Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MRT SEBAGAI SOLUSI KEMACETAN JAKARTA

Disusun Oleh:

Dimas Bayu Adi Putra

15.4110.4973

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR

Segala puji akan kehadirat ALLAH SWT atas berkah dan hidayahNya sehingga kami
dapat melaksanakan tugas makalah penganti ujian tengah semester ini mengenai mata
kuliah Ilmu Ukur Tanah tentang Peran Ilmu Ukur Tanah dalam Dunia Konstruksi.

Disini tak lupa sampaikan juga banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telahmemberikan andil dalam tugas ini sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan
baik dan tak lupa saya sampaikan juga banyakbanyak terima kasih kepada bapak M.
Afif Salim,ST.MT. selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Ilmu Ukur Tanah,
karena banyak dari penjelasan beliau tugas ini dapat terselesaikan dan bisa digunakan
untuk semestinya dan fungsinya.

Kami mohon maaf atas kesalahan ataupun kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan
untuk penyempurnaan makalah ini.

Semarang, 01 Desember 2016

Penulis

Teknologi Teknik Sipil | MRT Sebagai Solusi Kemacetan Jakarta ii


DAFTAR ISI

Judul ......................................................................................................................i

Kata Pengantar ......................................................................................................ii

Daftar Isi ...............................................................................................................iii


BAB I PENDAHULUAN
1. LatarBelakang .....................................................................................1
2. Rumusan Masalah...............................................................................1
3. Tujuan .................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian LRT...................................................................................3
2. Latar Belakang Pembangunan MRT Sebagai Solusi Megurangi
Kemacetan Jakarta..............................................................................4
3. Permasalahan Kemacetan Jakarta ......................................................4
4. Peran MRT Sebagai Solusi Dalam Mengatasi Kemacetan
Jakarta.................................................................................................5
4.1.Mampu Mengangkut Penumpang Dalam Jumlah Banyak
Dengan Waktu Yang Cepat..........................................................6
4.2.Tidak Menggunakan Jaringan Jalan Raya ....................................6
4.3.Mampu Menghemat Penggunaan BBM .......................................7
4.4.Mampu Mengurangi Polusi Udara ...............................................7

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan..........................................................................................9
2. Saran ..................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

Teknologi Teknik Sipil | MRT Sebagai Solusi Kemacetan Jakarta iii


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu dari 5 besar Negara dengan penduduk terbanyak di
dunia. Otomatis, perlu adanya pengembangan pengembangan alat yang
mendukung produktifitas para penghuninya. Tak terkecuali dalam bidang
transportasi. Luasnya wilayah Indonesia tentu saja membutuhkan teknologi
transportasi yang memadai.

Di Indonesia khususnya di Jakarta sekarang sudah tersedia teknologi transportasi


darat, laut maupun udara. Armadanya pun tergolong mendunia. Namun, dibalik
semua kelengkapan itu pasti ada sesuatu yang kurang. Banyaknya kecelakaan yang
terjadi di jalan raya, rel kereta api, perairan membuktikan bahwa Jakarta masih jauh
dari kata sempurna. Kemacetan dimana-mana membuat warga tak nyaman untuk
berlama lama di angkutan umum dan membeli kendaraan pribadi yang sejatinya
malah menambah kemacetan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan perangkutan memiliki peran penting dalam
menggerakkan perekonomian dikota-kota besar. Permintaan layanan perangkutan
juga akan semakin meningkat seiring dengan semakin besarnya jumlah penduduk.
Karena ruang yang terbatas, maka tidak mampu memenuhi tingginya permintaan
pergerakan penduduk hanya melalui penambahan jalan dan angkutan umum
berkapasitas kecil. Kondisi tersebut semakin parah dengan munculnya emisi
kendaraan yang dapat menimbulkan gangguan kondisi kesehatan dan penurunan
kualitas lingkungan. Selain itu, lamanya waktu yang dihabiskan di jalan dapat
menimbulkan dampak psikologis berupa penurunan ketidakstabilan emosi dan
dampak ekonomis berupa penurunan tingkat produktivitas kerja.

