Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Namlea
Airbuaya
Waeapo
Waplau
Batabual
:
:
:
:
:
Ibukota Namlea
Ibukota Airbuaya
Ibukota Waeapo
Ibukota Waplau
Ibukota Ilath
Letak Geografis
Selain wilayah adminitrasi pemerintahan dengan cakupan luas 7.594,98 Km2 yang
tercover pada 5 kecamatan, 51 desa dan 95 dusun, di Kabupaten Buru terdapat 4 (empat)
wilayah petuanan (regentshape) dengan karakteristik dan sistem peradatan, kultur dan
kearifan lokal yang kental, dimana pengaruh karakteristik itu dalam dimensi keberagaman
dan kehidupan sosial kemasyarakatan masih melekat kuat termasuk proses jalinan asimilasi
dan akulturasi antar sesama warga masyarakat yang berlangsung aman dan harmonis.
Keempat wilayah petuanan/regentshape dimaksud, antara lain ; (1) Petuanan Leisela, (2)
Petuanan Tagalisa, (3) Petuanan Liliali, dan (4) Petuanan Kayeli, yang masing-masing wilayah
petuanan/regentshape dipimpin oleh pemerinatahan adat dan dikepalai oleh seorang Raja.
Kabupaten Buru terletak antara 225 - 355 LS dan 12570 - 12721 BT dengan
memiliki luas wilayah daratan 7.594,98 Km dan sebagian besar wilayahnya berada pada
Pulau Buru. Kabupaten Buru sendiri terletak diantara 3 (tiga) kota penting di Indonesia timur
yaitu Makassar, Mandao/Bitung, dan Ambon serta dilalui Sea Line III, telah menempatkan
Kabupaten Buru pada posisi yang strategis. Secara Geografis Kabupaten Buru dibatasi oleh :
Sebelah Utara : Laut Seram
Sebelah Timur : Selat Manipa
Sebelah Barat : Kabupaten Buru Selatan dan Laut Banda
Sebelah Selatan : Kabupaten Buru Selatan dan Laut Banda
KARAKTERISTIK WILAYAH
Geografis
Dengan telah disahkannya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2008 tentang
Kabupaten Buru Selatan, maka luas wilayah Kabupaten Buru telah berkurang menjadi
7.594,98 Km yang terdiri dari luas daratan 5.577,48 Km dan luas lautan/perairan 1.972,50
Km yang sebelumnya total luas wilayahnya adalah 9.000,02 KM yang merupakan pulau
terbesar ke-2 di provinsi maluku dengan panjang garis pantai 232,18 Km. Sedangkan
berdasarkan letak astronomi, Kabupaten Buru berada pada titik koordinat :
o
o
Bujur Timur
Lintang Selatan
:
:
125070 127021 BT
2025 3055 LS
2.
Sebelah Barat
: Laut Banda dan Kabupaten Buru Selatan
Sebelah Timur
: Selat Manipa
o
Sebelah Utara
: Laut Seram
o
Sebelah Selatan
: Laut Banda dan Kabupaten Buru Selatan
3.
b) Batuan Metamorfik yang mirip dengan tipe batuan benua yang meliputi filit, batu sabak,
sekis, arkose serta greywacke meta yang dominan berada pada bagian utara Pulau Buru,
c) Endapan Batuan sedimen berumur neogen bagian atas ditemukan pada bagian timur laut
sekitar Kawasan Waeapo tersusun dari endapan Aluvium dan Kolovium berupa bongkahan,
kerikil, lanau, konglomerat, lumpur dan gambut. Sedangkan di sepanjang pantai utara
terdapat jalur endapan pantai dan aluvio-kolovium yang diselingi dengan terumbu karang
angkatan (uplifed coral reef).
Sebagian besar tanah di Pulau Buru adalah jenis tanah kompleks, dimana
persebaran jenis tanah ini meliputi ; alluvial, podsolik merah kuning, organosol, grumasol
dan tanah-tanah kompleks. Peralihan antara formasi batuan sedimen dan metamorfik
terdapat di Tanjung Bebek sekitar Waesabak dan Waenekat di bagian utara barat menuju
Danau Rana bagian tengah ke arah Waeapo bagian hulu dan terus menyebar sampai ke
Waeula dan Waenani di sekitar Tanjung Wamsaba bagian timur.
Hidrologi
4.
Secara umum, ditemukan dua pola drainase permukaan yaitu Pola Anastomatik pada
bentang alam dataran termasuk kawasan dekat pantai dan Pola Dendritik pada bentang alam
perbukitan dan pegunungan. Sungai-sungai besar dan kecil umumnya merupakan sungai
hujan, hanya beberapa sungai besar yang mengalir sepanjang tahun dimana debit airnya
dapat menurun drastis pada saat musim kemarau. Sedangkan untuk kebutuhan air bagi
konsumsi, diusahakan dengan pemanfaatan air sumur dan pelayanan air bersih yang
dipasok Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Sungai yang ada di Kabupaten Buru terdiri dari sungai yang mengalir sepanjang tahun dan
sungai periodik, yang cukup banyak dan relatif cukup panjang. Sungai besar yang mengalir
sepanjang tahun diantaranya; Sungai Waeapo, Sungai Waegeren dan Sungai Waenibe.
Keadaan sungai-sungai tersebut sering juga mengalami penurunan debit air secara drastis
pada saat terjadinya musim kemarau.
Klimatologi
5.
o
o
o
o
6.
Iklim yang berlaku di Kabupaten Buru, yaitu low tropis yang dipengaruhi oleh angin
musim serta berhubungan erat dengan lautan yang mengelilinginya. Selain itu, luas daratan
yang berbeda-beda memungkinkan berlakunya iklim musim. Ciri umum dari curah hujan
tahunan rata-rata dibagi dalam empat kelas untuk tiga wilayah, antara lain ;
Buru Bagian Utara
: 1400 - 1800 mm / tahun,
Buru Bagian Tengah
: 1800 - 2000 mm / tahun,
Buru Bagian Selatan
: 2000 - 2500 mm / tahun,
Pada kawasan yang berelevasi lebih dari 500 m dpl dengan rata-rata 3000 4000
mm / tahun berkaitan erat dengan perubahan ketinggian yang dimulai dari zona
pesisir, yang selanjutnya dapat diikuti pada bagian berikut. Sedangkan kondisi suhu
rata-rata 260 C.
Vegetasi
Dengan kondisi iklim yang tropis dan cukup hangat sepanjang tahun, berpengaruh
alamiah terhadap pertumbuhan jenis vegetasi tanaman kayu putih (tanaman khas), selain
itu kondisi alamnya relatif merangsang pertumbuhan jenis tanaman padi dan jenis tanaman
hortikultura dan tanaman perkebunan lainnya. Sungai-sungai besar yang terletak pada
Dataran Waeapo merupakan sumber irigasi bagi pengembangan lahan basah (persawahan).
Sedangkan jenis tanaman kehutanan yang terdapat di Kabupaten Buru adalah jenis Meranti,
Kayu Besi, Jati, Rotan dan Damar.
Penggunaan Lahan
7.
I.