DOKUMEN PETA
Contak
: molbekimol@gmail.com
27
BAB III
GAMBARAN UMUM
28
yang
dijabarkan
ke
dalam
indikasi
program
utama
29
: Kabupaten Barru
Sebelah Selatan
: Kabupaten Maros
Sebelah Timur
: Kabupaten Bone
Sebelah Barat
Kecamatan
Luas Daratan
(km2)
Liukang Tangaya
47,71
Liukang Kalmas
35,89
Liukang Tupabbiring
2,03
Liukang Tupabbiring
2,80
Utara
47,39
5. Pangkajene
76,48
6. Minasa Tene
143,48
7. Balocci
111,20
8. Tondong Tallasa
90,12
9. Bungoro
97,48
10. Labakkang
75,12
11. Marang
78,28
12. Segeri
40,16
13. Mandalle
Jumlah
848,14
Sumber: Kabupaten Pangkep dalam Angka 2013
1.
2.
3.
4.
Luas
Perairan(km2)
72,29
55,61
52,41
82,76
0
0
0
0
0
0,98
0,10
0
0
264,15
Luas
Wilayah
(Km2)
120
91,50
54,44
85,56
Persentase
(%)
47,39
76,48
143,48
111,20
90,12
98,46
75,22
78,28
40,16
1.112,29
12,82
6,85
5,66
6,92
6,20
5,51
12,90
10,21
4,90
3,82
7,32
10,51
6,38
100
30
a. Wilayah Daratan
Secara garis besar wilayah daratan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
ditandai dengan bentang alam wilayah dari derah dataran rendah sampai
pegunungan, dimana potensicukup besar juga terdapat pada wilayah daratan
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yaitu ditandai dengan terdapatnya
Sumber daya alam berupa hasil tambang, seperti batu bara, marmer, dan
semen. Disampingitu potensi pariwisata alam yang`mampu menambah
pendapatan daerah.
Kecamatan yang terletak pada wilayah daratan Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan yaitu terdiri dari : Kecamatan Pangkajene, Kecamatan Balocci,
Kecamatan
Bungoro,
Kecamatan
Labakkang,
Kecamatan
Marang,
31
Keberadaan
sungai
tersebut
merupakan
peluang dalam
Tabo-Tabo
Panjang Sungai
(Km)
50,00
Segeri
33.50
Leang Lonrong
8,00
Baloccin, Minasatene
Bantimala
8,00
Nama Sungai
Binanga Sangkara
5,00
Minasatene
(Kalibone)
Sumber : Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Dalam Angka 2013.
5
Januari, dan
Nopember, yakni masing-masing sebesar 190, 129, 112 dan 108 mm.
Sedangkan jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Januari, yakni
sebanyak 27 hari dan terendah pada bulan Maret sebanyak 10 hari.
32
Tabel3-3.
Rata-rata Curah Hujan Setiap Bulan di Stasiun Tabo-Tabo Tahun 2012
Hujan
Jumlah
Hari
Maksimum
Perbulan
Hujan
112
942
27
1 Januari
69
318
20
2 Februari
50
96
10
3 Maret
55
299
14
4 April
129
386
21
5 Mei
33
135
16
6 Juni
65
167
12
7 Juli
36
159
13
8 Agustus
67
342
22
9 September
42
241
21
10 Oktober
108
460
16
11 Nopember
190
643
22
12 Desember
Jumlah
956
4188
224
Sumber : Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Dalam Angka 2013
No
Bulan
Suhu udara selama tahun 2012 memperlihatkan bahwa suhu udara ratarata terjadi antara 27-34 derajat celcius. Sedangkan kelembaban udara
rata-rata terjadi antara 1,47 -12,50% dikarenakan wilayahnya berada pada
iklim sub tropis
Tabel3-4.
Rata-rata Suhu Udara dan Kelembaban Relatif Setiap Bulan Tahun 2012
No
Bulan
33
Tabel3-5.
