarakat khususnya pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu menyusui
dan balita. Maka sejak tahun 2006 samapi dengan tahun 2010 pemerintah
Kabupaten Minahasa Utara melalui pemerintah desa telah menyediakan
posyandu. Dalam kurun waktu tersebut mengalami peningkatan
ketersediaan posyandu dari 159 posyandu pada tahun 2006 meningkat
menjadi 162 posyandu di tahun 2010.

Tabel II-44
Jumlah Posyandu dan Balita
Di Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2006-2010
No. Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah Posyandu 159 119 166 173 162

2 Jumlah Balita 14.633 15.278 15.188 15.606 15.582

3 Rasio 10,87 7,79 10,93 11,09 10,40


Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2011

Jumlah Posyandu yang tersebar di 10 kecamatan samapai tahun 2010


berjumlah 162 posyandu dengan jumlah balita sebanyak 15.582 balita.
Adapun perinciannya dapat dilihat lebih lanjut pada tabel berikut ini.

Tabel II-45
Jumlah Posyandu dan Balita menurut Kecamatan
Tahun 2010
No. Kecamatan Jumlah Jumlah Balita Rasio
Posyandu
1 Kema 10 1.289 7,76
2 Kauditan 13 2.444 5,32
3 Airmadidi 14 1.603 8,73
4 Kalawat 13 1.904 6,83
5 Dimembe 14 1.820 7,69
6 Talawaan 18 1.494 12,05
7 Wori 26 1.662 15,64
8 Likupang Selatan 7 440 15,91
9 Likupang Timur 21 1.433 14,65
10 Likupang Barat 26 1.493 17,41
Jumlah 162 15.582 10,40
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utar, 2011

II-41 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
b. Rasio Puskesmas, poliklinik, Puskesmas Pembantu (pustu) per
satuan penduduk
Sarana Pelayanan Kesehatan yang ada di Kabupaten Minahasa Utara
sampai tahun 2010 dengan rasio puskesmas per satuan penduduk sebesar
0,05, sedangkan rasio Pustu (Puskesmas Pembantu) per satuan penduduk
sebesar 0,18.

Tabel II-46
Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu
Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2006-2010
No. Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1 Jumlah Puskesmas 10 10 10
2 Jumlah Poliklinik -
3 Jumlah Pustu 33 33 33
4 Jumlah Penduduk 170.340 172.690 174.455 176.480 188.467
5 Rasio Puskesmas 0,06 0,06 0,05
persatuan
penduduk
6 Rasio Poliklinik per - - -
satuan penduduk
7 Rasio Pustu 0,19 0,19 0,18
Persatuan Penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2011

Sarana Kesehatan baik puskesmas maupun Puskesmas Pembantu sudah


tersebar secara merata di 10 kecamatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel II-47
Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Menurut Kecamatan Tahun 2010
No. Kecamatan Jumlah Puskesmas Poliklinik Pustu
Penduduk Jumlah Rasio Jumlah Rasio Jumlah Rasio
1 Kema 14.980 1 0,07 4 0,27
2 Kauditan 23.585 1 0,04 -
3 Airmadidi 26.592 1 0,04 2 0,08
4 Kalawat 26.624 1 0,04 1 0,04
5 Dimembe 22.613 1 0,04 5 0,22
6 Talawaan 17.486 1 0,06 4 0,23
7 Wori 17.966 1 0,06 5 0,28
8 Likupang 5.107 1 0,20 4 0,78
Selatan
9 Likupang 16.503 1 0,06 5 0,30
Timur
10 Likupang 17.011 1 0,06 3 0,18
Barat
Jumlah 188.467 10 0,05 33 0,18
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2011

c. Rasio Rumah sakit per satuan penduduk


Sarana Pelayanan Kesehatan seperti Rumah Sakit yang ada di
Kabupaten Minahasa Utara terdiri dari 3 Rumah Sakit, di mana 1 Rumah
sakit adalah Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Daerah sedangkan 2
Rumah Sakit lainnya adalah Rumah Sakit milik Swasta yaitu Rumah Sakit

II-42 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Hermana Lembean yang berada di Kecamatan Kauditan dan Rumah sakit
Tonsea Airmadidi berada di Kecamatan Airmadidi.

Tabel II-48
Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per Jumlah Penduduk
Tahun 2006-2010
No. Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1 Jumlah Rumah Sakit 1 1
Umum (Pemerintah)
2 Jumlah Rumah Sakit
Jiwa/Paru dan
Penyakit Khusus
Lainnya milik
Pemerintah
3 Jumlah Rumah Sakit
AD/AU/AL/POLRI
4 Jumlah Rumah Sakit
Daerah
5 Jumlah Rumah Sakit 2 2 2 2 2
Swasta
6 Jumlah Seluruh 3 3
Rumah Sakit
7 Jumlah Penduduk 170.340 172.690 174.455 176.480 188.467
8 Rasio 0,02 0,02
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2011

Tabel II-49
Jumlah Rumah Sakit Menurut Kecamatan Tahun 2010

RS Jiwa/Paru
Rumah Sakit dan Penyakit RS
Rumah Sakit Rumah Sakit
Umum Khusus Lainnya AD/AU/AL/ Total
Daerah Swasta
No. Kecamatan Penduduk (Pemerintah) Milik POLRI
Pemerintah
Rasi
Jlh Rasio Jlh Rasio Jlh Rasio Jlh Rasio Jlh Jlh Rasio
o
1 Kema 14.980
2 Kauditan 23.585 1 0,04

3 Airmadidi 26.592 1 0,04 1 0,04

4 Kalawat 26.624
5 Dimembe 22.613
6 Talawaan 17.486
7 Wori 17.966
8 Likupang 5.107
Selatan
9 Likupang 16.503
Timur
10 Likupang 17.011
Barat
Jumlah 188.467 1 0,01 2 0,01

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara

d. Rasio Dokter per satuan penduduk

Jumlah Dokter yang ada di Kabupaten Minahasa Utara pada tahun


2010 berjumlah 76 dokter yang terdiri dari 72 dokter umum dan 4 dokter gigi
dengan rasio sebesar 0,40.

II-43 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Tabel II-50
Jumlah Dokter Tahun 2006-2010
Kabupaten Minahasa Utara
No. Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1 Jumlah Dokter / drg 36/3 45/4 45/4 76/4 72/4
2 Jumlah Penduduk 170.340 172.690 174.455 176.480 188.467

3 Rasio 0,23 0,28 0,28 0,45 0,40

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2011


Jumlah dokter secara keseluruhan ada 76 dokter yang tersebar di
Kecamatan berjumlah 51 dokter, di Rumah Sakit ada 11 dokter sedangkan
yang berada di dinas sebanyak 14 dokter.
Tabel II-51
Jumlah Dokter Menurut Kecamatan Tahun 2010
Kabupaten Minahasa Utara
No. Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Rasio
Dokter/drg
1 Kema 14.980 5 0,33
2 Kauditan 23.585 3/1 0,17
3 Airmadidi 26.592 6/1 0,26
4 Kalawat 26.624 8 0,30
5 Dimembe 22.613 6/1 0,31
6 Talawaan 17.486 5 0,29
7 Wori 17.966 4 0,22
8 Likupang Selatan 5.107 4 0,78
9 Likupang Timur 16.503 5 0,30
10 Likupang Barat 17.011 2 0,12
Jumlah 188.467 48/3 0,27
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2011

e. Rasio Tenaga Medis per satuan penduduk

Jumlah Tenaga Medis dari tahun ke tahun terus meningkat dari 39


tenaga medis pada tahun 2006 menjadi 76 tenaga medis pada tahun 2010.
Rasio Tenaga medis per satuan penduduk sebesar 0,40. Hal ini berarti
masih kurangnya tenaga medis di Kabupaten Minahasa Utara. Secara rinci
dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel II-52
Jumlah tenaga Medis Tahun 2006-2010
Kabupaten Minahasa Utara
No. Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1. Jumlah Tenaga Medis 39 49 49 80 76
2 Jumlah Penduduk 170.340 172.690 174.455 176.480 188.467
3 Rasio 0,23 0,28 0,28 0,45 0,40
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utar, 2011

II-44 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Jumlah tenaga medis yang berada di 10 Kecamatan berjumlah 51
tenaga medis dari jumlah keseluruhan sebanyak 76 tenaga medis. Dengan
rasio tenaga medis per satuan penduduk 0,27.

Tabel II-53
Jumlah tenaga Medis Menurut Kecamatan Tahun 2010
Kabupaten Minahasa Utara
No. Kecamatan Jumlah Jumlah Rasio
Penduduk tenaga
Medis
1 Kema 14.980 5 0,33
2 Kauditan 23.585 4 0,17
3 Airmadidi 26.592 7 0,26
4 Kalawat 26.624 8 0,30
5 Dimembe 22.613 7 0,31
6 Talawaan 17.486 5 0,29
7 Wori 17.966 4 0,22
8 Likupang Selatan 5.107 4 0,78
9 Likupang Timur 16.503 5 0,30
10 Likupang Barat 17.011 2 0,12
Jumlah 188.467 51 0,27
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Utara, 2011

3. Lingkungan Hidup.

Pengelolaan lingkungan hidup merupakan hal yang penting dan menjadi


prioritas pembangunan di Kabupaten Minahasa Utara, karena terciptanya
lingkungan yang bersih akan membawa masyarakat hidup sehat dan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Minahasa Utara.

Prestasi Kabupaten Minahasa Utara di bidang pengelolaan lingkungan


hidup adalah dengan diraihnya penghargaan Adipura pada Tahun 2009 dan
tahun 2010 tahun 2011 . Ini semua tidak lepas dari peran serta pemerintah
dan masyarakat Kabupaten Minahasa Utara untuk menjaga dan memelihara
lingkungan. Volume produksi sampah di Kabupaten Minahasa Utara tahun ke
tahun terus meningkat, salah satu faktor yang menyebakan hal tersebut
adalah bertambahnya jumlah penduduk di Kabupaten Minahasa Utara tiap
tahun. Tahun 2010 volume produksi sampah sebesar 19.185,04 m³
sedangkan volume sampah yang tertangani sebesar 8.441,42 m³. Persentasi
penanganan sampah di tahun 2010 sebesar 44%.

II-45 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Penduduk berakses Air Minum di Kabupaten Minahasa Utara sebanyak
7.539 Jiwa dari 188.467 jumlah penduduk. Dengan demikian presentasi
penduduk berakses air minum di Kabupaten Minahasa Utara hanya sebesar
4%. Untuk tahun 2010 jumlah sambungan jaringan air bersih dari
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Minahasa Utara sebanyak
5.812 direncanakan tahun 2012 ada ketambahan sambungan sebanyak
1.600, tahun 2013 sebanyak 16.000, tahun 2014 sebanyak 16.000, tahun
2015 sebanyak 10.176 sehingga akan ada 50.000 jumlah sambungan pada
akhir tahun 2015.
Luas Pemukiman yang tertata di Kabupaten Minahasa Utara sebanyak
2.843,01 dari 5.141,78 luas area pemukiman keseluruhan yang ada. Dengan
demikian persentase Luas Pemukiman yang tertata adalah sebesar 55, 29 %.
Hal ini berarti masih perlu adanya penataan pemukiman.

4. Sarana dan Prasarana Umum


Panjang jaringan jalan dalam kondisi baik saat ini adalah 439,07 Km
dari 718,57 panjang jalan keseluruhan di Kabupaten Minahasa Utara.
Dengan demikian Proporsi panjang jalan dalam kondisi baik sebesar 61.10%.
Hal ini berarti bahwa penanganan jaringan jalan Kabupaten sudah baik
namun perlu adanya peningkatan seperti pembangunan jalan baru dan
pemeliharaan jalan-jalan yang rusak.
Panjang saluran irigasi kabupaten saat ini adalah 69,26 km dari
113.382,68 Ha Luas lahan budidaya pertanian di Kabupaten Minahasa Utara.
Dengan demikian Rasio jaringan irigasi sebesar 0,000611. Hal ini berarti
bahwa rasio panjang saluran jaringan irigasi terhadap luas lahan budidaya
pertanian masih sangat kecil.
Seiring dengan pertambahan penduduk pembangunan tempat ibadah di
Kabupaten Minahasa Utara terus meningkat, jumlah tempat ibadah saat ini
di kabupaten adalah sebanyak 594 buah. Sedangkan jumlah penduduk
kabupaten sebesar 188.467 jiwa. Dengan demikian rasio tempat ibadah per
satuan penduduk di Kabupaten Minahasa Utara adalah sebesar 3, 15 %.
Jumlah rumah tinggal bersanitasi tahun 2009 sebesar 35.614 rumah
dari 46.736 jumlah keseluruhan rumah tinggal di Kabupaten Minahasa Utara.
Dengan demikian rasio rumah tinggal bersanitasi adalah sebesar 76,2 %. Hal
ini berarti rumah tinggal bersanitasi di Kabupaten Minahasa Utara sudah baik
namun perlu adanya peningkatan.

