Anda di halaman 1dari 58

PERENCANAAN DAN

PEMODELAN TRANSPORTASI
Perangkutan/Transportasi

Proses Pemenuhan Tidak Pemenuhan kebutuhan


Kebutuhan Bergerak jasa: Internet, delivery, tele-
conference, dsb
Bergerak
Dari Satu Tempat
Ke Tempat Lain

Perlu Moda “Terciptanya suatu sistem


Transportasi
transportasi/pergerakan yang
aman, efisien, efektif,
Prasarana
Transportasi nyaman, murah, dan sesuai
lingkungan (termasuk safety)”
Pergerakan
Lalulintas
Sistem Transportasi Makro

SISTEM KEGIATAN SISTEM JARINGAN

SISTEM
PERGERAKAN

SISTEM
KELEMBAGAAN
Sistem Transportasi Makro

 Sistem Kegiatan:
 Mengatur tata ruang/tata guna lahan disuatu wilayah
(Nasional, Propinsi, Kabupaten/Kota).
 Sistem Pergerakan:
 Pergerakan akan timbul dengan adanya penataan ruang
untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
 Sistem Jaringan:
 Digunakan sebagai prasarana penghubung atau fasilitas
pergerakan.
 Sistem Lembaga:
 Digunakan untuk mengelola semua keterkaitan antar sistem
kegiatan, sistem pergerakan, dan sistem jaringan.
Sistem Kelembagaan

LEVEL SISTEM KEGIATAN SISTEM JARINGAN


KEGIATAN

RTRWN SISTRANAS
NASIONAL (BAPENAS) (DepHub)

RTRWD SISTRAWIL
PROPINSI (BAPEDA-PROP) (DinHub-Prop)

RTRWK SISTRAWIL
KAB/KOTA (BAPEDA-KAB/KOTA) (DinHub-Kab/kota)

TopDown Guiden-Aspirasi
Sebelum Otonomi Setelah Otonomi
Perencanaan Transportasi

Suatu proses yang tujuannya


mengembangkan sistem transportasi
yang memungkinkan manusia dan
barang bergerak atau berpindah
tempat dengan aman dan murah
(Pignataro,1973 dan Tamin, 2000).
Wilayah Perencanaan

s/d 1 Th s/d 5 Th s/d 25 Th

MIDDLE

SHORT LONG

WILAYAH PERENCANAAN

PAST NOW FUTURE


Aksesibilitas

 Kemudahan suatu tempat untuk dicapai


(Semakin tinggi aksesibilitas maka semakin mudah daerah itu
dicapai)
C B

Diketahui:
Diketahui: Ke-1 = 60 km
Ke-1 = 100 km Ke-2 = 50'
Ke-2 = 40' Ke-3 = Rp.8.000
Ke-3 = Rp.40.000
A

Diketahui: Diketahui:
Ke-1 = 20 km Ke-1 (l) = Jarak
Ke-2 = 60'
Ke-2 (t) = Waktu Tempuh
Ke-3 = Rp.10.000
Ke-3 (c) = Biaya Perjalanan

D
Ekonomi dan Transportasi

Biaya
• Negara berkembang: Bahan Baku

produk akan
terbebani biaya Keuntungan
Biaya Produksi: dan Pajak
untuk transportasi Upah, Alat,
Energi, dsb
sebesar 30–40%,
dari harga barang.
• Negara maju: biaya
transportasi berkisar
antara 10%. 30 - 40 %

Biaya Transportasi:
Bahan baku, Pemasaran
Mobilitas

 Kemudahan seseorang untuk bergerak.

“Tidak ada gunanya Aksesibilitas yang


terlalu tinggi apabila Mobilitas Rendah”
Konsep Perencanaan
Transportasi
Pendekatan Sistem untuk
Perencanaan Transportasi

 Sistem : gabungan beberapa komponen atau


obyek yang saling berkaitan
 Perubahan salah satu komponen mempengaruhi
komponen yang lain
 Proses perencanaan : proses berdaur dan tidak
pernah berhenti
Proses Perencanaan
Sasaran,
tujuan dan
target

Rumusan
sasaran, tujuan
dan target
Pemantauan dan
Evaluasi

Perencanaan

Data
Proses
Data Daur
Alternatif
rencana

Data

Pelaksanaan
Penilaian

Alternatif
terbaik

Data
Perancangan

Sumber : Tamin (2000)


Data perencanaan

1
MODEL BANGKITAN PERGERAKAN

4 Step Model Asal dan tujuan

2
MODEL SEBARAN PERGERAKAN0

Total matrik asal-tujuan


3
MODEL PEMILIHAN MODA

MAT penumpang MAT penumpang


angkutan pribadi angkutan umum

4
MODEL PEMBEBANAN LALULINTAS

Arus pada jaringan


Pemodelan Dalam Transportasi
Model

 Model adalah merupakan representasi dari realita


(dengan cara sederhana, mudah murah, dan
informatif).

