Oleh :
Miftahus Saidin
1206 100 056
Dosen Pembimbing :
1. Prof. Dr. Basuki Widodo, M.Sc
2. Drs. Kamiran, M.Si
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2010
PENDAHULUAN
Latar Belakang masalah Masalah
dampak
sedimen Banjir
Rumusan Masalah
1. Bagaimana membangun model sedimentasi pada sungai model
Shazy Shabayek dengan pendekatan Metode Volume Hingga
2. Bagaimana pola distribusi sedimentasi yang terjadi pada sungai
model Shazy Shabayek
Batasan Masalah
Manfaat
1. Untuk menanggulangi banjir akibat pedangkalan sungai sebagai
dampak dari pengendapan sedimen dan gerusan serta
bertambahnya volume air akibat curah hujan yang tinggi.
2. Metode MLPG dapat digunakan sebagai alternatif dalam
menyelesaikan permasalahan dinimika fluida.
MENU
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep dasar aliran saluran terbuka
Aliran yang mempunyai permukaan bebas. Permukaan bebas ini merupakan
pertemuan 2 fluida yaitu udara dan air, dimana kerapatan udara jauh lebih
kecil dari pada kerapatan air sehingga pengaruh udara dapat diabaikan.
Rumus Meyer-Peter & Muller (Yang, 1996). Rumus ini antara lain
diterapkan oleh Liu (2001).
Persamaan kekekalan massa untuk transpotasi sedimen, yaitu :
Force atau gaya pada aliran fluida terdiri dari dua tipe, yaitu surface
force dan body force. Surface force terdiri dari gaya tekan hidrostatis
dan viskositas, sedangkan body force adalah gaya gravitasi, gaya berat,
gaya geser dan gaya gesek.
1. Studi pustaka yang berkenaan dengan model sungai Shazy Shabayek dan
MLPG
2. Mengkaji model sedimentasi
3. Membangun model sedimentasi dengan Metode Volume Hingga.
4. Mengimplementasikan metode MLPG.
5. Simulasi dan Verifikasi
6. Kesimpulan dan saran dari hasil simulasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kekekalan Massa :
Kekekalan Momentum:
Sungai utama :
Pertemuan sungai :
Sungai utama : …………………………………..…(1a)
dan
Simulasi 3 Simulasi 4
kedalaman sungai (hi) = 0.6 kedalaman sungai (hi) = 0.8
kecepatan sungai (ui ) = 0.2 kecepatan sungai (ui ) = 0.2
ketinggian sedimen (zbi) = 0.1 ketinggian sedimen (zbi) = 0.1
kecepatan aliran lateral (vl)=0.02 kecepatan aliran lateral (vl)= 0.02
waktu (T) = 5 waktu (T) = 5
delta t (dt) = 0.5 delta t (dt) = 0.5
sudut anak sungai (teta) = pi/3 sudut anak sungai (teta) = pi/6
Simulasi 1
(a) Plot Kedalaman Sungai (b) Plot Kecepatan aliran Sungai (c) Plot Ketinggian sedimen Sungai
Pada Simulasi 1, diberikan inputan untuk kecepatan awal aliran lateral vl = 0.02, yaitu 10 %
lebih kecil dari kecepatan awal sungai utama ui = 0.2.
Dari Gambar Simulasi 1 (a) terlihat bahwa aliran dengan kondisi awal kedalaman hi = 0.6
pada semua posisi (x) dan setelah waktu T = 5 terjadi perubahan yaitu kedalamannya turun
sampai sekitar 0.00225.
Dari Gambar Simulasi 1 (b) terlihat bahwa aliran dengan kecepatan awal ui = 0.2,
mengalami perubahan kecepatan setelah waktu T = 5, yaitu kecepatan turun sampai sekitar
0.143.
Dari Gambar Simulasi 1(c) terlihat bahwa aliran dengan ketinggian awal sedimen zbi =
0.01 mengalami perubahan setelah waktu T = 5, yaitu dengan bertambahnya waktu, sedimen
mengalami peningkatan sampai sekitar 0.00225.
