3208205001
Kota Bogor, sebagai bagian dari konstelasi kota – kota penyangga Ibu Kota
Jakarta, mengalami permasalahan yang dialami oleh kota – kota penyangga lainnya,
yaitu kelebihan aktifitas dan kekurangan lahan. Dalam konteks pemukiman, hal ini
dapat menyebabkan kekumuhan dan kriminalitas. Dalam konteks transportasi, hal ini
dapat menyebabkan kemacetan. Kemacetan dapat mengganggu aktifitas sebuah
kota. Kemacetan mengindikasikan adanya ketidak sinkronan antara permasalahan di
dalam sebuah lingkup pemerintahan kota, dengan kebijakan yang dibuat dalam
bidang transportasi.
2|Page
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………..2
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………3
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH …………………………………………………………………….3
1.2 PERUMUSAN MASALAH …………………………………………………………………………….5
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN …………………………………………………………………………….5
ANALISA…………………….…………………………………………………………………………...6
1.4 POTENSI………………………………………………………………………………………………....6
1.4.1 POTENSI FISIK : KOTA BOGOR SEBAGAI PEMUKIMAN DAN DIMULAINYA
ERA INOVASI………………………………………………………..……………………………….6
1.4.2 POTENSI NON FISIK : SDM KOTA BOGOR………………………………………………..8
1.5 KENDALA…………………………………………………………………………………..…………….9
1.5.1 KENDALA DALAM PENYEDIAAN SARANA TRANSPORTASI…………………………..9
1.5.2 KENDALA DALAM PRASARANA TRANSPORTASI…………………………………….…11
1.5.3 KENDALA DALAM PENGELOLAAN TRANSPORTASI……………………………………12
USULAN KEBIJAKAN……………………………..………………………………………………13
1.6 USULAN KEBIJAKAN TEKNIS…………………………………………………………………...13
1.6.1 DALAM PENYEDIAAN SARANA TRANSPORTASI………………………..………………13
1.6.2 DALAM PENYEDIAAN PRASARANA TRANSPORTASI………………………………….14
1.6.3 DALAM PENGELOLAAN TRANSPORTASI………………………………………………….15
1.7 USULAN KEBIJAKAN NON TEKNIS……………………………………………………………16
1.7.1 SOSIALISASI DAN PEMBUDAYAAN………………………………………………………...17
3|Page
1 PENDAHULUAN
Luas lahan yang tersedia tidak sebanding dengan tingginya aktifitas ekonomi
di Jakarta, sehingga tidak tersedia cukup ruang bagi para pekerja tersebut untuk
tinggal disana. Kalaupun tersedia harganya tinggi.
Wilayah di sekitar Jakarta memiliki kepadatan dan harga yang relatif lebih
rendah, sehingga dipilih sebagai tempat bermukim oleh sebagian pekerja yang
bekerja di Jakarta. Hal ini menimbulkan fenomena komuter atau penglaju,
dimana seorang penglaju yang tinggal di luar Jakarta, setiap harinya menempuh
perjalanan antar kota menuju Jakarta, untuk pergi bekerja. Fenomena Penglaju
menambah beban transportasi, baik transportasi antar kota sekitar Jakarta
-sebagai kota-kota penyangga- dengan kota Jakarta, maupun beban transportasi
di dalam kota – kota penyangganya itu sendiri.
KOTA DEPOK
KAB BOGOR
KOTA BOGOR
KAB CIANJUR
Gambar 1.
Peta Struktur dan Pola Ruang
Sumber : Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur
6|Page
ANALISA
1.11 POTENSI
Gambar 2.
Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor tahun 1999-2009
Sumber : Bapeda Kota Bogor
7|Page
2. Sebagai Kota Industri
3. Sebagai Kota Permukiman
4. Wisata Ilmiah
Gambar 3.
Penggunaan Lahan di Kota Bogor Tahun 2005
Sumber : Bapeda Kota Bogor
8|Page
Sebagai kota yang berpotensi untuk menampung sekian banyak hunian,
sudah seharusnya kota Bogor memiliki kebijakan ke arah persiapan infrastruktur
penunjang. Karena setiap guna lahan, terutama hunian, memiliki keterkaitan dan
kebutuhan dengan guna lahan yang lain, dimana setiap pelakunya bergerak
menggunakan sarana angkutan dan prasarana jalan, kondisi sarana dan
prasarana tidak dapat seadanya saja, atau memenuhi kebutuhan sesaat saja.
Baik sarana maupun prasarana kota, harus sesegera mungkin direncanakan dan
disesuaikan dengan prediksi ke depan, sehingga tidak menimbulkan
permasalahan di kemudian hari dan penyelesaiannya kelak memakan biaya lebih
besar dibandingkan dengan saat ini.
Kepemilikan Pemerintah akan aset tanah dapat ditukar gulingkan dengan
tanah yang bernilai tinggi, seperti kasus pembangunan Rumah Susun sederhana
Sewa di Menteng Asri ( pusat Kota ) yang tanahnya merupakan hasil tukar Guling
Pemerintah Kota, dapat dijadikan contoh penyelesaian permasalahan kesulitan
lahan guna peningkatan mutu pelayanan prasarana publik.
Telah dimulainya Era E- Government dan pelelangan melalui E-Procruitment
dapat dijadikan ajang peningkatan mutu pelayanan publik.
Gambar 4.
IPM Kota-kota di Jawa Barat
Sumber : Olahan data BPS Jawa Barat
9|Page
• Keberadaan pusat-pusat penelitian seperti LIPI - Kebun Raya, Balitnak,
Balitvet, Balitpadi, Balitro, Herbarium, CIFOR, dan jejak sejarah
Museum Zoologi, Museum PETA, Museum Perjuangan, Situs Batu Tulis,
Makam Raden Saleh, membentuk iklim pendidikan yang kental dan
erat dengan nilai sejarah di dalam jati diri masyarakat Bogor.
1.12 KENDALA
Gambar 5.
Persentase Kendaraan di Kota Bogor
Sumber : Olahan data BPS Kota Bogor 10 | P a g e
Dalam kurun waktu tahun 2002 sampai dengan 2005 rata-rata pertumbuhan
kendaraan di Kota Bogor adalah sebesar 32%. Moda / kendaraan yang terdaftar
di Kota Bogor pada tahun 2005 berjumlah 120.635 kendaraan. Kendaraan pribadi
sebanyak 111.013 unit (92,02%) dan Mobil Penumpang Umum ( MPU ) sebanyak
9.622 unit (7,98%) ( Data Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Bogor ).
Gambar 6.
Kondisi tundaan lalu lintas oleh MPU yang berhenti
untuk mencari penumpang di muka Pasar Baru
Bogor
Sumber : www.bogordailyphoto.blogspot.com
11 | P a g e
• Tidak ada batasan yang jelas antara wilayah pelayanan angkutan
umum milik kota dan kabupaten sehingga angkutan tersebut tumpang
tindih dalam satu area dan memadati jalur yang dilalui.
Gambar 7.
Kondisi Jalan di Muka Stasiun bogor
Sumber : dokumentasi pribadi
12 | P a g e
pergantian moda yang akibatnya pergantian moda berlangsung diluar
area terminal atau stasiun dan menyebabkan kemacetan.
Gambar 8.
Terminal Laladon milik Kabupaten Bogor ( Kiri ) dan Terminal
Bubulak ( Kanan ) hanya berjarak 800 m, menyalahi ketentuang
yang menyatakan jarak minimal sejauh 3 km
Sumber : dokumentasi pribadi
13 | P a g e
USULAN KEBIJAKAN
• Mempererat hubungan
dan Kerjasama dengan
Kabupaten
14 | P a g e
• Merencanakan,
Membuat dan
mengawasi penerapan
nota kesepakatan atas
batas wilayah
pelayanan MPU kota dan
Kabupaten
15 | P a g e
No Kendala Potensi Usulan Kebijakan
Daftar Pustaka
Peta Struktur dan Pola Ruang, Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur, Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional.
17 | P a g e
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor tahun 1999-2009, Bapeda Kota
Bogor.
www.kotabogor.go.id
www.jabar.bps.go.id
18 | P a g e