LALU LINTAS
Materi: 02
Identifikasi Masalah Lalu Lintas
Dasar
1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan;
1. Perencanaan;
2. Pengaturan;
3. Perekayasaan;
4. Pemberdayaan; dan
5. Pengawasan.
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas - MRLL
UNSUR
UNSUR P.U
PERHUBUNGAN
UNSUR POLRI
4
PERENCANAAN (Ps 94 (1))
KEGIATAN HUB PU POL
• penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan Jalan dan gerakan Lalu Lintas.
9
Meliputi:
1
• penggunaan ruang jalan;
2
• kapasitas jalan;
3
• tata guna lahan pinggir jalan;
4
• Perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan;
5
• pengaturan lalu lintas;
6
• kinerja lalu lintas; dan/ atau
7
• lokasi potensi kecelakaan dan kemacetan lalu lintas.
Penampang Bagian-bagian Jalan
1.1 identifikasi masalah Lalu Lintas
Diperoleh dari:
1) pengamatan lapangan;
• visual; atau
• menggunakan peralatan teknis, misalnya kamera dan peralatan lainnya.
• laporan Pemerintah;
• hasil kajian dari Pemerintah atau swasta;
• data statistik; atau
• data spasial dari media elektronik maupun non elektronik.
inventarisasi dan
1.2
analisis situasi arus Lalu Lintas;
Tujuan: untuk mengetahui situasi arus lalu lintas dari aspek kondisi jalan,
perlengkapan jalan, dan budaya pengguna jalan.
Meliputi:
1
• volume lalu lintas;
2
• komposisi lalu lintas;
4
• distribusi arah;
6
• kecepatan dan tundaan lalu lintas;
7
• kinerja perlengkapan jalan, dan;
8
• perkiraan volume lalu lintas yang akan datang.
inventarisasi dan
1.2
analisis situasi arus Lalu Lintas;
Tujuan: untuk mengetahui situasi arus lalu lintas dari aspek kondisi jalan,
perlengkapan jalan, dan budaya pengguna jalan.
Meliputi:
1
• volume lalu lintas;
2
• komposisi lalu lintas;
4
• distribusi arah;
6
• kecepatan dan tundaan lalu lintas;
7
• kinerja perlengkapan jalan, dan;
8
• perkiraan volume lalu lintas yang akan datang.
1.2.1 volume lalu lintas
Tujuan: untuk mengetahui jumlah kendaraan dan/atau pejalan kaki pada
ruas jalan dan/atau persimpangan selama satu interval waktu
tertentu.
Meliputi:
1. Lalu Lintas Harian Rata-Rata Tahunan (LHRT);
• arus lalu lintas dalam setahun dibagi jumlah hari dalam satu tahun (365 hari),
sehingga Lalu lintas Harian Rata-Rata Tahunan (LHRT) dinyatakan dalam satuan
mobil penumpang (smp)/hari.
Tahapan:
1. pencacahan volume lalu lintas yang sifatnya menyeluruh
selama satu tahun untuk menentukan arus lalu lintas rata-
rata harian dan faktor variasi harian dan bulanan.
• Pencacahan volume lalu lintas harus dilakukan paling sedikit 4 (empat) kali dalam
1 (satu) tahun, dan lebih baik jika dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali.
• Pencacahan volume lalu lintas selama 7 (tujuh) hari direkomendasikan untuk
memperkecil variasi;
• Pencacahan volume lalu lintas lanjutan ini dapat dikonversikan menjadi Lalu lintas
Harian Rata-Rata Tahunan (LHRT) dengan menggunakan faktor variasi.
• Pencacahan volume lalu lintas lanjutan direkomendasikan dilakukan selama 7
(tujuh) hari, dan paling sedikit 2 (dua) hari.
• Jika hasil dari pencacahan volume lalu lintas selama 2 (dua) hari sulit untuk
dianalisis, maka pencacahan lalu lintas harus dilakukan kembali.
1.2.1.2 Volume Jam Perencanaan - VJP
Tahapan:
2. variasi harian:
• Volume lalu lintas bervariasi sesuai dengan hari dalam seminggu.
• Alasan utama terjadinya variasi harian adalah karena adanya hari minggu, hari libur, hari
keagamaan, hari 'pasar', dan siklus perjalanan angkutan barang.
3. variasi bulanan:
• Variasi lalu lintas bulanan sangat dipengaruhi oleh perbedaan musim dan perbedaan liburan.
1.2.4 distribusi arah;
Terdiri dari:
1. distribusi lalu lintas pada ruas jalan:
• Distribusi lalu lintas pada ruas jalan diperoleh dari hasil perhitungan
volume lalu lintas pada satuan waktu per arah lalu lintas.
• Distribusi arah dihitung pada suatu ruas jalan yang menerapkan arus lalu
lintas 2 (dua) arah.
• Kecepatan tempuh (travel speed) merupakan kecepatan rata-rata (km/jam) arus lalu-Iintas dihitung dari
panjang jalan dibagi waktu tempuh rata-rata kendaraan yang melalui segmen jalan.
• Waktu tempuh rata-rata yang digunakan kendaraan menempuh segmen jalan dengan panjang tertentu,
termasuk semua tundaan waktu berhenti (detik) atau jam.
• Waktu tempuh tidak termasuk berhenti untuk istirahat dan perbaikan kendaraan.
2
• rambu lalu lintas;
3
• marka jalan;
4
• alat penerangan jalan;
5
• alat pengendali pemakai jalan;
6
• alat pengaman pemakai jalan;
7
• fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan;
8
• fasilitas pendukung penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan.
Kinerja perlengkapan jalan
Dalam inventarisasi ini dikumpulkan data-data yang terkait dengan jalan dan bagian-
bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan dan orang, yaitu ruang
manfaat jalan (Rumaja) dengan tinggi ruang bebas bagi jalan arteri dan jalan kolektor
paling rendah 5 (lima) meter dan kedalaman ruang bebas bagi jalan arteri dan jalan
kolektor paling rendah 1,5 (satu koma lima) meter.
Ruang manfaat jalan hanya diperuntukkan bagi median, perkerasan jalan, jalur
pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan
dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.
Penetapan Tingkat Pelayanan
1.4
Yang Diinginkan
Tujuan: untuk menetapkan tingkat pelayanan pada suatu ruas jalan dan/ atau
persimpangan.
INDIKATOR:
1. rasio antara volume dan kapasitas jalan;
2. kecepatan yang merupakan kecepatan batas atas clan kecepatan batas bawah
yang ditetapkan berdasarkan kondisi daerah.
3. waktu perjalanan;
4. kebebasan bergerak;
5. keamanan;
6. keselamatan;
7. ketertiban;
8. kelancaran; dan
9. penilaian pengemudi terhadap kondisi arus lalu lintas.
TINGKAT PELAYANAN PADA RUAS
Tingkat Arus, Volume, & Kecepatan Kepadatan & Hambatan Pengemudi
Pelayanan
Arus: bebas; Kepadatan: sangat rendah; dapat mempertahankan
A Volume: rendah kecepatan diinginkannya tanpa
Kecepatan: > 80 km/ jam; atau dengan sedikit tundaan.
Arus: stabil Kepadatan: rendah masih punya cukup kebebasan
B Volume: sedang Hambatan: belum untuk memilih kecepatannya
Kecepatan: > 70 km/ jam; mempengaruhi kecepatan; dan lajur jalan yang digunakan.
Arus: stabil Kepadatan: sedang memiliki keterbatasan untuk
C Volume: tinggi Hambatan: meningkat; memilih kecepatan, pindah lajur
Kecepatan: > 60 km/ jam; atau mendahului.
Arus: mendekati tidak stabil Kepadatan: sedang memiliki kebebasan yang sangat
D Volume: tinggi terbatas dalam menjalankan
Kecepatan: > 50 km/ jam; kendaraan, kenyamanan rendah.
Arus: mendekati tidak stabil Kepadatan: tinggi pengemudi mulai merasakan
Volume: mendekati kapasitas jalan Hambatan: tinggi; kemacetan-kemacetan durasi
E Kecepatan: > 30 km/ jam (jalan antar kota) pendek.
dan > 10 km/ jam (jalan perkotaan);
Arus: tertahan dan antrian kendaraan yang Kepadatan: sangat tinggi dalam keadaan antrian,
panjang; kecepatan maupun volume
F Volume: rendah, kemacetan untuk durasi turun sampai O (nol).
yang cukup lama;
Kecepatan: < 30 km/ jam;
Freeway
Multilane Highway
TINGKAT PELAYANAN YANG DIINGINKAN
dilakukan melalui penetapan rencana kebijakan lalu lintas yang berlaku pada setiap
ruas jalan dan/ atau persimpangan.
