BAB I
PENDAHULUAN
Perdesaan merupakan suatu bagian wilayah yang tidak berdiri sendiri. Suatu
wilayah bisa disebut perdesaan karena mempunyai karakteristik yang tidak sama
dengan perkotaan. Suatu kawasan yang aktifitas utamanya atau aktifitas ekonomi
penduduknya bersandar pada pengelolaan sumberdaya alam setempat atau pertanian
dinamakan dengan kawasan perdesaan
Dalam pengembangan wilayah, kawasan perdesaan harus dipandang sebagai
bagian yang tak terpisahkan dengan kawasan perkotaan. Pemahaman yang
menyeluruh dan tidak dikotomis ini menjadi penting dan mendasar dalam penyusunan
peraturan atau aturan main yang berkaitan dengan perdesaan maupun perkotaan, agar
terjadi sinergi dan keseimbangan perlakuan wilayah.
Dalam perspektif spasial seharusnya Perencanaan tata ruang wilayah harus
dapat mengakomodasi kepentingan seluruh kawasan termasuk kawasan perdesaan.
Perencanaan kawasan perdesaan sebagai bagian dari rencana tata ruang wilayah
seharusnya dapat melindungi karakter perdesaan dari pengaruh luar akibat
pertumbuhan daerah perkotaan yang tak terkendali. Agar seluruh kepentingan tersebut
terakomodasi, setiap desa atau kecamatan sebaiknya memiliki rencana tata ruang
kawasan perdesaan sendiri yang sesuai dengan kebutuhan desa atau kecamatan
tersebut. Rencana tata ruang kawasan tersebut dapat digunakan sebagai arahan bagi
pemerintah desa dan masyarakat dalam memanfaatkan ruang di wilayahnya.
Sampai saat ini, belum banyak rencana tata ruang yang khusus dibuat untuk
kawasan perdesaan di Indonesia dan belum ada pula pemerintah desa yang sudah
memiliki rencana tata ruang yang sudah ditetapkan dalam suatu peraturan desa.
Beberapa pemerintah desa mungkin sedang dalam proses pengembangan rencana
Halaman |1
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
tata ruang, beberapa ada yang sedang dalam tahap pelaksanaan, dan sebagian lain
masih dalam proses penyusunan rencana. Dalam pengembangan perdesaan,
sebaiknya pemerintah daerah dapat memberikan perhatian pada beberapa hal, yaitu:
(1) penyediaan kawasan untuk menghadapi pertumbuhan kawasan perdesaan itu
sendiri, perluasan kawasan perkotaan di sekitarnya dan penyiapan kawasan yang
dapat melindungi karakter pedesaan; (2) penyediaan pelayanan perdesaan; (3)
pemaduan antara pembangunan yang telah ada dengan keinginan untuk melindungi
karakter perdesaan; dan (4) menggalakkan pembangunan ekonomi yang sesuai
dengan potensi fisik, sosial, dan ekonomi kawasan perdesaan.
Kebutuhan akan adanya Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan ini juga terjadi
wilayah Propinsi Jawa Timur. Propinsi ini dengan luas wilayan daratan 47.157,70 Km 2
dan luas lautan 110.000 Km2, terbagi atas 29 kabupaten, 9 kota, 642 kecamatan, 784
kelurahan dan 7.689 desa. Angka ini menunjukan bahwa terdapat lebih dari 7500 desa
yang terdapat di Propinsi ini yang membutuhkan penanganan sektor tata ruang yang
dapat diatur dalam dokumen Rencana Tata Ruang Pedesaan.
Halaman |2
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Untuk pengembangan desa – desa pusat pertumbuhan melalui Studi Tata Ruang
Kawasan perdesaan maka Bidang Tata Ruang Wilayah Dinas Cipta Karya dan Tata
ruang Propinsi Jawa Timur melalui anggran tahun 2009 , memprogramkan program
penyusunan Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan pada desa – desa sesuai dengan
ketentuan diatas.
Maksud Penyusunan Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan adalah menentukan arah
pembangunan, kebutuhan ruang , kebutuhan layanan , dan penegasan karakter
pedesaan yang ada pada kawasan pedesaan serta memadukanya dengan upaya
perlindungan kondisi lingkungan dan sosial budaya masyarakat desa dalam kerangka
meningkatkan tingkat perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa.
Tujuan Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan itu sendiri adalah untuk:
a. Mengatur pemanfaatan ruang kawasan perdesaan guna meningkatkan
kemakmuran rakyat dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif pada
lingkungan alam, lingkungan buatan, dan sosial budaya.
b. Meningkatkan fungsi kawasan perdesaan sesuai dengan rencana tata ruang yang
telah ditetapkan.
c. Menciptakan keterkaitan fungsional dan keserasian pertumbuhan antara kawasan
perdesaan dengan kawasan perkotaan.
d. Mencapai keserasian perkembangan kegiatan pertanian di kawasan perdesaan
dalam menunjang pengembangan wilayah perdesaan secara terpadu.
e. Mengendalikan konversi pemanfaatan ruang berskala besar, khususnya yang
dapat mengganggu kelestarian fungsi dan tatanan lingkungan hidup serta
keberlanjutan pemenuhan kebutuhan hidup seperti udara, air, dan pangan dengan
f. Memberikan arahan untuk pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya
buatan secara berdaya guna, berhasil guna, dan tepat guna
g. mewujudkan lingkungan perumahan dan permukiman yang layak, sehat aman,
serasi dan teratur
Halaman |3
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Ruang Lingkup wilayah perencanaan dari penyusunan Studi Tata Ruang Kawasan
perdesaan di arahkan pada masing – masing desa pusat pertumbuhan yang telah
ditetapkan dalam Surat Keputusan Gubernur No . Lokasi dari 46 ( empat puluh enam )
desa dalam 15 ( Limabelas ) Kabupaten/ Kecamatan adalah sebagai berikut
Halaman |4
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
b. Sokobanah tengah
c. Sokobanah daya
7. Kabupaten Ponorogo di Kecamatan Pudak pada desa – desa dibawah ini
a. Pudak wetan
b. Pudak kulon
c. Krisik
8. Kabupaten Madiun di Kecamatan Geger pada desa – desa dibawah ini
a. Uteran
b. Pagotan
c. Sangen
9. Kabupaten Jombang di Kecamatan Sumobito pada desa – desa dibawah ini
a. Kemdalsari
b. Segodorejo
c. Bakalan
10. Kabupaten Bondowoso di Kecamatan Wringin pada desa – desa dibawah ini
a. Wringin
b. Banyuputih
c. Banyuwuluh
11. Kabupaten Bojonegoro di Kecamatan Malo pada desa – desa dibawah ini
a. Banaran
b. Redeng
c. Kedungrejo
12. Kabupaten Pamekasan di Kecamatan Pasean pada desa – desa dibawah ini
a. Tlontoraja
b. Sotobar
c. Batukerbuy
13. Kabupaten Situbondo di Kecamatan Besuki pada desa – desa dibawah ini
a. Pesisir
b. Demung
c. Ketah
14. Kabupaten Sumenep di Kecamatan Talango pada desa – desa dibawah ini
Halaman |5
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
a. Kombang
b. Palasa
c. Poteran
15. Kabupaten Gresik di Kecamatan Sedayu pada desa – desa dibawah ini
a. Ngawen
b. Racikulon
c. Srowo
Lingkup kegiatan pada pekerjaan penyusunan Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan
ini dilaksanakan sesuai dengan tahapa pekerjaan dibawah ini :
Halaman |6
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Serta identifikasi potensi dan permasalahan lokal yang terjadi pada masing –
masing desa
3. Tahap 3 : Analisa Kondisi wilayah , yang meliputi perumusan data dan analisis
pada model – model analisa dibawah ini :
Analisa demografi dan sosial budaya
Analisa fisik dan keruangan
Analisa ekonomi wilayah
Analisa tipologi desa
Analisa daya dukung lingkungan
4. Tahap 4 : Perumusan kerangka skenario dasar penataan ruang desa, yang
meliputi kegiatan-kegiatan dibawah ini :
Perumusan konsep dasar struktur ruang wilayah perdesaan
Perumusan konsep dasar pemanfaatan ruang
Perumusan konsep dasar pengembangan sektor dan komoditi unggulan
Perumusan konsep dasar pemanfaatan ruang
Perumusan konsep dasar penyediaan sarana prasarana wilayah
Tinjauan dan Penyesuaian kebijakan wilayah dalam RTRW Kabupaten atau
RDTRK yang berlaku pada wilayah rencana dengan konsep dasar
