Anda di halaman 1dari 47

Studi Tata Ruang Kawasan

Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perdesaan merupakan suatu bagian wilayah yang tidak berdiri sendiri. Suatu
wilayah bisa disebut perdesaan karena mempunyai karakteristik yang tidak sama
dengan perkotaan. Suatu kawasan yang aktifitas utamanya atau aktifitas ekonomi
penduduknya bersandar pada pengelolaan sumberdaya alam setempat atau pertanian
dinamakan dengan kawasan perdesaan
Dalam pengembangan wilayah, kawasan perdesaan harus dipandang sebagai
bagian yang tak terpisahkan dengan kawasan perkotaan. Pemahaman yang
menyeluruh dan tidak dikotomis ini menjadi penting dan mendasar dalam penyusunan
peraturan atau aturan main yang berkaitan dengan perdesaan maupun perkotaan, agar
terjadi sinergi dan keseimbangan perlakuan wilayah.
Dalam perspektif spasial seharusnya Perencanaan tata ruang wilayah harus
dapat mengakomodasi kepentingan seluruh kawasan termasuk kawasan perdesaan.
Perencanaan kawasan perdesaan sebagai bagian dari rencana tata ruang wilayah
seharusnya dapat melindungi karakter perdesaan dari pengaruh luar akibat
pertumbuhan daerah perkotaan yang tak terkendali. Agar seluruh kepentingan tersebut
terakomodasi, setiap desa atau kecamatan sebaiknya memiliki rencana tata ruang
kawasan perdesaan sendiri yang sesuai dengan kebutuhan desa atau kecamatan
tersebut. Rencana tata ruang kawasan tersebut dapat digunakan sebagai arahan bagi
pemerintah desa dan masyarakat dalam memanfaatkan ruang di wilayahnya.
Sampai saat ini, belum banyak rencana tata ruang yang khusus dibuat untuk
kawasan perdesaan di Indonesia dan belum ada pula pemerintah desa yang sudah
memiliki rencana tata ruang yang sudah ditetapkan dalam suatu peraturan desa.
Beberapa pemerintah desa mungkin sedang dalam proses pengembangan rencana

Halaman |1
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

tata ruang, beberapa ada yang sedang dalam tahap pelaksanaan, dan sebagian lain
masih dalam proses penyusunan rencana. Dalam pengembangan perdesaan,
sebaiknya pemerintah daerah dapat memberikan perhatian pada beberapa hal, yaitu:
(1) penyediaan kawasan untuk menghadapi pertumbuhan kawasan perdesaan itu
sendiri, perluasan kawasan perkotaan di sekitarnya dan penyiapan kawasan yang
dapat melindungi karakter pedesaan; (2) penyediaan pelayanan perdesaan; (3)
pemaduan antara pembangunan yang telah ada dengan keinginan untuk melindungi
karakter perdesaan; dan (4) menggalakkan pembangunan ekonomi yang sesuai
dengan potensi fisik, sosial, dan ekonomi kawasan perdesaan.
Kebutuhan akan adanya Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan ini juga terjadi
wilayah Propinsi Jawa Timur. Propinsi ini dengan luas wilayan daratan 47.157,70 Km 2
dan luas lautan 110.000 Km2, terbagi atas 29 kabupaten, 9 kota, 642 kecamatan, 784
kelurahan dan 7.689 desa. Angka ini menunjukan bahwa terdapat lebih dari 7500 desa
yang terdapat di Propinsi ini yang membutuhkan penanganan sektor tata ruang yang
dapat diatur dalam dokumen Rencana Tata Ruang Pedesaan.

Terkait dengan upaya peningkatan kemampuan wilayah desa, untuk semakin


memberdayakan dirinya agar mampu memberikan kontribusi yang positif bagi
perkembangan wilayah baik kota maupun wilayah dalam tingkatan yang lebih luas
(Kabupaten), maka Pemerintah Propinsi Jawa Timur berinisiatif untuk memberikan
perencanaan tata ruang yang terimplementasikan pada wilayah desa – desa di propinsi
Jawa Timur .
Skala prioritas program penyusunan Rencana Tata Ruang Desa pada
lingkungan desa di Propinsi Jawa Timur in sesuai dengan UU No.26 Tahun 2007
Tentang penataan Ruang dan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No. 2 Tahun
2006 Tentang RTRW Propinsi Jawa Timur ditekankan pada desa – desa pusat
pertumbuhan yang memiliki produk dan komoditi unggulan yang dapat
mengembangkan perkembangan ekonominya pada wilayah sekitarnya. Program ini
diarahkan pada lokasi – lokasi desa yang telah ditetapkan sebagai desa cluster
ekonomi pada SK Gubernur no.................

Halaman |2
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

Untuk pengembangan desa – desa pusat pertumbuhan melalui Studi Tata Ruang
Kawasan perdesaan maka Bidang Tata Ruang Wilayah Dinas Cipta Karya dan Tata
ruang Propinsi Jawa Timur melalui anggran tahun 2009 , memprogramkan program
penyusunan Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan pada desa – desa sesuai dengan
ketentuan diatas.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud Penyusunan Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan adalah menentukan arah
pembangunan, kebutuhan ruang , kebutuhan layanan , dan penegasan karakter
pedesaan yang ada pada kawasan pedesaan serta memadukanya dengan upaya
perlindungan kondisi lingkungan dan sosial budaya masyarakat desa dalam kerangka
meningkatkan tingkat perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa.

Tujuan Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan itu sendiri adalah untuk:
a. Mengatur pemanfaatan ruang kawasan perdesaan guna meningkatkan
kemakmuran rakyat dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif pada
lingkungan alam, lingkungan buatan, dan sosial budaya.
b. Meningkatkan fungsi kawasan perdesaan sesuai dengan rencana tata ruang yang
telah ditetapkan.
c. Menciptakan keterkaitan fungsional dan keserasian pertumbuhan antara kawasan
perdesaan dengan kawasan perkotaan.
d. Mencapai keserasian perkembangan kegiatan pertanian di kawasan perdesaan
dalam menunjang pengembangan wilayah perdesaan secara terpadu.
e. Mengendalikan konversi pemanfaatan ruang berskala besar, khususnya yang
dapat mengganggu kelestarian fungsi dan tatanan lingkungan hidup serta
keberlanjutan pemenuhan kebutuhan hidup seperti udara, air, dan pangan dengan
f. Memberikan arahan untuk pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya
buatan secara berdaya guna, berhasil guna, dan tepat guna
g. mewujudkan lingkungan perumahan dan permukiman yang layak, sehat aman,
serasi dan teratur

Halaman |3
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

h. meningkatkan perekonomian masyarakat kawasan perdesaan.

1.3. Ruang Lingkup


1.3.1. Ruang lingkup Wilayah

Ruang Lingkup wilayah perencanaan dari penyusunan Studi Tata Ruang Kawasan
perdesaan di arahkan pada masing – masing desa pusat pertumbuhan yang telah
ditetapkan dalam Surat Keputusan Gubernur No . Lokasi dari 46 ( empat puluh enam )
desa dalam 15 ( Limabelas ) Kabupaten/ Kecamatan adalah sebagai berikut

1. Kabupaten Pasuruan di Kecamatan Rembang pada desa – desa dibawah ini :


a. Oro oro ombo wetan
b. Oro oro ombo
c. Kedungbanteng
2. Kabupaten Probolinggo di Kecamatan Krucil pada desa – desa dibawah ini :
a. Tambelang
b. Bermin
c. Kalianan
3. Kabupaten Magetan di Kecamatan Poncol pada desa – desa dibawah ini :
a. Janggan
b. Poncol
c. Alas tuwo
4. Kabupaten Ngawi di Kecamatan Pangkur pada desa – desa dibawah ini
a. Pangkur
b. Waruk tengah
c. Paras
5. Kabupaten Banyuwangi di Kecamatan Tegal limo pada desa – desa dibawah ini
a. Kedung gebang
b. Wringin pitu
c. Kedungwungu
6. Kabupaten Sampang di Kecamatan Sokobanah pada desa – desa dibawah ini
a. Sokobanah laok

Halaman |4
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

b. Sokobanah tengah
c. Sokobanah daya
7. Kabupaten Ponorogo di Kecamatan Pudak pada desa – desa dibawah ini
a. Pudak wetan
b. Pudak kulon
c. Krisik
8. Kabupaten Madiun di Kecamatan Geger pada desa – desa dibawah ini
a. Uteran
b. Pagotan
c. Sangen
9. Kabupaten Jombang di Kecamatan Sumobito pada desa – desa dibawah ini
a. Kemdalsari
b. Segodorejo
c. Bakalan
10. Kabupaten Bondowoso di Kecamatan Wringin pada desa – desa dibawah ini
a. Wringin
b. Banyuputih
c. Banyuwuluh
11. Kabupaten Bojonegoro di Kecamatan Malo pada desa – desa dibawah ini
a. Banaran
b. Redeng
c. Kedungrejo
12. Kabupaten Pamekasan di Kecamatan Pasean pada desa – desa dibawah ini
a. Tlontoraja
b. Sotobar
c. Batukerbuy
13. Kabupaten Situbondo di Kecamatan Besuki pada desa – desa dibawah ini
a. Pesisir
b. Demung
c. Ketah
14. Kabupaten Sumenep di Kecamatan Talango pada desa – desa dibawah ini

Halaman |5
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

a. Kombang
b. Palasa
c. Poteran
15. Kabupaten Gresik di Kecamatan Sedayu pada desa – desa dibawah ini
a. Ngawen
b. Racikulon
c. Srowo

1.3.2. Ruang lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan pada pekerjaan penyusunan Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan
ini dilaksanakan sesuai dengan tahapa pekerjaan dibawah ini :

