Anda di halaman 1dari 35

SESI 6

PEMODELAN TRANSPORTASI

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


OUTLINE . .

Analisis Model
Konsep Transport Sederhana
Pengantar
Permodelan
Pemodelan Demand Interaksi
Sistem
Latihan
Transportasi Modelling Tranportasi
Pengantar
Permodelan
Pengantar Permodelan
Model adalah representasi atau formalitas
Model ? suatu sistem nyata dalam bahasa tertentu
yang disepakati.

Sistem Nyata adalah sistem yang


sedang berlangsung dalam suatu
kehidupan atau sistem yang dijaidkan
Sistem Nyata ?
fokus perhatian.

Permodelan adalah proses membangun


Permodelan ? atau membentuk suatu model dari suatu
sistem nyata dalam bahasa tertentu.
Pengantar Permodelan
Model

Sistem Nyata
Sistem
Nyata
Model


Sistem
Nyata
Model

Kusumantoro, IP
Pengantar Permodelan
Contoh Model?
Pengantar Permodelan
 Murthy, Page, Rodin (1990): model adalah suatu representasi yang memadai jika
telah sesuai dengan tujuan pemodel
 Representasi: (i) visualisasi, penggambaran sistem nyata ; (ii) skala,
penggunaan ketentuan ukuran tertentu; (iii) verbal, deskripsi verbal; (iv)
skematik, penggunaan skema untuk menggambarkan kembali sistem nyata;
(v) simbolik, formulasi simbol atau lambang yang disepakati
 Memadai, dalam arti penyederhanaan yang melibatkan pemilihan variabel-
variabel utama yang kemudian merumuskan model.

 Tamin (2000): Model dapat didefinisikan sebagai bentuk penyederhanaan realita


(atau dunia yang sebenarnya). Termasuk di antaranya:
 Model fisik: model arsitek, model sipil, wayang golek, dan lain-lain.
 Peta dan diagram(grafis)
 Model statistika dan matematika (persamaan) yang menerangkan beberapa
aspek fisik sosial-ekonomi, dan model transportasi.

PW1221-DNT
Pengantar Permodelan
Model adalah merupakan representasi dari realita (dengan
cara sederhana, mudah murah, dan informatif). Contoh
Model dalam Ilmu Teknik:

• Miniature,
Model Fisik • Maket,
• Prototype, dsb

• Peta kontur,
Model Grafis • Peta jalan, dsb

Model • Secara umum model matematis dapat dirumuskan sebagai y=f


(x), y = peubah tak-bebas; x = peubah bebas.
Matematis
Konsep
Permodelan
Transportasi
Konsep Permodelan Transportasi

Permodelan
Transportasi ?

Kusumantoro, IP
Konsep Permodelan Transportasi

Permodelan
Transportasi ?
Pengantar Permodelan
Permodelan
Transportasi ?

Transport Demand
Modelling
Transport
Demand
Modelling
Transport Demand Modelling
Demand =
Transport Demand Modelling
Travel Land Use Scenario
Forecasting Bangkitan Pergerakan:
- Trip Production
Procedure - Trip Attraction Trip Generation
(4 Step Model)
Distribusi Pergerakan: Trip Distribution
- Asal dan Tujuan
- Interaksi AT
Pemilihan Moda Modal Split

Pembebanan Pergerakan Traffic Assignment


Volume per Ruas Jalan

Traffics
Transport Demand Modelling
1
Data perencanaan

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN

Asal dan tujuan

2
MODEL SEBARAN PERGERAKAN

Total matrik asal-tujuan

4 Step Model 3
MODEL PEMILIHAN MODA

MAT penumpang MAT penumpang


angkutan pribadi angkutan umum

4
MODEL PEMBEBANAN LALULINTAS

Arus pada jaringan


Analisis Model
Sederhana
Interaksi Sistem
Tranportasi
Model Interaksi Sistem Transportasi
• Sistem Kegiatan ( Tata Guna Lahan)

Bagaimana
• Sistem Jaringan ( Prasarana Transportasi) Membuat
Model
Sederhananya?

Sederhana:
• Sistem Pergerakan ( Lalu Lintas) Melibatkan
hanya 2 buah
zona saja
Model Interaksi Sistem Transportasi
Tujuan Pembentukan Model:
• Untuk memahami cara kerja sistem
transportasi yang merupakan tujuan utama
pembentukan model

• Untuk meramalkan perubahan arus lalu


lintas bila dilakukan perubahan pada sistem
tata guna lahan (kegiatan) dan/ atau sistem
prasarana tranportasi (jaringan)
Model Interaksi Sistem Transportasi
Parameter Terkait:
• Sistem Kegiatan ( Tata Guna Lahan)
Jumlah Penduduk, lapangan kerja, pendapatan, dan
karakteristik pemilikan kendaraan

• Sistem Jaringan ( Prasarana Transportasi)


Waktu tempuh (travel time), biaya perjalanan

• Sistem Pergerakan ( Lalu Lintas)


Jumlah Penumpang dan kendaraan
Model Interaksi Sistem Transportasi
Variabel yang akan digunakan dalam Pemodelan:
LA Tata Guna Lahan di Zona A

PA Bangkitan Pergerakan dari Zona A

AB Tarikan Pergerakan Ke Zona B

QAB Arus Lalu Lintas dari Zona A ke Zona B yang Menggunakan Rute 1

TQAB Waktu tempuh lalu lintas dari Zona A ke Zona B pada setiap rute pada
Kondisi arus= Q

T0 Waktu tempuh pada saat arus= 0

C Kapasitas

a Indeks tingkat pelayanan (ITP)


Model Interaksi Sistem Transportasi
Tahapan dalam Penerapan Konsep Interaksi Sistem Transportasi
a. Bangkitan Pergerakan merupakan fungsi tata guna lahan. Jumlah
bangkitan pergerakan yang dihasilkan oleh suatu zona berbanding
lurus dengan tipe dan intensitas tata guna lahan di zona tersebut.
PA=f(LA)
Hal yang sama juga berlaku bagi tarikan pergerakan:
AB=f(LB)
b. Sebaran Pergerakan Besarnya pergerakan dari Zona A ke Zona B
merupakan fungsi dari tipe dan Intensitas tata guna lahan di Zona A
dan Zona B (PA dan AB) dan besarnya faktor kemudahan
pencapaian (aksesibilitas) zona tujuan B dari zona asal A (TQAB)
dapat dinyatakan dalam persamaan gravity:
PA . AB K: konstanta penyeimbang
QAB = K . sebaran pergerakan= 0,0025
TQAB
Model Interaksi Sistem Transportasi
Tahapan dalam Penerapan Konsep Interaksi Sistem Transportasi
c. Pemilihan Moda Tranportasi dan Rute. Pemilihan moda transportasi
antara zona A ke Zona B didasarkan pada perbandingan antara berbagai
karakteristik operasional moda transportasi yang tersedia (misalnya waktu
tempuh, tarif, waktu tunggu, dll.) Begitu juga halnya rute-pemilihan rute
didasarkan pada perbandingan karakteristik operasional setiap alternbatif
rute untuk setiap moda transportasi yang tersedia.
Pada kondisi keseimbangan tidak ada seorangpun yang mampu memilih
rute yang lebih baik, karena semua alternatif rute yang tersedia
mempunyai waktu tempuh yang sama dan minimal. Arus lalu lintas akan
mengatur dirinya sendiri sehingga besarnya waktu tempuh untuk setiap
alternatif rute yang tersedia sama(Wardrop, 1952). Jika terdapat dua
laternati rute (1 dan 2) antara zona A dan B, maka kondisi keseimbangan
tercapai jika:

TQAB1= TQAB2
Model Interaksi Sistem Transportasi
Hubungan antara waktu tempuh dengan volume arus lalu lintas
diasumsikan mengikuti rumus Davidson (Davidson, 1966):
 Q
1  (1  a ) C 
TQ  T0 . 
Q
 1 
 C 
METODE ANALITIS
Penyelesaian:

METODE GRAFIS
Contoh Soal:

Zona A: zona pemukiman Rute 3 (R3)


Zona B: zona lapangan kerja
A B
Populasi zona A = 60.000 org Rute 1 (R1)
Prosentase usia kerja dan
sekolah = 90% Rute 2 (R2)
Lapangan kerja di zona B =
Panjang Kapasitas
20.000 lapangan kerja Rute
(Km)
T0 (Menit) ITP (=a)
(Kend/Jam)
Jika zona A dan zona B 1 20 25 0,4 4.000
dihubungkan dengan 3 buah 2 30 40 0,9 2.500
rute. 3 15 15 0,2 6.000
Pertanyaan?
1 a.Jika hanya ruas 1 yang beroperasi, berapa arus yang terjadi antara A dan B, dan berapa
waktu tempuhnya.
b.Jika hanya ruas 2 yang beroperasi, berapa arus yang terjadi antara A dan B, dan berapa
waktu tempuhnya.
c.Jika hanya ruas 1 dan ruas 2 beroperasi bersama-sama, berapa arus yang terjadi antara A
dan B, dan berapa waktu tempuhnya.
d.Jika hanya ruas 3 saja yang beroperasi, berapa arus yang terjadi antara A dan B, dan
berapa waktu tempuhnya.
e.Tolong dievaluasi mana yang anda pilih R1, R2, R1 dan R2, atau R3.
f.Bagaimana jika R1, R2, R3 beoperasi bersama-sama.
2
Asumsikan terjadi peningkatan
Usia kerja dan sekolah dari 90% menjadi 100%, dan
3
Lapangan kerja dari 20.000 menjadi 25.000, hitung a s/d f.
Dengan kondisi sistem kegiatan seperti kondisi no.1. hitung a s/d f jika:
R1 dioverlay sehingga ITP menjadi 0,1, dan
R1 dilebarkan sehingga kapasitas menjadi: 5.000 Kend/Jam.
Jawaban 1

• Persamaan Kebutuhan Transportasi


Perhitungan Arus dari Zona A ke Zona B dalam Kend/jam adalah:

PA = 0,9 x LA

= 0,9 x 60.000 = 54.000 orang

AB = LB = 20.000 orang

Jika asumsi 1 kendaraan dipakai oleh 2 orang maka jumlah kendaraan yang bergerak dari Zona A ke
Zona B adalah:

PA = 54.000/2 = 27.000 Kend

AB = 20.000/2 = 10.000 Kend


Jawaban 1
PA . AB
QAB = K.
TQAB
27.000 x10.000
= 0.0025.
TQAB

675000
QAB = ………………………………………………………………….(1)
TQAB
675.000
TQ = …………………………………………………………………….(2)
Q AB

Persamaan prasarana Transpotasi untuk setiap rute didapatkan:


 Q 
 1  (1  a )
C   C  (1  a ).Q 
TQAB = T0 AB .  = T0 AB . 
 1
Q   C Q 

 C 

 4000  0,6.Q AB (1) 
TQAB(1) = 25.  ………………………………………………(3)
 4000  Q AB (1)
 

 2500  0,1.Q AB ( 2) 
TQAB(2) = 40.  ………………………………………………(4)
 2500  Q AB ( 2)
 

 6000  0,8.Q AB (3) 
TQAB(3) = 15.  ………………………………………………(5)
 6000  Q AB (3)
 

1.a. Jika hanya Ruas 1 yang beroperasi
Dari persamaan (2) dan (3) didapatkan Q:
1a 675.000  4000  0,6.Q AB (1) 
= 25. 
Q AB (1) 
 4000  Q AB (1) 

 4000  0,6.Q AB (1) 
27000 = Q . 

 4000  Q AB (1) 

6 2
108.10 – 27000.QAB(1) = 4000. QAB(1) – 0,6. Q AB(1)
108.106 – 31000. QAB(1) + 0,6. Q2AB(1) = 0 …………………………………………… (6)

Dengan rumus abc dapat diketahui Q, sebagai berikut:


 b  b 2  4ac
Q =
2a
 (31000)  31000 2  4 x0,6.x108.10 6
Q =
2 x0,6
 (31000)  31000 2  4 x0,6.x108.10 6
Q1 = = 47909,59
2 x0,6
 (31000)  31000 2  4 x0,6.x108.10 6
Q2 = = 3757.077
2 x0,6
Dipilih Q yang lebih kecil dari Q0 yaitu Q2 = 3757 Kend/Jam
Masukan nilai Q2 dalam persamaan (3)
 4000  0,1x3757,077 
TQAB(1) = 25. 
 4000  3757,077 
TQAB(1) = 179.66 menit
1.b. Jika hanya Ruas 2 yang beroperasi
1b Dari persamaan (2) dan (4) didapatkan Q:
675.000  2500  0,1.Q 
= 40. 
Q AB  2500  Q 
 2500  0,1.Q 
16875 = Q . 
 2500  Q 
42187500 – 16875. QAB(2) = 2500. QAB(2) – 0,1. Q2AB(2)
42187500 – 19375. QAB(2) + 0,1. Q2AB(2) = 0 …………………………………………… (7)

Dengan rumus abc dapat diketahui Q, sebagai berikut:


b b 2  4ac
Q =
2a
 (19375)  19375 2  4 x0,1.x 42187500
Q =
2 x0,1
 (19375)  19375 2  4 x0,1.x 42187500
Q1 = = 191547,544
2 x0,1
 (19375)  19375 2  4 x0,1.x 42187500
Q2 = = 2202,456
2 x0,1
Dipilih Q yang lebih kecil dari Q0 yaitu Q2 = 2202 Kend/Jam
Masukan nilai Q2 dalam persamaan (4)
 2500  0,1x 2202.456 
TQAB(2) = 40. 
 2500  2202.456 
TQAB(2) = 306,476 menit
1.c. Jika hanya Ruas 3 yang beroperasi
Dari persamaan (2) dan (5) didapatkan Q:
1c 675.000  6000  0,8.Q AB (3) 
= 15 . 
Q AB (3) 
 6000  Q AB ( 3) 

 6000  0,8.Q AB (3) 
45000 = Q AB (3) 
. 

 6000  Q AB ( 3) 

7 2
27x10 – 45000. QAB(3) = 6000. QAB(3) – 0,8. Q AB(3)
27x107 – 51000. QAB(3) + 0,8. Q2AB(3) = 0 …………………………………………… (8)

Dengan rumus abc dapat diketahui Q, sebagai berikut:


b b 2  4ac
Q =
2a
 (51000)  51000 2  4 x0,8.x 27 x10 7
Q =
2 x0,8
 (51000)  51000 2  4 x0,8.x 27 x10 7
Q1 = = 57923,332
2 x0,8
 (51000)  51000 2  4 x0,8.x 27 x10 7
Q2 = = 5826,668
2 x0,8
Dipilih Q yang lebih kecil dari Q0 yaitu Q2 = 5826,668 Kend/Jam
Masukan nilai Q2 dalam persamaan (5)
 6000  0,8 x5826,668 
TQAB(3) = 15. 
 6000  5826,668 
TQAB(3) = 115,847 menit
1.e. Jika hanya Ruas 1 dan 2 yang beroperasi bersama-sama
Syarat Batas
1d 1). QAB  QAB(1)  QAB( 2)
2). TQAB(1) = TQAB(2)

Dari syarat batas (2) maka dapat didapatkan persamaan:


TQAB(1) = TQAB(2)
 4000  0,6.Q AB (1)   2500  0,1.Q AB ( 2) 
25.  = 40. 
 4000  Q AB (1) 
   2500  Q AB ( 2) 
 

100000  15.Q AB (1)  100000  4.Q AB ( 2) 


 =  

 4000  Q AB (1) 
  2500  Q AB ( 2) 
 
84000Q AB ( 2)  1,5 x108
Q AB(1) = …………………………………………………………………………………….(9)
62500  11Q AB ( 2)
Dengan syarat batas (1) persamaan (2) TQ di tulis kembali menjadi:
675.000
TQ = …………………………………………………………………………………………………..(10)
Q AB (1)  Q AB ( 2)
 2500  0,1.Q AB ( 2) 
Memasukkan persamaan (10) TQ ke persamaan TQAB(2) = 40. :
 2500  Q AB ( 2) 
 
675.000  2500  0,1.Q AB ( 2) 
= 40. 
Q AB (1)  Q AB ( 2)  2500  Q AB ( 2) 
 
0,1Q 2 AB ( 2)  0,1QAB (1)QAB ( 2)  2500QAB (1)  19375QAB ( 2)  42187500 = 0 …………………………………………(11)
84000Q AB ( 2)  1,5 x108
Ganti QAB(1) dengan persamaan (9): Q AB(1) =
62500  11Q AB ( 2)
 84000Q AB ( 2)  1,5 x108   84000Q AB ( 2)  1,5 x108 
0,1Q 2 AB ( 2)  0,1 QAB ( 2)  2500   19375Q AB ( 2)  42187500 = 0
 62500  11QAB ( 2)   62500  11QAB ( 2) 
   

1,1Q 3 AB(2)  198475Q 2 AB(2)  9,41875 x108 Q AB(2)  2,26171875 x1012 = 0 …………………………………(12)
Dengan metode trial and error dapat diketahui QAB(2),
1d yaitu = 1757.067 Kend/Jam

Masukkan nilai QAB(2) ke persamaan (9):


84000Q AB ( 2)  1,5 x108
Q AB(1) =
62500  11Q AB ( 2)

84000 x1757,067  1,5 x108


Q AB(1) =
62500  (11x1757,067)

Q AB(1) = 3636,831 Kend/jam

Nilai TQAB adalah:


675.000
TQ =
Q AB (1)  Q AB ( 2)

675.000
TQ =
3636,831  1757,067
TQ = 125,142 menit
Latihan
Selesaikan Soal
Nomor 2 dan 3
Keep up
the
good work!

Anda mungkin juga menyukai