(KAK)
1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Provinsi Riau memiliki luas total sebesar 87.023,66 km2 dengan garis pantai
sepanjang 3.201,95 km. Pada sisi utaranya, Provinsi Riau memiliki pulau-pulau besar
dan kecil. Pulau Rupat, Pulau Bengkalis, dan Pulau Rangsang memiliki posisi terluar
diantara pulau-pulau yang termasuk dalam provinsi Riau. Pulau-pulau tersebut
berhadapan langsung dengan Selat Malaka dan tidak lepas dari pemasalahan abrasi
pantai. Abrasi ini diduga diakibatkan oleh hantaman gelombang laut serta alih guna
lahan yang semula adalah mangrove menjadi perkebunan sawit. Gelombang tersebut
datang dari Laut Andaman dimana terdapat fetch (wilayah tiupan angin yang
membangkitkan gelombang) besar yang tingginya semakin diperbesar oleh
mengerucutnya perairan di Selat Malaka. Studi oleh Sutikno dkk. (2017)
menyebutkan bahwa abrasi di Pulau Bengkalis rata-rata mencapai 32.75 m per
tahunnya.
Abrasi yang terjadi pada ketiga pulau terluar ini, selain mengancam kehidupan
penduduk pesisir dan sektor pariwisata Riau, juga akan mengancam kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pulau Rupat, Pulau Bengkalis, dan Pulau
Rangsang menentukan batas wilayah Indonesia dimana ketiga pulau tersebut
bersinggungan dengan batas wilayah Malaysia. Abrasi pada ketiga pulau dapat
menyebabkan penyusutan batas laut Indonesia yang secara internasional diukur dari
garis pantai terluar negara. Abrasi yang mengakibatkan hilangnya garis pantai di
wilayah pantai pulau terluar Provinsi Riau yang berbatasan langsung dengan negara
Malaysia dan Singapura serta selat melaka sebagai jalur pelayaran internasional
menjadi perhatian serius Pemerintah Pusat. Pertemuan Menko Kemaritiman Luhut
Binsar Panjaitan dengan Pemerintah Provinsi Riau membahas upaya percepatan
pemulihan kawasan pesisir dan laut di pulau terluar untuk menyusun langkah rencana
aksi untuk menanggulangi abrasi di pulau terluar, selain untuk menjaga ekosistem
atau lingkungan namun juga masalah mempertahankan tapal batas wilayah dan untuk
menjaga kedaulatan negara Indonesia.
1
Penanggulangan abrasi di wilayah pantai pulau terluar provinsi Riau harus
berdasarkan kajian yang komprehensif. Dengan mengetahui karakteristik dan
permasalahan yang ada di wilayah pantai pulau terluar sebagai upaya untuk
menginventigasi penyebab abrasi dan melakukan kajian teknis sehingga upaya
percepatan pemulihan kawasan wilayah pantai pulau terluar dapat dilakukan dengan
sangat tepat.
Salah satu cara identifikasi permasalahan dan perencanaan dalam upaya pengamanan
pantai harus didasarkan pada teori dibidang ilmu-ilmu yang terkait dengan teori dan
simulasi komputer. Simulasi komputer dimaksudkan untuk mengkaji kawasan pantai
dengan pemodelan matematis hidrolika pantai, pasut, gelombang, arus, erosi
angkutan sediment serta lainnya pada pengaman pantai yang dapat digunakan untuk
mengetahui karakteristik daerah, karakteristik pantai dan transformasi gelombang
yang terjadi di kawasan pantai yang ditinjau.
2
Gambar 1. Lokasi Provinsi Riau beserta Provinsi dan Negara lain disekitarnya.
100° 0' 00" E 101° 10' 0" E 102° 20' 0" E 103° 30' 0" E
Arah datang gelombang
dari Laut Andaman
MALAYSIA
2° 10' 00" N
2° 10' 00" N
S
E
Prakiraan posisi
Pulau
L
A pantai kritis
T
KOTA
DUMAI
Rupat
KABUPATEN M
ROKAN HILIR A
PROVINSI Pulau L
SUMATERA UTARA A
Bengkalis K
A
KABUPATEN SINGAPURA
BENGKALIS
PROVINSI
1° 0' 00" N
1° 0' 00" N
KEPULAUAN RIAU
KABUPATEN
ROKAN HULU KABUPATEN
KABUPATEN SIAK KEPULAUAN MERANTI
KOTA
PEKANBARU Pulau Rangsang
KABUPATEN
KAMPAR
A
KABUPATEN
KABUPATEN PELALAWAN
PELALAWAN
L
A
H
Keterangan :
0° 10' 00" S
0° 10' 00" S
E
Kota Dumai
KABUPATEN
B
Indragiri Hilir
KABUPATEN
Indragiri Hulu
A
KUANTAN SINGINGI
KABUPATEN
S
A
L
U
Kepulauan Meranti
D
E
E
Kuantan Singingi
R
A
Pelalawan
H
IN
Rokan Hilir
D
Rokan Hulu
IA
PROVINSI JAMBI
Siak 0 20 40 80 km
100° 0' 00" E 101° 10' 0" E 102° 20' 0" E 103° 30' 0" E
Gambar 2. Wilayah kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera III dan Prakiraan
Pantai Kritis di Pulau Terluar Riau.
3
2. MAKSUD DAN TUJUAN
2.1 Maksud
Maksud pekerjaan Survey, Investigasi dan Design (SID) ini adalah menginventarisasi
menyeluruh kerusakan pantai pulau terluar (Pulau Rangsang, Pulau Bengkalis dan
Pulau Rupat) Provinsi Riau dengan kategori Sangat Kritis, Kritis dan Cukup
Kritis serta membuat alternatif-alternatif perencanaan teknis bangunan pengamanan
pantai maupun bangunan penahan gelombang, memberikan rekomendasi desain dan
tata letak bangunan pengaman pantai (BPP) serta bangunan pelengkap lainnya di
pulau terluar Provinsi Riau yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksaan fisik dan
Pedoman OP.
2.2 Tujuan
Tujuan pekerjaan ini adalah untuk mengatasi masalah secara teknis dan non teknis
kikisan air laut akibat hantaman gelombang dan faktor penyebab lainnya yang
mengakibatkan bibir pantai erosi/abrasi dan berdampak pada berkurangnya tapal
batas wilayah kedaulatan negara Indonesia, serta tidak terganggunya fasilitas umum
dan sosial di lokasi, menginventarisasi meyeluruh kerusakan pantai pulau
terluar (Pulau Rangsang, Pulau Bengkalis dan Pulau Rupat) Provinsi Riau
dengan kategori Sangat Kritis, Kritis dan Cukup Kritis. Dan pada hasil dari
perencanaan teknis ini di desain untuk daerah kerusakan di daerah kawasan pantai
pulau terluar di Kabupaten Kepuluan Meranti (Pulau Rangsang) dengan total garis
pantai sepanjang 18 Km, Kabupaten Bengkalis (Pulau Bengkalis) dengan total garis
pantai sepanjang 5 Km dan Pulau Rupat dengan total garis pantai sepanjang 2 Km,
kuat secara struktur, fungsional dan memiliki estetika yang baik. Perencanaan desain
ini bertujuan sebagai pedoman bagi pelaksanaan fisik konstruksi pedoman OP
selanjutnya dan mempertahankan tapal batas wilayah kedaulatan negara Indonesia.
3. SASARAN
Sasaran dari pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan perencanaan detail rencana
pembangunan pengaman pantai yang akan menjadi acuan atau pedoman yang
diperlukan untuk pelaksanaan konstruksi sehingga masyarakat didaerah sekitar
menjadi merasa aman dari abrasi/erosi pantai dan tapal batas negara tidak berkurang.
4
4. INSTANSI PELAKSANA
Instansi Pelaksana Pekerjaan ini adalah Balai Wilayah Sungai Sumatera III
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat yang berkedudukan di Pekanbaru.
5
Inventarisasi
Pengolahan Data
Pra Desain
Pemilihan Alternatif
Pengaman Pantai
Perlindungan Perlindungan
Adaptasi
Buatan Alami
Detail Desain
Pengamanan Pantai
6
Untuk mewujudkan maksud dan tujuan pekerjaan ini, perlu dilakukan tahap kegiatan
sebagai berikut :
7.1 Kegiatan Persiapan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui karakteristik, kondisi dan
permasalahan yang ada di daerah survey, dalam rangka penyiapan pelaksanaan
survey lapangan yang meliputi:
Terdiri dari kegiatan pengumpulan data sekunder dan laporan persiapan survey.
a. Pengumpulan data sekunder, meliputi :
1. Data sosial berupa data kependudukan (jumlah, status, kerapatan penduduk,
jenis kelamin);
2. Data ekonomi berupa :
- Mata pencaharian, pendapatan, pasar, pusat perekonomian, dll;
- Obyek wisata, pelabuhan, perkotaan.
3. Data lingkungan berupa :
- Data fisika dan kimia (gelombang, arus, pasut, iklim, angin/udara, curah
hujan, sinar matahari, evaporasi, mutu air, dll);
- Data biologi (flora darat, fauna darat, flora air, fauna air);
- Data ekologi (ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme – organisme hidup dengan lingkungannya, khususnya binatang
rama – rama terhadap desain konstruksi yang akan dibangun);
- Data kawasan lindung (hutan lindung, suaka margasatwa, dll) jika ada.
4. Data insfrastruktur berupa :
- Sarana dan prasarana yang ada;
- Kerusakan fasilitas dan utilitas yang ada;
- Dampak yang terjadi dari kerusakan yang pernah ada.
5. Data kebijakan pemerintahan
- Peraturan perundang-undangan yang berlaku (Kepres, PP, Perda, dll) dan
yang relevan;
- RUTR Propinsi, RUTR Kabupaten / Kawasan, sarlita regional / Sektoral.
b. Persiapan survey meliputi:
- Pembuatan program kerja (jadwal kerja) dan penugasan personil.
- Pembuatan dan penyiapan peta kerja.
- Pemeriksaan alat survey lapangan.
- Penyiapan peralatan survey dan personil.
- Penyiapan administrasi tugas survey lapangan
7
c. Survey pendahuluan meliputi:
Maksud dari survey ini adalah untuk mengetahui karakteristik, kondisi dan
permasalahan yang ada di daerah survey, dalam rangka penyiapan pelaksanaan
survey lapangan yang meliputi:
8
- Pengukuran Situasi.
Pengukuran situasi dilakukan dengan cara metode pengukuran kerangka dasar
horizontal poligon, pengukuran ini mencakup seluruh daerah kerusakan di
daerah kawasan pantai pulau terluar di Kabupaten Kepuluan Meranti (Pulau
Rangsang) dengan total garis pantai sepanjang 18 Km, Kabupaten Bengkalis
(Pulau Bengkalis) dengan total garis pantai sepanjang 5 Km dan Pulau Rupat
dengan total garis pantai sepanjang 2 Km yang di survey. Pengukuran
dilakukan menyusur pantai meliputi bentang panjang konstruksi yang akan
dilaksanakan dan ke arah darat sepanjang 100 meter atau sampai seluruh
prasarana seperti permukiman, jalan dan prasarana lainnya yang akan terkena
dampak langsung dari erosi atau abrasi. Hasil pengukuran peta situasi
digambar dengan skala 1 : 100 untuk detail bangunan.
- Survey Batimetri
Survei Batimetri dilaksanakan mencakup sepanjang koridor survey dengan
lebar bervariasi (yang ditentukan oleh Team Leader dan Tenaga Ahli terkait
dan disetujui oleh direksi), survey ini bertujuan untuk mendapatlan infromasi
mengenai kedalaman dan kelerengan serta sebaran sedimen. Survei batimetri
akan melingkupi area studi dengan luas area disesuaikan dengan posisi
rencana bangunan pantai. Jarak antar jalur pemeruman (sounding) pada survei
harus berjarak 25 m atau sesuai dengan bentuk pantai dan perkiraan bentuk
dasar perairan. Untuk setiap jalur pemeruman, dilakukan pengambilan data
sejauh 100 m dari rencana bangunan pantai kearah laut. Cakupan survei
batimetri disesuaikan dengan kondisi rencana pembangunan.
Peralatan echosounder digunakan untuk mendapatkan data kedalaman
optimum dan kelerengan perairan pantai pulau terluar mencakup seluruh
kedalaman dan kemiringan perairan dalam area survey. Kalibrasi alat
dilaksanakan minimal sebelum dan setelah dilaksanakan survei pada hari
yang sama. Peta batimetri juga dapat digunakan dalam menyusun mekanisme
dan strategi survei batimetri, serta memverifikasi hasil survey.
- Perhitungan dan Penggambaran
Hasil dari kegiatan ini terdiri dari :
- Peta situasi digambar dengan skala 1 : 100 yang memuat hasil pengukuran
topografi dan bathymetri untuk detail bangunan
- Peta penampang melintang dengan interval 100 (seratus) meter atau untuk
pantai panjang penampang minimal 100 (seratus) meter ke arah laut dan
9
100 (seratus) meter ke arah daratan atau berbatasan dengan permukiman,
terhitung dari posisi tinggi muka laut rata-rata (MSL). Skala
penggambaran horizontal (H) 1:1.000 dan vertikal (V) 1:100.
- Deskripsi kondisi geomorfologi pantai mencakup ruas pantai kritis dan
profilnya, headland dan sebagainya.
- Untuk gambar potongan memanjang dan melintang di gambar pada kertas
A1 dan A3.
- Peta Ikthisar (A1) dengan skala yang disesuaikan.
10
laut dalam), tercatat, tertulis dengan baik dan didokumentasikan secara tertib
dam teratur, periode gelombang dan arah datang gelombang. Melalui
penerapan metoda Admiralty atau Least Square dapat ditentukan komponen-
komponen pasut dominan yang dibutuhkan (minimal 9 komponen) dengan
dilengkapi informasi phasa dan amplitudonya.
3) Pengukuran Arus
Survei data arus laut bertujuan untuk mengetahui pola dan kecepatan arus pada
lokasi pekerjaan. Data arus laut ini kemudian digunakan dalam validasi
pemodelan arus laut sebagai tahapan dari perencanaan tata letak bangunan
pengaman pantai. Survei arus laut pada setiap lokasinya menggunakan alat
currentmeter dalam tiga kedalaman, yaitu (i) 0,2 d (ii) 0,6 d dan (iii) 0,8 d
dimana d merupakan kedalaman perairan setempat. Data yang diperoleh dari
survei data arus laut adalah berupa kecepatan arus beserta arahnya dalam
resolusi 2-menitan. Survei data arus laut harus dilakukan pada 4 (empat) lokasi
pada setiap wilayah rencana bangunan pengaman pantai.
Pengamatan dilakukan dengan pembacaan muka air setiap selang 1 jam pada
papan duga (Staff gauge) selama 1 putaran pasang surut penuh selama 25 jam
secara terus menerus pada saat pasang purnama dan pasang perbani selama 30
hari secara terus menerus di daerah “offshore” dan “onshore”, tercatat, tertulis
dengan baik (hari, tanggal, waktu dan lokasi pengamatan) dan
didokumentasikan secara tertib dan teratur. Papan duga yang dipakai memiliki
ketelitian 1 cm, diletakkan sebagai titik tetap dan harus dalam fluktuasi pasang
surut secara penuh.
4) Pengukuran Sediment Transport
Pengukuran sediment dilakukan untuk mengetahui besarnya sedimentasi yang
terjadi karena pengaruh arus di daerah pantai, pengukuran sedimen meliputi :
- Pengambilan contoh sedimen dasar dan sedimen melayang di daerah pantai
tersebut
- Uji laboratorium yang tersertifikasi dan diakui oleh Pemerintah untuk
contoh sedimen
- Analisa sedimen transport.
Hasil dari kegiatan ini berupa :
1) Data pasang surut mencakup : konstanta pasut, pola pasut, elevasi MSL, LWL,
HWL, LLWL dan lain-lain.
11
2) Data gelombang mencakup tinggi gelombang dan periode gelombang
signifikan (Hs,Ts), Breaker Zone, energi gelombang, karakteristik gelombang
pecah, arah gelombang dominan, pendangkalan gelombang dan lain-lain.
3) Data arus mencakup kecepatan dan arah arus maksimum, kecepatan dan arah
arus rata-rata, estimasi pola arus daerah nearshore, pola arus daerah litoral dan
pola sedimen transport.
Survei data arus laut bertujuan untuk mengetahui pola dan kecepatan arus pada
lokasi pekerjaan. Data arus laut ini kemudian digunakan dalam validasi
pemodelan arus laut sebagai tahapan dari perencanaan tata letak bangunan
pengaman pantai. Survei arus laut pada setuap lokasinya menggunakan alat
currentmeter dalam tiga kedalaman, yaitu (i) 0,2 d (ii) 0,6 d dan (iii) 0,8 d dimana
d merupakan kedalaman perairan setempat. Data yang diperoleh dari survei data
arus laut adalah berupa kecepatan arus beserta arahnya dalam resolusi 2-menitan.
Survei data arus laut harus dilakukan pada 4 (empat) lokasi pada setiap wilayah
rencana bangunan pengaman pantai.
12
Survei data angin bertujuan untuk memperoleh distribusi kecepatan dan arah
angin pada lokasi perencanaan bangunan pengaman pantai. Distribusi kecepatan
dan arah angin ini nantinya digunakan untuk meramalkan gelombang pada
wilayah rencana bangunan pengaman pantai. Data angin yang diperoleh harus
mencakup setiap wilayah rencana bangunan pengaman pantai.
13
menuju lokasi kerja. Letak titik-titik pengambilan contoh tanah asli adalah
sama dengan titik bor. Contoh tanah diambil pada setiap lapisan tanah yang
berbeda strukturnya. Lokasi titik-titik bor dan pengambilan contoh tanah asli
akan ditentukan oleh Team Leader atau Tenaga Ahli terkait dan diketahui oleh
direksi sesuai dengan keperluan.
b. SPT (Standard penetration test)
SPT dilakukan dengan menggunakan split spoon barrel dan hammer
seberat 63,5 kg (140 lbs) dengan tinggi jatuh 76,2 cm (30”). Hammer pada
SPT menggunakan sistem otomatis dan jatuh bebas (free fall). Pada setiap
interval tersebut, dilakukan 3 (tiga) kali pencatatan pada setiap penetrasi
sedalam 15 cm. Nilai yang dimaksud adalah jumlah tumbukan yang
dibutuhkan untuk penetrasi tanah 2 x 15 cm. Pencatatan SPT dilakukan
pada interval 2 meter dan dihentikan jika pada tiga interval terakhir
dimana nilai SPT sudah lebih dari 60. Pekerjaan SPT mengacu pada
ASTM Standard D1586-84.
Pengambilan sampel tanah dilakukan untuk pengujian tanah di
laboratorium. Sampel tanah yang diambil adalah tanah yang tidak
terganggu (undisturbed sample, UDS). Pengambilan UDS dilakukan
dengan tabung baja berlapis standar (Shelby tube) berdiameter 68 mm dan
panjang 60 cm. Pengambilan harus dilakukan secara hati-hati untuk
menjaga keaslian contoh tanah tersebut. Setelah sampel tanah terambil,
tabung harus segera ditutup dengan parafin (wax) pada kedua ujungnya
agar kadar air tidak terganggu serta disimpan di tempat yang terlindung
dari panas dan benturan. Pekerjaan pengambilan sampel tanah dilakukan
harus sesuai dengan prosedur pada ASTM 1587-67. Sampel tanah diambil
pada interval 5 meter dari setiap titik bor.
c. CPT (Cone penetration test)
CPT dilakukan untuk mengetahui perlawanan tanah yang meliputi tahanan
konus (cone resistance), unit friksi, total friksi, dan angka perbandingan
antara harga tahanan konus dan hambatan lekat local (local friction).
Mesin yang digunakan untuk CPT perlu memiliki kapasitas 2,5 ton dan
dilaksanakan hingga tahanan konus mencapai 150 kg/cm2.
14
Alat cone yang digunakan adalah tipe Begemann dengan spesifikasi
sebagai berikut:
Apex angle = 60o
Cone base area = 10 cm2
Jacket/sleeve area = 150 cm2
Tahanan konus (qc) dan local friction atau nilai friction sleeve (fs) diukur
dalam interval kedalaman 20 cm.
d. Uji Laboratorium
Uji laboratorium yang dilakukan pada sampel tanah antara lain adalah
sebagai berikut:
(i.) Kadar Air Alami (Natural Water Content); uji ini bertujuan
untuk mengetahui kadar air contoh tanah. Pelaksanaan uji ini
mengacu pada prosedur standar ASTM D 2216 – 80 (1980).
(ii.) Specific Gravity, SG; uji ini bertujuan untuk mengetahul Rapat
Jenis tanah. Prosedur standar yang dipakai adalah ASTM D 854
- 83 (1983).
(iii.) Density Test; uji ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan dari
contoh tanah dalam kondisi asli (bulk) dan kondisi kering (dry).
Test ini mengacu pada prosedur standar ASTM D9254 - 83
(1983).
(iv.) Analisis saringan (Grain Size Analysis); uji ini bertujuan untuk
mengetahui gradasi/komposisi ukuran butir tanah sampel.
Prosedur standar yang dipakai adalah ASTM D 421 dan 422 - 63
(1972/1963).
(v.) Atterberg Limit; uji ini bertujuan untuk mengetahui respon
tanah terhadap air yang meliputi batas cair, batas plastis dan
indeks plastisitas tanah.Uji tersebut mengacu pada prosedur
standar ASTM D 4318 - 84 (1984).
(vi.) Unconsolidated Undrained Triaxial Test; uji ini bertujuan untuk
memperoleh parameter kekuatan tanah lempung (kelempungan)
dalam kondisi Undrained (shear strength of soil) tanpa
memperbolehkan konsolidasi sebelum pengujian
(unconsolidated). Uji ini mengacu pada prosedur standar ASTM
D 2850 - 87 (1987) untuk Unconsolidated Undrained Triaxial
Test.
15
(vii.) Direct Shear Test; uji ini bertujuan untuk memperoleh nilai
kohesi dan nilai sudut geser dalam tanah tanah pasir (kepasiran).
Uji ini mengacu pada prosedur standar ASTM D3080 (1983).
(viii.) Consolidation Test; uji ini bertujuan untuk mengetahui nilai
friksi dan kohesi dari tanah. Uji ini mengacu pada ASTM D
2435.
Sedangkan uji laboratorium yang dilakukan pada sampel batuan adalah Uji Tekan
Unconfined (Unconfined Compression Test).
16
a. Pembuatan System Planning
- Analisa dan evaluasi kondisi fisik dan sosial ekonomi termasuk di dalamnya
menggambarkan masalah dan penyebab kerusakan secara detail.
- Menginventarisasi meyeluruh kerusakan pantai pulau terluar (Pulau
Rangsang, Pulau Bengkalis dan Pulau Rupat) Provinsi Riau dengan kategori
Sangat Kritis, Kritis dan Cukup Kritis
- Perumusan rencana pengembangan lokasi survey dengan memperhatikan
aspek teknis, non teknis dan lingkungan.
- Perencanaan system planning yang mencakup :
1. Konsep pengamanan wilayah pantai pulau terluar di Kabupaten
Kepuluan Meranti (Pulau Rangsang) dengan total garis pantai sepanjang
18 Km, Kabupaten Bengkalis (Pulau Bengkalis) dengan total garis pantai
sepanjang 5 Km dan Pulau Rupat dengan total garis pantai sepanjang 2
Km;
2. Dasar pemilihan metode/type pengamanan dan jenis bangunan
pengamanan pantai dikaitkan dengan aspek karakteristik lokasi,
karakteristik ekologi (terutama karakteristik hewan rama – rama),
kekuatan, ketahanan serta kemudahan dalam pengadaan material
termasuk angkutannya dari lokasi pembelian ke lokasi tempat kegiatan
(site), Kelebihan dan kekurangan dari tiap alternatif baik dari segi teknis
maupun nonteknis perlu dijelaskan.
3. Konsultan perlu menjelaskan kriteria-kriteria desain yang harus dipenuhi
dalam perencanaan bangunan pengaman pantai dari segi teknis maupun
nonteknis.
4. Konsultan perlu memberikan alternatif tata letak dari alternatif bangunan
pengaman pantai yang memungkinkan untuk dibangun. Alternatif tata
letak perlu mencakup aspek teknis maupun nonteknis serta dilengkapi
dengan hasil simulasi efektivitas tata letak tersebut dalam mencegah
terjadinya erosi.
5. Penyusunan beberapa alternatif lay-out dan jenis atau bentuk bangunan
pengaman pantai serta pertimbangan alternatif terpilih dengan
memperhatikan kondisi yang ada dan yang direncanakan serta disajikan
dalam bentuk matriks.
6. Konsultan perlu mempertimbangkan pemilihan material dari segi harga,
ketersediaan, kemudahan untuk diangkut ke lokasi pembangunan, serta
17
dampaknya terhadap lingkungan wilayah rencana bangunan pengaman
pantai.
7. Melakukan kajian perkiraan dampak lingkungan (UKL/UPL) dan sosial
ekonomi dengan adanya perbaikan dari kawasan pantai tersebut.
8. Konsultan perlu mempertimbangkan hasil pertemuan konsultasi dengan
publik di wilayah rencana pembangunan bangunan pengaman pantai
dalam tahap pra-desain dari bangunan pengaman pantai.
18
Advise Teknis dilakukan setelah penyedia jasa melakukan survey lapangan dan
sudah melakukan draft permodelan (Software 3D) dan draft desain pengaman
pantai pulau terluar dan sebelum diskusi teknis di Pekanbaru dan diskusi draft
laporan akhir dilaksanakan.
19
- Buku Metode Pelaksanaan Konstruksi ;
- Syarat-syarat teknis dari masing-masing pekerjaan yang diusulkan beserta
syarat-syarat umum dan syarat-syarat khusus serta syarat-syarat administrasi.
8. TENAGA AHLI
Tenaga ahli konsultan yang dipekerjakan untuk jasa konsultasi ini harus memiliki
kemampuan yang tinggi dibidangnya masing-masing dan pemahaman yang baik atas
pekerjaan.
Setiap tenaga ahli yang diajukan harus memiliki beberapa tahun pengalaman
profesional dan pendidikan yang sesuai seperti ditunjukkan dibawah ini :
KUALIFIKASI JUMLAH
ORANG
NO. POSISI
PENDIDIKAN KEAHLIAN PENGALAMAN
A. TENAGA AHLI :
20
NO. POSISI KUALIFIKASI JUMLAH
Keahlian yang pekerjaan di lokasi Provinsi ORANG
dikeluarkan oleh Riau, didukung referensi dari
Asosiasi Profesi pengguna jasa.
3 Tenaga Ahli Minimal Sarjana S-1 Memiliki Sarjana Teknik Sipil/Pengairan 1
Rawa Teknik sertifikat S-1 diutamakan SKA Madya
Sipil/Pengairan, keahlian Ahli dengan pengalaman kerja 2
lulusan Perguruan Rawa/ Ahli SDA tahun atau Sarjana Teknik
Tinggi Negeri atau Minimal ahli SDA Sipil S-1 SKA Muda dengan
Perguruan Tinggi Madya sesuai pengalaman kerja 4 tahun di
Swasta yang telah dengan bidang rawa untuk
terakreditasi, bidangnya yang perencanaan, dalam
dibuktikan dengan dikeluarkan oleh pekerjaan desain atau
copy ijazah yang LPJK dengan penyusunan perencanaan
dilegalisir. kualifikasi konstruksi untuk pekerjaan
profesionalisme pengaman pantai diutamakan
sesuai Sertifikat pernah bertugas
Keahlian yang melaksanakan pekerjaan di
dikeluarkan oleh lokasi Provinsi Riau, didukung
Asosiasi Profesi referensi dari pengguna jasa.
4 Tenaga Ahli Minimal Sarjana S-1 Memiliki Sarjana Teknik Kelautan S-1 1
Oseonografi/T Teknik Kelautan, sertifikat diutamakan SKA Madya
eknik Kelautan lulusan Perguruan keahlian Ahli dengan pengalaman kerja 2
Tinggi Negeri atau Oseonografi / tahun atau Sarjana Teknik
Perguruan Tinggi Bangunan Lepas Kelautan S-1 SKA Muda
Swasta yang telah Pantai/Geodesi dengan pengalaman kerja 4
terakreditasi, Minimal ahli SDA tahun di bidang perencanaan,
dibuktikan dengan Madya sesuai dan pengawasan dalam
copy ijazah yang dengan pekerjaan desain atau
dilegalisir. bidangnya yang penyusunan perencanaan
dikeluarkan oleh konstruksi untuk pekerjaan
LPJK dengan pengaman pantai diutamakan
kualifikasi pernah bertugas
profesionalisme melaksanakan pekerjaan di
sesuai Sertifikat lokasi Provinsi Riau, didukung
Keahlian yang referensi dari pengguna jasa.
dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi
5 Tenaga Ahli Minimal Sarjana S-1 Memiliki Sarjana S-1 Ahli Teknik 1
Lingkungan / Teknik Lingkungan/ sertifikat Lingkungan/Ahli Ekologi
Ahli Ekologi Ekologi, lulusan keahlian Ahli diutamakan SKA Madya
Perguruan Tinggi Lingkungan / dengan pengalaman kerja 2
Negeri atau Ekologi Minimal tahun atau Sarjana Teknik
Perguruan Tinggi ahli SDA Madya Sipil S-1 SKA Muda dengan
Swasta yang telah sesuai dengan pengalaman kerja 4 tahun di
terakreditasi, bidangnya yang bidang Lingkungan / Ekologi
dibuktikan dengan dikeluarkan oleh yang dibutuhkan dalam
copy ijazah yang kualifikasi perencanaan, dan
dilegalisir. profesionalisme pengawasan dalam pekerjaan
sesuai Sertifikat desain atau penyusunan
Keahlian yang perencanaan konstruksi
dikeluarkan oleh untuk pekerjaan pengaman
Asosiasi Profesi pantai diutamakan pernah
bertugas melaksanakan
21
NO. POSISI KUALIFIKASI JUMLAH
pekerjaan di lokasi Provinsi ORANG
Riau, didukung referensi dari
pengguna jasa.
6 Tenaga Ahli Minimal Sarjana S-1 Mempunyai Sarjana Teknik Geodesi / GIS 1
Geodesi/GIS Teknik Geodesi /GIS sertifikat S-1 diutamakan SKA Madya
lulusan Perguruan keahlian Ahli dengan pengalaman kerja 2
Tinggi Negeri atau Geodesi / GIS tahun atau Sarjana Teknik
Perguruan Tinggi yang dikeluarkan Sipil S-1 SKA Muda dengan
Swasta yang telah oleh LPJK pengalaman kerja 4 tahun
terakreditasi, dengan bidang survei dan pemetaan
dibuktikan dengan kualifikasi teristris, fotogrametri,
copy ijazah yang profesionalisme remote sensing, survei
dilegalisir. sesuai Sertifikat hidrografi dan pemetaan
Keahlian yang Batimetri, dan sistem
dikeluarkan oleh informasi geografi untuk
Asosiasi Profesi. perencanaan dan
pengawasan pekerjaan
pengaman pantai
diutamakan pernah bertugas
melaksanakan pekerjaan di
lokasi Provinsi Riau, didukung
referensi dari pengguna jasa.