1. Tahap 1 : Persiapan pekerjaan


 Inisiasi proyek
 Persiapan administrasi proyek
 Studi literature dan kajian teoritis yang terkait dengan pengembangan desa –
desa pusat pertumbuhan khususnya pada konsep pengembangan kawasan
pedesaan berbasis pada sektor agraris dan industri kecil serta
pengembangan kawasan agropolitan
2. Tahap 2 : Identifikasi dan penjaringan data dan informasi , yang meliputi
Identifikasi Lokasi dan temukenal karakter wilayah rencana, dan proses orientasi
dan identifikasi kondisi dan karakter wilayah yang meliputi aspek – aspek
sebagai berikut :
 Aspek fisik dan lingkungan
 Aspek keruangan
 Aspek ekonomi wilayah
 Aspek sosial dan budaya
 Identifikasi kebijakan wilayah berdasar atas dokumen perencanaan tata
ruang yang berlaku pada wilayah rencana

Halaman |6
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

 Serta identifikasi potensi dan permasalahan lokal yang terjadi pada masing –
masing desa
3. Tahap 3 : Analisa Kondisi wilayah , yang meliputi perumusan data dan analisis
pada model – model analisa dibawah ini :
 Analisa demografi dan sosial budaya
 Analisa fisik dan keruangan
 Analisa ekonomi wilayah
 Analisa tipologi desa
 Analisa daya dukung lingkungan
4. Tahap 4 : Perumusan kerangka skenario dasar penataan ruang desa, yang
meliputi kegiatan-kegiatan dibawah ini :
 Perumusan konsep dasar struktur ruang wilayah perdesaan
 Perumusan konsep dasar pemanfaatan ruang
 Perumusan konsep dasar pengembangan sektor dan komoditi unggulan
 Perumusan konsep dasar pemanfaatan ruang
 Perumusan konsep dasar penyediaan sarana prasarana wilayah
 Tinjauan dan Penyesuaian kebijakan wilayah dalam RTRW Kabupaten atau
RDTRK yang berlaku pada wilayah rencana dengan konsep dasar
perencanaan yang akan dirancang
5. Tahap 5 : Penyusunan output studi Tata Ruang kawasan perdesaan , yang
meliputi kegiatan-kegiatan dibawah ini :
 Penyusunan arahan struktur ruang desa
 Penyusunan araan pola dan pemanfaatan ruang desa
 Penyusunan arahan dan prasarana wilayah
 Penyusunan arahan Pola dan struktur jaringan jalan
 Penyusunan arahan Penataan Bangunan
 Penyusunan Tahapan impelementasi program
 Penyusunan arahan pengembangan kelembagaan dan pemberdayaan
masyarakat

Halaman |7
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

1.4. Dasar Hukum

Dasar hukum penyusunan Rencana Tata Ruang Desa anatara lain adalah
sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman


2. undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
3. undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
4. Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
5. Undang-undang Nomor 38 tahun 2004 tentang jalan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1991 tentang sungai
7. Peraturan pemerintah Nomor 51 tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan
8. Intruksi Presiden RI nomor 5 Tahun 1990 tentang Peremajaan Pembinaan
kawasan Kumuh yang berada di atas Tanah Negara
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Kota
10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 1988 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Permendagri Nomor 2 Tahun 1987
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang Daerah
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran
Serta Masyarakat Dalam Proses Penataan Ruang di Daerah
13. Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 tahun 1988 tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan
14. Intruksi Menteri Dalam negeri Nomor 14 tahun 1989 tentang Pengaturan dan
Pengendalian secara Proporsional Pembangunan Rumah Tinggal di Wilayah
Perkotaan
15. Peraturan Menteri PU Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai,
daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan bekas Sungai
16. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor
327/KPTS/M/2002 tentang Penetapan enam Pedoman Bidang Penataan Ruang.

Halaman |8
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

17. eraturan daerah No 2 Tahun 2006 tentang RTRW Propinsi Jawa Timur tahun
2006-2025.

1.5. Struktur Organisasi Pengguna jasa


Kegiatan Penyusunan Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan di
Kecamatan………………Kabupaten/Kota………………inl di bawah Kuasa Pengguna
Anggaran pada Bidang Tata Ruang Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Propinsi Jawa
Timur Tahun Anggaran 2009 dengan susunan organisasi sebagai berikut

PENGGUNA ANGGARAN (PA)

KUASA PENGGUNA ANGGARAN


(KPA)

PEMBANTU
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS
KEGIATAN (PPTK ) PEJABAT PENATAUSAHAAN

.
KOORDINATOR
KOORDINATOR BID. BIDANG TEKNIK KOORDINATOR BID.
ADM & KEUANGAN EV. & PELAPORAN

1.6. Sumber Pendanaan


Kegiatan Penyusunan Perencanaan Penyusunan Studi Tata Ruang Kawasan
perdesaan ini diarahkan di Kecamatan……..Kabupaten/Kota……… yang dikelola oleh
Bidang Tata Ruang Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Propinsi Jawa Timur Tahun
Anggaran 2009 ini dilaksanakan dengan menggunakan Dana APBD Propinsi Jawa
Timur Tahun Anggaran 2009 sebesar .....

Halaman |9
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

BAB II

LANDASAN DAN METODOLOGI


PENYUSUNAN

2.1. Pengertian kawasan perdesaan

Kawasan perdesaan menurut UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,


dapat didefinisikan sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi..

Pengertian desa menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,


desa dapat didefinisikan sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-asul dan adat istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, memperkenalkan terminologi
baru yang setara dengan pengertian Kawasan Perdesaan yakni Kawasan agropolitan,
dan didefinisikan sebagai kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada
wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya
alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki
keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.

2.2. Kerangka Pikir Penyusunan Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan


Kerangka pemikiran penyusunan Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan di

H a l a m a n | 10
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

latarbelakangi oleh adanya kenyataan disparitas wilayah antara wilayah perdesaan dan
perkotaan yang membuat kebutuhan akan adanya strategi pengembangan kawasan
pedesaan pada wilayah desa – desa pertumbuhan sesuai dengan Sk Gubernur untuk
dapat mengembangkan potensi dan komoditi unggulan dan menjadi pioner
pengembangan pada wilayah sekitarnya. Kriteria dasar strategi pengembangan ini
antara lain adalah :
a. Pengembangan Kawasan pedesaan menjadi kawasan sentra ekonomi yang
dapat melayani perkembangan wilayah didalamnya
b. Pengembangan sektor dan komoditi unggulan untuk menjadi sektor penunjang
ekonomi basis yang dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat desa
c. Integrasi seluruh program pembangunan intersektoral desa dalam sebuah
kerangka pembangunan yang holistik menyeluruh
d. Melindungi karakter kawasan pedesaan dengan menjaga kawasan agraris dam
kawasan konservasi yang ada melalui perlindungan lingkungan agraris dan
kawasan lindung

Berdasar atas kondisi dan ketentuan kriteria diatas maka disusunlah program
penataan ruang perdesaan dalam kerangka format Studi Tata Ruang Kawasan
perdesaan yang dapat secara efektif meningkat kan perkembangan wilayah
perdesaan yang menjadi wilayah rencana dan sekaligus meningkat kan tingkat
ekonomi masyarakat desa tersebut. Muatan kegiatan dalam Studi Tata Ruang
Kawasan perdesaan ini dapat dilihat sebagai berikut :

6. Identifikasi dan penjaringan data dan informasi , yang meliputi Identifikasi


Lokasi dan temukenal karakter wilayah rencana, dan proses orientasi dan
identifikasi kondisi dan karakter wilayah yang meliputi aspek – aspek sebagai
berikut :
 Aspek fisik dan lingkungan
 Aspek keruangan
 Aspek ekonomi wilayah
 Aspek sosial dan budaya

H a l a m a n | 11
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

 Identifikasi kebijakan wilayah berdasar atas dokumen perencanaan tata


ruang yang berlaku pada wilayah rencana
 Serta identifikasi potensi dan permasalahan lokal yang terjadi pada masing –
masing desa
7. Analisa Kondisi wilayah , yang meliputi perumusan data dan analisis pada model
– model analisa dibawah ini :
 Analisa demografi dan sosial budaya
 Analisa fisik dan keruangan
 Analisa ekonomi wilayah
 Analisa tipologi desa
 Analisa daya dukung lingkungan
8. Perumusan kerangka Strategi dasar pengembangan dan penataan ruang desa,
yang meliputi kegiatan-kegiatan dibawah ini :
 Perumusan konsep dasar struktur ruang wilayah perdesaan
 Perumusan konsep dasar pemanfaatan ruang
 Perumusan konsep dasar pengembangan sektor dan komoditi unggulan
 Perumusan konsep dasar pemanfaatan ruang
 Perumusan konsep dasar penyediaan sarana prasarana wilayah
 Tinjauan dan Penyesuaian kebijakan wilayah dalam RTRW Kabupaten atau
RDTRK yang berlaku pada wilayah rencana dengan konsep dasar
perencanaan yang akan dirancang
9. Penyusunan output Studi Tata Ruang kawasan perdesaan , yang meliputi
kegiatan-kegiatan dibawah ini :
 Penyusunan Arahan struktur ruang desa
 Penyusunan Aahan pola dan pemanfaatan ruang desa
 Penyusunan arahan pengemangan sarana dan prasarana wilayah
 Penyusunan arhan pengembangan Pola dan struktur jaringan jalan
 Penyusunan Tahapan impelemtasi program

