Executive Summary ini berisi rangkuman dari hasil rangkaian identifikasi, evaluasi
dan perencanaan drainase perkotaan Kota Kediri. Dengan tersusunnya masterplan drainase
ini, diharapkan perencanaan dan pelaksanaan sistem drainase di Kota Kediri dapat berjalan
dengan baik dan target Kota Kediri bebas dari banjir dapat tercapai. Saran dan masukan
sangat diharapkan untuk perbaikan laporan akhir Masterplan Drainase Kota Kediri 2023.
Surabaya, 2023
DKPU ITS
BAB I
PENDAHULUAN
Luas Wilayah Kota Kediri yang mencapai 63,40 km2 terbagi menjadi tiga
Kecamatan, yaitu Kecamatan Mojoroto, Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren
seperti pada Gambar 1.1. Wilayah barat sungai secara keseluruhan termasuk dalam
wilayah Kecamatan Mojoroto dengan luas wilayah 24,6 km2, dan timur sungai
sebagian termasuk dalam wilayah Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren
masing-masing dengan luas wilayah 14,9 km2 dan 23,9 km2
Kota Kediri merupakan salah satu wilayah administratif di Provinsi Jawa Timur
dengan posisi 7º45’ - 7º55’ Lintang Selatan dan 111º15’ 112º03´ Bujur Timur.
Wilayah Kota Kediri berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Kediri. Kota
Kediri dipisahkan oleh Sungai Brantas yang mengalir dari selatan ke utara
sepanjang 7 km. Batas wilayah Kota Kediri adalah sebagai berikut:
Mojoroto 24,6
Kota 14,9
Pesantren 23,9
Jumlah 63,4
Gambar 2.2. Tutupan Lahan Kota Kediri 2009 (Sumber: RTRW Kota Kediri,
2011-2030)
Gambar 2.3. Peta tutupan lahan Kota Kediri
Sumber: RTRW Kota Kediri, 2011-2030
Koordinat
No Stasiun Hujan
Latitude Longitude
Informasi genangan yang terjadi di beberapa area Kota Kediri diperoleh dari
Laporan Rencana Induk Sistem Drainase Kota Kediri Tahun 2016. Beberapa area
yang pada kondisi eksisting sebelum studi ini dilakukan antara lain: Jl. Bandar
Kidul, Jl. Semeru gg.9, Jl. Raung, Jl. Merbabu, Jl. Hasnuddin, Jl. KKO Harun, Jl.
Sam Ratulangi, Jl. Trunojoyo, Jl. Sersan Suharmaji, Jl. Balowerti Gg.1, Jl. HOS
Cokroaminoto, Jl. Betet Bawang, dsb. Peta genangan berdasarkan studi Tahun 2016
ditampilkan pada Gambar 3.1 sampai dengan 3.3.
o Orientasi lapangan
Orientasi lapangan dilakukan oleh tim survey, dengan maksud untuk
mengadakan pengenalan daerah yang akan diukur, memperoleh informasi
tentang posisi lokasi sungai, batas awal dan akhir sungai, serta melakukan
sinkronisasi rencana kerja dengan kondisi lapangan.
Untuk poligon pertama dan kedua selalu terikat dengan sudut, jarak
maupun hasil koordinatnya, dengan menggunakan alat Theodolit Total
Station.
Kali Kedak
Kali NgampeL
Kali Brantas
Kali Kresek
Kali Parung
Kali Tawang
SISTEM DRAINASE
c) Jl. Semeru
Genangan pada Jl. Semeru diakibatkan aliran air yang kurang lancar mengalir
ke saluran akibat street inlet yang tersumbat ataupun letak street inlet yang lebih
tinggi dari badan jalan. Eksisting drainase Jalan Semeru dapat dilihat pada Gambar
4.3.
d) Jl. Raung
Pada musim penghujan Tahun 2023 di Jalan Raung terjadi genangan dengan
kedalaman 30 cm dan lama genangan mencapai 60 menit. Kondisi saluran drainase
di sepanjang Jalan Raung berupa saluran tertutup dan dilengkapi dengan adanya bak
kontrol sebagai kontrol aliran. Pada saluran drainase tersebut dimungkinkan banjir
dikarenakan terdapat sedimentasi yang mengakibatkan kapasitas saluran menurun.
Eksisting drainase Jalan Raung dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Eksisting Drainase Jalan Raung
f) Jl. Merbabu
Kondisi genangan dengan pada Jl. Merbabu disebabkan tidak ada saluran
pada depan Pabrik Gula Mrican sehingga limpasan air tertahan pada cekungan area
bekas rel kereta api yang melintasi Jl. Merbabu. Genangan pada area ini berkisar
antara kedalaman 15-20 cm dan lama genangan mencapai 30 menit. Eksisting
drainase Jalan Merbabu dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6. Eksisting Drainase Jalan Merbabu
h) Perempatan Sukorame
Kondisi topografi pada perempatan Sukorame merupakan cekungan sehingga
rawan terhadap genangan. Kondisi street inlet pada daerah ini perlu mendapatkan
prioritas penanganan genangan dikarenakan rawan terhadap penyumbatan. Eksisting
drainase pada perempatan Sukorame dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8. Eksisting Drainase Perempatan Sukorame
Gambar 4.10. Eksisting Drainase Jalan Supit Urang Selatan – Mojoroto Gg. VII
d) Jl. Kilisuci
Pada musim penghujan bulan Februari 2023 di Jalan Kilisuci ini terjadi
genangan dengan kedalaman 30-50 cm dan lama genangan mencapai 60 menit.
Kondisi saluran drainase yang ada berupa saluran tertutup dan dilengkapi dengan bak
kontrol. Perlu dilakukan inspeksi terhadap street inlet pada kawasan Jl. Kilisuci
dikarenakan rawan penyumbatan. Eksisting drainase Jalan Kilisuci dapat dilihat pada
Gambar 4.14.
g) Jl. Dandangan 1
Genangan pada Jl. Dandangan 1 berada pada cekungan di sebelah timur dan
barat rel kereta api dikarenakan minimnya street inlet pada Kawasan tersebut.
Kapasitas saluran pada Kawasan ini cenderung kecil dengan kondisi saluran adalah
tertutup. Eksisting drainase Jalan Dandangan 1 dapat dilihat pada Gambar 4.17.
No Nama Sungai
1 Kali Ngampel
2 Kali Kedak
3 Kali Kresek
4 Kali Tawang
Sedangkan sistem saluran drainase kota mencakup 17 sub sistem, yang terbagi
sesuai Tabel 5.2 berikut.
Tabel 5.2. Sub Sistem Saluran Drainase Kota Kediri
Berdasarkan tabel di atas, terdapat sub sistem Ngampel, Kedak, Kresek dan
Tawang yang masuk dalam evaluasi saluran kota. Secara hidrologis sub sistem
saluran drainase tersebut menjadi bagian sungai utama. Sehingga dalam analisisnya
bagian hilir (downstream) sub sistem Ngampel, sub sistem Kedak, sub sistem
Kresek, dan sub sistem Tawang memiliki batas yang sama dengan boundary pada
analisis sungai. Namun, dalam analisis hujan baik hujan wilayah maupun hujan
daerah dilakukan terpisah. Hal tersebut disebabkan oleh batas DAS hulu untuk
sistem sungai dan saluran kota memiliki perbedaan, sebagaimana dapat ditunjukkan
dalam Gambar 5.1. Saluran kota mencakup jaringan drainase yang berada dalam
kawasan kota Kediri dengan batas sistem mengikuti Master Plan Drainase 2016,
sedangkan analisis sungai akan mempertimbangkan batas DAS berdasarkan kondisi
topografi. Dalam hal ini, data topografi yang digunakan adalah data DEMNAS.
Hasil analisis spasial Poligon Thiessen untuk keduanya ditunjukkan dalam Gambar
5.1. dan Gambar 5.2.
Gambar 5.1. Hasil Analisis Spasial Poligon Thiessen Untuk Sistem Sungai
Gambar 5.2. Hasil Analisis Spasial Poligon Thiessen Untuk Sistem Drainase Kota
5.1.1. Analisis Tinggi Hujan Rencana
● Kali Kedak
No Periode Ulang R
mm
1 2 77.54
2 5 94.12
3 10 105.10
4 25 118.97
● Kali Ngampel
No Periode Ulang R
mm
1 2 84.00
2 5 115.07
3 10 131.32
4 25 148.64
5 50 159.83
● Sub Sistem STA Kediri
Hasil analisis Poligon Thiessen menunjukkan bahwa beberapa sub sistem
saluran drainase pada Kota Kediri berada pada area pengaruh stasiun hujan Kediri.
Sub sistem tersebut diantaranya adalah Inspeksi 1, Inspeksi 2, Inspeksi 3, Inspeksi 4,
Hasyim Ashari, Mayjend 1&2, Mayjend 3&4, Panglima Sudirman 1.
No Periode Ulang R
mm
1 2 85.64
2 5 117.89
3 10 134.75
4 25 152.72
5 50 164.34
1 2 84.36
2 5 116.92
3 10 133.94
4 25 152.09
5 50 163.81
● Sub Sistem Mayor Bismo
Stasiun hujan yang berpengaruh pada sub-sistem Mayor Bismo terdiri dari dua pos
stasiun hujan yaitu Gamping Rejo dan Kediri.
1 2 79.79
2 5 109.99
3 10 125.78
4 25 142.62
5 50 153.50
1 2 72.36
2 5 87.01
3 10 94.67
4 25 102.83
5 50 108.11
● Sub Sistem Kedak Kota
Tinggi hujan rencana untuk Sub Sistem Kedak Kota adalah sebagai berikut.
1 2 70.45
2 5 89.71
3 10 99.77
4 25 110.51
5 50 117.44
40.00
35.00
30.00
25.00
Q (m3/s)
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
0 6 12 18 24
time (hour)
120.00
100.00
80.00
Q (m3/s)
60.00
40.00
20.00
0.00
0 6 12 18 24
time (hour)
30.00
25.00
Q (m3/s)
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
0 6 12 18 24
time (hour)
Parung
10.00
9.00
8.00
7.00
Q (m3/s)
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
0 6 12 18 24
time (hour)
40.00
35.00
30.00
25.00
Q (m3/s)
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
0 6 12 18 24
time (hour)
EG Max WS
Crit Max WS
68
WS Max WS
Elevation (m)
Ground
LOB
66
ROB
64
62
0 1000 2000 3000 4000
Main Channel Distance (m)
Crit Max WS
85
EG Max WS
WS Max WS
80
Elevation (m)
Ground
LOB
75
ROB
70
65
60
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Main Channel Distance (m)
• Kali Kresek
KEDIRI Plan: 1) RT100 08-Mar-23
KRESEK KRESEK
110 Legend
EG Max WS
WS Max WS
Crit Max WS
100 Ground
LOB
ROB
90
Elevation (m)
80
70
60
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
Main Channel Distance (m)
Crit Max WS
EG Max WS
WS Max WS
100 Ground
LOB
ROB
90
Elevation (m)
80
70
60
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Main Channel Distance (m)
• Kali Tawang
H
I
80 L
I
R
Elevation (m)
75
70
65
60
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000
Main Channel Distance (m)
Tabel 5.10. Evaluasi dan Rencana Dimensi Saluran Sub Sistem Ngampel
Dimensi Dimensi
Nama Node Debit Eksisting Rencana
No L A (m2)
Saluran Saluran (m3/dt)
B H B H
Tabel 5.11. Evaluasi dan Rencana Dimensi Saluran Sub Sistem Kedak
Dimensi Dimensi
Node Debit Eksisting Rencana
No Nama Saluran L A (m2)
Saluran (m3/dt)
B H B H
1 Kali Sumber G4.1 - G4 780.3 193000 0.961 10.05 5.43 10.05 5.43
Jiput 1
2 Kali Glodok G4.2 - G4 409.2 27900 0.137 12.13 5.62 12.13 5.62
8
3 Kali Glodok G4-G3 686.3 460700 1.932 12.13 5.62 12.13 5.62
2
4 Kali Sumber G3.1 - G3 1940. 663000 2.360 9.89 5.37 9.89 5.37
Ngasinan 17
B H B H
1 Raung A1.1 - A.1 454.42 629300 4.27 1.6 1.2 2.5 2.5
4 Raung B5.2 - B5.1 172.39 26550 0.19 1.6 1.2 1.5 0.7
B H B H
1 Veteran sisi timur D2.1 - D2 352.51 49300 0.33 1.8 1.9 1.00 0.95
2
B H B H
1 Khairil Anwar A5.1 - 5 252.32 14900 0.1 1.3 1.15 1.3 1.3
8 Gunung Sari A2.2. - 133.02 8100 0.1 1.12 1.22 1.2 1.2
A2
B H B H
6 Kali Parung P5.1 - 741.21 17780 3.19 8.2 2.9 8.2 2.9
P5 0
11 Grogol - Tembus P3.1b 683.96 14720 2.70 5.18 2.69 5.2 2.7
Kaliombo - P3.1 0
12 Grogol - Tembus P3.1 - 252.6 44440 7.57 5.18 2.69 5.2 2.7
Kaliombo P3 0
1 Kali Sumber T1_2 115 935 2.28 5.24 3.56 5.2 3.6
Soyo b- 5.03 400
T1_2
2 Kali Joko Rio T1_2 226 183 14.83 3.23 2.35 3.5 3.2
a- 1.83 930
T1_2 0
