Anda di halaman 1dari 63

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

0






A l u n A l u n K o t a B l i t a r

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan kota yang begitu cepat berimplikasi terhadap
timbulnya berbagai permasalahan perkotaan seperti kemacetan, banjir,
permukiman kumuh, kesenjangan sosial, dan berkurangnya luasan ruang
terbuka hijau. Permasalahan perkotaan semakin berat karena hadirnya
fenomena perubahan iklim, sehingga kota menjadi tidak nyaman untuk
ditinggali.
Dalam upaya memberikan kenyaman dan lingkungan sehat bagi
warga kota, konsep Kota Hijau dapat menjadi solusi bagi pelaku
pembangunan. Kota Hijau sedang dicanangkan di seluruh dunia agar
masing-masing kota memberi kontribusi terhadap penurunan emisi
karbon untuk penurunan pemanasan global. Kota hijau merupakan
simbol kedekatan alam dengan pembangunan. Karakteristik dan
kerentanan alam menjadi dasar terhadap konsep pembangunan.
Begitu pula dengan Indonesia, yang saat ini telah mencanangkan
program kota hijau yang berbasiskan masyarakat melalui Program
Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang dalam implementasinya dimuat
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten dan Kota.
Penyelenggaraan penataan ruang yang terintegrasi menjadi unsur penting
didalam mewujudkan ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan.
Bersama-sama Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota di dalam
menjalankan program P2KH diharapkan bisa memenuhi ketetapan
Undang- Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, terutama
guna mencapai Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30 %, yang sekaligus
juga merespon perubahan iklim yang terjadi.
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

2

Kota Hijau merupakan kota yang ramah lingkungan, dalam hal
pengefektifan dan mengefisiensikan sumberdaya air dan energi,
mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin
adanya kesehatan lingkungan, dan mampu mensinergikan lingkungan
alami dan buatan, yang berdasarkan perencanaan dan perancangan kota
yang berpihak pada prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan
(lingkungan, sosial, dan ekonomi).
Kota Hijau memiliki 8 (delapan) atribut yaitu Green Planning and
Desain, Green Community, Green Building, Green Energy, Green Water,
Green Transportation, Green Waste, Green Openspace. Atribut tersebut
kemudian menjadi variabel penting dan ditindaklanjuti dalam penyusunan
Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH).
Berdasarkan pada pemikiran tersebut, perlu disusun RAKH Kota
Blitar Tahun 2012 2014 dengan mengacu pada rencana tata ruang yang
berlaku. Harapannya RAKH bisa memberikan kontribusi yang nyata dalam
perwujudan Kota Blitar sebagai kota hijau berkelanjutan.
1.2. Visi Kota
Kota Blitar merupakan kota yang memiliki karakteristik dan
potensi berupa objek wisata yang bersifat kebangsaan/kepahlawanan.
Salah satu objek wisata kebangsaan adalah Makam Sang Proklamator
Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Keberadaan Makam Bung Karno
menjadi daya tarik tersendiri bagi perkembangan pariwisata di Kota Blitar
yang juga membawa pengaruh positif bagi perkembangan sektor
perdagangan dan jasa. Pertumbuhan sektor pariwisata, perdagangan dan
jasa tersebut memberikan konsekuensi logis berupa pertambahan
kebutuhan lahan terbangun. Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Blitar harus
berusaha mempertahankan dan mengoptimalkan potensi-potensi tersebut
dengan tetap memperhatikan daya tampung dan daya dukung wilayah

3

agar Kota tetap sustain (berkelanjutan). Untuk mewujudkan kondisi
tersebut, disusunlah Visi Kota Blitar yang tertuang dalam Visi Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Blitar Tahun 2011-2030 yaitu
Mewujudkan Kota Blitar sebagai kota wisata kebangsaan yang didukung
oleh sektor pertanian, perdagangan dan jasa yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan.
Visi tersebut dijabarkan dalam 4 kunci utama yang dijabarkan
dengan 2 hal yang berkaitan dengan Kota Blitar yang berkelanjutan.
Pertama, Pengembangan sektor pertanian yang mendukung keberlanjutan
ketahanan pangan utamanya bagi Kota Blitar. Kedua, Menciptakan Kota
Blitar yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Dalam Hal ini
Pemerintah Kota Blitar berusaha untuk mewujudkan wilayah kota yang
aman dan nyaman untuk ditinggali, serta produktif dalam artian mampu
memberikan hasil yang optimal dengan meningkatkan produktifitas
pertanian perkotaan maupun kegiatan lain yang mampu memberikan nilai
tambah bagi Kota Blitar. Berkelanjutan dimaksudkan agar Kota Blitar
tidak hanya memperhatikan generasi saat ini dalam tata ruang, namun
juga bagaimana kota dapat tetap nyaman bagi generasi di masa yang
akan datang dengan memperhatikan lingkungan.
1.3. Tujuan Keikutsertaan dalam Program P2KH
Pemerintah Kota Blitar berminat untuk mengikuti Program Program
Pengembangan Kota Hijau (P2KH) dengan tujuan sebagai berikut:
1. Komitmen dalam melaksanakan program pembangunan
berkelanjutan yang sejalan dengan Penataan Ruang
Berkelanjutan sebagaimana Visi RTRW Kota Blitar Tahun 2011 -
2030.
2. Sinkronisasi program pengembangan Kota Hijau antara
Pemerintah Kota Blitar dengan Pemerintah Pusat maupun dengan
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

4

lainnya agar tujuan Kota Blitar sebagai Kota Hijau dapat tercapai
dan dipertahankan.
3. Melanjutkan Program Pembangunan di Bidang Penataan Ruang
dan Pengelolaan Lingkuingan Hidup yang sudah lama
dilaksanakan untuk mewujudkan tata ruang kota dan lingkungan
hidup yang aman, nyaman dan sehat.
1.4. Manfaat Keikutsertaan Bagi Kota
Manfaat keikutsertaan Pemerintah Kota Blitar mengikuti P2KH
adalah mewujudkan Kota Blitar sebagai salah satu Kota Hijau di
Indonesia. Pemerintah Kota Blitar berharap keikutsertaannya dalam P2KH
mampu memberi manfaat bagi perbaikan lingkungan di Kota Blita dan
sebagai adapatasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim yang
sudah mulai terasa di Kota Blitar. Indikasi perubahan iklim di Kota Blitar
ditandai dengan musim kemarau dan penghujan yang sudah tidak
terprediksi.














5

1 BAB II
PROFIL KOTA BLITAR

1.1 Profil Umum
Kota Blitar merupakan kota terkecil kedua di Jawa Timur dengan
luas wilayah 32,58 km yang dibagi dalam tiga wilayah Kecamatan
(Sananwetan, Kepanjenkidul, dan Sukorejo) dan 21 Kelurahan. Jumlah
penduduk Kota Blitar pada akhir Tahun 2010 berjumlah 40.574 Jiwa
dengan kepadatan penduduk 4.316,06 jiwa/Km
2
.
1.1.1 Kondisi Geografis
Kota Blitar merupakan ibu kota Blitar, secara geografis wilayah
Kota Blitar terletak 11214' - 11228' Bujur Timur dan 82' - 88' Lintang
Selatan dengan luas wilayah 3257,85 Ha, yang dibagi dalam tiga
wilayah Kecamatan (Sukorejo, Kepanjenkidul, dan Sananwetan) dengan
21 Kelurahan (Tlumpu, Turi, Sukorejo, Tanjungsari, Karangsari, Blitar,
Kapunden, Kepanjen Kidul, Kauman, Tanggung, Ngadirejo, Kepanjen Lor,
Bendo, Sentul, Rembang, Plosokerep, Sananwetan, Gedog, Klampok,
Karangtengah dan Bendogerit). Wilayah Kota Blitar berada di lereng
Gunung Kelud dan dkelilingi oleh wilayah Kabupaten Blitar. Secara
administasi batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
Batas wilayah utara : Kec. Nglegok dan Kec. Garum, Kabupaten
Blitar
Batas wilayah selatan : Kec. Garum dan Kec. Kanigoro,
Kabupaten Blitar
Batas wilayah Barat : Kec. Kanigoro dan Kec. Sanankulon Kab. Blitar
Batas wilayah Timur : Kec. Sanankulon dan Kec. Nglegok, Kab. Blitar


R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

6

Tabel 2. 1 Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan dan Kelurahan
Kota Blitar
NO KECAMATAN/KELURAHAN LUAS WILAYAH (HA)
Kecamatan Kepanjenkidul 1050,23
1 Kepanjenkidul 86,70
2 Kepanjenlor 61,32
3 Kauman 68,03
4 Bendo 151,85
5 Tanggung 223.00
6 Sentul 268,30
7 Ngadirejo 191,02

1 Rembang 84,42
2 Klampok 153,07
3 Plosokerep 124,81
4 Karangtengah 179,54
5 Sananwetan 212,79
6 Bendogerit 195,52
7 Gedog 265,00
Kecamatan Sukorejo 992,46
1 Tumpu 101,53
2 Karangsari 88,24
3 Turi 50,86
4 Blitar 133,20
5 Sukorejo 146,62
6 Pakunden 226,20
7 Tanjungsari 245,80
Jumlah Penduduk Kota Blitar 3257,85
Sumber : Blitar Dalam Angka Kota Blitar 2010
1.1.2 Topografi
Kota Blitar mempunyai ketinggian yang bervariasi. Kondisi
topografi di Kota Blitar rata-rata adalah 156 meter, dengan rincian untuk
wilayah Kota Blitar bagian utara ketinggiannya adalah 245 meter dengan
tingkat kemiringan 2-15, bagian tengah memiliki ketinggian rata-rata
sebesar 185 meter dengan kemiringan 0-2, sedangkan untuk wilayah
bagian selatan memiliki ketinggian rata-rata sebesar 140 meter dengan

