Anda di halaman 1dari 49

Laik Jalan Kendaraan Bermotor

Kendaraan Bermotor Yang Dioperasikan Di Jalan

Untuk memastikan terpenuhinya


Pengujian Kendaraan persyaratan teknis dan laik jalan
kendaraan bermotor, maka
Bermotor dilaksanakan Pengujian Kendaraan
Bermotor (Uji Tipe dan Uji Berkala).

(UU 22/2009 pasal 49)


Upaya Yang Harus
Meminimalisasi potensi tersebut,
Dilakukan melalui pemenuhan persyaratan
teknis dan laik jalan (UU 22/2009
pasal 49)

Dasar Pemikiran 1. Setiap kendaraan bermotor memiliki potensi menjadi salah


satu penyebab kecelakaan di jalan.

2. Setiap kendaraan bermotor memiliki potensi mencemari


lingkungan.
Persyaratan Teknis Persyaratan Laik
Jalan
a. emisi gas buang;
a. susunan; b. kebisingan suara;
b. perlengkapan; c. efisiensi sistem rem utama;
c. ukuran; d. efisiensi sistem rem parkir;
d. karoseri;
e. kincup (side slip) roda depan;
e. rancangan teknis Kendaraan sesuai
dengan peruntukannya; f. suara klakson;
f. pemuatan; g. daya pancar dan arah sinar lampu utama;
g. penggunaan; h. radius putar;
h. penggandengan Kendaraan i. akurasi alat penunjuk kecepatan;
Bermotor; dan/atau j. kesesuaian kinerja roda dan kondisi ban;
i. penempelan Kendaraan Bermotor. dan
k. kesesuaian daya mesin penggerak
terhadap berat Kendaraan.

Persyaratan Teknis Dan Laik Jalan


( Undang Undang No 22 Tahun 2009 Pasal 48)
PROSES LAHIRNYA KENDARAAN BERMOTO
R
PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

UJI TIPE UJI BERKALA

UNIT PELAKSANA
UJI TIPE PEMERINTA UNIT PELAKSANA
H UJI BERKALA MOBIL PNP UMUM
PEM KAB/KOTA
MOBIL BUS
UJI DIIMPOR UNIT PELAKSANA
FISIK UJI BERKALA MOBIL BARANG
DIBUAT/ ATPM
PENELITIAN RA
NCANG BANGU
DIRAKIT KERETA TEMPELAN
UNIT PELAKSANA
N
DIMODIFIKASI UJI BERKALA KERETA GANDENGA
SWASTA N
RUANG LINGKUP PENGUJIAN

PENGUJIAN KB

UJI TIPE UJI BERKALA

• UJI FISIK • UJI BERKALA PERTAMA


➢ Landasan • UJI BERKALA PERPANJANGA
➢ Kendaraan Bermotor Len N
gkap
• PENELITIAN RANCANG BANGUN & REKAYA
SA
➢ Rumah – Rumah
➢ Bak Muatan
➢ Kendaraan Bermotor Dim
odifikasi
➢ Kereta Gandengan
➢ Kereta Tempelan
LINGKUP UJI TIPE
Psl 50-51

UJI TIPE

UJI FISIK PENELITIAN RB & REK

LANDASAN RUMAH-RUMAH KERETA GANDENGA


N

BAK MUATAN KERETA TEMPELAN


KB LENGKAP

KB DIMODIFIKASI

SERTIFIKAT SK PENGESAHAN
UJI TIPE RANCANG BANGUN
& REKAYASA KB
SRUT merupakan akta lahir Kendaraan Bermotor
Kondisi
Existing
Kendaraan
ODOL
Kelebihan Dimensi dan PELANGGARAN DIMENSI KENDARAAN
Muatan DAN/ATAU TATA CARA MUAT ANGKUTAN
BARANG → SANKSI TILANG DENGAN
ANCAMAN 2 BULAN PENJARA ATAU
Dapat memicu potensi
DENDA
kecelakaan di jalan Rp. 500 RB
KONDISI EKSISTING KENDARAAN ODOL DI INDONESIA