• Miniature,
Model Fisik • Maket,
• Prototype, dsb

Model • Peta kontur,


Grafis • Peta jalan, dsb

Model • Secara umum model matematis dapat


dirumuskan sebagai y=f (x), y = peubah tak-
Matematis bebas; x = peubah bebas.
Model Matematis
Tes/Pengujian Model

 Uji Kecukupan Data


 Uji Korelasi
 Uji Linearitas
 Uji Fitness/Kesesuaian
Uji Kecukupan Data

 Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui pola fungsi


dari data yang sesungguhnya, sehingga tidak ada keraguan
terhadap fungsi tersebut.
Y-Axis

Y-Axis
Y-Axis

Y-Axis

CV 2 Z 2
N
E2

Jumlah data yang


Jumlah data yg “sedikit”
“cukup” akan
akan mengakibatkan
memberikan gambaran
intepretsi kecenderungan
yang jelas tentang
X-Axis
X-Axis X-Axis
X-Axis pola tidak akurat
kecenderungan pola data
Uji Korelasi (1)

 Untuk menentukan tingkat korelasi antara variabel


bebas dan variabel tak bebas, serta korelasi antara
variabel bebas satu dengan variabel bebas yang lain.

N .  X i Yi   X i  Yi
r
 2

N  X i   X i N  Yi   Yi
2 2 2

Uji Korelasi (2)

 Jika ada sebuah fungsi y = f(x), maka korelasi yang


dapat muncul adalah
 r=1 y mempunyai korelasi positif terhadap x dimana
setiap x bertambah maka y akan bertambah.
 r = -1 y mempunyai korelasi negatif terhadap x dimana
setiap x bertambah maka y akan berkurang.
 r=0 y tidak mempunyai korelasi terhadap x dimana
setiap x bertambah maka y tidak tentu.
Uji Linearitas

 Uji linearitas

Y-Axis
digunakan untuk
mengetahui
aproksimasi dari
sekumpulan data,
aproksimasi data
dapat berupa Non-
Linear
persamaan linear
atau persamaan
Linear
non-linear.
X-Axis
Uji Fitness/Kesesuaian

 Uji kesesuaian

Y-Axis
digunakan biasanya Kelompok
untuk menentukan Data 1

kelompok data mana


yang akan digunakan.
ŷi

Kelompok
yi Data 2
n
min S  
l1
( yi  yˆ i )2

X-Axis
Least Square vs MaxLikelihood

 Beberapa kasus kesesuain data tidak dapat


diterangkan secara mutlak dengan Uji Least Square

Moda Kasus I Pemilih Kasus II Pemilih


A 1.100.000,- 50% 100.000,- 10%
B 1.050.000,- 50% 50.000,- 90%
Selisih 50.000,- 50.000,-

y1 y 2 yi
Maks   Pi  L  x x...x
i yˆ1 yˆ 2 yˆi
“Uji harus dilakukan sequential tidak
boleh ada yang gagal kecuali Uji
Linearitas”
Model Grafis
Daerah Kajian Sederhana

Pusat zona
Gateway
Zona

1
Ruas
2

4
3

Penghubung pusat
5 zona
Batas daerah kajian 6
Simpul

Batas zona
Jenis Pergerakan

Eksternal ke/dari Internal

Eksternal ke Eksternal

In
te
Intra Zona

rn
lka
e
In
te
rn
l a
Contoh Kota Bandung

Zona: 125 - Simpul: 965 - Ruas: 2283


CONTOH SOAL

INTERAKSI SISTEM TRANSPORTASI


Interaksi Sistem Transportasi

 Zona A: zona
pemukiman Rute 3 (R3)
 Zona B: zona
lapangan kerja A B
 Populasi zona A = Rute 1 (R1)
60.000 org
 Prosentase usia kerja
dan sekolah = 90% Rute 2 (R2)
 Lapangan kerja di zona
B = 20.000 lapangan T0 Kapasitas
Rut Panjan ITP
kerja (Menit (Kend/Ja
e g (Km) (=a)
 Jika zona A dan zona B ) m)
dihubungkan dengan 3 1 20 25 0,4 4.000
buah rute. 2 30 40 0,9 2.500
3 15 15 0,2 6.000
Pertanyaan?

1 a. Jika hanya ruas 1 yang beroperasi, berapa arus yang terjadi antara A
dan B, dan berapa waktu tempuhnya.
b. Jika hanya ruas 2 yang beroperasi, berapa arus yang terjadi antara A
dan B, dan berapa waktu tempuhnya.
c. Jika hanya ruas 1 dan ruas 2 beroperasi bersama-sama, berapa arus
yang terjadi antara A dan B, dan berapa waktu tempuhnya.
d. Jika hanya ruas 3 saja yang beroperasi, berapa arus yang terjadi
antara A dan B, dan berapa waktu tempuhnya.
e. Tolong dievaluasi mana yang anda pilih R1, R2, R1 dan R2, atau R3.
f. Bagaimana jika R1, R2, R3 beoperasi bersama-sama.
2 Asumsikan terjadi peningkatan
 Usia kerja dan sekolah dari 90% menjadi 100%, dan
 Lapangan kerja dari 20.000 menjadi 25.000, hitung a s/d f.
3 Dengan kondisi sistem kegiatan seperti kondisi
no.1. hitung a s/d f jika:
 R1 dioverlay sehingga ITP menjadi 0,1, dan
 R1 dilebarkan sehingga kapasitas menjadi: 5.000 Kend/Jam.
1 Jawaban

 Persamaan Kebutuhan Transportasi


Perhitungan Arus dari Zona A ke Zona B dalam Kend/jam adalah:

PA = 0,9 x LA

= 0,9 x 60.000 = 54.000 orang

AB = LB = 20.000 orang

Jika asumsi 1 kendaraan dipakai oleh 2 orang maka jumlah kendaraan


yang bergerak dari Zona A ke Zona B adalah:

PA = 54.000/2 = 27.000 Kend

AB = 20.000/2 = 10.000 Kend


1 Jawaban
PA . AB
QAB = K.
TQAB
27.000 x10.000
= 0.0025.
TQAB

675000
QAB = ………………………………………………………………….(1)
TQAB
675.000
TQ = …………………………………………………………………….(2)
Q AB

Persamaan prasarana Transpotasi untuk setiap rute didapatkan:


 Q
1  (1  a) C   C  (1  a ).Q 
TQAB = T0 AB .  = T . 
Q C Q
0 AB
 1   
 C 
 4000  0,6.Q AB (1) 
TQAB(1) = 25 .   ………………………………………………(3)
 4000  Q AB (1) 
 2500  0,1.Q AB ( 2) 
TQAB(2) = 40 .   ………………………………………………(4)
 2500  Q AB ( 2) 
 6000  0,8.Q AB (3) 
TQAB(3) = 15.   ………………………………………………(5)
 6000  Q AB (3) 
1.a. Jika hanya Ruas 1 yang beroperasi
Dari persamaan (2) dan (3) didapatkan Q:
1a 675.000  4000  0,6.Q AB (1) 
= 25 . 
Q AB (1)  4000  Q AB (1) 
 4000  0,6.Q AB (1) 
27000 = Q. 
 4000  Q AB (1)  
6 2
108.10 – 27000.QAB(1) = 4000. QAB(1) – 0,6. Q AB(1)
108.106 – 31000. QAB(1) + 0,6. Q2AB(1) = 0 …………………………………………… (6)

Dengan rumus abc dapat diketahui Q, sebagai berikut:


 b  b 2  4ac
Q =
2a
 (31000)  31000 2  4 x0,6.x108.10 6
Q =
2 x0,6
 (31000)  31000 2  4 x0,6.x108.10 6
Q1 = = 47909,59
2 x0,6
 (31000)  31000 2  4 x0,6.x108.10 6
Q2 = = 3757.077
2 x0,6
Dipilih Q yang lebih kecil dari Q0 yaitu Q2 = 3757 Kend/Jam
Masukan nilai Q2 dalam persamaan (3)
 4000  0,1x3757,077 
TQAB(1) = 25. 
 4000  3757,077 
TQAB(1) = 179.66 menit
1.b. Jika hanya Ruas 2 yang beroperasi
1b Dari persamaan (2) dan (4) didapatkan Q:
675.000  2500  0,1.Q 
= 40. 
Q AB  2500  Q 
 2500  0,1.Q 
16875 = Q . 
 2500  Q 
42187500 – 16875. QAB(2) = 2500. QAB(2) – 0,1. Q2AB(2)
42187500 – 19375. QAB(2) + 0,1. Q2AB(2) = 0 …………………………………………… (7)

Dengan rumus abc dapat diketahui Q, sebagai berikut:


 b  b 2  4ac
Q =
2a
 (19375)  19375 2  4 x0,1.x 42187500
Q =
2 x0,1
 (19375)  19375 2  4 x0,1.x 42187500
Q1 = = 191547,544
2 x0,1
 (19375)  19375 2  4 x0,1.x 42187500
Q2 = = 2202,456
2 x0,1
Dipilih Q yang lebih kecil dari Q0 yaitu Q2 = 2202 Kend/Jam
Masukan nilai Q2 dalam persamaan (4)
 2500  0,1x 2202.456 
TQAB(2) = 40. 
 2500  2202.456 
TQAB(2) = 306,476 menit
1.c. Jika hanya Ruas 3 yang beroperasi
Dari persamaan (2) dan (5) didapatkan Q:
1c 675.000  6000  0,8.Q AB (3) 
= 15 . 
Q AB (3)  6000  Q AB (3) 
 6000  0,8.QAB (3) 
45000 = Q AB (3) 
. 
 6000  QAB (3) 
27x107 – 45000. QAB(3) = 6000. QAB(3) – 0,8. Q2AB(3)
27x107 – 51000. QAB(3) + 0,8. Q2AB(3) = 0 …………………………………………… (8)

Dengan rumus abc dapat diketahui Q, sebagai berikut:


 b  b 2  4ac
Q =
2a
 (51000)  51000 2  4 x0,8.x 27 x10 7
Q =
2 x0,8
 (51000)  51000 2  4 x0,8.x 27 x10 7
Q1 = = 57923,332
2 x0,8
 (51000)  51000 2  4 x0,8.x 27 x10 7
Q2 = = 5826,668
2 x0,8
Dipilih Q yang lebih kecil dari Q0 yaitu Q2 = 5826,668 Kend/Jam
Masukan nilai Q2 dalam persamaan (5)
 6000  0,8 x5826,668 
TQAB(3) = 15. 
 6000  5826,668 
TQAB(3) = 115,847 menit
1.e. Jika hanya Ruas 1 dan 2 yang beroperasi bersama-sama
Syarat Batas

1d 1). Q AB  QAB (1)  QAB ( 2)


2). TQAB(1) = TQAB(2)

Dari syarat batas (2) maka dapat didapatkan persamaan:


TQAB(1) = TQAB(2)
 4000  0,6.Q AB (1)   2500  0,1.Q AB ( 2) 
25.  = 40. 
 4000  Q AB (1)   2500  Q AB ( 2) 

100000  15.Q AB (1)  100000  4.Q AB ( 2) 


 =  
 4000  Q AB (1)   2500  Q AB ( 2) 
84000QAB ( 2)  1,5 x108
QAB (1) = …………………………………………………………………………………….(9)
62500  11QAB ( 2)
Dengan syarat batas (1) persamaan (2) TQ di tulis kembali menjadi:
675.000
TQ = …………………………………………………………………………………………………..(10)
Q AB (1)  Q AB ( 2)
 2500  0,1.Q AB ( 2) 
Memasukkan persamaan (10) TQ ke persamaan TQAB(2) = 40. :
 2500  Q AB ( 2) 
675.000  2500  0,1.Q AB ( 2) 
= 40. 
Q AB (1)  Q AB ( 2)  2500  Q AB ( 2) 
0,1Q 2 AB ( 2)  0,1QAB (1)QAB ( 2)  2500QAB (1)  19375QAB ( 2)  42187500 = 0 …………………………………………(11)
84000QAB ( 2)  1,5 x108
Ganti QAB(1) dengan persamaan (9): QAB (1) =
62500  11QAB ( 2)
 84000Q AB ( 2)  1,5 x108   84000Q AB ( 2)  1,5 x108 
0,1Q 2 AB ( 2)  0,1 Q AB ( 2)  2500   19375Q AB ( 2)  42187500 = 0
 62500  11Q AB ( 2)   62500  11Q AB ( 2) 

1,1Q 3 AB (2)  198475Q 2 AB (2)  9,41875x108 Q AB (2)  2,26171875x1012 = 0 …………………………………(12)


Dengan metode trial and error dapat diketahui QAB(2),
1d yaitu = 1757.067 Kend/Jam

Masukkan nilai QAB(2) ke persamaan (9):


84000QAB ( 2)  1,5 x108
QAB (1) =
62500  11Q AB ( 2)

84000 x1757,067  1,5 x108


QAB (1) =
62500  (11x1757,067)

QAB (1) = 3636,831 Kend/jam

Nilai TQAB adalah:


675.000
TQ =
Q AB (1)  Q AB ( 2)

675.000
TQ =
3636,831  1757,067
TQ = 125,142 menit
Selesaikan:

1 Bagaimana jika R1, R2, R3 beoperasi bersama-sama.


Asumsikan terjadi peningkatan
 Usia kerja dan sekolah dari 90% menjadi 100%, dan
 Lapangan kerja dari 20.000 menjadi 25.000, hitung a s/d
f.
Dengan kondisi sistem kegiatan seperti
2
kondisi no.1. hitung a s/d f jika:
 R1 dioverlay sehingga ITP menjadi 0,1, dan
3  R1 dilebarkan sehingga kapasitas menjadi: 5.000
Kend/Jam.
Pemodelan Transportasi
Data perencanaan

1
MODEL BANGKITAN PERGERAKAN

4 Step Model Asal dan tujuan

2
MODEL SEBARAN PERGERAKAN0

Total matrik asal-tujuan


3
MODEL PEMILIHAN MODA

MAT penumpang MAT penumpang


angkutan pribadi angkutan umum

4
MODEL PEMBEBANAN LALULINTAS

Arus pada jaringan


Matrik Asal Tujuan

Zona 1 2 3 ... N Oi

1 T11 T12 T13 ... T1N O1


N N
2 T21 T22 T23 ... T2N O2
Oi =  Tid Dd =  Tid
d 1 i 1
3 T31 T32 T33 ... T3N O3
N N N N
. . . . ... . . T =  Oi =  Dd =   Tid
i 1 d 1 i 1 d 1
. . . . ... . .
. . . . ... . .

N TN1 TN2 TN3 ... TNN ON

Dd D1 D2 D3 ... DN T

Sumber: Tamin (1985,1986,1988abcd,1997a,2000a,2003)


Model Sebaran (Met. Analogi)
Persamaan Umum

Tid  t id .E
Tid = pergerakan pada masa mendatang dari zona asal i
ke zona tujuan d
t id = pergerakan pada masa sekarang dari zona asal i ke
zona tujuan d
E = tingkat pertumbuhan
Kelompok Metode Analogi

 metode tanpa-batasan (metode seragam),


 metode dengan-satu-batasan (metode
batasan-bangkitan dan metode batasan-
tarikan), dan
 metode dengan-dua-batasan (metode rata-
rata, metode Fratar, metode Detroit, dan
metode Furness).
Met. Tanpa dan Satu Batasan

Tanpa T T = total pergerakan pada masa


batasan E mendatang di dalam daerah kajian
t t = total pergerakan pada masa sekarang
di dalam daerah kajian

Batasan
Bangkit Tid  t id . E i Ei=1 untuk seluruh zona
an

Batasan
Tarikan
Tid  t id .Ed Ed=1 untuk seluruh zona
Metode Dengan 2 Batasan

 E  Ed 
Tid  t id . i 
 2 
Oi Dd
Ei  dan E d 
oi dd
Rata-
rata Ei, Ed = tingkat pertumbuhan zona i dan d
Oi, Dd = total pergerakan masa mendatang yang berasal dari
zona asal i atau yang menuju ke zona tujuan d
oi, dd = total pergerakan masa sekarang yang berasal dari
zona asal i atau yang menuju ke zona tujuan d
Metode Dengan 2 Batasan

Tid  t id .E i .E d .
 Li  Ld 
2
N N
Fratar  t ik  t dk
k i k d
Li  N
dan Ld = N
 E k .t ik  E k .t dk
k i k d
Metode Dengan 2 Batasan

Tid  t id . E i

Pada metode ini, pergerakan awal (masa sekarang) pertama kali


dikalikan dengan tingkat pertumbuhan zona asal. Hasilnya kemudian
Furness dikalikan dengan tingkat pertumbuhan zona tujuan dan zona asal
secara bergantian (modifikasi harus dilakukan setelah setiap
perkalian) sampai total sel MAT untuk setiap arah (baris atau kolom)
sama dengan total sel MAT yang diinginkan.

Tid  t id .Ed
Model Sebaran (Metode
Sintetis)

GRAVITY MODEL
Model Gravity

 Model Gravity tanpa-batasan (UCGR)


 Model Gravity dengan-batasan-bangkitan (PCGR)
 Model Gravity dengan-batasan-tarikan (ACGR)
 Model Gravity dengan-batasan-bangkitan-tarikan
(PACGR)
Model Gravity tanpa-batasan (UCGR)

Tid  Ai .Oi .Bd .Dd . f (Cid )

 Syarat batas
N N N N N N
Oi   Tid ; Dd   Tid ;  O   D  T
i d id
d 1 i 1 i 1 d 1 i i d 1

 Faktor penyeimbang Ai dan Bd


Ai  1 for all i ; Bd  1 for all d
Model Gravity dengan-batasan-bangkitan
(PCGR)

Tid  Ai .Oi .Bd .Dd . f (Cid )

 Syarat batas
N N N N N N
Oi   Tid ; Dd   Tid ;  O   D  T
i d id
d 1 i 1 i 1 d 1 i i d 1

 Faktor penyeimbang
1
Ai  N
for all i
 B .D . f (C
d 1
d d id )

Bd  1 for all d
Model Gravity dengan-batasan-tarikan (ACGR)

Tid  Ai .Oi .Bd .Dd . f (Cid )

 Syarat batas
N N N N N N
Oi  Tid ; Dd   Tid ;  O   D  T
i d id
d 1 i 1 i 1 d 1 i i d 1

 Faktor penyeimbang
1
Bd  N
for all d
 A .O . f (C
i 1
i i id )

Ai  1 for all i
Model Gravity dengan-batasan-bangkitan-
tarikan (PACGR)

Tid  Ai .Oi .Bd .Dd . f (Cid )

 Syarat batas
N N N N N N
Oi  Tid ; Dd   Tid ;  O   D  T
i d id
d 1 i 1 i 1 d 1 i i d 1

 Faktor penyeimbang
1
Ai  N
for all i
 B .D . f (C
d 1
d d id )

1
Bd  N
for all d
 A .O . f (C
i 1
i i id )
Soal

1. Bangkitan dan Tarikan pada setiap zona adalah:


Zona 1 2 3 4 5 Oi
1 1000
2 2000
3 3000
4 4000
5 5000
Dd 2500 3500 2000 4000 3000 15000

2. Informasi tentang aksesibilitas adalah:


Zona 1 2 3 4 5
1 60 100 150 200 150
2 120 40 80 120 200
3 240 220 50 180 240
4 270 200 140 50 120
5 180 140 160 210 60

Hitunglah sebaran pergerakan yang terjadi menggunakan Model Gravity


dengan-batasan-bangkitan-tarikan (PACGR).
Kriteria Penggunaan Model Gravity

Model Kriteria Pengunaan


UCGR - Jika informasi survei kurang baik/kurang tersedia.
- Ramalan data Bangkitan atau Tarikan dari hasil trip
generation kurang dapat diandalkan (contoh: untuk analisis-
regresi-linear-berganda dapat dilihat dari koefisien
determinansi (R2), konstansta regresi, atau syarat yang lain).
- Biasa digunakan untuk pergerakan yang berbasis bukan
rumah.
PCGR - Ramalan data Bangkitan dari hasil trip generation lebih dapat
diandalkan dari pada data Tarikannya.
- Biasa digunakan untuk pergerakan yang berbasis rumah.
ACGR - Ramalan data Tarikan dari hasil trip generation lebih dapat
diandalkan (cukup baik) dari pada data Bangkitannya.
- Biasa digunakan untuk pergerakan dengan tujuan bukan
rumah.
PACGR - Ramalan data Bangkitan atau Tarikan dari hasil trip
generation dapat diandalkan (contoh: untuk analisis-regresi-
linear-berganda dapat dilihat dari koefisien determinansi (R2

Anda mungkin juga menyukai