Anda di halaman 1dari 85

Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

BAB –V
PENDEKATAN METEDOLOGI, PROGRAM KERJA,
ORGANISASI PERSONIL SERTA TENAGA PENDUKUNG

PROFIL DAERAH PEKERJAAN PENGAWASAN

1. Sejarah Singkat Indragiri Hilir

Untuk melihat latar belakang sejarah berdirinya Kabupaten Indragiri Hilir sebagai salah
satu daerah otonom, dapat ditinjau dalam dua periode, yaitu periode sebelum
kemerdekaan dan periode sesudah kemerdekaan Republik Indonesia.

2. Periode Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia

a. Kerajaan Keritang

Kerajaan ini didirikan sekitar awal abad ke-6 yang berlokasi di wilayah Kecamatan
Keritang sekarang. Seni budayanya banyak dipengaruhi oleh agama Hindu, sebagaimana
terlihat pada arsitektur bangunan istana yang terkenal dengan sebutan Puri Tujuh (Pintu
Tujuh) atau Kedaton Gunung Tujuh. Peninggalan kerajaan ini yang masih dapat dilihat
hanya berupa puing.

b. Kerajaan Kemuning

Kerajaan ini didirikan oleh raja Singapura ke-V yang bergelar Raja Sampu atau Raja
Iskandarsyah Zulkarnain yang lebih dikenal dengan nama Prameswara. Pada tahun 1231
telah diangkat seorang raja muda yang bergelar Datuk Setiadiraja. Letak kerajaan ini
diperkirakan berada di Desa Kemuning Tua dan Desa Kemuning Muda. Bukti-bukti
peninggalan kerajaan ini adalah ditemukannya selembar besluit dengan cap stempel
kerajaan, bendera dan pedang kerajaan.

c. Kerajaan Batin Enam Suku

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 1


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

Pada tahun 1260, di daerah Indragiri Hilir bagian utara, yaitu di daerah Gaung Anak
Serka, Batang Tuaka, Mandah dan Guntung dikuasai oleh raja-raja kecil bekas penguasa
kerajaan Bintan, yang karena perpecahan sebagian menyebar ke daerah tersebut.
Diantaranya terdapat Enam Batin (Kepala Suku) yang terkenal dengan sebutan Batin Nan
Enam Suku, yakni :

 Suku Raja Asal di daerah Gaung.


 Suku Raja Rubiah di daerah Gaung.
 Suku Nek Gewang di daerah Anak Serka.
 Suku Raja Mafait di daerah Guntung.
 Suku Datuk Kelambai di daerah Mandah.
 Suku Datuk Miskin di daerah Batang Tuaka

d. Kerajaan Indragiri

Kerajaan Indragiri diperkirakan berdiri tahun 1298 dengan raja pertama bergelar Raja
Merlang I berkedudukan di Malaka. Demikian pula dengan penggantinya Raja Narasinga
I dan Raja Merlang II, tetap berkedudukan di Malaka. Sedangkan untuk urusan sehari-
hari dilaksanakan oleh Datuk Patih atau Perdana Menteri. pada tahun 1473, waktu Raja
Narasinga II yang bergelar Paduka Maulana Sri Sultan Alauddin Iskandarsyah Johan
Zirullah Fil Alam ( Sultan Indragiri IV ), beliau menetap di ibu kota kerajaan yang
berlokasi di Pekan Tua sekarang.

Pada tahun 1815, dibawah Sultan Ibrahim, ibu kota kerajaan dipindahkan ke Rengat.
dalam masa pemerintahan Sultan Ibrahim ini, Belanda mulai campur tangan terhadap
kerajaan dengan mengangkat Sultan Muda yang berkedudukan di Peranap dengan batas
wilayah ke Hilir sampai dengan batas Japura.

Selanjutnya, pada masa pemerintahan Sultan Isa, berdatanganlah orang – orang dari suku
Banjar dan suku Bugis sebagai akibat kurang amannya daerah asal mereka. Khusus untuk
suku Banjar, perpindahannya akibat dihapuskannya Kerajaan Banjar oleh Gubernement
pada tahun 1859 sehingga terjadi peperangan sampai tahun 1963.

e. Masa Penjajahan Belanda

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 2


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

Dengan adanya tractaat Van Vrindchaap ( perjanjian perdamaian dan persahabatan )


tanggal 27 September 1938 antara Kerajaan Indragiri dengan Belanda, maka Kesultanan
Indragiri menjadi Zelfbestuur. berdasarkan ketentuan tersebut, di wilayah Indragiri Hilir
ditempatkan seorang Controlleur yang membawahi 6 daerah keamiran :

 Amir Tembilahan di Tembilahan.


 Amir Batang Tuaka di Sungai Luar.
 Amir Tempuling di Sungai Salak.
 Amir Mandah dan Gaung di Khairiah Mandah.
 Amir Enok di Enok.
 Amir Reteh di Kotabaru

Controlleur memegang wewenang semua jawatan, bahkan juga menjadi hakim di


pengadilan wilayah ini sehingga Zelfbestuur Kerajaan Indragiri terus dipersempit sampai
dengan masuknya Jepang tahun 1942.

f. Masa Pendudukan Jepang


Balatentara Jepang memasuki Indragiri Hilir pada tanggal 31 Maret 1942 melalui
Singapura terus ke Rengat. Tanggal 2 April 1942 Jepang menerima penyerahan tanpa
syarat dari pihak Belanda yang waktu itu dibawah Controlleur K. Ehling . Sebelum
tentara Jepang mendarat untuk pertama kalinya di daerah ini dikumandangkan lagu
Indonesia Raya yang dipelopori oleh Ibnu Abbas.

Pada masa pendudukan Jepang ini Indragiri Hilir dikepalai oleh seorang Cun Cho yang
berkedudukan di Tembilahan dengan membawahi 5 Ku Cho, yaitu :

 Ku Cho Tembilahan dan Tempuling di Tembilahan


 Ku Cho Sungai Luar
 Ku Cho Enok
 Ku Cho Reteh
 Ku Cho Mandah

Pemerintahan Jepang di Indragiri Hilir sampai bulan Oktober 1945 selama lebih kurang
3,5 tahun.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 3


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

3. Periode Setelah Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pada awal Kemerdekaan RI, Indragiri (Hulu dan Hilir) masih merupakan satu kabupaten.
Kabupaten Indragiri ini terdiri atas 3 kewedanaan, yaitu Kewedanaan Kuantan Singingi
dengan ibukotanya Taluk Kuantan, Kewedanaan Indragiri Hulu dengan ibukotanya
Rengat dan Kewedanaan Indragiri Hilir dengan ibukotanya Tembilahan.
Kewedanaan Indragiri Hilir membawahi 6 wilayah yaitu :

 Wilayah Tempuling/Tembilahan.
 Wilayah Enok.
 Wilayah Gaung Anak Serka.
 Wilayah Mandah/Kateman.
 Wilayah Kuala Indragiri.
 Wilayah Reteh

Perkembangan tata pemerintahan selanjutnya, menjadikan Indragiri Hilir dipecah


menjadi dua kewedanaan masing-masing :

a. Kewedanaan Indragiri Hilir Utara meliputi kecamatan :

 Kecamatan Tempuling
 Kecamatan Tembilahan
 Kecamatan Gaung Anak Serka
 Kecamatan Mandah
 Kecamatan Kateman
 Kecamatan Kuala Indragiri dengan ibukotanya Tembilahan

b. Kewedanaan Indragiri Hilir Selatan meliputi kecamatan :

 Kecamatan Enok.
 Kecamatan Reteh dengan ibukotanya Enok.

4. Pemekaran Kabupaten Indragiri Hilir

Merasa persyaratan administrasinya terpenuhi maka masyarakat Indragiri Hilir memohon


kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Riau, agar Indragiri Hilir dimekarkan

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 4


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II yang berdiri sendiri (otonom).

Setelah melalui penelitian, baik oleh Gubernur maupun Departemen Dalam Negeri, maka
pemekaran diawali dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Riau (Propinsi Riau) tanggal 27 April 1965 nomor 052/5/1965 sebagai Daerah
Persiapan Kabupaten Indragiri Hilir.

Pada tanggal 14 Juni 1965 dikeluarkanlah Undang-undang nomor 6 tahun 1965


Lembaran Negara Republik Indonesia no. 49, maka Daerah Persiapan Kabupaten
Indragiri Hilir resmi dimekarkan menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II Indragiri Hilir
(sekarang Kabupaten Indragiri Hilir) yang berdiri sendiri, yang pelaksanaannya terhitung
tanggal 20 November 1965.

Rencana Strategi Daerah

5. ARAH PEMBANGUNAN KAB. INDRAGIRI HILIR

A. Mewujudkan Daya Saing Daerah

 Memperkuat perekonomian daerah


 Membangun sumberdaya manusia yang bermutu
 Membangun struktur perekonomian
 Membangun infrastruktur

B. Mewujudkan Suasana Kehidupan Masyarakat dan Penyelenggaraan Pemerintahan


yang Demogratis

 Penegakan hukum
 Penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas
 Pembangunan budaya politik

C. Mewujudkan Pemerataan Pembangunan dan Hasil-hasilnya

 Pemerataan pembangunan
 Kemandirian daerah
 Penyediaan infrastruktur pemukiman yang layak

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 5


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

 Kesetaraan gender

D. Mewujudkan Suasana Aman, Damai, dan Harmonis yang Bermoral, Beretika dan
Berbudaya

 Penciptaan suasana kehidupan dan lingkungan yang kondusif


 Pembangunan sistem keamanan dan ketertiban masyarakat
 Pengembangan nilai-nilai budaya melayu

E. Mewujudkan Kabupaten Indragiri Hilir yang Memiliki Peran Penting di Lingkungan


Regional, Nasional dan Internasional

 Mengembangkan kerjasama regional, nasional, dan internasional


 Meningkatnya investasi dari luar Kabupaten Indragiri Hilir

II. PROGRAM PEMBANGUNAN STRATEGIS

 Pembangunan Bandara Tempuling


 Percepatan fungsionalisasi Pelabuhan Samudera Kuala Enok
 Pembangunan Jembatan Kuala Getek
 Pembangunan Jembatan Sei Gergaji
 Peningkatan Sumber Daya Manusia yang diawali melalui pemantapan pendidikan
dasar
 Peningkatan kualitas out put Politeknik Pertanian Tembilahan
 Pembangunan Rumah Sakit Sei Guntung dan Reteh
 Rehabilitasi perkebunan kelapa rakyat
 Pengembangan pertanian polikultur
 Peningkatan dan pengembangan sentra produksi pertanian (padi)
 Pembangunan Pelabuhan Nasional Pulau Burung
 Pembangunan jembatan Teluk Pinang
 Review Tata Ruang Kabupaten
 Pembangunan Pasar Rakyat Sungai Guntung
 Pengembangan dan pengelolaan daerah rawa melalui peningkatan Trio Tata Air
 Pembangunan dan peningkatan jalan dalam rangka membuka isolasi daerah
pedesaan (sharing dengan Propinsi)

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 6


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

III. KEBIJAKAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

 Rehabilitasi prasarana pendidikan dasar


 Bantuan prasarana infrastruktur pedesaan

Program di atas bertujuan;

 Membangkitkan partisipasi dan kreatifitas masyarakat dalam pembangunan


 Membangkitkan kembali swadaya dan semangat gotong royong serta rasa
memiliki terhadap hasil pembangunan
 Mendidik dan memberdayakan kelembagaan masyarakat
 Pengejawantahan dari UU 32 dan 33 Tahun 2004 untuk melimpahkan sebahagian
kewenangan dalam rangka penerapan otonomi desa.

Kondisi Umum

Kabupaten Indragiri Hilir resmi menjadi Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-undang


No. 6 Tahun 1965 tanggal 14 Juni 1965 ( LN RI No. 49 ).

Kabupaten Indragiri Hilir terletak di pantai Timur pulau Sumatera, merupakan gerbang
selatan Propinsi Riau, dengan luas daratan 11.605,97 km² dan peraiaran 7.207 Km²
berpenduduk kurang lebih 683.354 jiwa yang terdiri dari berbagai etnis, Indragiri Hilir
yang sebelumnya dijuluki ”Negeri Seribu Parit” yang sekarang terkenal dengan julukan
“NEGERI SERIBU JEMBATAN” dikelilingi perairan berupa sungai-sungai besar dan kecil,
parit, rawa-rawa dan laut, secara fisiografis Kabupaten Indragiri Hilir beriklim tropis
merupakan sebuah daerah dataran rendah yang terletak diketinggian 0-4 meter di atas
permukaan laut dan dipengaruhi oleh pasang surut.

 0 36′ Lintang Utara


 1 07′ Lintang Selatan
 104 10′ Bujur Timur
 102 30′ Bujur Timur

Dengan batas-batas wilayah Kabupaten Indragiri Hilir sebagai berikut :

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 7


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

 Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Pelalawan.


 Sebelah Selatan berbatas dengan Kab. Tanjung Jabung Prop. Jambi.
 Sebelah Barat berbatas dengan Kabupaten Indragiri Hulu.
 Sebelah Timur berbatas dengan Propinsi Kepulauan Riau.

Fisiografi

Sebagian besar dari luas wilayah atau 93,31% daerah Kabupaten Indragiri Hilir
merupakan daerah dataran rendah, yaitu daerah endapan sungai, daerah rawa dengan
tanah gambut (peat), daerah hutan payau (mangrove) dan terdiri atas pulau-pulau besar
dan kecil dengan luas lebih kurang 1.082.953,06 hektar dengan rata-rata ketinggian lebih
kurang 0-3 Meter dari permukaan laut.

Sedangkan sebagian kecilnya 6,69% berupa daerah berbukit-bukit dengan ketinggian


rata-rata 6-35 meter dari permukaan laut yang terdapat dibagian selatan Sungai Reteh
Kecamatan Keritang, yang berbatasan dengan Propinsi Jambi .

Dengan ketinggian tersebut, maka pada umumnya daerah ini dipengaruhi oleh pasang
surut, apalagi bila diperhatikan fisiografinya dimana tanah-tanah tersebut terbelah-belah

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 8


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

oleh beberapa sungai, terusan, sehingga membentuk gugusan pulau-pulau.

Sungai yang terbesar di daerah ini adalah Sungai Indragiri Hilir yang berhulu di
penggunungan Bukit Barisan (Danau Singkarak), sungai Indragiri mempunyai tiga muara
ke Selat Berhala, yaitu di Desa sungai Belu, Desa Perigi Raja dan Kuala Enok.

Sedangkan sungai-sungai lainnya adalah : Sungai Guntung, Sungai kateman, Sungai Danai,
Sungai Gaung, Sungai Anak Serka, Sungai Batang Tuaka, Sungai Enok, Sungai Batang,
Sungai Gangsal, yang hulunya bercabang tiga yaitu Sungai Gangsal, Sungai Keritang,
Sungai Reteh, Sungai Terap, Sungai Mandah, Sungai Igal, Sungai Pelanduk, Sungai
Bantaian, dan sungai Batang Tumu.

Pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Indragiri Hilir pada umumnya telah di diami
penduduk dan sebagian diusahakan penduduk untuk dijadikan kebun-kebun kelapa,
persawahan pasang surut, kebun sagu dan lain sebagainya.

Gugusan pulau tersebut meliputi : Pulau Kateman, Pulau Burung, Pulau Pisang, Pulau
Bakong, Pulau Air Tawar, Pulau Pucung, Pulau Ruku, Pulau Mas, Pulau Nyiur dan pulau-
pulau kecil lainnya. Disamping gugusan pulau tersebut maka terdapat pula selat-
selat/terusan kecil seperti : Selat/Terusan Kempas, Selat/Terusan Batang. Selat/Terusan
Concong. Selat/Terusan Perawang, Selat/Terusan Patah Parang, Selat/Terusan Sungai
Kerang, dan Selat/Terusan Tekulai. Selain selat/terusan alam terdapat pula terusan buatan
antara lain : Terusan Beringin, Terusan Igal, dan lain-lain Selain itu di daerah ini juga
terdapat danau dan tanjung yakni Danau Gaung, Danau Danai dan Danau Kateman,
sedangkan tanjung yang ada di Indragiri Hilir adalah Tanjung Datuk dan Tanjung
Bakung.

