Anda di halaman 1dari 39

BAB II

TINJAUAN UMUM WILAYAH

KOTA SERANG

2.1. Tinjauan Eksternal


Pada bagian ini akan disajikan gambaran umum wilayah Provinsi Banten, peran
dan fungsi Kota Serang serta Keterkaitan antar wilayah sekitar.

2.1.1. Letak Geografis

Secara keseluruhan Provinsi Banten tercatat memiliki wilayah seluas 9.438,33


Km2. Provinsi Banten terdiri atas 4 (empat) Kabupaten dan 3 (tiga) Kota, yaitu
Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten
Tangerang dan Kota Serang, Kota Tangerang, Kota Cilegon.

Tabel 2.1
Luas Wilayah Provinsi Banten Tahun 2007
No Kabupaten/Kota Luas (Km2) Persentase (%)
1 Kabupaten Serang 1.510,68 16,01
2 Kabupaten Lebak 2.599,05 27.53
3 Kabupaten Pandeglang 3.693,08 39,12
4 Kabupaten Tangerang 1,027,84 10,90
5 Kota Serang 266,74 2,83
6 Kota Tangerang 165,45 1,75
7 Kota Cilegon 175,49 1,86
Provinsi Banten 9.438,33 100,00
Sumber : RTRW Provinsi Banten

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-1


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-2
2.1.2. Potensi Wilayah Provinsi Banten

1. Sumber Daya Alam

Berdasarkan pembagian Daerah Aliran Sungai (DAS), Provinsi Banten dibagi


menjadi 6 (enam) DAS, yaitu :
a. DAS Ujung Kulon, meliputi wilayah bagian
Barat Kabupaten Pandeglang (Taman Naional Ujung Kulon dan sekitarnya);
b. DAS Cibaliung-Cibareno, meliputi bagian
Selatan wilayah Kabupaten Pandeglang dan bagian selatan wilayah Kabupaten
Lebak;
c. DAS Ciujung-Cidurian, meliputi bagian Barat
wilayah Kabupaten Pandeglang;
d. DAS Rawadano, meliputi sebagian besar
wilayah Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang;
e. DAS Teluklada, meliputi bagian Barat wilayah
Kabupaten Serang dan Kota Cilegon;
f. DAS Cisadane-Ciliwung, meliputi bagian
Timur wilayah Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang.
Disamping ketiga DAS tersebut, di Provinsi Banten terdapat Situ yang digunakan
sebagai cadangan air tanah, penyangga banjir, menstabilkan suplai air tanah
wilayah sekitar, sumber perikanan air tawar, obyek wisata air, memberikan nilai
estetika bagi Provinsi Banten dan sarana.

Provinsi Banten dari aspek sumber daya perikanan laut/darat dapat dibedakan
sesuai dengan lokasi dilaksanakannya budidaya perikanan, yaitu perikanan darat
(perikanan air tawar) dan perikanan laut. Dengan semakin terbatasnya lahan di
darat bagi keperluan perikanan, maka pengembangan sektor perikanan lebih
diarahkan pada upaya pengembangan perikanan laut, khususnya budidaya laut.
Propinsi Banten memiliki potensi perikanan laut yang cukup besar, oleh karena
mempunyai garis pantai 491 Km 2. Selama masa krisis moneter melanda kawasan
Asia, sektor perikanan telah menunjukkan kemampuannya sebagai salah satu
sektor yang mampu bertahan dari krisis, bahkan menunjukkan peningkatan nilai
ekspor. Hal ini disebabkan sektor ini mempunyai kandungan impor yang relatif
kecil, dibanding nilai ekspor yang dihasilkan.
Pariwisata di Provinsi Banten memiliki sumberdaya alam potensial untuk
dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata. Jenis-jenis pariwisata alam yang
dapat dikembangkan meliputi pariwisata pantai, pariwisata danau, pariwisata

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-3


gunung, pariwisata purbakala, pariwisata budaya, pariwisata museum, pariwisata
peristiwa, pariwisata pertambangan, pariwisata cagar alam, serta pariwisata air
panas. Selain itu, terdapat pula beberapa lokasi untuk wisata budaya.

2. Perekonomian

Berdasarkan aspek perekonomian, potensi yang dimiliki oleh Provinsi Banten


untuk mendorong pengembangan wilayah adalah sebagai berikut :

1. Provinsi Banten memiliki 5 (lima) sektor ekonomi potensial yang menopang


perekonomian provinsi yaitu sektor pertanian, sektor indusri pengolahan, sektor
listrik, Gas dan air Bersih, sektor perdagangan, Hotel dan Restauran, sektor
Jasa. Kelima sektor ekonomi potensial tersebut telah menciptakan
keseimbangan industri dan agraris.

a) Sektor pertanian yang tumbuh pada Tahun 2004 sebesar 2,07 persen
menjadi meningkat pada Tahun 2005 sebesar 2,66 persen.

b) Sektor Industri Pengolahan pada Tahun 2004 sebesar 4,39 persen


meningkat pada Tahun 2005 menjadi 4,42 persen.

c) Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih pada Tahun 2004 sebesar 5,99 persen
meningkat pada Tahun 2005 menjadi 6,22 persen.

d) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restaurant pada Tahun 2004 sebesar 6,25
persen meningkat pada Tahun 2005 menjadi 8,84 persen.

e) Sektor Jasa pada Tahun 2004 sebesar 6,10 persen meningkat pada Tahun
2005 sebesar 6,46 persen.

2. Laju pertumbuhan ekonomi dalam kurun 2002-2005 sebesar rata-rata


5%/tahun. Kondisi ini menunjukkan peningkatan kinerja perekonomian wilayah
pasca krisis ekonomi.

3. Selama tiga tahun terakhir telah terjadi peningkatan daya beli masyarakat di
wilayah Provinsi Banten. Hal ini terlihat dari pendapatan perkapita nominal (atas
dasar harga berlaku) maupun pendapatan perkapita riil (atas dasar harga
konstan) mengalami peningkatan yang cukup berarti.

4. Neraca perdagangan Provinsi Banten mengalami penurunan pada Tahun 2005


dibandingkan Tahun 2004, dengan nilai ekspor sebesar US$ 709.985.836 turun
13,06% dibandingkan Tahun 2004. Impor pada Tahun 2005 mengalami defisit
devisa sebesar US$ 2.616.299.307 mengalami penurunan dibandingkan Tahun
2004 sebesar 5,39%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai ekspor dan impor
Provinsi Banten sangat terpengaruh oleh krisis ekonomi yang melanda

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-4


Indonesia sejak 1997. Tetapi pada Tahun 2000-2004 neraca perdagangan
sudah kembali membaik meskipun belum seperti semula.

3. Transportasi

Dalam kerangka pemerataan pembangunan daerah, perlu adanya keterkaitan


antara pembangunan kawasan, pembangunan sektoral dan pemberdayaan
masyarakat serta pembangunan sektor-sektor pendukung lainnya melalui
pendekatan kesisteman, yaitu : Sistem pengaturan tata ruang (perencanaan,
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang), Sistem pergerakan ekonomi
(sistem pergerakan produk barang dan jasa), Sistem Jaringan Transportasi (sistem
dukungan infrastruktur seperti jalan, jembatan, kereta api dll), dan Sistem
Pengaturan Kegiatan (sistem yang mengatur kewenangan masing-masing instansi
dan stakeholder baik provinsi, kabupaten/kota maupun masyarakat). Melalui
pendekatan kesisteman ini diharapkan akan terwujud :
1) Pengembangan wilayah strategis berupa aksessibilitas jaringan transportasi
barang dan orang dalam memperlancar aksessibilitas dari dan ke Kawasan
Bandara Soetta (PINTU 1) disamping pengembangan kawasan itu sendiri
dalam menciptakan daya tarik bagi pertumbuhan kawasan disekitarnya.
2) Pengembangan wilayah strategis berupa aksessibilitas jaringan transportasi
barang dan dukungan penyediaan infrastruktur dasar penunjang pelabuhan
(listrik, telekomunikasi, jalan dan air) dalam operasionalisasi Pelabuhan
Bojonegara (PINTU 2) yang diharapkan menjadi bagian dari Kawasan Ekonomi
Khusus Indonesia.
3) Pengembangan kawasan yang diprioritaskan pada pengembangan wilayah
produktif berupa aksessibilitas jaringan transportasi rakyat dan usaha agro
untuk memperlancar sistem distribusi dan produksi agro melalui
Pengembangan Stasiun Kereta Api Rangkas (PINTU 3).

2.2. Tinjauan Wilayah Kota Serang

Pada bagian ini akan disajikan gambaran umum wilayah Kota


Serang, yang akan meliputi; gambaran mengenai kondisi fisik
dasar, pola penggunaan lahan, penduduk, sosial budaya,
perekonomian, fasilitas pelayanan umum, prasarana dasar dan
sistem transportasi.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-5


2.2.1. Kondisi Sumber Daya Alam

Tinjauan kondisi Sumber Daya Alam Kota Serang ini akan meliputi; batas
administrasi dan letak geografis, iklim dan curah hujan, topografi, keadaan
geologi/jenis tanah dan hidrologi.

1. Batas Administrasi dan Letak Geografis

Kota Serang secara geografis terletak pada bagian ujung barat laut Pulau Jawa
atau antara 1050 71I – 106O 41I BT dan 50 21I – 600 21I LS. Kota Serang terletak
pada posisi yang strategis, yaitu pada jalur utama Pulau Jawa (jalan arteri primer)
dan pada jalur jalan tol Jakarta – Merak. Posisi dan orientasi Kota Serang terhadap
wilayah yang lebih luas, disajikan pada gambar 2.2 dan batas-batas administrasi
Kota Serang disajikan pada gambar 2.3.
 Sebelah Utara : berbatasan dengan Laut Jawa (Teluk Banten)
 Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Baros
 Sebelah Barat : berbatasan dengan Kramatwatu dan Gunungsari
 Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Ciruas

Kota Serang yang merupakan Ibukota Provinsi Banten memiliki total luas wilayah
sebesar 266,74 Km2. Luas wilayah tersebut terbagi atas 20 kelurahan dan 46
desa, yang termasuk dalam 6 (enam) Kecamatan, yakni Kecamatan Serang,
Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Curug, Kecamatan Walantaka, Kecamatan
Taktakan dan Kecamatan Kasemen.
Tabel 2.2
Luas Wilayah Kota Serang Menurut Kecamatan
Tahun 2008
No Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%)
1 Serang 25,88 9,70
2 Cipocok Jaya 31,54 11,82
3 Taktakan 49,60 18,59
4 Kasemen 63,36 23,75
5 Curug 48,48 18,18
6 Walantaka 47,88 17,95
Jumlah 266,74 100
Sumber : Bappeda, 2008

2. Kondisi Topografi

Kondisi rona bentang alam (topografi) Kota Serang


menunjukkan permukaan tanah yang relatif datar.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-6


Wilayah Kota Serang berada pada ketinggian 0 – 100 meter di atas permukaan
laut, dengan rata-rata

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-7


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-8
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-9
ketinggian sekitar 25 meter di atas permukaan laut. Kemiringan Kota Serang
berkisar antara 0 – 40%. Kondisi topografi disajikan pada gambar 2.4 dan Peta
2.5.

3. Geologi dan Jenis Tanah

Secara geologis Kota Serang terdiri dari 3 (tiga) jenis


batuan. Bagian terbesar adalah jenis batuan pretertiary
sediments dan batuan aluvium, selain itu terdapat
sedikit daerah termasuk batuan Young Quartenary
Volcanic Products, yaitu pada bagian paling selatan
Kota Serang (di Desa Gelam).
Keadaan tanah (soil) di Wilayah Kota Serang terdiri
dari 5 (lima) jenis, berdasarkan bahan induk
penyusunnya yaitu: jenis podsoik merah, jenis
asosiasi podsolik kuning, dan hidromorf kelabu,
regosol kelabu kekuningan, regosol kelabu, jenis
asosiasi latosol cokelat kemerahan, dan latosol coklat. Geologi dan jenis tanah
Kota Serang dapat dilihat pada peta 2.6.

4. Kondisi Hidrologi

Keadaan hidrologi di Wilayah Kota Serang meliputi


sistem air tanah dan air permukaan. Secara umum baik
air tanah maupun air permukaan di Kota Serang
tersedia cukup memadai. Hal ini disebabkan wilayah
Kota Serang berada di dataran rendah (cukup
berdekatan dengan pantai) dan memiliki curah hujan yang cukup, berkisar 1500 -
2000 mm/ tahun.
Sungai yang mengalir melalui Kota Serang adalah Sungai Cibanten. Sebagian
masyarakat masih menggunakan sungai tersebut sebagai sumber air konsumsi
(MCK), karena cukup dalamnya air tanah (pembuatan sumur). Permasalahannya
adalah terjadinya banjir bila curah hujan tinggi, dan cukup terjalnya tebing sungai
yang dapat membahayakan masyarakat sekitarnya.
Selain kawasan di sekitar aliran sungai, kawasan rawan air (kesulitan air bersih)
adalah daerah built up area (daerah terbangun) perkotaan. Pemenuhan air minum
bagi masyarakat Kota Serang, saat ini telah dilayani jaringan air minum perpipaan
(PDAM).

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-10


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-11
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-12
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-13
2.2.2. Kependudukan dan Sosial Budaya

1. Kependudukan

Faktor kependudukan sangat penting dalam perencanaan pembangunan, dan


mempunyai dampak sangat besar terhadap tercapainya tujuan pembangunan.
Karena itu kebijaksanaan pembangunan harus dirumuskan berdasarkan
pendekatan terpadu mengikat antara kependudukan, sumber daya alam,
lingkungan hidup, dan pembangunan.

Aspek kependudukan merupakan faktor yang sangat penting dalam perencanaan,


karena segala sesuatu yang direncanakan baik penyusunan tata ruang,
pengadaan fasilitas dan utilitas, semuanya diperuntukkan untuk menunjang
kehidupan penduduk dan ditentukan berdasarkan akan ditinjau adalah besaran
dan pertumbuhannya, serta kepadatan dan persebarannya.

a. Jumlah dan Perkembangan Penduduk

Jumlah penduduk Kota Serang tahun 2006 adalah 478.119 jiwa dan tahun 2007
adalah 503.491 jiwa. Pertumbuhan penduduk Kota Serang diperkirakan sebesar
0,02 % per tahun. Kecamatan yang laju pertumbuhan penduduknya relatif tinggi
adalah Kecamatan Cipocok Jaya, yaitu 0,055 %. Laju pertumbuhan penduduk
Kota Serang per Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Kota Serang
Tahun 2003 – 2007
Tahun (Jiwa)
No Kecamatan LPP
2003 2004 2005 2006 2007
1 Serang 180,540 186,298 190,743 181,569 181,286 0.001
2 Cipocok Jaya 51,924 53,668 54,339 51,927 64,273 0.055
3 Curug 41,573 42,975 43,606 41,420 45,570 0.023
4 Walantaka 62,303 64,378 65,286 62,338 64,778 0.010
5 Taktakan 62,904 65,208 65,479 62,369 66,159 0.013
6 Kasemen 78,541 81,214 82,109 78,496 81,425 0.009
Jumlah 477,785 493,741 501,562 478,119 503,491 0.02
Sumber : Serang Dalam Angka, 2003 - 2007

b. Penyebaran dan Tingkat Kepadatan Penduduk

Tingkat kepadatan penduduk di Kota Serang pada tahun 2007 sebesar 2.311 jiwa
per Km2. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi adalah
Kecamatan Serang, yaitu 6.930 per Km 2. Sedangkan Kecamatan yang memiliki
kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Curug, yaitu 880 jiwa per
Km2. Untuk lebih jelasnya distribusi jumlah penduduk dan tingkat kepadatannya
dapat dilihat dalam tabel berikut berikut ini :

