Anda di halaman 1dari 17

URBAN SPRAWL KOTA BOGOR

Anggota Kelompok Fiana Yusida Salma


10070318004
Azzi Muhammad Arkan
10070318008
Sela Renika
10070318011
Riyadh Syafa Hendarsyah
10070318020

Kintan Annisa
10070318028
Nur Amna Nazelina
10070318041
PENGERTIAN
URBAN SPRAWL

Urban Sprawl merupakan fenomena yang terjadi akibat perkembangan kota yang
semakin pesat, tetapi memiliki keterbatasan lahan sehingga perkembangan kota semakin
meluas ke wilayah pinggiran
(sub-urban). Wilayah sub-urban yang masih tergantung kepada kota inti juga menjadi
salah satu pemicu proses urbanisasi. Fenomena urban sprawl biasanya terjadi pada kota-
kota besar. Hal ini diakibatkan karena banyaknya penduduk di suatu kota besar akibat
urbanisasi yang telah disebutkan diatas.
1 JENIS JENIS URBAN
SPRAWL

3
PROFIL KOTA
BOGOR

Kota Bogor secara geografis terletak di antara 106’ 48’ BT dan 6’


26’ LS, kedudukan geografis Kota Bogor di tengah-tengah
wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya sangat dekat dengan
Ibukota Negara, merupakan potensi yang strategis bagi
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat
kegiatan nasional untuk industri, perdagangan, transportasi,
komunikasi, dan pariwisata.

Kondisi bentang alamnya yaitu memiliki rata-rata ketinggian


minimum 190 m dan maksimum 330 m dari permukaan
laut. Kemiringan Kota Bogor berkisar antara 0–15% dan sebagian
kecil daerahnya mempunyai kemiringan antara 15–30%.Kondisi
iklim di Kota Bogor suhu rata-rata tiap bulan 26’ C dengan suhu
terendah 21,80 C dengan suhu tertinggi 30,40C. Kelembaban udara
70 %, Curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 3.500 – 4000 mm.
PROFIL KOTA Kec. Kemang, Bojong

BOGOR (2)
Gede, dan Kec.
Sukaraja Kabupaten
Bogor.

Secara administrasi, luas wilayah Kota bogor


sebesar 11.850 Ha terdiri dari 6 kecamatan
dan 68 kelurahan. Kemudian Secara
Administratif kota Bogor terdiri dari 6 Kec. Darmaga Kec. Sukaraja
wilayah kecamatan, 31 kelurahan dan 37 dan Kec. dan Kec. Ciawi,
desa (lima diantaranya termasuk desa Ciomas, Kabupaten
tertinggal yaitu desa Pamoyanan, Genteng, Kabupaten Bogor.
Balungbangjaya, Mekarwangi dan Bogor.
Sindangrasa), 210 dusun, 623 RW, 2.712 RT
dan dikelilingi oleh Wilayah Kabupaten
Bogor yaitu sebagai berikut :
Kec. Cijeruk dan
Kec. Caringin,
Kabupaten Bogor.
PENYEBAB URBAN
SPRAWL

Peningkatan aspek demografi dan aktifitas penduduk yang


cukup pesat merupakan penyebab meningkatnya kebutuhan
lahan di Kota Bogor, meliputi kebutuhan lahan permukiman,
industri, dan perdagangan serta jasa. Dampak lain dari
peningkatan aspek demografi dan aktifitas penduduk di Kota
Bogor, diantaranya daerah pusat kota sudah semakin padat
dengan berbagai macam fungsi dan kegiatannya seperti pusat
pemerintahan, pusat kegiatan ekonomi dan permukiman padat.
Untuk memenuhi kebutuhan lahan yang semakin meningkat,
cenderung mengarah ke daerah-daerah pinggiran pusat kota
yang masih minim lahan terbangun.
PENYEBAB URBAN
SPRAWL (2)

Pemerintah Kota Bogor telah menyusun Rencana Tata


Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bogor 2011-2031. Oleh
sebab itu tata ruang kota harus dipertahankan sesuai apa
yang ada dalam RTRW untuk menciptakan sebuah
perkembangan kota yang teratur, terencana dan
berkelanjutan baik itu dari segi fisik maupun sosial.
Namun dampak pemekaran kota yang terjadi di Kota
Bogor telah menyebabkan inkonsistensi antara
pemanfaatan ruang eksisting dengan arahan rencana
pemanfaatan ruang dalam RTRW
PENYEBAB URBAN
SPRAWL (3)
Bintarto (1984) menyebutkan bahwa ditinjau dari konsep keruangan (spatial) dan ekologis, urbanisasi merupakan
gejala geografis.

karena adanya gerakan/perpindahan penduduk dalam satu wilayah atau perpindahan

1
penduduk ke luar wilayahnya.

2
gerakan/perpindahan penduduk yang terjadi disebabkan adanya salah satu komponen
dari ekosistemnya kurang/tidak berfungsi secra baik, sehingga terjadi ketimpangan
dalam ekosistem setempat.

3 terjadinya adaptasi ekologis yang baru bagi penduduk yang pindah


dari daerah asal ke daerah yang baru, dalam hal ini kota.
PROSES URBAN SPRAWL KOTA BOGOR
Terlihat tutupan lahan yang berwarna merah semakin menyebar dan meluas di setiap tahunnya, bagian hijau
adalah lahan terbangun sedangkan bagian merah adalah lahan terbangun

Your Picture Here Your Picture Here Your Picture Here

PERKEMBANGAN KOTA PERKEMBANGAN KOTA PERKEMBANGAN KOTA


BOGOR BOGOR BOGOR
(1972-1983) (1992-2000) (2005-2014)
Dampak urban sprawl di kota Bogor

1
Semakin berkurangnya lahan pertanian maupun wilayah
bertajuk yang menjadi wilayah resapan air.

Perkembangan semacam ini akan memakan wilayah/daerah


tepatnya tanah yang berharga murah yang biasanya berupa lahan
pertanian di wilayah pinggiran kota. La­han pertanian dengan
segera berubah fungsi menjadi perumahan, kantor maupun pabrik

2 Segregasi sosial

Perkembangan kota baru dan kompleks perumahan yang berserakan di


wilayah ping­giran kota ditengarai telah menyuburkan homogenitas
sosial. Mereka yang mempunyai kemampuan memilih akan pindah ke
wilayah pinggiran kota dan secara alami (karena kemampuan membayar
dan preferensi sosial) akan berkumpul dan membentuk komunitas yang
relatif homogeny.
Dampak urban sprawl di kota Bogor (2)
Masyarakat menengah bawah semakin terpinggirkan
3
akibat ketidakmampuan untuk mengakses hunian dan membuat
sub-urban jauh dari pusat kota akibatnya, beban yang ditanggung
akan jauh lebih berat karena ada biaya transportasi yang harus
dikeluarkan

4 Degradasi lahan

akibat fenomena pemekaran kota yang tidak


terkelola dengan baik hal tersebut tidak hanya
terjadi di daerah pinggiran terutama di pusat kota
SOLUSI
Kota Bogor dapat menerapkan dan mengembangkan salah satu konsep kota, yaitu Kota
Kompak (Compact City). Kota Kompak (Compact City) adalah salah satu pendekatan
perencanaan kota dimana merupakan tanggapan terhadap berkembangnya fenomena
urban sprawl yang dianggap merugikan perkembangan kota (Jenks,2000).
Penerapan konsep Kota Kompak (Compact City) berfokus pada tiga aspek yaitu :
1 kepadatan

2fungsi campuran
3 intensifikasi

Urban Compactness dapat dijadikan ukuran kekompakan suatu kota, indikator-


indikator pengukur. Berdasarkan permasalah dan fakta yang terdapat di Kota Bogor ini
dapat dilihat bahwa Kota Bogor memiliki Ciri-ciri untuk penerapan konsep Kota Kompak
(Compact City).
Compact City diharapkan dapat memberikan solusi permasalahan perkotaan dan
menjadi ciri kota yang berkelanjutan yang ditunjukkan melalui beberapa karakteristik
yaitu penggunaan lahan campuran dengan kepadatan tinggi, intensifikasi aktivitas,
kombinasi fungsi, dan menekankan pada transport publik (Burton, 2002).
SOLUSI (2)

1 Aspek Kepadatan

Dengan hasil nilai kepadatan penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Bogor


Tengah dan terendah adalah Kecamatan Bogor Selatan, Kepadatan lahan
terbangun tertinggi terdapat di Kecamatan Bogor Barat dan terendah terdapat di
Kecamatan Bogor Selatan. Sedangkan kepadatan permukiman tertinggi adalah
Kecamatan Bogor Barat dan kecamatan terendah adalah Kecamatan Bogor
Selatan.
kepadatan peduduk

kepadatan lahan terbangun kepadatan permukiman


SOLUSI (3)

2 Aspek Fungsi Campuran

Ketiga indikator tersebut


8 menggambarkan bagaimana gunala lahan atau
6 fungsi campuran yang terdapat di masing
4 masing kecamatan yang ada di Kota Bogor.
2

0
A B C D

presentasekonsentrasi
luas lahan terbangun
presentase
ketersedian fasilitas

Presentase konsentrasi luas


permukiman
SOLUSI (4)

3 Aspek Intensifikasi

Presentase pertumbuhan kepadatan


penduduk tertingi adalah Kecamatan presentase pertumbuhan presentae permukiman baru
Bogor Tengah, dan untuk kecamatan kepadatan
terendah adlaah Kecamatan Bogor penduduk
Selatan. Presentase pertumbuhan
permukiman baru tertinggi adalah
Kecamatan Bogor Selatan dan Kecamatan
Bogor Barat memiliki nilai terendah.
Presentase Pertumbuhan lahan
terbangun tertinggi adalah Kecamatan
BogorSelatana, dan Kecamatan Bogor
Timur adalah kecamatan dengan nilai
terendah. presentase lahan terbangun
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai