Anda di halaman 1dari 35

PERKERASAN LENTUR

(FLEXIBLE PAVEMANT)
JENIS PERKERASAN
DAN FUNGSI LAPISAN LENTUR
PERKERASAN

Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakan diatas


tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk
menerima beban lalu-lintas dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya. Beban
kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan melalui bidang kontak roda berupa
beban terbagi rata (Po), beban tersebut diterima oleh lapisan permukaan dan
disebarkan ke tanah dasar menjadi (P1) yang lebih dari daya dukung tanah dasar .

Disusun dari berbagai sumber


PADA PERKERASAN LENTUR, TUJUAN DIBUAT BERLAPIS
DENGAN BASE DAN SUBBASE ADALAH UNTUK:

 Dengan kekakuannya (kekuatannya) sendiri mendukung beban (lalu


lintas) yang diterimanya.
 Dengan ketebalan perkerasannya untuk menyebarkan beban lalu lintas
dipermukaan perkerasan menjadi tekanan yang mampu diterima oleh Sub
Grade

Lapis permukaan
Lapis Base
Lapis Sub Base
Subgrade
Gambar 1: Mekanisme penyebaran tekanan akibat beban pada lapisan perkersana lentur

Disusun dari berbagai sumber


KONSTRUKSI PERKERASAN TERDIRI DARI :
PERKERASAN LENTUR
1. Lapisan permukaan (surface course)
2. Lapisan pondasi atas (base course)
3. Lapisan pondasi bawah (sub base course)
4. Lapisan tanah dasar (subgrade)

lapis permukaan (surface)

lapisan pondasi atas (base)

lapisan pondasi bawah (subbase)

tanah dasar (subgrade)

Disusun dari berbagai sumber


KARAKTERISTIK PERKERASAN
LENTUR
 BERSIFAT ELASTIS JIKA MENERIMA BEBAN, SEHINGGA
DAPAT MEMBERI KENYAMANAN BAGI PENGGUNA
JALAN.
 SELURUH LAPISAN IKUT MENANGGUNG BEBAN.
 PENYEBARAN TEGANGAN KELAPISAN TANAH DASAR
SEDEMIKIAN SEHINGGA TIDAK MERUSAK LAPISAN
TANAH DASAR.
 PADA UMUMNYA MENGGUNAKAN BAHAN PENGIKAT
ASPAL.
 USIA RENCANA MAKSIMUM 20 TAHUN.

Disusun dari berbagai sumber


ALTERNATIF KONSTRUKSI LAPIS
PERKERASAN LENTUR

LAPISAN PERMUKAAN
(SURFACE COURSE)
LAPISAN PONDASI MAC
ADAM (SUBBASE)

TELFORD (SUBBASE)

LAPISAN TANAH DASAR

Disusun dari berbagai sumber


PERKERASAN LENTUR

Kriteria Perkerasan Lentur


Persyaratan Struktural
Persyaratan Fungsional

Disusun dari berbagai sumber


PERSYARATAN STRUKTURAL

 Ketebalan yang cukup sehingga mampu


menyebarkan beban / muatan lalu lintas ketanah
dasar
 Kedap terhadap air, sehingga air tidak mudah
meresap kelapisan dibawahnya.
 Permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air
hujan yang jatuh diatasnya dapat dengan cepat
dialirkan.
 Konstruksi harus cukup kuat, mampu memikul
beban lalu lintas sehingga tidak mudah hancur.
Disusun dari berbagai sumber
PERSYARATAN FUNGSIONAL

 Permukaan yang rata , tidak bergelombang, dan tidak


melendut.
 Permukaan tidak mengkilap, tidak silau jika kena sinar
matahari atau lampu
 Permukaan cukup kesat, memberikan gesekan yang baik
antara ban dan permukaan, sehingga tidak mudah slip.

Disusun dari berbagai sumber


FUNGSI LAYER PER LAYER LAPIS
PERKERASAN LENTUR
FUNGSI LAPIS PERMUKAAN
(surface Course)

 Sebagai bahan perkerasan yang berfungsi menahan beban roda.


 Lapisan yang kedap air, sehingga air yang jatuh diatasnya tidak
meresap kelapisan dibawahnya dan melemahkan lapisan-
lapisan tersebut
 Lapisan aus yang langsung menderita gesekan akibat rem
kendaraan sehingga mudah menjadi aus (Wearing Course)
 Lapisan yang menyebarkan beban kelapisan bawah , sehingga
dapat dipikul oleh lapisan lain yang memiliki daya dukung
lebih buruk.

Disusun dari berbagai sumber


LAPISAN PERMUKAAN (SURFACE COURSE)

Lapis Permukaan (Surface Course)

Jenis-jenis lapis permukaan yang umum digunakan di Indonesia :


A. Lapisan bersifat non struktural, berfungsi sebagai lapis aus dan kedap air, antara
lain :

1. BURTU (Laburan aspal satu lapis), merupakan lapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal yang ditaburi satu lapis agregat bergradasi seragam, dengan tebal
maksimum 2 cm;

2. BURDA (Laburan aspal dua lapis), merupakan lapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal yang ditaburi agregat bergradasi seragam yang dikerjakan 2 kali
secara berurutan, dengan tebal padat maksimum 3,50 cm;

Disusun dari berbagai sumber


Lapis Permukaan (surface course)

3. Latasir = Sand Sheet (Lapis tipis aspal pasir), merupakan lapis penutup yang terdiri
dari lapisan aspal pasir alam bergradasi menerus dicampur, dihampar, dan dipadatkan
pada suhu tertentu dengan tebal padat 1 - 2 cm;

4. BURAS (Laburan aspal), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal
taburan pasir dengan ukuran butir maksimum 3/8”;

5. Lataston (Lapis tipis aspal beton), dikenal dgn nama Hot Roll Sheet (HRS),
merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergradasi
timpang, mineral pengisi dan aspal keras dengan perbandingan tertentu yang
dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas. Tebal padat 2,50 – 3,00 cm.

Jenis lapisan tersebut di atas walaupun bersifat nonstruktural, namun dapat


menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu, sehingga secara
keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan. Jenis perkerasan
ini terutama digunakan untuk program pemeliharaan.
Disusun dari berbagai sumber
Lapis Permukaan (surface course)

B. Lapisan bersifat struktural, berfungsi sebagai lapisan yang menahan dan


menyebarkan beban roda kendaraan, antara lain :

1. Penetrasi Macadam (Lapen), merupakan lapis perkerasan yang terdiri agregat


pokok dan agregat pengunci bergradasi seragam yang diikat oleh aspal dengan
cara disemprotkan di atasnya dan dipadatkan lapis demi lapis. Tebal lapisan
bervariasi dari 4 - 10 cm;

2. Laston (Lapis aspal beton) dari Jenis merupakan suatu lapisan pada konstruksi
jalan yang terdiri dari campuran antara agregat bergradasi menerus (well
graded), mineral pengisi dan aspal keras dengan perbandingan tertentu yang
dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas dengan suhu tertentu. Tebal padat
4 – 12 cm.

Disusun dari berbagai sumber


LAPISAN PONDASI ATAS (BASE COURSE)
LAPIS PONDASI ATAS (BASE COURSE)

Lapisan perkerasan yang terletak diantara lapis pondasi bawah dan lapis
permukaan, yang berfungsi sebagai :
1. Bagian perkerasan yang menahan gaya vertikal dari beban roda dan
menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya;
2. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah;
3. Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Jenis lapis pondasi yang umum digunakan di Indonesia antara lain :
1. Agregat bergradasi baik, yang dapat dibagi atas; batu pecah kelas A, batu pecah kelas B, dan
batu pecah kelas C.
2. Pondasi Macadam;
3. Pondasi Telford;
4. Penetrasi Macadam (Lapen);
5. Aspal Beton Pondasi (Asphalt Treated Base/ATB);
6. Stabilisasi, yang terdiri dari :
a. Stabilisasi agregat dengan semen (Cement Treated Base/CTB);
b. Stabilisasi agregat dengan kapur (Lime Treated Base);
c. Stabilisasi agregat dengan aspal.
Disusun dari berbagai sumber
LAPIS PONDASI ATAS (BASE COURSE)

LAPIS PONDASI ATAS (AGREGAT)

 Bahan agregat terdiri dari satu atau dua kelas bahan


sesuai yang dibutuhkan; berupa batu pecah (lolos
saringan 37,5 mm) atau makadam ikat basah kerikil
pasir lempung alami kualitas baik (lolos saringan 75
mm)
SYARAT PONDASI ATAS

 Mutu bahan harus sebaik mungkin dimana tidak


mengandung kotoran lumpur, bersisi tajam dan kaku.
 Susunan gradasi harus merupakan susunan yang rapat,
artinya butiran batuan harus mempunyai susunan gradasi
yang saling mengisi antara butiran agregat kasar, agregat
sedang dan agregat halus sehingga rongga semakin kecil.