7

tingkat kemiringan berkisar dari 0-2. Rata-rata ketinggian Kota Blitar
dari permukaan air laut sekitar 156 m.
Dengan melihat kondisi ketinggian dari tiap wilayah, baik bagian
utara, tengah maupun selatan memiliki perbedaan ketinggian antara 25
meter sampai 50 meter, maka secara keseluruhan dapat dilihat bahwa
kondisi topografi wilayah Kota Blitar merupakan daerah dengan dataran
rendah atau datar.
Kedalaman tanah di Kota Blitar bervariasi mulai dari 30 - 90 cm
yang meliputi 71,5% dari luas wilayah. Urutan selanjutnya dengan
kedalaman 60 - 90 cm meliputi 15,5% dan terkecil dengan kedalaman 30
- 60 cm meliputi 13% dari luas Kota Blitar.
1.1.3 Kondisi Tanah
Jenis tanah di Kota Blitar termasuk dalam jenis tanah Litosol dan
Regosol dengan tingkat kesuburan yang cukup baik akibat pengaruh dari
debu vulkanis Gunung Kelud. Jenis tanah regosol berasal dari bahan
vulkanis serta batuan endapan kapur, dimana tanah regosol yang di Kota
Blitar berasosiasi denga tanah litosol yang berasal dari batuan beku basis
sampai intermedier. Jenis tanah litosol ini mempunyai konsistensi
gembur, porositas, daya tahan untuk menahan air yang baik dan tahan
terhadap erosi.
Kemampuan tanah yang akan dijelaskan adalah kedalaman efektif
tanah dan tekstur tanah. Untuk kedalaman efektif tanah rata rata diatas
90 cm, sehingga cocok untuk vegetasi mengoptimalkan pertumbuhan
akarnya.
Sedangkan untuk tekstur tanah termasuk dalam tekstur tanah
halus dengan jenis tanah litosol dan regosol yang mencakup 75% dari
seluruh wilayah kota. Hal ini berarti tanah yang ada mempunyai
kemampuan menahan dan mengikat air cukup besar. Sisanya 25%
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

8

SDK Santa Maria, Sekolah Adiwiyata
memiliki tekstur sedang yang sifatnya kurang mampu menahan air,
namun jika dilihat dari penyediaan unsur hara maka tekstur halus ini
relatif baik dibandingkan tekstur sedang.
1.1.4 Profil Demografi
Pada tahun 2011 penduduk Kota Blitar jumlahnya mencapai
148.834 jiwa, atau naik menjadi 3,78% dari tahun 2010. Jika diperinci
tiap kecamatan, jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan
Sananwetan yaitu sebesar 42.803 jiwa, Kecamatan Sukorejo sebanyak
50.411 jiwa dan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan
Kepanjenkidul yaitu sebesar 42.803 jiwa.
Tabel 2. 2 Jumlah Penduduk Tahun 2011
No. Kecamatan Luas (km
2
)
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Pertumbuhan
Penduduk (%)
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/km
2
)
1 Sukorejo
9.92 50.411 4,19% 4.076
2 Kepanjen Kidul
10.5 42.803 3,48% 5.082
3 Sananwetan
12.15 55.620 3,72% 5.262
Total
32.57
148.834
3,78% 4.803
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Blitar











9


Sumber : RTRW Kota Blitar Tahun 2011-2030
Gambar 2. 1 Peta Administratif Kota Blitar
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

10

1.1.5 Kondisi Hidrologi
Sungai yang melewati Kota Blitar adalah Sungai Lahar dengan
panjang 7,84 km. Hulu Sungai Lahar berada di Gunung Kelud menuju
ke Sungai Brantas. Selain Sungai Lahar, ada beberapa sungai-sungai
kecil/anak sungai lain, baik yang berasal dari limpahan mata air ataupun
sungai alami lainnya. Dari bentuk topografi Kota Blitar, maka arah aliran
air akan menuju ke arah selatan. Kota Blitar jika dilihat secara hidrologis
memiliki tiga wilayah DPS (Daerah Pengairan Sungai), yaitu:
PS Lahar
DPS Cari
DPS Sumber Nanas
Penentuan DPS ini berdasarkan dari topografi dimana DPS diambil
dari daerah tertinggi serta luas pengaliran yang ada memungkinkan aliran
dari saluran induk masuk ke sungai terdekat. Ditinjau dari kondisi fisik
kota yang merupakan dataran rendah dengan aliran utama berupa
sungai, maka saluran yang terdapat di Kota Blitar dapat dibagi dua
saluran drainase, yaitu drainase makro dan mikro. Wilayah drainase
makro meliputi:
Daerah pengaliran Sungai Lahar melayani tangkapan air hujan di Blitar
Utara, Tengah dan Barat
Daerah pengaliran Sungai Cari melayani tangkapan air hujan di Blitar
Utara dan Timur
Daerah pengaliran Sungai Sumber Nanas melayani tangkapan air
hujan di Blitar Utara dan Barat
Selain terdapat air permukaan berupa sungai, Kota Blitar juga
memiliki beberapa lokasi sumber mata air yang tersebar di seluruh
wilayah Kota Blitar dengan jumlah keseluruhan 26 lokasi. Sumber air
terbesar yaitu Sumber Wayuh yang memiliki luas areal 506 m dan
Sumber Jaran yang mempunyai luas 300 m, sedangkan sumber air
lainnya memiliki debit air yang cukup kecil.

11

1.1.6 Sistem Jaringan Air Bersih
Sumber utama air bersih di Kota Blitar adalah berasal dari air
permukaan yang kondisinya relatif tetap, karena mengikuti daur hidrologi.
Saat ini cadangan sumberdaya air di Kota Blitar dapat dikatakan masih
surplus, baik dari air permukaan, air tanah maupun air hujan. Cadangan
sumberdaya air yang cukup banyak berasal dari air permukaan, paling
banyak di Kelurahan Pakunden sebesar 325,796 juta/m3,
KelurahanTanggung sebesar 205,829 juta/m3, Kelurahan Ngadirejo
sebesar 89,783 juta/m3, Kelurahan Sentul sebesar 163,974 juta/m3 dan
yang paling sedikit terdapat di Kelurahan Turi sebesar 1.89 juta/m3.
Selain itu juga terdapat sumber mata air yang jumlahnya 25 sumber air,
dengan sumber terbesar Kali Wayuh yang mempunyai luas 400 m2 dan
sumber Pakunden yang mempunyai luas 300 m2 yang kesemuannya
terletak di Kelurahan Pakunden.
Dalam pelayanan kebutuhan air bersih untuk pelanggan, PDAM
Kota Blitar mengambil air baku yang berasal dari dua sumber yaitu sumur
bor dan mata air. Sumber air baku sumur bor berjumlah 18 unit dan satu
mata air dengan total kapasitas terpasang sebesar 497 l/detik dengan
rincian tujuh sumur yang berfungsi, sembulan sumur rusak, satu sumur
belum berfungsi karena tidak ada pompa, dua buah sumur belum
berfungsi karena masih dalam tahap pelaksanaan dan satu buah mata air
yang belum berfungsi karena masih menunggu pembangunan menara air.
Tabel 2. 3 Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum
Tahun 2009
No. Kecamatan Ledeng Sumur
Sungai/
Hujan
Kemasan Lainnya
1. Sukorejo 3.769 9353 506 825 94
2. Kepanjen Kidul 3.059 6542 354 577 65
3. Sananwetan 3.331 12472 674 1101 125
Total 10 159 28367 1534 2503 284
Sumber : PDAM Daerah Kota Blitar dan BPS Kota Blitar (Indikator Makro Ekonomi Kota Blitar
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

12

1.1.7 Sistem Jaringan Sampah
Pemerintah Kota Blitar memiliki 2 unit instalasi pengolahan sampah
tuntas di Kelurahan Blitar dengan kapasitas pengolahan 10 m/hari
yang dikelola oleh DKP dan Kelurahan Gedog (IPESATU) dengan kapasitas
pengolahan 70 m/hari bekerjasama dengan pihak swasta. Timbunan
sampah yang dihasilkan penduduk Kota Blitar diperkiraan 2.5 liter per
orang per hari dengan total sampah yang dihasilkan di seluruh kota
adalah sekitar 334 m
3
/hari. Asumsi tersebut diambil berdasarkan data
jumlah penduduk 140.574 jiwa Tahun 2010 (sumber Kota Blitar Dalam
Angka 2011) jiwa atau 39.427 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 3
(tiga) kecamatan atau 21 kelurahan dengan kepadatan penduduk antara
35 sampai 42 jiwa/hektar.

Tabel 2. 4 Jumlah Rumah Tangga menurut Cara Pembuangan
Sampah Tahun 2011
No. Kecamatan
Jumlah
RT
Cara Pembuangan
Angkut Timbun Bakar Ke Kali Lainnya
1. Sukorejo 15,788 2,023 1,528 0 815 11,422
2. Kepanjen Kidul 11,362 2,895 2,190 0 516 5,761
3. Sananwetan 16,027 3,384 5,238 0 765 6,640
Total 43,177 8,302 8,956 0 2,096 23,823
Sumber : Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Tabel 2. 5 Jumlah Rumah Tangga menurut Kecamatan dan Perkiraan
Timbulan Sampah per Hari Tahun 2011
No. Kecamatan
Jumlah Rumah
Tangga
Timbulan Sampah
(m3/hari)

1. Sukorejo 15,788 177.62
2. Kepanjen Kidul 11,362 141.21
3. Sananwetan 16,027 168.00
Total 43,177 485.74
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Daerah Kota Blitar

13

1.1.8 Sistem Jaringan Drainase
Kondisi drainase Kota Blitar masih merupakan drainase gabungan
dimana pembuangan air limbah dan air hujan serta air kotor disalurkan
dalam satu saluran. Hal ini disebabkan antara lain karena keterbatasan
lahan untuk drainase disamping keterbatasan dana untuk pengadaannya.
Secara umum sistem drainase yang ada di Kota Blitar adalah sistem
drainase tertutup, sedangkan di pinggiran kota saluran airnya adalah
drainase terbuka.
Kondisi jaringan drainase kota secara umum relatif teratur dengan
baik dan memadai, sehingga tidak pernah terjadi banjir. Pada kondisi
terburukpun genangan air terjadi tidak lebih dari 1 jam surut kembali.
a. Kondisi fisik saluran drainase Kota Blitar secara umum baik
yaitu 865 (94,84%) saluran dari total 912 saluran drainase.
b. Kondisi aliran, 399 saluran dapat mengalirkan dengan lancar,
484 saluran kurang lancar dan sisanya 29(3.18%) saluran
dalam kondisi tidak lancar.
(sumber : Laporan Akhir Penyusunan Sistem Informasi Jalan,
2009)
1.1.9 Sistem Pengelolaan Limbah
Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan Validasi Data
Sanitasi Dasar Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Tahun 2008 maka
kepemilikan jamban yang layak di Kota Blitar + 67,5 % (layak dari
kriteria Dinas Kesehatan). Salah satu strategi untuk mengatasi
kepemilikan jamban yang relative kecil tersebut Kota Blitar
mengembangkan konsep IPAL komunal mengingat kepadatan penduduk
dibeberapa kelurahan yang tinggi serta lahan yang sempit. Sampai
dengan tahun 2010 Kota Blitar telah memiliki 14 IPAL Sanimas (14 KSM)
dengan total jumlah sambungan rumah (SR) sebanyak 1.087 SR atau
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

14

melayani 4.136 jiwa. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, tingkat
penggunanan IPAL Sanimas oleh masyarakat adalah 100 % dari kapasitas
rencana. Pelaksanaan program pembangunan IPAL komunal sampai
dengan pemeliharaannya relatif baik. Inti dari program ini sebenarnya
adalah pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat yang diwakili
KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) dapat secara langsung ikut dalam
proses perencanaan sampai pemeliharaannya. Dengan konsep tersebut
program ini tidak terlalu banyak mengalami masalah dikarenakan para
KSM relatif telah bekerja dengan baik.

Tabel 2. 6 Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Tempat Buang Air
Besar Tahun 2011
No. Kecamatan Jumlah RT
Tempat Buang Air Besar
Sendiri Bersama Umum Tidak Ada
1. Sukorejo 15,788 4982 - 334 -
2. Kepanjen Kidul 11,362 5308 - 424 -
3. Sananwetan 16,027 9096 - 620 -
4. Dst 43,177 19,386 0 1,378 0
Sumber : Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Tabel 2. 7 Jumlah Rumah Tangga Tanpa Tanki Septik Tahun 2011
No. Kecamatan
Jumlah Rumah Tangga
Tanpa Tangki Septik
1. Sukorejo 777
2. Kepanjen Kidul 548
3. Sananwetan 1,026
TOTAL 2,351
Sumber : Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

1.1.10 Ruang Terbuka Hijau
Kawasan ruang terbuka hijau di Kota Blitar tersebar diseluruh
wilayah kota. Ruang terbuka hijau terdiri atas taman kota dan median
jalan, lapangan, makam, tempat rekreasi, sawah perkotaan, dan
sebagainya.

15

Berdasarkan kepemilikannya, RTH perkotaan dibedakan dalam
kategori RTH privat dan RTH publik. RTH privat di Kota Blitar berupa RTH
pekarangan rumah pribadi dan pekarangan/ halaman perkantoran.
Sedangkan untuk kondisi luasan masing-masing RTH di Kota Blitar dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. 8 Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Blitar
No. Lokasi Luas ( Ha )
RTH PUBLIK 649.3601
1. RTH PADA JALUR JALAN KOTA 0.1125
1 Pot jalan Ir. Soekarno 50 set 0.0025
2 Taman sepanjang Jl. Sudanco S. 0.0800
3 Taman sepanjang Jl. Jaksa Agung Suprapto 0.0250
4 Pot Alamanda Jl. S. Parman 40 bj 0.0050
2. RTH TAMAN PERSIMPANGAN JALAN, MONUMEN 0.0964
5 Pulau jalan di perempatan BRI 0.0023
6 Pulau jalan di perempatan toko sumber waras 0.0023
7 Pulau jalan di perempatan toko sidomulyo 0.0023
8 Pulau jalan di perempatan toko ijo 0.0006
9 Taman perempatan bok ireng 0.0007
10 Pot bis beton perempatan lovi sejumlah 24 pot 0.0019
11 Taman batas sanankulon 0.0120
12 Batas kota Rembang 0.0036
13 Taman perenpatan Plosokerep 0.0036
14 Taman Pulau timur stadion 0.0028
15 Taman tugu wahana Jl. Jend Sudirman 0.0005
16 Taman halaman peta Supriyadi 0.0120
17 Taman Tugu Pancasila 0.0120
18 Taman Pintu masuk Jl. S. Parman 0.0375
19 Taman Patung Ir. Soekarno 0.0025
2. RTH TAMAN 6.5395
20 Taman selatan penjara 0.0038
21 Taman selatan es mini I 0.0014
22 Taman tugu adipura Jl. Mawar 0.0015
23 Taman patung Koi sangut 0.0040
24 Taman timur jembatan sangut 0.0005
25 Taman pojok stadion 4 unit 0.0040
26 Bak taman depan stadion 0.0200
27 Taman barat pos polisi pleret 0.0020
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

16

No. Lokasi Luas ( Ha )
28 Bak Taman depan stadion 0.0015
29 Taman timur SPBU Gedog 0.0008
30 Taman selatan SPBU Kebon Rojo 0.0015
31 Pot alamanda lapangan sananwetan 25 buah 0.0035
32 Taman TMP Suprijadi 0.0200
33 Taman kantor KLH 0.0750
34 Taman Aloon-aloon 3.4000
35 Taman di ling sekolah 3.0000
3. RTH LAPANGAN OLAHRAGA DAN MAKAM 56.2570
36 Makam Kota Blitar ( Tersebar ) 22.2270
38 Komplek makam Bung Karno 1.6000
39 Lapangan kota/kecamatan/kelurahan (Tersebar) 26.4300
40 Lapangan Sekolah 2.0000
41 Stadion 4.0000
3. RTH HUTAN KOTA DAN KEBUN BIBIT 9.3200
42 Hutan kota Kebun Rojo 2.9100
43 Agrowisata belimbing 5.0000
44 Hutan kota di Tanjungsari 0.8000
45 Hutan Kota Gedog 0.3600
46 Hutan Kota Tanggung 0.2500
4. RTH PENGAMAN JALUR KA, SUTT, SUNGAI DAN BUFFER
ZONE 577.0347
48 Taman lintasan KA, Jl. Tanjung 0.0050
49 Buffer KA Double Track 152.9500
50 Buffer SUTT 40.0000
51 Buffer Sungai 163.4700
52 Taman bis beton timur lintasan KA, Jl. Tanjung 0.0015
53 Kav. konservasi di TPA 1.0000
54 Konservasi sumur PDAM 0.5000
55 Sempadan mata air 75.3982
5. TANAH BENGKOK BERUPA SAWAH YANG DISEWAKAN 123.6400
6. BATALYON INFANTERI 511 20.0700
7. KEBUN RAKYAT, TANAMAN LANGKA 1.2000
8. KEBUN BINATANG MINI 1.3000
RTH PRIVAT 1,309.5040
1 Sawah 1,032.5840
2 Lingkungan Permukiman 276.9200
Jumlah TOTAL 1,958.8641
Wil Perencanaan 3,257.2500
Sumber: Bappeda Kota Blitar

17

1.2 Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah yang akan dibahas pada sub bab ini berkaitan
dengan penyediaan ruang terbuka hijau di Kota Blitar.
1.2.1 Potensi
Pemanfaatan lahan untuk kawasan tidak terbangun baik berupa
sawah dan tegalan masih mendominasi penggunaan lahan di Kota Blitar
yaitu sekitar 1.666 Ha atau 48%. Dengan ketersediaan lahan tersebut
maka masih dimungkikan adanya pengembangan ruang terbuka hijau.

Tabel 2. 9 Penggunaan Lahan Kota Blitar
No. Penggunaan Lahan
Kecamatan
Kepanjenkidul
(Ha)
Kecamatan
Sananwetan
(Ha)
Kecamatan
Sukorejo
(Ha)
Luas Total
(Ha)
1
Kawasan Industri dan
Pergudangan 8.339 5.697 24.208 38.244
2
Kawasan Olahraga 1.547 1.767 0.437 3.751
3
Kawasan Pariwisata 2.94 6.535 1.251 10.726
4
Kawasan Pelayanan
Kesehatan 4.904 5.273 0.905 11.082
5
Kawasan Pelayanan
Pendidikan 21.979 27.482 12.169 61.63
6
Kawasan Pelayanan
Peribadatan 1.341 2.055 0.846 4.242
7
Kawasan Pemakaman 3.882 9.272 9.073 22.227
8
Kawasan Perdagangan
dan Jasa 37.92 11.665 28.045 77.63
9
Kawasan Perkantoran 21.138 22.276 1.826 45.24
10
Kawasan Pertahanan dan
Keamanan 1.565 21.912 0.337 23.814
11
Kawasan Pertanian Lahan
Basah (sawah) 347.141 460.586 348.497 1156.224
12
Kawasan Pertanian Lahan
Kering (bukan sawah) 202.528 148.893 158.696 510.117
13
Kawasan Perumahan dan
Permukiman 371.286 481.391 397.469 1250.146
14
Kawasan Ruang Terbuka
Hijau 14.749 6.836 6.096 27.681
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

18

No. Penggunaan Lahan
Kecamatan
Kepanjenkidul
(Ha)
Kecamatan
Sananwetan
(Ha)
Kecamatan
Sukorejo
(Ha)
Luas Total
(Ha)
15
Kawasan Terminal
Angkutan 6.18 3.205 0.939 10.324
16
Sungai 2.562 - 1.204 3.766
17
TPA
-
0.406

0.406

TOTAL 1050 1215.25 992 3257.25
Sumber: RTRW Kota Blitar Tahun 2011-2030
1.2.2 Masalah
Isu lingkungan hidup di Kota Blitar sebagaiamana tercantum dalam
SLHD Kota Blitar Tahun 2011 adalah sebagai berikut :
1. Alih Fungsi
Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, di
Kota Blitar, maka kebutuhan akan perumahan akan semakin
meningkat pula sehingga berdampak padalahan pertanian yang
semakin berkurang sebagai akibat dari alih fungsi lahan pertanian
menjadi kawasan permukiman. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Dinas Pertanian Daerah Kota Blitar telah terjadi alih fungsi lahan
pertanian menjadi kawasan terbangun sebanyak 51 ha selama periode
2004 sampai 2010 atau terjadi alih fungsi lahan pertanian sebanyak
4,28 % dibandingkan dengan tahun 2004. Jumlah mutasi lahan
pertanian menjadi kawasan terbangun terbanyak terjadi pada tahun
2006 sejumlah 26 ha dan yang terkecil terjadi pada tahun 2009 tidak
ada mutasi lahan.
Penurunan produksi sawah di kota Blitar, salah satu
penyebabnya adalah luas lahan sawah pertanian di kota Blitar
mengalami penyusutan yang sangat drastis selama lima tahun mulai
tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, hal ini dapat diketahui dari
Tabel SE-9. Perubahan lahan ini sebagai akibat pengalihfungsian lahan
pertanian menjadi lahan non pertanian atau lahan terbangun. Dari

19

grafik 3.20 dapat diketahui perubahan lahan pertanian pada tahun
2008 sampai dengan tahun 2011.

Sumber : SLHD Kota Blitar Tahun 2011
Gambar 2. 2 Perubahan Lahan Pertanian
2. Matinya Sumber Mata Air
Sumber mata air yang ada di Kota Blitar sebanyak 27 buah.
Tetapi akhir-akhir ini sudah ada 2 buah yang mati, bahkan ada
beberapa yang debitnya sudah menurun. Penyebabnya cukup
beragam, selain karena faktor alam, beberapa di antaranya juga
disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Di samping sumber mata air
tersebut dijadikan tempat pembuangan sampah, pohon-pohon
pelindung yang ada di sekitar sumber mata air juga ditebang secara
sembarangan dan tidak digantikan,.
3. Pencemaran Air Sungai
Masih rendahnya tingkat pengetahuan sebagian masyarakat
akan pentingnya pelestarian fungsi lingkungan hidup sehingga
berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan hidup seperti
pencemaran air limbah tahu di sungai sumber wayuh dan sumber
1144
1141 1141
1134
1130
2007 2008 2009 2010 2011
Grafik 3.20
Perubahan Lahan Pertanian ( Ha )
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

20

jaran Kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo karena air limbah
tahu langsung dibuang ke sungai, sedangkan IPAL yang tersedia
belum optimal penggunaannya Berdasarkan hasil pengujian, kualitas
air sungai sumber wayuh dan sumber jaran telah terjadi peningkatan
kualitas dari semula kelas IV menjadi kelas III kriteria baku mutu air
sesuai PP nomor 82 tahun 2001. Hal ini disebabkan karena
kandungan COD, BOD, Phospat total dan Sulfida telah memenuhi baku
mutu yang telah ditetapkan.
4. Persampahan
Permasalahan sampah di perkotaan termasuk Kota Blitar adalah
masalah yang pelik namun harus memiliki solusi yang matang dan
terintegrasi. Wilayah perkotaan yang biasanya kesulitan dalam
penyediaan lahan guna menampung sampah, karena sebagian besar
telah digunakan sebagai permukiman. Tak terkecuali Kota Blitar,
akhir-akhir ini masalah sampah mulai dirasakan telah mengalami
kendala yang signifikan dalam penanganannya secara tuntas.
Perkiraan timbunan sampah di Kota Blitar pada tahun 2009
sebanyak 348,64 m3/hari, sedangkan timbunan sampat yang dapat
tertanggulangi hanya 50 % saja. Timbunan sampah ini setiap
tahunnya terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk Kota Blitar, selain itu sulitnya mencari lokasi TPA juga
merupakan kendala yang serius bagi Kota Blitar karena lokasi TPA
yang ada berada di wilayah Kabupaten Blitar.Untuk mengurangi
volume timbunan sampah, maka Pemerintah Kota Blitar melalui Dinas
Keberihan dan Pertamanan Daerah Kota Blitar telah mengupayakan
lokasi pengolahan sampah menjadi kompos di setiap Kecamatan,
sedangkan saat ini PemerintahKota Blitar telah memiliki Instalasi
Pengolahan Sampah Tuntas (IPESATU) di Kecamatan Sananwetan.

21

1.3 Program Unggulan
Program Unggulan yang dilaksanakan Kota Blitar dalam bidang
Lingkungan Hidup adalah program Kampung Iklim (Climate Village),
Mitigasi Kota Blitar dengan menurunkan 26% Emisi Tahun 2020
1.3.1 Program Kampung Iklim
Kegiatan ini merupakan respon terhadap program kampung Iklim
yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Secara garis besar
merupakan upaya yang terencana dan intensif dalam langkah mitigasi
dan adaptasi akibat perubahan iklim. Hal ini berkaitan dengan indikasi
perubahan iklim di Kota Blitar pada 10 Tahun terakhir sebagai berikut:
a. Curah hujan cenderung menurun dari 2400 menjadi 1350
mm/Tahun
b. Temperatur udara rata-rata meningkat dari 29C menjadi 31C
c. Anomali cuaca yang berdampak pada kegagalan panen vegetasi
lokal berupa rambutan.
d. Hujan turun tidak intensif sehingga cadangan air tanah menurun
dan beberapa mata air mengering.
e. Penurunan level; air tanah dengan indikasi pendangkalan sumur
dari rata-rata 4 m menjadi 7 m dan mulai tercemar rembesan
tinja/bakteri ecoli.








Kampung Iklim Kelurahan Pakunden
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

22

Pada program ini dipilih 1 kelurahan sebagai pilot program
Kampung Iklim yang ada di Kota Blitar.
Tujuan program tersebut adalah:
1. Zero waste water (Limbah Cair)
2. Zero solid waste (Sampah)
3. Zero Air Polution ( Polusi Udara)
4. Energi terbaharukan (Biogas)
5. PJU Energi Matahari
6. Air Bersih tanpa dimasak
7. Penghijauan dan revitalisasi sumber air
Bentuk kegiatan:
1. Launching Kelurahan Pakunden sebagai pilot program climate
village atau Kampung Iklim untuk Kota Blitard dan
mengalokasikan anggaran + 1 Miliar.
2. Pembangunan talud pelindung untuk mata air sumber wayuh dan
sumber jaran serta pembangunan sumur resan.
3. Pembangunan final treatment limbah tahu di aliran sungai sumber
wayuh.
4. Bakti sosial berupa pembersihan sungai dan penanaman bibit
pohon buah rambutan sebanyak 300 batang, bibit pohon suren
sebanyak 700 batang dan bibit pohon kelengkeng 200 batang
terutama di lokasi sekitar sumber air di Kelurahan Pakunden.
Rambutan dan Kelengkeng dipilih karena merupakan tanaman
produktif dan cocok untuk tumbuh di wilayah Blitar sedangkan
suren dipilih sebagai sarana peneduh dan resapan yang relatif
dapat bertahan lama karena daunnya yang tidak bisa dimakan
ternak dan memliki kandungan zat yang dapat menolak serangga
perusak

23

5. Pemberian bantuan mesin pencacah sampah sebagai salah satu
upaya pengurangan timbulan dan pemanfaatan sampah kepada
sekolah adiwiyata.
6. Pemberian bantuan gerobak sampah secara simbolis kepada
Kelurahan Pakunden. Gerobak sampah nantinya berjumlah 15
yang akan dibagi kepada RW se Kelurahan Pakunden serta
Kelurahan yang mempunyai industri rokok sejumlah 6 kelurahan
7. Penyerahan secara simbolis tempat sampah basah dan kering
serta bunga sanseiviera sebagai tanaman penyerap polusi kepada
tim penggerak PKK Kelurahan Pakunden . Tempah sampah basah
kering sejumlah 15 set rencananya akan diserahkan kepada 3
Puskesmas induk Kecamatan se Kota Blitar, Terminal Patria, PKK
serta kelurahan yang mempunyai industri rokok. 2.3.1 Mitigasi
Kota Blitar menuju penurunan Emisi 26% Tahun 2020.
8. Pengadaan papan nama mata air.
9. Pembangunan SR dengan IPAL.
1.3.2 Adaptasi Perubahan Iklim dan Mitigasi Kota Blitar dengan
Menurunkan 26% Emisi Tahun 2020
Kegiatan ini merupakan respon perubahan iklim dan mitigasi di
Kota Blitar. Tujuan program tersebut adalah:
1. Menurunkan Ekspose gas metan dari limbah domestik maupun
limbah industri rumah tangga
2. Menurunkan ekspose gas metan sampah dengan Sanitary Landfill
3. Pengendalian ekspose karbon pada sistem transportasi dan
industri dengan kontrol emisi gas buang
4. Peningkatan paparan oksigen dengan penghijauan
Bentuk kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim dan Mitigasi Kota Blitar
dengan menurunkan 26% emisi tahun 2020 meliputi :
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

24

1. Pembangunan laboratorium dan pengadaan peralatan laboratorium
kualitas air dan udara sebagai salah satu upaya pemantauan
kualitas lingkungan di kota blitar.
2. Pembangunan konstruksi perlindungan mata air di lokasi mata air
3. Pembangunan IPAL Puskesmas.
4. Pembangunan biogas limbah tahu.
5. Studi Pembangunan Impounding Reservoir dan Penyediaan Lahan.
6. Pembangunan IPAL Komunal sebanyak 14 Unit dan sumur resapan
Air Hujan sebanyak 100 Unit
7. Rencana Pembangunan TPA Sanitary Landfill pada Tahun 2012
yang didahului dengan penyusunan Masterplan TPA, Studi
Kelayakan, DED dan penyiapan lahan TPA Tahun 2011.
8. Kajian Kerentanan Kota Blitar terhadap perubahan iklim yang
menyebabkan kekeringan atau curah hujan ekstrem.
9. Dialog pembelajaran bersama terkait dampak perubahan iklim.
10.Sosialisasi kebijakan lingkungan.














Adipura dan Adiwiyata

25

1.4 Pencapaian
Kota Blitar telah melaksanakan program/kegiatan dalam rangka
Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang saat ini sedang
ditingkatkan oleh Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementrian
Pekerjaan Umum melalui Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH).
Pemerintah Kota Blitar melalui beberapa Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (SKPD), seperti Bappeda, Dinas PU, Kantor Lingkungan Hidup,
Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kesehatan, Badan
Pemberdayaan Masyarakat maupun Kecamatan dan Kelurahan secara
terpadu dan bersinergi dengan masyarakat telah dan terus
melaksanakan kegiatan penataan ruang dan pengelolaan lingkungan
hidup dengan prestasi sebagai berikut :

Tabel 2. 10 Pencapaian Bidang Lingkungan Hidup Kota Blitar
No.
Nama
Penghargaan
Deskripsi
Penghargaan
Pemberi
Penghargaan
Periode
1. Otonomi Award Sebagai pemenang
kategori partisipaasi
masyarakat
JPIP 2006
2. Otonomi Award Sebagai pemenang
kategori inovasi
pelayanan publik
bidang kesehatan
JPIP 2006
3.

Penghargaan
Pemrakarsa
Pembangunan
Manusia
Indonesia
Sebagai pemenang
kategori konsistensi
dan keberlanjutan
program
Presiden RI 2006
4. Penghargaan
Manggala Karya
Bakti Husada
Arutala
Menggerakkan dan
memberdayakan
masyarakat untuk
hidup sehat
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
2006
5. Penghargaan
Gubernur Jawa
Timur
Peningkatan
Pelayanan Publik
Terbaik se jawa Timur
Gubernur
Jawa Timur
2008
A d i p u r a
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

26

No.
Nama
Penghargaan
Deskripsi
Penghargaan
Pemberi
Penghargaan
Periode
6. Otonomi Award Nominasi kategori
sanitasi
JPIP 2009
7. Adipura Kota Menengah Kementerian
Lingkungan
Hidup
2005-
2012
8. Tata Ruang
Berkelanjutan
Award
Kota Menengah Kementrian
Pekerjaan
Umum
2008
9. Adiwiyata Calon Sekolah
Adiwiyata
Kementrian
Lingkungan
Hidup
2009
10. Adiwiyata Penghargaan Sekolah
Peduli dan Berbudaya
Lingkungan ( SDK
Santa Maria Kota
Blitar)
Gubernur
Jawa Timur
2010 -
2011
11. Adiwiyata
Mandiri
Penghargaan Sekolah
Peduli dan Berbudaya
Lingkungan ( SDK
Santa Maria Kota
Blitar)
Kementerian
Lingkungan
Hidup
2012
12. Cipta Wisata
Award
Penghargaan di
Bidang Pariwisata
yang Berkelanjutan
Kementrian
Kebudayaan
dan Pariwisata
2011
13. Green City Penghargaan di
Bidang Lingkungan
Hidup
Kementerian
Lingkungan
Hidup
2012
Sumber : Bappeda Kota Blitar










27

BAB III
STRATEGI, KEBIJAKAN DAN RENCANA PENGEMBANGAN

Pemerintah Kota Blitar mempunyai komitmen untuk mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan. Komitmen tersebut ditekankan pada
tujuan penataan ruang Kota Blitar yang berbunyi Mewujudkan Kota Blitar
sebagai kota wisata kebangsaan yang didukung oleh sektor pertanian,
perdagangan dan jasa yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan.
Aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berarti Kota Blitar
berusaha untuk mewujudkan wilayah kota yang aman dan nyaman untuk
ditinggali, serta produktif dalam artian mampu memberikan hasil yang
optimal dengan meningkatkan produktifitas pertanian perkotaan maupun
kegiatan lain yang mampu memberikan nilai tambah bagi Kota Blitar.
Sedangkan berkelanjutan dimaksudkan agar Kota Blitar tidak hanya
memperhatikan generasi saat ini dalam tata ruang, namun juga
bagaimana kota dapat tetap nyaman bagi generasi di masa yang akan
datang dengan memperhatikan lingkungan. Tujuan tersebut dijabarkan
pada penetapan kebijakan, strategi dan rencana pengembangan.
3.1. Kebijakan dan Strategi
Kebijakan dan strategi untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan sebagaimana tertuang dalam RTRW Kota Blitar Tahu 2011-
2030 adalah sebagai berikut :
1. Green Open Space
Kebijakan
:
peningkatan penyediaan ruang terbuka hijau kota
Strategi
:
a. mempertahankan fungsi dan menata ruang
terbuka hijau yang ada;
b. mengembalikan ruang terbuka hijau yang telah
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

28

beralih fungsi; dan
c. meningkatkan ketersediaan ruang terbuka hijau
meliputi hutan kota, lapangan olahraga terbuka,
taman kota, taman lingkungan, sabuk hijau,
jalur hijau jalan, sempadan, dan inovasi
penyediaan RTH lainnya.
2. Green Community
Kebijakan
:
peningkatan penyediaan ruang terbuka hijau kota
Strategi
:
mendorong peran serta masyarakat dan swasta
dalam penyediaan dan pengelolaan ruang terbuka
hijau kota.
3. Green Water
Kebijakan
:
peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan
sarana dan prasarana lingkungan permukiman
Strategi
:
d. mengembangkan sistem jaringan drainase
secara terintegrasi; dan
e. mengembangkan konservasi sumber daya air
untuk menjaga ketersediaan serta
keberlanjutan sumber daya air
4. Green Waste
Kebijakan
:
peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan
sarana dan prasarana lingkungan permukiman
Strategi
:
a. meningkatkan sistem pengelolaan persampahan
terpadu dengan teknik-teknik yang berwawasan
lingkungan; dan
b. meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah
rumah tangga yang berbasis komunal.



29

5. Green Energy
Kebijakan
:
peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan
sarana dan prasarana lingkungan permukiman
Strategi
:
mengembangkan prasarana jaringan listrik dan
sumber energi listrik alternatif
6. Green Transportation
Kebijakan
:
peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar
pusat kegiatan.
Strategi
:
mengembangkan sistem transportasi massal dan
ramah lingkungan.




Kebun Bibit Kelurahan Rembang
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

30


3.2. Rencana Pengembangan
Green Planning merupakan
perwujudan rencana tata ruang dan
rancang kota yang berbasis lingkungan
hidup. Dalam penyusunan rencana tata
ruang dan rancang kota harus sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan dilaksanakan secara
terus menerus dan sinergis antara
perencanaan, pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
Green open space berarti bahwa
meningkatkan kualitas dan kuantitas RTH
sesuai dengan karakteristik
kota/kabupaten dengan target RTH 30%.
Hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti
amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang yang
menyatakan bahwa penyediaan ruang
terbuka hijau harus memenuhi minimal
30% (tiga puluh persen) dari luas wilayah
total. Rincian ruang terbuka hijau
meliputi ruang terbuka hijau privat
sebesar 10% dan ruang terbuka hijau
publik sebesar 20%.
Rencana pengembangan ruang
terbuka hijau di Kota Blitar sebagaimana
disebutkan dalam RTRW Kota Blitar
Jalur Hijau Jalan Sudancho Supriyadi

31

Tahun 2011 2030 adalah dengan penyediaan ruang terbuka hijau privat
dan publik.
Ruang terbuka hijau privat seluas kurang lebih 10,8 % dari luas
Kota meliputi :
a. pekarangan rumah;
b. halaman perkantoran, fasilitas umum, pertokoan, dan tempat usaha;
c. sawah dengan luas kurang lebih 366 Ha.
Ruang terbuka hijau publik seluas kurang lebih 20% dari luas Kota
Blitar meliputi :
a. ruang terbuka hijau taman dan hutan kota
ruang terbuka hijau taman lingkungan dan taman kota dengan
luas kurang lebih 35 Ha;
ruang terbuka hijau hutan kota antara lain Kebon Rojo dan Hutan
Kota Tanjungsari dengan luas kurang lebih 11 Ha; dan
ruang terbuka hijau sabuk hijau dengan luas kurang lebih 350 Ha.
b. ruang terbuka hijau jalur hijau jalan
ruang terbuka hijau pada jalur hijau jalan dengan luas kurang
lebih 61 Ha;
ruang terbuka hijau pulau jalan dan median, dengan luas kurang
lebih 0,19 Ha; dan
ruang terbuka hijau pedestrian dengan luas kurang lebih 0,02 Ha.
c. ruang terbuka hijau fungsi tertentu.
ruang terbuka hijau sempadan sungai dengan luas kurang lebih
156 Ha;
ruang terbuka hijau sempadan mata air dengan luas kurang lebih
129 Ha;
ruang terbuka hijau sempadan jalur KA dengan luas kurang lebih
24 Ha;
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

32

ruang terbuka hijau jalur SUTET/SUTT dengan luas kurang lebih
37 Ha;
ruang terbuka hijau TPA dengan luas kurang lebih 5 Ha; dan
ruang terbuka hijau pemakaman dengan luas kurang lebih 33 Ha.
Green transportation merupakan perwujudan penggunaan
transportasi publik ramah lingkungan, berjalan kaki dan bersepeda.
Upaya perwujudan green transportation difokuskan pada rencana
pelayanan angkutan umum.
Rencana pelayanan angkutan umum difokuskan pada penggunaan
moda transportasi yang ramah lingkungan baik dengan transportasi
umum massal maupun dengan moda transportasi lain, yaitu :
a. pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) pada koridor-
koridor jalan utama;
b. revitalisasi dan pengembangan halte diseluruh wilayah Kota Blitar
terutama pada tempat yang strategis disetiap rute angkutan
perkotaan; dan
c. penataan moda transportasi lain, berupa lokasi-lokasi pangkalan ojek
dan becak.
Rencana jaringan jalan pejalan kaki adalah pengembangan jalur
pejalan kaki yang diprioritaskan untuk mendukung pengembangan
kawasan wisata meliputi : Jalan Merdeka, Jalan A. Yani, Jalan Ir.
Soekarno, Jalan Sudancho Suprijadi, Jalan Diponegoro, Jalan Sultan
Agung, dan Jalan Dr. Sutomo.