Tanah

Pada umumnya struktur tanah di Kabupaten Indragiri Hilir terdiri atas tanah Organosol
(Histosil), yaitu tanah gambut yang banyak mengandung bahan organik. Tanah ini
dominan di Wilayah Indragiri Hilir terutama daratan rendah diantara aliran sungai.
Sedangkan disepanjang aliran sungai umumnya terdapat formasi tanggul alam natural
river leves yang terdiri dari tanah-tanah Alluvial (Entisol) dan Gleihumus (Inceptisol).

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 9


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

Vegetasi

Vegetasi alami dari daerah tanah-tanah organosol, alluvial dan gleihumus adalah hutan
pematang, hutan rawa primer, hutan rawa sekunder, hutan pasang surat, penggunaan
lahan untuk hutan lebat, belukar dan sejenisnya pada tahun 1994 seluas 841.242 hektar.

Luas areal perkebunan meningkat dari 379.760 hektar menjadi 464.802 hektar atau
meningkat 8,50% dibandingkan dengan periode sebelumnya sedangkan total produksi
hasil perkebunan juga mengalami peningkatan dari 283.266 ton menjadi 416.690 ton
naik sebesar 133.424 ton atau 13,34%.

Iklim

Topograpi daerah Indragiri Hilir terdiri dari daratan dan perairan yang beriklim tropis
basah, curah hujan tertinggi 1300 mm, hujan turun antara bulan oktober sampai maret
setiap tahunnya. Sedangkan musim kemarau kadang-kadang hujan tidak turun selama 3
(tiga) bulan lamanya. Sehingga menimbulkan kesulitan air bersih, pengairan dan
sebagainya.

Angin yang bertiup sepanjang tahun adalah angin utara dan angin selatan. Pada waktu
musim angin utara terjadi musim gelombang, serta air pasang yang cukup tinggi, yang
membawa air laut berkadar garam kehulu sungai, sehingga membawa pengaruh terhadap
tingkat kesuburan bagi tanam-tanaman tertentu yang tidak tahan terhadap kadar air
dengan tingkat keasinan tinggi.

Pengairan

Secara geografis wilayah Kabupaten Indragiri Hilir memiliki potensi perairan laut dan
perairan umum yang cukup luas serta daratan yang dapat dikembangkan usaha budidaya
perikanan, berpeluang bagi Investor untuk menanamkan investasi baik dibidang
penangkapan khususnya di perairan lepas pantai dan dibidang budidaya perikanan
(tambak, keramba, budidaya kerang anadara dan kolam).

Disamping sungai-sungai dan selat di Kabupaten Indragiri Hilir banyak terdapat parit-
parit baik keberadaannya secara proses alami atau yang dibuat manusia dimana sebagian

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 10


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

besar berfungsi sebagai drainase pengairan dan transportasi bagi masyarakat.


Kabupaten Indragiri Hilir menyimpan potensi besar dalam berbagai sektor
Perekonomian, terutama dibidang Perkebunan, Perikanan/kelautan dan Perindustrian
dimana sampai saat ini belum tergarap secara maksimal. Disektor perkebunan, beberapa
komoditi unggulan adalah kelapa lokal, kelapa hibrida, kelapa sawit dan sagu.

Kabupaten Indragiri Hilir terbagi 20 Kecamatan, 174 Desa dan 18 Kelurahan. Kota
Tembilahan yang terletak di Kecamatan Tembilahan merupakan Ibukota Kabupaten
Indragiri Hilir dibangun di atas tanah berawa yang dialiri Sungai Indragiri merupakan urat
nadi jalur perhubungan air. Kuala Enok merupakan kota pelabuhan yang berpotensial
menjadi sentra industri kelapa, yang dahulunya hanya ditempuh menggunakan
transportasi air sekarang telah dapat ditempuh melalui jalur darat karena telah dibukanya
jalan darat sebagi akses menuju pelabuhan samudera. Sungai Guntung di Kecamatan
Kateman adalah tempat lainnya yang menarik untuk dijadikan sentra perdagangan dan
industri.

Terdapat empat pelabuhan laut dan sungai yang berorientasi Ekspor-Impor yaitu
Pelabuhan : Kuala Enok, Kuala Gaung, Sungai Guntung dan Palabuhan Parit 21
Tembilahan. Dari bagian selatan daerah ini, jarak ke Batam dan Singapura bisa ditempuh
dalam waktu 2,5 jam dengan menggunakan Speed Boat. Untuk lalu lintas Ekspor-Impor
tersedia kapal-kapal Lintas Negara dengan tujuan pelayaran keberbagai Pelabuhan
penting di dunia, khususnya Asia dan Eropa.

Kabupaten Indragiri Hilir juga memiliki Bandar Udara, yaitu Bandara Tempuling yang
telah diuji coba dan telah dioperasikan melayani keberangkatan jemaah haji menuju
Batam. Nantinya Bandara Tempuling dioperasikan melayani rute penerbangan regional
sehingga membuat daerah ini makin mudah diakses sebagai pintu Gerbang Riau menuju
kancah Ekonomi Global.

Sebagai sebuah daerah yang kaya akan sumberdaya alam, dan menyimpan berbagai
potensi ekonomi, Kabupaten Indragiri Hilir menjanjikan banyak kemungkinan dimasa
depan.
Didukung letak geografis yang strategis, serta ditunjang tersedianya berbagai infrastruktur
dan kebijakan Pemerintah dalam pembangunan, daerah ini merupakan daerah investasi

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 11


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

yang layak diperhitungkan dalam era ekonomi global.

Untuk menunjang percepatan pertumbuhan ekonomi dan mempermudah investasi,


Pemerintah Daerah telah membangun berbagai infrastruktur, terutama yang berkaitan
dengan sarana dan prasarana transportasi untuk mempermudah akses dari dan keluar
Kabupaten Indragiri Hilir, baik melalui jalur darat, laut maupun udara, serta menciptakan
iklim investasi yang kondusif yang mempermudah sektor swasta untuk menjadi pelaku
bisnis di daerah ini.

5.1. URAIAN PENDEKATAN

5.1.2 Kebutuhan Penanganan Jaringan Jalan


Jalan umum dioperasikan setelah ditetapkan memenuhi persyaratan layak
fungsi jalan umum secara teknis dan administratif sesuai dengan pedoman
yang ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat terkait. Uji kelaikan fungsi jalan
umum dilakukan sebelum pengoperasian untuk jalan yang belum beroperasi.
Uji kelaikan fungsi jalan umum pada jalan yang sudah beroperasi dilakukan
secara berkala paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/ atau sesuai dengan
kebutuhan.

Secara umum, kegiatan “Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan


Lingkungan Permukiman Wilayah II” ini akan terdiri dari :
A. Pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan jalan, terdiri atas
pemeliharaan rutin, berkala dan rehabilitasi.
Kriteria kerusakan jalan yang masuk kategori perawatan/ pemeliharaan
adalah sebagai berikut :

a. Lubang, adalah kerusakan perkerasan jalan setempat dengan


kedalaman minimum sama dengan tebal lapis permukaan.
b. Retak-retak, terdapat beberapa jenis retak yaitu:
1. Retak Buaya, adalah retak yang mempunyai celah lebih besar atau
sama dengan 3 mm saling berangkai membentuk kotak-kotak
kecil menyerupai kulit buaya. Pola penyebaran retak ini dapat
setempat maupun meluas.
2. Retak Melintang, merupakan retak yang posisinya melintang
sumbu jalan.
3. Retak Memanjang, merupakan retak yang posisinya memanjang
sejajar sumbu jalan.
c. Alur, adalah penurunan memanjang yang disebabkan oleh roda
kendaraan.
d. Keriting (corrugation) atau Gelombang, adalah perubahan-

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 12


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

perubahan bahan perkerasan jalan ke arah melintang sumbu jalan


yang membentuk gelombang.
e. Amblas, adalah penurunan setempat pada suatu bidang perkerasan
yang biasanya terjadi dengan bentuk tidak menentu tanpa
terlepasnya material perkerasan.
B. Pengawasan terhadap kegiatan peningkatan jalan, terdiri atas
peningkatan struktur dan peningkatan kapasitas jalan.
a. Peningkatan struktur perkerasan jalan (restructuring)
Kriteria kerusakan jalan adalah kondisi perkerasan jalan seperti pada
point (1) dengan dimensi lebih besar dari kondisi minimalnya,
ditambah dengan :

1.Kondisi bahu dan kondisi drainase/ saluran samping yang rusak


atau belum ada.
2. Longsor, patah dan retak pada badan jalan akibat bencana alam.
b. Peningkatan kapasitas jalan, dilakukan pada ruas-ruas jalan yang saat
ini dalam kondisi macet atau lebar badan jalan tidak sesuai dengan
kelasnya, dengan cara pelebaran perkerasan, baik menambah
maupun tidak menambah jumlah lajur.
C. Pengawasan terhadap kegiatan pembangunan jalan baru, merupakan
penanganan jalan dari kondisi belum tersedia badan jalan sampai kondisi
jalan dapat berfungsi.

Agar metoda pelaksanaan pekerjaan yang disusun oleh Tim Konsultan ini
sesuai dengan kondisi lapangan, sebelumnya Tim Konsultan telah melakukan
survey awal secara visual yang dipimpin langsung oleh calon Supervision
Engineer Selain melakukan survey langsung ke lokasi pekerjaan, informasi
mengenai jenis penanganan yang akan dilakukan pada masing-masing ruas
jalan juga didapatkan dengan cara berkonsultansi dengan instansi terkait.

Target akhir dari pekerjaan pengawasan pembangunan jalan dan jembatan


ini adalah tercapainya kondisi 100% jalan mantap konstruksi dan mantap
layanan lalu lintas, sehingga jalan tersebut dinyatakan layak secara teknis dan
administratif.

Suatu ruas jalan umum dinyatakan layak fungsi secara teknis apabila
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Teknis struktur perkerasan jalan;
b. Teknis struktur bangunan pelengkap jalan;
c. Teknis geometri jalan;
d. Teknis pemanfaatan bagian-bagian jalan;
e. Teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas; dan
f. Teknis perlengkapan jalan.
Suatu ruas jalan umum dinyatakan layak fungsi secara administratif apabila

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 13


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

memenuhi persyaratan : administrasi perlengkapan jalan, status jalan, kelas


jalan, kepemilikan tanah ruang milik jalan, leger jalan, dan dokumen
analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

Agar jalan dapat beroperasi dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan lalu
lintas (layak fungsi secara teknis dan administratif), diperlukan suatu proram
penanganan jaringan jalan yang dilakukan secara berkala, meliputi :
program pemeliharaan jalan, program peningkatan jalan, dan program
konstruksi jalan baru.

5.1.3 Program Penanganan Jaringan Jalan


Ada 3 (tiga) program penanganan jaringan jalan, yaitu :
A. Program pemeliharaan jalan meliputi pemeliharaan rutin, pemeliharaan
berkala, dan rehabilitasi.
1. Pemeliharaan rutin jalan merupakan kegiatan merawat serta
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-ruas jalan
dengan kondisi pelayanan mantap.
2. Pemeliharaan berkala jalan merupakan kegiatan penanganan
terhadap setiap kerusakan yang diperhitungkan dalam desain agar
penurunan kondisi jalan dapat dikembalikan pada kondisi
kemantapan sesuai dengan rencana.
3. Rehabilitasi jalan merupakan kegiatan penanganan terhadap setiap
kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam desain, yang berakibat
menurunnya kondisi kemantapan pada bagian/ tempat tertentu dari
suatu ruas jalan dengan kondisi rusak ringan, agar penurunan kondisi
kemantapan tersebut dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan
sesuai dengan rencana.
B. Peningkatan jalan terdiri atas peningkatan struktur dan peningkatan
kapasitas jalan.
1. Peningkatan struktur merupakan kegiatan penanganan untuk dapat
meningkatkan kemampuan ruas-ruas jalan dalam kondisi tidak
mantap atau kritis agar ruas-ruas jalan tersebut mempunyai kondisi
pelayanan yang nyaman sesuai dengan umur rencana yang
ditetapkan.
2. Peningkatan kapasitas merupakan penanganan jalan yang saat ini
dalam kondisi macet atau lebar badan jalan tidak sesuai dengan
kelasnya, dengan pelebaran perkerasan, baik menambah maupun
tidak menambah jumlah lajur.
C. Konstruksi jalan baru merupakan penanganan jalan dari kondisi belum
tersedia badan jalan sampai kondisi jalan dapat berfungsi.

5.1.4 Kaidah Penentuan Penanganan Jaringan Jalan

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 14


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

Dalam menyusun kebutuhan penanganan jalan untuk semua ruas jalan,


secara umum terdapat kaidah penentuannya, yakni :
A. Untuk mencapai target 100% jalan mantap konstruksi maka :
1. Ruas jalan yang saat ini berada dalam kondisi baik, ditangani dengan
pemeliharaan rutin;
2. Ruas jalan yang saat ini dalam kondisi sedang, ditangani dengan
pemeliharaan berkala;
3. Ruas jalan yang saat ini dalam kondisi rusak, ditangani dengan
peningkatan struktur perkerasan jalan (restructuring), dan;
B. Untuk mencapai target 100% jalan mantap layanan lalu lintas, maka
ruas jalan yang saat ini dalam kondisi macet ditangani dengan
peningkatan kapasitas atau pelebaran jalan.
C. Sedangkan untuk kebutuhan pembangunan jalan baru ditentukan oleh
tingkat aksesibilitas dan mobilitas wilayah dan prediksi kebutuhan
jaringan jalan untuk pengembangan wilayah.

5.1.5 Bangunan Pelengkap Jalan


Bangunan pelengkap jalan raya bukan hanya sekedar pelengkap akan tetapi
merupakan bagian penting yang harus diadakan untuk pengaman konstruksi
jalan itu sendiri dan petunjuk bagi pengguna jalan agar unsur kenyamanan
dan keselamatan dapat terpenuhi.

Bangunan pelengkap jalan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

A. Bangunan drainase jalan;


Bangunan Drainase Jalan, terdiri dari :

a. Saluran samping jalan;


b. Gorong-gorong (culvert);
c. Kantong Lumpur dan bak penampung;
d. Saluran pembuangan;
e. Saluran penangkap;
f. Bangunan terjun;
g. Subdrain (saluran bawah permukaan);
h. Konstruksi filter
B. Bangunan penguat tebing;
Bangunan Penguat Tebing, terdiri dari :

a. Perkuatan Lereng;
Perkuatan lereng adalah bangunan konstruksi non struktural untuk
melindungi lereng timbunan atau galian dari gerusan air dan angin
yang sifatnya tidak menahan beban. Manfaat lain dari perkuatan
lereng dengan tanaman, disamping untuk menahan gerusan air juga
untuk menambah kestabilan lereng dan menambah estetika dengan
PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 15
Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

penataan landscape yang baik, misalnya pada tempat yang


digunakan untuk istirahat (rest area) atau pada tepi sungai (sekitar
abutment jembatan) dan pada tempat dinding kepala dan bangunan
terjun (culvert).

Perkuatan lereng dapat dilakukan dengan tanaman maupun material


konstruksi, yaitu material yang tidak lapuk dalam waktu singkat
akibat pengaruh cuaca yang konstruksinya berupa : rip rap,
bronjong, batu kosong, dll.

Sistem drainase pada perkuatan lereng ini tidak boleh diabaikan,


dengan demikian dalam perencanaan perkuatan lereng harus
dipertimbangkan apakah perlu dibuat sistem bertangga (terasering),
dibuat saluran penangkap (catch ditch) dan dipasang pipa (lubang)
drainase pada perkuatan lereng dengan pasangan batu alam atau
beton.

Sebagaimana sifat dari perkuatan lereng ini yaitu tidak menahan


beban tetapi hanya berupa perlindungan terhadap erosi, sehingga
bahaya longsor akibat gerusan air dapat diminimalkan.

b. Stabilisasi Timbunan
Stabilisasi timbunan pada umumnya banyak digunakan pada
peningkatan jalan, baik pelebaran maupun pemindahan alinemen.
Sedangkan pada jalan baru, sudah barang tentu pemilihan route
jalan dilakukan untuk menghindari tempat-tempat yang labil
maupun yang kondisi medannnya sulit.

Stabilisi timbunan dapat dilakukan dengan berbagai jenis dan cara


yang disesuaikan dengan kebutuhan/ kondisi setempat, misalnya
dengan tanaman (bambu banyak digunakan), dengan memperbaiki
atau membuat drainase bawah permukaan dan memasang tembok
penahan.

c. Tembok Penahan
Tembok penahan adalah bangunan struktural yang umumnya dibuat
untuk menahan badan jalan berupa timbunan yang cukup tinggi
pada daerah roling maupun pada daerah dataran rendah yang
mempunyai perbedaan tinggi muka air normal dan muka air banjir
cukup besar, sehingga konstruksi badan jalan dibentuk berupa
timbunan untuk menghindari banjir. Jadi tembok penahan
diperlukan untuk menahan kelongsoran badan jalan pada lokasi
dengan lereng/ talud cukup tinggi. Tembok penahan dapat berupa
pasangan batu atau beton bertulang.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 16


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

C. Bangunan lain-lain
Bangunan lain-lain yang diperlukan untuk jalan luar kota meliputi :

a. Bangunan untuk Kemanan Lalu Lintas;


Bangunan untuk kemanan lalu lintas terdiri dari pagar pengaman
dan patok pengarah.

Pagar pengaman atau rel pengaman (guardrill) dipasang pada


tikungan yang cukup tajam, dimana pada sisinya merupakan lereng
terjal dengan beda tinggi yang cukup besar antara muka jalan
dengan muka tanah sisa jalan. Rel pengaman digantungkan atau
ditopang oleh patok-patok beton bertulang dengan jarak antar
patok 2 m. Bahan dari rel pengaman harus dari baja galvanizer,
sedangkan dimensi dan spesifikasi bahan sesuai dengan standar dari
Bina Marga.

Disamping patok kilometer dan patok hectometer, yang dipasang


untuk petunjuk arah, patok beton yang berfungsi sebagai pengarah
harus dipasang pada tikungan dan jalan masuk jembatan, dimensi
patok sesuai dengan ketentuan standar dari Bina Marga.

b. System dan Sarana Pengatur Lalu Lintas


Sebaiknya sebelum jalan (baru) dibuka untuk lalu lintas, sarana
pengatur lalu lintas harus sudah dibuat untuk kemanan.
Sarana dan system untuk mengatur lalu lintas yang umum digunakan
terdiri dari : rambu dan marka jalan serta pedestrian (saran pejalan
kaki).

1. Rambu Lalu Lintas


Rambu lalu lintas ditilik dari fungsinya terdiri dari 3 kelas, yaitu :

a. Pengatur atau pengarah, digunakan kode R;


b. Petunjuk, digunakan kode G;
c. Peringatan, digunakan kode W;
Bentuk rambu lalu lintas terdiri dari lingkaran, belah ketupat, persegi
panjang atau bujur sangkar, bersilang, berbentuk anak panah dan
segi delapan. Warna yang digunakan pada umumnya seragam atau
standar yang berlaku international.

2. Marka Jalan
Marka jalan dibuat dengan cat warna putih dan kuning atau
dengan material lainnya yang ditempatkan/ dibuat pada
permukaan perkerasan jalan, kurb atau objek lainnya dengan
maksud untuk mengatur lalu lintas atau mengingatkan
pengendara. Fungsi marka bisa berdiri sendiri atau

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 17


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

dikombinasikan dengan rambu-rambu lalu lintas. Marka jalan


mempunyai arti penting dan efektif dalam system pengaturan
lalu lintas.

Ada lima kategori marka jalan yang umum digunakan yaitu :

a. Marka pada perkerasan jalan;


b. Pada kurb jalan;
c. Tanda pada objek;
d. Perkerasan yang diberi warna;
Jenis marka yang paling umum, “marka pada perkerasan” terdiri
dari garis memanjang dan melintang dengan tulisan dan
lambang. Dengan pemilihan warna, lebar dan jenis marka
memanjang, maka perencana (traffic engineer) dapat
memberikan pesan kepada pengendara.

Penjelasan secara umum adalah sebagai berikut :

a. Garis putih-putih bersifat “boleh”,


b. Garis penuh bersifat “dilarang”
c. Garis penuh ganda adalah “dilarang keras”

Warna garis-garis tersebut (a) menunjukkan sebagai berikut :


warna putih memisahkan arus lalu lintas (batas lajur) pada arah
yang sama, warna kuning memisahkan arus lalu lintas pad aarah
yang berlawanan.

3. Trotoar dan Kerb


Trotoar termasuk dalam sarana pedestrian untuk memberikan
pelayana optimal kepada pejalan kaki baik dari segi kemanan
maupun kenyamanan. Trotoar dapat ditempatkan khusus, juga
dapat digunakan sekaligus sebagai penutup saluran samping. Hal
ini tergantung dari lahan yang tersedia untuk DAMAJA/
DAMIJA. Salah satu tepi trotoar ada yang langsung digunakan
kurb. Spesifikasi trotoar dapat dilihat pada SK SNI S-03-1990-F.

Kurb beton untuk jalan pada jalan luar kota sama halnya dengan
trotoar sedikit sekali dijumpai, karena kurb digunakan pada :
median yang ditinggikan, trotoar; pulau jalan,pemisah jalur,
tempat parkir di pinggir jalan. Spesifikasi kurb beton untuk jalan,
selengkapnya dapat dilihat pada SK SNI S-02-1990-F.

5.2 SPESIFIKASI TEKNIK


Spesifikasi teknik merupakan bagian dari Dokumen Kontrak, yang memuat segala

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 18


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

ketentuan teknik tentang pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan


perjanjian dalam Dokumen Kontrak.

Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanan pekerjaan konstruksi, baik instansi
pemerintah, konsultan, dan kontraktor haruslah memahami spesifiaksi teknik
tersebut. Sesuai dengan substansinya, spesifikasi teknik dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya silang pendapat di lapangan, serta mengandung
pengaturan yang detail dalam rangka memudahkan penggunaan di lapangan.

Saat ini, spesifikasi teknis yang digunakan adalah Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan
Jembatan, terdiri dari 10 Divisi, dikeluarkan oleh Pusat Litbang Prasarana
Transportasi Badan Penelitian dan Pengembangan, Desember 2006

Selain Spesifikasi Teknik, Tim Supervisi juga harus memiliki pengetahuan tentang
kegiatan pengawasan jalan. Banyak referensi yang bisa dijadikan pedoman untuk
panduan pengawasan pekerjaan jalan; baik prosedur baku, manual atau peraturan
yang berlaku (NSPM); maupun tulisan dari pihak lain yang memiliki pengetahuan
dan pengalaman dalam bidang pengawasan jalan.

5.2.1 PENGETAHUAN KONSULTAN TERHADAP PEKERJAAN FISIK


5.2.2 Tinjauan Pekerjaan Hotmix
Aspal beton campuran panas merupakan salah satu jenis dari lapis perkerasan
konstruksi perkerasan lentur. Jenis perkerasan ini merupakan campuran
merata antara agregat dan aspal sebagai bahan pengikat pada suhu tertentu.
Untuk mengeringkan agregat dan mendapatkan tingkat kecairan yang cukup
dari aspal sehingga diperoleh kemudahan untuk mencampurnya, maka kedua
material harus dipanaskan dahulu sebelum dicampur, karena dicampurkan
dalam keadaan panas maka sering kali disebut “Hotmix”.

Pekerjaan campuran dilakukan pabrik pencampuran, kemudian dibawa ke


lokasi dan dihampar dengan menggunakan alat penghampar (paving
machine) sehingga diperoleh lapisan lepas yang seragam dan merata untuk
selanjutnya dipadatkan dengan mesin pemadat dan akhirnya diperoleh
lapisan padat beton.

5.2.3 Klasifikasi Aspal Beton


A. Karateristik Campuran
Karakteristik campuran yang harus dimiliki oleh campuran aspal beton
campuran panas adalah :

a. Stabilitas
Stabilitas lapisan perkerasan jalan adalah kemampuan lapisan
perkerasan menerima beban lalu-lintas tanpa terjadi perubahan

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 19


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

bentuk tetap seperti gelombang, alur maupun bleeding.

Kebutuhan akan stabilitas setingkat dengan jumlah lalu - lintas dan


beban kendaraan yang akan memakai jalan tersebut. Jalan dengan
volume lalu lintas tinggi dan sebagian besar merupakan kendaran
berat menuntut stabilitas yang lebih besar dibandingkan dengan jalan
dengan volume lalu-lintas yang hanya terdiri dari kendaraan
penumpang saja.

Kestabilan yang terlalu tinggi menyebabkan lapisan itu menjasi kaku


dan cepat mengalami retak, disamping itu karena volume antar
agregat kurang, mengakibatkan kadar aspal yang dibutuhkan rendah.
Hal ini menghasilkan film aspal tipis dan mengakibatkan ikatan aspal
mudah lepas sehingga durabilitasnya rendah.

Stabilitas terjadi dari goresan antar butir, penguncian antar partikel


dan daya ikat yang baik dari lapisan aspal. Dengan demikain stabilitas
yang tinggi dapat diperoleh dengan mengusahakan penggunaan :

 Agregat dengan gradasi yang rapat (Dense graded);


 Agregat dengan permukaan yang kasar;
 Agregat berbentuk kubus;
 Aspal dengan penetrasi rendah;
 Aspal dalam jumlah yang mencukupi untuk ikatan antar butir;

Agregat bergradasi baik, bergradasi rapat memberikan rongga antar


butiran agregat (Voids Mineral Agregat =VMA) yang kecil. Keadaan
ini menghasilkan stabilitas yang tinggi, tetapi membutuhkan kadar
aspal yang rendah untuk mengikat agregat.

VMA yang kecil mengakibatkan aspal yang tipis. Film aspal yang tipis
mudah lepas yang mengakibatkan lapis tidak lagi kedap air, oksidasi
mudah terjadi, dan lapis perkerasan menjadi rusak. Pemakaian aspal
yang banyak mengakibatkan aspal tidak lagi dapat menyelimuti
agregat dengan baik (karena VMA kecil) dan juga menghasilkan
rongga antar campuran ( voids in mix = VIM ) yang kecil. Adanya
beban lalu lintas yang menambah pemadatan lapisan mengakibatkan
lapisan aspal meleleh keluar yang dinamakan bleeding.

b. Durabilitas
Durabilitas diperlukan pada lapisan permukaan sehingga lapisan
dapat mampu menahan keausan akibat cuaca, air dan perubahan
suhu ataupun keausan akibat gesekan kendaraan.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 20


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

Faktor yang mempengaruhi durabilitas lapis aspal beton adalah :

 Film aspal atau selimut aspal, film aspal yag tebal dapat
menghasilkan lapis aspal beton yang berdurabilitas tinggi, tetapi
kemungkinan terjadi bleeding menjadi tinggi.
 VIM kecil sehingga kedap air dan udara tidak masuk kedalam
campuran yang menyebabkan terjadinya oksidasi dan asapl
menjadi rapuh/getas.
VMA besar, sehingga film aspal dapat dibuat tebal. Jika VMA dan
VIM kecil serta kadar aspal tinggi kemungkinan terjadinya bleeding
besar. Untuk mencapai VMA yang besar ini dipergunakan agregat
bergradasi senjang.

c. Fleksibilitas
Fleksibelitas pada lapisan perkerasan adalah kemampuan lapisan
untuk dapat mengikuti deofrmasi yang terjadi akibat beban lalu
lintas berulang tanpa timbulnya retak dan perubahan volume.

Fleksibelitas yang tinggi dapat diperoleh dengan :

 Penggunaan agregat bergradasi senjang sehingga diperoleh


VMA yang besar.
 Penggunaan aspal lunak ( aspal dengan penetrasi yang tinggi )
 Penggunaan aspal yang cukup banyak sehingga diperoleh VMA
yang kecil.

d. Tahanan Geser (Skid Resistance)


Tahanan geser adalah kekesatan yang diberikan oleh perkerasan
sehingga kendaraan tidak mengalami slip baik di waktu hujan atau
basah maupun di waktu kering. Kekesatan dinyatakan dengan
koefisien gesek antar permukaan jalan dan ban kendaraan.

Tahanan geser tinggi jika :


 Penggunaan kadar aspal yang tepat sehingga tidak terjadi
bleeding.
 Penggunaan agregat dengan permukaan kasar.
 Penggunaan agregat berbentuk kubus.
 Penggunaan agregat kasar yang cukup.

e. Ketahanan Kelelahan (Fatigue Resisintance)


Ketahanan kelelahan adalah ketahanan dari lapis aspal beton dalam
menerima beban berulang tanpa terjadi kelelahan yang berupa alur
(ruting) dan retak.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 21


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

 VIM Yang tinggi dan kadar aspal yang rendah akan


mengakibatkan kelelahan yang lebih cepat.
 VMA yang tinggi dan kadar aspal yang tinggi dapat
mengakibatkan lapis perkerasan menjadi fleksibel.

f. Kemudahan Pekerjaan ( Workability )


Yang dimaksud dengan kemudahan pelaksanaan adalah mudahnya
suatu campuran untuk dihampar dan dipadatkan sehingga diperoleh
hasil yang memenuhi kepadatan yang diharapkan.

Faktor yang memenuhi kemudahan dalam pelaksanaan adalah :


 Gradasi agregat, agregat bergradasi baik lebih mudah dalam
pelaksanaan.
 Temperatur campuran, yang ikut mempengaruhi kekerasan
bahan pengikat yang bersifat termoplastis.
 Kandungan bahan pengisi (filler) yang tinggi menyebabkan
pelaksanaan lebih sukar.

B. Perencanaan Campuran
Jika agregat dicampur dengan aspal maka :
1. Partikel-partikel antar agregat akan terikat satu sama lain oleh aspal;
2. Rongga-rongga agregat ada yang terisi aspal dan ada pula yang terisi
udara;
3. Terdapat rongga antar butir yang terisi udara;
4. Terdapat lapisan aspal yang ketebalannya tergantung dari kadar
aspal yang dipergunakan untuk menyelimuti partikel-partikel
agregat.
Lapisan aspal yang baik haruslah memenuhi 4 (empat) syarat yaitu
stabilitas, durabilitas, fleksibelitas dan tahanan geser seperti penjelasan
diatas. Jika dalam campuran dipakai agregat bergradasi rapat (dense
fraded) akan menghasilkan kepadatan yang baik, berarti memberikan
stabilitas yang baik, tetapi mempunyai rongga pori yang kecil sehinggga
memberikan kelenturan (fleksibelitas) yang kurang baik akibat tambahan
pemadatan dari beban lalu-lintas berulang serta aspal yang mencair akibat
pengaruh cuaca akan memberikan tahanan geser yang kecil.

Sebaiknya jika menggunakan gradasi terbuka, akan diperoleh kelenturan


yang baik, tetapi stabilitas yang kecil. Kadar aspal yang terlalu sedikit akan
mengakibatkan lapisan pengikat antar butir kurang, lebih-lebih jika
rongga yang dapat diresapi aspal besar. Hal ini mengakibatkan lapisan
pengikat aspal cepat lepas dan durabilitas berkurang. Kadar aspal yang
tinggi mengakibatkan kelenturan yang baik tetapi terjadi bleeding
sehingga stabilitas dan tahanan geser berkurang.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 22


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa campuran antara agregat


dan aspal haruslah direncanakan se-optimal mungkin sehingga dihasilkan
lapisan perkerasan dengan kualitas yang baik yang dapat memenuhi ke 4
(empat) syarat diatas, yaitu :

1. Kadar aspal cukup memberikan kelenturan.


2. Stabilitas cukup memberikan kemampuan memikul beban sehingga
tidak terjadi deformasi yang merusak.
3. Kadar rongga cukup memberikan kesempatan untuk pemadatan
tambahan akibat beban berlubang dan flow dari aspal.
4. Dapat memberikan kemudahan kerja sehingga tidak terjadi
segregasi.
5. Dapat menghasilkan campuran yang akhirnya menghasilkan lapis
perkerasan yang sesuai dengan persyaratan dalam pemilihan lapis
perkerasan pada tahap perencanaan.

Dengan demikian faktor yang mempengaruhi kualitas dari aspal beton


adalah :
1. Absorsi aspal
2. Kadar aspal
3. Rongga antar butir ( VMA )
4. Rongga udara dalam campuran ( VIM )
5. Gradasi agregat

C. Pemeriksaan Dengan Alat Marshal


Kinerja campuran aspal beton dapat diperiksa dengan menggunakan alat
pemeriksaan Marshall. Pemeriksaan ini pertama kali diperkenalkan oleh
Bruce Marshall, selanjutnya dikembangkan oleh US. Corp OF Engineer.
Saat ini pemeriksaan Marshall mengikuti prosedur PC-0201-76 atau
AASHTO T 245-74 atau ASTM 1559-62T.

Pemeriksaan dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stabilitas)


terhadap kelelehan plastis (dari campuran aspal dan agregat). Kelelehan
plastis adalah keadaan perubahan bentuk suatu campuran yang terjadi
akibat beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau
(0,01”).

Alat Marshal merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan proving ring
(cincin penguji yang berkapasitas 2500 Kg atau 5000 pon. Poving ring
dilengkapi dengan arloji pengukur yang berguna untuk mengukur
stabilitas campuran. Disamping itu terdapat arloji kelelehan plastis (flow

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 23


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

meter) untuk mengukur kelelehan plastis ( flow). Benda uji berbentuk


silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 7,5 cm disiapkan di
laboratorium, dalam cetakan benda uji dengan mempergunakan hammer
dengan berat 10 pon (4,536 Kg) dan tinggi jatuh 10 inch (45,7 cm)
dibebani dengan kecepatan tetap 50 mm/detik:
1. Kadar aspal, dinyatakan dalam bilangan desimal satu angka
dibelakang koma.
2. Berat volume, dinyatakan dalam ton/m3
3. Stabilitas, dinyatakan dalam bilangan bulat. Stabilitas menujukkan
kekuatan, ketahanan terhadap bilangan terjadinya alur (ruting).
4. Kelelehan plastis (flow), dinyatakan dalam mm atau 0,01 Inch. Flow
dapat merupakan indikator tehadap lentur.
5. VIM, proses rongga dalam campuran, dinyatakan dalam bilangan
desimal satu angka dibelakang koma. VIM merupakan indikator dari
durabilitas, kemungkinan bleeding.
6. VMA, persen rongga terhadap agregat, dinyatakan dalam bilangan
bulat. VMA bersama dengan VIM merupakan indikator dari
durabilitas.
7. Hasil bagi dari Marshall ( Kuosien Marshall, merupakan hasil bagi
stabilitas dan flow, dinyatakan dalam Kn / mm ). Merupakan
indikator kelenturan yang potensial terhadap keretakan.
8. Penyerapan aspal, persen terhadap berat campuran, sehingga
diperoleh gambaran berapa kadar aspal efektifnya.
9. Tebal lapisan asapal ( film aspal ), dinyatakan dalam mm. Film aspal
merupakan penunjuk tentang sifat durabilitas campuran.
10. Kadar aspal efektif, dinyatakan dalam bilangan desimal satu angka
dibelakang koma.

D. Spesifikasi Campuran
Dari sub bab sebelum ini terlihat bahwa sifat campuran sangat ditentukan
dari gradasi agregat, kadar aspal total, kadar aspal efektif, VIM, VMA dan
sifat bahan baku itu sendiri. Variasi dari hal tersebut diatas akan
menghasilkan kualitas dan keseragaman campuran yang berbeda-beda.
Untuk itu agar dapat memenuhi kualitas dan keseragaman jenis lapisan
yang telah dipilih dalam perencanaan perlu dibuatkan spesifikasi
campuran yang menjadi dasar pelaksanaan di lapangan.

Dengan spesifikasi ini diharapkan dapat diperoleh sifat campuran yang


memenuhi syarat teknis dan keawetan yang diharapkan.

Spesifikasi campuran berbeda-beda, dipengaruhi oleh :


1. Perencanaan tebal perkerasan, yang dipengaruhi oleh metoda apa

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 24


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

yang dipergunakan.
2. Ekspresi gradasi agregat, yang dinyatakan dalam nomor saringan
Nomor-nomor saringan mana saja yang umum dipergunakan dalam
spesifikasi.
3. Kadar aspal yang umum dinyatakan dalam persen terhadap berat
campuran seluruhnya.
4. Komposisi dari campuran, meliputi agregat dengan gradasi yang
bagiamana yang akan dipergunakan.
5. Sifat campuran yang diinginkan, dinyatakan dalam nilai stabilitas,
flow, VIM, VMA, tebal Film Aspal.
6. Metoda rencana campuran yang dipergunakan

E. Metode Perencanaan Campuran


Perencanaan campuran diperlukan untuk mendapatkan resep campuran
yang memenuhi spesifikasi, menghasilkan campuran yang memenuhi
kinerja yang baik dari agregat yang berbeda.

Metoda perencanaan campuran yang umum digunakan di Indonesia


adalah :
1. Metoda Bina Marga, bersumber dari BS594 dan dikembangkan
untuk kebutuhan di Indonesia dengan nama metode CQCCMU
(Central Quality Control dan Monitoring Unit ).
2. Metode Asphalt Institute

Perencanaan campuran dengan metode ini bertitik tolak pada stabilitas


yang dihasilkan. Oleh karena itu yang menjadi dasar adalah gradasi
agregat campuran yang harus memenuhi dasar adalah gradasi agregat
campuran yang harus memenuhi lengkung fuller. Berarti gradasi
campuran yang dipergunakan pada metode ini adalah agregat bergradasi
baik/menerus. Batas gradasi campuran yang diijinkan dan difat campuran
yang diinginkan diberikan pada spesifikasi.

F. Permasalahan Yang Dapat Mempengaruhi Kualitas Aspal Beton Campuran


Panas
Kualitas aspal beton dipengaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari
bahan mentah, proses penghamparan, proses pemadatan, sampai pada
proses pemeliharaan pasca pemadatan. Oleh karena itu perlulah
pengendalian mutu yang seksama sehingga dapat diperoleh hasil sesuai
dengan yang diharapkan.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 25


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas aspal beton antara lain :


1. Pengendalian agregat yang dapat menyebabkan terjadinya segregasi
dan degredasi serta kontaminasi, jika tidak mengikuti proses yang
benar.
2. Over heating (temperatur pemanasan terlalu tinggi) baik untuk
agregat maupun untuk aspal.
3. Under heating (temperatur pemanasan terlalu rendah) baik untuk
agregat maupun untuk aspal.
4. Komposisi rencana campuran tidak tepat.
5. Agregat yang basah.
6. Komponen pabrik bercampur mengalami kerusakan yang tidak
diketahui.
7. Peraturan masing-masing komponen tidak memenuhi persayaratan
yang diminta.
8. Penimbangan yang tidak terkontrol dengan baik.
9. Pemuatan ke truk pengangkut yang kurang baik sehingga terjadi
segregasi.
10. Penghamparan yang kurang baik sehingga terjadi segregasi.
11. Tebal penghamparan yang terlalu tebal.
12. Alat pemadatan dan proses pemadatan yang tidak baik.
13. Temperatur penghamparan dan pemadatan yang tidak tepat.
14. Kondisi lokasi jalan sebelum penghamparan tidak memenuhi
persyaratan.
15. Jangka dari proses pemadatan sampai jalan dibuka untuk lalu lintas
umum.

G. Pemadatan Aspal Beton


Campuran aspal beton dari AMP diangkut dengan menggunakan truk
pengangkat yang ditutupi terpal, dibawa kelokasi dan dihampar dengan
persyaratan yang ditentukan dan harus dipadatkan pada temperatur
dibawah 125C dan harus sudah selesai pada temperatur 80C. Pemadatan
dilakukan dalam 3 tahap yang berurutan yaitu :

a. Pemadatan Awal (Breakdown Rolling).


Pemadatan awal berfungsi untuk mendudukkan material pada
posisinya dan sekaligus memadatkannya. Alat yang digunakan
adalah mesin gilas roda baja (steel roller) dengan tekanan roda
antara 400 – 600 kg/0,1 lebar roda.
b. Pemadatan Antara/Kedua (Secondary Rolling)
Pemadatan antara merupakan pemadatan seperti pemadatan akibat
beban lalu lintas. Alat yang digunakan adalah mesin gilas roda karet
(Tire Roller) dengan tekanan roda 8,5 kg/cm2.
c. Pemadatan Akhir ( Finishing Roling )
PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 26
Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

Pemadatan akhir dilakukan untuk menghilangkan jejak-jejak roda


ban, penggilasan dilakukan pada temperatur diatas titik lembek
aspal.

H. Pemeriksaan Hasil Pemadatan


Hasil pemadatan yang berupa pengecekan terhadap kepadatan lapangan,
tebal lapisan perkerasan yang terjadi dilakukan dengan mengambil contoh
di lapangan dengan alat core driil. Dari hasil pemeriksaan contoh tersebut
dapat diperoleh sebagai hasil pemeriksaan ekstraksi menurut prosedure
pemeriksaan AASHTO T 164-80, pemeriksaan kepadatan campuran di
lapangan mengikuti prosedure AASHTO 166 & T 230.

I. Pemeriksaan Sifat Campuran


Sifat campuran yang dihasilkan di AMP perlu diperiksa sebagai salah satu
proses pengendalian mutu produksi. Pemeriksaan dilakukan dengan alat
Marshall dari contoh yang dibuat dari campuran hasil produksi AMP yang
bersangkutan. Pemeriksaan gradasi , kadar asapal, dilakukan untuk
memeriksa apakah gradasi campuran yang diperoleh memenuhi spesifikasi
atau tidak.

J. Pengendalian Mutu Dan Test Laboratorium


Dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan sering kali ditemui kendala
berupa ketidaksempurnaan hasil pekerjaan Kontraktor dilapangan, baik itu
disebabkan oleh faktor bahan, orang, cara maupun peralatan yang
dipakai.

Untuk mempermudah mengantisipasi sedini mungkin kerusakan/


ketidaksempurnaan tersebut Konsultan akan membuat daftar (checklist)
penyebab yang mungkin terjadi.

Agar Pemberi Tugas dapat memonitor daya tahan perkerasan jalan dalam
jangka waktu yang panjang dan juga dalam waktu pengendalian mutu
pekerjaan, maka Engineer harus setiap saat mengarahkan Kontraktor
untuk mengajukan/ melaksanakan pengujian baik lapangan maupun test
laboratorioum, antara lain pengujian-pengujian tersebut.
Jenis Pengujian / Test Laboratorium adalah
1. Penetrasi aspal, AASHTO T 49-78;
2. Floating test aspal, AASHTO T 50-78;
3. Test Abarasi dengan mesin Long Angels, AASHTO T 96-77;
4. Kekuatan agregat dengan menggunakan sodium sulfat atau
magnesium sulfat, AASHTO T 104-77;
5. Test Ekstrasi, AASHTO T 164-76;
6. Pengaruh air terhadap kohesi campuran yang dipadatkan, AASHTO

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 27


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

T 165-77;
7. Berat Jenis, AASHTO T 179-76;
8. Film oven test, AASHTO T 179-76;
9. Marshal Test, AASHTO T 245-78
10. Viscositas Asphalt Cement, AASHTO T m 226-78;
11. Sleve Analisis, AASHTO T 27-82;
12. Pelapisan dan pengelupasan campuran agregat bityumen, AASHTO
T 182-70;
13. Berat jenis maksimum campuran, AASHTO T 209-74;

5.3 METODELOGI
5.3.1 Lingkup Pekerjaan Pengawasan Terkait dengan Administrasi
Adapun lingkup pengerjaan pengawasan oleh Konsultan supervisi kegiatan
“Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman
Wilayah II - “ kabupaten Indragiri Hilir dengan rincian sebagai berikut
sebagai berikut:
1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan atau Pre Construction Meeting
(PCM);
A. Tujuan
Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam
mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan
Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi atau
standart yang digunakan di Binamarga dalam kegiatan Pengawasan
adalah dokumen yang sah dan berlaku .
B. Ketentuan Umum
 Beberapa hal yang perlu dibahas dan disepakati dalam Rapat
Persiapan Pelaksanaan Kontrak adalah :
a. Organisasi kerja
b. Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan.
c. Review dan penyempurnaan terhadap Jadwal Rencana kerja
yang harus sesuai dengan target volume,waktu dan mutu.
d. Jadual pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil
serta penggunaan peralatan.
e. Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan
(Mutual Check) dan review terhadap simplified design
f. Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah
setempat mengenai rencana kerja, (misalnya: pengkaitan
antara rencana kerja dengan musim tanam atau masalah jalan
masuk ke quarry/angkutan bahan)

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 28


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

g. Penyusunan Program Mutu Proyek


 Materi pembahasan Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak dapat
meliputi :
a. Aplikasi pasal-pasal penting dalam Dokumen Kontrak tentang
:
1. Pekerjaan tambah / kurang
2. Termination atau Forfeiture
3. Mobilisasi
4. Pemeliharaan lalu-lintas (Maintenance and Protection of
Traffic)
5. Sub Kontraktor (Subletting)
6. Asuransi
7. Organisasi kerja
b. Prosedure administrasi penyelenggaraan pekerjaan, antara
lain :
1. Request dan Approval dalam rangka examination of
works
2. Gambar kerja dan kelengkapannya
3. Pengajuan MC
4. Provisional Hand Over dan Final Hand Over
5. Pembuatan Addendum Kontrak
6. Jadwal pengadaan bahan, penggunaan peralatan dan
personil
7. Review dan penyempurnaan terhadap jadual kerja yang
harus sesuai dengan target volume, waktu dan mutu
8. Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan
lapangan bersama (Mutual Check), sehubungan dengan
Kaji Ulang Perencanaan (Review Design ) terhadap
simplified design yang ada dalam dokumen kontrak
c. Tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan, antara
lain :
1. Pelaksanaan konstruksi pondasi jembatan dan bagunan
atasnya,
2. Pelaksanaan Perkerasan Jalan pada segment jalan dengan
LHR tinggi berikut Pengaturan lalu-lintasnya,
3. Pelaksanaan stabilisasi tanah,
4. Pelaksanaan produksi agregat untuk pondasi jalan, beton
dan perkerasan aspalnya.
5. Menentukan lokasi sumber material (quarry), estimate

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 29


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

kuantitas bahan beserta rencana pemeriksaan mutu bahan


yang digunakan. Pendekatan terhadap masyarakat daerah
dan sosialisasi proyek.
d. Kendala-kendala yang mungkin terjadi
e. Hubungan dengan institusi lain (Pemda, Laboratorium, dll)
f. Kemungkinan adanya perubahan program mobilisasi dan
schedule pelaksanaan yang sudah disepakati pada penanda
tanganan kontrak antar Pemberi Tugas clan Kontraktor.
C. Tanggung Jawab Konsultan
 Mencatat seluruh kesepakatan dalam Pre Construction Meeting
dan dituangkan dalam Berita Acara tersendiri sebagai Dokumen
Proyek
 Mempersiapkan formulir-formulir isian, antara lain :
a. Laporan Harian
b. Laporan Mingguan
c. Laporan Bulanan / Monthly Progress Report
d. Survey lapangan untuk Review Design
 Perhitungan Volume / Back-up Data serta Monthly Certificate
 Request Kontraktor untuk Memulai Pekerjaan dan Pengujian
Bahan
 Menjelaskan personil konsultan yang sudah dimobilisasi dan
rencana personil lainnya yang akan dimobilisasi
 Menjelaskan Struktur Organisasi Konsultan dan tugas daripada
masing-masing personil konsultan.
 Memberikan usulan teknik pelaksanaan yang lebih efisien
 Menjelaskan rencana kerja Review Design :
a. Waktu yang diperlukan untuk survey lapangan
b. Personil yang terlibat dalam survey lapangan
c. Kelengkapan peralatan yang diperlukan untuk survey
lapangan
d. Lingkup pekerjaan survey
e. Alternatif penanganan hasil survey lapangan
 Rencana dan Gambar Kerja yang harus dibuat.
 Menegaskan pengambilan lokasi foto dokumentasi : dimana,
kapan, berapa kali yang harus dilaksanakan Kontraktor.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 30


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

Bangan alir 1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan atau Pre Construction Meeting (PCM)
MULAI
Catatan : Ikuti nomor check yang berhubungan dengan aktivitas
Penyiapan bahan Rapat PCM
Aktifitas :

Penyampaian Undangan 1. Sebelum memulai PCM, pastikan peserta mendapat data dan
Rapat PCM bahan yang diperlukan
Verivikasi

Terima TIDAK 1. Surat Undangan dibuat dan Agenda Rapat ditetapkan .


