Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

KAK
(KERANGKA ACUAN KERJA)

SUB KEGIATAN :
PENYUSUNAN OUTLINE PLAN PADA KAWASAN GENANGAN

PEKERJAAN :
Tindak Lanjut Identifikasi Kawasan Genangan Sleman Barat

TAHUN ANGGARAN 2023


DINAS PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
Jl. Magelang KM 10, Beran, Tridadi, Sleman, Yogyakarta 55511
Telepon (0274) 868501, Faks. (0274) 869472
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

I. LATAR BELAKANG
Tingkat Persentase Urbanisasi di Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun ke
tahun terus meningkat, yang mendudukkan DIY sebagai tujuan migrasi yang cukup
besar di Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena Yogyakarta selain sebagai kota
pelajar juga kota tujuan wisata nomor dua setelah propinsi Bali. Dari jumlah migrasi
yang ada hampir 70% masuk ke wilayah kabupaten Sleman. Karena kabupaten
Sleman selain punya wilayah yang masih relatif luas untuk permukiman juga banyak
berdiri Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta serta fasilitas
belajar lainnya. Pertambahan jumlah penduduk tersebut mengakibatkan
peningkatan jumlah permukiman serta sarana prasarana lainnya yang secara
langsung berpengaruh terhadap perubahan tata guna lahan dan berdampak pada
semakin meluasnya bangunan kedap air sehingga akan meningkatkan koefisien
limpasaan air permukaan (surface run off) pada kawasan yang bersangkutan.
Pertumbuhan permukiman warga juga sering menimbulkan gangguan terhadap
alur/beban aliran air yaitu karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam
memelihara saluran drainase yang ada pada lingkungan permukimannya masing-
masing serta adanya pelanggaran terhadap garis sempadan sungai atau sepadan
irigasi. Kondisi tersebut menyebabkan permasalahan drainase di Kabupaten Sleman
meningkat, seperti misalnya pembangunan permukiman yang mengurangi dimensi
saluran atau menutup saluran irigasi atau drainase. Sehingga pada saat hujan banyak
saluran irigasi atau drainase yang meluap. Selain adanya kondisi fisik saluran yang
kurang ideal meluapnya air hujan dari saluran disebabkan juga oleh faktor perilaku
manusia yang kurang tepat seperti membuang sampah pada saluran irigasi atau
drainase.
Penanganan drainase di kabupaten Sleman yang selama ini sifatnya masih
parsial berdasarkan Pagu Usulan Partisipasi Masyarakat (PUPM), belum dapat
menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara tuntas. Disamping itu
penanganan sistem drainase kebanyakan masih menganut sistem konvensional,
yaitu drainase pengatusan kawasan yang berupa upaya membuang atau
mengalirkan air kelebihan secepat-cepatnya ke sungai terdekat. Hal tersebut akan
memunculkan berbagai permasalahan baru, diantaranya terjadinya banjir atau
genangan di daerah hilir, tanah longsor pada daerah berkontur curam dengan
vegetasi yang jarang dan penurunan muka air tanah. Oleh karena itu pengelolaan
drainase ke depan harus mengedepankan prinsip zero surface run off, berwawasan
lingkungan dan dilaksanakan secara menyeluruh, mulai tahap perencanaan,
konstruksi, operasi dan pemeliharaan serta ditunjang dengan peningkatan
kelembagaan, pembiayaan dan partisipasi masyarakat. Peningkatan pemahaman
mengenai drainase kepada pihak yang terlibat baik bagi pelaksana maupun
masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan agar penanganan dapat
dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Dalam rangka mengatasi, mengantisipasi dan menyelesaikan permasalahan
genangan di kabupaten Sleman, maka Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Sleman melakukan Identifikasi Kawasan Genangan
Sleman bagian Barat pada daerah rawan genangan/banjir yang akan diselaraskan
dengan Rencana Pembangunan Kabupaten Sleman. Kegiatan ini merupakan wujud
dari perhatian Pemerintah terhadap upaya peningkatan kualitas perumahan dan
permukiman bagi masyarakat yang secara tidak langsung bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Identifikasi Kawasan Genangan
tersebut disusun berdasarkan survey lapangan dengan melihat kondisi existing
drainase yang berada di wilayah Sleman bagian Barat, keadaan kontur tanah,
rencana tata ruang wilayah, melihat atau mendengar isu-isu dari kapanewon,
kalurahan dan masyarakat terkait dengan kawasan/lingkungan rawan banjir di
wilayahnya serta rencana pengembangan kota dan daerah.
Tahapan Pembuatan Identifikasi Kawasan Genangan Kabupaten Sleman
bagian Barat pada daerah rawan genangan/banjir dalam pelaksanaannya
diserahkan/ditugaskan kepada pihak ketiga, yakni Konsultan Perencana. Secara
kontraktual, Konsultan Perencana bertanggung jawab kepada Dinas Pekerjaan
Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sleman yang dalam
kegiatan operasionalnya Konsultan Perencana mendapatkan bantuan/bimbingan
dalam menentukan arah pekerjaan perencanaan dari pihak Satuan Kerja Perangkat
Daerah maupun unsur terkait dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud
1. Memberikan pedoman bagi Konsultan Perencana agar dalam pembuatan
Identifikasi Kawasan Genangan Kabupaten Sleman bagian Barat dapat lebih
komprehensip dan terintegrasi dalam satuan wilayah drainase, berwawasan
lingkungan dan dapat memberikan informasi data daerah-daerah yang rawan
banjir dan genangan serta mengedapankan konservasi air tanah.
2. Untuk memperoleh out plan/skema alur penanganan genangan kriteria
sedang.
b. Tujuan
Tujuan dari Identifikasi Kawasan Genangan Kabupaten Sleman bagian Barat
adalah :
1) Untuk memperoleh out plan/skema alur penanganan genangan kriteria sedang
yang selaras dan kompatibel terhadap Rencana Pengembangan Wilayah serta
akurat dan terukur sesuai standar dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku untuk pembuatan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan,
penyiapan program, pelaksanaan serta operasi dan pemeliharaan untuk
instansi terkait.
2) Mengarahkan dan meningkatkan kepedulian masyarakat dan swasta dalam
kaitannya dengan kesehatan lingkungan permukiman.

III. SASARAN
Sasaran dari Identifikasi Kawasan Genangan Kabupaten Sleman bagian Barat adalah
sebagai berikut :
1. Tersedianya out plan drainase pada daerah rawan genangan/banjir kriteria
sedang di Kabupaten Sleman bagian Barat, antara lain meliputi panjang, lebar dan
kondisi saluran eksisting, arah aliran, hirarki jaringan, koneksi antar jaringan dan
koneksi antara jaringan serta koneksi antara jaringan drainase jalan dengan
saluran irigasi/sungai.
2. Tersedianya kajian/telaah rencana operasional sistem drainase yang akan
dijadikan Standard Operasional Prosedur (SOP) Pengelolaan Drainase.
3. Tersedianya kajian/telaah prakiraan biaya investasi dan biaya operasional sistem
drainase pada daerah genangan di Kabupaten Sleman bagian Barat yang dibuat
dalam program tahunan dari tahun 2023-2028.
4. Tersedianya rencana tahapan kegiatan penangan genangan pada daerah rawan
genangan/banjir di Kabupaten Sleman bagian Barat.
5. Tersedianya gambar dan acuan biaya pelaksanaan sistem drainase untuk
penanganan permasalahan banjir dan genangan yang menjadi skala prioritas di
wilayah kabupaten Sleman bagian Barat.

IV. LOKASI PEKERJAAN


Lokasi Identifikasi Kawasan Genangan Kabupaten Sleman bagian Barat ini berada di
seluruh wilayah Kabupaten Sleman bagian Barat, yaitu pada daerah-daerah rawan
genangan/banjir yang sudah terdata pada kegiatan sebelumnya dengan kriteria
genangan sedang.
V. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan Tindak Lanjut Identifikasi Kawasan Genangan Sleman Barat ini dibiayai dari
dana APBD Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2023 yang penganggarannya melalui
DPA SKPD Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Sleman Nomor: DPPA/A.2/1.03.1.04.0.00.01.0000/001/2023, tanggal 4
Januari 2023 dengan pagu anggaran sebesar Rp 279.000.000 (dua ratus tujuh puluh
sembilan juta rupiah).

VI. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)


Nama PPK : Pejabat Pembuat Komitmen Pengadaan Barang dan Jasa di Kelompok
Subtansi Perencanaan Teknis Cipta Karya, Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan
Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sleman
Satuan Kerja : Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Alamat : Jl. Magelang Km.10, Tridadi Sleman, 55511 Yogyakarta.

VII. REFERENSI HUKUM DAN STANDART TEKNIS


1. UU No. 37 Tahun 2014, tentang Konservasi Tanah dan Air.
2. UU No. 23 Tahun 2014, tentang Pemerintah Daerah.
3. UU No. 2 Tahun 2017, tentang Jasa Konstruksi.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 38 tahun 2011 tentang
Sungai.
5. Peraturan Menteri PU No. 12 /PRT/M/2014, tentang Penyelenggaraan Sistem
Drainase Perkotaan beserta lampirannya.
6. Peraturan Menteri PU No. 11/PRT/M/2014, tentang Pengelolaan Air Hujan pada
Bangunan Gedung dan Persilnya beserta lampirannya.
7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 239/KPTS/1987, tentang Pedoman
Umum Mengenai Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Drainase Kota.
8. SNI 7752 : 2012, tentang Tata cara pengukuran laju infiltrasi tanah di lapangan
menggunakan infiltrometer cincin ganda.
9. SNl 03-2453-2002, tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan
untuk Lahan Pekarangan.
10. SNI 06-2459-2002, tentang Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan
Pekarangan.
11. Buku Panduan Drainase Berbasis Masyarakat Edisi Tahun 2013 yang diterbitkan
oleh Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya.
12. Keputusan Bupati Sleman, Nomor: 41.1/Kep.KDH/A/2022, Tentang Standar
Harga Satuan Barang dan Jasa Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2023.
VIII. RUANG LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup Kegiatan Tindak Lanjut Identifikasi Kawasan Genangan Sleman Barat
adalah sebagai berikut :
A. Lingkup kegiatan Umum
1. Melakukan koordinasi secara intensif Kegiatan Tindak Lanjut Identifikasi
Kawasan Genangan Sleman Barat kepada instansi terkait di
kabupaten/kota, agar nantinya dokumen yang sudah dibuat dapat
dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
2. Mempertimbangkan hasil studi, rencana dan proyek lain yang terkait, yang
telah ataupun sedang dilakukan. Referensi khusus harus mengacu pada
rencana induk Kabupaten Sleman, Strategi pengembangan kawasan,
kebijaksanaan pembangunan, pembangunan jalan dan pembangunan
kawasan utama lainnya.

B. Lingkup kegiatan khusus


1. Kegiatan Tindak Lanjut Identifikasi Kawasan Genangan Sleman Barat antara
lain:
 Mengidentifikasi peraturan dan kebijakan dalam pembangunan drainase.
 Melakukan review terhadap sistem drainase eksisting dan survai
lapangan/penelitian serta kajian secara teknis terhadap sistem drainase
internal dan eksternal mencakup aspek karakteristik dan kondisi fisik lokasi
dan sebagainya, termasuk kajian terhadap kemungkinan penerapan sistem
drainase terpadu berwawasan lingkungan (Ecodrain).
 Membuat data Kawasan genangan di Kabupaten Sleman pada daerah
rawan genangan/banjir yang dapat dipakai sebagai acuan jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang untuk pengembangan
pembangunan sistem drainase yang sistematis, terarah, terpadu, tanggap
terhadap karakteristik lingkungan dan sosial ekonomi daerah dengan
memperhatikan perkembangan kota, pendanaan, penyediaan lahan,
pendanaan operasi dan pemeliharaan, kelembagaan, kearifan lokal dan
peran serta masyarakat maupun swasta yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Pengambilan data primer dan sekunder yang diperlukan / menunjang berupa:
 Data klimatologi (hujan, angin dan kelembaban).
 Data hidrologi (tinggi muka air, debit sungai, laju sedimentasi, pengaruh
air balik, peil banjir, karateristik daerah aliran).
 Data sistem drainase (kuantitatif banjir/genangan dan permasalahannya).
 Data peta (peta dasar, peta sistem drainase, sistem jaringan jalan yang ada,
peta tata guna lahan, peta topografi skala 1 :5.000 sampai dengan 1 :
50.000 yang disesuaikan dengan tipologi kota).
 Data kependudukan (jumlah penduduk, kepadatan penduduk, laju
pertumbuhan penduduk, penyebaran penduduk, kepadatan bangunan,
prasarana dan fasilitas kota yang ada dan rencana, sosial ekonomi).
 Data tanah (morfologi, laju infiltrasi tanah, sifat tanah dan penurunan
muka tanah ).
 Informasi kebijakan terkait strategi dan rencana drainase perkotaan baik
yang berskala nasional, regional maupun lokal.
 Isu-isu dari kapanewon, kalurahan dan masyarakat terkait dengan
kawasan/lingkungan rawan banjir di wilayahnya
 Identifikasi kemungkinan : pengembangan sistem penggelontoran kota
dan penyediaan SPAH, kolam retensi,
 Data lain-lain (RTRW, RDTR, rencana pengembangan kota, foto udara,
pembiayaan, data kebencanaan, institusi/ kelembagaan dan peran serta
masyarakat).
3. Membuat peta dasar wilayah pendataan yang akan dijadikan dasar untuk
penyusunan kondisi drainase seperti pola aliran, analisa sub sistem daerah
tangkapan air hujan, pemanfaatan ruang, peta genangan dan lain-lain.
4. Menyusun kondisi sistem drainase seperti pola aliran, dimensi saluran,
gambar dan bentuk penampang saluran, permasalahan utama yang
terjadi pada masing-masing saluran.
5. Membuat peta genangan dan penyebabnya, besaran kerusakan/ kerugian,
luas, tinggi, frekuensi dan waktu kejadian genangan.
6. Melakukan analisa kondisi terhadap sistem drainase.
7. Melakukan analisa kebutuhan seperti rencana alur saluran, kala ulang
masing-masing saluran, debit rencana serta analisa perbedaan antara
kebutuhan dan kondisi yang ada.
8. Melakukan usulan prioritas berdasarkan pembobotan dan menyusun
kegiatan jangka pendek, menengah dan panjang.
9. Memberikan rekomendasi baik secara struktural dan non struktural yang
mendetil dan dapat dipertanggungjawabkan.
10. Melakukan perhitungan meliputi analisis hidrologi untuk pehitungan hujan
dan banjir maximum 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun dan 25 tahun, analisis
hidrolika untuk perhitungan dimensi saluran drainase serta bangunan
pelengkapnya, analisis struktur, kriteria-kriteria yang digunakan dan
catatan lain yang dianggap perlu.
11. Menyusun laporan meliputi Laporan Pendahuluan, Laporan Antara,
Laporan Akhir.
12. Diperkenankan, bahkan dinilai positif inovasi dan penambahan lingkup
pekerjaan yang bertujuan untuk memperkuat hasil dari Identifikasi.

C. Rapat Evaluasi/Pembahasan
Penyedia Jasa wajib melakukan rapat rutin/rapat koordinasi dengan tim
pelakasana teknis kegiatan yang diselenggarakan minimal 10 kali selama
pelaksanaan. Dalam rapat ini penyedia jasa menyampaikan progres kegiatan yang
sudah dilaksanakan, kendala-kendala yang mungkin dihadapi baik dalam
pengumpulan data lapangan maupun penyusunan laporan serta menyusun
progres rencana ke depan.

D. Penyusunan Dokumen
1. Membuat Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan Akhir,
2. Membuat dokumen gambar lengkap yang disetujui oleh pemberi tugas atau
Tim Teknis,
3. Membuat Laporan pendataan identifiaksi,
4. Membuat peta-peta sistem jaringan drainase eksisting, hidrologi, dll.

E. Tanggung Jawab Profesi


Konsultan Perencana bertanggung jawab penuh atas hasil karya dari perencanaan
yang dibuatnya baik dari segi teknis dan estimasi biaya.

IX. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka Waktu penyelesaian pekerjaan ini adalah 120 (seratus dua puluh) hari
kalender.

X. KEBUTUHAN PERSONIL
Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut, konsultan harus menyediakan tenaga
berpengalaman dalam bidangnya antara lain:

Nama Personil Kualifikasi


Jml
Jml Pengalaman
Tenaga Inti Pendidikan Keahlian OB
Personil Efektif (Th)
Team Leader, Ahli
S2-T.Sipil atau S2-
Teknik Sumber 1 Ahli Muda 2 Tahun 4
T.Pengairan
Daya Air
S1-Wilayah dan
Ahli Perencanaan
1 Perkotaan, atau S1- Ahli Muda 2 Tahun 3
Wilayah Kota
Arsitek, atau S1-Planologi
Tenaga Jml Pengalaman Jml
Pendidikan Keahlian
Pendukung Personil Efektif (Th) OB
Surveyor 4 D3 Teknik Sipil - 1 Tahun 12
Penggambar 2 D3 Teknik Arsitektur - - 6
Staf Administrasi 1 SLTA - - 4