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-14


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-15
Tabel 2.4
Distribusi Jumlah & Tingkat Kepadatan Penduduk
Kota Serang Tahun 2007
Kepadatan
Luas Wilayah Jumlah Penduduk
No Kecamatan Penduduk Per
(Km2) 2007
Km2
1 Serang 25.88 181,286 7,005
2 Cipocok Jaya 31.54 64,273 2,038
3 Curug 49.60 45,570 919
4 Walantaka 63.36 64,778 1,022
5 Taktakan 48.48 66,159 1,365
6 Kasemen 47.88 81,425 1,701
Jumlah 266.74 503,491 2,342
Sumber : Bappeda Kota Serang Tahun 2007

2. Sosial Budaya

Penduduk Kota Serang memiliki bentuk dan corak


budaya tersendiri. Mereka masih mengenal nilai-nilai
luhur masyarakat berupa budaya gotong royong dalam
berbagai aspek kehidupan.

Selain itu bahasa Serang sebagai alat komunikasi antar


keluarga masih tetap terpelihara. Di samping bahasa
Serang, kesenian seperti seni sastra, seni musik dan seni tari masih
memasyarakat. Bahkan oleh pemerintah setempat ada beberapa benda/objek
budaya yang sengaja dilestarikan seperti ciri khas Banten (gerbang kaibon), masjid
dan lain sebagainya.

2.2.3. Perekonomian

Keadaan perekonomian Kota Serang akan diuraikan berdasarkan sektor-sektor


jasa dan perdagangan, pertanian, perkebunan dan peternakan.
1. Jasa dan Perdagangan

Untuk melayani kebutuhan sehari-hari penduduk Kota Serang akan bahan


konsumsi, seperti 9 (sembilan) bahan pokok dan bahan konsumsi lainnya,
sampai saat ini dilayani oleh 6 unit pasar, meliputi Pasar Umum, Pasar Pemda
dan Pasar Desa. Pasar-pasar tersebut tersebar pada beberapa kelurahan,
yaitu : 2 di Kelurahan Cipare, 1 di Kelurahan Lopang (Pasar Pemda, yaitu
Pasar Lama), 2 di Kelurahan Cimuncang (Pasar Desa, Yaitu Pasar Taman
Sari dan Pasar Pemda, yaitu Pasar Rau), 1 di Kelurahan Warung Jaud (Pasar
Desa, yaitu Pasar Warung Jaud).
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sekunder masyarakat di Kota Serang
dilayani oleh Super Market, Toko, dan Kios yang tersebar di tiap kelurahan dan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-16


unit lingkungan. Persebaran lokasi dari fasilitas perdagangan tersebut
umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat lingkungan permukiman, dan sesuai
minat masyarakat yang membuka usaha.
Perekonomian di Kota Serang juga ditunjang oleh kegiatan jasa antara lain
fasilitas perbankan (meliputi Bank Pembangunan Daerah (Bank Jabar), Bank
Rakyat Indonesia, Bank BNI, Bank Pasar, Bank Unit Desa, dan sebagainya)
dan Koperasi. Sektor perdagangan dan jasa memiliki peran penting dan
kontribusi terbesar dalam menunjang pembangunan perekonomian Kota
Serang.
2. Pertanian

Kegiatan sosial ekomomi penduduk Kota


Serang yang bergantung pada sektor pertanian
relatif cukup besar. Kegiatan pertanian yang
ada, umumnya masih dalam skala kecil atau
dikelola secara tradisional. Jenis usaha
pertanian yang ada antara lain: pertanian
sawah, pertanian/tegalan, perkebunan sayur-sayuran, buah-buahan dan
sebagainya. Tingkat produksi sektor pertanian relatif cukup baik. Hal ini sangat
memungkinkan karena dukungan kondisi alam dan tingkat kesuburan
tanahnya cukup tinggi.
Bila dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan tingkat mata pencaharian, maka
jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian juga cukup dominan, selain
sektor perdagangan. Jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian paling
banyak berada di Kelurahan Warung Jaud dan paling sedikit di Kelurahan
Lontar Baru dan Kota Baru.
3. Perkebunan

Secara umum kegiatan usaha perkebunan ini dapat dirinci menurut


perkebunan dalam arti luas, yaitu perkebunan tanaman tahunan (skala
luas/besar) dan perkebunan dalam arti sempit, yaitu perkebunan tumpang sari
(skala kecil). Pengembangan perkebunan di Wilayah Kota Serang umumnya
masih skala kecil atau bersifat tumpang sari. Berdasarkan hasil pengamatan di
lapangan, jenis perkebunan yang dominan adalah kebun buah-buahan yang
terdapat di Desa Gelam, Desa Dalung, Desa Karundang. Hanya saja hasil dari
perkebunan ini belum ditingkatkan dan dipasarkan sebagai komoditas
perdagangan yang baik. Hasil kebun sementara ini hanya untuk menutupi
kebutuhan masyarakat sendiri.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-17


4. Peternakan

Jenis ternak yang diusahakan di Kota Serang antara lain kambing, kerbau,
sapi, domba, dan ternak kecil seperti ayam, itik, dan sebagainya. Sedangkan
jumlah dan tingkat produksinya tidak signifikan bagi perekonomian, karena
jumlah dan produksi relatif kecil untuk dinyatakan sebagai produksi sektor
peternakan.

2.2.4. Sarana dan Prasarana

2.2.4.1. Sarana

Jumlah dan kualitas fasilitas pelayanan umum juga turut mempengaruhi faktor
pengembangan suatu kota atau wilayah. Fasilitas pelayanan umum yang
dimaksud meliputi fasilitas perkantoran, perdagangan dan jasa, pendidikan,
peribadatan dan kesehatan.

1. Perkantoran

Kota Serang sebagai Ibukota Provinsi Banten


mempunyai berbagai fasilitas perkantoran, baik sipil
maupun militer. Pada umumnya letak perkantoran
tersebut berada pada pusat kota. Jenis fasilitas
pemerintahan dan perkantoran relatif terkonsentrasi
di Jalan Veteran, Jalan jenderal Ahmad Yani, Jalan
Diponegoro, Jalan KH. Syamun, Jalan Ki Mas Jong dan Jalan Palima-Pakupatan
(Kecamatan Curug).
Jenis fasilitas pemerintahan yang ada antara lain:, Kantor Gubernur, DPRD
Provinsi Banten, Kantor Walikota, Kantor DPRD Kota Serang, Kantor Bupati,
Kantor DPRD Kabupaten Serang, Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Serang, Telkom, PLN, PDAM, Pos, dan sebagainya. Kantor yang sifatnya khusus
antara lain Kepolisian Wilayah di Jalan Ki Mas Jong, Kepolisian Resort di Jalan
Jenderal Ahmad Yani, Korem di Jalan Maulana Yusuf, dan Kopasus di Jalan Raya
Cilegon.
Fasilitas Pemerintahan Pusat Pemerintahan
Provinsi Banten terletak di Desa Sukajaya
Kecamatan Curug yang meliputi Kantor
Gubernur, Kantor DPRD Propinsi Banten,
Bappeda Propinsi dan berbagai dinas teknis
tingkat Provinsi, kantor intansi vertikal dan
BUMN/BUMD.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-18


Selain perkantoran skala regional tersebut juga terdapat perkantoran yang sifat
pelayanannya lokal antara lain : Kantor Kecamatan dan Kantor Kelurahan/ Desa.