II-46 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Jumlah tempat pemakaman umum per satuan penduduk sebesar
310.000 dari 188.467 jumlah penduduk di Kabupaten Minahasa Utara.
Dengan demikian rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk
sebesar 1.644,85.

Jumlah daya tampung tempat pembuangan sampah (TPS) di kabupaten


sebesar 450 m³/hari, dengan jumlah penduduk sebesar 188.467 jiwa.
Dengan demikian rasio tempat pembuangan sampah (TPS) terhadap jumlah
penduduk masih sebesar 2,38 persen.
Rumah layak huni di Kabupaten saat ini adalah sebesar 35.614 rumah
dari 46.736 jumlah rumah keseluruhan di Kabupaten Minahasa Utara.
Dengan demikian rasio jumlah rumah layak huni terhadap jumlah seluruh
rumah adalah sebesar 76,20 persen. Hal ini berarti rumah di Kabupaten
Minahasa Utara sudah cukup baik dan layak huni, terlihat juga pada tabel II-
49 dimana rasio rumah layak huni dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan yang cukup berarti.

Tabel II-54
Rasio Rumah Layak Huni
2008 2009 2010

72,19 76,20 86,69

Sumber : Bappelitbang (Data Olahan, 2011)

5. Penataan Ruang
Ruang terbuka hijau di Kabupaten sebesar 211.848,80 km² dari
847.395,20 km² luas wilayah per HPL/HPG Kabupaten Minahasa Utara.
Dengan demikian Rasio luas ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber
HPL/HPG adalah sebesar 0,25 %.
Jumlah bangunan ber IMB di kabupaten saat ini sebesar 389 bangunan
dari 49.953 keseluruhan jumlah di Kabupaten Minahasa Utara. Dengan
demikian rasio jumlah bangunan ber IMB per satuan bangunan adalah
sebesar 0,01 persen. Hal ini berarti masing kurangnya kesadaran
masyarakat dalam pengurusan IMB

6. Perhubungan
Jumlah arus penumpang menurut jenis angkutan di Kabupaten
Minahasa Utara dilihat dari data dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika, untuk penumpang Angkutan Kota dalam Provinsi (AKDP)
sebanyak 43.680 orang per tahun, penumpang angkutan kota

II-47 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
2.184.120 orang per tahun, penumpang angkutan perdesaan sebanyak
8.051 orang per tahun dan untuk penumpang angkutan perbatasan
sebanyak 54.585 orang per tahun.

Jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Minahasa Utara terus


bertambah seiring meningkatnya jumlah penduduk yang tinggal. Jenis
kendaraan bermotor di Kabupaten Minahasa Utara menurut jenis kendaraan
yaitu bus sebanyak 397 buah, Minibus sebanyak 130, Mikrolet sebanyak 501
bauh, Pick Up sebanyak 1.433 buah, Sedan sebanyak 140 buah, Jeep
sebanyak 264 buah, Pemadam Api sebanyak 3 buah, Truck sebanyak 464
buah, Truck Tangki sebanyak 8 buah, Ambulance sebanyak 12 buah, Sepeda
Motor sebanyak 24.086 buah, sehingga jumlah kendaraan bermotor di
Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 27.438 buah.

Jumlah armada kapal yang ada di Kabupaten Minahasa Utara 89 unit


yaitu kapal penangkap ikan sebanyak 46 unit dan kapal pengangkut
sebanyak 43 unit, sedangkan jumlah dermaga untuk kegiatan sendiri
sebanyak 6 buah dan galangan kapal/ bengkel kapal 1 buah.

Jumlah ijin trayek yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan saat ini
adalah sebesar 270 ijin trayek. Apabila dibandingkan dengan total jumlah
penduduk kabupaten Minahasa Utara sebesar 188.467 jiwa maka rasio ijin
trayek yang dikeluarkan adalah sebesar 0,001 persen. Hal ini berarti masih
sangat kecilnya persentasi ijin trayek yang dikeluarkan apabila dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang ada.

2.3.2 Fokus Pelayanan Penunjang


1. Penanaman Modal
Tabel II-55
Jumlah Nilai Investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
Tahun Persetujuan Realisasi
Jumlah Nilai Investasi Jumlah Nilai Investasi
Proyek Proyek
2008 35 13.688.079.780 35 9.553.088.979
2009 38 108.079.303.546 35 104.543.303.546
2010 38 108.079.303.546 35 104.543.303.546
Sumber : Badan Penananaman Modal Kabupaten Minahasa Utara, 2011

Pencapaian kinerja dibidang penanaman modal daerah yaitu sangat


ditentukan dari meningkatnya realisasi investasi yang signifikan sehingga
dapat mendorong naiknya pertumbuhan ekonomi dan menciptakan
kesempatan berusaha dan lapangan kerja dengan mengoptimalkan

II-48 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
pemanfaatan potensi yang dimilki , serta terarahnya bidang usaha yang
dipromosikan oleh daerah dimana pada tahun 2008 jumlah proyek
sebanyak 35, realisasi sebanyak 35, dengan nilai investasi sebesar
Rp. 13.688.079.780,- dan realisasi investasi sebesar 9.553.088.979,- , pada
tahun 2009 jumlah proyek sebanyak 38 realisasi 35 dengan
nilai investasi Rp. 108.079.303.546,- dan realisasi investasi sebesar
Rp. 104.543.3030.546,- pada tahun 2010 jumlah proyek sebanyak 38,
realisasi sebanyak 35, dengan nilai investasi sebesar Rp. 108.079.303.546,-
dan realisasi investasi sebesar 104.543.303.546,-

Tabel II-56
Rasio Daya Serap Tenaga Kerja
Tahun 2008 – 2009
No. Uraian Tahun 2008 Tahun 2009
1. Jumlah tenaga kerja yang 1.343 2.877
bekerja pada perusahaan
PMA/PMDN
2. Jumlah seluruh perusahaan 35 39
PMA/PMDN
3 Daya Serap Tenaga Kerja 38,38 73,76