Rata-rata Tekanan Udara dan Kecepatan Angin Setiap Bulan Tahun 2012
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan
Tekanan Udara (mb) Kecepatan Angin (knot)
Januari
4.5
0.25
Februari
5.4
0.03
Maret
5.4
0.03
April
5.4
0.03
Mei
5.4
0.03
Juni
5.4
0.03
Juli
5.4
0.03
Agustus
5.4
0.03
September
5.4
0.03
Oktober
5.4
0.03
Nopember
5.4
0.03
Desember
5.4
0.03
Jumlah
63.9
0.355
Sumber : Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Dalam Angka 2013
34
Penggunaan Lahan
Luas (Ha)
Hutan Rakyat
345,19
Tanaman Lahan Kering
10.350,52
Tanaman Lahan Basah
28.433,80
Tanaman Lahan Tahunan 9.880,67
Permukiman
2.288,53
TN Babul
16.680,83
Hutan Produksi Tetap
2.733,25
Hutan Produksi Terbatas
2.939,98
Hutan Lindung
707,71
Tambak
8.307,12
Lain-Lain
5.135,86
Jumlah
89829,00
Sumber: RTRW Kabupaten Pangkep Tahun 2011
%
0,38
11,52
31,65
11,00
2,55
18,57
3,04
3,27
7,87
9,25
0,89
100,00
b. Wilayah Kepulauan
Wilayah kepulauan Kabupaten Pangkajene dan kepulauan merupakan
wilayah yang memiliki kompleksitas wilayah yang sangat urgen untuk
dibahas, wilayah kepulauan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan memiliki
potensi wilayah yang sangat besar untuk dikembangkan secara lebih optimal,
untuk mendukung perkembangan wilayah Kabupaten Pangkejene dan
Kepulauan.
Kecamatan yang terletak di wilayah Kepulauan Kabupaten Pangkajene
dan Kepulauan yaitu : Kec. Liukang Tuppabiring, Liukang Tupabbiring Utara,
Kecamatan Liukang Kalmas dan Kecamatan Liukang Tangayya.
PERENCANAAN PULAU-PULAU KECIL
35
Pada jarak 0 hingga 1 mil dari garis pantai menuju arah lautan,
kemiringan pantai antara 20-30 % dengan kedalaman laut antara 05
meter. Substrat dasar pada perairan pantai di daerah ini didominasi
oleh lumpur berpasir.
pada jarak 4 mil lebih kearah lautan, kemiringan pantai mulai agak
terjal dengan sudut kelerengan 45-50 %, dengan kedalaman 10-20
meter
ketiga
pulau
tersebut
masuk
kedalam
wilayah
36
Pangkep
bervariasi
antara
1-64%.
Berdasarkan
data
37
kelestarian
lingkungan
dalam
upaya
menciptakan
38
Kecamatan
2011
18,403
12,743
17,756
13,855
39,866
31,017
15,727
9,813
42,282
46,983
32,888
19,929
12,735
313,997
2012
18,214
12,931
17,583
13,888
41,601
33,183
15,812
9,959
39,007
43,645
32,919
20,054
13,880
312,676
c. Distribusi Penduduk
Hasil catatan registrasi yang diperoleh, tingkat kepadatan penduduk di
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan berdasarkan klasifikasinya dibedakan
atas 3 (tiga) bahagian yaitu; kepadatan tinggi, sedang dan rendah. Kepadatan
tertinggi berada di wilayah Kecamatan Pangkajene dengan kepadatan
penduduk sebesar 78 jiwa/km2, kepadatan sedang berada pada Kecamatan
Segeri dengan tingkat kepadatan penduduk 256 Jiwa/Km2, kepadatan
penduduk terendah berada di Kecamatan Tondong Tallasa dengan jumlah
sebesar 90 jiwa/km2. Demikian pula halnya dengan pola penyebaran
penduduk terjadi secara tidak merata. Data yang diperoleh menunjukkan pola
penyebaran penduduk di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan secara umum
terakumulasi di pusat kota dan pusat-pusat pertumbuhan kota. Perkembangan
39
Kecamatan
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Luas
Wilayah
(Km2)
120,00
91,50
66,00
Liukang Tangayya
18,214
Liukang Kalmas
12,931
Liukang Tupabbiring
17,583
Liukang
Tupabbiring
13,888
74,00
Utara
Pangkajene
41,601
47,39
4
Minasatene
33,183
76,48
5
Balocci
15,812
143,48
6
Tondong Tallasa
9,959
111,20
7
Bungoro
39,007
90,12
8
Labakkang
43,645
98,46
9
32,919
75,22
10 Marang
20,054
78,28
11 Segeri
13,880
40,16
12 Mandalle
Jumlah
312,676
1.129,29
Sumber : Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan Dalam Angka, 2013
1
2
3
4
Kepadatan
Penduduk
(Km2)
152
141
323
162
878
434
110
90
433
443
438
256
346
281
Kelompok Usia
1
2
3
4
5
6
7
04
59
10 14
15 19
20 24
25 29
30 34
Jumlah
30,781
33,333
38,028
30,022
25,579
23,163
20,550
9.84
10.66
12.16
9.60
8.18
7.41
6.57
40
35 39
10,360
12,335
22,695
7.26
40 44
10,844
13,510
24,354
7.79
45 49
6,814
8,381
15,195
4.86
50 54
6,261
6,945
13,206
4.22
55 59
4,691
6,735
11,426
3.65
60 64
3,111
4,530
7,641
2.44
65 +
6,922
9,781
16,703
5.34
Jumlah
150,141
162,535
312,676 100.00
Sumber : Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Dalam Angka 2013
8
9
10
11
12
13
14
15
9,84
10,66
12,16
9,6
10
8,18 7,41
7,79
6,57 7,26
4,86 4,22
3,65
5,34
2,44
0
04
5 9 10 14 15 19 20 24 25 29 30 34 35 39 40 44 45 49 50 54 55 59 60 64 65 +
Kecamatan
1
2
3
4
4
5
6
7
8
Liukang Tangayya
Liukang Kalmas
Liukang Tupabbiring
Liukang Tupabbiring Utara
Pangkajene
Minasatene
Balocci
Tondong Tallasa
Bungoro
Jumlah
Sex Rasio
18214
12931
17583
13888
41601
33183
15812
9959
39007
96
95
96
87
94
92
98
94
95
41
Labakkang
Marang
Segeri
Mandalle
Jumlah
9
10
11
12
20442
15665
9511
6547
148.121
23203
17254
10543
7333
162.861
43645
32919
20054
13880
310.982
88
91
90
89
92
4. Kondisi Perekonomian
a. Produk Domestik Regional Bruto
Pembangunan perekonomian Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
selama kurun waktu 2002-2009, telah mengalami kemajuan yang berarti, hal
tersebut diperlihatkan dari hasil perhitungan dan penyusunan PDRB di daerah
ini.
Berdasarkan hasil perhitungan PDRB Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan pada tahun 2008 nilai PDRB atas dasar harga berlaku telah
mencapai 3.826,20 miliyar rupiah sedang pada tahun 2001 baru mencapai
sebesar 1,623,14 miliyar rupiah atau naik 2,36 kali. Selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 3.11 berikut.
Tabel3-11.
PDRB atas Dasar Harga Berlaku dan atas Dasar Harga Konstan serta Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten Pangkep Tahun 2002-2009.
Tahun
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Ratarata
Sumber : BPS Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Tahun 2009
Pertumbuhan
(%)
12,91
3,28
1,98
6,19
5,61
5,92
6,12
7,16
6,01
Dari tabel diatas bisa kita lihat bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan selama periode 2002-2009 sebesar 6,01
% dimana laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2002 yakni sebesar
12,91 % kemudian pada tahun 2009 sebesar 7,16 %, untuk tahun 2009
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan mengalami
PERENCANAAN PULAU-PULAU KECIL
42
Lapangan usaha
2008 2009 2010
Pertanian
8,29
4,87
5,87
Pertambangan & Penggalian
12,10 0,11
9,91
Industri Pengolahan
3,78
7,20 10,84
Listrik, Gas, dan Air bersih
1,88
4,85
5,86
Bangunan
6,68
7,21
9,58
Perdagangan, Restoran & Hotel
9,32
7,70
7,96
Angkutan & Komunikasi
6,61
7,63 11,95
Keuangan, Persewandaan Jasa perusahaan 9,90 12,61 8,87
Jasa-jasa
8,22
4,27
3,56
Produk Domestik Regional Bruto
8,29 4,87 5,87
Sumber : BPS Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Tahun 2013
2011
2,36
2,40
12,35
6,78
20,70
10,77
9,14
14.60
3,32
2012
6,17
7,96
6,68
8,7
16,76
9,51
3,8
14,13
5,12
9,17
9,61
c. PDRB Perkapita
Salah satu ukuran yang bisa digunakan untuk mengukur tingkat
kemakmuran penduduk suatu daerah/wilayah adalah PDRB perkapita.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan telah dapatn
meningkatkan PDRB perkapita Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
menjadi 7.581.230 rupiah pada tahun 2013 (berdasarkan harga konstan).
PERENCANAAN PULAU-PULAU KECIL
43
Tabel3-13.
Rata-Rata PDRB Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Dan Sulawesi Selatan Tahun 2007-2013 (%)
Kabupaten Pangkep
Tahun
Berlaku
Konstan
Sulawesi selatan
Berlaku
Konstan
44
Nama Bahan
Galian
BATUBARA
Lokasi
Luas
Penyebaran (m)
1.500.000
Jumlah
Cadangan (m)
3.750.000
1.000.000
3.000.000
1.500.000
3.000.000
500.000
750.000
10.000
14.500.000
10.500.000
Luas
Penyebaran (m)
-
Jumlah
Cadangan (m)
-
Nama Bahan
Galian
KROM
Lokasi
Dusun Mare-Mare Segeri
45
KRISTAL
KUARSA
EMAS
Mandalle
Dusun Bonton Panno Desa
Tondong
Kura Kecamatan Tondong Tallasa
Kecamatan Bungoro Dan
Kecamatan
Tondong Tallasa
600.000
LEMPUNG(jenis
Lempung
Mallawa(BD.2.2)
LEMPUNG(jenis
lempung Undak)
TRAKIT
PASIR
KWARSA
PRPILIT(BD.2.5
)
KAOLIN(DB.2.5
)
FELDSPAR(BD.
2.5)
Lokasi
Bulu Tempe Desa Bowong
Cindea
B. Biringere Desa Biring Ere
Kecamatan Bungoro
Kampung Siliro Desa Mangilu
Kecamatan Bungoro
Kampung Lanne Desa Biranne
Kec. Tondong Tallasa
Kampung Botto Desa Biranne
Kec. Tondong Tallasa
B. Campaagi Kel. Tonasa Kec.
Bungoro
B. Rumbia Kec. Balocci
Kampung
Parenreng
Desa
Parenreng
Kecamatan
Bungoro
Dan
Tondong Tallasa
Kelurahan Tonasa
Desa Bantimala
Desa Tabo-Tabo Kecamatan
Bungoro
Kelurahan Kalabbrang
Kecamatan Pangkajene
- Kelurahan Bonto
Mate'ne
Kecamatan
Segeri
Mandalle
Desa Tabo-Tabo Dan Desa
Mangilu
Kecamatan Bungoro Sampai Desa
Bantimala Kec. Tondong Tallasa
B. Korong Desa Biring SegeriMandalle Tonasa Kelurahan
Tonasa
Bonto Tengae Desa Tabo-Tabo
Lanne Desa Biranne
Tonasa Kelurahan Tonasa
Daerah Tondongkura Dusun
Lanne Desa Biranne Kecamatan
T. Tallasa
Bukit Panetekan
Desa Siloro Desa
Kecamatan Bungoro
Mangilu
Luas
Penyebaran (m)
500.000
Jumlah
Cadangan (m)
6.237.000.000
2.250.000
1.750.000
3.250.000
1.875.000
3.750.000
2.500.000
2.000.000
1.250.000
36.610.000
8.250.000
8.750.000
92.250.000
1.141.124.000
18.119.349
13.000.000
343.200.000
2.000.000
4.000.000
8.250.000
10.750.000
7.500.000
3.500.000
16.000.000
20.000.000
14.000.000
46.200.000
12.500.000
3.300.000
3.000.000
3.168.000
46
Sungai
Lampe
Kecamatan
Bungoro
Desa
Biranne
Kecamatan
9 DIORIT
Tondong Tallasa
Kecamatan Tondong Tallasa
10 BASAL
Kecamatan Balleangin Sampai
11 MARMER
Kelurahan
Balocci
Baru
Kecamatan Balocci
Desa Mangilu Sampe Desa TaboTabo Kecamatan Bungoro
Lanne Desa Biranne Kecamatan
12 TRASS
Tondong Tallasa
RIJANG
Sungai
Patteceng
Daerah
13
Bantimurung
Desa Biranne Desa Bantimala
14 BATU
SABAK(SLATE Desa Tondongkura Kec. T.
BD.2.2)
Tallasa
Sumber : Dinas Pertambangan Kabupaten Pangkep, 2009
8
SIRTU
326.250
2.500.000
33.000.000
7.375.000
6.125.000
97.350.000
63.125.000
6.500.000
2.640.000
1.000.000
2.640.000
250.000
1.500.000
12.750.000
3.366.000
47
48
49
50
51
52
53
54
tercatat dilakukan
secara visual dan tertulis bahwa keadaan laut selama pengamatan baik.
Tinggi gelombang diperairan sekitar kawasan Pantai Pulau Balang
lompo relatif kecil yaitu berkisar antara 0,1sampai 0,6 meter dengan
tinggi maksimum 1 meter di perairan yang dikelilingi pulau-pulau.
3) Kecepatan dan pola arus,
Kecepatan arus pada umumnya sama dengan kondisi kabupaten
pangkep dimanan kondisi kecepatan arus cenderung sedang hingga
kuat yaitu berkisar antara 0,03 0,2 m/dtk dan mengarah ke selatan
dengan kecepatan rata-rata 0,1 m/dtk. Rata-rata BOD pada perairan
pesisir pulau mulai dari 0 2 mil berada pada nilai dibawah 5 mg/lt.
Kecerahan perairan pesisir mulai 0 2 mil berada pada kisaran 20 30
persen.
4) Pasang surut,
Pasang surut di wilayah pulau balang lompo, bahwa kisaran pasang
surut maksimum adalah 1,5 meter. Fluktuasi pasang surut menjadi
penting dalam pemilihan pengembangan pulau, karena berperan dalam
PERENCANAAN PULAU-PULAU KECIL
55
56
57
58
59
60
61
6) Ekosistem pantai
Kondisi ekosistem mangrove sudah tidak terdapat di daerah pesisir
pulau balang lompo. Di sekitar pantai hanya berbatasan langsung dengan
permukiman kurang lebih 0-3 meter dari garis panatai.
Pada perairan sekitar pulau balang diidentifikasi rata-rata persentase
tutupan karang di wilayah pesisir adalah 30,38 % dimana tutupan karang
tersebut didominasi oleh hard coral (15 %). Pada umumnya terumbu
karang ditemukan pada kedalaman 1-10 m, sekalipun demikian di Pulau
Langkadea terumbu karang juga ditemukan pada kedalaman 25 m.
Berdasarkan data COREMAP 2005, kondisi terumbu karang di Kabupaten
Pangkep 74,26% dalam kondisi rusak dan hanya 25,74% dalam kondisi
baik dari total luas keseluruhan terumbu karang. Jenis ikan karang yang
ditemukan di perairan ini diantara Lencam (Pentapodus spp dan Scolopsis
spp.), ikan Pakol (Achanthurus spp), Ekor Kuning (Caesio spp).
7) Tipologi pengembangan kawasan pantai.
Penanganan kawasan pantai dilakukan dengan pertimbangan tipologi
pantai. Pembagian tipe pantai kawasan perencanaan didasarkan pada
klasifikasinya tipologi pantai yang di susun oleh Direktorat Bina Tata
Perkotaan dan Pedesaan Departemen Pekerjaan Umum, tahun 1997, secara
garis besar dapat di klasifikasikan kedalam tipe D, Karena memiliki
kemiringan dasar yang landai ( 0,01 < s < 1 ) dan terbentuk dari pasir,
memiliki lingkungan muara, tinggi ombak datang di antara 1 < H 1/3 )
< 2 meter, kecepatan arus di antara 0,5 dan 1 m/detik. Namun perlu di
lakukan budidaya air payau, hutan rawa, pengembangan ekoturisme,
peningkatan penjelajahan hutan pantai dan melihat flora dan fauna langka,
serta pemukiman.
62
Lokasi
2008
4.438
2009
4.530
Tahun
2010
2.885
Pulau Balang
lompo
Perkembangan
92
-1645
Sumber: Kantor BPS Dalam Angka Kab. Pangkep, Tahun 2012
1
2011
2.892
2012
3.047
155
3.050
3.000
Column1
2.950
2.900
2.850
2.800
2010
2011
2012
Lokasi
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Pulau Balang
3.047
Lompo
Sumber : Monografi Kelurahan 2013
Luas
Wilayah
(Ha)
8
Kepadatan
Penduduk
(J/Ha)
380
63
sebanyak 33.333 jiwa atau 10,66%. Sedangkan jumlah penduduk menurut usia
terendah adalah usia 60-64 tahun sebanyak 7.641 jiwa atau 2,44%. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.17.
Tabel3-17.
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia dan Jenis Kelamin di Pulau Balang
Lompo Tahun 2012
No
Kelompok Usia
04
101
59
156
10 14
179
15 19
114
20 24
116
25 29
131
30 34
110
35 39
100
40 44
93
45 49
77
50 54
85
55 59
83
60 64
31
65 +
60
1.512
Jumlah
Sumber : Monografi Kelurahan 2013
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
10,63
10
7,06
112
167
190
125
127
142
121
111
104
88
96
94,5
42
71
1.553
Jumlah
215
324
370
241
245
274
232
213
199
167
182
179
74
132
3.047
7,06
10,63
12,14
7,91
8,04
8,99
7,61
6,99
6,53
5,48
5,97
5,87
2,43
4,33
100
12,14
7,91 8,04
8,99
7,61 6,99
6,53
4,33
2,43
0
04
5 9 10 14 15 19 20 24 25 29 30 34 35 39 40 44 45 49 50 54 55 59 60 64 65 +
dapat
64
Tabel3-18.
Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci pulau balang lompo
No
Lokasi
Jumlah
Sex Rasio
3.047
96
acuan
utama
penggunaan
lahan
merupakan
dalam
Penggunaan Lahan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Dermaga
Energi
Kesehatan
Lapangan
Pasir
Pemakaman
Pemukiman
Pendidikan
Peribadatan
Perkantoran
Semak-semak
Luas Wilayah
(Ha)
0,09
0,18
0,08
0,28
0,55
0,55
4,49
0,42
0,10
0,12
1,14
Persen %
1,08
2,27
0,99
3,44
6,93
6,88
56,18
5,24
1,30
1,48
14,21
65
66
67
4. Sebaran Fasilitas
Penyebaran fasilitas merupakan penyebaran atau distribusi fasilitas yang
ada di suatu wilayah, dimana merupakan salah kebutuhan yang sangat urgen
serta digunakan sebagai indikator tumbuh dan berkembangnya suatu wilayah.
Ketersediaan fasilitas di kawasan yang memadai merupakan salah satu hal
yang sangat penting dalam mendukung kegiatan dan aktivitas manusia yang
ada di suatu wiayah. Bagian sub bahasan ini, akan diuraikan sumberdaya
buatan di pulau Balang Lompo. Untuk lebih jelasnaya, sebagaimana pada
pembahasan berikut;
a. Fasilitas Permukiman
Permukiman adalah bagian permukaan bumi yang dihuni manusia
meliputi segala prasarana dan sarana yang menunjang kehidupannya yang
menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan (Sumaatmadja
1988). Dengan demikian berdasarkan jumlah penduduk 3047 jiwa serta
kepadatan penduduk 380 jiwa di pulau Balang Lompo pada tahun 2012, maka
yang mendominasi penggunaan lahan di Pulau Balang Lompo ialah fasilitas
permukiman sebagaimana pada pembahasan sebelumnya pada tabel tataguna
lahan.
b. Fasilitas Pendidikan
Pendidikan pada hakekatnya merupakan bekal manusia untuk mampu
bertahan hidup dan bersaing dalam berbagai ilmu pengetahuan. Pendidikan
dapat diperoleh melalui cara formal maupun informal baik dari lingkungan
keluarga dan maupun sekolah sekolah. Fasilitas pendidikan yang maju dan
berkembang dapat dilihat dari ketersediaan sarana dan prasarana yang ada
untuk mendukung kegiatan pendidikan dalam meningkatkan pengetahu yang
lebih baik dan luas.
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila di segi lain bertujuan untuk
meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan serta cinta tanah air agar dapat
68
c. Fasilitas Perkantoran
Dalam meningkatkan mutuh tenaga kerja dalam suatu perkantoran maka
sangat di perlukan ketersediaan fasilitas perkantoran yang merupakan sarana
penunjang untuk kelancaran aktivitas pekerjaan perkantoran sehingga
melahirkan tenaga-tenaga kerja yang berkualitas dalam bidang keahlian
pekerjaan masing-masing dengan berbagai fasilitas seperti telepon, faksimile,
komputer, internet dan sebagainya (Keyshia Azarine's Site)
Di Pulau Balang Lompo mempunyai 6 kantor yaitu kantor Kecamatan,
kantor kelurahan, Polisi, Kodim, KUA dan Kantor PLN.
