Anda di halaman 1dari 196

DOKUMEN USULANAN TEKNIS

PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN


A-1
Tentang Kami
PT. WANDRA CIPTA ENGINEERING
CONSULTANT adalah perusahaan Konsultan
swasta yang berkedudukan di Pekanbaru,
dimiliki dan dikelola sepenuhnya oleh Tenaga
Ahli Indonesia. Sejak berdirinya pada tanggal
01 Februari 2007, PT. WANDRA CIPTA
ENGINEERING CONSULTANT telah
memberikan kontribusi bagi kemajuan
pembangunan Indonesia khususnya Propinsi
Visi
VISI
Riau dan berhasil baik dalam menyelesaikan
PT. WANDRA CIPTA ENGINEERING CONSULTANT :
bermacam-macam proyek yang ditugaskan.
Menjadi Perusahaan Jasa Konsultansi yang terkemuka di
Saat ini PT. WANDRA CIPTA ENGINEERING
Indonesia dengan memberikan layanan yang berkualitas
CONSULTANT telah memiliki beberapa orang dan professional dalam rangka bersama – sama
membangun Indonesia.
Tenaga Ahli yang Potensial, handal dan
berpengalaman luas dalam bidang keahliannya
masing-masing. Untuk dapat mengikuti
perkembangan Teknologi yang senantiasa
Misi
terbaharui dan untuk mempertinggi kualitas
layanan kami, para Tenaga Ahli PT. WANDRA 1. Menyediakan Jasa Konsultansi yang baik dan
CIPTA ENGINEERING CONSULTANT secara berpengalaman dengan mengutamakan Kualitas
pekerjaan
aktif ikut serta dalam program-program 2. Memberikan solusi perencanaan yang dibutuhkan
Pengembangan sumber daya manusia, seluruh wilayah di Indonesia dalam mewujudkan
Indonesia yang sejahtera.
pelatihan dan seminar-seminar. Disamping itu
3. Merekrut tenaga ahli senior yang handal serta
apabila dibutuhkan, kami juga mengundang mendidik Tenaga-tenaga muda yang sarat dengan
para professional lokal maupun nasional yang
idealisme dan vitalitas tinggi
4. Menjalin hubungan dengan perguruan tinggi
sudah diakui kepakarannya untuk dilibatkan maupun sesama konsultan baik di Indonesia
dalam proyek-proyek yang kami laksanakan maupun luar negeri

sebagai Penasehat Teknis.


Motto Kami “Bekerja dengan Baik dan
Menjunjung Tinggi Profesi”

DOKUMEN USULANAN TEKNIS


PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
A-2
LINGKUP LAYANAN
Siap Melayani Pekerjaan Jasa Konsultansi di seluruh Indonesia
JASA

PENGAWASAN PENATAAN SURVEI DAN


REKAYASA RUANG TELEMATIK
A
PERENCANAAN PERENCANAAN TATA
REKAYASA ARSITEKTUR LINGKUNGAN

BIDANG PENGAWASAN REKAYASA


Pengawasan Rekayasa merupakan suatu sistem proses pengawasan konstruksi, dan rekayasa Teknik sipil.
PT. Wandra Cipta Engineering Consultant memiliki pengalaman di Bidang Pengawasan Rekayasa selama
kurang lebih 12 tahun. Sehingga PT. Wandra Cipta Engineering Consultant telah berpengalaman di
bidang Pengawasan Rekayasa. Subklasifikasi dari layanan Pengawasan Rekayasa antara lain :
1. Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung;
2. Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Transportasi;
3. Jasa Pengawas pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Air.

PENDEKATAN

PT. WANDRA CIPTA ENGINEERING CONSULTANT percaya bahwa pendekatan terbaik agar
dapat memberikan bantuan Teknis dan layanan Konsultasi Engineering berkualitas tinggi, untuk itu
Perusahaan haruslah memiliki beberapa kriteria sebagai berikut:

DOKUMEN USULANAN TEKNIS


PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
A-3
1. Pengalaman yang cukup dalam manajemen bisnis untuk menjamin terlaksananya proyek
secara ekonomis dan efisien, serta ketepatan waktu dalam pelaporan kemajuan pekerjaan.
2. Tenaga inti yang terdiri dari para Insinyur dan spesialis professional yang qualified yang
dapat menjamin terlaksananya suatu pekerjaan dengan mutu terbaik melalui pengamatan
dan pengawasan yang teliti.
3. Suatu database dan jaringan Tenaga Ahli berpengalaman yang dapat menghasilkan
kualitas kerja yang baik pada berbagai macam proyek.
4. Perpustakaan dan literature yang lengkap untuk membantu pengembangan wawasan.
5. Pengetahuan akan hakikat hukum, peraturan dan kebiasaan masyarakat Indonesia
sehingga pelaksanaan proyek sejalan dengan kebiasaan dan tidak bertentangan dengan
adat istiadat masyarakat.
6. Kemauan menggabungkan Tenaga Ahli dari latar belakang daerah dan pendidikan yang
berbeda untuk menghasilkan team terbaik dalam melaksanakan penugasan proyek-proyek.
7. Kemampuan menyiapkan laporan dan hasil study berkualitas tinggi sesuai dengan tingkat
profesionalisme staff dan tenaga penunjang yang terlibat.
8. Pemahaman perusahaan akan pentingnya arti disiplin dan kejujuran dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

LINGKUP PELAYANAN

Dengan dilengkapi fasilitas dan peralatan modern termasuk Piranti lunak untuk rekayasa dan
management, Piranti keras Computer yang Hight Quality, perlengkapan Lapangan dan
Laboratorium untuk investigasi Geoteknik, Study Hidrologi, Survey Topografi dan pemetaan. Kami
siap untuk memberikan layanan dengan standart kinerja tinggi yang dibutuhkan untuk memenuhi
setiap keinginan dan tujuan klien. Klien dapat menunjuk PT. WANDRA CIPTA ENGINEERING
CONSULTANT untuk layanan yang bersifat menyeluruh ataupun sebagian, mulai dari study
pendahuluan, Perancangan, Perencanaan sampai pada pengawasan, Operasi dan evaluasi pasca
konstruksi. Selengkapnya, Lingkup layanan yang dapat diberikan meliputi:
 Identifikasi Dan Study Pendahuluan
 Study Teknis Dan Kelayakan
 Penyusunan Masterplan, Rencana (Desain) dan Pengembangan
 Penyiapan Dokumen Tender
 Estimasi Biaya Dan Evaluasi Penawaran
 Supervisi Dan Manajemen Konstruksi
 Manajemen Dan Pelatihan
 Analisa Dampak Lingkungan

DOKUMEN USULANAN TEKNIS


PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
A-4
 Pemantauan Dan Evaluasi Manfaat Proyek (PBME)
 System Informasi Manajemen

BIDANG KEGIATAN UTAMA PT. WANDRA CIPTA ENGINEERING CONSULTANT


SIPIL
Teknik jalan dan jembatan
 Pengumpulan data lalu- lintas, analisis, perhitungan keamanan lalu-lintas.
 Study, investigasi, perencanaan fasilitas dan system pengontrolan lalu-lintas.
 Study dan pengembangan areal parkir
 Perencanaan dan perancangan system jaringan jalan, penentuan rute/jalur
 Perencanaan, perancangan dan pengawasan jalan bebas hambatan, jalan arteri, jalan
primer, dan skunder
 Perencanaan interchange dan persimpangan
 Perencanaan, perancangan dan pengawasan jembatan.

DOKUMEN USULANAN TEKNIS


PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
A-5
Transportasi laut dan sungai
 Pembangunan, operasi dan pemeliharaan pelabuhan
 Struktur dan rekayasa bangunan pantai dan lepas pan dermaga, break water dan alur
pelabuhan
 Pembangunan pelabuhan perikanan
 Bongkar muat kargo dan system transportasi

Irigasi, Drainase dan Pengembangan Sumber Daya Air


 Manajement dan Pengembangan sumber air
 Manajement Watershed
 Perencanaan system dan organisasi drainase
 Perencanaan system dan organisasi Irigasi
 Pengendalian dan pencegahan banjir, perlindungan sungai reklamsi pantai dan
pengembangan untuk pertanian
 Waduk dan bendungan

PLANOLOGI
Perencanaan kota dan Wilayah
 Perencanaan Wilayah
 Perencanaan Kota
 Pengembangan kawasan (industri, suaka dll)
 Permukiman Transmigrasi
 Pengembangan pariwisata dan rekreasi
 Pengembangan lahan pasang surut

DOKUMEN USULANAN TEKNIS


PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
A-6
ARSITEKTUR
Design Arsitektur, Lansekape & Interior
 Perencanaan dan rancangan arsitektur, manajement konstruksi
 Lansekape dan perancangan Land development, rest area dan taman hutan
 Analisis dan asesmen dinamika struktur bangunan tinggi
 Perencanaan dan pengawasan bangunan rumah sakit, sekolah dan kampus universitas,
gedung pemerintah maupun swasta
 Perancangan interior dan perencanaan ruang

DOKUMEN USULANAN TEKNIS


PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
A-7
DIVISI

4
22
SUMBER DAYA KEUANGAN
SUMBER DAYA

1
MANUSIA

3
Bertugas mengurus Pajak,
ADMINISTRASI MANUSIA mengurus kas kecil dan kas besar,
Bertugas merekrut tenaga ahli yang TEKNIK menyimpan dan mengarsip nota
sarat akan idealisme serta tenaga pembelian, menyusun invoice
Bertugas mengikuti lelang dan senior yang berpengalaman, pekerjaan.
proses pendaftaran lelang, pemantauan kinerja dari Bertugas mengerjakan pekerjaan
menyiapkan berkas administrasi keseluruhan tenaga kerja, sesuai dengan bidangnya masing
pembuktian kualifikasi, mengarsip memotivasi tenaga kerja agar – masing dan bertanggungjawab
surat masuk, pembuatan surat bekerja maksimal. pada kualitas dan kinerja dari
keluar, dan tugas lainnya yang proyek yang ditangani.
terkait administrasi.

Divisi-divisi tersebut diatas diisi oleh kelompok ahli dari Institut Teknologi Padang,
Universitas Andalas Padang, Universitas Bung Hatta Padang, Universitas Riau, Universitas
Islam Riau, serta Universitas Lainnya. Dimana dari masing-masing divisi tersebut memiliki
lingkup kerja yang merupakan penjabaran serta realisasi dari tugas yang diemban dari
masing-masing divisi. Lingkup Kerja dari masing-masing divisi terdapat pada pembahasan
berikut.

DOKUMEN USULANAN TEKNIS


PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
A-8
Lingkup Kerja Divisi Administrasi
Divisi administrasi dalam menjalankan tugasnya, memiliki lingkup kerja yaitu menyusun
dan mempersiapkan data dan bertanggung jawab dalam pada setiap proses lelang hingga
proses persiapan dan penyerahan invoice dari setiap pekerjaan. Masing – masing staff
administrasi memiliki buku dan penjadwalan dari pekerjaan yang akan diikuti proses
lelangnya, serta memiliki backup data terkait administrasi dari masing-masing pekerjaan
yang sedang berlangsung.