Disusun dari berbagai sumber


LAPIS
LAPISAN PONDASI
PONDASI BAWAHCOURSE)
BAWAH (SUBBASE
(SUBBASE COURSE)
Lapisan perkerasan yang terletak diantara lapis pondasi atas dan tanah
dasar, yang berfungsi sebagai :
1. Bagian perkerasan yang menyebarkan beban roda ke tanah dasar;
2. Efisiensi penggunaan material. Material pondasi bawah relatip lebih murah
dibandingkan lapisan perkerasan diatasnya;
3. Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal;
4. Lapis peresapan agar air tanah tidak berkumpul di lapisan pondasi;
5. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis
pondasi atas.
Jenis lapis pondasi bawah yang umum digunakan di Indonesia al. :
1. Agregat bergradasi baik, yang dapat dibagi atas; sirtu kelas A, sirtu kelas B,
dan sirtu kelas C.
2. Stabilisasi, yang terdiri dari :
a. Stabilisasi agregat dengan semen (Cement Treated Base/CTB);
b. Stabilisasi agregat dengan kapur (Lime Treated Base);
c. Stabilisasi tanah dengan semen;
d. Stabilisasi tanah dengan kapur.

Disusun dari berbagai sumber


LAPIS PONDASI BAWAH
(SUBBASE COURSE)

 Lapisan konstruksi yang berfungsi sebagai


pembagi beban lapis kedua ; terletak di atas lapis
tanah dasar (subgrade)
 Bahan berbutir (granular); agregat atau agregat
bercampur pasir/kerikil (sirtu)
 Sebelum dihampar diuji (laboratorium)
 Setelah dihampar, dipadatkan sampai mencapai
CBR yang diinginkan; > 60%
 Bila CBR tanah dasar di bawah LPB sudah
mencapai 60, , maka LPB tidak diperlukan
LAPISAN TANAH DASAR (SUBGRADE)
LAPISAN TANAH DASAR (SUBGRADE)

Lapisan tanah dimana lapisan pondasi bawah diletakan. Lapisan tanah dasar dapat
berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, tanah yang didatangkan
dari tempat lain dan dipadatkan, atau tanah yang di stabilisasi dengan kapur atau
bahan lainnya.

Sebagai lapis yg paling menentukan dalam menentukan daya dukung dan


ketahanan struktur Perkerasan

Ditinjau dari muka tanah asli, lapisan tanah dasar dapat dibedakan atas :
a. Lapisan tanah dasar, tanah galian;
b. Lapisan tanah dasar, tanah timbunan;
c. Lapisan tanah dasar, tanah asli.

tanah dasar tanah galian tanah dasar tanah timbunan tanah dasar tanah asli

Disusun dari berbagai sumber


TANAH DASAR (SUB GRADE)

 Tanah Dasar (Sub Grade) adalah permukaan tanah asli/


permukaan galian atau permukaan tanah timbunan yang
dipadatkan dan merupakan bagian lapisan paling bawah
dari lapisan perkerasan.
 Rata-rata persyaratan CBR yang di kehendaki dalam
perencanaan perkerasan =>6%.

Disusun dari berbagai sumber


TANAH DASAR (SUB GRADE)

LAPISAN INI BERFUNGSI ANTARA LAIN:


 Bagian dari konstruksi perkerasan yang menerima seluruh
pembebanan yang terjadi diatasnya.
 Merupakan permukaan dasar untuk perletakan eleman-
elemen perkerasan.
 Merupakan bentuk dasar dari lapisan perkerasan.

Disusun dari berbagai sumber


LAPIS PONDASI STABILISASI SEMEN

 Penyediaan lapis pondasi atas dari tanah yang


dimantapkan dengan semen
 Dipasang di atas lapis tanah dasar yang sudah
dipersiapkan dengan menggunakan tanah pilihan yang
diperoleh dari daerah setempat
 Dicampur setempat secara merata dengan perbandingan
air dan semen yang ditentukan

Disusun dari berbagai sumber


JENIS LAPIS PERMUKAAN
LABURAN PERMUKAAN ASPAL

 Pekerjaan laburan permukaan aspal


 Burtu, Burda, satu atau dua lapis bahan pengikat aspal
sebagai satu laburan permukaan
 Masing-masing lapisan disertai agregat penutup
bergradasi seragam
 Buras, di atas lapis pondasi atas yang sudah di prime
coat atau di atas lapis permukaan yang lama (beraspal)

Disusun dari berbagai sumber


PEMILIHAN UKURAN AGREGAT
Jenis Lalu Lalu Batas Batas
Laburan Lintas Lintas Ukuran Ukuran
Permuka- Rendah Tinggi Kecil Rata- Kecil Rata-
an (LLR) rata (LLR) rata (LLT)
(LLT)

Lapisan 19 mm 12,5 mm 9,5 – 12,5 6,4 – 9,5


pertama mm mm
(tunggal)

Lapisan 9,5 mm 4,75 mm 3,5 – 6,4 2,5 – 3,5


kedua mm mm
LABURAN PERMUKAAN ASPAL
TABURAN PASIR (BURAS)

 Suatu pemakaian bahan pengikat aspal dengan agregat


halus atau pasir kasar pada permukaan perkerasan
 Sebagai penutup ulang jangka pendek pada perkerasan
yang sudah ada
 Dilakukan sebelum pemakaian satu lapis ulang
permukaan yang lengkap
 Sebagai lapisan penutup baru pada suatu rekonstruksi
bagian perkerasan

Disusun dari berbagai sumber


GRADASI AGREGAT HALUS UNTUK
BURAS
Ukuran Saringan (mm) Persentase Lolos (%)

9,5 100

4,75 85 – 100

2,36 0 – 40

0,075 0–5
TINGKAT PEMAKAIAN BURAS (ASPAL TABURAN
PASIR)
TINGKAT PENYEBARAN

Tipe Permukaan
Perkerasan Agregat kg/m2 Bahan Pengikat
Aspal liter/m2
Perkerasan tanpa
penutup 5–8 0,6 – 1,5

Perkerasan
dengan penutup 5–8 0,5 – 1,0
LAPIS PENETRASI MACADAM (LAPEN)

 Lapisan di atas lapis pondasi atas


 Lapisan pada permukaan perkerasan dengan penutup
yang telah ada
 Tebal antara 5 - 7 cm
 Bahan dari batu pecah dan bahan pengikat aspal panas

Umumnya untuk lapis permukaan


beraspal pada jalan Kabupaten
diperlukan ketebalan 5 cm

Disusun dari berbagai sumber


GRADASI AGREGAT UNTUK LAPEN
(LAPIS PERMUKAAN PENETRASI MAKADAM)

Ukuran Saringan (mm) % lolos % lolos


Tebal 5,5 – 7 cm Tebal 4 – 5 cm
Agregat Pokok
62,5 100 -
50 95 – 100 100
40 35 – 70 95 – 100
25 0 – 15 -
19 0–5 0–5
Agregat Kunci
25 100 100
19 95 – 100 95 – 100
9,5 0–5 0–5
Lapis Penutup
12,5 100 100
9,5 85 – 100 85 – 100
4,75 10 – 30 10 – 30
2,36 0 – 10 0 – 10
LASBUTAG
 Campuran aspal bergradasi padat yang mengandung aspal
batuan asli asbuton, agregat dan bahan peremaja khusus
 Campuran dingin; dalam molen
 Ketebalan umumnya 3 cm atau mengikuti ketentuan dalam
spesifikasi
 Digunakan pada jalan berlalulintas rendah atau pada perbaikan
lapisan permukaan berpenutup (beraspal)
CONTOH AGREGAT LASBUTAG – AGREGAT
HALUS
SAMPEL 1000 GRAM
Ukuran saringan Berat tertahan saringan
(mm) (mm)
9,5 0
4,75 11
2,36 43
0,60 150
0,075 769
pan 27
ASPAL CAMPUR DINGIN
(BAHAN PENGIKAT ASPAL EMULSI)
 Menyiapkan, memasang dan memadatkan suatu campuran
aspal bergradasi terbuka dan dingin
 Untuk pembentukan ulang permukaan serta pelebaran jalan
Kabupaten yang telah ada dan melaksanakan penambalan
 Pembentukan ulang permukaan setebal 5 cm
 Dicampur dalam molen

Anda mungkin juga menyukai