Sumber : Badan Penanaman Modal, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.
Minahasa Utara Tahun 2010

2. KUKM
Pada tahun 2010 Jumlah koperasi aktif sebanyak 194 dari 481
keseluruhan jumlah koperasi yang ada di Kabupaten Minahasa Utara.
Sedangkan jumlah UMKM pada tahun 2010 sebanyak 5.959 meningkat pada
tahun 2011 menjadi 6.034 (keadaan sampai bulan Juli 2011). Peningkatan
ini terjadi karena tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya
keberadaan koperasi. Berbagai upaya pembinaan telah dilakukan terhadap
kegiatan koperasi maupun UMKM dimana jumlah unit usaha yang dikelola
oleh koperasi dan UMKM sehingga setiap tahunnya mengalami peningkatan,
dimana telah diikutsertakan UMKM pada berbagai kegiatan pelatihan, baik
ditingkat provinsi maupun tingkat kabupaten dan juga UMKM telah mengikuti
dalam berbagai kegiatan pameran, baik ditingkat nasional, provinsi maupun
ditingkat kabupaten.

Jumlah UKM non BPR/ LKMUKM tahun 2009 sebesar 5.809 terjadi
peningkatan menjadi 5.959, Jumlah BPR pada tahun 2010 sebanyak : 89
dan jumlah LKM sebanyak 96.

II-49 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
3. Kependudukan dan Catatan Sipil.
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Minahasa Utara yang pesat
membuat proses pendataan setiap peristiwa seperti Kelahiran, kematian,
perkawinan, perceraian, pengangkatan anak dan peristiwa kependudukan
yang lain memerlukan perhatian yang lebih dalam pengelolaannya.
Pemerintah Kabaputen Minahasa Utara lewat Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil terus berupaya agar setiap peristiwa kependudukan yang
terjadi dapat dipantau agar tercipta data kependudukan yang teratur,
terarah dan tertata dengan baik. Saat ini masih banyak penduduk yang
belum terdaftar, hal ini disebabkan kerena beberapa faktor diantaranya
kurangnya pemahaman masyarakat akan arti pentingnya dokumen
kependudukan, sebagian penduduk merasa masih terlalu mahal pengurusan
administrasi kependudukan. Pada tahun 2010 diperoleh data rasio penduduk
berKTP per satuan penduduk sebesar 0,25. Data dari Dinas Kependudukan
dan Capil Kabupaten Minahasa Utara menunjukkan bahwa pada tahun 2010
jumlah penduduk usia diatas 17 tahun atau telah menikah berjumlah
155.248 orang dengan jumlah penduduk diatas 17 tahun yang ber KTP
adalah 38.911 orang, sehingga rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk
didapat 0,25%.

4. Ketenagakerjaan

Jumlah angkatan kerja pada tahun 2010 meningkat menjadi 84.239


dibandingkan pada tahun 2009 sebesar 79.067.
Tabel II-57
Jumlah Angkatan Kerja
Kabupaten Minahasa Utara
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010

80.650 80.650 79.067 84.239

Sumber : BPS Tahun 2010.

Tabel II - 58
Jumlah Pencari Kerja
Tahun

2007 2008 2009 2010

L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah

3.778 1.620 5.398 3.884 1.658 5.542 4.047 1.846 5.893 4.154 1.963 6.117

Ket. : L : Laki-laki; P: Perempuan


Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Minahasa Utara, 2011

II-50 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Tabel II-59
Penempatan Kerja
Tahun
2009 2010
L P Jumlah L P Jumlah
68 218 286 143 389 532

Ket. : L : Laki-laki; P: Perempuan


Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Minahasa Utara, 2011

Tabel II - 60
Kesempatan Kerja
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
276 250 91
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Minahasa Utara, 2011

Angka partisipasi Angkatan kerja di Kabupaten Minahasa Utara tahun


2009 sebesar 60,95% dengan tingkat pengangguran sebesar 8,3%.

5. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Pembangunan gender juga ditunjukkan dengan indikator Gender


Empowerment Measurement (GEM) atau Indeks Pemberdayaan Gender (IPG)
yang diukur melalui partisipasi perempuan dalam bidang ekonomi, politik,
dan pengambilan keputusan. Di Kabupaten Minahasa Utara, IPG Tahun 2010
menunjukkan adanya peningkatan jumlah pekerja perempuan di lembaga
pemerintah, sebanyak 2.920 orang dari jumlah keseluruhan pekerja
perempuan sebanyak 19.839 orang, jika dibandingkan dengan tahun – tahun
sebelumnya, dimana jumlah pekerja perempuan di lembaga pemerintah
pada Tahun 2007 sebanyak 2.035 orang. Dari data yang ada, persentasi
perempuan di lembaga pemerintah sebesar 14,68%.

Di samping itu, upaya perlindungan perempuan dan anak, terutama


terhadap berbagai tindak kekerasan, terus menjadi prioritaskan oleh
Pemerintah untuk di tingkatkan, karena hal tersebut merupakan salah satu
komponen utama dalam bidang kesejahteraan rakyat. Dari data yang ada,
rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kabupaten Minahasa Utara
terus menurun. Pada Tahun 2009, Rasio KDRT sebesar 9,97 dan pada Tahun
2010 sebesar 7,88.

II-51 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
6. KB dan KS
a. Rata-rata jumlah anak per keluarga

Pada tahun 2009 jumlah anak 52.159 anak dengan jumlah keluarga
50.767, sehingga diperoleh rata-rata jumlah anak per keluarga 1,03,
sedangkan pada tahun 2010, jumlah anak 52.504 dengan jumlah keluarga
52.174 sehingga diperoleh rata-rata jumlah anak per keluarga menurun
menjadi 1,01. Hal ini dipengaruhi oleh adanya program Keluarga Berencana
(KB).
Jumlah akseptor KB pada tahun 2010 menurun dibandingkan tahun 2009
dimana jumlah akseptor KB tahun 2009 adalah 28,089 pasangan dengan
jumlah pasangan usia subur 33.164 pasangan sehingga rasio akseptor KB
adalah 846,97%. Sedangkan pada tahun 2010 berjumlah 27.029 pasangan
dengan jumlah pasangan usia subur 33.091 sehingga rasio akseptor KB
adalah 816,81%.

7. Komunikasi dan Informatika


Jumlah jaringan komunikasi di Kabupaten Minahasa Utara tahun 2010
tercacat ada 16 tower GSM yang tersebar untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Kabupaten Minahasa Utara dalam hal komunikasi dan
informatika. Sedangkan untuk usaha warung internet ada 100 buah di
Kabupaten Minahasa Utara.
Surat kabar nasional dan lokal yang masuk ke daerah ada 20 dan
jumlah penyiaran radio/ TV lokal ada 20.

8. Pertanahan
Lahan bersertifikat di Kabupaten Minahasa Utara sampai dengan tahun
2010 adalah 126,997 Km² (12.699,70 Ha) atau 16% dari luas wilayah
Kabupaten Minahasa Utara sebesar 1.059,24 KM² (105.924,4 Ha). Luas
wilayah ini termasuk luas hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan
mangrove dan suaka alam yang luasnya 30.502 Ha. Dilihat dari luasan yang
ada dengan prosentase lahan yang bersertifikat yang masih kurang, maka
perlu adanya optimalisasi dari Pemerintah Daerah khususnya bagi
masyarakat yang kurang mampu dalam mengurus sertifikat kepemilikan
tanah melalui program sertifikat gratis atau pengurangan biaya melalui
Prona serta mempermudah persyaratan administrasi bagi yang akan
bermohon untuk pengurusan sertifikat.

II-52 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
9. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
a. Rata-rata jumlah kelompok Binaan Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM), Jumlah LPM di Kab. Minahasa Utara : 6
b. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK :
160/135 = 1,18
Berdasarkan data diatas, maka di Kabupaten Minahasa Utara
kegiatan yang dilaksanakan masing-masing Pokja sudah berjalan dengan
baik. Kelompok binaan yang ada bergerak baik di bidang pendidikan,
ketrampilan mayarakat maupun yang bergerak di bidang ekonomi rakyat
dan kesehatan.

Jumlah LSM di Kabupaten Minahasa Utara tahun 2011 sebanyak 15


LSM Jumlah ini lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah LSM yang
terdaftar sejak Tahun 2005 sebanyak 47 LSM, hal ini dikarenakan banyak
LSM yang sudah tidak melaporkan atau mendaftarkan LSM nya ke SKPD
terkait, mengingat LSM tersebut aktifitasnya sudah tidak berjalan. Untuk itu
keberadaan LSM perlu ditingkatkan melalui Pemerintah Daerah
melaksanakan kerjasama dengan pihak LSM melalui program kegiatan di
daerah sehingga aktifitas LSM lebih meningkat, sselain itu juga memberikan
kemudahan dalam keanggotaan LSM di daerah.

10. Perpustakaan
Jumlah perpustakaan desa pada tahun 2009 berjumlah 24
perpustakaan, sedangkan pada tahun 2010 hanya ada 20 perpustakaan.
Sedangkan Jumlah pengunjung perpustakaan desa pada tahun 2008
berjumlah 25 orang sedangkan pada tahun 2009/2010 ada sekitar 74 orang
yang mengunjungi perpustakaan desa. Ini berarti terjadi peningkatan.

11. Penyelenggara Keamanan dan Ketertiban Masyarakat


Keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Minahasa Utara
tercipta dengan baik di masyarakat yang selalu memelihara kerukunan dan
menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini juga tidak lepas dari
peranan aparat dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

Pada tahun 2010 jumlah Polisi Pamong Praja 165 orang dan kalau
dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kabupaten Minahasa Utara yang
berjumlah 188.467 jiwa, maka rasio jumlah Polisi Pamong Praja adalah
8,75. Sedangkan jumlah LINMAS 1.478 dan rasio jumlah LINMAS adalah
78,42. Dalam rangka menjaga stabilitas keamanan lingkungan, masyarakat

II-53 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
bersama dengan pemerintah desa membangun Pos Siskamling, dan saai ini
jumlah pos siskamling 156 buah yang tersebar di 118 desa dan 6 kelurahan.

12. Pemuda dan Olahraga


a. Jumlah Organisasi pemuda : 33
b. Jumlah organisasi olahraga : 24
c. Jumlah kegiatan kepemudaan : 5
d. Jumlah Kegiatan olahraga :3

2.4 Aspek Daya Saing


2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
1. Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita
Pengeluaran Konsumsi terdiri atas 2 kelompok , yaitu pengeluaran
untuk makanan dan bukan makanan. Tingkat kebutuhan/ permintaan
(demand) terdapat kedua kelompok tersebut pada dasarnya berbeda. Dalam
kondisi pendapatan terbatas, kita akan mendahulukan pemenuhan
kebutuhan makanan, sehingga pada kelompok masyarakat berpendapatan
rendah akan terlihat bahwa sebagian besar pendapatannya digunakan untuk
pendapatan, maka lambat laun akan terjadi pergeseran pola pengeluaran,
yaitu penurunan porsi pendapatan yang dibelanjakan untuk makanan dan
peningkatan porsi pendapatan yang dibelanjakan untuk bukan makanan.

Pergeseran komposisi dan pola pengeluaran tersebut terjadi karena


elastisitas permintaan terhadap makanan secara umum rendah, sedangkan
elastisitas permintaan terhadap kebutuhan bukan makanan relatif tinggi.
Keadaan ini jelas terlihat pada kelompok penduduk yang tingkat konsumsi
makanannya sudah mencapai titik jenuh, sehingga peningkatan pendapatan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan barang bukan makanan, sedangkan
sisa pendapatan dapat disimpan sebagai tabungan/ diinvestasikan.

Pengeluaran per kapita sebulan untuk golongan pengeluaran bukan


makanan Kabupaten Minahasa Utara tahun 2009 rata-rata sebesar 41,16
sedangkan Pengeluaran per kapita sebulan untuk golongan pengeluaran
bukan makanan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2009 rata-rata sebesar 44,26.
Hal ini berarti pengeluaran bukan makanan Kabupaten Minahasa Utara
dibawah dari Provinsi Sulawesi Utara.

