Kota Bogor
BAB I. PENDAHULUAN
Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Bogor telah menjadi bagian dari
prioritas agenda pembangunan sejak 10 tahun yang lalu. Namun
pengaturannya belum dilaksanakan secara optimal. Misalnya, ada beberapa
daerah yang tidak diatur lagi, seperti di Jl. Dewi Sartika. Karakteristik PKL
yang memilih tempat strategis dimana dilalui oleh banyak orang dan dekat
dengan pusat kegiatan, membutuhkan strategis pengaturan yang khusus.
Laporan Pendahuluan 1
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
Atas dasar itu, maka Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor menyusun
Kajian Grand Desain Penataan PKL Kota Bogor, dengan lokasi kecamatan di
seluruh Kota Bogor
1.2.2. Tujuan
Laporan Pendahuluan 2
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
1.4. Keluaran
1.4.1 Laporan Pendahuluan (Inception Report)
Berisi pemahaman terhadap KAK, metodologi, rencana kerja
dan jadwal pelaksanaan pekerjaan dengan dilampiri instrument
survey pengumpulan data di daerah.
Laporan Pendahuluan 3
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
2.1. Penataan
Dalam pemanfaatan ruang yang tidak tertata dengan baik dapat terjadi
berbagai konflik yang merugikan bagi kehidupan dan penghidupan
masyarakat serta kerusakan lingkungan. Konflik dan kerusakan lingkungan
akan meningkat jumlah maupun intensitasnya sejalan dangan meningkatnya
macam, jumlah atau mutu kebutuhan dan kegiatan yang memerlukan ruang.
Konflik dapat terjadi dalam skala mikro maupun makro, mulai konflik antar
perorangan dan antar kelompok sampai antar bangsa atau antar negara yang
terkadang berakhir dengan adu kekuatan. Selain itu, ada pula masalah yang
timbul antara keterkaitan yang kurang serasi antara berbagai kegiatan yang
terjadi diberdagai lokasi,yang menimbulkan arus lalu lintas dan barang dan
alat angkunya. Sehubungan dengan hal itu kemacetan lalu lintas merupakan
Laporan Pendahuluan 4
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
hal yang tidak dapat dihindarkan, terutama di dalam dan di sekitar kota-kota
besar.
2.2. Pasar.
Laporan Pendahuluan 5
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
Laporan Pendahuluan 6
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
Untuk kegiatan pejalan kaki dibutuhkan lebar jalan minimal 2 X 875 =1750
mm ditambah ruang pandang, ruang transaksi dan sosial (jual-beli, tawar-
menawar) dan sebagainya sampai 1200 mm (2 sisi) sehingga total lebar jalur
adalah 1750+1200 = 2950 mm. Untuk kios/toko ditambah dengan ruang
perluasan (ekspansi) sampai dengan 900 mm/kios.
PKL adalah setiap orang yang menawarkan atau menjual barang dan
jasa dengan cara berkeliling (Wawoerontoe, 1995). Istilah kaki lima yang
selama ini dikenal dari pengertian trotoar yang dahulu berukuran 5 kaki (5
kaki = 1,5 meter). Biasanya PKL mengisi pusat-pusat keramaian seperti pusat
kota, pusat perdagangan, pusat rekreasi, hiburan, dan sebagainya (Ardiyanto,
1998). Jadi PKL merupakan semua bentuk usaha atau pekerjaan yang berupa
Laporan Pendahuluan 7
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
Setiap jenis barang dan jasa tersebut dapat diperinci lebih jauh,
misalnya saja kelontong terdiri dari alat-alat rumah tangga,
mainan anak, barang elektronik, aksesoris dan sebagainya.
Demikian pula jasa perorangan dapat berupa tukang stempel
tukang kunci, reparasi jam, tambal ban dan sebagainya.
a. Ruang Umum
Jenis ruang yang dimiliki oleh pemerintah sebagai ruang yang
diperuntukan bagi kepentingan masyarakat luas. Contoh
Laporan Pendahuluan 8
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
b. Ruang Privat
Jenis rung yang dimiliki oleh individu atau kelompok
tertentu, misalnya lahan pribadi yang dimiliki oleh pemilik
pertokoan, perkantoran dan sebagainya.
d. Gerobak/kereta dorong
Bentuk aktivitas jasa sektor informal yang menggunakan
gerobak/keretadorong dibagi atas dua macam yaitu
gerobak/kereta dorong yang tanpa atap dan gerobak/kereta
dorong yang menggunakan atap untuk melindungi barang
dagangan dari pengaruh panas, debu, hujan dan sebagainya.
e. Pikulan
Bentuk aktivitas jasa sektor informal yang menggunakan
sebuah atau dua buah keranjang dengan cara dipikul.
Bentuk pikulan ini dapat dikategorikan dalam bentuk
aktivitas jasa informal keliling atau semi menetap, biasanya
dijumpai pada jenis makanan dan minuman.
g. Jongko/meja
Bentuk aktivitas jasa informal yang menggunakan
jongko/meja sebagai sarana usahanya. Bentuknya ada yang
Laporan Pendahuluan 9
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
h. Kios
Bentuk aktivitas jasa informal yang menggunakan papan-
papan yang diatur sedemikian rupa sehingga menyerupai
sebuah bilik semi permanen. Para penjajanya juga biasanya
bertempat tinggal di dalamnya. Berdasarkan sarana usaha
tersebut maka aktivitas jasa sektor informal ini digolongkan
sebagai aktivitas jasa menetap.
Laporan Pendahuluan 10
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
Laporan Pendahuluan 11
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
Laporan Pendahuluan 12
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
Laporan Pendahuluan 13
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
2.5. Diskreasi
Laporan Pendahuluan 14
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
Laporan Pendahuluan 15
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
Laporan Pendahuluan 16
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
Laporan Pendahuluan 17
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
3.2. Administratif
Laporan Pendahuluan 18
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
Laporan Pendahuluan 19
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
3.3. Kependudukan
Tabel 3.3. Rekapitulasi Realisasi APBD Kota Bogor Tahun 2014- 2017
Tahun
No Realisasi Anggaran
2014 2015 2016 2017
A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 1,604,980,700,547 1.728.934.769.839 1,903,857,684,470 2.289.359.362.675,33
a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 413,249,212,694 541.062.156.190 670,999,897,863 978.197.741.947,33
a.1.1 Pajak daerah 311,645,000,000 385.751.000.000 437,951,032,639 555.475.409.588
a.1.2 Retribusi daerah 59,376,065,903 56.549.708.057 56.358.625.000 49.043.299.929
a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan 15.996.857.686
21,473,572,209 25.256.473.551 29.949.487.128
daerah yang dipisahkan
a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah 160.693.382.538
20,754,574,582 73.504.974.582
yang sah
a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 859,072,322,269 869.535.045.749 831.404.969.000 1.072.486.473.770
a.2.1 Dana bagi hasil 93,257,764,269 93.257.764.269 93.571.811.000 90.543.462.995
a.2.2 Dana alokasi umum 732,337,058,000 776.277.281.480 737.833.158.000 791.929.143.000
a.2.3 Dana alokasi khusus 33,477,500,000 190.013.867.775
a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 332,659,165,584 318.337.567.900 401.452.817.607 238.675.146.958
a.3.1 Hibah 6,000,000,000 3.000.000.000 3,000,000,000
a.3.2 Dana darurat 0 0
a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari
124,676,079,584 160.432.481.900 197.359.473.607
provinsi kepada kab./kota
a.3.4 Dana penyesuaian dan dana
154,905,086,000 154.905.086.000 201.093.344.000
otonomi khusus
a.3.5 Bantuan keuangan dari
provinsi/pemerintah daerah 47,078,000,000
lainnya
B Belanja (b1 + b.2) 1,738,393,797,107 2.299.205.976.052 2.681.917.605.161 2.245.590.002.914
b.1 Belanja Tidak Langsung 824,669,820,965 885.823.303.341 1.137.480.197.912 929.411.877.942
b.2 Belanja Langsung 921,819,086,282 1.413.382.672.711 1.544.437.407.249 1.316.178.124.971,62
b.2.1 Belanja pegawai 110,431,408,298 188.242.451.909 213.822.509.333 216.228.428.193,16
b.2.2 Belanja barang dan jasa 293,058,464,056 413.923.652.602 585.003.315.110 666.457.980.054,46
b.2.3 Belanja modal 518,329,213.928 811.216.568.200 745.611.582.806 433.491.716.724,00
Laporan Pendahuluan 20
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
Tahun
No Realisasi Anggaran
2014 2015 2016 2017
C Pembiayaan 36,427,841,300 129.486.000.000 (13.500.000.000,00) 19.234.000.000,00
Surplus/Defisit Anggaran 169,840,937,860 (440.785.206.213,) (791.559.920.691,)
Sumber : Kota Bogor Dalam Angka 2018
Jumlah PKL pada tiga ruas area Pasar Anyar adalah sebagai berikut:
Laporan Pendahuluan 21
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
4.1 Pendekatan
4.2 Metodologi
4.2.1 Desk Study
Laporan Pendahuluan 22
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
4.2.3. Survey
Laporan Pendahuluan 23
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
Laporan Pendahuluan 24
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
Tujuan dari survey yang akan dilakukan ini adalah memaparkan data
terkait PKL dan kegiatannnya serta lokasinya dari objek penelitian,
dan menginterpretasikan serta menganalisisnya secara sistematis.
Kebenaran informasi data PKL tersebut tergantung kepada metode
yang digunakan dalam survei.
Laporan Pendahuluan 25
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
b. Penyajian data
Dalam penelitian ini peneliti akan menyajikan data dalam bentuk
laporan berupa uraian yang lengkap dan terperinci. Ini dilakukan
Laporan Pendahuluan 26
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
Kesimpulan-Kesimpulan
Reduksi Data
Penarikan / Verifikasi
4.2.5. Triangulasi
Trianggulasi adalah teknik pengecekan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau pembanding terhadap data itu. Norman K.
Denkin mendefinisikan triangulasi sebagai gabungan atau
kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena
yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda.
Menurutnya, triangulasi meliputi empat hal, yaitu: (1) triangulasi
metode, (2) triangulasi antar-peneliti (jika penelitian dilakukan
dengan kelompok), (3) triangulasi sumber data, dan (4) triangulasi
teori. [2]
1. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan
informasi atau data dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian
Laporan Pendahuluan 27
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
Laporan Pendahuluan 28
Kajian Grand Desain Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kota Bogor
Laporan Pendahuluan 29