? 2. Dihadiri minimal oleh PPK, Kontraktor, Konsultan
Check 3
YA
Pelaksanaan Rapat 1. Pelaksanaan PCM diadakan dalam jangka waktu maksimal 14 hari
PCM sejak SPMK.
Verivikasi

Penyusunan Risalah 1. Pembahasan tugas, tanggung jawab Direksi Pekerjaan, Wakil


Rapat PCM Direksi Pekerjaan dan Kontraktor .
2. Pembahasan item-item kontrak yang perlu diklarifikasi
Pendistribusian Risalah
3. Penjelasan mengenai administrasi pekerjaan
Rapat PCM 4. Ada presentasi Kontraktor mengenai Rencana Mutu Kontrak .
5. Ada penjelasan Rencana Kegiatan Konsultan
Verivikasi
Monitoring Tindak Lanjut
1. Ada penyampaian resume rapat dan disepakati Berita Acara
Rapat di Periksa oleh CI Periksa oleh QE
SELESA
I

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 19


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

2. Mutual Check Review


Tata Cara Mutual Check Review seperti digambarkan pada bagan alir di
bawah ini.
A. Tujuan
 Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam
mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan
Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi
atau standart yang digunakan di Binamarga dalam kegiatan
Pengawasan adalah dokumen yang sah dan berlaku .
 Mengatur tatacara Pelaksanaan Review Design (Tinjauan
Perencana an), untuk melihat kesesuaian terhadap kondisi
lapangan pada saat dimulainya pekerjaan.
 Digunakan untuk dasar pengajuan Perubahan Kontrak
(Addendum) manakala terjadi ketidak sesuaian baik dari segi
kuantitatif, jenis item yang (karena timbulnya item baru) atau
kondisi yang nyata nyata telah berubah, dari saat dilakukannya
desain awal.
B. Tanggung Jawab Konsultan
 Memverifikasi Review Design dan perhitung an serta data
pendukungnya dan draft CCO.
 Membuat Justifikasi Teknis bilamana ternyata diperlukan.
 Memberi rekomendasi kepada Direksi Pekerjaan.
Pemeriksaan Lapangan Bersama (Mutual Check) Dilaksanakan secara
bersama sama oleh Kontraktor, Konsultan dan Tim Teknis Pengguna
Jasa, dengan melakukan pemeriksaan bersama pada pelaksanakan
kegiatan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lapangan atau
rekayasa lapangan, yang meliputi:
 Perkerasan Lama dan Geometrik Jalan.
 Sistem Drainase Eksisting (melintang dan sejajar jalan).
 Pekerjaan Perlindungan Talud.
 Jembatan Eksisting.
 Perlengkapan Jalan Eksisting.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 20


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

BAGAN ALIR

TATA CARA PENGAJUAN MUTUAL CHECK.

BAGAN ALIR

ESELON 1
TIM DIR. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
KONTR...KONS. .. SNVT DAN (*)
TEKNIS PEK.

1 KONTRAKTOR
1 2
o Mengajukan Rekayasa Lapangan (lengkap dengan pendukung).
3 o Mengirim ke Direksi Pekerjaan.
4
o Mempersiapkan Sumber daya, peralatan, tenaga dan material.
2 DIREKSI PEKERJAAN
5
o Mengevaluasi usulan, mengenai lamanya waktu kegiatan, peralatan dan jumlah tenaga yang
digunakan.
6
o Menolak atau menyetujui usulan.
7 8
o Memberikan jawaban pelaksanaan Rekayasa Lapangan.
3 DIREKSI PEKERJAAN.
9
o Membentuk Tim Teknis, sebagai petugas harian, mewakili Direksi Pekerjaan.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 21


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

4 KONTRAKTOR, KONSULTAN & TIM TEKNIS.

o Kontraktor melakukan Rekayasa Lapangan dibawah koordinasi Tim Teknis dan Konsultan.
o Melakukan Pemeriksaan Bersama (Mutual Check) dan kegiatan Rekayasa Lapangan.
o Mengevaluasi apakah ada perubahan mendasar, yang sangat berbeda dari kondisi perencanaan awal, sehingga harus dilaksanakan desain
ulang.
o Mencermati jika ada item baru yang mengharuskan muncul, akibat adanya kondisi yang berbeda dari Perencanaan Awal. Menyusun Berita
Acara hasil pemeriksan bersama
KONTRAKTOR.
5
o Membuat revisi desain (jika ada)
o Menghitung kuantitas.
o Menghitung biaya pelaksanaan.
o Membuat Analisa Biaya item baru jika muncul item baru, yang belum termasuk dalam kontrak.
o Membuat laporan hasil Rekayasa Lapangan.
KONTRAKTOR.
6
o Membuat usulan Contract Change Order.
o Mengirimkan berkas laporan, perhitungan dan draft CCO.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 22


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

KONSULTAN.
7
o Memverifikasi Review Design dan perhitung an serta data pendukungnya dan draft CCO.
o Membuat Justifikasi Teknis bilamana ternyata diperlukan .
o Memberi rekomendasi kepada Direksi Pekerjaan.
TIM TEKNIS.
8
o Memverifikasi Review Design dan perhitung an serta data pendukungnya dan draft CCO.
o Membuat laporan Pembahasan dan menyertakan hasil Pemeriksaan Bersama dan draft CCO, mengirimkan berkas kepada Direksi Pekerjaan.
o Membuat rekomendasi kepada Direksi Pekerjaan, atas pelaksanaan Rekayasa Lapangan dan Pemeriksaan Bersama .
DIREKSI PEKERJAAN

o Memeriksa Berkas Review Design melalui Daftar Simak hasil verifikasi Konsultan dan Tim Teknis, dan bilamana dianggap perlu melakukan
9 counter check terhadap hasil pekerjaan yang diajukan.
o Membuat Addendum (ikuti tatacara pembuatan Addendum dalam Petunjuk Pelak sanaan Perubahan Kegiatan Pekerjaan SMM/PP/20 Rev
00).

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 23


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

3. Pemilihan Quarry
A. Tujuan
Mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan Dokumen
Sistem Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi atau standart
yang digunakan di Binamarga dalam kegiatan Pengawasan.
B. Tanggung Jawab Konsultan
 Supervision Engineer/Chief Inspector
a. Memperiksa ijin penambangan dari Instansi terkait.
b. Memperiksa jenis material quarry apakah jenis Batu, Sirtu,
Timbunan biasa, Timbunan pilihan, Pasir sesuai peruntukan
dilapangan.
c. Memperiksa kecukupan material masing-masing quarry
terhadap kebutuhan masing-masing jenis pekerjaan dalam
kontrak.
d. Memperiksa pihak lain yang juga akan mempergunakan
quarry tsb.
e. Memperiksa jarak quarry terhadap lapangan
 Lab Technician
a. Memperiksa dilaboratorium masing-masing jenis material
quarry sesuai peruntukan jenis pekerjaan dalam kontrak.
b. Memperiksa skema lokasi yang mewakili hasil pengujian.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 24


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

BAGAN ALIR
PEMILIHAN LOKASI QUARRY

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 25


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

4. Request
A. Tujuan
Mengendalikan Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan Dokumen
Sistem Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi atau standart
yang digunakan di Binamarga dalam kegiatan Pengawasan.
B. Tata Cara
Tatacara pengecekan harus meliputi pemeriksaan pada kegiatan
kegiatan yang menunjukkan atau berhubungan dengan:
 Dukungan Formula Kerja dan atau gambar kerja.
 Berkas pekerjaan sebelumnya.
 Peralatan Lapangan.
 Bahan Mentah.
 Bahan Olahan
 Status Bahan Jadi.
 Tenaga Kerja.
 Kondisi kesiapan lapangan.
 Jadwal pelaksanaan.
 Perlengkapan antisipasi cuaca.
C. Tanggung Jawab Konsultan
 Sekretaris/Operator/Administrasi
a. Memperiksa Formulir Request, apakah semua kolom untuk
Kontraktor sudah terisi.
b. Memperiksa Data Pendukung, apakah lampiran yang
disertakan sudah sesuai dengan yang tertulis dalam Formulir
Request.
 Supervision Engineer/Chief Inspector (Di kantor)
a. Memperiksa Gambar Kerja (Shop Drawing) :
1. apakah lokasi yang ditunjukkan pada Gambar Kerja sesuai
dengan lokasi pekerjaan yang tercantum pada Formulir
Request,
2. apakah dimensi dan elevasi pada Gambar Kerja sesuai
dengan Lembar Laporan Pengukuran pekerjaan
sebelumnya.
b. Evaluasi Jumlah Hari Pelaksanaan, harus ada kesesuaian
waktu dengan total hari pelaksanaan item pekerjaan yang
bersangkutan.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 26


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

c. Evaluasi Status Peralatan :


1. apakah jenis peralatan sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan,
2. apakah jumlah peralatan memadai untuk memenuhi
volume pekerjaan dalam jumlah hari pelaksanaan yang
direncanakan.
d. Evaluasi Status Tenaga Kerja :
1. apakah keahlian tenaga kerja yang diajukan sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan,
2. apakah jumlah tenaga kerja memadai untuk
menyelesaikan pekerjaan dalam jumlah hari pelaksanaan
yang direncanakan.
e. Memepelajari SOP Kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan
bersangkutan, evaluasi pengecualian dalam SOP terhadap
ketentuan Spesifikasi dan / atau Pre Construction Meeting.
f. Memepelajari SOP Kontraktor untuk pengendalian lalu-lintas
pada pelaksanaan pekerjaan bersangkutan (bila ada), apakah
jumlah alat pengaman pekerjaan dan pengendalian lalu-lintas
beserta penempatannya telah memperhatikan luas lahan dan
keselamatan pemakai jalan.
 Supervision Engineer/Chief Inspector (Di Lokasi Pekerjaan)
a. Memperiksa apakah catatan yang terdapat pada Lembar
Laporan Pengukuran pekerjaan sebelumnya sudah
dilaksanakan.
b. Memperiksa keberadaan dan kelaikan peralatan yang
diajukan.
c. Memperiksa keberadaan tenaga kerja.
d. Inventarisasi lokasi pekerjaan yang masih harus diperbaiki,
gangguan yang ada dan lokasinya, keberadaan patok ukur.
e. Memperiksa keberadaan perlengkapan antisipasi cuaca yang
diajukan.
 Quality Engineer/Inspector
a. Memperiksa apakah catatan yang terdapat pada Lembar
Laporan Pengujian pekerjaan sebelumnya telah dilaksanakan.
b. Memperiksa Status Bahan :
1. apakah bahan yang tersedia di Basecamp sesuai dengan
contoh bahan uji,
2. apakah jumlah bahan yang tersedia cukup untuk
pelaksanaan pekerjaan yang diajukan,

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 27


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

3. apakah cara penyimpanan bahan sesuai dengan


persyaratan.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 28


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

BAGAN ALIR
TATA CARA PENGAJUAN PERMINTAAN PEKERJAAN (REQUEST).

Pengajuan Request Sekretaris Menerima Dan Memeriksa Se Menrima Request Dan Distribusi
Dari Kontraktor Kelengkapan Request Kepada CI Dan QE

Pelajari dan Pelajari dan


Periksa oleh CI Periksa oleh QE

Catatan Rekomenasi Oleh Chief Catatan & Rekomenasi Oleh Quality


Inspector Engineer

Evaluasi Oleh Supervision Engineer

Catatan & Rekomenasi Oleh Supervision


Engineer

Persetujuan Direksi
Pekerjaan

Sekretaris Mengagendakan Dan Diatribusi Ke Se Menerima Persetujuan Request Dari


Kontraktor Direksi Pekerjaan

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 29


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

5. Pengajuan Gambar
A. Tujuan
Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam mengendalikan
Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan Dokumen Sistem
Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi atau standart yang
digunakan di Binamarga dalam kegiatan Pengawasan.
B. Jenis Pemeriksaan
 Gambar Kerja / Shop Drawing
a. Acuan Gambar Rencana
b. Gambar Pekerjaan Sementara
c. Gambar Pekerjaan Permanen
d. Gambar Perubahan Pekerjaan Permanen
e. Semua Gambar Kerja diperiksa oleh Supervisi Engineer
 Gambar Terlaksana (As-Built Drawing)
a. Gambar Terlaksana disiapkan oleh kontraktor
b. Gambar berdasarkan hasil pekerjaan fisik yang telah selesai
dan sesuai dengan spesifikasi dan gambar
c. Gambar terlaksana dibuat berdasarkan :
1. Gambar kerja setiap pekerjaan
2. Sesuai Contract Change Order
3. Existing Utilitas di lapangan
4. Detail Konstruksi
d. Memperhatikan hal-hal antara lain :
1. Ukuran dan standar kertas kalkir
2. Mencantumkan skala gambar
3. Ukuran tebal garis gambar
4. Mencatumkan lokasi dan jenis pekerjaan
5. Jenis dan mutu material
6. Mencantumkan tanggal, bulan dan tahun pembuatan
gambar
e. Registrasi dan Penerbitan

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 30


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

BAGAN ALIR
TATA CARA PENGAJUAN GAMBAR
Gambar Kerja/Shop Drawing

Sumber :Gambar Rencana


 Gambar kerja untuk pekerjaan
Sementara atau Permanen

 Gambar kerja untuk Perubahan


Kontraktor Pekerjaan Permanen
Membuat / Memperbaiki  Untuk pekerjaan Sementara atau
Pekerjaan Permanen, gambar kerja
Gambar Kerja
disetujui / tidak disetujui oleh SE

 Pekerjaan Sementara  Untuk Perubahan Pekerjaan


 Pekerjaan Permanen Permanen gambar kerja diperiksa
lebih dahulu oleh SE.
Perubahan  SE dapat atau tidak dapat menerima
Pekerjaan gambar kerja tersebut
Permanen  Employer melakukan pembayaran
sesuai Sertfikat Pembayaran yang
disyahkan PM.
Diperiksa oleh Disetujui  Apabila SE dapat menerima gambar
Konsultan Konsultan? kerja, selanjutnya gambar kerja
dimintakan persetujuan kepada PM

 Gambar Kerja yang sudah disetujui


baik oleh PM atau SE akan
diterbitkan dengan menggunakan
Dapat
lembar CATATAN PENGIRIMAN
diterima ?
DOKUMEN

Disetujui oleh PM

Gambar Kerja
Diterbitkan

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 31


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

BAGAN ALIR
TATA CARA PENGAJUAN GAMBAR

Gambar Terlaksana :

 Data pendukung :
Pengumpulan o Gambar Kerja
Data
o Contract Change Order
o Existing Utilitas (PLN, Telkom,
Kontraktor PAM, Gas)

Membuat / Memperbaiki
 Dibuat berdasarkan hasil pekerjaan
Gambar Terlaksana yang terlaksana dan disetujui oleh
PM

 Gambar diajukan kepada Konsultan


Diperiksa oleh Konsultan untuk diperiksa.