Angkutan Kayu Angkutan Batu Bara Angkutan Baja

Angkutan CPO Angkutan Kelapa Sawit Angkutan Semen Angkutan Air Minum Kemasan
KONDISI EXISTING ATURAN

1.200 mm

PELANGGARAN TINGGI BAK KENDARAAN JENIS DUMP TRUCK

Tinggi bak 1.200 mm, seharusnya tinggi bak dengan konfigurasi sumbu 1.2 (JBI s/d 8.500 kg) adalah 700 mm
KONDISI EXISTING ATURAN

1.820 mm

PELANGGARAN TINGGI BAK KENDARAAN JENIS DUMP TRUCK

Tinggi bak 1.820 mm, seharusnya tinggi bak dengan konfigurasi sumbu 1.2 (JBI s/d 16.000 kg) adalah 850 mm
KONDISI EXISTING ATURAN

1.900 mm

PELANGGARAN TINGGI BAK KENDARAAN JENIS DUMP TRUCK

Tinggi bak 1.900 mm, seharusnya tinggi bak dengan konfigurasi sumbu 1.22 adalah 1.000 mm
KONDISI EXISTING ATURAN

1.700 mm

PELANGGARAN TINGGI BAK KENDARAAN JENIS BAK MUATAN TERBUKA

Tinggi bak 1.700 mm, seharusnya tinggi bak dengan konfigurasi sumbu 1.2 (JBI s/d 8.500 kg) adalah 700 mm
(bila dilengkapi teralis, tinggi bak total maksimal adalah 1.200 mm
KONDISI EXISTING ATURAN

1.800 mm

PELANGGARAN TINGGI BAK KENDARAAN JENIS BAK MUATAN TERBUKA

Tinggi bak 1.800 mm, seharusnya tinggi bak dengan konfigurasi sumbu 1.2 (JBI s/d 16.000 kg) adalah 850 mm
(bila dilengkapi teralis, tinggi bak total maksimal adalah 1.300 mm
KONDISI EXISTING ATURAN

Untuk bak muatan terbuka yang dilengkapi teralis, tinggi pintu belakang bak tidak boleh disamakan
dengan tinggi dinding samping (bak+teralis).
Tinggi pintu belakang bak = tinggi dinding samping bak tidak termasuk teralis
KONDISI EXISTING ATURAN

2.570 mm

Lebar total kendaraan 2.570 mm, seharusnya 2.500 mm


KONDISI EXISTING ATURAN

KAPASITAS : 30 KL KAPASITAS :16 KL

PELANGGARAN KAPASITAS ANGKUTAN CURAH

JBI kendaraan ini maksimal 24.000 kg. Jika volume tangkinya 30 KL, dikalikan
dengan berat jenis CPO = 0,89 kg/dm3, maka berat muatannya 26.700 kg
(OVERLOAD).
KONDISI EXISTING ATURAN

ILUSTRASI TRACTOR HEAD MENARIK KERETA TEMPELAN

PELANGGARAN MODIFIKASI TRACTOR HEAD 1.2 MENJADI KEND. SUMBU 1.22

Tractor Head/Penarik dirancang untuk digunakan sebagai penarik Kereta Tempelan.


Bukan sebagai kendaraan tunggal yang mengangkut beban sendiri.
KONDISI EXISTING

Ukuran
sesuai
SUT

5.500 mm

PELANGGARAN MODIFIKASI (PERPANJANGAN) JARAK SUMBU

Sesuai dengan isi PP 55 tahun 2012 dan PM 33 tahun 2018, tidak boleh dilakukan modifikasi
perpanjangan jarak sumbu
KONDISI EXISTING

Ukuran
sesuai
SUT

5.000 mm

PELANGGARAN MODIFIKASI (PERPANJANGAN) JARAK SUMBU

Sesuai dengan isi PP 55 tahun 2012 dan PM 33 tahun 2018, tidak boleh dilakukan modifikasi
perpanjangan jarak sumbu
KETENTUAN DIMENSI KENDARAAN BERMOTOR
PANJANG KENDARAAN

