Anda di halaman 1dari 5

Sistem Dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi

 Proyek Konstruksi
Karakteristik Kegiatan Proyek Konstruksi
• Memiliki masa kerja terbatas
• Melibatkan jumlah tenaga kerja yang besar
• Melibatkan banyak tenaga kerja kasar (labour) yang berpendidikan relatif rendah
• Memilik iintensitas kerja yang tinggi
• Bersifat multi disiplin dan multi crafts
• Menggunakan peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitasdan kondisinya
• Memerlukan mobilisasi yang tinggi (peralatan, material dan tenagakerja)

Tahapan-Tahapan Dalam Proyek Pembangunan


1. Tahap Perencanaan (Planning)
Semua proyek konsruksi biasanya dimulai dari gagasan atau rencana dan dibangun berdasarkan
kebutuhan (need). Pihak yang terlibat adalah pemilik.

2. Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)


Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang diusulkan layak
untuk dilaksanakan.
Kegiatan yang dilaksanakan :
• Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya
• Meramalkan manfaat yang akan diperoleh
• Menyusun analisis kelayakan proyek
• Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi
Pihak yang terlibat adalah konsultan studi kelayakan atau konsultan manajemen konstruksi (MK)

3. Tahap Penjelasan (Briefing)


Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan sehingga konsultan
perencana dapat dengan tepat menafsirkan keinginan pemilik.
Kegiatan yang dilaksanakan :
• Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli
• Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan, merencanakan rancangan,
taksiran biaya, persyaratan mutu.
• Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan
• Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan denah dan batas-batas
proyek.
Pihak yang terlibat adalah pemilik dan Konsultan Perencana.

4. Tahap Perancangan (Design)


Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design) yang lebih mendetail sesuai dengan keinginan
dari pemilik. Seperti membuat Gambar rencana, spesifikasi, rencana anggaran biaya (RAB), metoda
pelaksanaan, dan sebagainya.
Kegiatan yang dilaksanakan :
• Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir
• Memeriksa masalah teknis.
• Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek
Mempersiapkan :
 Rancangan terinci
 Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal
 Daftar kuantitas
 Taksiran biaya akhir
Pihak yang terlibat adalah konsultan perencana, konsultan MK, konsultan rekayasa nilai dan atau
konsultan quantitiy surveyor.

5. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)


Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan proyek konstruksi
tersebut, atau bahkan mencari sub kontraktornya
Kegiatan yang dilaksanakan :
• Prakulaifikasi
• Dokumen Kontrak
Pihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi (kontraktor), konsultan MK.
6. Tahap Pelaksanaan (Construction)
Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah
dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya, waktu yang sudah disepakati, serta dengan
mutu yang telah disyaratkan.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan semua
oprasional di lapangan :
• Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah:
 Perencanaan dan pengendalian
 Jadwal waktu pelaksanaan
 Organisasi lapangan
 Tenaga kerja
 Peralatan dan material
• Kegiatan Koordinasi
 Mengkoordinasikan seruh kegiatan pembangunan
 Mengkoordinasi para sub kontraktor
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas dan atau Konsultan MK, kontraktor, Sub Kontraktor,
suplier dan instansi terkait.

7. Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)


Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai dengan dokumen
kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya.
Kegiatan yang dilakukan adalah :
• Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data selama pelaksanaan maupun gambar
pelaksanaan (as build drawing)
• Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan- kerusakan
• Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta pedoman pemeliharaan.
• Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas/ MK, pemakai, pemilik

 Jenis Bahaya Konstruksi


• Terbentur
Kecelakaan ini terjadi pada saat seseorang yang tidak diduga ditabrak atau ditampar
sesuatu yang bergerak. Contohnya: terkena pukulan palu, ditabrak kendaraan, benda asing
material.
• Membentur
yang selalu timbul akibat pekerja yang bergerakterkena atau bersentuhan dengan beberapa
objek. Contohnya:terkena sudut atau bagian yang tajam, menabrak pipa-pipa.
• Terperangkap (caught in, caught on, caught between)
Contoh dari caught inadalah kecelakaan yang akan terjadi bila kaki pekerja
tersangkutdiantara papan-papan yang patah di lantai.Contoh dari caught onadalah
kecelakaan yang timbul bila baju dari pekerja terkena pagar kawat. Sedangkan contoh dari
caught betweenadalah kecelakaan yang terjadi bila lengan atau kaki dari pekerja tersangkut
bagian mesin yang bergerak.
• Jatuh dari ketinggian
Kecelakaan ini banyak terjadi, yaitu jatuh dari tingkat yang lebihtinggi ke tingkat yang lebih
rendah. Contohnya: jatuh dari tanggaatau atap.
• Jatuh dari ketinggian yang sama
Beberapa kecelakaan yang timbul pada tipe ini seringkali berupatergelincir, tersandung,
jatuh dari lantai yang sama tingkatnya.
• Pekerjaan yang terlalu berat
Kecelakaan ini timbul akibat pekerjaan yang terlalu berat yangdilakukan pekerja seperti
mengangkat, menaikkan, menarik bendaatau material yang dilakukan diluar batas
kemampuan.
• Terkena aliran listrik
Luka yang ditimbulkan dari kecelakaan ini terjadi akibat sentuhananggota badan dengan alat
atau perlengkapan yang mengandunglistrik.
• Terbakar
Kondisi ini terjadi akibat sebuah bagian dari tubuh mengalamikontak dengan percikan bunga
api, atau dengan zat kimia yang panas

 Sebab Kecelakaan Konstruksi


1.Faktor Manusia
• Sangat dominan dilingkungan konstruksi.
• Pekerja Heterogen, Tingkat skill dan edukasi berbeda.
• Pengetahuan tentang keselamatan rendah.perlu penanganan khusus
2.Faktor Lingkungan
• Gangguan-gangguan dalam bekerja, misalnya suara bising yang berlebihan dapat
mengakibatkan terganggunya konsentrasi pekerja.
• Debu dan material beracun, mengganggu kesehatan kerja,sehingga menurunkan efek
tivitas kerja.
• Cuaca (panas, hujan)
3.Faktor Teknis
• Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek seperti penggunaan peralatan dan alat berat,
penggalian, pembangunan, pengangkutan dan sebagainya.
• Disebabkan kondisi teknis dan metoda kerja yang tidak memenuhi standar keselamatan
(substandards condition).
• Perencanaan Kerja yang baik
• Pemeliharaan dan perawatan peralatan
• Pengawasan dan pengujian peralatan kerja
• Penggunaan metoda dan teknikkonstruksi yang aman
• Penerapan Sistim Manajemen Mutu

 Alat Pelindung Diri


Perlengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk
menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang disekelilingnya. Adapun bentuk
peralatan dari alat pelindung:

a) Safety helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda-benda yang dapat melukai kepala.
Contohnya : jika sisa-sisa material atau alat-alat yang jatuh pada saat membangun sebuah
gedung.
b) Safety belt
Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat trasportasi.contohnya : pada
saat melakukan kegiatan pada bangunan gedung lebih dari 4 lantai untuk menjaga agar
pekerja tidak jatuh dari ketinggian.
c) Penutup telinga
Berfungsi sebagai penutup telinga ketika bekerja ditempat yang bising.contohnya; pada saat
memotong besi atau menancapkan tiang pancang agar tidak mengalami gangguan pada
telinga
d) Kacamata pengamanan
Berfungsi sebagai pengamanan mata ketika bekerja dari percikan.contoh: pada saat pekerja
melakukan pekerjaan kemudian lokasinya berdebu atau pasir yang bisa mengenai mata.
e) Masker
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihisap ditempat yang kualitas udaranya kurang
bagus. Contohnya : akibat dari seseorang tidak memakai bisa mengalami gangguan paru-
paru atau paling tidak bisa kena penyakit batuk.
g) Safety Shoes
Berfungsi mengurangi dampak dan menghindarkan terlukanya jari-jari kaki dari
hantaman,tusukan atau timpaan benda yang berat dan keras pada saat terjadi aktivitas
pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai