Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN RESIKO

TRANSPORTASI
KELOMPOK 7:
ANAM
HASAN BASRI
IRFAN MAULANA
JUNED BAMBANG TETUKO
NASIR M.A.S
Pengertian Transportasi
Transportasi atau perangkutan adalah perpindahandari
suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat
pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga
manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin.
Konsep transportasi didasarkan pada adanya
perjalanan(trip) antara asal (origin) dan tujuan
(destination).
Perjalanan adalah pergerakan orang dan barang antara
dua tempat kegiatan yang terpisah untuk melakukan
kegiatan perorangan atau kelompok dalam
masyarakat.
Unsur-Unsur Dasar Transportasi

Ada lima unsur pokok transportasi, yaitu:


a) Manusia, yang membutuhkan
transportasi
b) Barang, yang diperlukan manusia
c) Kendaraan, sebagai sarana transportasi
d) Jalan, sebagai prasarana transportasi
e) Organisasi, sebagai pengelola
transportasi
Transportasi dan Hak Azasi

Setiap orang berhak untuk berada dimanapun di dunia ini, bahkan di luar
angkasa sekalipun, karena ini merupakan hak azasi manusia. Kewajiban
negara adalah melindungi hak-hak azasi warganya, dengan memfasilitasi
pergerakannya, agar semua insan dapat berpindah kemanapun yang
diinginkan (termasuk barangnya), dalam rangka mendukung peri
kehidupannya.
Sistem transportasi dirancang guna memfasilitasi pergerakan manusia
danbarang. Pelayanan transportasi sangat terkait erat dengan aspek
keselamatan (safety,) baik orang maupun barangnya. Seseorang yang
melakukan perjalanan wajib mendapatkan jaminan keselamatan, bahkan
jika mungkin memperoleh kenyamanan, sedangkan barang yang diangkut
harus tetap dalam keadaanutuh dan tidak berkurang kualitasnya ketika
sampai ditujuan.
Peran Negara

Sesuai amanat Undang-Undang lalu lintas jalan,


udara, laut, dan kereta api,maka transportasi apapun
dikuasai oleh negara, yang pembinaannyadilakukan
oleh pemerintah. Kebijakan ini juga lazim dilakukan
di banyaknegara, karena peran negara adalah
bagaimana melindungi danmemfasilitasi pergerakan
warganya dengan selamat. Itu sebabnya
negaraberkewajiban menetapkan segala bentuk
penyelenggaraan transportasi,
lengkap dengan persyaratan standar keselamatannya.
Pemerintah membina sektor transportasi melalui perencanaan
umum,peraturan dan pengaturan melalui berbagai regulasi
hukum yang tegas,menetapkan syarat-syarat penyelenggaraan,
pembiayaan, pengaturan peranmasyarakat dan swasta, serta
penegakan hukum.Sebagai pengatur unsur-unsur
penyelenggara transportasi pemerintah juga menetapkan
berbagai standarisasi, pengujian, sertifikasi,
inspeksi,pengoperasian dan pemeliharaan serta penegakan
hukum, yakni meluputiaturan alat angkut, infrastruktur, tata
operasi, kompetensi petugas-petugas termasuk pengemudi,
pilot, juru mudi dan masinis.
Kerangka Regulasi
Berbagai peraturan tentang keselamatan transportasi sebenarnya
sudah cukup diatur untuk menjaga keselamatan dan
memperkecil kemungkinan timbulnya korban jiwa dalam
kecelakaan. UU Kereta Api No.13/1992, UU Lalulintas
Angkutan Jalan Raya o.14/1992, UU Penerbangan
No.15/1992,dan UU Pelayaran No.21/1992, yang dilengkapi
dengan berbagai PeraturanPemerintah dan Keputusan dan
Peraturan Menteri, serta Dirjen, telah memberikan aturan main
yang cukup jelas dalam keselamatan transportasi.Keempat UU
transportasi tersebut di atas saat ini tengah dibahas untuk
direvisi di DPR. Dalam berbagai diskusi revisi UU
transportasi, masalah keselamatan merupakan satu di antara
banyak topik yang dibahas. Salah satu fokus yang banyak
disorot adalah penyusunan kerangka regulasi untuk lebih
memacu penyediaan sarana dan prasarana transportasi
Fokus permasalahan keselamatan untuk semua sektor telah
bergeser sedemikian rupa. Program keselamatan jalan adalah
program yang dapat mereduksi angka kecelakaan, sehingga
ketersediaan infrastruktur transportasi yang memadai mutlak
diperlukan langkah cepat dan konsisten.Berbagai kondisi yang
menyebabkan defisiensi infrastruktur
transportasisesungguhnya dapat diupayakan dengan target
mengurangi angka kecelakaan dan tingkat keparahan korban.
Ruang gerak transportasi tidak terlepas dari interaksi moda
dan penggunanya, sehingga diperlukan ruang bebas yang
memadai serta dapat memberikan keleluasaan dan
jarakpandang yang cukup.
Melihat dari banyaknya berbagai macam kecelakan
dalam dunia teranportasi di Indonesia dewasa ini
memerlukan adanya pengendalian manajemen
tranportasi terutama pada bagaimana cara peran
control atau pengawasan dari pemerintah dan
masyarakat sebagai pengguna tranportasi.
Hal utama yang harus dilakukan untuk memperbaiki
kualitas pengolahan transportasi kereta api serta
mampu menguranggi tingkat kecelakaan adalah
dengan melakukan “PERAN PENGAWASAN”.
Dalam hal ini peran pengawasan dapat dilakukan baik
oleh pemerintah dan masyarakat sebagai pengguna
jasa transportasi tersebut. Akan tetapi sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku di
negara Indonesia ini, maka proposi utama dalam
proses pengawasan dan penanggung jawab utama
adalah pemerintah, maka oleh karena itu
pemerintahlah sebagai penentu kebijakan dalam
pengawasan dan penggelolaan transportasi.
Ditambah lagi untuk mempercepat perbaikan
transportasi yang ada saat ini, secara keseluruhan
perlu adanya perombakkan pada manajemen dasar
dari penggelolaan trasportasi di Indonesia, atau
perlu dilakukannya “Reformasi Regulasi” dalam
artian bahwa perlu adanya perbaikan manajemen
yang sangat buruk saat ini. Point utama yang dapat
dilakukan dalam waktu dekat ini adalah : perlu
adanya evalusi yaitu bagaimana peran dari
pemerintah, terutama dalam menentukan arah
kebijakan untuk memperbaiki kualitas Sumber
Daya dan kualitas sarana dan prasarana penunjang
transportasi di Indonesia.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai