Anda di halaman 1dari 19

SEKILAS KAWASAN PERDESAAN KAB.

GARUT TA 2019

OLEH : MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH

A. LATAR BELAKANG

1. Kerangka Kawasan Perdesaan


Saat ini desa menjadi titik simpul terkecil dalam pembangunan, sehingga
mendinamisasikan pembangunan di desa akan memberikan dampak pada pembangunan pada
lingkup kewilayahan yang lebih luas. Konsekwensinya pembangunan di desa tidak seharusnya
hanya berfokus pada keberadaan desa tersebut. Desa harus dibangun dalam sebuah kerangka
pembangunan yang koheren, terencana dan terpadu sehingga di perlukan perencanaan dan
penetapan pembangunan kawasan perdesaan. Dengan demikian pembangunan di desa akan
didorong dalam perpektif kawasan. Sehingga akselerasi pembangunan dapat lebih cepat.
Mengingat potensi dan permasalahan desa dapat terpetakan dan diselesaikan dalam
perpekstif yang lebih komprehensif.
Kawasan Perdesaan terlebih dahulu telah diterangkan dalam UU No 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang yang mendefinisikan Kawasan Perdesaan sebagai kawasan yang
mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumberder daya alam dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Sedangkan dalam UU No 6 Tahun 2014
(tentang Desa) semangat bahwa desa bukan sekedar ruang dan aktivitas dinyatakan dengan
pengertian Pembangunan Kawasan Perdesaan yaitu pembangunan antar desa yang
dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat desa melalui pendekatan partisipatif yang dilaksanakan pada
kawasan perdesaan tertentu yang ditetapkan oleh Bupati/ Walikota.
Pembangunan Kawasan Perdesaan merupakan perwujudan dari salah satu agenda
pembangunan nasioanal yang tercantum dalam RPJM Nasional 2015-2019, yakni agenda
“Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Indonesia”. Agenda ketiga dari RPJMN 2015-2019 ini
memiliki tiga sasaran, yaitu : (1) Menurunnya jumlah penduduk miskin; (2) Berkurangnya
kesenjangan antar wilayah; dan (3) Meningkatnya kualitas manusia. Undang-undang Nomor 6
Tahun 2014 Tentang Desa, mengamanatkan bahwa “Pembangunan Kawasan Perdesaan”
diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten.

Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH


PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 1
Dengan mewujudkan ruang kawasan perdesaan artinya menjaga ketahanan pangan,
memelihara dan melestarikan sumberdaya air dan energi serta menjaga keseimbangan
perkembangan perdesaan-perkotaan berdasarkan RTRW Kabupaten. Dalam mewujudkan
penataan kawasan perdesaan diperlukan integrasi program dan koordinasi lintas sektor,
sehingga tercipta kesepahaman antar pemangku kepentingan agar terstruktur dan tepat
sasaran.
Dalam Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembangunan
Kawasan Perdesaan dinyatakan bahwa Bupati/Walikota memprakarsai proses perencanaan
pembangunan kawasan perdesaan melalui Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan,
yang selanjutnya disingkat TK-PKP, yang merupakan lembaga yang terdiri dari unsur perangkat
daerah kabupaten/kota dan unsur Pemerintah Desa dalam menyelenggarakan pembangunan
kawasan perdesaan sesuai dengan tingkat kewenangannya.
TKPKP merupakan tim yang memiliki fungsi koordinasi dalam hal pengusulan,
penetapan dan perencanaan, pelaksanaan serta pelaporan dan evaluasi pembangunan
kawasan perdesaan. TKPKP terdiri dari TKPKP Pusat, TKPKP Provinsi, TKPKP Kabupaten dan
TKPKP Kawasan. Sementara Pendamping Kawasan Perdesaan adalah pihak ketiga yang
berperan dalam memfasilitasi desa dan membantu TKPKP dalam penetapan dan perencanaan
Kawasan Perdesaan. Implementasi Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP)
seyogyanya adalah ajang kontribusi Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten dan Pemerintah Desa serta Pihak Ketiga dalam Pembangunan Kawasan Perdesaan.