Menyadari bahwa penataan kota yang tak memungkinkan untuk menambah armada
di daerah kemacetan, pemerintah merencanakan untuk membangun MRT (Mass
Rapid Transit ) guna menghubungkan wilayah-wilayah Jakarta dan disekitarnya.
Pembangunan ini diharapkan akan membantu masyarakat dan pengembangan kota.

2. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa itu MRT ?
2. Apa yang mendasari pembangunan MRT sebagai solusi mengatasi kemacetan
Jakarta?
3. Bagaimana permasalahan kemacetan Jakarta?
4. Bagaimana peran MRT sebagai solusi dalam mengatasi kemacetan Jakarta?

Teknologi Teknik Sipil | MRT Sebagai Solusi Kemacetan Jakarta 1


3. Tujuan
Tujuan utama dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu MRT
2. Untuk mengetahui apa yang mendasari pembangunan MRT sebagai solusi
mengatasi kemacetan Jakarta
3. Untuk mengetahui bagaimana permasalahan kemacetan Jakarta
4. Untuk mengetahui bagaimana peran MRT sebagai solusi dalam mengatasi
kemacetan Jakarta

Teknologi Teknik Sipil | MRT Sebagai Solusi Kemacetan Jakarta 2


BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian MRT
MRT (Mass Rapid Transit) adalah suatu sistem tranportasi perkotaan yang
mempunyai 3 kriteria utama, mass (daya angkut besar), rapid (waktu tempuh cepat
dan frekuensi tinggi), dan transit (berhenti di banyak stasiun di titik utama
perkotaan). Namun, belakangan ini kita sering salah kaprah tentang maksud definisi
MRT itu sendiri. Pemeberitaan media yang cenderung asal-asalan dan kurang
memperhatikan konten membuat masyarakat bukannya menjadi cerdas tapi menjadi
makin bodoh.

MRT (mass rapid transit) secara harfiah dapat diartikan sebagai moda angkutan
yang mampu mengangkut penumpang dalam jumlah yang banyak (massal) dengan
frekuensi dan kecepatan yang sangat tinggi (rapid). Menurut modanya, MRT dapat
dikelompokkan menjadi beberapa jenis, antara lain: bus (buslane/busway), subway,
tram, dan monorail.

Bus MRT dapat dibedakan dengan bus angkutan biasa dan kendaraan lain karena
biasanya merupakan shuttle bus yang memiliki rute perjalanan tertentu dan
beroperasi pada lajur khusus, sehingga sering disebut buslane/busway. Pemisahan
lajur ini dilakukan agar penumpang tidak mengalami penundaan waktu perjalanan
dan tidak terganggu oleh aktivitas moda angkutan lain yang melintasi rute
perjalanan yang sama.Busway sendiri biasanya bervariasi ada yang berbentuk ganda
(bus gandeng), bus tunggal, dan bus bertingkat. MRT jenis busway biasanya lebih
banyak dipilih oleh kota-kota di negara berkembang karena pengembangannya
membutuhkan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan subway, monorel,
ataupun tram. Kota Bogota di Kolombia merupakan salah satu contoh sukses
penerapan sistem busway. MRT dalam bentuksubway pada prinsipnya memiliki
kesamaan sistem operasi dengan kereta api. Namun, konstruksi teknisnya terdapat
perbedaan karena subway terletak di bawah tanah (underground) tetapi stasiun-
stasiunnya langsung terhubung ke lokasi pusat kegiatan. Di Eropa
Barat, subway merupakan salah satu moda angkutan yang sangat populer dan
seringkali dikenal dengan istilah metro system. Kota London merupakan kota
pertama yang menerapkan sistem subway sebagai moda angkutan massal
berkecepatan tinggi pada tahun 1863.

Tram merupakan bentuk MRT dengan moda angkutan mirip dengan kereta api,
tetapi jalur operasinya dapat terintegrasi dengan jalan raya. Tram dapat ditemukan di
hampir semua kota menengah dan besar di Eropa dan di beberapa kota besar di
Amerika. Tram pertama kali diperkenalkan pada tahun 1807 di Inggris dan
merupakan bentuk awal MRT di dunia. Dalam operasionalnya, dikenal dua
jenis tram: (1) tramyang jalur operasinya menyatu dengan jalur lalu-lintas
kendaraan; dan (2) tram yang memiliki jalur operasional tersendiri yang dikenal
dengan istilah light rail.

Monorail merupakan MRT yang memiliki jalur tertentu dan biasanya tidak
mengambil ruang kota yang luas. MRT jenis ini biasanya memiliki jalur di atas jalan

Teknologi Teknik Sipil | MRT Sebagai Solusi Kemacetan Jakarta 3


raya dan yang ditopang dengan tiang-tiang yang sekaligus berfungsi untuk
membentuk lintasan monorail. Berbeda dengan MRT lainnya, monorail biasanya
hanya terdiri atas satu rute dengan sistem lintasan loop dengan beberapa stasiun
pemberhentian yang menghubungkan dengan MRT lainnya maupun langsung ke
lokasi kegiatan tertentu. Penggunaan monorail sudah banyak dikembangkan di kota-
kota metropolitan di dunia antara lain Moskow, Tokyo, dan Sydney.

2. Latar Belakang Pembangunan MRT Sebagai Solusi Transportasi Jakarta


Kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas di Jakarta berdasarkan hasil
penelitian Yayasan Pelangi pada 2005 ditaksir Rp 12,8 triliun/tahun yang meliputi
nilai waktu, biaya bahan bakar dan biaya kesehatan. Sementara berdasarkan
SITRAMP II tahun 2004 menunjukan bahwa bila sampai 2020 tidak ada perbaikan
yang dilakukan pada sistem transportasi maka perkiraan kerugian ekonomi
mencapai Rp 65 triliun/tahun.

Polusi udara akibat kendaraan bermotor memberi kontribusi 80 persen dari polusi di
Jakarta. MRT Jakarta digerakan oleh tenaga listrik sehingga tidak menimbulkan
emisi CO2 diperkotaan. Berdasarkan studi tersebut, maka jelas DKI Jakarta sangat
membutuhkan angkutan massal yang lebih andal seperti MRT yang dapat menjadi
alternatif solusi transportasi bagi masyarakat yang juga ramah lingkungan.

Membangun sistem jaringan MRT bukanlah semata-mata urusan kelayakan


ekonomi dan finansial saja, tetapi lebih dari itu membangun MRT mencerminkan
visi sebuah kota. Kehidupan dan aktivitas ekonomi sebuah kota, antara lain
tergantung dari seberapa mudah warga kota melakukan perjalanan/ mobilitas dan
seberapa sering mereka dapat melakukannya ke berbagai tujuan dalam kota. Tujuan
Utama dibangunnya sistem MRT adalah memberikan kesempatan kepada warga
kota untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas perjalanan/ mobilitasnya menjadi
lebih andal, terpercaya, aman, nyaman, terjangkau dan lebih ekonomis.

3. Permasalahan Kemacetan Jakarta


Menurut majalah Time Jakarta adalah salah satu kota terpenting di Asia Tenggara
pada abad 21 dengan problem kemacetan yang sangat parah. Kemacetan lalu lintas
telah menjadi masalah yang kronis di wilayah DKI Jakarta. Hampir setiap hari
masyarakat Jakarta dipusingkan oleh kemacetan yang semakin hari semakin
bertambah parah. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah daerah DKI Jakarta
untuk mengatasi kemacetan mulai dari penerapan jalan three in one hingga
pengadaan buswaytransjakarta. Namun, upaya-upaya tersebut belum membuahkan
hasil yang maksimal. Pelaksanaan sistem three in one sekarang ini , telah menjadi
lahan mencari penghasilan bagi para calo yang menawarkan dirinya dibayar untuk
bergabung menumpang kendaraan yang melewati jalan dengan sistem three in one.
Begitupun buswayTransjakarta, jumlah armadanya tidak sesuai dengan jumlah
penduduk Jakarta dan seringnya kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta
menandakan upaya ini belum berhasil mengatasi kemacetan Jakarta.

Sekarang kemacetan di Jakarta justru semakin bertambah parah. Jika sebelumnya


kemacetan hanya terjadi di saat jam-jam kantor seperti pagi dan sore hari, sekarang
kemacetan nyaris terjadi sepanjang hari di jalanan kota Jakarta. Permasalahan
kemacetan di Jakarta tidak terlepas dari akar permasalahan transportasi yaitu
buruknya sistem transportasi umum yang ada saat ini. Fasilitas transportasi umum

Teknologi Teknik Sipil | MRT Sebagai Solusi Kemacetan Jakarta 4


yang tidak memadai membuat warga Jakarta merasa enggan untuk menggunakan
transportasi umum. Pada tahun 2005 saja, penggunaan transportasi umum di Jakarta
telah menurun dari 57% menjadi 52 % . Permasalahan transportasi umum yang
buruk inilah yang menjadi faktor tidak terkendalinya pertumbuhan jumlah
kendaraan bermotor khususnya kendaraan pribadi di Jakarta.

Jumlah kendaraan bermotor saat ini jauh melebihi kapasitas jalan yang ada di
Jakarta. Menurut data Polda Metro Jaya, penambahan mobil baru di Jakarta rata-rata
250 unit per hari, sedangkan sepeda motor mencapai 1.250 unit per hari. Pada tahun
2007, jumlah kendaraan yang melaju di jalanan Jakarta yang panjangnya hanya
5.621,5 km mencapai 4 juta unit per hari. Rata-rata pertumbuhan jumlah kendaraan
bermotor dalam lima tahun terakhir mencapai 9,5% per tahun, sedangkan
pertumbuhan panjang jalan hanya 0,1% per tahun. Ini berarti bahwa dalam beberapa
tahun ke depan, jalan di Jakarta akan tidak mampu menampung luapan jumlah
kendaraan yang terus tumbuh melebihi panjang jalan yang ada.

Selain tidak terkendalinya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor hal lain yang
berperan menyebabkan kemacetan di Jakarta adalah jumlah dan kondisi infrastuktur
jalan di jakarta. Panjang jalan di DKI Jakarta hanya sekitar 7.650 kilometer dengan
luas 40,1 kilometer persegi atau hanya 6,26 persen dari luas wilayahnya. Padahal,
perbandingan ideal antara prasarana jalan dan luas wilayah adalah 14 %. Pada tahun
2015, diperkirakan populasi penduduk Jakarta akan mencapai 17 juta orang,
pertumbuhan kendaraan 10% dan pertumbuhan infrastruktur kurang dari 1%.
Sehingga, nantinya jalanan di Jakarta diprediksi tidak akan sanggup menampung
total kendaraan yang ada.

Dalam catatan Dinas Perhubungan DKI Jakarta tahun 2007, kecepatan rata-rata bus
kota hanya mencapai 10-25 km/jam untuk pagi hari dan 7-24 km/jam pada sore hari.
Kondisi kemacetan yang parah ini telah mengakibatkan banyak masalah di kota
Jakarta. Mulai dari kerugian ekonomi, pemborosan bahan bakar, peningkatkan
polusi udara serta menimbulkan stress bagi para pengguna jalan. Masalah yang
paling jelas terlihat tentunya dampak kerugian ekonomi. Berdasarkan SITRAMP II
tahun 2004 menunjukan bahwa bila sampai 2020 tidak ada perbaikan yang
dilakukan pada sistem transportasi maka perkiraan kerugian ekonomi yang
diakibatkan dari kemacetan mencapai Rp 65 triliun/tahun.

4. Peran MRT Sebagai Solusi Dalam Mengatasi Kemacetan Jakarta


Proyek MRT adalah proyek nasional yang dilakukan oleh pemerintah RI dan DKI
Jakarta. Kementrian perhubungan RI berperan sebagai executing agency, Pemprov
DKI sebagai implementing agency sedangkan PT MRT Jakarta sebagai sub-
implementing agency. Berbeda dengan proyek monorel yang dikerjakan oleh pihak
swasta (business to business), MRT Jakarta adalah proyek yang dibiayai oleh
pemerintah melalui pinjaman pinjaman luar negeri Jepang/Japan International
Cooperation Agency/JICA (Government to Government). Pemerintah Republik
Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjamin ketersediaan dana dan
kesinambungan operasional sistem MRT ini. Selain itu MRT Jakarta juga memiliki
jalur dan kualifikasi yang berbeda dibanding monorel.

MRT memiliki beberapa keunggulan dibandingkan solusi lain untuk mengatasi


kemacetan di kota Jakarta. Keunggulan itu diantaranya mampu mengangkut

Teknologi Teknik Sipil | MRT Sebagai Solusi Kemacetan Jakarta 5


penumpang dalam jumlah banyak dengan waktu yang cepat, tidak menggunakan
jaringan jalan raya, mampu menghemat penggunaan BBM dan mengurangi tingkat
polusi udara di kota Jakarta.
4.1.Mampu Mengangkut Penumpang Dalam Jumlah Banyak Dengan Waktu
Yang Cepat
MRT adalah sebuah transportasi massal yang mampu mengangkut penumpang
dari satu titik asal ke titik tujuan secara cepat, dan dalam jumlah yang besar.
MRT dirancang untuk memenuhi kebutuhan sebuah kota besar akan transportasi
publik yang mampu mengangkut penduduknya yang berjumlah banyak dengan
waktu yang singkat.

Contohnya saja di Singapura negara terdekat Indonesia yang mampu


memaksimalkan penggunaan MRTnya. Di Singapura, MRTnya mampu
menangani perjalanan harian lebih dari 8,9 juta penumpang dengan kecepatan
hingga 90 km/jam dan waktu jeda antar keretanya 5 menit. Waktu tempuh yang
cepat ini tentunya akan meningkatkan mobilitas warga di suatu kota.
Meningkatnya mobilitas warga kota ini memberikan dampak kepada
peningkatan dan pertumbuhan ekonomi kota, dan meningkatkan kualitas hidup
warga kota.

Menurut Kepala Divisi Sipil dan Struktur PT MRT Jakarta, Heru Nugroho,
pihaknya telah menyiapkan 17 rangkaian kereta untuk operasional MRT tahap
pertama ini. Satu rangkaian MRT yang terdiri dari enam unit kereta ini mampu
mengangkut hingga 1.500 penumpang. Jadi jika terdapat 17 rangkaian dan satu
rangkaian mampu angkut 1.500 penumpang. Maka ditargetkan 25.500
penumpang dapat terangkut.

Sistem MRT Jakarta sendiri dibangun untuk menjawab tantangan mobilitas kota
Jakarta yang rendah karena terbatasnya ruang untuk bermobilitas. Keunggulan
sistem MRT yang mampu mengangkut banyak penumpang dengan waktu yang
cepat di harapkan mampu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi khususnya
untuk beralih ke MRT. Berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi ini akan
meningkatkan ruang gerak di jalan raya yang berdampak pada berkurangnya
tingkat kemacetan di Jakarta.
4.2.Tidak Menggunakan Jaringan Jalan Raya
Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta direncanakan akan
menggunakan sistem struktur layang atau struktur bawah tanah (underground).
MRT dengan struktur layang beroperasi di atas jalan dengan bantuan tiang-tiang,
hal ini untuk menghindari persilangan sebidang, agar tidak memerlukan pintu
perlintasan kereta api. MRT dengan struktur bawah tanah (underground) adalah
kereta api yang berjalan di bawah permukaan tanah (subway). Kereta jenis ini
dibangun dengan membangun terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai
jalur kereta api. Umumnya digunakan pada kota kota besar (metropolitan)
seperti New York, Bangkok, Tokyo, Paris, Seouldan Moskwa.
Salah satu manfaat dari kedua sistem itu adalah untuk mengatasi masalah
penambahan ruang jalan yang tidak bisa dilakukan secara terus menerus,
khususnya di Jakarta. Pada masa yang akan datang, pembangunan jalan akan
semakin sulit dan semakin mahal karena terkendala oleh keterbatasan luas lahan
serta adanya berbagai kebutuhan lain untuk pembangunan infrastruktur lainnya.

Teknologi Teknik Sipil | MRT Sebagai Solusi Kemacetan Jakarta 6


Selain mengatasi masalah dalam pembangunan ruang jalan, pembangunan MRT
yang menggunakan sistem struktur layang atau struktur bawah tanah di Jakarta
juga bermanfaat agar tidak mengganggu lalu lintas jalan raya yang sudah penuh
kendaraan sesuai dengan kondisi Jakarta.
MRT yang direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2016 di Jakarta akan
membentang dari Lebak Bulus di Jakarta Selatan dan Dukuh Atas di Jakarta
Pusat sepanjang 14,5 km. Empat kilometer diantaranya (4 stasiun) dibangun di
bawah tanah dan 10,5 km dibangun melayang di atas jalan (8 stasiun). Proyek
ini adalah tahap 1 dari rencana 3 tahap pembangunan MRT di Jakarta. Tahap 2
adalah dari Dukuh Atas ke Kota; dan tahap 3 adalah jalur Timur-Barat. Untuk
pembangunan Tahap 2 dan tahap 3 saat ini sedang dalam pembuatan feasibility
study.
4.3.Mampu Menghemat Penggunaan BBM
Kemacetan yang terjadi hampir setiap hari diseluruh wilayah Jakarta telah
meyebabkan banyak BBM terbuang secara percuma. Ibukota negara ini
merupakan konsumen BBM subsidi terbesar di Indonesia menyusul tingginya
frekuensi kemacetan. Menurut Vice President Corporate Communication PT
Pertamina (persero) Ali Mundakir dalam kondisi macet penggunaan Bahan
Bakar Minyak (BBM) pada kendaraan akan meningkat hingga 20%.

Pembangunan sistem transportasi massal (mass rapid transportation/MRT) di


Jakarta menjadi kunci utama implementasi penghematan Bahan Bakar Minyak
(BBM).Karena tujuan paling penting dari pembangunan MRT adalah untuk
mengurangi jumlah penggunaan kendaraan pribadi dan mengalihkan para
pengguna kendaraan pribadi tersebut untuk beralih menggunakan MRT. Dengan
semakin berkurangnya pengguna kendaraan pribadi masalah kemacetan dan
pengurangan penggunaan BBM bisa semuanya terselesaikan.

