Anda di halaman 1dari 49

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Kendaraan dapat berjalan atau bergerak di karena ada sistem yang

memindahkan tenaga atau momen atau putaran dari mesin ke roda-roda. Sistem pemindah tenaga pada suatu kendaraan roda empat atau lebih secara garis besar terdiri dari unit kopling , transmisi , propeler shaft , differential , poros dan yang terakhir roda kendaraan. Dengan adanya hal tersebut di atas , maka pada kendaraan perlu adanya suatu perlengkapan / komponen yang berfungsi : 1. Meneruskan tenaga dan mesin melalui transmisi ke roda roda. 2. Merubah putaran roda kiri dan roda kanan pada saat membelok. Perawatan Gardan (Diffrential) pada suatu sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan bermotor bertujuan yaitu supaya proses pemindahan tenaga dari roda kiri dan kanan tidak cepat mengalami kerusakan sehingga biaya untuk perbaikan tidak terlalu cepat untuk di keluarkan. Perawatan yang di gunakan pada sistem differential pada kendaraan HYUNDAI truck 135 PS di PT . SEDAYU CITRA MOBIL yaitu menggunakan metode corrective maintenance yaitu memperbaiki , mempelajari sebab sebab terjadinya kerusakan , serta mengatasi dengan cepat tepat dan benar sesuai SOP yang ada di PT . SEDAYU CITRA MOBIL. Atas dasar itu penulis , membahasa tentang perawatan dan perbaikan pada sistem gardan ( differential ) pada kendaran HYUNDAI TRUCK 135 PS dalam penulisan laporan kerja praktek industri.

1.2

Tujuan Praktek Industri Untuk meningkatkan sumber daya manusia perlu pengenalan langsung

terhadap

teknologi-teknologi

yang

diterapkan

di

perusahaan-perusahaan

khususnya di PT. Sedayu Citra Mobil Pekanbaru. Pendekatan langsung terhadap dunia industri diharapkan mahasiswa mempunyai pola pemikiran dan wawasan tentang suatu industri. Adapun tujuan dilaksanakan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut : 1. Memperoleh pengalaman praktek di industri yang tidak diperoleh di perkuliahan. 2. Untuk meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan, khususnya Teknik Mesin Universitas Riau dengan Industri. 3. Menganalisa masalah yang sering terjadi pada sistim differential / gardan. 4. Mengetahui : a. b. c. 5. Komponen kompenen dari differential fungsi dari differential. Prinsip kerja dari differential.

Mengetahui perbaikan dan perawatan dari sistem differential.

1.3

Manfaat Praktek Industri Adapun manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan praktek kerja

lapangan di PT. Sedayu Citra Mobil Pekanbaru adalah sebagai berikut : 1. Memberikan pengalaman bekerja kepada mahasiswa.

2.

Dapat mengetahui komponen komponen utama differential / gardan.

3.

Dapat menganalisa masalah masalah yang terjadi pada sistim gardan.

4. 5. 6.

Dapat mengetahui prinsip kerja dan sistem kerja dari differential. Dapat mengetahui cara perawatan differential. Dapat melakukan pembongkaran , pemeriksaan dan penggantian kerusakan unit differential/ gardan sesuai SOP .

1.4 a.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Industri Waktu Kegiatan Praktek Industri Adapun kegiatan Praktek Industri ini dilaksanakan pada tanggal 30 Juni

2011 sampai dengan 30 Juli 2011. b. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Praktek Industri Adapun kegiatan Praktek Industri ini dilaksanakan di PT. Sedayu Citra Mobil.

1.5

Batasan masalah Ada pun batasan masalah dari laporan kerja praktek ini diantara nya antara

lain : 1. Mengenai perawatan dan perbaikan dari differential .

1.6

Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai

berikut: BAB I Pendahuluan Pada bab ini berisikan latar belakang, tujuan praktek industri, manfaat praktek industri, waktu dan tempat pelaksanaan praktek industri, dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Pada bab ini berisikan tentang gambaran umum diferensial, komponen utama dari diferensial, Mengenai prinsip kerja dari diferensial, gambaran umum tentang perawatan (maintenance). BAB III Pelaksanaan Praktek Industri Pada bab ini berisikan tentang kegiatan praktek industri, sistem perawatan diferential. BAB IV Tugas Khususs Pada bab ini berisikan tentang menganalisa masalah pada sistem diferential. BAB V Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran dalam perawatan dan perbaikan dari sistem diferential.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Proses Pemindahan Tenaga Pada Mobil Proses pemindah tenaga pada kendaraan roda empat khusus secara garis

besar terdiri dari sumber tenaga Engine ,unit kopling Clutch , transmisi gear box , Propeller Shaft , hingga menuju roda yang sebelumnya melalui Deferential.

Gambar 2.1 Rangkaian Pemindah Tenaga Berikut akan dijelaskan fungsi dari bagian-bagian rangkaian perpindahan tenaga secara umum pada kendaraan khususnya kendaraan roda empat.

2.1.1 Mesin ( engine ) Mesin adalah suatu alat yang terdapat pada rangkaian kendaraan khususnya roda empat yang terdiri dari komponen-komponen pendukung didalamnya yang berfungsi sebagai sumber tenaga atau motor penggerak dari kendaraan tersebut. Proses terjadinya sumber tenaga pada mobil khususnya pada mesin Diesel yaitu sebagai berikut :

Pompa injeksi ( Injection Pump ) akan menghisap bahan bakar ( solar ) dari Tanki bahan bakar yang selanjutnya bahan bakar di salurkan menuju pengabut ( Nozlle ) dan pengabut ( Nozlle ) akan menyemprotkan bahan bakar menuju ruang bakar. Dan pada saat bersamaan piston akan bergerak menuju titik mati atas ( TMA ) untuk mengompresikan bahan bakar yang telah di semprotkan dari pengabut ( Nozlle ), sehingga terjadilah ledakan pada ruang bakar dan mendorong kembali piston menuju titik mati bawah ( TMB ). Dan pada saat itulah awal mulanya terjadi sumber tenaga pada mesin ( engine ) yang selanjutnya tenaga di salurkan melalui poros engkol ( crank saft ), Roda gila ( fly wheel ) dan sistem pemindah tenaga lainya.

Gambar 2.2 Mesin ( Engine )

2.1.2 Kopling ( cluctch ) Kopling adalah salah satu sistem pemindah tenaga yang terdapat pada kendaraan roda empat ( mobil ) dan sejenis nya yang berfungsi sebagai pemutus dan penghubung sumber tenaga pada mesin ( engine ) melalui roda gila ( fly wheel ) menuju sistem pemindah tenaga lainya.

Gambar 2.3 Kopling ( clutch )

2.1.3 Transmisi Transmisi umumnya di tepatkan di antara kopling dan propeler saft. Transmisi memungkinkan kendaraan menghasilkan momen yang besar ( daya putar tinggi ) untuk gerakan pertama, memprcepat gerakan dan meluncur pada tanjakan. Dengan jalan perpindahan gigi momen puntir dalam transmisi terhadap poros propeler akan berubah-ubah. juga dalam momen puntir yang tinggi tidak di perlukan ( di jalan yang datar ), transmisi dapat mengurangi putaran mesin dengan perpindahan gigi-gigi untuk menghemat pemakaian bensin dan mengurangi kebisingan suara. Dan juga dapat mrubah arah putaran dalam gigi-gigi transmisi.

Gambar 2.4 Transmisi

2.1.4 Propeller Shaft Propeller shaft berfungsi untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi ke differential. Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat memindahkan tenaga dari transmisi ke differential dengan lembut tanpa dipengaruhi kondisi permukaan jalan dan ukuran beban.

Gambar 2.5 Propeller Shaft

2.2

Jenis-Jenis Sistem Pemindah Tenaga Kendaraan dapat berjalan/ bergerak karena ada sistem yang memindahkan

tenaga/ momen/ putaran dari mesin ke roda-roda.Kendaraan ditinjau dari sistem pemindah tenaganya dikelompokkan menjadi beberapa tipe/ jenis, yaitu :

2.2.1 Front Engine Rear Drive (FR) Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan roda belakang dinamakan tipe Front Engine Rear Drive (FR). Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi : kopling(clutch), transmisi(transmission), drive shaft/ propeller shaft, differential, rear axle dan roda(wheel) . Biasanya penggunaan

penggerak belakang biasa nya banyak di gunakan pada mobil mobil muatan berat.

Gambar 2.6 Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FR

2.2.2 Front Engine Front Drive (FF) Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan roda depan dinamakan tipe Front Engine Front Drive (FF). Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi (transmission), differential, front axle dan roda (wheel).

Gambar 2.7 Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FF

2.2.3 Rear Engine Rear Drive (RR) Kendaraan dengan mesin di belakang dan menggerakkan roda belakang dinamakan tipe Rear Engine Rear Drive (RR). Pemindah tenaga kendaraan tipe ini

10

sama dengan tipe Front Engine Front Drive (FF). Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi (transmissions), differential, rear axle dan roda (wheel) .

2.2.4 Four Wheel Drive (FWD) Kendaraan dengan mesin menggerakkan roda depan dan roda belakang dinamakan tipe Four Wheel Drive atau All Wheel Drive (FWD atau 4WD atau AWD). Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi : kopling(clutch), transmisi (transmission), transfer, dan terbagi menjadi dua. Pertama ke front drive shaft (front propeller shaft), front differential, front axledan roda depan (front wheel), sedangkan yang kedua ke rear drive shaft, rear differential, rear axle dan roda belakang (rear wheel).

Gambar 2.8 Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FWD

2.3

Pengertian Differential Salah satu bagian dari mobil juga bernama diffrential yang oleh montir

dinamai gardan/ differential. Kerewelan pada bagian ini biasanya dikatakan "gardan bunyi" atau "gardan rontok". Bagian mobil ini memang termasuk paling

11

sulit khususnya menyangkut prosedur penyetelan gigi gardan yang terdiri dari ring gear dan drive pinion. Differential yang artinya berbeda. Hal ini berkaitan dengan salah satu fungsinya yaitu membedakan putaran roda kiri dan kanan saat kendaraan membelok. Putaran mesin yang diteruskan oleh poros propeller akan direduksi atau diperkecil sesuai tenaga yang diteruskan drive pinion gear ke ring gear, sebaliknya momen yang dihasilkan bertambah dan arah putaran dirubah sebesar 90 terhadap arah putaran asal.

Gambar 2.9 Differential

2.4

Bagian Bagian Dari Differential / Final Drive Final drive terdiri dari 2 bagian besar yaitu final gear dan differential

gear.

2.4.1 Final Gear/Final Reduction Final gear terdiri dari drive pinion gear dan ring gear. Drive pinion gear selalu dibuat lebih kecil daripada ring gear, hal ini untuk memperkecil/mereduksi

12

putaran agar diperoleh momen yang lebih besar, karena momen yang dihasilkan oleh transmisi belum cukup mampu untuk menggerakkan kendaraan. Berdasarkan konstruksinya roda gigi final gear dibedakan menjadi beberapa model antara lain: a. Model bevel gear. Pada konstruksi ini perkaitan drive pinion dengan ring gear berada di tengah-tengah garis pusat (garis tengah) ring gear.

Gambar 2.10 Model bevel gear b. Model hypoid bevel gear. Konstruksi model ini perkaitan drive pinion dengan ring gear berada di bawah garis pusat ring gear, sehingga membentuk offset. Kedudukan poros propeller bisa diperendah tanpa mengurangi jarak minimum ke tanah. Dengan rendahnya kedudukan propeller maka letak transmisi bisa lebih rendah maka titik berat mobil juga lebih rendah sehingga faktor keamanan lebih terjamin.

Gambar 2.11 Hypoid bevel gear

13

Hypoid bevel gear mempunyai permukaan gigi dengan kecepatan menggelincir yang kuat, perbandingan persinggungan gigi besar dan bekerja sangat halus hanya saja diperlukan oli special yang memiliki oil film yang kuat dan pembuatannya lebih sukar, memerlukan ketelitian yang tinggi. Pelumas yang sesuai untuk roda gigi jenis ini adalah GL-5 berdasarkan API service classification. c. Model spiral bevel gear. Konstruksi model ini drive pinion berbentuk gigi spiral, perkaitannya dengan ring gear berada di tengah-tengah garis pusat ring gear. Putarannya halus namun proses pembuatannya memerlukan

kepresisian/ketelitian yang tinggi.

Gambar 2.12 Spiral bevel gear d. Helical gear. Pada model ini drive pinion selalu bersinggungan dengan ring gear pada lokasi yang sama tanpa ada celah antara kedua gigi tersebut. Oleh sebab itu bunyi dan getaran yang timbul sangat kecil.

14

Gambar 2.13 Helical gear Dari beberapa model di atas yang sering digunakan pada kendaraan penggerak roda depan adalah model helical gear, sedangkan pada penggerak roda belakang adalah model hypoid bevel gear.

2. 4.2 Differential Gear Saat mobil berjalan, roda kiri dan kanan tidak selalu berputar pada kecepatan yang sama disebabkan kondisi jalan yang dilewati terutama pada saat membelok. Untuk tujuan ini diperlukan bagian khusus yang dapat memutarkan roda-roda pada kecepatan yang berbeda. Pada saat mobil berjalan membelok, perbandingan antara jarak tempuh roda bagian dalam (A) dengan jarak tempuh roda bagian luar (B) sejauh busur seperti pada gambar b, roda bagian dalam (A) digambarkan dengan arah panah dimana radiusnya adalah jarak 0 A, sedangkan roda bagian luar (B) digambarkan dengan arah panah dimana radiusnya adalah jarak 0 B. Oleh karena itu jarak tempuh roda bagian luar lebih panjang daripada jarak tempuh roda bagian dalam. Dengan demikian roda bagian luar akan bergerak lebih cepat dan berputar lebih cepat daripada roda bagian dalam.

15

Gambar 2.14 Saat berbelok Dan apabila salah satu roda berada pada jalan datar dan rata sedangkan yang satunya lagi berada pada jalan kasar seperti diperlihatkan pada gambar 2.15, yaitu roda (A) berada pada permukaan jalan yang kasar dan bergelombang sudah tentu akan berputar lebih cepat dari roda (B) yang berada pada permukaan jalan yang rata dan datar. Hal semacam ini tidak akan terjadi bila kedua roda berpijak pada jalan yang sama.Pada saat mobil berjalan di jalan umum, roda-roda jarang berputar pada putaran yang sama, sebab kedua roda kiri dan kanan berhubungan dengan permukaan jalan yang berbeda. Sebab lain adanya perbedaan putaran roda kiri dan kanan adalah karena perbedaan tekanan angin dan keausan ban.

Gambar 2.15 Saat jalan bergelombang

16

1. Prinsip kerja differential gear

Gambar 2.16 Prinsip kerja differential gear Bila beban (w) yang sama diletakkan pada setiap rack, kemudian shackle ditarik ke atas maka kedua rack akan terangkat pada jarak yang sama sejauh shackle ditarik ke atas, selama tahanan pada kedua sisi pinion sama. Bila beban yang lebih besar diletakkan pada rack sebelah kiri dan shackle ditarik ke atas seperti pada gambar (b), pinion akan berputar sepanjang gigi rack yang mendapat beban lebih berat disebabkan adanya perbedaan tahanan yang diberikan pada pinion dan ini mengakibatkan rack yang mendapat beban lebih kecil akan terangkat. Jarak rack yang terangkat sebanding dengan jumlah putaran pinion.

2.5

Komponen Komponen Unit Differential / Final Drive Adapun komponen - komponen utama dari Differential adalah sebagai

berikut : a. drive pinion 1. Unit Baut pengunci, ring/ washer dan Companion flange 2. Dust deflector, oil seal dan oil slinger

17

3. Front bearing, outer race dan collapsible spacer 4. Outer race, rear bearing dan washer 5. Drive pinion b. Unit differential carrier 1. Diiferential carrier 2. Bearing cup (tutup bantalan) dan bautnya 3. Pengunci mur penyetel (adjusting nut lock) dan bautnya c. Unit differential case 1. Adjusting nut, outer race dan side bearing 2. Ring gear, differential case dan lock plate 3. Side gear, pinion gerak dan pinion shaft

Gambar 2.17 Komponen komponen differential

2.6

Prinsip Kerja Differential / Final Drive

2.6.1. Pada saat jalan lurus. Pada saat kendaraan jalan lurus pada jalan datar tahanan gelinding (rolling resistance) pada kedua roda penggerak (drive gear) relatif sama.

