LALU LINTAS
Materi: 03
Prioritas Angkutan Massal-1
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas - MRLL
UNSUR
UNSUR P.U
PERHUBUNGAN
UNSUR POLRI
2
Metoda/ Cara Melakukan MRLL
1 penetapan prioritas angkutan massal;
2 pemberian prioritas keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki;
• Ada variasi lain yang digunakan yaitu jalur khusus bus terpandu (O-Bahn) yang
merupakan jalur khusus bus yang didesain sedemikian rupa, Dalam hal ini bus bisa
dipandu oleh jalan beton yang diletakkan di pinggir lintasan ataupun di tengah. Agar
bus bisa melalui lintasan tersebut bus dilengkapi dengan rodaroda pengarah.
Jalur khusus bus yang dibatasi dengan
marka jalan
Jalur khusus bus dengan pemisah fisik
Implementasinya
Penempatan jalur khusus
1. Sisi kiri jalan, searah lalu lintas,
• merupakan pendekatan yang paling mudah untuk
diterapkan namun mengalami permasalahan pada akses
menuju bangunan yang berada pada lintasan bus
tersebut.
• Keadaan ini mengakibatkan lajur khusus bus ini kurang
efektif untuk diterapkan pada lintasan yang mempunyai
akses yang tinggi;
1. Sisi kiri jalan, searah lalu lintas
Sebelum
Sesudah
Penempatan jalur khusus, 2..
2. Sisi kanan jalan berlawanan arah lalu lintas yang biasa
disebut juga sebagai "contra flow bus lane“.
• Jalur khusus bus yang efektif untuk digunakan dalam
mengatasi pelanggaran penggunaan oleh kendaraan
pribadi.
• Permasalahan yang perlu dicermati adalah penanganan
lalu lintas dipersimpangan, termasuk juga pengaturan
lampu lalu lintas yang perlu didesain penetapan
waktunya secara khusus.
2.a. Jalur Bus, Berlawanan Arah Lalu Lintas -
Contra Flow
Sebelum atau
Sesudah
Penempatan jalur khusus, 3..
3. Di tengah sisi median yang dapat dilakukan searah maupun
berlawanan arah.
• Permasalahan yang timbul adalah bagaimana
mengantisipasi penumpang menujuke tempat
perhentian bus, langkah yang dilakukan adalah dengan
menempatkan lampu lalu lintas untuk pejalan kaki
(pelican crossing) ataupun dengan membangun
jembatan ataupun terowongan menuju ke tempat
perhentian bus.
3.a. Lajur tengah/ median, searah lalu lintas
Sebelum
Sesudah
3.b. Lajur tengah/ median, berlawanan arah –
contra flow
Sebelum
Sesudah
Penempatan jalur khusus, 4..
4. Dua lajur, 2 arah, pada sisi kiri jalan, sisi kanan jalan
ataupun pada tengah/median jalan.
• Dari sisi pembuatan memang lebih memudahkan
dalam pembuatan walaupun ditemukan permasalahan
bagi penumpang untuk menuju ketempat perhentian
bus yang biasanya ditempatkan ditengah/ central
island.
4.a. Jalur Bus, 2 lajur/ 2 arah,
di sisi kiri / kanan jalan
Sebelum
Sesudah
atau
4.a. Jalur Bus, 2 lajur/ 2 arah,
di sisi tengah
Sebelum
Sesudah
Desain Lajur khusus bus
1. Lebar Lajur;
2. Perambuan;
3. Waktu pengoperasian;
4. Tempat pemberhentian;
5. Pengawasan.
1. Lebar Lajur khusus bus
• Terkait aspek keselamatan dan kenyamanan,
penyediaan lebar lajur khusus bus juga harus
memadai.
• Sekurangkurangnya sama dengan lebar lajur lalu
lintas standar yaitu 3,5 m atau dalam kisaran antara 3
sampai 4 m.
• Semakin sempit lajur yang digunakan akan
menurunkan kecepatan bus, kecuali bila dilengkapi
dengan roda pengarah (Guided Bus Way).
2. Perambuan
1. Rambu larangan penggunaan lajur bagi kendaraan pribadi atau
ditetapkan lain dengan papan tambahan;
2. Rambu petunjuk adanya jalur khusus bus;
3. Marka pembatas lajur dalam bentuk garis utuh;
4. Marka warna dasar jalur khusus bus yang mempermudah
masyarakat awam untuk membedakan antarajalur umum
kendaraan dengan jalur khusus bus; dan
5. Marka tulisan yang bertuliskan "JALUR KHUSUS BUS".
3. Waktu pengoperasian
1. Paruh waktu, dimana jalur khusus bus hanya diberlakukan
pada saat jam sibuk saja, baik jam sibuk pagi dan/ atau jam
sibuk sore;