2. Perdagangan dan Jasa

Kegiatan perdagangan dan jasa sebagian besar


dilakukan di pasar (pasar umum, pasar buah, dan
pasar jajan), pertokoan, warung dan sebagainya.
Pasar umum meliputi Pasar Induk Rau dan Pasar
Lama sudah penuh sesak dan tidak mungkin dilakukan
perluasan secara horizontal. Kegiatan pasar-pasar ini menyebabkan kemacetan
jalan di sekitarnya.
Pertokoan dan warung menyebar di seluruh wilayah
Kota Serang meliputi super market, mini market, toko
dan warung. Pertokoan ini umumnya beraglomerasi di
sekitar jalur Jalan Protokol dan Kawasan Royal seperti
di sekitar Jalan Juhdi, Jalan Veteran dan Jalan Ahmad
Yani, sedangkan warung selain lokasi tersebut di atas
juga menyebar sampai ke lokasi-lokasi pemukiman penduduk.

Kegiatan jasa seperti Perbankan, PT. Pos Indonesia dan sejenisnya umumnya
terpusat di Kawasan Pasar Lama (Jalan Hasanudin) dan Jalan Protokol bercampur
dengan fasilitas kota lainnya seperti perkantoran, fasilitas perdagangan, hotel,
rumah makan dan lain-lain bahkan ada yang berlokasi di daerah baru terbangun.

Tabel 2.5
Jumlah Sarana Perdagangan Kota Serang Tahun 2007
Failitas Perdagangan
No Kecamatan Toko Serba Toko Pasar
Mini Market Pasar Desa
Ada Swalayan Pemda
1 Serang 3 3 20 3 0
2 Cipocok Jaya 0 0 2 0 0
3 Curug 0 0 0 0 1
4 Walantaka 0 0 1 1 1
5 Taktakan 0 0 0 0 0
6 Kasemen 0 0 0 1 1
Jumlah 3 3 23 5 3
Sumber : Bappeda Kota Serang Tahun 2007

3. Pendidikan

Fasilitas pendidikan yang terdapat di Kota Serang mulai dari Taman Kanak-Kanak
(TK) sampai tingkat Perguruan Tinggi.
Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kota Serang
tahun 2007, yaitu TK sebanyak 54 unit, Madrasah

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-19


sebanyak 25 unit, SD sebanyak 231 unit, Ibtidaiyah sebanyak 14 unit, SMP
sebanyak 24 Unit, Tsanawiyah sebanyak 30 unit, SMU sebanyak 4 unit, Aliyah
sebanyak 10 unit, SMK sebanyak 3 unit, dan Perguruan Tinggi sebanyak 5 unit
(Universitas Tirtayasa, IAIN, STIA, STMIK, AMIK, STIE, dan Akademi Kebidanan).
Tabel 2.6
Jumlah Sarana Pendidikan Kota Serang Tahun 2007
Failitas Pendidikan
No Kecamatan
TK Madrasah SD Ibtidaiyah SMP Tsanawiyah SMU Aliyah SMK
1 Serang 33 16 74 2 9 10 1 6 2
2 Cipocok Jaya 7 3 28 1 4 5 1 2 0
3 Curug 2 0 21 2 1 2 0 0 0
4 Walantaka 5 1 33 4 4 5 0 1 1
5 Taktakan 2 2 34 3 3 4 1 0 0
6 Kasemen 5 3 41 2 3 4 1 1 0
Jumlah 54 25 231 14 24 30 4 10 3
Sumber : Bappeda Kota Serang Tahun 2007

4. Peribadatan

Fasilitas peribadatan di Kota Serang tahun 2006


didominasi oleh Masjid sebanyak 484 unit, Langgar
sebanyak 763 unit dan Mushola sebanyak 25 unit,
Gereja (Protestan dan Katholik) sebanyak 2 unit, Pura
sebanyak 1 unit dan Vihara sebanyak 2 unit.
Perkembangan jumlah sarana peribadatan ini mengikuti perkembangan jumlah
pemeluk agamanya.
Pemeluk agama di Kota Serang tahun 2006, yaitu Agama Islam 493.755 orang,
Kristen Protestan 2.828 orang, Kristen Khatolik 1.726 orang, Budha 2.801 orang
dan Hindu 253 orang.
Tabel 2.7
Jumlah Sarana Peribadatan Kota Serang Tahun 2007
Failitas Peribadatan
No Kecamatan Gereja Gereja
Masjid Langgar Mushola Pura Wihara
Katholik Protestan
1 Serang 139 190 11 1 1 0 1
2 Cipocok Jaya 39 88 2 0 0 0 0
3 Curug 74 203 2 0 0 0 0
4 Walantaka 69 161 3 0 0 0 0
5 Taktakan 68 34 2 0 0 1 0
6 Kasemen 95 87 5 0 0 0 1
Jumlah 484 763 25 1 1 1 2
Sumber : Bappeda Kota Serang Tahun 2007

5. Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Kota Serang berfungsi sebagai


pelayanan kesehatan bagi masyarakat setempat dan
wilayah sekitarnya. Fasilitas tersebut berupa Rumah

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-20


Sakit Umum (RSU) yang saat ini masih dikelola oleh Pemerintah Kabupaten
Serang, Puskesmas, Apotik, dan Pos Yandu. Pada tahun 2007 jumlah Rumah
Sakit Umum sebanyak 2 buah, Puskesmas 23 buah, Balaip pengobatan 32 buah,
apotik sebanyak 31 buah. Selain itu terdapat Pos Yandu yang terdapat hampir di
setiap RW.
Tabel 2.8
Jumlah Sarana Kesehatan Kota Serang Tahun 2007
Sarana Kesehatan
Kecamatan
RSU Puskesmas Balai Apotik Pos
Puskesmas
Pembantu Pengobatan Yandu
1. Serang 2 4 3 18 31 173
2. Cipocok Jaya - 1 3 1 - 59
3. Curug - 1 1 2 - 43
4. Walantaka - 1 2 - - 93
5. Taktakan - 1 2 6 - 53
6. Kasemen - 2 2 5 - 78
Jumlah 2 10 13 32 31 127
Sumber : Bappeda Kota Serang Tahun 2007

6. Industri

Salah satu leading sektor (terkuat) yang memacu


pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di
Kota Serang, adalah kegiatan industri. Jenis industri
yang ada di Kota Serang dapat dikelompokkan dalam :
industri rumah tangga (home industri), industri ringan,
dan industri bahan bangunan.
Industri bahan bangunan merupakan jenis industri yang terbanyak di Kota Serang.
Industri ini berupa industri yang memproduksi bata, tegel, dan internit. Industri
rumah tangga yang ada di Kota Serang berupa industri bahan makanan, yaitu
industri pembuatan tempe, kerupuk, roti, dan industri pengolahan kelapa.

7. Pariwisata

Pariwisata merupakan salah satu sektor dalam


menghasilkan devisa negara maupun untuk Kota
Serang, mengingat keberadaan berbagai potensi objek
wisata yang ada baik objek wisata alam, objek wisata
sejarah, dan objek wisata seni budaya.
 Jumlah obyek wisata :
Wisata alam : Wisata Alam Pulau Dua
Wisata Religi : Banten Lama
 Akomodasi dan Sarana Prasarana

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-21


a. Hotel
No Nama Kecamatan Jumlah Hotel Jumlah Kamar Jumlah Tempat Tidur
1 Kec. Walantaka - - -
2 Kec. Cipocok jaya - - -
3 Kec. Serang 11 220 579
4 Kec. Taktakan - - -
5 Kec. Kasemen - - -
6 Kec. Curug - - -

b. Restoran dan Rumah Makan/Cafe


No Nama Kecamatan Restoran Rumah Makan
1 Kec. Walantaka - -
2 Kec. Cipocok jaya 3 9
3 Kec. Serang 19 56
4 Kec. Taktakan 2 -
5 Kec. Kasemen - -
6 Kec. Curug - -

c. Data Kunjungan Wisata


No Obyek Wisata Wisnus Wisman
1 Cagar Alam Pulau Dua 138.554 175
2 Banten lama 5.042.444 443

Saat ini untuk mendukung kegiatan wisata di Kota Serang sudah tersedia 11
dengan jumlah kamar 220 unit dan tempat tidur 579 unit serta 1 (satu) hotel
berbintang, yaitu Hotel Ledian di pusat kota.

8. Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada dasarnya diarahkan


untuk mewujudkan pembangunan kota yang
berwawasan lingkungan dan sebagai upaya untuk
untuk mencapai keserasian dan keseimbangan
antara lingkungan binaan dan lingkungan alami.
Dalam hal ini ruang terbuka hijau kota adalah ruang-ruang di dalam kota baik
dalam bentuk area/kawasan ataupun dalam bentuk memanjang berupa jalur-jalur.
Dalam pemanfaatannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa
bangunan serta bersifat pengisian tanaman pelindung ataupun tumbuhan alami
atau pun budidaya.

Di Kota Serang Ruang Terbuka Hijau (RTH)


menurut jenisnya meliputi :

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-22


 Kawasan hijau pertamanan kota, yang mempunyai fungsi sebagai fasilitas
untuk menciptakan keindahan dan keserasian lingkungan.
 Kawasan hijau rekreasi dan olahraga, fungsi utamanya sebagai sarana
olahraga dan rekreasi masyarakat.
 Kawasan hijau jalur hijau, terdapat di sepanjang jalan utama yaitu jalan-jalan
utama dalam kota dan jaringan jalan kolidor-
kolidor penghubung kota. Jalur hijau ini selain
merupakan salah satu unsur pelengkap dari
jaringan jalan juga berisi estetis dan sebagai
bagian paru-paru kota.

Berikut data taman kota dan jalur hijau yang ada di Kota Serang, adalah sebagai
berikut :
1) Ruang Terbuka Hijau yang terdiri dari :
a. Jumlah taman kota : 12 Taman
b. Luas keseluruhan Taman Kota : 20,48 Ha
c. Luas keseluruhan Jalur Hijau Jalan : 3,60 Ha
d. Luas keseluruhan Jalur Hijau Sungai : 18,50 Ha
2) Luas dan Jumlah Taman Kota
No Nama Taman Kota Lokasi/Alamat Luas (m2)
1 Keluar Pintu Tol Jl. Pintu masuk Tol Serang Timur 120
2 Bilbourd GDN Jl. Sudirman 50
3 Belokan Pull Arimbi Jl. Sudirman 525
4 Serang Bertaqwa Jl. Sudirman 1.245
5 Halaman KPPN Jl. Fatah Hasan 360
6 Bunderan Ciceri Jl. Fatah Hasan 350
7 Sekitar Alun-alun Serang Jl. Alun-alun Serang 1.500
8 Depan TK Pertiwi Jl. Jayadiningrat 150
9 Depan Perumtel Jl. Ki Syam’un 60
10 Depan Kopasus Jl. Raya Cilegon 3.200
11 Halaman TMP Jl. Ciceri Serang 200
12 Depan GOR Ciceri Jl. Stadion Ciceri 800

2.2.4.2. Prasarana

Prasarana di Kota Serang yang dimaksud meliputi jaringan air bersih, listrik,
telepon, Dranase, Limbah dan Sampah. Dalam sub-bab ini akan dibahas
mengenai jumlah dan penyebaran utilitas, sistem dan pola distribusi yang
digunakan dalam pemakaian dan pengoperasian masing-masing utilitas tersebut.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-23


1. Air Minum

Sistem pelayanan air perpipaan Kota Serang


memanfaatkan mata air Citaman (80 l/dt) dan
Sukacai (60 l/dt) sebagai air baku, yang dialirkan
secara gravitasi ke wilayah pelayanan setelah
melalui unit aerasi untuk menghilangkan CO 2
agresifnya. Kelurahan-kelurahan di wilayah Kota
Serang yang telah dilayani sistem distribusi air perpipaan adalah Kelurahan
Serang, Cipare, Cimuncang, Lopang, Kota Baru, Kagungan, Lontar, Kaligandu,
Sumur Pecung, Cipocok Jaya, Panancangan, Unyur, dan Taman Baru.
Di samping melalui pelayanan PDAM, sebagian penduduk memenuhi kebutuhan
air bersih dan minumnya dari sumur dangkal yang kualitasnya cukup baik dan
selalu tersedia sepanjang tahun. Sumber air individual tersebut hampir merata di
seluruh wilayah kota terutama di Kelurahan Lopang, Sumur Pecung, dan
Cimuncang. Gambaran pelayanan air bersih perpipaan di Kota Serang disajikan
pada Tabel 2.9.

Tabel 2.9
Pelayanan Air Bersih Perpipaan
Kota Serang Tahun 2007
Jumlah Pemakaian air
No Jenis pemakaian
sambungan M /bulan
3
Lt/unit/hari
1 Rumah tanggga 7.032 101.260,80 586
2 Kran umum 33 4.950 5.197
3 Perdagangan 366 9.992 985
4 Perkantoran 48 3.991 2.772
5 Hotel 10 280 1.120
6 Industri 11 54 900
7 Rumah sakit 2 7.412 103.900
8 Puskesmas 3 234 10.972
9 Sekolah 21 4.851 1.066
10 Masjid 44 3.561.20 24.456
11 Fasilitas sosial 36 1.140 3.567
12 Jumlah 7.606 137,726 148.753
Sumber : PDAM Serang, 2007

2. Listrik

Jaringan listrik di Kota Serang, sudah mencakup


hampir semua kelurahan yang ada di Kota Serang.
Dalam pendistribusiannya, sebelum sampai ke
tiang rumah (konsumen), terlebih dahulu melalui
beberapa gardu distribusi yang tersebar di

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-24


beberapa tempat. Gardu induknya sendiri terdapat di Kelurahan Kaligandu.
Jaringan listrik di Kota Serang umumnya mengikuti pola jaringan jalan dengan
sistem pemasangan memakai kabel udara/kawat terbuka.
Pelayanan listrik dilakukan sehari penuh atau 24 jam, kecuali untuk hal-hal tertentu
seperti Pelayanan Jalan Umum (PJU), dan sebagainya. Selain jaringan listrik yang
melayani ke tiap konsumen, Kota Serang juga dilalui
oleh jaringan distribusi saluran umum tegangan
tinggi (SUTT) dari Terondol-Pandeglang yang
membentang dari arah utara ke selatan di bagian
utara kota.

3. Pos danTelekomunikasi

Kebutuhan masyarakat akan pelayanan Pos dan Giro di


Kota Serang dilayani oleh 2 (dua) buah kantor pos dan
giro, yang berlokasi di pusat kota (Jalan Veteran) dan di
Kelurahan Kaligandu. Selain itu dilayani pula oleh Pos
Bergerak (Pos Keliling) yang lokasinya menyesuaikan
pemusatan aktivitas masyarakat.
Pelayanan sarana komunikasi telepon (kabel) di Kota Serang sudah mencakup
hampir semua kelurahan yang ada di Kota Serang. Hanya pada beberapa lokasi
belum optimal pengembangan jaringannya sehingga permintaan sambungan baru
belum dapat dilayani. Sedangkan alternatif sistem komunikasi telepon yang lain
adalah sistem GSM dan AMPS yang memungkinkan penggunaan ponsel (telepon
genggam tanpa kabel).