H a l a m a n | 12
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

 Penyusunan arahan pengembangan kelembagaan dan pemberdayaan


masyarakat

BAGAN 2.1. KERANGKA PIKIR

PENYUSUNAN STUDI TATA RUANG KAWASAN PERDESAAN

Disparitas Wilayah

Desa Kota

Strategi pengembangan desa pusat


pertumbuhan sesuai SK Gubernur no
Kriteria Dasar Strategi pengembangan kawasan pedesaan

a. Pengembangan Kawasan pedesaan menjadi kawasan


sentra ekonomi yang dapat melayani perkembangan
wilayah didalamnya
b. Pengembangan sektor dan komoditi unggulan untuk
menjadi sektor penunjang ekonomi basis yang dapat
meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat desa
Program penyusunan Studi c. Integrasi seluruh program pembangunan intersektoral
Tata Ruang Kawasan desa dalam sebuah kerangka pembangunan yang holistik
perdesaan menyeluruh
d. Melindungi karakter kawasan pedesaan dengan menjaga
Identifikasi kondisi dan kawasan agraris dam kawasan konservasi yang ada melalui
karakter wilayah pedesaan perlindungan lingkungan agraris dan kawasan lindung

Aspek Fisik dan Aspek Keruangan Aspek Ekonomi Aspek Sosial Potensi dan
Lingkungan (Spasial) Wilayah Budaya permasalahan wilayah
masyarakat

Subtansi dasar proses


analisis

H a l a m a n | 13
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

Analisa Identifikasi pola


Identifikasi Analisa Fisik dan Analisa Ekonomi
Demografi dan pergerakan dan
Tipologi Desa Keruangan Wilayah
sosial budaya transportasi desa

Kerangka strategi dasar


penataan pedesaan

Konsep dasar struktur


ruang desa wilayah Konsep dasar Konsep dasar Konsep dasar penyediaan
perdesaan pengembangan sektor pemanfaatan ruang sarana dan prasarana
dan komoditi unggulan wilayah

Implementasi strategi dasar


dalam output studi

Sinkronisasi tata ruang


Arahan Struktur Arahan Arahan struktur dan Arahan sarana dan
desa dalam
ruang desa pemanfaatan ruang pola jaringan jalan prasarana wilayah pengembangan
desa ekonomi perdesaan

Tahapan implementasi
program

Arahan Pengembangan kelembagaan


dan pemberdayaan masyarakat

Studi Tata Ruang Kawasan


perdesaan pada 45 lokasi desa
pusat pertumbuhan sesuai SK
Gubernur no.
H a l a m a n | 14
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

2.3. Metodologi penyusunan Pekerjaan Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan

Metodologi penyusunan Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan adalah sebagai


berikut :

2.3.1. Kajian Pustaka dan kebijaksanaan pembangunan

Melakukan kajian pustaka terhadap studi yang telah dilakukan, khususnya yang terkait
dengan lokasi wilayah rencana . hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran awal
terhadap kawasan sehingga memudahkan dalam melakukan tahapan pekerjaan
Penyusunan Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan . Beberapa studi dan kebijakan
yang dapat dikaji dalam kaitannya dengan Penyusunan Studi Tata Ruang Kawasan
perdesaan antara lain :
 Kajian literatur yang terkait dengan kawasan Agropolitan
 Studi Penelitian dan penataan Ruang Daerah berbasis cluster ekonomi
 Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur
 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Rencana Detail Tata Ruang
 Dokumen tataruang dan sektoral yang terkait dengan lokasi wilayah rencana dan
Studi-studi yang terkait dengan tata ruang pada wilayah Kabupaten.

2.3.2. Identifikasi karakter dan Kondisi wilayah Desa

Idemtifikasi karakter dan kondisi wilayah desa ini dilakukan dengan menggunakan dua
metode yaitu :

1. Survay Primer;
 Cross check hasil survey primer
 Observasi kondisi wilayah terpilih
 Pengambilan data visual
2. Survay Sekunder (instansional) ;
 Data hasil pembangunan

H a l a m a n | 15
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

 Program pembangunan
 Kondisi fisik dasar
 Kebijakan dalam dokumen rencana spasial dan sektoral yang terkait dengan
lokasi
Materi informasi dan data yang diidentifikasi untuk mengetahui karakter dan kondis
wilayah desa meliputi aspek – aspek sebagai berikut :
1. Aspek fisik dan Lingkungan desa
 Fisik dasar wilayah ; meliputi kondisi geologi,jenis tanah, hidrologi,
klimatologi dan topografi serta kemiringan lahan
 Kondisi lingkungan : meliputi identifikasi keberadaan kawasan – kawasan
konservasi yang diatur dalam perundangan
 Identifikasi isu- isu lingkungan yang terjadi pada wilayah desa
2. Aspek Keruangan (Spasial wilayah )
 Identifikasi peranan Desa dalam konstelasi keruangan regional baik dalam
skala kecamatan dan kabupaten
 Pola penggunaan lahan eksisting
 Komposisi penggunaan lahan
 Identifikasi kawasan – kawasan sentra produksi sektor agraris dan industri
kecil yang memberikan nilai tambah bagi peranan desa dalam konstelasi
wilayah yang lebih besar
 Identifikasi pola persebaran cluster – cluster kawasan pemukiman perdesaan
 Identifikasi tingkat aksesbilitas desa dan bagian – bagian wilayah desa
 Identifikasi pola jaringan jalan yang melayani pergerakan masyarakat desa
(jalan primer , jalan sekunder dan jalan – jalan menuju lahan pertanian/on
farm road )
 Identifikasi pola transportasi regional dan lokal
3. Aspek Sarana dan Prasarana Wilayah
 Identifikasi kondisi sarana dan prasarana drainage
 Identifikasi kondisi sarana dan prasarana Sanitasi
 Identifikasi kondisi sarana dan prasarana persampahan

H a l a m a n | 16
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

 Identifikasi kondisi sarana dan prasarana air minum


 Identifikasi kondisi sarana dan prasarana jaringan listrik
 Identifikasi kondisi sarana dan prasarana jaringan telekomunikasi
 Identifikasi kondisi sarana dan prasarana jalan lingkungan
4. Aspek Ekonomi Wilayah
 Identifikasi sektor ekonomi basis desa
 Identifikasi sektor ekonomi unggulan
 Identifikasi pola persebaran kawasan sentra produksi komoditi unggulan
 Identifikasi pola pengelolaan komoditi unggulan pada sektor agraris
 Identifikasi pola pengelolaan komoditi unggulan pada sektor non agraris
(industri kecil )
 Identifikasi nilai ekonomi komoditi unggulan pada tingkat kesejahteran
masyarakat desa
 Identifikasi pola pemasaran komoditi unggulan
5. Aspek kependudukan dan Sosial Budaya Masyarakat desa
 Identifikasi kondisi kependudukan masyarakat desa ( jumlah,pertumbuhan
dan kepadatan penduduk )
 Identifikasi tingkat pendidikan masyarakat
 Identifikasi mata pencaharian utama masyarakat
 Identifikasi tingkat ekonomi masyarakat desa
 Identifikasi adat dan istiadat masyarakat
 Identifikasi perilaku, dan hirarki sosial masyarakat desa
 Identifikasi rituil dan acara tahunan masyarakat desa
Pada 5 ( lima ) aspek diatas kemudian disusun rekapitulasi kondisi yang ada dan
merumuskan serta mengidentifikasi potensi serta permasalahan masyarakat berdasar
kan atas aspek – aspek tersebut

2.3.3. Kajian dan Proses analisis tata ruang perdesaan

H a l a m a n | 17
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

Hasil identifikasi tiap aspek beserta identifikasi potensi dan permasalahan yang telah
dilaksanakan pada bagian sebelumnya merupakan subtansi utama proses analisis tata
ruang yang dilakukan dalam bagian ini. Kajian dan proses analisa tata ruang yang
dilakukan akan meliputi :
1. Identifikasi Tipologi Desa

Identifikasi tipologi desa dilakukan dengan mengenali kondisi perekonomian dan


kndisi fisik wilayah yang mempengaruhi pola kegiatan masyarakat didalamnya.
Tipologi perdesaan berdasarkan kondisi perekonomiannya ini dapat dibedakan
sebagai berikut:
a. Desa Pantai. Secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat perekonomian
masyarakat daerah pantai masih rendah. Hal ini disebabkan karena
produktivitas kegiatan perekonomian perikanan yang masih rendah akibat
areal penangkapan ikan yang terbatas. Para nelayan menggunakan sarana
penangkapan ikan yang masih sederhana. Dengan kata lain, cara
penangkapan ikan yang dilakukan masih sangat tradisional. Selain itu,
penangkapan ikan dilakukan pada musim-musim tertentu saja.
b. Desa Persawahan. Di desa yang mayoritas penggunaan lahannya untuk
persawahan sangat tergantung pada produktivitas penanaman padi dan
luas areal persawahan yang dapat digarap. Tipe sawah tertentu yang
mempunyai produktivitas yang tinggi tentu akan memberikan kontribusi
yang signifikan pada peningkatan kesejahteraan di desa tersebut, jika
ditunjang dengan kegiatan seperti sentra pengolahan gabah dan irigasi
yang terkelola dengan baik. Desa dengan tipe sawah yang tidak cukup
produktif, meskipun merupakan kegiatan ekonomi yang utama di desa
tersebut, tidak akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pertumbuhan perekonomian di desa tersebut. Secara umum karakteristik
perekonomian di desa persawahan di Indonesia saat ini masih lebih baik
jika dibandingkan dengan desa pantai. Hal ini karena berbagai sarana
penunjang bagi perkembangan teknologi pertanian (persawahan) sudah
lebih berkembang dibandingkan dengan teknologi perikanan sehingga

H a l a m a n | 18
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

sedikit banyak dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan


kesejahteraan hidupnya.
c. Desa Perkebunan. Kondisi perekonomian di daerah perkebunan secara
umum cukup baik. Kondisi perekonomian serta berbagai sarana penunjang
yang memadai di area perkebunan selama ini dapat cukup membantu
desa-desa sekitarnya. Penduduk di lokasi perkebunan pada umumnya
mempunyai tingkat pendapatan yang cukup tinggi terutama mereka yang
mengelola perkebunan. Sarana perhubungan yang memadai akan sangat
membantu kegiatan pemasaran hasil perkebunan.
d. Desa Perladangan. Tingkat kepemilikan lahan yang tidak merata, yang
disebabkan oleh kepemilikan yang diperoleh secara turun temurun
menyebabkan tingkat perekonomian yang tidak merata. Penduduk yang
memiliki lahan lebih luas memiliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan penduduk yang memiliki lahan yang lebih sedikit.
Golongan terakhir ini adalah bagian dari tipe petani ladang di Indonesia.
Kegiatan utama di desa perladangan adalah dengan menanam tanaman
pangan dan palawija. Sementara kegiatan penunjang biasanya adalah jual
beli hasil produksi pertaniannya itu sendiri karena dalam pengolahannya,
mereka masih terbentur modal dan teknologi yang terbatas.

2. Analisa kependudukan dan sosial budaya


Analisa ini merupakan salah satu faktor penting dalam kebijaksanaan
pengembangan kawasan. Oleh karena itu harus dilakukan dengan teliti dan
lengkap yang meliputi :
a. Analisis perkiraan jumlah penduduk. Selain untuk mengetahui jumlah
penduduk kota pada masa mendatang, perkiraan jumlah penduduk
dibutuhkan untuk memperkirakan kebutuhan jumlah serta kebutuhan
lahan dari fasilitas dan utilitas perdesaan. Prediksi penduduk dilakukan
dengan aplikasi model yang sesuai untuk desa yang direncanakan. Lima
model yang akan dicoba diaplikasikan adalah :
► Linear growth model

H a l a m a n | 19
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

► Eksponential growth model


► Linear regression model
► Methode comparative
► Minimum sum of square methode
b. Analisa Kepadatan Penduduk Untuk analisa kepadatan yang
ditaksanakan pada kebijaksanaan kepadatan penduduk yang telah
dirumuskan dalam rencana tata ruang yang lebih tinggi .

Kebijaksanaan

Trend Penduduk

Kependudukan
Analisa Pola Penyebaran
- Jumlah Kependudukan Penduduk
- Penyebaran
- Struktur
Struktur Penduduk

Model

Kaitan antara Pengembangan


Wilayah Perencanaan dengan
Tata Nilai Budaya Tata nilai Budaya
dan Adat Istiadat dan Analisa Tata
Norma Budaya Budaya

2. Analisa Spasial wilayah


Analisa ini merupakan salah satu faktor penting dalam kebijaksanaan
pengembangan kawasan. Oleh karena itu harus dilakukan dengan teliti dan
lengkap yang meliputi :

a. Analisa kesesuaian fisik wilayah

Model analisa yang dilakukan dalam analisa ini adalah model super impose
melalui Penggabungan beberapa peta yang menjadi variabel untuk dijadikan
unsur dalam menentukan studi kesesuaian lahan yang direncanakan. Adapun
variabel-variabel tersebut antara lain adalah :

H a l a m a n | 20
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

1. Kelerengan
2. Kekuatan Pondasi
3. Hidrologi
4. Kemampuan Drainase
5. Geologi
6. Kawasan Bencana
7. Klimatologi
Dengan menggunakan metode ini maka dapat diketahui potensi suatu
wilayah/kawasan yang potensial sebagai peruntukan penggunaan lahan, sistim
jaringan transportasi, sistim utilitas, kesesuaian tanan dan kemampuan tanah
secara detail dan akurat atau diketahuinya kelayakan tanah untuk
dikembangkan.

H a l a m a n | 21
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

b. Identifikasi dan analisa Struktur Tata Ruang desa

Dalam memacu perlumbuhan dan perkembangan desa secara menyeluruh


diperlukan suatu kebijaksanaan pembangunan yang merata. Karena tidak
samanya atau tidak meratanya potensi dan kemampuan dari wilayah yang ada
maka perlunya ditetapkan batas-batas wilayah pengembangan yang dapat
dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan sehingga kesenjangan antara satu
dengan daerah yang lainnya dapat dikurangi. Untuk menciptakan struktur ruang
yang efisien, maka diperlukan penataan dan pengalokasian berbagai kegiatan
sentra produksi perdesaan. Proses tersebut didahului dengan penetapan titik –
titik – titik kegiatan sesuai dengan skala kegiatan nya merupakan upaya
pemilahan elemen – elemen kegiatan didalam desa tersebut sesuai dengan
skala pelayanan dan lingkup kegiatan tersebut. Titik – titik kegiatan ini akan
dibedakan berdasarkan fungsi primer dan fungsi sekunder dari tiap kegiatan.
Kawasan sentra produksi dan pusat desa merupakan titik kegatan primer yang
tentunya akan menjadi pusat pertumbuhan wilayah tersebut dan memiliki
dampak dalam skala satu desa atau lebih sementara pada titik kegiatan lainya
akan ditentukan sebagai kegiatan sekunder sesuai dengan jenis dan skala
kegiatanya

c. Analisa Kecenderungan perkembangan

Pola tata ruang perdesaan umumnya terdiri dari daerah dengan konsentrasi
penduduk yang tinggi atau pusat desa atau lokasi kawasan sentra produksi
umumnya dikelilingi oleh permukiman. Daerah di luar itu berturut-turut adalah
sawah, kebun, tegalan, hutan, dan sejenisnya. Pola tata ruang ini akan
memudahkan pemerintah desa dalam menyediakan berbagai jenis dan tingkat
pelayanan perdesaan. Pemerintah daerah harus berhati-hati dalam menetapkan
kepadatan penduduk agar sesuai dengan daya dukung kawasan perdesaan.

H a l a m a n | 22
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

Kecenderungan pada perkembangan kawasan sentra produksi diarahkan


pemanfaatannya untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat mendukung
perkembangan produksi pada kawasan sentra produksi tersebut.. Lokasi pada
kawasan sentra produksi bernilai ekonomis tinggi, maka perubahan guna tanah
untuk kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi dapat dilakukan,
asalkan memenuhi persyaratan atau ketentuan untuk tiap jenis penggunaannya
selama tidak menggangu keseimbangan lingkungan di sekitarnya .

4. Analisa Ekonomi wilayah

Metode yang digunakan dalam menganalisa kondisi ekonomi wilayah perdesaan adalah
dengan mengidentifikasi sektor ekonomi basis pada desa tersebut berdasarkan
perkembangan dan kemampuan tiap sektor ekonomi di desa tersebut. Metode yang
digunakan dalam analisa ini ialah :

1. Shift And Share Analysis

H a l a m a n | 23
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

Metoda shift and share analysis berguna dalam mengamati perkembangan atau
pertumbuhan sektor-sektor kegiatan di suatu daerah. Selain itu, metoda analisis ini juga
dapat digunakan untuk mengamati tingkat perkembangan atau pertumbuhan suatu
daerah dalam suatu sistem perwilayahan yang lebih luas. Ada empat komponen dalam
shift and share analysis, yaitu :
· Total shift ® TS = Ejt - (Et/Eo)Ejo
Nilai TS (+) ® upward total shift atau aktivitas ekonomi berkembang
dengan cepat.
Nilai TS (-) ® downward total shift atau aktivitas ekonomi berkembang
dengan lamban.
· Differential shift ® DS = Eijt - (Eit/Eio)Eijo
Nilai DS (+) ® aktivitas ekonomi berkembang dengan cepat dan terdapat
indikasi bahwa daerah tersebut memiliki akses ke lokasi
pasar dan bahan baku yang relatif baik.
Nilai DS (-) ® aktivitas ekonomi berkembang dengan lamban.

· Proportional shift ® PS = TS - DS
Nilai PS (+) ® terdapat spesialisasi dalam aktivitas ekonomi yang
memiliki pertumbuhan cepat.
Nilai PS (-) ® tidak memiliki spesialisasi dalam aktivitas ekonomi tertentu.
· Share analysis ® N = Eijo(Et/Eo) - Ejo
dimana :
Ejo = Besaran aktifitas ekonomi di daerah j pada tahun dasar.
Et = besaran aktivitas ekonomi nasional atau wilayah yang lebih luas pada tahun
t.
Eo = Besaran aktivitas ekonomi nasional atau wilayah yang lebih luas pada tahun
dasar.
3. Location quotient

Teknik analisis location quotient (LQ) merupakan cara permulaan untuk


mengetahui kemampuan suatu daerah dalam sektor kegiatan tertentu. Pada dasarnya

H a l a m a n | 24
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan daerah suatu sektor di
daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih
luas. Satuan yang digunakan sebagai ukuran untuk menghasilkan koefisien adalah
jumlah buruh, hasil produksi, atau satuan lainnya yang dapat digunakan sebagai
kriteria. Perbandingan relatif ini dinyatakan secara matematis sebagai berikut :

dimana Si = jumlah buruh industri i pada daerah pengamatan

S = jumlah buruh seluruhnya pada daerah pengamatan

Ni = jumlah buruh industri i pada daerah yang lebih luas

N = jumlah buruh seluruhnya pada daerah yang lebih luas

Struktur perumusan nilai LQ memberikan penilaian sebagai berikut :

· LQ > 1, daerah yang bersangkutan mempunyai potensi ekspor dalam sektor kegiatan
yang diamati.
· LQ < 1, daerah yang bersangkutan mempunyai kecenderungan impor dalam sektor
kegiatan yang diamati.
· LQ = 1, daerah yang bersangkutan telah mencukupi dalam sektor kegiatan yang
diamati.

5. Identifikasi Pola pergerakan dan jaringan transportasi


Identifikasi pola pergerakan dan transportasi desa dapat ditinjau melalui beberapa
analisis yang akan diimplementasikan dalam bagian analisa ini yaitu :
a. Identifikasi tingkat aksesbilitas ; Aksesibilitas adalah suatu ukuran
kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan
berinteraksi satu sama lain dan ”mudah” atau ”susah” lokasi tersebut dicapai
melalui sistem jaringan transportasi. Pernyataan ”mudah” atau ”susah”

H a l a m a n | 25
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

merupakan hal yang sangat subyektif dan kualitatif. Mudah bagi seseorang
belum tentu mudah bagi orang lain. Oleh karena itu diperlukan kinerja
kuantitatif (terukur) yang dapat menyatakan aksesibilitas,Parameter yang
digunakan dalam menentukan tingkat aksesibilitas adalah:

► Kondisi perkerasan jalan.


► Fungsi jaringan jalan.
► Ketersediaan angkutan umum.
► Jarak.
Formula matematisnya adalah :

K⋅F⋅T
A=
d

dimana :

A = tingkat aksesibilitas

K = Kondisi perkerasan jalan

F = Fungsi jaringan jalan

D = Jarak

b. Identifikasi pola pergerakan masyarakat desa ; analisa ini dilakukan dengan


mengidentifikasi titik – titik lokasi tarikan pergerakan masyarakat desa.
Lokasi – lokasi tarikan pergerakan ini pada umumnya adalah pada kawasan
lokasi kerja masyarakat baik itu pada lahan persawahan maupun lokasi
kawasan sentra produksi komoditi unggulan dari desa tersebut dan fasilitas
– fasilitas umum yang terdapat pada desa tersebut.

2.3.4. Perumusan Skenario tata ruang perdesaan

H a l a m a n | 26
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

Dalam perumusan skenario tata ruang perdesaan merupakan ouput dari proses
analisa, materi skenario penataan ruang perdesaan akan menjadi konsep dasar
rencana yang merupakan output akhir dari pekerjaan penyusunan Studi Tata Ruang
Kawasan perdesaan . Materi dalam skenario tata ruang perdesaan antara lain adalah :

1. Konsep dasar struktur ruang perdesaan

Dalam memacu perlumbuhan dan perkembangan desa secara menyeluruh diperlukan


suatu kebijaksanaan pembangunan yang merata. Karena tidak samanya atau tidak
meratanya potensi dan kemampuan dari wilayah yang ada maka perlunya ditetapkan
batas-batas wilayah pengembangan yang dapat dilakukan secara terpadu dan
berkelanjutan sehingga kesenjangan antara satu dengan daerah yang lainnya dapat
dikurangi. Terdapat dua kegiatan yang dilakukan dalam menysusun konsep dasar
struktur perdesaan , yaitu :

1. Tinjauan struktur ruang eksternal dan internal desa

Untuk menciptakan struktur ruang yang efisien, maka diperlukan dua tinjauan yang
saling terkait yaitu :

a. Tinjauan struktur ruang eksternal untuk mengidentifikasi peranan desa dengan


desa sekitarnya khususnya pada cluster ekonomi dimana desa itu berada.
Peranan desa dalam cluster ekonomi dapat berperan sebagai :
 desa pusat pertumbuhan yaitu suatu kawasan desa yang cepat
berkembang (fast growing villages) yang mampu menjadi sentra
penggerak pertumbuhan bagi desa sekitarnya baik dari segi spasial
maupun non spasial
 atau desa hinterland yang menjadi area perkembangan dari desa pusat
pertumbuhan.
b. Tinjauan struktur ruang internal yang bertujuan untuk dapat mengidentifikasi
peranan tiap titik pusat kegiatan didalam internal desa tersebut. Titik pusat

H a l a m a n | 27
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

kegiatan yang akan diidentifikasi dalam tinjauan internal struktur ruang desa ini
adalah :
 Pusat kegiatan primer , bentuk pusat kegiatan ini antara lain adalah
 pusat pelayanan umum berupa aglomerasi fasilitas pelayanan umum
yang melayani masyarakat
 kawasan sentra produksi komoditi unggulan desa yang berbentuk lahan
agraris (sawah/kebun ) atau kawasan sentra produksi industri kecil
berbasis pertanian yang menghasilkan komoditi unggulan desa
 Pusat kegiatan sekunder , bentuk pusat kegiatan ini adalah titik lokasi
aglomerasi fasilitas skala dusun/pedukuhan .

2. Regionalisasi wilayah perdesaan

Regionalisasi wilayah perdesaan adalah tindak lanjut dari proses penentuan titik – titik
pusat kegiatan sesuai dengan skala nya. Zona ini harus dapat mereflesikan peranan
dan fungsi primer dari titik pusat kegiatan serta area cakupan kegiatan serta pelayanan
nya. Tujuan dari perumusan regionalisasi wilayah perdesaan ini adalah untuk
memberikan arahan yang ideal untuk penentuan jenis dan sektoral program
pembangunan yang sesuai dengan fungsi primer pada tiap zona dalam desa tersebut.

2. Konsep dasar pengembangan sektor dan komoditi unggulan

Kebijakan pembangunan yang disusun dalam tiap program pembangunan perdesaan


harus dapat menyeimbangkan antara pembangunan ekonomi perdesaan dengan upaya
untuk melindungi karakter lingkungan perdesaan. Oleh sebab itu perlu ada program
pembangunan yang dapat menyediakan kesempatan tertentu bagi pembangunan
ekonomi yang tidak didasarkan pada sumberdaya alam di kawasan perdesaan.
Keberhasilan komunitas perdesaan dalam menggunakan rencana yang terpadu,
memungkinkan desa untuk menarik berbagai jenis bisnis ke daerah mereka. Rencana
yang terpadu memberikan strategi untuk pembangunan sampai dengan duapuluh tahun
yang akan datang. Rencana terpadu yang dimaksud dalam kajian diatas adalah
rencana yang dapat memadukan program-program intersektoral dalam suatu kerangka

H a l a m a n | 28
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

pengembangan sektor dan komoditi unggulan untuk peningkatan tingkat ekonomi


masyarakat desa. Pada initinya upaya pengembangan yang dilakukan tidak dapat
berdiri sendiri, upaya pengembangan komoditi yang dilakukan akan sangat terkait
dengan sektor lain bahkan wilayah lain dalam lingkup yang lebih luas. Keterkaitan ini
dapat dilihat dalam bentuk ;

 Skema penyediaan kredit modal pengembangan


 Pelatihan dan program pendampingan lapangan
 Kerjasama kemitraan dengan dunia usaha
 Kerjasama antara Koperasi, dunia usaha, instansi terkait di pemerintahan
dengan pemerintah kecamatan dan desa serta warga desa
Bentuk Kegiatan dalam konsep dasar pengembangan sektor dan komoditi unggulan
ini antara lain adalah :
 Penyediaan bahan baku industri dan lahan pertanian
 Peningkatan efisiensi usaha agribisnis dan industri kecil
 Peningkatan pendapat masyarakat desa dalam rangka peningkatan
kesejahteraan masyarakat pedesaan sehingga mampu menyerap produk
hasil industri dalam negeri.
 Peningkatan penerimaan devisa melalui peningkatan eskpor hasil produksi
sektor ekonomi masyarakat desa.

3. Konsep dasar pemanfaatan Ruang di wilayah perdesaan


Terdapat dua hal yang menjadi materi dalam konsep dasar pemanfaatan ruang di
wilayah perdesaan. Materi ini merupakan tahapan kegiatan penyusunan konsep
dasar yang menjadi acuan utama dalam proses penyusunan rencana pemanfaatan
ruang di bagian berikutnya
a. Alternatif perencanaan pada pemanfaaatan ruang wilayah Perdesaan
Alternatif perencanaan pemanfaatan ruang pada wilayah perdesaan adalah
penyusunan beberapa pilihan rancangan awal rencana pemanfaatan ruang wilayah
perdesaan. Pada tiap alternatif ini akan ditentukan fungsi – fungsi utama
pemanfaaatan ruang kawasan budidaya dan lindung sesuai dengan skenario yang

H a l a m a n | 29
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

direncanakan. Analisa penentuan alternatif perencanaan yang akan digunakan


akan mencakup kelebihan dan kelemahan masing alternatif dan disesuaikan
dengan karakter dan kondisi wilayah . Tiap alternatif yang direnckanakan telah
mencakup penentuan pusat kegiatan , regionalisasi wilayah dan konsep dasar
pemanfaatan ruang yang akan di implementasikan. Jenis – jenis pemanfaatan
ruang yang menjadi konsiderasi dalam tiap alternatif perencanaan ini antara lain
adalah :

o Lahan Pertanian
o Hutan
o Perumahan
o Komersial
o Industri berbasis pertanian
o area konservasi dan kawasan lindung
o Prasarana pergerakan masyarakat

b. Penyusunan konsep dasar pada pemanfaaatan ruang wilayah Perdesaan


Pemanfaatan ruang wilayah perdesaan memiliki beberapa pertimbangan utama yang
menjadi dasar dalam proses pemilihan alternatif perencanaan pada bagian
sebalumnya dan dalam proses perkembangan nya ketika menyusun rencana
pemanfaatan ruang dalam bagian berikut nya . Pertimbangan – pertimbangan tersebut
antara lain adalah :

1. Standart kebutuhan ruang untuk pemenuhan kebutuhan ruanh untuk fasilitas


pelayananan masyarakat
Pemenuhan kebutuhan fasilitas pelayanan umum yang melayani masyarakat
perdesaan diatur dalam standart kebutuhan ruang yang ditentukan berdasarkan hasil
perkiraan jumlah penduduk pada bagian sebelumnya. Jenis – jenis fasilitas yang
menjadi muatan konsep dasar pemenuhan kebutuhan ruang untuk fasilitas pelayanan
masyarakat ini antara lain adalah :
 Fasilitas Pemukiman

H a l a m a n | 30
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

 Fasilitas pendidikan
 Fasilitas kesehatan
 Fasilitas peribadatan
 Fasilitas perdagangan dan jasa
 Fasilitas rekreasi dan olaraga
 Fasilitas Ruang terbuka hijau

2. Perlindungan pada karakter perdesaan


Pembangunan perdesaan dan perlindungan karakter perdesaan di suatu kawasan perlu
menekankan pada elemen perdesaan dengan cara:
 Mengontrol pembangunan perdesaan;
 Memastikan secara visual bahwa pembangunan perdesaan di suatu lokasi harus
sesuai dengan lingkungan di sekelilingnya;
 Mengurangi perubahan pemanfaatan lahan yang belum terbangun menjadi kawasan
permukiman yang tersebar dan berkepadatan rendah;
 Melindungi kawasan kritis dan air permukaan, sumber hayati bawah air; dan
 Menghindari terjadinya konflik dalam penggunaan lahan untuk pertanian, kehutanan
dan pertambangan.

3. Perlindungan Dampak Pemanfaatan Lahan untuk Pembangunan Sumberdaya


Alam
Kawasan perdesaan yang berbatasan dengan kawasan perluasan kota dan pertanian
sering berada di posisi transisi antara dua tipe daerah yang berbeda. Pembangunan
kawasan perdesaan, khususnya pembangunan kawasan permukiman baru, dapat
menciptakan masalah dengan kawasan pertanian dan daerah sumberdaya alam
lainnya. Oleh karena itu untuk menghindari konflik yang timbul, pemerintahan harus
dapat:
 Membatasi kegunaan yang tidak sesuai atau membutuhkan kawasan penyangga
untuk pertanian atau pemanfaatan sumberdaya alam lainnya dibandingkan dengan
larangan terhadap pengambilan atau pengolahan hasil alam tersebut;

H a l a m a n | 31
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

 Menetapkan jumlah blok untuk membatasi jumlah persinggungan antara kawasan


perdesaan dan daerah sumberdaya alam;
 Menciptakan daerah penyangga dengan mengambil keuntungan dari sumberdaya
alam;
 Mengadakan perubahan pada kegunaan lahan dan kepadatan penduduk untuk
mendukung pertanian skala kecil atau pengelolaan sumberdaya alam lainnya yang
sesuai dengan sumberdaya alam;
 Menghindari pembangunan permukiman yang membutuhkan pembukaan daerah
pertanian dan daerah pemanfaatan sumberdaya alam lainnya;
 Membuat peraturan hak dan kewajiban dalam kegiatan pertanian dan kehutanan,
termasuk pemberitahuan mengenai kepemilikan.

3. Perlindungan Daerah Kritis, Air Permukaan, dan Air Tanah


Dalam mewujudkan keterpaduan rencana perdesaan, sebaiknya terdapat kegiatan
untuk menyiapkan dan mengadopsi peraturan untuk melindungi daerah kritis di
kawasan perdesaan. Elemen perdesaan harus memasukkan program induk penetapan
penggunaan lahan yang sesuai di daerah kritis. Tata guna lahan harus konsisten
dengan perlindungan garis pantai, daerah resapan air, kawasan mata air, daerah yang
rawan banjir, kawasan konservasi habitat hewan liar dan ikan. Sebagai contoh, garis
pantai harus dipertahankan untuk mengetahui kepadatan perdesaan. Banyak daerah
perdesaan yang membiarkan pengurangan garis pantai demi memberikan akses yang
maksimal ke laut. Tindakan tersebut akan mengakibatkan kerusakan yang parah di
lingkungan pantai, seperti erosi, lahan kosong yang tak bisa dipakai dan rusaknya
habitat ikan di sekitar pantai. Hal ini akan semakin parah jika langkah-langkah untuk
memperbaikinya tidak dilaksanakan. Pembukaan lahan baru, untuk permukiman atau
industri khususnya pada lokasi pertanian dan lokasi dengan sumberdaya alam serta
daerah konservasi sebaiknya dibatasi guna mencegah perusakan sepanjang garis
pantai.

4. Konsep dasar Kebutuhan sarana dan prasarana wilayah

H a l a m a n | 32
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

Konsep dasar penyediaan kebutuhan sarana dan prasarana wilayah memuat


perencanaan awal dan standart kebutuhan dasar pemenuhan sarana – prasarana
wilayah. Jenis sarana dan prasarana wialyah yang menjadi muatan rencana dalam
konsep dasar ini ialah :
a. Konsep rencana prasarana jalan
b. Standart kebutuhan dan metode pelayanan kebutuhan air minum
c. Standart kebutuhan dan metode pelayanan kebutuhan Drainage
d. Standart kebutuhan dan metode pelayanan kebutuhan Sanitasi
e. Standart kebutuhan dan metode pelayanan kebutuhan perangkutan
sampah
f. Standart kebutuhan dan metode pelayanan kebutuhan air minum
g. Standart kebutuhan dan metode pelayanan kebutuhan listrik
h. Standart kebutuhan dan metode pelayanan kebutuhan telekomunikasi

2.3.5. Penyusunan Output Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan

Penyusunanan Output Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan merupakan kegiatan


penjabaran skenario penataan ruang wilayah perdesaan dan menjadi output dari
kegiatan penyusunan Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan yang termanivestasi
dalam arahan – arahan pengembangan aspek spasial kawasan perdesaan. Materi
output yang akan disusun dalam Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan adalah

1. Arahan Struktur Ruang Perdesaan

Rencana Struktur tata ruang Wilayah Perdesaaan adalah sistem wilayah kawasan yang
mengatur elemen – elemen spasial kawasan sebagai berikut :
 Sistem kepusatan
 Skala kegiatan
 Fungsi kegiatan tiap pusat kegiatan
 Interaksi antar pusat kegiatan didalam wilayah tersebut
Dalam rencana struktur tata ruang wilayah perdesaan , tiap – tiap pusat kegiatan
diklasifikasikan dalam hirarki sebagai berikut :

H a l a m a n | 33
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

a. . Pusat Desa memiliki fungsi kegiatan

 Pusat Perdagangan
 Pusat berbagai kegiatan industri berbasis pertanian
 Pusat kegiatan jasa asuransi pertanian dan lembaga keuangan
 Pasar Desa
 Kawasan sentra produksi skala desa

b. Pusat zona perdesaan memiliki fungsi kegiatan

 Pusat perdagangan lokal


 Pusat koleksi komoditas lokal
 Pusat Pelayanan bagi sub kawasan
 Kawasan sentra produksi skala lokal

Proses penentuan pusat kegiatan , zona dan fungsi – fungsi didalamnya didahului
dengan penetapan titik – titik pusat kegiatan sekaligus pusat pertumbuhan wilayah
desa. Jenis – jenis lokasi pusat kegiatan ( pusat desa/pusat zona ) pada wilayah
perdesaan adalah:

1) Kawasan lahan pertanian (hinterland)


Berupa kawasan pengolahan dan kegiatan pertanian yang mencakup kegiatan
pembenihan, budidaya dan pengelolaan pertanian. Penentuan hinterland berupa
kecamatan/desa didasarkan atas jarak capai/radius keterikatan dan
ketergantungan kecamatan/desa tersebut pada kawasan sentra produksi pangan
(agropolitan) di bidang ekonomi dan pelayanan lainnya.

2) Kawasan pemukiman
Merupakan kawasan tempat bermukimnya para petani dan penduduk kawasan
sentra produksi pangan (agropolitan)

3) Kawasan pengolahan dan industri

H a l a m a n | 34
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

Merupakan kawasan tempat penyeleksian dan pengolahan hasil pertanian


sebelum dipasarkan dan dikirim ke terminal agribisnis atau pasar, atau
diperdagangkan. Dikawasan ini bisa berdiri pergudangan dan industri yang
mengolah langsung hasil pertanian menjadi produk jadi.

4) Kawasan pusat prasarana dan pelayanan umum


Yang terdiri dari pasar, kawasan perdagangan, lembaga keuangan, terminal
agribisnis dan pusat pelayanan umum lainnya.

5) Keterkaitan antara kawasan sentra produksi pangan (agropolitan) dengan


kawasan lainnya, misalnya; kawasan permukiman, kawasan industri, dan
kawasan konservasi alam.

