DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
FAKULTAS TEKNIK
2020
1
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) menetapkan, Daerah Aliran Sungai
(DAS) Tondano sebagai Kawasan Strategis Nasional yaitu sebagai Kawasan Konservasi dan
Wisata. Dilihat dari lokasinya, Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano yang melintasi Kecamatan
Singkil sangat dekat dengan pusat Kota Manado sehingga menarik minat banyak orang untuk
bertempat tinggal di sekitarnya, dan saat ini pesisir sungai Tondano di kecamatan ini merupakan
3
kawasan sangat padat dan rawan bencana banjir. Rumah-rumah yang membelakangi sungai
memperparah keadaan, dimana sungai dipandang sebagai tempat untuk membuang limbah rumah
tangga dan sampah. Selain itu, di beberapa lokasi di pesisir sungai Tondano ini banyak rumah-
rumah yang sudah ditinggalkan penghuninya pasca banjir besar Januari 2014. Pada pelaksanaan
pembangunan, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dalam perkembangannya akan dihadapkan
dengan tantangan terjadinya degradasi kualitas lingkungan. Oleh karenanya kebijakan
pembangunan harus mampu mendorong peningkatan kualitas lingkungan, baik dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian maupun dalam proses pemeliharaan.
Dari hasil latar belakang di atas maka didapat beberapa identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Apa yang harus dilakukan agar meminimalisir terjadinya banjir di pesisir DAS
Tondano?
2. Bagaimana cara agar perbaikan lingkungan dapat terealisasikan di area pesisir DAS
Tondano ?
3. Bagaimana bentuk perancangan arsitektur revitalisasi di pesisir DAS Tondano ?
4
1.4 Tujuan Penelitian
1. Studi kasus ini dibatasi hanya menganalisa bagaimana perbaikan lingkungan dapat di
wujudkan di area pesisir DAS Tondano.
2. Studi kasus ini dibatasi Hanya di sekitar kecamatan Singkil yaitu terbagi atas
beberapa kelurahan
3. Hanya melihat hasil rancangan arsitektur dari sumber yang sudah ada.
5
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Dalam bab ini akan diuraikan beberapa teori yang diambil dari literaturliteratur yang
berhubungan dengan penelitian, yang dikutip dari referensi dalam bentuk buku, jurnal ataupun
tulisan ilmiah lainnya yang ada berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, dan akan digunakan
sebagai dasar perhitungan dalam menyelesaikan masalah pada bab III.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di
dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu
yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.
Perbaikan lingkungan adalah memulihkan kembali lingkungan yang sudah pernah di tata namun
fungsi yang terjadi tidak seperti fungsi pada perencanaan tata kota dan wilayah.
Perencana kota adalah bukan orang yang merancang suatu kota, tetapi yang sebenarnya adalah hanya
menyediakan suatu rencana berdasarkan prinsip "supply and demand" yang akan digunakan untuk
membuat kota tersebut lebih maju dalam segala bidang.
Dalam hal ini, Planologi atau Perencanaan Wilayah dan Kota adalah suatu program studi yang
mempelajari tentang cara merencana suatu wilayah dan kota. Dalam merencanakan suatu kota ternyata
banyak sekali yang harus di pertimbangkan, misalnya kondisi ekonomi, sosial, budaya suatu wilayah dan
yang lain-lain
6
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam
bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu kawasan atau area yang dikelilingi oleh
beberapa titik alami yang terletak pada dataran tinggi. Titik-titik tersebut berfungsi
sebagai wadah penampungan air hujan yang turun di kawasan tersebut.
Menurut Manan, melalui jurnal ilmiah “Pengaruh Hutan dan Manajemen Daerah Aliran
Sungai”, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (1979), yang disebut Daerah
Aliran Sungai (DAS) adalah “Kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis yang
menampung, menyimpan dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya ke sungai
yang akhirnya bermuara ke danau atau laut.”
Dari lokasi titik-titik tersebut, air hujan yang ditampung akan mengalir ke berbagai area,
melalui alur sungai hingga akhirnya air sampai ke lautan. Selanjutnya, diteruskan
dengan proses air laut menguap hingga kembali menjadi hujan atau siklus air yang
terus berulang.
Definisi lain dari para ahli mengenai Daerah Aliran Sungai adalah sebagai berikut:
Menurut Dharmawan, dkk (2005), DAS ilah bentang lahan yang dibatasi oleh
topografi pemisah aliran (topographic divide), yaitu punggung bukit atau gunung
yang menangkap curah hujan, menyimpan dan kemudian mengalirkannya
melalui saluran-saluran pengaliran ke suatu titik (outlet) yang umumnya berada
di muara sungai atau danau.
Menurut Asdak (2010), DAS adalah suatu wilayah daratan yang secara
topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang mmampu
menampung dan menyimpan air hujan hingga kemudian menyalurkannya ke laut
melalui sungai utama.
Menurut Suripin (2002), DAS merupakan suatu wilayah yang dibatasi oleh batas
alam, seperti punggung bukit-bukit atau gunung, maupun batas batuan, seperti
jalan atau tanggul, dimana air hujan turun di wilayah tersebut memberi kontribusi
aliran ke titik kontrol (outlet).