Selain itu, dalam pengoperasiannya MRT menggunakan jaringan kabel listrik


yang terkoordinasi antar stasiunnya sehingga tidak membutuhkan energi BBM
yang besar seperti tranportasi massal lainnya. Hal ini juga diharapkan akan
semakin menghemat penggunaan BBM di Kota Jakarta.
4.4.Mampu Mengurangi Polusi Udara
Polusi udara adalah salah satu akibat yang paling bisa dirasakan dari masalah
kemacetan di Jakarta. Kendaraan bermotor menyumbang andil sebesar kurang
lebih 80% dalam masalah polusi udara di Jakarta. Data-data di bawah ini bisa
memberikan gambaran tentang parahnya polusi udara di Jakarta. Pertama, Pada
awal tahun 2000-an, menurut survei yang dilakukan UNEP Jakarta adalah kota
ketiga dengan tingkat polusi terburuk di dunia, setelah Mexico City dan
Bangkok. Kedua, dalam skala global, kadar partikel debu (particulate matter)
yang terkandung dalam udara Jakarta adalah yang tertinggi nomor 9 (yaitu 104
mikrogram per meter kubik) dari 111 kota dunia yang disurvei oleh Bank Dunia
pada tahun 2004. Sebagai perbandingan, Uni Eropa menetapkan angka 50
mikrogram per meter kubik sebagai ambang batas tertinggi kadar partikel debu
dalam udara. Ketiga, jumlah hari dengan kualitas tidak sehat di Jakarta semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002, Jakarta dinyatakan sehat
selama 22 hari, sedangkan pada tahun 2003, Jakarta dinyatakan sehat hanya
selama 7 hari. Lebih lanjut, berdasarkan penelitian Kelompok Kerja Udara

Teknologi Teknik Sipil | MRT Sebagai Solusi Kemacetan Jakarta 7


Kaukus Lingkungan Hidup, pada tahun 2004 dan 2005, jumlah hari dengan
kualitas udara terburuk di Jakarta jauh di bawah 50 hari. Namun pada tahun
2006, jumlahnya justru naik di atas 51 hari.

Pembangunan MRT selain menjadi solusi kemacetan di juga bisa menjadi solusi
masalah polusi udara di Jakarta. MRT Jakarta digerakan oleh tenaga listrik
sehingga tidak menimbulkan emisi CO 2 yang besar. Selain itu dengan
beroperasinya MRT di Jakarta di harapkan akan mengurangi jumlah kendaraan
yang ada di jalanan Jakarta, sehingga tingkat polusi yang dihasilkan oleh
kendaraan-kendaraan di jalanan dapat berkurang sehingga masyarakat Jakarta
dapat leluasa menghirup udara tanpa khawatir lagi terkena penyakit yang
ditimbulkan dari polusi tersebut.

Teknologi Teknik Sipil | MRT Sebagai Solusi Kemacetan Jakarta 8


BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
MRT memiliki beberapa keunggulan dibandingkan solusi lain untuk mengatasi
kemacetan di kota Jakarta. Keunggulan itu diantaranya mampu mengangkut
penumpang dalam jumlah banyak dengan waktu yang cepat, tidak menggunakan
jaringan jalan raya, mampu menghemat penggunaan BBM dan mengurangi tingkat
polusi udara di kota Jakarta.

2. Saran
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, karena kurangnya
pengalaman dan pengetahuan tentang peran ilmu ukur tanah dalam dunia konstruksi.
Untuk itu kritik dan saran pembaca sangat bermanfaat demi tercapainya kepentingan
bersama untuk memperbaiki kesalahan dari makalah ini.

Teknologi Teknik Sipil | MRT Sebagai Solusi Kemacetan Jakarta 9


DAFTAR PUSTAKA

Reissyanna. (2013). Pembangunan MRT diakses 26 Desember 2016, dari


http://reissyanna.blogspot.co.id/2014/09/makalah-pembangunan- mrt-
pembangungan.html

Afifah, R. (2012) MRT Mampu Angkut 25.500 Penumpang. Kompas. diakses 26


Desember 2016. http://www. megapolitan.kompas.com/>
Bergkamp, D. Kemacetan Lalu Lintas Jakarta.Kompasiana. 15 Nov. 2011. diakses 26
Desember 2016.
http://www. ekonomi.kompasiana.com/>

Hudalah, D., & Pratama, Y. MRT: Angkutan perkotaan masa depan?. Buletin Tata
Ruang (Sep-Okt2010): 1-4.
Sindo. (2012). MRT, solusi kemacetan Jakarta. SindoNews. diakses 26 Desember
2016
http://www. metro.sindonews.com

Teknologi Teknik Sipil | MRT Sebagai Solusi Kemacetan Jakarta 10

Anda mungkin juga menyukai