33


Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030
Gambar 3. 1 Rencana Kawasan Ruang Terbuka Hijau
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

34

Green waste merupakan perwujudan konsep zero waste. Rencana
pengembangan zero waste dituangkan dalam pengelolaan air limbah dan
persampahan. Rencana pengelolaan air limbah meliputi sistem
pengelolaan air limbah rumah tangga dan sistem pengeloaan air limbah
bukan rumah tangga.
Sistem pengelolaan air limbah rumah tangga direncanakan
menggunakan sistem on-site dan sistem off-site. Pengelolaan limbah
rumah tangga dengan sistem on-site diarahkan pada kawasan perumahan
kepadatan rendah dan sedang, sedangkan pengelolaan limbah rumah
tangga dengan sistem off-site diarahkan pada kawasan perumahan
kepadatan sedang sampai tinggi, terutama pada kawasan kumuh dan
perumahan yang dilakukan oleh pengembang.
Sistem pembuangan air limbah bukan rumah tangga diarahkan
pada pengembangan sistem pengolahan air limbah pada kawasan industri
dan peternakan.
Rencana sistem persampahan meliputi rencana Tempat Pengelolaan
Akhir (TPA) dan rencana Tempat Pembuangan Sampah Sementara
Terpadu (TPST), dengan rencana pengembangan meliputi :
a. pengembangan TPA di Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan;
b. peningkatan pengelolaan sampah melalui sistem sanitary landfill;
c. pengembangan dan peningkatan TPS diseluruh kelurahan menjadi
Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST);
d. peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan
sampah secara mandiri; dan
e. peningkatan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Blitar dalam
pengembangan dan pengelolaan TPA Bersama.
Green Community merupakan perwujudan pengembangan
jaringan kerjasama pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha yang

35

sehat. Bentuk peran masyarakat dilakukan dalam penataan ruang
maupun dalam kebijakan pembangunan lainnya baik dalam perencanaan,
pemanfaatan dan pengendalian.
Dalam tahap perencanaan, masyarakat dapat memberikan
masukan dalam penyusunan kebijakan pembangunan daerah. Bentuk
peran masyarakat dalam tahap pemanfaatan, maasyarakat dapat
bekerjasama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama
unsur masyarakat dalam pemanfaatan ruang serta memanfaatkan ruang
yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana pembangunan yang telah
ditetapkan. Sedangkan dalam pengendalian, masyarakat dapat ikutserta
dalam memantau, mengawasi, melaporkan dan mengajukan keberatan
pelaksanaan pembangunan yang tidak sesuai dengan kebijakan yang
telah ditetapkan.








Pengolahan Limbah Non Domestik

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

36


Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030
Gambar 3. 2 Rencana Pengembangan Sistem Persampahan

37


Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030
Gambar 3. 3 Rencana Pengembangan Sistem Pengelolaan Limbah

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

38

Green energy merupakan perwujudan pemanfaatan energi yang
efisien dan ramah lingkungan. Rencana pengembangan sistem jaringan
energi meliputi pembangkit listrik dan jaringan prasarana energi.
Rencana pembangkit listrik meliputi :
a. pengembangan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di
Kecamatan Kepanjenkidul;
b. pengembangan pembangkit listrik tenaga surya; dan
c. pengembangan listrik tenaga altenatif lainnya yang ramah
lingkungan.
Rencana jaringan prasarana energi meliputi jaringan transmisi
tenaga listrik dan bangunan pengelolaan jaringan listrik.
Green water merupakan upaya menerapkan konsep ekodrainase
dan zero run off. Konsep ini ditekankan pada rencana pengembangan
system drainase perkootaan dan sistem prasarana sumberdaya air.
Rencana pengembangan sistem drainase dilakukan dengan
revitalisasi sistem jaringan drainase primer, sistem jaringan drainase
sekunder, dan sistem jaringan drainase tersier. Sistem prasarana
sumberdaya air ditekankan pada pengembangan sistem pengendalian
banjir, meliputi :
a. perlindungan terhadap daerah aliran sungai melalui konservasi daerah
aliran sungai dan pengendalian pembangunan kawasan budidaya;
b. pengembangan sistem jaringan drainase tersistem dengan saluran
pembuangan utama meliputi :
1. Sungai Lahar berserta anak sungainya;
2. Sungai Cari berserta anak sungainya;
3. Sungai Sumber Nanas berserta anak sungainya; dan
4. Kali Tugu/Sumber Saman berserta berserta anak sungainya.
c. melakukan pengerukan secara berkala pada sungai sungai tersebut.

39


Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030

Gambar 3. 4 Rencana Pengembangan Sistem Drainase
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

40

BAB IV
RENCANA AKSI KOTA HIJAU

4.1. Kegiatan Utama P2KH
Rencana aksi untuk mewujudkan Blitar Kota Hijau meliputi
penarapan beberapa atribut Kota Hijau. Atribut kota hijau terdiri dari :
1. Perencanaan dan perancangan kota (Green Planning and Design),
yang bertujuan meningkatkan kualitas rencana tata ruang dan
rancang kota yang lebih sensitif terhadap agenda hijau, upaya
adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
2. Pembangunan ruang terbuka hijau (Green Open Space)
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas RTH sesuai dengan
karakteristik kota/kabupaten, dengan target RTH 30%.
3. Komunitas hijau (Green Community)
yaitu pengembangan jaringan kerjasama pemerintah, masyarakat,
dan dunia usaha yang sehat.
4. Pengurangan dan pengolahan limbah dan sampah (Green Waste)
yaitu dengan menerapkan pengelolaan limbah dan sampah hingga
menghasilkan zero waste.
5. Pengembangan sistem transportasi berkelanjutan (Green
Transportation)
yaitu dengan mendorong warga untuk menggunakan transportasi
publik ramah lingkungan, serta berjalan kaki dan bersepeda dalam
jarak pendek.
6. Peningkatan kualitas air (Green Water) dengan menerapkan konsep
ekodrainase dan zero runoff.
7. Green Energy, yaitu pemanfaatan sumber energi yang efisien dan
ramah lingkungan.

41

8. Green Building, yaitu penerapan bangunan hijau yang hemat
energi.
Dalam pelaksanaannya Kota Blitar sendiri belum mampu
menerapkan kedelapan atribut Kota Hijau secara keseluruhan. Program
dan kegiatan yang mendukung Kota Hijau di Kota Blitar pada tahun 2014
diarahkan pada pelaksanaan green water, green waste, green community,
green open space, green planning and design. Program dan kegiatan itu
tertuang jelas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Blitar
Tahun 2011 2015 sebagai berikut :
1. Rencana Aksi Green Planning and Design
Program/kegiatan pada atribut green planning and design meliputi
a. Sosialisasi Kebijakan Perencanaan Pembangunan
b. Penyusunan Kebijakan Investasi bagi Pembangunan Fasilitas
Infrastruktur
c. Fasilitasi Perencanaan Pengembangan Kawasan Agrowisata
Blimbing dan Urban sanitation Project to Support PNPM Mandiri
d. Pengembangan Blitar Kota Sehat
e. Sinkronisasi Program Pembangunan Sanitasi Kota
f. Kajian Sanitasi berbasis masyarakat
g. Pengarustamaan gender dalam pembangunan sanitasi kota
h. Rencana Induk Drainase Kota
i. Penyusunan EHRA
j. Rencana Induk Ruang Terbuka Hijau Kota Blitar
k. Penyusunan Green Map
l. Penyusunann DED Taman Kota
m. Koordinasi dan Fasilitasi Penyusunan Pemanfaatan Ruang Lintas
Kabupaten/Kota (Fasilitasi P2KH)
n. Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

42

o. Revisi Rencana Tata Ruang
p. Penyusunan Prosedur dan Manual Pengendalian Pemanfaatan
Ruang
q. Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Sampah
r. Rencana Induk Drainase Kota
Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 2
(dua) SKPD yang membidangi penataan ruang yaitu Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas Pekerjaan Umum
Daerah Kota Blitar.
2. Rencana Aksi Green Water
Program/kegiatan pada atribut green water meliputi :
a. Konservasi Sumber daya air dan pengendalian kerusakan
sumber - sumber air
b. Pembangunan saluran drainase / gorong-gorong
c. Pembangunan jaringan air bersih/air minum
d. Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih
Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 3
(tiga) SKPD yang membidangi lingkungan hidup dan
keciptakaryaan yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas
Pekerjaan Umum Daerah dan Kantor Lingkungan Hidup.
3. Rencana Aksi Green Waste
Program/kegiatan pada atribut green waste meliputi :
a. Pemantauan kualitas lingkungan
b. Pengembangan produksi ramah lingkungan
c. Peningkatan sarana dan prasarana pengendalian lingkungan
hidup
d. Peningkatan sarana dan prasarana pemantauan lingkungan
hidup