1.5 Tahapan Penetapan Rencana Kebijakan Lalu Lintas
Penetapan rencana kebijakan lalu lintas yang berlaku pada setiap ruas
jalan dan/atau persimpangan, dilakukan melalui tahapan.
Penetapan rencana
Pemilihan alternatif dari
Skema Penanganan Lalu kebijakan pengaturan
skema penanganan lalu
Lintas penggunaan jaringan jalan
lintas
dan gerakan lalu lintas
1.5 Skema Penanganan Lalu Lintas
harus memperhatikan:
1) dampak terhadap lingkungan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup;
2) dampak terhadap kondisi lalu lintas sekitarnya;
3) sinergitas dengan kebijakan lain dibidang lalu lintas dan angkutan jalan;
• Penentuan alternatif skema penanganan lalu lintas dapat dilakukan melalui Forum
LLAJ;
• Usulan alternatif harus disimulasikan sebelum ditetapkan menjadi skema
penanganan.
• Apabila setelah proses simulasi, terdapat beberapa kekurangan, harus dikaji ulang.
Penetapan Rencana Kebijakan Pengaturan
1.5 Penggunaan Jaringan Jalan dan Gerakan Lalu Lintas
1. penetapan lokasi dan jenis ram bu yang dipasang pada ruas dan/ atau persimpangan;
2. penetapan lokasi danjenis marka yang dipasang pada ruas dan/atau persimpangan; dan/ atau
3. penetapan lokasi dan jenis APILL yang dipasang pada ruas dan/ atau persimpangan.
Hasil penetapan kebijakan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu lintas pada jaringan jalan harus
disosialisasikan kepada masyarakat
PEREKAYASAAN (Ps 94 (3))
KEGIATAN HUB PU POL
Pengadaan Pemasangan
Perbaikan Pemeliharaan
3.1 Pengadaan
a. arahan; HUB
b. bimbingan; HUB
c. penyuluhan; HUB
• dilakukan melalui penetapan pedoman dan tata cara penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas
yang berlaku secara nasional.
2. Bimbingan
• dilakukan melalui pemberian asistensi yang berkaitan dengan perencanaan, penyusunan kebijakan dan
pengaturan, perekayasaan, Pemberdayaan, dan pengawasan.
3. Penyuluhan
• dilakukan melalui penyuluhan kepada masyarakat berupa: maksud dan tujuan; hak dan kewajiban
masyarakat; penyampaian informasi mengenai waktu dan lokasi penerapan; dan informasi mengenai pihak-
pihak yang terkena kebijakan lalu lintas serta ancaman sanksi bagi pelanggar.
4. Pelatihan
• pelatihan teknis kepada pejabat/ petugas pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yg bertanggung jawab
terhadap MRLL, dlm rangka penetapan kebijakan lalu lintas dan penyelenggaraan MRLL.
5. Bantuan Teknis
• pengadaan, pemasangan, dan/atau perbaikan perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna
jalan;
• Dari Dirjen kepada Gubernur atau Walikota/ Bupati, dan dari Gubernur kepada Walikota/ Bupati.
PENGAWASAN (Ps 94 (5))
KEGIATAN HUB PU POL
1. Penilaian terhadap pelaksanaan kebijakan analisis terhadap efektivitas pelaksanaan kebijakan pada
pemantauan terhadap efektivitas pelaksanaan kebijakan pada
semua status jalan yang dilakukan dengan membandingkan
semua status jalan yang dilakukan melalui penilaian tingkat
tingkat pelayanan sebelum diterapkan kebijakan dengan
pelayanan setelah diterapkan kebijakan; dan
tingkat pelayanan setelah diterapkan kebijakan.
2. Tindakan korektif
penyempurnaan kebijakan penggunaan jalan dan gerakan lalu pencabutan kebijakan penggunaan jalan dan gerakan lalu
lintas; atau lintas.
TERIMAKASIH