Lingkup Kerja Divisi Teknik


Divisi teknik dalam menjalankan tugasnya terbagi kedalam kelompok keahlian yang
dikelompokkan berdasarkan kesamaan lingkup pekerjaan yaitu kelompok planologi,
arsitek, teknik lingkungan, teknik geodesi-geologi, teknik sipil, serta telematika. Lingkup
kerja dari kelompok keahlian dalam menjalankan tugasnya adalah sebagai berikut.

Sub Divisi Planologi

Sub Divisi Arsitek

Sub DivisiLingkungan

Sub Divisi Geodesi

Safety Factor
Stasioning Stages Sip Surface
Deformation

Sub Divisi Sipil dan Kelautan

Section 1 Permodelan Geometri -


Safe
Sub Divisi Lainnya Stasioning Stages Sip Surface
Def

Kelompok Keahlian lainnya, terlingkup didalammnya


Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Informatika,
Ekonomi, Hukum, Managemen, Pertanian. Section 1 Preloading Tahap 1

DOKUMEN USULANAN TEKNIS Section 1 Meshing -

PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN


A-9
Section 1 SF Preloading Tahap 1
Lingkup Kerja Divisi Pengembangan SDM
Salah satu elemen organisasi adalah sumber daya manusia. Dibandingkan dengan elemen-
elemen yang lain, maka manusia merupakan elemen yang paling utama dalam
menjalankan perilaku organisasi. Perilaku manusia di dalam organisasi diperngaruhi oleh
banyak faktor seperti sistem organisasi yang berlaku maupun pengembangan sumber
daya manusia yang dilakukan untuk mencapai tujuan sistem organisasi tersebut.

Permasalahan yang sering muncul dalam suatu organisasi adalah seberapa jauh setiap
tenaga kerja sebagai sumber daya yang dapat menyelaraskan dan menyesuaikan tujuan
sistem. Berkaitan dengan hal tersebut, pengelolaan sumber daya manusia merupakan
aktivitas yang terdiri dari pengadaan, pemeliharaan dan peningkatan sumber daya manusia,
sehingga permasalahan selanjutnya adalah tata cara menggali potensi yang ada pada
tenaga kerja itu sendiri. Pengembangan sumber daya manusia disesuaikan dengan
kebutuhan pengembangan potensi kebutuhan pengembangan potensi yang ada, agar
kemampuan tenaga kerja terus meningkat. Pada dasarnya pengembangan sumber daya
manusia sangat bermanfaat untuk peningkatan efesiensi dan efektivitas kerja yang pada
akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Termasuk dalam program ini adalah sebagai
berikut :
 Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan tenaga kerja tidak dapat dilepaskan dari perencanaan sumber daya
manusia (human resources planning). Perencanaan tenaga kerja dilakukan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan tenaga kerja, baik kualitas maupun kuantitas yang disesuaikan
dengan lingkup kerja, jenis, volume dan teknologi yang digunakan (job specification).
Termasuk dalam paket pekerjaan ini adalah mengklarisifikasikan persyaratan-
persyaratan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan yang juga dilakukan dengan melalui
analisa terhadap faktor - faktor ekstern dan intern.
 Pengadaan Tenaga Kerja
Pengadaan tenaga kerja ini merupakan kelanjutan dari pada perencanaan tenaga kerja.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan persyaratan
yang dibutuhkan.
 Pengembangan Tenaga Kerja
Tujuan pengembangan tenaga kerja adalah untuk meningkatkan kemampuan dasar
yang sudah dimiliki tenaga kerja. Keuntungan yang bisa didapat dengan adanya
program ini adalah dapat meningkatkan produktivitas dengan cara menggali potensi-
potensi yang ada pada tenaga kerja.

Sebagai awal dari program pengembangan dan peningkatan produktivitas kerja,


dibutuhkan adanya standar-standar kerja. Dimana standar-standar tersebut adalah standar
prosedur siklus kerja, standar waktu baku, standar peralatan kerja, standar ruang kerja,
standar material, standar produk serta standar metode pengkuran kerja. Dengan adanya
standar ini, diupayakan dapat dilakukan evaluasi kerja yang terukur.

DOKUMEN USULANAN TEKNIS


PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
A-10
Kantor Cabang

Provinsi
Kota Batam Kota
Sumatera
Barat Pekanbaru

Provinsi Kabupaten
Sumatera Kabupaten Kepulauan
Selatan Bengkalis Mentawai

Kantor Pusat
Jl. Soekarno Hatta Gg. Merpati No. 04
Tampak Luar Front Office Pekanbaru - Riau
Ruang Administrasi

Ruang Rapat
Ruang Kerja

DOKUMEN USULANAN TEKNIS


PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
A-11
> LEGALITAS
PT. WANDRA CIPTA engineering Consultant yang ber alamat di Jl.
Soekarno Hatta GG. Merpati No 04 Pekanbaru Riau adalah
perusahaan yang taat kepada peraturan yang berlaku untuk itu
kami sealaku badan usaha harus memiliki legalitas yang jelas dan
dapat di pertanggung jawabkan.

a. Data Administrasi
1. Nama Perusahaan : PT. WANDRA CIPTA ENGINEERING CONSULTANT
2. Status Perusahaan : Kantor Pusat
3. Alamat Perusahaan : Jl. Soekarno Hatta, Gg. Merpati No. 04 Pekanbaru – Riau
Telepon : (0761) 6708971
Email : pt.wandracipta@gmail.com

b. SIUP
1. No. Izin Usaha Jasa : 474/K.04.01/BPTPM/III/2016
2. Masa Berlaku : 02 Maret 2021
3. Instansi Pemberi Izin : BPT Kota Pekanbaru

c. SIUJK
1. No. Izin Usaha Jasa : I-343852-1471-4-01719
2. Masa Berlaku : 22 Januari 2019
3. Instansi Pemberi Izin : Pemerintah Kota Pekanbaru

d. Landasan Hukum Pendirian Perusahaan


1. Akte Pendirian Perusahaan
1.1. Notaris : Dewi Farni Dja’afar, SH
1.2. Nomor : 01
1.3. Tanggal : 01 Februari 2007
2. Akte Perubahan Terakhir

DOKUMEN USULANAN TEKNIS


PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
A-12
1.1. Notaris : Kevin Ardian, SH, SE, M.Kn
1.2. Nomor : 14
1.3. Tanggal : 15 Mei 2018

Pemegang modal atau susunan kepemilikan modal pada PT. Wandra Cipta Engineering Consultant
adalah sebagai berikut :

1. Benni Wandra, ST : 40 %

2. Tommi Kurnia, ST : 60 %

Susunan kepengurusan yang terdapat pada PT. Wandra Cipta Engineering Consultant adalah
sebagai berikut :

1. Komisaris Utama : Tommi Kurnia, ST

2. Komisaris : Riki Alfadri, SE

3. Komisaris : Muhammad Alvi

4. Direktur Utama : Benni Wandra, ST

5. Direktur : Richo Eka Walfianda

6. Direktur : Laode Muhammad Ichsan

7. Direktur : Peri Eka Putra, ST

8. Direktur : Mawardi, A.Md

DOKUMEN USULANAN TEKNIS


PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
A-13
STRUKTUR ORGANISASI PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant

KOMISARIS UTAMA
Tomi Kurnia, ST

DIREKTUR UTAMA
Benni Wandra, ST

DIREKTUR DIREKTUR
Richo Eka Walfianda Mawardi, A.Md
Laode M. Ichsan
Peri Eka Putra, ST

Divisi Teknik Divisi Pengembangan Divisi Administrasi Divisi Keuangan


Sumber Daya Manusia

Sub Divisi Sipil Sub Divisi Perekrutan Sub Divisi Pelelangan Sub Divisi Perpajakan

Sub Divisi Arsitektur Sub Divisi Pengawasan Sub Divisi Legalitas Sub Divisi Logistik

Sub Divisi Lingkungan Sub Divisi Kontrak Sub Divisi Penagihan

Sub Divisi Penawaran


Sub Divisi Geodesi

Sub Divisi Mitra Kerja


Sub Divisi Geoteknik

Sub Divisi Planologi

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini maka dibutuhkan peralatan


penunjang untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut, peralatan yang dimaksud adalah
peralatan administrasi, aplikasi, peralatan survey dan peralatan penunjang lainya yang
berguna dalam proses pengerjaan paekerjaan tersebut, dan peralatan tersebut merupakan
peralatan terupdate atau yang terbaru, dan PT. Wandra Cipta Engineering Consultant telah
memiliki beberapa peralatan tersebut, dan untuk mengetahui dengan lebih jelasnya dapat
dilihat melalui tabel berikut ini :

DOKUMEN USULANAN TEKNIS


PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
A-14
Daftar Peralatan PT. Wandra Cipta Engineering Consultant

H. Data Fasilitas / Peralatan / Perlengkapan yang mendukung

No. Jenis Fasilitas / Peralatan / Jumlah Kapasitas Merk & Type Tahun Kondisi Lokasi Bukti Milik /
Perlengkapan Pembuatan (%) Sekarang Sewa Beli / Sewa
1 Komputer 6 Simbadda / LG 2008 - 2014 100 Pekanbaru Milik sendiri
2 Laptop 1 Asus Zenbook UX32UD 2013 100 Pekanbaru Milik sendiri
3 Printer A4 3 Brother DCP J 125 2010 - 2012 90 - 99 Pekanbaru Milik sendiri
4 Printer A4 2 CANON 2013 90 - 99 Pekanbaru Milik sendiri
Brother MFC-
Printer A3/SCANER 1 2013 99 Pekanbaru Milik sendiri
5 J5910DW
6 Kamera Digital 2 p 2012 95 Pekanbaru Milik sendiri
Dynamic Cone
DCP 1 115x20x20 2012 95 Pekanbaru Milik sendiri
7 Penetrometer/CBR
Value ( SO - 150)
8 Theodolite 1 Shokia 2001 90 Pekanbaru Milik sendiri
9 Water Pass 1 Shokia 2001 90 Pekanbaru Milik sendiri
10 Alat Komunikasi 2 Lenovo & Sony 2013 100 Pekanbaru Milik sendiri
11 Handycam 1 Sony 2010 85 Pekanbaru Milik sendiri
12 Kendaraan Roda 4 1 Opel 2003 80 Pekanbaru Milik sendiri
13 Kendaraan Roda 2 2 Honda 2012 - 2013 90 - 97 Pekanbaru Milik sendiri
14 Kendaraan Roda 2 2 Honda 2012 90 - 97 Pekanbaru Milik sendiri
15 Soil Test (Sondir) 1 5 Ton 2005 80 Pekanbaru Sewa
16 Soil Test (Bor Mesin) 1 YBM 2005 80 Pekanbaru Sewa
17 Meteran 2 50 m 2010 100 Pekanbaru Milik sendiri
18 Compass 1 Sunto 2005 80 Pekanbaru Milik sendiri
19 PLOTTER A-1 1 Hp 2008 90 Pekanbaru SEWA
20 GPS 1 Garmin 2014 90 Pekanbaru Milik sendiri

DOKUMEN USULANAN TEKNIS


PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
A-15
MITRA KERJA

PT. WANDRA CIPTA ENGINEERING CONSULTANT Telah menerima penugasan dari sejumlah
mitra kerjanya yaitu Sbb:
- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

- Dinas PU Kimpraswil

- Dinas Pendidikan

- Dinas Perhubungan

- Dinas Tata Kota

- Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

- Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD)

- Badan Pertanahan Nasional

- PT. RAPP

- dan lain-lain

DOKUMEN USULANAN TEKNIS


PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
A-16
FOTO DATA FASILITAS KANTOR
FOTO KENDARAAN RODA EMPAT

ALAT GPS

HANDYCAM

DOKUMEN USULANAN TEKNIS


PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
A-17
LEMARI KANTOR

PC

LEMARI

KENDARAAN RODA 2

DOKUMEN USULANAN TEKNIS


PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
A-18
PRINTER A4

PRINTER A3

DRONE DJI PHANTOM 4 PRO

DOKUMEN USULANAN TEKNIS


PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
A-19
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. II - 1


USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

II.1 UMUM
Sejak berdiri PT. WANDRA CIPTA ENGINEERING CONSULTANT telah
mempunyai pengalaman yang banyak dan mempunyai tenaga ahli yang mampu
mengerjakan pekerjaan Perencanaan di bidang Sipil dan Arsitektur. Daftar
Pengalaman Kerja Perusahaan Sejenis dalam kurun waktu 10 (sepuluh) Tahun
Terakhir dapat dilihat pada, halaman di bawah ini.

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. II - 2


USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. III - 1


USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

3.1. Umum

Daftar uraian pengalaman kerja sejenis 10 tahun terakhir dapat dilihat pada
gambar berikut ini dapat dilihat pada lembar lampiran.

Daftar pengalaman perusahaan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant Hal. III - 2


USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

Hal. I - 1
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

1.1. PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA


1.1.1. Latar Belakang Pekerjaan
Infrastruktur jalan sebagai bagian sistem transportasi jalan nasional, berperan
penting dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta
lingkungan. Jaringan jalan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan
wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah,
membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional serta membentuk struktur
ruang dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan nasional.
Namun dalam pelaksanaannya pembangunan jalan tidak terlepas dari kegiatan
pengadaan tanah, sehingga agar proses tersebut dilaksanakan secara adil, perlu
disusun suatu kerangka kebijakan pengadaan tanah sebagai upaya
memastikan bahwa proses dapat berjalan dengan baik tanpa menimbulkan
dampak negatif yang berarti terhadap kehidupan sosial ekonomi penduduk terkena
proyek.
Untuk memastikan bahwa tidak ada warga yang dirugikan baik melalui pemberian
kompensasi yang wajar dan/atau pemulihan kondisi sosial ekonomi warga, maka
secara ideal sebelum pembebasan tanah perlu dilakukan kajian sosial
ekonomi terlebih dahulu yaitu melalui penyiapan dokumen Land Acquisition
and Resettlement Action Plan (LARAP) atau Rencana Kerja Pengadaan Tanah,
Pemukiman Kembali dan Pemberdayaan (RK-PTPKP). Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota perlu menyiapkan rencana secara menyeluruh
mengenai pengambil-alihan aset untuk kepentingan Proyek, besarnya ganti
rugi, pemukiman kembali dan pemberdayaan Warga Terkena Proyek (WTP).
Prinsip utama yang dianut, bahwa penduduk yang direlokasi kehidupan sosial
ekonominya minimal sama atau setara dengan sebelum direlokasi,seperti
terdapat dalam UU No 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi
pembangunan Kepentingan umum, pasal 9 ayat 1, bahwa penyelenggaraan
pengadaan tanah untuk kepentingan umum memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan pembangunan dan masyarakat.
Hal tersebut sejalan dengan amanat Undang-undang Republik Indonesia No.
38 Tahun 2004 tentang Jalan yang menegaskan bahwa pelaksanaan pembangunan
jalan dapat dimulai pada bidang tanah yang telah mendapat ganti kerugian
atau telah dicabut hak atas tanahnya (pasal 59 ayat 2). Para pemegang hak
atas tanah, atau pemakai tanah negara, atau masyarakat ulayat hukum adat,

Hal. I - 2
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

yang tanahnya diperlukan untuk pembangunan jalan, berhak mendapat ganti


kerugian (pasal 58 ayat 3).
Hal ini diperkuat juga dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
34 Tahun 2006 tentang Jalan yang memuat uraian bahwa jalan umum
dibangun di atas tanah yang dikuasai oleh Negara (pasal 90 ayat 1). Dalam hal
pelaksanaan konstruksi jalan umum di atas hak atas tanah orang, pelaksanaan
konstruksi jalan umum dilakukan dengan cara pengadaan tanah (pasal 90 ayat 2).
Pada prinsipnya seluruh kegiatan pembangunan jalan baru, pelebaran jalan atau
perbaikan alinyemen akan dilaksanakan dengan memperhatikan kepentingan dan
manfaat bersama khususnya penghormatan hak-hak atas tanah perorangan yang
terkena proyek jalan. Di sisi lain, keterlibatan masyarakat diperlukan dalam
rangka penyelengara jalan secara berdaya guna dan berhasil guna.
Dalam rangka mengkaji potensi dampak sosial dari sub proyek, upaya
mengantisipasi dampak, serta mitigasi, maka perlu dilakukan studi LARAP (Land
Acquisition and Resettlement Action Plan) atau Rencana Kerja Pengadaan Tanah
dan Pemukiman Kembali)

1.1.2. Maksud dan Tujuan Pekerjaan


Maksud dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut : Mengumpulkan informasi
mengenai kondisi sosial ekonomi penduduk yang tanahnya atau asset lainnya
terkena rencana proyek pelebaran jalan serta untuk mengetahui persepsi dan
aspirasi penduduk setempat atas kehadiran proyek tersebut.
Menyiapkan alternatif kebijakan pengadaan tanah, pemukiman kembali dan
pemberda. Menyusun sebuah rencana kerja pengadaan tanah, pemukiman
kembali dan pemberdayaan sebagai pedoman dan upaya terencana bagi
proses pelaksanaan pengadaan tanah, pemukiman kembali dan pemberdayaan
bagi Warga Terkena Proyek (WTP).

1.1.3. Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan


Sebagai upaya memahami Kerangka Acuan Kerja, Penyedia jasa akan memberikan
tanggapan maupun komentar terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang disusun
oleh Pungguna jasa telah memberi arahan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
penyedia jasa.

Hal. I - 3
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

Berikut ini uraian dan Tanggapan Konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja
tersebut:
1. Pada kerangka acuan kerja tidak terdapat tenaga penunjang seperti buruh
atau pekerjan harian yang akan membantu surveyor dalam melaksanakan
pengukuran karena menurut hemat kami dalam pekerjaan pengukuran
batas tanah atau lahan dan bangunan tidak dapat dilakukan seorang
surveyor tanpa bantuan orang lain jadi dibutuhkan minimal 1 orang buruh
tenaga harian.
2. Pada kerangka acuan kerja pelaporan yang dilaksanakan adalah laporan
pendahuluan, laporan Draf (konsep Laporan Akhir) dan laporan akhir maka
menurut hemat kami karena pekerjaan melebihi dari 2 bulan sebaiknya juga
dibuat laporan bulanan sehingga dapat diketahui progres kemajuan
pekerjaan setiap bulannya.

1.1.4. Tanggapan Terhadap Jangka Waktu Pelaksanaan


Waktu Pelaksanaan Pekerjaan “Perencnaan Pengadaan Tanah Jalan/Jembatan”
adalah 90 (Sembilan Puluh) hari Kalender atau 3 (Tiga) bulan terhitung sejak
tanggal ditetapkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
Menurut hemat konsultan waktu ini cukup padat mengingat pekerjaan
inventarisasi data dan Survey KADASTRAL yang harus dilakukan tersebar di
Provinsi Sumatera Barat Pekerjaan Perencanaan Pengadaan Tanah
Jalan/Jembatan sepanjang lebih kurang 16.000 m’ (STA 0+900 – STA 16+000).
Walaupun demikian, konsultan akan memperhatikan dan mempergunakan waktu
tersebut dengan seefisien mungkin agar pekerjaan ini
dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan hasil yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan.

1.1.5. Tanggapan Terhadap Ruang Lingkup Pekerjaan


Penyusunan LARAP di Bidang Jalan tidak mempunyai penjelasan secara
langsung /harafiah di dalam peraturan perundang–undangan Republik Indonesia.
Meskipun demikian, karena LARAP masih terkait dengan proses pengadaan tanah
untuk pembangunan jalan maka terdapat peraturan perundang–undangan,
Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri yang menjadi acuan.
Ketentuan perundangan dan peraturan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Hal. I - 4
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.


2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1981 Tentang Pelayanan
Kesejahteraan Sosial Bagi Fakir Miskin.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan.
6. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum.
7. Peraturan Kepala BPN Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pengadaan Tanah.
8. Pedoman Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan, Nomor
09/ BM/ 2009.

1.1.6. Ketentuan Umum Penyusunan Land Acquisition and Resetlement


Action Plan (LARAP)
Land Acquisition and Resetlement Action Plan (LARAP) merupakan rencana
tindak penanganan dampak sosial ekonomi akibat pengadaan tanah dan
pemukiman kembali yang disyaratkan oleh Kebijakan Operasional Bank Dunia
O.P. 4.12 untuk rencana pembangunan dan/ atau peningkatan jalan yang dibiayai
Bank Dunia melalui mekanisme pinjaman atau hibah luar negeri (PHLN). Pada
perkembangannya, persyaratan penyusunan LARAP ini juga diterapkan oleh
beberapa Lembaga Donor lainnya seperti Asian Development Bank (ADB) dan
Islamic Development Bank (IDB) untuk rencana pembangunan dan/ atau
peningkatan jalan yang dibiayai oleh dana PHLN. LARAP perlu disusun jika
direkomendasikan dari hasil penyaringan sosial terhadap rencana pembangunan
dan/ atau peningkatan jalan. Penyaringan sosial dilakukan oleh Tim Konsultan
Persiapan atau disebut Project Preparation Technical Assistance (PPTA) di
bawah koordinasi Direktorat Bina Program pada saat persiapan Loan
Agreement berdasarkan data dari Feasibility Study (FS) dan/atau Pra FS. Adapun
untuk pemrakarsa penyusunan LARAP dan pemantauan/ monitoring LARAP di
Ditjen Bina Marga diwakili oleh Project Management Unit (PMU) dari kegiatan

Hal. I - 5
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

PHLN terkait. Penyusunan LARAP ini dapat dilakukan dengan menunjuk pihak
ke dua (jasa konsultansi) sebagai tim penyusun LARAP dengan kebutuhan
tenaga ahli minimal S1 semua jurusan (lebih diutamakan Sosial) yang memiliki
pengalaman di bidang sosial/ pengadaan tanah di bidang jalan. Tim penyusun
yang dibutuhkan adalah termasuk tenaga ahli dalam bidang sosiologi, sosial
ekonomi/koperasi, pertanahan, dan pemukiman kembali. Durasi waktu pekerjaan
untuk menyiapkan Dokumen LARAP tergantung dari panjang jalan yang
direncanakan dan jumlah sumber daya tenaga ahli (tim penyusun) yang
terlibat. Dengan proporsi jumlah tim penyusun yang memadai biasanya
penyusunan LARAP dilakukan dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan. Berdasarkan
4 (empat) tahapan pengadaan tanah yang disebutkan dalam Peraturan
Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, penyusunan LARAP
adalah bagian dari perencanaan pengadaan tanah. Penyusunan LARAP dimulai
setelah Detailed Engineering Design (DED) ditetapkan, kemudian Dokumen
LARAP yang telah mendapatkan persetujuan dari PEMDA dan Lembaga Donor
dapat menjadi lampiran dari Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah yang
diserahkan oleh Ditjen. Bina Marga kepada Gubernur dalam rangka pengadaan
tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum. Implementasi
LARAP dimulai sejak tahap Persiapan Pengadaan Tanah hingga selesainya
tahap Penyerahan Ganti Kerugian. Pada saat implementasi ini tim konsultan
monitoring di bawah koordinasi PMU terus memantau, mengevaluasi dan
membuat pelaporan kemajuan pelaksanaan pengadaan tanah di lapangan.
Setelah selesai penyerahan ganti kerugian maka dapat dilakukan konstruksi
pembangunan jalan. Setelah konstruksi ini kemudian monitoring oleh tim
independen (external monitoring) dapat dilakukan. Mobilisasi eksternal
monitoring perlu mempertimbangkan waktu yang tepat terkait kemapanan
WTP pasca terkena dampak pembebasan tanah.

1.1.7. Penyaringan Kegiatan Jalan yang Memerlukan LARAP

Hal. I - 6
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

Proses penyaringan sosial dapat dilihat pada bagan alir pada Gambar
4.1. berikut:

Keterangan :
*) : Kajian sosial terutama aspek sosial ekonomi
**) : Kajian sosial terutama aspek sosial budaya (dan ekonomi)
Untuk melakukan penyaringan/ penentuan rencana kegiatan proyek jalan yang perlu
dilengkapi LARAP.

Hal. I - 7
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

Hal. II - 1
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

2.1. PROSEDUR UMUM


Sebelum memulai pekerjaan, konsultan akan mengadakan konsultasi terlebih dahulu
dengan Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ), yaitu untuk mendapatkan konfirmasi
mengenai ruas jalan ditangani.

Konsultan akan berusaha untuk mendapatkan informasi umum mengenai kondisi


rencana jalan yang akan disurvey dari data base yang dimiliki oleh Dinas Prasarana
Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat, sehingga dapat
mempersiapkan hal- hal yang diperlukan dalam pelaksanaan survey jalan serta
kelengkapan lainnya yang akan digunakan.
Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri yang menjadi acuan.
Ketentuan perundangan dan peraturan yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1981 Tentang Pelayanan
Kesejahteraan Sosial Bagi Fakir Miskin.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan.
6. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
7. Peraturan Kepala BPN Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pengadaan Tanah.
8. Pedoman Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan,
Nomor 09/ BM/ 2009.

2.2. KONSEP PENDEKATAN


E.1.1. Prinsip Dasar Dalam Penyusunan LARAP
Prinsip dasar dalam penyusunan LARAP adalah sebagai berikut :
A. Transparan

Setiap kegiatan yang dilakukan yang berkaitan dengan pemindahan


atau relokasi warga yang terkena pembebasan lahan harus

Hal. II - 2
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

diinformasikan secara terbuka kepada para penduduk yang daerah


terkena STA 0+900 – STA 16+000.
Langkah dalam tahap kegiatan ini adalah sebagai berikut :
 Melakukan sosialisasi kepada warga masyarakat yang terkena
dampak pembebasan lahan yaitu tentang rencana kegiatan
Pembangunan Bendungan Jamboaye yang mampu dan bersedia
untuk pindah dengan digantikan ganti rugi baik berupa uang atau
ganti tempat lahan sesuai kesepakatan bersama.
 Melakukan wawancara penyebaran kuisioner kepada para warga
dengan system sampling responden.

B. Partisipatif

Dengan melibatkan para warga tersebut yang terkena dampak


kegiatan pembangunan Jalan dan Jembatan mulai tahap
perencanaan, penentuan harga pembebasan lahan dan relokasi warga
masyarakat. Tahap yang dilakukan adalah dengan pendekatan
sosialisasi dan konsultasi dengan para warga yang terkena genangan.

C. Adil

Seluruh warga yang terkena kegiatan menerima perlakuan yang


sesuai dengan kerugian yang dialaminya. Jika pemukiman kembali
tak terhindarkan, Pemrakarsa harus menerapkan proses konsultasi
dan persetujuan yang melibatkan berbagai stakeholder, termasuk
orang atau pihak yang akan dipindahkan, forum stakeholder, Tim
Pemantau, Walikota/Bupati.
Usulan proyek yang mengakibatkan dampak bagi 40 kepala keluarga
(200 jiwa) atau lebih harus dilengkapi dengan Rencana Tindak
Pengadaan Lahan dan Pemukiman Kembali (RTPLPK, atau LARAP).
RTPLPK berisi:
 Identifikasi kondisi ekonomi dan sosial warga yang akan dipindahkan;
 rencana menyeluruh berkaitan dengan pengadaan lahan dan
pemukiman kembali, meliputi jadwal (termasuk jadwal konsultasi dan

Hal. II - 3
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

negosiasi), penentuan lembaga-lembaga yang terlibat dalam


implementasi, anggaran dan pemantauan
 Mekanisme pengaduan dan menyampaian keluhan.
 Usulan yang mengakibatkan dampak pada kurang dari 40 KK harus
dilengkapi dengan format sederhana RTPLPK, yang menunjukkan:
kesepakatan kompensasi, rencana pemukiman kembali, usulan
investasi, petak lahan yang terkena, nama pemilik, dan perkiraan
biaya pengadaan lahan dan pemukiman kembali. Persetujuan
terhadap format sederhana RTPLPK dapat diberikan, dengan catatan:
 Lembaga tersebut telah menunjukkan kapasitas
institusionalnya dalam mengkaji RTPLPK, sehingga menjamin
bahwa persetujuan tersebut sejalan dengan Kebijakan
Pemerintah/Donor;
 Implementasi RTPLPK terbuka untuk dikaji-ulang oleh Donor
Pendekatan yang dilakukan adalah mendiskusikan/konsultasi
dengan para warga yang akan terelokasi, dan setiap
pengambilan keputusan dilakukan secara independent,
sehingga yang dipindahkan memahami hak – haknya dan
mendapat kompensasi. Setiap keputusan diinformasikan secara
luas kepada para warga setempat. Selain kegiatan pendekatan
yang dilakukan seperti diatas, maka perlu diperhatikan juga
peraturan per undang – undangan yang berlaku terkait dengan
pekerjaan ini. Mengkaji Daerah yang akan tergenang Aliran
Sungai akibat adanya pembangunan bendungan dewasa ini
tidak mungkin hanya didasarkan kepada satu atau beberapa
undang-undang yang sejenis atau sebidang. Daerah aliran
sungai harus dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh
menyeluruh yang terdiri dari sumber-sumber air, badan air,
sungai, danau, dan waduk, yang satu dengan lainnya
tidak dapat dipisah-pisahkan.

Ketentuan Umum Penyusunan Land Acquisition and Resetlement Action Plan


(LARAP)
Land Acquisition and Resetlement Action Plan (LARAP) merupakan
rencana tindak penanganan dampak sosial ekonomi akibat pengadaan
tanah dan pemukiman kembali yang disyaratkan oleh Kebijakan

Hal. II - 4
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

Operasional Bank Dunia O.P. 4.12 untuk rencana pembangunan dan/


atau peningkatan jalan yang dibiayai Bank Dunia melalui mekanisme
pinjaman atau hibah luar negeri (PHLN). Pada perkembangannya,
persyaratan penyusunan LARAP ini juga diterapkan oleh beberapa
Lembaga Donor lainnya seperti Asian Development Bank (ADB) dan Islamic
Development Bank (IDB) untuk rencana pembangunan dan/ atau
peningkatan jalan yang dibiayai oleh dana PHLN. LARAP perlu disusun
jika direkomendasikan dari hasil penyaringan sosial terhadap rencana
pembangunan dan/ atau peningkatan jalan. Penyaringan sosial dilakukan
oleh Tim Konsultan Persiapan atau disebut Project Preparation Technical
Assistance (PPTA) di bawah koordinasi Direktorat Bina Program pada
saat persiapan Loan Agreement berdasarkan data dari Feasibility Study (FS)
dan/atau Pra FS. Adapun untuk pemrakarsa penyusunan LARAP dan
pemantauan/ monitoring LARAP di Ditjen Bina Marga diwakili oleh
Project Management Unit (PMU) dari kegiatan PHLN terkait. Penyusunan
LARAP ini dapat dilakukan dengan menunjuk pihak ke dua (jasa
konsultansi) sebagai tim penyusun LARAP dengan kebutuhan tenaga ahli
minimal S1 semua jurusan (lebih diutamakan Sosial) yang memiliki
pengalaman di bidang sosial/ pengadaan tanah di bidang jalan. Tim
penyusun yang dibutuhkan adalah termasuk tenaga ahli dalam bidang
sosiologi, sosial ekonomi/koperasi, pertanahan, dan pemukiman kembali.
Durasi waktu pekerjaan untuk menyiapkan Dokumen LARAP tergantung
dari panjang jalan yang direncanakan dan jumlah sumber daya tenaga
ahli (tim penyusun) yang terlibat. Dengan proporsi jumlah tim penyusun
yang memadai biasanya penyusunan LARAP dilakukan dalam kurun
waktu 3 (tiga) bulan. Berdasarkan 4 (empat) tahapan pengadaan tanah
yang disebutkan dalam Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, penyusunan LARAP adalah
bagian dari perencanaan pengadaan tanah. Penyusunan LARAP dimulai
setelah Detailed Engineering Design (DED) ditetapkan, kemudian
Dokumen LARAP yang telah mendapatkan persetujuan dari PEMDA dan
Lembaga Donor dapat menjadi lampiran dari Dokumen Perencanaan
Pengadaan Tanah yang diserahkan oleh Ditjen. Bina Marga kepada
Gubernur dalam rangka pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan
untuk kepentingan umum. Implementasi LARAP dimulai sejak tahap

Hal. II - 5
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

Persiapan Pengadaan Tanah hingga selesainya tahap Penyerahan Ganti


Kerugian. Pada saat implementasi ini tim konsultan monitoring di bawah
koordinasi PMU terus memantau, mengevaluasi dan membuat pelaporan
kemajuan pelaksanaan pengadaan tanah di lapangan. Setelah selesai
penyerahan ganti kerugian maka dapat dilakukan konstruksi
pembangunan jalan. Setelah konstruksi ini kemudian monitoring oleh tim
independen (external monitoring) dapat dilakukan. Mobilisasi eksternal
monitoring perlu mempertimbangkan waktu yang tepat terkait
kemapanan WTP pasca terkena dampak pembebasan tanah.

 Penyaringan Kegiatan Jalan yang Memerlukan LARAP

Proses penyaringan sosial dapat dilihat pada bagan alir pada


Gambar 2.1. berikut:

Keterangan :
*) : Kajian sosial terutama aspek sosial ekonomi
**) : Kajian sosial terutama aspek sosial budaya (dan ekonomi)
Untuk melakukan penyaringan/ penentuan rencana kegiatan proyek jalan yang
perlu dilengkapi LARAP, perlu mengikuti langkah sebagai berikut.

4.2. METHODE PENDEKATAN DAN PENELITIAN

Hal. II - 6
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

Penelitian LARAP (Land Acquisition and Resettlement Action Plan) merupakan


penelitian deskriptif untuk mendapatkan informasi tentang kondisi sosial ekonomi
masyarakat secara rinci dan lengkap serta dapat mendeskripsikan fenomena sosial
dan pendapat masyarakat terhadap rencana pelebaran Jalan Nasional Manggopoh –
Padangsaawah yang terdapat di Kabupaten Agam.
Penelitian yang bersifat deskriptif-analitis ini pada dasarnya menggunakan metode
survai, dimana informasi dikumpulkan dari responden dengan memakai kuisioner
yang bertujuan khusus menggali aspek-aspek kehidupan masyarakat yang terkait
dengan rencana kegiatan. Secara garis besar 4 aspek yang akan ditinjau melalui
studi adalah :
1. Ciri- ciri atau kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat,

2. Lingkungan sosial ekonomi masyarakat,

3. Pengetahuan masyarakat terhadap rencana kegiatan,

4. Persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan.

Untuk melengkapi dan memperkaya data survai, terutama pada lokasi pasar,
dilakukan diskusi kelompok terfokus atau focused group discussion (FGD) dengan
peserta berasal dari kelompok aparat pemerintah (Kabupaten, Kecamatan dan
Nagari), tokoh-tokoh masyarakat setempat dan unsur dari masyarakat yang terkena
secara langsung dari kegiatan pelebaran jalan. Selain itu, dilakukan pula observasi
lapangan dan wawancara bebas (spotcheck) dengan sejumlah responden terpilih.
Selain data primer di atas, digunakan pula data sekunder yang didapatkan dari
instansi terkait berupa peraturan perundang-undangan tentang tata cara
pembayaran ganti rugi bangunan dan tanaman.
4.3 LOKASI PEKERJAAN
Secara administratif lokasi studi termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten
Padang Pariaman.

4.4 PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS


Data primer dikumpulkan melalui penelitian lapangan (fieldwork) mengunakan
kuisioner dan teknik wawancara berstruktur. Untuk memperlancar wawancara
dengan penduduk yang dimominasi dari suku Minangkabau, maka tenaga
enumerator diharapkan berasal suku ini, dengan pengertian bahwa tenaga ini mahir
dalam bahasa Minangkabau sehingga proses wawancara diterima baik oleh
masyarakat setempat.

Hal. II - 7
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

Data sekunder dari literatur dan data primer (hasil survey), selanjutnya dievaluasi
dan dianalisa dengan menggunakan rumus yang lazim digunakan. Hasil survey
selanjutnya dientrikan ke dalam suatu tabel data dasar (database entries)
menggunakan perangkat pemograman WEB php yang di disain untuk ini untuk
selanjutnya digunakan dalam penganalisisan lebih lanjut dalam penyajiannya ke
dalam bentuk tabel-tabel, gambar atau peta, ataupun sebagai tampilan dan akses
cepat ke setiap penduduk yang terkena dampak.
Semua data dan hasil di samping digunakan untuk keperluan penyusunan LARAP,
nantinya dapat juga digunakan sebagai tool atau alat oleh Panitia Pembebasan
Tanah dalam pendataan secara lebih mendetail dalam rangka mempersiapkan proses
pembebasan tanah dan pembayaran gantirugi. Dengan demikian hasil larap yang
disusun ini dapat digunakan sebagai base data sampai dilaksanakannya
penggantirugian.

Hal. II - 8
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

Pada prinsipnya setiap LARAP disusun berdasarkan informasi langsung dari warga
yang terkena proyek, baik melalui wawancara maupun melalui diskusi kelompok
terfokus yang melibatkan kelompok-kelompok masyarakat. Informasi ini diperoleh
melalui survai sosial ekonomi yang penarikan sampelnya dilakukan dengan metode
sensus terhadap seluruh keluarga terkena proyek yang akan dibebaskan.

Hal. II - 9
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

Survai sosial ekonomi terhadap WTP ( Warga Terkena Proyek ) pada ruas jalan
Lingkar Koto Baru, akan dilaksanakan dengan wawancara dengan daftar pertanyaan
terstruktur dan tidak terstruktur yang dilakukan dari rumah ke rumah.

Pengumpulan data sekunder akan minta dari beberapa institusi seperti Dinas
Pekerjaan Umum dan Dinas Kependudukan dan Dinas lain yang berhubungan
lansung dengan kegiatan ini.

Analisa data yang diperoleh dilakukan dengan metode statistik deskriptif yang
dilengkapi tabel, gambar/peta rinci dengan penjelasan kualitatif. Uraian tentang
persepsi dan kebutuhan penduduk untuk meningkatkan kondisi lingkungan dan
kehidupan sosial ekonominya disajikan dalam bentuk analisis kualitatif.

Hasil analisis beserta temuan-temuan yang ditemukan dilapangan, kemudian


dituangkan dalam Rencana Kerja Pengadaan Lahan, Pemukiman Kembali dan
Pemberdayaan yang akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pengadaan lahan.
Rencana Kerja ini disusun dalam sebuah matriks yang memuat jenis kegiatan /
program, dana yang dibutuhkan, sumber pendanaan, dan pelaksana serta
penanggung jawab kegiatan tersebut.

4.5 TUGAS YANG AKAN DILAKSANAKAN OLEH KONSULTAN


Tugas yang akan dilaksanakan konsultan ada beberapa tahap, yang secara garis
besarnya dibagi dalam 4 tahapan yaitu :
 Tahap Pendahuluan
 Tahap Pengumpulan Data
 Tahap Analisis Data
 Tahap Akhir

Hal. II - 10
TAHAP RENCANA DETAIL
TAHAP PENDAHULUAN TAHAP PENGUMPULAN DATA TAHAP AKHIR
(PENGOLAHAN DATA)

SPMK

- Administrasi
Proyek Survey Lapangan
- Mobilisasi Laporan
Personil Hasil Diskusi
- Penyusunan Survey dengan
Rencana Pimpro
Kerja Diskusi dan
Pengolahan Dat
- Persiapan dengan Instansi
Pimpro terkait Penyusuna
Fasilitas n laporan
dan
Instansi Komplika akhir an
terkait si dan
Analisa
Survey Data Perbaika
Pendahuluan n Tida
Diskusi Diskusi k
dengan Penyusunan Data Penyusun
dengan
Pimpro dan an
Pimpro dan
Instansi dokumen
Instansi
terkait tender
terkait
Laporan
Survey
Pendahuluan
Updating Data

ya
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

4.6. RUANG LINGKUP STUDI


Ruang Lingkup kegiatan studi ini adalah:
 Melakukan studi pendahuluan untuk memperoleh informasi tentang :
 Jumlah dan nama KK yang terkena proyek, luas tanah, dan jumlah rumah yang
akan terkena proyek
 Penyebaran lokasi pemukiman padat warga
 Jenis mata pencaharian, tingkat pendapatan dan pengaruh proyek terhadap
mata pencaharian tersebut
 Fasilitas umum, infrastruktur, dan public utilities yang terkena proyek
 Pandangan awal penduduk mengenai proyek, harapan, dan bentuk serta
besarnya ganti rugi
 Perkiraan kasar mengenai kebutuhan ganti rugi tanah, bangunan atau asset
yang terkena proyek

 Melakukan survai sosial-ekonomi dengan cara sensus untuk memperoleh informasi


mengenai :
 Kecocokan jumlah dan nama warga yang berhak mendapatkan kopensasi
dalam pengadaan tanah berdasarkan informasi yang diperoleh dari survey
pendahuluan
 Jumlah penduduk, rumah tangga yang terkena proyek serta yang harus
dipindahkan
 Umur, pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat kehidupan dan biaya
hidup penduduk
 Jumlah, jenis dan besaran usaha informal yang berada di lokasi
 Ketersediaan dan penggunaan prasarana lingkungan dan utilitas
 Jenis, besaran, kondisi dan status nilai tanah serta bangunan yang akan
terkena proyek
 Kemungkinan dampak positif dan negatif proyek terhadap warga Persepsi
warga terhadap manfaat dan dampak negatif serta keinginan penduduk
mengenai proses pelaksanaan proyek, kompensasi dan upaya untuk
meminimalkan dampak negatif proyek

Hal. II - 12
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

 Melakukan diskusi dengan Pemda dan instansi terkait untuk memberi alternatif
tentang bentuk, cara penilaian dan besarnya ganti rugi serta upaya-upaya untuk
mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan oleh proyek

 Bersama dengan Pemda melakukan konsultasi dengan warga dan sosialisasi


mengenai rencana pengadaan tanah, pemukiman kembali dan pembinaan kepada
warga.

4.7. SURVEY LAPANGAN


Survey lapangan merupakan pekerjaan
 Identifikasi Warga Terkena Proyek ( WTP ) untuk mendapatkan data :
 Komposisi umur WTP
 Lama Tinggal

 Kondisi Sosial Ekonomi Warga Terkena Proyek ( WTP ) untuk mendapatkan data :
 Pekerjaan WTP
 Pendidikan WTP
 Pendapatan Rata-rata WTP perbulan
 Pengeluaran Rata-rata WTP perbulan

 Identivikasi Aset Terkena Proyek


Identifikasi lapangan terhadap tanah dan sesuatu hal lain diatas tanah yang
terkena proyek dilakukan dengan cara pengukuran oleh Surveyor dan data lainnya
dengan konsultasi dengan masyarakat.

Adapun hasil dari pengukuran / identifikasi ini antara lain :


 Tanah yang akan dibebaskan terdiri dari data
 Luas Tanah
 Jumlah Pemilik Tanah
 Status Kepemilikan Tanah
 Bangunan yang terkena proyek
Perorangan
o Bangunan Permanen

Hal. II - 13
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

o Bangunan Semi Permanen


o Bangunan Tidak Permanen / Darurat
o Teras Kayu
o Teras Permanen
o Pagar Kayu
o Pagar Tembok/Permanen
o Pagar Kawat
o Dll
Institusi
o Bangunan Permanen
o Bangunan Semi Permanen
o Bangunan Tidak Permanen / Darurat
o Teras Kayu
o Teras Permanen
o Pagar Kayu
o Pagar Tembok/Permanen
o Pagar Kawat
o Gerbang / Gapura
o Fasilitas Umum lainnya
Tanaman yang terkena proyek
 Tanaman Produktif
 Tanaman Tidak Produktif

4.8. ANALISA DATA DAN PELAPORAN


Dari data lapangan dilakukan analisa data yang selanjutnya disusun sehingga
berbentuk
Laporan adapun hasil akhir dari analisa data ini adalah :
1. Peta pengukuran batas patok tanah
2. Perkiraan biaya kompensasi penggantian lahan dan bangunan

 Dasar Perhitungan kompensasi


• Dasar Perhitungan Kompensasi Lahan.

Hal. II - 14
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

Besaran kompensasi akan dimusyawarahkan antara Warga Terkena Proyek (WTP)


dengan Pemerintah Daerah dengan mempertimbangkan harga NJOP tahun berjalan
dan harga pasar yang berlaku pada saat ini

 Dasar Perhitungan Kompensasi Bangunan.


Estimasi biaya penggantian bangunan yang terkena proyek akan dihitung dengan
menggunakan perhitungan berdasarkan harga satuan material yang ditetapkan
oleh Dinas Cipta Karya, Demikian juga penggantian untuk aset lain yang terkena
dihitung dengan metode yang sama.

 Dasar Perhitungan Kompensasi Tanaman.


Berdasarkan hasil survey terhadap identifikasi jenis-jenis tanaman yang terkena
proyek, kompensasi tanaman yang di hitung menurut jenis tanaman dengan harga
sesuai survey disekitar lokasi.

4.9 Prosedur Penyusunan dan Implementasi LARAP


Diagram alir tahapan penyusunan dokumen LARAP untuk kegiatan di bidang
pembangunan jalan.

 Persiapan

a) Konsultasi berjenjang

Konsultasi ini merupakan kegiatan penyampaian informasi dari


pemrakarsa pembangunan jalan (pusat atau provinsi atau
kabupaten/kota) kepada pemerintah daerah (bupati/walikota/gubernur)
dan sekretaris daerah, serta instansi terkait/kantor pertanahan
provinsi/kabupaten/kota), camat, lurah/kepala desa mengenai rencana
kerja pembangunan jalan yang akan membutuhkan pengadaan tanah.
Pada kesempatan ini, hendaknya dapat dibuat kesepakatan dukungan
teknis atas implementasi rencana kerja.

b) Pengumpulan data sekunder

Selain data dan dokumen yang disusun di Ditjen Bina Marga seperti DED
dan Dokumen Lingkungan, diperlukan juga pengumpulan data sekunder

Hal. II - 15
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

di tingkat provinsi/ kabupaten/ kota, kecamatan dan kelurahan/desa,


antara lain tentang:

 data penduduk masing-masing KK yang akan terkena proyek

 kepemilikan dan penguasaan lahan

 tataguna lahan

 NJOP, harga pasar tanah (dari bank lokal), perkiraan harga dari penilai public

 program kegiatan instansi/dinas terkait tingkat provinsi/kabupaten/kota.

c) Penjelasan (briefing) kepada survayor lokal yang dibiayai oleh tim penyusun
untuk membantu pelaksanaan survei di lapangan, tentang:

o manfaat dan dampak sosial dari proyek pembangunan jalan

o data primer yang perlu dikumpulkan dari masing- masing KK yang


terkena proyek, antara lain persepsi Pendduduk Terkena Proyek
(PTP), bentuk ganti rugi/kompensasi yang diinginkan. Daftar
pertanyaan untuk pengumpulan data primer tersebut berupa kuesioner.

 Konsultasi tidak langsung

Konsultasi ini dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada para tokoh


masyarakat/ ketua adat pada lokasi rencana pembangunan jalan terutama
mengenai rencana kebutuhan pengadaan lahan untuk pembangunan jalan.
Konsultasi ini bertujuan untuk menjalin kerjasama sekaligus untuk menyamakan
persepsi serta menampung saran/tanggapan dari para tokoh masyarakat/ketua adat
mengenai manfaat dan upaya penanganan dampak sosial ekonomi dari rencana
pengadaan lahan. Diharapkan para tokoh masyarakat/ketua adat tersebut dapat
menyebarluaskan informasi kepada para penduduk terkena proyek.

 Survai sosial ekonomi

a) Kegiatan survai sosial ekonomi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran


rinci mengenai kondisi sosial ekonomi (karakteristik komunitas adat)
warga/penduduk terkena proyek (WTP/PTP) sebelum pelaksanaan kegiatan
pengadaan tanah.

Hal. II - 16
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

b) Survai sosial ekonomi dilakukan dengan metode sensus dengan menggunakan


perangkat survai (kuesioner) sebagaimana telah dirumuskan pada tahap persiapan

c) Uraian mengenai jenis data sosial ekonomi yang perlu dikumpulkan, antara
lain:

 luas, kondisi, dan status tanah, bangunan, dan benda- benda lain
yang berkaitan dengan tanah yang terkena proyek,

 identitas penduduk terkena proyek (meliputi: jumlah, umur, jenis


kelamin, pendidikan, mata pencaharian, standar hidup, lama
tinggal). Pencatatan keluarga dibuktikan dengan keterangan dari
dokumen resmi seperti Kartu Keluarga (KK), bila tidak punya
maka perlu keterangan dari kantor kelurahan/ desa.

 informasi tentang kelompok rentan (seperti: fakir miskin, kepala


rumah tangga perempuan, janda, kelompok jompo, anak-anak,
kelompok minoritas, komunitas adat (terpencil), dan orang-orang
yang tidak dilindungi oleh hukum terutama yang berkaitan dengan
kompensasi atas tanah).

 pola penguasaan tanah dan sistem pengalihannya,

 Publik, harga bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang


berkaitan dengan tanah. Informasi didasarkan atas informasi
tertulis dari instansi berwenang seperti bank local, broker lokal dan
notaris lokal.

 dampak kegiatan pembangunan jalan terhadap pola- pola


interaksi sosial dalam komunitas penduduk termasuk jaringan
sosial dan sistem dukungan sosial.

 karakteristik budaya, seperti sistem kepercayaan, upacara adat


dan keagamaan/ kepercayaan, kelompok-kelompok budaya.

 jika diperlukan pemukiman kembali, data karakteristik sosial


budaya dari penduduk yang tinggal di sekitar lokasi baru,
seperti: (i) peta lokasi, (ii) jumlah dan kepadatan penduduk,
kondisi sosial budaya dan ekonomi, (iii) tataguna dan status

Hal. II - 17
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

kepemilikan tanah, (iv) potensi pengembangan ekonomi, (v)


infrastruktur sosial yang ada, (vi) kesediaan penduduk setempat
menerima pendatang.

d) Hasil survai sosial ekonomi tersebut selanjutnya dianalisis dan disajikan dalam
berbagai bentuk, misalnya tabelaris dengan berbagai informasi dan rekapitulasi
hasil survai sosial ekonomi (lihat Lampiran 8.1 dan Lampiran 2.2).

4.9 RENCANA KERJA KONSULTAN


Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan Perencanaan Pengadaan Tanah
Jalan/Jembatan, maka konsultan perlu melakukan pentahapan dan rencana kerja
dalam pelaksanaan pekerjaan baik dilapangan maupun di studio/ kantor adapun
tahapan-tahapan tersebut meliputi :
1. Tahap persiapan dan mobilisasi personil
2. Sosialisasi
3. Tahap survey pengukuran dan pematokan
4. Tahap pengumpulan data social ekonomi WTP
5. Tahap pengumpulan data lahan dan bangunan WTP
6. Tahap pengumpulan data lingkungan
7. Tahap analisa data
8. Tahap diskusi dan persentasi
9. Tahap penyusunan rencana aksi
10. Tahap penyusunan laporan.

4.2.1 Jadwal pelaksanaan Pekerjaan


Untuk memperoleh hasil pekerjaan yang baik dan tepat waktu sesuai dengan jangka
waktu yang telah ditetapkan dalan rencana kegiatan. Dimana jadwal Rencana Kegiatan
ini merupakan kegiatan dari metodologi yang diuraikan pada bab sebelumnya dan
akan menjadi acuan konsultan dalam melaksanakan kegiatan Erencanaan Pengadaan
Tanah Jalan/Jembatan Rencana ini bersifat relative dan tidak menutup kemungkinan
adanya perubahan yang akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi lapangan. Jadwal
Rencana Kerja Kegiatan secara konkrit akan disusun atau direvisi segera setelah
adanya surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari pemilik Pekerjaan.
Adapun jadwal Rencana Kegiatan Erencanaan Pengadaan Tanah Jalan/Jembatan
selengkapnya Terlampir.

Hal. II - 18
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

4.2.2 Jadwal Penugasan Personil


Dalam rangka melaksanakan Erencanaan Pengadaan Tanah Jalan/Jembatan ini
konsultan akan menugaskan semua personil sesuai dengan layanan keahliannya.
Adapun jadwal layanan keahlian / penugasa personil yang dimaksud selengkapnya
Terlampir.

4.2.3 Pelaporan
Laporan-laporan yang akan dibuat oleh konsultan akan memuat :
1. Laporan Pendahuluan
Merupakan laporan awal yang berisikan perobahan lingkup atau jadwal bila
ada, rencana kegiatan yang mencakupi seluruh masa pelaksanaan, pendekatan
pekerjaan, aspek logistic dan keuangan ditambah lingkup umum yang
mempengaruhi lingkup pekerjaan,diserahkan Sebanyak 5(lima) Rangkap.

2. Laporan Draft ( Konsep Laporan Akhir )


Laporan Draft LARAP harus diserahkan paling lambat pada akhir bulan ketiga
setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebanyak 5 (lima)
eksemplar.

3. Laporan Akhir Perencanaan (Final Engineering)


Laporan akan terdiri atas ringkasan dan uraian dari laporan hasil survey,
pengolahan perhitungan perencanaan beserta uraian rumus-rumus yang
digunakan, yang pada prinsipnya merupakan ringkasan dan saran-saran, tindak
lanjut atau rencana aksi dalam pembebasan lahan bangunan terhadap semua
pekerjaan yang dilaksanakan selama masa kontrak. Laporan Akhir LARAP
diserahkan paling lambat pada akhir waktu pelaksanaan pekerjaan yaitu 3 ( tiga
) bulan kalender.

4.10. PERALATAN
Perencanaan Pengadaan Tanah Jalan/Jembatan diarahkan untuk dapat
selesai tepat waktu, tepat anggaran serta benar-benar sesuai dengan harapan
dari semua pihak. Guna memperlancar pelaksanaan kegiatan tersebut

Hal. II - 19
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

akan diperlukan sarana dan prasarana pendudkung untuk seluruh rangkaian


kegiatan dilapangan. Untuk itu dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut maka
konsultan akan
menyediakan saran dan prasarana yang memadai dan memenuhi persyaratan.

A. RUANGAN KANTOR DAN SARANA KANTOR


Konsultan akan mengusahakan untuk mengadakan ruang kantor/ studio untuk
kegiatan
team work dan staf pendukung yang akan bertugas dalam pelaksanaan
administrasi.
Adapun sarana kantor yang diperlukan adalah sebagai berikut:
 Komputer dan Software
 Printer
 Meja Gambar & Mesin
 Meja Rapat
 Kursi rapat
 Filling Cabinet
 Bookshelves
 White Board
 Miscellaneous Consumable
 Peralatan Komunikasi:
 Telephone
 Faxcimile

B. SARANA TRANSPORTASI
Didalam pelaksanaan Erencanaan Pengadaan Tanah Jalan/Jembatan
konsultan akan membutuhkan sarana transportasi untuk berbagai kegiatan
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjan baik yang bersifat teknis
dilapangan maupun administrasi dan koordinasi. Konsultan akan mengadakan
kendaraan roda 4 (empat) sewaan. Adapun jumnlah dapat dilihat pada Tabel
6.1 Daftar peralatan yang dibutuhkan.

C. PERALATAN LAPANGAN

Hal. II - 20
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

Konsultan akan menyediakan peralatan lapngan yang akan dipakai dalam


pelaksanaan
pekerjaan, khususnya dalam rangka memperoleh dat-dat pendukung untuk
pekerjaan
perencanaan baik peralatan survey pengukuran maupun peralatan penyelidikan
tanah.

Adapun peralatan yang diperlukan adalah sebagai berikut:


1. Perlengkapan survey (Blanko-blanko, kertas, peralatan tulis, dan lain-lain)
2. Kamera
3. Thedolit
4. Waterpass
5. Roll Meter
6. GPS

Alat/Bahan, Patok, dan lain-lain

Hal. II - 21
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

5.1. ORGANISASI KERJA


5.1.1. Perangkat Organisasi Konsultan
Agar pelaksanaan Perencanaan Pengadaan Tanah Jalan/Jembatan dapat
berjalan dengan baik, maka konsultan akan didukung oleh suatu organisasi
pelaksana yang jelas dan memadai. Bertitik tolak pada lingkup pekerjaan dan
mengacu pada Kerangka Acuan Kerja, maka konsultan akan menyediakan
beberapa personil tenaga ahli dan tenaga Pendukung dengan bidang layanan
keahlian yang sesuai
dengan kualifikasi yang dipersyaratkan Adapun unsur-unsur tenaga ahli yang
akan terlibat pada pekerjan tersebut diatas terdiri dari:
I. Profesional Staff
1 Orang Team Leader / Ahli Perencana
1 Orang Ahli Sosial
1 Orang Ahli Hukum Pertanahan
1 Orang ahli Transportasi
II. Tenaga Pendukung
Juru Ukur ( Surveyor )
Operator Komputer
Juru Gambar
Sekretaris

5.1.2. Struktur Organisasi


Struktur Organisasi merupakan salah satu fungsi management atau alat untuk
mencapai tujuan suatu pekerjaan. Agar dalam pelaksanaan Erencanaan
Pengadaan Tanah Jalan/Jembatan ini berjalan dengan lancar, terarah dan
terkoordinasi maka perlu adanya organisasi kerja yang baik dan merupakan
Team Work yang utuh.

Organisasi disini dimaksudkan penggabungan dari suatu kelompok menujun


kearah tujuan bersama dibawah kepemimpinan seorang dalam melaksanakan
tugas-tugasnya sedemikian rupa sehingga orang-orang yang terlibat dapat

Hal. II - 22
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

melakukan fungsi-fungsi yang berbeda tetapi selau berhubungan dan


dikoordinasi secara efesien sistematis dan fositif.

Adapun tujuan dari dibentuknya organisasi kerja ini adalah:


1. Mengatur hubungan dan pembagian kerja
2. Wewenang dan tanggung jawab personil
3. Kesatuan arah dan kesatuan perintah dalam melaksanakan pekerjaan
4. Membentuk koordinasi yang baik antara Team Konsultan maupun kepada pihak-
pihak terkait
5. Mengatur seluruh team agar tercapainya persyaratan-persyaratan dan ketentuan-
ketentuan dalam arahan penugasan (TOR) beserta addendumnya pekerjaan ini.

Team work Pelaksanaan Perencanaan Pengadaan Tanah Jalan/Jembatan


akan dipimpin oleh seorang Penanggung jawab proyek / team Leader yang
bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan pekerjan serta bertanggung
jawab kepada Pihak Proyek dan Direktur Perusahaan.

Team Leader akan bertugas mengkoordinasikan semua Perencanaan


Pengadaan Tanah Jalan/Jembatan mengatur pertemuan-pertemuan, rapat-
rapat, presentasi sehubungan dengan pekerjaan tersebut.

Dalam tugasnya Team Leader akan dibantu oleh personil-personil sesuai


dengan tugasnya masing-masing. Daftar personil dan susunan organisasi Team
Konsultan (terlampir)

5.1.3. Koordinasi Kerja


Koordinasi kerja paelaksanaa Perencanaan Pengadaan Tanah Jalan/Jembatan
dibedakan dalm koordinasi ekstern dan Koordinasi intern yaitu:
1. Koordinasi Kerja Ekstern
Merupakan jalinan koordinasi kerja antara konsultan dengan unsur-unsur yang
terkait

Hal. II - 23
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

dalam proses Perencanaan Teknik jalan dan jembatan di Propinsi Sumatera


Barat
khususnya Erencanaan Pengadaan Tanah Jalan/Jembatan.

2. Koordinasi Kerja Intern


Merupakan jalinan koordinasi kerja intern antara bagian-bagian dalam
perusahaan
yang menangani kegiatan Perencanaan Pengadaan Tanah Jalan/Jembatan.
Baik Koordinasi antar personil dalam yang menangani langsung
pekerjaan maupun unsur-unsur inti perusahaan .

Dimana Semua bagian atau unsur-unsur perusahaan yang terlibat akan


mempunyai
keterkaitan satu sama lain. Hal ini akan memudahkan dalam mencari jalan
keluarnya
apabila terdapat permasalahan dilapangan yang sifatnya berupa teknis maupun
administrasi dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas.

5.1.4 Strategi Management


Keberhasilan suatui Team Work khususnya dalam pekerjaan Perencanaan
tergantung sekali pada strategi management yang akan dipakai dan diterapkan
dalam menangani pekerjaan yang dimaksud.

Adapun strategi management yang akan diterapkan dalam Penyusunan


Dokumen LARAP
Jalan Duku - Sicincin Tahun Anggaran 2013 adalah sebagai berikut:

1. Strategi management komunikasi akan diterapkan strategi komunikasi terbuka


terbatas artinya segala permasalahan penting didiskusikan lebih dahulu sebelum
diambil keputusan.

Hal. II - 24
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

2. Strategi Management organisasi, dipakai system terpusat denga perwakilan sub


budang Erencanaan Pengadaan Tanah Jalan/Jembatan. Artinya Masing-masing
bidang pekerjaan perlu adanya personil-personil yang ahli sesuai bidangnya.
3. Strategi management administrasi keuangan, dipakai system terbuka terbatas
artinya administrasi dan keuangan dapat dipantau dan diketahui setiap waktu oleh
anggota tertentu sesuai kewenangannya dan penyelesaian seua administrasi
maupun keuangan bertnggungjawab kepada penaggung jawab proyek dan
Pemimpin perusahaan.

5.1.5 Uraian Tugas Personil Tenaga Ahli


1. Team Leader (Ketua Tim)/Ahli Sosial
Adalah Seorang Sarjana Strata 1 Sosiologi,Dalam menjalankan tugasnya team
leader akan bertanggung jawab atas koordinasi semua kegiatan anggota team,
serta bertanggung jawab atas pekerjaan Jalan/Jembatan.Memiliki Pengalaman
Minimal 3 (Tiga)Tahun.
Ketua team akan bertanggung jawab secara langsung kepada Pemimpin
kegiatan Fisik Proyek Perencanaan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera
Barat/ Pemberi tugas dan Direktur Utam Perusahaan. Tugas dan tanggung
jawab seorang Team Leader meliputi,
namun tidak terbatas pada hal-hal berikut :
 Bertanggung jawab atas semua layanan jasa konsultansi untuk LARAP sesuai
dengan kerangka acuan kerja.
 Mengkoordinasikan semua komunikasi baik secara lisan maupun tertulis dengan
pemberi tugas sehubungan dengan aspek teknis dan lingkungan.
 Mengasistensikan dan menyiapkan/ menyelesaikan laporan- laporan serta semua
dokumen sesuai dengan kerangka acuan.
 Dengan Persetujuan pemberi tugas dan direktur utama/ Direkrtur konsultan harus
dapat mengambil keputusan sehubungna dengan perubahan pelaksanaan
pekerjaan demi efektifitas dan efesiensi pekerjaan.
 Mengunjungi lokasi rencana jembatan guna :
 Menentukan trase rencana jembatan dan jalan pendekatnya.
 Mengkonfirmasikan segala kebutuhan dan tingkat penangan pekerjaan.

Hal. II - 25
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

 Menentukan survey lapangan tang dibutuhkan dan data-data yang diperlukan


untuk melaksanakan rincian trknis perencanaan sesuai Kerangka Acuan Kerja.
 Menyiapkan rencana kerja rinci untuk pekerjaan penyelidikan dan nengkoordinir
semua kegiatan anggota team dalm melaksanakan rencana kerja dilapangan.
 Menganalisa dan survey lapangan dean data pendukung lainnya guna keperluan
perencanaan teknis, perkiraan jumlah/ volume dan harga rencana dilapangan
Menyiapkan dokumen-dokumen pelelangan dan konterak pelaksanaan fisiknya atas
perencanan yang telah dibuatnya, termasuk mempersiapkan gambar-gambar
konstruksi jembatan.

2. Ahli Jalan raya


Seorang Sarjana Strata 1 Teknik Sipil atau Pasca Sarjana yang berpengalaman
dalam pekerjaan Jalan/Jembatan/Pekerjaan Umum minimal 2 tahun.
Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli :
 Bersama dengan Ketua Tim/team Leader melakukan survey trase jalan dan
kebutuhan ruang untuk jalan dan penyusunan laporan sebagaimana diatur dalam
Kerangka Acuan Kerja .
 Melakukan asistensi, diskusi dan pembahasan-pembahasan yang diperlukan .
 Menyelesaikan laporan-laporan/dokumen-dokumen sesuai dengan kerangka acuan
kerja .

3. Ahli Hukum Pertanahan


Seorang Sarjana Strata 1 Hukum dengan jurusan perdata atau administrasi
negara atau Pasca Sarjana yang berpengalaman dalam pekerjaan
Jalan/Jembatan/Pekerjaan Umum yang berkaitan dengan pembebasan lahan
atau pertanahan minimal 2 tahun.
Tugas, Kewajiban dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli:
 Mempersiapkan survey status lahan dan bangunan beserta pelaporanya
 Bersama dengan Ketua Tim/team Leader melakukan survey dan penyusunan
laporan sebagaimana diatur dalam Kerangka Acuan Kerja.
 Melakukan asistensi, diskusi dan pembahasan-pembahasan yang diperlukan

Hal. II - 26
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

 Menyelesaikan laporan-laporan/dokumen-dokumen sesuai dengan kerangka acuan


kerja.

Tenaga Pendukung
1. Sekretaris 1 (satu) orang
2. Operator komputer 1 (satu) orang
3. Juru Gambar 1 (satu) orang
4. Surveyor sebanyak 3 (tiga) orang

Hal. II - 27
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

Hal. III - 1
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

6.1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan.


Jadwal pelaksanaan pekerjaan memuat penetapan masing-masing item pekerjaan
kapan akan dimulai dan kapan harus selesai. Jadwal ini akan dibuat mengingat ada
beberapa item pekerjaan yang baru dapat dilaksanakan setelah item pekerjaan yang lain
selesai dikerjakan, dan ada pula yang dikerjakan secara bersamaan.

Jadwal pelaksanaan pekerjaan dibuat oleh konsultan dimaksudkan untuk tercapainya


sasaran sebagai berikut :
1. Untuk dapat melaksanakan pekerjaan seperti tertera pada ruang lingkup pekerjaan
secara tepat waktu.
2. Agar pelaksanaan pekerjaan terkoordinir dengan baik, sehingga pelaksanaan
pekerjaan dapat dilakukan secara sistimatis dan efisien.
3. Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh setiap tenaga ahli akan saling
berkesinambungan, dengan koordinasi dari ketua tim.

Jadwal pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi sebagai acuan atau untuk menentukan
target penyelesaian pekerjaan, sekaligus bisa berfungsi sebagai kontrol progres masing-
masing item pekerjaan. Jadwal pelaksanaan pekerjaan secara rinci dapat dilihat pada
lampiran.

Hal. III - 2
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Perencanaan Pengadaan Tanah Jalan/Jembatan
BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3
NO. U R A I A N
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Mobilisasi Personil dan Pengumpulan Data Awal
2. Survai inventarisasi lahan dan aset
3. Survai sosial ekonomi
4. Survai lokasi permukiman kembali ( jika ada penduduk yang
5. Analisis
a. Kriteria Warga yang berhak mendapatkan ganti kerugian
b. Kriteria kerugian yang layak diganti rugi
c. Penilaian tingkat dan besaran ganti kerugian
d. Alternatif bentuk ganti kerugian
6. Penyusunan LARRAP
7. Pengolahan dan Penyajian Data
8. Laporan Pendahuluan
9. Laporan Antara
10. Laporan Akhir
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

Hal. IV - 1
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

VII.1. Komposisi Tim dan Penugasan.

Konsultan PT. WANDRA CIPTA Engineering Consultant akan menyediakan jasa-


jasanya semaksimal mungkin untuk melaksanakan pekerjaan, sehingga diperoleh hasil
pekerjaan yang baik dan memenuhi segala persyaratan yang ditetapkan dan dapat
dipertanggung jawabkan, serta mengusahakan sedikit mungkin adanya perubahan-
perubahan atau penambahan lainnya di kemudian hari.
Spesialisasi tenaga ahli yang diperlukan tergantung pada lingkup Jasa Perencanaan, dapat
meliputi spesialisasi dalam beberapa atau semua bidang.
Komposisi Tim ini disusun atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1. Pengalaman Tenaga ahli yang bersangkutan, harus sesuai dengan bidang dan
kasus yang ditangani, untuk menghindari overlapping tanggungjawab.
2. Membagi secara tegas wewenang dan tanggung jawab masing-masing tenaga ahli
3. Disesuaikan dengan Kemampuan bidang keahliannya
4. Pembagian sub pekerjaan secara jelas agar beban tugas terbagi secara merata
sehingga efektif terhadap waktu yang disediakan
5. Pembagian Kerja antara Engineer senior akan mengkoordinasikan engineer yang
yang lebih junior, Pekerjaan penentuan metoda perancangan dan penetapan sistem
yang akan dipakai menjadi tanggungjawab Senior engineer
6. Membagi setiap pekerjaan secara parallel, agar pekerjaan dapat berjalan secara
simultan.
7. Membagi-bagi lingkup dan wilayah pekerjaan bagi pekerjaan yang ditangani
beberapa tenaga ahli sejenis.

Hal. IV - 2
USULAN
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN
TEKNIS

Hal. IV - 3
KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
Tenaga Ahli Utama
(Personil Inti)
Tenaga Ahli Tetap/Tidak Tenaga Ahli Jumlah Orang
Nama Personil Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan
Tetap Lokal / Asing Bulan
Bertanggung jawab atas semua layanan jasa konsultansi untuk
LARAP sesuai dengan kerangka acuan kerja. Mengkoordinasikan
semua komunikasi baik secara lisan maupun tertulis dengan pemberi
DRS. SOBALI SUSWANDY, M.Si Tenaga Ahli Tetap Lokal Sosial Team Leader tugas sehubungan dengan aspek teknis dan lingkungan. 3.00
Mengasistensikan dan menyiapkan/ menyelesaikan laporan-
laporan serta semua dokumen sesuai dengan kerangka acuan kerja.

Bersama dengan Ketua Tim/team Leader melakukan survey


trase jalan dan kebutuhan ruang untuk jalan dan penyusunan
laporan sebagaimana diatur dalam Kerangka Acuan Kerja; Melakukan
HENDRIKO, ST Tenaga Ahli Tetap Lokal Ahli Teknik Jalan Ahli Transportasi 2.00
asistensi, diskusi dan pembahasan-pembahasan yang
diperlukan;Menyelesaikan laporan-laporan/dokumen-dokumen
sesuai dengan kerangka acuan kerja.
Mempersiapkan survey status lahan dan bangunan beserta
pelaporannya; Bersama dengan Ketua Tim/team Leader
melakukan survey dan penyusunan laporan sebagaimana diatur
LIYA SUKMA MULIYA, SH,
Tenaga Ahli Tetap Lokal Hukum Ahli Hukum Pertanahan dalam Kerangka Acuan Kerja; Melakukan asistensi, diskusi dan 2.00
M.Hum
pembahasan-pembahasan yang diperlukan; Menyelesaikan laporan-
laporan/dokumen-dokumen sesuai dengan kerangka acuan kerja.

Mempersiapkan survey nilai / harga lahan dan bangunan beserta


pelaporannya; Bersama dengan Ketua Tim/team Leader
melakukan survey dan penyusunan laporan sebagaimana diatur
Ahli Ekonomi dalam Kerangka Acuan Kerja; Melakukan asistensi, diskusi dan
RINALDI RUSTAM , SE, ME Tenaga Ahli Tetap Lokal Ekonomi Pembangunan 2.00
Pembangunan pembahasan-pembahasan yang diperlukan; Menyelesaikan laporan-
laporan/dokumen-dokumen sesuai dengan kerangka acuan kerja.

Tenaga Ahli Pendukung

Tenaga Ahli Tetap/Tidak Tenaga Ahli Jumlah Orang


Nama Personil Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan
Tetap Lokal / Asing Bulan
Membantu Kegiatan survey dan pengukuran diantaranya
pengukuran topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan
MARTEN TRI PUTRA, A.Md Tenaga Tidak Tetap Lokal Surveyor Surveyor penggambaran data-data lapangan.
Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan
sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak
koreksi dan pencegahannya, 2.00
Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk
memastikan pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah mewakili
YUDI GUSRIN, A.Md Tenaga Tidak Tetap Lokal Surveyor Surveyor kuantitas untuk pembayaran sertifikat bulanan untuk pembayaran
terakhir.
Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk
a. membantu ketua tim dalam membuat laporan-laporan dan
memasukkan data hasil survei jalan ke dalam komputer dengan
NURFAJRIN, S.Kom Tenaga Tidak Tetap Lokal Opr. Komputer Opr. Komputer menggunakan program yang telah ditentukan. b. 3.00
bertanggung jawab atas kebenaran dan ketelitian pemasukan data
sesuai dengan yang telah ditentukan.

CHANDRA MARSURIAN, A.Md Tenaga Tidak Tetap Lokal Drafter Drafter 2.00
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN SULAN TEKNIS

Hal. II - 1
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN SULAN TEKNIS

VIII.1. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI


Mengingat cukup banyak kegiatan kerja dan keterkaitan antara kegiatan satu
dengan lainnya, serta intensitas kerja yang tinggi, maka jadwal penugasan personil
dilakukan dengan menyesuaikan bidang keahliannya dengan jenis pekerjaan yang
dijadwalkan. Jadwal pelaksanaan yang dilakukan Konsultan disesuaikan dengan tahapan
kegiatan sehingga memungkinkan penempatan personil secara tepat pada setiap kegiatan
yang dilakukan.

Dalam merencanakan jadwal pelaksanakan Konsultan menggunakan alat bantu


berupa perangkat keras komputer beserta perangkat lunaknya yang telah dikembangkan .
Tujuan dari digunakannya sistem tersebut adalah :
 Mempercepat proses pembuatan jadwal pelaksanaan
 Mendapatkan hasil analisis waktu dan alokasi tenaga yang akurat. Setiap saat dapat
segera diketahui pengenai keterlambatan pekerjaan dan dapat segera dilakukan
analisis waktu dan alokasi tenaga baru.
 Mempercepat proses pengambilan keputusan dalam mengatur maupun menyusun
strategi baru dalam mengadapi permasalahan mengenai keterlambatan waktu
penyelesaian pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan dan diselesaikan tepat
waktu.

Hal. II - 2
PERENCANAAN PENGADAAN TANAH JALAN/JEMBATAN SULAN TEKNIS

Hal. II - 3
GAMBAR 6.1
JADWAL PENUGASAN PERSONIL

Bulan Ke Bulan Ke Bulan Ke


Volume
No. Nama Posisi Satuan I II III Catatan
(bulan) 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

I. TENAGA AHLI

1 DRS. SOBALI SUSWANDY, M.Si Team Leader bln 3.00

2 HENDRIKO, ST Ahli Transportasi bln 2.00

3 LIYA SUKMA MULIYA, SH, M.Hum Ahli Hukum Pertanahan bln 2.00

4 RINALDI RUSTAM , SE, ME Ahli Ekonomi Pembangunan bln 2.00


II. TENAGA SUB PROFESSIONAL STAFF

1 MARTEN TRI PUTRA, A.Md Surveyor bln 2.00

2 YUDI GUSRIN, A.Md Surveyor bln 2.00

3 NURFAJRIN, S.Kom Opr. Komputer bln 3.00

4 CHANDRA MARSURIAN, A.Md Drafter bln 2.00

Anda mungkin juga menyukai