2. Kabupaten Garut
Sembilan puluh lima koma dua puluh lima persen (95,25%) wilayah administrasi Garut
adalah Desa. Di Provinsi Jawa Barat sendiri Kabupaten Garut adalah Kabupaten terluas ketiga
setalah Sukabumi dan Cianjur. Garut juga merupakan Kabupaten dengan jumlah Desa
terbanyak urutan kedua belas (12) di Indonesia.

Sumberdaya alam di Garut sangat mumpuni, terdapat 3 gunung terkenal (Gunung


Cikuray, Papandayan, Guntur) di Garut yang sering dikunjungi atau dijadikan salah satu tujuan
pendakian oleh para pendaki dari daerah lain. Selain itu, panorama birunya laut pun Garut
memiliki di daerah selatan Garut, yaitu pantai Santolo, pantai Sayangheulang, dan lainnya.
Tidak heran bila Garut dijuluki sebagai Swiss Van Java oleh Pemerintah Belanda karena iklim

Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH


PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 2
dan keindahan yang dimiliki oleh Garut dianggap menyerupai di Swiss. Garut pun terkenal
dengan potensi industri lokalnya, yaitu dodol dan kerajinan kulit. Tidak ketinggalan di bidang
pertanian, produksi pertanian paling besar di Garut adalah padi, kamudian jagung dan kedelai
untuk palawija sedangkan untuk sayuran adalah kentang, tomat dan cabai. Di bidang
peternakan Garut populasi domba, kambing dan sapi yang cukup besar. Potensi energi ada
pula di Garut dengan adanya geothermal dan pasang surut didaerah teluk dan eustuaria. Tidak
ketinggalan sumberdaya mineral pun melimpah ruah di Garut. Biji timah, pasir, besi, batu,
kobalt, mangan dan tembaga. Yang tidak kalah fantastis Garut ternyata mempunyai kandungan
emas yang tersebar di 15 lokasi dan berdeposit 30 ton. Bukan itu saja, Garut juga kaya akan
obsidian, perlit, andesit, batu setengah permata dan masih banyak lagi.

Namun sungguh ironis, keluasaan wilayah dan kekayaan alam yang begitu besar di
Garut ternyata masih menempatkan Garut sebagai Kabupeten termiskin urutan keenam di
Jawa Barat, dengan pendapatan perkapita paling rendah dibandingkan dengan Kabupeten lain
yaitu Rp. 256.779 perbulan.

Kabupaten Garut memiliki luas wilayah 307.407 Ha, terdiri dari 42 Kecamatan dengan
21 Kelurahan dan 421 Desa. Tujuan utama Penetapan Pembangunan Kawasan Perdesaan di
Kabupaten Garut adalah mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan pengembangan
ekonomi dan atau pemberdayaan masyarakat Desa melalui kegiatan partisipasi dengan
mengintegrasikan berbagai kebijakan rencana, program dan kegiatan berbagai pihak. Upaya
pemerintah daerah Kabupaten Garut melalui Pembangunan Kawasan Perdesaan dengan
konsep “Desa Membangun-Membangun Desa” diharapkan mampu meningkatkan keberadaan
sektor unggulan desa agar dapat lebih produktif dengan melibatkan seluruh lapisan
masyarakat. Pemerintah Daerah memiliki kewenangan dan peranan yang strategis dalam
upaya-upaya pelestarian kekayaan alam dengan melibatkan partisipasi masyarakat daerahnya.
Hal ini dikarenakan perencanaan pembangunan daerah perlu dilakukan secara terintegrasi
pada semua sektor, sehingga diperoleh manfaat yang lebih besar dari berbagai potensi
ekonomi daerah. Selain itu, perencanaan yang terintegrasi juga akan mengurangi dampak-
dampak yang tidak diharapkan baik pada saat ini maupun yang akan datang.

Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat memiliki luas wilayah 307.407 Ha, terdiri dari 42
Kecamatan dengan 21 Kelurahan dan 421 Desa. Kawasan perdesaan di Kabupaten Garut yang

Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH


PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 3
sudah ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Garut adalah Kawasan Perdesaan Agrowisata
Barudua dan Kawasan Perdesaan Industri Bambu Kreatif Selaawi. Dalam upaya
mengmbangkan kawasan perdesaan Kabupaten Garut telah membentuk TKPKP Kabupaten
dan TKPKP pada setiap Kawasan Perdesaan melalui Surat Keputusan Bupati.

B. AGROWISATA BARUDUA

Agrowisata Barudua ditetapkan sebagai kawasan perdesaan melalui SK Bupati No.


410/Kep.500-Bappeda/2016. Hal ini merupakan upaya mencari solusi dari Pemerintah
Kabupaten Garut dalam melejitkan potensi dan menangani permasalahan yang di hadapi lima
desa di Kecamatan Malangbong yaitu, Barudua, Cinagara, Karangmulya, Girimakmur, dan
Sanding yang memiliki potensi utama pertanian dengan komoditas tanaman unggulan stroberi
dan kopi, kemudian mempunyai keelokan alam dan seni budaya serta kerajinan yang unik.
Desa-desa tersebut terletak satu hamparan dan memiliki karakteristik yang hampir sama,
saling menunjang serta memiliki keterkaitan dengan komoditas unggulan yang terdapat di
kawasan tersebut. Potensi yang dimiliki oleh kawasan perdesaan ini dinilai dapat
dikembangkan baik dari sisi produksi dan pengolahan pertanian maupun dari sisi pariwisata
dan seni budaya. Pada tahun 2017 telah diselesaikan dokumen Rencana Pembangunan
Kawasan Perdesaan (RPKP 2018-2022) yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati Nomor 74
Tahun 2017.
Luas wilayah Kawasan Perdesaan Agrowisata Barudua adalah 1.334,139 Ha, Susunan
fungsi kawasan mencakup penetapan lokasi dan fungsi pusat kawasan dan desa-desa
pendukung kawasan. Pusat kawasan diarahkan untuk pengembangan fasilitas layanan skala
kawasan seperti industri pengolahan/budidaya/pariwisata, pelayanan kesehatan, dan lain
sebagainya. Desa-desa pendukung diarahkan untuk gerbang masuk, produksi komoditas
primer dan bahan baku serta penunjang komoditas unggulan kawasan. Berdasarkan Rencana
Tata Ruang Daerah dan potensi masalah hasil identifikasi, susunan fungsi desa desa di kawasan
agrowisata Barudua direncanakan seperti pada gambar berikut

Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH


PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 4
Gambar. Susunan Fungsi Desa-Desa Kawasan Perdesaan Agrowisata Barudua Kab.Garut

Dari sisi kelembagaan lokal, Kawasan Perdesaan Agrowisata Barudua telah


menyepakati untuk Kerjasama Antar Desa melalui Peraturan Desa di masing-masing Desa
kawasan, yaitu Desa Barudua, Desa Karangmulya, Desa Girimakmur, Desa Cinagara dan Desa
Sanding. Maka pada 20 November 2018 telah dibentuk Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)
melalui Peraturan Bersama Kepala Desa. Sekaligus juga BKAD memimpin MAD untuk
pembentukan Badan Usaha Antar Desa Bersama (BUMDES Bersama) Panca Karya Jaya yang
mempunyai 3 unit. Yaitu Perdagangan dan Jasa, Budidaya Pertanian dan Pengolahan Pasca
Panen serta Pariwisata. Adapun penyertaan modal yang direncanakan Tahun Anggaran 2018
sebanyak 50 juta perdesa telah terealisasi.
Selain penyertaan untuk Bumdes Bersama, desa melalui dana desa telah
menganggarkan berbagai kegiatan dalam APBDES 2018 dan 2019 untuk menunjang kegiatan
Kawasan Perdesaan Agrowisata Barudua. Diantaranya adalah pembangunan jalan, penataan
pariwisata, pelatihan dan sarana olahraga. Pemerintahan Kabupaten Garut pun dengan
keterbatasan anggaranya membangun beberapa kegiatan di Agrowisata Barudua pada Tahun
2018. Diantaranya adalah rehabilitasi embung, pelatihan, bantuan pupuk, bibit kopi dan
pembinaan. Pada Tahun 2019 ini Pemeritah Kabupaten merencanakan hibah cold storage
untuk mendukung penanganan pasca panen stroberi.

Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH


PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 5
Dalam rangka perencanaan yang lebih mendetail dan meningkatkan partisipasi pada
bulan Februari dan April 2019 dilakukan inisiasi penyusunan pemetaan partisipatif sederhana
(site plan) yang dilakukan oleh Aparat Desa, BKAD, BUMDESMA, Masyarakat, Pendamping
Kawasan, Sukarelawan Planner, dan TKPKP. Pada kegiatan ini dilakukan dua tahapan workshop,
beberapa kali FGD dan survey lapangan. Pada workshop pertama dilakukan pemetaan dengan
metode 4A (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas dan Ansilari) untuk dasar penyepakatan kawasan
prioritas.

Sementara pada workshop kedua dilakukan elaborasi visi dan pengembangan


Agrowisata Barudua. Adapun Visi pengembangan Agrowisata Barudua adalah :
1. Alternatif sumber penghasilan : Menjadi tambahan penghasilan bagi petani. Menjadi
pembuka lapangan kerja kaum muda agar tidak pindah ke kota
2. Upaya konservasi alam dan budaya : Nilai tambah dari upaya menjaga alam sebagai
aset wisata agar tetap lestari dan terhindar dari bencana. Menghidupkan karakter jati
diri, tradisi, seni dan budaya agar tetap lestari
3. Kolaborasi (kerjasama) antar desa : Menjadikan kawasan lebih dikenal dan menjadi
penarik untuk kerjasama pembangunan dengan pemerintah, swasta, akademisi, NGO

Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH


PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 6
4. Penarik investasi pembangunan : Menjadikan pengembangan kerjasama antar desa
sebagai wadah kolaborasi dan pembelajaran antar desa

Kemudian dilakukan diskusi kelompok untuk menemukan aktivitas unggulan yang


menjadi daya tarik utama dan mempertajam gagasan melalui ide-ide dari warga dan
memvisualisasikanya dalam peta tapak. Adapun yang dapat disimpulkan bahwa terdapat 3
kawasan prioritas yaitu Kawasan Etalase Cinagara, Kawasan Agro-Ekowisata Barudua dan
Kawasan Ekowisata Seni Budaya Sanding-Girimakmur.
Kawasan Etalase Cinagara direncanakan sebagai tempat masuk ke lokasi kawasan, pusat
oleh-oleh, terminal atau shelter wisata, tempat wisata berbasis sawah dan kesenian dogar.
Berikut perencanaan terhadap etalase cinagara

Sedangkan Kawasan Agro-Eduwisata Barudua adalah kawasan wisata yang terdiri dari
dua desa yaitu Barudua dan Karangmulya. Dengan basis wisata adalah hutan pinus, embung
dan taman buah. Yang direncanakan dari kawasan ini adalah sebagai tempat camping ground,

Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH


PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 7
sepeda downhill, outbond, pertunjukan, playground, petik buah, wisata air, wisata hutan,
demplot stroberi sebagai pusat edukasi dan lain sebagainya. Berikut gambaran pengembangan
Agro-Eduwisata

Adapun untuk lokasi Kawasan Ekowisata Seni Budaya Sanding-Girimakmur terdiri dari
bukit sampalan Desa Girimakmur dan wisata seni budaya di Desa Sanding. Pada lokasi ini
dimaksukan sebagai pusat berbagai olahraga seperti tempat finish downhill, area motorcross,
lapang sepakbola, pemandian air panas, outbond, camping ground. Selain itu juga terdapat
pasar kawasan, pusat pengolahan kopi dan kedai kopi, kereta gantung dan lain sebagainya.
Sementara kegiatan seni dan budaya yang akan dikembangkan adalah makam keramat mbah
sakti jati barang, kesinian badeng, kesenian karinding yang akan dibangun padepokan seni.
Selain itu juga terdapat wisata spot selfie sawah berundak. Berikut perencanaan pada Kawasan
Ekowisata Seni Budaya Sanding-Girimakmur

Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH


PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 8
Adapun gambaran keseluruhan pengembangan kawasan perdesaan agrowisata
Barudua adalah sebagai berikut

Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH


PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 9
Adapun untuk aksesebilitas yang direncanakan lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH


PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 10
Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH
PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 11
Adapun yang menjadi Rencana Tindak Lanjut dari Pemetaan Partisipatif ini adalah :
Penyusunan Masterplan, Siteplan dan DED yang lebih teknis, interaktif dan menjual, Menjadi
Prioritas dalam Penganggaran di Pusat, Provinsi, Kabupaten, Desa dan Pihak Ketiga, Adanya
Pendampingan Business Plan dan Manajemen Agrowisata, Rencana Studi Banding dan
Pelatihan SDM Wisata (Bumdesma, Kompepar, LMDH dll) serta Promosi dan Marketing (Luring
dan Daring)

C. INDUSTRI BAMBU KREATIF SELAAWI

Di Kawasan Selaawi yang terdiri dari Desa Selaawi, Desa Mekarsari, Desa Cirapuhan,
Desa Putrajawa, Desa Cigawir, Desa Samida dan Desa Pelita Asih telah pula ditetapkan sebagai
Kawasan Perdesaan dengan tematik Industri Bambu Kreatif melalui SK BUPATI GARUT NO.
410/Kep.352-Bappeda/2018. Tujuh desa yang berada di Kecamatan Selaawi tersebut
mempunyai kesamaan potensi yaitu pengolahan bambu dalam berbagai kreasi dari mulai
mebeler, cendramata, alat rumah tangga hingga panganan.
Selain bambu, yang menjadi produk unggulan di kawasan Selaawi adalah Jagung,
Peternakan, Kunyit dan Pariwisata.

Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH


PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 12
Gambar. Macam-macam Produk Olahan Bambu

Selain bambu, yang menjadi produk unggulan di kawasan Selaawi adalah Jagung,
Peternakan, Kunyit dan Pariwisata.

Gambar. Produk Unggulan Kawasan Perdesaan Industri Bambu Kreatif Selaawi Kab.Garut

Kelembagaan lokal Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) telah dibentuk melalui
Musyawarah Antar Desa 25 Februari 2019 kemudian ditetapkan melalui Permakades
(Peraturan Bersama Kepala Desa) yang kemudian bersepakat akan membentuk Bumdes
Bersama melalui tahapan seleksi dan penyempurnaan regulasi terlebih dahulu. BKAD di

Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH


PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 13
Kawasan Perdesaan Industri Bambu Kreatif Selaawi bersepakat untuk bekerjasama di bidang
ekonomi, pembangunan skala antar desa, pemberdayaan serta keamanan dan ketertiban.

Gambar. Kegiatan Kelembagaan Antar Desa

Selaawi secara mandiri telah pula melakukan pemetaan fungsi dari 7 Desa nya. Yaitu 2
Desa sebagai Pembibitan, Budidaya & upaya konservasi yaitu Desa Samida dan Desa Putrajawa,
5 Desa sebagai Produksi / pengolahan kerajinan bambu yaitu Desa Cirapuhan, Desa Selaawi,
Desa Mekarsari, Desa Putrajawa, Desa Pelitaasih dan Desa Cigawir dan keseluruhan Desa
sebagai Pengembangan Pariwisata

Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH


PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 14
Gambar. Pemetaan Fungsi Kawasan Perdesaan Industri Bambu Kreatif Selaawi

Bambu yang dikembangkan oleh masyarakat Selaawi banyak menarik perhatian dari
lokal dan internasional. Banyak kunjungan dan ajakan kerjasama yang ditawarkan kepada
Kawasan Selaawi oleh berbagai perusahaan, kementerian, yayasan dan akademisi. Diantaranya
adalah dengan Kementerian Hukum dan Ham untuk Pendampingan One Village One Brand,
Brift-LIPI untuk Pendampingan Penelitian, Kerjasama Pendampingan Pengembangan Kawasan
dengan LPPM ITB juga Telkom University, Kerjasama dengaan Yayasan Bambu Selaawi,
Rencana Pendampingan dari Kementerian Ekonomi, Be-Kraft, BJB dan Telkomsel serta dengan
UNPAR dan KOMPAK melalui kegiatan Universitas Membangun Desa, UNPAR dari Fakultas
Ekonomi dengan Program SEED dan Fakultas Fisip yang menggandeng perusahaan ASTRA.
Mahasiswa dari Korea, Perancis serta rombongan Dosen dan Mahasiswa dari Chiba University
Japan.

Gambar. Kunjungan Dari Berbagai Pihak Ke Kawasan Industri Bambu Kreatif Selaawi

Selaawi dalam rangka menggaungkan bambu, tidak kurang telah membuat berbagai
rekor dunia melalui pembuatan Sangkar Burung Terbesar dan Terpanjang pada tahun 2016,

Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH


PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 15
kemudian Rampak Silat Bambu Runcing Cilik Terbanyak Pada Tahun 2018, dan Permainan Alat
Musik Bambu (Celentung) terbanyak di 2019

Gambar. Berbagai Kegiatan Pemecahan Rekor Dunia Oleh Selaawi

Dalam rangka menyusun kebutuhan pengembangan Kawasan Perdesaan Industri


Bambu Kreatif Selaawi, TKPK di tingkat Kawasan beserta Pendamping melakukan berbagai
upaya penggalian, identifikasi dan analisa potensi permasalahan, penyusunan gagasan dan
indikasi program serta pengumpulan data sekunder yang akan terangkum nantinya dalam
Rencana Program Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP). RPKP ini nantinya akan di sah kan
melalui Peraturan Bupati. RPKP memuat indikasi program selama lima tahun dengan sumber

Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH


PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 16
pendanaan dari mulai Pemerintah Desa, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Pusat serta Pihak
Ketiga yang tidak mengikat

Gambar. Penyusunan RPKP Industri Bambu Kreatif Selaawi

Target Kawasan Perdesaan Industri Bambu Kreatif Selaawi pada Tahun ini adalah
tersusunnya Dokumen Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP) 2020-2024
yang juga diiringi dengan penyusunan Site Plan serta DED Kawasan

D. KESIMPULAN

1. Kawasan Perdesaan Identik dengan pertanian dan pengelolaan sumber daya alam
2. Fungsi kawasan perdesaan adalah sebagai tempat permukiman, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi
3. Pembangunan Kawasan Perdesaan yaitu pembangunan antar desa yang dilaksanakan
dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa melalui pendekatan partisipatif yang dilaksanakan pada
kawasan perdesaan tertentu yang ditetapkan oleh Bupati/ Walikota.

Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH


PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 17
4. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, mengamanatkan bahwa
“Pembangunan Kawasan Perdesaan” diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten.
5. Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan (TKPKP) merupakan tim yang memiliki
fungsi koordinasi dalam hal pengusulan, penetapan dan perencanaan, pelaksanaan serta
pelaporan dan evaluasi pembangunan kawasan perdesaan. TKPKP terdiri dari TKPKP Pusat,
TKPKP Provinsi, TKPKP Kabupaten dan TKPKP Kawasan.
6. Implementasi Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP) seyogyanya adalah ajang
kontribusi Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah
Desa serta Pihak Ketiga dalam Pembangunan Kawasan Perdesaan.
7. Kawasan perdesaan di Kabupaten Garut yang sudah ditetapkan melalui Surat Keputusan
Bupati Garut adalah Kawasan Perdesaan Agrowisata Barudua dan Kawasan Perdesaan
Industri Bambu Kreatif Selaawi. Dalam upaya mengmbangkan kawasan perdesaan
Kabupaten Garut telah membentuk TKPKP Kabupaten dan TKPKP pada setiap Kawasan
Perdesaan melalui Surat Keputusan Bupati.
8. Agrowisata Barudua (Desa Barudua, Desa Karangmulya, Desa Girimakmur, Desa Cinagara,
Desa Sanding) ditetapkan sebagai kawasan perdesaan melalui SK Bupati No. 410/Kep.500-
Bappeda/2016 dan telah memiliki dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan
(RPKP 2018-2022) yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati Nomor 74 Tahun 2017.
9. Pada Kawasan Agrowisata Barudua telah dilakukan inisiasi penyusunan pemetaan
partisipatif sederhana (site plan) yang dilakukan oleh Aparat Desa, BKAD, BUMDESMA,
Masyarakat, Pendamping Kawasan, Sukarelawan Planner, dan TKPKP yang menghasilkan
tiga (3) kawasan prioritas yaitu Kawasan Etalase Cinagara, Kawasan Agro-Ekowisata
Barudua dan Kawasan Ekosiwata Seni Budaya Sanding-Girimakmur.
10. Visi pengembangan Agrowisata Barudua adalah alternatif sumber penghasilan, upaya
konservasi alam dan budaya, kolaborasi (kerjasama) antar desa, dan penarik investasi
pembangunan.
11. Harapan dari penyusunan site plan partisipatif dapat ditindaklanjuti dengan Penyusunan
Masterplan, Siteplan dan DED yang lebih teknis, interaktif dan menjual, Menjadi Prioritas
dalam Penganggaran di Pusat, Provinsi, Kabupaten, Desa dan Pihak Ketiga, Adanya
Pendampingan Business Plan dan Manajemen Agrowisata, Rencana Studi Banding dan

Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH


PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 18
Pelatihan SDM Wisata (Bumdesma, Kompepar, LMDH dll) serta Promosi dan Marketing
(Luring dan Daring) Kawasan Selaawi yang terdiri dari Desa Selaawi, Desa Mekarsari, Desa
Cirapuhan, Desa Putrajawa, Desa Cigawir, Desa Samida dan Desa Pelita Asih ditetapkan
sebagai Kawasan Perdesaan dengan tematik Industri Bambu Kreatif melalui SK BUPATI
GARUT NO. 410/Kep.352-Bappeda/2018.
12. Selaawi secara mandiri telah pula melakukan pemetaan fungsi dari 7 Desa nya. Yaitu 2 Desa
sebagai Pembibitan, Budidaya & upaya konservasi yaitu Desa Samida dan Desa Putrajawa,
5 Desa sebagai Produksi / pengolahan kerajinan bambu yaitu Desa Cirapuhan, Desa
Selaawi, Desa Mekarsari, Desa Putrajawa, Desa Pelitaasih dan Desa Cigawir dan
keseluruhan Desa sebagai Pengembangan Pariwisata
13. Target Kawasan Perdesaan Industri Bambu Kreatif Selaawi pada Tahun ini adalah
tersusunnya Dokumen Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP) 2020-2024
yang juga diiringi dengan penyusunan Site Plan serta DED Kawasan
14. Indikasi Program dalam RPKP merupakan sinergisme dalam upaya membangun desa yang
bersumber dari APBDES, APBD 1, APBD 2 dan APBN
15. Peran Pemerintah Daerah secara multi sektor dalam rangka percepatan pembangunan dan
peningkatan pelayanan dan ekonomi di kawasan perdesaan akan sangat berkontribusi
terhadap meningkat nya Indeks Pembangunan Kawasan Perdesaan
16. Kawasan Perdesaan yang berkembang dengan Kelembagaan Lokal (BKAD dan Bumdesma)
dan Peran Pemerintah diharapkan akan menjadi Pilot atau contoh dalam strategi
pembangunan daerah yang fokus pada upaya kemandirian, pengembangan produk
unggulan dan kerjasama desa
17. Rendahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Garut diharapkan dapat menjadi
perhatian Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi juga Pihak Ketiga untuk berkontribusi
dalam Pembangunan Kawasan Perdesaan sebagai pengejawantahan amanat UU Nomor 6
Tahun 2014 Tentang Desa

Oleh MUMSIKAH CHOYRI DIYANAH


PENDAMPING TEKNS KAWASAN PERDESAAN KAB. GARUT 19

Anda mungkin juga menyukai