BAB –V
PENDEKATAN METEDOLOGI, PROGRAM KERJA,
ORGANISASI PERSONIL SERTA TENAGA PENDUKUNG
Untuk melihat latar belakang sejarah berdirinya Kabupaten Indragiri Hilir sebagai salah
satu daerah otonom, dapat ditinjau dalam dua periode, yaitu periode sebelum
kemerdekaan dan periode sesudah kemerdekaan Republik Indonesia.
a. Kerajaan Keritang
Kerajaan ini didirikan sekitar awal abad ke-6 yang berlokasi di wilayah Kecamatan
Keritang sekarang. Seni budayanya banyak dipengaruhi oleh agama Hindu, sebagaimana
terlihat pada arsitektur bangunan istana yang terkenal dengan sebutan Puri Tujuh (Pintu
Tujuh) atau Kedaton Gunung Tujuh. Peninggalan kerajaan ini yang masih dapat dilihat
hanya berupa puing.
b. Kerajaan Kemuning
Kerajaan ini didirikan oleh raja Singapura ke-V yang bergelar Raja Sampu atau Raja
Iskandarsyah Zulkarnain yang lebih dikenal dengan nama Prameswara. Pada tahun 1231
telah diangkat seorang raja muda yang bergelar Datuk Setiadiraja. Letak kerajaan ini
diperkirakan berada di Desa Kemuning Tua dan Desa Kemuning Muda. Bukti-bukti
peninggalan kerajaan ini adalah ditemukannya selembar besluit dengan cap stempel
kerajaan, bendera dan pedang kerajaan.
Pada tahun 1260, di daerah Indragiri Hilir bagian utara, yaitu di daerah Gaung Anak
Serka, Batang Tuaka, Mandah dan Guntung dikuasai oleh raja-raja kecil bekas penguasa
kerajaan Bintan, yang karena perpecahan sebagian menyebar ke daerah tersebut.
Diantaranya terdapat Enam Batin (Kepala Suku) yang terkenal dengan sebutan Batin Nan
Enam Suku, yakni :
d. Kerajaan Indragiri
Kerajaan Indragiri diperkirakan berdiri tahun 1298 dengan raja pertama bergelar Raja
Merlang I berkedudukan di Malaka. Demikian pula dengan penggantinya Raja Narasinga
I dan Raja Merlang II, tetap berkedudukan di Malaka. Sedangkan untuk urusan sehari-
hari dilaksanakan oleh Datuk Patih atau Perdana Menteri. pada tahun 1473, waktu Raja
Narasinga II yang bergelar Paduka Maulana Sri Sultan Alauddin Iskandarsyah Johan
Zirullah Fil Alam ( Sultan Indragiri IV ), beliau menetap di ibu kota kerajaan yang
berlokasi di Pekan Tua sekarang.
Pada tahun 1815, dibawah Sultan Ibrahim, ibu kota kerajaan dipindahkan ke Rengat.
dalam masa pemerintahan Sultan Ibrahim ini, Belanda mulai campur tangan terhadap
kerajaan dengan mengangkat Sultan Muda yang berkedudukan di Peranap dengan batas
wilayah ke Hilir sampai dengan batas Japura.
Selanjutnya, pada masa pemerintahan Sultan Isa, berdatanganlah orang – orang dari suku
Banjar dan suku Bugis sebagai akibat kurang amannya daerah asal mereka. Khusus untuk
suku Banjar, perpindahannya akibat dihapuskannya Kerajaan Banjar oleh Gubernement
pada tahun 1859 sehingga terjadi peperangan sampai tahun 1963.
Pada masa pendudukan Jepang ini Indragiri Hilir dikepalai oleh seorang Cun Cho yang
berkedudukan di Tembilahan dengan membawahi 5 Ku Cho, yaitu :
Pemerintahan Jepang di Indragiri Hilir sampai bulan Oktober 1945 selama lebih kurang
3,5 tahun.
Pada awal Kemerdekaan RI, Indragiri (Hulu dan Hilir) masih merupakan satu kabupaten.
Kabupaten Indragiri ini terdiri atas 3 kewedanaan, yaitu Kewedanaan Kuantan Singingi
dengan ibukotanya Taluk Kuantan, Kewedanaan Indragiri Hulu dengan ibukotanya
Rengat dan Kewedanaan Indragiri Hilir dengan ibukotanya Tembilahan.
Kewedanaan Indragiri Hilir membawahi 6 wilayah yaitu :
Wilayah Tempuling/Tembilahan.
Wilayah Enok.
Wilayah Gaung Anak Serka.
Wilayah Mandah/Kateman.
Wilayah Kuala Indragiri.
Wilayah Reteh
Kecamatan Tempuling
Kecamatan Tembilahan
Kecamatan Gaung Anak Serka
Kecamatan Mandah
Kecamatan Kateman
Kecamatan Kuala Indragiri dengan ibukotanya Tembilahan
Kecamatan Enok.
Kecamatan Reteh dengan ibukotanya Enok.
Setelah melalui penelitian, baik oleh Gubernur maupun Departemen Dalam Negeri, maka
pemekaran diawali dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Riau (Propinsi Riau) tanggal 27 April 1965 nomor 052/5/1965 sebagai Daerah
Persiapan Kabupaten Indragiri Hilir.
Penegakan hukum
Penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas
Pembangunan budaya politik
Pemerataan pembangunan
Kemandirian daerah
Penyediaan infrastruktur pemukiman yang layak
Kesetaraan gender
D. Mewujudkan Suasana Aman, Damai, dan Harmonis yang Bermoral, Beretika dan
Berbudaya
Kondisi Umum
Kabupaten Indragiri Hilir terletak di pantai Timur pulau Sumatera, merupakan gerbang
selatan Propinsi Riau, dengan luas daratan 11.605,97 km² dan peraiaran 7.207 Km²
berpenduduk kurang lebih 683.354 jiwa yang terdiri dari berbagai etnis, Indragiri Hilir
yang sebelumnya dijuluki ”Negeri Seribu Parit” yang sekarang terkenal dengan julukan
“NEGERI SERIBU JEMBATAN” dikelilingi perairan berupa sungai-sungai besar dan kecil,
parit, rawa-rawa dan laut, secara fisiografis Kabupaten Indragiri Hilir beriklim tropis
merupakan sebuah daerah dataran rendah yang terletak diketinggian 0-4 meter di atas
permukaan laut dan dipengaruhi oleh pasang surut.
Fisiografi
Sebagian besar dari luas wilayah atau 93,31% daerah Kabupaten Indragiri Hilir
merupakan daerah dataran rendah, yaitu daerah endapan sungai, daerah rawa dengan
tanah gambut (peat), daerah hutan payau (mangrove) dan terdiri atas pulau-pulau besar
dan kecil dengan luas lebih kurang 1.082.953,06 hektar dengan rata-rata ketinggian lebih
kurang 0-3 Meter dari permukaan laut.
Dengan ketinggian tersebut, maka pada umumnya daerah ini dipengaruhi oleh pasang
surut, apalagi bila diperhatikan fisiografinya dimana tanah-tanah tersebut terbelah-belah
Sungai yang terbesar di daerah ini adalah Sungai Indragiri Hilir yang berhulu di
penggunungan Bukit Barisan (Danau Singkarak), sungai Indragiri mempunyai tiga muara
ke Selat Berhala, yaitu di Desa sungai Belu, Desa Perigi Raja dan Kuala Enok.
Sedangkan sungai-sungai lainnya adalah : Sungai Guntung, Sungai kateman, Sungai Danai,
Sungai Gaung, Sungai Anak Serka, Sungai Batang Tuaka, Sungai Enok, Sungai Batang,
Sungai Gangsal, yang hulunya bercabang tiga yaitu Sungai Gangsal, Sungai Keritang,
Sungai Reteh, Sungai Terap, Sungai Mandah, Sungai Igal, Sungai Pelanduk, Sungai
Bantaian, dan sungai Batang Tumu.
Pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Indragiri Hilir pada umumnya telah di diami
penduduk dan sebagian diusahakan penduduk untuk dijadikan kebun-kebun kelapa,
persawahan pasang surut, kebun sagu dan lain sebagainya.
Gugusan pulau tersebut meliputi : Pulau Kateman, Pulau Burung, Pulau Pisang, Pulau
Bakong, Pulau Air Tawar, Pulau Pucung, Pulau Ruku, Pulau Mas, Pulau Nyiur dan pulau-
pulau kecil lainnya. Disamping gugusan pulau tersebut maka terdapat pula selat-
selat/terusan kecil seperti : Selat/Terusan Kempas, Selat/Terusan Batang. Selat/Terusan
Concong. Selat/Terusan Perawang, Selat/Terusan Patah Parang, Selat/Terusan Sungai
Kerang, dan Selat/Terusan Tekulai. Selain selat/terusan alam terdapat pula terusan buatan
antara lain : Terusan Beringin, Terusan Igal, dan lain-lain Selain itu di daerah ini juga
terdapat danau dan tanjung yakni Danau Gaung, Danau Danai dan Danau Kateman,
sedangkan tanjung yang ada di Indragiri Hilir adalah Tanjung Datuk dan Tanjung
Bakung.
Tanah
Pada umumnya struktur tanah di Kabupaten Indragiri Hilir terdiri atas tanah Organosol
(Histosil), yaitu tanah gambut yang banyak mengandung bahan organik. Tanah ini
dominan di Wilayah Indragiri Hilir terutama daratan rendah diantara aliran sungai.
Sedangkan disepanjang aliran sungai umumnya terdapat formasi tanggul alam natural
river leves yang terdiri dari tanah-tanah Alluvial (Entisol) dan Gleihumus (Inceptisol).
Vegetasi
Vegetasi alami dari daerah tanah-tanah organosol, alluvial dan gleihumus adalah hutan
pematang, hutan rawa primer, hutan rawa sekunder, hutan pasang surat, penggunaan
lahan untuk hutan lebat, belukar dan sejenisnya pada tahun 1994 seluas 841.242 hektar.
Luas areal perkebunan meningkat dari 379.760 hektar menjadi 464.802 hektar atau
meningkat 8,50% dibandingkan dengan periode sebelumnya sedangkan total produksi
hasil perkebunan juga mengalami peningkatan dari 283.266 ton menjadi 416.690 ton
naik sebesar 133.424 ton atau 13,34%.
Iklim
Topograpi daerah Indragiri Hilir terdiri dari daratan dan perairan yang beriklim tropis
basah, curah hujan tertinggi 1300 mm, hujan turun antara bulan oktober sampai maret
setiap tahunnya. Sedangkan musim kemarau kadang-kadang hujan tidak turun selama 3
(tiga) bulan lamanya. Sehingga menimbulkan kesulitan air bersih, pengairan dan
sebagainya.
Angin yang bertiup sepanjang tahun adalah angin utara dan angin selatan. Pada waktu
musim angin utara terjadi musim gelombang, serta air pasang yang cukup tinggi, yang
membawa air laut berkadar garam kehulu sungai, sehingga membawa pengaruh terhadap
tingkat kesuburan bagi tanam-tanaman tertentu yang tidak tahan terhadap kadar air
dengan tingkat keasinan tinggi.
Pengairan
Secara geografis wilayah Kabupaten Indragiri Hilir memiliki potensi perairan laut dan
perairan umum yang cukup luas serta daratan yang dapat dikembangkan usaha budidaya
perikanan, berpeluang bagi Investor untuk menanamkan investasi baik dibidang
penangkapan khususnya di perairan lepas pantai dan dibidang budidaya perikanan
(tambak, keramba, budidaya kerang anadara dan kolam).
Disamping sungai-sungai dan selat di Kabupaten Indragiri Hilir banyak terdapat parit-
parit baik keberadaannya secara proses alami atau yang dibuat manusia dimana sebagian
Kabupaten Indragiri Hilir terbagi 20 Kecamatan, 174 Desa dan 18 Kelurahan. Kota
Tembilahan yang terletak di Kecamatan Tembilahan merupakan Ibukota Kabupaten
Indragiri Hilir dibangun di atas tanah berawa yang dialiri Sungai Indragiri merupakan urat
nadi jalur perhubungan air. Kuala Enok merupakan kota pelabuhan yang berpotensial
menjadi sentra industri kelapa, yang dahulunya hanya ditempuh menggunakan
transportasi air sekarang telah dapat ditempuh melalui jalur darat karena telah dibukanya
jalan darat sebagi akses menuju pelabuhan samudera. Sungai Guntung di Kecamatan
Kateman adalah tempat lainnya yang menarik untuk dijadikan sentra perdagangan dan
industri.
Terdapat empat pelabuhan laut dan sungai yang berorientasi Ekspor-Impor yaitu
Pelabuhan : Kuala Enok, Kuala Gaung, Sungai Guntung dan Palabuhan Parit 21
Tembilahan. Dari bagian selatan daerah ini, jarak ke Batam dan Singapura bisa ditempuh
dalam waktu 2,5 jam dengan menggunakan Speed Boat. Untuk lalu lintas Ekspor-Impor
tersedia kapal-kapal Lintas Negara dengan tujuan pelayaran keberbagai Pelabuhan
penting di dunia, khususnya Asia dan Eropa.
Kabupaten Indragiri Hilir juga memiliki Bandar Udara, yaitu Bandara Tempuling yang
telah diuji coba dan telah dioperasikan melayani keberangkatan jemaah haji menuju
Batam. Nantinya Bandara Tempuling dioperasikan melayani rute penerbangan regional
sehingga membuat daerah ini makin mudah diakses sebagai pintu Gerbang Riau menuju
kancah Ekonomi Global.
Sebagai sebuah daerah yang kaya akan sumberdaya alam, dan menyimpan berbagai
potensi ekonomi, Kabupaten Indragiri Hilir menjanjikan banyak kemungkinan dimasa
depan.
Didukung letak geografis yang strategis, serta ditunjang tersedianya berbagai infrastruktur
dan kebijakan Pemerintah dalam pembangunan, daerah ini merupakan daerah investasi
Agar metoda pelaksanaan pekerjaan yang disusun oleh Tim Konsultan ini
sesuai dengan kondisi lapangan, sebelumnya Tim Konsultan telah melakukan
survey awal secara visual yang dipimpin langsung oleh calon Supervision
Engineer Selain melakukan survey langsung ke lokasi pekerjaan, informasi
mengenai jenis penanganan yang akan dilakukan pada masing-masing ruas
jalan juga didapatkan dengan cara berkonsultansi dengan instansi terkait.
Suatu ruas jalan umum dinyatakan layak fungsi secara teknis apabila
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Teknis struktur perkerasan jalan;
b. Teknis struktur bangunan pelengkap jalan;
c. Teknis geometri jalan;
d. Teknis pemanfaatan bagian-bagian jalan;
e. Teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas; dan
f. Teknis perlengkapan jalan.
Suatu ruas jalan umum dinyatakan layak fungsi secara administratif apabila
Agar jalan dapat beroperasi dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan lalu
lintas (layak fungsi secara teknis dan administratif), diperlukan suatu proram
penanganan jaringan jalan yang dilakukan secara berkala, meliputi :
program pemeliharaan jalan, program peningkatan jalan, dan program
konstruksi jalan baru.
a. Perkuatan Lereng;
Perkuatan lereng adalah bangunan konstruksi non struktural untuk
melindungi lereng timbunan atau galian dari gerusan air dan angin
yang sifatnya tidak menahan beban. Manfaat lain dari perkuatan
lereng dengan tanaman, disamping untuk menahan gerusan air juga
untuk menambah kestabilan lereng dan menambah estetika dengan
PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 15
Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS
b. Stabilisasi Timbunan
Stabilisasi timbunan pada umumnya banyak digunakan pada
peningkatan jalan, baik pelebaran maupun pemindahan alinemen.
Sedangkan pada jalan baru, sudah barang tentu pemilihan route
jalan dilakukan untuk menghindari tempat-tempat yang labil
maupun yang kondisi medannnya sulit.
c. Tembok Penahan
Tembok penahan adalah bangunan struktural yang umumnya dibuat
untuk menahan badan jalan berupa timbunan yang cukup tinggi
pada daerah roling maupun pada daerah dataran rendah yang
mempunyai perbedaan tinggi muka air normal dan muka air banjir
cukup besar, sehingga konstruksi badan jalan dibentuk berupa
timbunan untuk menghindari banjir. Jadi tembok penahan
diperlukan untuk menahan kelongsoran badan jalan pada lokasi
dengan lereng/ talud cukup tinggi. Tembok penahan dapat berupa
pasangan batu atau beton bertulang.
C. Bangunan lain-lain
Bangunan lain-lain yang diperlukan untuk jalan luar kota meliputi :
2. Marka Jalan
Marka jalan dibuat dengan cat warna putih dan kuning atau
dengan material lainnya yang ditempatkan/ dibuat pada
permukaan perkerasan jalan, kurb atau objek lainnya dengan
maksud untuk mengatur lalu lintas atau mengingatkan
pengendara. Fungsi marka bisa berdiri sendiri atau
Kurb beton untuk jalan pada jalan luar kota sama halnya dengan
trotoar sedikit sekali dijumpai, karena kurb digunakan pada :
median yang ditinggikan, trotoar; pulau jalan,pemisah jalur,
tempat parkir di pinggir jalan. Spesifikasi kurb beton untuk jalan,
selengkapnya dapat dilihat pada SK SNI S-02-1990-F.
Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanan pekerjaan konstruksi, baik instansi
pemerintah, konsultan, dan kontraktor haruslah memahami spesifiaksi teknik
tersebut. Sesuai dengan substansinya, spesifikasi teknik dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya silang pendapat di lapangan, serta mengandung
pengaturan yang detail dalam rangka memudahkan penggunaan di lapangan.
Saat ini, spesifikasi teknis yang digunakan adalah Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan
Jembatan, terdiri dari 10 Divisi, dikeluarkan oleh Pusat Litbang Prasarana
Transportasi Badan Penelitian dan Pengembangan, Desember 2006
Selain Spesifikasi Teknik, Tim Supervisi juga harus memiliki pengetahuan tentang
kegiatan pengawasan jalan. Banyak referensi yang bisa dijadikan pedoman untuk
panduan pengawasan pekerjaan jalan; baik prosedur baku, manual atau peraturan
yang berlaku (NSPM); maupun tulisan dari pihak lain yang memiliki pengetahuan
dan pengalaman dalam bidang pengawasan jalan.
a. Stabilitas
Stabilitas lapisan perkerasan jalan adalah kemampuan lapisan
perkerasan menerima beban lalu-lintas tanpa terjadi perubahan
VMA yang kecil mengakibatkan aspal yang tipis. Film aspal yang tipis
mudah lepas yang mengakibatkan lapis tidak lagi kedap air, oksidasi
mudah terjadi, dan lapis perkerasan menjadi rusak. Pemakaian aspal
yang banyak mengakibatkan aspal tidak lagi dapat menyelimuti
agregat dengan baik (karena VMA kecil) dan juga menghasilkan
rongga antar campuran ( voids in mix = VIM ) yang kecil. Adanya
beban lalu lintas yang menambah pemadatan lapisan mengakibatkan
lapisan aspal meleleh keluar yang dinamakan bleeding.
b. Durabilitas
Durabilitas diperlukan pada lapisan permukaan sehingga lapisan
dapat mampu menahan keausan akibat cuaca, air dan perubahan
suhu ataupun keausan akibat gesekan kendaraan.
Film aspal atau selimut aspal, film aspal yag tebal dapat
menghasilkan lapis aspal beton yang berdurabilitas tinggi, tetapi
kemungkinan terjadi bleeding menjadi tinggi.
VIM kecil sehingga kedap air dan udara tidak masuk kedalam
campuran yang menyebabkan terjadinya oksidasi dan asapl
menjadi rapuh/getas.
VMA besar, sehingga film aspal dapat dibuat tebal. Jika VMA dan
VIM kecil serta kadar aspal tinggi kemungkinan terjadinya bleeding
besar. Untuk mencapai VMA yang besar ini dipergunakan agregat
bergradasi senjang.
c. Fleksibilitas
Fleksibelitas pada lapisan perkerasan adalah kemampuan lapisan
untuk dapat mengikuti deofrmasi yang terjadi akibat beban lalu
lintas berulang tanpa timbulnya retak dan perubahan volume.
B. Perencanaan Campuran
Jika agregat dicampur dengan aspal maka :
1. Partikel-partikel antar agregat akan terikat satu sama lain oleh aspal;
2. Rongga-rongga agregat ada yang terisi aspal dan ada pula yang terisi
udara;
3. Terdapat rongga antar butir yang terisi udara;
4. Terdapat lapisan aspal yang ketebalannya tergantung dari kadar
aspal yang dipergunakan untuk menyelimuti partikel-partikel
agregat.
Lapisan aspal yang baik haruslah memenuhi 4 (empat) syarat yaitu
stabilitas, durabilitas, fleksibelitas dan tahanan geser seperti penjelasan
diatas. Jika dalam campuran dipakai agregat bergradasi rapat (dense
fraded) akan menghasilkan kepadatan yang baik, berarti memberikan
stabilitas yang baik, tetapi mempunyai rongga pori yang kecil sehinggga
memberikan kelenturan (fleksibelitas) yang kurang baik akibat tambahan
pemadatan dari beban lalu-lintas berulang serta aspal yang mencair akibat
pengaruh cuaca akan memberikan tahanan geser yang kecil.
Alat Marshal merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan proving ring
(cincin penguji yang berkapasitas 2500 Kg atau 5000 pon. Poving ring
dilengkapi dengan arloji pengukur yang berguna untuk mengukur
stabilitas campuran. Disamping itu terdapat arloji kelelehan plastis (flow
D. Spesifikasi Campuran
Dari sub bab sebelum ini terlihat bahwa sifat campuran sangat ditentukan
dari gradasi agregat, kadar aspal total, kadar aspal efektif, VIM, VMA dan
sifat bahan baku itu sendiri. Variasi dari hal tersebut diatas akan
menghasilkan kualitas dan keseragaman campuran yang berbeda-beda.
Untuk itu agar dapat memenuhi kualitas dan keseragaman jenis lapisan
yang telah dipilih dalam perencanaan perlu dibuatkan spesifikasi
campuran yang menjadi dasar pelaksanaan di lapangan.
yang dipergunakan.
2. Ekspresi gradasi agregat, yang dinyatakan dalam nomor saringan
Nomor-nomor saringan mana saja yang umum dipergunakan dalam
spesifikasi.
3. Kadar aspal yang umum dinyatakan dalam persen terhadap berat
campuran seluruhnya.
4. Komposisi dari campuran, meliputi agregat dengan gradasi yang
bagiamana yang akan dipergunakan.
5. Sifat campuran yang diinginkan, dinyatakan dalam nilai stabilitas,
flow, VIM, VMA, tebal Film Aspal.
6. Metoda rencana campuran yang dipergunakan
Agar Pemberi Tugas dapat memonitor daya tahan perkerasan jalan dalam
jangka waktu yang panjang dan juga dalam waktu pengendalian mutu
pekerjaan, maka Engineer harus setiap saat mengarahkan Kontraktor
untuk mengajukan/ melaksanakan pengujian baik lapangan maupun test
laboratorioum, antara lain pengujian-pengujian tersebut.
Jenis Pengujian / Test Laboratorium adalah
1. Penetrasi aspal, AASHTO T 49-78;
2. Floating test aspal, AASHTO T 50-78;
3. Test Abarasi dengan mesin Long Angels, AASHTO T 96-77;
4. Kekuatan agregat dengan menggunakan sodium sulfat atau
magnesium sulfat, AASHTO T 104-77;
5. Test Ekstrasi, AASHTO T 164-76;
6. Pengaruh air terhadap kohesi campuran yang dipadatkan, AASHTO
T 165-77;
7. Berat Jenis, AASHTO T 179-76;
8. Film oven test, AASHTO T 179-76;
9. Marshal Test, AASHTO T 245-78
10. Viscositas Asphalt Cement, AASHTO T m 226-78;
11. Sleve Analisis, AASHTO T 27-82;
12. Pelapisan dan pengelupasan campuran agregat bityumen, AASHTO
T 182-70;
13. Berat jenis maksimum campuran, AASHTO T 209-74;
5.3 METODELOGI
5.3.1 Lingkup Pekerjaan Pengawasan Terkait dengan Administrasi
Adapun lingkup pengerjaan pengawasan oleh Konsultan supervisi kegiatan
“Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman
Wilayah II - “ kabupaten Indragiri Hilir dengan rincian sebagai berikut
sebagai berikut:
1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan atau Pre Construction Meeting
(PCM);
A. Tujuan
Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam
mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan
Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi atau
standart yang digunakan di Binamarga dalam kegiatan Pengawasan
adalah dokumen yang sah dan berlaku .
B. Ketentuan Umum
Beberapa hal yang perlu dibahas dan disepakati dalam Rapat
Persiapan Pelaksanaan Kontrak adalah :
a. Organisasi kerja
b. Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan.
c. Review dan penyempurnaan terhadap Jadwal Rencana kerja
yang harus sesuai dengan target volume,waktu dan mutu.
d. Jadual pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil
serta penggunaan peralatan.
e. Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan
(Mutual Check) dan review terhadap simplified design
f. Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah
setempat mengenai rencana kerja, (misalnya: pengkaitan
antara rencana kerja dengan musim tanam atau masalah jalan
masuk ke quarry/angkutan bahan)
Bangan alir 1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan atau Pre Construction Meeting (PCM)
MULAI
Catatan : Ikuti nomor check yang berhubungan dengan aktivitas
Penyiapan bahan Rapat PCM
Aktifitas :
Penyampaian Undangan 1. Sebelum memulai PCM, pastikan peserta mendapat data dan
Rapat PCM bahan yang diperlukan
Verivikasi
BAGAN ALIR
BAGAN ALIR
ESELON 1
TIM DIR. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
KONTR...KONS. .. SNVT DAN (*)
TEKNIS PEK.
1 KONTRAKTOR
1 2
o Mengajukan Rekayasa Lapangan (lengkap dengan pendukung).
3 o Mengirim ke Direksi Pekerjaan.
4
o Mempersiapkan Sumber daya, peralatan, tenaga dan material.
2 DIREKSI PEKERJAAN
5
o Mengevaluasi usulan, mengenai lamanya waktu kegiatan, peralatan dan jumlah tenaga yang
digunakan.
6
o Menolak atau menyetujui usulan.
7 8
o Memberikan jawaban pelaksanaan Rekayasa Lapangan.
3 DIREKSI PEKERJAAN.
9
o Membentuk Tim Teknis, sebagai petugas harian, mewakili Direksi Pekerjaan.
o Kontraktor melakukan Rekayasa Lapangan dibawah koordinasi Tim Teknis dan Konsultan.
o Melakukan Pemeriksaan Bersama (Mutual Check) dan kegiatan Rekayasa Lapangan.
o Mengevaluasi apakah ada perubahan mendasar, yang sangat berbeda dari kondisi perencanaan awal, sehingga harus dilaksanakan desain
ulang.
o Mencermati jika ada item baru yang mengharuskan muncul, akibat adanya kondisi yang berbeda dari Perencanaan Awal. Menyusun Berita
Acara hasil pemeriksan bersama
KONTRAKTOR.
5
o Membuat revisi desain (jika ada)
o Menghitung kuantitas.
o Menghitung biaya pelaksanaan.
o Membuat Analisa Biaya item baru jika muncul item baru, yang belum termasuk dalam kontrak.
o Membuat laporan hasil Rekayasa Lapangan.
KONTRAKTOR.
6
o Membuat usulan Contract Change Order.
o Mengirimkan berkas laporan, perhitungan dan draft CCO.
KONSULTAN.
7
o Memverifikasi Review Design dan perhitung an serta data pendukungnya dan draft CCO.
o Membuat Justifikasi Teknis bilamana ternyata diperlukan .
o Memberi rekomendasi kepada Direksi Pekerjaan.
TIM TEKNIS.
8
o Memverifikasi Review Design dan perhitung an serta data pendukungnya dan draft CCO.
o Membuat laporan Pembahasan dan menyertakan hasil Pemeriksaan Bersama dan draft CCO, mengirimkan berkas kepada Direksi Pekerjaan.
o Membuat rekomendasi kepada Direksi Pekerjaan, atas pelaksanaan Rekayasa Lapangan dan Pemeriksaan Bersama .
DIREKSI PEKERJAAN
o Memeriksa Berkas Review Design melalui Daftar Simak hasil verifikasi Konsultan dan Tim Teknis, dan bilamana dianggap perlu melakukan
9 counter check terhadap hasil pekerjaan yang diajukan.
o Membuat Addendum (ikuti tatacara pembuatan Addendum dalam Petunjuk Pelak sanaan Perubahan Kegiatan Pekerjaan SMM/PP/20 Rev
00).
3. Pemilihan Quarry
A. Tujuan
Mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan Dokumen
Sistem Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi atau standart
yang digunakan di Binamarga dalam kegiatan Pengawasan.
B. Tanggung Jawab Konsultan
Supervision Engineer/Chief Inspector
a. Memperiksa ijin penambangan dari Instansi terkait.
b. Memperiksa jenis material quarry apakah jenis Batu, Sirtu,
Timbunan biasa, Timbunan pilihan, Pasir sesuai peruntukan
dilapangan.
c. Memperiksa kecukupan material masing-masing quarry
terhadap kebutuhan masing-masing jenis pekerjaan dalam
kontrak.
d. Memperiksa pihak lain yang juga akan mempergunakan
quarry tsb.
e. Memperiksa jarak quarry terhadap lapangan
Lab Technician
a. Memperiksa dilaboratorium masing-masing jenis material
quarry sesuai peruntukan jenis pekerjaan dalam kontrak.
b. Memperiksa skema lokasi yang mewakili hasil pengujian.
BAGAN ALIR
PEMILIHAN LOKASI QUARRY
4. Request
A. Tujuan
Mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan Dokumen
Sistem Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi atau standart
yang digunakan di Binamarga dalam kegiatan Pengawasan.
B. Tata Cara
Tatacara pengecekan harus meliputi pemeriksaan pada kegiatan
kegiatan yang menunjukkan atau berhubungan dengan:
Dukungan Formula Kerja dan atau gambar kerja.
Berkas pekerjaan sebelumnya.
Peralatan Lapangan.
Bahan Mentah.
Bahan Olahan
Status Bahan Jadi.
Tenaga Kerja.
Kondisi kesiapan lapangan.
Jadwal pelaksanaan.
Perlengkapan antisipasi cuaca.
C. Tanggung Jawab Konsultan
Sekretaris/Operator/Administrasi
a. Memperiksa Formulir Request, apakah semua kolom untuk
Kontraktor sudah terisi.
b. Memperiksa Data Pendukung, apakah lampiran yang
disertakan sudah sesuai dengan yang tertulis dalam Formulir
Request.
Supervision Engineer/Chief Inspector (Di kantor)
a. Memperiksa Gambar Kerja (Shop Drawing) :
1. apakah lokasi yang ditunjukkan pada Gambar Kerja sesuai
dengan lokasi pekerjaan yang tercantum pada Formulir
Request,
2. apakah dimensi dan elevasi pada Gambar Kerja sesuai
dengan Lembar Laporan Pengukuran pekerjaan
sebelumnya.
b. Evaluasi Jumlah Hari Pelaksanaan, harus ada kesesuaian
waktu dengan total hari pelaksanaan item pekerjaan yang
bersangkutan.
BAGAN ALIR
TATA CARA PENGAJUAN PERMINTAAN PEKERJAAN (REQUEST).
Pengajuan Request Sekretaris Menerima Dan Memeriksa Se Menrima Request Dan Distribusi
Dari Kontraktor Kelengkapan Request Kepada CI Dan QE
Persetujuan Direksi
Pekerjaan
5. Pengajuan Gambar
A. Tujuan
Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam mengendalikan
Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan Dokumen Sistem
Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi atau standart yang
digunakan di Binamarga dalam kegiatan Pengawasan.
B. Jenis Pemeriksaan
Gambar Kerja / Shop Drawing
a. Acuan Gambar Rencana
b. Gambar Pekerjaan Sementara
c. Gambar Pekerjaan Permanen
d. Gambar Perubahan Pekerjaan Permanen
e. Semua Gambar Kerja diperiksa oleh Supervisi Engineer
Gambar Terlaksana (As-Built Drawing)
a. Gambar Terlaksana disiapkan oleh kontraktor
b. Gambar berdasarkan hasil pekerjaan fisik yang telah selesai
dan sesuai dengan spesifikasi dan gambar
c. Gambar terlaksana dibuat berdasarkan :
1. Gambar kerja setiap pekerjaan
2. Sesuai Contract Change Order
3. Existing Utilitas di lapangan
4. Detail Konstruksi
d. Memperhatikan hal-hal antara lain :
1. Ukuran dan standar kertas kalkir
2. Mencantumkan skala gambar
3. Ukuran tebal garis gambar
4. Mencatumkan lokasi dan jenis pekerjaan
5. Jenis dan mutu material
6. Mencantumkan tanggal, bulan dan tahun pembuatan
gambar
e. Registrasi dan Penerbitan
BAGAN ALIR
TATA CARA PENGAJUAN GAMBAR
Gambar Kerja/Shop Drawing
Disetujui oleh PM
Gambar Kerja
Diterbitkan
BAGAN ALIR
TATA CARA PENGAJUAN GAMBAR
Gambar Terlaksana :
Data pendukung :
Pengumpulan o Gambar Kerja
Data
o Contract Change Order
o Existing Utilitas (PLN, Telkom,
Kontraktor PAM, Gas)
Membuat / Memperbaiki
Dibuat berdasarkan hasil pekerjaan
Gambar Terlaksana yang terlaksana dan disetujui oleh
PM
Dapat
Project Manager menyetujui
diterima ?
Gambar Terlaksana yang sudah
dapat diterima oleh Supervision
Engineer
Disetujui oleh PM
6. Perubahan Kontrak
A. Tujuan
Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam mengendalikan
Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan Dokumen Sistem
Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi atau standart yang
digunakan di Binamarga dalam kegiatan Pengawasan.
B. Tanggung Jawab
Tanggung Jawab pengecekan harus meliputi pemeriksaan pada
kegiatan kegiatan yang menunjukkan atau berhubungan dengan:
Perubahan Pekerjaan
Mengajukan Perubahan Pekerjaan Secara Tetulis bersama sama
dengan Direksi Pekerjaan dan Kontraktor
BAGAN ALIR
TATA CARA PENGAJUAN VARIANT ORDER
BAGAN ALIR
o Jika setuju, menendatangani CCO jika memerlukan re visi, maka mengirim kembali
kepada tim pembahas untuk diperbaiki
o Mengevaluasi draft adendum
o Jika tidak ada perubahan dana dan perubahan kurang dari 10% dari nilai kontrak
dan setinggi-tingginya 50 juta maka
o Direksi Pekerjaan maka tidak diperlukan ijin prinsip da ri hirarki di atasnya atau
adendum dapat langsung di- persiapkan
7. Pembayaran MC
A. Tujuan
Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam mengendalikan
Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan Dokumen Sistem
Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi atau standart yang
digunakan di Binamarga dalam kegiatan Pengawasan
B. Tata Cara
Tata cara Pembayaran MC adalah sebagai berikut:
GS mengajukan Monthly Statement beserta data/dokumen
pendukungnya kepada SE
SE memeriksa Monthly Statement yang diajukan oleh GS
SE menilai dan mengevaluasi Monthly Statement tersebut sesuai
persyaratan kontrak.
PM mengkaji Monthly Statement beserta dokumen
Pendukungnya.
Apabila setuju, PM menebitkan Sertifikat Pembayaran ke
Employer.
Employer melakukan pembayaran sesuai Sertfikat Pembayaran
yang disyahkan PM.
BAGAN ALIR
TATA CARA PENGAJUAN PEMBAYARAN BULANAN ( M.C).
SE memeriksa
SE memeriksa Monthly Statement
Monthly Statement yang diajukan oleh GS
Pembayaran ke Employer
Employer melakukan pembayaran
sesuai Sertfikat Pembayaran yang
disyahkan PM.
Employer
melakukan
pembayaran
8. Pengujian
A. Tujuan
Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam mengendalikan
Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan Dokumen Sistem
Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi atau standart yang
digunakan di Binamarga dalam kegiatan Pengawasan.
B. Jenis Pemeriksaan
Material Tanah dan Timbunan Tanah
1. Batas Atterberg
2. Aktifitas Tanah
3. Indek Group
4. California Bearing Ratio
5. Hubungan kadar Air dan Kepadatan
6. Kepadatan Lapangan dengan Uji Sand Cone
7. Uji Dynamic Cone Penetrometer
8. Analisa Saringan dengan Hidrometer
Material Agregat dan Lapis Pondasi Agregat
1. Analisa Saringan
2. Batas Atterberg
3. California Bearing Ratio
4. Abrasi dengan mesin Los Angeles
5. Hubungan kadar air dengan kepadatan
6. Kepadatan Lapangan dengan Uji Sand Cone
7. Uji Gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah
Material Agregat Aspal dan Campuran Aspal Panas
1. Kadar Air
2. Analisa Saringan
3. Abrasi dengan mesin Los Angeles
4. Berat Jenis dan Penyerapan
5. Penetapan ukuran dan kepipihan
6. Uji kekekalan dalam sodium sulfat dan magnesium sulfat
7. Berat jenis aspal
8. Penetrasi Aspal
9. Viskositas Aspal
BAGAN ALIR
TATA CARA PENGAJUAN PERMINTAAN PENGUJIAN.
Pengujian
GS melaksanakan Pengujian
sesuai perintah SE
Prosedur
Pekerjaan / Pengujian harus dilaksana-
Penambahan
bahan kan sesuai Standar Peng-
Pengujian ujian.
diulangi
Pemberitahuan Apabila pelaksanaan peng-
kembali
ujian tidak sesuai standar
Kepada dari awal pengujian, SE akan mem-
Kontraktor beritahukan kepada GS SE
Tambahan menetapkan prosedur pe-
Tidak Pengujian
Sesuai nambahan pengujian, selan-
Pengujian
Standart jutnya pengujian diulangi.
(sesuai Tidak
Apabila suatu pengujian ti-
Ya standart)
dak lulus pengujian standar :
Tidak
BAGAN ALIR
TATA CARA RAPAT PEMBUKTIAN (Show Cause Meeting - SCM).
MULAI
1) Periode I : Rencana Fisik pelak-
sanaan 0%-70%; Realisasi
terlambat > 15% dr rencana
2) Periode II : Rencana Fisik pelak- ANALISA KEBUTUHAN
sanaan 71% -100%; Realisasi
terlambat >10% dr rencana SCM
SURAT PERINGATAN
Tindakan KEPADA
Pencegahan
PENYEDIA JASA
Tindakan Pencegahan
PELAKSANAN SCM tingkat SATKER
Gagal
PELAKSANAN SCM tingkat
Atasan Langsung
(BALAI)
BERITA ACARA Berhasil TEST
SCM CASE?
KESEPAKATAN 3 PIHAK
SELESAI ATAU PUTUS KONTRAK
BAGAN ALIR
TATA CARA SERAH TERIMA PERTAMA (PHO / Provisional Hand Over)
2
Membentuk 1
Panitia PP
Surat
Permohonan Memeriksa 3
4 kelayakan untuk
bisa dilakukan
serah terima
Surat pekerjaan
Permohonan Rapat
Pendahuluan
Perintah 5
6 Pembentukan Pelaksanaan
Tim Penilaian hasil
Kunjungan pelaksanaan
Dokumen Hasil Lapangan pekerjaan
7 Penilaian Rapat
Pembahasan
Penyusunan
Laporan
Perbaikan
Cacat / kurang
Tidak
Bisa dilakukan
8 STPP ?
9 Ya
Permintaan
Kunjungan
kedua Rapat
Penilaian
Perbaikan
Pembahasan
PENGUMPULAN MATERIAL
PENYIRAMAN ASPAL
PROSES PENGASPALAN
PENGUMPULAN MATERIAL
PENYIRAMAN ASPAL
PROSES PENGASPALAN
5.8 PENDAHULUAN
Berdasarkan pada buku dokumen undangan dan rapat penjelasan, lokasi
Pekerjaan Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan
Permukiman Wilayah II yang akan diawasi oleh konsultan PT. WANDRA
CIPTA Engineering Consultant berada di
Kecamatan Tanah Merah;
Kecamatan Keritang;
Kecamatan Reteh;
Kecamatan Kuindra;
Kecamatan Enok;
Kecamatan Concong;
Kecamatan Kemuning; dan
Kecamatan Sungai Batang.
Untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan jembatan sesuai dengan KAK maka
tenaga yang harus disiapkan tim konsultan adalah seperti di bawah ini :
2. Komunikasi
Hal ini sangat penting artinya, karena hasil akhir suatu tahapan
pekerjaan sangat tergantung kepada kualitas dan kuantitas.
Kuantitas menjadi penting, karena hal ini menyangkut biaya
pelaksanaan pekerjaan.
3. Mengadakan Evaluasi
Hal ini merupakan salah satu cara untuk membina komunikasi
yang diantara fihak-fihak yang terkait, Tim supervisi, Pemimpin
Kegiatan Pembangunan Jembatan, Kontraktor dan Pemimpin
Kegiatan.
Revisi desain ini didukung oleh perhitungan dan gambar desain, dan
berkaitan dengan Revisi Desain ini, Tim Supervisi akan menyiapkan
G. Pengawasan Pekerjaan
Segera setelah Kontraktor mengajukan Request, Supervision Engineer
akan menugaskan Inspector melakukan pengukuran lokasi pekerjaan
fisik yang akan dilaksanakan. Hal ini dilakukan sehubungan dengan
pengendalian kuantitas.
H. Pengendalian Kuantitas
Dalam pengendalian kuantitas ini hal yang dilakukan oleh Konsultan
Pengawas dibawah berupa:
1. Pada tahapan awal pekerjaan
Melakukan penentuan ukuran konstruksi yang akan dipasang,
yang bisa berupa pengukuran acuan kerja (bowplank, patok
ketinggian, dsb) yang dipasang oleh kontraktor
2. Untuk pekerjaan yang selesai dikerjakan
Dilakukan pengukuran fisik konstruksi terpasang
Konsultan Pengawas, Pemimpin Kegiatan dan Kontraktor akan
melakukan pemeriksaan kuantitas terhadap hasil kerja
Kontraktor. Pengendalian kuantitas ini erat hubungannya
pembayaran kuantitas pekerjaan
6. Menjaga Arsip/File
Konsultan Pengawas akan menjaga semua arsip dan catatan
mengenai data lapangan, hasil pengujian material maupun
5.13 PELAPORAN
5.14 PENDAHULUAN
Laporan disusun mencakup narasi kegiatan dan target - target kegiatan
selama masa kontrak, yang disusun dengan menggunakan kriteria - kriteria
standar yang telah ditentukan. Informasi yang harus tercakup dalam Laporan
Pendahuluan ini terutama masalah yang menyangkut data kegiatan, lokasi
kegiatan, tahapan pelaksanaan dan ringkasan kemajuan pekerjaan, S curva
dan BOQ Kontrak. Laporan pendahuluan ini diserahkan paling lambat
setelah 14 hari SPMK diterbitkan sebanyak 5 rangkap.
5.18 DOKUMENTASI
Konsultan diharuskan membuat dokumentasi pekerjaan, hal ini untuk
mendapatkan gambaran mengenai kondisi medan proyek serta proses pekerjaan
yang dilakukan baik kontraktor pelaksana maupun konsultan pengawasan.
Konsultan harus memilih dan mengambil foto-foto pada spot-spot yang penting
1. Ketentuan Umum
Meeting).
- Sumber Pembiayaan.
jumlah alat.
pekerjaan.
FASILITAS PENDUKUNG
Untuk menangani pekerjaan ini dibutuhkan 1 (satu) buah kantor proyek yang
berkedudukan di Indragiri Hilir yang berfungsi sebagai tempat kerja sehari-hari tim
tenaga ahli dan tenaga pendukung.
Luas kantor yang dibutuhkan adalah 150 m2 untuk ruang kerja Supervisi Engineer, dan
Tenaga Ahli lainnya, serta staf pendukung, Alat-alat kerja lapangan, ruang rapat yang
sekaligus juga dapat dicadangkan sebagai ruang konsolidasi anggota tim dari lokasi
proyek.
Ruang kantor proyek tersebut dilengkapi dengan meubeler (meja, kursi, lemari,
whiteboard, filling cabinet), telepon, modem.
Kantor proyek akan disediakan 2 (dua) unit Komputer PC dan 2 (dua) unit Notebook
yang dilengkapi dengan Modem dan printer yang menggunakan sistem jaringan,
komputer untuk tenaga ahli dan komputer untuk operator yang dihubungkan dengan
jaringan (hub). Pengadaan peralatan tersebut akan dilakukan dengan cara menyewa
(kecuali Notebook), dan semua keperluan biaya untuk sewa tersebut termasuk pajak
akan diperhitungkan di dalam usulan biaya.
Alat-alat tulis (ATK) juga akan disediakan untuk kantor. Alat-alat ini akan dibeli dan
semua biaya yang diperlukan unutk pembelian tersebut akan diperhitungkan di dalam
usulan biaya.
Telepon
Kantor telah memiliki satu line telepon, dan fasilitas faximile. Namun demikian biaya
rekening telepon setiap bulan selama proyek berlangsung akan diperhitungkan didalam
usulan biaya.
Kendaraan
Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas-tugas tenaga ahli akan disediakan 1 unit
kendaraan roda dua, untuk kegiatan transportasi proyek yang dapat digunakan oleh
seluruh tenaga ahli.
Pengadaan kendaraan tersebut akan dilakukan dengan cara menyewa untuk jangka
waktu paling lama 4 (empat) bulan. Semua biaya untuk membayar sewa kendaraan
tersebut termasuk biaya BBM dan Pajak akan diperhitungkan di dalam usulan biaya.
No. Jenis Fasilitas / Peralatan / Jumlah Kapasitas Merk & Type Tahun Kondisi Lokasi Bukti Milik /
Perlengkapan Pembuatan (%) Sekarang Sewa Beli / Sewa
1 Komputer 6 Simbadda / LG 2008 - 2014 100 Pekanbaru Milik sendiri
2 Laptop 1 Asus Zenbook UX32UD 2013 100 Pekanbaru Milik sendiri
3 Printer A4 3 Brother DCP J 125 2010 - 2012 90 - 99 Pekanbaru Milik sendiri
4 Printer A4 2 CANON 2013 90 - 99 Pekanbaru Milik sendiri
Printer A3/SCANER 1 Brother MFC-J5910DW 2013 99 Pekanbaru Milik sendiri
5
6 Kamera Digital 2 p 2012 95 Pekanbaru Milik sendiri
Dynamic Cone
DCP 1 115x20x20 2012 95 Pekanbaru Milik sendiri
7 Penetrometer/CBR
Value ( SO - 150)
8 Theodolite 1 Shokia 2001 90 Pekanbaru Milik sendiri
9 Water Pass 1 Shokia 2001 90 Pekanbaru Milik sendiri
10 Alat Komunikasi 2 Lenovo & Sony 2013 100 Pekanbaru Milik sendiri
11 Handycam 1 Sony 2010 85 Pekanbaru Milik sendiri
12 Kendaraan Roda 4 1 Opel 2003 80 Pekanbaru Milik sendiri
13 Kendaraan Roda 2 2 Honda 2012 - 2013 90 - 97 Pekanbaru Milik sendiri
14 Kendaraan Roda 2 2 Honda 2012 90 - 97 Pekanbaru Milik sendiri
15 Soil Test (Sondir) 1 5 Ton 2005 80 Pekanbaru Sewa
16 Soil Test (Bor Mesin) 1 YBM 2005 80 Pekanbaru Sewa
17 Meteran 2 50 m 2010 100 Pekanbaru Milik sendiri
18 Compass 1 Sunto 2005 80 Pekanbaru Milik sendiri
19 PLOTTER A-1 1 Hp 2008 90 Pekanbaru SEWA
20 GPS 1 Garmin 2014 90 Pekanbaru Milik sendiri
Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II
Lampiran-Lampiran
Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS
Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II
Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II
Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II