7 Lingkungan Minimal Sarjana S-1 Memiliki SKA Ahli Sarjana Sosial/Ekonomi S-1 1
Sosial Ekonomi Sosial/Ekonomi Ekonomi, Sosial, diutamakan SKA Madya
dan lulusan Perguruan Lingkungan dan dengan pengalaman kerja 2
Kelembagaan Tinggi Negeri atau kelembagaan tahun atau Sarjana Teknik
Perguruan Tinggi diutamakan SKA Sipil S-1 SKA Muda dengan
Swasta yang telah Madya SDA yang perpengalaman kerja 4
terakreditasi, dikeluarkan oleh tahun di bidang
dibuktikan dengan LPJK dengan Lingkungan/Sosial/Ekonomi
copy ijazah yang kualifikasi bidang perencanaan, dan
dilegalisir. profesionalisme pengawasan pekerjaan
sesuai Sertifikat pengaman pantai
Keahlian yang diutamakan pernah bertugas
didukung oleh melaksanakan pekerjaan di
Asosiasi Profesi lokasi Provinsi Riau,
didukung referensi dari
pengguna jasa.
8 Ahli Geoteknik Minimal Sarjana S-1 Memiliki SKA Ahli Sarjana Teknik Sipil / 1
/ Mekanika Teknik Geoteknik / Geoteknik S-1 diutamakan
Tanah Sipil/Geoteknik Mekanika Tanah, SKA Madya dengan
lulusan Perguruan diutamakan SKA pengalaman kerja 2 tahun
Tinggi Negeri atau Madya SDA yang atau Sarjana Teknik
Perguruan Tinggi dikeluarkan oleh Sipil/Mekanika Tanah S-1
Swasta yang telah LPJK dengan SKA Muda dengan
terakreditasi, kualifikasi Berpengalaman kerja 4
dibuktikan dengan profesionalisme tahun di bidang Mekanika
copy ijazah yang sesuai Sertifikat Tanah bidang perencanaan,
dilegalisir. Keahlian yang dan pengawasan pekerjaan
didukung oleh pengaman pantai
Asosiasi Profesi diutamakan pernah bertugas
22
NO. POSISI KUALIFIKASI JUMLAH
melaksanakan pekerjaan di ORANG
lokasi Provinsi Riau,
didukung referensi dari
pengguna jasa.
9 Tenaga Ahli Minimal Sarjana Memiliki SKA Ahli SKA Madya Ahli SDA (S-1) 1
Operasi dan Teknik Sipil/ Sumber Daya Air pengalaman kerja yang sama
Pemeliharaan Pengairan S-1, (SDA), minimal 2 tahun atau SKA
lulusan Perguruan diutamakan SKA Muda Ahli SDA (S-1)
Tinggi Negeri atau Madya SDA yang pengalaman kerja yang sama
Perguruan Tinggi dikeluarkan oleh minimal 4 tahun di bidang
Swasta yang telah LPJK dengan perencanaan, dan
terakreditasi, kualifikasi pengawasan dalam pekerjaan
dibuktikan dengan profesionalisme desain atau penyusunan
copy ijazah yang sesuai Sertifikat Pedoman dan manual OP
dilegalisir. Keahlian yang untuk pekerjaan pengaman
didukung oleh pantai, diutamakan pernah
Asosiasi Profesi bertugas melaksanakan
pekerjaan di lokasi Provinsi
Riau, didukung referensi dari
pengguna jasa.
10 Ahli Minimal Sarjana S-1 Memiliki SKA Ahli Sarjana Teknik Sipil / 1
Manajemen Teknik Manajemen Manajemen Konstruksi S-1
Konstruksi Sipil/Manajemen Konstruksi, diutamakan SKA Madya
Konstruksi lulusan diutamakan SKA dengan pengalaman kerja 2
Perguruan Tinggi Madya SDA yang tahun atau Sarjana Teknik
Negeri atau dikeluarkan oleh Sipil/Manajemen Konstruksi
Perguruan Tinggi LPJK dengan S-1 SKA Muda dengan
Swasta yang telah kualifikasi Berpengalaman kerja 4
terakreditasi, profesionalisme tahun di bidang Mekanika
dibuktikan dengan sesuai Sertifikat Tanah bidang perencanaan,
copy ijazah yang Keahlian yang dan pengawasan pekerjaan
dilegalisir. didukung oleh pengaman pantai
Asosiasi Profesi diutamakan pernah bertugas
melaksanakan pekerjaan di
lokasi Provinsi Riau,
didukung referensi dari
pengguna jasa.
23
NO. POSISI KUALIFIKASI JUMLAH
Riau, didukung referensi dari ORANG
pengguna jasa.
12 Asisten Minimal D3 atau S1 / Sarjana Teknik Sipil / Teknik 1
Tenaga Ahli D-4 Teknik Kelautan (S1/D4)
Oseonografi/T Sipil/Teknik Kelautan berpengalaman kerja
eknik Kelautan lulusan Perguruan sekurang-kurangnya 2
Tinggi Negeri atau tahun atau Diploma Teknik
Perguruan Tinggi Sipil (D3) berpengalaman
Swasta yang telah kerja sekurang-kurangnya 5
terakreditasi, tahun di bidang
dibuktikan dengan perencanaan, dan
copy ijazah yang pengawasan pekerjaan
dilegalisir. pengaman pantai
diutamakan pernah
bertugas melaksanakan
pekerjaan di lokasi Provinsi
Riau, didukung referensi dari
pengguna jasa.
13 Asisten Minimal D3 atau S1 / Sarjana Teknik Geodesi 1
Tenaga Ahli D-4 Teknik Geodesi (S1/D4) berpengalaman
Geodesi lulusan Perguruan kerja sekurang-kurangnya 2
Tinggi Negeri atau tahun atau Diploma Teknik
Perguruan Tinggi Sipil (D3) berpengalaman
Swasta yang telah kerja sekurang-kurangnya 5
terakreditasi, tahun di bidang
dibuktikan dengan perencanaan, dan
copy ijazah yang pengawasan pekerjaan
dilegalisir. pengaman pantai
diutamakan pernah
bertugas melaksanakan
pekerjaan di lokasi Provinsi
Riau, didukung referensi dari
pengguna jasa.
24
b. Surveyor Hidrologi, Hidrometri, Hidrolika Pantai dan Hidrometeorologi (2
Orang )
Dua orang teknisi surveyor minimal lulusan SMA/SMK sederajat
lulusan dari SMA/SMK Negeri atau yang telah disamakan, dengan
pengalaman sekurangnya 3 (tiga) tahun kerja.
Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang Sipil
Subbidang Prasarana Keairan, diutamakan pernah bertugas
melaksanakan pekerjaan dilokasi Provinsi Riau dan dilingkungan SDA.
Memiliki sertifikat sesuai dengan bidangnya atau pelatihan lainnya.
2. Tenaga Pendukung
a. Juru Gambar / Peta Auto cad (1 Orang )
Seorang juru gambar/drafter minimal lulusan SMA/SMK sederajat
lulusan dari SMA/SMK Negeri atau yang telah disamakan, dengan
pengalaman sekurangnya 3 (tiga) tahun kerja.
Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan gambar di bidang
Sipil Subbidang Prasarana Keairan.
Memiliki sertifikat sesuai dengan bidangnya atau pelatihan lainnya.
b. Operator Database/Input Data Komputer (1 Orang )
Setiap ada kegiatan rapat harus hadir untuk membuat notulensi ataupun
berita acara rapat
25
9. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL
9.1. Team Leader / Design Engineer
1. Mewakili tim konsultan dan bertanggung jawab penuh terhadap jasa layanan
perencanaan, baik pekerjaan lapangan maupun pekerjaan analisa/kantor;
2. Melaksanakan koordinasi dengan PPK, Kontraktor, pemerintah setempat, dan
stakeholder dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan;
3. Mengawasi dan mengendalikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga
ahli dan staf Tim Konsultan;
4. Memberikan dukungan dan petunjuk bagi tenaga ahli terkait dengan semua aspek
pelaksanaan pekerjaan;
5. Mengkaji ulang serta pengecekan keseluruhan hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan;
6. Menyusun, menyiapkan dan menyampaikan semua laporan sesuai dalam KAK,
schedule pelaksanaan pekerjaan dan laporan khusus teknis (bila diperlukan);
7. Memonitor progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli;
8. Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan instansi terkait;
9. Mengarahkan seluruh anggota team dalam menyiapkan laporan yang disyaratkan
dalam kontrak;
10. Menyelesaikan pekerjaan yang belum ada dalam lingkup pekerjaan tenaga ahli
lainnya dan bertanggung jawab terhadap seluruh hasil pekerjaan;
11. Menyimpan dan menyusun data yang diperlukan untuk penyusunan laporan
pekerjaan selesai;
12. Hadir dalam rapat rutin dan rapat khusus (ad-hoc) serta mengkoordinasikan
penyiapan bahan diskusi untuk rapat rutin/rapat khusus (ad-hoc);
13. Melakukan diskusi lay-out, perencanaan detail untuk bangunan pengaman pantai;
14. Melaksanakan diskusi dengan anggota team yang menangani bidang/aspek lainnya
yang terkait untuk menjamin agar hasil pekerjaannya menjadi komprehensif dan
terpadu; serta
15. Sebagai Team Leader, bertanggung jawab penuh terhadap seluruh hasil
perencanaan.
26
2. Merencanakan dan melaksanakan survai topografi dan bathimetri serta
hidrooceanografi;
3. Mempelajari dan menganalisa data hasil survai untuk dijadikan bahan dalam
perencanaan dan penyusunan laporan;
4. Memberikan saran dan masukan kepada tenaga ahli lain tentang kondisi
hidrooceanografi dan karakteristik pantai, dalam kaitannya dengan perencanaan
detail bangunan pengaman pantai;
5. Bersama-sama dengan tenaga ahli lain membuat perencanaan detail bangunan
pengaman pantai;
6. Membuat spesifikasi teknis untuk pelaksanaan konstruksi bangunan pantai yang
direncanakan;
7. Memberikan advice teknis lainnya yang di perlukan untuk mencapai hasil
perencanaan yang baik;
8. Membantu Team Leader dan Tenaga Ahi Lainnya dalam membuat perencanaan
bangunan pengaman pantai.
27
2. Membuat dokumen UKL/UPL;
3. Memberikan masukan / rekomendasi penanganan perlakuan binatang Rama – Rama
di lokasi studi untuk pemilihan materal, bentuk dan tipe bangunan atau memberikan
masukan pembangunan / lokalisasi hewan tersebut.
4. Memberikan advice teknis lainnya yang di perlukan untuk mencapai hasil
perencanaan yang baik;
5. Membantu Team Leader dan Tenaga Ahi Lainnya dalam membuat perencanaan
bangunan pengaman pantai.
28
2. Merumuskan dan memimpin survey sosial ekonomi dan kelembagaan di lokasi
pekerjaan;
3. Membuat daftar data primer dan sekunder yang diperlukan;
4. Mempersiapkan data untuk PKM;
5. Membantu team leader dalam penyusunan laporan untuk setiap tahap kegiatan
dan laporan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan;
6. Melakukan analisa-analisa perhitungan kelayakan sisi ekonomi terhadap
pekerjaan yang akan dilaksanakan
7. Menjalankan tugas keseluruhan secara menerus (day-to-day) dan koordinatif;
8. Mengidentifikasi dan menganalisa kondisi sosial masyarakat, kelembagaan dan
lingkungan;
9. Merumuskan dan memimpin survey sosial ekonomi lingkungan dan kelembagaan
di lokasi pekerjaan;
10. Memberikan masukan mengenai keterkaitan aspek sosial ekonomi terhadap
perumusan kebijakan di bidang
11. Memberikan advice lainnya yang di perlukan untuk mencapai hasil perencanaan
yang baik;
12. Membantu Team Leader dan Tenaga Ahi Lainnya dalam membuat perencanaan
bangunan pengaman pantai.
29
9.9. AHLI OPERASI DAN PEMELIHARAAN
1. Berkoordinasi dengan tenaga ahli lain yang terkait dengan penyusunan desain;
4. Bersama dengan tenaga ahli lain merumuskan prioritas bangunan yang dilakukan
rehabilitasi dan OP pada rencana bangunan baru;
6. Membantu Team Leader dan Tenaga Ahi Lainnya dalam membuat perencanaan
yang maksimal.
31
9.13. ASISTEN AHLI GEODESI / GIS
1. Membantu tugas tenaga ahli geodesi dan GIS;
2. Mempelajari dan menguasai data terdahulu untuk daerah yang diselidiki;
3. Mengkaji hasil pengukuran topografi terdahulu;
4. Mengkoordinir pelaksanaan survey dan pemetaan;
5. Pengolahan data hasil pengukuran lapangan;
6. Bertanggung jawab kepada Ketua Tim dan Tenaga Ahli terkait;
7. Memberikan advice lainnya yang di perlukan untuk mencapai hasil perencanaan
yang baik;
8. Membantu Team Leader dan Tenaga Ahi terkait dalam membuat perencanaan
bangunan pengaman pantai;
9. Bertanggung jawab kepada Ketua Tim dan Tenaga Ahli terkait
10. `KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan SID Pengaman Pantai Terluar Provinsi Riau ,
tersedianya data dasar berupa System Planning, Data Perencanaan Teknis Rinci
(detail desain), maupun rancangan anggaran biaya, spesifikasi teknis beserta
analisis pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan secara teknis maupun
ekonomis. Menginventarisasi meyeluruh kerusakan pantai pulau terluar (Pulau
Rangsang, Pulau Bengkalis dan Pulau Rupat) Provinsi Riau dengan kategori Sangat
Kritis, Kritis dan Cukup Kritis. Dan pada hasil dari perencanaan teknis ini di desain
untuk daerah kerusakan di daerah kawasan pantai pulau terluar di Kabupaten
Kepuluan Meranti (Pulau Rangsang) dengan total garis pantai sepanjang 18 Km,
Kabupaten Bengkalis (Pulau Bengkalis) dengan total garis pantai sepanjang 5 Km
dan Pulau Rupat dengan total garis pantai sepanjang 2 Km. Kedepan data dimaksud
akan dijadikan acuan dan pedoman dalam tahap pelaksanaan konstruksi, operasi
dan pemeliharaan.
9.1. Pelaporan
Untuk mengevaluasi kemajuan pekerjaan yang sedang dilaksanakan konsultan
diwajibkan untuk menyerahkan laporan sebagai berikut :
1. Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Berisikan pedoman dalam pengendalian pelaksanaan pekerjaan SID Pengaman
Pantai Terluar Provinsi Riau yaitu: Jadwal Pelaksanaan, Daftar Personil
maupun Administrasi dan organisasi kerja Konsultan harus menerapkan Sistem
32
Jaminan Mutu saat operasi di lapangan. Laporan RMK memuat Diagram Tahap
Kegiatan, Daftar Standar Prosedur (SP) dan Standar Studi serta Laporan Audit
Mutu, buku laporan RMK diserahkan sebelum pekerjaan SID Pengaman Pantai
Terluar Provinsi Riau dimulai.
Laporan ini harus dibuat 3 (tiga) rangkap dan diserahkan kepada direksi
pekerjaan paling lambat 3 (tiga) minggu setelah SPMK diterbitkan.
33
4. Laporan Pendahuluan (Inception Report)
Laporan ini berupa hasil draft laporan pendahuluan yang telah didiskusikan
dengan direksi pekerjaan dan telah diperbaiki serta disetujui oleh direksi,
yang harus dibuat sebanyak 3 (tiga) buku laporan.
34
8. Laporan Akhir (Final Report)
Setelah konsep laporan Akhir selesai didiskusikan dan memperoleh persetujuan
dari Direksi pekerjaan, maka konsultan diwajibkan membuat laporan akhir/final
report lengkap sebanyak 5 (lima) buku untuk diserahkan kepada direksi.
9. Laporan Pendukung
Laporan pendukung terdiri dari:
Laporan Topographi, Batimetri dan Oceanografi sebanyak 3, Peta situasi
topografi 1;100 untuk detail bangunan (tiga) buku,
Buku Data Ukur, Pengukuran Topografi Aktual Drone Yang
Dikaloborasikan Dengan Alat Geodetik dan Hasil Perhitungannya sebanyak
3 (tiga) buku,
Laporan Hidrologi, Hidrometri dan Hidrolika Pantai dan hasil laboratorium
sebanyak 3 (tiga) buku,
Laporan Mekanika Tanah/soil dan hasil laboratorium sebanyak 3 (tiga)
buku,
Laporan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan sebanyak 3 (tiga) buku,
Lapopran UKL / UPL sebanyak 3 (tiga) buku,
Laporan Lingkungan dan Ekologi (Rekomendasi Penanganan Hewan Rama
– Rama) Terhadap Pelaksanaan Konstruksi sebanyak 3 (tiga) buku,
Buku Inventarisasi Menyeluruh Kerusakan Pantai Pulau Terluar Provinsi
Riau (Sangat Kritis, Kritis dan Cukup Kritis) sebanyak 3 (tiga) buku,
Buku Pemodelan Pengaman Pantai Meteorologi Kelautan, Transport
Sedimen dan Home Doctor di Puslitbang Bandung sebanyak 3 (tiga) buku,
Nota Perencanaan dan Perhitungan Desain Rinci sebanyak 3 (tiga) buku,
Buku Analisis Biaya, Mutu, Waktu, Material,, Sumber dan Bahan Material,
Sumber Daya Manusia, Resiko, Kebutuhan Alat Berat, Mobilisasi dan
demobilisasi dan Ekonomi Teknik sebanyak 3 (tiga) buku,
Buku Spesifikasi Teknik, Dokumen Tender dan Rencana Anggaran Biaya
(RAB) dan Bill of Quantity (BOQ) sebanyak 3 (tiga) buku,
Buku Pedoman dan Manual OP Pekerjaan sebanyak 3 (tiga) buku.
Metode Pelaksanaan Konstruksi sebanyak 3 (tiga) buku.
35
10. Pembuatan Gambar
Jenis pembuatan gambar yang harus diserahkan kepada pengguna jasa
meliputi :
a. Pembuatan Peta Ploting
Master gambar peta ploting A3 Warna Sebanyak 3 (tiga) set;
Gambar Peta Ploting Print A1 Warna Sebanyak 3 (tiga) set.
b. Pembuatan Gambar Desain
Master gambar desain A3 Warna Sebanyak 3 (tiga) set;
Gambar Desain Print A1 Warna sebanyak 3 (tiga) set.
c. Dalam pembuatan gambar baik ukuran gambar, simbol-simbol dan legenda
gambar harus mengikuti SNI atau peraturan yang telah baku.
36
38