Anda di halaman 1dari 26

STRATEGI DAN LANGKAH PENGINTEGRASIAN

PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAM PROSES


PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Disampaikan oleh:
Ir. Kuswiyanto, M.Si

Direktorat Daerah Tertinggal, Transmigrasi dan Perdesaan


Kedeputian Bidang Pengembangan Regional

Solo, 15 Mei 2018 1


01
BENCANA DI INDONESIA

2
KERENTANAN INDONESIA TERHADAP RISIKO BENCANA
KENAIKAN MUKA AIR LAUT
berpotensi menyebabkan banjir dan
hilangnya pulau-pulau kecil

PERUBAHAN CURAH HUJAN


berpotensi menyebabkan
banjir dan erosi

PEMANASAN SUHU AIR LAUT


berpotensi pada peningkatan
kejadian gelombang laut yang
abnormal, dan penurunan
potensi ikan tangkap

• Bencana dikelompokkan kedalam : bencana alam, non alam, sosial (UU No. 24/2007)
• Dalam World Risk Report (2016), Indonesia dikategorikan sebagai negara dengan tingkat
risiko bencana yang tinggi.
• Hal tersebut disebabkan karena tingginya tingkat keterpaparan (exposure) dan kerentanan KENAIKAN TEMPERATUR
(vulnerability) terhadap bencana berpotensi menyebabkan kebakaran
hutan, kekeringan dan hilangnya
• Semakin penting bagi Indonesia untuk melakukan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi keragaman hayati
terhadap risiko bencana dan perubahan iklim
3
KERUSAKAN DAN KERUGIAN AKIBAT BENCANA BESAR
DI INDONESIA TAHUN 2004 – 2016
A C E H, 2004 PIDIE, 2016
Gempa bumi
Gempa bumi & Tsunami KELUD-JAWA TIMUR, 2014 MANADO, 2014
BENER MERIAH, 2012 Erupsi Gunungapi Kelud
Banjir bandang
Rp 41,4 triliun Rp 3,16 triliun Gempa bumi
RP 1,15 Trillion Rp 1,43 triliun
Rp 1,4 triliun

WASIOR, 2010
KARO, 2013 Banjir Bandang
MENTAWAI, 2010 Erupsi Gunungapi Sinabung
Gempa bumi & Tsunami Rp 281 miliar
Rp 1,8 triliun
Rp 348 miliar

PADANG, 2009
Gempa bumi

Rp 21,56 triliun
JABODETABEK,
Banjir
SUMATERA BARAT, 2007 SIDOARJO, 2006
Gempa bumi 2007 : Rp 5,1 triliun Lumpur panas
2013 : Rp 8,2 triliun
Rp 1,01 triliun Rp 41,4 triliun Bima, 2016
Banjir bandang
Rp 1,48 triliun
BENGKULU, 2007 Garut, 2016
Gempa bumi Banjir Bandang

Rp 1,89 triliun Rp 295 miliar


Jawa Timur & Jawa Tengah, 2008 JOGJA, 2006
Pangandaran, 2006 Gempa bumi
Gempa bumi & Tsunami Banjir
DIY –JAWA TENGAH, 2010
Rp 2,02 triliun Rp 21,15 triliun
Rp 402,7 miliar Erupsi Gunungapi Merapi
TASIKMALAYA, 2009
Gempa bumi Rp 3,63 triliun

Rp 7,9 triliun 4
DAMPAK BENCANA PADA PEMBANGUNAN

Pembangunan

Gap
Pembangunan Normal pembangunan
yang terhambat

Pembangunan dengan
menerapkan PRB
Disaster Gap pembangunan
yang terhambat,
Pemulihan jika tanpa PRB
Pascabencana

UN Global Assessment Report 2013,


waktu menunjukkan prediksi PDRB Pakistan
akan menurun sebesar 25% tanpa
Bagaimana menerapkan PRB menerapkan investasi PRB
dan rencana investasi?
5