3 Kali Sumber T1_2 366 707 41.71 5.24 3.56 6.0 5.0
Soyo _T1_ 4.21 020
1 0
4 Kali Sumber T1_1 271 101 7.64 5.39 3.23 5.4 3.2
Rempi a- 4.12 150
T1_1 0
5 Kali Sumber T1_1 317 881 45.62 5.24 3.56 6.0 5.5
Soyo - T1 9.63 510
0
7 Karang Anyar T3_1 966. 403 4.09 0.71 1.06 2.0 1.8
a- 44 200
T3_1
8 Supersemar - T3_1 140 433 28.68 1.32 2.11 5.0 4.2
Perintis - T3 2.77 267
Kemerdekaan 0
9 Kapten Tendean T5_2 860. 183 19.03 2.75 1.81 4.0 3.6
Sisi Selatan - T5 79 460
0
10 Kapten Tendean T5_1 405. 108 12.57 2.75 1.81 3.5 2.8
Sisi Selatan - T5 92 929
1
12 Kali Sumber T4_1 907. 106 10.97 4.78 3.36 4.8 3.4
Nggronggo - T4 65 810
0
15 Kaliombo Raya T2_1 955. 243 2.48 3.56 3.41 3.6 3.4
b- 07 800
T2_1
16 Padang Padi - T2_1 104 204 2.04 0.84 1.12 2.0 1.1
Grogol Bum Asri a- 3.2 200
T2_1
17 Kaliombo Raya T2_1 522. 583 5.75 3.56 3.41 3.6 3.4
- T2 64 600
Penyusunan rencana strategis pada master plan drainase ini perlu mengacu pada
kegiatan yang telah dilaksanakan terkait drainase pada sistem drainase di Kota Kediri.
Rencana strategis ini akan disajikan pada Tabel 6.36 berikut ini yang disesuaikan dengan
pembagian sub sistem drainase pada Kota Kediri.
Tabel 5.24. Rencana Strategis terhadap permasalahan yang ada pada masing-masing Sub
Sistem Drainase Kota Kediri
Strategi / usulan
No Sub-sistem Identifikasi Masalah pemecahan masalah
1 Sub sistem Ex Saluran pembuang akhir dari Membuat saluran baru untuk
Mrican sub sistem Ex-Mrican terutama mengalirkan pembuang akhir
dari kawasan Dermo dan tersebut
Mrican selama ini dibuang
pada saluran Ex-Mrican
Saluran eksisting di sekitar Perencanaan saluran
kawasan Kampus Universitas drainase kawasan Kampus
Brawijaya adalah saluran Universitas Brawijaya
irigasi tersier
2 Sub sistem Potensi genangan pada Direncanakan box balance di
Ngampel kawasan yang dilewati rencana beberapa titik untuk
Jalan Tol mengakomodasi limpasan di
sisi barat tol agar dapat
dialirkan menuju badan air
(Kali Ngampel), tetapi
diperlukan analisis kapasitas
Kali Ngampel
Pada kawasan di Jalan Gayam Monitoring lokasi, luas, dan
beberapa titik belum ada volume genangan, serta
saluran drainase, sehingga mengidentifikasi
menimbulkan genangan pada penyebabnya.
titik-titik tersebut
Genangan di sekitar aliran Kali Dilakukan normalisasi pada
Ngampel Kali Ngampel
Kondisi tanggul Kali Ngampel
di beberapa titik (sisi setelah Pengerukan sedimentasi
Jalan Gayam) itu cukup rendah pada saluran secara berkala
sehingga debit air sungai minimal setiap 6 bulan sekali
rawan meluber ke persawahan
sekitar ketika hujan dengan
intensitas tinggi
3 Sub sistem Crossing Kali Kedak dengan Pembuatan gorong-gorong
Kedak Jalan Tol sesuai dimensi yang
dibutuhkan
Terjadi genangan di Perencanaan saluran
Perempatan Sukorame (10-20 drainase jalan raya di
cm) diakibatkan tidak adanya kawasan Jalan Dr. Saharjo
saluran pada kawasan tersebut sisi utara
di ruas Jalan Dr. Saharjo sisi
utara
Potensi genangan pada Jl. Monitoring lokasi, luas, dan
Gatot Subroto pada pertigaan volume genangan, serta
Gayam mengidentifikasi
penyebabnya
Monitoring lokasi, luas, dan
Sub sistem Potensi genangan pada Jalan volume genangan, serta
4
Inspeksi 1 KH. Ahmad Dahlan mengidentifikasi
penyebabnya.
Adanya normalisasi saluran di Melakukan normalisasi tidak
Jalan Jaksa Agung Suprapto, dengan memperdalam
tetapi normalisasi tidak sampai saluran namun menambah
Sub sistem ke hilir saluran yang lebar saluran untuk
5 Inspeksi 2 berbatasan dengan Sungai meningkatkan kapasitas
Brantas dikarenakan faktor saluran
backwater dari S. Brantas
apabila saluran diperdalam
Monitoring dan pengerukan
Sub sistem sedimentasi pada saluran
6
Inspeksi 3 secara berkala minimal
setiap 6 bulan sekali
Monitoring dan pengerukan
Sub sistem sedimentasi pada
7
Inspeksi 4 saluran secara berkala
- minimal setiap 6 bulan sekali
Potensi genangan pada jalan
Sub sistem Mayor Bismo di sebelah Monitoring lokasi, luas, dan
8
Mayor Bismo selatan Pom Bensin Mayor volume genangan, serta
Bismo akibat kurangnya street menambahkan street inlet
inlet
Rencana Implementasi
Jangka Jangka Jangka
No Sub-sistem Pendek Menengah Panjang
1 Sub sistem Ex Mrican Pengerukan Pengerukan Pengerukan
sedimen secara sedimen secara sedimen secara
berkala berkala berkala
Monitoring Monitoring Monitoring
lokasi, luas, dan lokasi, luas, dan lokasi, luas, dan
volume volume volume
genangan, serta genangan, serta genangan, serta
mengidentifikasi mengidentifikasi mengidentifikas
penyebabnya. penyebabnya. i penyebabnya.
Perencanaan Pembangunan Monotoring
saluran saluran pembuang kinerja saluran
pembuang akhir akhir dari sub pembuang akhir
dari sub sistem sistem Ex-Mrican dari sub sistem
terutama dari Ex-Mrican
Ex-Mrican
kawasan Dermo terutama dari
terutama dari
dan Mrican kawasan Dermo
kawasan Dermo dan Mrican
dan Mrican
2 Sub sistem Ngampel Pengerukan Pengerukan Pengerukan
sedimen secara sedimen secara sedimen secara
berkala berkala berkala
(Potensi genangan pada Jl. Perencanaan Pembangunan Monitoring
Gayam ) saluran drainase saluran drainase kinerja saluran
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil identifikasi, evaluasi dan perencanaan terhadap sistem drainase Kota
Kediri, maka dapat disusun rekomendasi sebagai berikut.
● Penataan saluran Ex Mrican menjadi badan air penerima utama pada sistem drainse
Ex Mrican sebelum dialirkan ke Kali Brantas.
d. Sistem Inspeksi 2
• Penyesuaian elevasi dasar saluran di hilir untuk memperlancar aliran menuju Kali
Brantas
• Pembuatan sumur resapan (jika memungkinkan) di area genangan
f. Pembangunan saluran outlet 1.50 x 1.50 m di Jl. Yos Sudarso menuju Kali Brantas.
g. Pengalihan aliran dari Jl. Joyoboyo menuju Jl. Pattimura (setelah outlet Jl. Yos Sudarso
terbangun) untuk membagi aliran yang selama ini membebani SAluran Jl. Kilisuci
h. Penambahan atau pembuatan street inlet pada area-area yang mengalami genangan
terutama dengan tipe bukan horizontal atau kombinasi horizontal-vertikal untuk
mempercepat pengaliran air dari badan jalan menuju saluran.
i. Pengerukan sedimen pada saluran-saluran drainase kota secara berkala untuk
mengembalikan kapasitas alir saluran.
j. Pembuatan sumur resapan skala rumah tangga untuk memperbesar infiltrasi.
k. Penataan crossing saluran pada jalan masuk pada area pondok dengan dimensi 2 m x 2
m.
l. Penerapan kebijakan zero delta Q policy pada area/kawasan yang akan terbangun.
m. Penentuan jenis pohon yang ditanam pada trotoar yang akarnya tidak merusak struktur
saluran.