43

e. Pengendalian dampak perubahan iklim
f. Pembangunan Sarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat
(DAK Sanitasi)
g. Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan
h. Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana
persampahan
i. Pengembangan teknologi pengolahan persampahan
j. Pembangunan TPA sanitary landfill
Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 3
(tiga) SKPD yang membidangi keciptakaryaan, dan lingkungan
hidup yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Pekerjaan
Umum Daerah dan Kantor Lingkungan Hidup.
4. Rencana Aksi Green Community
Program/kegiatan pada atribut green community meliputi :
a. Pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan sanitasi
b. Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang
lingkungan
c. Sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang rencana tata
ruang
d. Sosialisasi kebijakan, norma, standart, prosedur dan manual
pengelolaan RTH
e. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
persampahan
f. Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan
g. Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura
h. Sosialisasi P2KH
Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 5
(lima) SKPD yang membidangi keciptakaryaan, lingkungan hidup
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

44

dan perencanaan yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas
Pekerjaan Umum Daerah, Kantor Lingkungan Hidup Bappemas dan
Keluarga Berencana dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
5. Rencana Aksi Green Open Space
Program/kegiatan pada atribut green open space meliputi :
a. Pemeliharaan RTH
b. Pengembangan taman rekreasi
c. Peningkatan sarana prasarana taman kota
d. Pemeliharaan keindahan taman dan sarana olahraga
e. Pembangunan Taman Kota dan Supervisi Kelurahan Bendogerit
f. Penataan RTH
g. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengendalian Lingkungan
Hidup
h. Konversi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan
Sumber-Sumber Air
Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 2
(dua) SKPD yang membidangi lingkungan hidup yaitu Dinas
Kebersihan dan Pertamanan dan Kantor Lingkungan Hidup.












Pengolahan Sampah di Kota Blitar

45
































R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

46

Tabel 4. 1 Rencana Aksi Green Planning and Design
No.
Program dan
Kegiatan
Tahun (dalam ribu rp.)
Ket.
2012 2013 2014
Bappeda
1 Sosialisasi
Kebijakan
Perencanaan
Pembangunan
125.000 110.250 115.700 APBD
2 Penyusunan
Kebijakan
Investasi bagi
Pembangunan
Fasilitas
Infrastruktur
50.000 52.000 53.000 APBD
3 Fasilitasi
Perencanaan
Pengembangan
Kawasan
Agrowisata
Blimbing dan
Urban sanitation
Project to Support
PNPM Mandiri
55.000 60.000 60.000 APBD
4 Pengembangan
Blitar Kota Sehat
50.000 55.000 60.000 APBD
5 Sinkronisasi
Program
Pembangunan
Sanitasi Kota
150.000 157.000 165.000 APBD
6 Kajian Sanitasi
berbasis
masyarakat
150.000 0 0 APBD
7 Pengarustamaan
Gender dalam
Pembangunan
sanitasi Kota
0 100.000 0 APBD
8 Rencana Induk
Drainase Kota
0 246.000 0 APBD
9 Penyusunan EHRA 0 0 131.000 APBD

47

No.
Program dan
Kegiatan
Tahun (dalam ribu rp.)
Ket.
2012 2013 2014
10 Rencana Induk
Ruang Terbuka
Hijau Kota Blitar
300.000 0 0 APBN
11 Penyusunan Green
Map
100.000 0 0 APBN
12 Penyusunann DED
Taman Kota
90.000 0 0 APBN
13 Koordinasi dan
Fasilitasi
Penyusunan
Pemanfaatan
Ruang Lintas
Kabupaten/Kota
(Fasilitasi P2KH)
75.000 0 0 APBD
Dinas Pekerjaan Umum Daerah
12 Penyusunan
rencana tata
bangunan dan
lingkungan
200.000 200.000 200.000 APBD
13 Revisi rencana
tata ruang
0 0 350.000 APBD
14 Penyusunan
prosedur dan
manual
pengendalian
pemanfaatan
ruang
50.000 0 0 APBD
15 Penyusunan
kebijakan
manajemen
pengelolaan
sampah
150.000 0 0
APBD
16 Rencana Induk
Drainase Kota
0 246.000 0 APBD
Sumber : Bappeda Kota Blitar, DPUD Kota Blitar


R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

48

Tabel 4. 2 Rencana Aksi Green Open Space
No.
Program dan
Kegiatan
Tahun (dalam ribu rp.)
Ket.
2012 2013 2014
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
1 Pemeliharaan
RTH
617.454 781.000 734.375
APBD
2 Pengembangan
taman rekreasi
369.445 197.500 232.875 APBD
3 Peningkatan
sarana
prasarana
taman kota
101.943 63.0000 66.150 APBD
4 Pemeliharaan
keindahan
taman dan
sarana olahraga
0 262.500 275.625 APBD
5 Pembangunan
Taman Kota dan
Supervisi
Kelurahan
Bendogerit
910.000 0 0 APBN
6 Penataan RTH 196.400 0 0 APBD
Kantor Lingkungan Hidup
7 Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Pengendalian
Lingkungan
Hidup
99.562 0 0 APBD
8 Konversi
Sumber Daya
Air dan
Pengendalian
Kerusakan
Sumber-Sumber
Air
50.000 0 0 APBD
Sumber : DKP Kota Blitar, KLH Kota Blitar



49

Tabel 4. 3 Rencana Aksi Green Community
No.
Program dan
Kegiatan
Tahun (dalam ribu rp.)
Ket.
2012 2013 2014
Bappemas dan KB
1
Pemberdayaan
Masyarakat dalam
Proses
Pembangunan
Sanitasi
47.250 49.612 52.093 APBD
Kantor Lingkungan Hidup
2
Peningkatan edukasi
dan komunikasi
masyarakat di
bidang lingkungan
30.000 30.000 30.000 APBD
Dinas Pekerjaan Umum Daerah
3
Sosialisasi peraturan
perundang-
undangan tentang
rencana tata ruang
50.000 0 0 APBD
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
4
Sosialisasi
kebijakan, norma,
standart, prosedur
dan manual
pengelolaan RTH
75.000 71.250 67.687 APBD
5
Peningkatan peran
serta masyarakat
dalam pengelolaan
persampahan
125.000 0 0 APBD
6
Sosialisasi kebijakan
pengelolaan
persampahan
35.000 0 0 APBD
7
Koordinasi Penilaian
Kota Sehat/Adipura
150.000 157.500 165.375 APBD
Bappeda
8 Sosialisasi P2KH 100.000 0 0 APBN
Sumber : Bappeda Kota Blitar, DPUD Kota Blitar, DKP Kota Blitar, KLH Kota Blitar,
Bapemas & KB



R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

50

Tabel 4. 4 Rencana Aksi Green Waste
No.
Program dan
Kegiatan
Tahun (dalam ribu rp.)
Ket.
2012 2013 2014
Kantor Lingkungan Hidup
1 Pemantauan
kualitas
lingkungan
15.000 95.000
150.000
APBD
2 Pengembangan
produksi ramah
lingkungan
10.000 12.500 15.000 APBD
3 Peningkatan
sarana dan
prasarana
pengendalian
lingkungan hidup
1.075.000 1.075.000 1.075.000 APBD
4 Peningkatan
sarana dan
prasarana
pemantauan
lingkungan hidup
642.328 674.444 708.166 APBD
5 Pengendalian
dampak
perubahan iklim
334.057 350.760 368.298 APBD
Dinas Pekerjaan Umum Daerah
6
Pembangunan
Sarana Sanitasi
Lingkungan
Berbasis
Masyarakat (DAK
Sanitasi)
938.668 985.601 1.034.882 APBD
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
7
Penyediaan
prasarana dan
sarana
pengelolaan
persampahan
545.000 950.000 0 APBD
8
Peningkatan
operasi dan
pemeliharaan
prasarana dan
520.000
546.000
573.300 APBD

51

No.
Program dan
Kegiatan
Tahun (dalam ribu rp.)
Ket.
2012 2013 2014
sarana
persampahan
9
Pengembangan
teknologi
pengolahan
persampahan
11.620.00
0
3.000.000 1.500.000 APBD
10
Pembangunan
TPA sanitary
landfill
6.000.000 8.000.000 0 APBN
Sumber : DPUD Kota Blitar, DKP Kota Blitar, KLH Kota Blitar





















Agrowisata Belimbing Karangsari
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

52

Tabel 4. 5 Rencana Aksi Green Water
No.
Program dan
Kegiatan
Tahun (dalam ribu rp.)
Ket.
2012 2013 2014
Kantor Lingkungan Hidup
1 Konservasi
Sumber daya air
dan pengendalian
kerusakan sumber
- sumber air
20.000 20.000
30.000
APBD
Dinas Pekerjaan Umum Daerah
2
Pembangunan
saluran drainase /
gorong-gorong
90.500 95.000 99.750 APBD
3
Pembangunan
jaringan air
bersih/air
minum(DAK Air
Minum)
892.584 937.213 984.073 APBD
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
4
Koordinasi
Pengelolaan
Prokasih/Superkas
ih
70.000 0 0 APBD
Sumber : DPUD Kota Blitar, DKP Kota Blitar, KLH Kota Blitar









Pengolahan Limbah Domestik

53

4.2. Komitmen Daerah Terhadap RAKH
Rencana Aksi Kota Hijau Tahun 2012-2014 Kota Blitar ini disusun
berdasarkan dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yaitu Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Blitar Tahun 2011-
2015. Dokumen tersebut ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda)
Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah ( RPJMD) Kota Blitar Tahun 2011-2015.
Sumber pembiayan kegiatan-kegiatan tersebut berasal dari APBD
Kota Blitar dan dana-dana hibah seperti WASAP-D untuk kegiatan
sanitasi, Aus-Aid untuk sanitasi dan persampahan serta dana-dana DAK,
Bantuan Propinsi atau mungkin dana lainnya.
Komitmen Pemerintah Kota Blitar terhadap pelaksanaan Kota Hijau
dapat ditinjau dari penyelenggaraan program/kegiatan yang telah
dilaksanakan pada masing-masing SKPD terkait. Program/kegiatan
tersebut dijabarkan dalam project digest.

Tabel 4. 6 Project Digest Green Waste (Pengelolaan Air Limbah)
No. Kegiatan Anggaran Tahun Ket. SKPD
1 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan lingkungan
Hidup
DAK Bidang
Lingkungan
Hidup
1.081.300.000 2007 DAK, DAU KLH
Sanitasi
Masyarakat
230.000.000 2007 Dana
Perimbangan
KLH
Sanitasi
Masyarakat
200.000.000 2008 Dana
Perimbangan
DKP
Pembangunan
Jamban (dana
ISSDP di
DPKD)keluarga
447.500.000 2008 DPKD
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

54

No. Kegiatan Anggaran Tahun Ket. SKPD
Pembangunan
IPAL (Dana
ISSDP DPKD)
329.808.000 2008 DPKD
Pembangunan
jamban (P5K)

170.000.000
2008 DPKD
2 Program Peningkatan Pengendalian Polusi




Pengujian kadar
polusi dan
limbah padat
dan limbah cair

74.436.000
2009 Dana
Perimbangan
KLH
Bangga
Sanimas
250.000.000 2009 Dana
Perimbangan
DPKD
ISSDP

158.940.000 2009 DPKD
300.000.000 2009 DPKD
Sanimas LH 200.000.000 2009 DPKD
3 Program Peningkatan Pengendalian Polusi
Pengujian kadar
polusi dan
limbah padat
dan limbah cair
6.125.000 2010 Dana
Perimbangan
KLH
Pembangun/cair
yang
menimbulkan
polusi tempat
pembuangan
benda padat
75.000.000 2010 Dana
Perimbangan
KLH
4 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan lingkungan
Hidup


Pemantauan
Kualitas
Lingkungan
300.000.000 2010 Dana
Perimbangan
KLH
Peningkatan
sarana dan
Prasarana
Pengendalian
1.053.937.500 2010 DAK LH KLH

55

No. Kegiatan Anggaran Tahun Ket. SKPD
lingkungan
Hidup
Peningkatan
sarana dan
Prasarana
Pengendalian
lingkungan
Hidup
400.000.000 2010 Banprop DPU
Pembangunan
IPAL
(Implementasi
Renstra
Sanitasi)
375.000.000 2010 Dana
Perimbangan
DPKD
5 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah
Pengembangan
jaringan
distribusi air
bersih (DAK Air
Minum dan
Sanitasi)
967.810.000 2010 DAK DPKD
6 Program Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam
Pembangunan
tempat
pembuangan
benda
padat/cair yang
menimbulkan
polusi
302.850.000 2011 Hibah
AUSAID
KLH
7 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah
Pembangunan
sarana sanitasi
lingkungan
berbasis
893.970.000 2011 DAK DPU
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

56

No. Kegiatan Anggaran Tahun Ket. SKPD
masyarakat
8 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Hidup
Peningkatan
sarana dan
prasarana
pengendalian
lingkungan
hidup
1.053.937.500 2011 DAK KLH
Peningkatan
sarana dan
prasarana
pemantauan
lingkungan
hidup
611.741.485 2011 DBHCHT KLH
9 HIBAH WASAP-D
Pembangunan
Sanitasi
Berbasis
Masyarakat
3.000.0000 2011 SLBM
(Sanitasi
Lingkungan
Berbasis
Masyarakat)
WASAP D
DPKD
10 Pemberdayaan Komunitas Perumahan
Pembangunan
sarana dan
prasarana
lingkungan
perumahan dan
permukiman
831.943.000

2011 DAK
perumahan
dan
permukiman
DPU
11 Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam
Pengendalian
dampak
perubahan iklim
318.150.000 2011 Dana
Perimbangan
KLH
Sumber : APBD Kota Blitar Tahun 2007-2011

57

Tabel 4. 7 Project Digest Green Waste (Pengelolaan Sampah)
No. Kegiatan Anggaran Tahun Keterangan SKPD
1


















Program Pengembangan Kinerja Pengolahan Sampah
Penyediaan
prasarana dan
sarana
pengelolaan
persampahan
199.000.000 2007 Dana
Perimbangan
KLH
Peningkatan
operasi dan
pemeliharaan
prasarana dan
sarana
persampahan
133.480.000 2007 Dana
Perimbangan
KLH
Peningkatan
kemampuan
aparat
pengelolaan
persampahan
75.000.000 2007 Dana
Perimbangan
KLH
Kerjasama
Pengelolaan
persampahan
475.000.000 2007 Dana
Perimbangan
KLH
Peningkatan
pemeliharaan
alat berat
persampahan
230.000.000 2007 Dana
Perimbangan
KLH
Pengelolaan
Lingkungan
584.858.220 2007 Dana
Perimbangan
KLH
Penyediaan
prasarana dan
sarana
pengelolaan
persampahan
40.000.000 2008 Dana
Perimbangan
DKP
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

58

No. Kegiatan Anggaran Tahun Keterangan SKPD
Peningkatan
operasi dan
pemeliharaan
prasarana dan
sarana
persampahan
465.618.000 2008 Dana
Perimbangan
DKP
Pengembangan
teknologi
pengolahan
persampahan
1.111.300.000 2008 DAK, DAU DKP
Kerjasama
Pengelolaan
persampahan
550.000.000 2008 Dana
Perimbangan
DKP
Pengelolaan
Lingkungan
823.120.000 2008 Dana
Perimbangan
DKP
Penyediaan
prasarana dan
sarana
pengelolaan
persampahan
267.862.500 2009 Dana
Perimbangan
DKP
Peningkatan
operasi dan
pemeliharaan
prasarana dan
sarana
persampahan
545.000.000 2009 Dana
Perimbangan
DKP
Kerjasama
Pengelolaan
persampahan
550.000.000 2009 Dana
Perimbangan
DKP
Sosialisasi
Kebijakan
Pengelolaan
50.000.000 2009 Dana
Perimbangan
DKP

59

No. Kegiatan Anggaran Tahun Keterangan SKPD
Persampahan
Penyediaan
prasarana dan
sarana
pengelolaan
persampahan
94.750.000 2010 Dana
Perimbangan
DKP
Peningkatan
operasi dan
pemeliharaan
prasarana dan
sarana
persampahan
405.940.000 2010 Dana
Perimbangan
DKP
Kerjasama
Pengelolaan
persampahan
1.597.078.000 2010 Dana
Perimbangan
DKP
Sosialisasi
Kebijakan
Pengelolaan
Persampahan
50.000.000 2010 Dana
Perimbangan
DKP
Peningkatan
Peran Serta
Masyarakat
dalam
pengelolaan
persampahan
680.000.000 2010 Dana
Perimbangan
DKP
Penyediaan
prasarana dan
sarana
pengelolaan
persampahan
255.500.000 2011 Dana
perimbangan
DKP
Peningkatan
operasi dan
285.000.000 2011 Dana
perimbangan
DKP
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

60

No. Kegiatan Anggaran Tahun Keterangan SKPD
pemeliharaan
prasarana dan
sarana
persampahan
Kerjasama
pengelolaan
persampahan
1.830.000.000 2011 Dana
perimbangan
DKP
Pengembangan
teknologi
pengolahan
persampahan
1.543.500.000 2011 AUSAID, IEG DKP
Sumber : Bappeda Kota Blitar















Rambu Lalu Lintas dengan Energi Matahari
di Jalan Citarum
Partisipasi Masyarakat
Green and Clean Kelurahan Karangsari

61

Tabel 4. 8 Project Digest Green Water
No Kegiatan Anggaran Tahun
Keteranga
n
SKPD
1



Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa
dan Jaringan Pengairan Lainnya
Rehabilitasi/pem
eliharaan
jaringan irigasi
150.000.000 2008 DPU
Pembangunan
jaringan irigasi
5.000.000.000 2009 Bantuan
Propinsi
DPU
Penyusunan
sistem informasi
database
drainase
106.980.000 2010 Dana
Perimbanga
n
DPU
Pembangunan
drainase
(Implementasi
Renstra Sanitasi)
37.500.000 2010 Dana
Perimbanga
n
DPKD
Pembangunan
saluran air untuk
pengembangan
ekonomi
produktif
4.975.000.000 2010 Banprop DPU
2 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan lingkungan
Hidup
Peningkatan
sarana dan
Prasarana
Pengendalian
lingkungan
Hidup
597.500.000 2010 Banprop DPU
Koordinasi
Pengelolaan
Prokasih/Superk
asih
70.000.000 2011 Dana
Perimbanga
n
DKP
Sumber : Bappeda Kota Blitar
R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

62

Tabel 4. 9 Project Digest Green Open Space
No. Kegiatan SKPD Anggaran Tahun KET.
1 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Pengendalian
Lingkungan Hidup
KLH

99,562,000
2012
Pembangunan
Taman Kehati,
DAK Rp.
477.637.000
2 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Sosialisasi
Kebijakan Norma,
Standar, Prosedur
dan Manual
Pengelolaan RTH
DKP

40,000,000
2012 DAU
Penataan RTH DKP

196,400,000
2012 DAU
Pemeliharaan RTH DKP

617,454,850
2012 DAU

Pengembangan
Taman Rekreasi
DKP

369,445,000
2012 DAU

Peningkatan
Sarana Prasarana
Taman Kota
DKP

101,943,650
2012 DAU
3 Program Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam

Konversi Sumber
Daya Air dan
Pengendalian
Kerusakan
Sumber-Sumber
Air
KLH

50,000,000
2012
Sumber : Bappeda Kota Blitar

Anda mungkin juga menyukai