5
PARADOKS BENCANA DALAM PEMBANGUNAN
• Penanganan bencana di dunia telah mengalami
• Penanganan bencana diyaitu
perubahan paradigma dunia
dari telah mengalami
responsif menjadi
perubahan paradigma yaitu dari responsif
preventif, dari sektoral menjadi multi sektor, dari menjadi
preventif,
tanggungdari jawabsektoral menjadi
pemerintah multi
semata sektor,
menjadi dari
tanggung
Pembanguna Pembanguna tanggung jawab pemerintah
jawab bersama, semata
dari sentralisasi menjadidesentralisasi
menjadi tanggung
Pembanguna
n berpotensi Pembanguna
n berpotensi jawab bersama, daridarurat
sentralisasi menjadi desentralisasi
n meningkatka
berpotensi n berpotensi dan dari tanggap menjadi pengurangan risiko
mengurangi dan dari
bencana tanggap darurat menjadi pengurangan risiko
meningkatka
n kerentanan mengurangi
kerentanan bencana
n kerentanan kerentanan • Pengurangan risiko bencana menjadi sangat penting
• Pengurangan
karena : risiko bencana menjadi sangat penting
karena :
1) Bencana adalah masalah yang kompleks yaitu
Bencana Bencana dari faktor lingkungan hingga pembangunan;
Bencana
berpotensi Bencana
berpotensi 2) Kesiapan secara konvensional perlu, namun
berpotensi
memundurka berpotensi
memberi
memundurka memberi belum lengkap dan menyeluruh;
n peluang 3) Pemaduan dan pengarustamaan pengurangan
n
pembanguna peluang
pembanguna
pembanguna
n pembanguna
n risiko bencana dalam pengambilan keputusan
n n dan kegiatan sehari-hari memberikan kontribusi
pada pembangunan yang berkelanjutan.
6

6
02
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA
2015 - 2019

7
KEBIJAKAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA DALAM RPJMN
2015 - 2019
MENURUNNYA INDEKS RISIKO BENCANA PADA
Sasaran Nasional
PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN YANG BERISIKO TINGGI

1. Menurunkan risiko bencana


Arah Kebijakan
2. Meningkatkan kapasitas pemerintah, pemda dan masyarakat dalam menghadapi bencana

Peningkatan kapasitas
Strategi Internalisasi PRB dalam kerangka
Penurunan tingkat kerentanan pemerintah, pemerintah daerah
pembangunan berkelanjutan di
terhadap bencana dan masyarakat dalam
pusat dan daerah
penanggulangan bencana

• Integrasi PRB dalam perencanaan • Mendorong dan menumbuh • Penguatan kapasitas kelembagaan dan
nasional dan daerah; kembangkan budaya sadar bencana aparatur
• Pengenalan, pengkajian dan • Peningkatan sosialisasi dan diseminasi • Penyediaan sistem peringatan dini
pemantauan risiko bencana PRB kepada masyarakat bencana
• Pemanfaatan kajian dan peta risiko • Penyediaan dan penyebarluasan • Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK
untuk penyusunan RPJMD; informasi kebencanaan kepada dan pendidikan
• Integrasi kajian dan peta risiko bencana masyarakat • simulasi dan gladi kesiapsiagaan
dalam penyusunan dan review • Pelatihan menghadapi bencana secara menghadapi bencana secara berkala
RTRWP/K/K; berkala dan berkesinambungan dan berkesinambungan
• Harmonisasi kebijakan dan regulasi • Meningkatkan kerjasama dengan • Penyediaan infrastruktur mitigasi dan
penanggulangan bencana di Pusat dan berbagai stakeholder kesiapsiagaan
daerah; • Peningkatan kualitas hidup masyarakat • Pengembangan Desa Tangguh Bencana
• Penyusunan rencana kontinjensi pada daerah pasca bencana • Peningkatan kapasitas manajemen dan
kabupaten/kota • Pemeliharaan dan penataan lingkungan pendistribusian logistik kebencanaan
di daerah rawan bencana alam
• Membangun dan menumbuhkan
kearifan lokal dalam membangun dan 8
mitigasi bencana
TARGET DAN SASARAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
RPJMN 2015 – 2019
TARGET PENURUNAN INDEKS RISIKO BENCANA RPJMN 2015 – 2019
Rata-rata IRBI Nasional Rata-rata IRBI 136 Kab/Kota Prioritas Nasional
169.4 164.3
156.3 151.6 159.2 154.1
146.9 142.2 149 144
137.5 132.8

2013 (Baseline) 2015 2016 2017 2018 2019

Wilayah Kepulauan Jumlah Kabupaten/Kota Sasaran dalam Buku III


RPJMN 2015 - 2019

Berisiko Sedang Berisiko Tinggi

21 Papua 1 9
18 Jawa - Bali 5 31
24 12
Kalimantan 4 14
10
Maluku - 12
36 Nusa Tenggara 1 14
15
Sulawesi 3 21
Sumatera 2 19 9
Nasional 16 Kab/Kota 120 Kab/Kota
9
PENDEKATAN PENINGKATAN KAPASITAS
PENGURANGAN RISIKO BENCANA
KERENTANAN PEPRENCAN PENGETAHUAN
EKONOMI & PEMAHAMAN
AAN &
ANGGARAN SOSIALISASI
KERENTANAN MASYARA KERENTANAN PENINGKATAN
PELAKSAN DAN
FISIK KAT SOSIAL KELEMBAGA DISEMINASI KESADARAN
AN AAN
DATA
KERENTANAN INFORMASI
LINGKUNGAN APARATUR
PEMERINTA MASYARAKAT
H
DITURUNKAN
IPTEK Penguatan

V
PENDIDIKAN &
REGULASI Sumber daya PELATIHAN
lokal (Modal

R≈H SDM Sosial)


GLADI/
SIMULASI

C
DITINGKATKAN
Masyarakat diharapkan akan
Kapasitas
memiliki kemampuan dan kapasitas
Kapasitas
Pulih
Kapasitas sebagai first responder terhadap
Kembali
Antisipatif
(Bounce Respon bencana sekaligus memiliki daya
back) lenting untuk memulihkan diri
ketika bencana terdampak bencana
10
03
STRATEGI DAN LANGKAH INTEGRASI
PENGURANGAN RISIKO BENCANA DALAM
PERENCANAAN PEMBANGUNAN

11
RISIKO BENCANA JAWA TENGAH
PERENCANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENGANGGARAN DAERAH

• Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana


(PRB) dalam Perencanaan dan Penganggaran
Daerah dilakukan dalam seluruh proses atau
siklus perencanaan dan penganggaran baik
secara teknokratis, partisipatif maupun top
down-bottom up.
• Hasil integrasi ini dapat dilihat melalui
dokumen yang dihasilkan di setiap proses
perencanaan dan penganggaran.

13
PENYELARASAN DOKUMEN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

UU 25/2004

Pemerintah Pusat
Rincian
Renstra K/L pedoman Renja K/L pedoman
RKA K/L APBN
pedoman bahan diacu bahan
RPJP RPJM
Nasional pedoman Nasional dijabarkan RKP pedoman RAPBN APBN
diserasikan melalui
diacu diperhatikan
Musrenbang

Pemerintah Daerah
RPJP RPJM RKP RAPBD APBD
Daerah pedoman Daerah dijabarkan Daerah pedoman

pedoman bahan diacu bahan


Rincian
Renstra SKPD pedoman Renja SKPD pedoman RKA SKPD APBD
UU 17/2003

diacu sumber

Pemerintah
UU 6/2014
masukan

Desa
RPJM RKP
Desa RAPBDes APBDes
dijabarkan Desa pedoman
14
14
SINKRONISASI DAN KONSISTENSI PEMERINTAH PUSAT (1)
RPJPN dan VISI-MISI
RTRW PRESIDEN
G
WAJ UBERN
IB m UR
Komitmen Global:
RPJ enyusu
SDG’s, Climate MD n
Change, SFDRR

Sasaran RPJMN
Tingkat 1 NAWACITA
Impact dan/Outcome Prioritas Nasional Impact dan/Outcome

Konsistensi
Sasaran Program Prioritas Program Pendukung
Tingkat 2 Outcome

Sasaran
Tingkat 3 Renstra K/L Renstra K/L Renstra K/L RPJMD
Outcome Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja
dan/Output
Kontrak Kinerja Kontrak Kinerja Kontrak Kinerja KOMITMEN
Menteri/Kepala Badan Menteri/Kepala Badan Menteri/Kepala Badan Gubernur
+ + + +
Pakta Integritas Pakta Integritas Pakta Integritas Pakta Integritas

Sinkronisasi DPR dan BAPPENAS,


DPD SEKAB15dan KSP 15
SINKRONISASI DAN KONSISTENSI PEMERINTAH DAERAH
RPJPN dan VISI-MISI
GUBERNUR/BUPATI/
RTRW WALIKOTA G
WAJ UBERN
IB m UR
Komitmen Global:
RPJ enyusu
SDG’s, Climate MD n
Change, SFDRR

Sasaran RPJMD
Tingkat 1 Impact dan/Outcome Prioritas
DADaerah Impact dan/Outcome

Konsistensi
Sasaran Program Prioritas Program Pendukung
Tingkat 2 Outcome

Sasaran
Tingkat 3 Renstra OPD Renstra OPD Renstra OPD RPJMD
Outcome Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja
dan/Output
Kontrak Kinerja Kontrak Kinerja Kontrak Kinerja KOMITMEN
Kepala/Pimpinan OPD Kepala/Pimpinan OPD Kepala/Pimpinan OPD Bupati/Walikota/
Camat/Kepala Desa
+ + + +
Pakta Integritas Pakta Integritas Pakta Integritas Pakta Integritas

Sinkronisasi DPRD
BAPPEDA dan
SEKDA
16
16
SINKRONISASI DAN KONSISTENSI PEMERINTAH DAERAH (2)
ARAHAN (DIREKTIF)
ANTISIPASI RISIKO
RPJMD 2015-2019
+ GUBERNUR/BUPATI
/WALIKOTA + PERUBAHAN

RENSTRA
Sasaran
Tingkat 3 ORGANISASI
Outcome dan/Output PERANGKAT DAERAH

Konsistensi
Sasaran Program, Kegiatan dan Program, Kegiatan dan
Tingkat 4 Outcome Proyek Prioritas Proyek Pendukung
dan/Output

Sasaran
Tingkat 5 Kabid/Kasubdit Kabid/Kasubdit Kabid/Kasubdit UPT
Otcome Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama
dan Output

Sasaran
Kegiatan dan Kegiatan dan Kegiatan dan Kegiatan
Tingkat 6 Input Proyek Prioritas dan Proyek Prioritas dan Proyek Prioritas dan Prioritas dan
dan Pendukung Pendukung Pendukung Pendukung
Output
Sinkronisasi SEKRETARIS DAN
INSPEKTORAT
17
17
04
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM
PENGURANGAN RISIKO BENCANA

18
PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA MERUPAKAN
URUSAN WAJIB

UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah


telah mengamanahkan kepada Pemerintah
Daerah bahwa Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana adalah urusan
wajib terkait pelayanan dasar.

Daerah wajib mendukung upaya


penanggulangan bencana dan menjadikan
wilayahnya menjadi tangguh bencana.

Karena itu mengintegrasikan PRB dalam


Perencanaan Daerah merupakan upaya
sinergi antara kegiatan pembangunan dan
penanggulangan bencana.

19 19
Penanggulangan Bencana sebagai Urusan Pemerintah Wajib dalam SPM
(Standar Pelayanan Minimal)
Sebagaimana ketentuan dalam Pasal 18 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah maka pemerintah
menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 2
Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal

Pelayanan dasar dalam Standar Pelayanan Minimal


merupakan urusan pemerintahan wajib yang
diselenggarakan Pemerintah daerah baik
Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Daerah. SPM Ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan
Urusan Pemerintahan wajib yang berkaitan masyarkat
dengan pelayanan dasar yang selanjutnya menjadi Pemerintah Provinsi :
jenis SPM terdiri atas : • pelayanan ketenteraman dan ketertiban umum provinsi
1. Pendidikan Pemerintah Kabupaten/Kota :
2. Kesehatan • pelayanan ketenteraman dan ketertiban umum
3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang • pelayanan informasi rawan bencana
4. Perumahan Rakyat dan Kawasan permukiman • pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana
5. Ketentraman, ketertiban umum dan • pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana
perlindungan masyarakat, dan • pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban
6. Sosial
20
MEKANISME KOORDINASI DAN KETERLIBATAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM INTERNALISASI PRB
1.Pengarusutama
-an PRB dalam 1
perencanaan Pedoman dan Standardisasi
pembangunan
Pengurangan Risiko Bencana
BNPB, Bappenas,
2.Pengkajian Kemendagri, Pemda 5
6.Penyusunan Penyusunan dan harmonisasI
risiko bencana
rencana produk Hukum
tingkat
kontinjensi
kabupaten/kota BNPB, KL, Pemda
2 BNPB, BPBD, PT
Internalisasi Kajian Pengurangan Risiko
pengurangan risiko 3 Bencana
bencana dalam
kerangka BNPB, Bappenas, Kemendagri,
pembangunan Pemda 6
berkelanjutan di Rencana Kontinjensi
Pusat dan daerah
BNPB, BPBD
5.Harmonisasi 3.Kajian risiko 4 Pedoman dan Standardisasi
kebijakan dan bencana untuk
peraturan Pusat penyusunan Pengurangan Risiko Bencana
dan daerah RPJMD BNPB, Bappenas, Kemendagri,
Kemen ATR, Kemen PU-PR,
Pemda
4.Integrasi Kajian
Risiko bencana
dalam
RTRWP/K/K
KOORDINASI DAN KETERLIBATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
DALAM
PENURUNAN KERENTANAN
1.Menumbuh- 1
TERHADAP BENCANA
5
• Fasilitasi Penyusunan Rencana Aksi
kan kesadaran Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca
• Pendidikan dan pelatihan PB Bencana
dan • Pertukaran Pengetahuan • Fasilitasi Pelaksanaan Rehabilitasi dan
pengetahuan Pengurangan Risiko Bencana Rekonstruksi Bidang Fisik
bencana BNPB, Kemendagri, • Pemulihan dan Peningkatan Ekonomi dan
7.Menumbuh- 2.Sosialisasi Kemendikbud, Kemendes PDTT, Sosial di Wilayah Pascabencana
kan kearifan PB melalui Pemda BNPB, Kemen PU-PR, Kemenhub, Kemenkes,
lokal media Kemendikbud, Kementan, Kemenhut,
2 Kemensos, Kemendag, dll, Pemda

Penyebaran Informasi
Kebencanaan 6
Penurunan
BNPB, Kemenkominfo, Pemda Penerapan Mitigasi Bencana
tingkat
BNPB, Kemen PU-PR, Kemen ATR, Kemen
6.Penataan kerentanan LHK, Pemda
dan terhadap 3.Penyebarlua 3
pemeliharaan bencana s-an informasi Penyusunan data dan informasi
lingkungan 7
kebencanaan kebencanaan
rawan
bencana BNPB, Kemenkominfo, • Fasilitasi dan Pengembangan Kapasitas
BMKG, Pemda Relawan PB
• Fasilitasi dan Pengembangan Pemberdayaan
kelompok Masyarakat dalam Pengurangan
4.Kerjasama 4 Risiko Bencana (PRB)
5.Percepatan Kerjasama Antar Lembaga
Pemerintah • Fasilitasi pemberdayaan dan Pengembangan
penyelesaian Kerjasama Internasional
dengan ketangguhan masyarakat
pemulihan BNPB, Bappenas, Kemenlu,
lembaga non BNPB, Kemendagri, Kemendikbud,
pascabencana Pemda Kemendes PDTT, dll, Pemda
pemerintah
KOORDINASI DAN KETERLIBATAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM PENINGKATAN
KAPASITAS MENGHADAPI BENCANA
1 6
1.Kapasitas Pembangunan EWS, TES, jalur
Pendidikan dan pelatihan
kelembagaan evakuasi, dll
dan aparatur BNPB, Kemendagri, Pemda
Kemen PU-PR, Kemenhub, KKP, dll,
Pemda
9.Pusat logistik 2.Penguatan 2
kewilayahan tata kelola PB • Koordinasi Kesiapsiagaan
• Peningkatan Kapasitas Penanganan 7
Darurat Penyaluran Bantuan Kedaruratan
BNPB, BPKP,BPK, Itwil BNPB, Kemensos, Kemendikbud,
Kemenkes, Kemen PU-PR, Kemen
8.Desa 3 LHK, Kementan, BASARNAS dll
3.Pengembang
tangguh • Fasilitasi Kesiapsiagaan
bencana untuk Peningkatan -an sistem
peringatan dini • Penguatan Pengurangan Risiko Bencana
desa hebat kapasitas dalam Daerah 8
• Fasilitasi dan Pengembangan
penanggulangan BNPB, BMKG. Kemen ESDM, Kemen PU-PR, Pemberdayaan kelompok
bencana Kemen LHK, Pemda Masyarakat dalam Pengurangan
Risiko Bencana (PRB)
4
BNPB, Kemendagri,
7.Perlindunga
4.Pengembang • Teknologi modifikasi cuaca
n dan layanan Kemenkes, Kemendes PDTT,
-an dan • Riset dan Pengembangan Teknologi
pada saat KKP, Kemensos, dll, Pemda
pemanfaatan Kebencanaan Geologi
darurat
IPTEK BNPB, Kemenristek, BPPT, LIPI
bencana 9
5 • Penyediaan dan distribusi logistik
6.Infrastruktur • Simulasi PRB dan peralatan
5.Simulasi dan
mitigasi dan • Gladi Penanggulangan Bencana • Pembangunan Gudang Logistik
gladi PB
kesiapsiagaan BNPB, BPBD, K/L, Pemda BNPB, Kemendagri, KL, Pemda
PENUTUP

24
PENUTUP

1. Mendorong penginterasian PRB dalam perencanaan pembangunan melalui visi


misi kepala daerah.
2. Berdasarkan PP No. 2 Tahun 2018 tentang SPM, urusan kebencanaan
merupakan urusan bersama sehingga Pemerintah Daerah wajib menyediakan
pelayanan dasar kebencanaan dan mendorong konsolidasi dalam penanganan
bencana di daerah.
3. Bappeda dan BPBD sebagai unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan
daerah, mempunyai tugas melaksanakanan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang perencananaan pembangunan daerah, termasuk
didalamnya kebijakan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan.
4. BPBD dan Bappeda provinsi/kabupaten/kota agar melaksanakan peranannya
sebagai ujung tombak untuk memastikan bahwa PRB menjadi isu strategis
pembangunan didaerahnya.
5. Bappeda dan BPBD mengawal pengarusutamaan PRB dalam penyusunan25
RPJMD, RKPD, dan RENSTRA SKPD dalam Forum Musrenbang di Daerah
TERIMA KASIH

26

Anda mungkin juga menyukai