18

Gambar 2.18 Posisi jalan lurus Bila tahanan kedua poros axle belakang sama (A dan B) , pinion tidak berputar sendiri tetapi ring gear, differential case dan poros pinion berputar bersama dalam satu unit. Dengan demikian pinion hanya berfungsi untuk menghubung-kan side gear bagian kiri dan kanan, sehingga menyebabkan kedua drive wheel berputar pada rpm yang sama.

2.6.2 Pada saat membelok.

Gambar 2.19 Posisi saat membelok Pada saat kendaraan membelok ke kiri tahanan roda kiri lebih besar dari pada roda kanan. Apabila differensial case berputar bersama ring gear maka pinion akan berputar pada porosnya dan juga pergerak mengelilingi side gear

19

sebelah kiri, sehingga putaran side gear sebelah kanan bertambah, yang mana jumlah putaran side gear satunya adalah 2 kali putaran ring gear. Hal ini dapat dikatakan bahwa putaran rata-rata kedua roda gigi adalah sebanding dengan putaran ring gear. REFERENSI Hubungan antara rpm drive wheel dan ring gear dapat diuraikan sebagai berikut : Rpm ring gear = Rpm drive wheel kanan + Rpm drive wheel kiri

2.6.3. Satu roda pada permukaan jalan yang berlumpur. Bila salah satu roda berada di Lumpur maka akan terjadi slip bila pedal akselerator diinjak. Hal ini disebabkan karena tahanan gesek yang sangat rendah dari permukaan Lumpur. Keadaan ini akan menyulitkan untuk mengeluarkan roda dari Lumpur karena lebih banyak terjadi slip dari pada bergerak.

20

2.7

Bentuk Rumah Aksel ( Penggerak Aksel ) Dari bentuk rumah penggerak aksel dapat dibedakan tiga macam :

a. Aksel Banjo b. Aksel Spicer c. Aksel Terompet 2.7.1 Aksel Banjo

Gambar 2.20 Aksel banjo Rumah bantalan lebih kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona kurang kuat, biasa digunakan pada kendaraan sedan, Station dan Jep. 2.7.2 Aksel Spicer

Gambar 2.21 Aksel Spicer Rumah bantalan lebih kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona jenis ini sering digunakan pada jeep dan truk.

21

2.7.3

Aksel Terompet

Gambar 2.22 Aksel Terompet Rumah bantalan merupakan satu kesatuan yang kokoh dengan rumah aksel, jenis ini paling kuat menahan gaya kesamping / aksial roda korona biasanya digunakan pada jenis kendaran berat. Dan jarang lagi di gunakan pada kendaraan ,karena : a. Kontruksi rumit. b. Penyetelan sulit. c. Harga mahal.

2.8

Gambaran umum tentang perawatan (maintenance). Perawatan atau lebih sering di kenal dengan istilah maintenence adalah

suatu aktifitas untuk melakukan pemeliharaan dengan cara membatasi dan menghilangkan terjadinya kerusakan pada fasilitas (mesin, peralatan, bangunan serta instalasi) agar tetap pada kondisi semula. Tujuan utama dari pemeliharaan adalah menjaga agar seluruh fasilitas yang digunakan dapat beroperasi sebagaimana mestinya (keep running the facilities).

22

2.8.1 Dua dasar utama dalam maintenence Pekerjaan utama yang paling mendasar dalam maintenence adalah sebagai berikut : 1. Membersihkan Pekerjaan yang dilakukan adalah membersihkan dari debu maupun kotoran lain yang dianggap tidak perlu. Karena debu akan menjadi inti permulaan proses kodensasi dari uap air yang berada di udara. Butir air yang terjadi pada debu tersebut lambat laun akan merusak permukaan kerja sehingga secara keseluruhan peralatan tersebut akan menjadi rusak, dalam melakukan pekerjaan ini perlu petunjuk tentang : a. Bagaimana melakukan pekerjaan tersebut. b. Kapan pekerjaan tersebut dilakukan. c. Alat bantu apa saja yang di perlukan. d. Hal-hal apa saja yang harus dihindari dalam melakukan hal tersebut. 2. Memeriksa Memeriksa bagian bagian peralatan yang dianggap perlu,pemeriksaan terhadap unit instalasi perlu dilakukna secara teratur mengikuti pola secara jadwal tertentu. Jadwal ini dibuat atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang cukup mendalam antara lain sebagai berikut : a. Berdasarkan pengalaman yang telah lalu dalam suatu jenis pekerjaan yang sama diperoleh informasi mnegenai selang waktu atau frekuensi untuk melakukan pemeriksaan seminimal

23

mungkin dan seekonomis mungkin tanpa menimbulkan resiko berupa kerusakan pada unit instalasi. b. Berdasarkan sifat operasinya yang dapat menimbulkan

kerusakan setelah unit instalasi beroperasi dalam selang waktu tertentu. c. Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat unit instalasi yang bersangkutan. Pekerjaan yang selanjutnya adalah

memperbaiki bila terdapat kerusakan-kerusakan pada bagian unit instalasi sedemikian rupa sehingga kondisi unit instalasi tersebut dapat mencapai standar semula dengan usaha dan biaya yang wajar.

2.8.2 Istilah- istilah dalam Maintenence Mengenai istilah dalam artian yang sama adalah sangt penting untuk memperlacar komunikasi dalam informasi. Istilah-istilah yang banyak dipakai dalam maintenence ialah : a. Maintenece Pekerjaan yang dilakukan untuk menjaga atau memperbaiki setiap fasilitas agar tetap dalam keaadaan yang dapat diterima menurut standar yang berlaku dalam tingkat biaya yang wajar. b. Planned maintenence Perawatan terencana merupakan jenis perawatan yang memang sudah terorganisir pelaksanaannya sesuai dengan jadwal. c. Perawatan pencegahan

24

Merupakan suatu jenis perawatan yang dilakukan dengan interval tertentu guna untuk meniadakan gangguan. d. Corrective Maintenence Suatu pekerjaan yang ditunjukan untuk memperbaiki fasilitas untuk mendapatkan standar yang disyaratkan. e. Emergency Maintenence Merupakan jenis perawatan yang bersifat perbaikan terhadap kerusakan yang belum diperkirakan sebelumnya. f. Check Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.

2.8.3 Tahapan-tahapan Dalam Pemeliharaan Tahapan atau langkah-langkah dalam pemeliharaan dan perbaikan pada peralatan otomotif adalah : 1. Tahapan perencanaan Seluruh kegiatan pemeliharaan maintenence dituangkan dalam bentuk rencana tahunan yang dikenal dengan program pemeliharaan

tahunan/prorogram perawatan berkala yang meliputi : a. Tahunan berlakunya program. b. Tempat pelaksanaan program. c. Jenis kegiatan dan frekuensi pelaksanaan kegiatan. d. Kapan dimulainya suatu kegiatan.

25

2. Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan semua rencana kegiatan yang tertuang dalam program bulanan dimonitor pelasanaannya, sehingga akan diperoleh datadata pelaksanaan yang merupakan masukan untuk pengendalian. Dokumen data bulanan merupakan data yang memuat data pelaksanaan kegiatan. Dalam dokumen ini bisa diketahui berapa jam kerja yang dihabiskan untuk pekerjaan : a. b. Pemeliharaan korektif. Pemeliharaan darurat.

2.8.4 Jenis-jenis Perawatan Jenis-jenis perawatan dibagi menjadi dua jenis yang meliputi : 1. Perawatan terencana Perawatan terencana adalah suatu pekerjaan dalam bidang maintenence yang terorganisasi dan dilakukan dengan melihat jauh kedepan yang menyangkut juga masalah pengendalian dan pendapatan. Jenis perawatan ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis : a. Perawatan pencegahan addalah kegiatan perawatan yang

melakukan pada selang waktu yang telah ditentukan atau direncanakan sebelunya, dan dimaksudkan untuk mencegah menurunya fungsi fasilitas produksi secara keseluruhan. b. Perawatan korektif dalah kegiatan pemeliharaan yang berupa penggantian bagian dari komponen yang sudah tidak berfungsi.

26

2. Perawatan tidak terencana Perawatan tidak terencana adalah kegiatan perawatan yang tidak berdasarkan rencana telah disusun sebelumnya. Perawatan yang sering dilakukan pada perawatan tidak terencana yaitu emergercy maintenance

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI

3.1

Perawatan Dan Perbaikan Differential / Gardan Pemeliharaan,perawatan atau sering disebut juga dengan maintenence

bertujuan untuk menjaga kinerja suatu komponen kendaraan tetap baik, dan mencegah atau menghindari terjadinya kerusakan pada konponen terrsebut. Hal ini tentunya juga diperlukan terhadap unit differential dan komponen pengoperasiannya. Hal ini mengingat fungsi dari unit differential dan komponen pengoperasiannya sangat sering terjadinya kerusakan pada sistem ini akan berpengaruh terhadap kinerja kendaraan secara menyeluruh yang terutama keselamatan pengendara itu sendiiri. Proses perawatan unit differential dan komponen pengoperasiannya sebenarnya tidak terlalu sulit, melakukan penyetelan dan mengidentifikasi beberapa gejala yang menunjukkan bahwa unit differential dan pengoperasiannya mengalami permasalahan, penyetelan merupakan prosedur agar suatu sistem dapat bekerja secara optimal. Bila timbul suara pada differential, lakukan pemeriksaan awal berikut, sebelum pembongkaran untuk menentukan penyebab suara. Bila differential mengalami kerusakan yang parah, maka bongkar dan perbaiki seperlunya.

27

28

3.1.1 Pemeriksaan Differential sebelum dibongkar. Sebelum differential di bongkar terlebih dahulu di lakukan pemeriksaan pada bagian bagian sebagai berikut : 1). Periksa Keolengan Roda Gigi Ring. (RUN OUT Ring Gear). Keolengan maksimal : 0,07 . Bila keolengan lebih besar dari nilai maksimum , ganti roda gigi ring. Pemeriksaan menggunakan dial indicator.

Gambar 3.1 Periksa Keolengan Roda Gigi Ring 2). Periksa Backlash Roda Gigi Ring. Backlash STD : 0,13 0,18 . Pemeriksaan menggunakan dial indicator dengan cara menggerak kan ring gear dan baca penyimpangan jarum dial.