Simulasi 2
(a) Plot Kedalaman Sungai (b) Plot Kecepatan aliran Sungai (c) Plot Ketinggian sedimen Sungai
Untuk Simulasi 2, kecepatan awal aliran lateral pada Simulasi 1 diubah dari vl = 0.02 menjadi
vl = 0.25, sehingga vl > ui. Sedangkan untuk inputan yang lainnya tetap.
Dari Gambar Simulasi 2(a) dapat dilihat bahwa aliran dengan kondisi kedalaman awal h =
0.2 setelah waktu T = 5, kedalaman mengalami peningkatan sampai sekitar 0.0026.
Dari Gambar Simulasi 2(b) terlihat bahwa aliran dengan kecepatan awal ui = 0.2 setelah
waktu T = 5, mengalami perubahan kecepatan , yaitu pada awalnya naik sampai sekitar
0.0691, akan tetapi setelah beberapa waktu kecepatannya turun sampai sekitar 0.0514.
Dari Gambar Simulasi 2(c) terlihat bahwa aliran dengan ketinggian awal sedimen zbi =
0.1, setelah waktu T = 5 ketinggian sedimen mengalami penurunan sampai sekitar 0.0026.
Dari simulasi 1 dan simulasi 2 terlihat bahwa perubahan kecepatan awal pada anak
sungai (lateral) dari vl = 0.02 menjadi vl =0.25, mempunyai pengaruh yang signifikan baik
pada kecepatan, kedalaman maupun ketinggian sedimen.
Simulasi 3
(a) Plot Kedalaman Sungai (b) Plot Kecepatan aliran Sungai (c) Plot Ketinggian sedimen Sungai
Untuk Simulasi 3, inputan untuk sudut anak sungai (teta) pada simulasi 1 diubah dari teta =
300 menjadi teta = 600, sedangkan untuk inputan yang lainnya tetap.
Dari Gambar Simulasi 3(a) terlihat bahwa aliran kedalaman awal hi = 0.6, setelah waktu
T = 5, kedalaman turun sampai sekitar 0.0023.
Dari Gambar Simulasi 3(b) terlihat bahwa aliran dengan kecepatan awal ui=0.2 setelah
waktu T = 5, kecepatan menjadi turun sampai sekitar 0.1462.
Dari Gambar Simulasi 3(c), dapat dilihat dari Gambar 4.11, yaitu aliran dengan ketinggian
awal sedimen zbi = 0.1, setelah waktu T = 5 ketinggian sedimen mengalami peningkatan sampai
sekitar 0.0023.
Dari simulasi 1 dan simulasi 3, terlihat bahwa perubahan sudut anak sungai dari 300
menjadi 600, mempunyai pengaruh yang sangat kecil pada kedalaman dan ketinggian sedimen,
yaitu sekitar 5 x 10-5. Sedangkan pengaruhnya terhadap kecepatan yaitu sekitar 3.2 x 10-3.
Simulasi 4
(a) Plot Kedalaman Sungai (b) Plot Kecepatan aliran Sungai (c) Plot Ketinggian sedimen Sungai
Untuk Simulasi 4, kedalaman sungai pada Simulasi 1 diubah dari hi = 0.6 menjadi hi = 0.8,
sedangkan inputan yang lainnya tetap.
Dari Gambar Simulasi 4(a) terlihat bahwa aliran dengan kedalaman awal hi =0.8, setelah
waktu T = 5 kedalaman sungai mengalami penurunan sampai sekitar 0.0027.
Dari Gambar 4.13 terlihat bahwa aliran dengan kecepatan awal ui = 0.2 pada semua posisi
(x), setelah waktu T = 5 kecepatan aliran mengalami penurunan yang lebih besar dari Simulasi 1,
yaitu kecepatannya turun sampai sekitar 0.196.
Dari Gambar Simulasi 4(c), terlihat bahwa setelah waktu T ketinggian sedimen mengalami
peningkatan sebesar 0.0027.
