Anda di halaman 1dari 60

BAB - 3

GAMBAR
AN
UMUM
WILAYA
H
PERENCA
A. GAMBARAN UMUM KOTA KENDARI

NAANKondisi fisik merupakan aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan rencana
tata ruang. Aspek fisik berkaitan dengan elemen pembentuk fisik ruang kota yang antara lain
letak dan luas wilayah, topografi dan kelerengan, jenis tanah dan batuan, kondisi hidrologi dan
hidrogeologi, serta klimatologi (curah hujan).

1. Letak Astronomis dan Administrasi Wilayah


Secara astronomis kota Kendari berada pada posisi 3° 54` 30``- 4° 3` 11`` BT sampai 4° 3`
11`` BT dan 122°23`LS dan 122°39` LS. Sedangkan secara geografis Batasan wilayah Kota
Makassar terdiri atas batas fisik lahan (petak), wilayah peraiaran (laut), sungai dan jalan.
Adapun Batasan adminsitrasi Kota Makassar antara lain :
 Sebelah Utara berbatasan dengan : Kab. Konawe
 Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kab. Konawe Selatan & Laut Banda
 Sebelah Timur berbatasan dengan : Laut Kendari
 Sebelah Barat berbatasan dengan : Kab. Konawe Selatan

Secara administrasi Kota Kendari memiliki luas wilayah kurang lebih …. Ha, yang terbagi
kedalam … wilayah administrasi kecamatan dan …. jumlah kelurahan. Adapun luas
wilayah administrasi setiap kecamatan, diuraikan pada tabel dan Gambar berikut :

Tabel 3.1. Luas Administrasi Wilayah Kecamatan di Kota Kendari Tahun 2022
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Persentase (%) Jumlah Kelurahan
1
2

III - 1
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
Sumber :

Wilayah kecamatan terluas adalah Kecamatan …. Dengan luas kurang lebih ….


Ha, atau sekitar …% sedangkan kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan ….
Yaitu … Ha, atau sekitar …% dari luas Kota Makassar. Selain pada wilayah daratan, Kota
Kendari memiliki Pulau, yaitu Kecamatan …, yang terdiri atas Pulau …, Pulau … dan
Pulau ….. Pulau di Kota Kendari berada di …. yang berbatasan dengan Kabupaten …. dan
Kabupaten …

III - 2
Gambar 3.1. Peta orientasi Kota Kendari

III - 3
Gambar 3.2. Peta Administrasi Kota Kendari

III - 4
2. Topografi dan Kelerengan
Secara umum, ketinggian Kota Kendari antara 0 sampai … MDPL, yang merupakan
wilayah dataran hinga bergelombang dan perbukitan. Sedangkan bentuk permukaan
(kelerengan) terdiri atas kelerengan datar hingga bergelombang, dengan tingkat kelerengan
0 – 2%, 2- 5%, dan 5 – 8%. Secara rinci topografi dan kelerengan Kota Makassar diuraikan
pada tabel berikut.

Tabel 3.2. Topografi dan Kelerengan Kota Kendari


No Kemiringan Lereng Keterangan Luas (Ha)
1
2
3
4
5
Total
Sumber :

3. Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat di Kota Kendari diklasifikasi kedalam tanah resina, leusol eutrik,
aluval tionik, gambisol destrik, todsolik plintit dan mediteran Hiplik dimana sebagian besar
wilayah kota Kendari didominasi oleh jenis tanah kambisol dan gleisol. Karakteristik
masing-masing jenis tanah tersebut, secara garis besar adalah sebagai berikut:
 Tanah Resina, tergolong tanah muda; tingkat kelapukan rendah, kedalaman tanah sangat
dangkal (kurang dari 50 cm); lapisan tanah langsung berbatasan dengan batu kapur atau
sebagian batu kapur muncul kepermukaan; berstruktur lapis lempung sampai gelu
lempung. PH tanah agak netral sampai basah; kandungan bahan organik rendah;
Kejenuhan basa sedang sampai tinggi dengan kapasitas Tukar Kation (KTK) lebih dari
16 me/100 lempung.
 Tanah Geisol Eurik, jenis tanah yang karena kondisi topografinya yang selalu jenuh air
sehingga menghambat proses pelapukan dan pematangan tanah. Kedalaman tanah
umumnya lebih dari 90 cm; warna tahan gelap dan terdapat ciri-ciri terjadinya gleisasi
dengan adanya bercak-bercak biru kehijauan; tekstur pasir geluhan; PH tanah sangat
masam sampai agak masam; kandungan organik sedang sampai tinggi tetapi
kematangan rendah; mempunyai kandungan ion natrium (Na+) lebih dari 15 %;
kejenuhan basa rendah dan KTK kurang dari 16 me/g lempung.
 Tanah aluvial teonik, Jenis tanah yang berkembang dari bahan alivial mudah (recent)
yang mempunyai susunan berlapis-lapis yang diskontiyu pedologi (multi sekum), warna
tanah umumnya gelap dan matrik tanah terdapat bercak-bercak berwarna kebiruan
hingga kehijauan sebagai ciri adalah proses ngalesasi dari kandungan bahan sulfida
yang cukup tinggi; tekstur tanah sangat bervariasi dari tekstur geluhan kedalaman tanah
bervariasi dari dangkal sampai lempung; PH tanah antara masam sampai sangat masam;
kandungan organik tergolong rendah sampai tinggi; kejenuhan basa kurang dari 50 %
dengan KTK kurang dari 16 me/100g.
 Jenis tanah Kembisol Distrik, jenis tanah dengan tingkat pelapukan sedang proses
illuviasi belum tegas; warna tanah coklat tua sampai merah; tekstur pasir geluhan

III - 5
sampai geluhan; PH tanah berkisar antara agak masam sampai netral; kandungan bahan
organik tergolong rendah sampai sedang; kejenuhan basa kurang dari 50 % dari KTK
kurang dari 16 me/100g lempung.
 Tanah Petsolid Plintit, jenis tanah yang mengalami pelapukan lanjut; proses pencucian
basah sangat intensif sehingga mempunyai keasaman yang tinggi; warna tanah coklat
kekuningan sampai kemerahan; pada matriks tanah terdapat bercak-bercak karatan atau
plitik yang berwarna merah lebih dari 5 % luas penampang tanah; bertekstur geluh
lempungan sampai masam; kejenuhan basa kurang dari 50 % dengan KTK kurang dari
16 me/100 g lempung.
 Tanah Mediteran Haplik, jenis tanah yang mengalami pelapukan sedang terjadi proses
aliviasi yang nyata pada horison berupa akumulasi lempung yang dicirikan adanya
selaput lempung; warna tanah umumnya merah sampai merah gelap (kecoklatan);
kedalaman tanah bervariasi dari dangkal sampai lebih dari 90 cm; tekstur tanah berkisar
antara geluhan sampai lempung geluhan; PH tanah berkisar antara agak masam sampai
netral; kandungan bahan organik rendah sampai sedang; kejenuhan basa lebih dari 50 %
dengan KTK lebih dari 16 me/100 g lempung. Untuk lebih jelasnya mengenai lusa
wilayah Kota Kendari dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3. Sebaran Jenis Tanah Kota Kendari


No Jenis Tanah Luas (Ha) Persentase (%)
1 Alluvial
2 Glisol
3 Reboso Sitosol
4 Gleisolasic
5 Podsoloik
6 Mediteran Haplik
7 Gleisol Distrik
8 Gleik
9 Alluvial Tidnik
10 Kembisol Distrik
11 Rensina
12 Podsolik Plintik
13 Gleisol Evtrik
14 Kembisol Distrik
Jumlah
Sumber :

Gambar 3.3. Peta Topografi dan Kelerengan Kota Kendari

III - 6
Gambar 3.4. Peta Sebaran Jenis Tanah di Kota Kendari

III - 7
4. Geologi
Kondisi geologi Kota Kendari terdiri dari beberapa jenis batuan, dengan klasifikasi:
 Batu pasir Kuarsit, Serpih Hitam Batu Sabak, batu Gamping dan Batu Lanai (TRJS)
tersebar di Kecamatan Kendari dan Kecamatan Mandonga sebagian utara sampai
dengan perbatasan Kecamatan Soropia, tepatnya di Kawasan Hutan Raya Murhum
 Endapan aluvium pasir, lempung dan lumpur (Qal), tersebar tersebar di pesisir pantai
Kota Kendari dan sungai-sungai yang mengalir di kota Kendari.

III - 8
 Batu Gamping Oral dan Batu Pasir (Qpl) yang tersebar di pulau Bungkutoko, pesisir
pantai Kelurahan Purirano dan Kelurahan Mata, serta Kecamatan Mandongan kearah
Barat Laut, yang dibatasi oleh Jalan R. Soeprapto, Jalan Imam Bonjol dan batas antara
kota Kendari dan Kecamatan Sepanang.
 Konglomerat dan Batu Pasir (Qps), tersebar di sepanjang kiri kanan jalan poros antara
kota lama dan tugu simpang tiga Mandonga, bagian tengah Kecamatan Mandonga dan
Bagian Barat Kecamatan Baruga serta Kecamatan Poasia sampai kearah selatan, yaitu
kawasan rencana kompleks perkantoran 1.000 Ha kearah pegunungan Nanga-Nanga.
 Filit, batu Sabak, Batu Pasir malik Kuarsa Kalsuilit, Napai, Baru Lumpur dan
Kalkeranit Lempung (Js), tersebar di arah Tengara Kecamatan Poasia tepatnya
Kelurahan Talia, Kelurahan Abeli, Kelurahan Anggalomelai, Kelurahan Tobimeita,
Kelurahan Banuanirai dan Kelurahan Anggoeya.
 Konglomerat Batu Pasir, Batu Lanau dan Batu Lempung (TMs), tersebar di Kecamatan
Poasia dan Kelurahan Kambu serta sebagian besar Kelurahan Tondonggeu.
 Batu Gamping Napal Batu Pasir dan Batu Lempung (TMPI), tersebar dibagian Barat
Kecamatan Sampara dan Kecamatan Ranomeeto.

Untuk lebih jelasnya mengenai formasi geologi yang tersebar di Kota Kendari dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 3.4. Sebaran Formasi Geologi Kota Kendari


No Formasi Geologi Luas (Ha) Persentase (%)
1 Organosol Hernik (OH), Typic Suifaquents
2 Kambisol Distrik ( KD ), Typic Etropets
3 Kambisol Gleik ( KG ), Fluventic Euttropets
4 Gleysol Vertid ( GV ), Typic Trepaquepts
5 Gleysol Distrik ( GD ), Typic Tropequepts
6 Gleysol Eutrik ( GE ), Typic Trepaquepts
7 Kambisol Distrik ( KD ), Typic Etropets
8 Meditran Haplik ( MH ), Ortic Luvisopets
9 Organosol Hernik (OH), Typic Suifaquents
10 Kambisol Distrik ( KD ), Typic Etropets
11 Kambisol Gleik ( KG ), Fluventic Euttropets
Jumlah
Sumber :

Gambar 3.5. Peta Sebaran Formasi Geologi di Kota Kendari

III - 9
5. Hidrologi
Hidrologi air permukaan di wilayah Kota Kendari dipengaruhi oleh sungai besar dan kecil,
antara lain Sungai Wanggu (Sungai Lepo-Lepo) dengan debit 7,487 ltr/dtk, Sungai Tipulu
(0,140 ltr/dtk), Sungai Mandonga (0,214 ltr/dtk), dan Sungai Sodoha (0,198 ltr/dtk), yang
kesemuanya bermuara ke Teluk kendari. Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai saluran
pembuangan air hujan / drainase kota. Untuk kebutuhan pengolahan air bersih, selama ini
dilayani oleh PDAM yang menggunakan air baku dari Kali Pohara.

