Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kota Gorontalo adalah ibukota provinsi Gorontalo yang ditetapkan secara resmi pada 16
Februari 2001 berdasarkan Undang-undang Nomor 38 tahun 2000 pasal 7. Kota Gorontalo
memiliki 9 kecamatan yaitu ; Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Timur,Kecamatan
Kota Barat, Kecamatan Kota Utara, Kecamatan Kota Selatan, Kecamatan Hulonthalangi,
Kecamatan Dungingi, Kecamatan Dumbo Raya, Kecamatan Sipatana. Secara geografis Kota
Gorontalo mempunyai luas 79,03 km2 atau 0,65% dari luas provinsi Gorontalo.
Secara astronomis, Kota Gorontalo terletak antara 00-28’ 17”-00 35’ 56” Lintang utara dan
antara 122 59’ 44”-122 05’59” Bujur timur.

Transportasi merupakan sebuah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau


mengalihkan suatu obyek dari suatu tempat ke tempat lain, di mana di tempat lain ini obyek
tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tertentu (Miro, 2004). Olehkarena
itu, transportasi akan berkembang seiring dengan meningkatnya pertumbuhan aktivitas.
Semakin luas wilayah yang harus dilayani, maka semakin luas juga pergerakan
transportasinya. Dengan semakin meningkatnya penduduk kota menyebabkan semakin
tingginya aktifitas dan jumlah perjalanan baik orang maupun barang.

Bus Rapid Transit (BRT) adalah salah satu solusi mengurai kemacetan yang
direncanakan di Kota Gorontalo. Sebagaimana diketahui Bus Rapid Transit (BRT) adalah
salah satu angkutan kota berbadan besar dengan konsep kecepatan standard, rute panjang dan
menengah, sistem ticketing yang teratur dan relatife murah. Pengoperasian BRT pada ruas
jalan arteri primer menjadi perpaduan yang strategis yang dapat menjadi solusi pemecahan
masalah karena angkutan massal (mass transportation) ini dapat menggantikan angkutan
pribadi dan angkutan kota berbadan kecil, sehingga mengurangi jumlah angkutan yang hanya
meningkatkan kapasitas ruas jalan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa Yang Di maksud dengan BRT ?
1.2.2 Mengapa Harus Bus Rapid Transit ?
1.2.3 Bagaimana Penerapan BRT NKRI di Provinsi Gorontalo ?
1.2.4 Komponen-Komponen BRT Yang Harus Di sediakan ?

1.3 Tujuan
Tujuan Untuk Mengetahui Apa yang di maksud BRT, Dan Penerapan BRT NKRI di Provinsi
Gorontalo, Serta Komponen-Komponen BRT Yang harus disediakan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masalah Kemacetan


Masalah kemacetan, sejatinya bukanlah permasalahan sektoral lagi, melainkan menjadi
bagian dari beragam permasalahan kota yang saling terkait satu dengan lainnya. Banyak
factor yang menjadi penyebab timbulnya kemacetan di Bandar Lampung.
Beberapa faktor penyebab kemacetan di Kota Gorontalo, di antaranya pertama daya
tampung ruas jalan yang overload dengan jumlah kendaraan yang lewat. Beberapa jalan di
Kota Gorontalo sebenarnya tidak mampu lagi menampung aktivitas kendaraan pada jam-jam
puncak. Hal ini bisa dilihat pada Jalan Arif Rahman Hakim dan Jalan Jendral Sudirman.
Kondisi jalan tersebut kini kontras sekali dengan kondisi 1—2 tahun sebelumnya. Pada ruas
jalan ini mulai pukul 07.00—18.00 semakin macet. Selain dikedua ruas jalan tersebut, jika
dilihat dalam konteks kota secara keseluruhan, ada beberapa ruas jalan di Kota Gorontalo
yang rutin mengalami kemacetan ketika jam-jam sibuk, seperti Jalan Jhon Aryo Katili,
meskipun intensitas kemacetannya tidak sama pada pusat kota.

2.2 Tata Ruang Kota


Tata ruang kota yang menjadi acuan untuk pembangunan sistem tranportasi perkotaan jarang
dijadikan sebagai bahan rujukan bersama. Penyusunan rencana kota cenderung tak banyak melibatkan
masyarakat atau kurang aspiratif sehingga kota kehilangan visi pengembangannya.
untuk membangun sistem tarnsportasi perkotaan yang baik sehingga tidak menimbulkan
masalah kemacetan adalah apakah pembangunannya akan membantu memecahkan persoalan
sosial ekonomi masyarakat hingga masalah hak asasi manusianya, atau hanya menambah
beban baru dengan cara meminggirkan mereka. Harapan kita bersama semoga kelemahan-
kelamahan tersebut tidak menjadi celah untuk memunculkan pola tindak pragmatis guna
kepentingan sekelompok orang atau atas nama kepentingan umum.

3
2.3 Pembenahan Sarana Angkutan Umum
Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 1999 membuka kewenangan Pemerintah Kota untuk menentukan sistem
transportasi kota demi meningkatkan mobilitas seraya mendorong penggunaan angkutan
umum dan menganjurkan pengurangan pemakaian kendaraan pribadi.
Pembangunan transportasi di kiota-kota besar biasanya hanya memperhatikan
pembangunan fisik jalan semata yang dianggapnya dapat memperlancar arus lalu lintas atau
dapat mengurangi kemacetan, seperti pelebaran jalan, pembangunan jalan baru,
komputerisasi lalu lintas, jalan tol, jembatan layang sampai underpass. Kenyataan yang ada
di lapangan adalah bahwa penambahan jalan baru malah berakhir dengan bertambahnya
kemacetan, hal ini sudah terbukti cukup banyak di kota-kota besar yang pembangunannya
lebih diprioritaskan pada pembangunan jalan baru. Karena jalan baru di tengah kota dianggap
akan membangkitkan lalu lintas baru (latent demand), yang pada akhirnya justru menambah
kemacetan, belum lagi kondisi jalan yang sudah jenuh.

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian BRT


Bus Rapid Transit (BRT) adalah sebuah system Transportasi berbasis bus yang beroperasi
dalam suatu Koridor Dengan memanfaatkan salah satu Jalur Khususnya, Yang tidak
mengijinkan Kendaraan lain Memasuki Jalur Ter sebut.
BRT (Bus Rapid Transit) Juga di definisikan Sebagai Sistem Transportasi Yang memiliki
Kualitas Tinggi baik dari segi Keamanan, Kenyamanan, Ketepatan Waktu, Infranstruktur,
dan juga Sistem Transportasi Yang Terjadawal
BRT (Bus Rapid Transit) merupakan trend baru dalam pembangunan sistem transportasi
di kota-kota besar di dunia. BRT dengan trunk line bus ini beroperasi ala kereta, biayanya
murah, dan kapasitas angkutnya tinggi. Negara-negara yang telah menjalankannya antara lain
Bogota, Curitiba, Sao Paulo, Quito, Seoul, Jakarta, dan Goangzhou. BRT ini menjadi pilihan
karena biaya yang cukup murah dan cocok untuk negara berkembang.

3.2 Mengapa Harus BRT


Tingginya tingkat kendaraan bermotor pribadi serta rendahnya pengguna transportasi
umum, khususnya di perkotaan, menjadi masalah yang semakin penting untuk
dihadapi. Sudah menjadi suatu keharusan bagi pemerintah kota untuk menyediakan
transportasi massal yang layak bagi warganya demi menunjang kegiatan sosial dan ekonomi.
Konsensus yang muncul dalam mengatasi masalah transportasi dan mobilitas di perkotaan
ialah dengan cara mereformasi sistem transportasi publik dan membangun sistem transportasi
massal. Sistem transportasi massal seperti Bus Rapid Transit (BRT), Light Rail Transit
(LRT), serta Mass Rapid Transit (MRT) muncul sebagai solusi untuk meningkatkan
mobilitas masyarakat di kawasan perkotaan.
Menyediakan transportasi massal tak perlu harus menunggu suatu kota berstatus
metropolitan atau memiliki penduduk di atas 2-3 juta jiwa. Kota yang memiliki populasi di
atas 500.000 jiwa, harus segera memetakan sistem transit massal yang dapat
diimplementasikan dengan segera. Sistem transit yang berbasis rel maupun jalan, memiliki
kekuatan serta kelemahan masing-masing. Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari
Technical University of Denmark menunjukkan, sistem transportasi berbasis jalan (BRT)

5
dapat diimplementasikan dengan jangka waktu yang lebih cepat dengan biaya yang jauh
lebih rendah sehingga menghasilkan efek strategis yang lebih besar dibandingkan dengan
sistem transit berbasis rel.

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Provinsi
Gorontalo, 2017

Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk


Kabupaten/Kota
Laki-laki Perempuan Total 2010-2017 2016-2017
Kab. Boalemo 80.312 78.021 158.333 2,86 2,81
Kab. Gorontalo 187.301 187.622 374.923 0,69 0,55
Kab. Pohuwato 77.977 76.014 153.991 2,50 2,40
Kab. Bone
Bolango 78.816 78.370 157.186 1,41 1,25
Kab. Gorontalo
Utara 57.220 55.755 112.975 1,10 1,03
Kota Gorontalo 103.584 107.198 210.782 2,20 2,10
Provinsi
Gorontalo 585.210 582.980 1.168.190 1,61 1,51
Sumber: Badan Pusat Statistik

Dari Tabel jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo di atas dapat di simpulkan bahwa Provinsi
Gorontalo sudah Bisa Menyediakan Transportasi Masal yang memadai, Salah satunya Yaitu
Bus Rapid Transit.

3.3 Penerapan BRT NKRI di Kota Gorontalo


Ada 2 sasaran program baru ini yaitu untuk masyarakat perkotaan dan anak usia sekolah
khususnya SMA sederajat.
Untuk angkutan perkotaan, Pemerintah Provinsi Gorontalo sudah mempersiapkan layanan
transportasi murah dan nyaman melalui layanan Bus Rapid Transit (BRT) Trans NKRI yang
akan melayani angkutan kawasan perkotaan SUKAGOLIS, yaitu Suwawa-Kabila-Kota
Gorontalo-Limboto Isimu.
Untuk tahap 1 tahun ini akan dibuka koridor 1 yang melayani rute Suwawa-Kabila-Kota
Gorontalo dengan titik awal di shelter Kampus Baru UNG di Suwawa menuju pusat kota
menghubungkan pusat perbelanjaan (City Mall, Pasar Sentral), fasilitas kesehatan (Rumah
Sakit Aloei Saboe, Rumah Sakit Bunda, Rumah Sakit Islam), pusat pendidikan (Kampus
UNG, Kampus Universitas Ichsan) serta fasilitas umum dan fasilitas sosial lainnya (ATM,
Bank, RRI, TVRI, dan lain-lain).

6
Untuk anak usia sekolah, Pemerintah Provinsi Gorontalo akan menyiapkan layanan Bus
Siswa NKRI gratis yang dipersiapkan melayani anak-anak usia sekolah khususnya SMA
sederajat di wilayah yang belum terlayani dengan angkutan umum.
Pada tahun ini direncanakan akan melayani wilayah Kabupaten Bone Bolango di
Kecamatan Bone dan Boneraya, Kabupaten Gorontalo Utara di Kecamatan Tolinggula dan
Cempaka Putih, Kabupaten Gorontalo di Kecamatan Biluhu, dan Kabupaten Pohuwato di
Kecamatan Wonggarasi dan Kecamatan Taluditi-Puncak Jaya,” kata Kepala Dinas
Perhubungan Provinsi Gorontalo, Jamal Nganro, Senin (12/8/2019).
Program layanan bus siswa gratis ini, diharapkan besaran pengeluaran biaya transportasi
dalam rumah tangga masyarakat Gorontalo dapat lebih ditekan dan dapat meningkatan
APM/APK dan lama usia sekolah sehingga masyarakat Gorontalo yang unggul, maju dan
sejahtera bisa diwujudkan.

3.4 Komponen-Komponen BRT yang Harus Diperhatikan


3.4.1 Jalur (Running Ways
Jalur Yang dipakai Oleh Sistem BRT adalah Jalan raya Pada Umumnya, Jalan
tersebut diambil satu atau dua jalur ( sesuai dengan kondisi Jalan yang ada ) Sebagai
Jalur Khusus system BRT yang tidak boleh diakses oleh kendaraan lainnya.
3.4.2 Stasiun
Stasiun BRT sebaiknya mudah diakses oleh calon penumpang, selain itu jarak antar
statiun perlu dipertimbangkan dengan memperhatikan berbagai variabel, seperti daerah
pusat kota, pusat distribusi, pemukiman warga, tempat hiburan, dan lain-lain.
3.4.3 Kendaraan
Kendaraan BRT harus memiliki daya angkut yang sangat besar yang mampu
membawa penumpang dalam jumlah banyak per periode waktu. Selain itu kendaraan
yang digunakan sebaiknya berbahan bakar ramah lingkungan.
3.4.4 Pelayanan
Sistem operasi BRT menitikberatkan pada kecepatan, reliabilitas, dan kenyamanan
bagi penumpang. BRT harus mampu melayani penumpang dalam jumlah yang sangat
banyak dan pengguna tidak menunggu terlalu lama dalam antrian menunggu bus maupun
dalam waktu tempuh perjalanan penumpang di dalam bus.

7
3.4.5 Trayek
Memberikan kejelasan rute yang dilalui oleh bus, lengkap dengan informasi halte
mana saja yang disinggahi maupun yang tidak disinggahi oleh bus-bus tertentu
3.4.6 Simtem Pembayaran
Membuat sistem pembayaran diluar bus yaitu di halte keberangkatan, selain itu sistem
pembayaran harus cepat dan mudah (menggunakan kartu khusus jika diperlukan).
Kemudian loket pembayaran dibuat lebih dari satu untuk mengurangi antrian penumpang
di loket pembayaran.
3.4.7 Transportasi Sistem Cerdas
BRT menggunakan teknologi digital yang mampu memberikan informasi mengenai
kedatangan bus, waktu keberangkatan, jumlah penumpang dalam bus, dan lain-lain yang
dapat meningkatkan kenyamandan dan kepercayaan pengguna.

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Penerapan Buss Rapid Transit di Provinsi Gorontalo, yang di lakukan oleh Gubernur
Gorontalo saat ini telah mempersiapkan lagi layanan tambahan untuk menekan beban biaya
transportasi dalam pengeluaran rumah tangga. Ada dua sasaran program baru ini yaitu untuk
masyarakat perkotaan dan anak usia sekolah khususnya sekolah menengah atas.
Untuk angkutan perkotaan, Gubernur sudah mempersiapkan layanan transportasi murah
dan nyaman melalui layanan Bus Rapid Transit (BRT) Trans NKRI yang akan melayani
angkutan kawasan perkotaan SUKAGOLIS (Suwawa-Kabila-Kota Gorontalo-Limboto
Isimu) dimana untuk tahun ini (tahap 1) akan dibuka koridor 1 yang melayani rute Suwawa-
Kabila-Kota Gorontalo dengan titik awal di shelter Kampus Baru UNG .
4.2 Saran
Keberadaan Bus Rapid Transit NKRI di Provinsi Gorontalo Sudah Bagus, Namun Perlu
dilakukan suatu sosialisai oleh pemerintah atau yang lebih Tepatnya oleh Dinas Perhubungan
Provinsi Gorontalo. Dalam hal ini membahas mengenai pentingnya Menggunakan
Transportasi Massal salah satunya Bus Rapit Transit. Dalam mengurangi Kemacetan Di Kota
Gorontalo.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://rickysatriawan.blogspot.com/2014/01/makalah-persoalan-bus-rapit-transi-brt.html

https://hulondalo.id/ada-layanan-transportasi-baru-untuk-warga-dan-pelajar-gorontalo-cek-
rutenya/

https://www.academia.edu/35101576/._BAB_I_II_Gambaran_Umum_after_Coaching

10

Anda mungkin juga menyukai