1. Dengan adanya efek pemancaran (spead effect) dan skala ekonomi (economic
of scale), pusat-pusat diharapkan dapat berperan dalam menyebarkan
kemajuan bagi penduduk di sekitarnya (daerah hinterland);
2. Menata ekonomi pedesaan melalui mekanisme ekonomi (penawaran dan
permintaan), sistem administrasi, dan sistem pelayanan sehingga kesempatan
kerja dapat tercipta dan semakin beragam;
3. Menciptakan iklim yang kondusif bagi lahirnya individu-individu yang kreatif
dan inovatif;
4. Investasi yang sudah ada dapat dimanfaatkan untuk tujuan wilayah dan
menciptakan keunggulan komparatif lokasi dari pusat-pusat;
5. Meningkatkan permintaan berbagai fasilitas pelayanan dan infrastruktur baru
sehingga pertumbuhan wilayah dapat terus dipacu.
6. Menciptakan interaksi (fisik-ekonomi) antar berbagai permukiman dan antara
permukiman dengan wilayah belakangnya yang akan meningkatkan
aksesibilitas tempat pusat;
7. Menarik aktivitas sosial-ekonomi yang berhubungan sehingga dapat
membentuk pasar baru bagi berbagai komoditi wilayah.
Dengan adanya hirarki dan spesialisasi fungsi masing-masing sistem
permukiman di atas maka diharapkan terjadi keterkaitan yang dapat mendorong
pertumbuhan sektor-sektor ekonomi dan pembukaan lapangan kerja terutama di
sektor non pertanian. Dengan demikian arahan pengembangan pusat-pusat
permukiman harus berada dalam kerangka pengembangan kegiatan sosial-
ekonomi yang akan dikembangkan (berkembang) di suatu wilayah. Karena sektor
ekonomi utama di daerah pedesaan adalah sektor pertanian, maka arahan
pengembangan pusat-pusat permukiman harus terkait dengan upaya
pengembangan sektor pertanian dan sektor-sektor pendukung lainnya, seperti
sektor industri.