Anda di halaman 1dari 11

STATUS MUTU AIR SUNGAI

16 SUNGAI DI WILAYAH KOTA BANDUNG

(Periode data 2004 s/d 2012)

Cikapundung
Cikapundung Kolot
Citepus
Ciparungpung
Cidurian
Cikiley
Cicadas
Cipanjalu
Cipamokolan
Cinambo
Cibiru
Cibuntu
Cikendal
Cisaraten
Cihalarang
Anak Kali Cicadas

Deosdino C
1977122020090021002

1
1. PENDAHULUAN

Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan dan
untuk hidup manusia. Air digunakan untuk berbagai kebutuhan sehari – hari
yang sangat luas baik untuk keperluan aktivitas domestik, keperluan industri
begitu pula untuk keperluan perkotaan. Air yang digunakan oleh manusia untuk
berbagai aktivitas tersebut bersumber dari mata air, sungai, danau, bendungan,
sumur maupun dari sumber-sumber air baku yang dapat dimanfaatkan baik
secara langsung ataupun melalui serangkaian tahapan proses rekayasa
teknologi. Seperti kita pahami bersama, bahwasanya setiap proses pemanfaatan
sumber daya untuk aktivitas manusia akan selalu menghasilkan product dan by-
product dan juga mengakibatkan perubahan pada elemen lingkungan yang
terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan aktivitas tersebut.
Sungai, sebagai salah satu elemen lingkungan yang memiliki multi-fungsi
dalam aktivitas manusia maupun perkotaan tidak dapat lepas dari pengaruh
rangkaian aktivitas majemuk manusia khususnya sebagai sumber air baku dan
badan air penerima air buangan yang notebenenya adalah by-product dari
aktivitas tersebut.
Kota Bandung sebagai salah satu kota yang menjadi pusat dari berbagai
aktivitas domestik, industri, pertanian dan aktivitas produktif lainnya sudah tentu
sangat bergantung pada sungai-sungai yang berada dalam wilayahnya. Terdapat
46 buah sungai yang termasuk dalam wilayah administrasi Pemerintah Kota
Bandung, dan berdasarkan data yang ada hingga tahun 2012, baru dapat
disusun 16 buah sungai yang dapat diketahui kondisi kualitasnya. Diharapkan
dengan pemantauan terhadap kualitas 16 sungai ini, kondisi terkini dari masing-
masing sungai dapat diketahui secara lebih jelas.

2
2. METODE PENENTUAN STATUS MUTU AIR

Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan kondisi cemar
atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan
membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan.

Untuk menetapkan status mutu air dapat digunakan 2 metode yaitu Metoda
STORET dan Metoda Indeks Pencemaran, tetapi metoda yang umum digunakan
adalah Metoda STORET. Dengan menggunakan Metoda STORET dapat diketahui
parameter-parameter yang masih memenuhi atau telah melampaui baku mutu
air.

Untuk menentukan status mutu air dengan Metoda STORET digunakan sistem
nilai dari US-EPA (Environment Protection Agency) dengan mengklasifikasikan
mutu air dalam empat kelas, yaitu :
1. Kelas A : baik sekali, skor = 0 memenuhi baku mutu
2. Kelas B : baik, skor = -1 s/d –10 cemar ringan
3. Kelas C : sedang, skor = –11 s/d – 30 cemar sedang
4. Kelas D : buruk, skor = –31 cemar berat

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan status mutu air dengan


menggunakan Metoda STORET adalah sebagai berikut :
1. Lakukan pengumpulan data kualitas air dan debit air secara periodik
sehingga membentuk data dari waktu ke waktu.
2. Bandingkan data hasil pengukuran dari masing-masing parameter air dengan
nilai baku mutu yang sesuai dengan kelas air.
3. Jika hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran <
baku mutu), maka diberi skor 0.
4. Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran
> baku mutu), maka diberi skor sebagai berikut :

3
Tabel 15. Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan Status Mutu
Air
Jumlah Parameter
Nilai
Contoh1) Fisika Kimia Biologi
< 10 Maksimum -1 -2 -3
Minimum -1 -2 -3
Rata-rata -3 -6 -9
 10 Maksimum -2 -4 -6
Minimum -2 -4 -6
Rata-rata -6 -12 -18
Sumber : Canter (1977)
Catatan : 1) jumlah parameter yang digunakan untuk penentuan status mutu air

5. Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status


mutunya dari jumlah skor yang didapat dengan menggunakan sistem nilai.

4
3. BATASAN DAN DASAR ACUAN TEKNIS

Dalam laporan ini, sejumlah batasan teknis diambil dan dipilih dengan
petimbangan untuk menyederhanakan tampilan informasi tanpa merubah
tingkat validitas data maupun hasil perhitungan disamping sebagai upaya untuk
mengatasi keterbatasan teknis dan non-teknis dalam penyusunan database
kualitas air sungai.
Adapun batasan dan dasar acuan teknis tersebut meliputi :
a. Jumlah sungai yang dianalisa adalah 16 sungai dari 46 sungai.
b. Metode sampling yang digunakan adalah grab sampling .
c. Sampling tidak dilakukan secara continyu presisi, tidak terikat oleh faktor
waktu akurat, perubahan elemen klimatologi, kalibrasi alat & materi, dan
faktor-faktor uniform lainnya.
d. Parameter yang diukur dan dianalisa dalam perhitungan hanya meliputi
parameter fisika dan kimia yang jumlahnya 24 parameter.
e. Rentang data yang diproses adalah data dari tahun 2004 s/d 2012, pada
lokasi yang tidak terukur pada suatu tahun maka bilangan pembagi bagi
fungsi rerata diambil berdasarkan jumlah data tahun dengan data yang
tersedia.
Dengan uraian batasan dan dasar acuan tersebut maka kiranya dapat
dipahami bahwa laporan ini hanya bersifat informasi pelengkap dan bukan
paparan kondisi aktual dilapangan, mengingat sangat banyak standar teknis
yang tidak dapat diberlakukan dalam proses pengambilan data, pemrosesan
data maupun analisa mendalam atas kumpulan data ini yang menjadikan
laporan ini tidak cukup mumpuni untuk dijadikan sebagai sebuah Benchmark.

5
4. REKAPITULASI DATA
Tabel 4.1. Skoring 16 Sungai > 10 parameter (24 parameter)
Score
No. Nama Sungai Kls 1 Kls 2 Kls 3 Kls 4 SKG
1 Cikapundung Hulu -80 -60 -48 -10 -82
2 Cikapundung Hilir -102 -72 -72 -22 -100
3 Cikapundung Klt Hulu -98 -68 -66 -10 -96
4 Cikapundung Klt Hilir -102 -74 -70 -30 -102
5 Citepus Hulu -106 -78 -76 -20 -108
6 Citepus Hilir -110 -82 -78 -22 -114
7 Ciparungpung Hulu -92 -66 -64 -16 -96
8 Ciparungpung Hilir -100 -72 -68 -20 -102
9 Cidurian Hulu -100 -72 -68 -18 -102
10 Cidurian Hilir -88 -62 -60 -22 -106
11 Cikiley Hulu -76 -50 -46 -16 -88
12 Cikiley Hilir -100 -74 -72 -22 -104
13 Cicadas Hulu -102 -76 -70 -12 -102
14 Cicadas Hilir -100 -74 -72 -20 -112
15 Cipanjalu Hulu -92 -62 -54 -18 -98
16 Cipanjalu Hilir -94 -68 -64 -22 -104
17 Cipamokolan Hulu -92 -68 -68 -24 -106
18 Cipamokolan Hilir -86 -60 -60 -22 -100
19 Cinambo Hulu -86 -58 -54 -24 -102
20 Cinambo Hilir -86 -60 -60 -22 -104
21 Cibiru Hulu -92 -64 -62 -22 -98
22 Cibiru Hilir -96 -64 -60 -20 -100
23 Cibuntu Hulu -104 -72 -72 -20 -112
24 Cibuntu Hilir -120 -84 -84 -34 -134
25 Cikendal Hulu -106 -76 -76 -28 -122
26 Cikendal Hilir -110 -80 -78 -22 -114
27 Cisaraten Hulu -88 -64 -62 -20 -102
28 Cisaraten Hilir -88 -64 -64 -26 -108
29 Cihalarang Hulu -86 -60 -56 -18 -94
30 Cihalarang Hilir -100 -70 -64 -24 -106
31 AK Cicadas Hulu -104 -76 -74 -22 -114
32 AK Cicadas Hilir -104 -78 -76 -30 -128

Sedangkan untuk grafik Mutu Air dengan Metode STORET dapat dilihat pada
gambar-gambar berikut :

6
Gambar 4.1. Mutu Air dengan Metode STORET PP No. 82/ 2001 Kelas I

Gambar 4.2. Mutu Air dengan Metode STORET PP No. 82/ 2001 Kelas II

7
Gambar 4.3. Mutu Air dengan Metode STORET PP No. 82/ 2001 Kelas III

Gambar 4.4. Mutu Air dengan Metode STORET PP No. 82/ 2001 Kelas IV

8
Gambar 4.5. Mutu Air dengan Metode STORET SK Gub 39/2000 Kelas B C D

Penjelasan dari Gambar 4.1 s/d. Gambar 4.5 adalah sebagai berikut :
 Gambar 4.1. apabila kualitas air sungai dibandingkan dengan PP No. 82 tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Kelas I, semua
sungai yang dinilai tergolong dalam katagori tercemar berat.
 Gambar 4.2. apabila kualitas air sungai dibandingkan dengan PP No. 82 tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Kelas II, semua
sungai yang dinilai tergolong dalam katagori tercemar berat.
 Gambar 4.3. apabila kualitas air sungai dibandingkan dengan PP No. 82 tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Kelas III, semua
sungai yang dinilai tergolong dalam katagori tercemar berat.
 Gambar 4.4. apabila kualitas air sungai dibandingkan dengan PP No. 82 tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Kelas IV, hanya
Hulu sungai Cibuntu yang termasuk kategori tercemar berat.
 Gambar 4.5. apabila kualitas air sungai dibandingkan dengan SK. Gubernur Jawa
Barat No. 39 tahun 2000 tentang Baku Mutu Kualitas Sungai Citarum dan Anak-anak
Sungainya di Jawa Barat, Golongan B, C, D, semua sungai yang dinilai tergolong
dalam katagori tercemar berat.

9
5. STATUS MUTU AIR
No. Nama Sungai Kls 1 Kls 2 Kls 3 Kls 4 SKG
1 Cikapundung Hulu D D D B D
2 Cikapundung Hilir D D D C D
3 Cikapundung Klt Hulu D D D B D
4 Cikapundung Klt Hilir D D D C D
5 Citepus Hulu D D D C D
6 Citepus Hilir D D D C D
7 Ciparungpung Hulu D D D C D
8 Ciparungpung Hilir D D D C D
9 Cidurian Hulu D D D C D
10 Cidurian Hilir D D D C D
11 Cikiley Hulu D D D C D
12 Cikiley Hilir D D D C D
13 Cicadas Hulu D D D C D
14 Cicadas Hilir D D D C D
15 Cipanjalu Hulu D D D C D
16 Cipanjalu Hilir D D D C D
17 Cipamokolan Hulu D D D C D
18 Cipamokolan Hilir D D D C D
19 Cinambo Hulu D D D C D
20 Cinambo Hilir D D D C D
21 Cibiru Hulu D D D C D
22 Cibiru Hilir D D D C D
23 Cibuntu Hulu D D D C D
24 Cibuntu Hilir D D D D D
25 Cikendal Hulu D D D C D
26 Cikendal Hilir D D D C D
27 Cisaraten Hulu D D D C D
28 Cisaraten Hilir D D D C D
29 Cihalarang Hulu D D D C D
30 Cihalarang Hilir D D D C D
31 AK Cicadas Hulu D D D C D
32 AK Cicadas Hilir D D D C D
Keterangan :
- Kelas I s/d Kelas IV berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001
Peruntukkan air untuk :
 Kelas I : air baku air minum, dan atau peruntukkan lain yang mensyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
 Kelas II : prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, air
untuk mengairi tanaman, dan atau peruntukkan lain yang
mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
 Kelas III : pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
tanaman, dan atau peruntukkan lain yang mensyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut
 Kelas IV : mengairi tanaman, dan atau peruntukkan lain yang mensyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
- SKG : Sk. Gub. NO. 39 Tahun 2000

