Wd. Cirata
PERENCANAAN
BANGUNAN PELINDUNG TEBING
Bronjong
Pasangan batu
Beton (fabricform, shotcrete, matras beton buatan,
armorflex, revetmen dengan frame beton
Riprap
Tumpukan batu
Bioteknologi (fascine, matras kayu atau semak-semak)
Sheet pile (beton, kayu atau baja)
Matras bitumen
Mtras kawat atau batu
Revetmen dengan karung pasir
Stabilisasi secara kimia (semen tanah) jenis sistem ada yang
lulus air, kedap air , dan semi lulus air
Metode Perlindungan Secara Langsung
Metode Perlindungan
Tidak Langsung (Krib)
• Pancang-tiang pancang
Faktor lain yang berpengaruh pada rancangan dinding pasangan batu adalah
sebagai berikut:
Kemungkinan terjadinya gerusan pada kaki
Keberadaan drainase pada bangunan pasangan batu
Keperluan akan lapisan filter seperti geotextile atau ijuk
Lubang kawat pada bronjong dapat membesar karena abrasi oleh angkutan
bahan dasar, apabila angkutan tersebut berupa kerikil dan pasir untuk
mengatasi hal tersebut dapat digunakan tipe bronjong untuk laut atau
apron riprap khusus.
Pada dasarnya lapisan bronjong di akhir hulu dan ujung hilir memerlukan
perlindungan terhadap arus pusar
Rip-rap
- Fungsi
Riprap digunakan untuk melindungi tebing atau ujung krib dari
ancaman erosi selama banjir.
a) Ekonomi
Bioteknologi pada umumnya lebih murah dibanding dengan pelapisan
tanggul yang mempunyai elevasi tinggi.
Bioteknologi memerlukan tenaga kerja yang intensif ( terus – menerus )
yang mana sesuai dengan kondisi di Indonesia yang mempunyai tenaga
kerja melimpah.
b) menahan erosi
e) Menambah stabilitas
Vegetasi phreatophyte seperti pohon perdu dan pohon kapas
dapat membantu dalam pemeliharaan kestabilan lereng
dengan menurunkan kelembaban tanah melalui transpirasi
pada daun. Vegetasi lereng dapat menahan lereng erosi akibat
rembesan dengan menahan dan mengendalikan tanah pada
sistem perakarannya.
Krib sebagai pelindung tebing
tidak langsung
Fungsi krib
Krib adalah bangunan yang menjorok ke sungai dengan sudut tertentu
terhadap tebung sungai sebagaimana yang didefinisikan oleh Richardson dan
Simons (1974). Krib akan membelokan aliran sehingga dapat menghindarkan
gerusan pada tebing sungai dan memungkinkan terbentuknya endapan pada
tempat tersebut. Krib sering digunakan untuk tujuan-tujuan sebagai berikut :
Faktor-faktor geomorfologi
Agradasi dan degradasi.
Stabilasasi alur lateral
Rejime alur sungai
Bentuk bidang sungai ( misalnya : mender berliku atau bercabang-cabang ).
Faktor-faktor lain
Aliran debris sungai selama banjir.
Material konstruksi yang tersedia.
Biaya.
Perencanaan teknis krib meliputi parameter-
parameter berikut ini :
Jenis Kesesuaian
krib Penggunaan
Lurus Pengaturan sungai
Perlindungan tepi
1) Keadaan fisik
Batuan yang retak, kecil, porous, dan secara fisik lemah tidak
bisa diterima sebagai riprap.
Batuan yang digunakan harus ukurannya tetap, kuat dan
tahan lama. Pengujian yang sesuai harus dilakukan untuk
menjamin ketahanan batu.
Berat jenis batuan rencana biasanya 2,65. pemakaian batu
dengan berat jenis kurang dari 2,60 perlu dilakukan evaluasi
secara hati-hati.
2) Bentuk batu
Batu untuk riprap berbentuk menyudut atau blok dari lempengan.
Gradasi batuan yang mempunyai bentuk panjang lebih dari 2,5 kali tinggi /
tebal tidak boleh lebih besar dari 25 %.
Tidak diperbolehkan menggunakan ukuran batu dengan panjang melebihi
3 kali tinggi / tebal.