Dari Simulasi 1 dan Simulasi 4, terlihat bahwa perubahan kedalaman awal dari h = 0.6
menjadi h = 0.9, memberikan pengaruh yang sangat kecil pada ketinggian sedimen, yaitu sebesar
4 x 10-4, dan mempunyai pengaruh yang cukup signifikan pada kecepatan yaitu sebesar 5.3 x 10-2.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Kedalaman, kecepatan dan ketinggian sedimentasi sungai model Shazy
Shabayek sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya kecepatan awal aliran
lateral yang masuk ke sungai utama.
2. Perubahan sudut anak sungai dari 300 menjadi 600 memberikan pengaruh
yang sangat kecil pada kedalaman, kecepatan maupun ketinggian sedimen.
3. Perubahan kedalaman awal sungai utama mempunyai pengaruh yang sangat
kecil pada kedalaman dan ketinggian sedimen. Akan tetapi pengaruhnya
terhadap kecepatan cukup signifikan.
Saran
1. Adanya penelitian lebih lanjut mengenai sedimentasi sungai untuk model
aliran yang tidak seragam
2. Dikembangkan penelitian untuk jenis sedimen wash load dan suspended
load.
3. Dikembangkan penelitian sedimentasi untuk morfologi sungai yang lebih
kompleks.
4. Adanya studi kasus untuk meneliti sedimentasi sungai tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi,R.2007. “Pengaruh Kedalaman Aliran Terhadap Perilaku Gerusan
Lokal di Sekitar Abutmen Jembatan”, Skripsi. Semarang : UNNES
Ariani, S. 2007.”Model Dinamis Gerusan di tikungan Saluran Pada
Pertemuan 2 Saluarn Terbuka”, Disertasi FMIPA ITS. Surabaya
Atlury dan Lin. 2000. ”The Meshless Local Petrov-Galerkin (MLPG) Method
for Solving Incompressible Navier-Stokes Equation. CMES vol.2.no.2, pp.117-
142.
Atlury dan Shen. 2002. ”The Meshless Lokal Petrov-Galerkin Method”.CMES
vol.3.no.1,pp.11-51.
Chow, V.T. 1992. Hidraulika Saluran Terbuka. Jakarta : Erlangga
Gunawan, H.A. 2006. “Pengaruh Lebar Pilar Segiempat Terhadap Perilaku
Gerusan Lokal”. Skripsi. Semarang : UNNES
Hanwar, S. 1999. “Gerusan Lokal di Sekitar Abutment Jembatan”. Tesis.
Yogyakarta : PPS UGM
Markup, L. 2001. “Dasar-Dasar Analisis Aliran Sungai dan Muara”,
Jogjakarta : UII
Miller, W. 2003. ” Model For The Time Rate Of Local Sediment Scour At A
Cylindrical Structure”. Disertasi. Florida : PPS Universitas Florida
Munson. 2003. ”Mekanika Fluida”, Jakarta : Erlangga
Ottovanger, W. 2005. “Discontinuous Finite Elemant Modeling of River
Hydraulics and Morphology with Application to the Parana River”, Master
tesis, University oo Twente : Departement of Applied Mathematics
Prasetyo, Hery. 2006. ” Pengendalian Gerusan Lokal di Pilar dengan
Chasing Pengaman”, Skripsi. Semarang : UNNES
Shabayek, S., dkk. 2002. “Dynamic Model for Sub Critrical Combining
Flows in Channel Junction“, Journal of Hydraulic Engineering, ASCE, pp.821-828
Sosrodarsono dan Tominaga. 1984. ”Perbaikan dan Pengaturan Sungai”,
Jakarta : Pradnya Paramita.
Sucipto dan Nur Qudus. 2004. “Analisis Gerusan Lokal di Hilir Bed
Protection”. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan. Nomer 1 Volume 6. Januari
2004. Semarang : UNNES
Wang. 2004. ”River Sedimentation and Morphology Modeling-The state of
The Art and Future Development”, Yichang-China
Widodo, Basuki. 2009. ”Penerapan Metode MLPG Pada Model Sedimentasi
di Pertemuan Dua Sungai’, Hibah Penelitian, Surabaya : FMIPA Matematika ITS
Yang, C.T. 1996.”Sediment transport, Theory and Practice”, New York : Me
Graw Hill.
Sekian
dan
Terima Kasih