XI. TUGAS DAN KUALIFIKASI PERSONIL TENAGA AHLI:


A. Team leader yaitu tenaga ahli dengan latar belakang pendidikan formal minimal
S2-T.Sipil atau S2-T.Pengairan, berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
perencanaan drainase. Memiliki pengalaman minimal 2 Tahun dalam bidang
Detail Engineering Design bidang perencanaan drainase, juga berpengalaman
sebagai Ketua Tim dan memiliki SKA Team Leader, Ahli Teknik Sumber Daya Air,
mengetahui dengan baik proses perencanaan, pengumpulan data dengan segala
permasalahan yang berhubungan dengan perancangan drainase.
Tugas dan tanggung jawab Team leader adalah sebagai berikut :
1. Memimpin seluruh kegiatan dan anggota tim dan menyusun rencana kerja
dan pembagian tugas kerja.
2. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan dan anggota tim.
3. Memonitor seluruh kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
tenaga ahli dan tenaga pendukungnya serta melaporkan progres pekerjaan
kepada pemberi kerja secara berkala.
4. Merumuskan kerangka berpikir dan metodologi analisis secara menyeluruh
5. Memimpin pembahasan yang dilakukan bersama tim teknis dan pihak
terkait, termasuk dalam mengantisipasi permasalahan /kendala
penyelesaian pekerjaan
6. Memfasilitasi dan berpatisipasi aktif dalam setiap diskusi, rapat, maupun
pertemuan dalam rangka pelaksanaan
7. Merumuskan konsep dan strategi penyelesaian pekerjaan dan penyelesaian
pelaporan
8. Bertanggung jawab atas kualitas produk perencanaan dan penyelesaian
seluruh pekerjaan dengan tepat waktu dan sesuai yang diminta dalam KAK.

B. Ahli Perencanaan Wilayah Kota, yaitu tenaga ahli dengan latar belakang
pendidikan formal minimal S1-Wilayah dan Perkotaan atau S1-Arsitek atau S1-
Planologi yang memiliki pengalaman kerja di bidangnya minimal 2 Tahun,
berpengalaman dalam perencanaan wilayah perkotaan. Tugas dan tanggung
jawab Ahli Perencanaan Wilayah Kota adalah: membantu ketua tim dalam
mengumpulkan data RTRW dan rencana pengembangan wilayah, melakukan
analisis rencana teknis yang ada untuk disesuaikan dengan karakteristik daerah
setempat, menganalisis ketersediaan prasarana wilayah yang dapat
dimanfaatkan dalam pengembangan sistem drainase, mengkaji potensi dan
kendala pengembangan sistem drainase berdasarkan aspek-aspek yang terkait,
merumuskan skenario pengembangan sistem drainase berdasarkan aspek
struktur dan pola ruang serta membantu penyusunan substansi pelaporan sesuai
dengan bidang keahlianya dan mampu mempresentasikan hasil pekerjaan yang
menjadi ketugasannya

C. Surveyor, memiliki latar belakang pendidikan formal minimal D3 Teknik Sipil.


Surveyor bertugas membantu tenaga ahli dalam mengumpulkan data-data
primer dan sekunder yang dibutuhkan untuk melakukan analisis perencanaan.

D. Penggambar, memiliki latar belakang pendidikan formal minimal D3 Teknik


Arsitektur. Penggambar bertugas membantu tenaga ahli dalam membuat
gambar-gambar perencanaan dan pembutan peta-peta.

E. Staf Administrasi, memiliki latar belakang pendidikan formal minimal SLTA.


Administrasi bertugas membantu team leader secara menyeluruh dalam urusan
administrasi baik yang berhubungan dengan pendataan maupun administrasi
lainnya.

XII. PELAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen adalah :

A. Laporan Pendahuluan (Preliminary Report)


Laporan Pendahuluan memuat antara lain tentang pemahaman KAK yang
dituangkan dalam metodologi dan rencana Kerja dan tidak memuat penjelasan
yang tidak ada hubungannya dengan pendataan ini yang memperlihatkan
ketidaktahuan konsultan terhadap lingkup pekerjaan yang diminta. Outline
Laporan Pendahaluan minimal sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Menjabarkan latar belakang kegiatan, maksud, tujuan dan sasaran, ruang lingkup
kegiatan konsultan, keluaran, dan sistematika laporan pendahuluan.

BAB II GAMBARAN WILAYAH PENDATAAN


Menjelaskan kondisi umum wilayah pendataan, meliputi deliniasi wilayah dan
batasan kawasan secara administratif, kondisi fisik wilayah, tata guna lahan,
kondisi sarana prasarana, daya dukung lingkungan, daerah rawan bencana serta
kondisi kependudukan, budaya dan sosial ekonomi masyarakat antara lain
kegiatan pertanian, perikanan dan sektor ekonomi pendukung lainnya.
BAB III SURVEY PENDAHULUAN DAN STRATEGI TATA LAKSANA KEGIATAN
Memaparkan mengenai kondisi awal wilayah pendataan dalam hal lokasi rawan
genangan/banjir, drainase eksisting, rencana pengembangan drainase yang ada
baik swadaya maupun program bantuan pemerintah, permasalahan dan potensi
wilayah beserta alternatf-alternatif pengembangan yang dapat digunakan
sebagai konsep perencanaan drainase.

BAB IV PENDEKATAN DAN METODOLOGI


Menjabarkan pendekatan dan metodologi pendataan secara global terkait
dengan genangan dan pengembangan sistem drainase di wilayah pendataan
sesuai dengan kondisi eksisting yang dijelaskan di dalam bab sebelumnya.

BAB V PROGRAM KERJA


Menjabarkan struktur organisasi dari tim konsultan sebagai pihak penyusun
pekerjaan Kegiatan Tindak Lanjut Identifikasi Kawasan Genangan Sleman Barat
beserta rencana kerja sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang telah disepakati.
Laporan Pendahuluan diserahkan paling lambat 21 hari kalender setelah
penandatangan kontrak dengan didahului paparan.
Laporan harus diserahkan sebanyak 5 (lima) buku laporan, dalam format kertas
A4.

B. Laporan Antara (Interim Report), berisi :


Laporan Antara memuat antara lain tentang gambaran umum wilayah pendataan,
data-data primer dan sekunder, hasil tinjauan lapangan, foto-foto lapangan, hasil
analisa dan interpretasi, hasil identifikasi sistem drainase eksisting; permasalahan
banjir dan genangan; pemanfaatan lahan di wilayah studi; kelembagaan dan
anggaran; data pengamatan lapangan terhadap lokasi banjir dan genangan, hasil
diskusi dengan seluruh stakeholder yang terlibat dalam kegiatan Perencanaan
Induk Sistem Drainase Kota, kesepakatan awal dengan stakeholder terkait, hasil
diskusi yang mendasar untuk menentukan sistem drainase yang secara teknis
dapat diterima oleh seluruh stakeholder,proses perencanaan dan penataan
drainase samping jalan secara keseluruhan, bangunan penunjang ( sumur
peresapan, embung, koloam retensi, dll ) yang masih berupa rancangan-
rancangan maupun alternatif penataan yang akan didiskusikan untuk dicari
alternative penanganan yang terbaik, hasil analisis dan evaluasi profil hidrologi
wilayah studi, hasil analisis terhadap sistem kelembagaan pengelola sistem
drainase di Kabupaten Sleman, dan rencana indikasi program penanganan
masalah banjir dan genangan di Kabupaten Sleman.
Outline Laporan Antara minimal sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Menjabarkan latar belakang kegiatan, maksud, tujuan dan sasaran, ruang lingkup
kegiatan konsultan, keluaran, dan sistematika laporan antara.

BAB II METODE DAN HASIL SURVEY/INVENTARISASI


Memaparkan dasar teori dan metode yang dipakai dalam pengambilan data
primer maupun data sekunder; gambaran umum wilayah pendataan, meliputi
letak geografis dan topografi, tata guna lahan, data curah hujan, data pos duga
air, pemotretan udara; kondisi eksisting sistem drainase kota meliputi saluran
primer, saluran sekunder dan sistem drainase lokal; banjir genangan beserta
penyebabnya yaitu masing-masing lokasi banjir dan masing-masing lokasi
genangan; permasalahan drainase dalam bentuk matriks; penanganan drainase
perkotaan yang ada serta rencana penataan sistem drainase dan pengendalian
banjir.

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN


Memaparkan dasar teori dan metode yang dipakai dalam analisa dan perhitungan
untuk pendataan genangan dan drainase serta diagram alur dari proses
perhitungan dan analisa yang akan dilaksanakan.

BAB IV PENDATAAN GENANGAN DAN EKSISTING DRAINASE


Memaparkan kondisi genangan, sistim drainase primer eksisting, sekunder dan
drainase lokal di kabupaten Sleman, skenario genangan dengan
memperhitungkan kriteria pemilihan wilayah target dan scoring wilayah target,
peta dasar dengan informasi secara umum, peta genangan di Kabupaten Sleman,
penyiapan jadwal pembangunan fisik dan perkiraan kebutuhan penanganan
darinase.

BAB V KONSEP PENGELOLAAN DRAINASE TERPADU DAN BERWAWASAN


LINGKUNGAN
Memaparkan pengelolaan drainase kota secara umum, kondisi eksisting dan
permasalahan keterkaitan air limbah, persampahan dengan drainase, pengertian
konsep drainase berwawasan lingkungan, konsep penanganan air limbah,
pengelolaan sampah, serta pengurangan polusi, potensi banjir, pengurangan
debit limpasan dan perbaikan lingkungan biofilter.
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Memberikan kesimpulan-kesimpulan atas hasil analisis yang telah dilakukan dan
memberikan rekomendasi usulan penanganan genangan dengan urutan prioritas,
perkiraan volume pekerjaan, perkiraan anggaran yang dibutuhkan dan
kelembagaan sesuai karakteristik dan kondisi masing-masing wilayah dalam
bentuk matriks permasalahan dan usulan.

BAB VII LAMPIRAN-LAMPIRAN


Memuat tabel-tabel hasil perhitungan dan analisa, gambar-gambar peta dan
data-data yang telah dikumpulkan selama pelaksanaan pendataan.
Laporan Antara diserahkan paling lambat 90 hari kalender setelah penandatangan
kontrak dengan didahului paparan.
Laporan harus diserahkan sebanyak 5 (lima) buku laporan, dalam format kertas
A4.

C. Laporan Akhir (Final Report)


Laporan akhir merupakan penyempurnaan dari laporan antara yang memasukkan
hasil diskusi dan evaluasi. Outline Laporan Akhir minimal sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Menjabarkan latar belakang kegiatan, maksud, tujuan dan sasaran, ruang lingkup
kegiatan konsultan, keluaran, dan sistematika laporan akhir.

BAB II HASIL SURVEY DAN INVENTARISASI


Memaparkan secara ringkas gambaran umum wilayah pendataan, meliputi letak
geografis dan topografi, tata guna lahan, data curah hujan, data pos duga air,
pemotretan udara, kondisi eksisting sistem drainase, penyebab banjir genangan,
permasalahan drainase dalam bentuk matriks; penanganan drainase perkotaan
dan rencana penataan sistem drainase dan pengendalian banjir yang ada.

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN


Memaparkan diagram alur dari proses perhitungan dan analisa yang akan
dilaksanakan, contoh analisa dan perhitungan serta ringkasan hasil dari
perhitungan dan analisa dalam bentuk tabel.

BAB IV PENDATAAN GENANGAN DAN EKSISTING DRAINASE


Memaparkan kondisi genangan, sistim drainase primer eksisting, sekunder dan
drainase lokal di kabupaten Sleman, skenario genangan dengan
memperhitungkan kriteria pemilihan wilayah target dan scoring wilayah target,
peta dasar dengan informasi secara umum, peta genangan di Kabupaten Sleman,
penyiapan jadwal pembangunan fisik dan perkiraan kebutuhan penanganan
darinase.

BAB V KONSEP PENGELOLAAN DRAINASE TERPADU DAN BERWAWASAN


LINGKUNGAN
Memaparkan pengelolaan drainase kota secara umum, kondisi eksisting dan
permasalahan keterkaitan air limbah, persampahan dengan drainase dan konsep
drainase berwawasan lingkungan.

BAB VI KEBIJAKAN PENGELOLAAN DRAINASE PERKOTAAN


Menjabarkan latar belakang perlunya kebijakan pengeloaan drainase perkotaan,
kebijakan pengelolaan drainase yang meliputi kebijakan pengelolaan kawasan
lindung, pengendalian kawasan sempadan sungai, pengelolaan sekitar embung
dan mata air serta pengelolaan fungsi pelayanan DAS.

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Menyimpulkan hasil pembahasan dari bab-bab sebelumnya bentuk matriks
permasalahan, usulan kegiatan, anggaran, kelembagaan, kebijakan dan skala
prioritas.

BAB VIII LAMPIRAN-LAMPIRAN


Memuat tabel-tabel hasil perhitungan dan analisa, gambar-gambar, peta-peta,
dan data-data yang telah dikumpulkan selama pelaksanaan pendataan. Adapun
rinciannya adalah sebagai berikut :
a. Peta dasar, peta eksisting drainase, peta genangan/banjir, peta hidrologi, peta
tata guna lahan, peta rencana induk drainase, dll
Peta-peta disampaikan dalam bentuk cetak dengan kertas ukuran kertas A3.
Laporan berupa Gambar desain dan peta ini harus diserahkan sebanyak 10
buku ukuran A3. Adapun peta dalam bentuk digital dengan format *.mxd dan
*.dwg.
b. Foto-foto lapangan / Dokumentasi
Konsultan harus menyerahkan foto dokumentasi selama masa pelaksanaan
pendataan baik itu foto kondisi lapangan, foto saat pelaksanaan paparan dan
evaluasi.
D. File Digital
Soft Copy (Eksternal disk)
Eksternal disk berisi laporan pendahuluan, laporan antara, laporan akhir, gambar-
gambar, peta-peta, foto dokumentasi dan semua produk yang dihasilkan dalam
perencanaan dalam bentuk soft copy.

E. Bahan Tayang
Konsultan harus mempersiapkan bahan-bahan presentasi untuk setiap kali Rapat
Pembahasan Laporan, yang berisi ringkasan hasil pekerjaan yang telah dilakukan,
baik dalam bentuk file komputer untuk ditayangkan dalam format Power Point
juga dalam bentuk tulisan/risalah. Adapun jumlahnya seperti yang tertuang
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Laporan Akhir dibuat dalam format kertas A4 dan diserahkan paling lambat 120
hari kalender setelah penandatangan kontrak dengan didahului paparan,
Gambar-gambar peta dalam format A3.

G. Sarana dan Prasarana yang harus diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum,
Perumahan dan Kawasan Permukiman :
1 Unit eksternal disk kapasitas 2 terabyte yang berisi semua data hasil
pelaksanaan kegiatan.

XIII. PENAWARAN BIAYA PEKERJAAN


1. Harga Biaya Tenaga Ahli mengacu pada renumerasi sesuai standard Harga Satuan
Barang dan Jasa Kabupaten Sleman tahun Anggaran 2023.
2. Untuk penawaran harga Non Personil minimal sebesar 5% dari Harga Penawaran
secara keseluruhan.

XIV. PERSYARATAN KUALIFIKASI


1. Memiliki Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi, Kualifikasi Usaha Kecil dan memiliki
Sertifikat Badan Usaha (SBU), Klasifikasi Perencanaan Rekayasa, Subklasifikasi
Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Air-RE 103 atau Jasa Rekayasa
Pekerjaan Teknik Sipil Sumber Daya Air-RK 002 yang masih berlaku.
2. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (SPT
tahun 2022).
3. Mempunyai atau menguasai tempat usaha/kantor dengan alamat yang benar,
tetap dan jelas berupa milik sendiri atau sewa.
4. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada kontrak yang
dibuktikan dengan:
1) Akta Pendirian Perusahaan dan atau perubahannya.
2) Surat kuasa (apabila dikuasakan), dan
3) Kartu Tanda Penduduk.
5. Surat Pernyataan Pakta Integritas meliputi:
1) Tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
2) Akan melaporkan kepada PA/KPA jika mengetahui terjadinya praktek
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dalam proses pengadaan ini.
3) Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan dan
professional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan, dan
4) Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam angka 1), 2) dan 3) maka
bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6. Surat pernyataan yang ditandatangani peserta yang berisi:
1) Yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan,
tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan.
2) Yang bersangkutan berikut pengurus badan usaha tidak sedang dikenakan
sanksi daftar hitam.
3) Yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha tidak sedang dalam
menjalani sanki pidana.
4) Pimpinan dan pengurus badan usaha bukan sebagai pegawai
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah atau pimpinan dan pengurus
badan usaha sebagai pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
yang sedang mengambil cuti diluar tanggungan Negara.
5) Pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan, dan
6) Data kualifikasi yang diisikan dan dokumen penawaran yang disampaikan
benar, dan jika dikemudian hari ditemukan bahwa data/dokumen yang
disampaikan tidak benar dan pemalsuan maka direktur utama/pimpinan
perusahaan/pimpinan koperasi, atau kepala cabang, dari seluruh anggota
konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain bersedia
dikenakan sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam daftar hitam,
gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

XV. PENYELESAIAN SENGKETA


Dalam hal terdapat sengketa antara PPK dengan penyedia, penyelesaian sengketa
akan dilakukan melalui : Layanan penyelesaian sengketa yang diselenggarakan oleh
LKPP.
XVI. LAIN-LAIN

A. Produksi Dalam Negeri


Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
wilayah Negara Republik Indonesia (Kabupaten Sleman), kecuali ditetapkan lain
dalam KAK ini dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

B. Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa harus
mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan
substansial pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman yang ditunjuk.

C. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan


Penyediaa jasa diwajibkan melaksanakan pengumpulan data lapangan sesuai
persyaratan dan kaidah teknis maupun regulasi yang berlaku di bidang/layanan
pekerjaan konsultansi perencanaan.

XVII. PENUTUP
1. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya
memeriksa semua bahan d a n masukan yang diterima dan mencari bahan
masukan lain yang dibutuhkan dalam pendataan.
2. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun
program kerja untuk dibahas dengan PPK.
3. Kerangka Acuan Kerja ini merupakan acuan dasar yang masih dapat
dikembangkan lebih lanjut sejauh tidak bertentangan dengan maksud dan tujuan
yang hendak dicapai serta sesuai dengan alokasi dana yang tersedia.

Sleman, 10 April 2023

Ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen

TUKIR, ST, MT
NIP.19660413 199303 1006

Anda mungkin juga menyukai