perencanaan yang akan dirancang
5. Tahap 5 : Penyusunan output studi Tata Ruang kawasan perdesaan , yang
meliputi kegiatan-kegiatan dibawah ini :
Penyusunan arahan struktur ruang desa
Penyusunan araan pola dan pemanfaatan ruang desa
Penyusunan arahan dan prasarana wilayah
Penyusunan arahan Pola dan struktur jaringan jalan
Penyusunan arahan Penataan Bangunan
Penyusunan Tahapan impelementasi program
Penyusunan arahan pengembangan kelembagaan dan pemberdayaan
masyarakat
Halaman |7
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Dasar hukum penyusunan Rencana Tata Ruang Desa anatara lain adalah
sebagai berikut :
Halaman |8
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
17. eraturan daerah No 2 Tahun 2006 tentang RTRW Propinsi Jawa Timur tahun
2006-2025.
PEMBANTU
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS
KEGIATAN (PPTK ) PEJABAT PENATAUSAHAAN
.
KOORDINATOR
KOORDINATOR BID. BIDANG TEKNIK KOORDINATOR BID.
ADM & KEUANGAN EV. & PELAPORAN
Halaman |9
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
BAB II
H a l a m a n | 10
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
latarbelakangi oleh adanya kenyataan disparitas wilayah antara wilayah perdesaan dan
perkotaan yang membuat kebutuhan akan adanya strategi pengembangan kawasan
pedesaan pada wilayah desa – desa pertumbuhan sesuai dengan Sk Gubernur untuk
dapat mengembangkan potensi dan komoditi unggulan dan menjadi pioner
pengembangan pada wilayah sekitarnya. Kriteria dasar strategi pengembangan ini
antara lain adalah :
a. Pengembangan Kawasan pedesaan menjadi kawasan sentra ekonomi yang
dapat melayani perkembangan wilayah didalamnya
b. Pengembangan sektor dan komoditi unggulan untuk menjadi sektor penunjang
ekonomi basis yang dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat desa
c. Integrasi seluruh program pembangunan intersektoral desa dalam sebuah
kerangka pembangunan yang holistik menyeluruh
d. Melindungi karakter kawasan pedesaan dengan menjaga kawasan agraris dam
kawasan konservasi yang ada melalui perlindungan lingkungan agraris dan
kawasan lindung
Berdasar atas kondisi dan ketentuan kriteria diatas maka disusunlah program
penataan ruang perdesaan dalam kerangka format Studi Tata Ruang Kawasan
perdesaan yang dapat secara efektif meningkat kan perkembangan wilayah
perdesaan yang menjadi wilayah rencana dan sekaligus meningkat kan tingkat
ekonomi masyarakat desa tersebut. Muatan kegiatan dalam Studi Tata Ruang
Kawasan perdesaan ini dapat dilihat sebagai berikut :
H a l a m a n | 11
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
H a l a m a n | 12
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Disparitas Wilayah
Desa Kota
Aspek Fisik dan Aspek Keruangan Aspek Ekonomi Aspek Sosial Potensi dan
Lingkungan (Spasial) Wilayah Budaya permasalahan wilayah
masyarakat
H a l a m a n | 13
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Tahapan implementasi
program
Melakukan kajian pustaka terhadap studi yang telah dilakukan, khususnya yang terkait
dengan lokasi wilayah rencana . hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran awal
terhadap kawasan sehingga memudahkan dalam melakukan tahapan pekerjaan
Penyusunan Studi Tata Ruang Kawasan perdesaan . Beberapa studi dan kebijakan
yang dapat dikaji dalam kaitannya dengan Penyusunan Studi Tata Ruang Kawasan
perdesaan antara lain :
Kajian literatur yang terkait dengan kawasan Agropolitan
Studi Penelitian dan penataan Ruang Daerah berbasis cluster ekonomi
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Rencana Detail Tata Ruang
Dokumen tataruang dan sektoral yang terkait dengan lokasi wilayah rencana dan
Studi-studi yang terkait dengan tata ruang pada wilayah Kabupaten.
Idemtifikasi karakter dan kondisi wilayah desa ini dilakukan dengan menggunakan dua
metode yaitu :
1. Survay Primer;
Cross check hasil survey primer
Observasi kondisi wilayah terpilih
Pengambilan data visual
2. Survay Sekunder (instansional) ;
Data hasil pembangunan
H a l a m a n | 15
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Program pembangunan
Kondisi fisik dasar
Kebijakan dalam dokumen rencana spasial dan sektoral yang terkait dengan
lokasi
Materi informasi dan data yang diidentifikasi untuk mengetahui karakter dan kondis
wilayah desa meliputi aspek – aspek sebagai berikut :
1. Aspek fisik dan Lingkungan desa
Fisik dasar wilayah ; meliputi kondisi geologi,jenis tanah, hidrologi,
klimatologi dan topografi serta kemiringan lahan
Kondisi lingkungan : meliputi identifikasi keberadaan kawasan – kawasan
konservasi yang diatur dalam perundangan
Identifikasi isu- isu lingkungan yang terjadi pada wilayah desa
2. Aspek Keruangan (Spasial wilayah )
Identifikasi peranan Desa dalam konstelasi keruangan regional baik dalam
skala kecamatan dan kabupaten
Pola penggunaan lahan eksisting
Komposisi penggunaan lahan
Identifikasi kawasan – kawasan sentra produksi sektor agraris dan industri
kecil yang memberikan nilai tambah bagi peranan desa dalam konstelasi
wilayah yang lebih besar
Identifikasi pola persebaran cluster – cluster kawasan pemukiman perdesaan
Identifikasi tingkat aksesbilitas desa dan bagian – bagian wilayah desa
Identifikasi pola jaringan jalan yang melayani pergerakan masyarakat desa
(jalan primer , jalan sekunder dan jalan – jalan menuju lahan pertanian/on
farm road )
Identifikasi pola transportasi regional dan lokal
3. Aspek Sarana dan Prasarana Wilayah
Identifikasi kondisi sarana dan prasarana drainage
Identifikasi kondisi sarana dan prasarana Sanitasi
Identifikasi kondisi sarana dan prasarana persampahan
H a l a m a n | 16
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
H a l a m a n | 17
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Hasil identifikasi tiap aspek beserta identifikasi potensi dan permasalahan yang telah
dilaksanakan pada bagian sebelumnya merupakan subtansi utama proses analisis tata
ruang yang dilakukan dalam bagian ini. Kajian dan proses analisa tata ruang yang
dilakukan akan meliputi :
1. Identifikasi Tipologi Desa
H a l a m a n | 18
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
H a l a m a n | 19
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Kebijaksanaan
Trend Penduduk
Kependudukan
Analisa Pola Penyebaran
- Jumlah Kependudukan Penduduk
- Penyebaran
- Struktur
Struktur Penduduk
Model
Model analisa yang dilakukan dalam analisa ini adalah model super impose
melalui Penggabungan beberapa peta yang menjadi variabel untuk dijadikan
unsur dalam menentukan studi kesesuaian lahan yang direncanakan. Adapun
variabel-variabel tersebut antara lain adalah :
H a l a m a n | 20
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
1. Kelerengan
2. Kekuatan Pondasi
3. Hidrologi
4. Kemampuan Drainase
5. Geologi
6. Kawasan Bencana
7. Klimatologi
Dengan menggunakan metode ini maka dapat diketahui potensi suatu
wilayah/kawasan yang potensial sebagai peruntukan penggunaan lahan, sistim
jaringan transportasi, sistim utilitas, kesesuaian tanan dan kemampuan tanah
secara detail dan akurat atau diketahuinya kelayakan tanah untuk
dikembangkan.
H a l a m a n | 21
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Pola tata ruang perdesaan umumnya terdiri dari daerah dengan konsentrasi
penduduk yang tinggi atau pusat desa atau lokasi kawasan sentra produksi
umumnya dikelilingi oleh permukiman. Daerah di luar itu berturut-turut adalah
sawah, kebun, tegalan, hutan, dan sejenisnya. Pola tata ruang ini akan
memudahkan pemerintah desa dalam menyediakan berbagai jenis dan tingkat
pelayanan perdesaan. Pemerintah daerah harus berhati-hati dalam menetapkan
kepadatan penduduk agar sesuai dengan daya dukung kawasan perdesaan.
H a l a m a n | 22
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Metode yang digunakan dalam menganalisa kondisi ekonomi wilayah perdesaan adalah
dengan mengidentifikasi sektor ekonomi basis pada desa tersebut berdasarkan
perkembangan dan kemampuan tiap sektor ekonomi di desa tersebut. Metode yang
digunakan dalam analisa ini ialah :
H a l a m a n | 23
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Metoda shift and share analysis berguna dalam mengamati perkembangan atau
pertumbuhan sektor-sektor kegiatan di suatu daerah. Selain itu, metoda analisis ini juga
dapat digunakan untuk mengamati tingkat perkembangan atau pertumbuhan suatu
daerah dalam suatu sistem perwilayahan yang lebih luas. Ada empat komponen dalam
shift and share analysis, yaitu :
· Total shift ® TS = Ejt - (Et/Eo)Ejo
Nilai TS (+) ® upward total shift atau aktivitas ekonomi berkembang
dengan cepat.
Nilai TS (-) ® downward total shift atau aktivitas ekonomi berkembang
dengan lamban.
· Differential shift ® DS = Eijt - (Eit/Eio)Eijo
Nilai DS (+) ® aktivitas ekonomi berkembang dengan cepat dan terdapat
indikasi bahwa daerah tersebut memiliki akses ke lokasi
pasar dan bahan baku yang relatif baik.
Nilai DS (-) ® aktivitas ekonomi berkembang dengan lamban.
· Proportional shift ® PS = TS - DS
Nilai PS (+) ® terdapat spesialisasi dalam aktivitas ekonomi yang
memiliki pertumbuhan cepat.
Nilai PS (-) ® tidak memiliki spesialisasi dalam aktivitas ekonomi tertentu.
· Share analysis ® N = Eijo(Et/Eo) - Ejo
dimana :
Ejo = Besaran aktifitas ekonomi di daerah j pada tahun dasar.
Et = besaran aktivitas ekonomi nasional atau wilayah yang lebih luas pada tahun
t.
Eo = Besaran aktivitas ekonomi nasional atau wilayah yang lebih luas pada tahun
dasar.
3. Location quotient
H a l a m a n | 24
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan daerah suatu sektor di
daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih
luas. Satuan yang digunakan sebagai ukuran untuk menghasilkan koefisien adalah
jumlah buruh, hasil produksi, atau satuan lainnya yang dapat digunakan sebagai
kriteria. Perbandingan relatif ini dinyatakan secara matematis sebagai berikut :
· LQ > 1, daerah yang bersangkutan mempunyai potensi ekspor dalam sektor kegiatan
yang diamati.
· LQ < 1, daerah yang bersangkutan mempunyai kecenderungan impor dalam sektor
kegiatan yang diamati.
· LQ = 1, daerah yang bersangkutan telah mencukupi dalam sektor kegiatan yang
diamati.
H a l a m a n | 25
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
merupakan hal yang sangat subyektif dan kualitatif. Mudah bagi seseorang
belum tentu mudah bagi orang lain. Oleh karena itu diperlukan kinerja
kuantitatif (terukur) yang dapat menyatakan aksesibilitas,Parameter yang
digunakan dalam menentukan tingkat aksesibilitas adalah:
K⋅F⋅T
A=
d
dimana :
A = tingkat aksesibilitas
D = Jarak
H a l a m a n | 26
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Dalam perumusan skenario tata ruang perdesaan merupakan ouput dari proses
analisa, materi skenario penataan ruang perdesaan akan menjadi konsep dasar
rencana yang merupakan output akhir dari pekerjaan penyusunan Studi Tata Ruang
Kawasan perdesaan . Materi dalam skenario tata ruang perdesaan antara lain adalah :
Untuk menciptakan struktur ruang yang efisien, maka diperlukan dua tinjauan yang
saling terkait yaitu :
H a l a m a n | 27
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
kegiatan yang akan diidentifikasi dalam tinjauan internal struktur ruang desa ini
adalah :
Pusat kegiatan primer , bentuk pusat kegiatan ini antara lain adalah
pusat pelayanan umum berupa aglomerasi fasilitas pelayanan umum
yang melayani masyarakat
kawasan sentra produksi komoditi unggulan desa yang berbentuk lahan
agraris (sawah/kebun ) atau kawasan sentra produksi industri kecil
berbasis pertanian yang menghasilkan komoditi unggulan desa
Pusat kegiatan sekunder , bentuk pusat kegiatan ini adalah titik lokasi
aglomerasi fasilitas skala dusun/pedukuhan .
Regionalisasi wilayah perdesaan adalah tindak lanjut dari proses penentuan titik – titik
pusat kegiatan sesuai dengan skala nya. Zona ini harus dapat mereflesikan peranan
dan fungsi primer dari titik pusat kegiatan serta area cakupan kegiatan serta pelayanan
nya. Tujuan dari perumusan regionalisasi wilayah perdesaan ini adalah untuk
memberikan arahan yang ideal untuk penentuan jenis dan sektoral program
pembangunan yang sesuai dengan fungsi primer pada tiap zona dalam desa tersebut.
H a l a m a n | 28
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
H a l a m a n | 29
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
o Lahan Pertanian
o Hutan
o Perumahan
o Komersial
o Industri berbasis pertanian
o area konservasi dan kawasan lindung
o Prasarana pergerakan masyarakat
H a l a m a n | 30
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Fasilitas pendidikan
Fasilitas kesehatan
Fasilitas peribadatan
Fasilitas perdagangan dan jasa
Fasilitas rekreasi dan olaraga
Fasilitas Ruang terbuka hijau
H a l a m a n | 31
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
H a l a m a n | 32
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Rencana Struktur tata ruang Wilayah Perdesaaan adalah sistem wilayah kawasan yang
mengatur elemen – elemen spasial kawasan sebagai berikut :
Sistem kepusatan
Skala kegiatan
Fungsi kegiatan tiap pusat kegiatan
Interaksi antar pusat kegiatan didalam wilayah tersebut
Dalam rencana struktur tata ruang wilayah perdesaan , tiap – tiap pusat kegiatan
diklasifikasikan dalam hirarki sebagai berikut :
H a l a m a n | 33
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Pusat Perdagangan
Pusat berbagai kegiatan industri berbasis pertanian
Pusat kegiatan jasa asuransi pertanian dan lembaga keuangan
Pasar Desa
Kawasan sentra produksi skala desa
Proses penentuan pusat kegiatan , zona dan fungsi – fungsi didalamnya didahului
dengan penetapan titik – titik pusat kegiatan sekaligus pusat pertumbuhan wilayah
desa. Jenis – jenis lokasi pusat kegiatan ( pusat desa/pusat zona ) pada wilayah
perdesaan adalah:
2) Kawasan pemukiman
Merupakan kawasan tempat bermukimnya para petani dan penduduk kawasan
sentra produksi pangan (agropolitan)
H a l a m a n | 34
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
H a l a m a n | 35
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Prasarana tranportasi yang berupa jaringan jalan dan moda merupakan hal penting yang
perlu diperhatikan dalam pengembangan aktivitas agribisnis di wilayah perdesaan.
Konsep pengembangan pola jaringan jalan perlu memperhatikan kondisi eksisting dan
maksud dari rencana pengembangan. Mengembangkan aksesibilitas lokasi sentra
produksi rnenuju ke lokasi pemasaran, dan antar satu titik pusat kegiatan menujuk titik
pusat kegiatan lainya. Namun demikian perlu adanya pengaturan pengembangan
permukiman di wilayah perdesaan, agar perkembangannya dibatasi untuk tidak
berkembang ke daerah produktif.