2. Arahan Pemanfaatan Ruang wilayah Perdesaan

Rencana pemanfaatan ruang merupakan rencana yang mengatur peruntukan lahan


pada wilayah perdesaaan. Terdapat dua jenis peruntukan lahan yang diatur yaitu
peruntukan lahan yang terkategori dalam kawasan budidaya dan penggunaan lahan
pada kawasan lindung. rencana Pemanfaatan lahan ditetapkan berdasarkan
pertimbangan beberapa aspek, antara lain :

 Kesesuaian lahan eksiting


 pola penggunaan lahan eksisting
 kebutuhan lahan fasilitas dan utilitas
 rencana distribusi penduduk
 kebijaksanaan fungsi dan peranan wilayah
 Standart kebutuhan ruang untuk fasilitas pelayanan umum

Jenis – jenis peruntukan lahan yang akan diimplementasikan dalam rencana


pemanfaatan ruang di wilayah perdesaan antara lain adalah :
a. Kawasan Budidaya :
 peruntukan lahan untuk pemukiman penduduk
 peruntukan lahan untuk perdagangan dan jasa

H a l a m a n | 35
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

 peruntukan lahan untuk kegiatan komersiil lainya misalnya kegiatan pariwisata,


industri, atau kegiatan jasa lainya
 peruntukan lahan untuk ruang terbuka hijau
 peruntukan lahan untuk fasilitas pelayanan umum berupa fasilitas kesehatan,
fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan , fasilitas pemerintahan dan fasilitas
rekreasi dan olahraga
 peruntukan lahan untuk kegiatan sentra produksi berupa lahan untuk kawasan
sawah,perkebunan atau ladang, lahan untuk kawasan industri kecil yang umumnya
terintegrasi dengan kawasan pemukiman penduduk, lahan untuk pengolahan hasil
pertanian atau kegiatan agraris lainya
b. Kawasan Lindung:
 Kawasan lindung setempat
 Kawasan Lindung Bawahan
 Kawasan lindung cagar buadaya dan suaka alam
 Kawasan lindung rawan bencana

2. Arahan Struktur dan Pola jaringan jalan

a. Arahan Pola Jaringan Jalan

Prasarana tranportasi yang berupa jaringan jalan dan moda merupakan hal penting yang
perlu diperhatikan dalam pengembangan aktivitas agribisnis di wilayah perdesaan.
Konsep pengembangan pola jaringan jalan perlu memperhatikan kondisi eksisting dan
maksud dari rencana pengembangan. Mengembangkan aksesibilitas lokasi sentra
produksi rnenuju ke lokasi pemasaran, dan antar satu titik pusat kegiatan menujuk titik
pusat kegiatan lainya. Namun demikian perlu adanya pengaturan pengembangan
permukiman di wilayah perdesaan, agar perkembangannya dibatasi untuk tidak
berkembang ke daerah produktif.

b. Arahan Struktur jaringan jalan

H a l a m a n | 36
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

Rencana struktur jaringan jalan di wilayah perdesaan merupakan penetapan


kebijaksanaan jalan sesuai dengan kondisi dan perkembangan wilayah perdesaan .
Penentuan rencana struktur jaringan jalan ditentukan berdasarkan rencana struktur
dan arahan pola penggunaan tanah pada masa yang akan datang, Berdasar hal
tersebut rencana struktur jaringan jalan secara keseluruhan di wilayah perdesaan
meliputi sebagai berikut :
 Rencana jaringan jalan utama yang menghubungkan pusat kegiatan skala desa
dengan pusat kegiatan lainya dan pusat kegiatan di desa yang bersebelahan.
 Rencana jaringan jalan lokal ( sekunder dan tersier ) yang membentuk grid lahan
pemukiman pada kawasan di sekitar jaringan jalan utama
 Rencana jaringan jalan menuju lahan produksi (on farm road )

3. Arahan pengembangan Sarana dan Prasarana wilayah


a. Arahan pengembangan Jaringan Prasarana Air minum
Konsep rencana prasarana air bersih dalam perencanaannya perlu
memperhatikan kebutuhan dasar manusia dan kesehatan serta kebutuhan aktivitasnya.
Kebutuhan dasar ini rnencakup mandi, cuci, minum perhari perjiwa. Sedangkan
mengenai kebutuhan kawasan agropolitan adalah kebutuhan Air untuk aktivitas yang
bekaitan dengan budidaya pertanian dan agribisnis. Namun demikian harus memenuhi
standar fisik, biologis dan kimia. Sekualitas dengan PAM, yaitu tidak berasa, berbau dan
jernih (tidak berwarna).Jenis kebutuhan yang dilayani oleh jaringan air minum ini ialah
terdiri atas Rumah Tangga (RT), Hidrant umum (baik untuk air minum maupun untuk
pemadam kebakaran) serta sarana publik seperti pasar, pendidikan, Industri dan
sebagainya. Dalam melayani kebutuhan air minum masyarakat perdesaan ini , pola
jaringan yang direncanakan disesuaikan dengan kondisi kapasitas sumber, jumlah
konsumen, prosentase ke sistem jaringan maka tingkat kebocoran semakin besar).
b. Arahan pengembangan Jaringan Prasarana Dirainase dan Sanitasi
Untuk saat ini, saluran drainase dan limbah cair masih digabungkan menjadi satu
saluran. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dana dan kemampuan teknologi.
Padahal hal ini harus dipisahkan dalam saluran sendiri-sendiri.

H a l a m a n | 37
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

Saluran drainase merupakan saluran untuk menanggulangi banjir dan genangan air
dari air hujan. Sedangkan saluran air limbah atau sanitasi merupakan saluran untuk
menampung air limbah yanq akan disalurkan ke pembuangan akhir. Dalam hal ini
limbah dibedakan menjadi dua yaitu limbah cair dan padat baik dari rumah tangga
(domestik) maupun non domestik ( pasar, pendidikan, industri, dan sebagainya).
Limbah cair sendiri dibedakan atas limbah cair dan setengah lumpur (tinja manusia).
Penanganan drainase yang tepenting adalah masalah teknologi dan biaya, karena
hal ini besar pengaruhnya dalam pengadaannya. Dibawah ini akan diperlihatkan
sistem jaringan sederhana (langsung mengalir kesungai):

c. Arahan pengembangan Jaringan Prasarana Listrik

H a l a m a n | 38
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

Prasarana penerangan listrik yang berupa jaringan sangat diperlukan, untuk


mendukung aktivitas agribisnis di wilayah perdesaan. Ada tiga sumber tegangan
listrik di Indonesia yaitu PLTA (paling banyak digunakan di Jawa), PUTG dan
PLTU.

K e b u tuh a n L i st ri k
1. Standar kenbutuhan listrik berdasarkan Basic Need.
2. Penduduk Isetiap jiwa) : 0,9 KVA (90 watt)
1 KK : 5 jiwa (450 watt)
3. Industri menengah - besar/Ha : 200 KVA (20.000 Watt/Ha)
4. Industri/m : 90 KVA (9000 watt/m)
5. Fasilitas umum dan komersial/Ha : 60 -120 KVA (6000 -12.000 watt/ha)
6. Perhitungannya dilihat dari:
 Jumlah penduduk
 Jenis kegiatan (RT, Pabrik, Fasum, Komersial dll )
 Tingkat kebocoran (±15 % )

d . Arahan pengembangan Jaringan P r a s a r a n a T e l e p o n


S t a n d a r t y a n g d i g u n a k a n d a l a m p e r e n c a n a a a n j a r i n g a n t e l e k o m u n i k a si
adalah sebagai berikut :

H a l a m a n | 39
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

1. Telepon umum (150 KK, 1KK = 5 Jiwa)


2. 1 SST (Satuan Sambungan Telepon)
3. 1 Areal kegiatan = 1 telepon umum
4. 100 jiwa = 5 SST (untuk jaringan kabel)

e. Arahan pengembangan Jaringan Prasarana perangkutan Persampahan


Prasarana persampahan perlu adanya pengelolaan yang baik, sehingga dapat
mendukung aktivitas wilayah perdesaan.
Permasalahan persampahan meliputi sumber sampah dan sistem pembuangan
sampah itu sendiri. Secara umum jenis sampah dapat dibedakan sebagai berikut:
 Sampah ORGANIK, yaitu jenis sampah yang bisa diproses oleh alam (dapat didaur
ulang secara alami), misalnya makanan, dedaunan, dsb.
 Sampah AN ORGANIK, yaitu jenis sampah yang tidak bisa didaur ulang secara
alami. Misalnya sampah plastik, porselin/pecah belah, besi/logam dsb.
Terdapat dua jenis sistem pembuangan secara umum dapat direncanakan yaitu yaitu:
 Sistem pembuangan ON SITE
Merupakan sistem pembuangan sampah dengan cara dibuang di lokasi sekitar
tempat tinggal. Biasanya dilakukan dengan dibakar (an organik) atau ditimbun
(organik). sistem ini memiliki persyaratan dapat diterapkan pada wilayah dengan
karakter sebagai berikut : ,
 Lahan yang tersedia cukup.
 Jumlah sampah tidak terlalu besar
 Harus diterapkan sendiri/ditangani sendiri-sendiri

H a l a m a n | 40
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

Sistem ini tidak bisa diterapkan didaerah atau di kawasan pemukiman yang padat,
karena:
 Lahan yang tersedia terbatas
 Pencemaran lingkungan karena proses penimbunan menimbulkan bau busuk
dan pembakaran mengganggu lingkungan sekitarnya (asap).

 Sistem pembuangan OFF SITE


Merupakan sistem pembuangan sampah melalui sistem dan proses tertentu, seperti
dibawah ini:

Pengumpulan Pengangkutan Proses Buangan Akhir

Syarat sistem ini:


 Terdapat prasarana penunjang (bak sampah, gerobak/becak sampah, container dsb)
 Ada pengelola (pemerintah, swadaya masyarakat, swasta)
 Teknik operasional

4. Arahan penataan lingkungan dan Bangunan

Arahan Penataan Bangunan dan lingkungan pada wilayah perdesaan bertujuan


untuk menjaga agar keberadaan kawasan terbangun di wilayah perdesaan
menjadi lebih teratur, meningkatkan nilai estetika dan tetap menjaga
keseimbangan lingkungan sekitar. Disamping itu masih pula diperlukan
pengaturan bagi pengadaan unsur-unsur lingkungan sebagai komponen
pendukung wajah kota. Penataan dilakukan baik pada bagian-bagian kawasan di
dalam kavling maupun di luar kavling atau publik space. Unsur-unsur pendukung
ini adalah hal yang penting dalam kaitannya dengan penataan lingkungan yang
fungsinya antara lain:
a. Keseimbangan lingkungan
b. Kemudahan dan kenyamanan bagi umum

H a l a m a n | 41
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

Rencana penataan bangunan pada kawasan perdesaan meliputi beberapa pengaturan


tata bangunan antara lain adalah :
a. Koofisien Dasar Bangunan ( KDB) dan Koofisien Lantai Bangunan (KLB)
b. Garis sempadan bangunan (GSB) dan Garis sempadan jalan (GSJ)

BAGAN 2.2.
METODOLOGI PENYUSUNAN STUDI TATA RUANG KAWASAN PERDESAAN

Survay Primer Tinjauan kebijakan wilayah


Identifikasi dan penjaringan
(RTRW dan RDTRK )
data Survay Sekunder

Aspek fisik dan Aspek keruangan Aspek Sarana prasarana Aspek ekonomi wilayah Aspek demografi dan
lingkungan  Identifikasi peranan  Drainage  Ekonomi basis sosial budaya
 Land use existing  Sanitasi  Sektor &komoditi  Identifikasi kondisi
 Fisik dasar wilayah  Identifikasi pusat  sampah unggulan demografi
 Kondisi dan isu kegiatan  air minum  Nilai ekonomi  Identifikasi karakter
 Identifikasi pola  jalan lingkungan komoditi sosial dan budaya
lingkungan
transportasi  listrik & komunikasi  Pola pemasaran

Subtansi dasar proses analisa

Identifikasi Tipologi Analisa Analisa spasial Analisa ekonomi Analisa sirkulasi


desa kependudukan wilayah wilayah pergerakan dan jar
 Desa pantai  Analisa perkiraan  Kesesuaian fisik  Shift share analysis transportasi
 Desa persawahan jumlah penduduk  Analisa struktur  Location quotient  Indeks aksesbilitas
 Desa ladang  Analisa kepadatan  Analisa  Identifikasi pola
 Desa perkebunan penduduk kecenderungan pergerakan
lahan terbangun  Sirkulasi jar jalan

Strategi dasar penataan ruang perdesaan

Konsep dasar sarpras


Konsep dasar struktur Konsep dasar Konsep dasar wilayah
ruang pengembangan pemanfaatan ruang  Drainage
 Sanitasi
a l a m a n | 42sektor&komoditi unggulan
 TinjauanHstruktur perdesaan
ruang internal dan  sampah
 Intensifikasi usaha  Alternatif
eksternal desa  air minum
 Ekstensifikasi usaha perencanaan
 Regionalisasi  jalan lingkungan
 Diversifikasi usaha  Konsep dasar
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

Implementasi skenario tata ruang


perdesaan

Arahan Struktur Arahan Arahan struktur dan Arahan sarana dan Arahan Penataan
ruang desa pemanfaatan ruang pola jaringan jalan prasarana wilayah Lingkungan
desa

Tahapan implementasi
program

Arahan Pengembangan kelembagaan


dan pemberdayaan masyarakat

Studi Tata Ruang Kawasan


perdesaan pada 45 lokasi desa
pusat pertumbuhan

H a l a m a n | 43
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

BAB III

KETENTUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1. Tenaga Ahli Yang Dibutuhkan


Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Perdesaaan
adalah :
1. Team Leader (Tenaga Ahli Perencana Wilayah dan Kota/Planologi) dengan latar
belakang pendidikan strata 1 Planologi dan berpengalaman minimal 5 tahun.
 Mengkoordinir, mengarahkan, memberikan bimbingan baik dalam hal yang
subtantif maupun non-subtantif dalam pelaksanaan proyek
 Mengidentifikasi penggunaan tanah yang terdapat diwilayah perencanaan
 Menganalisa kesesuaian ruang dan struktur ruang
 Menetapkan arahan pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi kawasan
 Menyusun program-program kebijaksanaan pemanfaatan ruang
2. Tenaga ahli Teknik Lingkungan dengan latar belakang pendidikan S1 Teknik
Sipil dan berpengalaman minimal 5 tahun
 Menganalisis dan mengembangkan kawasan perdesaan berbasis [ada
sustainable development
 Merencanakan alternatif pengembangan sarana dan prasarana wilayah di
kawasan perdesaan
 Menganalisa kemampuan penyediaan air bersih, sistem pembuangan air
kotor, dan persampahan serta utilitas lainya

H a l a m a n | 44
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

3. Tenaga ahli Teknik sipil dengan latar belakang pendidikan S1 Teknik Sipil dan
berpengalaman minimal 5 tahun
 Menganalisis dan mengembangkan sistem jaringan jalan kawasan
 Merencanakan jalan alternatif kawasan
 Menetapkan sistem pergantian antar moda
 Merumuskan ketentuan GSB, KDB, KLB dan ketentuan teknis bangunan
4. Tenaga ahli Ekonomi Wilayah dengan latar belakang pendidikan Strata 1
Ekonomi dan berpengalaman minimal 5 tahun.
 Melakukan inventarisasi data primer maupun sekunder yang diperlukan
 Menganalisa pola sosial dan ekonomi masyarakat
5. Tenaga Penunjang
Tenaga penunjang dalam Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota dengan
kedalaman Rencana Teknik Ruang Kota Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik
adalah :
1) Tenaga Operator Computer (CAD)
2) Tenaga Administarsi
3) Tenaga Surveyor

3.2. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Penyusuanan Rencana Tata Ruang
Perdesaaan adalah 90 ( sembilan puluh ) hari bulan sejak ditetapkannya Surat
Perintah Kerja oleh Pimpinan Pelaksana Kegiatan.

3.3. Keluaran (Sistem Pelaporan)


Sesuai dengan tahapan kegiatan, maka keluaran (sitematika pelaporan) dalam
pelaksanaan penyusunan Rencana Tata Ruang Perdesaaan dapat dijabarkan sebagai
berikut :
1. Laporan Pendahuluan, dibuat dalam rangka persiapan pekerjaan survey berisikan
latar belakang pekerjaan, maksud dan tujuan, lingkup pekerjaan, metode dan

H a l a m a n | 45
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

pendekatan pekerjaan, jadwal pelaksanaan kegiatan maupun instrument-instrumen


survey yang akan digunakan dilapangan pada saat survey lapangan.
Adapun spesifikasi buku lapran pendahuluan adalah sebagai berikut :
Judul buku : laporan pendahuluan
Jumlah buku : 10 eksemplar
Ukuran buku : A4 (29,7 x 21,5 cm2)
Pengertikan : 1.5 spasi, pada kertas HVS putih polos
2. Laporan Antara , merupakan hasil pengkajian dan penilaian keadaan yang ada pada
wilayah perencanaan maupun pengaruhnya mencakup keadaan fisik, social, budaya
dan ekonomi kawasan yang juga Di pengaruhi oleh pertumbuhan kawasan maupun
perkembangan kegiatan di wilayah perencanaan.
Adapun spesifikasi buku laporan fakta dan analisa adalah sebagai berikut :
Judul Buku : Laporan Antara
Jumlah Buku : 10 Eksemplar.
Ukuran buku : A4 (29,7 x 21,5 cm2)
Pengertikan : 1.5 spasi, pada kertas HVS putih polos
3. Draft Laporan Akhir , merupakan hasil pengkajian dari laporan Antara memuat
Konsep/Rancangan Rencana pengembangan wilayah perencanaan yang
menyangkut pola pemanfaatkan lahan, pola penataan dan pengendalian tata ruang.
. Adapun spesifik buku buku draft laporan akhir adalah sebagai berikut :
Judul buku : laporan akhir
Jumlah buku : 10 eksemplar di cetak sebagian warna
Ukuran buku : A4 (29,7 x 42 cm²)
Pengetikan : 1,5 spasi pada kertas HVS putih polos
3. Laporan Akhir , merupakan hasil perbaikan dari laporan draft laporan akhr melalui
penyempurnaan dari hasil diskusi dan seminar yang membahas materi output dalam
draft laporan akhir . Adapun spesifik buku buku laporan akhir adalah sebagai
berikut :
Judul buku : laporan akhir
Jumlah buku : 20 eksemplar di cetak sebagian warna
Ukuran buku : A4 (29,7 x 42 cm²)

H a l a m a n | 46
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]

Pengetikan : 1,5 spasi pada kertas HVS putih polos

5. Laporan pedukung berupa back up Cd sebanyak 2 pcs

3.4. Ketentuan Lain :


a. Konsultan bertanggung jawab secara kontrakual kepada kuasa pengguna
anggaran sesuai dengan surat penunjukan pekerjaan perencanaan yang telah
diterbitkan
b. Dengan demikian selain data dan informasi penting sebagi masukan serta
ketentuan khusu yangdiberikan proyek, berlaku pula ketentuan, peraturan,
persyaratan,standart dan pedoman lainnya,antara lain :
1. surat keputusan pemberian pekerjaan (gunning) dan atau surat perintah kerja
untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan
2. sni dan sk-sni teknis yang berlaku
3. pertimbangan regional dari pemerintah daerah setempat
4. peraturan pembangunan dan rencana pengembangan daerah stempat
c. konsultan harus meyelesaikan administrasi proyek sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
d. untuk mncapai target konsultan harus menyediakan tenaga dan peralatan yang
kualifikasi dan klasifikasi sesuai persyaratan, baik untuk bidak teknis administrasi
dan keuangan.
e. Untuk pengendalian pelaksanaan kegiatan, konsultan mendapat bimbingan dan
pengarahan dari pengelolaan kegiatan dan tim teknis yang bertindak sebagai
aparat pemerintah yang mengatur dan membina konsultan.
f. Setiap tahapan hasil perencanaan harus presentasikan oleh konsultan kepada
team teknis untuk membahas semua aspekyang telah ditentukan
g. Hasil perencanaan yang telah di bahas dan seteujui team ahli akan menjadi
penilaian untuk penyelesaian pekerjaan yang dilaksanakan oleh team
pemeriksa/penerima pekerjaan.

H a l a m a n | 47

Anda mungkin juga menyukai