69
e. Fasilitas Kesehatan
Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari Pembangunan
Nasional bertujuan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya
penyediaan sarana dan prasarana kesehatan merupakan kebutuhan mendasar
PERENCANAAN PULAU-PULAU KECIL
70
71
g. Fasilitas Olahraga
Sarana prasarana olah raga adalah semua sarana prasarana olah raga yang
meliputi semua lapangan dan bangunan olah raga beserta perlengkapannya
untuk melaksanakan program kegiatan olahraga. (Seminar Prasarana Olah
Raga Untuk Sekolah dan Hubungannya dengan Lingkungan (1978).
Pengembangan olahraga
memiliki
tingkat
kesehatan
dan
kebugaran
yang
baik.
Pembinaan olahraga dimulai sejak usia dini baik pada lembaga non formal
maupun lembaga formal, karena telah dirasakan bahwa olahraga akan dapat
memberikan
sumbangan
yang
berarti
terhadap
seluruh
elemen
72
merupakan
bagian
penting
dalam
menemukenali
jaringan air
bersih dan jaringan drainase. Dengan demikian untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada pembahasan berikut;
a. Jaringan Jalan
Jaringan jalan merupakan prasarana transportasi yang menunjang
kegiatan masyarakat yang ada suatu wilayah, meningkatkan perekonomian
suatu wilayah, memudahkan mobilitas penduduk baik dari desa ke kota atau
sebaliknya dan memperlancar lalu lintas barang dan manusia dari satu daerah
kedaerah lainnya. Dengan demikian kondisi jaringan jalan di pulau Balang
Lompo secara keseluruhan cukup baik, dimana fungsi jalan sebagai jalan local
dan lingkungan yang hanya dilalui oleh kendaraan roda 2 dan pejalan kaki.
Jenis permukaan jalan berupa rabat beton maupun tanah
73
74
75
sosialnya.
Kondisi
tersebut
berpotensi
menimbulkan
konflik
76
77
pertumbuhan jaringan jalan dari tahun ke tahun sangat rendah, hal tersebut
dikarenakan luas lahan yang terbatas.
c. Asal dan Tujuan Pergerakan Barang dan Penumpang
Pergerakan barang dan penumpang yang terjadi di pulau balang lompo
terjadi dalam dua bentuk, yaitu terjadi secara akumulasi dan distribusi, baik
pada sistem transportasi darat maupun pada sistem transportasi laut. Data yang
baku mengenai asal dan tujuan pergerakan barang dan penumpang di pulau
balang lompo, nampaknya belum terdata dengan baik, sehingga yang dapat
digambarkan adalah hasil pengamatan di lapangan.
Dengan adanya 2 dermaga sebagai antar moda, maka memberikan
aksesibilitas yang sangat tinggi terhadap pergerakan barang dan penumpang.
Sedangkan secara lokal kabupaten, terjadi pergerakan arus barang berupa
bahan-bahan kelontongan terkumpul di Kota Pangkajenedan makassar, lalu
kemudian terdistribusi ke pelosok-pelosok pulau-pulau, sedangkan hasil-hasil
perikanan terjadi sebaliknya terakumulasi di Kota Pangkajene lalu kemudian
dipasarkan baik lokal maupun regional.
Arus pergerakan barang dan penumpang juga terjadi antar moda, yaitu
moda sistem transportasi darat dan sistem transportasi laut. Berdasarkan hasil
pengamatan di lapangan setidaknya terdapat 2 (empat) lokasi yang menjadi
tempat perpindahan moda dari dan ke daerah kepulauan; yaitu di Kalibone,
Kota Pangkep (depan pasar sentral, Marang (pinggir jalan poros) dan
pelabuhan paotere makassar. Namun sarana dan prasarana sistem transportasi
air nampaknya masih kurang memadai.
Asal dari pelayaran yang terjadi adalah pada dasar ada dua kategori; (i)
pelayaran antara pulau di wilayah kepulauan, dan (ii) pelayaran antara kotakota yang ada di tiga kecamatan kepulauan dengan dengan wilayah daratan.
Kategori pertama pergerakan yang terjadi sangat rendah disebabkan karena
antara pulau yang satu dengan yang lainnya relatif jauh, sehingga hanya kapal
yang berbobot besar yang dapat melakukan pelayaran. Begitupun juga dengan
pelayaran atau pergerakan antara wilayah daratan dan wilayah kepulauan
relatif terbatas, karena asal dan tujuan pergerakan terbatas pada kampungPERENCANAAN PULAU-PULAU KECIL
78
kampung nelayan yang relatif ramai dan tujuan di wilayah daratan juga tertentu
yaitu pada daerah yang relatif mudah mencapai lokasi pasar atau kawasan
perdagangan.
d. Jumlah dan Jenis Alat Angkut
Jenis alat angkut pada sistem transportasi darat di pulau balang lompo
dapat dibagi menurut; (i) jenis yang diangkut, (ii) menurut fungsinya, dan (iii)
menurut penggeraknya. Jenis alat angkut menurut apa yang diangkut terdiri
dari penumpang dan barang, jenis angkutan barang mengangkut hasil-hasil
pertanian dan perikanan serta jasa angkutan industri. Jenis alat angkut menurut
fungsinya, terdiri dari angkutan umum laut melayani rute antar kota Makassar
dan pulau balang lompo serta kota pangkep. Jenis angkutan menurut alat
penggeraknya, terdiri dari; alat angkut tanpa motor (kapal dayung) dan alat
angkut bermotor (kapal bermotor). Namun semua jenis alat angkut tersebut
tidak terdata secara rinci.
Jenis alat angkutan air, masih berupa kapal kayu dengan ukuran 5 10
GT. Dengan bobot kapal yang relatif masih rendah, sehingga berakibat
terhadap rendah aksesibilitas ke dan dari wilayah kepulauan. Selama ini alat
angkut tersebut dimiliki oleh swasta ataupun perorangan, sehingga kualitas
kapal relatif rendah dan kuantitas kapal dari tahun ke tahun sepertinya tidak
bertambah, sedangkan
79
peredam energi gelombang. Yang terjadi di pulau balang lompo sudah terlihat
nampakerosi yang telah terjadi akibat disebabkan oleh gerakan gelombang
pada pantai terbuka. Disamping itu, karena keterkaitan ekosistem maka
perubahan hidrologis dan oseanografis juga dapat mengakibatkan erosi
kawasan pesisir. . Pembangunan tanggul untukmencegah terjadinnya
pengikisan garis pantaiyang lebih dalam sehinggah mengurangi luasan pulau
balang lompo.
b. Banjir ROB
Kondisi pemanasan global bisa saja mengakibatkan banjir ROB di pulau
balang lompo karena topografi pulau yang masuk dalam kategori datar. pada
daerah potensi banjir yang didalam kawasan tersebut terdapat permukiman
penduduk, aset-aset milik masyarakat, fasilitas umum,
c.
80
8. Potensi Pulau
a. Sektor Air Bersih
Sumberdaya air baku yang cukup tersedia, sehingga dalam pengelolaan
dan pemanfaatannya yang berkelanjutan.
b. Energi Listrik
Terdapat beberapa sumber energi yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi listrik dalam memenuhi kebutuhan akan energi listrik Balang
Lompo
c. Perikanan tangkap
Rata-rata pencarian masyarakat sebagai nelayan tangkap. Dimana kapal
yang mereka gunakan dilengkapi jaring untuk menangkap. Pada umumya
nelayan keluar 1-2bulan untuk mencari ikan.
d. Industri
Terdapat 2 industri rumah tangga yang mengelolan hasil tangkapan.
Kondisi pekerja pemasaran maupun modal yang menjadi hambatan untuk
pengembangan industri ini. Pemasaran yang kurang baik sehingga menjadikan
perputaran ekonomi yang lambat
e. Transportasi
Pengusaha jasa transportasi kapal penumpang terkadang mendapat
banyak untung ketika bamyak penumpangnya. Akan tetapi kendala terhadap
cuaca yang menjadi hambatan. Pengusaha jasa transportasi ini hanya terdapat 2
orang, dimana jadwal keberangkatan 1 kali pada jam 6 pagi dan kembali jam
11 pada siang hari.