Sungai besar yang melintasi Kota Kendari adalah Sungai Wanggu dengan mata air dari
Pegunungan Nanga-Nanga. Sungai Wanggu ini membentang dari Barat Daya di
pegunungan Watu ke arah Utara dan bermuara di Teluk Kendari. Panjang Sungai Wanggu
dari hulu sampai ke muara sekitar 75 km.

Secara rinci sungai, debit dan potensi pemanfaatan air Kota Kendari dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 3.5. Sungai di Wilayah Kota Kendari dan Debit Tersedianya (liter/detik)
Panjang Debit
No Nama Sungai Potensi Pemanfaataan
(Km) (Liter/detik)
1 Wanggu 17,0 7,487 Pertanian, tambak, transportasi lokal
2 Lasolo 6,52 0,22 Air bersih masyarakat, pertanian
3 Kampung Salo 4,70 0,23 Rumah tangga
4 Mandonga 7,90 0,214 Rumah tangga
5 Kambu 15,01 - Rumah tangga, pertanian
6 Kadia 10,39 - -
7 Abeli 10,10 - Air bersih PDAM, Rumah tangga
8 Abeli Dalam 6,55 - Air bersih masyarakat
9 Amarilis 2,30 0,17 Pertanian
10 Lepo – lepo 8,91 - -
11 Watu – watu 2,33 0,35 Air bersih masyarakat
12 Nanga - nanga 5,54 - Air baku PDAM, Pertanian
13 Mokoau 6,43 - -
14 Lahundape 4,68 0,46 Air bersih masyarakat
15 Punggaloba 4,01 0,24 Air bersih
16 Lemo 4,21 - Air bersih masyarakat, pertanian
17 Lalonggori 4,41 - -
18 Mata 2,60 0,08 Air bersih masyarakat
19 Watubangga 3,41 - Pertanian
20 Wua - wua 4,76 - -
21 Benu – benua 2,91 0,43 Air bersih
22 Korumba 5,56 - -
Jumlah 144,64 7.489,394
Sumber : RTRW Kota Kendari Tahun 2017-2037

Gambar 3.6. Peta Hidrologi di Kota Kendari

III - 10
6. Kondisi Klimatologi
Kota Kendari dikenal dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Keadaan musim
sangat dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup di atas wilayahnya. Sekitar bulan April,

III - 11
arus angin selalu tidak menentu dengan curah hujan yang tidak merata.Musim ini dikenal
sebagai musim Pancaroba atau Peralihan antara musim hujan dan musim kemarau.Pada
bulan Mei sampai dengan bulan Agustus, angin bertiup dari arah timur berasal dari Benua
Australia yang kurang mengandung uap air.Hal ini mengakibatkan kurangnya curah hujan
didaerah ini.Pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober terjadi musim
Kemarau.Kemudian pada bulan November sampai dengan bulan Maret, angin bertiup
banyak mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik, setelah
melewati beberapa lautan.Pada bulan-bulan tersebut di wilayah Kota Kendari dan
sekitarnya biasanya terjadi musim Hujan.

Ketinggian dari permukaan laut, daerah pegunungan dan daerah pesisir mengakibatkan
keadaan suhu yang sedikit beda untuk masing-masing tempat dalam suatu wilayah. Secara
keseluruhan, wilayah Kota Kendari merupakan daerah bersuhu tropis. Menurut data yang
diperoleh, selama tahun 2022 suhu udara maksimum 34,6 oC Bulan Oktober dan minimum
24,1 oC di bulan november. Tekanan udara maksimum 1.016,1 millibar dan tekanan udara
minimum 1.006,8 millibar. Kecepatan angin maksimal di Kota Kendari selama tahun 2021
mencapai 5,1 m/det).

Menurut data keadaan curah hujan tahun 2022 curah mencapai 2.275,6 mm dengan 245
hari hujan, curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Agustus sebesar 387,9 mm.
Untuk lebih jelasnya mengenai curah hujan Kota Kendari dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.6. Curah Hujan Kota Kendari Tahun 2022


No Bulan Rata-rata (mm) Hari Hujan (Hari)
1 Januari 131,5 29
2 Februari 105,5 19
3 Maret 175,7 24
4 April 109,0 14
5 Mei 222,9 19
6 Juni 347,0 19
7 Juli 314,2 23
8 Agustus 387,9 26
9 September 198,6 23
10 Oktober 59,8 9
11 November 92,8 19
12 Desember 130,7 21
Jumlah 2.275,6 245
Sumber : BPS Kota Kendari Tahun 2022

B. POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH


Potensi pengembangan Kota Kendari dapat dilihat dari berbagai aspek. Secara garis
besar dapat di gambarkan dalam aspek ekonomi dan aspek fisik.
1. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi ini akan menggambarkan seperti apa keadaan ekonomi wilayah
Kota Kendari untuk menentukan arah potensi pengembangan wilayah. Mengacu

III - 12
pada data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Kendari. Berikut
distribusi prersentase PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha di
Kota Kendari tahun 2017 – 2021 yang dijelaskan secara rinci.

Tabel 3.7. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha Di Kota Kendari Tahun 2017 – 2021
No Lapangan Usaha/Industry 2017 2018 2019 2020 2021
1 Pertanian, Kehutanan, dan 11,54 12,14 12,38 12,29 11,98
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 2,32 2,32 2,28 2,22 2,13
3 Industri Pengolahan 10,86 10,26 10,07 9,89 9,85
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12
5 Pengadaan Air; Pengelolaan 0,27 0,26 0,25 0,24 0,24
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
6 Konstruksi 18,74 19,24 19,67 19,33 20,44
7 Perdagangan Besar dan 16,62 16,48 16,53 16,02 16,27
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 7,91 8,08 8,24 8,02 7,60
9 Penyediaan Akomodasi dan 1,30 1,27 1,23 1,17 1,15
Makan Minum
10 Informasi dan Komunikasi 6,27 6,33 6,16 6,65 6,02
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 6,79 6,42 6,26 6,48 6,83
12 Real Estat 1,82 1,71 1,64 1,65 1,55
13 Jasa Perusahaan 0,81 0,81 0,79 0,79 0,77
14 Administrasi Pemerintahan, 4,61 4,62 4,54 4,79 4,71
Pertahanan, dan Jaminan
Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 7,35 7,35 7,38 7,78 7,75
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan 1,01 1,01 1,00 1,12 1,13
Sosial
17 Jasa Lainnya 1,65 1,56 1,47 1,45 1,48
Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS 2022

2. Aspek Fisik
Dalam aspek fisik ini dimaksudkan untuk melihat potensi pengembangan wilayah
Kota Kendari terkait infrastruktur sesuai tata ruang dan potensinya, dengan
mengacu pada kebijakan yang ada.

Kota Kendari memiliki potensi pengembangan wilayah dari segi infrastruktur


sebagaimana yang termuat dalam Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 1 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari Tahun 2010-2030, yaitu

III - 13
terdapat rencana sistem jaringan perkeretaapian kota yang meliputi jalur kereta api
Trans Sulawesi yang melalui Kabupaten Kolaka, Konawe dan Kota Kendari dan
stasiun kereta api yang terletak di Kecamatan Puuwatu dan Kecamatan Baruga.

Selain itu terdapat rencana sistem jaringan transportasi laut yang sangat berpotensi
dikembangkan yaitu pengembangan pelabuhan terpadu barang dan penumpang
skala nasional di Kelurahan Bungkutoko.

C. WILAYAH RAWAN BENCANA


Kota Kendari memiliki ancaman bencana alam, diantaranya Banjir, Gempa Bumi,
Cuaca Ekstrim, Tanah Longsor, Kekeringan, Gelombang Ekstrim dan Abrasi,
Kebakaran Hutan dan Lahan, serta Tsunami. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengkajian
resiko bencana di Kota Kendari yang berdasarkan Data dan Informasi Bencana
Indonesia yang dipadukan dengan data dari catatan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kota Kendari. Berikut data rinci riwayat bencana di Kota Kendari.

Tabel 3.8. Data Bencana di Kota Kendari


Jumlah Rumah Rusak
No Kejadian Rumah Rusak Berat
Kejadian Ringan
1 Banjir 17 1296 329
2 Gempa Bumi 4 0 0
3 Cuaca Ekstrim 7 49 28
4 Tanah Longsor 5 4 12
5 Jumlah 33 1349 369
Sumber: Dokumen Kajian Risiko Bencana Kota Kendari

1. Potensi Bencana Banjir


Banjir merupakan peristiwa terbenamnya daratan karena peningkatan volume air
akibat hujan deras, luapan air sungai atau pecahnya bendungan. Banjir dapat terjadi
di daerah yang gersang dengan daya serap tanah terhadap air yang buruk atau
jumlah curah hujan yang melebihi kapasitas serapan air (Buku Panduan Edukasi
Bencana BNPB).

Berikut tabel parameter bahaya banjir yang dapat digunakan untuk melihat
ancaman bencana banjir

Tabel 3.9. Parameter Peta Bahaya Banjir


Skor
Parameter Bobot
0,333 0,666 1
Gemorfologi Dasar Lembah, Daratan Bekas Kipas, Bukit- 25%
Dataran Aluv, Bukit, Cuesta-cuest,
Dataran Banjir, Dataran Berbatu,
Interfluve, Jalur Gunung-gunung,
Meander, Kipas dan La, Kipas-

III - 14
Kepulauan Ka, kipas
Lembah, Lembah
Aluvial
Hidrologi Wilayah <10% 10-25 % >25% 25%
(DAS)
Landuse (Tutupan >80% 40 80 % <40% 10%
Vegetasi)
Jenis Tanah Non Organik/Non Semi Organik/Gambut 10%
Gambut Organik
Intensitas Hujan <2000mm 2000–3000 >3000mm 30%
Tahunan mm
Sumber: Dokumen KRB Kota Kendari

Berdasarkan Peta Bahaya Banjir Kota Kendari dapat diketahui bahwa total wilayah
terancam bencana Banjir adalah seluas 40,47% dari luas wilayah, dengan total
indeks penduduk terpapar sebanyak 119.996 jiwa yang meliputi wilayah
Kecamatan Baruga, Kecamatan Kadia, dan Kecamatan Wua-wua.

2. Potensi Gempa Bumi


Gempa bumi dalah peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi
(pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba. Gempa bumi dapat terjadi
karena Proses tektonik akibat pergerakan kulit atau lempeng bumi, aktivitas sesar di
permukaan bumi, atau pergerakan geomorfologi secara lokal (Buku Panduan
Edukasi Bencana BNPB).

Berikut tabel parameter bahaya gempa bumi untuk menentukan wilayah rawan
ancaman gempa bumi.

Tabel 3.10. Parameter Peta Bahaya Gempa Bumi


Skor
Parmeter Bobot
0,333 0,666 1
Peta SNI Gempa Bumi (pga value (pga value (pga value >0,70 40%
<0,2501) 0,2501-0,70)
Jarak dari Sesar Aktif 10000m 5000m 10m 20%
Peta MMI 10 Tahun <4 MMI 4-7 MMI >7 MMI 20%
Kerapatan Patahan <20% 20-40% >40% 5%
Gemorfologi Perbukitan, Dataran Aluvial, Dataran Banjir, 5%
Pegunungan Jalur Meander Dasar Lembah
Geologi Sedimen Clastik Konglomerat, Longsor Tanah, 10%
Lamstone dan Kipas Alluvial Batu Gamping
Sandstone
Sumber: Dokumen KRB Kota Kendari

III - 15
Berdasarkan Peta Bahaya Gempa Bumi Kota Kendari dapat diketahui bahwa total
wilayah terancam bencana gempa bumi adalah seluas 100% dari luas wilayah,
dengan total indeks penduduk terpapar sebanyak 290.733 jiwa yang meliputi
wilayah Kecamatan Kecamatan Abeli, Kecamatan Baruga, Kecamatan Kadia,
Kecamatan Kambu, Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan
Mandonga, Kecamatan Poasia, Kecamatan Puuwatu, dan Kecamatan Wua-wua.

3. Cuaca Ekstrim
Cuaca ekstrim didasarkan pada distribusi klimatologi, dimana kejadian ekstrim
lebih kecil sama dengan 5% distribusi. Tipenya sangat bergantung pada Lintang
tempat, ketinggian, topografi dan kondisi atmosfer. Untuk menentukan wilayah
rawan ancaman cuaca ekstrim ini menggunakan beberapa parameter ukur (Buku
Panduan Edukasi Bencana BNPB).

Berikut tabel parameter bahaya cuaca ekstrim untuk menentukan wilayah rawan
ancaman cuaca ekstrim.

Tabel 3.11. Parameter Penyusunan Peta Bahaya Cuaca Ekstrim


Skor
Parmeter Bobot
0,333 0,666 1
Keterbukaan Lahan Skor bahaya = 0,333 x lahan terbuka + 0,333 33,3%
x (1 – kemiringan lereng) + 0,333
Kemiringan Lereng 33,3%
curah hujan
x ( )
Curah Hujan Tahunan 5000 33,3%
Sumber: Dokumen KRB Kota Kendari

Berdasarkan peta bahaya cuaca ekstrim Kota Kendari diketahui bahwa total
wilayah terancam bencana cuaca ekstrim di Kota Kendari adalah seluas 99.37%
dari luas wilayah, dengan total indeks penduduk terpapar sebanyak 288.833 jiwa
yang meliputi wilayah Kecamatan Abeli, Kecamatan Baruga, Kecamatan Kadia,
Kecamatan Kambu, Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan
Mandonga, Kecamatan Poasia, Kecamatan Puuwatu, dan Kecamatan Wua-wua.

4. Tanah Longsor
Tanah longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi
yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan
jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian
longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu.
Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri,
sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material
tersebut (Buku Panduan Edukasi Bencana BNPB).

III - 16
Berikut tabel parameter bahaya tanah longsor untuk menentukan wilayah rawan
ancaman tanah longsor

Tabel 3.12. Parameter Penyusunan Peta Bahaya Tanah Longsor


Skor
Parmeter Bobot
0,333 0,666 1
Persen Kemiringan
<15 15 - 30 > 30 40%
Lereng
Gemorfologi Perbukitan,
5000m 10m 30%
Pegunungan
Tutupan Vegetasi > 80% 40-80% <40% 25%
Jarak Sesar/Patahan 10000m 5000m 10m 5%
Sumber: Dokumen KRB Kota Kendari

Dalam Kajian Spasial Ancaman Bencana Kota Kendari, daerah dengan tingkat
ancaman longsor tinggi yaitu sebagian besar terdapat di Kecamatan Kendari,
Kendari Barat, Nambo, Abeli, dan Poasia.

Berdasarkan peta bahaya tanah longsor Kota Kendari diketahui bahwa total wilayah
terancam bencana Tanah Longsor di Kota Kendari adalah seluas 58,12% dari luas
wilayah, dengan total indeks penduduk terpapar sebanyak 164.425 jiwa yang
meliputi wilayah Kecamatan Abeli, Kecamatan Baruga, Kecamatan Kadia,
Kecamatan Kambu, Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan
Mandonga, Kecamatan Poasia, Kecamatan Puuwatu, dan Kecamatan Wua-wua.

5. Kekeringan
Kekeringan merupakan suatu kondisi dalam kurun waktu yang panjang, bulan atau
tahun, dimana suatu daerah mengalami kekurangan air. Pada umumnya, hal ini
terjadi ketika daerah tersebut secara terus-menerus mengalami hujan di bawah rata-
rata. Hal ini bisa mengakibatkan dampak substansial terhadap ekosistem dan
pertanian dari daerah yang terkena bencana kekeringan.

Berikut tabel parameter bahaya kekeringan untuk menentukan wilayah rawan


ancaman kekeringan.

Tabel 3.13. Parameter Penyusunan Peta Bahaya kekeringan


Skor
Parmeter Bobot
0,333 0,666 1
Peta SNI Kekeringan Rendah Sedang Tinggi 40%
Curah Hujan Tahunan > 3000 mm 2000-3000 mm <2000 mm 30%

III - 17
Tutupan Vegetasi > 80% 40-80% <40% 30%
Sumber: Dokumen KRB Kota Kendari

Berdasarkan Peta Bahaya Kekeringan Kota Kendari diketahui bahwa total wilayah
terancam bencana Kekeringan adalah seluas 99,56% dari luas wilayah, dengan total
indeks penduduk terpapar sebanyak 290.733 jiwa yang meliputi wilayah
Kecamatan Abeli, Kecamatan Baruga, Kecamatan Kadia, Kecamatan Kambu,
Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan Mandonga, Kecamatan
Poasia, Kecamatan Puuwatu, dan Kecamatan Wua-wua.

6. Gelombang Ekstrim dan Abrasi


Gelombang ekstrim dan abrasi adalah naiknya air laut yang disertai dengan ombak
yang besar akibat adanya tarikan grafitasi bulan. Bila gelombang pasang disertai
dengan angin kencang, maka gelombang laut pasang akan menghantam pantai dan
benda-benda lainnya yang ada di tepi pantai yang dapat menimbulkan abrasi.
Abrasi adalah terkikisnya tanah atau pantai atau endapan bukit pasir oleh gerakan
gelombang, air pasang, arus ombak, atau pengaliran air.

Berikut tabel parameter bahaya gelombang ekstrim dan abrasi untuk menentukan
wilayah rawan ancaman gelombang ekstrim dan abrasi.

Tabel 3.14. Parameter Penyusunan Peta Bahaya Gelombang Ekstrim dan Abrasi
Skor
Parmeter Bobot
0,333 0,666 1
Tinngi Gelombang < 1m 1-2.5m 2.5m 30%
Arus < 0.2 0.2-0.4 > 0.4 30%
Tutupan Vegetasi > 80% 40-80% < 40% 15%
Bentuk Garis Pantai Berteluk Lurus-Berteluk Lurus 15%
Sumber: Dokumen KRB Kota Kendari

Berdasarkan peta bahaya gelombang ekstrim dan abrasi Kota Kendari dapat
diketahui bahwa total wilayah terancam bencana gelombang ekstrim dan abrasi di
Kota Kendari adalah seluas 6,84% dari luas wilayah, dengan total indeks penduduk
terpapar sebanyak 43.981 jiwa yang meliputi wilayah Kecamatan Abeli,
Kecamatan Kambu, Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan
Mandonga, dan Kecamatan Poasia.

7. Kebakaran Hutan dan Lahan

III - 18
Kebakaran hutan dan lahan gambut adalah kebakaran permukaan dimana api
membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan (misalnya: serasah, pepohonan,
semak, dan lain-lain), Api kemudian menyebar tidak menentu secara perlahan di
bawah permukaan (ground fire), membakar bahan organik melalui pori-pori gambut
dan melalui akar semak belukar/pohon yang bagian atasnya terbakar.

Berikut tabel parameter bahaya kebakaran hutan dan lahan untuk menentukan
wilayah rawan ancaman kebakaran hutan dan lahan.

Tabel 3.15. Parameter Penyusunan Peta Bahaya Kebakaran Hutan Dan Lahan
Skor
Parameter Bobot
0,333 0,666 1

Padang rumput kering


Jenis Hutan Hutan Lahan Perkebunan dan belukar, lahan 40%
pertanian

Curah Hujan Tahunan Penghujan Penghujan-kemarau kemarau 30%

Non
Jenis Tanah organik/non Semi organik Organik/gambut 30%
gambut

Sumber: Dokumen KRB Kota Kendari

Berdasarkan peta bahaya kebakaran hutan dan lahan Kota Kendari dapat diketahui
bahwa total wilayah terancam bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Kota
Kendari adalah seluas 99,47% dari luas wilayah, dengan total indeks penduduk
terpapar sebanyak 289.816 jiwa yang meliputi wilayah Kecamatan Abeli,
Kecamatan Baruga, Kecamatan Kadia, Kecamatan Kambu, Kecamatan Kendari,
Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan Mandonga, Kecamatan Poasia, Kecamatan
Puuwatu, dan Kecamatan Wua-wua.

8. Tsunami
Tsunami merupakan rangkaian gelombang laut yang menjalar dengan kecepatan
tinggi. Sebagian besar tsunami disebabkan oleh gempa bumi di dasar laut dengan
kedalaman kurang dari 60 km dan magnitude lebih dari 6 SR. Tsunami juga dapat
diakibatkan oleh longsor dasar laut, letusan gunung berapi dasar laut, atau jatuhnya
meteor ke laut.

Berikut tabel parameter bahaya tsunami untuk menentukan wilayah rawan ancaman
tsunami.

Tabel 3.16. Parameter Penyusunan Peta Bahaya Tsunami


Parmeter Skor Bobot

III - 19
0,333 0,666 1
Tabel Max Inundasi
Kecamatan (m) <1 1–3 >3 100%

Sumber: Dokumen KRB Kota Kendari

Dalam Kajian Spasial Ancaman Bencana Kota Kendari, Potensi ancaman tsunami
di Kota Kendari adalah kawasan pantai yang berhadapan langsung dengan Laut
Banda. Adapun kawasan yang memiliki ancaman yaitu Kecamatan Kendari pada
Kelurahan Kasilampe dengan luas 76,63 ha, Kelurahan Mata 3,85 ha, Kelurahan
Purirano 22,31 ha dan Kecamatan Nambo pada Kelurahan Bungkutoko 46,51,
Kelurahan Nambo 61,02, Kelurahan Sambuli 39,90 dan Kelurahan Tondonggeu
39,73 ha. Berikut tabel rinci identifikasi tingkat ancaman tsunami.

Tabel 3.17. Identifikasi Tingkat Ancaman Tsunami


Potensi Ancaman (Ha)
No Kecamatan Kelurahan Tidak
Rendah Sedang Tinggi
Rawan
1 Kendari Kasilampe 76.63
2 Kendari Mata 3.85
3 Kendari Purirano 22.31
4 Nambo Bungkutoko 46.51
5 Nambo Nambo 61.02
6 Nambo Sambuli 39.90
7 Nambo Tondonggeu 39.73
Sumber: Dokumen Kajian Spasial Ancaman Bencana Kota Kendari

Berdasarkan peta bahaya tsunami Kota Kendari dapat diketahui bahwa total
wilayah terancam bencana tsunami di Kota Kendari adalah seluas 3% dari luas
wilayah, dengan total indeks penduduk terpapar sebanyak 24.240 jiwa yang
meliputi wilayah Kecamatan Abeli, Kecamatan Baruga, Kecamatan Kadia,
Kecamatan Kambu, Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan
Mandonga, Kecamatan Poasia, Kecamatan Puuwatu, dan Kecamatan Wua-wua.

D. JARINGAN WILAYAH
1. Transportasi
2. Energi
3. Telekomunikasi
4. Fasilitas Perekonomian

E. KEPENDUDUKAN
1. Pertumbuhan dan Proyeksi Penduduk

III - 20
Jumlah penduduk Kota Kendari pada tahun 2021 yaitu 381.628 jiwa. Wilayah
dengan penduduk tertinggi yaitu Kecamatan Kendari Barat, sedangkat untuk jumlah
penduduk terendah berada pada Kecamatan Nambo. Berikut tabel hasil proyeksi
penduduk Kota Kendari.

Tabel 3.18. Pertumbuhan dan Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Kendari


No Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan (%)

0 2022 389,891 -
1 2023 400.619 2,75
2 2024 411.348 2,68
3 2025 422.076 2,61
4 2026 432.805 2,54
5 2027 443.533 2,48
6 2028 454.262 2,42
7 2029 464.990 2,36
8 2030 475.719 2,31
9 2031 486.447 2,26
10 2032 497.176 2,21
11 2033 507.904 2,16
12 2034 518.633 2,11
13 2035 529.361 2,07
14 2036 540.090 2,03
15 2037 550.818 1,99
16 2038 561.547 1,95
17 2039 572.275 1,91
18 2040 583.004 1,87
19 2041 593.732 1,84
20 2042 604.461 1,81

Sumber: BPS Kota Kendari dan Hasil Proyeksi

2. Distribusi dan Kepadatan


Distribusi penduduk Kota Kendari yang paling banyak berada di Kecamatan
Kendari Barat dengan total 56.499 (14,80%) jiwa dengan kepadatan 2.675
jiwa/km2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.19. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kota Kendari

III - 21
Luas Wilayah Penduduk Kepadatan Persentase
No Kecamatan
(Km2) (Jiwa) (Jiwa/km2) (%)
1 Mandonga 21,47 47.596 2.189 12,47
2 Baruga 49,41 25.490 516 6,68
3 Puuwatu 43,51 36.520 839 9,57
4 Kadia 6,48 51.650 7.971 13,53
5 Wua-Wua 10,79 32.122 2.977 8,42
6 Poasia 42,91 32.872 766 8,61
7 Abeli 13,9 18.041 1.298 4,73
8 Kambu 22,1 35.713 1.616 9,36
9 Nambo 25,32 11.489 454 3,01
10 Kendari 14,48 33.636 2.323 8,81
11 Kendari Barat 21,12 56.499 2.675 14,80
Jumlah 271,76 381.628 1.404 100
Sumber : BPS Kota Kendari Tahun 2022

3. Struktur Kependudukan
Struktur penduduk adalah komposisi komposisi karakteristik penduduk yang dapat
dilihat dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, mata pencaharian serta agama.
Untuk Kota Kendari, struktur penduduk dapat dilihat, sebagai berikut:
a. Struktur penduduk menurut jenis kelamin
Struktur penduduk menurut jenis kelamin adalah pengelompokan penduduk
berdasarkan jenis kelaminnya.
b. Struktur Penduduk menurut Kelompok Umur
Struktur penduduk menurut umur dalam arti demografi adalah komposisi
penduduk menurut kelompok umur tertentu. Komposisi menurut umur dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
 Usia Belum Produktif (Kelompok Umur < 14 Tahun),
 Usia Produktif (Kelompok Umur Antara 15 - 59 Tahun),
 Usia Tidak Produktif ( Kelompok Umur > 60 Tahun)
c. Struktur Penduduk Menurut Agama

F. SOSIAL BUDAYA
Kondisi sosial budaya yang ada di Kota Kendari yaitu beraneka ragam suku dan
budaya, yaitu Suku Tolaki, Suku Muna, Suku Buton, Suku Maronene, serta Suku
Wawonii. Suku yang paling mendominasi adalah Suku Tolaki yang mana suku ini
merupakan suku dari penduduk asli Kota Kendari. Berikut tabel rinci persentase suku
di kendari.

Tabel 3.20. Suku di Kota Kendari


No Nama Suku Persentase (%)
1 Tolaki 36
2 Muna 19
3 Buton 26
4 Maronene 10

III - 22
5 Wawonii 9
Jumlah 100
Sumber: Repository Unika

G. PEREKONOMIAN
Dalam melihat perekonomian Kota Kendari, maka dipakai pendekatan produksi, yaitu melalui
kajian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Karakter struktur perekonomian
Kota Kendari menurut sektor atau lapangan usaha dalam kurun waktu 2017 sampai 2021.
Besaran PDRB tersebut dihitung atas dasar harga berlaku pada tahun yang bersangkutan.
Besaran PDRB Kota Kendari menurut harga berlaku tersebut pada tahun 2017 adalah
Rp18.664.797,00 hingga pada tahun 2022 adalah Rp23.670.769,29.

Sumbangan atau peranan dari masing-masing sektor atau lapangan usaha dalam PDRB tersebut
yang menggambarkan distribusi persentase lapangan usaha sejak tahun 2017 sampai tahun
2021. Adapun sektor atau lapangan usaha yang menunjukan perkembangan yang signifikan
terdapat pada sektor/lapangan usaha konstruksi sebesar Rp4.838.673,31; perdagangan besar
dan eceran sebesar Rp3.851.043,41 pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar
Rp2.836.134,73 dan industri pengolahan sebesar Rp2.331.169,76.

Berikut tabel PDRB Kota Kendari dari tahun 2017-2021

Tabel 3.21. Produk Domestik Regional Bruto Kota Kendari Seri 2010 Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2017-2021 (Juta Rupiah)

Tahun
No Lapangan Usaha
2017 2018 2019 2020 2021
Pertanian, Kehutanan, 2.708.485,7
1 2.154.375,04 2.462.168,48 2.743.461,36 2.836.134,73
dan Perikanan 5
Pertambangan dan
2 433.176,55 471.518,51 505.367,68 488.767,11 503.531,50
Penggalian
2.180.761,8
3 Industri Pengolahan 2.027.678,06 2.081.732,12 2.230.856,21 2.331.169,76
2
Pengadaan Listrik dan
4 22.796,18 23.467,60 25.558,79 25.747,53 28.432,35
Gas
Pengadaan Air,
5 Pengelolaan Sampah, 50.863,45 53.096,43 55.145,17 53.771,86 55.922,74
Limbah dan Daur Ulang
4.260.517,9
6 Konstruksi 3.498.191,00 3.902.884,18 4.356.958,34 4.838.673,31
3
Perdagangan Besar dan
3.532.452,0
7 Eceran; Reparasi Mobil 3.101.400,68 3.344.031,52 3.662.864,05 3.851.043,41
4
dan Sepeda Motor
Transportasi dan 1.767.076,9
8 1.476.511,10 1.639.460,87 1.824.495,49 1.798.096,11
Pergudangan 0
Penyediaan Akomodasi
9 242.255,31 258.562,19 271.634,59 257.318,23 271.924,91
Makan dan Minum
Informasi dan 1.466.747,8
10 1.170.592,12 1.284.198,96 1.365.394,22 1.424.752,72
Komunikasi 5
Jasa Keuangan dan 1.429.324,0
11 1.268.184,00 1.303.286,72 1.386.871,50 1.616.204,28
Asuransi 9
12 Real Estate 339.304,45 347.196,62 363.440,41 363.629,35 366.902,01

III - 23
13 Jasa Perusahaan 151.106,73 164.080,98 175.440,94 173.935,11 181.574,46
Administrasi
Pemerintahan, 1.056.453,5
14 859.500,43 937.347,86 1.004.950,53 1.114.179,33
Pertahanan dan Jaminan 2
Sosial Wajib
1.715.048,8
15 Jasa Pendidikan 1.371.719,37 1491477,94 1634343,46 1.834.403,24
4
Jasa Kesehatan dan
16 188.850,50 204.551,95 221.895,52 246.280,54 267.057,37
Kegiatan Sosial
17 Jasa lainnya 308.292,04 316.663,50 324.828,40 319.379,48 350.767,07
PRODUK DOMESTIK 22.045.697,
18.664.797,00 20.285.726,42 22.153.506,64 23.670.769,29
REGIONAL BRUTO 95
Sumber : BPS Kota Kendari Tahun 2022

H. PENENTUAN CAKUPAN DELINEASI WILAYAH PERENCANAAN (WP)


1. Penentuan Identifikasi Kawasan Perencanaan
2. Delineasi Wilayah Perencanaan Kawasan Strategis Kota Kendari

I. GAMBARAN UMUM KONDISI FISIK LINGKUNGAN KAWASAN


STRATEGIS KOTA KENDARI
1. Topografi dan Kemiringan Lereng
Wilayah Perencanaan Kawasan Strategis Kota Kendari secara topografis mempunyai
wilayah yang bervariasi terdiri atas daerah laut, dataran rendah, dan daerah pegunungan
dengan ketinggian antara …….. meter diatas permukaan laut (mdpl) dengan bentuk
permukaan sebagian besar daerah kemiringan, berbukit hingga bergunung-gunung dan
sebagian lainnya merupakan daerah datar hingga landai.

Adapun dalam spasial kemiringan lereng di wilayah Kawasan Strategis Kota Kendari yakni
dikategorikan ke dalam kelerengan 0–2%, 2-5%, dan 5-15% merupakan kategori
kemiringan lereng yang paling dominan di wilayah Kawasan Strategis Kota Kendari.
Untuk lebih jelasnya mengenai kemiringan lereng Kawasan Strategis Kota Kendari dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.22. Topografi dan Kelerengan Kota Kendari


No Kemiringan Lereng Keterangan Luas (Ha)
1
2
3
4
5
Total
Sumber : BPS Kota Kendari Tahun 2022
Berdasarkan pada tabel diatas diketahui bahwa wilayah dengan kemiringan 0-2% memiliki
luas ……….Ha, sedangkan luas wilayah yang kemiringan lereng 2-5% yakni………Ha
dan 5 – 15 % dengan luas …….Ha. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi kemiringan
lereng Kawasan Strategis Kota Kendari dapat dilihat pada gambar Peta Kemiringan
Lereng Kawasan Strategis Kota Kendari

III - 24
2. Jenis Tanah dan Geologi
a. Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat dalam wilayah Kawasan Strategis Kota Kendari dibagi dalam…..
jenis tanah yaitu tanah……,……..

Beradasarkan data yang diperoleh, sebaran jenis tana yang paling dominan dalam wilayah
perencanaan adalah jenis tanah…… dengan luas…. berada di Kelurahan….. dan untuk
jenis tanah dengan luasan terkecil yaitu jenis tanah…. Dengan luas…… berada di
Kelurahan…… Untuk lebih jelasnya mengenai sebaran jenis tanah Kawasan Strategis Kota
Kendari dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.23. Sebaran Jenis Tanah Kawasan Strategis Kota Kendari


No Jenis Tanah Luas (Ha) Persentase (%)
1 Alluvial
2 Glisol
3 Reboso Sitosol
4 Gleisolasic
5 Podsoloik
6 Mediteran Haplik
7 Gleisol Distrik
8 Gleik
9 Alluvial Tidnik
10 Kembisol Distrik
11 Rensina
12 Podsolik Plintik
13 Gleisol Evtrik
14 Kembisol Distrik
Jumlah
Sumber : Revisi RTRW Kota Kendari 2017- 2037

b. Geologi
Struktur penyusun geologi di wilayah Kawasan Strategis Kota Kendari memiliki formasi
batuan yang beragam. Ditinjau dari aspek morfologi, secara umum kondisi geologi di
wilayah ini dibedakan atas……. kategori yakni…………

Untuk sebaran formasi geologi jenis formasi batuan yang memiliki luas lahan paling
dominan yaitu…….. dengan luas lahan…., dan formasi geologi dengan luasan terkecil
yaitu…. Jenis batuan….. Untuk lebih jelasnya mengenai sebaran jenis tanah dan formasi
geologi Kawasan Strategis Kota Kendari dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.24. Sebaran Formasi Geologi Kawasan Strategis Kota Kendari


No Formasi Geologi Luas (Ha) Persentase (%)
1 Organosol Hernik (OH), Typic Suifaquents
2 Kambisol Distrik ( KD ), Typic Etropets
Kambisol Gleik ( KG ), Fluventic
3 Euttropets
4 Gleysol Vertid ( GV ), Typic Trepaquepts

III - 25
No Formasi Geologi Luas (Ha) Persentase (%)
5 Gleysol Distrik ( GD ), Typic Tropequepts
6 Gleysol Eutrik ( GE ), Typic Trepaquepts
7 Kambisol Distrik ( KD ), Typic Etropets
8 Meditran Haplik ( MH ), Ortic Luvisopets
9 Organosol Hernik (OH), Typic Suifaquents
10 Kambisol Distrik ( KD ), Typic Etropets
Kambisol Gleik ( KG ), Fluventic
11 Euttropets
Jumlah
Sumber : Revisi RTRW Kota Kendari 2017- 2037

3. Klimatologi dan Curah Hujan


Keadaan musim di kawasan strategis Kota Kendari Kota Kendari sebagaimana daerah-
daerah lain di Indonesia, hanya mengenal dua musim yakni musim kemarau dan musim
hujan. Keadaan musim sangat dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup di atas wilayahnya

Berdasarkan standar kategori curah hujan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG), diketahui bahwa normal curah hujan dibagi menjadi 3 kategori yaitu
rendah (0-100 mm)/bulan, menengah (100-300 mm)/bulan, dan tinggi (300-500
mm)/bulan. Kondisi curah hujan di Indonesia dipengaruhi dua musim yaitu musim hujan
dan musim kemarau.

Pada Kawasan Strategis Kota Kendari suhu udara, curah hujan, dan kecepatan aangin
secara umum sama dengan keadaan Kota kendari secara menyeluruh.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan meteorologi, klimatologi dan geofisika
Kota Kendari tahun 2022 terjadi 245 Hari hujan dengan curah hujan 2.275,6 mm 3,
kecepatan angin rata-rata 0,8 m/detik, serta temperatur udara maksimum 32,7 C0
dan minimum 23,1 C0.

a. Suhu Udara
Perbedaan ketinggian dari permukaan laut, daerah pegunungan dan daerah pesisir
mengakibatkan keadaan suhu yang sedikit beda untuk masing-masing tempat dalam
suatu wilayah. Secara keseluruhan, wilayah Kota Kendari merupakan daerah bersuhu
tropis. Menurut data yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Maritim Kendari Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, selama tahun 2022 suhu udara maksimum 34,6
0
C terjadi pada bulan desember dan suhu udara minimum 22,0 0C. Tekanan udara rata-
rata maksimum 1.011,3 millibar dengan kelembaban udara rata-rata 89,7 persen. Rata-
rata kecepatan angin tahun 2022 mencapai 1,0 knot.

b. Curah hujan
Curah hujan di Kawasan strategis Kota Kendari sepanjang tahun 2022 mencapai 2.275,6
mm3. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan agustus dengan curah hujan mencapai
387,9 mm3, sedangkan bulan paling rendah curah hujan adalah bulan oktober dengan
curah hujan 59,8 mm3. Untuk jumlah hari hujan sebanyak 245 hari dengan hari hujan
terbanyak yaitu 29 hari pada bulan januari, dan hari hujan terendah yaitu 9 hari pada
bulan oktober.

III - 26
c. Kecepatan Angin
Kecepatan angin di Kawasan Strategis Kota Kendari selama tahun 2022 dengan
kecepatan angin maksimal terjadi pada bulan februari di angka kisaran 5,1 knot.

Tabel 3.25. Suhu Udara, Curah Hujan, Dan Kecapatan Angin Kawasan Strategis Kendari
Tahun 2022
Jumlah Kelembaban Kecepatan
Rata-rata suhu Curah
No Bulan Hari Hujan Udara rata- Angin
udara (0C) Hujan
rata (%) (m/det)
1 Januari 27,7 131,5 29 84,5 4,1
2 Februari 27,8 105,5 19 83,9 5,1
3 Maret 27,3 175,7 24 85,9 3,6
4 April 27,7 109,0 14 84,7 3,6
5 Mei 26,9 222,9 19 87,7 3,1
6 Juni 26,3 347,0 19 88,6 3,1
7 Juli 25,8 314,2 23 89,7 3,1
8 Agustus 25,8 387,9 26 89,6 3,1
9 September 26,2 198,6 23 88,2 3,6
10 Oktober 28,1 59,8 9 84,9 3,6
11 November 27,9 92,8 19 85,5 3,1
12 Desember 28,1 130,7 21 85,6 4,1
Sumber : BPS Kota Kendari Tahun 2022

Gambar 3.7. Peta Jenis Tanah Kawasan Strategis Kota Kendari

III - 27
Gambar 3.8. Peta Sebaran Geologi Kawasan Strategis Kota Kendari

III - 28
4. Hidrologi dan Hidrogeologi
Kondisi hidrologi di Kawasan Strategis Kota Kendari dibedakan atas air permukaan dan air
tanah dalam. Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi yang di
pengaruhi oleh kondisi klimatologi atau curah hujan, kecepatan evavorasi, kedalaman
muka air dan tutupan lahan sedangkan air tanah dalam atau air di bawah permukaan yaitu
air yang terdapat di dalam celah-celah batuan dan tanah yang digunakan oleh mayoritas
penduduk Kawasan Strategis Kota Kendari untuk membuat sumur bor dan sumur gali
berupa mata air dengan jumlah debit yang bervariasi.

III - 29
Kawasan Strategis Kota Kendari diidentifikasi memiliki potensi air tanah dangkal dan air
tanah dalam. Potensi air tanah dangkal meliputi:
- Daerah rawan pasang surut
- Kedalaman air tanah kurang dari 3 m dengan debit kurang dari 5 liter
- Kedalaman air tanah antara 3m sampai 10m dengan debit antara 3 liter/detik

Adapun kondisi air tanah dangkal terdiri dari:


- Air tanah dangkal dengan kedalaman air tanah 3 – 10 meter dan potensi aquifer
sedang (3 – 5 ltr/detik
- Air tanah dangkal dengan kedalaman air tanah kurang dari 3 (tiga) meter dan potensi
aquifer sedang ( > 5 ltr/detik), tersebar di 3 (tiga)

Potensi air tanah dalam diklasifikasikan sebagai berikut :


- Potensi aquifer sangat rendah dengan debit (q) kurang dari 1 liter/detik
- Potensi aquifer rendah setempat dengan debit (q) 1 liter/detik
- Potensi aquifer rendah sampai sedang dengan debit (q) antara 1 sampai 3
- liter/detik
- Potensi aquifer sedang sampai tinggi dengan parameter debit air (q) antara 3 sampai
5 liter/detik

Untuk kondisi air tanah dalam di wilayah Kota Kendari terdiri dari :
- Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah setempat-tempatnya (< 1 ltr/detik),
tersebar di semua kecamatan
- Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah (1– 3 ltr/detik), tersebar di semua
kecamatan.

Secara garis besar, kondisi hidrologi di Kawasan Strategis Kota Kendari dipengaruhi oleh
keberadaan sungai ….

Tabel 3.26. Sebaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Kawasan Strategis Kota Kendari
Panjang Daerah Aliran Sungai (KM) Luas
No Kecamatan
DAS…. DAS…. DAS….…. DAS….. DAS….
Baruga
1 Kelurahan
2 Kelurahan
3 Kelurahan
Poasia
1 Kelurahan Anduonohu
2 Kelurahan Rahandouna
3 Kelurahan Anggoeya
4 Kelurahan Matabubu
5 Kelurahan Wundumbatu
Abeli
1 Kelurahan Benua Nirae
2 Kelurahan Pudai
3 Kelurahan Lapulu
4 Kelurahan Abeli
5 Kelurahan Anggalomelai
6 Kelurahan Poasia

III - 30
Panjang Daerah Aliran Sungai (KM) Luas
No Kecamatan
DAS…. DAS…. DAS….…. DAS….. DAS….
7 Kelurahan Talia
Kambu
1 Kelurahan Mokoau
2 Kelurahan Kambu
3 Kelurahan Padaleu
4 Kelurahan Lalolara
Nambo
1 Kelurahan Tobimeita
2 Kelurahan Petoaha
3 Kelurahan Nambo
4 Kelurahan Sambuli
5 Kelurahan Tondonggeu
6 Kelurahan Bungkutoko
Jumlah
Sumber : Revisi RTRW Kota Kendari 2017- 2037

Gambar 3.9. Peta Hidrologi Kawasan Strategis Kota Kendari

III - 31
5. Status Kawasan Hutan
Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 tentang Kawasan hutan adalah
wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau telah ditetapkan oleh pemerintah untuk
dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Hutan dapat dibagi menjadi beberapa
jenis berdasarkan fungsinya, yaitu hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi.
Pada kawasan Strategis Kota Kendari Status Kawasan hutan terbagi dalam… yaitu
hutan………

a. Hutan Produksi
Hutan produksi adalah kawasan hutan yang berfungsi untuk kegiatan eksploitasi dalam
rangka pemanfaatan hasil hutan. Pemanfaatan hasil hutan kayu maupun non kayu
tersebut diatur dalam berbagai bentuk perizinan pengelolaan hutan

III - 32
b. Hutan Lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki fungsi pokok sebagai perlindungan
sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan
erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah.

c. Hutan Konservasi
Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu dan memiliki fungsi
pokok pengawetan keanekaragaman flora dan fauna beserta ekosistemnya……….

Tabel 3.27. Sebaran Status Hutan Pada Kawasan Strategis Kota Kendari
Hutan Lindung Hutan Hutan Luas
No Kecamatan
(Ha) Konservasi (Ha) Produksi (Ha) (Ha)
Baruga
1 Kelurahan
2 Kelurahan
3 Kelurahan
4 Kelurahan
Poasia
1 Kelurahan Anduonohu
2 Kelurahan Rahandouna
3 Kelurahan Anggoeya
4 Kelurahan Matabubu
5 Kelurahan Wundumbatu
Abeli
1 Kelurahan Benua Nirae
2 Kelurahan Pudai
3 Kelurahan Lapulu
4 Kelurahan Abeli
5 Kelurahan Anggalomelai
6 Kelurahan Poasia
7 Kelurahan Talia
Kambu

III - 33
1 Kelurahan Mokoau
2 Kelurahan Kambu
3 Kelurahan Padaleu
4 Kelurahan Lalolara
Nambo
1 Kelurahan Tobimeita
2 Kelurahan Petoaha
3 Kelurahan Nambo
4 Kelurahan Sambuli
5 Kelurahan Tondonggeu
6 Kelurahan Bungkutoko
Jumlah
Sumber :

Gambar 3.10. Peta Satus Hutan Kawasan Strategis Kota Kendari

III - 34
6. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kawasan Strategis Kota Kendari umumnya didominasi oleh lahan
……dengan luas ……..ha atau……% dan ………seluas ……..ha atau …….%. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.28. Penggunaan Lahan Kawasan Strategis Kota Kendari


No Jenis Penggunaan Lahan Luas Lahan Persentase (%)
1 Bangunan Industri
2 Bangunan Kesehatan
3 Bangunan Pendidikan
Bangunan Perdagangan dan
4 Jasa
5 Bangunan Peribadatan
6 Bangunan Perkantoran
7 Bangunan Permukiman
Bangunan Pertahanan dan
8 Keamanan
9 Bangunan Sosial
10 Bangunan Transportasi
11 Bangunan Utilitas
12 Jalan
13 Jalur Hijau
14 Kolam
15 Lapangan Olahraga
16 Makam

III - 35
17 Pekarangan
18 Perkebunan
19 Pertambangan
20 Sawah
21 Semak Belukar
22 Sungai
23 Taman
24 Tambak
25 Tanah Kosong
26 Tanaman Campuran

Gambar 3.11. Peta Penggunaan Lahan Strategis Kota Kendari

III - 36
7. Kepemilikan Tanah
Penatagunaan tanah di kawasan Strategis Kota Kendari di bagi atas 6 (enam) penatagunaan
tanah yaitu Hak Guna Bangunan, Hak Milik, Hak Pakai, Hak Pengelolaan, dan Hak Guna
Usaha, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.29. Pemilikan Lahan Kawasan Strategis Kota Kendari


Luasan Tiap Klasifikasi Pemilikan lahan Luas
Hak
No Kecamatan Hak Guna Hak Hak Hak
Guna
Bangunan Milik Pakai Pengelolaan
Usaha
Baruga
1 Kelurahan
2 Kelurahan
3 Kelurahan
Poasia
1 Kelurahan Anduonohu
2 Kelurahan Rahandouna
3 Kelurahan Anggoeya
4 Kelurahan Matabubu
5 Kelurahan Wundumbatu
Abeli
1 Kelurahan Benua Nirae
2 Kelurahan Pudai
3 Kelurahan Lapulu
4 Kelurahan Abeli
5 Kelurahan Anggalomelai
6 Kelurahan Poasia
7 Kelurahan Talia
Kambu

III - 37
1 Kelurahan Mokoau
2 Kelurahan Kambu
3 Kelurahan Padaleu
4 Kelurahan Lalolara
Nambo
1 Kelurahan Tobimeita
2 Kelurahan Petoaha
3 Kelurahan Nambo
4 Kelurahan Sambuli
5 Kelurahan Tondonggeu
6 Kelurahan Bungkutoko
Jumlah
Sumber :

Gambar 3.12. Peta Satus Tanah Kawasan Strategis Kota Kendari

III - 38
8. Intensitas Pemanfaatan Ruang
Intensitas pemanfaatan ruang adalah ketentuan teknis tentang kepadatan zona terbangun
yang dipersyaratkan pada zona tersebut dan diukur melalui Koefisien Dasar Bangunan
(KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), dan Koefisien Daerah Hijau (KDH) baik di
atas maupun di bawah permukaan tanah.