- 10 -
6. PERBANDINGAN STATUS MUTU AIR SUNGAI
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
Kls Kls Kls Kls Kls Kls Kls Kls Kls Kls Kls Kls
No. Nama Sungai 1 2 3 4 SKG No. Nama Sungai 1 2 3 4 SKG No. Nama Sungai 1 2 3 4 SKG
1 Cikapundung Hulu D D D B D 1 Cikapundung Hulu D D D B D 1 Cikapundung Hulu D D D B D
2 Cikapundung Hilir D D D C D 2 Cikapundung Hilir D D D C D 2 Cikapundung Hilir D D D C D
3 Cikapundung Klt Hulu D D D C D 3 Cikapundung Klt Hulu D D D B D 3 Cikapundung Klt Hulu D D D B D
4 Cikapundung Klt Hilir D D D C D 4 Cikapundung Klt Hilir D D D C D 4 Cikapundung Klt Hilir D D D C D
5 Citepus Hulu D D D C D 5 Citepus Hulu D D D C D 5 Citepus Hulu D D D C D
6 Citepus Hilir D D D C D 6 Citepus Hilir D D D C D 6 Citepus Hilir D D D C D
7 Ciparungpung Hulu D D D B D 7 Ciparungpung Hulu D D D C D 7 Ciparungpung Hulu D D D C D
8 Ciparungpung Hilir D D D C D 8 Ciparungpung Hilir D D D C D
8 Ciparungpung Hilir D D D C D
9 Cidurian Hulu D D D C D 9 Cidurian Hulu D D D C D
9 Cidurian Hulu D D D C D
10 Cidurian Hilir D D D C D 10 Cidurian Hilir D D D C D
10 Cidurian Hilir D D D C D
11 Cikiley Hulu D D D B D 11 Cikiley Hulu D D D C D
11 Cikiley Hulu D D D C D
12 Cikiley Hilir D D D C D 12 Cikiley Hilir D D D C D
12 Cikiley Hilir D D D C D
13 Cicadas Hulu D D D B D 13 Cicadas Hulu D D D C D
13 Cicadas Hulu D D D C D
14 Cicadas Hilir D D D C D 14 Cicadas Hilir D D D C D
14 Cicadas Hilir D D D C D
15 Cipanjalu Hulu D D D C D 15 Cipanjalu Hulu D D D C D
15 Cipanjalu Hulu D D D C D
16 Cipanjalu Hilir D D D C D 16 Cipanjalu Hilir D D D C D
16 Cipanjalu Hilir D D D C D
17 Cipamokolan Hulu D D D C D 17 Cipamokolan Hulu D D D C D
17 Cipamokolan Hulu D D D C D
18 Cipamokolan Hilir D D D C D 18 Cipamokolan Hilir D D D C D
18 Cipamokolan Hilir D D D C D
19 Cinambo Hulu D D D C D 19 Cinambo Hulu D D D C D
19 Cinambo Hulu D D D C D
20 Cinambo Hilir D D D C D 20 Cinambo Hilir D D D C D
20 Cinambo Hilir D D D C D
21 Cibiru Hulu D D D C D 21 Cibiru Hulu D D D C D
21 Cibiru Hulu D D D C D
22 Cibiru Hilir D D D C D 22 Cibiru Hilir D D D C D
22 Cibiru Hilir D D D C D
23 Cibuntu Hulu D D D C D 23 Cibuntu Hulu D D D C D
23 Cibuntu Hulu D D D C D
24 Cibuntu Hilir D D D C D 24 Cibuntu Hilir D D D D D
24 Cibuntu Hilir D D D D D
25 Cikendal Hulu D D D D D 25 Cikendal Hulu D D D D D
25 Cikendal Hulu D D D C D
26 Cikendal Hilir D D D C D 26 Cikendal Hilir D D D C D
26 Cikendal Hilir D D D C D
27 Cisaraten Hulu D D D C D 27 Cisaraten Hulu D D D C D
28 Cisaraten Hilir D D D C D 28 Cisaraten Hilir D D D C D 27 Cisaraten Hulu D D D C D

29 Cihalarang Hulu D D D C D 29 Cihalarang Hulu D D D C D 28 Cisaraten Hilir D D D C D

30 Cihalarang Hilir D D D C D 30 Cihalarang Hilir D D D C D 29 Cihalarang Hulu D D D C D

31 AK Cicadas Hulu D D D C D 31 AK Cicadas Hulu D D D C D 30 Cihalarang Hilir D D D C D

32 AK Cicadas Hilir D D D C D 32 AK Cicadas Hilir D D D C D 31 AK Cicadas Hulu D D D C D


32 AK Cicadas Hilir D D D C D

- 11 -

Anda mungkin juga menyukai