Tidak melebihi 12.000 mm untuk Kendaran Bermotor tanpa Kereta Gandengan


atau Kereta Tempelan selain Mobil Bus

Panjang Total
Panjang Total Kendaran tidak harus 12.000 mm,
tergantung dari ukuran awal SUT
PANJANG KENDARAAN

Tidak melebihi 18.000 mm untuk Kendaraan Bermotor yang dilengkapi dengan


Kereta Gandengan atau Kereta Tempelan

Panjang Total

Panjang rangkaian maksimal 18.000 mm


PANJANG KENDARAAN

❑ Lebar tidak melebihi 2.500 mm;


➢ lebar maksimum bak muatan tidak melebihi 50
(lima puluh) milimeter dari lebat Sertifikat Uji

Tinggi Total
Tipe (SUT) Landasan.
❑ Tinggi tidak melebihi 4.200 mm dan tidak lebih
dari 1,7 kali lebar kendaraan;
❑ Sudut pergi kendaraan paling sedikit 8° diukur
dari atas permukaan bidang atau jalan yang LebarTotal
datar; dan
❑ Jarak bebas antara bagian permanen paling
bawah kendaraan bermotor terhadap
permukaan bidang jalan tidak bersentuhan
dengan permukaan bidang jalan.

Min 8° Jarak Bebas


PANJANG KENDARAAN

Panjang bagian Kendaraan yang menjulur


ke belakang dari sumbu paling belakang
(ROH) maksimum 62,50% dari jarak
sumbunya, sedangkan yang menjulur ke
depan dari sumbu paling depan (FOH)
maksimum 47,50% dari jarak sumbunya.
ROH Whell base / jarak sumbu FOH

Walaupun panjang bagian Kendaraan tanpa muatan yang menjulur ke belakang


dari sumbu paling belakang maksimum 62,50%, tidak berarti Kendaraan memiliki
julur belakang 62,50%, tetapi dihitung berdasarkan panjang chassis asli dari pabrik
pembuat dan hanya dapat ditambah dengan bumper.

Cat : (ROH) tetap dihitung berdasarkan Panjang chassis asli dari pabrik pembuat + bumper
LEBAR KENDARAAN

✓ Lebar maksimum diberikan 50 mm kanan dan


kiri dari lebar ban sumbu kedua
(1.2 atau lebih)
✓ Lebar maksimum diberikan 50 mm kanan dan
kiri dari lebar kabin (1.1)
✓ Ketentuan tersebut tentunya tidak
melebihi batas maksimum lebar yaitu
2.500 mm

50 Lb 50
L
Satuan : mm
SURAT EDARAN DIRJEN HUBDAT
NOMOR SE.2/AJ.307/DRJD/2018
TENTANG KETENTUAN MENGENAI BAK MUATAN MOBIL BARANG

➢ JBB Maksimal 3.500 kg (Bak Muatan Terbuka dan Tertutup)

✓ Jarak antara kabin dengan bak


muatan minimal 10 mm
✓ Ukuran ujung bak muatan dindin
g belakang terhadap ujung chass
is belakang maksimal 260 mm
JARAK KABIN DAN DIMENSI BAK

➢ JBB di atas 3.500 kg (Bak Muatan Terbuka dan Tertutup)


a. Konfigurasi 1.1 dan 1.2 minimal 150 mm
b. Konfigurasi 1.22 minimal 200 mm
150

bagian belakang bak tidak bole


h melewati landasan/chassis

chassi
s
Pasal 55 ayat (3) huruf c PP. 55 Tahun 2012 ttg Kendaraan
dinding terluar bak muatan bagian belakang tidak
melebihi ujung landasan bagian belakang

Batas maksimal dinding


Ujung landasan

ROH CHASSIS MAX 62,5 % WHEELBASE


Catatan : Namun tetap dihitung berdasarkan ROH asli dari pabrik pembuat
GAMBARAN DIMENSI KENDARAAN BERMOTOR
DI BEBERAPA NEGARA
CONTOH KENDARAAN DUMP TRUCK DI LUAR NEGERI
UKURAN/DIMENSI KENDARAAN
BARANG YANG SECARA KASAT
MATA BERPOTENSI DILAKUKAN
PENEGAKAN HUKUM PASAL 277 UU
NO. 22 TAHUN 2009 TTG LLAJ
DENGAN ANCAMAN HUKUMAN 1
(SATU) TAHUN PENJARA ATAU
DENDA 24 JT RUPIAH
DAMPAK ODOL TERHADAP
INFRASTRUKTUR DAN
KESELAMATAN
• MERUSAK JALAN DAN JEMBATAN
• MENELAN KORBAN JIWA
• MERUGIKAN NEGARA

Jembatan Runtuh Ex: Jembatan Tuban

Kerusakan Jalan
DOKUMENTASI TRANSFER MUATAN

UPPKB BANYUDONO UPPKB BALONGGANDU UPPKB SARANG

UPPKB KEMANG UPPKB SINGOSARI


1
PENANGANAN ODOL
RENCANA AKSI

Pengawasan Normalisasi Review Pengawasan Rencana


SRUT kendaraan perhitungan JBI dan GAKUM di Penerapan RFID
bermotor dan JBKI terkait APM, Dealer, sebagai akta
perkembangan Karoseri, kelahiran
Teknologi UPUBKB, kendaraan
Kendaraan Jembatan bermotor baru
bermotor. Timbang, dan di
Jalan
RENCANA AKSI
RENCANA AKSI
UPAYA NORMALISASI KENDARAAN OVER DIMENSI

Upaya Normalisasi di PT. SS Upaya Penanganan ODOL di PT. AHM


Trans Logistik

Upaya Normalisasi di PT. Upaya Normalisasi di Padang


Tunas Muda
TEMPAT
UPAYA NORMALISASI & WAKTU
KENDARAAN OVER DIMENSIGIAT
DI RIAU
ODOL
UPAYA NORMALISASI KENDARAAN OVER DIMENSI
TEMPAT & WAKTU GIAT
ODOL
KESEPAKATAN PENANGANAN ODOL
DENGAN ASOSIASI

Acara dilaksanakan pada


tanggal 6 Agustus 2018 di RR
Menteri Perhubungan.
Dipimpin langsung oleh
Bapak Menteri Perhubungan
dan dihadiri Asosiasi Semen
dan Asosiasi Besi dan Baja
Indonesia. Audiensi Bapak Menteri Perhubungan
dengan GAPMMI dan diberikan toleransi
selama 1 Tahun untuk memperbaiki
kendaraan sesuai dengan aturan
Penandatanganan Komitmen Tidak ODOL
KEGIATAN SOSIALISASI & ZONA INTEGRITAS (PT. RAPP)
ZONA INTEGRITAS PT.

ZONA INTEGRITAS PT.


RAPP

RAPP
“Keselamatan Jalan Tanggung Jawab Kita Semua”
UPAYA NORMALISASI KENDARAAN
NO. BPTD JUMLAH KENDARAAN
1. DKI JAKARTA 103
2. ACEH 1
3. SUMATERA UTARA 48
4. SUMATERA BARAT 8
5. RIAU & KEPRI 209
6. JAMBI 4
7. BENGKULU & LAMPUNG 8
8. SUMSEL & BABEL 19
9. BANTEN 301
10. JAWA BARAT 76
11. JAWA TENGAH&DIY 78
12. JAWA TIMUR 165
13. BALI & NTB 8
14. NTT -
15. KALIMANTAN BARAT 34
16. KALIMANTAN TENGAH -
17. KALIMANTAN SELATAN 10
18. KALTIM & KALTARA 5
19. SULAWESI UTARA -
20. GORONTALO -
21. SULAWESI TENGAH -
22. SULSEL & SULBAR 2
23. SULAWESI TENGGARA 13
24. MALUKU -
25. MALUKU UTARA -
26. PAPUA & PAPUA BARAT -
TOTAL 1092

Anda mungkin juga menyukai