2.2 Tarif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tarif adalah harga satuan
jasa. Dalam bidang transportasi, tarif diartikan sebagai harga untuk penggunaan
jasa transportasi. Pertimbangan situasi keuangan dari pemerintah dengan investor
dan pengguna jalan merupakan prinsip dasar penentuan tarif tol.
Menurut Kotler dan Amstrong (2009), tarif adalah sejumlah uang yang
dibayarkan atas barang dan jasa atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam
rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang dan jasa.
Kotler dan Amstrong (2008) juga menambahkan tarif sebagai sejumlah uang yang
ditagih atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para
pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu
produk atau jasa.
Lovelock et al (2012) berpendapat bahwa tarif merupakan mekanisme
financial di mana pendapatan dihasilkan untuk mengimbangi biaya yang
dikeluarkan untuk menyediakan layanan serta menciptakan surplus untuk laba.
Adapun tarif menurut Tjiptono (2006), secara sederhana istilah harga dapat
diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) atau aspek lain (non moneter)
yang mengandung utilitas atau kegunaan tertentu diperlukan untuk mendapatkan
suatu jasa. Utilitas merupakan atribut atau faktor yang berpotensi memuaskan
kebutuhan dan keinginan tertentu.
Menurut Warpani (2002), tarif adalah harga jasa transportasi yang harus
dibayar oleh pelanggan jasa melalui perjanjian sewa, negosiasi, atau peraturan
pemerintah. Menurut Gani (1995), tarif adalah nilai suatu layanan yang ditentukan
oleh besarnya sejumlah uang berdasarkan pertimbangan bahwa suatu perusahaan
bersedia memberikan layanan kepada kliennya untuk nilai uang ini. Dalam
menghadapi kebijakan tarif, Saiful (2006) menjelaskan bahwa pada akhirnya akan
diambil keputusan yang mempertimbangkan dua faktor: (1) tingkat tarif, yaitu
besaran tarif yang dikenakan dan berkisar dari nol hingga tingkat tarif yang
dikenakan yang akan menghasilkan manfaat bagi layanan; dan (2) struktur tarif,
yaitu cara pembayaran tarif.