Anda di halaman 1dari 5

Nama : Erwin Prawira Fernando

NIM : D1091161037

Mata Kuliah : Manajemen Infrasatukrur Wilayah dan Kota

Prodi : Perencanaan Wilayah dan Kota

Soal UTS

1. Menurut kalian kenapa Jakarta bisa terlambat membangun MRT ?


2. Keuntungan adanya MRT dari pada yang transportasi yang lain ?
3. Kekurangan MRT yang ada di Jakarta ?
4. Perlukah Pontianak mempunyai transportasi berbasis rel ?

Jawab :

1. Kondisi macet dan terlalu banyaknya kendaraan yang digunakan terutama di Jakarta sebagai kota
besar, sehingga kenyataan tersebut membuat pemerintah memutuskan untuk membuat sebuah fasilitas
kendaraan umum yang bisa digunakan oleh banyak orang. Salah satunya disebut sebagai Proyek Mass
Rapid Transit (MRT) di Jakarta,merupakan sebuah proyek infrastruktur yang masih digalakkan dan dibuat
hingga saat ini. Proyek besar-besaran ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas yang luar biasa
di ibukota negara ini. Mengingat Jakarta merupakan ibukota dengan tingkat kepadatan dan stres yang
tinggi. Pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia sudah ketinggalan jauh dibanding negara lain.
Hal itulah yang membuat pemerintah saat ini gencar melakukan pembangunan infrastruktur agar bisa
meningkatkan daya saing dan mengejar ketertinggalan tersebut. Sebagai contoh, sarana transportasi mass
rapid transit (MRT) yang sedang dibangun di Jakarta seharusnya sudah dibangun 26 tahun yang lalu
Kerugian karena kemacetan di Jakarta ditaksir mencapai 5 milyar dollar per tahun.
Salah satu penyebab kemacetan itu adalah karena telat membangun moda transportasi massal
berbasis rel, mass rapid transit (MRT). Menteri PPN/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) Bambang Brodjonegoro membeberkan kenapa Jakarta telat membangun MRT. Padahal kajian
MRT sudah ada sejak tahun 1990-an. Dikatakan bahwa sudah ada perencanaan MRT tapi tidak pernah
terealisasi. Karena feasibility study-nya hanya dari sisi finansial, berkutit dengan masalah biaya, revenue
berapa. Pasti akan rugi terus, enggak fisibel sama sekali, proyek MRT bisa berjalan setelah melalui
pendekatan ekonomi. Jakarta ini telat 26 tahun untuk bangun MRT. Sekarang MRT sudah mulai karena
pendekataanya bukan lagi finansial, tapi ekonomi.

Salah satu halangan yang terkenal dari proyek-proyek infrastruktur adalah pembebasan tanah yang
harus berkaitan dengan masyarakat di area sekitar. Meskipun sebagian besar tanah yang dibutuhkan untuk
konstruksi MRT Jakarta telah didapat, ada sejumlah isu pembebasan tanah terutama di sektor selatan dari
proyek ini yang dibangun melayang di atas tanah dan hal tersebut tidak mudah dilakukan. Hal ini mungkin
bisa menyebabkan penundaan dalam penyelesaian proyek ini, Barulah informasi ini dibicarakan dan
akhirnya diurus menjadi sebuah proyek besar. Kalau pembebasan lahan sudah mulai 20-25 tahun yang lalu,
maka harga tanah masih Rp5-10 juta. Sekarang harga tanah sudah Rp90-200 juta per meter persegi karena
kita terlambat membangun ini lah yang menjadi salah satu faktor terlambatnya Jakarta membangun MRT

2. Ada beberapa manfaat Positif dari kehadiran MRT yang ditargetkan bisa dioperasikan pada 2018
ini. Salah satu manfaatnya adalah berkurangnya kepadatan kendaraan di jalan karena dengan adanya MRT
diharapkan dapat mengalihkan masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi massal.
Selain itu, pembangunan MRT ini juga bisa menciptakan lapangan kerja. Selama periode konstruksi, proyek
MRT Jakarta diharapkan dapat menciptakan sekitar 48.000 pekerjaan baru.Adanya MRT bisa menurunkan
waktu tempuh dan meningkatkan mobilitas. Waktu tempuh antara Lebak Bulus sampai Bundaran HI
diharapkan turun dari 1-2 jam pada jam-jam sibuk menjadi 30 menit. Sementara dari Lebak Bulus sampai
Kampung Bandan target waktu tempuh sekitar 52,5 menit.

Penurunan waktu tempuh ini akan meningkatkan mobilitas warga Jakarta. Meningkatnya mobilitas
warga kota ini memberikan dampak kepada peningkatan dan pertumbuhan ekonomi kota, dan
meningkatkan kualitas hidup warga kota. Melihat perkembangan MRT Jakarta terkini kita jadi makin
optimis kalau nantinya kehidupan warga ibu kota akan lebih baik. Nggak ada macet dan mobilitas
meningkat. Sehingga produktivitas dalam beraktivitas pun akan ikut membaik. Dengan jalur MRT Jakarta
dan rute MRT Jakarta yang mudah diakses, mau pergi ke kantor, sekolah, atau tempat-tempat lainnya di
Jakarta jadi lebih efisien. Menyenangkan rasanya bisa membayangkan hidup seperti tinggal di kota
Singapura dengan moda transportasi yang cepat dan nyaman.

Kepanjangan MRT sebagai Mass Rapid Transit diharapkan nantinya bisa memberi manfaat yang
juga banyak (massal) pada kehidupan dan kesejahteraan warga ibu kota. Buat kamu yang tinggal di Jakarta
bisa lebih nyaman dan makin betah. Dan buat yang mau hijrah ke Jakarta pun jadi lebih tenang menjalani
rutinitas harian ke depannya. Semoga proyek ini bisa berjalan lancar, ya. Kalau berhasil, nantinya kita-kita
juga kan yang mendapat keuntungannya.

Bagi lingkungan, hadirnya MRT juga berdampak positif. Dampak lingkungan dengan adanya MRT
adalah 0,7 persen dari total emisi CO2, yaitu sekitar 93.663 ton per tahun akan berkurang.Untuk diketahui,
Proyek MRT Jakarta rencananya akan membentang kurang lebih 110,8 kilometer, yang terdiri dari Koridor
Selatan-Utara, yaitu koridor Lebak Bulus menuju Kampung Bandan) sepanjang kurang lebih ±23.8 km dan
Koridor Timur–Barat sepanjang kurang lebih 87 kilometer transportasi publik menjadi kebutuhan yang
sangat mendesak apalagi di tengah perkembangan ibu kota saat ini. Jadi proyek MRT bersama program
kereta rel ringan atau light rail transit (LRT) yang juga dalam tahap pelaksanaan bisa menjadi solusi.

3. Melihat dampak positif dalam membangun MRT, selain dampak positifnya didalam pembangunan
MRT ini ada juga dampak negatifnya, kususnya pada dana pembangunan yang terhitung sangat mahal. Dan
disini merupakan sebuah permasalahan karena disini terlihat adanya kesenjangan antara keadaan yang
seharusnya (das solen) dan keadaan yang sebenarnya (das sein). Biaya pembangunan MRT yang sangat
mahal merupakan masalah yang paling utama. Alokasi dana sebesar Rp 17 triliun untuk pembangunan
konstruksi satu koridor mass rapid transit rute Lebak Bulus-Stasiun Dukuh Atas dianggap terlalu mahal.
Nilai itu setara dengan Rp 940 miliar per kilometer atau hampir dua kali lipat biaya yang dibutuhkan untuk
proyek yang sama di Singapura, jika dihitung dengan kurs dolar AS terhadap rupiah saat ini.

MRT pun masih


belum dilengkapi penanda larangan seperti penanda larangan bersandar di pintu serta larangan makan dan
minum di MRT maupun di ruang tunggu. Di semua MRT dunia ada penandaan larangan makan dan minum.
Informasi soal dibukatutupnya pintu MRT juga tidak tersedia baik yang berbentuk suara maupun
tulisan.Selain itu, rak bagasi juga tidak tersedia di MRT padahal apabila dibandingkan dengan MRT yang
terdapat di Jepang maupun KRL, keduanya memiliki rak bagasi.

4. Menurut saya Kota Pontianak untuk untuk saat ini belum perlu adanya MRT karena di Pontianak
belum terlalu macet seperti di kota-kota besar contohnya di Jakarta yang saat ini sudah ada MRT . Dari
pada membangun MRT lebih baik dananya digunakan untuk pembangunan infrasatruktur lain seperti jalan
yang tidak layak digunakan atau pun membangun jalan di daerah-daerah terpencil seperti di daerah
pedalaman di Kalimantan barat yang sudah ketinggalan jauh pembangunan infrastruktur jalannya di
bandingkan daerah Jakarta dan kota besar lainnya. Infrastruktur jalan ini juga dapat menunjang
perekonomian masyarakat di daerah agar lebih sejahtera dan mudah dalam hal akses kemanapun.

Anda mungkin juga menyukai