II-54 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah / Infrastruktur
1. Aksebilitas Daerah

Keberhasilan dalam penanganan kinerja ekonomi, sumberdaya


manusia, dan kemiskinan tidak terlepas dari fasilitas pelayanan publik dan
infrastrukur. Kelancaran kegiatan usaha perlu didukung oleh ketersediaan
fasilitas atau infrastruktur fisik, seperti jalan raya, pelabuhan laut dan udara,
sarana komunikasi, dan sumber energi atau penerangan. Aksesibilitas
antardaerah di wilayah di Kabupaten Minahasa Utara dapat dilalui melalui
jalan darat yang dikategorikan ke dalam tiga kelas jalan, yakni jalan Negara,
jalan provinsi, dan jalan kabupaten/kota. Panjang jalan Negara adalah
143,59 km (7 ruas jalan), panjang jalan provinsi 174,98 km (8 ruas jalan),
sedangkan jalan kabupaten sepanjang 400 km. Untuk jumlah kendaraan di
Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 27.438 kendaraan, sehingga rasio
panjang jalan per jumlah kendaraan di Kabupaten Minahasa Utara sebesar
0,01. Untuk mengatasi kenaikan jumlah kendaraan roda empat dan roda dua
maka, pemerintah merencanakan pembangunan 13 jalan baru yang telah
dimasukkan lewat draft Ranperda RTRW Kabupaten Minahasa Utara tahun
2011-2031 dan pembangunan jalan tol Manado – Bitung. Pemerintah juga
merencanakan pembagunan terminal penumpang bertipe B di Airmadidi,
Kalawat, Kauditan, Likupang Timur, Wori, Kema, Tatelu dan terminal
penumpang bertipe C di Likupang Barat. Data dari Dinas Perhubungan,
Telekomunikasi dan Informatika menunjukkan jumlah penumpang angkutan
umum di Kabupaten Minahasa Utara mencapai sekitar 750.000 penumpang.

Tabel II-61
Jumlah Pengunjung di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2008 – 2010
No Terminal / Tipe Tahun Ket
Pelataran
2008 2009 2010
1. Airmadidi C 2.760.000 2.670.400 2.927.808

2. Kauditan C 1.653.500 1.686.570 1.703.436

3. Likupang C 796.100 800.080 804.080

4. Tatelu - 721.200 725.527 729.880

5. Wori - 388.800 404.352 424.569

6. Kema - 186.600 279.900 296.694

7. Tetey - 9.510 10.080 10.787


8. Talawaan - 486.220 500.806 515.830
Sumber : Dinas Perhubungan,Telekomunikasi dan Informatika Kab. Minahasa Utara Tahun 2011.

II-55 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
2. Penataan Wilayah
Tabel II-62
Ketaatan terhadap RTRW Tahun 2006 - 2010

No. Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

Realisasi Proses Proses Proses


1. Review Penetapan
RTRW Penyusunan Penyusunan Penyusunan

Rencana
Proses Proses Proses
2. Peruntukan Review Penetapan
Penyusunan Penyusunan Penyusunan
RTRW

Tabel II-63
Persentasi Luas Wilayah Produktif Tahun 2006 - 2010
No. Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
Luas
1. Wilayah 113.382,68 113.382,68 113.382,68 113.382,68 113.382,68
Produktif
Luas
Seluruh
2. 135.090,32 135.090,32 135.090,32 135.090,32 135.090,32
Wilayah
Budidaya
Rasio
3. 83,93 83,93 83,93 83,93 83,93
(1/2)
Sumber : Dinas Tata Ruang dan Pertamanan Kab. Minahasa Utara, 2011

Wilayah produktif adalah wilayah yang memberikan manfaat yaitu untuk


tempat tinggal (pemukiman), perkebunan, sawah, tegalan tanaman pangan,
hutan, danau dan sungai. Luas lahan produktif di Kabupaten Minahasa Utara
adalah 99.910,08 Ha. Sedangkan luas seluruh wilayah budidaya adalah
75.422,58 Ha. Dengan demikian rasio luas wilayah produktif terhadap luas
seluruh wilayah budidaya adalah 1.32.
Industri yang berkembang di Kabupaten Minahasa Utara adalah kegiatan
industry pergudangan, industry pengolahan kelapa, industry coca-cola,
industry rumah tangga terdapat di Kecamatan Kalawat, Kecamatan Kema
dan Kecamatan Kauditan.
Luas wilayah industri eksisting sebesar 22,598.82 Ha. Sedangkan luas
wilayah budidaya sebesar 75.422,58 Ha adalah luas kawasan yang
diperuntukan bagi kegiatan budidaya yang diperoleh dari luas wilayah
daratan dikurangi luas kawasan lindung. Dengan demikian persentasi
wilayah industri terhadap wilayah budidaya adalah 29 %.

II-56 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Luas wilayah kebanjiran adalah luas wilayah yang tersebar di dataran
rendah, di muara sungai yang ada di Kecamatan Likupang Timur, Kecamatan
Wori, Kecamatan Dimembe, Kecamatan Talawaan, Kecamatan
Airmadidi dan Kecamatan Kema, yang diperkirakan seluas ± 1.582 Ha.
Dengan demikian maka persentasi wilayah kebanjiran terhadap wilayah
budidaya adalah 2,09 %.

Luas wilayah kekeringan adalah luas wilayah yang ditumbuhi


semak/belukar yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten yang
diperkirakan seluas ± 24.474,79 Ha. Dengan demikian maka persentasi
wilayah kekeringan terhadap wilayah budidaya adalah 32 %.

Luas wilayah perkotaan adalah luas keseluruhan wilayah permukiman


penduduk yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten yang diperkirakan
seluas ± 2.843,01 Ha. Dengan demikian maka persentasi wilayah perkotaan
terhadap wilayah budidaya adalah 3,76 %.

3. Fasilitas Bank dan Non Bank


a. Jenis dan Jumlah Bank dan Cabang-cabangnya

 Bank Pemerintah :
1. Bank BRI
2. Bank BNI
3. Bank SULUT
4. Bank Mandiri
 Bank Swasta : BPR Tumatenden dan BPR Prisma dana

4. Ketersediaan Air Bersih


Tabel II-64
Akses Sarana Air Bersih
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
50,23 66,77 83,14

5. Fasilitas Listrik dan Telepon


a. Rasio ketersediaan daya listrik

Daya listrik yang terpasang di Kabupaten Minahasa Utara sebesar


89,50 MW sedangkan jumlah kebutuhan daya listrik kabupaten sebesar
119,73 MW. Dengan demikian rasio ketersediaan daya listrik Kabupaten
Minahasa Utara sebesar 0,75 persen. Hal ini berarti masih perlunya
penambahan daya listrik bagi masyarakat.

II-57 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
b. persentasi rumah tangga yang menggunakan listrik
Jumlah rumah tangga menggunakan listrik tahun 2009 di kabupaten
sebesar 16.207. sedangkan jumlah rumah tangga keseluruhan di Kabupaten
Minahasa Utara sebesar 49.953. dengan demikian maka persentasi jumlah
rumah tangga yang mengunakan listrik sebesar 32,44 persen. Hal ini berarti
masih kurangnya rumah tangga yang menggunakan listrik.

c. Persentasi penduduk yang menggunakan HP/ telepon


telepon merupakan alat telelomunikasi yang sangat pesat
perkembangannya. Pengguna handphone (HP)/ telepon di Kabupaten
Minahasa Utara tahun 2010 mencapai 99.906 jiwa, hal ini berarti ada 53,01
% penduduk sudah menikmati layanan informasi lewat jaringan HP atau
telepon/.

6. Ketersediaan restoran
Tabel II-65
Restoran/Rumah Makan
No. Nama Seat Alamat

1. Gangga Island 100 P. Gangga Kec.Likupang Barat

2. Sukur Jaya 100 Sukur Kec.Airmadidi

3. Chandra Lestari 50 Suwaan Kec.Airmadidi

4. Kima Bajo Restoran 50 Kima Bajo Kec.Wori

5. Victoria 40 Kolongan Kec.Kalawat

6. Sederhana 50 Airmadidi Atas Kec.Airmadidi

7. Pondok Kelapa 80 Suwaan Kec.Airmadidi

8. Cocotinos Restoran - Kima Bajo Kec.Wori

9. Pongkor 44 Sukur Kec.Airmadidi

10. Maimo 30 Sukur Kec.Airmadidi

11. Pisces 20 Sukur Kec.Airmadidi

12. Pertigaan Jaya 20 Sukur Kec.Airmadidi

13. Klabat 20 Suwaan Kec.Kalawat

14. Mie Topan 20 Airmadidi Atas

15. Karunia 16 Airmadidi Atas

16. Malabar 14 Airmadidi Atas

17. Keyko 30 Suwaan Kec.Kalawat

II-58 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
18. Wiamo Tare 12 Watutumou Kec.Kalawat

19. Berkat 25 Sukur Kec.Airmadidi

20. Krisna 30 Airmadidi Atas

21. Swadaya 40 Airmadidi Atas

22. Forminut 32 Airmadidi Atas

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2010

7. Ketersediaan Penginapan
Tabel II-66
Hotel/Resort Kategori Bintang

Jumlah
No. Nama Kelas Alamat
Kamar

1. Kima Bajo Resort B. IV 32 Desa Kima Bajo Kec. Wori

2. Gangga Island B. III 30 Likupang Barat


Resort

3. Cocotinos Resort B. II 16 Kima Bajo Kec. Wori

4. Hotel Sutan Raja B. III 115 Watutumou, Kalawat

Jumlah 193

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2010

Tabel II-67
Hotel/Resort Kategori Melati
No. Nama Klas Jumlah Alamat
Kamar

1. Hotel Pevily M. III 16 Watutumou Kec.Kalawat

2. Blue Bay Hotel M. II 5 P.Bangka, Likupang Timur

3. River Park Hotel M. III 6 Sawangan Kec. Airmaddidi

4. Pulisan Jungle M. II 6 Pulisan Kec Likupang Timur


Beach

5. Hotel Chandra M. II 9 Suwaan Kec. Kalawat


Lestari

II-59 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
6. Hotel Transito M. II 10 Kawangkoan Kec.Kalawat

7. Jens House M. I 5 Airmadidi Atas Kec.


Airmadidi

8. Mimpi Indah M. I 5 P. Bangka Kec. Likupang


Resort Timur

9. Murex Resort M. I 5 P. Bangka Kec.Likupang


Timur

10. Kalinaun Resort M. III 8 Kalinaun Kec.Likupang Timur

Jumlah 68

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2010

Tabel II-68
Perkembangan Jumlah Sarana Akomodasi dan Jumlah Kamar
Periode 2006-2009
Tahun
No. Uraian
2006 2007 2008 2009

1. Jumlah Hotel 7 11 13 14

2. Jumlah Kamar 106 126 154 263

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Minahasa Utara, 2010

2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi


1. Keamanan dan Ketertiban
a. Angka Kriminalitas
Dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban, Kepolisian Resort
Minahasa Utara terus melakukan pengamanan di seluruh wilayah Kabupaten
Minahasa Utara, Hal ini dilakukan agar supaya masyarakat dan para pelaku
usaha merasa adanya kenyamanan dalam berinvestasi. Data dari Kepolisian
Resort Minahasa Utara, tindak kriminal yang terjadi selang tahun 2010
sebanyak 1.233 kasus dan yang tertangani sebanyak 816 kasus. Untuk 417
kasus masih dalam proses penanganan. Ini berarti angka kriminalitas di
Kabupaten Minahasa Utara adalah 0,44. Sedangkan untuk jumlah demo pada
tahun 2010 sebayak 6 kali.

2. Kemudahan Perijinan
Dalam pembangunan perekonomian yang dinamis di tingkat nasional
maupun di tingkat regional dan lokal, penanaman modal (investasi) menjadi

II-60 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
faktor yang sangat penting karena berperan sangat signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan
sumberdaya strategis nasional, implementasi dan transfer keahlian dan
teknologi, pertumbuhan ekspor dan meningkatkan neraca pembayaran.
Penanaman modal tersebut akan memberikan banyak dampak ganda
(multiplier effects) dan manfaat bagi banyak pihak termasuk perusahaan,
masyarakat dan pemerintah. Laju pertambahan investasi dan tingkat
produktivitas yang dihasilkannya akan mendorong tinggi dan luasnya
jangkauan dampak yang ditimbulkan.

Dengan keunggulan lokasi Kabupaten Minahasa Utara terletak antara


Manado dan Bitung, dimana Manado adalah kota Bisnis sementara Bitung
adalah Kota Industri dan Pelabuhan, jadi Kabupaten Minahasa Utara memiliki
kemudahan dalam memasarkan hasil produksi baik untuk lokal maupun luar
pulau. Proses bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Bitung terus
mengalami peningkatan setiap bulannya + 18 kali bongkar muat peti kemas
yang berasal dari Surabaya dan Jakarta. Dengan adanya peningkatan
kegiatan ekonomi antara kedua kota tersebut maka secara tidak langsung
dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi Kabupaten Minahasa Utara. Jaringan
transportasi darat yang menghubungkan Kabupaten Minahasa Utara dengan
daerah lain terdapat hubungan langsung dengan Kota Manado, Kota Bitung
dan Tondano, sementara hubungan langsung melalui transportasi laut
dengan Minahasa Utara adalah Sangir Talaud, Sitaro dan Maluku Utara.

Transportasi Laut baik barang maupun penumpang di pelabuhan


Likupang dan pelabuhan ferri (penyeberangan) sedang dalam penyelesaian
dan persiapan peningkatan status menjadi pelabuhan Nusantara, sedangkan
Kema adalah dermaga perikanan. Pola jaringan transportasi Udara untuk
Kabupaten Minahasa Utara yaitu berhubungan langsung melalui bandara
Sam Ratulangi di Kota Manado.

Peranan investasi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih


berkesinambungan terus diupayakan oleh Kabupaten Minahasa Utara,
dimana pada tahun 2008 pemerintah kabupaten minahasa utara telah
membentuk kantor pelayanan perijinan terpadu yakni dengan peraturan
daerah nomor 5 tahun 2008, dengan demikian diharapkan akan
menumbuhkan iklim yang kondusif bagi investasi dan pemberdayaan bagi
ekonomi rakyat, dengan dibentuknya kantor pelayanan perjinan terpadu,
maka pelayanan perijinan yang semula dilayani dibeberapa satuan kerja

II-61 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
cukup dilayani dikantor pelayanan perijinan terpadu mulai dari pendaftaran
sampai dengan penerbitan ijin yang diinginkan pemohon dengan lamanya
proses perijinan selama 3 (tiga) hari. Nilai Investasi diharapkan meningkat
melalui berbagai langkah pokok yang diberikan Kabupaten Minahasa Utara
antara lain :

1. Penerapan sistem informasi dan pelayanan investasi satu atap


(dengan lamanya proses perijinan selama 3 hari.)
2. Pengkajian ulang Perda-Perda yang berkaitan dengan investasi
dan dunia usaha (peningkatan kepastiaan hukum)
3. Pembentukan perda di bidang investasi
4. Penyusunan profil peluang investasi daerah
5. Perbaikan kondisi infrastruktur
6 Melaksanakan promosi investasi melalui berbagai sarana yang
layak.

3. Pengenaan Pajak Daerah


Salah satu kunci keberhasilan pemungutan pajak daerah adalah adanya
kesadaran dari wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya, untuk
mewujudkan hal tersebut perlu diadakan pembinaan dan penyuluhan
/intensifikasi dam ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah. Ini dibuktikan
dengan prosentase pemasukan pajak dan retribusi daerah dari tahun ke
tahun semakin membaik, adapun macam-macam pajak yang dikenakan oleh
pemerintah Kabupaten Minahasa utara pada tahun 2004-2010 yaitu :

Macam – Macam Pajak


1. Pajak Hotel Bintang Empat
2. Pajak Hotel Bintang Dua
3. Pajak Hotel Melati Tiga
4. Pajak Hotel Melati Satu
5. Pajak Restoran
6. Pajak Rumah Makan
7. Pajak Hiburan Pagelaran Kesenian/Musik/Tari/Busana
8. Pajak Hiburan Permainan Biliar
9. Pajak Hiburan Permainan Ketangkasan
10. Pajak Reklame Papan/Bill Board/Videotron/Megatron
11. Pajak Reklame Kain
12. Pajak Reklame Melekat/Stiker
13. Pajak Penerangan Jalan PLN
14. Pajak Pengambilan Bahan Galian Gol C Asebes

II-62 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
Macam – Macam Retribusi
1. Retribusi Pelayanan Pendidikan
2. Retribusi Jasa Ketatausahaan
3. Retribusi Palayanan Kesahatan
4. Retribusi Penggantian Biaya cetak Peta
5. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
6. Retribusi Izin Usah Jasa Konstruksi
7. Retribusi pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
8. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB)
9. Retribusi Pelayanan Jasa Pos dan Telekomunikasi
10. Retribusi Terminal
11. Retribusi Pelayanan Kepelabuhan
12. Retribusi izin Trayek
13. Retribusi Penggantian Biaya KTP dan Akte Catatan Sipil
14. Retribusi Izin Gangguan/ Keramaian
15. Retribusi Izin Penyimpanan Bahan Bakar (IPBB)
16. Retribusi Pelayanan Pasar
17. Retribusi Izin Usaha Peternakan dan Pertanian
18. Retribusi Pengurusan Perijinan Pemungutan Kayu/Non Kayu Tanah Milik.
19. Retribusi Pendaftaran Chain Saw (STPGR)
20. Retribusi tempat Penimbunan kayu
21. Retribusi Izin Pertambangan daerah
22. Retribusi Izin Air Bawah Tanah
23. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa
24. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
25. Retribusi Izin Usaha Perikanan
26. Retribusi Izin Usaha Perdagangan
4. Peraturan Daerah
Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha : 77 perda keseluruhan.
perda tahun 2010 dan tahun 2009 : 4 perda

2.4.4 Fokus Sumberdaya Manusia


1. Kualitas Tenaga Kerja
Tabel II-69
Rasio Lulusan S1/S2/S3
Kabupaten Minahasa Utara
No. Uraian 2009 2010
1 Jumlah Lulusan S1 5.495 6.959
2 Jumlah Lulusan S2 551 675
3 Jumlah Lulusan S3 86 88
4 Jumlah Lulusan S1/ 6.132 7.722
S2/S3
5 Jumlah Penduduk 176.480 188.467
6 Rasio Lulusan S1/S2/S3 347,46 409,73
Sumber : Dinas Kependudukan dan Capi, 2011

II-63 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015
2. Tingkat Ketergantungan
Tabel II-70
Rasio Ketergantungan Tahun 2009-2010
Kabupaten Minahasa Utara
No. Uraian 2009 2010

1 Jumlah Penduduk Usia < 15 43.046 46.507


Tahun

2 Jumlah Penduduk Usia > 64 9.273 9.450


Tahun

3 Jumlah Penduduk Usia Tidak 52.319 55.957


produktif (1&2)

4 Jumlah Penduduk Usia 15-64 134.833 150.120


Tahun

5 Rasio Ketergantungan 38,80 37,27

Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil

II-64 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015

Anda mungkin juga menyukai