Gambar 3.2 Periksa Backlash Roda Gigi Ring 3). Periksa Backlash Roda Gigi Samping. Backlash STD roda gigi samping : 0,05 -0,20 .Bila terjadi nilai backlash di luar standar pasang cincin dorong.

29

Gambar 3.3 Periksa Backlash Roda Gigi Samping 4). Ukur Beban Mula Pinion Penggerak Beban mula : 8 -11 kg.cm (1,7 -25 ) . Beban total STD : 4 8 kg.cm . Menggunakan kunci moment.

Gambar 3.4 Ukur Beban Mula Pinion Penggerak

3.1.2 Pembongkaran Differential Prosedur pembongkaran differential meliputi sebagai berikut : 1) Lepas Flens Penyambung Melepas flens penyambung menggunakan palu , pahat kunnci SST yang berfungsi membuka takikan mur dan flens penyambung.

30

Gambar 3.5 Penyambung Flens dilepas 2). Lepas Perapat Oli Dan Penahan Oli

Gambar 3.6 Perapat Oli Dan Penahan Oli Dilepas. 3). Menggunakan SST, lepas bantalan depan dari differential carrier.

Gambar 3.7 Bantalan Depan Dan Spaser Bantalan Dilepas 4). Lepas Diffrential Dan Roda Gigi Ring

31

Gambar 3.8 Diffrential Dan Roda Gigi Ring Dilepas 5). Lepas luncuran luar bantalan. Lepas bak differential dan carrier. CATATAN : Gantungkan label pada komponen yang dibongkar untuk menunjukkan lokasi perakitan. 6). Lepas Cincin Penggerak Dari Differential Gear

Gambar 3.9 Cincin Penggerak Dari Diffrential Gear Dilepas 7). Ganti Luncuran Bantalan Belakang Pinion Penggerak Menggunakan SST dan hidrolik pres, lepas bantalan belakang dari pinion penggerak. CATATAN : Bila mengganti pinion penggerak, gantilah pula roda gigi ring bersama sama .

Gambar 3.10 Luncuran Bantalan Belakang Pinion Penggerak

32

8). Ganti Luncuran Luar Bantalan Depan Dan Belakang Pinion Penggerak 9). Lepas Roda Gigi Ring Lepasa baut pengikat roda gigi dan plat pengunci , buat tanda pada roda gigi ring dan bak differential , menggunakan palu plastic atau tembaga pukul roda gigi ring untuk melepas dari bak differential .

Gambar 3.11 Roda Gigi Ring Di Lepas 10). Bongkar Bak Diffrential Membongkar bak differential menggunakan palu dan drip , lepas poros pinion , dua roda gigi pinion dengan cincin dorong.

Gambar 3.12 Bak Diffrential Di Bongkar

3.1.3 Pemeriksaan Komponen Differential 1). Memeriksa bagian penggerak sudut : 1. Bagian pasak mur pengikat flens. 2. Bebaskan radial flens terhadap poros pinion. 3. Setiap overhaul penggerak aksel, sil poros pinion harus diganti.

33

4. Keausan / permukaan dudukan bantalan poros pinion. 5. Keausan dudukan bantalan poros pinion. 6. Keausan gigi pinion dan gigi korona.

Gambar 3.13 Bagian penggerak sudut 2). Memeriksa bagian-bagian Differential : 1. Keausan permukaan gesek bantalan. 2. Keausan dudukan bantalan rumah differential. 3. Keausan poros roda gigi planet. 4. Keausan gigi planet dan gigi satelit. 5. Kerusakan pasak poros gigi planet harus diganti. 6. Keausan ring pembatas gigi planet dan ring pembatas gigi satelit.

Gambar 3.14 Bagian-bagian Differential

34

3.1.4 Perakitan Differential 1). Rakit Bak Diffrential Pasang cincin dorong yang tepat dan roda gigi samping. Mengikuti petunjuk table dibawah ini, pilihlah cincin dorong yang dapat memberikan backlash spesifikasi. Pilihlah cincin dengan ketebalan yang sama untuk kedua sisi. Backlash STD : 0,05 0,20 mm. Ketebalan cincin dorong : Tabel 3.1 Ketebalan whaser

Gambar 3.15 Washer dipasang 2. Pasang cincin dorong dan roda gigi samping ke dalam bak differential.

Gambar 3.16 Cincin dan roda gigi Di Pasang 3. Periksa backlash roda gigi samping

35

Ukur backlash roda gigi samping dengan menahan salah satu roda gigi pinion terhadap bak differential. Backlash STD : 0,05 0,20 mm.

Gambar 3.17 Pemeriksaan backlash roda gigi samping 4. Pasang pen Menggunakan palu dan drip, pasang pen masuk pada bak differential dan lubang poros pinion. Takik lubang pada bak differential.

Gambar 3.18 Pemasangan Pen 2). Pasang Bantalan Samping Baru Menggunakan SST dan hidrolik pres, pasang bantalan samping baru pada bak differential.

36

Gambar 3.19 Bantalan Samping Baru dipasang 3) Pasang Roda Gigi Ring Pada Bak Diffrential Oleskan oli roda gigi pada baut pengikat roda gigi ring. Pasang plat pengunci dan baut pengikat. Momen : 985 kg-cm (71 ft-lb, 97 Nm).

Gambar 3.20 Plat pengunci dan baut pengikatdipasang 4) Pasang Poros Pinion 1. Pasang komponen komponen berikut : - Pinion penggerak. - Bantalan depan. CATATAN : Rakit spacer, penahan oli dan perapat oli setelah penyetelan pola perkaitan gigi.

Gambar 3.21 Poros Pinion dipasang

37

2. Menggunakan SST, pasang flens penyambung. Oleskan gemuk MP pada ulir mur.

Gambar 3.22 flens penyambung dipasang 3. Setel beban mula pinion penggerak dengan mengencangkan mur flens pinion penggerak. Menggunakan SST untuk menahan flens, kencangkan mur. 4. Menggunakan kunci momen, putar bantalan searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam beberapa kali untuk mendudukannya sebelum pengencangan.

Gambar 3.23 Bantalan dikunci dengan menggunakan kunci moment 5. Buatlah catatan momen. Beban mula : Tabel 3.2 Batas moment

38

Gambar 3.24 Perhitungan moment 5) Pasang Bak Diffrential Pada Carrier 1. Pasang luncuran luar bantalan pada masing-masing bantalan.

Pastikan, bahwa luncuran luar bantalan kiri dan kanan tidak saling bertukar. 2. Pasangkan bak ke dalam differential carrier.

Gambar 3.25 Bak Diffrential dipasang pada carrier 6). Pasang Mur Penyetel Pasang mur penyetel pada masing-masing carrier, dan pastikan bahwa ulir mur terkait dengan benar. CATATAN : Pastikan adanya backlash antara roda gigi ring dan pinion penggerak. 7). Pasang Tutup Bantalan 1. Tepatkan tanda pada tutup bantalan dan carrier.

39

2. Pasang dua baut tutup bantalan, dua atau tiga ulir dan tekan tutup bantalan dengan tangan. CATATAN : Bila tutup bantalan tidak terduduk dengan kuat pada carrier, menandakan ulir mur penyetel tidak terkait dengan tepat. Bila perlu, ulangi kembali pemasangan mur penyetel. 8). Stel Beban Mula Bantalan Samping 1. Kencangkan baut tutup bantalan sampai cincin pegas sedikit tertekan. 2. Pasang SST, kencangkan mur penyetel pada sisi roda gigi ring sampai backlash roda gigi ring + 0,20 mm. 3. Menggunakan SST, kencangkan mur penyetel pada sisi pinion penggerak. 4. Periksa backlash roda gigi ring. Bila pengencangan mur penyetel menimbulkan backlash roda gigi ring, kendorkan mur penyetel sehingga backlash hilang. 5. Pasang dial indicator pada bagian atas mur penyetel pada sisi roda gigi ring. 6. Kendorkan mur penyetel pada sisi pinion penggerak. 7. Setel bantalan samping pada beban mula nol dengan

mengencangkan mur penyetel yang lain, sampai jarum pada indicator mulai bergerak. 8. Kencangkan mur penyetel 1 11/2 takikan dari posisi beban mula nol.

40

9. Menggunakan dial indicator, setel backlash roda gigi ring sampai masuk nilai spesifikasi. . 10. Kencangkan baut pengikat tutup bantalan. 11. Periksa kembali backlash roda gigi ring. 12. Menggunakan kunci momen, ukur beban mula total. a. Beban mula total: Tambahkan pada beban mula pinion penggerak 4 6 kg-cm (3,5 - 5,2 ft-lb, 0,4 0,6 Nm). b. Backlash: 0,13 0,18 mm.

Gambar 3.26 Baut pengikat tutup bantalan dikunci 9). Periksa Perkaitan Gigi Antara Roda Gigi Ring Dan Pinion Penggerak 1. Oleskan cat meni pada 3 atau 4 gigi pada tiga posisi yang berbeda. 2. Tahan flens penyambung dan putar roda gigi ring pada kedua arah.

Gambar 3.27 Pemeriksaan Perkaitan Gigi Antara Roda Gigi Ring Dan Pinion Penggerak

41

10). Lepas Flens Penyambung. 11). Lepas Bantalan Depan. 12). Lepas Spacer Bantalan Baru Dan Bantalan Depan. 1. Pasang spacer bantalan baru pada pinion penggerak. 2. Pasang bantalan depan pada pinion penggerak.

Gambar 3.28 Spacer Bantalan Baru Dan Bantalan Depan Dilepas 13). Pasang Penahan Oli Dan Perapat Oli 1. Pasang penahan oli seperti pada gambar. 2. Menggunakan SST, pasang perapat oli seperti pada gambar. 3. Oleskan gemuk MP pada leher perapat oli. 14). Pasang Flens Penyambung 1. Menggunakan SST, pasang flens penyambung. Oleskan gemuk MP pada ulir mur. 2. Oleskan gemuk MP pada ulir mur yang baru. 3. Menggunakan SST untuk menahan flens, kencang mur. Momen: 1,100 kg-cm (80 ft-lb, 108 Nm).

42

Gambar 3.29 Mur Dikunci Dengan Menggunakan Kunci Moment 15). Stel Beban Mula Bantalan Depan Menggunakan kunci momen, ukur beban mula dari backlash antara pinion penggerak dengan roda gigi ring.

Gambar 3.30 Beban Mula Bantalan Depan Di stel Tabel 3.3 Batas beban Beban mula:

43

1.

Bila beban mula bantalan lebih besar dari spesifikasi,

gantilah spacer bantalan. 2. Bila mula bantalan kurang dari spesifikasi, kencangkan

kembali mur 130 kf-cm (9 ft-lb, 13 Nm),setiap kali dicapai spesifikasi beban mula. Bila momen maksimum terlampaui pada saat pengencangan mur, ganti spacer bantalan dan ulangi prosedur penyetelan beban mula. Jangan mengendorkan mur pinion untuk mengurangi beban mula. Momen maksimum : 2.400 kg-cm (174 ft-lb, 235 Nm). 16). Periksa Keolengan Flens Penyambung Menggunakan dial indicator, ukur deviasi longitudinal (memanjang) dan latirudinal (menyamping). Bila lebih besar dari nilai maksimum, periksa bantalan. Tabel 3.4 Batas maksimum keolengan

Gambar 3.31 Flens Penyambung Diperiksa

44

17). Takik Mur Pinion Penggerak 18). Pasang Pengunci Mur Penyetel 1. Pilih apakah pengunci no.1 atau no.2 yang tepat terpasang

terhadap mur penyetel. 2. Pasang pengunci pada tutup bantalan. Momen : 130 kg-cm (9ft-lb, 13 Nm).

Gambar 3.32 Pengunci Mur Penyetel Dipasang

3.2.5 Pemasangan differential 1). Pasang Gasket Pada Rumah Poros. 2). Pasang Rakitan Diffrential Carrier. 1. Pasang rakitan differential carrier pada rumah poros dan pasang 12 mur. 2. Momen : 320 kg-cm (23 ft-lb, 31 Nm). 3). Pasang Poros Propeler 1. Tepatkan tanda pada kedua flens dan pasang flens dengan 4 baut dan mur. 2. Kencangkan 4 baut dan mur. Momen : 430 kg-cm (31 ft-lb, 42 Nm).

45

Gambar 3.33 Pemasangan Propeler Shaft 3). Isi Diffrential Dengan Oli Roda Gigi 1. Isilah dengan oli roda gigi hypoid. Tingkat oli : API GL 5 Oli roda gigi hypoid. Viscositas : SAE 90. 2. Kapasitas : 1,3 liter (1,4 US qts, 1,1 mp qts). 3. Pasang sumbat pengisian oli.

Gambar 3.34 Diffrential Di isi Dengan Oli

BAB IV TUGAS KHUSUS

4.1

Penyebab - penyebab kerusakan

yang

terjadi

pada sistem

penggerak differential dan cara mengatasi nya Penyebab penyebab terjadi kerusakan pada sistem penggerak differential adalah sebagai berikut : 1. Backlash / kerenggangan Backlash / kerenggangan di sebabkan oleh beban awal yang berlebihan dan penyetalan roda gigi ring . Cara mengatasi nya : periksa beban awal dalam penyetalan roda gigi dan persinggungan antara kedua roda gigi dengan menggunakan dial indicator . 2. Keolengan roda gigi ring Keolengan roda gigi ring di sebabkan beban yang berlebihan sehingga roda gigi ring tidak sanggup untuk menompang beban yang berlebihan. Cara mengatasi nya : Hindari beban yang berlebihan dan juga pada saat pe 3. Real axle housing Real axle housing bengkok di sebabkan oleh muatan yang melebihi kapasitas sehingga mengakibat pinion gear terjadi backlash. Cara mengatasi nya hindari beban yang berlebihan dan perhatikan kondisi dari per belakang . 4. Gasket Gasket bocor di sebabkan penggunaan gasket yang tidak standart sehingga volume oli berkurang sehingga komponen differential cepat aus akibat

46

47

terlalu panasnya komponen yang bergesekan . Cara mengatasinya : gunakan gasket standart atau kertas gambar jangan menggunakan karton tebal . 5. Bearing Bearing rusak di sebabkan bram bram yang masuk ke bearing akibat gesekan antara kedua roda gigi , sehingga mengakibatkan bearing cup rusak dan mempengaruhi performa putaran dari drive pinion gear. Cara mengatasi nya : pada saat pembongkaran differential semua komponen di bersihkan dengan oli hingga semua bram tidak tinggal pada differential case.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari laporan perawatan

sistem differential / gardan. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Beban yang berlebihan berpengaruh besar dalam kerusakan komponen komponen gardan / differential 2. Pergantian komponen differential / gardan hanya pada bagian komponen komponen yang rusak. 3. Jika ring gear rusak maka akan berpengaruh besar terhadap komponen komponen lainnya sehingga performa putaran poros roda tidak maksimal dan menghasilkan bunyi bising di bagian gardan. 4. Perawatan dan pergantian oli gardan setiap 60.000 km untuk memperpanjang usia komponen komponen gardan.

5.2

Saran Ada beberapa saran yang dapat diambil dari laporan perawatan pada

sistem Gardan. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Dalam penyetelan mur penyetel perhatikan kerenggangan antara gigi gigi roda gigi. 2. Dalam pemeriksaan dial keolengan indicator, flens ukur penyambung deviasi dengan

Menggunakan

longitudinal

48

49

(memanjang) dan latirudinal (menyamping). Bila lebih besar dari nilai maksimum, periksa bantalan. 3. Periksa secara rutin oli differential jangan sampai kurang karena dapat menyebabkan differential cepat rusak 4. Periksa komponen komponen gardan menggunakan dial indicator yang telah di kalibrasi. 5. Pada saat pembongkaran / pergantian komponen gardan semua komponen gardan agar bram bram besi hilang. ,cuci

Anda mungkin juga menyukai