Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

PENDEKATAN LINGKUNGAN PADA PERANCANGAN


REVITALISASI PESISIR DAS TONDANO DI KECAMATAN
SINGKIL

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

Elvira S.S.Olii (17209036)

Vebrianti Mandak (17209046)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2020

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi ……………………………………………………………………….

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang …………………………………………………………….


1.2. Identifikasi Masalah ……………………………………………………….
1.3. Rumusan Masalah …………………………………………………………..
1.4. Tujuan Penelitian …………………………………………………………….
1.5. Batasan Masalah …………………………………………………………………
1.6. Manfaat Penelitian
…………………………………………………………………….

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Perbaikan Lingkungan …………………………………………………………………

2.2. Perencanaan Wilayah dan Kota ……………………………………………………..

2.3. Pengertian Das ………………………………………………………………………

2.4 Pengertian Revitalisasi…………………………………………………………………

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tahapan Persiapan ………………………………………………………………………

3.2 Tahap Pengumpulan Data dan Informasi/ Survey dan Tabulasi.………………………..

3.3 Tahap Pengolahan Data dan Analisis Data. …………………………………………

3.4 Tahap Perumusan Skenario Revitalisasi Kawasan....................................................

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air di kota Manado,
Pesisir sungai Tondano di Kecamatan Singkil merupakan kawasan yang sangat padat dan rawan
terhadap bencana banjir. Selain itu, di beberapa lokasi di pesisir sungai Tondano ini banyak
rumah-rumah yang sudah ditinggalkan penghuninya pasca banjir besar Januari 2014, dan RTRW
Kota Manado juga mensyaratkan sempadan sungai di kawasan ini minimal 13 meter di kiri kanan
dari bibir sungai.Sudah sepantasnyalah bila pada kawasan ini dilakukan revitalisasi guna
memvitalkan kembali kualitas kawasan. Selama ini revitalisasi kawasan umumnya lebih banyak
dilakukan pada upaya “mempercantik” kawasan, sehingga seringkali tujuannya tidak tercapai
secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan revitalisasi kawasan dengan
menggunakan pendekatan lingkungan, sehingga permasalahan yang ada selama ini dapat diatasi
dan tidak akan terulang kembali. Penelitian ini adalah penelitian by design dengan menggunakan
teknik penelitian kualitatif dengan jenis penelitian Kasus dan Lapangan (Case Study and Field
Research).

Pendekatan lingkungan pada perancangan revitalisasi pesisir DAS Tondano


menghasilkan peningkatan vitalitas kawasan dengan memanfaatkan sungai seperti menyediakan
sarana transportasi air, membuat tanggul sungai, membuat kanal dan kolam retensi, membuat
saluran drainase, membuat sumur-sumur resapan dan lubang-lubang biopori, membuat
penampungan air hujan, menggunakan tenaga surya, menyediakan kios dan tempat pertemuan,
menanam vegetasi sebanyak mungkin, serta menggunakan material ramah lingkungan, dimana
hasil revitalisasi ini dapat berfungsi sebagai tujuan wisata baru di kota Manado, yang semuanya
diharapkan akan bermanfaat secara fisik, ekonomi dan sosial, sesuai dengan prinsip-prinsip
revitalisasi.

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) menetapkan, Daerah Aliran Sungai
(DAS) Tondano sebagai Kawasan Strategis Nasional yaitu sebagai Kawasan Konservasi dan
Wisata. Dilihat dari lokasinya, Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano yang melintasi Kecamatan
Singkil sangat dekat dengan pusat Kota Manado sehingga menarik minat banyak orang untuk
bertempat tinggal di sekitarnya, dan saat ini pesisir sungai Tondano di kecamatan ini merupakan

3
kawasan sangat padat dan rawan bencana banjir. Rumah-rumah yang membelakangi sungai
memperparah keadaan, dimana sungai dipandang sebagai tempat untuk membuang limbah rumah
tangga dan sampah. Selain itu, di beberapa lokasi di pesisir sungai Tondano ini banyak rumah-
rumah yang sudah ditinggalkan penghuninya pasca banjir besar Januari 2014. Pada pelaksanaan
pembangunan, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dalam perkembangannya akan dihadapkan
dengan tantangan terjadinya degradasi kualitas lingkungan. Oleh karenanya kebijakan
pembangunan harus mampu mendorong peningkatan kualitas lingkungan, baik dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian maupun dalam proses pemeliharaan.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari hasil latar belakang di atas maka didapat beberapa identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pencemaran lingkungan di area sungai dapat menyebabkan terjadinya banjir.


2. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) menetapkan, Daerah Aliran Sungai (DAS)
Tondano sebagai Kawasan Strategis Nasional yaitu sebagai Kawasan Konservasi dan Wisata.
3. Pada pelaksanaan pembangunan, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dalam perkembangannya
akan dihadapkan dengan tantangan terjadinya degradasi kualitas lingkungan
4. Pembangunan tanggul saat sekarang sering terhambat karena masalah pembebasan lahan

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Apa yang harus dilakukan agar meminimalisir terjadinya banjir di pesisir DAS
Tondano?
2. Bagaimana cara agar perbaikan lingkungan dapat terealisasikan di area pesisir DAS
Tondano ?
3. Bagaimana bentuk perancangan arsitektur revitalisasi di pesisir DAS Tondano ?

4
1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana upaya agar dapat meminimalisir terjadinya banjir di pesisir


DAS Tondano.
2. Dapat mengetahui cara apa saja yang bisa dilakukan untuk mengadakan perbaikan
lingkungan di area pesisir DAS Tondano.
3. Dapat mengetahui bentuk dari setiap rancangan arsitektur yang akan di revitalisasi di
pesisir DAS Tondano.

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi kasus ini dibatasi hanya menganalisa bagaimana perbaikan lingkungan dapat di
wujudkan di area pesisir DAS Tondano.
2. Studi kasus ini dibatasi Hanya di sekitar kecamatan Singkil yaitu terbagi atas
beberapa kelurahan
3. Hanya melihat hasil rancangan arsitektur dari sumber yang sudah ada.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menemukan metode perancangan


revitalasi kawasan dengan pendekatan lingkungan serta menghasilkan produk desain revitalasi
kawasan di sempadan DAS Tondano Kecamatan Singkil. Namun juga juga memperbaiki kualitas
lingkungan yang ada disekitar DAS.

5
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Dalam bab ini akan diuraikan beberapa teori yang diambil dari literaturliteratur yang
berhubungan dengan penelitian, yang dikutip dari referensi dalam bentuk buku, jurnal ataupun
tulisan ilmiah lainnya yang ada berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, dan akan digunakan
sebagai dasar perhitungan dalam menyelesaikan masalah pada bab III.

2.1 perbaikan lingkungan

perbaikan menurut KBBI adalah suatu tindakan untuk mengembalikan sesuatu ke


kondisi yang lebih baik atau mendekati baru dengan mengubah, memperbaiki, atau mengganti
bagian tertentu.

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di
dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu
yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.

Perbaikan lingkungan adalah memulihkan kembali lingkungan yang sudah pernah di tata namun
fungsi yang terjadi tidak seperti fungsi pada perencanaan tata kota dan wilayah.

2.2 perencanaan wilayah dan kota

Perencana kota adalah bukan orang yang merancang suatu kota, tetapi yang sebenarnya adalah hanya
menyediakan suatu rencana berdasarkan prinsip "supply and demand" yang akan digunakan untuk
membuat kota tersebut lebih maju dalam segala bidang.

Dalam hal ini, Planologi atau Perencanaan Wilayah dan Kota adalah suatu program studi yang
mempelajari tentang cara merencana suatu wilayah dan kota. Dalam merencanakan suatu kota ternyata
banyak sekali yang harus di pertimbangkan, misalnya kondisi ekonomi, sosial, budaya suatu wilayah dan
yang lain-lain

Pengertian Umum tentang Perencanaan Wilayah danKota

6
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam
bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya.

Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang
berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional

2.3 pengertian DAS

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu kawasan atau area yang dikelilingi oleh
beberapa titik alami yang terletak pada dataran tinggi. Titik-titik tersebut berfungsi
sebagai wadah penampungan air hujan yang turun di kawasan tersebut.

Menurut Manan, melalui jurnal ilmiah “Pengaruh Hutan dan Manajemen Daerah Aliran
Sungai”, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (1979), yang disebut Daerah
Aliran Sungai (DAS) adalah “Kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis yang
menampung, menyimpan dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya ke sungai
yang akhirnya bermuara ke danau atau laut.”

Dari lokasi titik-titik tersebut, air hujan yang ditampung akan mengalir ke berbagai area,
melalui alur sungai hingga akhirnya air sampai ke lautan. Selanjutnya, diteruskan
dengan proses air laut menguap hingga kembali menjadi hujan atau siklus air yang
terus berulang.

Definisi lain dari para ahli mengenai Daerah Aliran Sungai adalah sebagai berikut:

 Menurut Dharmawan, dkk (2005), DAS ilah bentang lahan yang dibatasi oleh
topografi pemisah aliran (topographic divide), yaitu punggung bukit atau gunung
yang menangkap curah hujan, menyimpan dan kemudian mengalirkannya
melalui saluran-saluran pengaliran ke suatu titik (outlet) yang umumnya berada
di muara sungai atau danau.
 Menurut Asdak (2010), DAS adalah suatu wilayah daratan yang secara
topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang mmampu
menampung dan menyimpan air hujan hingga kemudian menyalurkannya ke laut
melalui sungai utama.
 Menurut Suripin (2002), DAS merupakan suatu wilayah yang dibatasi oleh batas
alam, seperti punggung bukit-bukit atau gunung, maupun batas batuan, seperti
jalan atau tanggul, dimana air hujan turun di wilayah tersebut memberi kontribusi
aliran ke titik kontrol (outlet).
 Menurut Kodoatie dan Sugiyanto (2002), DAS adalah suatu kesatuan daerah /
wilayah / kawasan tata air yang terbentuk secara alami dimana air tertangkap

7
yang berasal dari curah hujan akan mengalir dari daerah / wilayah / kawasan
tersebut menuju ke sungai.
 Menurut Sugiharto (2001), DAS merupakan suatu daerah yang dibatasi oleh
pemisah topografi yang menerima air hujan, menampung, menyimpan, dan
mengalirkan ke sungai dan seterusnya menuju danau atau laut

2.3.1 faktor pengaruh banjir

 Banjir merupakan kondisi ketika curah hujan yang sangat tinggi menyebabkan meluapnya air
dan kondisi tanah atau daratan tidak dapat menyerap air dengan baik kedalam tanah atau adanya
hambatan pada aliran sungai, seperti hambatan karena adanya sampah dan berbagai hal lainnya.

Tentu penyebab terjadinya banjir bandang ini semakin mungkin terjadi mengingat masih banyaknya
kebiasaan buruk dalam membuang sampah ke sungai tersebut atau membangun bangunan di
bantaran sungai. Maka dari itu,ada baiknya seluruh lapisan masyarakat memperhatikan perihal
penyebab terjadinya banjir bandang ini, agar tidak terulang lagi di masa yang akan datang.

2.2.1 pengertian revitalisasi

Pengertian dari revitalisasi bisa berarti proses, cara dan atau perbuatan untuk
menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program kegiatan apapun. Sehingga secara
umum pengertian dari revitalisasi merupakan usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi
penting dan perlu sekali.
Beragam kata revitalisasi sering dipergunakan untuk melakukan satu tujuan misalkan revitalisasi
pendidikan, revitalisasi sebuah kawasan, Revitalisasi Kearifan lokal dan beragam revitalisasi lainnya
seiring dengan perkembangan zaman

2.2.2 gambar rancangan arsitektur

Perancangan dalam suatu bangunan membutuhkan sebuah design. Design dalam


membuat bangunan biasa disebut gambar arsitektur. Arsitektur sendiri adalah ilmu dan
seni dalam perencanaan dan perancangan. Penggunaannya untuk merancang sebuah

8
bangunan, interior, perabot dan lainnya. Dalam  perancangan tata kota juga dibutuhkan ilmu
arsitektur.

Design arsitektur juga sering dijadikan sebagai sarana perdagangan. Biasanya digunakan
untuk perdagangan barang material. Baik dari bidang konstruksi, interior, dan eksterior
membutuhakan design. Jasa penyedia dalam design tersebut adalah arsitektur.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di pesisir DAS Tondano pada Kecamatan Singkil di


Kota Manado dan merupakan penelitian by design dengan menggunakan teknik
penelitian kualitatif dengan jenis penelitian kasus dan lapangan (Case Study and
Field Research). Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder
dengan periode pengamatan tahun 2015 – 2016. Data-data primer didapat dari
pengamatan langsung di lokasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai
penerbitan. Analisis dilakukan dengan cara studi kepustakaan dan analisis terhadap
kondisi lapangan.
Kerangka pikir penelitian merupakan rangkaian dari pemikiran untuk
menyelesaikan penelitian sesuai dengan maksud dan tujuan dari penelitian yang
dilakukan dan merupakan dasar dalam pembuatan metodologi pelaksanaan
penelitian serta menunjukkan keterkaitan antar materi/proses.

9
Gambar 1. Kerangka Pikir

Metode pengumpulan data dan informasi yang berhubungan dengan masalah


yang akan dibahas dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yaitu
pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara kunjungan lapangan,
wawancara, membaca, memahami dan mempelajari buku-buku terbitan dari kantor
atau dinas yang terkait dengan penelitian ini, artikel-artikel, jurnal-jurnal, dan buku-
buku yang
mempunyai relevansi dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, yang
diperoleh melalui perpustakaan dan download internet.

Terdapat beberapa metode survey yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Survey Primer
Merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung
di lapangan. Adapun teknik-teknik yang dilakukan adalah sebagai berikut
Observasi lapangan, Wawancara, Kuesioner dan Visualisasi atau pemotretan

2. Survei Sekunder
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara survei instansional ataupun
melakukan studi kepustakaan.

10
Proses teknis penyusunan penelitian, secara garis besar terdiri atas 3 (tiga)
tahapan utama yaitu tahapan awal (persiapan dan pengumpulan data), tahapan
analisis dan tahapan perumusan hasil penelitian. Tahapan tersebut adalah:

3.1 Tahap Persiapan,

a. Pemahaman Isi/ Substansi Penelitian


b.Menetapkan Rumusan Masalah
c. Rumusan Tujuan Penelitian
d.Penyusunan dan penajaman metodologi studi

Studi Pustaka/ Kajian awal data sekunder


3.1.1 Identifikasi Peraturan/Kebijakan Perundang-Undangan terkait.

Dari identifikasi terhadap kebijakan terkait, diketahui bahwa lokasi


penelitian yang ada memang perlu direvitalisasi mengingat kondisi
eksisting tidak sesuai dengan kebijakan yang ada, serta kebijakan tersebut
telah membuat arahan yang jelas terhadap kondisi lokasi penelitian
nantinya.

3.1.2 Melakukan kajian terkait hal-hal yang perlu diatur/ muatan dari
revitalisasi sempadan DAS Tondano

Dilakukan untuk memahami kedudukan dan keterkaitan lokasi


dalam sistem regional yang lebih luas dalam aspek sosial, ekonomi,
lingkungan, sumber daya buatan atau sistem prasarana, dan budaya. Sistem
regional dapat berupa sistem kota atau lokasi lainnya, yang
berpengaruh/terpengaruh oleh lokasi penelitian. Oleh karena itu, dalam
analisis regional ini dilakukan analisis pada aspek berikut:
a. analisis kedudukan dan keterkaitan sosial-budaya dan demografi;
b.analisis kedudukan dan keterkaitan ekonomi;
c. analisis kedudukan dan keterkaitan sistem prasarana;
d.analisis kedudukan dan keterkaitan aspek lingkungan;

3.1.3 diinventarisir pada tahap awal, beberapa kajian teori/ literatur


terkait muatan revitalisasi sempadan sungai Tondano, guna
memperkuat basis pemahaman teori.

Kondisi fisik kawasan dilihat dalam skala yang lebih kecil, perlu
dilakukan perbaikan dikarenakan ketidakteraturan permukiman yang ada,
kurang tersedianya prasarana dan yang terpenting adalah kerawanannya
terhadap bencana.
Beberapa hal yang berpengaruh dalam revitalisasi kawasan lokasi
penelitian, selain dari letaknya juga kebijakan pemerintah Kota Manado
melalui RTRW Kota Manado tahun 2014-2034 yang mensyaratkan
pesisir DAS Tondano harus bebas dari bangunan sejauh minimal 13 (tiga
belas meter) di kiri kanan bibir sungai dan akan difungsikan sebagai
ruang terbuka publik, dan lokasi penelitian juga merupakan Kawasan

11
Strategis nasional (KSN) sebagai kawasan konservasi dan wisata DAS
Tondano, yang pengelolaannya juga melibatkan hingga pemerintah pusat,
saat ini kondisi eksistingnya tumpang tidih dengan kawasan permukiman.
Letak geografis lokasi penelitian yang memiliki ketinggian hanya 5 (lima)

meter dari permukaan laut, berpotensi besar mengalami banjir.


Berdasarkan kondisi tersebut, perancangan revitalisasi pesisir DAS
Tondano ini memerlukan perlakuan khusus terutama dalam upaya
mengatasi bencana banjir, sehingga keluaran dari rancangan harus benar-
benar menggunakan pendekatan lingkungan yang mampu mengatasi
bencana banjir serta memperbaiki vitalitas kawasan.

3.1.4Melakukan kajian terkait substansi/tingkat kepentingan yang harus


diperhatikan.

Homogenitas penduduk lokasi penelitian diharapkan


mempermudah pelaksanaan revitalisasi dan pengoperasian kawasan
setelah pembangunan fisik. Pelibatan masyarakat dalam revitalisasi
kawasan diharapkan menimbulkan rasa “memiliki” bagi masyarakat,
sehingga mereka akan dengan suka rela turut menjaga dan
mengembangkannya. Potensi yang ada dalam masyarakat seperti adanya
kelompok- kelompok seni dan kemampuan membuat jajanan yang khas,
bias diangkat menjadi penunjang kawasan sehingga revitalisasi yang
dilakukan tepat guna dan tepat sasaran, karena mampu menghidupkan
kembali kawasan berikut potensi yang dimilikinya guna meningkatkan
perekonomian penduduk setempat dan menambah pendapatan daerah,
lewat retribusi.

3.2 Tahap Pengumpulan Data dan Informasi/ Survey dan Tabulasi, meliputi:
a. data terkait dengan nilai strategis dan isu strategis kawasan
b.data kebijakan terkait
c. data kondisi fisik lokasi

12
d.data pemanfaatan ruang/penggunaan lahan
e. data prasarana dan sarana
f. data kependudukan
g.data perekonomian, sosial dan budaya
h.peta dasar
Pada dasarnya untuk pelaksanaan tahap ini, meliputi 2 (dua) kegiatan
pokok, diantaranya:
a. Pelaksanaan survey/pengumpulan data; dan
b.Tabulasi dan kompilasi data.

3.3 Tahap Pengolahan Data dan Analisis Data, meliputi :


a. Tahap Pengolahan Data
b.Tahap Analisis

3.4 Tahap Perumusan Skenario Revitalisasi Kawasan


Skenario revitalisasi kawasan merupakan kegiatan penyusunan skenario yang
mampu meningkatkan:
a. Produktivitas ekonomi.
b.Kualitas ruang, bentuk dan lingkungan yang memberdayakan aktivitas
sosial, ekonomi dan budaya.
c. Pengelolaan kawasan agar berkelanjutan.
3.5 Tahap Penyempurnaan Rancangan Revitalisasi Rancangan revitalisasi
merupakan kegiatan perancangan dengan lingkup kegiatan yang setidaknya
meliputi penataan bangunan dan lingkungannya sesuai tema revitalisasi
kawasan.

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/COSTUMER/Downloads/tanggul%20di%20kecamatan
%20singkil.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan

https://www.artikata.com/arti-358765-perbaikan.html

13
14

Anda mungkin juga menyukai