H a l a m a n | 36
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
H a l a m a n | 37
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Saluran drainase merupakan saluran untuk menanggulangi banjir dan genangan air
dari air hujan. Sedangkan saluran air limbah atau sanitasi merupakan saluran untuk
menampung air limbah yanq akan disalurkan ke pembuangan akhir. Dalam hal ini
limbah dibedakan menjadi dua yaitu limbah cair dan padat baik dari rumah tangga
(domestik) maupun non domestik ( pasar, pendidikan, industri, dan sebagainya).
Limbah cair sendiri dibedakan atas limbah cair dan setengah lumpur (tinja manusia).
Penanganan drainase yang tepenting adalah masalah teknologi dan biaya, karena
hal ini besar pengaruhnya dalam pengadaannya. Dibawah ini akan diperlihatkan
sistem jaringan sederhana (langsung mengalir kesungai):
H a l a m a n | 38
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
K e b u tuh a n L i st ri k
1. Standar kenbutuhan listrik berdasarkan Basic Need.
2. Penduduk Isetiap jiwa) : 0,9 KVA (90 watt)
1 KK : 5 jiwa (450 watt)
3. Industri menengah - besar/Ha : 200 KVA (20.000 Watt/Ha)
4. Industri/m : 90 KVA (9000 watt/m)
5. Fasilitas umum dan komersial/Ha : 60 -120 KVA (6000 -12.000 watt/ha)
6. Perhitungannya dilihat dari:
Jumlah penduduk
Jenis kegiatan (RT, Pabrik, Fasum, Komersial dll )
Tingkat kebocoran (±15 % )
H a l a m a n | 39
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
H a l a m a n | 40
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
Sistem ini tidak bisa diterapkan didaerah atau di kawasan pemukiman yang padat,
karena:
Lahan yang tersedia terbatas
Pencemaran lingkungan karena proses penimbunan menimbulkan bau busuk
dan pembakaran mengganggu lingkungan sekitarnya (asap).
H a l a m a n | 41
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
BAGAN 2.2.
METODOLOGI PENYUSUNAN STUDI TATA RUANG KAWASAN PERDESAAN
Aspek fisik dan Aspek keruangan Aspek Sarana prasarana Aspek ekonomi wilayah Aspek demografi dan
lingkungan Identifikasi peranan Drainage Ekonomi basis sosial budaya
Land use existing Sanitasi Sektor &komoditi Identifikasi kondisi
Fisik dasar wilayah Identifikasi pusat sampah unggulan demografi
Kondisi dan isu kegiatan air minum Nilai ekonomi Identifikasi karakter
Identifikasi pola jalan lingkungan komoditi sosial dan budaya
lingkungan
transportasi listrik & komunikasi Pola pemasaran
Arahan Struktur Arahan Arahan struktur dan Arahan sarana dan Arahan Penataan
ruang desa pemanfaatan ruang pola jaringan jalan prasarana wilayah Lingkungan
desa
Tahapan implementasi
program
H a l a m a n | 43
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
BAB III
H a l a m a n | 44
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
3. Tenaga ahli Teknik sipil dengan latar belakang pendidikan S1 Teknik Sipil dan
berpengalaman minimal 5 tahun
Menganalisis dan mengembangkan sistem jaringan jalan kawasan
Merencanakan jalan alternatif kawasan
Menetapkan sistem pergantian antar moda
Merumuskan ketentuan GSB, KDB, KLB dan ketentuan teknis bangunan
4. Tenaga ahli Ekonomi Wilayah dengan latar belakang pendidikan Strata 1
Ekonomi dan berpengalaman minimal 5 tahun.
Melakukan inventarisasi data primer maupun sekunder yang diperlukan
Menganalisa pola sosial dan ekonomi masyarakat
5. Tenaga Penunjang
Tenaga penunjang dalam Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota dengan
kedalaman Rencana Teknik Ruang Kota Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik
adalah :
1) Tenaga Operator Computer (CAD)
2) Tenaga Administarsi
3) Tenaga Surveyor
H a l a m a n | 45
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
H a l a m a n | 46
Studi Tata Ruang Kawasan
Perdesaan [KERANGKA ACUAN KERJA / KAK]
H a l a m a n | 47