Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA

KERANGKA ACUAN KERJA

SUPERVISI PENGADAAN & PEMASANGAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN KA


BH.44 KM. 19+192 BENTANG 60.2 + 60.2 M’ & PEMBANGUNAN PERGANTIAN
OVERPASS DI KM. 73+800 LINTAS BINJAI – BESITANG

DIREKTUR PRASARANA KEPALA BALAI/


PERKERETAAPIAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN

HENDY SISWANTO
M. POPIK MONTANASYAH Pembina (IV/a)
Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19620506 199303 1001
NIP. 19630910 199203 1 003

TAHUN ANGGARAN 2018


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
(Term of Reference)
SUPERVISI PENGADAAN & PEMASANGAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN KA
BH.44 KM. 19+192 BENTANG 60.2 + 60.2 M’ & PEMBANGUNAN PERGANTIAN
OVERPASS DI KM 73+800 LINTAS BINJAI – BESITANG

KEGIATAN TA. 2018

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : Kementerian Perhubungan


UNIT ESELON : Direktorat Jenderal Perkeretaapian
PROGRAM : Program Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Transportasi
Perkeretaapian
HASIL (OUTCOME) : Meningkatnya Kinerja Pelayanan
Transportasi Perkeretaapian
KEGIATAN : Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana
dan Fasilitas Pendukung Kereta Api
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN : Jumlah Laporan/Dokumen
Supervisi/pengawasan
JENIS KELUARAN (OUTPUT) : Laporan/Dokumen Supervisi/pengawasan
VOLUME KELUARAN (OUTPUT) : 1 Laporan/Dokumen
SATUAN UKUR KELUARAN (OUTPUT) : Laporan/Dokumen

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
menyatakan bahwa :
1) BAB V Penyelenggaraan, Pasal 18, bahwa Penyelenggaraan
Prasarana Perkeretaapian Umum meliputi kegiatan : pembangunan
prasarana, pengoperasian prasarana, perawatan prasarana dan
pengusahaan prasarana.
2) BAB V Penyelenggaraan, Pasal 23 ayat :
(a) Penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 dilakukan oleh Badan Usaha sebagai
penyelenggara, baik secara sendiri-sendiri maupun melalui
kerjasama.
(b) Dalam hal tidak ada Badan Usaha yang menyelenggarakan
prasarana perkeretaapian umum, Pemerintah atau Pemerintah
Daerah dapat menyelenggarakan prasarana perkeretaapian.
3) BAB Vl Prasarana Perkeretaapian, Pasal 35 ayat 1 bahwa Prasarana
Perkeretaapian umum dan perkeretaapian khusus meliputi : Jalur KA,
Stasiun KA dan Fasilitas Operasi KA.
b) Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 21 Tahun 2004 Tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara / Lembaga.
c) Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) 2010 – 2030.
d) Rencana Strategis Perkeretaapian 2015 – 2019.

2. Gambaran Umum
Kondisi eksisting jalur KA lintas Binjai – Besitang sepanjang 85 Km’sp temasuk
ke dalam trans Sumatera Railway, sebagian besar masih menggunakan rel
R.25 bantalan kayu peninggalan Belanda. lintas ini sudah tidak aktif lagi karena
kondisi infrastruktur jalan rel serta jembatan sudah tidak memenuhi syarat lagi
baik dari segi teknis maupun dari segi keselamatan. Kondisi jembatan eksisting
juga sudah tidak layak untuk dilalui oleh KA dan belum memenuhi RM 1921.

Pengaktifan lintas ini dengan mengganti rel R.25 Bantalan kayu/besi menjadi
rel R.54 bantalan beton dan Pembangunan Jembatan Baru merupakan
program revitalisasi perkeretaapian Indonesia dan juga merupakan tindak lanjut
dari hasil forum Gubernur Sesumatera dalam rangka percepatan
pembangunan Trans Sumatera yang akan menghubungkan seluruh Provinsi di
Sumatera dengan Jalur KA.

Pada Tahun Anggaran 2015 telah dilaksanakan pekerjaan reaktivasi sepanjang


±80 Km antara Binjai-Besitang. Namun karena keterbatasan anggaran
pembangunan harus dilakukan secara bertahap. Pada Tahun 2015 dari total 80
km telah dilaksanakan pekerjaan pembangunan jalan KA hingga pemasangan
rel sepanjang 54 km (Stasiun Pangkalan Brandan) dan sisanya telah
dilaksanakan perbaikan tubuh baan.

Untuk menjamin tercapainya mutu pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi


teknik yang telah ditetapkan maka diusulkan kegiatan Supervisi Pengadaan &
Pemasangan Bangunan Atas Jembatan KA BH – 44 Km. 19+192 Bentang 60.2 +
60.2 M’ & Purapembangunan Pergantian Overpass Di Km.73+800 Lintas Binjai –
Besitang.

3. Alasan Kegiatan Dilaksanakan


Pemasangan Bangunan Atas Jembatan KA BH – 44 Km. 19+192 Bentang 60.2 +
60.2 M’ & Pembangunan Pergantian Overpass Di Km.73+800 Lintas Binjai –
Besitang saat ini masih belum memenuhi kondisi pembebanan sesuai standar
RM.1921 dan sudah tidak layak untuk dilewati oleh kereta api sehingga perlu
dilakukan pembangunan kembali jembatan dimaksud.

4. Maksud dan Tujuan


a) Maksud Kegiatan
Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah membantu Balai Teknik
Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara dalam pegawasan mutu
pekerjaan sehingga dapat tercapai kualitas pembangunan yang optimal.

b) Tujuan Kegiatan
Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan Supervisi Pengadaan &
Pemasangan Bangunan Atas Jembatan KA BH – 44 Km. 19+192 Bentang
60.2 + 60.2 M’ & Pembangunan Pergantian Overpass Di Km.73+800 Lintas
Binjai – Besitang.

5. Indikator Keluaran dan Keluaran


a) Indikator Keluaran (kualitatif)
Meningkatkan layanan transportasi perkeretaapian sebgai angkutan publik
dan tulang punggung angkutan massal serta meningkatkan keselamatan
dan kenyamanan perjalanan kereta api dengan peningkatan prasarana jalur
kereta api
b) Keluran (kuantitatif)
Tersedianya jalur kereta api yang baik, aman dan nyaman.

B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari Supervisi Pengadaan & Pemasangan Bangunan Atas
Jembatan KA BH – 44 Km. 19+192 Bentang 60.2 + 60.2 M’ & Pembangunan
Pergantian Overpass Di Km.73+800 Lintas Binjai – Besitang adalah:
1. Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian;
2. PT. Kereta Api Indonesia (Persero);
3. Masyarakat di wilayah Sumatera Utara.

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan adalah dengan cara kontraktual dengan pihak ke
dua. Diadakannya Konsultan Supervisi adalah untuk:
- Melakukan pengawasan di lapangan atas perencanaan yang ditetapkan;
- Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan
mengatasi kendala terbatasnya waktu pelaksanaan;
- Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi pemecahan masalah
yang timbul di lapangan;
- Melakukan uji terhadap mutu pekerjaan jika dianggap perlu.
Dengan tujuan untuk mendapatkan kinerja pelaksanaan yang maksimal dan
menghasilkan hasil kegiatan yang sesuai dengan telah ditetapkan.

2. Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Lokasi Kegiatan berada di Km. 19+192 dan di Km.73+800 lintas Binjai –
Besitang, Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.

3. Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan


a) Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan secara keseluruhan di bawah kendali Direktorat
Jenderal Perkeretaapian, secara teknis berada di bawah koordinasi
Direktorat Prasarana Perkeretaapian.

b) Penanggung Jawab Kegiatan


Penanggung Jawab Kegiatan adalah Kuasa Pengguna Anggaran Balai
Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara

4. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


a) Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan Supervisi Pengadaan & Pemasangan Bangunan Atas
Jembatan KA BH – 44 Km. 19+192 Bentang 60.2 + 60.2 M’ & pembangunan
Pergantian Overpass Di Km.73+800 Lintas Binjai – Besitang adalah:
1) Proses Pelelangan
2) Pelaksanaan Konstruksi
3) Serah Terima hasil pekerjaan

b) Waktu Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan pengawasan adalah selama 8 (delapan) bulan pada
Tahun Anggaran 2018.

Tahun 2018
No Kegiatan Bulan ke -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pelelangan
Pelaksanaan
2
Pengawasan
Pelaporan Setiap
3
Periode

5. Kegiatan Yang Dilaksanakan


Melakukan Pengawasan di lapangan atas perencanaan yang ditetapkan untuk
mendapatkan kinerja pelaksanaan yang maksimal dan menghasilkan hasil
kegiatan yang sesuai dengan telah ditetapkan.

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Kurun waktu yang dibutuhkan dalam pencapaian keluaran pada kegiatan Supervisi
Pengadaan & Pemasangan Bangunan Atas Jembatan KA BH – 44 Km. 19+192
Bentang 60.2 + 60.2 M’ & pembangunan Pergantian Overpass Di Km.73+800 Lintas
Binjai – Besitang sekitar lebih kurang 10 (sepuluh) bulan.

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah Rp.821.688.000,-. Pendanaan
bersumber dari SBSN Tahun Anggaran Jamak 2017 – 2018 Pembangunan
Reaktivasi Jalan KA lintas Binjai – Besitang pada Balai Teknik Perkeretaapian
Wilayah Sumatera Bagian Utara. Rincian biaya sesuai dengan RAB Terlampir.

Medan, 2018
Mengetahui, Penanggung Jawab Kegiatan,
DIREKTUR PRASARANA KUASA PENGGUNA ANGGARAN
PERKERETAAPIAN BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN
WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA

Ir. ZAMRIDES, M.Si AMANNA GAPPA, SHI, ST, MH


Pembina Tk.I (IV/b) Penata Tingkat I (III/d)
NIP. 19661223 199403 1 001 NIP. 19770718 200312 1 003

Anda mungkin juga menyukai