4. Drainase

Kota Serang yang terletak pada ketinggian rata-rata 25


m di atas permukaan air laut, dilalui oleh Sungai
Cibanten yang bermuara di Teluk Banten. Sungai
Cibanten mempunyai beberapa anak sungai, yaitu
Cigurulung dan Kali Pengasingan (mengalir di sebelah
barat wilayah kota). Sungai Cibanten beserta anak sungainya berfungsi sebagai
saluran pembuangan akhir (drainase makro) dari sistem drainase (pematusan)
kota Serang. Kondisi sungai ini dan anak-anak sungainya cukup baik sebagai
saluran drainase primer bagi Kota Serang.
Kota Serang belum memiliki dukungan sistem
drainase yang memadai, hal ini dapat dilihat

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-25


dengan seringnya terjadi genangan pada beberapa kawasan, bila terjadi hujan.
Genangan tersebut membawa kerugian bagi masyarakat, diantaranya
terganggunya aktivitas masyarakat, rusaknya jalan, terendamnya daerah
permukiman, dan timbulnya wabah penyakit. Kondisi drainase yang ada, baik
sistem sekundernya maupun tersiernya, sebagian besar kurang berfungsi dengan
baik. Baik karena kapasitasnya kecil, adanya kerusakan saluran, maupun
pendangkalan (akibat kurang terawat/ terpelihara).
Dari hasil pengamatan di lapangan, ditemukan beberapa lokasi genangan,
diantaranya :
1. Daerah Kebun Sayur, Kelurahan Kota Baru.
2. Daerah Kampung Kantin, Kelurahan Kota Baru.
3. Sebelah timur Jalan Ayip Usman (sisi jalan tol), Kelurahan Unyur dan Kali
Gandu).
4. Jalan Samaun Bakri dan sekitarnya, Kelurahan Cimuncang, dan Lopang.
5. Kantor Polres dan sekitar Kelurahan Cipare.
6. Sekitar Sekolah PGA, Kelurahan Cipare.
7. Kampung Ciceri, Kelurahan Sumur Pecung

5. Air Limbah

Sungai Cibanten yang mengalir dari arah selatan ke utara, pada dasarnya menjadi
tempat pembuangan terakhir dari berbagai saluran air kotor/limbah rumah tangga,
perkantoran, pasar, fasilitas pelayanan umum, maupun industri (terutama industri
kecil dan rumah tangga). Hal ini disebabkan saluran drainase kota pada umumnya
juga difungsikan sebagai saluran pembuangan limbah cair. Dalam jangka penjang
kondisi ini akan merusak lingkungan.
Adapun saluran limbah yang ada (berfungsi juga sebagai pendukung drainase)
pada kawasan pusat kota telah memakai saluran tertutup. Tetapi masih banyak
pula yang menggunakan sistem terbuka, khususnya pada daerah-daerah pinggiran
kota. Arah aliran dari rumah-rumah melalui saluran quartier, yang sebagian
merupakan saluran tertutup, terus mengalir melalui saluran-saluran tersier ke
saluran sekunder, kemudian masuk ke saluran induk yang mengalir ke arah utara
melalui Sungai Cibanten sebagai tempat pembuangan akhir.
Limbah permukiman yang berupa limbah tinja umumnya dikelola secara on site
dengan sistem cubluk (septicktank) secara mandiri. Bagi masyarakat yang belum
memiliki septicktank sendiri (utamanya pada permukiman padat) disediakan MCK
bersama. Kota Serang perlu memiliki IPLT (Instalasi Pengolah Limbah Tinja) guna
mengelola limbah permukiman secara lebih baik.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-26


Khusus limbah industri besar (yang mungkin mengandung B3) telah diolah terlebih
dahulu dalam IPAL sesuai dengan arahan pengelolaan lingkungan yang ada.

6. Persampahan

Penanganan sampah di Kota Serang, secara umum


menggunakan sistem off site dan on site. Sistem off
site (pengangkutan) terutama dilakukan pada kawasan
perdagangan dan permukiman padat perkotaan.
Fasilitas pengelolaan sampah terdiri dari bak sampah
atau tong-tong sampah sebagai tempat pengumpulan
sementara yang kemudian diangkut dengan gerobak dan truk menuju TPA., yang
berlokasi di Desa Panggungjati Kecamatan
Taktakan.
Volume sampah yang paling banyak terdapat di
Pasar Rau, di Jalan Hasanuddin, dan dari rumah
tangga, sedangkan cara pengangkutannya
dilakukan sehari 2 kali yang ditagani oleh Dinas
Kebersihan. Sarana angkutan sampah yang ada di Kota Serang, terdiri dari 35
buah gerobak sampah, 3 buah truk terbuka besar, 18 buah dump truk besar, 6
buah Arm Roll besar, 5 buah motor pengangkut sampah (cator) dan sejumlah
tenaga kerjanya yang terdiri dari supir, pengangkut, penyapu, dan sebagainya.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-27


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-28
Sistem on site masih dilakukan masyarakat pinggiran dengan memasukkan
sampah pada lubang-lubang/tempat-tempat yang dibuat sendiri oleh penduduk
kemudian ditimbun atau dibakar.
1. Timbulan dan jumlah sampah yang terangkut ke TPA
Jumlah Timbulan Sampah terangkut
No Lokasi
lokasi (m3/hari) (m3/hari)
1 Perumahan
a. Sederhana & menengah 50.091,36 20.036,54
b. Pasang surut
2 Sarana kota
a. Jalan arteri dan kolektor 7,2 7,2
b. Pasar 675 252
c. Pertokoan 18,04 18,04
d. Kantor 36,39 36,39
e. Sekolah 13,74 12,37
f. Terminal 25,6 23,04
g. Pelabuhan penumpang
h. Stasiun KA 1 0,5 0,5
i. Rumah Sakit 3
j. Taman kota 12 2 2
k. Hutan kota -
3 Perairan terbuka
a. Sungai utama 0,5 0,4
b. Saluran terbuka 2 1,6
4 Pantai Wisata
5 Lokasi Lainnya
Total 16 50.872,33 20.390,08

2. Penanganan sampah
No Penanganan Volume Prosentase
1 Diangkut Petugas
a. Diangkut ke TPA 252 m3/hari 40 %
b. 4 perumahan 20 m3/hari
2 Diolah : -
a. Kompos 100 kg/bulan
b. Daur ulang -
c. Incenerator -
3 Tidak terangkut -

SARANA KEBERSIHAN KOTA SERANG


1) Sarana tempat pemindahan sampah

No Tempat Pemindahan Jumlah


1 TPS 33
2 Transfer Depo/Kontainer 28 kontainer
3 Transfer Station -

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-29


2) Alat Angkut

Kapasitas Masih Beroperasi


No Jenis Alat Angkut Jumlah Ritasi
(M3) Ya Tidak
1 Gerobak sampah 35 1 2 
2 Truk terbuka besar 3 6 2 
3 Truk terbuka kecil - - -
4 Mini truk - - -
5 Truk compactor besar - - -
6 Truk compactor kecil - - -
7 Dump truck besar 18 7 2 
8 Dump truck kecil - - -
9 Arm roll besar 6 3 3 
10 Arm roll kecil - - -
11 Trailer container - - -
12 Kapal penangkap sampah - - -
13 Mobil pengangkut sampah - - -
14 Motor pengangkut 5 1,5 3 
sampah (Cator)

7. Transportasi

Sistem transportasi merupakan hal yang sangat penting


untuk menunjang pertumbuhan wilayah, terutama
pertumbuhan ekonominya. Tanpa sistem transportasi
yang memadai, terutama sistem jaringan jalannya,
wilayah bersangkutan tidak dapat berkembang sesuai
harapan. Selain jaringan jalan, diperlukan pula sarana transportasi lain yang dapat
menunjang kegiatan perekonomian wilayah tersebut. Prasarana yang dimaksud
adalah terminal penumpang maupun barang, pelabuhan laut dan udara.
Sistem transportasi yang digunakan adalah sistem transportasi darat dan laut.
Sistem transportasi darat digunakan untuk melayani kegiatan internal dan
eksternal, sedangkan sistem transportasi laut digunakan untuk melayani
pergerakan eskternal.

a. Transportasi Darat

Di Kota Serang telah tersedia prasarana jalan yang


melayani pergerakan internal dan juga
menghubungkannya dengan kota-kota lainnya di
Provinsi Banten. Jaringan jalan tersebut berupa jalan
arteri, jalan kolektor maupun jalan lokal. Jalan arteri

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-30


berfungsi menghubungkan Kota Serang dengan kota-kota di kabupaten lainnya
maupun kota-kota kabupaten di provinsi. Untuk jalan kolektor berfungsi melayani
pergerakan antar Kota Serang dengan kota-kota lainnya di Provinsi Banten,
sedangkan jalan lokal berfungsi melayani antar kawasan di Kota Serang.
Berdasarkan status/kewenangan pengelolaan jalan di Kota Serang diri menjadi
jalan negara, jalan Provinsi, Jalan Kota, dan Jalan Kabupaten.

 Jalan Negara, yaitu :


Pada umumnya perkembangan Jalan Nasional di wilayah Kota Serang sudah baik,
tertata sesuai dengan hirarki dan tingkat perkembangan wilayah, arahan struktur
wilayah Kota Serang, arahan pengembangan wilayah perkotaan dan perdesaan
maupun sentra-sentra perekonomian wilayah.
Jalan Nasional sebagai jalan arteri primer yang sudah dikembangkan di Kota
Serang meliputi ruas-ruas jalan di bawah ini sesuai dengan :
LAMPIRAN II B : KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASRANA WILAYAH
Nomor : 376 / KPTS / M / 2004
Tanggal : 19 Oktober 2004
Provinsi : Banten ( 21 )
Tentang : Penetapan Status dan Ruas Jalan Nasional
( di Wilayah Kota Serang )
JALAN N A S I O N A L
NOMOR RUAS NAMA RUAS PANJANG RUAS (KM)
002     SERANG - CILEGON 4.50
002 11 K JL. MAULANA YUSUF ( SERANG ) 0.45
002 12 K JL. TIRTAYASA ( SERANG ) 0.55
002 13 K JL. MAYOR SAFEI ( SERANG ) 0.80
002 14 K JL. RAYA CILEGON ( SERANG ) 4.50
003     TANGERANG - SERANG 4.20
003 11 K JL. A. YANI ( SERANG ) 1.65
003 12 K JL. SUDIRMAN ( SERANG ) 4.40
      TOTAL JALAN NASIONAL 21.05

 Untuk Jalan Provinsi, yaitu :


Jalan Provinsi berfungsi sebagai jalan kolektor primer dalam sistem jaringan jalan
primer. Jalan ini merupakan jalan penghubung antara PKN (Pusat Kegiatan
Nasional) dengan PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) dan antar PKW (Pusat Kegiatan
Wilayah). Jaringan jalan ini menghubungkan ibukota Provinsi dengan ibukota Kota
Serang. Jalan strategis Provinsi adalah jalan yang diprioritaskan untuk melayani
kepentingan Provinsi berdasarkan pertimbangan untuk membangkitkan
pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan dan keamanan Provinsi.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-31


LAMPIRAN I KEPUTUSAN GUBERNUR BANTEN
Nomor : 761 / Kep. 8 - Huk / 2006

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-32


Tanggal : 2 Februari 2006
Tentang : Penetapan Status dan Ruas Jalan Provinsi
( di Wilayah Kota Serang )
JALAN PROVINSI
NOMOR PANJANG RUAS
NAMA RUAS
RUAS ( KM )
029 Serang - Pandeglang 10.00
029.14K Jl. Tb. A. Khatib ( Serang ) 0.65
029.15K Jl. Yusuf Martadilaga ( Serang ) 0.80
029.16K Jl. Raya Pandeglang ( Serang ) 0.73
128 Pakupatan - Palima ( Serang ) 10.50
156 Banten Lama - Pontang ( Serang ) 16.20
174 Jl. Trip Jamaksari ( Serang ) 1.35
175 Kemang - Kaligandu 1.90
176 Jl. Ayip Usman ( Serang ) 2.27
177 Lopang - Banten Lama 7.70
178 Jl. Kh. Abdul Fatah Hasan ( Serang ) 1.75
179 Jl. Abdul Hadi ( Serang ) 0.71
180 Jl. Tb. Suwandi ( Serang ) 3.70
181 Jl. Letnan Jidun ( Serang ) 0.70
182 Sempu - Dukuh Kawung 10.70
183 Jl. Veteran ( Serang ) 0.80
184 Jl. Kh. Syam'un ( Serang ) 0.58
187 Simpang Taktakan - Gn Sari 13.50
  TOTAL JALAN PROVINSI 84.54

 Terminal, yaitu :
Terminal yang terdapat di Kota Serang berjumlah 4 (empat) buah, yaitu Teminal
Pakupatan di Kelurahan Banjar Agung, Terminal Rau di Kelurahan Kagungan,
Terminal Cipocok di Kelurahan Cipocok Jaya (tidak berfungsi) dan Terminal
Kepandean di Kelurahan Lontar Baru (tidak berfungsi). Selain keempat terminal
tersebut terdapat pula terminal liar, seperti di daerah Calung (sekitar pertigaan
Jalan SM. Hasanudin – Jalan Samaun Bakri – Jalan Raya Banten), perempatan
Cijawa, daerah Magersari dan juga di daerah Kebon Jahe.
Terminal Pakupatan merupakan tempat menurunkan dan menaikkan penumpang
angkutan umum bus, dan tempat mangkalnya angkutan kota. Kendaraan yang
singgah di Terminal Pakupatan umumnya kendaraan AKAP, AKDP dan lokal,
seperti jurusan :
 Merak – Bandung, Merak – Cirebon, Jakarta – Merak, Jakarta – Sumatera,
Jakarta – Labuan, dan sebagainya.
 Angkutan Umum Kota Serang.
Kota Serang juga dilintasi oleh jalan tol yang merupakan jalan bebas
hambatan/lintas cepat yang berfungsi sebagai jalan alih bagi arus regional untuk
menghindari/mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan-jalan kota. Jalan tersebut
merupakan jalan lingkar (ring road) arah timur - barat melalui lintas utara dari

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-33


Kelurahan Panancangan, terus melintasi Kelurahan Terondol, Kelurahan
Kaligandu, Kelurahan Unyur, Desa Kasemen, dan berakhir di Desa Taman Baru.
Lebar jalan sekitar 24 m dan perkerasan aspal beton.
Fasilitas parkir di Kota Serang masih memanfaatkan ruang jalan dan halaman
kantor, sekolah dan sebagainya. Belum tersedia areal khusus parkir pada kawasan
pusat kegiatan.
Dari sekian banyak jalan yang terdapat di Kota Serang beberapa diantaranya
sudah memiliki trotoar yang berfungsi sebagai tempat pejalan kaki. Jalan yang
bertrotoar di kiri dan kanan jalan di antaranya: Jalan Jenderal Sudirman, Jalan
Ahmad Yani, Jalan Veteran, Jalan Diponegoro, Jalan S. Tirtayasa, Jalan Maulana
Yusuf, dan sebagainya.
Jalan-jalan di Kota Serang banyak yang melintasi jembatan, seperti yang terdapat
di Jalan Mayor Syafei, Jalan Jayadiningrat, dan sebagainya. Konstruksi jembatan-
jembatan tersebut ada yang memakai beton bertulang dan ada pula yang memakai
konstruksi rangka besi, sedangkan kondisinya ada yang berkondisi baik, sedang,
dan yang rusak.
Terminal sebagai tempat asal dan tujuan akhir gerak angkutan umum, tempat
turun naik penumpang dan tempat untuk mengadakan pergantian moda angkutan
umum, harus tersedia secara layak, aman dan nyaman. Hal ini dimaksudkan untuk
memperoleh keadaan sistem transportasi yang efisien, teratur, dan aman.
No Nama Terminal Alamat/lokasi detail Keterangan
1 Pakupatan Jl. Raya Pakupatan Type A
2 Kepandean Jl. Letnan Jidun Type B
3 Rau Pasar Rau Serang Type C
4 Cipocok Jl. Raya Petir Type B

 Stasiun Kereta Api


Kota Serang dilintasi oleh jalan kereta api (KA).
Jalan Kereta Api itu melintasi dari arah tenggara ke
utara, yaitu mulai dari Kelurahan Banjarsari,
Kelurahan Sumur Pecung, Kelurahan Cimuncang,
Kelurahan Lopang, Kelurahan Unyur, dan Desa
Kasemen. Stasiun KA berada di Jalan Ki Tapa,
Taman Sari (Kelurahan Lopang).
Sedangkan layanan jalur kereta api yang tersedia di Stasiun Serang adalah KA
lintas Jakarta – Serang – Merak dengan volume per jalan rata-rata 3 kali dalam 1
hari. Angkutan kereta api selain digunakan untuk angkutan orang, juga sering juga

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-34


digunakan sebagai angkutan barang, dan angkutan batu bara untuk Industri
Cibinong.

No Nama Stasiun Kereta Alamat/lokasi detail Keterangan

1 Stasiun KA Serang Jl. Kitapa

b. Transportasi Laut

Sarana transportasi laut di Kota Serang pada saat ini


mempunyai fungsi sebagai arus lalu lintas barang
(bukan orang), yaitu pengangkutan ikan dan kayu.
Aksesibilitas dan sirkulasi transportasi laut di Pelabuhan
Karangantu diperuntukkan untuk kapal-kapal kecil
pengangkut ikan dan kayu. Hal tersebut dikarenakan luasan pelabuhan tidak
memungkinkan untuk dilalui kapal-kapal besar. Dengan melihat kondisi diatas
diarahkan penataan kawasan Pelabuhan Karangantu, agar dapat menampung
kapal-kapal besar, yang dapat memberikan kontribusi pendapatan terhadap Kota
Serang dan direncanakan pemisahan kegiatan antara pelabuhan ikan dan kayu,
guna memberikan kenyamanan aktivitas dari kedua kegiatan tersebut.

No Nama Pelabuhan Alamat/lokasi detail Keterangan


1 Pelabuhan Karangantu Kec. Kasemen Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan Niaga

2.2.5. Kelembagaan

Dalam rangka pengembangan kota yang baik, serta untuk mencapai keadaan
yang aman, tertib, lancar dan sehat serta terpeliharanya suatu lingkungan yang
teratur, diperlukan satu pengelolaan kelembagaan yang baik dari aparat
pemerintah kota tersebut atau unit-unit organisasi yang terdapat di suatu kota.

Adapun kelembagaan yang terkait di Kota Serang antara lain :


Bappeda Kota Serang mempunyai tugas untuk menyelenggarakan :
 Penyusunan Propeda (Program Pembanguan Daerah),
 Penyusunan program-program tahunan,
 Melaksanakan koordinasi perencanaan diantara dinas-dinas serta organisasi
lain dalam lingkup pemerintahan kota, instansi-instansi vertikal, kecamatan,
badan-badan lain yang berada dalam wilayah Kota Serang.
 Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersama-sama
dengan bagian Keuangan dengan koordinasi Sekretaris Kota.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-35


 Mengikuti persiapan dan perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan
untuk menyempurnakan perencanaan lebih lanjut,
 Memantau pelaksanaan pembangunan, dan
 Melakukan kegiatan lain dalam rangka perencanaan.

Sementara itu Bagian pembangunan pada Sekretaris Kota mempunyai sebagian


tugas bidang Pembangunan yang dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan
Belanja, bantuan pembangunan dan dana pembangunan lain dari Provinsi Banten
dan Pemerintah Pusat.

Bagian Perekonomian dan Pembangunan terdiri dari :


 Bagian Pembangunan
 Bagian Perekonomian

Sedangkan aparat pelaksana teknis adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas
Tata Kota yang merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang bertugas
melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dan tugas pembantuan.
Dalam menyelenggarakan tugas tersebut keduanya berfungsi sebagai :
 Perumusan kebijaksanaan teknis, pemberi bimbingan, pemberian perijinan
sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh Walikota.
 Pelaksanaan pembangunan fisik sesuai dengan tugas pokoknya dan sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
 Pengamanan dan pengendalian teknis atas pelaksanaan tugas pokoknya dan
sesuai dengan kebijaksanaan yang digariskan oleh Walikota.

Penanganan kegiatan pelayanan kota biasanya dijalankan oleh kantor kota


beserta dinas-dinas yang ada.
Pendelegasian penyelenggaraan urusan otonomi Kota kepada Walikota. yang
meliputi :
 Urusan pekerjaan umum,
 Urusan kesehatan,
 Urusan pendapatan daerah,
 Urusan yang menyangkut masalah-masalah pertanian
Urusan-urusan di luar ke empat hal tersebut diatas dijalankan oleh instansi
vertikal.

Penanganan kegiatan-kegiatan pelayanan kota serta unit-unit organisasinya


adalah sebagai berikut :
 Pertamanan/penghijauan wewenang oleh Pemerintah Kota, dalam hal
ditangani oleh Dinas Tata Kota dan Pertamanan.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-36


 Fasilitas olahraga wewenang oleh Pemerintah Kota,
 Sarana kesehatan, wewenang oleh Dinas Kesehatan,
 Jalan dan jembatan, wewenang Dinas Pekerjaan Umum,
 Drainase, wewenang Dinas Pekerjaan Umum,
 Sanitasi, wewenang Dinas Kesehatan,
 Kebersihan, wewenang Dinas Lingkungan Hidup
 Penerangan jalan, wewenang Dinas Pekerjaan Umum bekerjasama dengan
PLN,
 Pengawasan dan Pemeliharaan bangunan, wewenang Dinas Pekerjaan
Umum,
 Air bersih, wewenang PDAM,
 Listrik, wewenang PLN,
 Telekomunikasi, wewenang PT. Telkom,
 Industri, wewenang berada pada swasta/BUMN(D) dan Pemerintah Kota
 Perumahan, wewenang Dinas Pekerjaan Umum,
 Lalu lintas dan terminal wewenang Dinas Perhubungan,
 Pasar dan perdagangan, wewenang Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
 Ketertiban dan keamanan, wewenang Kantor Kesbang,
 Pariwisata, wewenang Dinas Pariwisata.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-37


GAMBAR 2.10
KELEMBAGAAN PEMERINTAH KOTA SERANG
WALIKOTA

WAKIL WALIKOTA

SEKRETARIS KOTA

SEKWAN DINAS BADAN KANTOR ASISTEN I ASISTEN II ASISTEN III


BINA BINA BINA ADM &
PEMERINTAHAN PEREKONOMIAN APARATUR
 PEKERJAAN UMUM  BAPPEDA  LINGKUNGAN & KESRA &PEMBANGUNAN UMUM
 PERINDAG  BKD HIDUP
 KOPERASI DAN UKM  BPT  KESBANG LINMAS
 KESEHATAN DAN SOSIAL  BPKAD
 BAGIAN TATA  BAGIAN  BAGIAN
 PERHUBUNGAN DAN  PEMBERDAYAAN
PEMERINTAHAN PEMBANGUNAN ORGANISASI
KOMINFO PEREMPUAN
 BAGIAN KESRA  BAGIAN  BAGIAN
 PENDIDIKAN& KEBUDAYAAN
 BAGIAN HUKUM KEUANGAN UMUM
 KEPENDUDUKAN, CATATAN
SIPIL DAN TRANSMIGRASI
 PARIWISATA, PEMUDA DAN
OLAH RAGA
 PERTANIAN, PERKEBUNAN,
KEHUTANAN DAN PERIKANAN

CAMAT

SERANG CIPOCOK CURUG WALANTAKA TAKTAKAN KASEMEN


JAYA

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2010-2030 II-38


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang 2008-2028 II-39

Anda mungkin juga menyukai