Menurut Kodoatie dan Sugiyanto (2002), DAS adalah suatu kesatuan daerah /
wilayah / kawasan tata air yang terbentuk secara alami dimana air tertangkap
7
yang berasal dari curah hujan akan mengalir dari daerah / wilayah / kawasan
tersebut menuju ke sungai.
Menurut Sugiharto (2001), DAS merupakan suatu daerah yang dibatasi oleh
pemisah topografi yang menerima air hujan, menampung, menyimpan, dan
mengalirkan ke sungai dan seterusnya menuju danau atau laut
Banjir merupakan kondisi ketika curah hujan yang sangat tinggi menyebabkan meluapnya air
dan kondisi tanah atau daratan tidak dapat menyerap air dengan baik kedalam tanah atau adanya
hambatan pada aliran sungai, seperti hambatan karena adanya sampah dan berbagai hal lainnya.
Tentu penyebab terjadinya banjir bandang ini semakin mungkin terjadi mengingat masih banyaknya
kebiasaan buruk dalam membuang sampah ke sungai tersebut atau membangun bangunan di
bantaran sungai. Maka dari itu,ada baiknya seluruh lapisan masyarakat memperhatikan perihal
penyebab terjadinya banjir bandang ini, agar tidak terulang lagi di masa yang akan datang.
Pengertian dari revitalisasi bisa berarti proses, cara dan atau perbuatan untuk
menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program kegiatan apapun. Sehingga secara
umum pengertian dari revitalisasi merupakan usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi
penting dan perlu sekali.
Beragam kata revitalisasi sering dipergunakan untuk melakukan satu tujuan misalkan revitalisasi
pendidikan, revitalisasi sebuah kawasan, Revitalisasi Kearifan lokal dan beragam revitalisasi lainnya
seiring dengan perkembangan zaman
8
bangunan, interior, perabot dan lainnya. Dalam perancangan tata kota juga dibutuhkan ilmu
arsitektur.
Design arsitektur juga sering dijadikan sebagai sarana perdagangan. Biasanya digunakan
untuk perdagangan barang material. Baik dari bidang konstruksi, interior, dan eksterior
membutuhakan design. Jasa penyedia dalam design tersebut adalah arsitektur.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
9
Gambar 1. Kerangka Pikir
Terdapat beberapa metode survey yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Survey Primer
Merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung
di lapangan. Adapun teknik-teknik yang dilakukan adalah sebagai berikut
Observasi lapangan, Wawancara, Kuesioner dan Visualisasi atau pemotretan
2. Survei Sekunder
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara survei instansional ataupun
melakukan studi kepustakaan.
10
Proses teknis penyusunan penelitian, secara garis besar terdiri atas 3 (tiga)
tahapan utama yaitu tahapan awal (persiapan dan pengumpulan data), tahapan
analisis dan tahapan perumusan hasil penelitian. Tahapan tersebut adalah:
3.1.2 Melakukan kajian terkait hal-hal yang perlu diatur/ muatan dari
revitalisasi sempadan DAS Tondano
Kondisi fisik kawasan dilihat dalam skala yang lebih kecil, perlu
dilakukan perbaikan dikarenakan ketidakteraturan permukiman yang ada,
kurang tersedianya prasarana dan yang terpenting adalah kerawanannya
terhadap bencana.
Beberapa hal yang berpengaruh dalam revitalisasi kawasan lokasi
penelitian, selain dari letaknya juga kebijakan pemerintah Kota Manado
melalui RTRW Kota Manado tahun 2014-2034 yang mensyaratkan
pesisir DAS Tondano harus bebas dari bangunan sejauh minimal 13 (tiga
belas meter) di kiri kanan bibir sungai dan akan difungsikan sebagai
ruang terbuka publik, dan lokasi penelitian juga merupakan Kawasan
11
Strategis nasional (KSN) sebagai kawasan konservasi dan wisata DAS
Tondano, yang pengelolaannya juga melibatkan hingga pemerintah pusat,
saat ini kondisi eksistingnya tumpang tidih dengan kawasan permukiman.
Letak geografis lokasi penelitian yang memiliki ketinggian hanya 5 (lima)
3.2 Tahap Pengumpulan Data dan Informasi/ Survey dan Tabulasi, meliputi:
a. data terkait dengan nilai strategis dan isu strategis kawasan
b.data kebijakan terkait
c. data kondisi fisik lokasi
12
d.data pemanfaatan ruang/penggunaan lahan
e. data prasarana dan sarana
f. data kependudukan
g.data perekonomian, sosial dan budaya
h.peta dasar
Pada dasarnya untuk pelaksanaan tahap ini, meliputi 2 (dua) kegiatan
pokok, diantaranya:
a. Pelaksanaan survey/pengumpulan data; dan
b.Tabulasi dan kompilasi data.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/COSTUMER/Downloads/tanggul%20di%20kecamatan
%20singkil.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan
https://www.artikata.com/arti-358765-perbaikan.html
13
14