Tabel 3.30. Intensitas Pemanfaatan Ruang Kawasan Strategis Kota Kendari


Intensitas Pemanfaatan Ruang
No Jenis Bangunan
KDB KLB KDH
Permukiman
1 Bsesar
2 Sedang
3 Kecil
4
Perkantoran
1 Toko/ Warung
2 Pertokoan
3 Pasar
Peribadatan
1 Musollah/ Langgar
2 Masjid
3 Gereja
4 Wihara
5 Pura
Perdagangan dan jasa
1 Toko/ Warung
2 Pertokoan
3 Pasar
Pendidikan
1 Taman Kanak-Kanak
2 Sekolah Dasar

III - 39
3 SLTP
4 SMU
5 Perguruan Tinggi
Kesehatan
1 Posyandu
2 Balai Pengobatan
3 BKIA/ Klinik Bersalin
4 Puskesmas Pembantu dan Balai Pengobatan
5 Puskesams dan Balai Pengobatan
6 Tempat Praktek Dokter
7 Apotik/ Rumah Obat
Jumlah
Sumber : Hasil Survey dan analisa

Gambar 3.13. Peta Intensitas Pemanafaatan Ruang

III - 40
9. Pertanian
Lahan pertanian Kawasan Strategis Kota Kendari dilihat dari jenis pertanian.

Tabel 3.31. Luasan lahan Pertanian di Kawasan Strategis Kota Kendari


Lahan Pertanian Bukan Sawah
Lahan Sawah (Ha)
(Ha)
No Kecamatan
Sawah Sawah Non
Tegal/Kebun Ladang/Huma
Irigasi Irigasi
Baruga
1 Kelurahan
2 Kelurahan
3 Kelurahan
Poasia
1 Kelurahan Anduonohu
2 Kelurahan Rahandouna
3 Kelurahan Anggoeya
4 Kelurahan Matabubu
5 Kelurahan Wundumbatu
Abeli
1 Kelurahan Benua Nirae
2 Kelurahan Pudai
3 Kelurahan Lapulu
4 Kelurahan Abeli
5 Kelurahan Anggalomelai
6 Kelurahan Poasia
7 Kelurahan Talia
Kambu
1 Kelurahan Mokoau
2 Kelurahan Kambu
3 Kelurahan Padaleu
4 Kelurahan Lalolara
Nambo
1 Kelurahan Tobimeita
2 Kelurahan Petoaha
3 Kelurahan Nambo
4 Kelurahan Sambuli

III - 41
5 Kelurahan Tondonggeu
6 Kelurahan Bungkutoko
Jumlah
Sumber :

Gambar 3.14. Peta Lahan Pertanian Kawasan Strategis Kota Kendari

III - 42
10. Tambang
Jenias pertambangan yang ada pada kawasan Strategis Kota kendari yaitu
pertambangan jenis galian pasir yang dikelolah oleh waraga sebagai bahan baku
bangunan. Adput pertambangan yang ada berada pada Kecamatan…… dengan
luasan sekitar…….

Tabel 3.32. Luasan lahan pertambangan di Kawasan Strategis Kota Kendari


Jenis Persentase
No Kecamatan Luasan (Ha)
pertambangan (%)
1 Baruga
2 Poasia
3 Abeli
4 Kambu
5 Nambo
Jumlah
Sumber :

Gambar 3.15. Peta Sebaran Tambang Kawasan Strategis Kota Kendari

III - 43
11. Kebencanaan
a. Sejarah Bencana Wilayah Perencanaan

III - 44
Kawasan Stategis Kota kendari tidak lepas dari resiko kebencanaa baik itu bencana
banjir, gempa bumi, tanah longsor maupun kebakaran. Seperti halnya daerah-daerah
lain yang ada di Indonesia, dalam Wilayah Perencanaan juga termasuk salah satu
daerah yang rawan terhadap bencana alam maupun non alam. Hal ini disebabkan
karena alih fungsi lahan yang tidak melihat aturan-aturan yang ada. Berikut data
kejadian bencana di Kwasan Strategis Kota Kendari.

Tabel 3.33. Kejadian Bencana di Kawasan Strategis Kota Kendari


No Lokasi Bencana Waktu Bencana Kerugian Jenis Bencana
1 Baruga 12 April 2017 1 rumah Tanah Longsor
2 Baruga 17 November 2014 1 Rumah Kebakaran
3 Baruga 22 April 2016 3 Rumah Banjir
4 Baruga 17 Juli 2016 2 Rumah Banjir
5 Baruga 5 September 2016 5 Rumah Kebakaran
6 Poasia 18 Desember 2014 6 Rumah Banjir
7 Poasia 13 Februari 2016 5 Rumah Banjir
8 Poasia 17 Juli 2016 9 Rumah Banjir
9 Kambu 17 April 2014 2 Rumah Banjir
Sumber : Kajian Spasial Ancaman Bencana Kota Kendari Tahun 2018

Berdasarkan data kejadian bencana di Kawasan Strategis Kota Kendari,


bencana banjir merupakan bencana yang paling dominan terjadi yaitu sebanyak
6 kali kejadian dengan kerugian 27 Rumah dan lokasi paling sering terkena
dampak banjir yaitu Kecamatan Poasia. Kejadian tanah longsor juga pernah
terjadi di Wilayah perencanaan dengan kerugian 1 rumah di kecamtana Baruga.

b. Potensi Bencana Banjir


Berdasarkan Undang-undang No. 24 Tahun 2007, Bencana banjir didefinisikan
sebagai peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat. Bencana dapat disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Menurut Kodoatie & Sjarief, 2005, banyak faktor yang dapat menyebabkan suatu
daerah mengalami bencana banjir. Faktor penyebab tersebut terdiri dari:
- Curah hujan
Pada musim penghujan, curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan banjir di
sungai dan bilamana melebihi tebing sungai maka akan timbul banjir atau
genangan termasuk bobolnya tanggul. Data curah hujan menunjukkan maksimum
kenaikan debit puncak antara 2 sampai 3 kali.
- Tata guna lahan
Debit puncak meningkat karena di hulu DAS terjadi peningkatan koefisien
limpasan karena adanya deforestry sehingga air permukaan (run off) menjadi besar,
debit di sungai menjadi besar dan terjadi erosi lahan yang berakibat sedimentasi di
sungai dan kapasitas sungai menjadi menurun.
- Sampah

III - 45
Sungai atau drainase tersumbat dan jika air melimpah keluar karena daya tampung
saluran berkurang.
- Erosi dan Sedimentasi
Akibat perubahan tata guna lahan, terjadi erosi yang berakibat sedimentasi masuk
ke sungai sehingga daya tampung sungai berkurang. Penutup lahan vegetatif yang
rapat (misal semak- semak, rumput) merupakan penahan laju erosi paling tinggi
- Kawasan kumuh sepanjang sungai
Dapat merupakan penghambat aliran, maupun daya tampung sungai. Masalah
kawasan kumuh dikenal sebagai faktor penting terhadap masalah banjir daerah
perkotaan.
- Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat
Sistem pengendalian banjir memang dapat mengurangi kerusakan akibat banjir
kecil sampai sedang, tapi mungkin dapat menambah kerusakan selama banjir besar.
Misal: bangunan tanggul sungai yang tinggi. Limpasan pada tanggul waktu banjir
melebihi banjir rencana menyebabkan keruntuhan tanggul, kecepatan air sangat
besar yang melalui bobolnya tanggul sehingga menimbulkan banjir yang besar
- Pengaruh Fisiografi
Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi dan kemiringan Daerah
Aliran Sungai (DAS), kemiringan sungai, geometrik hidraulik (bentuk penampang
seperti lebar, kedalaman, potongan memanjang, material dasar sungai), lokasi
sungai dll.
- Kapasitas sungai
Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai dapat disebabkan oleh
pengendapan berasal dari erosi DAS dan erosi tanggul sungai yang berlebihan dan
sedimentasi di sungai atau adanya permukiman di sepanjang bantaran sungai.
- Kapasitas drainase yang tak memadai
Karena perubahan tata guna lahan maupun berkurangnya tanaman/vegetasi serta
tindakan manusia mengakibatkan pengurangan kapasitas drainage sesuai
perencanaan yang dibuat
- Penurunan tanah & rob
Air pasang memperlambat aliran sungai ke laut. Waktu banjir bersamaan dengan
air pasang tinggi maka tinggi genangan atau banjir menjadi besar karena terjadi
aliran balik (backwater). Penurunan tanah terjadi akibat antara lain: konsolidasi
tanah, pengurukan tanah, pembebanan bangunan berat dan pengambilan air tanah
berlebihan.
- Drainase lahan
Drainase perkotaan & pengembangan pertanian daerah bantaran banjir mengurangi
kemampuan bantaran dalam menampung debit air tinggi
- Bendung dan bangunan air
Bendung dan bangunan lain seperti pilar jembatan dapat meningkatkan elevasi
muka air banjir karena efek aliran balik (backwater)
- Kerusakan bangunan pengendali banjir
Pemeliharaan yang kurang memadai dari bangunan pengendali banjir sehingga
menimbulkan kerusakan dan akhirnya tidak berfungsi maksimal dalam
mengendalikan volume air.

III - 46
Penentuan rawan banjir dilakukan dengan menggunakan parameter- parameter yang
mempengaruhi bencana banjir. Parameter utama bencana banjir di Wilayah
Perencanaan yaitu faktor topografi, bentuk lahan, curah hujan, Kerapatan Vegetasi dan
penggunaan lahan. Dimana banjir yang terjadi pada daerah yang dengan topografi
landai hingga bergelombang akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan
yang lebih lambat dan daya infiltrasi tanah akan berkurang akibat penggunaan lahan.

Ancaman banjir di Wilayah Perencanaan terdiri dari empat kelas ancaman yaitu
daerah yang tidak rawan banjir, ancaman rendah, sedang, dan tinggi. Untuk Lebih
jelasnay mengenai potensi bencana banjir di wilayah perencanaan dapat diliahat pada
tebel berikut.

Tabel 3.34. Identifikasi Potensi Bencana Banjir Kawasan Strategis Kota Kendari
Potensi Ancaman (Ha)
No Kecamatan Tidak
Rendah Sedang Tinggi
Rawan
Baruga
1 Kelurahan
2 Kelurahan
3 Kelurahan
Poasia
1 Kelurahan Anduonohu 1026,84 37,00 199,32 147,83
2 Kelurahan Rahandouna 898,9 37,42 70,4 74,85
3 Kelurahan Anggoeya 1040,85 29,5 45,77 4,99
4 Kelurahan Matabubu 601,05 4,11 3,55
5 Kelurahan Wundumbatu
Abeli
1 Kelurahan Benua Nirae 735,08
2 Kelurahan Pudai 78,85 4,48 3,78
3 Kelurahan Lapulu 38,13 10,11 7,49
4 Kelurahan Abeli 227,65 4,7 3,77 1,66
5 Kelurahan Anggalomelai 171,58 4,34 4,91
6 Kelurahan Poasia 66,5 0,19
7 Kelurahan Talia 60,84 0,13
Kambu
1 Kelurahan Mokoau 900,64 169,53 3,00 3,42
2 Kelurahan Kambu 252,82 66,25 144,58 109,06
3 Kelurahan Padaleu 206,03 50,23 1,98
4 Kelurahan Lalolara 42,59 113,01 87,35 47,89
Nambo
1 Kelurahan Tobimeita 762,2 5,37 5,44
2 Kelurahan Petoaha 707,27 19,07 9,67
3 Kelurahan Nambo 250,9 8,77 2,38
4 Kelurahan Sambuli 346,69
5 Kelurahan Tondonggeu 244,58 2,48
6 Kelurahan Bungkutoko 158,6
Sumber : Kajian Spasial Ancaman Bencana Kota Kendari Tahun 2018

a. Potensi Bencana Tanah longsor


Longsor atau gerakan tanah adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa
batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran, bergerak ke bawah atau keluar
lereng. (Varnes, 1958 dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral

III - 47
No.1452/K/10/MEM/2000). Longsor merupakan salah satu bencana geologi yang
termasuk kedalam kategori kegagalan lereng (slope failure).

Longsor terjadi karena gaya gravitasi lebih besar daripada kekuatan massa batuan/tanah.
Lebih lanjut lagi, Karnawati (2005) menjelaskan bahwa penyebab longsor dapat
dibedakan menjadi penyebab yang merupakan faktor kontrol dan merupakan proses
pemicu gerakan (Gambar 1). Faktor kontrol merupakan faktor- faktor yang membuat
kondisi suatu lereng menjadi rentan atau siap bergerak meliputi kondisi morfologi,
stratigrafi (jenis batuan serta hubungannya dengan batuan yang lain di sekitarnya),
struktur geologi, geohidrologi dan penggunaan lahan. Faktor pemicu gerakan
merupakan proses- proses yang mengubah suatu lereng dari kondisi rentan atau siap
bergerak menjadi dalam kondisi kritis dan akhirnya bergerak. Umumnya proses tersebut
meliputi proses infiltrasi hujan, getaran gempa bumi ataupun kendaraan/ alat berat, serta
aktivitas manusia yang mengakibatkan perubahan beban ataupun penggunaan lahan
pada lereng

Faktor pengontrol dan pemicu terjadinya longsor dijelaskan sebagai berikut:


- Kondisi Geomorfologi (kemiringan lereng)
Sebagian besar wilayah di Indonesia merupakan wilayah perbukitan dan
pegunungan, sehingga banyak dijumpai lahan miring atau perbukitan. Lereng pada
lahan yang miring ini berpotensi untuk mengalami gerakan tanah. Semakin curam
kemiringan (sudut kemiringan) suatu lereng, akan semakin besar gaya penggerak
massa tanah/ batuan penyusun lereng.
- Kondisi Geologi
Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan wilayah yang kondisi geologinya
dinamis. Hal ini disebabkan oleh terjadinya gerakan Lempeng Australia dan
Lempeng Pasifik yang menumbuk di bawah Lempeng Benua Eurasia, sehingga
terjadi zona penujaman. Akibat dari penujaman lempeng tersebut maka terjadi
aktifitas gempa dan gunung api yang melampar sesuai jalur penujaman tadi. Getaran
gempa bumi pada lereng gunung api atau pegunungan dapat memicu longsoran,
karena getaran gempa dapat memperbesar gaya atau tegangan penggerak massa
tanah/ batuan pada lereng, yang sekaligus juga mengurangi besarnya gaya atau
tegangan penahan gerakan. Kehadiran gunung api tentunya mengakibatkan suatu
lahan menjadi miring. Semakin miring suatu lahan, maka gaya penggerak massa
tanah pada lereng akan semakin besar apabila tanah penyusun lereng merupakan
tanah lepas-lepas atau merupakan batuan yang rapuh.
- Kondisi Tanah/ Batuan Penyusun Lereng
Kondisi tanah/ batuan penyusun lereng sangat berperan dalam mengontrol terjadinya
gerakan tanah. Meskipun suatu lereng cukup curam, namun gerakan tanah belum
tentu terjadi apabila kondisi tanah/ batuan penyusun lereng tersebut cukup kompak
dan kuat. Tanah-tanah residual hasi pelapukan batuan yang belum mengalami
pergerakan (masih insitu) dan tanah kolovial, serta lapisan batu lempung jenis
smektite, lapisan napal dan serpih seringkali merupakan massa tanah/ batuan yang
rentan bergerak, terutama apabila kemiringan lapisan batuan searah kemiringan
lereng.
- Kondisi Hidrologi Lereng

III - 48
Kondisi hidrologi dalam lereng berperan dalam hal meningkatkan tekanan hidrostatis
air, sehingga kuat tanah/ batuan akan sangat berkurang dan gerakan tanah terjadi.
Lereng yang air tanahnya dangkal sangat sangat sensitif mengalami kenaikan
tekanan hidrostatis apabila air permukaan meresap ke dalam lereng. Selain itu,
retakan batuan atau kekar sering pula menjadi saluran air masuk ke dalam lereng.
Semakin banyak air yang masuk melewati retakan atau kekar tersebut, tekanan air
juga akan semakin meningkat.
- Kondisi Lahan
Tanaman mampu menahan air hujan agar tidak merembes untuk sementara, sehingga
bila dikombinasikan dengan saluran drainase dapat mencegah penjenuhan material
lereng dan erosi. Keberadaan vegetasi pada kondisi lereng yang terjal atau curam
juga mencegah longsor dan pelapukan lebih lanjut. Pola tanam yang tidak tepat
justru berpotensi meningkatkan bahaya longsor lahan. Jenis tanaman apa pun yang
ditanam saat rehabilitasi harus sesuai dengan kondisi geofisik dan sejalan dengan
tujuan akhir rehabilitasi lahan.
- Getaran
Getaran gempa bumi pada lereng gunung api atau pegunungan dapat memicu
longsoran, karena getaran gempa dapat memperbesar gaya atau tegangan penggerak
massa tanah/ batuan pada lereng, yang sekaligus juga mengurangi besarnya gaya
atau tegangan penahan Gerakan
- Infiltrasi
Infiltrasi adalah proses masuknya air kedalam tanah. Berkaitan dengan kelerengan,
semakin banyak air yang masuk akan menambah gaya gravitasi pada lereng dan
menambah bidang gelincir lereng.
- Aktivitas Manusia
Aktivitas manusia seperti penggundulan hutan/tanaman, perubahan tutupan lahan,
dan pemotongan lereng merupakan beberapa aspek yang bisa meningkatkan bahaya
longsor.

Penentuan tanah longsor dilakukan dengan menggunakan parameter- arameter yang


mempengaruhi bencana tanah longsor. Parameter utama bencana tanah longsor di Kota
Kendari yaitu faktor topografi, bentuk lahan, curah hujan, Kerapatan Vegetasi dan
penggunaan lahan.

Kejadian tanah longsor dengan ancaman tinggi umumnya terjadi pada daerah
perbukitan hingga pegunungan (tingkat kelerengan >30%). Selain itu, faktor batuan dan
jenis tanah dengan karakteristik lapukan yang tebal dan bertekstur kasar. Sehingga
pemotongan lereng untuk pemanfaatan lahan terbangun pada seperti di atas akan
menyebabkan ketidakstabilan lereng, dan dapat memicu terjadinya longsor pada musim
hujan.

Tabel 3.35. Identifikasi Potensi Bencana Tanah Longsor Kawasan Strategis Kota Kendari
Potensi Ancaman (Ha)
No. Kecamatan Tidak
Rendah Sedang Tinggi
Rawan
Baruga
1 Kelurahan
2 Kelurahan

III - 49
Potensi Ancaman (Ha)
No. Kecamatan Tidak
Rendah Sedang Tinggi
Rawan
3 Kelurahan
Poasia
1 Kelurahan Anduonohu 594,13 212,00 449,10 155,76
2 Kelurahan Rahandouna 421,88 143,96 304,67 211,07
3 Kelurahan Anggoeya 353,41 98,07 339,70 329,92
4 Kelurahan Matabubu 194,21 103,32 164,52 146,66
5 Kelurahan Wundumbatu
Abeli
1 Ke lurahan Benua Nirae 71,94 115,79 234,50 312,85
2 Kelurahan Pudai 87,11
3 Kelurahan Lapulu 55,74
4 Kelurahan Abeli 183,39 46,31 1,03 7,04
5 Kelurahan Anggalomelai 110,23 41,27 11,48 17,85
6 Kelurahan Poasia 59,75 6,16 0,10 0,71
7 Kelurahan Talia 57,18 3,79
Kambu
1 Kelurahan Mokoau 343,62 462,63 202,19 68,15
2 Kelurahan Kambu 561,64 11,07
3 Kelurahan Padaleu 96,90 150,59 1,32 9,42
4 Kelurahan Lalolara 290,84
Nambo
1 Kelurahan Tobimeita 81,63 149,95 248,93 292,50
2 Kelurahan Petoaha 216,83 154,12 144,29 220,78
3 Kelurahan Nambo 145,36 22,87 16,40 77,41
4 Kelurahan Sambuli 154,13 34,59 98,06 59,91
5 Kelurahan Tondonggeu 95,27 28,62 100,48 22,70
6 Kelurahan Bungkutoko 158,60
Sumber : Kajian Spasial Ancaman Bencana Kota Kendari Tahun 2018

b. Potensi Bencana Gempa Bumi


Gempa bumi merupakan peristiwa berguncangnya bumi yang dapat disebabkan oleh
tumbukan antar lempeng tektonik, aktivitas gunung berapi atau runtuhan batuan.

Pada Kawasan Startegis Kota kendari yang merupakan bagian dari wilayah Kota
Kendari merupakan jenis gempa yang terjadi berupa gempa tektonik tektonik yang
disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik, besarannya juga dipengaruhi oleh adanya
sesar/patahan. Sesar- sesar yang berkembang di daerah ini, sebagaimana oleh Kelompok
sesar lawanopo dan sesar kendari.

Penilaian indeks ancaman bencana gempa bumi dilakukan melalui penghitungan


percepatan tanah maksimum (Peak Ground Acceleration- PGA) dengan memanfaatkan
data-data kejadian gempa bumi yang terjadi selama periode waktu 2007-2017.
Penggunaan percepatan tanah maksimum ini diatur dalam Perka BNPB No. 2 Tahun
2012 dengan Respon spektra percepatan 1 detik di batuan dasar, untuk probabilitas
terlampaui 2% dalam 50 tahun dengan redaman 5%. Hasil penilaian bencana gempa
bumi di seluruh wilayah Kota Kendari. Berdasarkan data Bahaya Gempa Bumi
Indonesia Tahun 2016 untuk wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya disekitar
Kota Kendari kekuatan Gempa Bumi yang cukup kuat berkisar antara 0,5-0,6 PGA dan
yang paling rendah berkisar antara 0,1- 0,15 PGA

III - 50
Gambar 3.16. Peta Bencana Kawasan Strategis Kota Kendari

III - 51
Gambar 3.17. Peta Potensi Bencana Banjir

III - 52
Gambar 3.18. Peta Potensi Bencana Longsor

III - 53
Gambar 3.19. Peta Sebaran Titik Gempa Bumi

III - 54
12. Kependudukan dan Sosial Budaya
Jumlah penduduk pada wilayah perencanaan yaitu 123.605 jiwa. Wilayah dengan
penduduk tertinggi yaitu Kecamatan Kambu sebanyak 35.713 jiwa, sedangkat untuk
jumlah penduduk terendah berada pada Kecamatan Nambo sebanyak 11.489 jiwa.
Berikut tabel hasil proyeksi penduduk wilayah perencanaan.

Tabel 3.36. Proyeksi Penduduk Wilayah Perencanaan


Jumlah Penduduk
No Kecamatan
2023 2027 2032 2037 2042
1 Baruga 37.649 43.725 51.320 58.915 66.510
2 Poasia 45.926 53.338 62.603 71.867 81.132
3 Abeli 19.080 22.159 26.008 29.857 33.706
4 Kambu 27.376 31.794 37.317 42.839 48.362
5 Nambo 12.397 14.398 16.899 19.400 21.900
Jumlah 142.428 165.414 194.146 222.878 251.610
Sumber: Hasil Proyesi Penduduk

13. Bangunan

14. Kondisi Fasilitas Umum


Fasilitas umum yang ada di Kawasan perencanaan yaitu diantaranya sarana fasilitas
pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas perdagangan dan jasa, serta fasilitas
kesehatan.

Tabel 3.37. Fasilitas Pendidikan Wilayah Perencanaan


Sarana Pendidikan
No Kecamatan
TK SD SMP SMA PT/UNIV
1 Baruga 16 12 8 9 2
2 Poasia 23 15 7 5 1
3 Abeli 9 20 7 1 -
4 Kambu 14 12 6 5 2
5 Nambo* - - - - -
Jumlah 62 59 28 20 5
Catatan: *Data Kecamatan Nambo masih bergabung dengan Kecamatan Abeli
Sumber: BPS Kota Kendari.

III - 55
Tabel 3.38. Fasilitas Kesehatan Wilayah Perencanaan
Sarana Kesehatan
No Kecamatan Rumah Puskesmas Apotek
Poliklinik Puskesmas
Sakit Pembantu
1 Baruga 3 1 1 2 4
2 Poasia 1 1 1 - 4
3 Abeli - - 1 3 2
4 Kambu 1 - 1 1 4
5 Nambo* - - 1 4 -
Jumlah 5 2 5 10 14
Sumber: BPS Kota Kendari

Tabel 3.39. Fasilitas Peribadatan di Kota Kendari


No Sarana Peribadatan Jumlah
1 Masjid/Mushola 535
2 Gereja 54
3 Vihara 5
4 Pura 2
Jumlah 596
Sumber: BPS Kota Kendari

Tabel 3.40. Fasilitas Perdagangan di Kota Kendari


No Sarana Perdagangan Jumlah
1 Pasar 12
2 Toko 2.486
3 Kios 5.679
4 Warung 7.929
Jumlah 16.106
Sumber: BPS Kota Kendari

Tabel 3.41. Fasilitas Jasa di Kota Kendari


Sarana Jasa
No Kecamatan
Bank Koperasi
1 Baruga 6 71
2 Poasia 11 53
3 Abeli 2 20
4 Kambu 5 17
5 Nambo - -
Jumlah 24 161
Sumber: BPS Kota Kendari

15. Obyek dan Kawasan Bersejarah


Kawasan Bersejarah merupakan kumpulan dari beberapa bangunan atau situs
bersejarah yang membentuk suatu kawasan di perkotaan. Beberapa obyek
bersejarah yang terdapat pada wilayah perencanaan, yaitu:
 Pilboks Mako Ditpolair Polda Sultra yang terdapat di Kecamatan Abeli, serta
 Makam di Pulau Pandan, terletak di Kecamatan Abeli.

III - 56
16. Obyek dan Kawasan Cagar Budaya
Dalam Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Cagar
Budaya Kota Kendari, Cagar Budaya merupakan warisan budaya yang bersifat
kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar
Budaya, Situs Cagar Budaya dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air
yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah,
ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan yang dilestarikan
melalui proses penetapan.

Obyek Cagar Budaya yang terdapat pada Wilayah perencanaan, yaitu:


 Makam Raja Sao-Sao, yang terletak di Kecamatan Baruga, serta
 Pilboks III Peninggalan Jepang, yang terletak di Kecamatan Abeli.

17. Obyek dan Kawasan Wisata


Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan,
Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama
pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai
pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial
dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta
pertahanan dan keamanan. Menurut SK MENPARPOSTEL No.: KM.
98/PW.102/MPPT-87, objek wisata adalah semua tempat atau keadaan alam yang
memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga
mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan.

Berikut tabel rinci lokasi obyek wisata yang terdapat pada wilayah perencanaan
Kota Kendari.

Tabel 3.42. Obyek Wisata di WP Kawasan Strategis Kota Kendari


No Obyek Wisata Lokasi
1 Pantai Nambo Kecamatan Nambo
2 Tracking Mangrove Bungkutoko Kecamatan Abeli
3 Kebun Raya Kendari
4 Air Terjun Nanga-Nanga Kecamatan Poasia
5 Citraland Waterpark
Sumber: Hasil Survey Lapangan

18. Obyek Vital Negara


Dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2004, Obyek Vital
Nasional merupakan kawasan/lokasi, bangunan/instalasi dan/atau usaha yang
menyangkut hajat hidup orang banyak, kepentingan negara dan/atau sumber
pendapatan negara yang bersifat strategis.

Obyek vital nasional yang terdapat di wilayah perencanaan yaitu Pelabuhan


Bungkutoko yang terletak di Kecamatan Abeli Kota Kendari. Pelabuhan

III - 57
Bungkutoko merupakan pelabuhan pengumpul yang memiliki kapasitas kapal
kargo sebesar 6.000 DWT dan merupakan yang terbesar. Selain itu, Pelabuhan
Bungkutoko juga dapat menampung kapal penumpang dengan ukuran 6.022 GT
(Pelni) dengan kedalaman Faceline dermaga seluas 8 M LWS (Kementerian
Perhubungan).

Fasilitas Pelabuhan Pelabuhan Bungkutoko terdiri dari:


 Dermaga seluas 188x20 M2, 
 Trestle seluas 206x8 M2, dan 
 Causeway seluas 150x8 M2.

Selanjutnya, lahan sisi darat Pelabuhan Bungkutoko totalnya seluas 363x200 M 2


yang terdiri dari:
 Gudang seluas 15,5x25 M2,
 Lapangan penumpukan barang seluas 25.000 M 2,
 Kantor KSOP seluas 15,5x25 M 2,
 Pos jaga seluas 4x6 M 2, serta
 Jalan lingkungan pelabuhan seluas 524x10 M 2.

19. Kawasan Pertahanan dan Keamanan


Kawasan Pertahanan dan Keamanan merupakan wilayah yang ditetapkan secara nasional
yang digunakan untuk kepentingan pertahanan.

Kawasan pertahanan dan keamanan Kota Kendari yaitu fungsi utamanya merupakan
kegiatan militer atau kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kegiatan militer, dalam wilayah
perencanaan diantaranya:
a) Markas Brimob di Kecamatan Baruga
b) Kantor Koramil disetiap Kecamatan
c) Kantor Polsek di Setiap Kecamatan
d) Rencana Pembangunan Kantor Korem di Kec. Poasia

Kemudian pada Kecamatan Poasia, direncanakan Kawasan Strategis Kota dari Sudut
Kepentingan Pertahanan Keamanan yang diperuntukan bagi kepentingan pemeliharaan
pertahanan dan keamanan negara berdasarkan geostrategis nasional, serta diperuntukan
bagi basis militer, daerah latihan militer daerah pembuangan amunisi dan peralatan
pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau
kawasan industri sistem pertahanan.

20. Kondisi Jaringan


Sistem jaringan Kota Kendari terbagi menjadi 6, yaitu:
1) Sistem Jaringan Energi Kelistrikan
2) Sistem Jaringan Telekomunikasi
3) Sistem Jaringan Drainase
4) Sistem Jaringan Air Limbah

III - 58
5) Sistem Jaringan Persampahan
6) Sistem Jaringan Air Minum
Sistem penyediaan air bersih yang ada di Kota Kendari, meliputi sistem
perpipaan yang dikelola oleh PDAM dan daerah yang belum terlayani oleh
PDAM dilayani dengan sistem tangki air atau cubang (penampungan air).
Sumber air baku bagi sistem penyediaan air bersih Kota Buleleng terdiri atas air
permukaan, yaitu dari sungai yang debit minimumnya lebih kecil dari
kebutuhan karena adanya penggundulan hutan yang mengakibatkan
berkurangnya daerah tangkapan air. Berikut tabel jumlah kelurahan yang
dijangkau layanan penyediaan air minum PDAM.

Tabel 3.43. Jumlah Kelurahan yang Dijangkau Layanan Penyediaan Air Minum PDAM
Wilayah Perencanaan
No Kecamatan Jumlah
1 Baruga 4
2 Poasia 5
3 Abeli 3
4 Kambu 2
5 Nambo 2
Jumlah 16
Sumber: Kota Kendari Dalam Angka 2022

21. Kondisi Transportasi


Sistem jaringan transportasi di Kota Kendari terbagi menjadi 3, yaitu:
1.) Sistem Jaringan Transportasi Darat
Sesuai yang teruang dalam Rencana Tata Ruang Kota Kendari, sistem jaringan
transportasi darat terdiri atas :
a. Sistem jaringan jalan (arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer serta
kolektor sekunder).
b. Jaringan jalur kereta api, yang mana sistem jaringan transportasi
perkeretaapian di Kota Kendari direncanakan dengan jalur kereta api Lintas
Barat Pulau Sulawesi Bagian Selatan yeng menghubungkan Malili -
Masamba - Palopo - Belopa - Pare-pare dengan stasiun kereta api terletak di
Kecamatan Puuwatu, Kecamatan Baruga, dan di Kecamatan Nambu (Pulau
Bungkutoko).
c. Sistem jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan, untuk ini
terdapat rencana pengembangan jaringan transportasi sungai yaitu dengan
memanfaatkan Sungai Wanggu sebagai jaringannya.

2.) Sistem Jaringan Transportasi Laut


Sistem jaringan transportasi yang dimiliki Kota Kendari, yaitu Pelabuhan
Bungkutoko. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari, Pelabuhan
Bungkutoko akan dikembangkan untuk mewujudkan pelaksanaan jalur tol laut
Indonesia Bagian Timur yang menghubungkan antara PKN Makassar – Kendari

III - 59
– Manado – Bitung yang tidak hanya menjadi alur ekspor antar pulau saja, tetapi
sampai eksport menuju negara-negara Asia Timur dan negara lainnya.

3.) Sistem Jaringan Transortasi Udara


Sistem jaringan transportasi udara Kota Kendari yaitu Bandara Haluoleo.
Walaupun bandara ini tidak berlokasi langsung di Kota Kendari, namun dengan
adanya bandara tersebut dapat berpengaruh terhadap Kota Kendari. Kota
Kendari termasuk kepada Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)
yang meliputi Kecamatan Abeli dan Kecamatan Nambo.

J. POTENSI, PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


1. Potensi
2. Permasalahan
3. Konflik Pemanfaatan Ruang
4. Isu-Isu Strategis

III - 60

Anda mungkin juga menyukai