 Konsultan menerima atau tidak


menerima gambar terlaksana

Dapat
 Project Manager menyetujui
diterima ?
Gambar Terlaksana yang sudah
dapat diterima oleh Supervision
Engineer
Disetujui oleh PM

 Gambar Terlaksana diterbitkan oleh


SE dan didistribusi oleh PM ke
o Dinas
Gambar Terlaksana
Diterbitkan & o P3JJ
Didistribusi o Leger Jalan
o Kontraktor

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 32


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

6. Perubahan Kontrak
A. Tujuan
Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam mengendalikan
Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan Dokumen Sistem
Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi atau standart yang
digunakan di Binamarga dalam kegiatan Pengawasan.
B. Tanggung Jawab
Tanggung Jawab pengecekan harus meliputi pemeriksaan pada
kegiatan kegiatan yang menunjukkan atau berhubungan dengan:
 Perubahan Pekerjaan
Mengajukan Perubahan Pekerjaan Secara Tetulis bersama sama
dengan Direksi Pekerjaan dan Kontraktor

 Contract Change Order (CCO).


Setiap perubahan kegiatan pekerjaan harus didukung oleh proses
administrasi yang dituangkan dalam bentuk Contract Change
Order (CCO, ditanda tangani oleh tiga pihak yakni Direksi
Pekerjaan, Kontraktor dan Konsultan

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 33


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

BAGAN ALIR
TATA CARA PENGAJUAN VARIANT ORDER
BAGAN ALIR

TIM DIREKSI TUGAS TANGGUNG JAWAB DAN


KONS.
KONTR.... SNVT WEWENANG
.. TEKNIS PEK.

1 Kegiatan 1. Usulan Perubahan


I 2 o Kontraktor / Konsultan menyampaikan
usulan peruba-han
OK 2 Kegiatan 2. Evaluasi Susulan

o Direksi pekerjaan melakukan evaluasi,


3 perlu tidak-nya perubahan pekerjaan
dibantu oleh Tim Teknis
4
o Jika tidak, kegiatan selesai
4a
o Jika ya, maka Direksi Pekerjaan
mengeluarkan surat instruksi perubahan
5 CCO (langkah kegiatan 3)
3 Kegiatan 3. Instruksi Perubahan
6
o Atau dalam hal ini inisiatif perubahan
7
pekerjaan da-tangnya dari Direksi
OK
PERBAIKAN
Pekerjaan dapat langsung mem-buat
Instruksi Perubahan
4 Kegiatan 4. Pembahasan
8 o Tim Teknis, kontraktor dan konsultan
melakukan pem bahasan detail substansi
9 9 perubahan kegiatan
TEMB o Menghitung perubahan dana yang
USAN
ditimbulkan karena perubahan
SELESAI
o Jika muncul item baru, maka kontraktor
wajib menga-jukan analisa biaya item baru
yg harus dibahas oleh Tim Teknis,
Konsultan dan Kontraktor (5a)
o Hasil pembahasan, jika belum selesai harus
dilakukan perbaikan hingga benar-benar
disepakati
5 Kegiatan 5. Pembuatan Draft CCO

o Tim Teknis, Konsultan dan Kontraktor


membuat CCO sesuai butir-butir perubahan
yang terjadi
o Tanda tangan oleh Konsultan, Kontraktor
untuk disetujui oleh Direksi Pekerjaan

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 34


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

6 Kegiatan 6. Membuat Berita Acara Pembahasan

o Buat berita acara pembahasan

o Buat draft adendum

o Kirim berita acara pembahasan, CCO, draft adendum ke Direksi Pekerjaan

7 Kegiatan 7. Direksi Pekerjaan

o Jika setuju, menendatangani CCO jika memerlukan re visi, maka mengirim kembali
kepada tim pembahas untuk diperbaiki
o Mengevaluasi draft adendum

o Jika tidak ada perubahan dana dan perubahan kurang dari 10% dari nilai kontrak
dan setinggi-tingginya 50 juta maka
o Direksi Pekerjaan maka tidak diperlukan ijin prinsip da ri hirarki di atasnya atau
adendum dapat langsung di- persiapkan

7. Pembayaran MC
A. Tujuan
Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam mengendalikan
Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan Dokumen Sistem
Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi atau standart yang
digunakan di Binamarga dalam kegiatan Pengawasan
B. Tata Cara
Tata cara Pembayaran MC adalah sebagai berikut:
 GS mengajukan Monthly Statement beserta data/dokumen
pendukungnya kepada SE
 SE memeriksa Monthly Statement yang diajukan oleh GS
 SE menilai dan mengevaluasi Monthly Statement tersebut sesuai
persyaratan kontrak.
 PM mengkaji Monthly Statement beserta dokumen
Pendukungnya.
 Apabila setuju, PM menebitkan Sertifikat Pembayaran ke
Employer.
 Employer melakukan pembayaran sesuai Sertfikat Pembayaran
yang disyahkan PM.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 35


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

BAGAN ALIR
TATA CARA PENGAJUAN PEMBAYARAN BULANAN ( M.C).

Kontraktor mengajukan  GS mengajukan Monthly Statement


beserta data/dokumen
Monthly Statement pendukungnya kepada SE

SE memeriksa
 SE memeriksa Monthly Statement
Monthly Statement yang diajukan oleh GS

Setuju ?  SE menilai dan mengevaluasi


Monthly Statement tersebut sesuai
persyaratan kontrak..
PM menetapkan jumlah
Pembayaran
 PM mengkaji Monthly Statement
beserta dokumen Pendukungnya.
Setuju ?

 Apabila setuju, PM menebitkan


Sertifikat Pembayaran ke Employer.
Menetapkan jumlah

Pembayaran ke Employer
 Employer melakukan pembayaran
sesuai Sertfikat Pembayaran yang
disyahkan PM.
Employer
melakukan
pembayaran

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 36


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

8. Pengujian
A. Tujuan
Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam mengendalikan
Pelaksanaan dilapangan agar sesuai dengan Dokumen Sistem
Manajemen Mutu yang digunakan, spesifikasi atau standart yang
digunakan di Binamarga dalam kegiatan Pengawasan.
B. Jenis Pemeriksaan
 Material Tanah dan Timbunan Tanah
1. Batas Atterberg
2. Aktifitas Tanah
3. Indek Group
4. California Bearing Ratio
5. Hubungan kadar Air dan Kepadatan
6. Kepadatan Lapangan dengan Uji Sand Cone
7. Uji Dynamic Cone Penetrometer
8. Analisa Saringan dengan Hidrometer
 Material Agregat dan Lapis Pondasi Agregat
1. Analisa Saringan
2. Batas Atterberg
3. California Bearing Ratio
4. Abrasi dengan mesin Los Angeles
5. Hubungan kadar air dengan kepadatan
6. Kepadatan Lapangan dengan Uji Sand Cone
7. Uji Gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah
 Material Agregat Aspal dan Campuran Aspal Panas
1. Kadar Air
2. Analisa Saringan
3. Abrasi dengan mesin Los Angeles
4. Berat Jenis dan Penyerapan
5. Penetapan ukuran dan kepipihan
6. Uji kekekalan dalam sodium sulfat dan magnesium sulfat
7. Berat jenis aspal
8. Penetrasi Aspal
9. Viskositas Aspal

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 37


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

10. Daktilitas Aspal


11. Titik lembek aspal
12. Batas distribusi ukuran partikel agregat campuran
13. Perhitungan luas permukaan agregat
14. Berat jenis maksimum adukan
15. Uji stabilitas dengan alat Marshall
16. Uji Ektraksi campuran aspal
17. Berat jenis Bullk campuran aspal padat (benda uji SSD)
18. Kepadatan Lapangan
 Material Agregat dan Campuran Bahan
1. Bahan lolos saringan No. 200
2. Uji kotoran organik dalam pasir
3. Abrasi dengan mesin Los Angeles
4. Analisa Saringan
5. Uji kekekalan bentuk agregat terhadap larutan Sodium Sulfat
dan Magnesium Sulfat
6. Uji gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah
7. Kuat tahan kubus/silinder benda uji
 Peralatan Pengujian yang memerlukan kalibrasi oleh lembaga
resmi
1. Alat Marshall
2. Asphalt Mixing Plant
3. CBR - Dial Gauge
4. Alat Bantu
a. Timbangan
b. Termometer oven
c. Termometer kecil
5. Loading Test
a. Dial Gauge Hidraulic Hand Pump
b. Dial Gauge untuk pembacaan permulaan

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 38


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

BAGAN ALIR
TATA CARA PENGAJUAN PERMINTAAN PENGUJIAN.

Pengujian
 GS melaksanakan Pengujian
sesuai perintah SE
Prosedur
Pekerjaan /  Pengujian harus dilaksana-
Penambahan
bahan kan sesuai Standar Peng-
Pengujian ujian.
diulangi
Pemberitahuan  Apabila pelaksanaan peng-
kembali
ujian tidak sesuai standar
Kepada dari awal pengujian, SE akan mem-
Kontraktor beritahukan kepada GS SE
Tambahan menetapkan prosedur pe-
Tidak Pengujian
Sesuai nambahan pengujian, selan-
Pengujian
Standart jutnya pengujian diulangi.
(sesuai Tidak
 Apabila suatu pengujian ti-
Ya standart)
dak lulus pengujian standar :
Tidak

SE dapat minta tambahan


Lulus pengujian kepada GS apabila
Pengujian dianggap perlu atau SE
menolak hasil pengujian
Ya Lulus
Ya tersebut.
Pengujian
 Apabila tambahan pengujian
Diterima / standar`tidak lulus, maka
Disetujui pekerjaan/bahan yang ber-
sangkutan harus diulangi
kembali dari awal.
Pekerjaan
 SE akan menerima / menye-
Berlanjut tujui pekerjaan atau bahan
yang lulus pengujian.

 Maka pekerjaan dapat dilan-


jutkan.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 39


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

9. SCM (Show Cause Meeting)


A. Tujuan
Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas dalam mengendalikan
Pelaksanaan dilapangan Untuk menghilangkan penyebab potensial
ketidaksesuaian sehingga dapat dicegah dari terulangnya kejadian agar
sesuai dengan Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang digunakan,
spesifikasi atau standart yang digunakan di Binamarga dalam kegiatan
Pengawasan
B. Tanggung Jawab Konsultan
 Menerima undangan rapat.
 Mempersiapkan materi rapat untuk pembahasan.
 Menghadiri Rapat Pembuktian.
 Mengapresiasikan metoda pengawasan dan pengendalian,
terhadap pekerjaan yang dilakukan kontraktor.
 Berperan aktif dalam pemecahan masalah yang dibahas dalam
rapat.
 Melakukan perbaikan yang disepakati dalam rapat, yang menjadi
bagian tugas dan tanggung jawabnya, dan menyampaikan
perbaikannya kepada Direksi Pekerjaan.
 Menanda tangani hasil rapat.
 Menandatangani berita acara rapat

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 40


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

BAGAN ALIR
TATA CARA RAPAT PEMBUKTIAN (Show Cause Meeting - SCM).
MULAI
1) Periode I : Rencana Fisik pelak-
sanaan 0%-70%; Realisasi
terlambat > 15% dr rencana
2) Periode II : Rencana Fisik pelak- ANALISA KEBUTUHAN
sanaan 71% -100%; Realisasi
terlambat >10% dr rencana SCM

SURAT PERINGATAN
Tindakan KEPADA
Pencegahan
PENYEDIA JASA

Tindakan Pencegahan
PELAKSANAN SCM tingkat SATKER

BERITA ACARA SCM Berhasil TEST

tk. SATKER CASE?

Gagal
PELAKSANAN SCM tingkat
Atasan Langsung

(BALAI)
BERITA ACARA Berhasil TEST

SCM CASE?

tk. ATLAS Gagal


PELAKSANAN SCM tingkat
ATASAN

BERITA ACARA SCM Berhasil TEST


tk. ATASAN
CASE?
Gagal

KESEPAKATAN 3 PIHAK
SELESAI ATAU PUTUS KONTRAK

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 41


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

10. PHO (Provisional Hand Over)


A. Tujuan
Memberikan panduan bagi Pengendali Kualitas Untuk mendapatkan
hasil pelaksanaan yang sesuai dengan ketentuan dan dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis dan administrasi dilapangan
agar sesuai dengan Dokumen Sistem Manajemen Mutu yang
digunakan, spesifikasi atau standart yang digunakan di Binamarga
B. Tanggung Jawab Konsultan
Melaporkan justifikasi paket-paket PHO kepada Pimpinan Pengguna
Anggran

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. V- 42


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

BAGAN ALIR
TATA CARA SERAH TERIMA PERTAMA (PHO / Provisional Hand Over)

Photo Pelaksanaan Pengendalian Tanah

Direksi Teknis Panitia Penerima Pengguna Jasa


Penyedia Jasa BALAI
(Konsultan Pengawas) Pekerjaan (PPK/SNVT)

2
Membentuk 1
Panitia PP
Surat
Permohonan Memeriksa 3
4 kelayakan untuk
bisa dilakukan
serah terima
Surat pekerjaan
Permohonan  Rapat
Pendahuluan
Perintah 5
6  Pembentukan Pelaksanaan
Tim Penilaian hasil
 Kunjungan pelaksanaan
Dokumen Hasil Lapangan pekerjaan
7 Penilaian  Rapat
Pembahasan
 Penyusunan
Laporan
Perbaikan
Cacat / kurang
Tidak
Bisa dilakukan
8 STPP ?
9 Ya
Permintaan
Kunjungan
kedua  Rapat
 Penilaian
Perbaikan
 Pembahasan

Tidak Bisa dilakukan


STPP ?
Ya 11
Berita Penanda
Acara tanganan
12 Berita Acara
10 Laporan Hasil serah terima
Penilaian pertama
Permintaan Pembayaran
Pembayaran

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 43


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

Photo Pelaksanaan Pekerjaan Base Course

Photo Pelaksanaan Pekerjaan Tack Coat/ Prime Coat

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 44


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

Photo Pelaksanaan Pekerjaan ATB

Photo Pelaksanaan Core Drill Aspal

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 45


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

PORTOFOLIO PT. WANDRA CIPTA ENGINEERING CONSULTAN

PAPAN NAMA PROYEK

PENGUMPULAN MATERIAL

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 46


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

PEMBERSIHAN JALAN DAN


SALURAN DRAINASE

PENGUKURAN LEBAR JALAN DAN


PANJANG JALAN YANG AKAN DI
AWASI

PENYIRAMAN ASPAL

PROSES PENGASPALAN MALAM


(LEMBUR)

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 47


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

PROSES PENGASPALAN SIANG

PROSES PENGASPALAN

PAPAN NAMA PROYEK

PENGUMPULAN MATERIAL

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 48


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

PEMBERSIHAN JALAN DAN


SALURAN DRAINASE

PENGUKURAN LEBAR JALAN DAN


PANJANG JALAN YANG AKAN DI
AWASI

PENYIRAMAN ASPAL

PROSES PENGASPALAN MALAM


(LEMBUR)

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 49


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

PROSES PENGASPALAN SIANG

PROSES PENGASPALAN

5.8 PENDAHULUAN
Berdasarkan pada buku dokumen undangan dan rapat penjelasan, lokasi
Pekerjaan Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan
Permukiman Wilayah II yang akan diawasi oleh konsultan PT. WANDRA
CIPTA Engineering Consultant berada di
 Kecamatan Tanah Merah;
 Kecamatan Keritang;
 Kecamatan Reteh;
 Kecamatan Kuindra;
 Kecamatan Enok;
 Kecamatan Concong;
 Kecamatan Kemuning; dan
 Kecamatan Sungai Batang.
Untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan jembatan sesuai dengan KAK maka
tenaga yang harus disiapkan tim konsultan adalah seperti di bawah ini :

a. Supervision Engineer : 1 (satu) orang

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 50


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

b. Inspector : 8 (delapan) orang


c. Operator Komputer : 1 (satu) orang
d. Administrasi : 1 (satu) orang

Dari kondisi diatas, terlihat bahwa :


1. Diperlukan suatu rencana kerja Konsultan Pengawas, agar pelaksanaan
pengawasan pekerjaan dapat dilakukan dengan hasil akhir yang baik yang
sesuai dengan spesifikasi yang berlaku.
2. Diperlukan suatu Tim Konsultan Pengawas yang beranggotakan personil
yang berpengalaman dan bertanggung jawab serta mempunyai komitmen
tinggi terhadap pekerjaan akhir yang baik, memenuhi persyaratan mutu dan
tepat waktu, dan juga sudah familiar dengan pekerjaan pengawasan
jembatan di wilayah Sumatera Barat.

5.9 RENCANA KERJA


Disini konsultan, mencoba membuat suatu rencana kerja untuk pekerjaan
pengawasan sebagai berikut:
7.2.1. TAHAP PERSIAPAN
A. Lokasi Pekerjaan Fisik
Supervision Engineer sesuai dengan KAK, akan melakukan koordinasi
dan bertindak sebagai engineer repesentative Pemimpin Kegiatan
Pembangunan jalan kab. Indragiri Hilir

Supervision Engineer bertanggung jawab atas kelancaran komunikasi atas


personil tim konsultan supervisi yang ditempatkan di lokasi kerja, yaitu –
 Kecamatan Tanah Merah;
 Kecamatan Keritang;
 Kecamatan Reteh;
 Kecamatan Kuindra;
 Kecamatan Enok;
 Kecamatan Concong;
 Kecamatan Kemuning; dan

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 51


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

 Kecamatan Sungai Batang.


B. Mengikuti Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting)
Rapat ini diikuti oleh minimal,
1. Pemimpin Proyek Fisk
2. Konsultan Pengawas (Supervision Engineer)
3. Kontraktor
Tujuan utama dari rapat ini adalah didapatnya suatu kesamaam
penafsiran terhadap spesifikasi yang berlaku dan menentukan
langkah-langkah atau urutan pekerjaan dan juga prosedur yang akan
dilakukan baik segi teknis maupun administrasi yang menunjang
kegiatan teknis, berikut cara pengukuran pembayaran, agar hasil
akhir dari pelaksanaan pekerjaan fisik sesuai dengan perencanaan
baik dari segi konstruksi maupun dari segi kuantitas juga tepat waktu.
Selain itu dibicarakan pula mengenai permasalahan dan hambatan
yang diperkirakan akan timbul sehubungan dengan tenaga konsultan
dan fasilitas pengawasan yang tersedia, sehingga diharapkan pada
akhirnya, hambatan atau permasalahan dapat diatasi bersama.

C. Menentukan Kualitas Material


Material yang akan dipakai dalam pelaksanaan pembangunan
jembatan harus terlebih dahulu diperiksa dan disetujui oleh konsultan
sebelum digunakan oleh kontraktor untuk bahan konstruksi dengan
cara mengambil contoh bahan dan dilakukan pengujian di
laboratorium.

D. Mengawasi Pengambilan Data Lapangan


Tahapan ini dilakukan selama periode mobilisasi saat dimulainya
kontrak, Kontraktor melaksanakan survei lapangan lengkap terhadap
kondisi jembatan dan bangunan lain struktur lain di sekitar jembatan,
dan lain sebagainya, dan melaporkan hasilnya. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan kepastian kuantitas, lokasi dan ukuran, yang akan
dilaksanakan oleh kontraktor. Tim Supervisi bersama Kontraktor akan

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 52


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

melakukan survey kondisi lapangan yang ada. Survey lapangan yang


dilaksanakan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

1. Survey terhadap kondisi eksisting.


Mengawasi Kontraktor secara seksama selama survey untuk
memastikan bahwa data yang dikumpulkan sesuai dengan
kondisi lapangan, sehingga perubahan yang tepat dapat
dilakukan sesuai dengan data baru yang tersedia.

2. Survey sungai yang ada


Survey sungai antara lain mengukur kembali dimensi sungai,
lebar sungai dan kedalaman air di sekitar lokasi jembatan
tersebut.

3. Survey struktur jembatan yang ada (penggantian)


a. Jenis, ukuran dan lokasi dari struktur jembatan
b. Detail kondisi struktural dari setiap komponen jembatan
dan semua elemen–elemen tercakup yang membutuhkan
pengembalian kondisi.

E. Memeriksa Dan Mengevaluasi Rencana Kerja Kontraktor,


Rencana kerja yang disampaikan oleh kontraktor harus dipelajari dan
dipastikan akan menghasilkan produk akhir yang sesuai dengan
Spesifikasi diantaranya adalah :

1. Rencana Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan.


2. Fasilitas yang disediakan untuk pengujian bahan (quality control)
3. Urutan pelaksanaan serta metode konstruksi
4. Kapasitas dan jumlah peralatan serta personil

F. Menetapkan Prosedur Kerja Kontraktor


Prosedur kerja dan prosedur pengendalian mutu harus ditetapkan,
sehingga semua pihak yang terlibat dapat mengikuti tata cara yang

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 53


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

telah ditetapkan didalam spesifikasi. Formulir - formulir untuk


pengujian bahan dipersiapkan dan dibuat sedemikian sehingga
memuat semua data yang perlu, jelas dan mudah dimengerti.

Prosedur kerja yang lainnya juga harus ditegaskan sehingga tugas


supervisi dapat berjalan sesuai dengan apa yang dinyatakan didalam
Kerangka Acuan Kerja.

Prosedur kerja yang dimaksud diantaranya adalah :

1. Pengajuan request oleh Kontraktor pada saat akan memulai kerja


2. Persetujuan dari Konsultan
3. Pembuatan Instruksi dari Konsultan, bilamana diperlukan
4. Pembuatan gambar kerja (shop drawing) oleh Kontraktor
5. Laporan mingguan, bulanan dan laporan lain yang perlu.
6. Cara pengukuran hasil kerja (perhitungan quantity).
Semua prosedur diatas harus ditetapkan dan diketahui oleh
Kontraktor sehingga tidak terjadi kesalah pahaman atau kesulitan
didalam pelaksanaan tugas dan kemajuan pekerjaan.

5.10 TAHAP PELAKSANAAN


Untuk mencapai hasil kerja yang maksimal yang sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi teknik, diperlukan :
A. Koordinasi
Pembinaan komunikasi, koordinasi dan kerja sama yang baik diantara
fihak terkait, perlu dibina, guna kelancaran pekerjaan. Langkah atau
usaha yang dilakukan untuk membina komunikasi, koordinasi dan
kerja sama yang baik itu antara lain :
1. Pengajukan Izin Pelaksanaan Pekerjaan (Request Of Work To be
Done)
Untuk pengawasan pekerjaan, Supervision Engineer akan
mendelegasikan sebagian wewenangnya, kepada stafnya yang

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 54


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

berada dilapangan, untuk mengambil tindakan seperlunya dalam


hal yang berhubungan dengan pengawasan pekerjaan.

Untuk ini, Konsultan menempatkan personilnya yang sudah


berpengalaman dalam pengawasan teknik jembatan, minimal
sehari sebelum pelaksanaan pekerjaan fisik, kontraktor harus
mengajukan request yang dilampiri dengan gambar kerja (shop
drawing) tentang pekerjaan yang akan dilaksanakannya, hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan
sesuai dengan desain.

Dari hasil pemeriksaan Inspector, tanggapan atau komentar


terhadap request ini (disetujui atau ditolak) akan diberikan oleh
Tim Supervisi dalam waktu sesuai dengan aturan yang berlaku

2. Komunikasi
Hal ini sangat penting artinya, karena hasil akhir suatu tahapan
pekerjaan sangat tergantung kepada kualitas dan kuantitas.
Kuantitas menjadi penting, karena hal ini menyangkut biaya
pelaksanaan pekerjaan.

Inspector melakukan pengawasan pelaksanaan selama pekerjaan


berlangsung, dan Tim Supervisi akan mendapat pelaporan
mengenai kegiatan tesrsebut.

Diperlukan pengertian dari Kontraktor, bahwa seorang inspector


tidak akan bisa mengawasi terus menerus suatu tahapan
pekerjaan, dalam hal ini dituntut itikad baik dari kontraktor untuk
bekerja sesuai spesifikasi yang berlaku. Karena pekerjaan yang
tidak sesuai dengan desain dan mutu yang disyaratkan akan
ditolak untuk dibayar

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 55


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

3. Mengadakan Evaluasi
Hal ini merupakan salah satu cara untuk membina komunikasi
yang diantara fihak-fihak yang terkait, Tim supervisi, Pemimpin
Kegiatan Pembangunan Jembatan, Kontraktor dan Pemimpin
Kegiatan.

Rapat Evaluasi ini dimaksudkan untuk melakukan peninjauan


ulang terhadap kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan, baik
pekerjaan Kontraktor maupun cara pengawasan yang dilakukan
oleh Tim Supervisi dan kerjasama dengan Pemimpin Kegiatan
Jalan Kab. Indragiri Hilir, Kontraktor dan Pemimpin Kegiatan ke
arah yang lebih baik lagi.

Semua hasil rapat akan dibuatkan Berita Acara, dan akan


didistribusikan kepada peserta rapat. Rapat ini sangat berguna
dalam pelaksanaan proyek untuk mendeteksi dan membicarakan
semua masalah yang diperkirakan akan timbul selama pekerjaan
berlangsung.

B. Pembuatan Review Desain


Berdasarkan data baru yang didapat dari hasil survey lapangan yang
tersedia, konsultan akan melaksanakan kaji ulang desain (Review
Design). Kaji ulang desain secara menyeluruh ini akan
mempertimbangkan informasi terbaru menyangkut kondisi fisik dan
struktural jembatan sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi.

Hasil dari kaji ulang tersebut adalah berupa penerbitan “Change


Order” yang akan disampaikan kepada kontraktor dari perkiraan
perubahan kuantitas. Perubahan kuantitas yang terjadi ini, diharapkan
tidak akan merubah jumlah Nilai Kontrak yang telah ditetapkan.

Revisi desain ini didukung oleh perhitungan dan gambar desain, dan
berkaitan dengan Revisi Desain ini, Tim Supervisi akan menyiapkan

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 56


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

perintah-perintah kepada kontraktor sehingga perubahan tersebut


dapat dilaksanakan. Revisi desain ini dilaksanakan oleh Tim Supervisi
yang dikoordinir oleh Supervision Engineer.

C. Penanganan Contract Change Order (CCO) Dan Addenda


Pada saat terjadi perubahan kuantitas pekerjaan karena kondisi
lapangan yang ada, atas permintaan Pemimpin Kegiatan, Tim
Supervisi akan menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan
Contract Change Order dan membuat rekomendasi untuk addendum
akibat CCO, sehingga perubahan kontrak yang diperlukan dapat
dibuat secara optimum dengan mempertimbangkan aspek yang
tersedia.

Rekomendasi yang diberikan berupa Justifikasi teknik yang memuat


alasan alasan teknis dan perhitungan desain sehubungan dengan
adanya CCO. Addendum dibuat, agar perubahan kuantitas yang
terjadi secara resmi bisa dikerjakan dan ditagihkan oleh kontraktor,
D. Pengendalian Mutu Pekerjaan
Tanggung jawab pengendalian mutu dipikul oleh Supervision
Engineer dengan bantuan Lab. Technician. Pengendalian mutu suatu
tahapan pekerjaan dilakukan secara kontinyu, sesuai dengan
persyaratan dalam spesifikasi.

Salah satu tugas konsultan pengawas adalah untuk memberikan


pengertian kepada kontraktor, pentingnya kualitas hasil pekerjaan,
karena apapun alasannya, jika ternyata mutu dari hasil pekerjaan
tidak memenuhi stndar, pekerjaan itu tidak dapat diajukan untuk
pembayaran, dan kontraktor harus membongkar dan mengerjakan
kembali setiap pekerjaan yang tidak memenuhi standar mutu

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 57


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

G. Pengawasan Pekerjaan
Segera setelah Kontraktor mengajukan Request, Supervision Engineer
akan menugaskan Inspector melakukan pengukuran lokasi pekerjaan
fisik yang akan dilaksanakan. Hal ini dilakukan sehubungan dengan
pengendalian kuantitas.

Lab technician akan memeriksa bahan yang akan dipasang untuk


konstrusi, apakah sesuai atau tidak dengan contoh material yang telah
di test di laboratorium.

Pada tahapan ini, Supervision Engineer akan memeriksa kemajuan


pekerjaan secara kontinyu agar mendapat kepastian bahwa pekerjaan
sesuai dengan desain.

Konsultan pengawas akan memberikan suatu saran atau petunjuk


teknis tentang tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan oleh
kontraktor yang bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai waktu
rencana, diminta atau tidak diminta oleh kontraktor

H. Pengendalian Kuantitas
Dalam pengendalian kuantitas ini hal yang dilakukan oleh Konsultan
Pengawas dibawah berupa:
1. Pada tahapan awal pekerjaan
Melakukan penentuan ukuran konstruksi yang akan dipasang,
yang bisa berupa pengukuran acuan kerja (bowplank, patok
ketinggian, dsb) yang dipasang oleh kontraktor
2. Untuk pekerjaan yang selesai dikerjakan
Dilakukan pengukuran fisik konstruksi terpasang
Konsultan Pengawas, Pemimpin Kegiatan dan Kontraktor akan
melakukan pemeriksaan kuantitas terhadap hasil kerja
Kontraktor. Pengendalian kuantitas ini erat hubungannya
pembayaran kuantitas pekerjaan

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 58


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

3. Memeriksa Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate)


Konsultan Pengawas dibawah koordinasi Supervision Engineer
akan melakukan pemeriksaan kelengkapan data pendukung baik
data kuantitas, maupun data kualitas, terhadap pekerjaan yang
ditagihkan di dalam Sertifikat Bulanan.

Jika terdapat kuantitas pekerjaan yang ditagihkan tetapi


kelengkapan data pendukungnya tidak lengkap, maka pekerjaan
yang bermasalah tersebut akan mengalami penundaan
pembayaran, sampai data pendukungnya dilengkapi.

4. Mengatasi Permasalahan Pekerjaan Di Lapangan


Semua masalah yang timbul dilapangan akan dianalisa dan
pengukuran akan dilakukan untuk memperkecil akibat negatif
yang akan terjadi. Laporan yang terperinci yang berisi tentang
sebab dan sumber masalah, analisa dan rekomendasi dari
Konsultan Pengawas yang memuat kemungkinan tentang akibat–
akibatnya terhadap kontrak segera disampaikan kepada guna
diambil tindakan selanjutnya.

5. Menganalisa Tuntutan Kontraktor (Claims)


Tuntutan Kontraktor terhadap perubahan waktu, tambahan
biaya, kompensasi biaya dan lainnya, akan dianalisa secara
realistis oleh Konsultan Pengawas dan laporan serta
rekomendasinya akan disampaikan kepada Pemimpin Kegiatan.
Analisa akan meliputi penelitian pada situasi dan keadaan
sebenarnya yang menyebabkan timbulnya tuntutan tersebut.

6. Menjaga Arsip/File
Konsultan Pengawas akan menjaga semua arsip dan catatan
mengenai data lapangan, hasil pengujian material maupun

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 59


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

konstruksi, data pembayaran, peralatan, tenaga kerja, keadaan


cuaca dan arsip penting lainnya. Untuk dapat diperiksa kembali
jika diperlukan dan diserahkan kepada Pemimpin Proyek pada
saat selesai proyek.

7. Memberikan Petunjuk Kepada Kontraktor


Konsultan Pengawas akan membuat interprestasi yang benar serta
sesuai dengan keperluan kontrak dan menjelaskannya kepada
kontraktor sehingga kesalahan dan tuntutan yang akan timbul
akibat kesalahan pahaman dari bagian–bagian tertentu dari
Dokumen Kontrak yang sering terjadi, dapat dihindarkan

8. Membuat Laporan Kemajuan Pekerjaan


Laporan bulanan yang berisi tentang kemajuan fisik, pelaksanaan
dilapangan kualitas pekerjaan status pembayaran peralatan,
perubahan– perubahan yang terjadi, pekerjaan tambahan,
tuntutan, tenaga kerja, langkah–langkah yang diambil untuk
mempercepat pelaksanaan akan diserahkan kepada Pemimpin
Proyek.

5.11 TAHAP AKHIR PROYEK


5.11.1 Pemeriksaan Dan Persetujuan AsBuilt Drawing

Diakhir masa pelaksanaan Pekerjaan, Kontraktor akan membuat dan


mengajukan As Built Drawing, yaitu gambar-gambar konstruksi terpasang
yang ada dilapangan, dan As Built Drawing ini akan menjadi dasar
perhitungan akhir dari kuantitas pekerjaan akhir (Final Quantity), yang
sudah dikerjakan oleh kontraktor.

Konsultan Pengawas dibawah koordinasi Supervision Engineer akan


melakukan pemeriksaan As built Drawing yang diajukan oleh kontraktor.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 60


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

5.11.2 Menyiapkan Dokumen Serah Terima


Penyiapan dokumen serah terima sesuai kontrak akan dilaksanakan dan
Konsultan Pengawas akan mempersiapkan segala dokumen agar serah
terima dapat diselenggarakan secara benar, termasuk membuat catatan
tentang daftar cacat dan kekurangan pekerjaan.

5.11.3 Serah Terima Sementara (Proposional Hand Over)


1. Pengajuan untuk PHO dilakukan oleh kontraktor setelah pelaksanaan
pekerjaan dinyatakan selesai 100 % menurut rekomendasi konsultan
2. Sebelum Panitia PHO turun kelapangan, Konsultan Pengawas melakukan
pemeriksaan akhir mengenai Cacat dan Kekurangan (defect and
Deficiencies) secara keseluruhan atas hasil pekerjaan Kontraktor,
3. Daftar Cacat dan Kekurangan diserahkan kepada Panitia PHO, Panitai
PHO turun kelapangan untuk melakukan pemeriksaan akhir Cacat dan
Kekurangan dan menginstruksikan Kontraktor untuk memperbaikinya
dan Kontraktor bersedia melaksanakan perbaikan atas cacat dan
kekurangan itu, dalam kurun waktu yang diberikan oleh Panitia PHO
4. Konsultan Pengawas menyiapkan Berita Acara Serahterima sementara
(PHO), dengan melampirkan hasil pemeriksaan Cacat dan Kekurangan
yang akan segera diperbaiki Kontraktor dalam suatu kurun waktu yang
disepakati

5.11.4 Serah Terima Akhir (Final Hand Over)


1. Dilaksanakan setelah kurun waktu masa perbaikan yang
diberikan Panitia FHO selesai.
2. Dilakukan pemeriksaan terhadap perbaikan cacat dan
kekurangan
3. Bila menurut Panitia FHO, kontraktor telah selesai
melakukan perbaikan atas cacat dan kekurangan yang
tercantum dalam daftar cacat dan kekurangan. Maka
proses FHO dapat dilanjutkan

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 61


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

4. Konsultan pengawas menyiapkan Berita Acara FHO


untuk ditanda tangan oleh Panitia FHO,

5.11.5 Pemeriksaan Terhadap Pembayaran Akhir (Final Payment)


Konsultan Pengawas memastikan bahwa permohonan Pembayaran akhir,
yang diajukan oleh kontraktor, telah dilengkapi dengan back up data
kuantitas (yang berdasarkan pada As Built Drawing) , dan Final Quality,
(yang merupakan kumpulan dari pengendalian mutu/kualitas dari awal
sampai akhir pelaksanaan kerja).

5.12 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dari tahapan rencana kerja diatas maka dibuatlah suatu jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang nantinya akan menjadi acuan/patokan dari tim supervisi
dalam pelaksanaan pekerjaan Nama paket, adapun jadwal pelaksanaan
pekerjaan dapat dilihat dalam lampiran.

5.13 PELAPORAN

5.14 PENDAHULUAN
Laporan disusun mencakup narasi kegiatan dan target - target kegiatan
selama masa kontrak, yang disusun dengan menggunakan kriteria - kriteria
standar yang telah ditentukan. Informasi yang harus tercakup dalam Laporan
Pendahuluan ini terutama masalah yang menyangkut data kegiatan, lokasi
kegiatan, tahapan pelaksanaan dan ringkasan kemajuan pekerjaan, S curva
dan BOQ Kontrak. Laporan pendahuluan ini diserahkan paling lambat
setelah 14 hari SPMK diterbitkan sebanyak 5 rangkap.

5.15 LAPORAN BULANAN


Berupa Laporan kemajuan fisik dan keuangan yang dibuat dengan menggunakan
bentuk standar sesuai dengan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Bina
Marga. Dalam laporan ini harus tercakup informasi terutama masalah yang
menyangkut data kegiatan, lokasi kegiatan, tingkat kemajuan pekerjaan dan

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 62


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

penyerapan dana/pembayaran, ringkasan kemajuan pekerjaan,”S” curve dan Bill of


Quantity ( BOQ ) Kontrak. Juga akan disampaikan segala permasalahan dan
hambatan yang ditemui didalam pelalksanaan pekerjaan serta tidak turun tangan
yang telah dan akan dilakukan. Laporan Bulanan ini sudah harus dikirim kepada Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Pasaman Barat cq. Pejabat
Pembuat Komitmen atau Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Supervisi/ Pengawasan
Peningkatan Jalan Paket I dalam waktu 7 (tujuh) hari dihitung dari akhir bulan
sebanyak 3 buku/eksemplar
5.16 LAPORAN AKHIR / FINAL REPORT
5.17 Pada periode menjelang berakhir pelaksanaan kegiatan, yaitu segera
setelah pelaksanaan serah terima pertama pekerjaan (Provesional Hand Over –
PHO), konsultan harus membuat dan menyerahkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen atau Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Supervisi/ Pengawasan
Peningkatan Jalan Paket I Laporan Akhir yang berisikan : a) Ringkasan
konstruksi yang telah dilaksanakan b) Metode pelaksanaan Fisik c) Pelaksanaan
pengawasan teknis d) Rekomendasi untuk pemeliharaan yang akan datang e)
Segala permasalahan teknis yang muncul selama masa pelaksanaan f) Persoalan
yang mungkin akan timbul (bila ada) g) Berbagai macam perbaikan yang
diperlukan dimasa datang bagi kegiatan sejenis.
Sebelum dibuat “ Final Report”, konsep “Draft Final Report” harus dibuat
terlebih dahulu dan didiskisikan dengan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
Laporan akhir ini harus sudah diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Indragiri Hilir cq. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
paling lambat 15 (Lima belas hari) hari setelah pelaksanaan PHO. Laporan Akhir
dibuat sebanyak 3 (Tiga) buku/ eksemplar berukuran A.4 dengan peta –
peta pendukung berukuran A.3

5.18 DOKUMENTASI
Konsultan diharuskan membuat dokumentasi pekerjaan, hal ini untuk
mendapatkan gambaran mengenai kondisi medan proyek serta proses pekerjaan
yang dilakukan baik kontraktor pelaksana maupun konsultan pengawasan.
Konsultan harus memilih dan mengambil foto-foto pada spot-spot yang penting

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 63


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

yang menunjukkan progress pelaksanaan pekerjaan. Pengambilan foto sedapat


mungkin dapat menunjukkan identitas petugas-petugas lapangan dari konsultan
tersebut.

5.19 DOKUMEN ASBUILT DRAWING

Konsultan Pengawas akan mempersiapkan dokumen asbuilt drawing yang


meliputi setiap perubahan pada pelaksanaan pekerjaan dari desain yang telah
disetujui/disahkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Indragiri Hilir. Konsultan Pengawas dibawah pengarahan Supervision Engineer,
berkewajiban untuk menyiapkan dokumen asbuilt drawing yang memuat antara
lain hal-hal berikut :
1. Data/gambar asli sesuai dengan data/gambar saat lelang
2. Catatan perubahan pelaksanaan pekerjaan lengkap beserta data
3. Catatan yang menunjukan lokasi dan ukuran detail dari semua pekerjaan yang
telah dilaksanakan sampai saat ini dan perubahannya
4. Salinan dari semua Change Order dan Addendum apabila ada
5. Penjelasan dari alasan yang dipakai untuk perubahan pelaksanaan pekerjaan
6. Gambar-gambar yang jelas menunjukan desain asli dan desain perubahan yang
dilaksanakan
5.20 SOFT COPY
Sistem pelaporan Rutin kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Pasaman Barat dilakukan secara kolektif dari Supervision
Engineer kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi – kondisi, dan dilegkapi dengan soft copy pelaporan sebanyak 1
(satu) buah

5.21 Rencana Mutu Kontrak (RMK)

1. Ketentuan Umum

- Disusun oleh penyedia jasa setelah penandatanganan kontrak.

- Dibahas pada rapat persiapan pelaksanaan ( Pre Construction

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 64


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

Meeting).

- Dapat direvisi sesuai dengan perkembangan kondisi lapangan.

- Untuk pekerjaan yg dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi

dan Penyedia Jasa Borongan.

2. Maksud dan tujuan Penyusunan RMK

- Untuk digunakan oleh Pengguna Jasa maupun Penyedia Jasa dalam

mengendalikan kegiatan pelaksanaan pekerjaan atau kontrak.

- Tujuan agar hasil pekerjaan yg dilaksanakan Penyedia Jasa

memenuhi mutu sesuai persyaratan kontrak.

3. Sistematika penyusunan RMK

a) Informasi proyek, berisi :

- Nama Proyek/Bagian Proyek, Nama Pekerjaan, Lokasi Pekerjaan.

- Nama Pengguna Jasa/Pemilik Pekerjaan.

- Nama Penyedia Jasa Pemborongan/Konsultansi.

- Sumber Pembiayaan.

b) Struktur organisasi Pengguna Jasa

- Berisi skema organisasi lengkap dg nama dan jabatan.

c) Struktur organisasi Penyedia Jasa

- Berisi skema organisasi penyedia jasa yg langsung menangani

pekerjaan dilapangan lengakap dengan nama dan jabatan.

5.3 Lingkup Pekerjaan

- Berisi Lingkup Pekerjaan sesuai jenis pekerjaan dalam kontrak

dan perubahan, bila ada.

5.4 Ringkasan Spesifikasi Teknis atau Kerangka Acuan Kerja

- Berisi ringkasan spesifikasi teknis atau KAK termasuk standar

prosedur, standar desain, dan instruksi kerja.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 65


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

5.5 Kriteria Penerimaan, Rencana Inspeksi, dan Pengujian

- Berisi kegiatan atau pekerjaan yg akan diinspeksi, kriteria

peneriman, prosedur inspeksi dan uji.

5.6 Daftar Peralatan Kerja

- Berisi daftar yg meliputi nama, merk, kapasitas, kondisi serta

jumlah alat.

5.7 Daftar Gambar Teknik dan Dokumen Pendukung

- Berisi judul gambar, penanggung jawab rencana dan isi gambar,

termasuk perubahan dan penambahan gambar.

- Untuk pekerjaan desain, dokumen pendukung dan data-data

dibuat dlm bentuk daftar, termasuk kuantitas dan validitas

data penerbit dan tahun penerbitannya.

5.8 Jadual Inspeksi dan Pengujian

- Berisi jadual inspeksi dan pengujian selama pelaksanaan

pekerjaan.

 FASILITAS PENDUKUNG

Ruang Kantor dan Perlengkapan

Untuk menangani pekerjaan ini dibutuhkan 1 (satu) buah kantor proyek yang
berkedudukan di Indragiri Hilir yang berfungsi sebagai tempat kerja sehari-hari tim
tenaga ahli dan tenaga pendukung.

Luas kantor yang dibutuhkan adalah 150 m2 untuk ruang kerja Supervisi Engineer, dan
Tenaga Ahli lainnya, serta staf pendukung, Alat-alat kerja lapangan, ruang rapat yang
sekaligus juga dapat dicadangkan sebagai ruang konsolidasi anggota tim dari lokasi
proyek.

Ruang kantor proyek tersebut dilengkapi dengan meubeler (meja, kursi, lemari,
whiteboard, filling cabinet), telepon, modem.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 66


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah
USULAN TEKNIS
II

Komputer dan Alat-alat Tulis

Kantor proyek akan disediakan 2 (dua) unit Komputer PC dan 2 (dua) unit Notebook
yang dilengkapi dengan Modem dan printer yang menggunakan sistem jaringan,
komputer untuk tenaga ahli dan komputer untuk operator yang dihubungkan dengan
jaringan (hub). Pengadaan peralatan tersebut akan dilakukan dengan cara menyewa
(kecuali Notebook), dan semua keperluan biaya untuk sewa tersebut termasuk pajak
akan diperhitungkan di dalam usulan biaya.

Alat-alat tulis (ATK) juga akan disediakan untuk kantor. Alat-alat ini akan dibeli dan
semua biaya yang diperlukan unutk pembelian tersebut akan diperhitungkan di dalam
usulan biaya.

Telepon

Kantor telah memiliki satu line telepon, dan fasilitas faximile. Namun demikian biaya
rekening telepon setiap bulan selama proyek berlangsung akan diperhitungkan didalam
usulan biaya.

Kendaraan

Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas-tugas tenaga ahli akan disediakan 1 unit
kendaraan roda dua, untuk kegiatan transportasi proyek yang dapat digunakan oleh
seluruh tenaga ahli.

Pengadaan kendaraan tersebut akan dilakukan dengan cara menyewa untuk jangka
waktu paling lama 4 (empat) bulan. Semua biaya untuk membayar sewa kendaraan
tersebut termasuk biaya BBM dan Pajak akan diperhitungkan di dalam usulan biaya.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal.V - 67


Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS

DAFTAR PERALATAN PT. WANDRA CIPTA ENGINEERING CONSULTANT

H. Data Fasilitas / Peralatan / Perlengkapan yang mendukung

No. Jenis Fasilitas / Peralatan / Jumlah Kapasitas Merk & Type Tahun Kondisi Lokasi Bukti Milik /
Perlengkapan Pembuatan (%) Sekarang Sewa Beli / Sewa
1 Komputer 6 Simbadda / LG 2008 - 2014 100 Pekanbaru Milik sendiri
2 Laptop 1 Asus Zenbook UX32UD 2013 100 Pekanbaru Milik sendiri
3 Printer A4 3 Brother DCP J 125 2010 - 2012 90 - 99 Pekanbaru Milik sendiri
4 Printer A4 2 CANON 2013 90 - 99 Pekanbaru Milik sendiri
Printer A3/SCANER 1 Brother MFC-J5910DW 2013 99 Pekanbaru Milik sendiri
5
6 Kamera Digital 2 p 2012 95 Pekanbaru Milik sendiri
Dynamic Cone
DCP 1 115x20x20 2012 95 Pekanbaru Milik sendiri
7 Penetrometer/CBR
Value ( SO - 150)
8 Theodolite 1 Shokia 2001 90 Pekanbaru Milik sendiri
9 Water Pass 1 Shokia 2001 90 Pekanbaru Milik sendiri
10 Alat Komunikasi 2 Lenovo & Sony 2013 100 Pekanbaru Milik sendiri
11 Handycam 1 Sony 2010 85 Pekanbaru Milik sendiri
12 Kendaraan Roda 4 1 Opel 2003 80 Pekanbaru Milik sendiri
13 Kendaraan Roda 2 2 Honda 2012 - 2013 90 - 97 Pekanbaru Milik sendiri
14 Kendaraan Roda 2 2 Honda 2012 90 - 97 Pekanbaru Milik sendiri
15 Soil Test (Sondir) 1 5 Ton 2005 80 Pekanbaru Sewa
16 Soil Test (Bor Mesin) 1 YBM 2005 80 Pekanbaru Sewa
17 Meteran 2 50 m 2010 100 Pekanbaru Milik sendiri
18 Compass 1 Sunto 2005 80 Pekanbaru Milik sendiri
19 PLOTTER A-1 1 Hp 2008 90 Pekanbaru SEWA
20 GPS 1 Garmin 2014 90 Pekanbaru Milik sendiri
Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II

Lampiran-Lampiran
Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II USULAN TEKNIS
Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II
Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II
Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Permukiman Wilayah II

Anda mungkin juga menyukai